ANTOLOGI Kopi Tubruk
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA Lingkup Hak Cipta: Pasal 2. 1. Hak Cipta merupakan eksklusif bagi Pencipta dan Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ketentuan Pidana: Pasal 72 1. Barangsiapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
2
ANTOLOGI Kopi Tubruk @riezkylibra80
3
ANTOLOGI Kopi Tubruk Karya riezKY oktoRAwaty No. 02 / FEB 2012
Desain Sampul
: @riezkylibra80
Editor
: @riezkylibra80
Foto Sampul
: www.istockphoto.com
Copyright © 2012 by riezKY oktoRAwaty Diterbitkan melalui www.nulisbuku.com
4
Menulis itu sama seperti menyeduh secangkir Kopi Tubruk. Siapkan sebuah ide; segeralah menulis di media yang ada di sekitarmu, seperti yang saya lakukan, cukup dengan bantuan telepon genggam; tuang kreatifitasmu agar ide yang tadinya sederhan menjadi lebih hidup dalam sebuah cerita; beri pemanis seperti diksi dengan takaran yang pas; dan sebuah cerita pun siap disuguhkan (dibaca). Membaca itu pun sama seperti meminum secangkir Kopi Tubruk. Setelah habis satu cerita kita sesap, tersisa ampas yang siap diolah legi. Setelah membaca, menulislah!
riezKY oktoRAwaty 5
6
Terimakasih, Allah, Tuhanku Mama & Papa Yumin @WangiMS & Masmin @momo_DM penggagas #15HariNgeblogFF dan #TiapHariNgeblogFF untuk judul-judul FF yang seru. Telepon genggamku Soner Xperia Mini Pro X10 & aplikasi Tumblr sebagai mediaku menulis Antologi Kopi Tubruk MyNetbook & PC Kantor @nulisbuku & @NBCSby FF adalah Flash Fiction (cerita kilat); sebuah karya fiksi tak lebih dari 1.000 kata.
7
8
26 Cangkir Kopi Tubruk…. Secangkir Kopi Pertamaku - 11 Halo Siapa Namamu? - 15 Dag Dig Dug! - 17 Kamu Manis, Kataku - 21 Aku Maunya Kamu, Titik! - 25 Jadilah Milikku, Mau? – 27 Ada Dia di Matamu - 31 Sepucuk Surat (bukan) Dariku - 35 Aku Benci Kamu Hari Ini! - 39 Inilah Aku Tanpamu - 43 Senyum Untukmu yang Lucu - 45 Tentangmu yang Selalu Manis - 49 Merindukanmu itu Seru! - 53 Kalau Odol lagi Jatuh Cinta - 57
9
Ini Bukan Judul Terakhir - 61 Jejakku?! - 65 Soto Koya - 69 Aku Terlambat! - 73 Belum Waktunya - 75 Galau - 79 Aku Bukan Perawan - 83 Aku Bebas - 87 Topi Merah - 89 1802 - 91 Amplop Merah – 95 Kopi Tubruk - 101
10
Secangkir Kopi Pertamaku Dia hitam manis, berdebar saat aku nekat mencium bahkan menyesapnya pertama kali. KAMU MASIH KECIL! Kalimat perintah sekaligus hardikan yang tak mungkin mudah kulupa. Tiap pagi aku hanya mampu memandang, tak berani menyentuhnya. Tak hanya itu, pria itu pun mengiyakan perintah ibuku, sehingga aku pun semakin takut mendekat. Aku penasaran. Tiap pagi aku semakin mencinta karena rasa
penasaran
yang
mendalam. 11
Aromanya selalu menggoda, menggugah birahiku. Namun mata pria itu lebih menakutkan ketimbang hardikan ibuku. Aku selalu menunggu datangnya pagi, agar aku bisa bertemu dengannya. Walau mendekati cukuplah
adalah
ancaman
buatku,
aromanya sebagai penghibur
pagiku. KAMU MASIH KECIL! Lagi-lagi
kalimat
mengancamku, melainkan pria itu.
12
bukan
perintah suara
ini ibuku,
* Tanganku
bergetar
menyentuhnya.
saat
Aku
mencoba
beranikan
diri
merasanya. Aku cium, bahkan aku sesap dia
hingga
aku
puas.
Secangkir
kopi
pertamaku. Hitam pun manis. * Secangkir
kopi
yang
selalu
menemani
pagiku di kamar berdinding putih ini. Ibuku
menangis
di
luar
sana,
dia
menganggap aku gila. Aku tertawa, pria itu yang gila. Secangkir kopi pertamaku di pagi
13
itu, aku berhasil merebutnya dari tangan ayah tiriku, dengan membunuhnya.
14
Halo Siapa Namamu? Asap
rokok
Aroma
menghimpit
parfum
kusemprotkan
ke
paru-paruku.
murahan seluruh
tubuh
yang hilang
percuma. Aku mematut diri di depan cermin sebelum bergabung dengan temantemanku yang lain. Menunggu
giliran.
Tapi,
aku
hanya
menunggumu malam ini. Cukup kupoles bedak tipis di wajahku yang sudah alami cantik. Pemikatku hanya satu, gincu merah di bibirku. Kupillih baju dengan belahan menggoda di dadaku yang membusung. Seolah ingin melompat keluar dari sarangnya. Pun paha mulusku bisa kau nikmati sesuka matamu. Ya, semua demi matamu.
15
Seminggu sekali, kau mengunjungiku. Hari ini adalah minggu ke-52. Halo, siapa namamu? Ah! Kenapa hanya matamu yang mampu memilikiku? Ah! Kenapa hanya tuanmu—pelanggan setiaku berperut tambun
berwajah
tak
tampan yang mampu memilikiku? Ah! Kamu hanyalah seorang sopir, manalah cukup gajimu memilikiku semalam. Halo, siapa namamu? tanyaku di dalam hati, di balik kaca rumah bordil, aku jatuh cinta kepadamu selama 52 minggu ini.
16
Lengkapi koleksimu dengan membeli Antologi edisi No. 01 / Des 2011 berjudul Nikmati Saja seharga Rp. 35.000,- di www.NulisBuku.com Royalti untuk Yayasan Mitra Netra.
17