JURNAL TEKNIK, (2013) 1-6
1
Pengembangan Model Kemampuan Inovasi Produk Pada Industri Kecil Kerajinan Kulit Kabupaten Magetan Menggunakan Structural Equation Modeling Ika Yunidiawati, Bambang Syairudin Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail:
[email protected],
[email protected] Abstrak—Indonesia sebagai negara berkembang terus memacu sektor Industri Kecil Menengah (IKM) untuk menopang ekonomi bangsa.Salah satu IKM yang dikembangkan oleh kabupaten Magetan adalah industri kerajinan kulit. Dengan adanya arus globalisasi dan banyaknya kompetitor dari dalam dan luar negeri maka perlu adanya peningkatan kualitas produk yang dihasilkan agar mampu bersaing. Salah satu kunci keberhasilan untuk meningkatkan daya saing adalah dengan mengembangkan inovasi (Shapiro,2002 dalam Wahyudi,2010). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi inovasi produk untuk menciptakan keunggulan bersaing pada industri kecil kerajinan kulit Magetan. Dalam penelitian ini dikembangkan suatu model teoritis denan mengajukan tiga hipotesis yang akan diuji dan dianalisis menggunakan Structural Equation Modeling (SEM). Hasil analisis SEM menggunakan software AMOS menunjukkan bahwa model yang dibangun telah memenuhi salah satu kriteria goodness of fit yaitu RMSEA 0,065 (≤ 0,08). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa model ini layak untuk digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inovasi produk dapat ditingkatkan melalui peningkatan orientasi teknologi yang meliputi pengembangan teknologi baru, kecepatan penerapan teknologi dan kemampuan adaptasi terhadap teknologi.
tercatat sebanyak 693 unit industri kecil formal. Beberapa jenis industri kecil (kerajinan rakyat) yang memnerikan andil cukup besar bagi perindustrian di kabupaten Magetan adalah genteng menghasilkan produksi sebesar Rp 117.032 juta, industri penyamakan kult menghasilkan Rp 82.875 juta, batu bata sebesar Rp 62.735 juta, anyaman bambu besar Rp 50.497 juta dan sepatu/kerajinan kulit menghasilkan Rp 31.817 juta. (Kabupaten Magetan dalam Angka , 2012) Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa industri alas kaki dan kulit masih memberi andil yang kecil bagi perindustrian kabupaten Magetan. Padahal, industri ini memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan karena didukung dengan adanya industri penyamakan kulit sebagai penyedia bahan baku utama.
Kata Kunci—industri kecil menengah, inovasi produk, model, Structural Equation Modeling.
Berdasarkan analisis kondisi eksternal dalam rencana pembangunan jangka panjang daerah (RPJPD) kabupaten Magetan disebutkan bahwa salah satu ancaman bagi pembangunan daerah adalah persaingan produk sejenis dari wilayah sekitar dan globalisasi yang menuntut peningkatan kualitas produk yang dihasilkan karena meningkatnya jumlah kompetitor tidak hanya dari wilayah domestik tetapi juga dari negara lain. Sehingga diperlukan peningkatan daya saing industri kecil di Magetan khususnya industri kerajinan kulit agar mampu bersaing dengan kompetitor. Inovasi menjadi kunci keberhasilan untuk meningkatkan daya saing bisnis (Shapiro, 2002 dalam Wahyudi, 2010). Salavou et al. (2004), dalam Wahyudi (2010), menunjukkan pentingnya inovasi pada usaha kecil agar dapat meningkatkan keunggulan bersaing. Hal serupa juga disampaikan oleh Helmi Aditya (2004), dalam Suendro (2010), bahwa keunggulan bersaing berkelanjutan dapat dilihat dari ketepatan perusahaan
D
I. PENDAHULUAN
i negara-negara berkembang saat ini, 95% dunia usaha tercatat dikuasai oleh Industri Kecil Menengah (IKM). Salah satu peran penting IKM adalah memperlebar lapangan kerja baru. Kontribusi ekonomi IKM dalam penyediaan lapangan kerja diperkirakan akan terus meningkat. Oleh karena itu, Indonesia sebagai negara berkembang harus memacu sektor IKM menimbang ketahanan sektor ini pada masa krisis ekonomi telah teruji. Karena komponen produksi di IKM tidak tergantung pada bahan impor dari luar negeri, maka imbas nilai dolar yang sangat tinggi tidak mempengaruhi tingkat produksi pada IKM. (Zuhal, 2010) Profil industri di kabupaten Magetan sampai tahun 2011 masih didominasi oleh industri kecil yang pada tahun 2011
Tabel I Industri kecil/kerajinan rakyat (formal dan non formal) di kabupaten Magetan 2011 Hasil Jenis industri Unit Tenaga No produksi kecil/kerajinan usaha kerja (000,-) 1
Genteng
1,470
3,442
117,032,542
2
Penyamakan kulit
132
786
82,875,000
3
Batu Merah
3,180
8,094
62,735,400
4
Tempe 956 1,965 56,531,250 Kerajinan anyaman 5 5,656 12,328 50,497,350 bambu 6 Alas kaki dari kulit 115 575 31,817,400 Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Magetan
JURNAL TEKNIK, (2013) 1-6
2
dalam menyediakan produk di pasar dan respon terhadap keluhan konsumen seperti kualitas produk, kebutuhan konsumen, penguasaan pasar baru serta adanya inovasi produk secara terus menerus. Berdasarkan masalah tersebut perlu dibangun efektivitas modelinovasi produk. Sebagai tahap awal, penelitian ini menggunakan studi pustaka untuk membangun model konseptualnya. Pada penelitian ini akan dilakukan pengembangan model konseptual inovasi produk pada industri kecil kerajinan kulit di kabupaten Magetan. Pengembangan model inovasi produk akan menggunakan metode pemodelan SEM (Structural Equation Modeling) dengan bantuan software AMOS 20 untuk melakukan pengolahan dan analisis data.
langsung antara variabel dependent dan variabel independent. SEM adalah suatu teknik statistik yang mampu menganalisis pola hubungan antara construct laten dan indikatornya, construct laten yang satu dengan yang lainnya, serta kesalahan pengukuran secara langsung (Yamin dan Kurniawan, 2009 dalam Budiman, 2011). Menurut Yamin dan Kurniawan (2009) dalam Budiman (2011) definisi variable construct laten adalah operasionalisasi suatu construct dalam model persamaan structural. Sebuah construct laten tidak dapat diukur secara langsung, tetapi dapat direpresentasikan atau ditentukan oleh satu atau lebih variabel (indikator).Definisi variabel manifest adalah indikatorindikator yang dibutuhkan untuk mengukur construct laten. Di dalam kuesioner, variabel manifest merupakan item-item pertanyaan dari setiap variabel yang dihipotesiskan.
II. URAIAN PENELITIAN
Langkah-Langkah Structural Equation Modeling Terdapat 5 tahap di dalam prosedur SEM. Tahap-tahap tersebut meliputi tahap spesifikasi model, tahap identifikasi model, tahap estimasi parameter, tahap ujikecocokan model, dan tahap respesifikasi model (Yamin dan Kurniawan, 2009 dalam Budiman, 2011).
A. Tahap Telaah 1) Inovasi Produk Inovasi adalah memulai atau memperkenalkan sesuatu yang baru. Definisi inovasi mencakup hasil produk dan proses baru. Inovasi yang tinggi akan meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan yang pada akhirnya berdampak pada kinerja perusahaan (Hartini, 2012) Kemampuan inovasi merupakan kemampuan organisasi untuk mengadopsi atau mengimplementasikan gagasan baru, proses dan produk baru(Hurley & Hult, 1998). Menurut El mquist (2009) dalam Martinez, et al(2011)menyebutkan bahwa kemampuan inovasi adalah menghasilkan ide-ide baru dan ilmu untuk mendapat keuntungan dari peluang pasar. Sedangkan kemampuan inovasi produk menurut Wonglimpiyarat (2010) dalamMartinez, et al (2011)adalah kemampuan untuk membawa pengetahuan baru atau teknologi untuk mengembangkan produk baru. Faktor yang mempengaruhi kemampuan inovasi produk menurut (Martinez et al, 2011) ada tiga yaitu faktor pengetahuan (knowledge), organisasi dan faktor manusia (human factor). Dalam penelitiannya (Wulandari, 2004) membuktikan bahwa kemampuan pimpinan dan orientasi pasar akan mempengaruhi tingkat kemampuan pengembangan inovasi produk sehingga akan meningkatkan kinerja pemasaran. Semakin tinggi tingkat kemampuan pimpinan maka akan semakin tinggi pula inovasi produk. Begitu juga dengan orientasi pasar. Semakin tinggi tingkat orientasi pasar, maka semakin tinggi pula tingkat inovasi yang dihasilkan. Sedangkan menurut Kusumo (2006) dalam penelitiannya, inovasi produk dapat tercipta melalui orientasi pasar dan orientasi teknologi. Menurut Suendro (2010)dalam penelitiannya menyebutkan bahwa yang mempengaruhi kemampuan inovasi produk adalah orientasi pelanggan, orientasi pesaing, dan koordinasi lintas fungsi. MenurutIndriani & Prasetyowati (2008) yang mempengaruhi kemampuan inovasi produk adalah kemampuan pimpinan, kemampuan perusahaan, dan faktor lingkungan. 2) Structural Equation Modeling SEM merupakan bagian dari statistik multivariate dependent yang memungkinkan dilakukannya analisis secara
a. Tahap Spesifikasi Model
Inovasi adalah memulai atau memperken Tahap spesifikasi model merupakan tahap dimana peneliti mengungkapkan suatu konsep permasalahan meliputi pendefinisan variabel - variabel yang terlibat di dalam penelitian dan pengkategoriannya. Selain itu, di dalam konsep permasalahan tersebut juga harus telah ditentukan metode pengukuran terhadap variabel - variabel yang terlibat. Dari variable-variabel yang terlibat dalam konsep permasalahan tersebut, harus dilakukan pendefinisian hubungan kausal struktural antar variable(Yamin dan Kurniawan., 2009 dalam Budiman, 2011) . b. Tahap Identifikasi Model
Menurut Yamin dan Kurniawan (2009) dalam Budiman (2011), terdapat 3 jenis identifikasi model yaitu underidentified model, just-identifiedmodel, dan over-identified model. c. Tahap Estimasi Parameter
Pada tahap ini dilakukan estimasi terhadap parameter yang ditentukan. Terdapat beberapa metode estimasi yang dapat digunakan, namun di dalam softwareAMOS 20 yang digunakan di dalam penelitian ini. Di dalam tahap ini diharapkan bahwa matriks kovarians prediksi akan sedekat mungkin atau sama dengan matriks kovarians suatu sampel data. d. Tahap Uji Kecocokan Model
Tahap uji kecocokan model merupakan tahap yang bertujuan untuk mengetahui apakah model yang kita hipotesiskanmerupakan model yang dapat merepresentasikan hasil daripenelitian yang dilakukan. e. Tahap Respesifikasi Model
Jika model belum fit, maka peneliti dapat melakukan tahap respesifikasi model agar model yang dihipotesiskan tersebut dapat mencapai nilai fit yang baik
JURNAL TEKNIK, (2013) 1-6
3 construct yang menyusun model inovasi produk. Construct tersebut meliputi kemampuan pemimpin, orientasi teknologi, orientasi pasar, inovasi produk dan daya saing.
B. Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini dilakukan empat tahapan, yaitu: 1. Tahapan Identifikasi dan Perumusan Masalah Tahap ini dimuai dengan masalah yang muncul pada industri kecil kerajinan kulit. Setelah itu dilakukan perumusan masalah tentang pengembangan model kemampuan inovasi produk pada industri kecil kerajinan kulit.Setelah ditentukan tujuan, tahap selanjutnya adalah melakukan studi literatur tentang industri kecil, inovasi dan SEM. Dari hasil studi literatur diperoleh 3 hipotesis dari model yang dibangun. 2. Tahapan Pengumpulan Data Pada tahap ini dilakukan pembuatan kuisioner dan penyebaran kuisioner. Data - data yang diperoleh merupakan data primer yang berasal dari kuesioner yang dibuat berdasarkan keadaandilapangan.Kuisioner akan disebar di industri kecil kerajinan kuit kabupaten Magetan. 3. Tahapan Pengolahan Data a. Uji normalitas Normalitas data digunakan agar estimasi parameter yang dihasilkan tidak bias sehingga kesimpulan yang diambil tepat. Dikarenakan dalam penelitian ini terdapat lebih dari satu variable maka uji yang dilakukan adalah uji multivariate normality atau disebut uji multinormalitas. b. Uji validitas dan reliabilitas Pada tahap ini dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas dari indikator-indikator yang ada dalam mengukur variabel laten. Dalam uji validitas model pengukuran dilakukan pemeriksaan t-value.Uji reliabilitas model pengukuran dilakukan dengan menghitung nilai construct reliablity (CR) dari nilai-nilai standarized loading factor dan error variance. c. Uji kecocokan model Pada tahap ini dilakukan pengukuran terhadap kesesuaian model yang dihipotesiskan. Tujuan dari pengukuran tersebut adalah untuk mengetahui apakah model yang kita hipotesiskan merupakan model yang dapat merepresentasikan hasil dari penelitian yang dilakukan. Apabila terjadi ketidakcocokan model maka perlu dilakukan langkah respesifikasi model. 4. Tahapan Analisis, Intepretasi Data, dan Penarikan Simpulan serta Saran Pada tahap ini dilakukan analisa terhadap hasil penelitian yang telah diperoleh berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya. Analisa tersebut dilakukan agar dapat diketahui hasil pengolahan data tersebut.Analisis yang dilakukan meliputi analisis terhadap setiap langkah SEM yang telah digunakan di dalam pengolahan kuesioner. Dari hasil analisa ini akan dapat diketahui kecocokan model
Gambar 1. Model Inovasi Produk
Berdasarkan gambar 1 model inovasi produk sebagai dasar penelitian dapat dirumuskan beberapa hipotesis yang akan diuji di dalam penelitian ini. Hipotesis yang akan diuji merupakan gambaran dari hubungan antar variable construct yang terdapat dalam model inovasi produk. Hipotesis tersebut adalah sebagai berikut: H1 : Semakin tinggi kemampuan pemimpin maka semakin tinggi tingkat inovasi produk. H2 : Semakin tinggi orientasi terhadap teknologi maka semakin tinggi tingkat inovasi produk H3: Semakin tinggi orientasi terhadap pasar maka semakin tinggi tingkat inovasi produk. 2. Survey Inovasi Produk Dalam memodelkan inovasi produk, maka diperlukan data primer yang didapatkan dengan cara menyebar kuisioner kepada pemilik IKM (Industri Kecil Menengah) kerajinan kulit di Magetan. Jumlah sampel minimal yang dibutuhkan dalam pengolahan menggunakan SEM adalah jumlah indikator x 5 (Ferdinand,2000 dalam wulandari,2004). Sehingga untuk memenuhi sampel minimal, jumlah sampel adalah 16 indikator x 5 = 85 responden. Dari penyebaran 105 kuisioner tersebut, didapatkan 90 kuisioner yang kembali dengan baik. Sehingga 90 sampel ini yang digunakan dalam pengolahan data. Tabel 2. Variabel Construct dan Indkator No
1
2
Variabel
Indikator
Sumber Thong, 1999
Kemampuan pemimpin
Pengetahuan tentang inovasi pengalaman berusaha
Hadjimanolis, 2000
pengambilan risiko
Hadjimanolis, 2000
Orientasi teknologi
pengembangan teknologi baru kecepatan penerapan teknologi kemampuan adaptasi teknologi
C. Pengolahan Data 1.
Pengembangan Model Berbasis Teori Langkah ini merupakan tahapan awal dari proses SEM. Pada tahapan ini dilakukan pengembangan model berdasarkan konsep teori. Terdapat 5 variabel atau
3
Orientasi pasar
Kusumo, 2006 Kusumo, 2006 Kusumo, 2006
orientasi pelanggan
Narver & Slater, 1990
orientasi pesaing
Naver dan Slater , 1990
koordinasi antar fungsi
Naver dan Slater ,1990
JURNAL TEKNIK, (2013) 1-6
4
5
Inovasi produk
Daya saing
4
produk baru
Wulandari,2004; Suendro,2010;
keunikan produk
Wulandari , 2004
pengembangan produk
Kusumo, 2006
peniruan produk
Wulandari,2004; Suendro,2010; Kusumo, 2006
posisi keuangan
Kusumo, 2006
keunggulan produk
Kusumo, 2006
pertumbuhan pelanggan
Kusumo, 2006
3. Mengkonstruksi Diagram Alur atau Path Diagram Tujuan penggambaran diagram alur ini adalah untuk mengetahui hubungan kausalitas antara variabel-variabel yang akan diuji dalam penelitian ini.
factor(VIF) indikator dalam variabel lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance lebih besar dari 0,1 sehingga dapat disimpulkan bahwa antar indikator di dalam variabel tidak terjadi kasus multikolinearitas. 7. Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Uji validitas kuesioner dilakukan dengan menggunakan software SPSS pada mode Correlate. Mode ini mengukurnilai korelasi Pearson antara satu pertanyaan dengan nilai total dalam satu variabel. Pertanyaan dikatakan valid jika mempunyai korelasi yang positif dan signifikan, yaitu mempunyai tingkat signifikansi di bawah 0,05. Uji reliabilitas kuisioner digunakan untuk mengukur kekonsistenan dan kestabilan kuisioner jika pengukuran dilakukan berulang-ulang. Uji reliabilitas kuesioner pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan softwareSPSS dengam mode scale dan sub mode reliability. Suatu variabel dikatakan memiiki reliabilitas yang tinggi jika mempunyai nilai alpha cronbach yang lebih dari 0,6. Dari hasil pengolahan, dapat diketahui bahwa semua indikator dalam varibel dalam keadaan valid dan reliabel. 8. Confirmatory Factor Analysis (CFA) Confirmatory Faktor Analisis yang selanjutnya disebut CFA bertujuan untuk mengkonfirmasi apakah indikatorindikator tepat dalam menyusun suatu konstrak. CFA digunakan untuk menguji unidimensional. Dalam model yang ada akan dikonfirmasi bahwa suatu konsep atau konstrak berada dalam kondisi unidimensional. CFA Kemampuan Pemimpin
Gambar 2. Diagram Alur Model Inovasi Produk
4. Deskripsi Jawaban Responden Pada penyebaran kuisioner, terdapat 6 skala pengisian yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, cukup setuju, setuju, sangat setuju, dan sangat setuju sekali. Dari hasil kuisioner pada tabel 3 rata-rata jawaban responden lebih dari 3 (cukup setuju) sehingga dapat disimpukan bahwa responden setuju dengan indikator dan variabel constructnya. 5. Uji Multinormalitas Pengujian multinormal digunakan untuk menguji data dengan multi variabel agar estimasi parameter yangdihasilkan tidak bias sehingga kesimpulan yang diambil tepat. Uji multinormalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software minitab 16 dengan bantuan program macro minitab.Dari pengujian multinormalitas ini dihasilkan bahwa 51,6854% data dalam penelitian ini mempunyai d2< χ2tabel. Nilai ini menunjukkan bahwa data berdistribusi multinormal. 6. Uji Multikolinearitas Pada penelitian ini, uji multikolinearitas dilakukan dengan menggunakan software SPSS pada mode analyze submode regression linear pilihan collinearity diagnostic.Jika nilai tolerance lebih dari 0,1 (10%) dan nilai VIF kurang dari 10, maka data tidak mengalami multikolinieritas.Dari hasil pengolahan dapat diketahui nilai variance inflation
Kemampuan pemimpin disusun oleh tiga indikator pengetahuan tentang inovasi, pengalaman berusaha dan pengambilan risiko.
Gambar 4. CFA Kemampuan Pemimpin
Berdasarkan ketiga indikator ini mencerminkan pembentuk variabel kemampuan pemimpin terbesar adalah X2 (pengalaman berusaha). CFA Orientasi Teknologi Variabel orientasi teknologi disusun oleh tiga indikator yaitu pengembangan teknologi baru, kecepatan penerapan teknologi dan kemampuan adaptasi teknologi.
Gambar 5. CFA Orientasi Teknologi
JURNAL TEKNIK, (2013) 1-6 Berdasarkan ketiga indikator ini mencerminkan pembentuk variabel orientasi teknologi terbesar adalah X5 (kecepatan penerapan teknologi).
5 9. Persamaan Model Struktural
CFA Orientasi Pasar Variabel orientasi pasar disusun oleh tiga indikator yaitu orientasi pelanggan, orientasi pesaing dan koordinasi lintas fungsi.
Gambar 6. CFA Orientasi Pasar
Berdasarkan ketiga indikator ini mencerminkan pembentuk variabel orientasi pasar terbesar adalah X8 (orientasi pesaing) CFA Inovasi Produk Variabel inovasi produk disusun oleh empat indikator yaitu produk baru, keunikan produk, pengembangan produk dan produk tiruan.
Gambar 9. Persamaan Model Struktural
Dari analisa hasil AMOS 20, diketahui bahwa semua kriteria belum memenuhi cut-off value.Sehingga perlu dilakukan modifikasi model.
Gambar 7. CFA Inovasi Produk
Dari hasil uji goodness of fit semua kriteria goodness of fit telah memenuhi cut off valuenya sehingga disimpulkan model sudah baik. Chi square 1,425 (<5,991), Probability 0,490 (.0,05), RMSEA 0,000 (<0,08), CFI 1,00 (>0,90), GFI 0,992 (>0,90) dan AGFI 0,961 (>0,90). Berdasarkan keempat indikator ini mencerminkan pembentuk variabel inovasi produk terbesar adalah X11 (keunikan produk). CFA Daya Saing Variabel daya saing disusun oleh tiga indikator yaitu posisi keuangan, keunggulan produk dan pertumbuhan pelanggan. Gambar 10. Modifikasi Model
Dari hasil modifikasi, diketahui bahwa nilai RMSEA telah telah memenuhi kriteria goodness of fit yaitu sebesar 0,065 (<0,08) sehingga model dapat dikatakan layak dan bisa digunakan. 10. Pengujian Hipotesis Gambar 8. CFA Daya saing
Berdasarkan ketiga indikator ini mencerminkan pembentuk variabel daya saing terbesar adalah X15 (keunggulan produk).
Pengujian hipotesis digunakan untuk menguji hipotesis penelitian yang diajukan. Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menganalisis nilai CR (critical ratio) dan nilai probabilitas P pada hasil olah data regression wieght pada AMOS 20 dengan nilai CR lebih dari 2,00 dan P dibawah 0,05. Apabila hasil olah data menunjukkan nilai yang
JURNAL TEKNIK, (2013) 1-6
6
memenuhi syarat tersebut, maka hipotesis penelitian yang diajukan dapat diterima. Tabel 3 Uji Hipotesis
Hipotesis
H1
H2
H3
Semakin tinggi kemampuan pemimpin maka semakin tinggi pula tingkat inovasi produk Semakin tinggi orientasi terhadap teknologi maka semakin tinggi pula tingkat inovasi produk Semakin tinggi orientasi terhadap pasar maka semakin tinggi pula tingkat inovasi produk
Nilai CR
P
Kesimpu lan
0,035
0,972
Hipotesis ditolak
2,036
0,042
Hipotesis diterima
0,357
0,721
Hipotesis ditolak
Dari hasil uji hipotesis, diketahui bahwa H2 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi orientasi terhadap teknologi maka semakn tinggi pula tingkat inovasi produk. III. SIMPULAN/RINGKASAN Simpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian yang telah dilakukan antara lain adalah sebagai berikut: 1. Dari hasil pengolahan CFA, dapat diketahui bahwasemua indikator memiliki tingkat pengaruh yang baik dalam merepresentasikan constructnya. Indikator – indikator tersebut adalah sebagai berikut : a. Indikator yang valid untuk construct kemampuan pemimpin (KP) adalah pengetahuan pemimpin tentang inovasi (X1), pengalaman berusaha (X2) dan pengambilan risiko (X3). b. Indikator yang valid untuk construct orientasi teknologi (OT) adalah pengembangan teknologi baru (X4), kecepatan penerapan teknologi (X5) dan kemampuan adaptasi teknologi (X6). c. Indikator yang valid untuk construct orientasi pasar (OP) adalah orientasi pelanggan (X7), orientasi pesaing (X8) dan koordinasi lintas fungsi (X9). d. Indikator yang valid untuk construct inovasi produk (IP) adalah produk baru (X10), keunikan produk (X11) dan pengembangan produk (X12) dan peniruan produk (X13) e. Indikator yang valid untuk construct daya saing (DS) adalah posisi keuangan (X14), keunggulan produk (X15) dan jumlah pelanggan (X16). 2. Hasil akhir dari Structural Equation Modeling yang telah dilakukan menunjukkan adanya hubungan atau pengaruh positif antara contruct orientasi teknologi (OT) dengan inovasi produk (IP). Orientasi teknologi akan mempengaruhi inovasi produk melalui tiga indikator yaitu pengembangan teknologi baru, kecepatan adaptasi teknologi dan kemampuan adaptasi teknologi. Indikator
.
teknologi yang paling berpengaruh adalah kecepatan penerapan teknologi.
UCAPAN TERIMA KASIH Penulis Ika Yunidiawati sangat bersyukur atas perlindungan Allah SWT dalam segala kesehatan dan kehidupan. Tidak lupa terima kasih kepada kedua orang tua atas kasih sayang dan doa yang tulus tiada henti. Terima kasih juga disampaikan kepada Dr.Ir Bambang Syairudin, MT selaku dosen pembimbing. Semua teman-teman yang mendoakan serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, atas segala bantuan dan dukungan dalam penyelesaian penelitian Tugas Akhir ini. DAFTAR PUSTAKA Budiman, M. C. (2011). Evaluasi Implementasi QPR Scorecard dengan Menggunakan Technology Acceptance Model dan Structural Equation Modeling PT.Semen Gresik Persero (Tbk). Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri. Institut Teknologi Sepuluh Nopember . Daghfous, N., Petrof, J., & Pons, F. (1999). Value and Adoption of Innovation: A Cross-Cultural Study. The Journal Consumer Marketing , 16(4): 314-331. Hadjimanolis, A. (2000). Innovation Strategies of SMEs in Cyprus, A Small Developing Country. International Small Business Journal , 62-79. Hartini, S. (2012). Peran Inovasi: Pengembangan Kualitas Produk dan Kinerja Bisnis. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 14, 63-90. Hubeis, M. (1997). Menuju Industri Kecil Profesional di Era Globalisasi Melalui Pemberdayaan Manajemen Industri. Orasi Ilmiah. Institut Pertanian Bogor. Hurley, R., & Hult, G. (1998). Innovation, Market Orientation and Organizational Learning: An Integration and Empirical Examination. Journal of Marketing , 62(3): 42-54. Indriani, F., & Prasetyowati, E. (2008). Studi Mengenai Inovasi Produk pada Usaha Kecil Kerajinan Ukiran di Jepara. Jurnal Sains Pemasaran Indonesia , 249-272. Kabupaten Magetan dalam Angka . (2012). Magetan: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Magetan. Kusumo, A. R. (2006). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Inovasi Produk untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing dan Kinerja Pemasaran (Studi pada Industri Batik Skala Besar dan Sedang di Pekalongan). Thesis. Semarang: Universitas Diponegoro. Lukas, B., & Ferrel, O. (2000). The Effect of Market Orientation on Product Innovation. Journal of Academy of Marketing Scene , 28(2): 239-247. Martinez, J. A., Gamero, J., & Tamayo, J. A. (2011). Analysis of innovation in SMEs using an innovative capability-based non-linear model: A study in the province of Seville (Spain). Journal of Technovation , 459-475. Narver, J. C., & Slater, S. F. (1990). The Effect of a Market Orientation on Business Profitability. Journal of Marketing , 20-35. Suendro, G. (2010). Analisis Pengaruh Inovasi Produk Melalui Kinerja Pemasaran untuk Mencapai Keunggulan Bersaing Berkelanjutan. Thesis. Semarang: Universitas Diponegoro. Thong, J. (1999). An Integrated Model of Information System Adoption in Small Business. Journal of Management Information System , 187214. Wulandari, P. E. (2004). Analisis Pengaruh Kemampuan Pimpinan dan Orientasi Pasar pada Inovasi Produk untuk Meningkatkan Kinerja Pemasaran (Studi pada Industri Kerajinan Perak Bakar di Jogjakarta. Thesis. Semarang: Universitas Diponegoro. Zainal Mustafa, Tony Wijaya. (2012). Panduan Teknik Statistik SEM & PLS dengan SPSS AMOS. Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka. Zuhal. (2010). Knowledge And Innovation Platform Kekuatan Daya Saing. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.