VOLUME IV APRIL 2014
METODE EVALUASI
Daessi Bulletin
Apa Kabar Bapak dan Ibu sahabat KDB DSI ? Semoga semua dalam keadaan sehat dan tidak kurang suatu apapun. Bagaimana portfolio saham bapak dan Ibu ? Semoga kenaikannya melebihi indeks yang naik 11.16% pada kuartal pertama ini. Memasuki kuartal kedua ditahun 2014 ini yang dimulai dengan hajatan besar lima tahunan yakni pemilihan umum. Semua berharap pemilu dapat berjalan dengan baik dan wakil rakyat yang terpilih benar-benar mempunyai motivasi untuk memajukan bangsa. Investor baik asing dan lokal mempunyai harapan yang besar pada pemerintahan mendatang. Bukan hanya harapan namun juga ekspektasi, yang mendorong indeks melajut lebih tinggi lagi. Semakin tinggi indeks semakin mahal harga saham makin membuat susah untuk memilih saham. Oleh karena itu pada edisi ini kami membahas mengenai metode valuasi secara fundamental sehingga bapak dan ibu sahabat KDB DSI dapat memilih saham yang tepat. Tak lupa pula kami menyisipkan isi bulletin seperti biasa seperti market review, education corner serta jadwal edukasi. Akhir kata kami mengucapakan terimaksih atas kesetiaan dan dukungan bapak dan ibu sahabat KDB DSI kepada kami.
Salam Investasi
Editor in Chief : Betrand Raynaldi Contributor : Betrand Raynaldi, Andrew Argado, William Kaharudin, Budi Wibowo Nainggolan. Editor and Layout Designer : Karinna Chairunnisa R Address : Equity Tower Lt.50 SCBD Lot.9 Jl. Jend.Sudirman Kav 52-53 Jakarta 12190 Email :
[email protected] Phone: 021 515 1140
- Think You Very Much -
YOU GET 100.000 IDR YOUR FRIEND GET 100.000 IDR JOIN US www.dwsec-id.com
Sebelum berivestasi, melakukan penilaian asset merupakan hal yang penting untuk dilakukan oleh investor. Dalam berinvestasi saham, ada beberapa pendekatan (metode) penilaian harga saham yang dapat digunakan oleh investor antara lain:
1.
Discounted Cash Flow (DCF)
Metode ini menghitung nilai sekarang (present value) dari arus kas yang akan dihasilkan oleh suatu aset. Arus kas yang akan dihasilkan oleh suatu aset dapat dihitung dengan melakukan proyeksi atas pendapatan yang akan dihasilkan dan biaya yang harus dikeluarkan oleh aset tersebut untuk menghasilkan pendapatan. Arus kas yang telah diperoleh dari proyeksi sebuah aset haruslah ditambah dengan nilai akhir bila aset tersebut dijual (dilikuidasi). Untuk memperooleh nilai sekarang dari aset tersebut, arus kas hasil proyeksi dapat dibagi dengan tingkat diskonto. Tingkat diskonto dapat dihitung dengan menggunakan asumsi seperti tingkat sukubunga acuan, biaya modal (cost of capital), tingkat bunga bebas risiko, dsb. Dalam menilai saham, prinsip dasar pada metode DCF dapat diimplementasikan pada arus kas dari dividen sebagai salah satu hasil investasi saham. Metode tersebut dikenal dengan nama Dividen Discount Model (DDM), yaitu metode penilaian saham dengan menghitung nilai sekarang atas dividen yang akan diperoleh dimasa medatang. Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam menggunakan DCF sebagai alat valuasi aset, antara lain: a.
Semakin panjang jangka waktu yang digunakan, maka arus kas yang dihasilkan dari sebuah proyeksi akan semakin besar. Investor hendaknya relevan dalam menentukan time-frame (jangka waktu) investasi sehingga hasil perhitungan yang diperoleh sesuai dengan jangka waktu investasi.
b. Penggunaan asumsi yang tepat dan beralasan menjadi hal yang krusial dalam melakukan proyeksi arus kas. Asumsi dimaksud mengacu pada faktor pembagi (discount factor) yang akan digunakan. Discount factor yang terlalu besar akan memberikan hasil yang lebih kecil pada perhitungan DCF.
2.
Likuidasi dan valuasi akuntansi.
Metode ini menghitung nilai suatu aset berdasarkan perkiraan akuntansi (nilai buku) sebagai titik awal penilaian.Suatu aset dapat diketahui nilainya setelah memperhitungkan nilai depresiasi dari nilai perolehan suatu aset.Dalam metode ini, perbedaan dalam penggunaan metode depresiasi dapat menghasilakn perbedaan signifikan dalam penilaian aset. Dalam konteks penilaian saham, nilai buku merupakan nilai aset bersih (setelah depresiasi) dikurangi dengan kewajiban-kewajiban.
3.
Relative Valuation (RV)
Metode ini menghitung nilai suatu aset dengan cara membandingkannya dengan aset yang sama di perusahaan yang berbeda menggunakan variabel-variabel umum seperti nilai buku, aliran kas, dan pendapatan. Perusahaan yang digunakan sebagai pembanding hendaknya merupakan perusahan dalam industri sejenis. Nilai aset dikatakan murah bila variabel pengali (multiples) atas suatu aset yang diperoleh dari perhitungan rasio lebih rendah dibandingkan dengan multiples pada aset lain. Dibandingkan dengan DCF, metode ini relatif lebih mudah digunakan karena tidak membutuhkan asumsi yang terperinci. Namun demikian, penghitungan nilai yang diestimasi (estimated value) pada metode ini tidak memperhitungkan tingkat risiko, pertumbuhan, dan potensi aliran kas.
Contoh: Dibandingkan dengan perusahaan B (pada industri sejenis), perusahaan A memiliki rasio laba bersih terhadap aset (return on assets/ROA) yang lebih besar. Dengan membandingkan ROA kedua perusahaan tersebut, investor akan memilih perusahaan A sebagai tempat investasinya. Namun hal tersebut belum tentu tepat dari sudut pandang pertumbuhan perusahaan, arus kas, likuiditas, dsb. Bisa saja perusahaan A memiliki ROA yang lebih tinggi dari perusahaan B namun pertumbuhan laba bersih relatif kecil dibanding perusahaan B. Atau Laba bersih yang dihasilkan perusahaan A belum sepenuhnya tertagih sehingga berdampak pada kemampuan (likuiditas) perusahaan A dalam memenuhi kewajibannya yang akan jatuh tempo.
4.
Contigent Claim Valuation (CCV)
Metode ini menggunakan pendekatan option-pricing-model untuk menilai suatu aset yang memiliki sifat seperti option. Adalah suatu metode untuk menghitung nilai dari suatu asset yang memiliki arus kas yang sangat tergantung pada kejadian dimasa mendatang, misalnya penemuan obat/product/service baru atau penemuan ladang minyak/tambang baru yang memiliki tingkat ketidakpastian dan resiko tinggi. Penilaian dengan pendekatan pendapatan susah untuk menilai perusahaan tersebut yang memiliki banyak asset yang tidak terpakai atau bila nilai dari asset tidak dapat dengan mudah di kaitan dengan arus kas dimasa mendatang. CCV terkadang menggunakan teori penilaian „Option‟ untuk menilai opsi dasar dari berbagai asset tersebut. Metode DCF cenderung menilai terlalu rendah nilai dari asset tersebut atau menilai mereka dengan nilai diskon yang besar (WACC besar).(AAK)
Daftarkan diri anda di homepage kami www.dwsec-id.com untuk mendapatkan ID Trial untuk menggunakan system HOTS kami selama 30 hari secara gratis.
4
Dalam suatu acara edukasi pasar modal membahas analisa fundamental, ada suatu pertanyaan yang diutarakan oleh seorang peserta, pertanyaannya adalah sebagai berikut: bila saham dalam jangka panjang cenderung untuk naik, dan pemilihan saham tersebut menggunakan pendekatan fundamental, factor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan kegagalan ? Pertanyaan ini cukup menarik dikarenakan analisa fundamental pun tidak mempunyai jaminan akurasi seratus persen, sama seperti pendekatan lainnya, juga mempunyai kelemahan. Berikut ini factor-faktor yang membuat analisa fundamental dapat gagal
Data yang tidak akurat
Sama seperti dengansemua hal didalam hidup, bila „bahan‟ yang dimasukan salah maka hasilnya pun akan tidak seperti yang diharapkan misalkan membuat otak otak ikan dari ikan yang tidak segar maka akan mempengaruhi rasa otak-otak tersebut. Demikian juga dengan analisa fundamental dimana sebagian besar data berasal dari manajemen terutama laporan keuangan. Oleh karena itu integritas manajemen sangat diperlukan yang akan terefleksi dalam tata kelola perusahaan yang baik (lihat edisi bulan maret)
Adanya kejadian mendadak
Kejadian mendadak tidak dapat di prediksi maupun di antisipasi misalnya kebakaran pabrik suatu perusahaan sehingga tidak dapat berproduksi, yang walaupun kerugian ditanggung asuransi namun selama perusahaan membangun kembali pabrik tersebut maka ia tidak dapat berproduksi dan bisa kehilangan market share. Atau adanya perubahan dalam kebijakan dan aturan pemerintah.Walaupun hal ini sangatlah jarang terjadi namun tetap dapat membuat analisa fundamental gagal.
Resiko terbesar kegagalan berasal dari nomor satu namun hal ini dapat dihindari dengan melihat pula GCG, perusahaan yang memiliki tata kelola yang baik mempunyai kredibilitas dan disukai oleh investor terutama investor institusi. Bila kita memilih saham dengan cermat dengan horizon investasi jangka panjang maka analisa fundamental tetap pilihan utama.(BTR)
5
Selama bulan Maret 2014, IHSG berada di level tertinggi di 4,902 dan terendah di 4,567 IHSG berhasil menembus support PSAR di akhir bulan Maret ini, sehingga IHSG berpeluang terus melanjutkan trend kenaikannya pada bulan April apalagi indikator MACD dan stochastic cukup mendukung penguatan lanjutan ini.
Index Movement from 01st – 30th of April 2014
Source: HOTS, Daewoo Research
Market Review: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan penguatan sebesar 3.2% pada bulan Maret, membuat penguatan IHSG mencapai 11.6% di awal tahun ini. Penguatan indeks tersebut didukung dengan masuknya dana asing sebesar 14,5 triliun pada bulan Maret lebih tinggi dibandingkan dengan bulan Februari yang mencapai 7,8 triliun. Hal ini juga mengakibatkan apresiasi mata uang Rupiah terhadap USD ke level 11.361 pada akhir bulan Maret. Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik, inflasi pada bulan Maret tercatat 0,08% MoM dan 7,32% YoY. Sementara itu, Consumer Price Index (CPI) berada di level 111.37. Tingginya harga makanan, minuman, rokok, dan tembakau berkontribusi sebesar 0,07% terhadap inflasi di bulan Maret. Selain itu, angka inflasi juga dipengaruhi oleh tingginya biaya transportasi, telekomunikasi, dan jasa keuangan (0,05%).
Pada bulan Februari, ekspor Indonesia naik sebesar 0,7% ke level USD 14,6 milyar bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Kenaikan ekspor secara MoM diduga berasal dari harga minyak mentah pada bulan Februari yang lebih tinggi dari harga bulan Januari.Sedangkan bila dibandingkan secara YoY, ekspor Indonesia turun sebanyak 3%. Di sisi lain, impor Indonesia pada bulan Februari turun 7,6% dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan turun 10% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Turunnya impor dikarenakan pemberlakuan pajak impor yang lebih tinggi yang berdampak pada berkurangnya permintaan akan impor non-migas. Neraca perdagangan Indonesia berubah menjadi positif pada bulan Februari dengan surplus neraca perdagangan sebesar USD 0,79 miliar.. Surplus neraca perdagangan yang berlanjutan tentunya akan menguatkan nilai mata uang Rupiah.(BTR)
Prediksi Indeks: Menurut prediksi kami indeks masih akan menguat pada bulan april, sentiment suksenya penyelengaraan pemilu akan menjadi penopang indeks. Hal ini juga sesai dengan analisis teknikal kami, selama bulan Maret 2014, IHSG berada di level tertinggi di 4,902 dan terendah di 4,567.Pada akhir bulan Maret, IHSG berhasil menembus support PSAR, hal ini mengindikasikan IHSG berpeluang untuk terus melanjutkan tren kenaikannya pada bulan April. Indikator MACD dan stochastic jugamendukung penguatan lanjutan pada IHSG..
Technical View Chart
Source: HOTS, Daewoo Research
Untuk bulan April, IHSG diperkirakan akan mengalami penguatan lanjutan, secara stochastic telah overbought, MACD berhasil goldencross, support di 4,750 dan resistance di 4,949. Adapun saham pilihan adalah PGAS, BBRI dan ASII.(WK/BDN)
Salah satu kelemahan pendekatan PER atau Price to Earning Ratio adalah pendekatan ini tidak memasukan factor pertumbuhan sehingga dapat menyesatkan investor. Misalkan suatu perusahaan diperdagankan pada PER yang tinggi, hanya dengan melihat informasi ini maka investor dapat berpikir PER yang tinggi adalah akibat dari ekspektasi investor terhadap pertumbuhan perusahaan, walau kenyataannya sebaliknya yakni PER yang tinggi disebabkan penurunan laba bersih perusahaan. Untuk mengatasi kelemahan PER maka digunakan PEG, dimana pendekatan ini memasukan factor pertumbuhan dengan rumus:
PE Ratio / growth Growth ini dapat memakai data pertumbuhan historis dari laba bersih persaham namun lebih baik bila growth ini juga ekspektasi dimasa mendatang dengan mempertimbangkan inovasi /produk/unit baru, persaingan dll.Yang ideal PEG dibawah satu, semakin rendah seharusnya semakin baik. Contoh: suatu perusahaan saat ini diperdagangkan pada PER 20 X dimana selama 5 tahun terakhir laba bersih persaham bertumbuh 25%, diperkirakan pertumbuhan ini akan berlangsung kedepan maka perhitungan PEG perusahaan tersebut adalah 20/25 atau 0,8. Bila ada perusahaan lain yang sejenis diperdagangkan pada PER 18X namun pertumbuhannnya hanya 20% maka PEG 18/20 atau 0.9 X yang relative lebih mahal dibanding perusahan pertama.(AAK/BTR)
Pengkinian Data Nasabah Nasabah PT Daewoo Securities Indonesia Yang Terhormat, Berdasarkan Peraturan BAPEPAM LK No. V.D.10 mengenai Prinsip Mengenal Nasabah (“KYC”), dengan ini kami menghimbau kepada seluruh nasabah untuk melakukan pengkinian data. Sesuai dengan ketentuan tersebut diatas, dengan ini kami mengingatkan Bapak/Ibu bahwa jika ada perubahan atau tidak adaperubahan atas data pribadi Bapak/Ibu maka perlu diberitahukan kepada kami bersama dengan dokumen yang diperlukan. Formulir harus diisi lengkap dan ditanda tangani diatas materai. Link untuk mendapatkan formulir pengkinian data adalah sbb : Link Perorangan : http://www.dwsec-id.com/mails/Pengkinian_Data_Perorangan.pdf Link Institusi : http://www.dwsec-id.com/mails/Form_Updating_Data_Institution.pdf Nasabah Perorangan
Nasabah Korporasi
KTP/ Passpor/ Kartu Izin Tinggal NPWP
1. Anggaran Dasar Perusahaan 2. Akta Perusahaan (Perubahan Terakhir) 3. SKDP (Surat Keterangan Domisili Perusahaan yang masih berlaku) 4. SIUP/ SK Menteri (Masih Berlaku) 5. TDP (Tanda Daftar Perusahaan) yang masih berlaku 6. Struktur Organisasi Perusahaan yang terbaru 7. Laporan/ Neraca Keuangan Perusahaan Yang terbaru 8. KTP & NPWP (Pihak Pemberi Kuasa dan Pihak Penerima Kuasa Transaksi) yang terbaru
Untuk informasi silahkan Bapak/Ibu menghubungi : Customer Services : (021) 2553-1000 atau
[email protected] Formulir yang sudah dilengkapi harap dikirim melalui pos ke alamat berikut sampai tanggal 25 April 2014, untuk menghindari sanksi yang akan diterapkan oleh Otoritas Pasar Modal Indonesia. PT Daewoo Securities Indonesia Equity Tower 50th Floor SCBD Lot 9 JL. Jend. Sudirman Kav 52-53 Jakarta 12190 Indonesia Terima kasih atas perhatiaannya. PT Daewoo Securities Indonesia
Equity Tower Lt. 50 Jl. Jend. Sudirman Kav. 5253 SCBD Lot.9 Phone: 021 515 1140 fax: 021 515 1141 Jakarta Pusat 12190
Untuk pertanyaan, keluhan dan semua informasi transaksi anda bisa hubungi Customer Service kami di 021 2553 1000.
Disclaimer: Konten dari Newsletter ini dibuat khusus dengan pengawasan ketat hanya untuk klien dari PT Daewoo Securities Indonesia. Hal ini bertujuan hanya untuk orang yang memiliki pengalaman profesional dalam hal yang berkaitan dengan investasi. Informasi yang terkandung dalam laporan ini telah diambil dari sumber-sumber yang kami anggap dapat diandalkan. Tidak ada jaminan (tersurat maupun tersirat) dibuat untuk keakuratan atau kelengkapan informasi. Semua opini dan perkiraan yang dimuat dalam laporan ini merupakan penilaian kami pada saat tanggal ini, tanpa hal keadilan, serta dapat berubah tanpa pemberitahuan. Namun, tidak satupun dari PT Daewoo Securities Indonesia ( DWS ) dan / atau perusahaan afiliasinya dan / atau karyawan dan / atau agen masing-masing membuat pernyataan atau jaminan ( tersurat maupun tersirat ) atau menerima tanggung jawab atau kewajiban untuk, atau dalam kaitannya dengan, ketepatan atau kelengkapan informasi dan opini yang terdapat dalam laporan ini atau untuk informasi yang terkandung dalam laporan ini atau informasi tersebut lain atau pendapat yang tersisa tidak berubah setelah masalah tersebut. Kami secara tegas melepaskan setiap tanggung jawab atau kewajiban ( tersurat maupun tersirat ) dari DWS, perusahaan afiliasinya dan karyawan masing-masing dan agen bentuk apapun yang timbul ( termasuk, tanpa batasan untuk setiap klaim, proses, tindakan, jas, kerugian, biaya, kerusakan atau biaya ) yang dapat diajukan terhadap atau diderita oleh setiap orang sebagai hasil dari bertindak dalam ketergantungan pada seluruh atau sebagian dari isi laporan ini dan tidak DWS, perusahaan afiliasinya, atau karyawan mereka masing-masing atau agen menerima tanggung jawab untuk setiap kesalahan, kelalaian atau salah saji, lalai atau sebaliknya, dalam laporan dan kewajiban dalam hal laporan atau ketidaktepatan dalamnya atau kelalaian di sana dari yang dapat saja terjadi dengan ini menyatakan penyangkalan .
PT. Daewoo Securities Indonesia beroperasi sejak Januari 2003 dengan menjadi pioner di Industri Pasar Modal Indonesia dengan memperkenalkan sebuah sistem perdagangan saham online pertama di Indonesia yang kami sebut dengan HOTS. Dengan dukungan dari KDB Daewoo Securities
(korea) sebagai pemegang saham mayoritas, kami terus berupaya
mengembangkan diri untuk memberikan layanan investasi yang lebih baik untuk nasabahnasabah kami. Berbagai penghargaan yang telah kami terima adalah merupakan bukti komitmen kami dalam menjalankan bisnis ini. Peluncuran HOTS versi 2 pada awal 2009, MTS pada 2010, MTS untuk IPAD pada 2013 merupakan salah satu bukti konkret komitmen serius kami untuk menjadi yang terbaik di industri ini pada saat ini dan masa yang akan datang. Keunggulan teknologi yang kami miliki dipadu dengan pelayanan yang terbaik dan tenaga professional yang kami rekrut, kami yakini akan membawa PT. Daewoo Securities Indonesia untuk menjadi salah satu pemain utama dalam Industri Pasar Modal di Indonesia dalam waktu tidak lama lagi.