AMTeQ 2015 Annual Meeting on Testing and Quality 2015
10th Annual Meeting on Testing and Quality 2015 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
ANALISIS SWOT: STRATEGI PENGEMBANGAN KELOMPOK PENELITIAN Tri Widianti1,*, Sih Damayanti1 1
Pusat Penelitian Sistem Mutu dan Teknologi Pengujian – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Kawasan Puspiptek Gedung 417 Tangerang Selatan 15314, Banten korespondensi:
[email protected]*
INTISARI Hasil penelitian berkualitas dapat melahirkan IPTEK yang dapat mendorong kemandirian bangsa. Setiap institusi penelitian memiliki sasaran strategis yang harus diturunkan dalam kegiatan penelitian. Sehingga, kelompok penelitian sebagai pelaksana kegiatan penelitian penting memiliki strategi yang tepat untuk mendukung pelaksanaan kegiatannya. Pemilihan strategi yang tepat dapat dilakukan dengan metode analisis SWOT. Analisis SWOT dapat menghasilkan peta kondisi kelompok penelitian dan strategi yang tepat yang dapat digunakan untuk mendukung sasaran strategis institusi. Hasil analisis menunjukkan bahwa kondisi kelompok penelitian berada pada kondisi tumbuh dan berkembang yaitu di koordinat 3.797 (IFE), 3.737(EFE) matriks internal eksternal. Hasil analisis juga menunjukkan terdapat 5 (lima) strategi yang dapat digunakan untuk mencapai sasaran strategis institusi. Kelima strategi yang diperoleh kemudian diberikan bobot berdasarkan pertimbangan strategis instansi. Hasil pembobotan menunjukkan strategi promosi profil peneliti melalui peningkatan penerbitan publikasi ilmiah nasional dan internasional secara umum dinilai dapat mendukung keseluruhan sasaran strategis institusi. Kata Kunci: SWOT, analisis strategi, penelitian, kelompok penelitian
ABSTRACT High quality research results can generate science and technology which eventually will encourage nation’s independence. Each institution has strategic objectives derived in their research activities. This so-called organization strategy was needed by research groups in every institution to guide their research activities. In this matter, a SWOT analysis should be conducted to craft an appropriate strategy. SWOT analysis produces the map of research group’s condition and supports the creation of functional strategy with alignment to organizational strategy. The analysis showed that the research groups were in growth and development position with corresponding coordinate of 3.797 (IFE) and 3.737 (EFE) internalexternal matrix. The analysis also showed that there were five strategies that could be utilized to support organizational strategy. Those strategies were then weighted based on organizational strategy priority. The weighted results indicated that researchers profile promotion strategy through national and international scientific publication was generally recognized as a reinforcement of organizational strategy. Keywords: SWOT, strategy analysis, research, research group
1.
PENDAHULUAN
Mengutip pernyataan yang disampaikan oleh Fritsch dan Schwirten, Link dan Scott, Arnold dkk [1-3] terkait dengan peran lembaga litbang mereka menyebutkan bahwa dalam sistem inovasi nasional aktor utamanya adalah lembaga litbang. Pentingnya lembaga litbang dikuatkan oleh pernyataan Saputra [4] yang menyebutkan bahwa lembaga litbang menjadi tumpuan pembangunan nasional. Sehingga pemilihan strategi sebagai pendorong keberhasilan suatu organisasi mencapai tujuan lembaga litbang 250 ISSN 1907-7459
10th Annual Meeting on Testing and Quality 2015 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
menjadi penting [5-6]. Pemilihan strategi tepat jika pada tahap awal dilakukan identifikasi dan pemetaan kondisi organisasi [7-10]. Selain itu, sinergitas strategi terhadap tujuan atau sasaran lembaga juga penting dibangun supaya strategi yang dipilih dapat mendukung pencapaian tujuan organisasi [11]. Strategi pencapaian tujuan lembaga litbang diturunkan dalam bentuk tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepada satuan kerja teknis litbang yang kemudian diturunkan kembali ke bidang/bagian teknis dan atau kelompok penelitian yang berada di bawah satuan kerja tersebut [12]. Jika kita pandang secara mikro, proses pencapaian tujuan strategis lembaga dimulai dari unit kerja paling kecil yaitu kelompok penelitian di bawah satuan kerja, sehingga strategi yang dijalankan oleh kelompok penelitian menjadi tolak ukur keberhasilan pencapaian tujuan strategis lembaga. Hal ini menjadi dasar pemikiran pentingnya dilakukan pemetaan kondisi serta pemilihan strategi kelompok penelitian. Analisis SWOT merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam penentuan strategi bisnis sebuah organisasi [10], sehingga peneliti menggunakan metode analisis SWOT yang diketahui secara umum sudah banyak digunakan diberbagai bidang diantaranya di UMKM [13], perusahaan besar [14] sistem dan sumberdaya energi terbarukan [15], pelabuhan [16], pariwisata [17], pendidikan [18-19], kesehatan [20]. Walapun penerapan metode SWOT sudah umum dan banyak, namun untuk penerapan SWOT di bidang litbang berdasarkan hasil pencarian diberbagai database besar seperti google scholar, science direct, springerlink, proquest dan EBCOhost hanya ditemukan penerapan metode SWOT di Indian Scientific Research [21], itupun hanya terbatas pada identifikasi kriteria SWOT dan tidak dilakukan analisis posisi serta pemilihan strategi organisasi. Selain itu, ditemukan juga penerapan SWOT di Theodor Bilharz Research Institute [22], namun unit analisisnya pada proses penelitiannya bukan pada kelompok penelitian sebagai unit terkecil satuan kerja penelitian. Penjelasan tersebut menjadi menarik bagi peneliti untuk mengaplikasikan metode SWOT dengan studi kasus kelompok penelitian. Di harapkan dari hasil analisis ini bisa diperoleh dasar dan teknik aplikasi analisis SWOT yang dapat diaplikasikan dalam kelompok penelitian lain di satuan-satuan kerja lain yang memiliki karakteristik sama yaitu sebagai lembaga litbang.
2.
DASAR TEORI
Analisis SWOT merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengetahui kondisi organisasi sebagai dasar menentukan peningkatan dan perbaikan dengan penentuan strategi yang sesuai dengan karakteristik dan posisi organisasi [10, 23]. Kerangka kerja SWOT ini menggunakan analisis terhadap Strenghts (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman) yang dimiliki oleh sebuah organisasi [10]. Penentuan faktor eksternal organisasi litbang (O dan T) harus mempertimbangkan elemen-elemen stakeholder organisasi yaitu pemasok, pesaing, pelanggan, dan regulator [24], agar pada saat penentuan kriteria O dan T dapat menggambarkan posisi organisasi secara eksternal [David]. Sedangkan untuk penentuan faktor internal (S dan W) maka yang menjadi bahan masukan adalah data-data yang dimiliki organisasi [23]. 251 ISSN 1907-7459
10th Annual Meeting on Testing and Quality 2015 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Analisis SWOT melakukan pemetaan kondisi organisasi dengan melakukan penilaian faktor internal dan faktor eksternal organisasi [10]. Faktor internal dan eksternal organisasi diperoleh dari proses pemeringkatan dan pembobotan pada kriteria S, W, O dan T [10]. Metode pemeringkatan menggunakan empat kriteria pemeringkatan tingkat kepentingan responden terhadap faktor yaitu 1 (sangat tidak penting), 2 (tidak penting), 3 (penting) dan 4 (sangat penting). Sedangkan pembobotan dilakukan dengan menggunakan skala Pairwise Comparison [25]. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom seperti pada Tabel 1 di bawah ini: Tabel 1. Skala pairwise comparison [25] Nilai 1
Definisi Sama penting
3
Sedikit lebih penting
5
Jelas lebih penting
7
Sangat Jelas lebih penting
9
Mutlak lebih penting
2,4,6,8
Nilai – nilai diantara pertimbangan yang berdekatan
Penjelasan Dua variabel menyumbangnya sama besar pada sifat itu Pengalaman dan pertimbangan sedikit menyokong satu variabel atas yang lainnya Pengalaman dan pertimbangan dengan kuat menyokong satu variabel atas variabel lainnya Satu variabel dengan kuat disokong dan dominannya telah terlihat dalam praktek Bukti yang menyokong variabel yang satu atas variabel lainnya memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan. dua Kompromi diperlukan antara dua pertimbangan
Perhitungan nilai bobot dari hasil penilaian dengan skala Pairwise Comparison diolah dengan langkah di bawah ini: 1) Penilaian dari kuesioner dibentuk ke dalam matriks perbandingan berpasangan pada setiap level hirarki seperti ilustrasi di bawah ini: $ h i=
1 3 j1/3 1 h 1/7 3 $
7 1/3k 1
(1)
2) Melakukan pengolahan matriks pendapat untuk penentuan vektor prioritas (rasio vektor Eigen), uji konsistensi, dan revisi matriks pendapat yang memiliki rasio inkonsistensi tinggi. Tahapan perhitungan yang dilakukan adalah [25]: a. Perhitungan Horizontal baris (Z) dengan Persamaan 2: Zc = m∐\ r91oa cp q s
(2)
(aij = 1,2,3, … , m)
3) Perhitungan vektor atau Eigen Vector adalah: t
=
w
m∏w xyE `5v w
w ∑w 5yE m∏xyE `5v
VA = (z8{ ) x VP, dengan VA = (tz8 )
(3)
4) Perhitungan nilai eigen maks dengan Persamaan 4:
ISSN 1907-7459
(4) 252
10th Annual Meeting on Testing and Quality 2015 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
VB = VA / VP, dengan VB = t|8 ) λ\]r~ =
1
\
∑\ r91 Vbc
(5)
, untuk i = 1, 2, 3… m
(6)
5) Perhitungan indeks konsistensi (CR) adalah: • =
‚wƒx„ D 2D1
, untuk i = 1, 2, 3… m
(7)
6) Perhitungan rasio inkonsistensi (CR) adalah: CR =
‡ˆ
‰ˆ
(8)
RI = Indeks acak (random index) yang dikeluarkan oleh Oak Ridge Laboratory dari matriks berorde 1-15 yang menggunakan contoh berukuran 100. Nilai RI dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini: Tabel 2. Nilai RI (Ratio Index) [25] n
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
RI
0
0
0.58
0.9
1.12
1.24
1.32
1.41
1.45
1.49
1.51
1.48
1.56
1.57
1.59
Nilai Rasio Inkonsistensi (CR) yang lebih kecil atau sama dengan 0,1 merupakan nilai yang mempunyai tingkat konsistensi yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan [24]. Hal ini dikarenakan CR merupakan tolak ukur bagi konsisten atau tidaknya suatu hasil perbandingan berpasangan dalam suatu matriks pendapat [24].
3.
METODOLOGI
Tahapan penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada flowchart penelitian (Gambar 1). Penelitian ini merupakan analisis SWOT terhadap satu kelompok penelitian di lembaga penelitian XYZ. Tahap pertama analisis SWOT adalah pengumpulan data terkait kelompok penelitian. Tahap kedua pengkategorian data ke dalam kriteria Strenghts (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman). Tahapan ketiga, adalah survei penilaian kriteria SWOT untuk memperoleh nilai pembobotan dan pemeringkatan. Nilai pemeringkatan diperoleh langsung dari kuesioner matriks pendapat dari narasumber ahli yaitu satu orang koordinator kelompok penelitian dan satu orang peneliti madya sebagai perwakilan peneliti dalam kelompok penelitian. Sedangkan pembobotan diperoleh dari hasil analisis matriks pendapat dengan matriks Pairwase Comparison yang kemudian diolah menggunakan software expert choice 2000. Nilai pembobotan dan pemeringkatan kemudian dikalikan untuk memperoleh nilai skor masing-masing kriteria kemudian ditotalkan untuk memperoleh nilai faktor internal dan eksternal. Tahap kelima adalah pembuatan matriks internal dan eksternal untuk mengetahui peta kondisi lembaga litbang. Kemudian tahap keenam membuat matriks kombinasi strategi sebagai masukan pada tahap analisis pembobotan strategi. Tahap ketujuh adalah proses pembobotan strategi dengan menggunakan narasumber ahli (aktor) yaitu koordinator kelompok penelitian dan peneliti madya kelompok penelitian dengan pertimbangan terhadap tujuan strategis lembaga litbang. Pengolahan 253 ISSN 1907-7459
10th Annual Meeting on Testing and Quality 2015 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
bobot dilakukan software expert choice 2000. Rasio inkonsistensi dari hasil pengolahan ini harus bernilai 10 persen atau kurang [24]. Kesimpulan pemilihan strategi dilakukan dilihat dari besar nilai pembobotan yang dihasilkan.
Gambar 1. Flowchart penelitian
4.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis diperoleh dari pengolahan data dengan software expert choice 2000 yang contohnya dapat dilihat pada Gambar 2. Setelah dilakukan analisis SWOT terhadap kelompok penelitian, diperoleh hasil matriks faktor strategis eksternal (Tabel 3) dan matriks faktor strategis internal (Tabel 4). Pada matriks terdapat nilai rating (r) yang menggambarkan kuat tidaknya faktor tersebut menurut pendapat dari responden ahli. Sedangkan nilai pada bobot (b) menggambarkan tingkat kepentingan faktor tersebut terhadap faktor lainnya. Nilai skor diperoleh dari perkalian rataan (r) dan bobot (b). Hasil pada Tabel 3 menunjukkan bahwa pada faktor opportunities kriteria yang memperoleh skor paling tinggi secara berurutan adalah dana hibah penelitian dari lembaga penyedia dana penelitian (0.56), kerjasama penelitian dengan industri yang memiliki divisi riset dan pengembangan (0.548), kebutuhan daya saing produk industri nasional (0.544), beasiswa studi luar negeri dari pemerintah untuk peningkatan kompetensi peneliti (0.26), isu sinergitas program pemerintah baru (0.188), reorientasi prioritas nasional (0.132), dan ketersedian laboratorium fisik di universitas (0.1). Sedangkan skor nilai dari kriteria ancaman (threats) pada matriks faktor strategis eksternal secara berurutan dari yang paling tinggi adalah ketidakberpihakan kebijakan pemerintah terhadap budaya riset (0.564), penurunan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap hasil riset (0.423), rendahnya alih teknologi dari hasil riset (0.273), 254 ISSN 1907-7459
10th Annual Meeting on Testing and Quality 2015 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
moratorium perekrutan personil peneliti (0.052), pemotongan anggaran penelitian karena untuk subsidi BBM (0.051), dan kesamaan lingkup penelitian dengan universitas atau lembaga pemerintahan lain (0.042).
Gambar 2. Hasil contoh pengolahan dengan Expert Choice 2000 Tabel 3.Matriks faktor strategis eksternal (EFE) Opportunities Uraian Reorientasi prioritas nasional (O1) Dana hibah penelitian dari lembaga penyedia dana penelitian (O2) Beasiswa studi luar negeri dari pemerintah untuk peningkatan kompetensi peneliti (O3) Kebutuhan daya saing produk industri nasional (O4) Isu sinergitas program pemerintah baru (O5) Ketersedian laboratorium fisik di Universitas (O6) Kerjasama penelitian dengan industri yang memiliki divisi riset dan pengembangan (O7) Subtotal Threats Uraian Kesamaan lingkup penelitian dengan universitas atau lembaga pemerintahan lain (T1) Pemotongan anggaran penelitian karena untuk subsidi BBM (T2) Penurunan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap hasil riset (T3) Ketidakberpihakan kebijakan peme-rintah terhadap budaya riset (T4) Rendahnya alih teknologi dari hasil riset (T5) Moratorium perekrutan personil peneliti (T6) Subtotal Total Total
Bobot (b) 0.033 0.14
Rating (r) 4 4
Nilai Skor (b x r) 0.132 0.56
0.065
4
0.26
0.136 0.047 0.025 0.137
4 4 4 4
0.544 0.188 0.1 0.548
0.583
2.332
Bobot (b) 0.014
Rating (r) 3
Nilai Skor (b x r) 0.042
0.017
3
0.051
0.141
3
0.423
0.141
4
0.564
0.091 0.013 0.417 0.99
3 4
0.273 0.052 1.405 3.737
Hasil pengolahan data dengan expert choice terhadap faktor strategis internal (Strengths dan Weakenesses) yang disajikan pada Tabel 4 menunjukkan bahwa faktor-faktor yang 255 ISSN 1907-7459
10th Annual Meeting on Testing and Quality 2015 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
berkaitan dengan Strengths faktor tenaga peneliti yang berkualitas, lingkup penelitian spesifik, personil berpengalaman dalam publikasi ilmiah internasional dan adanya sistem pembimbingan penelitian memiliki nilai sama yaitu 0.48. Selanjutnya faktor ketersediaan dana penelitian dari pemerintah (0.312) dan kejelasan roadmap dan konsistensi pelaksanaanya (0.216). Sedangkan faktor kelemahan atau weaknesses nilai paling tinggi yaitu pada faktor belum adanya personil peneliti berpendidikan S3 (0.604), reputasi kelompok penelitian belum dikenal luas (0.336), tidak adanya laboratorium fisik untuk proses penelitian (0.117), pemanfaatan tenaga peneliti untuk aktivitas diluar penelitian (0.112), terbatasnya akses literatur (0.063), tidak adanya standar dan kriteria mutu penelitian (0.45), dan kurangnya insentif dan penghargaan terhadap kinerja penelitian yang unggul serta tidak adanya perencanaan sistem informasi penelitian yang sama-sama memiliki nilai 0.036. Tabel 4.Matriks faktor strategisi internal (IFE) Strengths Uraian Tenaga peneliti yang berkualitas (S1) Ketersediaan dana penelitian dari pemerintah (S2) Lingkup penelitian spesifik (S3) Personil berpengalaman dalam publikasi ilmiah internasional (S4) Adanya sistem pembimbingan penelitian (S5) Kejelasan roadmap dan konsistensi pelaksanaanya (S6) Subtotal Total Weaknesses Uraian Tidak adanya laboratorium fisik untuk proses penelitian (W1) Terbatasnya akses literatur (W2) Kurangnya insentif dan penghargaan terhadap kinerja penelitian yang unggul (W3) Tidak adanya standar dan kriteria mutu penelitian (W4) Tidak adanya perencanaan sistem informasi penelitian(W5) Pemanfaatan tenaga peneliti untuk aktivitas diluar penelitian (W6) Reputasi kelompok penelitian belum dikenal luas (W7) Belum adanya personil peneliti berpendidikan S3 (W8) Subtotal Total Total
Bobot (b) 0.12 0.078 0.12 0.12
Rating (r) 4 4 4 4
Nilai Skor (b x r) 0.48 0.312 0.48 0.48
0.12 0.054 0.612
4 4
0.48 0.216 2.448
Bobot (b) 0.039
Rating (r) 3
Nilai Skor (b x r) 0.117
0.021 0.012
3 3
0.063 0.036
0.015 0.009
3 4
0.045 0.036
0.028
4
0.112
0.112 0.151 0.387 0.999
3 4
0.336 0.604 1.349 3.797
Nilai total skor pada Tabel 3 dan Tabel 4 merupakan nilai koordinat yang akan di plot pada matriks Internal Eksternal (IE). Nilai skor untuk koordinat strategi faktor internal (IFE) diperoleh nilai sebesar 3.797 dan nilai koordinat EFE dari matriks strategi faktor eksternal diperoleh nilai sebesar 3.737. Berdasarkan hasil nilai IFE dan EFE maka dapat dibuat matriks IE seperti pada Gambar 3. Setelah nilai skor kekuatan IFE dan EFE dicocokkan dengan matriks IE, terlihat posisi kelompok penelitian berada pada sel pertama.Sel pertama, kedua dan ketiga menunjukkan bahwa kelompok penelitian berada pada tahap “tumbuh dan berkembang”. Pada tahap ini, setiap organisasi harus menjalankan strategi yang intensif 256 ISSN 1907-7459
10th Annual Meeting on Testing and Quality 2015 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
dan atau integratif [10]. Strategi intensif dapat berupa penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk. Sedangkan strategi integratif yaitu berupa integrasi ke depan, integratif ke belakang dan strategi horizontal [10]. Dari Tabel IFE dan EFE dapat dibuat matriks SWOT seperti pada Tabel 5.
Gambar 3.Matriks Internal Eksternal (IE) hasil analisis SWOT Tabel 5. Kombinasi strategi matrik SWOT
Internal
Eksternal Opportunities (O): 1. Dana hibah penelitian dari lembaga penyedia dana penelitian 2. Kebutuhan daya saing produk industri nasional 3. Kerjasama penelitian dengan industri yang memiliki divisi riset dan pengembangan
Threats (T): 1. Penurunan kepercayaan
tingkat masya-rakat
Strength (S): 1. Tenaga peneliti yang berkualitas 2. Lingkup penelitian spesifik 3. Personil berpenga-laman dalam publikasi ilmiah internasional 4. Adanya sistem pembimbingan penelitian Mencari sumber penda- naan selain DIPA tematik melalui Grant/Hibah dan kerjasama Industri (Strategi 1)
Promosi profil peneliti melalui peningkatan penerbitan buku nasional maupun internasional
Weaknesses (W): 1. Tidak adanya laboratorium fisik untuk proses penelitian 2. Reputasi kelompok penelitian belum dikenal luas 3. Belum adanya personil peneliti berpendidikan
1. Membangun sarana laboratorium fisik penelitian dengan memanfaatkan pembiayaan yang dapat diperoleh dari institusi pengelola dana penelitian (Strategi 2) 2. Meningkatkan pendidikan peneliti dengan skema pembiayaan beasiswa peneliti kepada Industri atau pemberi dana penelitian dengan feed back pengabdian peneliti kepada pihak industri dengan memberikan hasil penelitian yang aplikatif untuk kebutuhan industri(Strategi 3) Melakukan promosi tools atau soft technology yang dapat dipakai dalam upaya penyelesaian permasalahan
257 ISSN 1907-7459
10th Annual Meeting on Testing and Quality 2015 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia terhadap hasil riset 2. Ketidakberpihakan kebijakan pemerintah terhadap budaya riset 3. Rendahnya alih teknologi dari hasil riset
dan publikasi ilmiah hasil penelitian terindeks scopus, yang dapat membantu kebijakan pemerintah maupun kebutuhan masyarakat (Strategi 4)
pemerintah dan industri(Strategi 5)
Strategi yang diperoleh dari Tabel 5 kemudian diberikan bobot dengan faktor pertimbangan sasaran atau tujuan strategis organisasi dan pengambilan data dilakukan pada dua aktor penentu kelompok penelitian yaitu koordinator kelompok penelitian dan peneliti madya pada kelompok penelitian, yaitu: terwujudnya lembaga penelitian berkelas dunia yang mampu meningkatkan daya saing (T1), meningkatnya kontribusi terhadap daya saing bangsa berbasis hasil penelitian dan layanan (T2), meningkatnya rujukan ilmiah dan informasi IPTEK yang diakses masyarakat (T3), dan meningkatnya pengembangan kompetensi SDM penelitian. Pengolahan data hasil pembobotan oleh aktor di olah dengan expert choice 2000 dan contoh pengolahannya dapat dilihat pada Gambar 4. Keseluruhan hasil pengolahan bobot strategi dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Analisis strategi vs tujuan/sasaran strategis organisasi Aktor 1
Aktor 2
Tujuan Strategi 1 2 3 4 5
T1
T2
T3
T4
T1
T2
T3
T4
0.035 0.166 0.103 0.225 0.521
0.04 0.066 0.126 0.232 0.535
0.035 0.085 0.126 0.385 0.37
0.042 0.076 0.149 0.18 0.554
0.273 0.077 0.289 0.289 0.072
0.19 0.19 0.109 0.218 0.293
0.213 0.088 0.187 0.353 0.159
0.183 0.101 0.298 0.298 0.121
Hasil analisis pada Tabel 6 menunjukkan bahwa bobot pada strategi 5 pada aktor ke 1 adalah bobot paling tinggi dibandingkan dengan bobot strategi yang lain dengan nilai berturut-turut berdasarkan sasaran atau tujuan strategis 1, 2, dan 4 yaitu 0.521, 0.535, 0.554 sedangkan untuk sasaran dan tujuan strategis 3 bobot tertinggi terdapat pada strategi 4 yaitu 0.385. Sedangkan pada aktor 2 bobot tertinggi untuk tujuan strategis 1 terdapat pada strategi 3 dan 4 dengan nilai 0.289. Bobot strategi dengan pertimbangan sasaran strategis 2 terdapat pada strategi kelima yaitu 0.293 sedangkan untuk sasaran strategis ke tiga bobot tertinggi terdapat pada strategi ke 3 yaitu 0.353. Pada sasaran pembobotan tertinggi dengan pertimbangan sasaran strategis ke empat terdapat pada strategi 3 dan 4 dengan nilai sama yaitu 0.298. Jika ditinjau dari nilai dua bobot tertinggi maka strategi keempat dianggap prioritas oleh kedua aktor untuk mendukung keempat sasaran strategis organisasi memperoleh penilaian dari kedua aktor. Strategi keempat itu adalah promo profil peneliti melalui peningkatan penerbitan buku nasional maupun internasional dan publikasi ilmiah hasil penelitian terindeks scopus, yang dapat membantu kebijakan pemerintah maupun kebutuhan masyarakat. 5.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis SWOT terhadap kelompok penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 258 ISSN 1907-7459
10th Annual Meeting on Testing and Quality 2015 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
1) Kelompok penelitian berada pada koordinat 3.797 (IFE), 3.737 (EFE) yang menunjukkan bahwa kondisi kelompok penelitian pada kondisi tumbuh dan berkembang yaitu di koordinat matriks internal eksternal. 2) Strategi promosi profil peneliti melalui peningkatan penerbitan publikasi ilmiah nasional dan internasional secara umum dinilai oleh kedua aktor dapat mendukung keseluruhan sasaran strategis institusi dengan nilai bobot terhadap sasaran 1 sampai 4 berturut-turut menurut aktor 1 (koordinator kelompok penelitian) 0.225, 0.232, 0.385 dan 0.18 sedangkan menurut aktor 2 yaitu 0.289, 0.218, 0.353 dan 0.298.
UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh kelompok penelitian manajemen mutu yaitu Sik Sumaedi, Medi Yarmen, Nidya Judhi Astrini, Tri Rakhmawati, M. Azwar Massijaya dan I Gede Mahatma Yuda Bakti atas kerjasama, dukungan dan bantuannya dalam proses penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA [1]
[2]
[3] [4] [5]
[6]
[7] [8]
[9]
Fritsch, M. dan Schwirten,C., Enterprise-university co-operation and the role of public research institution in regional innovation system,Industry and Innovation, 1999, Vol.6 No.1, Hal. 69-83. Link, A.N. dan Scott, J.T., The Role of Public Research Institutions in a National Innovation System: An Economic Perspective, 2004, White Paper, Latin America and Carribean, Office of the Chief Economist. Arnold, E. Barker, K. dan Slipersæter, S., Research Institutes in the ERA, 2010, Manchester Business School, The University of Manchester, Brighton. Saputra, F.D., Litbang Pegang Peranan dalam Pembangunan Nasional, 2013, Media BPP Kemendagri, Vol. 12, No.2, Hal. 3- 6. Caralli, R.A., The critical success factor method: establishing a foundation for enterprise security management, 2004, TECHNICAL REPORT CMU/SEI-2004TR-010 ESC-TR-2004-010. Gupta, Y. P. Lonial, S. C. dan Mangold, W. G., An Examination of the Relationship between Manufacturing Strategy and Marketing Objectives, 1991, International Journal of Operations & Production Management, Vol. 11 No.10, Hal.33 – 43. Casadesus-Masanell, R dan Ricart, J.E., From Strategy to Business Models and to Tactics, 2009, Working Paper 10-036 Harvard Business School. Armitage H.M. dan Scholey, C., Using strategy maps to drive performance, Management Accounting Guideline, 2006, The Society of Management Accountant of Canada, The American Institute of Certified Public Accountants and The Institues of Management Accountants. Krishnan, S. & Singh, M., Strategic Human Resource Management: Three-Stage Process and Influencing Organizational Factors, 2004, Working Paper No. 200406-04, IIM Ahmedabad. Available at: http://www.iimahd.ernet.in/publications/data/2004-06-04manjari.pdf. 259
ISSN 1907-7459
10th Annual Meeting on Testing and Quality 2015 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
[10] David, F.R., Manajemen Strategis: Konsep-Konsep, 2003, Edisi kesembilan. Diterjemahkan oleh Saroso, K. New Jersey: Prentice Hall. [11] Joshi, M.P. Kathuria, R. dan Porth, S.J., Alignment of strategic priorities and performance: an integration of operations and strategic management perspectives, 2003, Journal of Operations Management, Vol. 21, Hal. 353-369. [12] Kepala LIPI, Peraturan Kepala LIPI Nomor 1 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, 2014, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia: Jakarta. [13] Houben, G. Lenie, K. dan Vanhoof, K., A knowledge-based SWOT-analysis system as an instrument for strategic planning in small and medium sized enterprises, 1999, Decision Support Systems,Vol. 26, Hal. 125-135. [14] Chan, X., SWOT Study of the Development Strategy of Haier Group as One of the Most Successful Chinese Enterprises, 2011, International Journal of Business and Social Science, Vol. 2 No. 11, Hal. 147-153. [15] Jaber, J.O. dkk, Employment of renewable energy in Jordan: Current status, SWOT and problem analysis, 2015, Renwable and Sustainability Energy Reviews, Vol. 49, Hal. 490-499. [16] Parraga, M.M., Gonzalez-Cancelas, N. dan Soler_flores, F., DELPHI- SWOT tools used in strategic planning of the Port of Manta, 2014, Procedia Social and Behavioral Sciences, Vol. 162, Hal. 129-138. [17] Oreski, D., Strategy development by using SWOT, 2012, TEM Journal, Vol.1 No. 4, Hal. 283-291. [18] Sathidevi, V.K. dan Sivadas, M.G., SWOT analysis of medical education and training in Government Medical College, Kerala, 2013, India International Journal of Scientific and Research Publication, Vol. 3 No. 3, Hal. 1-5. [19] Dyson, R.G., Strategic development and SWOT analysis at the University of Warwick, 2004, European Journal of Operastional Research, Vol. 152, Hal. 631640. [20] Rizzo, A. dan Kim, G.J., A SWOT analysis of the field of virtual reality rehabilitation and therapy, 2005, PRESENCE, Vol. 12 No. 2, Hal. 119-124. [21] Rajagopal, V., SWOT analysis on Indian scientific research, 2008, Current Science, Vol. 94 No. 7. Hal. 846-847. [22] Ghinolfi, D. dkk, A model for southern mediterranean research institute selfassessment: A SWOT analysis-based approach to promote capacity building at Theodor Bilharz Research Institute in Cairo (Egypt), 2014, Arab Journal of Gastroenterology, Vol.15 No.3-4, Hal. 92-97. [23] Gretzky, W., Stragegic Planning and SWOT Analysis, 2010, Health administration Press, American College of Healtcare Executives, America. [24] Forman, H. E dan Selly, M.A., Decision by Objectives: How to Convince Others that You Are Right, 2001, World Scientific Publishing Co.Pte.Ltd, London. [25] Saaty, T. A scaling method for priorities in hierarchical structures, 1977, Journal of mathematical psychology, Vol.15 No. 3, Hal.234-281.
DISKUSI Tidak ada pertanyaan
260 ISSN 1907-7459