@Ariefholligan
CINTA SENDOK GARPU
F. ARIEF N.R
Cinta Sendok Garpu Oleh: F. ARIEF N.R Copyright © 2014 by @Ariefholligan
Penerbit Nulisbuku.com www.nulisbuku.com
Desain Sampul: Risna Sobandi Editor : F. Arief N.R
Diterbitkan melalui:
www.nulisbuku.com
2
PRAKATA Gue nggak tahu harus ngomong apalagi. Pertama gue mau memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, berkat karunianya akhirnya naskah yang udah ngebangke selama setahun ini rampung juga dan jadi buku asli hehe. Terus gue juga mau ngucapin banyak-banyak terima kasih kepada teman-teman gue yang udah baca soft-filenya dari nol sampai akhir. Cepi Heryanto, Andre, Riska, Roni Hidayat, Irma Rahmawati, terutama yang spesial cewek gue Endah Komalasari yang udah ngedukung gue dari nol sampai gue ganteng kayak sekarang :-D. Pokoknya berkat komentar kalian semua, naskah ini bisa jadi buku sekarang. Terus yang sering nagih-nagih buku Cinta Sendok Garpu, Cepi Heryanto. Cep nih buku buat elo tapi harus beli ya ! :p
3
Makasih juga buat Risna Sobandi yang udah capek-capek ngedesain cover buku ini, elo emang luar biasa banget bro (y) Terus gue pingin ngucapin terima kasih ke penerbit-penerbit yang udah nolak naskah gue hehe. Kalau nggak ada komentar dari kalian, mungkin naskah ini absurd banget. Lalu
untuk
NulisBuku.com
terima
kasih
banget, udah mau nerbitin naskah gue dan membuka peluang untuk penulis-penulis newbie kayak gue belajar untuk menjadi penulis yang terbaik. Makasih juga buat keluarga gue, yang udah ngebiayaain sekolah gue, saatnya mulang tarimakeun haha. Semuanya SANKYU. Wish you all the best! (oalah apaan jand!)
Salam Rindu Lukisan @Ariefholligan 4
5
6
Prolog Bandung, Maret 2008… Malam semakin larut, gemericik air hujan terus menerus mengisi keheningan malam. Terdengar dari sudut kamar, alunan lagu klasik The Beatles - I Want To Hold Your Hand sedang di putar. “Yeah, you've got that something I think you'll understand When I'll say that something I wanna hold your hand I wanna hold your hand I wanna hold your hand” Alunan lagu yang sangat energik, cukup untuk memberikan beberapa energi positif bagi orang yang mendengarkannya. Suara dari seorang pria yang cukup merdu itu terus bernyanyi mengikuti alunan lagu yang semakin lama semakin membuat dirinya menjadi semangat. “I wanna hold your hand I wanna hold your hand….” Derin. Itulah namanya. Seorang pemuda pemimpi yang bercita-cita menjadi seorang penulis namun selalu saja gagal. Tekadnya begitu kuat untuk mencapai apa yang menjadi keinginannya. Mata dan tubuhnya tidak pernah bergerak sejengkal pun dari laptop yang sudah menyala 7
berjam-jam. Entah sudah berapa halaman yang sudah ia buat. Namun ceritanya tak pernah berujung, bahkan menemukan klimaks dari satu cerita pun harus berbuntut panjang.
Udara yang dingin mulai menusuki tulang. Apalagi hujan yang sedari sore turun hingga malam itu tak kunjung reda. Akhir-akhir ini cuaca di Bandung memang cukup buruk, hujan setiap hari di tambah dengan suara petir yang sering terdengar menyambar dengan keras. Wanita bertubuh mungil dan berambut pendek sebahu itu membungkus tubuhnya dengan jaket kulit yang tebal sambil berteduh di bawah payung. Rasa hangat yang di timbulkan menyebabkan raganya begitu damai. Dera, nama wanita itu, ia sedang menunggu dengan sabar orang yang sering menjemputnya dan memberikan tumpangan kepadanya sampai ketujuan dengan senang hati. Ia adalah supir angkot. Sudah lima belas menit Dera menunggu angkot yang datang, namun semuanya selalu terisi penuh. Hujan semakin deras membasahi seluruh wilayah kota Bandung. Terlihat banyak orang-orang yang berlari ke sana kemari mencari perlindungan dari serangan air hujan yang mengucur dengan derasnya. Angin yang bertiup kencang, membuat pepohonan yang berdiri tegap itu bergoyang mengikuti irama. Dera tetap berdiri tanpa ekspresi, dia sesekali melihat 8
ke kanan dan ke kiri, mencari-cari angkot yang kosong. Tak lama kemudian, akhirnya satu angkot pun datang, ternyata angkot itu kosong belum ada penumpangnya. Dera pun masuk ke dalam angkot, dengan segera dia menutup payungnya yang sudah basah kuyup. Dua puluh lima menit lebih, Dera bergelut dengan dinginnya suhu di luar, membuat setengah dari tubuhnya menggigil. Tak di sangka ternyata Bandung hari itu begitu dingin, 18 derajat celcius suhu di Kota Bandung kala itu—ini adalah suhu yang begitu dingin yang pernah di rasakan olehnya. Dera mengoleskan beberapa minyak kayu putih ke leher. Aahh.... rasanya begitu hangat, dan beberapa tiupan lembut di kepalan kedua tangannya. Dera sedikit menghela nafas sejenak, mengatur pernafasannya dan juga mengatur degup jantungnya yang berdegup cukup cepat. Hari ini akan menjadi hari yang melelahkan, kerja di factory outlet memang bukan pilihannya sejak dulu, namun karena mencari kerja itu susah Akhirnya dengan terpaksa ia harus menerima pekerjaan itu. Dera bekerja sebagai SPG— berdiri, berdiri dan berdiri, begitulah pekerjaannya setiap hari, entah sampai kapan ia harus bekerja seperti ini. Akhirnya Dera sudah tiba di rumahnya. Ia langsung di sambut dengan ramah oleh kucing anggoranya bernama Pirli yang sudah menunggu kedatangannya dengan sabar. Dera mengangkat dan memeluk Pirli penuh kasih. Wajah Pirli yang imut, 9
lucu nan menggemaskan, membuat Dera terus menerus meletakkan hidungnya ke hidung Pirli lalu di goyang-goyangkan ke kanan dan ke kiri secara berulang-ulang. “Kamu begitu menggemaskan....” Dera segera berjalan ke kamar, mengganti pakaiannya yang basah kuyup karena hujan tadi. Kamar Dera begitu rapih dan wangi, beberapa poster Tinker Bell terpasang, dan aksesoris bernuansa Tinker Bell pun mengisi sudut demi sudut kamarnya. Dera begitu mengagumi sosok peri kecil itu, baginya, Tinker Bell adalah sosok peri yang berkepribadian sama seperti almarhumah Kirana. Kirana adalah adiknya Dera yang meninggal sejak dua tahun lalu akibat kecelakaan motor. Ingatan akan adiknya begitu kental ketika Dera memasukki kamarnya itu. Ia seakan tak percaya kalau adiknya akan pergi secepat ini. Dera tahu, tak akan ada yang abadi di dunia ini.
10
11