19
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERAWATAN PAYUDARA PASIEN POST SECTIO CAESAREA (Studi di Ruang Bengkirai RSUD Sultan Imanuddin Kabupaten Kotawaringin Barat Kalimantan Tengah) Aningsih* Luluk Sulistiyono **Churaeri Latief *** ABSTRAK Perawatan payudara merupakan salah satu bagian penting yang harus diperhatikan sebagai persiapan untuk menyusui nantinya. Kemampuan pasien post sectio caesarea untuk melakukan perawatan payudara. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan pengetahuan dengan perawatan payudara pasien post sectio caesarea. Desain penelitian ini adalah Deskriptif Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini Semua pasien Post Sectio caesarea jumlah per bulan 67 orang, dengan sampel berjumlah 32 responden. Penelitian ini diambil selama 23 hari penelitian yaitu tanggal 27 Juni sampai 19 Juli 2016. Teknik sampling yang digunakan adalah Consecutive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir setengah responden memiliki perawatan payudara baik (56,3%), dengan pengetahuan baik responden (40,6%). Hasil Spearman Sign Rank dengan menggunakan perhitungan uji spss 23 didapatkan nilai 0,003 menunjukkan nilai p<0,05 yang artinya bahwa ada hubungan pengetahaun dengan perawtan payudara Pasien Post Sectio Caesarea, di Ruang Bengkirai RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun, tahun 2016. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku perawatan payudara pasien post sectio caesarea di RSUD Sultan Immanudin Kabupaten Kotawaringin Barat Kalimantan Tengah. Kata kunci : Pengetahuan, Perawatan Payudara, Post Sectio Caesar KNOWLEDGE RELATIONSHIP WITH CARE BREAST PATIENTS POST SECTIO OF CAESAREA(studies in space bengkirai hospital sultan imanuddin district west kotawaringin central kalimantan) ABSTRACT Breast care is an essential element that must be considered in preparation for the nursing later . Ability to pay post sectio of caesarea to renovate breast . The purpose of this research is analyzing knowledge relationship with care breast post sectio of caesarea patients. Design research is descriptive cross sectional . Population in this study all patients post sectio of caesarea number of 67 the per month , with sample respondents were 32 . This research taken during the day and 23 research on 27 june to 19 july 2016 . Sampling techniques used is consecutive sampling. The result showed that almost half respondents own good care breast ( 56,3 % ) , with the knowledge good while of respondents ( 40,6 % ) . The spearman sign the rank using the calculation spss 23 obtained value 0,003 reflects the p & it; 0,05 which means that there is a pengetahaun perawtan patients with breast post sectio of caesarea , in the bengkirai hospital sultan imanuddin bun base , 2016 year. There is a significant relation exists between knowledge by behavior patient care breast post sectio of caesarea hospital sultan immanudin district west kotawaringin central kalimantan . Keywords: Knowledge , Breast Care , Post Sectio Caesar
Jurnal Borneo Cendekia. Volume 1 No 1 Januari 2017
20
PENDAHULUAN Tidak terproduksi air susu akibat dari sectio caesarea disebabkan oleh dua hal yaitu usia kehamilan kurang pada waktunya dan disebabkan oleh anestesi. Kehamilan kurang bulan post sectio caesarea mengakibatkan produksi ASI terkadang tidak mencukupi kebutuhan bayi. Sedangkan pada prosedur sectio caesarea dilakukan tindakan anestesi. Hal tersebut menyebabkan terhambatnya pengeluaran hormon oksitosin ini berdampak pada pengeluaran hormon prolaktin sebagai stimulasi produksi ASI pada ibu selama menyusui. Hal ini ditangani dalam rangka untuk merangsang hormon prolaktin agar air susu ibu dapat diproduksi sesuai kebutuhan bayi oleh sebab itu perawatan payudara dapat membantu merangsang ASI/produksi ASI menurut Admin (2019:1). Perawatan payudara merupakan salah satu bagian penting yang harus diperhatikan sebagai persiapan untuk menyusui nantinya, hal ini dikarenakan payudara merupakan organ esensial penghasil ASI yaitu makanan pokok bayi baru lahir sehingga perawatannya harus dilakukan sedini mungkin. menurut Anwar (2005:1). Pengetahuan tentang perawatan payudara adalah segala sesuatu yang diketahui ibu post sectio caesarea tentang perawatan payudara. Berdasarkan laporan dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia SDKI, (2010) dalam Varney, H, Kriebs, J & Gegor, C,(2009:1) di usia lebih dari 25 tahun sepertiga wanita di dunia (38%) di dapati tidak menyusui bayinya karena terjadi pembengkakan payudara, dan di indonesia angka cakupan ASI eksklusif mencapai 32,3% ibu yang memberikan Asi eksklusif pada anak mereka. Berdasarkan data yang di ambil dari catatan rekam medik RSUD Sultan Imanudin Kabupaten Kotawaringin Barat
telah didapatkan bulan Januari sampai Desember 2015 tercatat jumlah bersalin dengan sectio caesarea 808 persalinan. Berdasarkan studi pendahuluan bahwa tentang perawatan payudara di RSUD secara wawancara kepada 10 pasien post sectio caesarea didapatkan 2 (20%) berpengetahuan baik 6 (60%) berpengetahuan cukup dan 2 (20%) berpengetahuan kurang. Jika perawatan payudara dilakukan dengan benar maka akan merangsang hormon prolaktin. Sejatinya banyak faktor yang mempengaruhi produksi ASI. Dan produksi ASI di dalam tubuh bergantung terhadap dua hormon yaitu prolaktin dan oksitosin. Prolaktin sendiri sangat berpengaruh terhadap produksi ASI. Hormon oksitosin berpengaruh terhadap proses pengelauran ASI. Semakin sering dihisap dan sering dirawat maka akan semakin banyak produksi hormonoksitosin yang berdampak terhadap lancarnya ASI yang keluar. Hormon oksitosin ini sering disebut juga dengan hormon kasih sayang, karena berhubungan dengan susasana hati dan perasaan seorang ibu pada saat mereka meyususi bayinya menurut saryono dan Pramitasari dikutip dari Nur Eka Rahayu (2010: 3). Dari paparan di atas menunjukkan pentingnya perawatan payudara post sectio caesarea apabila memiliki pengetahuan cenderung baik tantang teknik perawatan payudara pada post sectio caesarea maka berpengaruh pada perilaku pasien post sectio caesarea dalam melakukan perawatan payudara dengan benar maka ada kecenderungan merangsang hormon prolaktin memproduksi ASI akan lancar dan sejauhmana tingkat pengetahuan pada post sectio caesarea sehingga perlu dilakukan pengkajian secara mendalam tentang prrawatan payudara. Sehingga dari kenyataan tersebut perlu diteliti, maka peniliti tertarik untuk
Jurnal Borneo Cendekia. Volume 1 No 1 Januari 2017
21
melakukan penelitian mengenai “Hubungan pengetahuan dengan perawatan payudara pasien post sectio caesarea di RSUD Sultan Immanuddin Pangkalan Bun Kabupaten Kotawaringin Barat Kalimantan Tengah”.
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Metode penelitian menggunakan pendekatan Analitik Deskriptif Cross Sectional. Dalam desain penelitian pengukuran dan pengambilan data variabel dependendan variabel independen tiap subjek penelitian dilakukan pada sewaktuwaktu secara bersamaan Notoatmodjo (2010:24). Populasi merupakan seluruh pasien post operasi sectio caesarea di ruangan Bersalin RSUD Sultan Imanuddin. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasien post sectio caesarea di RSUD Sultan Immanuddin Pada penelitian ini sampel yang diteliti adalah yang sesuai dengan kriteria inklusi maupun kriteria eksklusi.. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah Consecutive sampling. Consecutive sampling yaitu pemilihan sample dengan menetapkan subjek yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu, sehingga jumlah responden dapat terpenuhi Analisis univariat dalam penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan distribusi dan persentase dari variabel Hubungan pengetahuan dengan perawatan payudara. Analisis bivariat menganalisis hubungan pengetahuan perawatan payudara dengan perawatan payudara di ruang Bengkirai RSUD Sultan Imanuddin. Dengan uji korelasi Spearman Sign rank dengan tingkat kesalahan 5%.
HASIL PENELITIAN 1. Karakteristik responden berdasarkan umur Karakteristik responden menurut umur yang dikategorikan dapat diamati pada tabel 1. Tabel 1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur di ruang bengkirai tahun 2016 No
Umur
Frekuensi
Prosentase (%)
1
≤ 20 tahun
2
6,3
2
20-35 tahun
19
59,4
3
> 35 tahun
11
34,4
Jumlah
32
100
Sumber : Data Primer, 2016 Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berumur 20-35 tahundengan jumlah 19 responden (59,4%). 2. Karakteristik frekuensi responden berdasarkan pekerjaan Karakteristik responden menurut pekerjaan yang dikategorikan dapat diamati pada tabel 2. Tabel 2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan di ruang bengkirai tahun 2016 No
Pekerjaan
1 IRT 2 PNS 3 Wiraswasta Jumlah
Frekuensi 28 3 1 32
Prosenta se (%) 87,5 9,4 3,1 100
Sumber: Data primer, 2016 Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa hampir seluruh responden ibu rumah tangga sebanyak 28 responden (87,5%). 3. Karakteristik frekuensi responden berdasarkan pendidikan Karakteristik responden menurut pendidikan yang dikategorikan dapat diamati pada tabel 3.
Jurnal Borneo Cendekia. Volume 1 No 1 Januari 2017
22
Tabel 3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan di ruang bengkirai tahun 2016 No
Pendidikan
1
Tidak Sekolah
1
Persen tase 3,1
2
SD
6
18,8
3
SMP
6
18,8
4
SMA/SMK
15
46,9
5
Perguruan Tinggi
4
12,5
32
100
Frekuensi
Jumlah
No . 1
Sumber informasi Ibu/bapak
3
Prosenta s%) 9,4
1
3,1
15
46,9
2
6,3
11
34,4
32
100
Frekuensi
2
Tetangga Tenaga 3 Kesehatan 4 Tv/Radio Tidak 5 Mendapatan Informasi Jumlah
Sumber: Data primer, 2016
Sumber: Data primer, 2016 Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar pendidikan pasien adalah SMA/SMK yaitu sebanyak 15 responden (46,9%). 4. Karakteristik responden berdasarkan pernah mendapatkan informasi Karakteristik responden menurut pernah mendapat informasi yang dikategorikan dapat diamati pada tabel 4. Tabel 4 Distribusi frekuensi berdasarkan pernah mendapatkan informasi tahun 2016 No
Informasi
1
Pernah Tidak Pernah
2 Jumlah
Frekuesi
Berdasatkantabel 5 menunjukkan bahwa setengahnya responden pernah mendapatkan sumber informasi tentang perawatan payudara melalui tenaga kesehatan sebanyak 15 responden (46,9%). 6. Karakteristik responden berdasarkan dukungan keluarga Karakteristik responden menurut dukungan keluarga yang dikategorikan dapat diamati pada tabel 6. Tabel 6 Distribusi frekuensi berdasarkan Dukungan keluarga responden di ruang bengkirai, tahun 2016
20
Persentase 62,5
12
37,5
1
32
100
2 Ibu/Ayah Jumlah
Sumber: Data primer, 2016
No
Dukungan keluarga Suami
Frekuensi
Persentase
31
96,9
1 32
100
3,1
Sumber: Data primer, 2016 Berdasatkan tabel 4 menunjjukkan bahwa sebagian besar responden pernah mendapatkan informasi tentang perawatan payudara sebanyak 20 responden (62,5%).
Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan hampir seluruhnya responden mendapatkan dukungan dari suami sebanyak 31 responden (96,9%).
5. Karakteristik responden berdasarkan sumber informasi Karakteristik responden menurut sumber informasi yang dikategorikan dapat diamati pada tabel 5.
7. Karakteristik responden menurut Dukungan pada tenaga kesehatan Karakteristik responden menurut dukungan dari tenaga kesehatan yang dikategorikan dapat diamati pada tabel 7.
Tabel 5 Distribusi frekuensi berdasarkan sumber informasi responden diruang bengkirai, tahun 2016
Tabel 7 Distribusi frekuensi berdasarkan Dukungan dari tenaga kesehatan diruang bengkirai, tahun 2016
Jurnal Borneo Cendekia. Volume 1 No 1 Januari 2017
23
No
Dukungan dariTenaga Kesehatan
1
Bidan
Frekuensi
2 Perawat Jumlah
Persentase
31
96,9
1 32
3,1 100
Sumber: Data primer, 2016 Berdasarkan Tabel 7 menunjukkan hampir seluruhnya responden mendapat dukungan dari tenaga kesehatan yaitu bidan sebanyak 31 responden (96,9%). 8. Karakteristik responden menurut jumlah anak Karakteristik responden menurut jumlah anak yang dikategorikan dapat diamati pada tabel 8. Tabel 8 Distribusi frekuensi berdasarkan jumlah anak responden diruang bengkirai, tahun 2016 1
Jumlah Anak 1 anak
7
Persentas e 21,9
2
2 anak
16
50,0
3 lainnya Jumlah
9 32
28,1
No
Frekuensi
100
Sumber: Data primer, 2016 BerdasarkanTabel 8 menunjukkan bahwa setengahnya responden telah melahirkan anak yang ke dua yaitu sebanyak 16 responden (50,0%). 9. Hubungan Pengetahuan dengan Perawatan Payudara Pasien Post Sectio Caesarea Tabel 9 Tabulasi silang Hubungan Pengetahuan dengan Perawatan Payudara Pasien Post Sectio Caesarea, di Ruang Bengkirai RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun, tahun 2016 PerawatanPayudara Penget Baik Cukup ahuan ∑ % ∑ % 31,3 2 Baik 10 6,3
1
3,1
Total ∑ % 13 40,6
7
21,9
4
12,5
1
3,1
12 37,5
Kurang
1
3,1
1
3,1
5
15,6
7
Total
18 56,3
7
21,9
7
21,9 32 100
Cukup
Kurang ∑ %
ρ = 0,,003
Sumber : Data Primer, 2016
21,9
Dari table 9 menunjukan bahwa dari total 32 responden yang berpengetahuan baik 13 responden (40,6%) dengan perawatan payudara baik pada pasien post SC sebanyak 18 responden (56,3%). Setelah dilakukan uji statistik korelasi Spearman Sign Rank dengan menggunakan perhitungan SPSS 23 didapatkan nilai 0,003 menunjukkan nilap p < 0,05 dengan bantuan aplikasi SPSS 23 sehingga H0 ditolak dan Hi diterima dengan demikian dapat disampaikan bahwa yang artinya Ada Hubungan Pengetahuan dengan Perawatan Payudara Pasien Post Sectio Caesarea, di Ruang Bengkirai RSUD Sultan Imanuddin Kabupaten Kotawaringin Barat Kalimantan Tengah.Pangkalan Bun.
PEMBAHASAN 1. Pengetahuan pasien perawatan payudara
tentang
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir setengahnya responden berpengetahuan tentang perawatan payudara dengan baik sebanyak 13 responden (40,6%). Perawatan payudara yaitu untuk memelihara kebersihan payudara dan memperbanyak atau memperlancar produksi ASI dengan melakukan perawatan payudara dan diharapkan segala permasalahn pasien dapat ditangani dan segala sesuatu yang diketahui oleh pasien post sectio caesarea dengan panca indra melalui pendengaran dan pelihatan tentang perawatan payudara. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2010:34) bahwa, Pengetahuan merupakan hasil “tahu” penginderaan manusia terhadap suatu objek tertentu. Proses penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, raba dengan sendiri. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir setengahnya responden berpengetahuan tentang perawatan
Jurnal Borneo Cendekia. Volume 1 No 1 Januari 2017
24
payudara dikategorikan baik sebanyak (40,6%). Kategori baik pasien post sectio caesarea karena responden memahami tentang tujuan, alat, pengompresan, pengertian, teknik, dan manfaat perawatan payudara. Pengetahuan baik responden karena memahami tujuan perawatan payudara dan skor jawaban dengan nilai (0,8%). Memahami tentang tujuan perawatan payudara karena responden menyatakan bahwa tujuan perawatan payudara dapat menghindari terjadinya pembengkakan pada payudara dan dengan melakukan perawatan payuadara ibu dapat memperlancar produksi ASI karena jika tidak melakukan perawatan payudara pembengkakkan akan membuat sang ibu merasa sakit dan merasa tagang pada daerah payudara. Dengan melakukan perawatan payudara juga bisa membantu untuk mengeluarkan puting susu yang tenggelam. Hal ini sejalan dengan Pritchar (1991:50) adalah pembendungan air susu karena penyempitan duktus lakteferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna atau karena kelainan pada puting susu). Pengetahuan baik responden karena memahami dan skor jawaban dengan nilai pengertian perawatan payudara (0,73%). Memahami tentang pengertian perawatan payudara karena responden menyatakan bahwa perawatan payudara ialah guna memperlancar air susu ibu agar dapat memenuhi kebutuhan bayi Hal ini sejalan dengan pendapat Sitti Saleha, (2009:56). Perawatan payudara adalah suatu tindakan untuk merawat payudara terutama pada masa nifas (masa menyusui) untuk memperlancarkan pengeluaran ASI. Pengetahuan baik responden yaitu memahami tentang pengompresan pada payudara dengan nilai (0,76%). Memahami tentang pengompresan pada payudara karena responden menyatakan bahwa pengompresan dilakukan untuk membersihkan dari kotoran dan dapat merangsang ASI agar keluar dengan melakukan pengompresan dapat mengurangi rasa sakit pada payudara. Hal ini sejalan dengan Weny Kristiyansari, (2009: 81) Perawatan payudara sebaiknya
dilakukan dua kali sehari pada waktu mandi pagi dan sore hari. Untuk mengurangi rasa sakit pada payudara maka lakukan pengurutan payudara secara perlahan, kompres air hangat sebelum menyusui bayi karena panas dapat merangsang aliran ASI kemudian kompres air dingin setelah menyusui untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan. Pemahaman responden tentang pengetahuan perawatan payudara di pengaruhi oleh umur Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berumur 20-35 tahun (59,4%). Berdasarkan hasil penelitian usia Ibu yang berumur 20-35 tahun mempengaruhi dalam perawatan payudara dikarenakan pasien berada dalam Usia yang produktif ini menyebabkan responden matang dalam memilih dan menyaring materi atau informasi yang diterima karena bertambahnya umur akan mempengaruhi kemampuan intelektual dalam menerima informasi sehingga pasien akan lebih peduli dengan kesiapan untuk bayinya dengan peduli maka pasien akan melakukan perawatan payudara untuk memenuhi kebutuhan bayinya. Hal ini sejalan dengan yang ditemukan Menurut Wawan dan Dewi (2011:82) umur adalah usia individu yang terhitung mulai dari di lahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seorang akan lebih matang dalam berfikir. Umur kehamilan saat melahirkan mempengaruhi kemampuan menghisap bayi sehingga produksi ASI yang dihasilkan tidak optimal. Stres dan penyakit dapat mengganggu produksi ASI sehingga dalam hal ini ibu sebaiknya dalam kondisi yang rileks dan nyaman menurut Weny Kristiyansari, (2009: 82) Faktor yang kedua mempengaruhi pengetahuan perawatan payudara yaitu pekerjaan Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya responden ibu rumah tangga yaitu sebanyak (87,5%) hal ini IRT mempengaruhi pengetahuan ibu dalam perawatan payudara, IRT cendrung baik dikarenakan IRT mempunyai banyak waktu luang untuk berusa mencari
Jurnal Borneo Cendekia. Volume 1 No 1 Januari 2017
25
informasi tentang perawatan payudraa seperti bertanya pada tetangga,tenaga kesehatan dan ibu hamil lainnya sehingga memperoleh informasi dan pengetahuan ibu terkait pentingnya perawatan payudra dan dapat mengaplikasikannya dalam keseharian selama waktu luang. Hal ini sejalan dengan pendapat Menurut Wawan dan Dewi (2011:83) Pekerjaan merupakan suatu cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyaktantangan. 2. Perawatan payudara sectio caesarea
pasien
post
Berdasarkan tabel 10 menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam perawatan payudara baik sebanyak (56,3%). Kategori baik pasien post sectio caesarea karena responden memahami tentang Melakukan pengurutan empat langkah pada payudara. Perawatan payudara dikategorikan baik responden memiliki skor jawaban dengan nilai (0,27%). Melakukan pengurutan perawatan payudara karena responden menyatakan bahwa dengan melakukan pengurutan pada payudara dapat terjadi pengenceran pada ASI agar tidak terjadi hambatan ataupun kesulitan untuk memperlancarkan ASI dengan melakukan pengurutan ataupun pemijatan pada payudara responden mengalami banyak perubahan terhadap payudaranya. Hal ini sejalan dengan Suharjanti (2010:85) dengan melakukan pengurutan pada payudara dapat memperlancar air susu dengan perawatan yang benar, hasilnya bukan cuma produksi yang cukup, tapi juga bentuk payudara akan tetap baik selama menyusui. Sejak awal kehamilan, hormon merangsang perkembangan sel-sel produksi susu di alveoli. Hormon yang paling penting dalam pembentukan air susu adalah prolaktin, yang mulai bekerja sejak kehamilan berusia 8 minggu. Namun bagi yang putingnya datar atau melesak ke dalam, tonjolan ini memang tak terasakan menurut Prawirohardjo, Sarwono. (2005:85). Faktor yang dapat mempengaruhi perilaku perawatan payudara yaitu mendapatkan dukungan dari keluarga Berdasarkan Tabel
6 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya responden mendapatkan dukungan dari suami sebanyak (96,9%). Hal ini dikatakatan berpengaruh karna dengan adanya dorongan keluarga disekitar untuk melakukan perawatan payudara maka secara tidak langsung membawa pasien untuk berprilaku untuk melakukan perawatan payudara tersebut dengan dukungan kluarga memberikan ASI pada sang bayi. Hal ini sejalan dengan Mardeyanti (2007) dalam Mulyawati. (2010:86) yang mengatakan bahwa pasien yang mendapatkan dukungan dari keluarga akan meningkatkan perilaku memberikan ASI untuk bayinya dan melakukan perawatan payudara dengan baik. Faktor ketiga yang dapat mempengaruhi yaitu jumlah anak. Berdasarkan Tabel 8 menunjukkan bahwa setengahnya responden telah melahirkan anak yang ke dua yaitu (50,0%). Jumlah anak dapat berpengaruh karena jika pasien baru memiliki satu anak mungkin pasien tidak begitu bnayak tahu tentang persiapan untuk bayi misalnya melakukan perawatan payudara untuk memperlancar ASI dan jika pasientelah memiliki dua anak maka pasien memiliki pengalaman sebelumnya. Hal ini sejalan dengan Notoatmodjo (2010:87) mengatakan Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang. Faktor keempat yang mempengaruhi perawatan payudara yaitu sumber informasi. Berdasarkan tabel 5 menunjkan bahwa hampir setengahnya responden pernah mendapatkan sumbe rinformasi tentang perawatan payudara melalui tenaga kesehatan sebanyak (46,9%). Sumber informasi dapat mempengaruhi baik dari tenaga kesehatan ataupun media cetak yang berkaitan dengan kelompok, Tenaga kesehatan mampu membantu dalam permasalahan tentang perawatan payudara dan dapat membantu mengatasi terjadinya hambatan pada payudara. Hal ini sejalan dengan Wawan Dewi (2011:88) mengatakan Sistem social budaya yang ada
Jurnal Borneo Cendekia. Volume 1 No 1 Januari 2017
26
dalam masyarakat juga mempengaruhi sikap dalam penerimaan informasi. 3. Hubungan pengetahuan dengan perawatan payudara pasien post sectio caesarea Pada penelitian ini dilakukan perhitungan statistik untuk mencari hubungan antara tingkat pengetahuan pasien dengan perawatan payudara pasien post sectio caesarea. Berdasarkan hasil analisis dengan program SPSS 23 diperoleh hasil uji statistik korelasi Spearman Sign Rank dengan menggunakan perhitungan SPSS 23 didapatkan nilai 0,003 menunjukkan nilap p < 0,05 dengan bantuan aplikasi SPSS 23 sehingga H0 ditolak dan Hi diterima dengan demikian dapat disampaikan bahwa yang artinya ada hubungan Pengetahuan dengan Perawatan Payudara Pasien Post Sectio Caesarea, di Ruang Bengkirai RSUD Sultan Imanuddin Kabupaten Kotawaringin Barat Kalimantan Tengah Pangkalan Bun Berdasarkan tabel 9 menunjukkan bahwa hamper setengahnya responden berpengetahuan tentang perawatan payudara dengan baik sebanyak 13 responden (40,6%). Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai hasil pengetahuan panca indra, yang berbeda sama sekali dengan kepercayaan (belief), takhayul (superstitions), dan penerangan-penerangan yang keliru (misinformations). Pengetahuan seseorang merupakan hasil dari pendidikan dimana dengan pengetahuan yang diperoleh dan pengalaman yang didapat. Semakin tinggit ingkat pendidikan maka semakin tinggi pula tingkat pengetahuan seseorang, mengingat bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui non formal. Pengetahuan responden yang baik dapat mempengaruhi pandangan seseorang, terbentuknya tindakan dalam pengambilan keputusan dan mempertimbangan apa yang harus dilakukan. Pendidikan merupakan upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku perawatan
positif yang meningkat. Semakin tinggi pengetahuan seseorang maka akan semakin baik juga perilakunya Hal ini terbukti dari hasil penelitian yakni bahwa tingkat pengetahuan pasien berpengaruh pada perilaku perawatan payudara post sectio caesarea. Berdasarkan tabel 10 bahwa sebagian besar responden dalam perawatan payudara baik sebanyak 18 responden (56,3%). Dengan modal pengetahuan yang dimiliki tentang perawatan payudara, maka pasien post sectio caesarea dapat mengambil tindakan untuk melakukan pencegahan terjadinya bendungan ASI. Semakin baik pengetahuan pasien, maka tindakan dan perilaku semakin baik . Perilaku dipengaruhi oleh pengetahuan, tingkat pendidikan, perilaku para petugas kesehatan dalam memberikan penyuluhan dan fasilitas kesehatan yang disediakan. Menyusui yang benar dan berhasil memerlukan suatu upaya diantaranya perawatan payudara.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Sebagian besar responden mempunyai pengetahuan baik tentang perawatan payudara. 2. Sebagian besar responden mempunyai perilaku perawatan payudara baik. 3. Ada hubungan Pengetahuan dengan Perawatan Payudara Pasien Post Sectio Caesarea, di Ruang Bengkirai RSUD Sultan Imanuddin Kabupaten Kotawaringin Barat Kalimantan Tengah.Pangkalan Bun. Saran
1. Bagi Ilmu Pengetahuan Dapat menambah sumber referensi dalam ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan terkait dengan “Hubungan dengan perawatan payudara pasien post sectio caesrea”.
Jurnal Borneo Cendekia. Volume 1 No 1 Januari 2017
27
infosehat/payudara.htm. tanggal 12 Juni 2016.
2. Bagi responden a. Sebaiknya ibu nifas lebih aktif lagi untuk mencari informasi tentang manfaat perawatan payudara kepada tenaga kesehatan, buku, dan media informasi lain agar ibu lebih semangat untuk merawat payudaranya agar mendapatkan hasil yang optimal. b. Sebaiknya ibu lebih aktif dalam mencari informasi tentang manfaat untuk pengetahuan perawatan payudara pda pasien post sectio caesarea khususnya melatih pada saat proses pengurutan pada payudara. 3. Bagi Petugas Kesehatan Petugas kesehatan untuk tetap memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu post sectio caesarea tentang perawatan payudara, sehingga ibu termotivasi untuk melakukan perawatan payudara. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian menggunakan observasi serta melakukan penelitian pada faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan payudara.
Diakss
Kristiyansari, Weni. 2009. ASI, Menyusui & Sadari. Yogyakara: Nuha Medika. Mulyawati. 2010. Hubungan Antara Usia dengan Tindakan Persalinan Melalui Operasi Sectio Caesarea di RSI YAKSSI Gemolong Kabupaten Sragen pada September dan Oktober 2010, Sragen.(Available from;http://journal.unnes.ac.id/sect io-caesarea-usia-php/kemas) Notoatmodjo. 2010. .Pendidikan dan perilaku kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta Notoatmodjo, S. (2010) Metode penelitian kesehatan, edisi revisi.PT Rineke Cipta. Jakarta. Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Pritchard & Gant, Macdonal.1991. Obstetri Williams. Surabaya: Airlangga University Press.
5. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan hasil penelitian ini digunakan sebagai dasar referensi dalam memberikan masukan bagi pengembangan pendidikan khususnya keperawatan maternitas.
Rahayu Eka Nur 2010.Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Ibu Hamil Tentang Perawatan Payudara di Poli Kandungan RSUD Dr.Harjono Ponorogo.Lip.umpo,.ac.id.Diakses tanggal 5 April 2016
KEPUSTAKAAN
Saryono dan Pramitasari. 2008. Perawatan Payudara Dilengkapi dengan Deteksi Dini Terhadap Penyakit Payudara. Jogjakarta: Mitra Cendekia Press.
Admin.2009. Manfaat ASI pada Bayi. Dikutip dari website: http//tackalmine.comojcom/view.php?idartike=172. Diakses tanggal 15 Mei 2016. Anwar.2005. Perawatan Payudara Selama Hamil. Dikutip dari website: http//www.infoperawatan.com/tips
Saleha,Siti. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta :Salemba Medika
Jurnal Borneo Cendekia. Volume 1 No 1 Januari 2017
28
Varney, H, Kriebs, J & Gegor. C,2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan ed(2).Jakarta :EGC. Wawan, A dan Dewi, M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan , Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika
Jurnal Borneo Cendekia. Volume 1 No 1 Januari 2017