Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.1, Februari 2016
APPLICATION EQUIPMENT MULTIPLICATION TABLES FIGURE TO IMPROVE UNDERSTANDING ABOUT STUDENTS IN DAILY LIFE STORIES PENERAPAN ALAT PERAGA TABEL PERKALIAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM SOAL CERITA KEHIDUPAN SEHARI-HARI Warliah SDN Cilengkrang Sumedang Email :
[email protected]
Abstract. The research is motivated by the problems in the learning of mathematics in class V SDN Cilengkrang sumedang uatara districts, namely students have difficulty in arithmetic operation about the story. Research aimed at effective mathematics learning in arithmetic operation about the story. The method used is classroom action research. The results showed, in general, in cycle 1, the level of achievement of learning outcomes in the concept of the fifth grade math story problems by 37% with an average value of 70. Based on the improvement in cycle 1, then the results obtained from silus 2; students who answered questions of teachers and the level of achievement of learning outcomes by 92 %% with an average value of 82. Learning mathematics on the material about the concept of the story of multiplication in everyday life using props multiplication tables, and engineering skills of teachers, methods vary , classroom management discipline, was able to change student attitudes among students in the mastery of learning materials to increase, can do the math task, and students are responsible for the mathematical task. Keywords: story problems, tool multiplication tables. Abstrak. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan dalam pembelajaran matematika di kelas V SDN Cilengkrang kecamatan Sumedang Utara, yaitu siswa mengalami kesulitan dalam operasi hitung soal cerita. Penelitian bertujuan pembelajaran matematika yang efektif dalam operasi hitung soal cerita. Metode yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian menunjukkan, secara umum pada siklus 1, tingkat pencapaian hasil belajar pada konsep soal cerita matematika kelas V sebesar 37 % dengan rata-rata nilai sebesar 70. Berdasarkan hasil perbaikan pada siklus 1, maka didapatkan hasil dari silus 2 ; siswa yang menjawab pertanyaan guru dan tingkat pencapaian hasil belajar sebesar 92 %% dengan rata-rata nilai 82. Pembelajaran matematika pada materi soal konsep cerita tentang perkalian dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan alat peraga tabel perkalian, dan teknik keterampilan guru, metode yang bervariasi, pengelolaan kelas yang disiplin, ternyata mampu mengubah sikap siswa diantaranya penguasaan siswa pada materi pembelajaran meningkat, dapat mengerjakan tugas matematika, dan siswa bertanggungjawab terhadap tugas matematikanya. Kata Kunci: soal cerita, alat tabel perkalian.
ciricenderung memperlakukan peserta
A. PENDAHULUAN Orientasi pendidikan di Indonesia pada
umumnya
mempunyai
ciri-
didik berstatus sebagai obyek, guru berfungsi sebagai pemegang otoritas
70 Penerapan Alat Peraga Tabel Perkalian Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Dalam Soal Cerita Kehidupan Sehari-Hari
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.1, Februari 2016
tertinggi keilmuan dan indoktrinator,
sebagai
subyek
materi bersifat subject-oriented, dan
pembelajaran yang berpusat pada guru
manajemen
bersifat
sentralistis.
dan
Pendidikan
yang
demikian
siswa
pembelajaran atau
sebagai
pembelajaran
obyek,
tidak
serta
mengkaitkan
menyebabkan praktik pendidikan kita
dengan kehidupan sehari-hari siswa.
mengisolir diri dari kehidupan riil yang
Akibatnya
ada
kurang
menyajikan tingkat hapalan yang baik
diajarkan
terhadap materi ajar yang diterimanya,
dengan kebutuhan dalam pekerjaan,
tetapi pada kenyataannya mereka tidak
terlalu
pada
memahaminya. Sebagian besar dari
pengembangan intelektual yang tidak
mereka tidak mampu menghubungkan
berjalan
pengembangan
antara apa yang mereka pelajari dengan
individu sebagai satu kesatuan yang
bagaimana pengetahuan tersebut akan
utuh dan berkepribadian (Zamroni
dipergunakan atau dimanfaatkan.
di
luar
relevanantara
sekolah,
apa
yang
terkonsentrasi
dengan
dalam Sutarto Hadi, 2000: 1).
banyak
Paradigma
Hal ini mengidentifikasikan bahwa
siswa
baru
mampu
pendidikan
menekankan bahwa proses pendidikan
dalam pembelajaran di sekolah guru
formal
masih
memiliki ciri-ciri berikut: pendidikan
menggunakan
cara-cara
sistem
tradisional atau konvensional. Pada
lebih
pembelajaran
pembelajaran
konvensional
atau
persekolahan
menekankan
pada
(learning)
proses daripada
tradisional dilihat dari kegiatan siswa
mengajar
selama berlangsungnya pembelajaran
diorganisir dalam suatu struktur yang
bekerja untuk dirinya sendiri, mata ke
fleksibel, pendidikan memperlakukan
papan tulis dan penuh perhatian,
peserta didik sebagai individu yang
mendengarkan guru dengan seksama,
memiliki
dan belajar hanya dari guru atau bahan
mandiri, dan pendidikan merupakan
ajar, bekerja sendiri, diam adalah emas,
proses yang berkesinambungan dan
serta
senantiasa
hanya
guru
yang
membuat
(teaching),
harus
karakteristik
pendidikan
khusus
berinteraksi
dan
dengan
keputusan dan siswa pasif (Stahl,
lingkungan (Zamroni dalam Sutarto
1994:19).
dalam
Hadi, 2003: 2). Hal tersebut juga
berperan
tampak dari salah satu terobosan yang
Tampak
pembelajaran
guru
bahwa lebih
71 Penerapan Alat Peraga Tabel Perkalian Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Dalam Soal Cerita Kehidupan Sehari-Hari
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.1, Februari 2016
dilakukan pemerintah dalam rangka
menunjukkan bahwa paradigma baru
meningkatkan
pendidikan yang diantaranya dengan
mutu
pendidikan
nasional dan menghasilkan lulusan
mulai
diberlakukannya
KTSP
ini,
yang memiliki keunggulan kompetitif
menuntut partisipasi yang tinggi dari
dan komparatif sesuai standar nasional,
siswa dalam kegiatan pembelajaran.
yaitu Depdiknas melakukan pergeseran
Untuk itu, guru perlu menemukan
paradigma dalam proses pembelajaran,
cara terbaik bagaimana menyampaikan
yaitu dari teacher active teaching
berbagai konsep yang diajarkan di
menjadi
learning.
dalam mata pelajaran yang diampunya,
orientasi
sehingga
student
Maksudnya
active
adalah
semua
siswa
dapat
pembelajaran yang berpusat pada guru
menggunakan dan mengingatnya lebih
(teacher
lama konsep tersebut dan bagaimana
centered)
menjadi
pembelajaran yang berpusat pada siswa
setiap
individual
mata
pelajaran
(student centered).
dipahami sebagai bagian yang saling
Dalam pembelajaran yang berpusat
berhubungan dan membentuk satu
pada siswa, guru diharapkan dapat
pemahaman yang utuh. Bagaimana
berperan sebagai fasilitator yang akan
seorang guru dapat berkomunikasi
memfasilitasi siswa dalam belajar, dan
secara efektif dengan siswanya yang
siswa sendirilah yang harus aktif
selalu bertanya-tanya tentang alasan
belajar dari berbagai sumber belajar.
dari sesuatu, arti dari sesuatu, dan
Pergeseran paradigma dalam proses
hubungan
pembelajaran
ini
diberlakukannya
dari
apa
yang
mereka
tampak
dengan
pelajari, serta bagaimana guru dapat
kurikulum
KTSP,
membuka
wawasan
berpikir
yang
dimana kegiatan pembelajaran pada
beragam dari siswa, sehingga mereka
KTSP ini adalah kegiatan pembelajaran
dapat mempelajari berbagai konsep dan
yang berpusat pada peserta didik,
mampu
mengembangkan
kehidupan nyata.
kontekstual, menyenangkan,
kreativitas, menantang
mengkaitkannya
dan
Kualitas
dan
menyediakan
pembelajaran
akan
dengan
produktivitas tampak
pada
pengalaman belajar yang beragam, dan
seberapa jauh siswa mencapai tujuan
belajar
pembelajaran yang telah ditetapkan.
melalui
berbuat.
Hal
ini
72 Penerapan Alat Peraga Tabel Perkalian Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Dalam Soal Cerita Kehidupan Sehari-Hari
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.1, Februari 2016
Sementara itu, untuk membuat siswa
menyenangkan
mencapai tujuan pembelajaran yang
(Direktorat Pendidikan Umum, 2002:
telah ditetapkan tersebut terkait erat
3). Pembelajaran efektif terjadi secara
dengan
strategi
alamiah dalam situasi dimana siswa
pembelajaran yang disusun oleh guru.
ditempatkan dan terlibat aktif (Philips
Hal ini menunjukkan bahwa untuk
& Soltis, 2000). Dari apa
mencapai kualitas dan produktivitas
dikemukakan diatas dapat disimpulkan
pembelajaran
tinggi,
bahwa pembelajaran efektif adalah
penyampaian materi pelajaran harus
pembelajaran aktif yang antara lain
dikelola dan diorganisir melalui strategi
ditandai dengan pemberdayaan siswa
pembelajaran
secara aktif atau siswa ditempatkan dan
efektifitas
yang
yang
tepat
dan
penyampaian yang tepat pula kepada
(joyful
learning)
yang
terlibat aktif.
siswa. Untuk itu, salah satu tugas guru
Matematika merupakan salah satu
adalah bagaimana menyelenggarakan
ilmu dasar dewasa ini yang telah
pembelajaran efektif.
berkembang cukup pesat, baik secara
Pembelajaran efektif artinya sesuai kemampuan
siswa,
mengkonstruksi
siswa
secara
dapat
maksimal
materi
maupun
kegunaannya.
Pembelajaran Matematika di sekolah dasar
khususnya,
dapat
pengetahuan baru yang dikembangkan
menubuhkembangkan
dalam pembelajaran (Krismanto, 2001:
bernalar,
yaitu
1). Pembelajaran efektif antara lain
logis,
dan
ditandai dengan pemberdayaan siswa
mengkomunikasikan gagasan. Seperti
secara aktif. Pembelajaran efektif akan
yang tercantum dalam Kurikulum 1994
melatih
sikap
mata pelajaran Matematika (Muchtar
demokratis pada siswa. Selain itu
A. Karim, 1997:10), tujuan umum
pembelajaran efektif juga menekankan
diberikannya
pada bagaimana agar siswa mampu
pada jenjang pendidikan dasar adalah:
belajar,
1. Mempersiapkan
dan
menanamkan
bagaimana
cara
belajar
kemampuan
berpikir
sistematis,
kritis
dalam
pelajaran
Matematika
siswa
menghadapi
agar
(learning to learn). Melalui kreativitas
sanggup
perubahan
guru dalam pengajaran, pembelajaran
keadaan di dalam kehidupan dan di
dikelas menjadi sebuah kegiatan yang
dunia yang sealalu berkembang
73 Penerapan Alat Peraga Tabel Perkalian Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Dalam Soal Cerita Kehidupan Sehari-Hari
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.1, Februari 2016
melalui latihan bertindak atas dasar
dan terus akan menjadi permasalahan
pemikiran secara logis, rasional,
siswa tersebut, karena matematika akan
kritis, cermat, jujur dan efektif.
menjadi titik tolak untuk memecahkan
2. Mempersiapkan siswa agar dapat
berbagai persoalan dalam kehidupan
menggunakan Matematika dan pola pikir Matematika dalam kehidupan sehari-hari
dan
mempelajarinya
berbagai
sehari hari. Sebelum
diadakan
perbaikan
dalam
pembelajaran matematika, keberhasilan
ilmu
pembelajaran dirasakan masih kurang
pengetahuan.
memuaskan. Hal ini terlihat dari kelas
Pada kenyataannya masih banyak
V SD Negeri Cilengkrang, hanya 14
siswa
yang pemahamannya
dalam
orang
yang
mencapai
tingkat
pelajaran matematika masih sangat
penguasaan materi 66,6 %. Salah satu
rendah seperti di kelas V SD Negeri
penyebanya yaitu rendahnya minat
Cilengkrang,
siswa terhadap materi pembelajaran
pemahaman
siswa
terhadap materi pelajaran matematika
matematika.
sangat rendah terutama pada materi
Diduga hal ini terjadi karena siswa
soal cerita dalam kehidupan sehari-
belum cukup memiliki gambaran yang
hari.
jelas khususnya cara mengaitkan antara
Menyadari
akan
pentingnya
keadaan
real/nyata
yang
mereka
matematika dalam kehidupan sehari-
temukan sehari-hari dengan kalimat
hari,
matematika
matematika yang sesuai. Mungkin pula
selayaknya merupakan kebutuhan dan
hal itu terjadi karena siswa kurang
kegiatan yang menyenangkan. Namun
terlibat aktif secara mental (aktif
kenyataannya siswa kelas V pun
mendayagunakan pikirannya) dalam
kurang menjadi favorit pada mata
pemecahan masalah.
maka
pelajaran
pelajaran matematika. Bagi siswa yang
Permasalahan matematika
yang
cepat menguasai matematika akan lebih
berkaitan dengan kehidupan nyata
mudah untuk menunjang kedepannya,
biasanya dituangkan melalui soal-soal
tapi bagi siswa yang kurang cepat
berbentuk cerita (verbal). Menurut
ataupun
menerima
Abidia (1989:10), soal cerita adalah
pembelajaran akan menjadi hambatan
soal yang disajikan dalam bentuk cerita
lambat
74 Penerapan Alat Peraga Tabel Perkalian Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Dalam Soal Cerita Kehidupan Sehari-Hari
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.1, Februari 2016
pendek. Cerita yang diungkapkan dapat
samping
merupakan masalah kehidupan sehari-
menguasai materi prasyarat, seperti
hari atau masalah lainnya. Bobot
rumus, teorema, dan aturan/hukum
masalah
yang
yang
mempengaruhi
diungkapkan panjang
akan
pendeknya
itu,
siswa
berlaku
juga
dalam
harus
matematika.
Pemahaman terhadap hal-hal tersebut
cerita tersebut. Makin besar bobot
akan
masalah
maksud yang terkandung dalam soal-
yang
diungkapkan,
memungkinkan semakin panjang cerita
siswa
memahami
soal cerita tersebut.
yang disajikan. Sementara
membantu
Di samping hal-hal di atas, seorang itu,
menurut
Haji
siswa yang dihadapkan dengan soal
(1994: 13), soal yang dapat digunakan
cerita
untuk mengetahui kemampuan siswa
langkah
dalam
dapat
menyelesaikan soal cerita matematika.
bukan
Haji (1994:12) mengungkapkan bahwa
cerita/soal hitungan. Dalam hal ini, soal
untuk menyelesaikan soal cerita dengan
cerita merupakan modifikasi dari soal-
benar diperlukan kemampuan awal,
soal hitungan yang berkaitan dengan
yaitu
kenyataan yang ada di lingkungan
menentukan hal yang diketahui dalam
siswa. Soal cerita yang dimaksudkan
soal,
dalam
soal
ditanyakan,
matematika yang berbentuk cerita yang
matematika,
terkait dengan berbagai pokok bahasan
perhitungan,
yang diajarkan pada mata pelajaran
menginterpretasikan jawaban model ke
matematika di kelas V SD.
permasalahan semua. Hal ini sejalan
bidang
berbentuk
cerita
penelitian
matematika dan
ini
soal
adalah
Untuk dapat menyelesaikan soal cerita, siswa harus menguasai hal-hal
harus
memahami
langkah-
sistematik
kemampuan
(2)
untuk
untuk:
menentukan (3)
hal
membuat (4)
(1)
yang model
melakukan dan
(5)
dengan langkah-langkah penyelesaian soal cerita.
yang dipelajari sebelumnya, misalnya
Sebagaimana dituangkan dalam
pemahaman tentang satuan ukuran
Pedoman Umum Matematika Sekolah
luas, satuan ukuran panjang dan lebar,
Dasar (1983), yaitu: (1) membaca soal
satuan berat, satuan isi, nilai tukar mata
dan
uang, satuan waktu, dan sebagainya. Di
bilangan-bilangan yang ada dalam soal,
memikirkan
hubungan
antara
75 Penerapan Alat Peraga Tabel Perkalian Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Dalam Soal Cerita Kehidupan Sehari-Hari
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.1, Februari 2016
(2) menuliskan kalimat matematika, (3)
yang diketahui dalam soal, apa yang
menyelesaikan
matematika,
diminta/ditanyakan dalam soal, operasi
dan (4) menggunakan penyelesaian
pengerjaan apa yang diperlukan, (3)
untuk menjawab pertanyaan.
membuat model matematika dari soal,
Dari
kalimat
kedua
pendapat
di
atas
(4)
menyelesaikan model menurut
terlihat bahwa hal yang paling utama
aturan-aturan
matematika
dalam menyelesaikan suatu soal cerita
mendapatkan
jawaban
adalah pemahaman terhadap suatu
tersebut, dan (5) menuliskan jawaban
masalah sehingga dapat dipilah antara
akhir sesuai dengan permintaan soal.
yang
diketahui
dengan
yang
Berdasarkan
sehingga
dari
pemaparan
model
diatas,
ditanyakan. Untuk melakukan hal ini,
maksud dan tujuan dalam penelitian
Hudoyo dan Surawidjaja (1997: 195)
yaitu penerapan alat peraga tabel
memberikan petunjuk: (1) baca dan
perkalian
bacalah ulang masalah tersebut; pahami
pemahaman siswa dalam soal cerita
kata demi kata, kalimat demi kalimat,
kehidupan sehari-hari pada siswa kelas
(2) identifikasikan apa yang diketahui
V SD Negeri Cilengkrang Sumedang.
dari
masalah
tersebut,
untuk
meningkatkan
(3)
Berdasarkan latar belakang yang
identifikasikan apa yang hendak dicari,
telah dipaparkan di atas, maka masalah
(4) abaikan hal-hal yang tidak relevan
yang muncul dalam penelitian ini
dengan permasalahan, dan (5) jangan
dirumuskan sebagai berikut.
menambahkan hal-hal yang tidak ada
1.
Bagaimana
perencanaan
sehingga masalahnya menjadi berbeda
pembelajaran matematika dalam
dengan masalah yang dihadapi.
konsep soal cerita pada siswa kelas
Pendapat-pendapat di atas sejalan dengan
pendapat
Soedjadi,
V SDN Cilengkrang Kecamatan
bahwa
Sumedang
untuk menyelesaikan soal matematika
Sumedang
umumnya dan terutama soal cerita
2010/2011??
dapat ditempuh langkah-langkah: (1)
2.
Bagaimana
Utara
Kabupaten
tahun
pelajaran
proses
pelaksanaan
membaca soal dengan cermat untuk
pembelajaran matematika dalam
menangkap makna tiap kalimat, (2)
konsep soal cerita pada siswa kelas
memisahkan dan mengungkapkan apa
V SDN Cilengkrang Kecamatan
76 Penerapan Alat Peraga Tabel Perkalian Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Dalam Soal Cerita Kehidupan Sehari-Hari
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.1, Februari 2016
Sumedang
Utara
Sumedang
Kabupaten
tahun
matematika siswa kelas V SDN
pelajaran
Cilengkrang.
2010/2011?? 3.
Bagaimana penggunaan alat media dalam pembelajaran matematika
B. HASIL DAN PEMBAHASAN 1.
Metode Penelitian Metode yang tepat dan relevan
siswa kelas V SDN Cilengkrang
dengan masalah yang dihadapi adalah
tahun pelajaran 2010/2011?
melalui metode penelitian tindakan Untuk memecahkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas maka diperlukan suatu desain pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada konsep soal cerita kehidupan
sehari-hari.
kelas (classroom action research). Tahap-tahap penelitian tindakan kelas yaitu rencana awal, tindakan dan observasi,
yaitu dengan menerapkan alat peraga tabel perkalian untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep soal cerita pada pembelajaran matematika.
rencana
yang
direvisi, dan tindakan. Instrumen yang digunakan pada
Adapun
alternatif pembelajaran yang dipilih
refleksi,
penelitian
ini
adalah
pedoman
observasi, pedoman wawancara, dan lembar tes hasil belajar siswa. Analisis data pada penelitian ini dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yang terkumpul
Adapun tujuan penelitian ini adalah
dan
sebagai berikut. 1. Untuk
memahami
perencanaan
pembelajaran matematika dalam
memahami
pelaksanaan
proses
pembelajaran
matematika dalam konsep soal
pembelajaran, wawancara
siswa tes
terhadap
ketika
akhir
serta
observer
dan
Adapun digunakan
validasi yaitu
data
menurut
yang
Hopkins
(Wiriaatmadja, 2005) ada beberapa bentuk validasi yang digunakan untuk
cerita. 3. Untuk menguji penerapan alat media
aktivitas
siswa yang dijadikan subjek penelitian.
konsep soal cerita. 2. Untuk
yaitu dari hasil observasi kinerja guru
dalam
pembelajaran
menguji
derajat
kepercayaan
atau
derajat kebenaran penelitian tindakan kelas yaitu: (1) member chek, (2)
77 Penerapan Alat Peraga Tabel Perkalian Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Dalam Soal Cerita Kehidupan Sehari-Hari
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.1, Februari 2016
triangulasi, (3) audit trail, (4) expert
siswa yang hadir sebanyak 27 orang,
opinion, dan (5) key respondents
sebanyak 10 orang menjawab benar
review.
pada konsep soal cerita, dan sebanyak
2. Hasil Penelitian
17 orang menjawab salah pada konsep
Secara keseluruhan hasil penelitian
soal cerita. Secara umum tingkat
tentang penerapan alat peraga tabel
pencapaian hasil belajar pada konsep
perkalian
soal cerita matematika kelas V sebesar
untuk
meningkatkan
pemahaman siswa tentang konsep soal
37 % dengan rata-rata nilai sebesar 70.
cerita dalam kehidupan sehari-hari siswa
kelas
berhasil
V SDN Cilengkrang
dilaksanakan. Hal
b. Siklus 2
tesebut
Berdasarkan hasil perbaikan pada
hasil
siklus 1, maka didapatkan; siswa yang
pelaksanaan penelitian tindakan kelas
menjawab pertanyaan guru dan tingkat
sebanyak dua siklus. Di bawah ini
pencapaian hasil belajar sebesar 92
peneliti
%% dengan rata-rata nilai 82.
diperoleh
dari
akan
data-data
memaparkan
hasil
penelitian sebagai berikut :
Secara lebih rinci berikut akan
a. Siklus 1
dijelaskan pada tabel tentang dinamika
Berdasarkan hasil pengamatan dan aplikasi dari alat peraga tabel perkalian, ketika
guru
apersepsi,sebagian
pencapaian hasil belajar pada konsep soal cerita sebagai berikut.
melakukan siswa
dapat
mendapat pertanyaan guru, jumlah Tabel 1.1 Dinamika pencapaian hasil belajar Tingkat Pencapaian Rata-rata Persentase Dengan
demikian
Data Awal
Siklus 1
Siklus 2
55 37%
70 66%
89 92%
berdasarkan
perkalian
dapat
hasil yang diperoleh sudah mencapai
pemahaman
siswa
target yang ditetapkan, sehingga siklus
konsep soal cerita kehidupan sehari-
II ini merupakan akhir dari pelaksanaan
hari
tindakan dan terbukti alat peraga tabel
Cilengkrang Sumedang.
pada
siswa
meningkatkan tentang
kelas
materi
V
SD
78 Penerapan Alat Peraga Tabel Perkalian Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Dalam Soal Cerita Kehidupan Sehari-Hari
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.1, Februari 2016
Asnawir
C. SIMPULAN Pembelajaran
matematika
pada
materi soal konsep cerita tentang perkalian dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan alat peraga tabel perkalian, dan teknik keterampilan guru,
metode
pengelolaan
yang
kelas
bervariasi,
yang
disiplin,
ternyata mampu mengubah sikap siswa diantaranya penguasaan siswa pada materi pembelajaran meningkat, dapat mengerjakan tugas matematika, dan siswa bertanggungjawab terhadap tugas matematikanya. Guru
selayaknya
harus
meningkatkan kualitas pembelajaran matematika
khususnya
penguasaan
materi, disiplin diri, minat dan motivasi yang tinggi, serta gaya mengajar yang aktif dan kreatif terhadap proses belajar mengajar. Guru perlu menggunakan media pembelajaran dan metode yang sesuai
dengan
pembelajaran perkembangan
materi juga siswa
dan
tujuan dengan
berdasarkan
kondisi dan situasi siswa.
Arikunto, S., Suhardjono dan Supardi (2006).Penelitian
(2002).
Tindakan
Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Basyiruddin Media
Usman.
Pembelajaran.
Jakarta: Ciputat Pers. BSNP.
(2006).
Standar
Isi
Mata
Pelajaran Matematika. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Depdiknas.(2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Jakarta: Depdiknas. Karim, A.M., et all. (1997). Pendidikan Matematika I. Depdikbud Dirjen Pendidikan
Tinggi
Proyek
Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Marpaung, Y. (2006). Pembelajaran Matematika dengan Model PMRI (Makalah yang disampaikan pada seminar
dan
pembelajaran
lokakarya matematika).
Yogyakarta: PPPG Matematika. Marsudi Raharjo dan Supinah. (1991). Mengajarkan
Konsep
Luas
Daerah Bangun Datar dan Volume
Bangun
Ruang.
Yogyakarta: PPPG Matematika. Soedjadi
D. DAFTAR PUSTAKA
dan
R.
Tahun.
Pembelajaran
(2000). Matematika
Realistik, pengenalan awal dan praktis
(makalah
yang
disampaikan kepada para guru SD/MI terpilih).
79 Penerapan Alat Peraga Tabel Perkalian Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Dalam Soal Cerita Kehidupan Sehari-Hari
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.1, Februari 2016
Suryanto
&
Sugiman.
Pendidikan Realistik
(2001).
Matematika
(Disampaikan
Sri
Wardhani.
(2006).
Pembelajaran
Model
Matematika
pada
dengan Pendekatan Berbasis
seminar Pendekatan realistik
Masalah. Yogyakarta: PPPG
dan sani
Matematika Yogyakarta.
dalam
Matematika
di
Pendidikan Indonesia).
Zulkardi.
(2008).
Realistic
Yogyakarta: Universitas Sanata
Mathematics Education (RME).
Dharma.
http://www.geocities.com/ratuil
Suryanto.
(2001).
Pendidikan
ma
/tutorframesetindo.html
Matematika Realistik ( Makalah
diakses tanggal 4 September
yang
2008.
disampaikan
dalam
Lokakarya
Penyusunan
Perangkat
Penataran
Matematika bagi Widyaiswara BPG)
Yogyakarta:
PPPG
Matematika. Sutarto
Hadi.
(2003).
Realistik:
Pendidikan Menjadikan
Pelajaran
matematika
Lebih
Bermakna bagi Siswa (Makalah yang
Disampaikan
pada
Seminar Nasional Pendidikan Matematika
’Perubahan
Paradigma
dari
Paradigma
Mengajar
ke
Paradigma
Belajar’).
Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma. Sutarto
Hadi.
(2005).
Matematika
Pendidikan
Realistik
dan
Implementasinya. Banjarmasin: Penerbit Tulip. 80 Penerapan Alat Peraga Tabel Perkalian Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Dalam Soal Cerita Kehidupan Sehari-Hari