Anoop (joehanes) :: Apakah itu Nasionalis ? - Mei 2006 :: September :: 2006
Page 1 of 6
Anoop (joehanes) September 25, 2006 Apakah itu Nasionalis ? - Mei 2006 Filed under: Kebangsaan Nasionalis dan “Nasionalis”- Apakah itu Nasionalis ? Apa bedanya ? Sepertinya sama tapi berbeda. Seorang Nasionalis sejati adalah seorang Nasionalis. Seorang yang mendompleng kekuatan kelompok Nasionalis sejati adalah seorang “Nasionalis.” Seorang Nasionalis sejati tidak akan menjadi Ultranasionalis atau Nazisme karena beda kualitas, beda kelas, dan benar-benar beda dunia. Tapi kadang yang mengaku seorang Nasionalis harus melihat lagi ke dalam dirinya sendiri, apakah dirinya seorang Nasionalis sejati atau hanya seorang “Nasionalis”? Pernah ada sebuah demo dari kelompok Nasionalis di Jakarta. Demo ini menentang rencana pemberlakuan UU yang dianggap tidak mencerminkan identitas bangsa sendiri. Dalam demo ini, atributatribut dan simbol-simbol Nasionalis tentu sangat banyak, diantaranya adalah Bendera sepanjang 20 meteran. Tapi Bendera itu dengan mudah digeletakan ke tanah. Ini cara seorang Nasionalis sejati memperlakukan simbol-simbol negaranya ? Demikian pula ketika berkali-kali, demo itu dengan sengaja menghalangi satu-satunya jalur transportasi yang masih bisa berjalan karena demo hari itu. Apakah tingkah laku ini mencerminkan seorang Nasionalis sejati ? Seorang Nasionalis juga sering mengkritik kaum agama karena terlalu percaya pada tiap aksara dan huruf-huruf di Kitab Suci mereka secara literal. Tapi jangan lupa bahwa di negeri Indonesia ini, ada pemimpin Nasionalis yang pernah “memberhalakan” dan mengartikan Pancasila dan UUD’45 secara literal persis seperti apa yang dilakukan kaum fundamentalis agama sekarang ini. Nasionalis dan fundamentalis agama seperti ini sebenarnya berada pada tataran kesadaran yang sama, tapi objek yang mereka berhalakan saja berbeda, yaitu Kitab Suci dan Konstitusi. Maka sejarah bangsa Indonesia selalu diwarnai konflik yang akhirnya menggerucut menjadi konflik antara kelompok nasionalis dan kelompok agama, karena ke-2 kelompok ini sebenarnya sama-sama keras, sama-sama fanatik dan sama-sama ekslusif. Jadi belum tentu seorang Nasionalis adalah seorang yang berbhinneka tunggal ika. Dan bila sebuah RUU APP akan kembali lagi memicu eskalasi konflik yang sudah menggerucut antara kaum nasionalis dan kaum agama, maka mungkinkah secara kolektif kesadaran kita sebagai bangsa hanya sedang berjalan di tempat, dan kita sedang mengulangi hal yang sama yang dialami kakek-nenek moyang kita? Soekarno adalah salah seorang yang dianggap Nasionalis sejati. Tapi dalam catatan sejarah bahwa Beliau pernah dianggap melanggar Konstitusi dan Dasar Negara (Pancasila) Indonesia. Peristiwa ini seharusnya diteliti, didiskusikan secara mendalam dan disosialisasikan secara luas, apakah, ketika itu Soekarno memang melanggar UUD’45 dan Pancasila atau mungkin memang melanggar secara literal (hukum & peraturan yang berlaku seperti tertera dalam huruf dan kata-kata), tapi tidak secara esensi dan spirit? Apakah beliau punya ‘vested-interest’ baik untuk dirinya sendiri maupun kelompoknya sendiri? Apakah beliau terjebak dalam jargon-jargon kelompok Nasionalis ciptaannya sendiri? Memang agak sukar menilai apakah seseorang melakukan sesuatu demi dirinya sendiri atau demi orang lain (dalam konteks ini adalah negaranya), tapi mungkin lebih mudah bila dimulai dari menilai diri sendiri. Banyak orang menjadi nasionalis karena mereka ingin diasosiasikan dengan suatu kekuatan yang lebih tinggi dari kekuatan dirinya sendiri. Kebetulan saja preferensinya adalah pada kelompok Nasionalis
file://D:\My Documents\Anoop (joehanes) Apakah itu Nasionalis - Mei 2006 Septem...
12/18/2008
Anoop (joehanes) :: Apakah itu Nasionalis ? - Mei 2006 :: September :: 2006
Page 2 of 6
bukan pada kelompok agama (atau atheis) tertentu. Ada semacam kebutuhan dalam diri untuk meningkatkan kepercayaan diri atau harga diri dengan mengasosiasikan pada sesuatu yang imajiner atau nyata seperti kelompok atau orang tertentu. Dalam psikologi, fenomena ini disebut identification, salah satu ‘defense mechanism’ yang ditemukan oleh Sigmund Freud. Jadi nasionalis seperti ini lebih pantas disebut Nasionalis Label karena orang ini menjadi Nasionalis karena Label tertentu, bukan karena pengembangan rasa cintanya pada tanah air. Dari Nasionalis Label inilah, bila ekstrem, akan menjadi fanatik dan berkembang menjadi Ultranasionalis atau Nazisme. Bila dicermati, seorang Nasionalis Label adalah seorang yang kurang percaya diri dan perlu kekuatan (energi) dari luar dirinya untuk menopang kehidupannya. Kadang terpikir, apa yang terjadi pada seorang Nasionalis Label seperti ini bila ternyata efek “pendomplengan image” tersebut tidak sesuai dengan harapannya? Apakah dia malah akan memaksakan orang lain untuk menjadi nasionalis seperti dirinya atau fanatik karena didorong oleh tekanan psikologis yang disebut sebagai teori sosio-psikologis “Cognitive Desonance”? Fenomena yang sama sebenarnya juga terjadi pada orang-orang yang mengaku beragama, tapi tingkah lakunya bertentangan dengan ajaran agama yang dianutnya. Seorang Nasionalis sejati semestinya adalah seorang pencinta sejati. Dia akan mencintai negaranya, dengan segenap hati dan jiwanya, seperti dia mencintai dirinya sendiri. Maka memang ada ’syarat’ untuk menjadi seorang nasionalis sejati, yaitu mencintai dirinya sendiri dulu. Dia tidak akan menolak membayar pajak kepada negara hanya karena merasa tidak mendapat timbal balik sepantasnya dari negara tapi dia pun tidak akan tinggal diam melihat penguasa korup yang menilep pajak yang telah disetorkan pada negara. Seorang Nasionalis sejati tidak akan mengharapkan atau bahkan meminta balasan dari negara biarpun dia sadar bahwa negara secara otomatis akan membalas cintanya. Seorang Nasionalis sejati tidak akan memusuhi atau tebang pilih pada suatu kelompok tertentu saja dalam satu wilayah nasionalitas, karena kelompok-kelompok ini adalah bagian dari negara yang dicintainya. Dia pun tidak akan menyeragamkan semua karena tidak ada cinta yang seragam Inilah yang mungkin dilakukan oleh Soekarno pada pertengahan tahun 1960-an, tapi tidak dipahami oleh sebagian besar rakyat Indonesia. Sepak terjang Soekarno inilah yang mestinya dipelajari dan didiskusikan oleh para pemerhati sejarah dan para kaum nasionalis sejati, karena seperti yang pernah diutarakan Bapak Anand Krishna di suatu kesempatan bahwa “jangan sampai Soekarno hanya dijadikan maskot semata oleh kita yang mengaku nasional, tapi kita tidak memahami ajaran dan meneladani beliau.” Tapi bagaimana kita mengungkapkan rasa cinta kita pada tanah air ? Beberapa waktu yang lalu, seorang teman lama memperlihatkan surat cintanya. Dia bingung karena sepertinya pacarnya tidak responsif pada surat cinta yang dibuatnya. Kebetulan dia berlatar belakang programmer yang telah naik pangkat menjadi marketer program komputer. Maka tidak heran surat cintanya bernada business proposal yang ditulis dengan “gaya bahasa programing komputer”, terlalu banyak ’syarat’ (IF, THEN, AND, OR, dsbnya) dan terlalu ‘terstruktur’ rapi (DO …WHILE). Lucu, tapi mengingatkan kita pada program Bela Negara yang dilakukan Dephan tahun lalu. Biarpun menteri dan dirjen potensi keamanannya dari sipil, tapi kenapa programnya tetap saja bernada doktrin dan propaganda (biarpun maksudnya mungkin tidak begitu)? Bela Negara (Defense Value) dikaitkan dengan Cinta pada Negara, tapi kenapa programnya berbau “baris berbaris.” Ini biarpun nyambung, tapi kesannya agak aneh. Demikian pula dengan demo-demo kaum nasionalis di Indonesia, lagu-lagunya sangat kaku dan kuno pula. Ngak resep. Nasionalisme tidak berarti militerisme bukan? Jadi secara logika, surat cinta pun semestinya bernada ekspresi cinta seperti puisi, nyanyian, drama, atau yang biasanya disebut kesenian. Demikian pula program-program yang bertema“Cinta Tanah Air.”Kalo tidak dikemas dalam bungkus kesenian, apakah akan efektif? Mungkin nasibnya akan seperti surat cinta teman lama itu, tidak akan direspon oleh masyarakat Indonesia. Mungkin bidang potensi keamanan
file://D:\My Documents\Anoop (joehanes) Apakah itu Nasionalis - Mei 2006 September ...
12/18/2008
Anoop (joehanes) :: Apakah itu Nasionalis ? - Mei 2006 :: September :: 2006
Page 3 of 6
lebih efektif bila di bawah naungan departeman kebudayaan. Pesta rakyat NIM telah terbukti ampuh dalam menumbuhkembangkan rasa nasionalisme dan program itu adalah program kesenian dan budaya. Demikian pula program tv seperti Republik BBM, sangat efektif mengangkat issue-issue hangat yang sedang berkembang dalam masyarakat. Mungkin perlu usul kepada pemerintah untuk mengemas kembali pendidikan Pancasila dalam bentuk aktivitas kesenian sebagai ekspresi cinta pada negara sebagai seorang Nasionalis sejati. Kecuali, memang dari awal pendidikan Pancasila, program Cinta Tanah Air dan sejenisnya hanyalah upaya seorang penguasa atau kelompok politik tertentu untuk membentuk suatu kekuatan politik pendukung kelanggengan kekuasaannya dengan Label Nasionalis. Ini harus direnungkan diri kita sendiri, apakah kita sekarang adalah zombie-zombie berlabel nasionalis atau benar-benar seorang pencinta tanah air? (j/b)
Comments » The URI to TrackBack this entry is: http://joehanes.blogsome.com/2006/09/25/apakah-itu-nasionalismei-2006/trackback/ No comments yet. RSS feed for comments on this post.
Leave a comment Line and paragraph breaks automatic, e-mail address never displayed, HTML allowed:
<em> <strike> <strong> Name E-mail URI Your Comment
Anti-spam measure: please retype the above text into the box provided. Say It!
file://D:\My Documents\Anoop (joehanes) Apakah itu Nasionalis - Mei 2006 September ...
12/18/2008
Anoop (joehanes) :: Apakah itu Nasionalis ? - Mei 2006 :: September :: 2006
Links: AkuPercaya Forum Blogsome Forums NIM AumKar Dot Com Kristen Indonesia Anand Krishna One Earth Media - Alternatif Media
Categories: Ashram Film, Book & Musik Kebangsaan Kristen Newsletter NIM Others Own Writing
Search:
Page 4 of 6
search
Archives: July 2007 June 2007 May 2007 April 2007 March 2007 February 2007 January 2007 December 2006 November 2006 October 2006 September 2006 September 2006
M T W T F S S 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Oct » Most Recent Posts Mencerdaskan...
file://D:\My Documents\Anoop (joehanes) Apakah itu Nasionalis - Mei 2006 September ...
12/18/2008
Anoop (joehanes) :: Apakah itu Nasionalis ? - Mei 2006 :: September :: 2006
Perempuan :... Tips Hidup Sehat... Memperingati... Sufi Mehfil 21... Peranan Perempuan... Banjir - Cerita... Mystery: How... HongKong - City... Sebuah Seruan... Di Balik... Sistem Pendidikan... Indonesia Raya... SATSANG RUU Folklor Peranan... The Legend of... Hasil Karya Anak... Destiny - El... Lage Raho Munna...
Most Popular Posts Pancasila adl. Preambule...: 77 Peranan Perempuan dalam...: 53 Visi & Misi Pembentukan...: 51 Visi & Misi - Part 2...: 37 Peranan Wanita dan...: 36 Peranan Masyarakat...: 31 Memberhalakan Pancasila: 26 Fisika Quantum & Kekristenan: 25 RUU Folklor: 22 Tips Hidup Sehat ala Guruji...: 15 Memperingati Tragedi Mei 1998: 11
Other: login register
Meta:
Page 5 of 6
RSS .92 RDF 1.0 RSS 2.0 Atom Comments RSS 2.0 Valid XHTML
file://D:\My Documents\Anoop (joehanes) Apakah itu Nasionalis - Mei 2006 September ...
12/18/2008
Anoop (joehanes) :: Apakah itu Nasionalis ? - Mei 2006 :: September :: 2006
Page 6 of 6
Get free blog up and running in minutes with Blogsome Theme designed by Jay of onefinejay.com
file://D:\My Documents\Anoop (joehanes) Apakah itu Nasionalis - Mei 2006 September ...
12/18/2008