EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK AIR UMBI UBIJALAR UNGU (Ipomoea batatas L ) TERHADAP DARAH DAN BERBAGAI ORGAN PADA MENCIT YANG DIBERIKAN BEBAN AKTIVITAS FISIK MAKSIMAL
ANTIOXIDANT EFFECT OF WATER EXTRACT PURPLE SWEET POTATO TO MICE BLOOD AND MANY ORGAN THAT GIVEN MAXIMAL PHYSICAL EXERCISE I Made Jawi 1, Dewa Ngurah Suprapta2, I Nyoman Arcana3, Agung Wiwiek Indrayani1, A.A. Ngurah Subawa 4 1 Bagian Farmakologi FK. Universitas Udayana, Denpasar Bali 2 Laboratorium Biopestisida Fak.Pertanian Universitas Udayana, Denpasar Bali 3 Bagian Biokimia FK Universitas Udayana, Denpasar Bali 4 Bagian Patologi Klinik FK Universitas Udayana, Denpasar Bali ABSTRAK Latihan fisik berat menyebabkan terjadinya stress oksidatif yang mengakibatkan kelelahan dan kerusakan jaringan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui terjadinya stress oksidatif dan kerusakan jaringan akibat latihan berat pada mencit dengan mengukur kadar MDA darah dan organ, serta mengetahui efek antioksidan ekstrak umbi ubijalar ungu yang didapat di Bali. Penelitian ini dilakukan pada 40 ekor mencit jantan dewasa jenis Swiss, yang dibagi menjadi 4 kelompok dengan control group post test only design. Setelah diberikan perlakuan renang sampai lelah terhadap kelompok dengan ekstrak ubijalar ungu dan kelompok tanpa ekstrak ubijalar ungu masing-masing 10 ekor, dilakukan pengambilan darah dan organ serta dilakukan pemeriksaan MDA dengan metoda TBARS. Hal yang sama dilakukan pada kelompok kontrol, dengan ekstrak ubijalar ungu dan tanpa ekstrak ubijalar ungu masing-masing 10 ekor. Hasil penelitian menunjukkan terjadi kenaikan kadar MDA pada darah, hati, jantung dan usus yang sangat bermakna setelah pemberian beban, baik pada kelompok tanpa ekstrak ubijalar ungu maupun pada kelompok dengan ekstrak ubijalar ungu (p<0,05). Pada kelompok dengan ekstrak umbi ubijalar ungu terjadi kenaikan MDA yang lebih rendah dan sangat bermakna secara statistik ( p<0,05). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak umbi ubijalar ungu dapat sebagai antioksidan pada mencit yang diberikan beban aktivitas fisik maksimal. Kata Kunci: Kelelahan, stres oksidatif, ubijalar ungu, MDA, mencit ABSTRACT Intense physical exercises cause oxidative stress which is possibly related to fatigue and tissue lesions. The objective of this study was to identify the occurrence of oxidative stress and oxidative lesion due to maximal exercise in mice through the quantification of blood and organs malondialdehyde (MDA), and to investigate the effect of water extract of Balinese purple sweet potato as antioxidant in mice. Subjects of this study were 40 adult male Swiss mice divided into 4 groups with control group post-test only design. Post-exercise samples were collected after exercise protocol of exhausting swimming in ten mice without water extract of Balinese purple sweet potato and ten mice with water extract of Balinese purple sweet potato. The MDA was quantification with TBARS method. Samples were also collected from control group of ten mice without water extract of Balinese purple sweet potato and ten mice with water extract of Balinese purple sweet potato as sedentary mice. The results show a significant increase of MDA in the
blood, liver, heart and intestine after swimming with and without water extract of Balinese purple sweet potato respectively (p<0,05). The increase of MDA was slightly significantly in the group with water extract of Balinese purple sweet potato (p<0,05). From this finding it can be concluded that water extract of Balinese purple sweet potato has antioxidant effect in exhausting exercise in mice. Key Words : fatigue, oxidative stress, Balinese purple sweet potato, MDA, mice
Alamat korespondensi : dr. I Made Jawi Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar,Bali E-mail :
[email protected]
Pendahuluan Aktivitas fisik berat dapat meningkatkan konsumsi oksigen 100-200 kali lipat karena terjadi peningkatan metabolisme di dalam tubuh. Peningkatan penggunaan oksigen terutama oleh otot-otot yang berkontraksi, menyebabkan terjadinya peningkatan kebocoran elektron dari mitochondria yang akan menjadi ROS( Reaktif oxygen species) (Clarkson,2000; Sauza,2005). Umumnya 2-5% dari oksigen yang dipakai dalam proses metabolisme didalam badan akan menjadi ion superoksid, sehingga saat aktivitas fisik berat terjadi peningkatan produksi radikal bebas ( Chevion,2003).Radikal bebas adalah senyawa atau atom yang memiliki elektron tidak berpasangan pada orbital luarnya sehingga bersifat sangat reaktif terhadap sel atau komponen sel disekitarnya ( Evan,2000). Karena reaktif maka radikal bebas dapat menimbulkan kerusakan sel dan komponen sel seperti lipid, protein dan DNA, serta dapat menyebabkan mutasi dan bersifat karsinogenik (Droge, 2002; Thannical, 2000; Clarkson, 2000). Dalam keadaan normal radikal bebas yang diproduksi didalam tubuh akan dinetralisir oleh antioksidan yang ada didalam tubuh. Bila kadar radikal bebas terlalu tinggi seperti saat melakukan aktivitas fisik berat, maka kemampuan dari antioksidan endogen tidak memadai untuk menetralisir radikal bebas sehingga terjadi keadaan yang tidak seimbang antara radikal bebas dengan antioksidan yang disebut stres oksidatif. Stres oksidatif jangka panjang telah terbukti dapat menimbulkan berbagai penyakit degeneratif (Harjanto,2004). Salah satu indikator yang dipakai untuk menentukan stress oksidatif pada manusia adalah kadar MDA ( malondialdehyde) yang merupakan hasil dari peroksidasi lipid didalam tubuh akibat radikal bebas ( Clarkson,2000; Rodriguez,2003; Souza,2005).
Antioksidan didalam sel dibedakan menjadi dua kelompok yaitu antioksidan ensimatik dan nonensimatik. Antioksidan ensimatik disebut juga antioksidan pencegah, yang terdiri dari superoxide dismutase, catalase dan glutathione peroxidase. Antioksidan non ensimatik disebut juga antioksidan pemecah rantai. Antioksidan pemecah rantai terdiri dari vitamin C, vitamin E dan beta karotin (Chevion,2003; Ji,1999). Selain vitamin E dan vitamin C ternyata beberapa flavonoid yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan memiliki khasiat antioksidan. Salah satu komponen flavonoid dari tumbuh-tumbuhan yang dapat berpungsi sebagai antioksidan adalah zat warna alami yang disebut antosianin. Kadar antosianin cukup tinggi terdapat pada berbagai tumbuhtumbuhan seperti misalnya: bilberries ( vaccinium myrtillus L), red wine, grape ( Craig, 2002). Berdasarkan hasil penelitian dari Fakultas Pertanian Unud di Bali ditemukan tumbuhan ubijalar ungu yang umbinya mengandung antosianin cukup tinggi yaitu berkisar antara 110 mg- 210 mg/100 gram ( Suprapta, 2004). Bertitik tolak dari sini dapat diasumsikan bahwa pemberian ekstrak umbi ubijalar ungu dapat melindungi sel dari pengaruh buruk radikal bebas. Penelitian mengenai efek antioksidan dari ekstrak umbi ubijalar ungu pada darah telah terbukti pada penelitian sebelumnya (Jawi,2008), sedangkan efek antioksidan terhadap organ belum ada. Sementara budidaya tanaman ini tidak sulit untuk dikembangkan maka penelitian tentang khasiat antioksidan dari ekstrak umbi ubijalar ungu pada darah dan berbagai organ perlu dilakukan, untuk menjawab permasalahan, apakah pemberian suplemen ektrak umbi ubijalar ungu terhadap mencit dapat meningkatkan antioksidan non ensimatik pada darah dan berbagai organ penting sehingga menurunkan kadar MDA setelah pemberian beban maksimal.
METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian ini adalah eksperimental laboratorik dengan rancangan randomized control group post-test only design. Sampel dalam penelitian ini adalah mencit galur Swiss jantan dengan umur 4-5 bulan yang diperoleh dari kandang hewan coba Lab. Pusat Studi Pangan dan Gizi, UGM, Jogjakarta. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 40 ekor. Jalannya Penelitian Sampel dibagi menjadi 4 kelompok masingmasing 10 ekor mencit. Dua kelompok dari mencit diberikan ekstrak umbi ubijalar ungu dengan dosis 0,5 cc/ekor/hari selama 7 hari. Dua kelompok tanpa diberikan ekstrak umbi ubijalar ungu. Pada hari ke 8, satu kelompok ( 10 ekor) dari mencit yang diberikan ekstrak umbi ubijalar ungu dan satu kelompok ( 10 ekor) dari mencit yang tidak diberikan ekstrak umbi ubijalar ungu direnangkan sampai hampir tenggelam. Setelah perlakuan renang tersebut dilakukan pengambilan darah terhadap masing-masing melalui medial canthus sinus orbitalis untuk pemeriksaan kadar MDA. Mencit kemudian dikorbankan dan dilakukan pengambilan hati, jantung serta usus untuk pemeriksaan MDA jaringan. Terhadap kelompok kontrol yang terdiri dari 10 ekor tanpa diberikan ekstrak umbi ubijalar ungu dan 10 ekor
diberikan ekstrak umbi ubijalar ungu dilakukan pengambilan darah dan organ tanpa diawali dengan renang. Pemeriksaan kadar MDA darah dan jaringan dilakukan dengan metode TBARS ( Thiobarbituric acid-reactive substances), dikerjakan di Laboratorium Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM Jogjakarta. Ekstrak air umbi ubijalar ungu dibuat dengan prosedur sebagai berikut: Umbi ubi jalar ungu yang diperoleh dari petani, dicuci kemudian dikupas kulitnya, ditimbang dan dipotong kecil-kecil dengan pisau stainless dengan ukuran sekitar 1 cm x 1 cm x 1 cm. Sebanyak 10 gram dari potongan umbi ubi jalar tersebut diblender dalam 100 ml akuades selama kurang lebih 5 menit, lalu disaring dengan 3 lapis kain kasa, kemudian dilanjutkan penyaringan dengan kertas saring Whatman No 1. Filtrat yang diperoleh di Fill Up agar menjadi 100 ml. Filtrat tersebut dipanaskan selama 20 menit di hitung sejak mendidih. Filtrat didinginkan lalu digunakan dalam penelitian. Uji statistik yang digunakan adalah One-Way Anova. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian pemeriksaan kadar MDA pada darah,hati, jantung dan usus mencit dapat dilihat pada tabel 1 sampai dengan 4. Perbandingan MDA pada darah dapat dilihat pada grafik 1. Perbandingan MDA pada jantung, hati dan usus dapat dilihat pada grafik 2.
Tabel 1.Kadar MDA Darah Mencit Setelah Renang Maksimal Tanpa Pemberian Ekstrak Umbi Ubijalar Ungu dan Dengan Ekstrak Umbi Ubijalar Ungu Kelompok Kelompok Kelompok Renang Kelompok Renang dg No Kontrol Tanpa Tanpa Ubijalar Kontrol dg Ubijalar Ungu Ubijalar ungu Ungu Ubijalar Ungu
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 M
MDA mmol/l 1.00 1.50 1.30 1.23 1.33 1.53 1.64 1.47 1.17 1.07 1.32±0,2
MDA mmol/l 14.93 14.53 14.03 13.53 13.73 14.73 14.23 14.43 14.13 13.83 14.21±0,4
MDA mmol/l 0.90 1.00 0.83 0.73 0.93 1.03 0.80 0.87 0.77 0.97 0.88±0,1
MDA mmol/l 4.78 5.01 4.94 4.88 5.08 4.81 4.84 5.04 5.18 4.91 4.95±0,1
Pada tabel 1 terlihat terjadi peningkatan kadar MDA darah setelah pemberian beban berupa renang maksimal. Kenaikan ini sangat bermakna secara statistik ( p<0,05). Pada tabel 1 terlihat terjadi kenaikan kadar MDA setelah pemberian beban maksimal yang diawali pemberian ekstrak umbi ubijalar ungu. Kenaikan ini juga sangat bermakna secara statistik ( p<0,05). Bila dibandingkan kenaikan MDA pada kelompok tanpa ekstrak umbi ubijalar ungu dengan kelompok dengan ektrak ubijalar ungu terlihat perbedaan yang sangat bermakna. Tanpa ektrak umbi ubijalar rata-rata kadar MDA setelah pemberian beban adalah 14,21 mmol/l. Dengan pemberian ekstrak umbi ubijalar ungu selama seminggu sebelum pemberian beban ratarata kadar MDA darah setelah pemberian beban maksimal adalah 4,95 mmol/l. Perbedaan ini secara ststistik sangat bermakna ( p<0,05). Pada grafik 1 dan 2 berikut dapat dilihat perbandingan kadar MDA pada semua kelompok percobaan.
Pada tabel 2 terlihat terjadi peningkatan kadar MDA jaringan hati setelah pemberian beban berupa renang maksimal. Kenaikan ini sangat bermakna secara statistik ( p<0,05). Setelah pemberian beban maksimal yang diawali pemberian ekstrak umbi ubijalar ungu, juga terjadi kenaikan MDA yang bermakna secara statistik ( p<0,05). Bila dibandingkan kenaikan MDA pada kelompok tanpa ekstrak umbi ubijalar ungu dengan kelompok yang diberikan ekstrak umbi ubijalar ungu terlihat perbedaan yang sangat bermakna. Tanpa ekstrak umbi ubijalar ungu rata-rata kadar MDA setelah pemberian beban adalah 14,62 mmol/g. Dengan pemberian ekstrak umbi ubijalar ungu selama seminggu sebelum pemberian beban, ratarata kadar MDA dalam jaringan hati adalah 3,47mmol/g. Perbedaan ini secara ststistik sangat bermakna ( p<0,05). Hal yang sama terjadi pada MDA jantung seperti tabel 3.
Tabel 2. Kadar MDA Hati Mencit Setelah Renang Maksimal Tanpa Pemberian Ekstrak Umbi Ubijalar Ungu Dan Dengan Ekstrak Umbi Ubijalar Ungu Kelompok Kelompok Kelompok Renang Kelompok Renang dg Ubijalar No Kontrol Tanpa Tanpa Kontrol dg Ubijalar Ungu Ubijalar ungu Ubijalar Ungu Ungu MDA mmol/g
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
MDA mmol/g 1.61 1.48 1.42 1.58 1.68 1.55 1.64 1.71 1.45 1.52
MDA mmol/g
14.62 14.33 14.81 14.52 14.23 14.91 14.62 14.42 15.01 14.71
MDA mmol/g 1.00 1.19 0.93 1.00 0.97 0.90 0.87 1.10 1.03 1.13
M
1.56±0,09
14.62±0,2
1.01±0,1
3.47±0,09
3.36 3.55 3.39 3.42 3.58 3.48 3.45 3.32 3.61 3.52
Hasil pemeriksaan kadar MDA jaringan usus agak berbeda bila dibandingkan dengan MDA jaringan hati dan jantung( tabel 4). Pada usus kelompok kontrol didapatkan kadar MDA yang lebih tinggi dibandingkan jaringan hati dan jantung kelompok kontrol. Perbedaan tersebut secara statistik bermakna (p<0,05). Setelah pemberian beban maksimal terjadi peningkatan MDA usus namun tidak seperti pada jantung dan hati. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4 Seperti telah diuraikan bahwa pada saat melakukan aktivitas fisik berat akan menyebabkan peningkatan produksi radikal bebas yang akan menimbulkan stres oksidatif. Terjadinya stress oksidatif ditandai oleh meningkatnya kadar MDA didalam darah dan organ tubuh. Pada tabel 1 terlihat kadar MDA darah pada mencit yang diberikan beban aktivitas fisik maksimal tanpa ekstrak umbi ubijalar ungu dan dengan pemberian ekstrak umbi ubijalar ungu. Pada tabel 1 dan pada grafik 1 jelas terlihat perbedaan kadar MDA antara kelompok tanpa ekstrak umbi ubijalar ungu dan kelompok yang diberikan ekstrak umbi ubijalar ungu, baik pada
darah maupun organ. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Rodriguez (2003) yang melihat kenaikan MDA setelah melakukan latihan ( Rodriguez, 2003). Dengan pemberian ekstrak umbi ubijalar ungu kenaikan kadar MDA jauh lebih rendah dibandingkan dengan tanpa ekstrak umbi ubijalar ungu. Secara statistik perbedaan tersebut sangat bermakna ( p<0,05). Nampaknya pemberian ekstrak umbi ubijalar ungu dapat mengikat radikal bebas sehingga stres oksidatif yang terjadi lebih ringan dibandingkan tanpa pemberian ekstrak umbi ubijalar ungu. Pemberian ekstrak umbi ubijalar ungu dapat sebagai antioksidan yang baik sehingga kadar MDA jauh lebih rendah. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian dengan pemberian ginseng terhadap stress oksidatif pada tikus yang diberikan beban fisik berat ditemukan terjadi efek preventif terhadap stress oksidatif sehingga terjadi penurunan MDA setelah diberikan ginseng (Voces, 2004). Pemberian high-Genistin Isoflavine terhadap tikus sebelum aktivitas fisik, juga dapat melindungi kerusakan jaringan akibat stress oksidatif (Chen,2002).
Tabel 3. Kadar MDA Jantung Mencit Setelah Renang Maksimal Tanpa Pemberian Ekstrak Umbi Ubijalar Ungu Dan Dengan Ekstrak Umbi Ubijalar Ungu Kelompok Kelompok Kelompok Renang Kelompok Renang dg No Kontrol Tanpa Tanpa Ubijalar Kontrol dg Ubijalar Ungu Ubijalar ungu Ungu Ubijalar ungu
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 M
MDA mmol/g 1.85 1.94 1.88 1.97 1.94 1.91 1.78 1.75 1.81 1.72
MDA mmol/g
MDA mmol/g
14.84 14.18 14.47 14.65 14.00 14.56 14.37 14.09 14.65 14.47
MDA mmol/g 1.22 1.38 1.28 1.19 1.41 1.31 1.44 1.34 1.28 1.25
1.86±0,08
14.43±0,2
1.31±0,08
3.69±0,1
3.47 3.79 3.76 3.60 3.73 3.85 3.57 3.69 3.82 3.66
Tabel 4. Kadar MDA Usus Mencit Setelah Renang Maksimal Tanpa Pemberian Ekstrak Umbi Ubijalar Ungu Dan Dengan Ekstrak Umbi Ubijalar Ungu Kelompok Kelompok Kelompok Renang Kelompok Renang dg Ubijalar No Kontrol Tanpa Tanpa Kontrol dg Ubijalar Ungu Ubijalar ungu Ubijalar Ungu ungu
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 M
MDA mmol/g 3.86 4.15 3.93 4.05 3.83 4.08 4.27 4.02 4.21 4.12 4.05±0,1
MDA mmol/g 5.41 5.79 5.60 5.22 5.69 5.50 5.31 5.03 5.12 4.93
MDA mmol/g 3.20 3.45 3.51 3.35 3.58 3.48 3.67 3.23 3.54 3.32
5.36±0,2
3.43±0,1
Salah satu komponen flavonoid dari tumbuhan yang berfungsi sebagai antioksidan adalah zat warna alami yang disebut antosianin. Kadar antosianin cukup tnggi terdapat pada berbagai tumbuhan seperti misalnya bilberries dan anggur merah (Craig, 2002). Kadar antosianin dalam ubijalar ungu juga cukup tinggi ( Suprapta,2004). Pada penelitian ini terlihat efek antioksidan dari ubijalar ungu terhadap darah dan berbagai organ sangat jelas. Seperti terlihat pada grafik 1 diatas perbandingan kadar MDA darah, jaringan hati, jaringan jantung dan jaringan usus pada semua kelompok percobaan. Pada grafik tersebut jelas terlihat perbedaan kenaikan kadar MDA pada darah dan jaringan antara kelompok yang diberikan ubijalar ungu dengan yang tidak diberikan umbi ubijalar ungu. Pada grafik tersebut terlihat dengan pemberian umbi ubijalar ungu kenaikan kadar MDA jauh lebih rendah dibandingkan dengan tanpa umbi ubijalar ungu. Secara statistik perbedaan tersebut sangat bermakna ( p<0,05). Peningkatan MDA pada jaringan hati setelah pemberian beban maksimal sesuai dengan hasil penelitian pendahuluan yang melihat terjadi peningkatan SGOT dan SGPT pada darah yang menunjukan adanya gangguan fungsi hati setelah aktivitas fisik berupa renang maksimal (sampai hampir tenggelam)(Jawi,2007). Peningkatan SGOT dan SGPT adalah akibat dari meningkatnya radikal bebas yang terjadi akibat peningkatan metabolisme (Ji, 1999). Peningkatan radikal bebas
MDA mmol/g 2.59 2.72 2.53 2.69 2.66 2.82 2.63 2.78 2.56 2.75 2.67±0,09
yang tidak diikuti oleh peningkatan antioksidan akan menyebabkan terjadinya stress oksidatif yang menyebabkan kenaikan MDA dan kerusakan jaringan termasuk jaringan hati. Dengan pemberian ekstrak umbi ubijalar ungu ternyata dapat mengurangi kenaikan MDA pada penelitian ini, sehingga ekstrak umbi ubijalar ungu dapat sebagai antioksidan. Nampaknya kemampuan antioksidan dari ekstrak umbi ubijalar ungu secara invivo lebih baik dari vitamin E sebab penelitian dengan pemberian vit.E tidak dapat menurunkan MDA seperti yang dilakukan oleh akova(2000) dan Viitala ( 2004) ( Akova,2000; Viitala,2004). Pemeriksaan kadar MDA pada jaringan usus dalam penelitian ini nampaknya istimewa. Pada kontrol terjadi perbedaan yang bermakna bila dibandingkan kontrol pada jantung dan hati. Kontrol MDA pada usus lebih tinggi secara bermakna(p<0,05). Salah satu penyebab kenaikan MDA adalah tingkat metabolisme di dalam organ atau jaringan. Pada usus saat istirahat terjadi metabolisme yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan hati dan jantung sebab dalam usus terjadi pencernaan makanan. Hal lain yang menyebabkan tingginya kadar MDA adalah adanya iskemiareperfusi pada jaringan usus saat-saat tertentu. Iskemia-reperfusi tersebut akan menyebabkan peningkatan radikal bebas sehingga terjadi peningkatan MDA. Setelah pemberian beban maksimal ternyata kadar MDA pada usus lebih rendah dibandingakan organ lain dan darah.
mmol / liter
15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
Tanpa Ubijalar Ubijalar
A
B
Grafik 1. Perbandingan Kadar MDA Darah. Keterangan : A.MDA darah kontrol tanpa ekstrak ( ) , dan kontrol dengan ekstrak ( ). B.MDA darah setelah aktivitas fisik maksimal tanpa ekstrak ( ), dan dengan ekstrak ( )
Tanpa Ubijalar
mmol / gram
16 14
Ubijalar
12 10 8 6 4 2 0 A
B
C
D
E
F
Grafik 2. Perbandingan Kadar MDA pada Berbagai Organ. Keterangan A. MDA kontrol pada hati tanpa ekstrak ( ) , dengan ekstrak( ). B. MDA hati setelah aktivitas fisik maksimal tanpa ekstrak ( ), dan dengan ekstrak( ). C. MDA kontrol pada Jantung tanpa ekstrak ( ), dan dengan ekstrak ( ). D. MDA jantung setelah aktifitas fisik maks. tanpa ekstrak ( ) dan dengan ekstrak ( ) E. MDA kontrol pada Usus tanpa ekstrak ( ) , dan tanpa ekstrak ( ). F MDA usus setelah aktifitas fisik maksimal tanpa ekstrak ( ) dan dengan ekstrak ( )
Hal ini juga disebabkan oleh tingkat metabolisme di`dalam usus lebih rendah bila dibandingkan organ lain saat pemberian beban. Jantung misalnya
mengalami peningkatan metabolisme yang tinggi saat pemberian beban, sehingga radikal bebas yang dibentuk sangat tinggi. Pemeriksaan MDA pada
B, Surmen-Gur E, Gur H, Dirican M, Sarandol E Kucukoglu S. 2000. Exercise-induced oxidative stress and muscle performance in healthy women: role of vitamin E supplementation and endogenous oestradiol. Eur J Appl Physiol 84:141-147. Chen CY, Holtzman GI, Bakhit RM. 2002. HighGenistin Isoflavone Supplementation Modulated Rrythrocyte Antioxidant Enzymes and Increased Running Endurence in Rats Undergoing one Session of Exhausting Exercise-a pilot study. Pakistan journal of Nutrition 1(1):1-7 Clarkson PM, Thomson HS. 2000. Antioxidants: What role do they play in physical activity and health ?, Am J Clin Nutr. 729 2 Suppl): 637 s-46s. Craig WJ. 2002. Vegetarian Phytochemicals: Guardians of Our Health, A Continuing Education Article at http:// www. Andrews.edu/NUFS/phyto.html
Proc.Nati.Acad.Sci.USA,Vol 100,Issue9, 5119-5123. Droge W. 2002. Free Radicals in the Physiological Control of Cell Function, Physiological Reviews. Vol 82, No 1 pp 47-95. Evan WJ. 2000. Vitamin E, Vitamin C, and Exercise, American Journal of Clinical Nutrition, Vol 72, No 2, 647s-652s. Harjanto 2004. Pemulihan stress oksidatif pada latihan olahraga, Jurnal Kedokteran YARSI, Vol 12 No.3 SeptemberDesember.Hal 81-87 Jawi I M, Suprapta D N, Subawa AA N. 2008. Ubi Jalar Ungu Menurunkan Kadar MDA dalam Darah dan Hati Mencit setelah Aktivitas fisik Maksimal. Jurnal Veteriner Vol. 9, No.2, 65-71. Jawi I M, Suprapta D N, Sutirtayasa I WP. 2007. Efek antioksidan ekstrak umbi ubijalar ungu ( Ipomoiea batatas L) terhadap hati setelah aktivitas fisik maksimal dengan melihat kadar AST dan ALT darah pada mencit. Dexa Media N0 3,Vol 20, Juli-September 2007. Ji LL 1999. Antioxidants and Oxidative Stress in Exercise, Proceeding of the Society for Expeerimental Biology and Medicine 222: 283-292. Rodriguez MC, Rosenfeld J, Tarnopolsky MA. 2003. Plasma malondialdehyde increases transiently ischemic forearm exercise. Med Sci Sports Exerc; 35(11):1859-65 Sauza TP, Oliveira PR, Pereira B. 2005. Physical exercise and oxidative stress, effect of intense physical exercise on urinary chemiluminescence and plasmatic malondialdehyde. Rev Bras Med Esporte, Vol 11, N0 1 Jan/Fev Suprapta DN, dkk 2004. Kajian Aspek Pembibitan, Budidaya dan Pemanfaatan umbi-umbian sebagai sumber pangan alternatif. Laporan Hasil Penelitian. Kerjasama BAPEDA Propinsi Bali dengan Fakultas Pertanian UNUD
Chevion S, Moran DS, Heled Y, Shani Y, Regrev G, Abbou B, Berenshtein E, Stadtman ER, Epstein Y. 2003. Plasma antioxidant status and cell injury after severe physical exercise,
Thannical VJ, BL Fanburg. 2000. Reactive oxygen species in cell signaling, Am J Physiol Lung Cell Mol Physiol Vol 279, Issue 6,pp 1005-1028.
jantung dalam penelitian ini hampir sama dengan pada jaringan hati seperti terlihat pada grafik 1. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak air umbi ubijalar ungu dapat menurunkan kadar MDA pada darah, pada hati, pada jantung dan pada usus setelah pemberian beban maksimal pada mencit. Ekstrak umbi ubijalar ungu dapat sebagai antioksidan eksogen. Ucapan Terima kasih: Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Bappeda Provinsi Bali telah memberikan dana sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik. Terima kasih pula kepada Kepala Pusat Studi Pangan dan Gizi Universitas Gajah Mada telah memberi ijin dan membantu pelaksanaan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Akova
Viitala P, Newhouse IJ, LaVoie N,Gottardo C. 2004. The effects of antioxidants vitamin supplementation on resistence exercise induced lipid peroxidation in trained and untrained participants.Lipids in Health and Diseased 3:14 Voces J, Oliveira ACC, Prieto JG, Vila L, Perez AC, Duarte IDG, Alvarez AI. Ginseng administration protects skeletal muscle from oxidative stress induced by acute exercise in rats. Braz J Med Biol Res volume 37(12):1863-1871