Psikodimensia Vol. 12 No.1, Januari - Juni 2013,95 - 134 FANATISME SUPORTERPERSATUAN SEPAKBOLAMAKASSAR ][)ITINJAU DARI KEMATANGAN EMOSIONAL DAN KONFORMITAS
Anugrah Oktavianus Djendjengi, Sib Setija Utami, dan D.P. Budi Susetyo Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kematangan emosi dan konformitas dengan fanatisme pada supporter sepakbola PSM. Populasi penelitian adalah suporter sepak bola Persatuan Sepakbola Makassar, the Macz Man yang berdomisili di Makassar dengan sampel sejumlah 136 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan melalui skala yang dijawab oleh supporter dan selanjutnya dianalisis secara statistik dengan teknik analisisi regresi dua prediktor. Hasil analisis menunjukkan bahwa : 1). ada hubungan yang sang at signiftkan antara kematangan emosi dan konformitas dengan fanatisme, dengan R = 0.422 ; P = <0.01 2). Ada hubungan negatifyang sangat signiftkan antara kematangan emosi dengan fanatisme, dengan r = -0.395; P = <0.01 3). Tidak ada hubungan positif yang signiftkan antara konformitas dengan fanatisme dengan r
= -
0.336 ; p = >0.05. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa besarnya pengaruh kematangan emosi dan konformitas terhadap fanatisme suporter sepakbola adalah 17.8 % yang berarti 72.2 % sisanya dipengaruhi variabel lain selain kematangan emosi dan konformitas. Secara deskriptif hasil penelitian menunjukkan bahwa suporter sepak bola Persatuan Sepak Bola Makassar yang melakukan tindakan fanatisme mencapai 17.8 %.
Kata kunci
: Fanatisme, supporter, kematangan emosi, konformitas
121
Anugrah Oktavianus Djendjengi, Sih Setija Utami, dan D.P. Budi Susetyo
PENDAHULUAN intensitas
Sepakbola, tidak bisa dipungkiri
lebih
dan
akan
olahraga ini sang at populer di dunia
mencurahkan
mengungguli cabang olahraga lain-
setiap hari untuk tim atau 0 lahraga itu
nya. Hal ini dibuktikan dengan fakta
sendiri. Tidak ada satupun tim yang
yang menyatakan 2.88 Miliar orang
tidak ingin pemain-pemain dalam
menonton Piala Dunia 2002 yang
timnya didukung. Ini senada dengan
diadakan
yang diungkapkan Jock Stein (1922-
di
Korea
Jepang
(Scheunemann, 2008, h. 13-15).
sebagian (hidupnya)
1985), seorang pemain dan pelatih
Jika diandaikan tim sepakbola itu
dari Skotlandia yang mengatakan
sebagai motor maka ia memerlukan
"Football without fans is nothing".
beberapa bagian dan bahan bakar
Bensin memang membantu untuk
untuk berjalan. Selayaknya bensin
menggerakkan motor, tetapi perlu
digunakan untuk menggerakkan mo-
diingat juga bahwa bensin mudah
tor, maka sebuah tim sepakbola pun
terbakar. ,Bahkan juga bisa membakar
butuh
mereka
motor itu sendiri. Suporter sangat
semangat dalam bertanding. Peng-
menginginkan tim sepak bola yang
gerak itu adalah suporter.
diidolakannya menang, untuk itu
penggerak
agar
Jacobson (2003, h. 6) menge-
mereka rela memberikan dukungan
mukakan beberapa pendapat para ahli
kepada
yang membahas perbedaan suporter
pertandingan timnya secara langsung.
dan penonton seperti Jones (1997b),
Saat pertandingan berlangsung sering
Hirt, Zillman, Erickson & Kennedy
kali para suporter tersebut sulit
(1992: 725), Spinrad (1981), Pooley
mengendalikan emosinya sehingga
(1978), Madrigal (1995), Anderson
terjadi
(1979), Wann, Melnick, Russell dan
suporter
Page (2001), Wann et al (2001, 2)
mencederai
yang menunjukkan bahwa penonton
bersifat
akan
perusakan
mengamati
olahraga
dan
brutal.
kemudian melupakannya, sementara suporter atau fans akan memiliki
122
timnya
dengan
tindakan
kekerasan
dan tidak
antar
sedikit
pihak
lain,
vandalisme, fasilitas
melihat
pula
bahkan
melakukan
umum secara
Fanatisme Suporter, Kematangan Emosional dan Konformitas Kerusuhan suporter tidak jarang
oleh tim kesehatan yang bersiaga dalam stadion. (Sumber: Zeena).
mewarnai bumi sepakbola dalam negen. Berbagai macam kerusuhan
Dari kasus ini, dapat dipahami
pemah dilakukan para suporter di
individu, yang mempunyai fanatisme
Terdapat
yang berlebihan pada suatu tim
beberapa pelanggaran para suporter
sepakbola, yang bergerombol dalam
ini seperti berikut.
situasi massa maka individu yang
bumi
illl.
Indonesia
Pada
27
kericuhan
November
mewamal
bersangkutan
2010
terpengaruh
pertandingan
akan dan
ikut
mudah apa
yang
PSM yang ketika itu melawan Semen
kelompok perbuat, entah itu baik atau
Padang. Penonton merangsek masuk
buruk.
ke dalam lapangan dan merusak
keyakinan
fasilitas stadion. Saat itu, tim Juku
tentang sesuatu, yang positif atau
Eja, julukan PSM, tengah tertinggal
yang negatif, pandangan yang tidak
0-1 dari tamunya Semen Padang.
memiliki sandaran teori atau pijakan
Tidak
puas
dengan
go1
Fanatisme atau
kenyataan,
yang
adalah
suatu
tetapi
suatu
pandangan
dianut
secara
diciptakan Semen Padang, ribuan
mendalam sehingga susah diluruskan
suporter
PSM,
tribun
atau diubah. Adanya fanatisme dapat
tertutup
maupun
terbuka,
memperkuat keadaan individu yang
dalam
mengalami deindividuasi untuk lebih
baik
dari
tribun
melakukan pelemparan ke
lapangan. Mereka menggunakan batu
tidak terk-ontro1perilakunya.
dan botol-botol minuman kemasan. Sasarannya
adalah
hakim
Selain itu kurang matangnya
garIs,
emosl
para
suporter
Juga
pemain Semen Padang serta bangku
mengindikasikan fanatisme negatif.
cadangan Semen Padang.
Suporter
Akibat
yang
tidak
memiliki
kejadian tersebut, belasan orang luka
kematangan
karena
batu.
emosinya tidak dapat mengendalikan
pmgsan
luapan emosi dan nafsunya. Saat tim
karena pengaruh gas air mata. Mereka
kesayangannya di dera kekalahan
hanya dirawat di mobil ambulance
maka
Sebagian
terkena suporter
lemparan Juga
dalam
suporter
melampiaskannya
123
mengatur
yang
kecewa
dengan
berbuat
Anugrah Oktavianus Djendjengi, Sih Setija Utami, dan D.P. Budi Susetyo
anarkis dan melakukan pengrusakan.
dalam suatu kelompok, tapi pada
Ironisnya, luapan kegembiraan saat
waktu
timnya menang pun" seringkali "di
tergabung dalam suatu kumpulan
lampiaskan berlebihan (overjoyed).
orang-orang yang cukup besar atau
Banyaknya properti stadion yang
dalam suatu massa. Massa atau crowd
dirusak menandakan bahwa
mere~a
adalah
yang
suatu
lain
mungkin Juga
bentuk
kumpulan
tidak berpikir jauh ke depan, tidak
individu-individu, dalam kumpulan
sabar dan tidak mempunyai toleransi.
itu tidak terdapat interaksi" dan dalam
Ketika mereka merusak stadion itu
kumpulan tersebut tidak terdapat
juga berarti mereka merusak properti
adanya struktur dan pada umumnya
dan menambah kerugian finansial tim
massa berjumlah orang banyak, dan
idolanya. Mereka juga tidak berpikir
berIangsung tidak lama. Namun ada
apakah dengan perilaku mereka yang
beberapa pendapat yang beragam
seperti
mengenai massa. Gustave Ie Bon
itu
kerugian
akan
mendatangkan terhadap
mengemukakan bahwa massa itu
timnya seperti pengurangan poin atau
merupakan suatu kumpulan orang
hukuman tidak bermain di kandang
banyak,
berjumlah
sendiri. Mereka juga tidak berpikir
ribuan,
yang
apakah diri mereka sendiri dan orang
mengadakan
lain akan selamat yang penting
semntara waktu karena minat dan
kekesalan mereka bisa dilampiaskan.
kepentingan bersama yang sementara
Oleh karena itu kematangan emosi
pula. Misalnya orang yang melihat
sangat
pertandingan sepak bola (Gerungan,
suporter
non-material
perIu yang
dimiliki
oleh para
mendukung
tim
ratusan
atau
berkumpul
dan
hubungan
untuk
2002, h. 32).
ido lanya agar hal-hal yang akan
Pada satu waktu, individu juga
merugikan dirinya sendiri dan timnya
cenderung merasa lebih kuat jika ia
tidak terjadi.
berada di dalam kelompoknya dari
Manusia
disamping
berdiri
pada ketika sendiri. Maka perasaan individu
sendiri sebagai seorang pribadi, pada
yang
berada
di
dalam
berhubungan
kelompoknya menjadi suatu kekuatan
dengan manusia lain dan tergabung
yang disebut dengan collective mind
suatu
waktu
JUga
124
Fanatisme Suporter, Kematangan Emosional dan Konformitas
power.
Di dalam kelompok ini,
individu cenderung mengikuti
diperangi.
~turan
Apabila
individu
bergabung dengan sebuah kelompok
aturan yang ada dalam kelompoknya.
yang
Individu mencoba menyesuaikan diri
memuja timnya, melukai individu di
agar
luar
tidak
terlihat
Kecenderungan konformitas.
berbeda.
tru
Individu
anggotanya
begitu
sangat
kelompoknya,
bahkan
dinamakan
mempertaruhkan
cenderung
membela timnya bukan tak mungkin
untuk
mengubah sikap dan tingkah lakunya
individu
sesuai dengan norma atau peraturan
kelompok itu juga akan melakukan
kelompoknya.
hal yang sarna.
Dari
kasus
yang
yang
nyawa
bergabung
dengan
Berangkat dari pemikiran
dipaparkan sebelumnya dapat dilihat
ini
menunjukkan
peneliti bermaksud untuk mengetahui
solidaritas mereka dengan ikut-ikutan
apakah kernatangan emosional dan
menyerang
yang
konformitas bisa dijadikan variabel-
tim
variabel yang mendukung terjadinya
suporter
bahwa
oknum-oknum
menggagalkan
kemenangan
Mereka
mereka.
sikap
menganggap
fanatisme
pada
suporter.
kelompok di luar kelompok mereka
Kemgka berpikir dapat dilihat pada
adalah
gambar.l.
kelompok
yang
harus
Gambar I. Kerangka Berpikir
r------------------, IEDladM :
··
: •
11DAIC IIBNIINIIIUASI J•
I _________________
:
=
S
,:" ...
.
adtasH
' ________________ u J
,
f~E
SUPORTER
r-;;,;;,;;;;.:a;.;;.c;.--: : I
·
.
1raaIanaIIas....
.;'
:,.,' I
",'
t ___________________ 1
--..st
:------~-----
:
iIIIIDdIIdlpadallllllllllll :---------------~M - L_ _~
i
--~------- _ _ _ _ _ _ I
· ··· ··
................... '-,
.-__
:
........ p;do . . . . .
:
+ Ra-.,. ...........st8IIIIIIIH
-----------------1•
,.---_.lE-_--,
..
~
i ._- ------------~\-----.-- ---
---
125
----,-, ...
.
I
Anugrah Oktavianus Djendjengi, Sih Setija Utami, dan D.P. Budi Susetyo
HIPOTESIS fanatisme.
1. Hipotesis Mayor:
Semakin
tinggi
Ada korelasi antara kematangan
kematangan emosional seseorang,
emosional dan konformitas dengan
semakin rendah fanatismenya. b. Ada
fanatisme suporter sepakbola di
konformitas
Makassar. 2. Hipotesis Minor : a. Ada
korelasi
korelasi
kematangan
Semakin negatif
emosional
antara
positif
dengan tinggi
antara
fanatisme. konformitas
seseorang, semakin tinggi pula
dengan
fanatismenya. 2. Variabel Bebas
METODE PENELITIAN
: 1)
Kematangan Emosi
Variabel yang digunakan dalam
2)
penelitian ini adalah:
Konformitas
1. Variabel Tergantung : Fanatisme Suporter Alat ukur yang digunakan dalam
Dalam
penelitian
ini
sampel
penelitian ini yaitu skala. Skala Likert
diambil sesuai kebutuhan dengan
digunakan untuk mengukur sikap,
menggunakan purposive technique
pendapat, dan persepsi seseorang atau
sampling. Teknik pengambilan secara
sekelompok orang tentang fenomena
purposive
sosial. Ada tiga buah data berupa
pertimbangan tertentu yang dibuat
skala
dalam
oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri
penelitian ini. Skala-skala tersebuat
atau sifat-sifat populasi yang sudah
adalah
suporter
diketahui sebelumnya. Subjek dipilih
makassar, skala kematangan emosi
dengan memperhatikan keadaan yang
dan
sesual
yang
digunakan
skala
skala
fanatisme
konformitas.
Masing-
didasarkan
dengan jumlah
pada
suatu
tujuan
penelitian,
yang
ditentukan
masing dari ketiga skala ini disusun
sampai
dengan dua jenis item. Item yang
terpenuhi. Subjek da1am penelitian ini
searah dengan pemyataan (favorable)
adalah suporter PSM, The Maczman.
dan item yang tidak searah dengan pemyataan (unfavorable).
BASIL DAN PEMBAHASAN
126
Fanatisme Suporter, Kematangan Emosional dan Konformitas fanatisme
terdapat 11 item valid dan 9 item
penghitungan validitas dan reliabilitas
yang gugur. Koefisien realibilitas
dilakukan tidak. terhadap keseluruhan
alpha cronbach skala konformitas
item sekaligus tetapi penghtungannya
adalah sebesar 0.792. Alat ukur ini
berdasarkan tiap
tergolong reliable sehingga dapat
Pada
skala
aspek.
Hal ini
dilakukan karena dalam menghitung validitas
digunakan dalam penelitian ini.
item secara keseluruhan
Hasil uji analisis regersi dua
didapati bahwa hanya tersisa 5 item
prediktor yang menguji hubungan
yang
valid
dinyatakan
sementara gugur.
11
dengan
dan
fanatisme
irasional
dan F sebesar 14,436 dengan p
Koefisien
artinya ada hubungan yang sangat
untuk
0.577.
konformitas
emOSI
menghasilkan nilai R sebesar 0,422
fanatisme
sebesar
kematangan
skala
alpha cronbach
adalah
antara
Koefisien
realibilitas
aspek
item
skala
signifIkan antara kematangan emosi
fanatisme untuk aspek pandangan
dan konformitas dengan fanatisme.
sempit
0.398.
Hasil analisis tersebut menunjukkan
Koefisien realibilitas alpha cronbach
bahwa hipotesis yang berbunyi "Ada
skala fanatisme untuk aspek semangat
korelasi antara kematangan emosional
berlebihan adalah sebesar 0.327.
dan konformitas dengan fanatisme
realibilitas
alpha cronbach
adalah
sebesar
Berdasarkan hasil penghitungan
suporter sepakbola di Makassar"
validitas terhadap skala kematangan
dapat diterima pada taraf signifIkansi
emosi diperoleh hasil bahwa dari 24
1%.
item terdapat 20 item valid dan 4 item
Sumbangan kematangan emosl
yang gugur. Koefisien realibilitas
dan konfomitas terhadap fanatisme
alpha cronbach skala kematangan
dapat dilihat dari hasil analisis regresi
emosi adalah sebesar 0.821. Alat ukur
yang menunjukkan bahwa R square =
ini tergolong reliable sehingga dapat
0,178
digunakan dalam penelitian ini.
kematangan emosi dan konformitas
Berdasarkan hasil penghitungan
Berarti
sumbangan
efektif
terhadap fanatisme adalah 17,8%.
validitas terhaciap skala konformitas
Hasil
diperoleh hasil bahwa dari 20 item
moment yang
127
UJI
korelasi menguji
product hubungan
Anugrah Oktavianus Djendjengi, Sih Setija Utami, dan D.P. Budi Susetyo
antara
kematangan
emOSl
lenderal
dan
Lapangan
yang
fanatisme menghasilkan nilai sebesar
mengomandani para suporter untuk
-0,395 dengan p
tidak ikut-ikutan melempar.
hubungan
negatif
yang
Fakta
sangat
lapangan
di
atas
signifIkan antara kematangan emosi
mendukung Martin (dalam Guswani
dengan
dan
fanatisme.
HasH
tersebut
menunjukkan
hipotesis
romor
analisis
menyatakan
bahwa
h.87)
yang
kematangan
emOS1
yang
sebagai kemampuan menerima hal-
berbunyi "Ada korelasi negatif antara
hal negatif dari lingkungan tanpa
kematangan
emosional
dengan
membalasnya dengan sikap yang
fanatisme.
Semakin
tinggi
emosional
seseorang,
kematangan
pertama
Kawuryan,
negatif,melainkan dengan kebijakan. Hasil
uji
product
korelasi
semakin rendah fanatismenya" dapat
moment yang menguji hubungan
diterima.
antara konformitas dan fanatisme
Keputusan
para
suporter
ini
menghasilkan nilai
sebesar -0,336
untuk tidak larut dalam kerusuhan
dengan p>0,05, yang berarti ada
menunjukkan
hubungan
kematangan
emOSl
negatif
yang
tidak
yang tinggi. Kejadian serupa terulang
signifIkan antara konformitas dengan
ketika peneliti turnt menyaksikan laga
fanatisme.
antara PSM melawan PERSlRAJA
menunjukkan
pada tanggal 26 Mei 2012. Terjadi
mengenai adanya hubungan positif
pelemparan botol mineral ke arah
antara konformitas dengan fanatisme
pemain lawan oleh suporter PSM. Hal
ditolak.
Hasil bahwa
ml
Juga hipotesis
ini terjadi karena pada laga di
Konformitas tidak selalu berarti
kandang PERSIRAJA sebelumnya
hanya mengikuti pada hal-hal yang
terjadi
ini
positif saja namun juga negatif seperti
menjadi misi balas dendam. Tetapi
penelitian yang dilakukan Rambe
yang didapati di lapangan adalah The
(1997) mengenai perkelahian pelajar.
Macz
(dalam
hal
Man
serupa
sehingga
tidak
melakukan
Tim
Penulis
Fakultas
pelemparan sarna sekali. Hal ini juga
Psikologi
dipengaruhi
2009, h.lIO-lII). Dari penelitian
oleh
perintah
sang
128
Universitas
Indonesia,
Fanatisme Suporter, Kematangan Emosional dan Konformitas Rambe tersebut didapati lima faktor
tinggi
yang
remaJa
kelompok suporter Makassar maka
dalam
akan
menyebabkan
melakukan
para
konformitas
konformitas
dalam
semakin
suam
tinggi
pula
perkelahian pelajar. Faktor pertama
fanatismenya. Konformitas negatif ini
adalah
seperti
temyata tidak berlaku di kelompok
personal,
suporter The Macz Man. Konfomitas
alasan
pribadi
melupakan
masalah
membangun
kepercayaaan
diri,
yang dilakukan oleh The Macz Man
kekesalan
dan
temyata tidak membawa kelompok
menambah pengalaman. Faktor kedua
ini ke fanatisme. Hal ini bisa terjadi
adalah kesenangan, antara lain senang
karena beberapa faktor yang peneliti
terlibat karena mengasyikkan dan
jumpai dilapangan.
melampiaskan
seru.
Faktor
ketiga
adalah
kesetiakawanan.
Faktor
keempat
Faktor pertama adalah sosok Sang
Jenderal
Lapangan
adalah keterpaksaan. Faktor kelima
memiliki
adalah ketidaksetujuan ketika harus
tertinggi untuk mengomandani para
melihat penyelesaian masalah dengan
suporter. lenderal, yang akrab disapa
berkelahi.
Coklat, ini berumur 31 tahun berkerja
Menurut Rambe
faktor
wewenang
dan
yang otoriter
kedua dan ketiga beracuan pada
sebagai PNS
konfomitas
disebuah sekolah di Makassar, selain
acceptance,
sedangkan
dan
menjadi
guru
faktor keempat dan ke lima beracuan
itu
pada konformitas compliance.
perkuliahannya dengan mengambil
Peneliti memiliki asumsi awal
la
Juga
melanjutkan
program pasca sarjana di dua tempat
bahwa konformitas yang dilakukan
yang
oleh kelompok suporter sepakbola
pengalaman, pekerjaan yang ia miliki,
PSM adalah bentuk dari konformitas
dan dari beberapa percakapan yang
yang
kepada
dilakukan antara peneliti dan Sang
beberapa literatur dan dokumentasi
Jenderal Lapangan didapati bahwa ia
dalam bentuk video yang sempat
cukup open-minded dan memiliki
diunduh
hal
emosi yang matang. Ia beberapa kab
tersebut. Sehingga untuk hipotesisnya
melarang para suporter untuk ikut
peneliti berasumsi bahwa semakin
melempar botol minuman ke arab
negatif
untuk
merujuk
membuktikan
129
berbeda.
Dengan
umur,
Anugrah Oktavianus Djendjengi, Sih Setija Utami, dan D.P. Budi Susetyo
pemain lawan ketika PSM melawan
tingkah laku individu yang tidak
PERSlRAJA. Meskipun ia kerap kali
selaras dan yang dengan tampak
meneror mental para pemain lawan
melanggar
dengan yel-yelnya, ia juga tumt
menggunakan
mengucapkan sorakan cepat sembuh
kecaman-kecaman dan tindakan
kepada pemain lawan yang cedera.
yang tegas ia dapat menyalurkan
Sang J enderal juga dengan tegas
pelanggaran tadi ke arah jalan
memperingati para suporter yang
yang seharusnya. Ia harus menjaga
terlihat pasif dalam pertandingan.
agar peraturan kelompok jangan
Para suporter yang menginap (baca:
disalahgunakan oleh individu dan
tinggal) di rumah Sang Jenderal
sebaliknya.
diharuskan untuk memiliki pekerjaan
peraturan.
Dengan
sanksi-sanksi,
3. Spokesman of the group. Ia harus
sehingga tidak ada yang menganggur.
dapat menafsirkan sendiri di mana
Floyd Ruch (dalam Ahmadi,
letaknya
kebutuhan-kebutuhan
2007, h.120-122) merumuskan tugas
kelompok
secara
seorang pemimpin sebagai berikut:
menerangkannya
1. Structuring
kepada anggotanya.
the
situation.
Pemimpin memberi struktur yang
Sang
~epat
secara
jenderal
dan jelas
walaupun
jelas atas situasi-situasi rumit yang
terkadang bersifat lucu dan jenaka di
dihadapi
Ia harus
luar kelompok, namun ia bisa sangat
kepentingan
berubah jika ia menjadi seorang
kelompok, sensitif atas kebutuhan-
jenderallapangan. Dari ke tiga tugas
keloompok.
mendahjulukan
kebutuhan
k~lompoknya,
dapat
pennmpm di atas jenderal lebih
membimbing kelompoknya agar
cenderung melakukan tugas nomor
mencapai tujuan secara individual
dua yaitu controlling group behavior.
maupun kelompok dan ia harus
Sang lenderal terkesan otoriter, tegas
mengatasi perasaan-perasaan tidak
bahkan kaku terhadap
aman
Anggota yang melanggar peraturan
dalam
situasi
yang
dikeluarkan
menimbulkan keraguan.
atau
peraturan.
ditangguhkan
behavior.
keanggotaannya. Semua itu terjadi
Pemimpin harus dapat mengawasi
ditangannya. Hal ini sesuai dengan
2. Controlling
group
130
Fanatisme Suporter, Kematangan Emosional dan Konformitas yang diutarakan Ahmadi (2007, h.
seperti OSPEK yang dilakukan di
123) yaitu nasib setiap individu di
perguruan
dalam kelompok berada di tang an
menjadi
permmpm.
Di sini, sang jendral
diperbolehkan memakai baju dengan
menjadi pemimpin yang otoriter atau
ciri The Macz Man, yang hanya
memiliki kekuatan yang abso lut.
diproduksi di markas besar The Macz
tinggi.
Setelah
masuk
anggota
mereka
adalah
Man. Beberapa peraturan atau norma
peraturan atau norma yang ditetapkan
kelompok mereka yaitu melarang
Faktor
yang
dalam
kelompok.
adalah
patokan
kedua
Norma
mereka
so sial
untuk
memaki
atau
umum
mengucapkan kata kotor yang bisa
mengenai tingkah laku dan sikap
dikenai sanksi push up. Selain itu
individu anggota kelompok yang
tindakan anarkisme lainnya seperti
dikehendaki oleh kelompok mengenai
memecahkan lampu atau berbuat onar
bermacam-macam
ketika
berhubungan
patokan
hal
dengan
yang
konvoi
dibekukan
kehidupan
ID
akan card,
lang sung
seragamnya
kelompok. Norma kelompok memberi
ataupun sektomya. Hal ini sejalan
pedoman
laku
dengan Surya (dalam Hotpascaman,
mana dan sampai batas mana masih
2010, h. 54) yang mengatakan bahwa
dapat diterima oleh kelompok dan
pengamh
tingkah laku anggota yang mana tid~
terjadinya penyesuaian sebagai akibat
diperbolehkan lagi oleh kelompok.
pemenuhan pengharapan kelompok
(Ahmadi, 2007, h. 100-101). Individu
untuk mendapat
ataupun sektor yang ingin masuk
penenmaan, agar disukai dan agar
dalam The Macz Man pun hams
terhindar dari penolakan.
membuat
mengenai
surat
tingkah
mgn
ikut
normative
mendorong
persetujuan atau
serta
Faktor ketiga yaitu solidaritas.
menjadi anggota yang hams disetujui
Solidaritas disini adalah kebersamaan
oleh Sang lenderal Lapangan atau
dalam melakukan hal-hal yang positif
Perdana Menteri. Para anggota yang
di atara The Macz Man. Ahmadi
masuk terlebih dahulu dilatih untuk
(2007,
tidak malu-malu sehingga mereka
bahwa
percaya diri.
kecenderungan
Pelatihan ini mirip
131
h.
107,110) manusla
berpendapat selalu
ada untuk
Anugrah Oktavianus Djendjengi, Sih Setija Utami, dan D.P. Budi Susetyo
berkumpul. perkumpulan
ini
sering
Masih
banyak
SISI
positif
disebut sebagai kelompok. Di dalam
fanatisme yang bisa dilihat secara
in group para anggota menunjukkan
nyata tidak melulu fanatisme dari segi
sentimen yang dalam, dalam bentuk
negatif saja. Fanatisme positif bagi
cinta, simpati dan keintiman. Sikap
suporter
dapat
solidaritas kadang-kadang dibela para
satunya
dengan
anggotanya
dukungan sepatutnya dan menenma
mati-matian.
Hal
ini
dilakukan cara
salah
memberi
terjadi akibat adanya solidaritas yang
hasil
kuat antara anggota kelompok. Di
bertanding. Apabila fanatisme yang
dalam in group para individu juga
positif ditanamkan mulai dari diri
merasa anggota "kita" keluarga "kita"
sendiri setidaknya dapat mencegah
milik "kita" dan sebagainya. Semua
tindakan-tindakan anarkis, sehingga
hal adalah milik "kita" atau bersama.
terbentuk supporter yang
Supporter
yang
memiliki
apapun
ketika
PSM
tim
kreatif,
menjunjung sportifitas dan menjadi
kematangan emosi yang kuat akan
teladan supporter tim lainnya.
memiliki ketenangan dalam mengatur
SIMPULAN
emosinya dalam menghadapi situasi dan hasil apapun yang melibatkan
Berdasarkan hasil analisis data
dirinya ataupun timnya. Di samping
dan pembahasan mengenai korelasi
itu, suporter yang memiliki tingkat
antara
fanatisme negatif ketika masuk ke
konformitas
dalam suatu kelompok yang tidak
suporter sepakbola Makassar, secara
memiliki fanatisme negatif, maka
khusus
suporter
disimpulkan bahwa:
itu
hams
menyesuaikan
emOSI
kematangan
The
terhadap
Macz
dan
fanatisme
Man,
dapat
dirinya terhadap norma yang berlaku
I. Hipotesis mayor dalam penelitian
di dalam kelompok itu. Suporter itu
ini terbukti yaitu ada korelasi
akan menekan egonya sehingga tidak
antara
fanatik seCara negatif ataukah ia tetap
konformitas
berlaku demikian dengan konsekuensi
pada
ia akan meninggalkan kelompoknya.
Makassar. Kematangan emosi dan
kematangan
l32
dengan
suporter
konformitas
emosi
dan
fanatisme
sepak
bola
memberikan
Fanatisme Suporter, Kematangan Emosional dan Konformitas sumbangan efektif sebesar 17.8%
kelebihannya.
terhadap fanatisme.
kelemahan
2. Hipotesis minor pertama dalam
sepakbo Ia
suporter Semakin emOSI
fanatisme
rendah maka
ini
fanatisme
pada
memakai
hanya
kematangan
try
metode
dilakukan
digunakan
sekali
dan
UJI
coba
sebagai
juga
sehingga item-item yang valid ikut dikerjakan subjek.
sebaliknya.
Kematangan
emOSI
memberikan
sumbangan
efektif
out
sekaligus sebagai data penelitian
tinggi
demikian
ml,
terpakai yaitu pengambilan data
Makassar.
semakin
penelitian
1. Pengambilan data dalam penelitian
korelasi negatif antara kematangan dengan
dalam
beberapa
diantaranya sebagai berikut:
penelitian ini diterima yaitu ada
emosi
Adapun
tidak
2. Ada kemungkinan skala tidak diisi
sebesar 12.1 % terhadap fanatisme.
secara jujur oleh subjek karena
dalam
ingin menampilkan kesan yang
penelitian ini ditolak yaitu ada
baik dengan memberi jawaban
korelasi positif antara konformitas
yang
dengan fanatisme pada suporter
keberadaan diri subjek tersebut
sepakbola Makassar. Penelitian ini
(social desirability).
membuktikan
kenyataan
yang
banyak
yang
sebaliknya
yaitu
bahwa
subjek
lain
konformitas
berkorelasi
negatif
sudah
3. Hipotesis
minor
kedua
tidak
sesuai
dengan
Selain
itu
memru
jawaban
walaupun
peneliti
memberitahukan
bahwa
terhadap
fanatisme
suporter
tidak ada yang benar ataupun salah
sepakbola
Makassar.
Semakin
dalam mengisi skala.
tinggi konformitas maka fanatisme justru
semakin
Konformitas
3. Beberapa subjek yang tergolong
rendah.
masih sang at belia di salah satu
memberikan
sektor terkesan terburu-buru dalam
sumbangan efektif sebesar 5.7%
menglsl
terhadap fanatisme.
karena pertanyaan yang diberikan
Penelitian ini pun tidak lepas dari
terdapat
juga
dan
mengeluh
terlalu banyak.
beberapa kelemahan meskipun di satu sisi
skala
4. Alat
beberapa
yang
dipakai
mendokumentasikan
133
untuk hanyalah
Anugrah Oktavianus Djendjengi, Sih Setija Utami, dan D.P. Burn Susetyo kamera.
Beberapa
melihat secara nyata bagaimana
percakapan
kehidupan subjek.
tidak dapat direkam dikarenakan percakapan dengan Sang Jenderal
2. Dengan
Lapangan sering terjadi di atas
ditolak,
kendaraan (motor).
dirasakan sebagai penelitian yang
Beberapa penelitian
dalam
kelebihan
gagal
penelitian
namun
yang tidak
ill!
ada
beberapa
kebaruan serta ada kondisi khusus
diantaranya sebagai
ill!
adanya hipotesa
di
1. Peneliti terjun secara lang sung ke
mempunyai karakteristik berbeda
lapangan, tinggal bersama, dan
daerah
yang
berikut:
dari teori-teori sebelumnya. Jacobson,
Sports
Ahmadi, A. 2007. Psikologi sosial.
Sosial.
Psikologi
2002.
Bandung
Identity: Review
A
of the
RefIka
Online
Journal
of
Sport
Psychology. Volume 5, Issue 2,
A.
M.,
Kawuryan,
Agresi
Perilaku
F.
1-14
Pada
Mahasiswa
Ditinjau
Dari
. Kematangan
Emosi.
Jurnal
Tim
Penulis
Fakultas
Universitas
2, Juni 2011 86-92
Salemba Empat
Konseling
Konsumtif
Konformitas
Pada
Remaja.
Skripsi
(tidak
diterbitan).
Sumatera
Utara:
Sarwono).
Jakarta
Walgito, B. 1984. Bimbingan dan
Hotpascaman S. 2010. Hubungan
Dengan
2009 .
Psikologi Sosial (penyunting Sarlito
Perilaku
Psikologi
Indonesia.
Psikologi Pitutur Volume I, No
Antara
Social
Literature. Athletic Insight The
Aditama Guswani,
Fan
Theoretical
Jakarta: Rineka cipta. W.A.
The
2003.
B.
Psychology of the Creation of a
DAFTAR PUS TAKA
Gerungan
Makassar
Perkawinan.
Y ogyakarta: Andi Offset
Sumber Berita : Zeena, R. 2010. Semen Padang Atasi
PSM dalam Kericuhan. http://bola. viva.co jd/news/read/ 190971-semen-padang-atasipsm-dalam-kericuhan.
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara
12/07/2012
i34