Armid, Biowallacea Vol. 2(2), Hal: 220-228, Oktober 2015
220
DISTRIBUSI SPASIAL LOGAM BERAT Pb PADA PERAIRAN TELUK KENDARI, SULAWESI TENGGARA 1
Armid1 Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Halu Oleo e-mail :
[email protected] ABSTRACT
Study on spatial distribution of heavy metal Pb in the coastal area of Kendari Bay has been carried out. Sampling was conducted at 8 stations along the bay. Determination of Pb concentrations was performed utilizing the Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS). The results yielded Pb concentrations within the ranges of 0.01-0.025 ppm whereby the highest level was found at station #7 (Ferry Port) and #8 (Nusantara Port). Spatial analysis via Geographic Information System was accomplished by Inverse Distance Weight (IDW) interpolation method utilizing ArcView GIS 3.3 software for mapping 42 other stations along the Kendari Bay. The results showed that, by 50 stations in total, Pb levels was moderate in the middle part of the bay with average concentration of ~0.015 ppm. Keywords : Spatial analysis, heavy metal, Pb, inverse distance weight, Kendari Bay
ABSTRAK Telah dilakukan studi spasial distribusi logam berat Pb di perairan Teluk Kendari. Sampling dilakukan pada 8 stasiun. Penentuan kadar logam dilakukan dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar logam Pb berada pada kisaran 0,01 – 0,025 ppm dengan kadar tertinggi berada pada stasiun #7 (Pelabuhan Ferry) dan #8 (Pelabuhan Nusantara). Analisis spasial dengan Sistem Informasi Geografis dilakukan dengan metode interpolasi Inverse Distance Weight (IDW) menggunakan software ArcView GIS 3.3 untuk memetakan 42 stasiun lainnya di sepanjang Teluk Kendari. Hasil analisis spasial, dengan total 50 stasiun, menunjukkan bahwa kadar Pb di bagian tengah Teluk Kendari bersifat moderat dengan nilai rataan 0,015 ppm. Kata Kunci : Analisis spasial, logam berat, Pb, IDW, Teluk Kendari
PENDAHULUAN
menyimpan bahan pencemar sampai ke
Kawasan pesisir Teluk Kendari memiliki
dasar
sedimen
pantai.
Sungai Wanggu
potensi pencemaran yang sangat besar, hal
merupakan salah satu sungai terbesar yang
ini disebabkan bentuk teluk yang semi
membelah kota Kendari dan bermuara di
tertutup yang seluruh aktivitas manusia di
teluk, ditengarai sebagai sumber masukan
daratan akan bermuara ke arah pantai Teluk
utama logam berat ke Teluk Kendari yang
Kendari
adanya
berasal dari aktivitas di darat. Secara umum,
basuhan yang mengarah ke arah lautan
sumber pencemaran perairan Teluk Kendari
menjadikan daerah pesisir Teluk Kendari
dapat
bagian
dalam.
Tidak
diidentifikasi
Armid, Biowallacea Vol. 2(2), Hal: 220-228, Oktober 2015
dari
berbagai
input
221
Distribusi Spasial Logam Berat Pb pada Perairan Teluk Kendari, Sulawesi Tenggara
perikanan,
menunjukkan distribusi atau sebaran logam
perikanan,
secara spasial sehingga data yang dihasilkan
aktivitas transportasi laut, limbah hotel dan
akan mewakili keseluruhan perairan Teluk
ruko, limbah rumah sakit, limbah rumah
Kendari.
tangga, dan kegiatan pertambangan.
menawarkan jawaban atas permasalahan ini
diantaranya: pelabuhan
industri umum,
dan
pelabuhan
Analisis unsur-unsur logam pencemar di
perairan
laut
perlu
dilakukan
untuk
Salah
satu
metode
yang
adalah metode interpolasi Inverse Distance Weight (IDW).
mengetahui apakah telah terjadi pencemaran
Dalam studi ini, metode interpolasi IDW
oleh logam-logam berbahaya atau sebagai
diterapkan pada analisis spasial logam berat
data
tingkat
Pb di Teluk Kendari. Penetapan logam Pb
pencemaran (Boybul dan Haryati, 2007).
disebabkan karena unsur ini bersifat sangat
Perairan alami dikatakan tercemar logam
toksik dan kadarnya telah banyak melebihi
berat jika kadarnya telah melebihi baku mutu
baku mutu lingkungan diberbagai perairan
atau melewati nilai ambang batas tertentu
(Alaerts dan Santika, 1987). Analisis spasial
(Sanusi, 2006).
logam berat Pb dalam sistem perairan Teluk
awal
untuk
mengetahui
Beberapa penelitian telah dilakukan di
Kendari sangat penting untuk dilakukan
wilayah perairan Teluk Kendari mulai dari
mengingat banyak aktivitas masyarakat Kota
kajian
Kendari yang secara langsung atau tidak
kondisi
lingkungan
hingga dkk.
langsung berhubungan dengan kawasan
(2006) dan Amiyarti (2006) menunjukkan
teluk, seperti kawasan wisata, pemukiman,
bahwa Teluk Kendari mengandung bahan
pelabuhan, pertambangan dan transportasi
pencemar nitrat, fosfat dan timah hitam (Pb)
laut. Dengan demikian hasil penelitian ini
pada perairan dan sedimennya. Asriyana,
dapat
dkk (2011) juga mengemukakan adanya
kebijakan di tingkat daerah Provinsi Sulawesi
bioakumulasi logam berat Zn dan Pb pada
Tenggara mengenai keberadaan logam berat
organisme kerang-kerangan.
Pb di perairan Teluk Kendari.
pencemaran
logam
berat.
Indrasti
menjadi
rujukan
bagi
pengambil
Namun, perlu dicatat bahwa analisis data pemantauan yang dilakukan penelitian-
METODE PENELITIAN
penelitian sebelumnya hanya berdasarkan
a. Sampel dan Desain Eksperimen
data per stasiun sehingga hanya diketahui kondisi
tersebut.
Namun,
(Gambar 1) yaitu: stasiun #1 (kawasan
suatu
material
daerah aliran Sungai Wanggu), #2 (kawasan
pencemar di perairan Teluk Kendari masih
payau, muara Sungai Wanggu), #3 (kawasan
merupakan tanda tanya. Oleh karena itu,
mangrove), #4 (pemukiman penduduk), #5
diperlukan suatu metode analisis yang dapat
(bagian
sebaran
pada
stasiun
Sampling dilakukan pada 8 stasiun
representatif
tengah
teluk),
Armid, Biowallacea Vol. 2(2), Hal: 220-228, Oktober 2015
#6
(Pelabuhan
222
Distribusi Spasial Logam Berat Pb pada Perairan Teluk Kendari, Sulawesi Tenggara
Perikanan Samudera), #7 (Pelabuhan Ferry)
Tabel 2 memperlihatkan kondisi variabel
dan stasiun #8 (Pelabuhan Nusantara). Tabel
regresi pada kurva kalibrasi Pb.
1 memperlihatkan keadaan parameter pH dan salinitas di setiap stasiun pada saat
Tabel 2. Analisis regresi pada kurva kalibrasi Pb Variabel Persamaan regresi Koefisien korelasi Lereng kurva Titik potong kurva Limit deteksi Kisaran kadar
sampling.
Nilai y = 0,89x – 0,0106 0,9986 0,89± 0,032 0,0106 ± 0,019 0,03 ppm (0,03 – 1) ppm
b. Analisis Spasial Distribusi Pb Data kadar Pb yang diperoleh dari masingGambar 1. Kawasan perairan Teluk Kendari memperlihatkan 8 stasiun sampling
masing stasiun beserta koordinatnya diinput ke dalam program Ms. Excel-Office 2010 lalu dikonversi ke bentuk database dan delimited
Tabel 1. pH dan salinitas air tiap stasiun
text sebelum di-digitasi. Peta lokasi di-digitasi
Stasiun
dengan program ArcView GIS 3.3 sehingga
Koordinat GPS LS BT 3°58'58.04'' 122°31'26.85'' 3°58'47.20'' 122°31'46.50'' 3°58'23.20'' 122°32'28.42'' 3°58'24.43'' 122°33'55.70'' 3°58'43.57'' 122°32'49.96'' 3°58'58.02'' 122°33'59.07'' 3°58'27.73'' 122°34'35.45'' 3°58'31.11'' 122°34'59.44''
#1 #2 #3 #4 #5 #6 #7 #8
pH 7,23 7,90 7,75 7,79 7,77 8,01 7,73 7,91
Salinitas (psu) 14 25,8 33,7 34,7 37,0 42,7 38,2 40,6
diperoleh
peta
digital
yang
koordinat.
Peta
tersebut
memiliki
dikombinasikan
dengan peta hasil pencitraan dari Google Earth
Tahun
2013.
Proses
registrasi
mencakup proses digitasi jarak antar stasiun sampling. Selanjutnya peta digital di clip
Sampel air diambil sebanyak 500 ml di
dengan polyline (batasan daerah penyebaran
tiap stasiun pada kedalaman ~1 m. Masing-
spasial parameter) agar diperoleh kisaran
masing
dengan
daratan yang sesuai dengan jangkauan
menggunakan filter Millipore HA (ukuran pori
penyebaran logam Pb. Proses add table
0,45 Pm) lalu dimasukkan ke dalam botol
dilakukan berdasarkan data yang telah diolah
polyetilen setelah ditambahkan ~2 tetes
dengan Ms. Excel data*.txt pada program
HNO3 pekat. Seluruh sampel dimasukkan ke
ArcView GIS 3.3. Selanjutnya dilakukan
dalam
interpolasi data dengan metode IDW. Bobot
sampel
kotak
air
dingin
disaring
dan
dibawa
ke
laboratorium untuk preparasi lebih lanjut. Kadar Pb pada sampel ditentukan dengan
metode
menggunakan
kurva
Spektrofotometer
kalibrasi
(weight) akan berubah secara linear sesuai dengan
jaraknya
dengan
Rumus umum IDW adalah:
Serapan
Atom (SSA) (Aanalyst 400, Perkin Elmer). Armid, Biowallacea Vol. 2(2), Hal: 220-228, Oktober 2015
data
sampel.
223
Distribusi Spasial Logam Berat Pb pada Perairan Teluk Kendari, Sulawesi Tenggara
yang sangat serius disebabkan oleh sifat toksisitas yang dimilikinya.
di mana, z0 : nilai yang diduga dan zi : nilai penduga. Nilai pembobot dalam teknik IDW umumnya dihitung dengan rumus umum berikut:
di mana Wi : Nilai pembobot di0 : jarak antara titik pengamatan i dengan
Gambar 2. Kadar Pb di 8 stasiun Teluk Kendari
titik yang diduga. Persamaan-persamaan
tersebut
telah
Widaningrum
dkk
(2007)
melakukan
terintegrasi pada software pemetaan yang
penentuan kadar Pb di Teluk Lampung
digunakan sehingga memudahkan proses
dengan kadar berkisar 0,019-0,06 ppm,
interpolasi.
sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
Armid dkk (2014) berada pada level yang HASIL DAN DISKUSI
lebih rendah yaitu 6-8 ppb. Dibandingkan
a. Kadar Pb, Sifat dan Sumber Input
dengan sumber perairan alami di belahan
Kadar logam berat Pb pada masingmasing
stasiun
pengambilan
sampel
bumi yang lain, perairan Teluk Kendari telah masuk
dalam
kategori
tercemar
Pb
disajikan pada Gambar 2. Secara alami,
disebabkan kandungannya yang tinggi dan
eksistensi logam berat pada perairan laut
melebihi
telah terdeteksi walaupun dalam level yang
Ramos dkk (2004) melaporkan kadar Pb
sangat rendah; dalam hal ini Pb memiliki
yang sangat rendah di Sungai Hija yang
kadar alami sebesar 3 ppb. Nilai kadar logam
berbatasan langsung dengan area Pantai
Pb terlarut yang terukur dalam penelitian ini
Okinawa sebesar 59-70 ppt, 22% lebih tinggi
berada pada kisaran 0,01 hingga 0,025 ppm
dari nilai kadar Pb (13 ppt) yang dilaporkan
(Gambar 2). Kadar ini sangat bersesuain
oleh Nozaki (1997) di Samudera Pasifik
dengan kadar Pb yang dihasilkan oleh
bagian utara. Beberapa faktor seperti pasang
penelitian
surut air, sumber beban pencemar dan lebar
sebelumnya
di
sekitar
Teluk
kadar
alami.
dalamnya
Sebagai
Kendari sebesar 0,018 ppm (Asriyana dkk,
serta
2011). Keberadaan Pb dalam perairan alami
ditengarai
di Indonesia telah mendapatkan perhatian
kadar suatu bahan pencemar (termasuk Pb)
menjadi
di tiap-tiap lokasi. Armid, Biowallacea Vol. 2(2), Hal: 220-228, Oktober 2015
lingkungan
contoh,
penyebab
perairan perbedaan
224
Distribusi Spasial Logam Berat Pb pada Perairan Teluk Kendari, Sulawesi Tenggara
dilakukan
Sanusi (2006) melaporkan bahwa dalam
diperairan Teluk Kendari menunjukkan kadar
lingkungan air tawar atau sungai, padatan
Pb mengalami kenaikan ke arah laut dengan
tersuspensi akan mengadsorpsi Pb terlarut
level tertinggi dijumpai pada Pelabuhan Ferry
hingga 15-83%. Logam berat yang semula
dan Pelabuhan Nusantara (stasiun #7-8:
terlarut dalam air sungai diadsorbsi oleh
0,0253
ini
partikel halus (suspended solid) dan oleh
menandakan bahwa kawasan pelabuhan
aliran air sungai dibawa ke muara. Air sungai
memberikan sumbangsih yang paling besar
bertemu dengan arus pasang di muara
pada keberadaan Pb di Teluk Kendari.
sungai, sehingga partikel halus tersebut
Ditemukannya kadar logam Pb dengan kadar
mengendap
tertinggi pada kedua stasiun tersebut diduga
umumnya muara sungai mengalami proses
berasal dari limbah hasil pembakaran yang
sedimentasi, dimana logam yang sukar larut
mengandung Pb pada bahan bakar minyak
mengalami proses pengenceran yang berada
(BBM) kapal-kapal motor/angkutan air yang
di kolom air dan lama kelamaan akan turun
beroperasi di daerah pelabuhan. Umumnya
ke dasar dan mengendap dalam sedimen.
bahan bakar minyak mendapat zat tambahan
Dengan demikian, kadar logam berat yang
tetraethyl lead (TEL) yang mengandung Pb
terukur di daerah sungai relatif lebih rendah
untuk
dibandingkan
Hasil
penelitian
ppm)
yang
(Gambar
meningkatkan
2).
mutu.
Hal
Selain
itu
di
muara
dengan
sungai.
kadar
Pada
logam
keberadaan stasiun-stasiun pengisian bahan
dikawasan pelabuhan dan laut lepas.
bakar minyak (BBM) kemungkinan turut memberikan andil keberadaan logam Pb di
b. Perubahan pH dan Salinitas dan Hubungannya dengan Distribusi Pb
perairan Teluk Kendari. Kendaran bermotor
Tabel 1 memperlihatkan keadaan pH
yang
menggunakan
yang
dan salinitas di perairan Teluk Kendari pada
mengandung TEL cenderung menghasilkan
saat sampling. Nilai pH menunjukkan kisaran
emisi gas buang dengan kandungan Pb
sempit dengan nilai rataan pH = ~8, kecuali
didalamnya
berasosiasi
pada stasiun #1 dengan nilai sedikit lebih
dengan debu jalanan (roadside dust). Pb
rendah (pH = 7,23) dibandingkan nilai alami
terlarut yang berasosiasi dalam roadside dust
pH air laut pada keadaan sekarang (pH = 7,5
kemungkinan akan jatuh ke tanah dan aliran
– 8,4) (Armid dkk, 2008). Lebih lanjut, data
air permukaan akibat sapuan hujan sehingga
salinitas
mengalir melewati sungai dan masuk dalam
pencampuran antara air sungai dan air laut.
bentuk direct input ke Teluk Kendari. Namun,
Sampling dalam penelitian ini dilakukan pada
rendahnya kadar Pb di daerah Sungai
keadaan
Wanggu
oleh
(Oktober 2012). Dengan demikian, proses
besarnya adsorpsi oleh padatan tersuspensi.
penguapan akan berlangsung cukup tinggi
dan
bahan
selanjutnya
kemungkinan
bakar
disebabkan
memberikan
pasang
dan
Armid, Biowallacea Vol. 2(2), Hal: 220-228, Oktober 2015
informasi
musim
tentang
kemarau
225
Distribusi Spasial Logam Berat Pb pada Perairan Teluk Kendari, Sulawesi Tenggara
pada air permukaan di Teluk Kendari saat
dilakukan pada musim kemarau pada saat
sampling.
aliran air sungai berkurang dimana air laut stasiun
dapat masuk lebih jauh ke arah darat
memberikan fluktuasi dengan 3 keadaan:
sehingga salinitas muara meningkat. Nilai
rendah, sedang dan tinggi (Tabel 1). Nilai
salinitas
rendah berada pada daerah aliran Sungai
brine salinity) dijumpai pada 3 stasiun
Wanggu (stasiun #1: 14 psu) dan kawasan
pelabuhan (stasiun #6-8) yaitu Pelabuhan
payau pada muara Sungai Wanggu (stasiun
Perikanan Samudera, Pelabuhan Ferry dan
#2: 25,8 psu). Salinitas berangsur meningkat
Pelabuhan
dimulai dari kawasan mangrove, daerah
salinitas
pemukiman dan saat memasuki bagian
memberikan informasi bahwa kadar garam di
tengah Teluk Kendari (stasiun #3-5: ~35 psu)
sekitar kawasan pelabuhan Teluk Kendari
yang merupakan nilai salinitas air laut secara
adalah
alami. Kawasan mangrove dan muara di
evaporasi yang kemungkinan juga tinggi dan
Teluk
tingkat presipitasi yang rendah.
Nilai
salinitas
Kendari
dari
tergabung
ke-8
dalam
habitat
tertinggi
(dikategorikan
Nusantara, sebesar
sangat
40,5
tinggi
dengan psu.
dengan
sebagai
rataan Hal
ini
tingkat
estuari yaitu perairan muara sungai semi tertutup yang berhubungan bebas dengan laut, sehingga air laut dengan salinitas tinggi dapat bercampur dengan air tawar. Kawasan ini
mempunyai
kompleks,
struktur
karena
salinitas
selain
yang
merupakan
pertemuan antara air tawar yang relatif lebih ringan kadar garamnya dan air laut yang lebih berat, juga pengadukan air sangat
Gambar 3. Hubungan antara salinitas air dengan kadar Pb di Teluk Kendari
menentukan. Perbedaan salinitas air laut
Parameter lingkungan perairan laut
dengan air sungai yang bertemu di muara
(seperti pH, suhu, salinitas, kuat arus dan
menyebabkan
padatan
keduanya
bercampur
tersuspensi)
diketahui
dapat
membentuk air payau. Karena kadar garam
mempengaruhi kelimpahan logam berat yang
air laut lebih besar, maka air laut cenderung
terlarut didalamnya (Nanty, 1999). Pada
bergerak di dasar perairan sedangkan air
penelitian ini tidak ditemukan hubungan yang
tawar di bagian permukaan. Perubahan
cukup signifikan antara pH air di Teluk
salinitas dipengaruhi oleh pasang surut dan
Kendari dengan distribusi logam Pb di
musim. Ke arah darat, salinitas muara
masing-masing stasiun. Namun pengaruh
(kawasan
lebih
salinitas dijumpai sangat signifikan dengan
sampel
korelasi linear positif terhadap kadar Pb di
rendah.
mangrove) Namun
cenderung
pengambilan
Armid, Biowallacea Vol. 2(2), Hal: 220-228, Oktober 2015
226
Distribusi Spasial Logam Berat Pb pada Perairan Teluk Kendari, Sulawesi Tenggara
perairan teluk (r2 = 0,8748) (Gambar 3). Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan data yang
diperoleh
Kim
dkk.
(2010)
c. Analisis Spasial Pb
yang
Pemodelan
Sistim
Informasi
menyatakan bahwa salinitas dan pH tidak
Geografis digunakan untuk mendistribusikan
berada pada hubungan yang linear dengan
sebaran spasial dari hasil penelitian logam
kadar logam diperairan. Studi sebelumnya
berat Pb di 8 stasiun pengambilan sampel.
menunjukkan
Keseluruhan
salinitas
bahwa
peningkatan
mempunyai
pengaruh
nilai negatif
proses
pemodelan
dengan registrasi peta dasar, digitasi peta,
terhadap kadar logam berat; semakin tinggi
input, edit atribut data,
salinitas maka kadar logam berat akan
stasiun
semakin
penyimpanan
rendah.
Kenaikan
salinitas
dimulai
sampling
hingga
peta
interpolasi grid layout
dilakukan
dan
dengan
menyebabkan pH naik, sehingga kelarutan
menggunakan program ArcView GIS 3.3
logam dalam air turun akibat kestabilan
yang
berubah
Systems Research Institute) ESRI.
dari
bentuk
karbonat
menjadi
dikeluarkan
oleh
(Environmental
hidroksida yang membentuk ikatan dengan partikel
pada
mengendap
badan
air,
membentuk
sehingga
lumpur.
Kadar
logam berat dalam lumpur pada sedimen mempunyai korelasi yang positif, dimana semakin
banyak
kadar
lumpur
dalam
sedimen maka semakin tinggi kadar logam berat yang terdapat pada sedimen tersebut dan
mengakibatkan
perairan
dipermukaannya memiliki kadar logam yang
Gambar 4. Sebaran logam Pb pada stasiun setelah interpolasi
50
lebih rendah (Bangun, 2005). Penting untuk
Metode interpolasi IDW dilakukan
dicatat bahwa pengambilan sampel pada
untuk menampilkan kontur Teluk Kendari.
penelitian ini hanya dilakukan 1 kali (tanpa
Meskipun untuk interpolasi terdapat 50 titik,
ulangan). Untuk sampai pada kesimpulan
namun tampilan terbaik kontur Teluk Kendari
yang valid dengan tingkat presisi yang baik
diperoleh dengan 19 titik. Menampilkan
mengenai
parameter
keseluruhan titik interpolasi yang terlalu
lingkungan air terhadap kandungan logam
banyak tidak menghasilkan kontur teluk
tertentu di Teluk Kendari, diperlukan lokasi
dengan baik karena adanya stasiun sampling
pengambilan sampel yang lebih banyak
yang relatif berdekatan sehingga garis kontur
dengan frekuensi ulangan sampling yang
yang terbentuk sebagian terhalang atau
FXNXSQ
terlalu berimpitan. Sebaran suatu material
pengaruh
suatu
Armid, Biowallacea Vol. 2(2), Hal: 220-228, Oktober 2015
227
Distribusi Spasial Logam Berat Pb pada Perairan Teluk Kendari, Sulawesi Tenggara
cenderung merata untuk daerah dengan
Pelabuhan
kontur yang sejajar disebabkan berada pada
Nusantara.
posisi
ketinggian
yang
sama.
Untuk
2. Salinitas
Ferry
dan
perairan
Pelabuhan
Teluk
Kendari
lingkungan perairan, beberapa titik yang
berpengaruh sangat signifikan dengan
berada
hubungan
pada
garis
kontur
yang
sama
linear
positif
(r2
=
~0,9)
cenderung mengalami aliran arus yang sama
terhadap kadar logam Pb di tiap stasiun
sehingga distribusi material organik maupun
sampling.
anorganik yang tersebar diatasnya tidak akan
3. Distribusi spasial logam Pb menampilkan
jauh berbeda disetiap titik. Oleh sebab itu
pola sebaran kadar Pb yang tidak berbeda
pola
telah
untuk tiap titik yang berada pada garis
tidak
kontur yang searah. Bagian tengah Teluk
memiliki perbedaan yang signifikan untuk tiap
Kendari dengan garis kontur yang searah
titik yang berada pada garis kontur yang
memiliki kadar Pb ~0,015 ppm.
sebaran
diinterpolasi
logam
dengan
Pb
metode
yang IDW
searah (Gambar 4).
4. Berdasarkan data kadar logam Pb yang
Dalam interpolasi dengan metode
tinggi dari hasil penelitian ini, input logam
IDW, terdapat dua parameter yang bisa
Pb di kawasan perairan Teluk Kendari
dipelajari yaitu power dan jumlah sampel.
kemungkinan telah berlangsung sejak
Parameter power dapat digunakan untuk
lama dengan sumber masukan melalui
menentukan pentingnya nilai sampel data
Sungai
pada perhitungan interpolasi. Interpolasi lokal
terbesar yang membelah Kota Kendari
bisa
global
dan bermuara pada bibir Teluk Kendari di
dengan mengubah power. Power yang lebih
bagian barat, dan input secara langsung
tinggi akan menjadikan kurangnya pengaruh
dari
dari
pelabuhan di perairan teluk.
diubah
sampel
interpolasi
menjadi
data
menjadi
interpolasi
sekitarnya lebih
dan
detail.
hasil
Wanggu,
salah
kegiatan-kegiatan
satu
industri
sungai
dan
Namun
interpolasi sebaran logam Pb pada penelitian
UCAPAN TERIMA KASIH
ini tidak menitik beratkan pada variasi power
Penulis mengucapkan terimakasih kepada
IDW melainkan
Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat
dilakukan pada satu nilai
power (power = 2).
atas dukungan dana penelitian Kerjasama Luar Negeri 2015.
KESIMPULAN 1. Kadar logam berat Pb di Teluk Kendari berada dalam kisaran 0,01-0,025 ppm. Kadar tertinggi dijumpai pada daerah
DAFTAR PUSTAKA Alaerts, G. & Santika, S.S. 1987. Metoda Penelitian Air. Usaha Nasional. Surabaya.
Armid, Biowallacea Vol. 2(2), Hal: 220-228, Oktober 2015
Distribusi Spasial Logam Berat Pb pada Perairan Teluk Kendari, Sulawesi Tenggara
Armid, A., Shinjo, R., Zaeni, A., Sani, A. & Ruslan, N. 2014. The Distribution of Heavy Metals Including Pb, Cd and Cr in Kendari Bay Surficial Sediments. Marine Pollution Bulletin, 84: 373378. Armid, A., Takaesu, Y., Fahmiati, T., Fujimura, H., Higuchi, T., Taira, E. & Oomori, T. 2008. U/Ca As A Possible Proxy of Carbonate System in Coral Reef. Proceeding of 11th International Coral Reef Symposium. 92–96. Asriyana, Rahardjo, M.F., Djamartumpal F. & Kartamihardja, E.S. 2011. Komposisi Jenis dan Ukuran Ikan Petek (Famili Leiognathidae) di Perairan Teluk Kendari, Sulawesi Tenggara. Jurnal Iktiologi Indonesia, 11:11-19. Bangun, J.M. 2005. Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) Dan Kadmium (Cd) dalam Air, Sedimen dan Organ Tubuh Ikan Sokang (Triacanthus Nieuhofi) di Perairan Ancol, Teluk Jakarta. Jurnal Iktiologi Indonesia, 18:28-33.
228
Muara Sungai Way Kambas dan Way Sekampung, Lampung. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Ramos, A.A., Inoue, Y. & Ohde, S. 2004. Metal Contents in Porites Corals: Anthropogenic Input of River Run-off Into a Coral Reef from an Urbanized Area, Okinawa. Marine Pollution Bulletin, 48: 281–294.
Sanusi, H.S. 2006. Kimia Laut: Proses Fisik Kimia dan Interaksinya dengan Lingkungan. Institut Pertanian Bogor Press. Widaningrum, Miskiyah & Suismono. 2007. Bahaya Kontaminasi Logam Berat dalam Sayuran dan Alternatif Pencegahan Cemarannya. Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian, 3: 589-593.
Boybul & Haryati, I. 2007. Analisis Unsurdalam Sedimen Laut Unsur
Menggunakan Spektrometri Gamma. Urania, 13: 46-98. Indrasti, N.S., Suprihatin & Rajab, L.A. 2006. Analisis Beban Pencemaran dan Kapasitas Asimilasi Serta Penyusunan Strategi Pengelolaan Perairan Teluk Kendari. Environmental Management, 6: 113-118. Kim, T.K., Kim, E.S., Cho, S.R., Park, J.K., Ra, K.T. & Lee, J.M. 2010. Distribution of Heavy Metals In The Environmental Samples of The Saemangeum Coastal Area, Korea. Coastal Environmental and Ecosystem Issues of the East China Sea, 19: 273-279. Nanty, I. H. 1999. Kandungan Logam Berat dalam Badan Air dan Sedimen di Armid, Biowallacea Vol. 2(2), Hal: 220-228, Oktober 2015