Sebuah Antologi Cerpen
Sebuah Antologi Cerpen
Cinta Tiga Wanita Farid Ab | Hawari | Wita Dahlia Senandung Rindu | Novia Handayani Jacinda Aqinah Woyla | Noviani Gendaga
Penerbit: Pesantren MEDIA Publishing Website: www. pesantrenmedia.com/publishing Email:
[email protected]
Desain Sampul dan Layout: Farid Ab
Diterbitkan melalui: www.nulisbuku.com
2
Cinta Tiga Wanita
Jangan Cukup Satu Karya (Sebuah Pengantar) Alhamdulillah, akhirnya para santri Pesantren Media berhasil membukukan karya mereka dalam Antologi Cerpen yang diberi judul: “Cinta Tiga Wanita”. Bagi saya pribadi, tentu saja merasa bahagia dan bersyukur bisa membimbing mereka dalam menulis. Sebenarnya sudah banyak orang yang belajar menulis dengan saya, baik secara langsung (tatap muka) atau pun online. Banyak juga di antara mereka yang kemudian membukukan hasil karyanya. Namun, untuk karya para santri Pesantren Media, saya memiliki kesan khusus. Selain di antara santri ada yang belajar rutin selama setahun lebih dengan saya, juga terasa lebih nikmat bukan hanya karena bisa ikut membidani lahirnya karya mereka, tetapi juga ikut merencanakan proses ‘pembuahan’ untuk karya mereka. Spesial! Catatan khusus saya bagi karya Antologi Cerpen “Cinta Tiga Wanita” adalah saya harus meramu kekuatan yang beragam. Para santri yang membuat karya ini terbagi dua. Pertama adalah santri lama, yang sudah belajar sejak tahun pertama mereka di Pesantren Media. Ada di antara mereka yang awalnya belum bisa menulis, bahkan tak mau menulis. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu dan terus dilatih, akhirnya bisa juga menuangkan gagasannya melalui tulisan. 3
Sebuah Antologi Cerpen
Kedua, santri yang baru masuk sebagai angkatan kedua di Pesantren Media, namun sudah punya kemampuan dasar dalam menulis meski masih harus dipoles lagi. Ibarat pelatih sepak bola, saya harus bisa meramu beragam potensi yang dimiliki setiap pemain agar menjadikan mereka bisa seiring sejalan untuk mencapai tujuan. Alhamdulillah, akhirnya mereka bisa membuat karya dan dibukukan. Selamat ya! Oya, saya mengucapkan terima kasih kepada Bang Boim Lebon, Mbak Afifah Afra dan Anugrah Roby Syahputra yang telah bersedia memberikan endorsement dalam karya Antologi Cerpen “Cinta Tiga Wanita” ini. Insya Allah apresiasi dan dukungannya bisa memberikan suntikan semangat bagi para santri untuk terus berkarya dan menghasilkan karya terbaiknya yang bermanfaat bagi pembacanya. Untuk Farid Ab, Hawari, Wita Dahlia, Novia Handayani, Senandung Rindu (Neng Ilham), Jacinda Aqinah Woyla (Dini Purnama Indah Wulan), dan Noviani Gendaga, selamat menapaki dunia kepenulisan dan terus berkarya yang terbaik bagi umat. Jangan puas hanya dengan satu karya. Tetap semangat! Salam, O. Solihin Penulis buku-buku remaja dan instruktur kelas Menulis Kreatif di Pesantren Media 4
Cinta Tiga Wanita
Daftar Isi Sebuah Pengantar
Jangan Cukup Satu Karya _______________5 Ucapan Terimakasih ___________________7 Hawari
A Journey to Philadelphia ______________14 Noviani Gendaga
Matahari Merah Jambu _________________29 Senandung Rindu
Brokoli Raksasa ________________________41 Novia Handayani
Ketulusan Do’a ________________________52 Jacinda Aqinah Woyla
Sebersit Cahaya Senja di Koeta Radja ____73 Farid Ab
Cinta Tiga Wanita ______________________87 Senandung Rindu
Surat Rindu Buat Ummi ________________105 Farid Ab
Sebuah Wasiat _________________________118 Novia Handayani
Asmarandana Kehidupan ________________ 132 Wita Dahlia
Kerinduan Kalila _______________________144 5
Sebuah Antologi Cerpen Jacinda Aqinah Woyla
Catatan Sejarah Cut Teh ________________163 Hawari
Sebuah Pesan Masuk ___________________177 Noviani Gendaga
Kenanga Coklat ________________________186 Wita Dahlia
Kesimpulan Akhir ______________________210 Para Penulis ___________________________218
6
Cinta Tiga Wanita
Hawari
A Journey to Philadelphia
uncak gelisah. Secangkir kegetiran untuk ditenggak. Alam sadar teracak kacau, seperti lampu-lampu yang berkedip-kedip cepat, mengerikan. Lampu-lampu tersebut seperti hendak meledak, meletupkan percikan api yang datang disusul kegelapan.
P
Benar, lampu-lampu yang berkedip kacau ini pada akhirnya juga akan meledak menjadi kepingankepingan, meninggalkan kegelapan sunyi yang menyesatkan. Menyesatkan arah. Menyesatkan kenyataan. Menyesatkan kendali pikiran. Charlie berlari-lari menyusuri lorong-lorong kelam di sudut kota Manhattan yang gelap, menghindari kejaran suara-suara. Dia terus berlari menembus malam, tak ada keinginan untuk menoleh ke belakang. Kakinya yang sebelah terluka, sehingga langkah larinya menjadi tidak teratur. Tangannya berlumur dengan darah segar yang menetes sedikit-sedikit. Dia tidak merasa sakit di tangannya. Tentu, itu bukan darahnya. Kematian itu kembali melintas di matanya. Charlie tidak bisa mempercayainya. Ia telah melakukannya lagi! Ia masih ingat dengan jelas bagaimana sepasang mata 7
Sebuah Antologi Cerpen
Noviani Gendaga
Matahari Merah Jambu
ku berasal dari keluarga kecil berpenghasilan menengah ke atas. Segala kebutuhan hidupku dapat terpenuhi. Aku anak terakhir dari dua bersaudara. Aku memiliki seorang kakak laki-laki yang memiliki mata elang. Fauzan, tepatnya Fauzan Gumelangka. Tapi, aku sering memanggilnya Abang Papau. Dia seorang mahasiswa di salah satu universitas di Amerika. Ayahku seorang pilot Garuda Indonesia, dan memiliki sebuah kapal besar di pelabuhan Samarinda. Mamaku seorang pengusaha butik sukses yang memiliki banyak cabang se Asia Tenggara. Rumahku bertingkat dua dengan properti khas Meksiko. Penuh warna coklat serta lampu-lampu taman di setiap sudut taman depan rumahku.
A
Hhh, mama dan ayahku sangat sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Pulang larut malam, itulah aktifitas rutin mereka. Aku diasuh oleh seorang pembantu rumah tangga keluargaku. Aku sering memanggilnya Bi Ya. Bi Ya sangat baik kepadaku. Sampai-sampai terkadang aku merasa, aku ini bukan anak mama dan ayah. Tapi, aku ini anak Bi Ya. Beliau 8
Cinta Tiga Wanita
Senandung Rindu
Brokoli Raksasa
“H
ey, kok melamun? Kenapa?” Tanya Afra berdiri di sampingku.
“Fra, kalau udah gede kamu pengen jadi apa?” Aku menengok dan tersenyum. Kemudian Afra duduk di sebelahku. “Kalau aku pengen jadi guru, kamu pengen jadi apa? Nanti aku akan buat anak yang tak mampu bisa sekolah. Jadi pintar, Tufah! Yeee!” Afra pun merespon semangat. Aku pun senang. “Wah, hebat dong! Kalau aku pengen jadi dokter!” Aku berdiri dan kemudian melompat sambil bertepuk tangan gembira. “Apa? Kamu pengen jadi dokter? Bukannya kamu takut disuntik?” Afra kaget bukan main. “Aku pengen Ummi sembuh, Afra.” Aku mulai menangis lalu Afra memelukku. “Ya udah, kita pulang yuk? Udah sore nih, nanti dicariin lagi.” Afra mengajakku pulang.
9
Sebuah Antologi Cerpen
Novia Handayani
Ketulusan Do’a
iarlah asa ini pupus, dunia yang indah tak kan pernah bisa kulihat, namun Allah, aku tidak akan sedikitpun mengurangi kecintaanku pada-Mu. Masih ada keindahan yang ingin kurengkuh disurga-Mu. Hidup ini baik-baik saja, tanpa dua mata ini. Tapi hidupku akan nelangsa tanpa-Mu. Ya Allah. Aku ikhlas akan qadha ini. Ibu, doakan aku, agar aku bisa menjadi wanita sempurna, walau raga ini tak sempurna. Aku mencintaimu Ibu.“
“B
Itulah kata yang terucap dari bibirku. Saat aku tahu, bahwa aku mengalami kebutaan akibat kecelakaan yang membuat mataku terluka. Meskipun hatiku sakit dan tidak menyangka akan hal ini, tapi aku berusaha menerima apa adanya. Aku tidak akan merasa paling menderita ketika Allah mengambil kedua mataku. Mungkin memang inilah takdirku. Harus hidup tanpa kedua mataku. Dengan air mata yang terus mengalir di pipiku, aku genggam jemari ibuku erat. Ingin rasanya aku menghapus air mata ibuku, tapi mata ini tidak bisa membantu aku menatap wajah ibuku. Aku tahu ibuku 10