KARYA TULIS ILMIAH
ANTARA MANFAAT DAN PETAKA LIQUFIED PETROLIUM GAS
Disusun Oleh : 1. Aminudin Arsyad 2. Lukman Hanafi
(R0009011) ( R0009057)
PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Tidak akan ada asap tanpa api, itulah analogi sebab akibat yang sering di ucapkan oleh ketua KEMA Hiperkes (M. Rusydi Najib) untuk permasalahan sebab-akibat, begitu pula dengan Liqufied Petrolium Gas atau lebih akrab dengan sapaan LPG yang seharusnya bukan sebuah kata asing lagi bagi kita. Rabu 03 Februari 2010 sekitar pkl. 20.00 WIB ada sebuah kejadian yang membuat kita miris. Tabung gas LPG 3 kg meledak di Malang, tepatnya di Jalan Ronggonoto Timur Dusun Damean Desa Tamanharjo Kec. Singosari Kab. Malang. Itu baru satu dari sekian bad impact program pemerintah ini, lihat saja penjelasan Ketua DPR RI, Marzuki Alie di Jakarta, Jumat (30/7/2010). Berdasarkan data tahun 2009-2010 telah terjadi peningkatan kasus dari 40 kasus menjadi 55 kasus dengan korban luka. “Sampai tahun 2010, lebih dari 60 orang dan korban meninggal. Sampai tahun 2010 tercatat sudah 6 orang meninggal dan kehilangan harta benda,”jelas Marzuki. Seharusnya ini sudah menjadi perhatian kita bersama, khususnya kita sebagai mahasiswa yang berkecimpung di bidang Hiperkes dan Keselamatan Kerja. Seperti yang telah kita ketahui jika potensi bahaya sangat mustahil untuk di hilangkan, tetapi bukan berarti hanya dibiarkan bagitu saja. Secara moril kita juga turut bertanggung jawab atas accident ini, banyak hal yang dapat kita lakukan untuk menekan potensi bahaya ini. Bukan hanya mencari siapa yang salah dan siapa yang harus bertanggung jawab melainkan juga membantu memecahkan apa dan mengapa accident ini dapat terjadi serta bagamana solusinya. Pengawasan dan sosialisasi penggunaan, perawatan serta semua tentang LPG adalah jawaban yang tepat untuk masalah ini, sosialisasilah kapling yang disediakan untuk kita sebagai mahasiswa Hiperkes dan Keselamatan Kerja. Tentu jika kita sadar akan hal ini dapat dipastikan bad impact konversi minyak tanah ke LPG ini dapat lebih ditekan lagi. Mengingat masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang instan,
2
masyarakat yang masa bodoh
terutama dalam masalah kesehatan dan
keselamatan. B. Rumusan Masalah 1. Penyebab peledakan LPG 2. Undang- undang tentang LPG 3. Instalasi LPG 4. Perawatan LPG 5. Pola Pikir Masyarakat C. Tujuan Penulisan 1. Mengetahui penyebab peledakan LPG 2. Sebagai wadah sosialisasi bahaya LPG 3. Memahami penerapan regulasi yang mengatur tentang LPG dan standar minimal dari aplikasi tabung LPG D. Manfaat Penulisan 1. Dapat memberikan solusi dari ledakan LPG 2. Menambah wawasan mahasiswa mengenai bahaya LPG E. Luaran Yang Diharapkan 1. Mencegah ledakan LPG di kemudian hari. 2. Memberikan referensi kepada masyarakat tentang bahaya LPG 3. Masyarakat tanggap dan mengerti apa yang harus dilakukan bila terjadi keadaan tidak terduga dari LPG.
3
BAB II Tinjauan Pustaka
Penanggung Jawab produksi Tabung Gas, adalah Permina. Berdasarkan perhitungan data yang dimiliki Pertamina, kebutuhan tabung gas 3 kg, adalah sebanyak 50 juta buah. Tapi yg sudah beredar di pasaran adalah sebanyak 70 juta. Nah, siapa produsen yg 20 juta ini? Ini harus bisa dilacak. Tapi sebelum kita melacak, ada pertanyaan yg harus dijawab, apakah kecelakaan disebabkan karena tabung bocor, karena regulator bocor, atau karena selang bocor ? mari simak Komentar Kepala BSN berikut. Banyaknya kecelakaan yang diakibatkan oleh tabung gas ukuran 3 Kg pada tahun 2009 yang disebabkan oleh selang gas yang tidak memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). Bahkan, untuk tahun ini meningkat menjadi 25 kasus dari 20 kasus pada tahun lalu. ditemukan hampir 100 persen selang tidak memiliki SNI, 66 persen katup tabung tidak memiliki SNI, 50 persen kompor gas tidak memiliki SNI, 20 persen regulator tak memiliki SNI, dan hanya 7 persen tabung gas yang tidak memiliki SNI. Kecelakaan bukan disebabkan tabung gas, tetapi karena bagian lain seperti selang, katup, rubber seal regulator yang tidak memenuhi standar," ungkapnya. Pada periode April-Oktober 2009, lanjutnya, tidak ada kecelakaan meledaknya tabung gas. Namun, setelah Oktober 2009, mulai terjadi peningkatan kecelakaan yang serius di Jakarta dan Jawa Barat. Sementara itu, Ketua Asosiasi Tabung, Tjiptadi menambahkan, pihaknya selalu melakukan koordinasi dengan Pertamina terhadap kualitas tabung. PT Pertamina (Persero) telah menjamin 100 persen tabung elpiji 3 kg bebas kebocoran. Jika ada tabung yang bocor sebelum lima tahun produksi, kita akan perbaiki atau diganti yang baru, dan jika tabung sudah berusia 5 tahun akan kita tarik, untuk pengecekan ulang, kalau sudah tidak memenuhi syarat langsung kita hancurkan, ujar Tjiptadi.
4
Menurut Suma’mur P.K, M.Sc bahwa klasifikasi kebakaran yang diakibatkan oleh LPG (Liqufied Petrolium Gas) adalah klasifikasi kebarakan jenis B. Klasifikasi kebakaran jenis B adalah kebakarn yang diakibatkan oleh bahanbahan dari minyak, bensin, aftur dan gas.
5
BAB III Hasil dan Pembahasan
A. Penyebab Peledakan LPG Berbagai manfaat dapat kita ambil dari adanya gas LPG dalam kehidupan sehari-hari. Dari kemudahan untuk kegiatan memasak hingga berbisnis. Namun, dari seluruh aspek kehidupan sudahkah kita menginformasikan kebiasaan safety ke keluarga kita. Misalkan ketika makan bersama atau sekedar berbincang 5 menit tentang bagaimana jika gas bocor? Bagaimana jika ada kebakaran dirumah kita? Kemudian pada saat belanja di Mall, sudahkah kita melakukan orientasi jika ada kebakaran, gempa bumi dan hal yang tidak diinginkan. Paling tidak, keluarga kita lebih bisa selamat jika kondisi di atas terjadi ke kita. Dalam menganalisa kasus peledakan LPG kami mencoba memaparkan berbagai sebab kasus peledakan yang terjadi. Tabung meledak karena ada kebocoran gas saat tabung sedang digunakan serta kontak langsung dengan pemicu (teori segitiga api). Kebocoran gas saat tabung digunakan karena pemasangan regulator tidak tepat, selang bocor, selang sudah lama, selang terpotong, selang tertimpa/terjepit, cara pemasangan selang salah, ataupun selang tidak di clamp/jepit dengan benar. Penyebab lain juga dikarenakan adanya kontak langsung dengan pemicu karena penempatan ditempat tertutup atau ditempatkan di lokasi yang mempunyai potensi pemicu. Pemasangan regulator yang tidak tepat karena regulator tidak standar sehingga tidak bisa dipasang dengan benar di tabung. Begitu pula dengan tabung tidak standar sehingga regulator tidak bisa dipasang dengan benar. Peledakan juga dipicu karena hilangnya karet di dalam tabung atau karet di dalam tabung sudah tidak layak pakai. Regulator dan kepala tabung yang sudah terlampau lama dalam jangka pemakaian serta cara pemasangan salah, tidak tahu cara memasang regulator dan terburu-buru dalam pemasangan menjadi penyebab lain dalam terjadinya ledakan.
6
Pemilihan warna cat tabung LPG juga berpengaruh pada psikologis pengguna. Beberapa kejadian kasus ledakan terjadi pada tabung 3kg berwarna hijau. Secara psikologis warna hijau memang bersifat ramah terutama pada pengguna dan lingkungan, namun tidak memberikan efek waspada pada pengguna. Sedangkan dalam PERMENAKERTRANS No.01/MEN/1982 pasal 23 ayat 2 disebutkan bahwa bejana tekan yang dipergunakan untuk gas yang mudah terbakar harus berwarna merah. Jelas dari sini terjadi penyelewengan terhadap apa yang
telah
ditentukan
peraturan
mentri
tersebut.
Warna
merah
akan
mengindikasikan untuk selalu waspada dalam penggunaannya. B. Undang-Undang tentang LPG Jika dilihat dari segi legalitas, bisa dibilang legalitas LPG sangat lemah. Karena tidak ada peraturan mandatory yang khusus mengatur tentang LPG. Namun disini kami mencoba mengaitkan dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, nomor 01/MEN/1982 tentang bejana tekan. Peraturan menteri tersebut didukung dengan adanya SNI yang bersifat volunter mengatur segala macam tentang LPG. Padahal kita semua tahu jika tidak ada keharusan untuk mematuhi hal-hal yang bersifat sukarela (volunter), karena memang hal tersebut bersifat sukarela. Namun, terkhusus untuk kasus ini ada sesuatu yang menakjubkan. Pemerintah mewajibkan untuk semua komponen LPG harus berSNI, hal ini terbukti dengan penarikan produk-produk LPG yang tidak ber-SNI dan inspeksi mendadak yang dilakukan disnaker untuk menarik tabung, selang maupun regulator yang tidak ber-SNI. Beberapa peraturan SNI tentang LPG yakni: 1.
SNI 1452:2007 mengatur tentang tabung baja LPG
2.
SNI 7369:2007 mengatur tentang Regulator tekanan rendah untuk tabung baja LPG.
3.
SNI 06-7213-2006 mengatur tentang selang karet untuk kompor gas LPG
4.
SNI 1591:2007 mengatur tentang katup tabung baja LPG. Pemerintah juga memiliki program dengan melakukan Pengawasan
bersama, produsen yang menghasilkan tabung gas tak sesuai SNI akan diserahkan ke Kementerian Perindustrian untuk dibina. Namun, jika ada temuan seperti
7
sengaja memalsukan tabung akan dikenakan sanksi berat, seperti pencabutan izin usaha. Dengan demikian dapat disimpulkan secara moril ada perubahan sifat dari volunter ke mandatory. C. Instalasi LPG Instalasi pemasangan tabung gas LPG haruslah tepat dan benar. Dalam pemasangan regulator yang benar harus dilakukan pada posisi tabung terbalik dikarenakan tekanan gas berada diatas, bukan berada pada leher tabung tempat pemasangan regulator. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kebocoran gas pada saat pemasangan awal. Keberadaan selang dan jarak tabung dengan kompor harus diberikan perhatian khusus.
Jarak tabung dengan kompor
yang dipengaruhi
panjangnya selang serta peletakan kompor dapat mmicu terjadinya ledakan. Selang yang beredar dan digunakan masyarakat harus di redesign ulang dan diperlukan pengawasan. Diantara sekian banyak selang yang beredar, banyak diantaranya yang panjangnya hanya mencapai 1,4 m, sedangkan standar dalam SNI disebutkan untuk panjang yang diperkenankan yakni 1,8 meter. Namun untuk lebih aman guna resiko yang lebih kecil menurut Soepono A.K, S.T menyebutkan bahwa panjang minimal selang yang diperkenankan adalah 2 meter, sesuai dengan jarak minimal tabung dengan kompor. Peletakan tabung juga tidak boleh berada tepat dibawah kompor gas. Adanya penyebab ledakan gas penyebab utama bukanlah dari adanya tabung gas, melainkan instalasi lain yang menyertainya. Regulator pada tabung gas dan karet serta selang merupakan aplikasi yang berkaitan langsung dengan penyebab ledakan. Selang, regulator serta karet pada pada program konversi tabung gas dari minyak tanah tidaklah setara dan sebaik pada produk yang dijual sebelum konversi. D. Perawatan LPG Peledakan LPG juga banyak disebabkan oleh komponen-komponen LPG yang tidak di rawat karena tidak mau atau memang tidak tahu cara perawatannya. Untuk selang LPG perawatannya bisa dilakukan dengan cara merendam dengan air hangat sebulan sekali untuk menjaga kelenturannya (PT. GASINDO). Lalu untuk menghindari ketidaktahuan kebocoran pada tabung gas LPG rendam tabung
8
pada air, sehingga diketahui apabila tabung tersebut mengalami kebocoran dengan cara melihat adanya gelembung- gelembung yang timbul dari tabung serta jangan menerima tabung LPG jika kondisi cat tabung banyak yang mengelupas dan bagian bawah tabung berkarat. Perwatan tabung juga mempunyai andil yang kuat terhadap penyebab terjadinya ledakan. Perawatan tidak bisa hanya dilakukan oleh para pengguna saja, namun harus bermula dari produsen dan distributor barang. Sering kita melihat ketika proses distribusi barang (resmi atau tidak resmi) terjadi dengan ala kadarnya tanpa dilakukan penilaian resiko sebelumnya. Asal-asalan dalam pengangkutan dan saling lempar saat akan melakukan pengisian ulang atau menjelang dilakukannya pendistribusian merupakan penyebab dari rusak dan bocornya tabung gas. Padahal pada PERMENAKERTRANS No.1/MEN/1982 pasal 38 ayat 1 desebutkan bahwa selama pengangkutan dalam kendaraan, bejanabejan tekanan yang berisi harus dicegah terhadap rebah, beralih dari kedudukan semula, terbentur atau mendapat tekanan setempat. E. Pola Pikir Masyarakat Menurut Abraham Maslow manusia mempunyai lima kebutuhan yang membentuk tingkatan-tingkatan atau hirarki dari yang paling penting hingga yang tidak penting dan dari yang mudah di dapat hingga yang sulit dicapai. Kebutuhan yang mendasar yakni kebutuhan fisik. Setelah kebutuhan fisik terpenuhi barulah meningkat untuk kebutuhan rasa aman. Jika kebutuhan kebutuhan keselamatan terpenuhi maka manusia meningkatkan kebutuhannya yaitu kebutuhan sosial. Selanjutnya baru meningkat ke kebutuhan penghargaaan dan ego diri. Dan tingkat tertinggi adalah kebutuhan aktualisasi diri yakni kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka hati sesuai dengan minat dan bakatnya. Dari beberapa kasus terjadinya ledakan LPG, banyak diataranya terjadi pada golongan masyarakat tingkat bawah. Dal ini dikarenakan pengetahuan masyarakat tentang penggunaan LPG sangat minim. Banyak diantara mereka hanya sekali mendapatkan sosialisasi pemakaian LPG yang benar hanya sekali pada awal program konversi. Pola pikir yang instan dan masa bodoh serta ketidak ingin tahuan lebih lanjut mengenai penggunaan LPG menjadi penyebab tidak
9
langsung (indirect) dari banyaknya ledakan gas LPG. Bila dilihat dari teori yang diungkapkan Abraham Maslow bahwa kebutuhan mendasar yakni kebutuhan fisik. Jika kebutuhan fisik belum terpenuhi maka tuntutan keselamatan bukanlah menjadi kebutuhan. Masyarakat tingkat bawah yang banyak menjadi korban ledakan masih berorentasi penuh pada tercukupinya kebutuhan dasar (sandang pangan dll) sehingga kebutuhan keselamatan bukan menjadi perioritas utama. Hal ini didukung pula dengan sosialisasi dari pemerintah selaku pemegang kebijakan konversi gas dan Lembaga Swadaya Masyarakat tentang perlakuan terhadap LPG sangat minim sehingga pola pikir masyarakat untuk aman dan selamat dalam penggunaaan LPG belum terbentuk. Inilah yang menjadi tantangan bagi mahasiswa Hiperkes & Keselamatan Kerja untuk berpartisipasi aktif dalam menumbuhkan pola pikir masyarakat tentang kebutuhan keselamatan yang merupakan salah satu Tri
Dharma perguruan tinggi yakni pengabdian
masyarakat.
10
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 1.
Penyebab utama peledakan LPG bukanlah tabung gas LPG, melainkan komponen yang membersamainya.
2.
Terjadi perubahan sifat peraturan dari volunter ke mandatory.
3.
Instalasi LPG yang tidak baik dan benar dapat menyebabkan terjadinya peledakan.
4.
Perawatan LPG sangat di perlukan agar keausan komponen LPG dapat di ketahui.
5.
Penerapan K3 di indonesia khususnya LPG masih mengalami banyak hambatan karena masyarakat masih memikirkan kebutuhan dasar (perut). B. Saran
1. Memeriksa komponen yang membersamai LPG sebelum mengoperasikan LPG, apakah dalam keadaan baik atau aus. 2. Melakukan instalasi dan perawatan LPG dengan benar, yaitu: a. Periksa kelengkapan dan bagian-bagian kompor gas yang sudah terpasang pada saat awal pemakaian : 1) Periksa hubungan selang karet saluran gas pada kompor dan regulator apakah tersambung sempurna. 2) Perhatikan kondisi selang apakah retak atau tidak (biasanya terjadi pada kompor yang sudah berusia lama). b.
Sebelum menyalakan kompor gas, cium udara di sekitar kompor dan tabung gas untuk mendeteksi bila terdapat kebocoran gas.
c.
Gunakan regulator otomatis yang aman dan berlisensi yang secara otomatis menahan gas dari tabung dan hanya menyalurkan bila pemantik pada kompor dihidupkan, selain untuk menjaga selang tetap awet dari menahan tekanan gas bila kompor tidak digunakan.
11
d. Gunakanlah regulator yang memiliki meteran. Regulator ini berfungsi mengatur tekanan gas dari tabung LPG dan pastikan regulator terpasang dengan benar, tekanan yang ideal pada kompor berada pada posisi low pressure, hindari tekanan yang melebihi kekuatan tabung karena resikonya bisa meledak. e. Bila ada suara mendesis atau tercium bau gas, itu tandanya regulator tidak baik kerjanya dan biasanya akibat seal karetnya yang tidak baik, coba ganti seal karetnya. f. Sewaktu memperbaiki regulator, kompor harus dalam keadaan mati. g.
Membersihkan secara rutin bagian-bagian penting kompor : 1) Bersihkan bagian pada tempat keluarnya api (burner). Hilangkan kotoran yang menyumbat lubang-lubang kecil dengan menggunakan kawat kecil atau jarum agar pijar api merata secara melingkar dan berwarna biru sehingga memberikan panas yang optimal dan menghemat bahan bakar gas. Untuk mengetahui kompor yang kotor dan tersumbat, dapat dilihat timbulnya sedikit asap serta pijar api berwarna merah. 2) Bersihkan
juga
bagian
badan
kompor
lainnya
untuk
menghindari terjadinya kerak dan bau amis. Gunakan kain basah dan sabun lalu keringkan dengan lap. Pada kompor yang memiliki panggangan, gunakan spon dan air sabun agar tidak merusak lapisan teflon. Biasakan juga dengan menggunakan lap basah. 3) Rendam besi kompor dalam air panas yang telah dicampur sabun cuci cair atau karbol. 4) Gunakan sikat plastik untuk bagian yang bergerigi agar mudah dijangkau. h. Untuk menghemat gas, jangan gunakan api terlalu besar, atur besarnya pijar api maksimal 1/3 dari luas bidang permukaan alat masak agar pemanasan optimal. Hindari juga pemanasan yang terlalu
12
lama, segera matikan kompor bila sesuatu yang dimasak sudah mendidih atau dirasa sudah matang lalu pindahkan alat masak dari atas kompor ke tempat lain untuk menghindari pemanasan yang terus menerus pada kompor. i. Upayakan pemakaian kompor gas sekaligus dalam satu waktu secara bersamaan. j. Pilihlah tabung gas yang masih dalam keadaan baik, minimal 80 % permukaan tabung LPG masih tertutup cat, sedikit karat bagian tabung masih diijinkan asal tidak terlalu dalam. Tabung yang bagian bawahnya berkarat sebaiknya dihindari karena lebih kritis terhadap kebocoran. Jangan lupa perhatikan tanggal kadaluwarsanya. Bila ragu coba masukan tabung gas ke dalam air. Bila ada gelembung udara keluar dari tabung gas, berarti ada kebocoran dari tabung tersebut. Atau dengan menggunakan air sabun, kemudian air sabun tersebut di oleskan ke bagian erarna merah / sambungan las / ujung kuningan. Apabila timbul gelembung, maka dapat dipastikan bahwa tabung tersebut mengalami kebocoran. Segera lakukan penukaran tabung. k. Berat tabung yang penuh harus sesuai jumlah berat tabung kosong ditambah berat isi gas Elpiji yaitu 8 kg ( berat tabung kosong 5 kg, isi gas Elpiji 3 kg). Informasi berat kosong dan isi gas Elpiji tertera pada tabung Elpiji. Timbanglah tabung Elpiji sebelum membeli untuk memastikan konsumen mendapatkan tabung dengan volume yang tepat. l. Periksa gelang atau cincin karet karena meski ukurannya kecil perannya sangat besar. Kalau perlu saat beli tabung gas minta stok karet kecil buat cadangan. m. Pastikan
selang masuk
sedalam
mungkin
untuk
mencegah
kebocoran. n. Habiskan LPG dalam tabung sebelum menukarnya dengan tabung penuh. Fakta yang ada sekitar 20 % tabung LPG yang kembali ke
13
perusahaan isi ulang ternyata masih tersisa, bisa jadi tabung yang hanya berisi gas tidak punya cukup tekanan untuk menyalurkan LPG ke kompor, sehingga pemiliknya menyangka tabungnya kosong. Hal ini disebabkan oleh regulatornya tidak berfungsi optimal karena banyak endapan yang menyumbat saluran LPG o.
Lakukan pemeriksaan rutin sebulan sekali pada selang tabung.
p. Letakkan tabung gas pada posisi berdiri tegak agar regulator dapat mengunci dengan baik. q. Jangan sekali- kali menyalakan api kalau tidak ada sesuatu yang dimasak diatasnya karena bisa menimbulkan bau gas walaupun hanya 5 detik. r. Jika mencium bau gas : 1) Segera matikan kompor gas dan alat listrik yang lain yang bisa menimbulkan percikan api. 2) Tutup katup regulator. 3) Buka lebar-lebar pintu, jendela dan semua ventilasi. Jangan hanya membuka jendela saja karena gas elpiji lebih berat dari udara, sehingga posisi gas elpiji berada di sekitar permukaan lantai. s. Ruangan, baik dapur maupun ruangan lain di mana dinyalakan kompor gas, harus terbuka untuk menjaga agar bila ada kebocoran tidak terkumpul dalam ruangan tersebut. Bila masuk dapur atau ruangan tertutup dan tercium bau gas, jangan coba-coba menyalakan api baik lampu listrik (karena stop kontak listrik akan menimbulkan percikan api bila dinyalakan), membawa lilin yang menyala, apalagi bila menyalakan korek api/pemantik api, dan sebagainya. t. Jarak antara tabung gas jangan terlalu dekat dengan kompor dan sumber api lainnya. Ingat gas dapat segera menyambar api yang menyala atau percikan api (fonk)! (Jangan memakai kompor minyak tanah secara bersamaan dengan kompor gas elpiji dalam posisi yang terlalu dekat).
14
u. Bila pemantik api kompor gas tidak jalan karena rusak dan sebagainya. Jangan menyalakan api pada saat gas sudah terbuka, karena dengan membuka keran gas akan terkumpul sekitar kompor dan gas yang terkumpul tersebut akan menyambar api.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://dir.groups.yahoo.com/group/K3_LH. Diakses pada tanggal 17 oktober 2010 pukul 20.00 http://dir.groups.yahoo.com/group/K3_LH/message/34261. diakses pada tanggal 17 oktober 2010 pukul 21.00 (http://m.nonblok.
com/blokenergi/
tambang/20100604
/17826/bsn.
kaji.ulang. tabung.gas). diakses pada tanggal 12 oktober 2010 pukul 16.00 http://www.agusta27.info/2010/02/tabung-lpg-meledak-bad-impactdari.html. diakses pada tanggal 30 september 2010 pukul 09.30 http://www.detikpertama.com/dpr-gerah-peningkatan-kasus-gas-lpgmeledak/. Diakses pada tanggal 30 setember 2010 pukul 09.00 (http://www. koran-jakarta. com/berita- detail.php? id=51720). Diakses pada tanggal 10 oktober 2010 pukul 13.00
Ramli, Suhatman. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001.Jakarta : Dian Rakyat Suma’mur. 1996. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta : CV Haji Masagung www.garutkab.go.id. Diakses pada tanggal 17 oktober 2010 pukul 21.00.
16
17