Perbandingan Antara Penggunaan
Rahmah Elfiyani, dkk
139
PERBANDINGAN ANTARA PENGGUNAAN PENGIKAT DAN HUMEKTAN TERHADAP SIFAT FISIK SEDIAAN PASTA GIGI EKSTRAK ETANOL 96% DAUN SOSOR BEBEK (Bryophylum pinnatum [Lam.] Oken) COMPARATIVE THE EFFECT OF USING BINDER AND HUMECTANTS ON THE PHYSICAL PROPERTIES OF TOOTHPASTE 96% ETHANOL EXTRACT OF (Bryophylum pinnatum [Lam.] Oken) Rahmah Elfiyani, Naniek Setiadi. R., Sri Dwi Mei, Siti Maesaroh Fakultas Farmasi dan Sains. UHAMKA Jakarta Email :
[email protected]
ABSTRAK Daun sosor bebek (Bryophyllum pinnatum [Lam.] Oken) merupakan bahan alam yang diketahui memiliki aktivitas antibakteri terhadap Streptococcus mutans. Pada pembuatan pasta gigi digunakan Xanthan gum dan Natrium Karboksimetil selulosa sebagai pengikat, serta menggunakan sorbitol dan gliserin sebagai pelembab (humektan). Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengaruh penggunaan bahan pengikat dan pelembab (humektan) terhadap stabilitas fisik pasta gigi ekstrak etanol 96% daun sosor bebek. Pasta gigi dibuat dalam 5 formula dengan konsentrasi xanthan gum sebagai pengikat 1,5; 1,75; 2; 2,5; 3%, dan 5 formula dengan konsentrasi sorbitol sebagai humektan 10; 20; 30; 40; 50%. Tiap formula dievaluasi selama 6 minggu meliputi uji organoleptik, homogenitas, pH, viskositas, tinggi busa. Selain itu dilakukan uji freeze thaw dan sentrifugasi. Hasil data viskositas formula dengan bahan pengikat xanthan gum 232.700 – 555.300 cps, sedangkan hasil data viskositas formula dengan bahan humektan sorbitol 14.133 – 75.600 cps. Berdasarkan hasil, dapat disimpulkan bahwa peningkatan konsentrasi pengikat dalam formula lebih efektif untuk meningkatkan konsistensi dan viskositas sediaan dibandingkan dengan peningkatan konsentrasi pelembab sehingga meningkatkan stabilitas sifat fisik sediaan pasta gigi. Kata kunci: pasta gigi, xanthan gum, sorbitol, ekstrak daun sosor bebek, sifat fisik.
ABSTRACT Bryophyllum pinnatum [Lam.] Oken are natural materials that have antibacterial activity against Streptococcus mutans. In the manufacture of toothpaste used xanthan gum and sodium carboxymethyl cellulose as a binder, as well as the use of sorbitol and glycerin as a humectant. This study aimed to compare the effect of using a binder and humectants to the physical stability of toothpaste 96% ethanol extract of Bryophyllum pinnatum. Toothpaste made in five formulas with
140
Media Farmasi Vol 12 No.2 September 2015 : 139-151
concentrations of xanthan gum as a binder of 1.5; 1.75; 2; 2.5; 3%, and 5 formulas with concentrations of sorbitol as a humectant 10; 20; 30; 40; 50%. Each formula was evaluated for 6 weeks, including organoleptic test, homogeneity, pH, viscosity, high foam. It also tested the freeze thaw and centrifugation. Results of viscosity data from formula with xanthan gum-glycerine were 232.700-555.300 cps, while the viscosity data results from the formula with sodium carboxymethyl selulosa- sorbitol were 14.133-75.600 cps. Based on the results, it can be concluded that the increased concentration of binder in the formula is more effective to improve the consistency and viscosity of the preparation compared to the increase of the concentration of moisture thereby enhancing the stability of the physical properties of the preparation of toothpaste. Keywords : toothpaste, xanthan gum, sorbitol, Bryophyllum pinnatum extract, physical properties PENDAHULUAN Adanya makanan (terutama gula),
kerentanan
dan
sediaan pasta gigi agar berkhasiat
bakteri
dan stabil secara fisik maupun kimia.
Streptococcus mutans merupakan 3
Salah satu komponen penting pasta
faktor utama dalam perkembangan
gigi adalah bahan pengikat dan
terjadinya karies gigi (Mitsui, 1997).
pelembab, kedua bahan tersebut
Untuk mencegah karies gigi, maka
dapat mempengaruhi konsistensi dan
dibutuhkan bahan-bahan alam yang
viskositas sehingga mempengaruhi
mengandung zat aktif antibakteri.
stabilitas fisik sediaan. Pengikat
kerusakan
gigi
gigi,
kurang praktis, untuk itu perlu dibuat
akibat
Salah satu bahan alam yang
digunakan
untuk
mencegah
dapat digunakan yaitu daun sosor
pemisahan bahan padat dan bahan
bebek
cair
[Lam.]
(Bryophyllum Oken).
pinnatum Berdasarkan
(Mitsui,
1997).
Pelembab
ditambahkan ke dalam pasta gigi
penelitian, ekstrak etanol 96% daun
untuk
sosor bebek mampu menghambat
pengeringan dan pengerasan pasta,
pertumbuhan
S.mutans
serta dapat melindungi komponen-
dengan Kadar Hambat Minimum
komponen yang terikat kuat di dalam
(KHM) sebesar 5% (Oktorita, 2010).
bahan
Penggunaan dalam bentuk ekstrak
kerusakan termasuk kadar air, kadar
bakteri
mencegah
yang
belum
terjadinya
mengalami
Perbandingan Antara Penggunaan
lemak
dan
komponen
Rahmah Elfiyani, dkk
lainnya
141
METODE PENELITIAN
(Jackson, 1995). Pada penelitian ini, xanthan gum digunakan konsentrasi
Jalannya Penelitian
1,5-3% dengan gliserin digunakan
1. Pembuatan ekstrak etanol 96%
konsentrasi 10%, sedangkan natrium
daun sosor bebek (Depkes RI,
karboksimetil
2008)
konsentrasi
selulosa 1%
digunakan
dengan
sorbitol
digunakan konsentrasi 10–50. Alat-alat
yang
Daun sosor bebek segar diekstraksi dengan
metode
maserasi
digunakan
Sejumlah ± 15 kg daun sosor bebek
dalam penelitian ini terdiri dari:
segar dirajang, dimaserasi dengan
timbangan analitik, vaccum Rotary
menggunakan 30 L etanol 96%
Evaporator,
cover
(sampai terendam) selama 3 hari
glass, object glass, pH meter (HI 110
sambil sesekali diaduk, kemudian
series), viskometer (Brookfield tipe
disaring. Ulangi proses penyarian
RVDVE), centrifuge,
sekurang-kurangnya dua kali dengan
oven,
mixer,
dan alat-alat
gelas.
jenis dan pelarut yang sama. Filtrat Bahan-bahan yang digunakan
yang didapat, kemudian dipekatkan
dalam penelitian ini terdiri dari: daun
dengan rotary evaporator dengan
sosor bebek yang diperoleh dari
suhu ± 50°C dan kecepatan pada
BALITTRO. Etanol 96% (technical
skala 5 selama ± 2 jam. Ekstrak yang
grade), kalsium karbonat (technical
didapat dipanaskan dalam oven pada
grade), sorbitol dan natrium sakarin
suhu 45oC selama ± 4 hari hingga
(food grade) yang diperoleh dari
didapatkan ekstrak kental.
PBF Harum Kimia. Gliserin, natrium
2. Karakterisasi ekstrak etanol 96%
lauril sulfat, minyak permen (food
daun sosor bebek
grade),
a. Organoleptik ekstrak kental daun
Natrium
Karboksimetil
Selulosa, metil paraben, dan propil
sosor bebek
paraben yang diperoleh dari PBF
Pemeriksaan organoleptik meliputi
Citra Kimia. Xanthan gum (food
rasa, bau, dan warna
grade) yang diperoleh dari PT. Samiraschem aquades.
Indonesia,
serta
142
Media Farmasi Vol 12 No.2 September 2015 : 139-151
b. Penetapan
susut
pengeringan
(Depkes RI, 2000)
terbentuk buih kurang dari 10 menit.
Ekstrak ditimbang saksama lebih
2) Flavonoid (Harborne, 1987)
kurang 1 g, dalam botol kaca dangkal bertutup
yang
telah
ml etanol, dikocok, dipanaskan,
105oC
dikocok lagi kemudian disaring,
selama 30 menit dan telah ditara.
dan ditambahkan Mg 0,2 g serta 3
Ekstrak diratakan dalam botol kaca
tetes HCl pekat pada masing-
dengan menggoyangkan botol. Botol
masing
dimasukkan ke dalam oven, tutupnya
warna merah pada lapisan etanol
dibuka, panaskan pada suhu 105oC
menunjukkan adanya flavonoid.
dipanaskan
sebelumnya
Sampel dicampur dengan 5
dengan
suhu
selama 1 jam. Botol didinginkan
filtrat.
Terbentuknya
1. Penyusunan formula pasta gigi
dalam desikator selama 15 menit,
Penyusunan
formula
pasta
kemudian ditimbang hingga bobot
gigi ekstrak etanol 96% daun
tetap.
sosor
c. Identifikasi senyawa saponin dan
Karboksimetil Selulosa – sorbitol
flavonoid 1) Saponin (Depkes RI, 1979)
dapat
bebek
dilihat
dengan
pada
Natrium
Tabel
I.
Penyusunan formula pasta gigi
Sampel dimasukkan ke dalam
ekstrak etanol 96% daun sosor
tabung reaksi, ditambahkan 10 ml
bebek dengan xanthan gum –
air, dan kemudian kocok kuat-
sorbitol dapat dilihat pada Tabel
kuat selama 10 menit. Positif jika
II.
Perbandingan Antara Penggunaan
143
Rahmah Elfiyani, dkk
Tabel I. Formula Pasta Gigi Ekstrak Etanol 96% Daun Sosor Bebek Dengan Natrium Karboksimetil Selulosa – Sorbitol Bahan
Kegunaan
Ekstrak kental daun sosor bebek Natrium Karboksimetil Selulosa Natrium Sakarin Kalsium karbonat Natrium lauril sulfat
Bahan aktif Pengikat Pemanis Abrasif Foaming agent & detergent Perasa Humektan Pengawet Pengawet Pelarut
Minyak permen Sorbitol Metil paraben Propil paraben Air sampai dengan
F1 3,93 1 0,2 35 0,5
Formula (% F2 F3 3,93 3,93 1 1 0,2 0,2 35 35 0,5 0,5
⁄ ) F4 3,93 1 0,2 35 0,5
F5 3,93 1 0,2 35 0,5
0,5 10 0,18 0,02 100
0,5 20 0,18 0,02 100
0,5 40 0,18 0,02 100
0,5 50 0,18 0,02 100
0,5 30 0,18 0,02 100
Tabel II. Formula Pasta Gigi Ekstrak Etanol 96% Daun Sosor Bebek Dengan Xanthan gum Gliserin Bahan
Kegunaan
Ekstrak kental daun sosor bebek Xanthan gum Na. Sakarin Kalsium karbonat Natrium lauril sulfat (NLS)
Bahan aktif Pengikat Pemanis Abrasif Foaming agent & detergent Perasa Humektan Pengawet Pengawet Pelarut
Minyak permen Gliserin Metil paraben Propil paraben Air sampai dengan
2. Pembuatan pasta gigi (Lieberman, 1996)
gum
dan
Karboksimetil didispersikan pelembab
⁄ ) F9 3,93 2,5 0,2 45 2
F10 3,93 3,0 0,2 45 2
0,4 25 0,18 0,02 100
0,4 25 0,18 0,02 100
0,4 25 0,18 0,02 100
0,4 25 0,18 0,02 100
dengan
(gliserin
0,4 25 0,18 0,02 100
bebek didispersikan dengan sebagian gliserin
Masing-masing (Xanthan
F6 3,93 1,5 0,2 45 2
Formula (% F7 F8 3,93 3,93 1,75 2,0 0,2 0,2 45 45 2 2
(M3).
Natrium
sakarin
pengikat
dilarutkan dengan sebagian air (M4).
Natrium
M1 + M2 + M3 + M4 dicampurkan
Selulosa)
ke dalam wadah dan ditambahkan
sebagian
sisa air, kemudian diaduk dengan
dan sorbitol)
mixer
hingga
mengental
Kalsium
dan
(M1). Metil paraben dan propil
homogen.
karbonat
paraben dilarutkan dengan sebagian
ditambahkan ke dalam campuran
gliserin (M2). Ekstrak daun sosor
tersebut sedikit demi sedikit sambil
144
diaduk
Media Farmasi Vol 12 No.2 September 2015 : 139-151
dengan
mixer
hingga
homogen dengan kecepatan konstan. NLS
didispersikan
dalam
sisa
3) Pengukuran
pH
(Depkes
RI,
1995) Pengukuran pH dilakukan dengan
gliserin dan kemudian dicampurkan
menggunakan
dalam campuran tersebut diaduk
sebelum
perlahan-lahan
homogen.
dikalibrasi dengan larutan dapar pH
Minyak permen dimasukkan terakhir
4,0 (dapar kalium biftalat) dan
dalam campuran tersebut lalu diaduk
larutan dapar pH 7,0 (dapar fosfat
hingga homogen. Sediaan yang telah
ekimolal).
jadi dimasukkan ke dalam wadah.
celupkan pH meter kedalam sediaan
Tahap terakhir, dilakukan evaluasi
pasta gigi.
sediaan selama 6 minggu.
4) Pengukuran tinggi busa (Rieger,
hingga
3. Evaluasi
selama 6 minggu pada suhu kamar (25o-30oC) yang meliputi:
pH
Setelah
meter, meter
dikalibrasi,
organoleptik
bau,
warna,
a) Pengukuran tinggi busa dalam air suling Tinggi busa dari 0,1% larutan
1) Organoleptik (SNI)
bentuk,
digunakan
pH
1985)
Evaluasi pasta gigi dilakukan
Pemeriksaan
alat
sediaan dalam air suling, dapat seperti dan
diukur menggunakan gelas ukur. Pengukuran
dilakukan metode
dengan
homogenitas yang dilakukan secara
menggunakan
sederhana
visual.
yang akan menghasilkan hasil yang
2) Homogenitas
dapat disamakan dengan tes Ros
Pasta gigi dioleskan di atas
miles antara lain: 25 ml larutan
kaca objek, ditutupi dengan cover
dimasukkan ke dalam gelas ukur 100
glass,
visual.
ml, kocok dengan cara membalikkan
Homogenitas sediaan diamati dari
gelas ukur lebih dari 5 kali, lalu
permukaan yang terbentuk pada kaca
segeralah amati tinggi busa yang
objek.
dihasilkan.
diamati
secara
Perbandingan Antara Penggunaan
145
Rahmah Elfiyani, dkk
b) Pengukuran tinggi busa dalam air
hari setelah penyimpanan pada suhu 45oC.
sadah Prosedur
serupa
dengan
pengukuran tinggi dan stabilitas busa
6) Viskositas (Lachman, 1994) Sediaan pasta gigi dimasukkan ke
dalam air suling. Namun air yang
dalam
digunakan merupakan air sadah yang
Pengukuran
dibuat dengan melarutkan 0,233 g
menggunakan viskometer Brookfield
kalsium
tipe
karbonat
dan
0,116
g
beacker
glass
dilakukan
RV-DVE,
spindel
500
ml.
dengan
no
7
magnesium karbonat dalam air suling
dicelupkan kedalam sediaan pasta
sedikit demi sedikit dan ditambahkan
gigi sampai garis tanda batas yang
HCl setetes demi setetes hingga larut
ada pada spindel, kemudian nyalakan
dalam labu tentu ukur 1000 ml, dan
alat tersebut lalu atur kecepatan
ditambahkan aqudest hingga tanda
mulai dari 2, 4, 6, 10, 20, 30, 60, dan
pada labu ukur.
100 rpm. Lalu dibalik kecepatannya
5) Uji pemisahan fase (Lachman,
dari 100, 60, 30, 20, 10, 6, 4, dan 2
1994)
rpm. Hasil pembacaannya dicatat.
a) Metode sentrifugasi
Analisa Data
Sampel dimasukkan di dalam tabung
Analisa
data
dilakukan
sentrifugal, kemudian alat diatur
terhadap hasil uji viskositas yang
dengan kecepatan 3750 rpm selama 5
diperoleh
jam.
dianalisa menggunakan uji two way
b) Metode freeze thaw
ANOVA pada taraf kepercayaan 95%
pada
setiap
formula,
dengan
(α= 0,05) untuk melihat adanya
metode freeze thaw pada sediaan
perbedaan atau tidak. Kemudian
pasta gigi dilakukan selama 6 siklus.
apabila terdapat perbedaan maka
Setiap siklus diamati setelah 2 hari
dilanjutkan dengan uji Tuckey-HSD
penyimpanan pada suhu 4oC dan 2
(Honestly Significant Differences)
Siklus
pemisahan
fase
146
Media Farmasi Vol 12 No.2 September 2015 : 139-151
Tabel III. Hasil Organoleptis dan Susut Pengeringan Ekstrak Kental Daun Sosor Bebek Bentuk
Warna
Bau
Rasa
Cairan kental
Coklat tua kehitaman
Khas
Asam
Susut Pengeringan 23,3732%.
Tabel IV. Uji Kandungan Ekstrak Etanol 96% Daun Sosor Bebek Kandungan kimia Saponin Flavonoid
Pereaksi Air dan dikocok Mg dan HCl pekat
HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan ekstrak etanol 96 % daun
Hasil pengamatan Timbul busa Berwarna merah
Hasil Evaluasi pasta gigi 1. Organoleptik
sosor bebek Hasil
Keterangan + +
Pengamatan ekstraksi
didapatkan
ekstrak kental seberat 385,25 g dengan rendemen sebesar 2,57 %.
organoleptik
pada sediaan pasta gigi dilakukan selam 6 minggu. Hasil pengamatan organoleptik selama penyimpanan pada suhu kamar tidak mengalami
Hasil uji karaterisasi ekstrak etanol
perubahan
96 % daun sosor bebek
homogenitas pada semua formula
1. Hasil uji organoleptik dan susut
Hasil uji organoleptik tercantum
2. Identifikasi kandungan ekstrak etanol 96 % daun sosor bebek. uji
kandungan
dan
bebek.
Hasil
tersebut
menunjukkan bahwa bahan pengikat dan humektan yang digunakan dalam
pada tabel III
Hasil
warna,
pasta gigi ekstrak etanol 96 % daun sosor
pengeringan
bau,
ekstrak
etanol tercantum pada tabel IV.
sediaan pasta gigi mampu mencegah terjadinya pemisahan fase sehingga sediaan tetap terlihat homogen dan stabil.
Hasil
pengamatan
organoleptik dapat dilihat pada tabel V.
Perbandingan Antara Penggunaan
Rahmah Elfiyani, dkk
147
Tabel V. Karakterisasi Pasta Gigi Ekstrak Etanol 96% Daun Sosor Bebek Formula F1 F2 F3
Tampilan fisik Kental Kental Semi solid
Bau Mint Mint Mint
F4
Semi solid
Mint
F5 F6 F7 F8 F9 F10
Semi solid Kental Kental Semi solid Semi solid Semi solid
Mint Mint Mint Mint Mint Mint
Warna Krem Krem Agak kekuningan Agak kekuningan Kekuningan Krem Krem Krem Krem Krem
Homogenitas Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen
1. Pengukuran pH 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
pH
F 1 F 2 F 3 F 4 F 5
0
1
2
3
4
5
6
Waktu (Minggu)
Gambar 1. Grafik pengukuran pH
Hasil
pemeriksaan
dapat
formula pasta gigi memiliki nilai pH
dilihat pada Gambar 1. Dimana nilai
stabilitas
pH
meningkatnya
tersebut
masih
memenuhi
6
–
9,
konsentrasi
dengan bahan
persyaratan mutu pasta gigi pada SNI
pengikat dan humektan maka akan
12-3524-1995 yaitu 4,5 – 10,5.
merubah konsentrasi [OH-] dan [H+]
Diharapkan
yang mengakibatkan bervariasinya
adanya
pH
yang
memenuhi persyaratan SNI, sediaan
nilai pH sediaan.
pasta gigi ekstrak etanol 96% daun
2. Pengukuran tinggi busa
sosor
bebek
tidak
mengiritasi
Pengukuran
tinggi
busa
mukosa mulut. Bahan pengikat dan
dilakukan pada formula 1 sampai 10
humektan yang digunakan dalam
diawal
pembuatan
sediaan
148
Tinggi Busa (cm)
Media Farmasi Vol 12 No.2 September 2015 : 139-151
3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0
air suling air sadah 1
2
3
4
5
6
7
8
9 10
Formula
Gambar 2. Grafik pengukuran tinggi busa
dengan gelas ukur mengunakan 2
membuat pasta gigi tidak mudah
jenis air yaitu air sadah dan air
mengalami pemisahan fase. Hal ini
suling.
menunjukkan
Pengukuran
tinggi
busa
pasta
gigi
ekstrak
dalam air sadah menghasilkan busa
etanol 96% daun sosor bebek stabil
yang
dalam penyimpanan.
lebih
sedikit
daripada
pembentukan busa dalam air suling.
Pasta gigi ekstrak etanol 96%
Hal ini disebabkan adanya air sadah
daun sosor bebek dengan natrium
yang mengandung logam kalsium
karboksimetil
dan magnesium yang mengikat ion-
terlihat pemisahan pada konsentrasi
ion surfaktan, sehingga menghambat
sorbitol 10 dan 20%, yaitu ditandai
kerja
hal
dengan adanya lapisan cair berwarna
membentuk busa. Hasil dapat dilihat
krem di atas permukaan sediaan.
pada gambar 2.
Rendahnya
3. Freeze thaw
menyebabkan
surfaktan
Pada
sediaan
dalam
konsentrasi ikatan
sorbitol
antara
fase
gigi
padat dengan fase pendispersinya
ekstrak etanol 96% daun sosor bebek
putus akibat penyimpanan pada suhu
dengan Xanthan gum-gliserin terlihat
ekstrim
bahwa tidak terjadi pemisahan pada
pemisahan antar fase.
setiap
siklusnya.
xanthan
gum
pasta
selulosa-sorbitol
Penggunaan
sebagai
pengikat
sehingga
menimbulkan
Perbandingan Antara Penggunaan
Rahmah Elfiyani, dkk
4. Sentrifugasi
viskositasnya
Hasil pengamatan pada tabel VI
dari
formula
meningkat.
Viskositas merupakan salah satu
tidak
faktor yang mempengaruhi stabilitas
mengalami pemisahan fase karena
fisik sediaan semi padat, kenaikan
banyaknya jumlah ikatan antara fase
viskositas
padat dan fase pendispersi sehingga
kemungkinan
creaming
atau
dapat bertahan akibat goncangan
pengendapan
(Lachman,
1994).
yang dihasilkan dari gaya sentrifugal.
Adanya kenaikan viskositas pada
Pengujian pada 3500 rpm selama 5
peningkatan
jam sudah memberikan gambaran
gum, membuat sediaan stabil karena
pada pasta gigi ekstrak etanol 96%
pergerakan air cenderung sulit dan
daun sosor bebek cukup stabil.
kemungkinan terjadinya pemisahan
5. Viskositas
sulit terjadi. Dalam hal ini, adanya
Hasil
yang
juga
149
pemeriksaan
dapat
umumnya
peningkatan
mengurangi
konsentrasi
konsentrasi
xanthan
xanthan
dilihat pada grafik yang ditunjukkan
gum dapat meningkatkan stabilitas
pada Gambar 3 dan 4. Sorbitol
fisik pasta gigi dilihat dari adanya
adalah
peningkatan viskositas.
bahan
higroskopis
yang
mempunyai sifat dapat mengikat air pada bahan sehingga kadar air
KESIMPULAN
menurun dan viskositas meningkat (Purnomo,
1995).
Semakin
Penggunaan pengikat lebih efektif
dalam
meningkatkan
meningkat konsentrasi sorbitol dalam
konsistensi dan viskositas sediaan
sediaan
pasta
mengakibatkan
makin
gigi
dibandingkan
dengan
banyak air yang terikat sehingga
penggunaan pelembab (humektan)
meningkatkan viskositas sediaan.
sehingga menghasilkan sediaan pasta
Xanthan gum bekerja dengan cara
gigi ekstrak etanol 96% daun sosor
mengikat
bebek
ikatan
komponen hidrogen.
air
melalui Semakin
bertambahnya konsentrasi xanthan gum maka jumlah air yang terikat akan
bertambah,
sehingga
(Bryophyllum
pinnatum
[Lam.] Oken)dengan sifat fisik yang lebih baik.
150
Media Farmasi Vol 12 No.2 September 2015 : 139-151
Tabel VI . Hasil pengamatan sentrifugasi Formula Kecepatan (3500 rpm) F1 + F2 + F3 F4 F5 F6 F7 F8 F9 F10 Keterangan: (-) = tidak terjadi pemisahan, (+) = terjadi pemisahan
viskositas (cps)
800000 F1
600000
F2
400000
F3
200000
F4
0
F5 0
1
2 3 4 Waktu (minggu)
5
6
Gambar 3. Grafik hasil viskositas pasta gigi ekstrak etanol 96% daun sosor bebek dengan Natrium Karboksimetil Selulosa – sorbitol (spindel nomor 7 dan kecepatan 30 rpm)
Gambar 4. Hasil viskositas pasta gigi ekstrak etanol 96% daun sosor bebek dengan Xanthan gum – gliserin (spindel nomor 7 dan kecepatan 2 rpm)
Perbandingan Antara Penggunaan
DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan RI, 1979, Materia Medika Indonesia Jilid III, Departemen Kesehatan RI, Jakarta : 170. Departemen Kesehatan RI, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Departemen Kesehatan RI, Jakarta : 7, 159, 413, 551, 595, 713, 750, 1039. Departemen Kesehatan RI, 2000, Buku Panduan Teknologi Ekstrak, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta : 6, 11-14. Departemen Kesehatan RI, 2008, Farmakope Herbal Indonesia Edisi I, Departemen Kesehatan RI, Jakarta : 174-175. Harbone J, 1987, Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan Terbitan Kedua, Terjemahan: Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro, ITB Press, Bandung : 97. Jackson, E.B., 1995, Sugar Confectionery Manufacture, 2nd ed, Cambridge University Press, Cambridge. Lachman, L., Lieberman, A., Kanig, L., 1994, Teori dan Praktek
Rahmah Elfiyani, dkk
151
Farmasi Industri Edisi II, Terjemahan: Siti Suyatmi. UI-Press, Jakarta : 10791088. Lieberman, A., Rieger, M., Banker, S., 1996, Pharmaceutical Dosage Forms Disperse Systems Volume 2, Marcel Dekker, Inc. New York : 423440. Mitsui, T., 1997, New Cosmetic Science, Elsevier, Amsterdam : 479-487. Oktorita, A., 2010, Standarisasi dan Uji Konsentrasi Hambat Minimum terhadap Streptococcus mutans dari Ekstrak Air dan Etanol Daun Sosor Bebek (Kalanchoe pinnata [Lamk.] Pers.). Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Jakarta : 49. Purnomo, H., 1995, Aktivitas Air dan Peranannya dalam Pengawetan Pangan, UI Press, Jakarta. Rieger, M., 1985, Surfactants in Cosmetics, Volume 16. Marcel Dekker, inc. New York : 333. SNI 12-3524-1995, Pasta Gigi, Dewan Standarisasi Nasional, Jakarta : 1-16.