National Conference on Management Research 2008________________ ISBN: 979-442-242-8 Makassar, 27 November 2008
Arsitektur Strategik PT Sigma Utama Berbasis Kompetensi Inti Oleh : Agung Eko Widodo, Setiadi Djohar dan Bunasor Sanim *).
Manajemen strategik berbasis kompetensi inti saat ini sedang dikembangkan oleh berbagai perusahaan untuk menjawab tantangan perusahaan dalam menghadapi turbulensi bisnis yang semakin tinggi. Tujuan dari paper ini adalah untuk: (1) meneliti posisi strategis PT Sigma Utama dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, (2) meneliti kompetensi inti yang dimiliki dan sedang dikembangkan oleh PT Sigma Utama dan (3) menyusun arsitektur strategik PT Sigma Utama untuk masa 10 tahun yang akan datang. Penelitian dilakukan mulai bulan Juni sampai dengan Agustus 2008. Data primer dan sekunder yang didapatkan kemudian diproses dengan tehnik Delphi dan AHP. Pengambilan sampel dipilih secara sengaja. Penelitian ini adalah studi kasus, metode yang dilakukan adalah dengan analisa deskripsi terhadap kondisi yang dialami oleh perusahaan, yakni dengan analisa kondisi internal dan kondisi eksternal untuk menentukan posisi PT Sigma Utama dalam Matriks IE, analisa intensitas persaingan dengan Porter’s Five Forces, analisa kapabilitas/kompetensi dengan Prahalad’s Tree Diagram, analisa performa kompetensi dari Hafeez and Ali’s Financial & Non Financial Perform Analysis, analisa keunikan kompetensi dengan Hafeez and Ali’s Collectiveness & Uniqueness Analysis” dan analisa fleksibilitas kompetensi inti dengan ”Durand’s Competences Flexibility Analysis”. Posisi strategis PT Sigma Utama terletak pada kuadran II dalam Matriks IE yang berarti perusahaan dalam posisi tumbuh dan berkembang dan dalam intensitas persaingan yang sedang. Dari semua analisa kompetensi tersebut diatas didapatkan kompetensi inti yang saat ini dimiliki dan sedang dikembangkan adalah Surface Tension Modifier, Adhesion Control, Metal Coating dan Waterbased System. Analisa fleksibilitas kompetensi inti dari Durand juga digunakan didalam penyusunan arsitektur strategik PT Sigma Utama. *) Agung Eko Widodo adalah direktur di PT Sigma Utama, Cibinong. Setiadi Djohar adalah dosen di Sekolah Tinggi Manajemen PPM Bunasor Sanim adalah dosen di Institut Pertanian Bogor
Pendahuluan Setiap perusahaan berkepentingan atas keunggulan bersaing secara berkelanjutan (sustainable competitive advantage). Manajemen strategis berbasis kompetensi merupakan salah satu pilihan utama saat ini. Perspektif berbasis kompetensi yang berakar pada RBV (resources based value) menerapkan pendekatan yang menerapkan kapabilitas dinamis (Sanchez & Heene, 1997 ; Durand, 1997 ; David, 2004).
Arsitektur Strategik PT Sigma Utama Berbasis Kompetensi Inti
National Conference on Management Research 2008______________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
Industri cat adalah industri yang bergantung pada minyak bumi dan turunannya, sehingga gejolak harga minyak sangat sensitif terhadap industri cat. Dengan adanya fluktuasi harga minyak yang sangat tinggi saat ini dan posisi PT Sigma Utama (PTSU) bukan anggota dari grup perusahaan penghasil minyak maka manajemen PTSU dan telah disetujui oleh rapat pemegang saham, berusaha memperkecil pengaruh gejolak harga minyak dunia terhadap perusahaan dengan berupaya mengembangkan unit bisnis baru yang kurang tergantung dari harga minyak dunia walaupun dengan konsekwensi adanya perubahan atau penambahan kompetensi (competence) baru yang dimiliki perusahaan saat ini. Aksi merger – akuisisi industri cat secara global, yang mana industri cat yang semakin besar adalah yang tergabung dalam grup perusahaan petro-chemical industry atau grup perusahaan yang memiliki akses terhadap eksplorasi dan produksi minyak bumi serta produk turunannya. PT. Sigma Utama tidak tergabung dalam grup perusahaan yang memiliki akses ke eksplorasi dan produksi minyak bumi sehingga perlu menyusun rencana strategik yang tepat, komprehensif dan mampu melihat jauh kedepan didasarkan atas kompetensi yang dimiliki saat ini dan yang akan datang. Penyusunan rencana strategik yang tepat tersebut memerlukan pengkajian terlebih dahulu permasalahan sebagai berikut yaitu :(1) Bagaimana posisi PT Sigma Utama didalam persaingan industri cat saat ini? (2) Bagaimana kompetensi yang dimiliki dan yang akan dikembangkan oleh PT Sigma Utama ? dan (3)Bagaimana arsitektur strategik PT Sigma Utama dalam kurun waktu 10 tahun yang akan datang ? Penelitian bertujuan untuk : (1) Memetakan posisi PT Sigma Utama didalam persaingan industri cat (2) Menganalisa kompetensi PT Sigma Utama dan kompetensi yang akan dikembangkan (3) Menyusun arsitektur strategik PT Sigma Utama untuk kurun waktu 10 tahun yang akan datang.
Tinjauan Pustaka dan Kerangka Pemikiran. Rampersad (2006) menyebutkan bahwa visi misi yang dirumuskan dengan baik dan diutarakan dengan tegas akan menciptakan kesatuan sikap karyawan, memperkuat tekad mereka, dan memperbaiki suasana komunikasi dua arah di
National Conference on Management Research 2008______________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
dalam organisasi. Pearce dan Robinson (1997) menyatakan analisis lingkungan internal adalah pencocokan antara faktor-faktor internal perusahaan yakni kekuatan dan kelemahan internal dengan faktor eksternal yang ada yakni peluang dan ancaman yang berasal dari luar. Lingkungan jauh terdiri dari lingkungan ekonomi, sosial, politik, teknologi dan ekologi. Lingkungan ini memberi peluang dan ancaman serta kendala bagi perusahaan. Porter (1997), menyatakan bahwa sifat dan derajad persaingan dalam suatu industri bergantung pada lima kekuatan atau faktor yakni: (1) ancaman pendatang baru, (2) daya tawar menawar pembeli (pelanggan), (3) daya tawar pemasok, (4) ancaman produk atau jasa substitusi dan (5) pertarungan diantara para anggota industri (peserta persaingan). Hamel dan Heene (1997), menyatakan bahwa kompetensi (competence) adalah integrasi dari keahlian dan teknologi (a bundle of constituent skills and technology), istilah kompetensi (competence) dan kapabilitas (capability) adalah saling menggantikan (interchangeability), sedangkan kompetensi inti adalah: (1) representasi dari integrasi berbagai macam keahlian individu (integration of a variety of individual skills), (2) bukanlah suatu aset seperti dalam pengertian akuntansi (is not an assets in the accounting sense), (3) harus bernilai/ menguntungkan bagi pelanggan (disproportionate contribution to customerperceived value), (4) secara kompetitif adalah unik (competitively unique), (5)memperlancar akses untuk masuk ke pasar baru (provide an entree into new markets).
Kompetensi dibagi kedalam 3 tipe, yakni: (1) kompetensi akses
masuk ke pasar (market-access competencies), (2) kompetensi yang berhubungan dengan integritas (integrity related competencies) dan (3) kompetensi yang berhubungan dengan fungsi (functionality-related competencies), misalnya adalah kecakapan (skill) yang membuat suatu produk menjadi unik dan lebih baik. Ljungquist (2007) menyatakan bahwa pengertian dari competence (kompetensi), capability (kapabilitas) dan resources (sumber daya) adalah berbeda secara konseptual dan empiris. Pengertian kompetensi inti ditunjukkan dengan beberapa riset sebelumnya merupakan keterkaitan dari resource, competence, learning, knowledge, dan dinamic capability based views. Karena adanya perbedaan persepsi antara difinisi aslinya dengan aplikasinya maka untuk sementara kompetensi inti tidak dapat diklasifikasikan sesuai dengan satu teori.
National Conference on Management Research 2008______________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
Hafeez dan Ali (2007) telah membuat kerangka kerja untuk mengevaluasi kompetensi inti (core competence) yang dihubungkan dengan kompetensi personal. Tahapan kerja yang dilakukan oleh Hafeez adalah sebagai berikut: (1) Mapping the capabilities and underlying tangible and intangible assets, (2) Determining key capabilities, (3) Determining competences, (4) Identifying core competences, (5) Evaluating and linking the related the personal competencies. Untuk menentukan kapabilitas kunci dari kapabilitas yang telah ditentukan digunakan analisa besarnya kontribusi kapabilitas tersebut terhadap proforma keuangan (financial performance)
dan non keuangan (non financial
performance). Suatu kapabilitas inti bisa menjadi kompetensi inti bila memenuhi persyaratan selain harus bernilai buat perusahaan dan pelanggan (melalui analisa kontribusi financial and non financial performance) juga harus terintegrasi secara internal (collectiveness) dan bersifat unik (uniqueness). Collectiveness adalah fleksibilitas operasional perusahaan dalam pengintegrasian fungsi-fungsi yang terkait (across-function, across-product dan across business). Sedangkan uniqueness adalah diferensiasi secara eksternal atau keunikan dalam berkompetisi yang terdiri dari; kelangkaan (rareness), tidak mudah ditiru (inimitability) dan tidak mudah digantikan (non-substitutability). Durand (1997) menyatakan hirarki kempetensi berdasarkan tingkat kesulitan dan lamanya pengembangan, maka urutan yang paling sulit atau paling lama adalah : (1) budaya atau identitas, (2) routines dan proses-proses, (3) strategi, (4) struktur, (5) kapabilitas kognitif dan (6) stand alone assets. Prioritas pendekatan pengembangan dan pendayagunaan kompetensi dapat dilaksanakan sesuai dengan pemetaan terhadap kesenjangan kapabilitas pada organisasi. Durand (1997) mengemukakan 4 pendekatan pengembangan dan pendayagunaan kompetensi, yakni: (1) reinforcement dalam pendayagunaan, (2) synergetic fit, (3) akses pemanfaat jaringan (networking access) dan (4) adaptabilitas. Arsitektur strategik merupakan suatu cetak biru dari peta strategi pengembangan fungsi-fungsi baru dari suatu organisasi diantaranya seperti mengakuisisi atau menambah serta melakukan perubahan dari kompetensi yang sudah ada atau melakukan konfigurasi ulang terhadap pelanggan yang akan dihadapai di masa yang akan datang (Hamel dan Prahalad, 1994).
National Conference on Management Research 2008______________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
Visi dan Misi PT Sigma Utama
Analisis Faktor Internal :
Analisis Faktor Eksternal : Faktor Lingkungan Jauh (PEST)
Matriks IE Analisis Lingkungan Internal (persp. Balance Scorecard) Industry Foresight
Analisa Kompetensi Inti
Five Force’s Porter
gap analysis
Perumusan Arsitektur Strategik PT Sigma Utama Periode 2009 - 2018
Corporate Challenges
Implementasi Program Kerja PT Sigma Utama Periode 2009 - 2018
Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian.
Metode Penelitian. Penelitian dilaksanakan di PT. Sigma Utama yang berlokasi di Citeureup, Bogor selama bulan Juni - Agustus 2008. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif melalui studi kasus. Data primer didapat melalui
wawancara
menggunakan
kuisioner
kepada
pemegang
saham,
manajemen, karyawan dan pakar eksternal yang berkompeten. Teknik pengambilan data dilakukan selain dengan Forum Group of Discussions (FGD) juga berupa pembagian kuisioner kepada responden untuk tahapan identifikasi, pembobotan dan penilaian diperoleh dari sampel responden yang ditentukan secara sengaja (purposive sampling).
National Conference on Management Research 2008______________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
Data yang diperoleh dilakukan pengolahan dan analisa dengan cara analisa deskriptif dan kuantitatif dengan tahapan sebagai berikut: (1) melakukan penilaian visi dan misi PT. Sigma Utama
secara deskriptif, (2) melakukan analisis
lingkungan internal dan lingkungan eksternal dengan metode AHP, (3) memetakan posisi PT. Sigma Utama dalam matrik IE dan melakukan analisis lingkungan eksternal mikro industri dengan metode Five Forces’s Porter, (4) analisa kompetensi dengan metode Prahalad’s Competences Tree Diagram untuk memetakan kompetensi inti, produk inti dan bisnis PT Sigma Utama. Analisa selanjutnya adalah analisa kompetensi inti dengan tahapan sebagai berikut: analisa kapabilitas/kompetensi didasarkan pada proforma keuangan dan non keuangan dengan metode AHP, untuk menentukan sejauh mana kompetensi tersebut bernilai bagi perusahaan dan pelanggan, analisa Collectiveness dan Uniqueness, untuk menentukan sejauh mana kompetensi tersebut bersifat unik dan terintegrasi dengan baik secara internal untuk menghasilkan kompetensi inti. Analisa fleksibilatas Durand untuk menentukan sejauh mana kompetensi tersebut melibatkan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan (human, organization dan technology) dengan metoda AHP, (5) melakukan analisis industry foresight, (6) mengetahui kesenjangan antara kondisi PT. Sigma Utama saat ini dengan kondisi masa depan yang diharapkan dengan analisa kesenjangan (gap analysis) baik kesenjangan dalam aspek operasi maupun kompetensi, (7) menyusun arsitektur strategik PT. Sigma Utama Periode 2009 – 2018 yang didasarkan atas matriks IE, analisis industry foresight dan analisis kompetensi inti, (8) menggambarkan tantangan perusahaan (corporate challenges) yang akan dilakukan dan dihadapi oleh PT Sigma Utama dan (9) menetapkan Tujuan, Sasaran dan Program Kerja PT. Sigma Utama Periode 2009 – 2018.
Hasil dan Pembahasan. Penilaian terhadap visi dan misi perusahaan terhadap pemenuhan aspek yang ada dalam balance scorecard yakni untuk visi adalah 3,72 dan misi adalah 3,88 (dari skala 1 – 5) berarti visi dan misi PT Sigma Utama sudah memenuhi aspek yang ada dalam balance scorecard.
National Conference on Management Research 2008______________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
Pengukuran kinerja internal PT Sigma Utama menggunakan perspektif balanced scorecard terlihat bahwa critical success factor tertinggi adalah customer retention, customer satisfaction dan customer profitability. Skor ratarata evaluasi lingkungan internal PT Sigma Utama adalah 2,37 (skala 1 – 4), hal ini dibawah rata-rata dan menandakan bahwa secara internal posisi kekuatan PT Sigma Utama adalah sedang. Hasil pengukuran kinerja eksternal makro PT Sigma Utama, faktor yang mempunyai bobot prestasi tertinggi adalah fluktuasi harga minyak dunia dengan respon dari perusahaan yang sangat baik, rating = 4 (skala 1 – 4), kemudian diikuti dengan perkembangan teknologi cat yang lebih ramah lingkungan dengan respon perusahaan adalah baik (rating = 3). PT Sigma Utama menjadikan fluktasi harga minyak dunia tersebut sebagai faktor eksternal strategis dikarenakan kebutuhan terhadap minyak dan turunannya sebagai bahan baku cat menjadi faktor keberhasilan keberlanjutan bagi perusahaan. Secara keseluruhan skor ratarata faktor eksternal makro adalah 3,03 (skala 1 – 4) hal ini menunjukkan bahwa PT Sigma Utama merespon dengan baik terhadap peluang dan ancaman yang ada. Analisis
perusahaan
PT
Sigma
Utama
yang
dilakukan
dengan
menggunakan matriks Internal Eksternal (IE), hasil evaluasi IFE PT Sigma Utama menghasilkan total skor 2,37 dan EFE menghasilkan total skor 3,03. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut PT Sigma Utama yang dipetakan dalam matriks Internal Eksternal menempatkan posisi perusahaan dalam kuadran II. Posisi perusahaan dalam posisi ini adalah grow and build. Menurut David (2004) strategi yang tepat untuk kuadran II adalah strategi intensif seperti market penetration, market development dan product development atau strategi terintegrasi seperti backward integration, forward integration dan horizontal integration. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan kepada responden diperoleh tingkat persaingan industri cat dalam kategori sedang dengan rata-rata skor 2,65 (skala 1 – 4). Secara umum PT Sigma Utama bersama dengan anggota industri cat lainnya menghadapi intensitas persaingan paling kuat berasal dari persaingan perusahaan sejenis dengan skor 2,83 dan disusul intensitas persaingan dari pendatang baru dengan skor 2,81. Persaingan terbesar dari faktor pendatang baru adalah akses terhadap pemasok. Dari informasi yang didapat dari perusahaan,
National Conference on Management Research 2008______________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
pendatang baru industri cat yang tidak memiliki akses kuat di pemasok bahan baku atau yang tidak tergabung dalam industri minyak dan turunannya akan kesulitan dalam bersaing. Di industri cat secara keseluruhan kekuatan persaingan antar perusahaan, faktor jumlah pesaing merupakan intensitas terbesar. Dengan adanya AFTA, saat ini industri cat di Indonesia menghadapi persaingan yang sangat ketat dari rivalnya yang berasal dari negara-negara ASEAN dan sekitarnya, jumlah pesaing semakain besar, terutama di industri cat jenis heavy duty (protective coating dan marine coating). Analisa kompetensi yang didapatkan dari pembagian kuisioner dan Forum Group of Discussion (FGD) pertama-tama adalah menentukan gambaran secara lebih detil pohon kompetensi yang dimiliki oleh PT Sigma Utama, untuk kemudian dianalisa setiap kompetensi yang terkait dengan produk inti yang dihasilkan. Acuan yang akan dijadikan dasar membuat analisa keterkaitan kompetensi (kapabilitas) adalah diagram pohon kompetensi menurut diagram pohon Hamel dan Prahalad (1994) untuk memetakan hubungan kompetensi inti, produk inti, bisnis perusahaan dan produk yang dihasilkan PT Sigma Utama. Dalam diagram pohon tersebut terdapat 13 kompetensi yang menurut responden paling terkait dengan produk inti, yakni: Anti Corrosion Coating, Bio Control Coating, Adhesion Control, Heat & Fire Barrier Protection, Cathodic Protection, Surface Treatment Technology, Application System, Quickly & Quality Application, Metal Coating, Waterbased System, UV Protection dan Surface tension modifier Analisa kompetensi inti dilakukan untuk menentukan kompetensi inti dari kompetensi (kapabilitas) yang dihasilkan dari berbagi kompetensi yang didapat dari analisa diagram pohon Hamel dan Prahalad (1994). Pertama-tama dilakukan adalah analisa keterkaitan kompetensi (kapabilitas) tersebut dengan proforma yang dihasilkan (Hafeez dan Ali, 2007) yakni aspek keuangan (sales growth, operating profit dan return on capital employed) dan aspek non keuangan (customer satisfaction, market share dan new product introduction). Dari analisa ini didapatkan kompetensi yang paling memenuhi aspek proforma yakni: Metal Coating, Surface Tension Modifier, Adhesion Control, Water Based System dan Anti Corrosion Coating.
National Conference on Management Research 2008______________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
Setelah dilakukan analisa proforma finansial dan non finansial maka dilakukan analisa Uniqueness (diferensiasi dari sudut eksternal (Organization’s External Differentiation) yang terdiri dari aspek rareness, inimitability dan nonsubstitutability) dan Collectiveness (fleksibilitas operasional (Operational Flexibility) yang terdiri dari: across function, across product dan across business), untuk menentukan kompetensi inti (Hafeez dan Ali, 2007). Hasil dari analisa Uniqueness dan Collectiveness didapatkan kompetensi yang paling memenuhi syarat adalah: Waterbased System, Surface Tension Modifier, Adhesion Control, Heat & Fire Barier Protection, Metal Coating dan Bio Control Coating. Menurut Hamel dan Prahalad (1994) dan Ljungquist (2007) suatu kompetensi akan menjadi kompetensi inti apabila bersifat unik, bernilai bagi perusahaan dan pelanggan dan dapat menciptakan pasar baru. Hafeez dan Ali (2007), Hafeez, Malak dan Zhang (2006), menyatakan suatu kapabilitas atau kompetensi apabila mempunyai proforma yang baik (finansial dan non finansial) serta bersifat unik dan mempunyai fleksibilitas operasional dengan baik (colectiveness) maka kapabilitas / kompetensi tersebut bisa disebut sebagai kompetensi inti. Dari analisa proforma serta kriteria Uniqueness dan Collectiveness didapatkan bahwa kompetensi inti PT Sigma Utama adalah: Surface tension modifier, Adhesion Control, Metal Coating dan Waterbased System. Kompetensi inti hasil analisa tersebut diatas selanjutnya dianalisa sejauh mana keterkaitannya dengan faktor sumberdaya (human, organization dan technology) atau disebut juga flexibility analysis. Analisa ini sangat diperlukan didalam pengembangan kompetensi inti selanjutnya. Dari analisa yang diperoleh, kompetensi inti Surface Tension Modifier melibatkan lebih banyak faktor organizational dibanding faktor lainnya, kompetensi inti Adhesion Control lebih banyak melibatkan faktor Human, kompetensi inti Metal Coating lebih banyak melibatkan organizational dan Waterbased System lebih banyak melibatkan faktor technological. Arsitektur Strategik PT Sigma Utama didasarkan pada posisi PT Sigma Utama di Matriks IE, kondisi persaingan industri, tinjauan masa depan
National Conference on Management Research 2008______________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
perusahaan, analisa kesenjangan serta tantangan perusahaan dengan memberikan gambaran yang lebih detil pada kompetensi inti organisasi. Pada pertemuan Forum Group of Discussion (FGD) dibicarakan masalah masa depan PT Sigma Utama untuk jangka waktu 10 tahun yang akan datang yang didasarkan pada analisa internal dan eksternal serta hasil analisa kompetensi inti yang telah dilakukan dengan memperhatikan kekuatan dan peluang serta trend perubahan untuk menggapai masa depan yang lebih baik. Analisa kesenjangan didasarkan pada industry foresight PT Sigma Utama dikaitkan dengan kompetensi inti perusahaan serta berbagai perspektif lainnya yakni: regulasi, geopolotik, keuangan, pelanggan, bisnis internal, pertumbuhan dan pembelajaran, untuk kondisi saat ini dan 10 tahun yang akan datang. Perumusan arsitektur strategik PT Sigma Utama mulai tahun 2009 sampai dengan tahun 2018 yang didasarkan pada kompetensi inti organisasi dipaparkan pada Gambar 1.
2009 -2010
2011 -2012
2011 -2015
2015 -2018
INDUSTRI PROTEKSI LOGAM & BETON
High C O M P E T E N C Y
Waterbased System
Metal Coating
Sustainable Growth
Adhesion Control
Synergetic Fit Diversification, Merger and Acquisition
A3
Adaptability
& V A L U E
Surface Tension Modifier
Networking Access Financial Networking and Outsourching
Customer
Reinforce ment
A2
Market Intelligent and Product Innovations
Well Trained Personel
Internal Business
Learning and Growth Customer Loyal A2
EF. Prod
INDUSTRI CAT
A1
TIME FRAMEWORK
Gambar 2. Arsitektur Strategik PT Sigma Utama
National Conference on Management Research 2008________________ ISBN: 979-442-242-8 Makassar, 27 November 2008
Kesimpulan Hasil analisa Visi dan Misi PT Sigma Utama didapatkan bahwa penetapan visi dan misi telah memenuhi perspektif balanced scorecard. Hasil evaluasi lingkungan internal dan lingkungan eksternal PT Sigma Utama yang ditunjukkan dalam matrik Internal External (IE) PT Sigma Utama berada dalam posisi grow and build. Dalam posisi ini, alternatif strategi yang cocok adalah strategi intensif seperti market penetration, market development dan product development atau strategi terintegrasi
seperti backward integration, forward integration dan
horizontal integration. Analisis terhadap persaingan dalam industri cat menunjukkan intensitas persaingan tinggi terjadi pada perusahaan sejenis. Dari 13 buah kompetensi yang saat ini dimiliki dan dikembangkan oleh PT Sigma Utama menjadi kompetensi inti dengan menggunakan analisa performa keuangan dan non keuangan serta analisa collectiveness dan uniqueness didapatkan 4 buah kompetensi inti yakni Surface tension modifier, Adhesion Control, Metal Coating dan Waterbased System, yang selanjutnya akan dikembangkan secara simultan mengikuti road map yang telah dibuat disesuaikan dengan arsitektur strategik PT Sigma Utama dan tantangan perusahaan (corporate challenges). Kompetensi inti tersebut juga dianalisa dengan analisa fleksibilitas keterkaitan sumber daya (human, organization dan technology), untuk mengetahui seberapa jauh kompetensi tersebut fleksibel sehingga kompetensi inti bisa dikembangkan dengan lebih baik. Peningkatan atau pengembangan kompetensi disesuaikan dengan gap analysis terhadap nilai fleksibilitas yang diperoleh.
Arsitektur Strategik PT Sigma Utama Berbasis Kompetensi Inti
National Conference on Management Research 2008______________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
Daftar Pustaka Ahuja dan Khamba. 2008. Justification of total productive maintenance initiatives in Indian manufacturing industry for achieving core competitiveness, Journal of Manufacturing Technology Management. Vol.19, No.5, hal: 645-669. Emerald Group Publishing Limited. Chen,YF dan TC Wu. 2006. The conceptual construction of core competence or two distinct corporations in Taiwan, Journal of American Academy of Business,. Vol.8, Hal: 197-201. Cambridge Djohar, S. 2007. Modul Kuliah Manajemen Strategik Agribisnis. Tesis yang Tidak Dipublikasikan. MMA – IPB. Bogor Durand, T. 1997. “Strategizing for Innovation: Competence Analysis in Assessing Strategik Change”. Dalam Heene, Aime & Ron Sanchez (editors), Competence Based Strategik Management. Hal: 127-150, John Wiley & Sons. New York Hafeez, K. N.Malak dan Y.B.Zhang. 2006. Outsourcing Non-Core Assets and Competences of A Firm Using Analytical Hierarchy Process. Computers & Operations Research 3. hal: 3592-3608, www.sciencedirect.com Hafeez, K dan E, Ali. 2007. Evaluating organization core competences and associated personal competencies using analitical hierarchy process, Management Research News, Vol.30, No.8, hal: 530-547. Emerald Group Publishing Limited. Hamel, G dan A. Heene. 1997. Competence Based Competition. John Willey & Sons. Chichester. Hamel, G dan C.K.Prahalad, 1995. Competing for The Future, Harvard Business School Press, Boston, Massachusetts. Ljungquist, U. (2007). Core Competency Beyond Identification: Presentation of A Model, Management Decision, Vol.45, No.3, hal: 393-402, Emerald Group Publishing Limited. Ljungquist, U. (2008). Specification of Core Competence and Associated Components: A Proposed Model and A Case Illustration, European Business Review, Vol.20 No.1, hal: 73-90, Emerald Group Publishing Limited. Pearce, JA dan RB.Robinson. 1997. Manajemen Strategik: Formulasi, Implementasi dan Pengendalian. Binarupa Aksara. Jakarta. Porter, ME. 1997. Strategi Bersaing : Teknik Menganalisis Industri dan Pesaing. Terjemahan Agus Maulana. Penerbit Erlangga. Jakarta. Reimann, BC. 1994. Planning Review of Gary Hamel: How to Compete for the future, Sep/Oct, 22, 5, page 39; ABI/INFORM Global, USA