PENGARUH PENAMBAHAN SUKROSA, DEKSTROSA, SORBITOL DAN XYLITOL SEBAGAI PEMANIS TERHADAP SIFAT FISIK TABLET HISAP EKSTRAK KENTAL JAHE MERAH (Zingiber officinale Rosc) DENGAN METODE GRANULASI BASAH THE EFFECT OF SUCROSE, DEKSTROSE, SORBITOL AND XYLITOL AS SWEETENER ON PHYSICAL PROPERTIES OF EXTRACT RED GINGER LOZENGES WET GRANULATION Tri Wahyuningsih, Inding Gusmayadi, Fahjar Prisiska Fakultas Farmasi dan Sains UHAMKA, Jakarta. ABSTRAK Ekstrak kental jahe merah memiliki rasa yang pedas dan beraroma tajam, untuk menutupi rasa dan bau dibuat dalam sediaan tablet hisap.Tablet hisap ekstrak kental jahe merah dibuat dengan penambahan sukrosa, dekstrosa, sorbitol dan xylitol dengan metode granulasi basah. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh sifat fisik tablet hisap ekstrak kental jahe merah yang dibuat dengan penambahan pemanis tersebut dan tanggapan responden terhadap rasa yang dihasilkan. Formula dibuat dengan 4 formula dengan variasi pemanis yaitu sukrosa (F1), dekstrosa (F2), sorbitol (F3) dan xylitol (F4) dengan masing-masing konsentasi 20%. Evaluasi tablet hisap meliputi kekerasan dan keregasan dengan menggunakan ANAVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95% (α=0,05) dan uji hedonis dengan statistik non-parametrik Chi-Square.Analisa data menggunakan data kekerasan dan keregasan dengan menggunakan uji ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95% (α=0,05) diperoleh nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 berarti terdapat perbedaan bermakna pada tiap formula dan dilanjutkan uji Tukey HSD dan uji Duncan.Kesimpulan hasil penelitian berdasarkan analisa data ANAVA satu arah dan uji hedonis didapat formula dengan penambahan pemanis dekstrosa (F2) dan pemanis xylitol (F4) mampu menghasilkan tablet hisap yang memenuhi syarat farmasetika. Kata kunci : Ekstrak Kental Jahe merah, Pemanis, Tablet Hisap, Granulasi Basah. ABSTRACT Red ginger extract has a spicy flavor and pungent, to mask the taste and smell it was made in lozenges. Red ginger extract lozenges was made by sucrose, dextrose, sorbitol and xylitol as sweetener by wet granulation method. The purpose of this research was to determine the effect of physical properties of red ginger extract lozenges made with the addition of sweeteners and respons of flavor. The lozenges were made into 4 formulas in variations of sweetener sucrose (F1), dextrose (F2), sorbitol (F3) and xylitol (F4) with the respective concentrations of 20%. Evaluation of lozenges includedhardness and friability using one-way ANOVA with a 95% confidence level (α = 0.05) and hedonic test with a non-parametric statistical Chi-Square. Data analysis using data on hardness and friability by one-way ANOVA test with a 95% confidence level (α = 0.05) was obtained significantly smaller value of 0.05 means that there were substantial variations among formulas and followed by Tukey HSD and Duncan test. By one way ANOVA analysis and hedonic test it can be concluded that sweetener dextrose formula (F2) and sweetener xylitol formula (F4) was able to produce as a lozenges. Keywords: Extract red ginger, Sweetener, Lozenges, Wet granulation
1
tingkat kemanisan 50 % sukrosa. Sorbitol merupakan serbuk dengan butiran atau kepingan berwarna putih, rasa yang manis dan bersifat higroskopis(Anonim 1976). Xylitol memiliki tingkat kemanisan relatif sama dengan tingkat kemanisan sukrosa dengan nilai kalori sebesar 2,4 kkal/g(SNI 01-69932004).Dekstrosa memiliki panas disolusi negatif sehingga tablet yang mengandung dekstrosa menunjukkan karakteristik raba mulut yang lebih dingin daripada tablet yang mengandung sukrosa(Siregar 2010).
PENDAHULUAN Pengembangan jahe di Indonesia sampai saat ini masih memiliki peluang dan prospek yang sangat baik. Saat ini penggunaan jahe selain sebagai bahan penyedap masakan, juga digunakan sebagai obat tradisional, bahan kosmetik, minuman dan makanan. Untuk mengimbangi permintaan pasar yang terus meningkat, teknologi budidaya jahe yang tepat sangat diperlukan guna memberikan ketersediaan bahan baku jahe secara kontinu ( BPOM 2006) Jahe merah (Zingiber officinale Rosc.) merupakan tanaman obat yang memiliki berbagai macam khasiat dan manfaat. Salah satu upaya untuk mengembangkan jahe merah agar menjadi sediaan yang lebih modern adalah memformulasikannya menjadi sediaan tablet hisap. Keuntungan dari sediaan tablet hisap adalah mudah dalam penggunaan, rasa yang enak, dan lebih efektif untuk memperoleh efek lokal di mulut dan tenggorokan jika dibandingkan dengan sediaan lainnya. Bahan pengikat yang digunakan adalah pati ubi jalar. Pada penelitian sebelumnya diperoleh hasil terbaik dengan konsentrasi 20% mampu digunakan sebagai bahan pengikat pada sediaan tablet hisap dengan metode granulasi basah (Septiana 2012) Untuk memperoleh tablet hisap jahe merah yangmemiliki kualitas baik maka dibutuhkan bahan penolong (eksipien) yang sesuai.Bahan pengisi yang digunakan adalah manitol, karena manitol bersifat tidak higroskopis dan merupakan bahan utama digunakan untuk granulasi basah(Siregar 2010) . Tingkat kemanisan manitol adalah 50% dari gula dan dapat memberikan sensasi dingin yang menyenangkan dalam mulut ketika tablet hisap melarut (Siregar 2010). Pemilihan manitol juga disebabkan rasa dari jahe merah yang pedas sehingga diharapkan penggunaan manitol dapat membantu menutup rasa tidak enak dari tablet hisap yang dihasilkan. Untuk membantu memperbaiki rasa digunakan tambahan pemanis yang terdiri dari sukrosa, dekstrosa, sorbitol dan xylitol. Sukrosa memiliki tingkat kemanisan yang sama dengan glukosa, sorbitol memiliki
METODOLOGI A. Alat Alat- alat yang digunakan dalam penelitian adalah mesin pencetak tablet single punch rotary, alat uji keregasan tablet (Friability tester), alat uji kekerasan tablet (Hardness tester), Granule Flow Tester, Tapped Density Tester, ayakan bertingkat, botol timbang, tanur, viscometer Brookfield, pH meter, timbangan analitik, oven, jangka sorong, stopwatch, Moisture Ballance, eksikator dan alat-alat lainnya. B. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah serbuk jahe merah, Manitol, Sukrosa, Dekstrosa, Sorbitol, Xylitol, Mg. stearat, Aerosil, Nipagin, Nipasol, pati ubi jalar, etanol 70% dan Aquadest. C. Tahapan Penelitian 1. Penyediaan bahan 2. Pembuatan ekstrak kental jahe merah Serbuk jahe merah yang digunakan sebanyak 3,0 kg. Serbuk jahe merah dimaserasi dengan etanol 70% selama 3 hari. Setelah didapatkan maserat cair, kemudian dipekatkan menggunakan rotary evaporator dengan kecepatan 5 rpm pada suhu 39ºC selama ± 4 hari hingga diperoleh ekstrak kental yang mudah dituang.Masukkan ke dalam oven pada suhu 39ºC selama 3 hari. 3. Uji karakteristik ekstrak kental jahe merah Pengujian karakteristik meliputi uji organoleptis, susut pengeringan, kadar abu, pH, viskositas, dan uji penapisan fitokimia. 2
4. Uji karakteristik pati ubi jalar Pengujian karakteristik meliputi uji organoleptis, kadar abu dan kadar air. 5. Komposisi formula tablet hisap Formula tablet hisap dibuat dalam 4 formula dimana tiap formula dengan bobot tablet 750 mg. Komposisi formula tablet hisap terdapat pada tabel 1. 6. Pembuatan granul dengan metode granulasi basah Siapkan bahan-bahan. Buat mucilago pati ubi jalar. Masukkan pati ubi jalar ke dalam air dingin 30ml hingga terbentuk suspensi, lalu dipanaskan sambil ditambahkan air panas sedikit-sedikit hingga terbentuk gel yang tembus cahaya. Masukkan ekstrak kental jahe merah ke dalam wadah lain,
tambahkan nipagin dan nipasol ke dalamnya, aduk sampai homogen.Tambahkan manitol, aduk hingga menjadi kering dan homogen, tambahkan pemanis sesuai masing-masing formula (formula 1:sukrosa, formula 2:dekstrosa, formula 3:sorbitol, formula 4:xylitol), aduk hingga homogen.Tambahkan mucilago pati ubi jalar sedikit demi sedikit, hingga terbentuk massa yang bisa dikepal (banana breaking). Massa tersebut diayak dengan ayakan no 12.Masukkan ke dalam oven dengan suhu ± 50°C selama ± 24 jam.Granul tersebut ditimbang kembali, diayak dengan ayakan nomor 18. Tambahkan Magnesii stearat dan aerosil.
Tabel 1. Komposisi Formula Tablet Hisap Bahan Ekstrak Kental Jahe Merah Nipagin Nipasol Aerosil Mg. Stearat Pati Ubi Jalar Sukrosa Dekstrosa Sorbitol Xylitol Manitol ad
Formula (%) 2 3 8,13 8,13 0,1 0,1 0,01 0,01 0,25 0,25 3 3 20 20 20 20 100 100
1 8,13 0,1 0,01 0,25 3 20 20 100
7. Evaluasi granul Evaluasi granul yang dilakukan meliputi uji distribusi ukuran partikel, waktu alir, sudut diam, kompresibilitas dan susut pengeringan. 8. Pembuatan tablet hisap Granul ditimbang lalu dimasukkan ke dalam hopper. Mesin dijalankan hingga diperoleh beberapa tablet. Kekerasan dan bobotnya diukur. Punch atas diatur untuk mendapatkan kekerasan yang sesuai dan atur punch bawah untuk mendapatkan bobot yang sesuai. Jika bobot dan kekerasan telah sesuai, mesin dijalankan
Fungsi 4 8,13 0,1 0,01 0,25 3 20 20 100
Zat aktif Pengawet Pengawet Glidan Lubricant Pengikat Pemanis Pemanis Pemanis Pemanis Pengisi
hingga semua granul habis dan telah dicetak menjadi tablet. 9. Evaluasi tablet Evaluasi tablet yang dilakukan meliputi keseragaman bobot, kekerasan, keregasan, keseragaman ukuran, dan uji hedonis. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Karakteristik Ekstrak Kental Jahe Merah Karakterisasi ekstrak kental jahe merah dilakukan untuk menguji karakteristik dan identifikasi dari ekstrak kental jahe merah.Dari hasil uji organoleptis, ekstrak kental yang 3
dihasilkan berwarna coklat dengan aroma khas aromatis dan rasanya yang pedas. pH yang dihasilkan dari ekstrak kental jahe merah pada suhu 25ºC yaitu, 6,25 memenuhi persyaratan uji pH ekstrak kental jahe merah yaitu pH 6-7 (BPOM 2006). Tujuan pengujian pH untuk karakteristik ekstrak kental jahe merah, apabila pH yang didapat dibawah 6 akan menyebabkan rasa asam, sedangkan apabila pH yang didapat diatas 7 akan menyebabkan rasa pahit, sehingga pada pH netral diharapkan tidak mempengaruhi rasa. Viskositas yang dihasilkan ekstrak kental jahe merah setelah diuji dengan spindle nomor 3 pada kecepatan 20 rpm adalah
No 1.
2. 3. 4. 5.
8.906,67 cps. Tujuan pengujian uji viskositas untuk mengetahui karakteristik ekstrak kental jahe merah dan berpengaruh pada rendeman yang dipakai. Susut pengeringan yang dihasilkan pada pengujian terhadap ekstrak kental jahe merah sebesar 10,74%. Hal ini menunjukkan bahwa susut pengeringan dari ekstrak kental jahe merah memenuhi persyaratan karena berada dibawah 10,8% (BPOM 2006). Bila kadar airnya tinggi maka dapat memacu tumbuhnya mikroba didalam ekstrak kental sehingga ekstrak tidak lagi menjadi stabil, rusak dan dapat menimbulkan bau tengik.
Tabel 2. Karakteristik Ekstrak Kental Jahe Merah Pemeriksaan Hasil Organoleptis : a. Bentuk a. Ekstrak kental b. Aroma b. Khas aromatis c. Rasa c. Pedas d. Warna d. Coklat tua Susut Pengeringan 10,74% Kadar Abu 4,37% pH 6,25 Viskositas 8.906,67 cps Tabel 3. Uji Penapisan Fitokimia Senyawa Hasil Alkaloid + Flavonoid + Saponin + Terpenoid + Steroid Tanin +
Kadar abu dari ekstrak kental jahe merah sebesar 4,37%. Hal ini menunjukkan bahwa kadar abu ekstrak kental jahe merah tidak memenuhi syarat karena kadarnya diatas 1,03% (BPOM 2006). Kadar abu menunjukkan oksida-oksida logam atau garam-garam klorida.Kadar abu yang tinggi menunjukkan bahwa ekstrak tersebut mengandung oksida logam yang tinggi.Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak tersebut mengandung cemaran yang sangat tinggi
sehingga kemurnian ekstrak tersebut menjadi rendah. Hasil uji penapisan fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak kental jahe merah mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, terpenoid, dan tanin. Tujuan uji penapisan fitokimia untuk mengetahui senyawa yang berkhasiat yaitu terpenoid masih terkandung dalam ekstrak kental jahe merah. 4
Pada formula 3 pengujian susut pengeringan tidak memenuhi persyaratan 3-5%, ini dikarenakan karakteristik sorbitol yang sangat higroskopis (Siregar 2010). Uji distribusi ukuran granul yang dimaksudkan untuk mengetahui ukuran granul dan penyebaran ukuran granul, hal ini perlu diketahui karena dapat mempengaruhi proses pencampuran yaitu partikel-partikel yang lebih besar cenderung memisah dari partikelpartikel yang lebih kecil dan bergerak kebawah sedangkan partikel-partikel kecil akan naik keatas (Lachman et al. 1994). Pada F1 (sukrosa) granul tertinggal paling banyak di ayakan no.20 yaitu 32,90 gram, hasil ini dapat dinyatakan bahwa pada F1 memiliki ukuran granul antara 0,85 µm-1mm. Pada F2 (dextrosa) granul tertinggal paling banyak. C. Hasil Evaluasi Tablet Evaluasi tablet yang dilakukan pada tablet hisap jahe merah yang telah dibuat meliputi warna, bentuk, rasa, keseragaman bobot, kekerasan, keregasan, dan keseragaman ukuran tablet dapat dilihat pada Tabel 5. Tablet hisap yang dihasilkan memiliki warna putih kecoklatan, berbentuk lonjong dan memiliki rasa pedas. Uji keseragaman bobot tablet dilakukan dengan menguji bobot dari 20 tablet. Hasil pengujian keseragaman bobot tablet dari formula 1 hingga formula 4 memenuhi syarat karena yaitu tidak ada 2 tablet yang mempunyai penyimpangan bobot 5% dari bobot tablet rata-rata dan tidak terdapat satu tablet pun yang mempunyai penyimpangan bobot 10% dari bobot ratarata(Departemen Kesehatan RI. 1979).
B. Hasil Evaluasi Granul Evaluasi granul dilakukan untuk mengetahui kualitas dari granul yang terbentuk pada masing-masing formula. Evaluasi yang dilakukan pada masa granul yang telah dibuat meliputi waktu alir, sudut diam, kompresibilitas, dan susut pengeringan dapat dilihat dalam Tabel 4. Dilakukan pengujian terhadap waktu alir dan sudut diam. Pengujian waktu alir dilakukan dengan bobot 50 gram, dan hasil pengujian waktu alir seluruh formula tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan yaitu kurang dari 10 detik/100 gram(Siregar 2010).Hasil pengujian sudut diam seluruh formula memenuhi persyaratan yaitu kurang dari 40° (Lachman et al. 1994). Semakin datar sudut yang dihasilkan, artinya sudut kemiringannya semakin kecil, semakin baik sifat aliran serbuk tersebut. Hasil uji persen indeks kompresibilitas granul setelah dilakukan pengetapan pada 100 ml granul formula 1 hingga formula 4 memenuhi persyaratan kategori sifat aliran baik sekali dengan % kompresibiltas 5-15% (Siregar 2010). Kriteria kompresibilitas dapat dilihat pada Tabel 3. Semakin kecil kerapatan bulk yang diperoleh maka akan semakin baik sifat alirnya. Hasil dari pengujian susut pengeringan formula 1, formula 2 dan formula 4 memenuhi persyaratan 3-5% (Voigt 1995), hal ini menunjukkan bahwa kadar air dalam granul relatif kecil karena semakin besar kadar air, maka dikhawatirkan dapat terjadi penempelan granul pada punch pada saat pencetakkan.
Tabel 4. Evaluasi Granul Evaluasi
F1 8,33
F2 7,67
F3 8,33
F4 8,33
Sudut Diam (º)
31,1 ±0,37
29,25±2,91
32,19±1,85
27,13±5,64
Kompresibilitas (%)
3,65 ± 1,15
4,32 ± 1,02
2,77 ± 0,38
4,00 ± 1,46
Susut Pengeringan (%)
4,38 ± 0,55
3,27± 0,28
5,70 ± 0,19
3,61 ± 0,76
Waktu Alir (detik)
5
40 Granul Tertinggal (g)
35 30 25
Sukrosa
20
Dekstrosa
15
Sorbitol
10
Xylitol
5 0
18
20
24
30
40
Pan
Nomor Pengayak
Gambar 1. Grafik distribusi ukuran partikel
Evaluasi Warna Bentuk Rasa Keseragaman Bobot (mg)
Tabel 5. Evaluasi Tablet F1 F2 F3 F4 Putih Putih Putih Putih Kecoklatan Kecoklatan Kecoklatan Kecoklatan Lonjong Lonjong Lonjong Lonjong Manis Manis Manis Manis Pedas Pedas Pedas Pedas 756,4 ±8,37 754,40±12,54 768,10±7,07 767,80±8,82 12,19 ± 0,44
11,92 ± 0,22 12,40 ± 0,06
Keregasan (%)
11,18 ± 0,26 0,56 ± 0,10
0,71 ± 0,09
0,29 ± 0,06
0,45 ± 0,13
Ketebalan (mm)
6,04 ± 0,01
6,04 ± 0,01
6,05 ± 0,01
6,05 ± 0,01
Diameter (mm)
8,51 ±0,02
8,50 ± 0,01
8,51 ± 0,02
8,51 ± 0,02
Kekerasan (kg/cm2)
Kekerasan tablet merupakan salah satu parameter untuk tablet hisap. Uji kekerasan tablet dilakukan menggunakan sampel sebanyak 20 tablet. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tablet formula 1 sampai formula 4 memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan yaitu 30-50 kg inci2 (Siregar 2010). Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi dari pati ubi jalar 20% yang digunakan dapat digunakan sebagai bahan pengikat yang baik untuk sediaan tablet hisap. Keregasan tablet juga merupakan salah satu parameter dari tablet hisap. Uji keregasan tablet dilakukan menggunakan sampel
sebanyak 20 tablet. Hasil uji keregasan tablet yang diperoleh dari formula 1 hingga formula 4 memenuhi syarat yaitu dibawah 1% (Lachman et al. 1994). Keregasan tablet dilakukan untuk mengetahui kemampuan tablet untuk bertahan dari pengaruh goncangan mekanik selama proses pembuatan, pengepakan dan pengangkutan (Lachman et al. 1994). Uji keseragaman ukuran tablet dilakukan dengan mengukur diameter dan tebal tablet. Dari hasil pengujian diameter tablet dan tebal tablet, dapat dilihat bahwa seluruh formula tablet memenuhi persyaratan 6
keseragaman ukuran yang ditetapkan oleh Farmakope Indonesia edisi III yaitu diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1⅓ tebal tablet. Analisa data yang dilakukan menggunakan data uji kekerasan dan uji keregasan dari tablet hisap ekstrak kental jahe merah. Analisa statistik menggunakan anova satu arah dengan taraf kepercayaan 95% (α=0,05), apabila ada perbedaan bermakna maka data dilanjutkan dengan uji Tukey HSD (Honestly Significant Differences) dan uji Duncan. Hasil uji normalitas pada kekerasan menghasilkan nilai sig sebesar 0,903 lebih besar dari 0,05 hal ini menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal. Hasil uji homogenitas dari data kompresibilitas yaitu menghasilkan nilai sig sebesar 0,237 lebih besar dari 0,05, hal ini menunjukkan bahwa H0 diterima, berarti data kekerasan memiliki varian yang sama (homogen). Hasil uji analisis varian terhadap data kekerasan menghasilkan nilai sig sebesar 0,008 lebih kecil dari 0,05, hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak, berarti ada perbedaan bermakna dari keempat formula. Kemudian dilanjutkan uji tukey HSD dan Duncan danhasilnya menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nyata antara formula 1 dan formula 3, namun ada perbedaan nyata antara formula 2 dan formula 4. Hasil uji normalitas pada keregasan menghasilkan nilai sig sebesar 0,919 lebih besar dari 0,05 hal ini menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal. Hasil uji homogenitas dari data keregasan yaitu menghasilkan nilai sig sebesar 0,8657 lebih besar dari 0,05, hal ini menunjukkan bahwa H0 diterima, berarti data keregasan memiliki varian yang sama (homogen). Hasil uji analisis varian terhadap data keregasan menghasilkan nilai sig sebesar 0,001 lebih kecil dari 0,05, hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak, berarti ada perbedaan bermakna dari keempat formula. Kemudian dilanjutkan uji tukey HSD dan Duncan, danhasilnya menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nyata pada formula 1, namun ada perbedaan nyata antara formula 2, formula 3 dan formula 4.
Selanjutnya dilakukan uji hedonis untuk penampilan, kemanisan, dan kesukaan terhadap tablet hisap menggunakan analisis statistik uji non parametrik Chi-square. Pada uji penampilan formula 1 diperoleh Chisquare hitung 12,800 dan pada Chi-square tabel 3,841 menunjukkan H0 ditolak maka ada perbedaan penampilan pada formula 1. Pada formula 2 diperoleh Chi-square hitung 5,000 dan pada Chi-square tabel 3,841 menunjukkan H0 ditolak maka ada perbedaan penampilan pada formula 2. Pada formula 3 diperoleh Chisquare hitung 0,200 dan pada Chi-square tabel 3,841 menunjukkan H0 diterima maka tidak ada perbedaan penampilan pada formula 3. Pada formula 4 diperoleh Chi-square hitung 1,800 dan pada Chi-square tabel 3,841 menunjukkan H0 diterima maka tidak ada perbedaan penampilan pada formula 4. Berdasarkan uji Chi-square pada uji penampilan diperoleh bahwa penambahan pemanis sukrosa, dekstrosa, sorbitol dan xylitol sebagai pemanis tidak menyebabkan perbedaan penampilan pada tablet hisap jahe merah. Analisa statistik uji kemanisan pada formula 1 diperoleh Chi-square hitung 0,200 dan pada Chi-square tabel 3,841 menunjukkan H0 diterima maka tidak ada perbedaan rasa manis pada formula 1. Pada formula 2 diperoleh Chi-square hitung 5,000 dan pada Chi-square tabel 3,841 menunjukkan H0 ditolak maka ada perbedaan rasa manis pada formula 2. Pada formula 3 diperoleh Chisquare hitung 3,700 dan pada Chi-square tabel 5,991 menunjukkan H0 diterima maka tidak ada perbedaan rasa manis pada formula 3. Pada formula 4 diperoleh Chi-square hitung 1,800 dan pada Chi-square tabel 3,841 menunjukkan H0 diterima maka tidak ada perbedaan rasa manis pada formula 4. Berdasarkan uji Chisquare pada uji kemanisan diperoleh bahwa penambahan pemanis sukrosa, dekstrosa, sorbitol dan xylitol sebagai pemanis tidak menyebabkan perbedaan kemanisan pada tablet hisap jahe merah. Analisa statistik uji kesukaan pada formula 1 diperoleh Chi-square hitung 5,200 dan pada Chi-square tabel 3,841 menunjukkan 7
H0 ditolak maka ada perbedaan tingkat kesukaan pada formula 1. Pada formula 2 diperoleh Chi-square hitung 5,000 dan pada Chi-square tabel 3,841 menunjukkan H0 ditolak maka ada perbedaan tingkat kesukaan pada formula 2. Pada formula 3 diperoleh Chisquare hitung 6,100 dan pada Chi-square tabel 2 5,991 menunjukkan H0 ditolak maka ada perbedaan tingkat kesukaan pada formula 3. Pada formula 4 diperoleh Chi-square hitung 1,800 dan pada Chi-square tabel 3,841 menunjukkan H0 diterima maka tidak ada perbedaan tingkat kesukaan pada formula 4. Berdasarkan uji Chi-square pada uji kesukaan diperoleh bahwa perbedaan konsentrasi maltitol dan sukrosa sebagai pemanis menyebabkan perbedaan kesukaan pada tablet hisap jahe merah. Berdasarkan penelitian pengaruh peningkatan konsentrasi kombinasi maltitol dan sukrosa sebagai pemanis pada tablet hisap jahe merah menghasilkan tablet hisap dengan sifat fisik yang baik. Berdasarkan uji kemanisan dan kesukaan yang telah dilakukan diperoleh kemanisan dan kesukaan masyarakat pada formula 2 dan 4.
Kesehatan RI, Jakarta. Hal.6, 7, 93, 354, 378, 535, 807, 840. Departemen Kesehatan RI. 1980. Materia Medika Indonesia IV.Cetakan kelima. Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Hal. 153-154, 157-158. Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV.Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Hal. 519, 762, 1033,1036, 1039-1040. Departemen Kesehatan RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Dirjen POM. Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Departemen Kesehatan RI. 2001. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I) Jilid II.Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Hal.347-348. Departemen Kesehatan RI. 2008. Farmakope Herbal. Departemen Kesehatan RI Jakarta.Hal. 65 Kartasapoetra. 2004. Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat Cetakan Kelima. Rineka Cipta, Jakarta. Hal. 67-68 Lachman, L., Lieberman, H.A. 1990. Pharmaceutical Dosage Forms : Tablets Volume 2. United States of America, New York. Hal.254, 299300, 330, 714.. Septiana, T.P. 2012. Pengaruh Peningkatan Konsentrasi Pati Ubi Jalar (Ipomoea batatas L) sebagai Bahan Pengikat terhadap Sifat Fisik Tablet Hisap Ekstrak Kental Jahe Merah (Zingiber officinale Rosc) dengan Metode Granulasi Basah.Uhamka. Jakarta. Hal. 50. Siregar,C. 2010. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar-Dasar Praktis. Universitas Indonesia Press, Jakarta. Hal. 35, 193-195, 202, 505-523. SNI-01-6993-2004.Bahan Tambahan Pangan. Hal 15, 35. Voigt, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Edisi V. Penerjemah Soendani Noerono. UGM Press, Yogyakarta. Hal.160-161, 166, 168, 223, 564, 568, 570.
SIMPULAN Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pengaruh penambahan pemanis sukrosa, dekstrosa, sorbitol dan xylitol pada tablet hisap ekstrak kental jahe merah menghasilkan tablet hisap dengan sifat fisik yang baik. Kesimpulan berdasarkan analisa data ANOVA satu arah dan uji hedonis didapatkan formula 2 dan formula 4 yang mampu menghasilkan tablet hisap yang memenuhi persyaratan secara farmasetika. DAFTAR PUSTAKA BPOM (Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional Kosmetik dan Produk Komplemen Direktorat Obat Asli Indonesia). 2006. Serial Tanaman Obat, Jahe. BPOM RI, Jakarta. Hal. 4, 16-17, 16-17. Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III.Departemen 8