PENDAHULUAN
Nyamuk merupakan salah satu jenis serangga pengisap darah yang paling menonjol di antara sekian banyak jenis serangga pengisap darah lainnya. Jumlahnya sangat banyak dan selalu menimbulkan gangguan pada manusia dan hewan melalui gigitannya sepanjang siang atau malam. Melalui gigitannya tersebut banyak penyakit yang dapat ditularkan oleh nyamuk tersebut seperti penyakit Demam Berdarah Dengue, Chikungunya, malaria dan filariasis yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.
Berikut ini akan dibahas sekilas info mengenai nyamuk Anopheles, Aedes, Culex dan Mansonia dalam gambar dan mengapa 20 Agustus dipertngati sebagai hari nyamuk.
ANOPHELES TELUR LARVA
PUPA
DEWASA
Aktifitas menggigit Kepentingan dalam dunia kedokteran Pengendalian Indoor Residual Spraying untuk nyamuk vector yang mempunyai kebiasaan istirahat di dalam rumah
Telur khas mempunyai pelampung diletakkan satu per satu pada permukaan air Larva tidak mempunyai sifon, posisi istirahat sejajar dengan permukaan air dan mengambil makanan di permukaan air. Pupa (tidak makan), mempunyai sifon pendek yang bercelah, posisi istirahat menggantung di permukaan air. Skutelum membulat, sayap biasanya berbercakbercak, pada yang betina palpus hampir sama panjang dengan proboscis, pada posisi beristirahat probosis dan badan dalam satu sumbu. Malam hari Vector penyakit malaria Vektor filariasis malayi dan timori (Anopheles barbirostris) Bendiocarb 80 WP dg dosis 0,2 g bahan aktif (a.i.) per m2 Lamdasihalotrin 10 WP dosis 0,025g a.i. / m2 Deltametrin 5 WP dg dosis 0.002 g a.i. per m2 Etofenproks 20 WP dosis 0,1 g a.i. per m2
Outdoor Space Spraying thermal fogging untuk nyamuk vector yang mempunyai aktivitas menggigit dan istirahat terutama di luar rumah Penggunaan kelambu celup insektisida untuk nyamuk vector yang memp. kebiasaan menggigit dan istirahat di dalam rumah Penebaran ikan sebagai predator larva di sawah dan lagoon
Malathion (OMS-1) 4-5% dg dosis 435 gram a.i. per hektar
AEDES TELUR
LARVA
PUPA DEWASA
Aktifitas menggigit Kepentingan dalam dunia kedokteran Pengendalian Vektor
Telur diletakkan satu per satu pada dinding tempat penampungan air (TPA) yang basah dan lembab Larva mempunyai sifon (trompet) pendek pada segmen abdomen VIII, sifon menggantung (membentuk sudut) di permukaan air pada posisi istirahat dan mengambil makanan di dasar TPA Pupa (tidak makan), mempunyai sifon panjang, posisi istirahat menggantung di permukaan air. Skutelum trilobi, sayap tak bemoda (trasparan) pada yang betina palpus lebih pendek daripada proboscis, pada posisi beristirahat probosis dan badan dalam dua sumbu. Tubuh berwama gelap dengan noda-noda putih pada ruas-ruas tubuhnya. Toraks pada mesonotumnya terdapat noda putih berbentuk harpa (lyre shape) pada Aedes aegypti atau berupa pita longitudinal pada Aedes albopictus. Ujung abdomen betina runcing. Siang hari, terutama pagi dan senja hari Vector penyakit Demam Berdarah Dengue dan demam Chikungunya
SPACE SPRAYING SISTEM PANAS Outdoor dan Indoor Thermal Fogging
SPACE SPRAYING SISTEM DINGIN atau ULV
Malathion (OMS) 4-5% dalam larutan solar, dengan dosis 438n gram a.i. per hektar Malathion 96% a.i. 220-430 ml/hektar Fenithrothion 95% a.i. 500 ml per hektar
Penggunaan kelambu celup insektisida Larvisida Temephos Sand Granule 1% (Abate) PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk)
Bioresmetrin a.i. per hektar
(sintetik piretroid) 0,2% 10 g
Dosis 1 ppm atau 1 g TSG 1% dalam 10 liter air.
CULEX
TELUR LARVA
PUPA
DEWASA
Telur diletakkan dalam kelompok, tersusun seperti rakit pada permukaan air Larva mempunyai sifon (trompet) panjang pada segmen abdomen VIII, sifon menggantung (membentuk sudut) di permukaan air pada posisi istirahat. Pupa (tidak makan), mempunyai sifon panjang langsing, posisi istirahat menggantung di permukaan air. Skutelum trilobi, sayap tak bernoda (trasparan) pada yang betina palpus lebih pendek daripada proboscis, pada posisi beristirahat probosis dan badan dalam dua sumbu. Tubuh tanpa noda-noda putih pada ruas-ruas tubuhnya. Ujung abdomen botma biasanya tumpul, cers/ pendek (retraksi).
Aktifitas menggigit
Malam hari
Kepentingan dalam dunia kedokteran
Culex quinquefasdatus: vector fitariasis bancrofti. Culex gelidus, Culex vishnui, Culex tritaeniortiynchus: vector Japenese encephalitis (JE
Pengendalian Vektor Culex quinquefasdatus secara komprehensif dapat diberantas bersama nyamuk Aedes dengan metode thermal fogging (pengasapan) dan ULV menggunakan insektisida yang sama Kanalisasi genangan atau comberan Pemeliharaan ikan lele pada comberan Culex yang berperan sebagai vector JE secara komprehensif dapat diberantas stadium larvanya bersama larva Anopheles di sawah dengan ikan pemangsa jentik
MANSONIA TELUR
Aktifitas menggigit
Telur lonjong dengan satu ujung runcing seperti duri, ujung yang lain melekat mengelompok seperti roset pada bagian bawah daun tumbuhan air yang mengapung Larva mempunyai sifon dengan katup penembus yang menancap pada akar-akar tumbuhan air (Pistia, Eichomia, SaMnia). Pupa (tidak makan), mempunyai sifon dengan katup penembus yang menancap pada akar-akar tumbuhan air. Skutelum trilobi, sayap bemoda gelap dan terang bergantian pada sisiknya; ruas kakinya terdapat belang-belang putih; pada yang betina palpus lebih pendek daripada proboscis, pada posisi beristirahat probosis dan badan dalam dua sumbu. Terutama malam hari sampai siang hari
Kepentingan dalam dunia kedokteran
Mansonia bonnae dan Ma. Dives vector fiiariasis malayi sub periodic noktuma
LARVA
PUPA
DEWASA
Pengendalran Vektor Tumbuhan air yang mengapung yang menjadi tempat perindukannya dimusnahkan.
DAUR HIDUP NYAMUK Nyamuk termasuk serangga yang mengalami metamorfosis lengkap, terdiri dari 4 stadium yaitu telur, larva, pupa, dan dewasa. Nyamuk
memerlukan
darah
untuk
proses
pematangan
telumya.
Sehubungan hal tersebut beberapa spesies nyamuk mengisap darah terutama di malam hari seperti nyamuk Culex dan Anopheles, spesies lainnya terutama di siang hari (pagi sampai dengan sore hari) misalkan nyamuk Aedes. Aktivitas menggigit ada yang dilakukan di luar rumah (exofagik), dan atau di dalam rumah (endofagik). Tempat istirahatnya juga ada yang di dalam rumah (endofilik) dan atau di luar rumah (eksofilik). Nyamuk ada yang lebih menyukai darah manusia (antopofilik), ada juga yang lebih menyukai darah binatang (zoofilik). Dua-tiga hari setelah mengisap darah nyamuk mulai bertelur. Nyamuk Aedes meletakkan telumya satu per satu pada dinding-dinding tempat
perindukan yang gelap, basah dan lembab misalkan bak mandi, tempayan, ban bekas, tonggak bamboo. Nyamuk Culex meletakkan telumya berkelompok seperti rakit di permukaan air, sedangkan nyamuk Anopheles meletakkan telurnya satu per satu di permukaan air, sementara itu nyamuk Mansonia meletakkan telurnya secara berkelompok di permukan bawah tanaman air. Di air, dua hari kemudian telur menetas menjadi jentik-jentik (Larva) yang kecil, mengambil makan di dasar (Aedes), atau di permukaan air (Anopheles) dan mengalami pergantian kulit sebanyak 4 kali sebelum menjadi pupa. Tergantung temperatur, kelembaban dan ketersediaan makanan beberapa hari (5-7) hari kemudian jentik nyamuk berubah menjadi pupa. Pupa merupakan stadium yang tidak makan dan kira-kira dua hari kemudian berubah menjadi nyamuk.
Surveillance
Surveillance merupakan kegiatan penunjang penting yang sangat menentukan untuk setiap program pengendalian penyakit. Kegiatan surveillance yang teratur dan terus menerus dapat diperoleh informasi yang dapat dimanfaatkan untuk pengelolaan program secara efektif dan efisien, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program. Perencanaan informasi surveillance bermanfaat untuk menentukan sasaran dan strategi program , pada tahap implementasi digunakan sebagai alat monitoring dan pada tahap evaluasi digunakan untuk penilaian hasil program. Indikator-indikator entomologis yang biasa digunakan untuk surveillans vector DBD antara lain, Container Index, House Index, Angka Bebas Jentik , Breteau Index, dan Ovftrap Index (indeks Perangkap Telur).
Pemasangan perangkap telur Perangkap telur diletakkan di dalam rumah misalkan di sudut bak mandi dan di luar rumah, misalkan di bawah perdu atau semak yang tidak terkena sinar matahari langsung. Untuk memberi kesempatan pada nyamuk Aedes untuk meletakkan telumya pada perangkap telur, seminggu kemudian perangkap baru diambil Telur Aedes akan terperangkap dan menempel pada kertas saring.
Kertas saring yang ditempeli telur Aedes selanjutnya direndam dalam perangkap telur. Larva yang menetas. Larva yang menetas setelah berukuran kurang lebih 1 cm dapat diidentifikasi secara mikroskopis. Dari hasil pemasangan perangkap telur ini dapat diukur indeks perangkap telur (IPT) yaitu persentase perangkap telur yang positif telur Aedes aegypti dan Aedes albopictus di dalam rumah maupun di luar rumah.
KOLEKSI LARVA AEDES Alat-alat yang diperlukan untuk koleksi Larva Aedes sebagai berikut: 1. Senter 2. Pipet untuk mengambil larva 3. Gayung untuk tempat penampungan sementara larva atau dapat pula untuk mengambil larva dan pupa 4. Plastik tempat menyimpan larva 5. Spidol tahan air atau kertas label untuk mencatat jenis tempat perindukan (container), letak (dalam) atau (luar) dan alamat, serta tanggal pengambilan larva 6. Funnel trap untuk koleksi larva di dalam sumur
Larva Aedes dapat ditemukan di tempat-tempat perindukan buatan di dalam maupun di luar rumah seperti bajk mandi, bak air, tempayan, ember, vas bunga, pot bunga, tempat minum burung, sumur dan barang-barang bekas seperti ban, botol, kaleng dan tern pat-tern pat perindukan alamiah seperti lubang pepohonan, pelepah daun, tonggak bamboo, dan tempurung kelapa.
Dari hasil koleksi larva Aedes ini dapat diperoleh indikator-indikator entomologis seperti container index (persentase container (tempat penampungan air) yang positif jentik larva (Cl), house index (persentase rumah yang mumpunyai container positif larva Aedes(HI), dan Brerteau Index (jumlah container positif larva Aedes dari 100 rumah yang diperiksa)(BI) dan angka bebas jentik (ABJ) nyamuk yaitu persentase rumah yang bebas dari jentik nyamuk (100%-HI).
Container yang sering terabaikan dan kurang mendapatkan perhatian adalah sumur, padahal nyamuk Aedes sering juga bersarang di dalam sumur.
Bahan-bahan yang dipertukan untuk pembuatan funnel trap untuk menjaring jentik di dalam sumur sebagai berikut: 1. Corong plastik diameter 19 cm 2. Toples plastik kapasitas 1200 cc 3. Baut logam 460 g sebagai pemberat 4. Tambang plastik lebih kurang 10m yang diikatkan pada corong.
Dengan komposisi seperti tersebut tinggi perangkap kurang lebih 30 cm.
Pemasangan funnel trap 1. Toples diisi air ½ nya , kemudian dipasangkan pada corong plastic 2. Perangkap diturunkan ke dalam sumur sehingga mencapai permukaan sumur 3. Ketika mencapai permukaan air, posisi corong berada di bagian bawah terendam air, sedangkan toples plastik berada di atas. Sisa udara yang berada di dalam toples plastik berfungsi sebagai pelampung, sehingga posisi bagian atas perangkap tetap berada sedikit di atas permukaan air. 4. Tali diikatkan di bagian sumur, dan perangkap didiamkan selama 24 jam. 5. Organisme akuatik di dalam sumur yang aktif bergerak, secara acak akan masuk ke dalam toples perangkap melalui corong yang berada di bawah permukaan air. 6. Perangkap diambil, kemudian diidentifikasi binatang-binatang air yang terperangkap. Binatang-binatang air yang terperangkap antara lain jentikjentik, pupa, Cyclops, dan bahkan ikan.
Koleksi nyamuk dewasa Bahan-bahan yang diperlukan untuk koleksi nyamuk dewasa antara lain: 1. Aspirator 2. Kertas cangkir (Paper cup) 3. Cross Box 4. Senter 5. Light trap Koleksi nyamuk dapat dilakukan: (1) menggunakan umpan orang, (2) di tempattempat istirahat nyamuk, dan (3) menggunakan light trap
1. Penangkapan nyamuk dengan umpan Penangkapan nyamuk dengan umpan dapat dilakukan pada malam hari untuk nyamuk Anopheles, Culex dan Mansonia, dan pada pagi hari atau sore hari untuk nyamuk Aedes, di dalam dan di luar rumah. Penangkapan nyamuk dengan umpan orang ini untuk mengetahui kepadatan (densitas) atau banyaknya nyamuk yang menggigit orang (kontak dengan orang), sehingga dapat dipakai sebagai ukuran untuk mengetahui besarnya kontak. Selain itu juga untuk mengetahui perilaku nyamuk mencari darah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penangkapan nyamuk dengan umpan 1. lokasi penangkapan mempunyai angka insidensi yang tinggi 2. dekat tempat perindukan 3. di ruangan yang biasanya penduduk duduk-duduk santai pada malam atau sore hari 4. orang yang jadi umpan menampakkan bagian kakinya hingga batas lutut dan tidak diperbolehkan merokok di ruangan tersebut 5. Nyamuk yang hinggap atau mengigit segera disedot dengan aspirator 6. Nyamuk yang ditangkap ditampung dalam cangkir kertas (plastik) yang telah disediakan 7. Jumlah nyamuk yang ditampung pada kertas cangkir tak boleh lebih dari 25 ekor 8. Gunakan beberapa buah cangkir kertas untuk memisahkan nyamuk yang ditangkap di dinding (dalam rumah) dan dari umpan orang. Jadi cangkir kertas itu digunakan untuk menampung hasil penangkapan nyamuk pada waktu dan tempat yang sama (misalnya jam 18.00-18.40 9. Pada cangkir diberi label berisi lokasi, tanggal, dan metode penangkapan 10. Cangkir-cangkir kemudian disimpan dalam Cross Box
2. Pada penutup cangkir diberi kapas yang basah dan disela-sela cangkir dapat diberi pelepah pisang untuk menjaga temperatur dan kelembaban bila nyamuk akan dibawa Koleksi nyamuk di tempat-tempat istirahat nyamuk
Koleksi nyamuk dapat dilakukan di tempat peristirahatan nyamuk misalkan pada kelambu, gantungan baju atau dinding menggunakan aspirator pada pagi hari. Nyamuk yang ditangkap ditampung di dalam cangkir kertas kemudian diberi label yang berisi lokasi, tanggal dan metode penangkapan, dan disimpan dalam Cross Box sebagaimana di atas.
Mematikan Nyamuk Nyamuk yang telah ditangkap dan dikumpulkan dalam cangkir kertas dimatikan dengan menggunakan kapas yang telah diberi khloroform atau eter , pada penutup cangkir kemudian ditutup dengan cawan petri selama 1 menit.
Kondisi Abdomen Kondisi abdomen umumnya dicatat dari hasil penangkapan nyamuk di sekitar dinding, kelambu, dan gantungan baju di dalam rumah di pagi hari. Kondisi abdomen nyamuk ada beberapa tingkat yaitu: (1) kondisi perut kosong (unfed) (2) kondisi perut penuh darah (freshly fedfully fed) (3) Kondisi perut setengah bunting (half gravid) Dari pemeriksaan ini dapat dihitung persentase nyamuk yang unfed, kenyang darah, dan yang gravid
Menghitung Kepadatan Nyamuk Kepadatan nyamuk menggigit orang dalam spesies yang sama dan kepadatan nyamuk Anopheles yang hinggap di dinding pada malam hari per jam per orang dihitung dengan rumus MHD (Man Hour Density) sbb. Jmlh Anopheles tertangkap per spesies MHD = ---------------------------------------Jmlh jam penangkapan X jml kolektor
Untuk mengetahui kepadatan spesies nyamuk per rumah (KP) misalkan Ae. aegypti dalam setiap rumah, bila rumah yang disurvei sebanyak 20 rumah dan nyamuk yang tertangkap 10 ekor nyamuk dari seluruh penangkapan, maka
kepadatannya adalah 10 ---------- = 1/2 20
Nyamuk tertarik dengan cahaya lampu di malam hari, oleh karena itu pada malam hari di tempat yang gelap misalkan di sekitar kandangr kebun atau hutan dapat dipasang light trap semalam untuk menangkap nyamuk Light trap dilengkapi sumber cahaya (lampu) dan kipas yang dapat dihidupkan dengan batere. Nyamuk akan mendatangi sumber cahaya (lampu) dan akan tersedot oleh kipas di bawahnya, sehingga akan terperangkap dalam sangkar jala.Pagi harinya light trap diambil, sangkar dilepas dari light trap dan nyamuk yang terperangkap diambil dengan aspirator untuk dimasukkan ke dalam gelas kertas atau sangkar nyamuk. Dari koleksi ini dapat diketahui fauna nyamuk di tempat tersebut.