JURNAL
ABSTRAK
TRI LESTARI. 2015. Gambaran Bounding Attachment Pada Ibu Post Partum di Kamar Bersalin RSUD Prof Dr H.Aloei Saboei kota Gorontalo. Skripsi, Jurusan Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana gambaran pelaksanaan bounding attachment pada ibu post partum di kamar bersalin Rumah Sakit Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo?”. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran pelaksanaan bounding attachment pada ibu post partum di kamar bersalin Rumah Sakit Prof Dr H. Aloei Saboe Kota Gorontalo dengan populasi 65 dan di ambil sampel sebanyak 30 responden. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik yang merupakan suatu penelitian dengan melakukan penelitian secara mendalam terhadap objek yang diteliti yakni tentang bounding attachment yang terjadi pada ibu post partum di kamar bersalin Rumah Sakit Prof Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bounding dan attacment pada ibu post partum di kamar bersalin RS Prof. Dr. H. Aloei Saboe telah terlaksana dengan baik dengan pelaksanaan kepada responden mencapai 96,67%. Hasil tersebut dapat memberikan gambaran bahwa pelaksanaan Bounding dan Attachment pada ibu post partum sangat baik dan perlunya pembuatan prosedur tetap tentang bounding dan attachment RS Prof. Dr. H. Aloei Saboe. Kata Kunci: Bounding Attachment, Ibu Post Partum
GAMBARAN BOUNDING ATTACHMENT PADA IBU POST PARTUM DI KAMAR BERSALIN RSUD PROF DR H.ALOEI SABOEI KOTA GORONTALO JURNAL Tri Lestari, Zuhriana K.Yusuf, Andi Mursyidah 1
ABSTRAK
Masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana gambaran pelaksanaan bounding attachment pada ibu post partum di kamar bersalin Rumah Sakit Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo?”. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran pelaksanaan bounding attachment pada ibu post partum di kamar bersalin Rumah Sakit Prof Dr H. Aloei Saboe Kota Gorontalo dengan populasi 65 dan di ambil sampel sebanyak 30 responden. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik yang merupakan suatu penelitian dengan melakukan penelitian secara mendalam terhadap objek yang diteliti yakni tentang bounding attachment yang terjadi pada ibu post partum di kamar bersalin Rumah Sakit Prof Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bounding dan attacment pada ibu post partum di kamar bersalin RS Prof. Dr. H. Aloei Saboe telah terlaksana dengan baik dengan pelaksanaan kepada responden mencapai 96,67%. Hasil tersebut dapat memberikan gambaran bahwa pelaksanaan Bounding dan Attachment pada ibu post partum sangat baik dan perlunya pembuatan prosedur tetap tentang bounding dan attachment RS Prof. Dr. H. Aloei Saboe. Kata Kunci: Bounding Attachment, Ibu Post Partum
1
Tri Lestari. NIM : 841413124. Jurusan Keperawatan, FIKK, UNG , Pembimbing I : dr.Zuhriana K.Yusuf,M.Kes dan
Pembimbing II Ns.Andi Mursyidah,S.Kep.M.Kes.
PENDAHULUAN Salah satu tindakan yang harus dilaksanakan oleh penolong persalinan adalah bayi diletakkan pada perut ibu dengan tujuan melakukan interaksi awal antara ibu dengan bayinya sendiri, sehingga terjadi ikatan batin (bounding) dan kasih sayang (attachment). Attachment adalah suatu perubahan perasaan satu sama lain yang paling mendasar ketika ada perasaan keterkaitan tanggung jawab dan kepuasan (Bobak, 2000). Berdasarkan data persalinan di RS. Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo tahun 2013, setiap bulan kurang lebih 90 (sembilan puluh) orang. Sesuai data tersebut, maka keahlian perawat khususnya yang bertugas di kamar bersalin untuk membangun suasana bounding dan atacchment sangat dibutuhkan. Berdasarkan hasil observasi, praktek pelaksanaan bounding dan attachment di rumah sakit tersebut telah dilakukan oleh perawat yang bertugas. Namun, pelaksanaannya kadang tidak maksimal. Pada saat dilakukan observasi, ada tiga ibu post partum, dua di antaranya dilakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini) yaitu proses membiarkan bayi menyusu sendiri segera setelah lahiran, dan satu orang ibu post partum mengalami gawat janin sehingga perawat tidak melakukan IMD. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurnia (2008) terhadap 30 responden yang di rawat di ruang bersalin rumah sakit ibu dan anak dengan memberikan kueisioner serta wawancara yang berisikan 10 pertanyaan tentang pengetahuan, pendidikan parietas penyajian hasil penelitian ini memberikan gambaran mengenai distribusi frekuensi responden baik variabel bebas maupun vaariabel terikat dimana diperoleh hasil penelitian dari 30 responden, ibu yang melakukan bounding attachment berjumlah 29 orang dan 1 orang tidak melakukan bounding attachment. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Aloei Saboe Kota Gorontalo pada bulan Desember tahun 2014 sampai bulan Januari tahun 2015. Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik yang merupakan suatu penelitian dengan melakukan penelitian secara mendalam terhadap objek yang diteliti yakni tentang bounding attachment yang terjadi pada ibu post partum di kamar bersalin Rumah Sakit Prof Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang post partum yang dirawat di ruangan Kebidanan Rumah Sakit Umum Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo dengan jumlah populasi sekitar 65 orang. Pengambilan sampel pada populasi ini dilaksanakan dengan metode purposive sampling dengan pertimbangan kriteria inklusi dan eksklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat ukur kuisioner yang telah dibuat oleh peneliti dengan mengacu pada kepustakaan yang terdiri dari beberapa pertanyaan. Serta dengan melakukan observasi secara langsung dengan menggunakan lembar observasi. Data dianalisi dengan mengguankan komputer dalam bentuk tabel dan narasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Tabel 4.1Distribusi responden pasien berdasarkan umur pada ibu post patum di RSUD Prof Dr H.Aloei Saboei Kota Gorontalo No. Kategori Umur Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 17 – 25 11 36,67 2 26 – 35 10 33,33 3 36 – 45 9 30 Jumlah 30 100 Sumber: Data primer 2014 Berdasarkan data pada tabel 4.1, dapat diketahui bahwa responden pada penelitian ini ditinjau dari 3 kategori umur, jumlah responden terbanyak adalah kategori umur 17-25 dengan jumlah mencapai 36,67% sedangkan yang paling sedikit adalah kategori umur 36-45 dengan jumlah sebanyak 30%. Tabel 4.2 Distribusi responden pasien berdasarkan pendidikan pada ibu post patum di RSUD Prof Dr H.Aloei Saboei Kota Gorontalo No. Kategori Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 SD 5 16,67 2 SMP 6 20 3 SMA 12 40 4 S1 7 23,33 Jumlah 30 100 Sumber: Data primer 2014 Berdasarkan data pada tabel 4.2, dapat diketahui bahwa responden pada penelitian ini ditinjau dari latar belakang pendidikan, jumlah responden terbanyak memiliki pendidikan SMA dengan jumlah mencapai 40% sedangkan yang paling sedikit adalah tingkat pendidikan sarjana (SD) dengan jumlah sebanyak 16,67%. Tabel 4.3 Distribusi responden pasien berdasarkan pekerjaan pada ibu post patum di RSUD Prof Dr H.Aloei Saboei Kota Gorontalo No. Pekerjaan Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 IRT 19 63,33 2 Honor 5 16,67 3 PNS 6 20 Jumlah 30 100 Sumber: Data primer 2014 Berdasarkan data pada tabel 4.3, dapat diketahui bahwa ibu post partum yang menjadi responden pada penelitian ini memiliki jumlah responden terbanyak adalah memiliki pekerjaan sebagai IRT dengan jumlah mencapai 63,33%, kemudian kedua terbanyak bekerja sebagai PNS mencapai 20%, sedangkan yang paling sedikit memiliki pekerjaan sebagai honor dengan jumlah sebanyak 16,67%. Tabel 4.4 Distribusi responden pasien berdasarkan bounding pada ibu post patum di RSUD Prof Dr H.Aloei Saboei Kota Gorontalo No. Pelaksanaan Bounding Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 Baik 29 96,67 2 Kurang 1 3,33 Jumlah 30 100
Sumber: Data primer 2014 Berdasarkan data pada tabel 4.4, Diketahui Bounding terlaksana dengan baik mencapai 96,67% sementara yang tidak terlaksana dengan baik sebanyak 3,33% Tabel 4.5 Distribusi responden pasien berdasarkan attachment pada ibu post patum di RSUD Prof Dr H.Aloei Saboei Kota Gorontalo No. Pelaksanaan Attacment Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 Baik 29 96,67 2 Kurang 1 3,33 Jumlah 30 100 Sumber: Data primer 2014 Berdasarkan pada tabel 4.5 Diketahui attacment terlaksana dengan baik mencapai 96,67% sementara yang tidak terlaksana dengan baik sebanyak 3,33%. PEMBAHASAN Umur Berdasarkan distribusi responden pasien berdasarkan umur tabel 4.1 didapatkan bahwa responden terbanyak yaitu berada pada rentan usia 17-25 tahun dikategorikan dewasa muda yaitu sebanyak 11 orang (36,67%), kategori dewasa awal 26-35 tahun berjumlah 10 orang (33,33%) sedangkan kategori dewasa tengah 36-45 tahun berjumlah 9 orang responden yaitu (30%). Hasil penelitian didapat bahwa responden terbanyak adalah pada rentan usia dewasa muda.yaitu sebanyak 11orang, menurut peneliti bahwa pada usia dewasa muda merupakan usia produktif dimana pernikahan banyak terjadi di usia tersebut, faktor umur berpengaruh pada pelaksanaan bounding dan attachment sejalan dengan bertambahnya umur seperti yang dikemukakan oleh (Hendra, 2008) bahwa makin tua umur seseorang maka proses perkembangan mentalnya bertambah baik,akan tetapi pada umur-umur tertentu bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat ketika berumur belasan tahun,menjelang usia lanjut kemampuan menerima dan mengingat suatu pengetahuan akan berkurang. Pendidikan Berdasarkan distribusi responden pasien berdasarkan pendidikan tabel 4.2 di dapatkan pendidikan responden terdiri dari SD-SMP berjumlah 10 orang 30,33%,SMA-DIII berjumlah 14orang 46,67% dan S1 berjumlah 6 orang atau 20% Dari tingkat pendidikan, hasil penelitian yang didapatkan responden terbanyak adalah SMA-DIII. Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat pendidikan itu sangatlah berpengaruh karena banyaknya informasi yang bisa di terima. Antara lain, pengetahuan seorang ibu yang diperoleh melalui pendidikan yang baik utamanya pendidikan dibidang kesehatan sehingga dapat memberikan dukungan positif terhadap pelaksanaan bounding attachment. Sesuai dengan pernyataan Hendra (2008) bahwa tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh. Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin baik pula pengetahuannya. Berdasarkan pernyataan Notoatmodjo (2003).
Pekerjaan Berdasarkan distribusi responden pasien berdasarkan pekerjaan pada tabel 4.3 yang menjadi resaponden terbanyak adalah ibu rumah tangga sebanyak 19orang(63,33%)kemudian PNS sebanyak 6orang(20%), Honor sebanyak 5orang(16,67%) . Hasil penelitian bahwa ibu rumah tangga lebih banyak memiliki waktu dengan bayinya karena ibu rumah tangga lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah dan tidak ada tuntutan untuk membantu suami mencari nafkah, lain halnya dengan seseorang yang bekerja sebagai seorang pegawai negeri, atau honorer yang pastinya akan lebih sering di luar untuk menyelesaikan tugasnya sebagai seorang pegawai, pada akhirnya mereka akan lebih sering menggunakan jasa baby sister atau jasa penitipan anak dan lainnya (Hendra,2008)pada dasarnya ibu pasti ingin memberikan waktu lebih banyak untuk mengadakan kontak dengan anaknya dalam hal ini berupa upaya membangun suasana bounding attachment, seperti adanya saling kepercayaan antara ibu dan bayi. Karena itu sangatlah penting untuk memfasilitasi bounding attachment dengan bayi (Vivian,2010). Bounding Berdasarkan distribusi responden pasien pada tabel 4.4 diketahui bounding pada 30 responden diperoleh hasilnya baik yaitu 29 responden (96,67%) dan tidak terlaksana dengan baik sebanyak 1 responden atau(3,33%). Hasil menunjukkan baik karena adanya pemahaman ibu tentang bounding yang dijelaskan oleh perawat sebelum bayi lahir. Teori dr. Hamilton MP, mengatakan bahwa sikap yang diperlihatkan oleh petugas kesehatan yang memberikan bayi kepada orang tua dan perasaan ibu yang ingin melihat bayinya yang baru lahir, didapatkan hasil buruk yakni 1 (satu) responden (3,33%). karena ibu masih berkonsentrasi pada rasa sakit yang dirasakan oleh kelelahan. Bounding terlaksana dengan baik di kamar bersalin RS Prof. Dr. H. Aloei Saboe dapat dilihat ketika perawat meletakkan bayi diperut ibu, ibu merespon dan antusias ingin segera memeluk bayinya. faktor yang menyebabkan bounding kurang adalah karena ibu yang tidak merespon bayinya karena ibu kelelahan dan berkonsentrasi terhadap nyeri yang dirasakannya. Menurut Rahmawati (2013) bahwa yang menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan bounding adalah ibu dengan resiko tertentu yang tidak mendukung seperti sakit, kondisi fisik, kelelahan, dan lain-lain. Attachment Berdasarkan distribusi responden pasien berdasarkan tabel 4.5 di ketahui attachment pada 30 responden diperoleh hasil baik yakni 29 responden (96,67%) dan tidak terlaksana dengan baik sebanyak 1 (satu) responden (3,33%). Hasil baik dipengaruhi oleh respon yang diberikan oleh ibu melalui kontak mata, membelai rambut bayi, memeriksa tangan dan kaki bayi serta antusias ingin menyusui bayi sesegera mungkin,dan sentuhan kepada bayi yang dibantu oleh perawat di kamar bersalin. Hasil buruk karena di pengaruhi oleh kelelahan dan suasana lingkungan yang kurang mendukung untuk pelaksanaan attachment.ini dapat di lihat saat ibu tidak ingin memeriksa tangan dan kaki bayi,tidak bersemangat memegang bayi dan tidak mau menyusui setelah kelahiran bayi itu di sebabkan oleh keletihan dan nyeri post partum yang di rasakan oleh ibu.
Peranan perawat sangatlah penting dimana perawat mempunyai tanggung jawab terhadap individu secara menyeluruh atau holistik. Dalam teori holistik seluruh organisme hidup saling berinteraksi dimana terjadi gangguan pada satu bagian maka akan mempengaruhi yang lain salah satunya adalah tindakan yang dilaksanakan oleh penolong persalinan dengan meletakkan bayi pada perut ibu segera setelah lahir bertujuan untuk melakukan interaksi awal antara ibu dan bayi pada setiap ibu melahirkan normal sehingga terjadi ikatan batin dan kasih sayang.Oleh karena itu sangatlah penting kiranya bagi petugas kamar bersalin untuk memberikan penjelasan tentang Bounding dan Attachment sehingga terjadi interaksi antara ibu dengan bayi segera setelah lahir. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian mengenai gambaran Bounding dan Attachment pada ibu post partum yang dilakukan di kamar bersalin Rumah Sakit Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan bounding terlaksana dengan baik adalah 96,67% terlaksana dengan baik. 2. Pelaksanaan attachment terlaksana dengan baik adalah 96,67% terlaksana dengan baik. SARAN 1. Perlunya pembuatan prosedur tetap tentang Bounding dan Attachment dikamar bersalin Rumah Sakit Prof.Dr. Hi. Aloei Saboe Gorontalo, dan memberikan pelatihan bagi petugas kamar bersalin. 2. Perlunya dukungan dari Kepala Badan Keperawatan Rumah Sakit khususnya bagian kebidanan dan kandungan tentang pelaksanaan Bounding dan Attachment 3. Bagi yang berminat meneliti topik yang sama, sebaiknya meneliti ibu yang Multipara dengan jumlah populasi yang lebih banyak tanpa membatasi status, pendidikan dan ekonomi sebagai pembanding dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Alimul, Azis (2003). Riset keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika Ambarwati, L.O. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. Ambarwati, L.O., dan Sumiati. Perbedaan Bounding Attachment Pada Ibu Nifas Yang Memberikan Inisiasi Menyusu Dini Dengan Yang Tidak Memberikan Inisiasi Menyusu Dini (Studi Kasus di RSUD Sidoarjo 2013). Embrio Jurnal Kebidanan Vol III, Hal 1-7. Aulia, Anna. 2012. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Bounding Attachment di Ruang Bersalin Yulita Grogol Sukoharjo. Surakarta: Program Studi Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada. Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC. Bobak, I.M. (2000). Perawatan Maternitas dan Ginekologi .Bandung: Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran ________. (2003). Perawatan Maternitas dan Ginekologi .Bandung: Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran
________ (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas . Edisi IV. Cetakan I. Bandung: Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran Chotib. (2009). Perawatan Kebidanan.Bandung: Arcan Hendra (2008) Hasil Penelitian RS Tarakan Koriger (1981). Dasar – Dasar Keperawatan Maternitas. Edisi VI. Jakarta : EGC Kurnia. (2008) Hasil penelitian RS ibu dan anak Pidie Masita. (2006). Bayi Anda Tahun Pertama. Bandung : Arcan Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta : PT Rineka Cipta ________ (2003)Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta : PT Rineka Cipta Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian. Jakarta: Salemba medika. Rahmawati, M., dan Tarmi, W.S. (2013). Hubungan Inisiasi Menyusui Dini Dengan Bounding Attachment Pada Ibu Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas Bungah Kecamatan Gresik. Jurnal Surya, XIV (1), Hal: 71-77. Ratnasari, L. Surbekti, E.L., Wahyundari, A. dan Nurul E.W. 2013. Pengaruh Persalinan Lotus Birth Terhadap Lama Pelepasan Plasenta, Lama Pelepasan Tali Pusat Dan Keberhasilan Bounding Attachment. Jurnal Kebidanan V (02), Hal 46 – 56. Riyanto. (2011). Baby Bounding. Jakarta: Tara Media dan Restu Agung. Suherni, (2007). Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. Vivian, (2010). Hasil Penelitian Bounding Atachment Terhadap Reaksi Ibu Dan Bayi