DISERTASI
ANTESEDEN INOVASI PADA INDUSTRI KERAJINAN PERAK DI BALI
IDA AYU DEWI KUMALA RATIH
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016
i
DISERTASI
ANTESEDEN INOVASI PADA INDUSTRI KERAJINAN PERAK DI BALI
IDA AYU DEWI KUMALA RATIH NIM 1290871003
PROGRAM DOKTOR PROGRAM STUDI ILMU MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016 ii
ANTESEDEN INOVASI PADA INDUSTRI KERAJINAN PERAK DI BALI
Disertasi untuk Memperoleh Gelar Doktor Pada Program Doktor, Program Studi Ilmu Manajemen Program Pascasarjana Unversitas Udayana
IDA AYU DEWI KUMALA RATIH NIM. 1290871003
PROGRAM DOKTOR PROGRAM STUDI ILMU MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016 ii
Lembar Pengesahan
DISERTASI INI TELAH DISETUJUI TANGGAL: JUNI 2016
Promotor,
Prof. Dr. Wayan Gde Supartha, SE., SU NIP. 195502021980031004
Kopromotor I,
Kopromotor II,
Dr. Dra. I Gusti Ayu Manuati Dewi, MA NIP. 196204271988032002
Dr. Desak Ketut Sintaasih, SE, MSi NIP. 195908011986012001
Mengetahui,
Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana,
Ketua Program Doktor Ilmu Manajemen Program Pascasarjana Univeristas Udayana,
Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K) NIP. 195902151985102001
iii
Prof. Dr. I Ketut Rahyuda, SE., M.SIE NIP. 195001301983031001
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Yang bertanda tangan di bawah ini saya, penulis disertasi. Nama
: Ida Ayu Dewi Kumala Ratih
NIM
: 1290871003
Program Studi
: Program Doktor Ilmu Manajemen, : Program Pascasarjana, Universitas Udayana
Alamat Mahasiswa
: Jln. Srikarya No. 20, Denpasar
Dengan ini, untuk dan atas nama saya menyatakan bahwasanya karya ilmiah disertasi saya bebas dari plagiat. Apabila di kemudian hari terbukti adanya plagiat dalam karya ilmiah disertasi ini, maka saya akan menerima sangsi sesuai peraturan
Kemendiknas R.I No. 17, Tahun 2010 dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku di Republik Indonesia.
Denpasar, 28 April 2016 Yang menyatakan,
Ida Ayu Dewi Kumala Ratih
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa karena atas asung kertha wara nugraha-Nya disertasi ini dapat diselesaikan dengan baik. Disertasi ini berjudul “Anteseden Inovasi pada Industri Kerajinan Perak di Bali”. Penelitian ini dilakukan di Desa Celuk dan Desa Singapadu, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. Terselesaikannya penulisan disertasi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik dalam bentuk material dan non-material yang diberikan secara langsung maupun tidak langsung. Bantuan tulus tersebut yang memungkinkan disertasi ini dapat diselesaikan dengan baik. Ucapan terima
kasih
kepada
promotor
Prof.
Dr.
Wayan Gde
Supartha,SE.,SU. yang telah memberikan bimbingan, dorongan, motivasi, dan saran selama penulis mengikuti program doktor, terutama dalam menyelesaikan disertasi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada kopromotor I Dr. Dra. I Gusti Ayu Manuati Dewi, MA. dan Dr. Desak Ketut Sintaasih, SE. M.Si. selaku kopromotor II
dengan sangat teliti mengoreksi isi maupun penulisan
disertasi ini, serta selalu memberikan dorongan dan motivasi untuk segera menyelesaikan program S3 ini yang dengan segala kesabaran beliau memberikan bimbingan, koreksi, saran dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan desertasi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Dr.
Putu
Saroyeni, SE.Ak., MM, yang telah banyak memberikan bimbingan, motivasi, dan bahan-bahan referensi. Dr.I Gde Sudjana Budiasa, SE., M.Si yang telah banyak
v
memberikan bahan-bahan referensi serta masukan dan bimbingan dalam pemodelan, dan pemanfaatan alat analisis data disertasi ini. Kepada Rektor Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PDKEMD. penulis ucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan dan fasilitas yang disediakan untuk dapat menyelesaikan studi dan disertasi ini. Kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp.S(K), Asisten Direktur I Prof. Dr. I Made Budiarsa, M.A, Asisten Direktur II Prof. Dr. Made Sudiana Mahendra, Ph.D. penulis sampaikan ucapan terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada penulis sebagai mahasiswa Pascasarjana Universitas Udayana. Ucapan terima kasih kepada Ketua Program Studi Doktor Ilmu Manajemen Prof. Dr. I Ketut Rahyuda, SE., MSIE. atas kesempatan, fasilitas, bimbingan, dan arahannya yang diberikan kepada penulis selama mengikuti pendidikan. Kepada
Direktur
Politeknik
Kesehatan
Denpasar
Anak
Agung
Kusumajaya, SP., MPH. beserta jajarannya, penulis ucapkan terima kasih yang tulus atas bantuan dana, fasilitas, dan kemudahan serta motivasi yang diberikan dalam penyelesaian ini. Kepada dosen penguji: Prof. Dr. I Ketut Rahyuda, SE.,MSIE.; Prof. Dr. Armanu Thoyib, SE.,MSc.; Prof. Dr. Made Sukarsa, SE., MS; Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE, MS; Dr. I Gde Adnyana Sudibya, SE,Ak., M.Kes.; Dr. I Gede Riana, SE., MM; Dr. I Putu Gde Sukaatmadja, SE, MP; Dr. Made Subudi, SE., M.Si; Dr. I.G.A.K. Giantari, SE, M.Si; Dr. Alit Suryani, SE., M.Kes; Dr. Ir. I Komang Agusjaya Mataram, M.Kes, bersama-sama dengan promotor Prof. Dr.
vi
Wayan Gde Supartha,SE.,SU.; kopromotor I Dr. Dra. I Gusti Ayu Manuati Dewi, MA. dan kopromotor II Dr. Desak Ketut Sintaasih, SE. M.Si. saya sampaikan ucapan terima kasih yang tulus dan penghargaan atas semua masukan dan saran yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyempurnakan disertasi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bupati Gianyar, Bapak Anak Agung Gde Agung Bharata beserta seluruh jajaran Pemkab Gianyar, responden dan para tokoh masyarakat yang ada di wilayah penelitian atas semua keterangan dan waktu yang diluangkan dalam mengisi kuesioner maupun wawancara mendalam yang kami lakukan. Penulis sampaikan ucapan terima kasih, rasa hormat dan bhakti kepada ke dua orang tua kami : Ayahnda, Ida Pedanda Gede Putra Telabah dan Ibunda, Ida Pedanda Istri Mayun yang selalu mendorong dan memberikan dukungan moral dengan doanya yang tulus kepada kami. Akhirnya kepada suami tercinta : Ir. Ida Bagus Gede Suamba; putra, putri penulis : Ida Bagus Mahendra, ST.; Ida Bagus Krisna Prabawa ST.; dr. Ida Ayu Tri Wedari. Menantu dr. Ida Ayu Intan Pratiwi, dan Ida Ayu Ratnaningrum, S Psi. ucapan terima kasih ini disampaikan karena dukungan dan pengorbanannya yang tulus. Kepada Ketua Jurusan drg. Sagung Agung Putri Dwi Astuti, M.Kes. dan rekan–rekan kami di Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Denpasar, ucapan terima kasih penulis sampaikan atas perhatian dan semua dukungan yang diberikan selama ini. Ucapan terima kasih kepada seluruh guru dan dosen yang telah membimbing penulis hingga saat ini. Teman-teman angkatan I pada Program Studi Doktor Ilmu Manajemen terima kasih atas kerja sama dan sharingnya
vii
selama perkuliahan. Teman-teman staf
pada Program Studi
Doktor Ilmu
Manajemen atas bantuan dalam memperlancar proses perkuliahan hingga penyusunan disertasi. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, ucapan terima kasih ini juga disampaikan atas semua bantuan, doa, motivasi, semangat, dan dukungannya selama kegiatan penilitian sampai kepada penyelesaian disertasi ini. Semoga disertasi ini bermafaat dan dapat memberikan masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang Manajemen Sumber Daya Manusia. Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan anugerah-Nya kepada semua pihak yang telah membantu dan berkontribusi dalam penyelesaian disertasi ini. Tidak lupa penulis memohon maaf atas
segala
kekurangan dan kekhilafan selama
menempuh
studi dan
menyelesaikan penulisan disertasi ini.
Denpasar,
Juni 2016
Penulis
viii
ABSTRAK
ANTESEDEN INOVASI PADA INDUSTRI KERAJINAN PERAK DI BALI Penelitian ini bertujuan untuk menguji (1) pengaruh creative leadership terhadap inovasi pada industri kerajinan perak di Bali, (2) menguji pengaruh knowledge sharing terhadap inovasi, (3) mengembangkan konsep pengaruh creative leadership terhadap knowledge sharing, (4) memprediksi pengaruh knowledge sharing terhadap absorptive capacity, (5) menguji pengaruh absorptive capacity terhadap inovasi, (6) mengembangkan konsep peran knowledge sharing sebagai pemediasi pengaruh creative leadership terhadap inovasi, (7) menguji peran absorptive capacity sebagai pemediasi pengaruh knowledge sharing terhadap inovasi, (8) mengembangkan konsep hubungan creative leadership terhadap absorptive capacity pada industri kerajinan perak di Bali. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian terdiri dari 102 orang pemimpin perusahaan kerajinan perak. Responden penelitian berjumlah 81 orang yang diperoleh menurut rumus Krejcie dan Morgan (1970). Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling. Teknik analisis data yang dipergunakan adalah Partial Least Square (PLS). Instrumen Penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan secara kualitatif, pada proposisi creative leadership berhubungan dengan absorptive capacity. Penggalian informasi secara kualitatif dengan cara melakukan wawancara mendalam (in-depth interview) dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa creative leadership berpengaruh tidak signifikan terhadap inovasi, knowledge sharing memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap inovasi, creative leadership berpengaruh positif dan signifikan terhadap knowledge sharing. knowledge sharing memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap absorptive capacity, absorptive capacity pada industri kecil kerajinan perak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap inovasi. Knowledge sharing memediasi secara sempurna (complete mediation) pengaruh creative leadership terhadap inovasi, demikian juga absorptive capacity memediasi secara partial pengaruh knowledge sharing terhadap inovasi, dan proposisi hubungan creative leadership dengan absorptive capacity pada industri kecil kerajinan perak di Bali. Kata kunci: creative leadership, knowledge sharing, absorptive capacity, inovasi
ix
ABSTRACT THE ANTECEDENT OF INNOVATION IN THE SILVER CRAFT INDUSTRY IN BALI
The purpose of this study is to prove (1) the influence of creative leadership for innovation in the silver industry in Bali, (2) test the effect of knowledge sharing on innovation, (3) developing the concept of the influence of creative leadership for knowledge sharing, (4) predict the effects of knowledge sharing on the absorptive capacity, (5) examined the effect of absorptive capacity for innovation, (6) develop the concept of the role of knowledge sharing as a mediator of the effects of creative leadership on innovation, (7) examine the role of absorptive capacity as mediator of the effects of knowledge sharing on innovation, (8) develop the concept of creative leadership for absorptive capacity in the silver industry in Bali. This study used a quantitative approach. The study population consisted of 102 company leaders silver. The numbers of respondents were 81 people who obtained according to the formula Krejcie and Morgan (1970). The sampling technique is done by simple random sampling. The data analysis technique used is Partial Least Square (PLS). The research instrument used in this study include: structured interviews. This study also used a qualitative approach, the creative leadership propotition relates to absorptive capacity. Obtained qualitative information by conducting indepth interviews and documentation. The results showed that the creative leadership not significantly effected on innovation, knowledge sharing had a positive and significant impact on innovation, creative leadership had a positive and significant impact on knowledge sharing. Knowledge sharing had a positive and significant impact on the absorptive capacity, absorptive capacity of small silver craft industry had a positive and significant influence on innovation. Knowledge sharing perfectly mediated (complete mediation) the influence of creative leadership on innovation, absorptive capacity partially mediated the effect of knowledge sharing, and so did creative leadership for absorptive capacity on innovation in small silver craft industry in Bali. Keywords: creative leadership, knowledge sharing, absorptive capacity,innovation
x
RINGKASAN ANTESEDEN INOVASI PADA INDUSTRI KERAJINAN PERAK DI BALI
Era pasar global yang salah satunya ditandai dengan kemajuan teknologi, menyebabkan terjadi ketidakpastian dan ambiguitas, perubahan pasar yang semakin kompleks, usia produk inovatif menjadi semakin pendek, dan adanya tuntutan bagi perusahaan untuk dapat melindungi diri dari tekanan pesaing. Persaingan merupakan inti dari keberhasilan perusahaan, yang dapat menentukan ketepatan strategi maupun aktivitas perusahaan seperti inovasi yang dapat menyokong kinerja. Secara universal, inovasi dianggap sebagai kunci kelangsungan hidup perusahaan, tidak cukup hanya dengan menjadi lebih baik, tetapi juga harus berbeda, lebih cepat diterima pelanggan ataupun harga lebih murah (Denning, 2005; Porter, 2008: 13─19). Industri kerajinan perak di Bali khususnya di Desa Celuk dan di Desa Singapadu sedang berada pada tahapan kedewasaan, bahkan penurunan. Menurut Esteve and Sanchez (2012), Hana (2013), dan Parthasarathy et al. (2011), jika berharap dapat bertahan selama masa-masa sulit, maka diperlukan kreativitas, kemampuan dinamis, penciptaan pengetahuan, dan keterampilan baru sehingga terwujud, baik produk maupun proses baru. Pemilik atau pimpinan UMK berfungsi sebagai agen utama dalam mengembangkan UMK yang inovatif dan kreatif (Wuryaningrat, 2013). Kreativitas merupakan sumber utama dari kemampuan pemimpin untuk beradaptasi dengan perubahan, dan merancang paradigma baru untuk menggantikan model lama yang telah usang (Allio, 2005). Penelitian ini membahas konsep creative leadership yang telah dikembangkan dari konsep Rickards and Moger (2000), yang menyebutkan bahwa perilaku kepemimpinan kreatif terkait dengan pengembangan produk baru. Akan tetapi, dalam penelitian ini mengembangkan lebih lanjut yaitu perilaku pemimpin kreatif, memfasilitasi aliran pengetahuan dan mengalokasikan waktu khusus untuk pengembangan ide dan kreativitas. Hal tersebut dikembangkan mengingat industri kerajinan perak memang memerlukan seorang pemimpin kreatif, yang mampu mengajak karyawan memandang segala sesuatu yang berkaitan dengan kerajinan perak dari perspektif yang berbeda, memberikan kesempatan berbagi pengetahuan (knowledge sharing), dan meningkatkan kemampuan menyerap informasi eksternal (absorptive capacity), sehingga dapat meningkatkan inovasi. Berdasarkan uraian tersebut maka, penelitian ini bertujuan untuk (1) pengembangan konsep pengaruh creative leadership terhadap inovasi, (2) menguji pengaruh knowledge sharing terhadap inovasi, (3) memprediksi konsep creative leadership terhadap knowledge sharing, (4) menjelaskan pengaruh knowledge sharing terhadap absorptive capacity, (5) menjelaskan pengaruh absorptive capacity terhadap inovasi, (6) pengembangan konsep peran knowledge sharing xi
sebagai pemediasi creative leadership terhadap inovasi, (7) menjelaskan peran absorptive capacity sebagai pemediasi knowledge sharing terhadap inovasi, (8) pengembangan konsep hubungan antara creative leadership dengan absorptive capacity. Penelitian ini menggunakan teori dynamic capabilities sebagai teori utama, teori ini sangat relevan mendukung penelitian inovasi yang berbasis kompetisi. Teori Dynamic Capabilities (Teece & Pisano, 1994) mengacu pada kemampuan dinamis sebagai sumber keunggulan bersaing, yang menekankan dua aspek. Pertama, istilah dinamis mengacu pada pergeseran karakter lingkungan, respon strategis tertentu, dan waktu yang diperlukan diterima pasar untuk mempercepat inovasi. Kedua, kemampuan menekankan peran kunci manajemen strategis beradaptasi dengan tepat, mengintegrasikan, dan rekonfigurasi keterampilan internal dan eksternal organisasi, sumber daya, dan kompetensi fungsional terhadap perubahan lingkungan. Pengertian inovasi dalam penelitian ini merupakan mekanisme untuk menghasilkan, baik produk/jasa, proses maupun sistem manajemen baru yang berasal dari ide-ide baru dengan memanfaatkan sumber daya yang ada, penciptaan pengetahuan baru dari sumber pengetahuan eksternal agar dapat beradaptasi dengan perubahan pasar, teknologi, dan persaingan (Amabile, 1996; Lawson & Samson, 2001; Crossan & Apaydin, 2010). Creative leadership adalah kepemimpinan yang penuh ide untuk memecahkan masalah dan perbaikan berkelanjutan, serta memiliki kapasitas berpikir dan bertindak melampaui batasbatas (outside the box) dalam melakukan inovasi (Dahlgaard et al., 1997 dan Tsai, 2012). Definisi knowledge sharing dalam penelitian ini merupakan kombinasi pendapat para ahli (Hendriks, 1999; Lin, 2007; Sharratt & Usoro, 2003), yaitu suatu proses pertukaran informasi, pengetahuan, dan keterampilan, yang meliputi pemberian maupun penerimaan. Definisi absorptive capacity dalam penelitian ini mengacu pada definisi oleh Zahra dan George (2002), yaitu seperangkat rutinitas dan proses organisasi dimana perusahaan dapat memperoleh, mengakuisi, mengasimilasi, mentransformasi, dan mengekploitasi pengetahuan untuk menghasilkan organisasi yang dinamis. H1 : Creative leadership berpengaruh positif dan signifikan terhadap inovasi. H2 : Knowledge sharing berpengaruh positif dan signifikan terhadap inovasi. H3 : Creative leadership berpengaruh positif dan signifikan terhadap knowledge sharing. H4 : Knowledge sharing berpengaruh positif dan signifikan terhadap absorptive capacity. H5 : Absorptive capacity berpengaruh positif dan signifikan terhadap inovasi. H6 : Peran Knowledge sharing memediasi pengaruh creative leadership terhadap inovasi secara positif dan signifikan. H7 : Absorptive capacity memediasi pengaruh knowledge sharing terhadap inovasi secara positif dan signifikan. Proposisi : Creative leadership berhubungan dengan absorptive capacity.
xii
Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif (positivism), yang mengacu pada kajian prinsip rasional empirik. Jenis penelitian ini adalah eksplanatoris. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan secara kualitatif, pada proposisi creative leadership berhubungan dengan absorptive capacity. Penggalian informasi secara kualitatif. dengan cara melakukan wawancara mendalam. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Celuk dan Singapadu, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar dengan objek penelitian pada industri kerajinan perak. Pemilihan lokasi berdasarkan beberapa alasan, yakni Desa Celuk dan Singapadu merupakan sentra industri kerajinan perak terbesar di Bali, merupakan cikal bakal perkembangan kerajinan perak di Bali, dan merupakan industri kerajinan yang masuk dalam pasar global. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2015─22 Agustus 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Usaha Mikro Kecil (UMK) kerajinan perak di Desa Celuk dan Desa Singapadu, yang memiliki pegawai antara 4 orang–99 orang, yaitu berjumlah 102 terdiri atas 54 perusahaan di Desa Celuk dan 48 perusahaan di Desa Singapadu (Data Direktori Industri Kecil dan Menengah Kabupaten Gianyar, 2014). Adapun yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah pimpinan perusahaan kerajinan perak, yang diidentifikasi sebagai pemilik/ pemimpin perusahaan kecil. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 81 orang responden untuk analisis desain kuantitatif, pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Simple Random Sampling. Pimpinan/pemilik industri kerajinan perak di desa Celuk dan desa Singapadu didominasi oleh kaum laki-laki (73,77 %). Sementara jika dilihat dari umur, ternyata paling banyak berusia lebih dari 50 tahun (37,70%). Apabila dilihat dari tingkat pendidikan responden, dapat diketahui bahwa sebagian besar (49,18 %) berpendidikan Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan, sebagian besar (67,21 %) responden memiliki pengalaman kurang dari 29 tahun, dan umur perusahaan dari 24 tahun sampai 29 tahun (62,3%). Untuk analisis desain kualitatif penentuan partisipan dilakukan dengan Non ProbabilitySampling, yakni Snowball terhadap 7 orang partisipan, dengan strategi grounded theory. Penelitian survei menggunakan alat pengumpulan data berupa instrumen penelitian. Instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Uji validitas dilakukan dengan uji analisis faktor menggunakan Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy and Bartlett's Test (KMO MSA) dan Anti-image Correlation dengan ketentuan sbb. Pertama, angka KMO MSA > 0,5 dan signifikansi < 5%. Kedua, pada sumbu diagonal anti image correlation, semua harus > 0,5 bila ada yang kurang dari 0,5 maka butir tsb dikeluarkan (Baruni & Sentosa. 2013). Pengukuran reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan formula koefisien Cronbach’s Alfa. Nilai batas yang digunakan untuk menilai sebuah tingkat reliabilitas yang dapat diterima adalah ≥0,60 (Santosa, 2005 dan Sekaran, 2006). Uji keabsahan data dalam analisis kualitatif menurut Sugiyono (2009: 125─131), meliputi. 1) Uji credibility (validitas internal), 2) Uji transferability, 3) Dependability (reliabilitas), 4) Confirmability (obyektivitas), menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Teknik analisis yang xiii
digunakan adalah model persamaan struktural (Structural Equation ModelingSEM) berbasis variance atau Component based SEM, yang disebut Partial Least Square (PLS). Analisis desain kualitatif dilakukan dengan strategi grounded theory yaitu teori yang ditemukan secara induktif, berdasarkan data-data yang ditemukan di lapangan, membuat kategori- kategori atas informasi yang diperoleh, lalu merangkai sebuah cerita dari hubungan antar kategori, yaitu hubungan antara creative leadership dengan absorptive capacity. Variabel inovasi direfleksikan oleh dua (2) dimensi, yaitu dimensi inovasi produk dengan enam (6) indikator reflektif dan dimensi inovasi proses dengan tujuh (7) indikator reflektif. Indikator pengenalan produk baru dengan outer loading sebesar 0,947 merupakan indikator paling penting dan menentukan dari inovasi produk. Selanjutnya indikator dipersepsi sangat baru memiliki outer loading tinggi (0,924) dan juga dipersepsi tinggi oleh responden. Lebih cepat meluncurkan produk baru juga memiliki outer loading tinggi, namun kondisi riil di lapangan berbeda, dimana tingkat keberhasilan produk baru merupakan indikator pilihan responden. Nilai rata-rata indikator meningkatkan proses bisnis merupakan indikator dengan nilai rata-rata tertinggi yang dipersepsi pimpinan perusahaan kerajinan perak, namun outer loading metode produksi berubah lebih cepat merupakan indikator paling penting dari dimensi inovasi proses. Selanjutnya indikator yang memiliki outer loading tinggi adalah mengembangkan manajemen baru namun, kurang dipersepsi baik oleh responden, demikian juga dengan indikator investasi peralatan produksi baru, namun kondisi riil di lapangan juga berbeda. Variabel creative leadership direfleksikan oleh tiga dimensi reflektif, yaitu KR (kemampuan kreatif), dimensi IM (inspirational motivation), dan dimensi IC (individualized consideration). Hasil analisis deskriptif menunjukkan, bahwa dimensi kemampuan kreatif, menentukan konstruk creative leadership, dan dipengaruhi oleh indikator: (1) memiliki rasa ingin tahu yang besar, (2) mewujudkan gagasan menjadi produk baru yang bernilai bagi konsumen, (3) menyelesaikan tugas-tugas yang menantang, (4) berani mengambil risiko, (5) menghasilkan gagasan unik melalui integrasi teknologi baru dengan kearifan lokal. Indikator paling penting dari dimensi motivasi inspirasional yaitu indikator menginspirasi karyawan, selanjutnya indikator menantang karyawan dengan standar tinggi. Indikator paling menentukan dari dimensi individualized consideration yaitu memenuhi kebutuhan karyawan, selanjutnya indikator memberikan kesempatan belajar kepada karyawan, dan meluangkan waktu bagi karyawan untuk belajar merupakan kondisi yang mendapat perhatian cukup baik. Variabel Knowledge Sharing direfleksikan oleh dua dimensi reflektif, yaitu knowledge donating dan knowledge collecting. Secara konseptual indikator memberitahu tentang hal baru merupakan aspek yang paling penting dari dimensi knowledge donating, selanjutnya indikator belajar sesuatu yang baru dari teman. xiv
berbagi keterampilan jika saya meminta merupakan indikator yang dominan dari dimensi knowledge collecting, selanjutnya adalah indikator berbagi pengetahuan jika saya meminta. Variabel absorptive capacity terdiri atas empat dimensi reflektif, yaitu dimensi akuisisi, asimilasi, transformasi, dan eksploitasi. Indikator pertemuan dengan pelanggan untuk memperoleh pengetahuan, secara konseptual merupakan aspek yang dominan dari dimensi akuisisi, namun relatif kurang mendapat perhatian dari para pimpinan perusahaan kerajinan perak. Indikator memahami peluang baru untuk memenuhi keinginan pelanggan, merupakan indikator yang dominan dari dimensi asimilasi. Indikator menanggapi konsekuensi perubahan tuntutan pasar merupakan aspek yang paling penting bagi pimpinan perusahaan kerajinan perak, selanjutnya indikator yang memiliki outer loading tinggi adalah hampir tidak pernah berbagi pengalaman praktis. Indikator kegiatan yang dilakukan, dipahami secara jelas merupakan indikator dengan nilai rata-rata yang tertinggi dari persepsi pimpinan perusahaan kerajinan perak, juga merupakan indikator yang memiliki outer loading dominan dari dimensi eksploitasi, selanjutnya indikator kesulitan menerapkan ide baru dan keluhan pelanggan mendapatkan perhatian. Keterbaruan penelitian ini adalah mengembangkan teori creative leadership menurut Dahlgaard et al. (1997), teori kreativitas menurut Amabile (1997), teori creative leadership menurut Rickards dan Moger (2000), yang menyatakan gaya kepemimpinan kreatif memiliki banyak kesamaan dengan kepemimpinan transformasional oleh Bass dan Avolio (1990, 1995), serta kreativitas menurut Jain dan Sharma (2012) khususnya tentang kemampuan kreatif. Sehingga konstruk creative leadership memiliki tiga dimensi. Hasil penelitian ini menemukan hubungan langsung pengaruh creative leadership terhadap inovasi tidak signifikan. Penelitian ini dapat menjawab hubungan tidak langsung konstruk creative leadership terhadap inovasi melalui peran knowledge sharing dimana relasi mediasi tersebut dinyatakan signifikan berdasarkan uji t = 1.96, temuan juga mengacu pada analisis effect size sebesar 0,37 yang menunjukkan bahwa variabel mediasi knowledge sharing berkontribusi kuat terhadap peningkatan peran creative leadership terhadap terwujudnya inovasi. Artinya variabel mediasi knowledge sharing yang dipergunakan dalam model penelitian ini memiliki peran yang robust dan berpotensi dalam memprediksi peran seorang creative leadership di dalam penciptaan proses maupun produk yang inovatif. Temuan ini memberikan fakta baru yang sebelumnya tidak terungkapkan dalam penelitian sebelumnya, bahwa ternyata terdapat persepsi yang sejalan dengan rekomendasi teoritik tentang kebutuhan kepemimpinan yang mampu menciptakan
xv
berkembangnya kreativitas karyawan dalam menghasilkan inovasi (Carvalho & Reis, 2012). Penelitian ini berhasil menemukan terdapatnya hubungan antara konstruk creative leadership terhadap konstruk absorptive capacity. Creative leadership dapat meningkatkan absorptive capacity yang ditandai dengan meningkatnya kemampuan perusahaan mengidentifikasi pengetahuan eksternal yang sangat penting bagi proses pembuatan produk inovatif, berupaya untuk memperoleh pengetahuan eksternal yang sangat penting dalam operasional perusahaan. Menganalisis, menafsirkan, dan memahami pengetahuan yang diperoleh dari sumber eksternal, pemimpin maupun karyawan harus memahami dan mengambil keuntungan dari informasi eksternal untuk menentukan pemasok baru, metode dan teknik baru, serta produk dan layanan baru. Hasil penelitian ini menunjukkan creative leadership (kepemimpinan kreatif) belum mampu meningkatkan inovasi secara signifikan. Pelaksanaan knowledge sharing (berbagi pengetahuan) yang baik, yang direfleksikan oleh dimensi variabel knowledge donating (memberikan pengetahuan), dan dimensi knowledge collecting (mengumpulkan pengetahuan), terbukti mampu meningkatkan inovasi, baik inovasi produk maupun inovasi proses. Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa creative leadership mampu meningkatkan knowledge sharing. Penelitian ini mengonfirmasi penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa knowledge sharing yang fokus pada memberikan pengetahuan, memberitahu tentang hal baru, dan mengumpulkan pengetahuan, berbagi keterampilan jika meminta akan meningkatkan absorptive capacity (kemampuan menerima pengetahuan), secara signifikan. Hasil penelitian ini menggambarkan semakin baik absorptive capacity pada industri kerajinan perak melalui tahapan akuisisi, asimilasi, transformasi, dan eksploitasi semakin inovatif industri tersebut dalam inovasi proses maupun membuat produk yang inovatif. Knowledge sharing berperan memediasi secara sempurna (complete mediation) creative leadership terhadap terjadinya inovasi produk maupun proses. Creative leadership mengordinir karyawan agar mau memberitahu tentang hal baru, berbagi keterampilan, maupun berbagi pengetahuan dapat mempengaruhi industri di Bali menjadi semakin inovatif dalam proses maupun produk. Absorptive capacity pada industri kecil kerajinan perak memediasi pengaruh berbagi pengetahuan terhadap inovasi secara positif dan signifikan. Konstruk absorptive capacity memiliki peran lebih kecil dibandingkan dengan konstruk knowledge sharing, hal ini dimungkinkan karena kompetensi yang dimiliki pemilik perusahaan yang tidak inovatif relatif kurang memadai untuk memahami pengetahuan baru yang diperoleh dari luar, lambat memahami manfaat pengetahuan eksternal, menanggapi konsekuensi perubahan tuntutan pasar, dan memikirkan cara mengeksploitasi pengetahuan. Penelitian ini memiliki keunikan xvi
(state of the art) yaitu menemukan proposisi konstruk creative leadership berhubungan dengan kemampuan menerima pengetahuan. Jika creative leadership pada perusahaan kerajinan perak memiliki kemampuan kreatif, memotivasi inspirasional, dan individualized consideration yang semakin baik maka semakin meningkatkan absorptive capacity. Beberapa hal penting yang menjadi perhatian baik bagi para peneliti berikutnya maupun para praktisi agar dapat memberikan kontribusi bagi kelangsungan sentra industri kerajinan perak. Saran bagi peneliti selanjutnya. 1) Terkait keterbatasan utama penelitian ini, mengenai instrumen pernyataan tentang persepsi yang dapat mengalami perubahan, sehingga perlu dilakukan penelitian longitudinal, penelitian ini dapat dipergunakan sebagai pembanding. 2) Perlu dilakukan pengurangan jumlah indikator dimensi kemampuan kreatif, konstruk kepemimpinan kreatif yang terlalu banyak yaitu 15 indikator, karena mungkin hal ini merupakan salah satu penyebab temuan yang tidak signifikan. 3) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait hubungan creative leadership terhadap absorptive capacity. 4) Bagi peneliti mendatang dapat mengembangkan kajian dalam pengaruh kerja sama sesuai mata rantai (supplies chain) yang dilakukan oleh industri kerajinan perak. 5) Penelitian selanjutnya juga dapat mengembangkan kajian dalam pengaruh local genieus Pura, Purana, Puri, dan Para pada kemampuan inovasi industri kerajinan perak atau bisnis lainnya.
xvii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................... PRASYARAT GELAR................................................................................. LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................ PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISM ...................................................... UCAPAN TERIMA KASIH ......................................................................... ABSTRAK ................................................................................................... ABSTRACT ................................................................................................ RINGKASAN .............................................................................................. DAFTAR ISI ............................................................................................... DAFTAR TABEL ........................................................................................ DAFTAR GAMBAR...................................................................................... . DAFTAR SINGKATAN .............................................................................. DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
i ii iii iv v ix x xi xviii xxiii xxiv xxv xxvi
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang ....................................................................
1
1.2
Rumusan Masalah ...............................................................
11
1.3
Tujuan Penelitian ................................................................
12
1.4
Manfaat Penelitian ..............................................................
13
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1
Teori Dynamic Capabilities .................................................
15
2.2
A Dynamic Theory of Organizational Knowledge Creation ..
17
2.3
Inovasi ..............................................................................
18
2.3.1
Pentingnya Inovasi ..................................................
19
2.3.2
Faktor Penentu Inovasi .............................................
21
2.3.3 Indikator Inovasi ......................................................
22
Creative Leadership .............................................................
24
2.4.1 Kepemimpinan .........................................................
24
2.4.2 Kreativitas
............................................................
28
2.4.3 Creative Leadership ..................................................
29
2.4
xviii
2.5
2.6
2.4.4 Pentingnya Creative Leadership .................. ..............
30
2.4.5 Dimensi dan pengukuran Creative leadership ...........
31
Knowledge Sharing ..............................................................
33
2.5.1 Pentingnya Knowledge Sharing .................................
35
2.5.2 Proses Knowledge Sharing ........................................
36
2.5.3 Dimensi Knowledge Sharing ......................................
38
2.5.4 Faktor yang Memengaruhi Knowledge Sharing ..........
39
Absorptive Capacity.............................................................
39
2.6.1 Pentingnya Absorptive Capacity ................................
41
2.6.2 Dimensi dan Pengukuran Absorptive Capacity ..........
41
2.7
Hubungan Antar Variabel Penelitia ................................
2.7.1 Kreativitas,
Creative
Leadership,
Knowledge
Sharing dan Inovasi ................................................. 2.7.2 Transformasional
Leadership,
44
Kreativitas,
44
dan
Inovasi ......................................................................
45
2.7.3 Transformasional Leadership, Knowledge Sharing, Absorptive Capacity, dan Inovasi .............................. 2.7.4
2.8
Hubungan Creative Leadership dengan Absorptive Capacity ...................................................................
49
Pemetaan Posisi Penelitian ...................................................
54
BAB III KERANGKA PENELITIAN 3.1
46
BERPIKIR,
KONSEP,
DAN
HIPOTESIS
Kerangka Berpikir................................................................
57
3.2 Konsep Penelitian ....................................................................... 61 3.3 Hipotesis Penelitian ............................................................. 68 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1
Rancangan Penelitian ...........................................................
81
4.2
Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................
81
4.3
Sumber Data ........................................................................
82
xix
4.4
Metode Pengumpulan Data ..................................................
82
4.5
Populasi, Sampel dan Responden Penelitian ........................
84
4.5.1
Populasi ...................................................................
84
4.5.2 Sampel .....................................................................
85
Variabel Penelitian...............................................................
87
4.6.1 Identifikasi Variabel Penelitian .................................
87
4.6.2 Definisi Operasional Variabel .................................
88
4.7
Skala Pengukuran ................................................................
94
4.8
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ...............................
95
4.8.1 Uji Awal ....................................................................
95
4.8.2 Uji Validitas ..............................................................
98
4.8.3 Uji Reliabilitas ..............................................................
98
4.8.4 Hasil Uji Instrumen ...................................................
99
Teknik Analisis Data............................................................
101
4.6
4.9
4.9.1 Teknik Analisis Deskriptif ........................................ 101 4.9.2 Teknik Analisis Inferensial ....................................... 101 4.9.3 Evaluasi Model atau Measures of Fit ........................ 105 4.10 Analisis Desain Kualitatif .................................................... 109 4.10.1 Tahapan Analisis Data .............................................. 109 4.10.2 Pengujian Keabsahan Analisis Kualitatif .................. 111 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Profil Lokasi Penelitian ........................................................ 113 5.2 Karakteristik Responden....................................................... 115 5.3 Deskripsi Variabel Penelitian ................................................ 119 5.3.1 Deskripsi Variabel Inovasi ........................................ 120 5.3.2 Deskripsi Variabel Creative Leadership .................... 123 5.3.3 Deskripsi Variabel Knowledge Sharing ..................... 125 5.3.4 Deskripsi Variabel Absorptive Capacity ................... 127 5.4
Hasil
Pengujian
Model
Pengukuran
atau
Outer
Measurement Model............................................................. xx
129
5.4.1 Uji Variabel Laten Creative Leadership .................... 130 5.4.2 Uji Variabel Laten Knowledge Sharing ..................... 132 5.5.3 Uji Variabel Laten Absorptive Capacity ................... 133 5.4.4 Uji Variabel Laten Inovasi......................................... 135 5.5 Deskripsi Variabel Penelitian ................................................ 137 5.5.1 Deskripsi Variabel Inovasi ........................................ 138 5.5.2 Deskripsi Variabel Creative Leadership .................... 139 5.5.3 Deskripsi Variabel Knowledge Sharing......................
142
5.5.4 Deskripsi Variabel Absorptive Capacity ................... 144 5.6 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Konstruk ................... ..... 147 5.7 Hasil Pengujian Model Struktural atau Inner Model .............. 148 5.8 Analisis Desain Kualitatif ...................................................... 155
BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Pengaruh Creative Leadership Terhadap Inovasi ................. 169 6.2 Pengaruh Knowledge Sharing Terhadap Inovasi .................... 174 6.3 Pengaruh Creative Leadership Terhadap Knowledge Sharing
177
6.4 Pengaruh Knowledge Sharing terhadap Absorptive Capacity .. 179 6.5 Pengaruh Absorptive Capacity terhadap Inovasi ..................... 181 6.6 Peran Knowledge Sharing Memediasi Pengaruh Creative Leadership terhadap Inovasi ................................................. 182 6.7 Peran Absorptive Capacity Memediasi Pengaruh Knowledge Sharing Terhadap Inovasi ..................................................... 184 6.8 Hubungan
Creative
Leadership
Terhadap
Absorptive
Capacity ................................................................................ 186 6.9 Keterbaruan........................................................................... 187 6.10 Implikasi Penelitian ...............................................................
190
6.10.1 Implikasi Teoritis ...................................................... 191 6.10.2 Implikasi Praktis ....................................................... 192 6.11 Keterbatasan Penelitian ...................................................... 194
xxi
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan ............................................................................... 195 7.2 Saran ..................................................................................... 197 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 201 LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................... 214
xxii
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
2.1
Pemetaan yang Berhubungan dengan Variabel Penelitian ....................
56
4.1
Indikator Variabel Inovasi....................................................................
91
4.2
Indikator Variabel Creative Leadership ..............................................
92
4.3
Indikator Variabel Knowledge Sharing...............................................
93
4.4
Indikator Variabel Absorptive Capacity.....................................................
93
4.5
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ..................................... 100
5.1
Karakteristik Responden Industri Kerajinan Perak ..............................
5.2
Distribusi Persentase Respon Responden untuk variabel Inovasi pada Industri Kerajinan Perak di Bali ........................................................... 122
5.3
Distribusi Persentase Respon Responden untuk variabel Creative Leadership pada Industri Kerajinan Perak di Bali................................. 123
5.4
Distribusi Persentase Respon Responden untuk variabel Knowledge Sharing Pada Industri Kerajinan Perak di Bali ..................................... 126
5.5
Distribusi Persentase Respon Responden untuk variabel Absorptive Capacity Pada Industri Kerajinan Perak di Bali .................................... 128
5.6
Profil Variabel Inovasi ........................................................................ 138
5.7
Profil Variabel Creative Leadership ..................................................... 141
5.8
Profil Variabel Knowledge Sharing ...................................................... 143
5.9
Profil Variabel Absorptive Capacity..................................................... 145
117
5.10 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Konstruk ....................................... 147 5.11 Nilai R-Square dan Communality........................................................ 150 5.12 Uji Statistik Hubungan antar Variabel .................................................. 152
xxiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
3.1
Model Konsep Penelitian .....................................................................
67
4.1
Model Penelitian ................................................................................. 104
5.1
Loading Factor Variabel Laten CL ...................................................... 132
5.2
Loading Factor Variabel Laten KS ...................................................... 133
5.3
Loading Factor Variabel Laten ACAP ................................................. 134
5.4
Loading Factor Laten INO .................................................................. 136
5.5
Diagram Jalur Model Struktural ...........................................................
5.6
Direct effect dan indirect effect antara variabel creative leadership dan inovasi melalui variabel knowledge sharing ......................................... 153
5.7
Hubungan tidak langsung creative leadership terhadap inovasi ........... 153
5.8
Hubungan tidak langsung knowledge sharing terhadap inovasi yang dimediasi oleh absorptive capacity ...................................................... 154
5.9
Hubungan Antara Creative Leadership dengan Absorptive Capacity... 156
148
5.10 Pembentukkan hubungan antara dimensi-dimensi Creative leadership dengan dimensi-dimensi absorptive capacity ....................................... 168
xxiv
DAFTAR SINGKATAN
Acap
=
AK
=
Akuisisi
AS
=
Asimilasi
AVE
=
Average Variance Extracted
CDC
=
Celuk Design Center
CL
=
Creative Leadership
EK
= Eksploitasi
IC
=
Ino
= Inovasi
II
=
Idealized Influence
IM
=
Inspirational Motivation
IPD
=
Inovasi Produk
IPR
=
Inovasi Proses
IS
=
Intellectual Stimulation
KC
=
Knowledge Collecting
KD
=
Knowledge Donating
KM
=
Knowledge Management
KR
= Kreativitas
KS
=
Knowledge Sharing
ML
=
Maximum Likelihood
PLS
=
Partial Least Square
TFL
= Transformational Leadership
TR
= Transformasi
SEM
= Structural Equation Modeling
√AVE
= Square root of Average Variance Extracted
UMKM =
Absorptive Capacity
Individualized Consideration
Usaha Mikro Kecil dan Menengah
xxv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1.
Instrumen Penelitian ........................................................................... 214
1.1
Uji Normalitas Data Awal .................................................................... 224
2.1
Uji Validitas Instrumen Penelitian ....................................................... 227
2.2
Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ................................................... 238
3.1
Karakteristik Sample ........................................................................... 249
3.2
Tabel Distribusi Frekuensi .................................................................. 251
3.3
Persentasi Reponden ............................................................................ 270
4.1
Uji Validitas ....................................................................................... 272
4.2
Uji Reliabilitas .................................................................................... 284
5.
Outer Model ....................................................................................... 296
6.
Iner Model ...........................................................................................
7.
Deskripsi Proposisi Hubungan Creative Leadership pada Absorptive Capacity .............................................................................................. 305
xxvi
303