MENANAMKAN DISIPLIN PADA ANAK MELALUI DAIRY ACTIVITY MENURUT AJARAN ISLAM Oleh : Ani Nur Aeni Abstrak Seringkali orang tua merasa kesulitan untuk mendisiplinkan anak, terkadang karena kesal ketika anak tidak menuruti perintah orang tua, maka cenderung orang tua menyelesaikannya dengan memberikan hukuman kepada anak atau sebaliknya terlampau mengumbar reward. Ketika kita berhadapan dengan anak dengan berbagai keunikannya, maka pandanglah anak sebagai amanah, dzuriyah, fitnah, dan zinah. Dalam menanamkan disiplin kepada anak perlu mempertimbangkan perkembangan psikologis dan pertumbuhan fisik anak, aktivitas yang dilakukan oleh anak secara berulang-ulang akan menjadi sebuah kebiasaan. Kebiasan melakukan hal yang baik pada anak harus diiringi dengan contoh yang baik pula. Dairy activy membantu proses pembiasan perbuatan baik pada anak. Kata Kunci: Displin, Anak, Dairy Activity
A. PENDAHULUAN Seringkali orang tua merasa kesulitan untuk mendisiplinkan anak, terkadang karena kesal ketika anak tidak menuruti perintah orang tua untuk mandi, makan, belajar, dll maka cenderung orang tua menyelesaikannya dengan memberikan hukuman kepada anak atau sebaliknya terlampau mengumbar reward dengan mengiming-iminginya hadiah yang berlebihan, akibatnya hal ini akan dijadikan senjata bagi anak untuk selalu menggolkan keinginnya, parahnya jika anak tak mau tau disaat kondisi keuangan sedang tidak ada sehingga hal itu itu tidak bisa dikabulkan orang tua. Ketika hukuman diberikan kepada anak sebagai upaya untuk mendisiplinkan anak secara tidak langsung orang tua sudah menanamkan kekerasan pada anak, dan pribadi anak menjadi terbelenggu, tidak percaya diri, minder dan sisi negatif lainnya. Namun juga sebaliknya jika hadiah terlalu diobral, maka secara tidak langsung anak dibesarkan dengan pola manja, konsumtif, tidak bertanggung jawab, serta tidak mengenal usaha. Memang, hukuman dan reward sewaktu-waktu boleh kita gunakan. Reward (hadiah) dan punishment harus diberikan pada situasi yang tepat dengan tujuan mendidik. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Djamarah (2002) bahwa bila anak didik mengalami keberhasilan, guru diharapkan memberikan hadiah kepada anak didik (dapat berupa pujian, angka yang baik, dan sebagainya) atas keberhasilannya, sehingga anak didik terdorong untuk melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan-tujuan pengajaran
Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 9 No. 1 - 2011
17
Ani Nur Aeni
Menanamkan Disiplin Pada Anak
Reward juga diberikan dengan tujuan untuk meningkatkan motivasi. Motivasi pada anak akan tumbuh jika ada faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berawal dari dalam diri anak yang dapat mendorongnya untuk melakukan sesuatu, sedangkan faktor ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu anak yang mendorongnya untuk melakukan suatu perbuatan. Syah (2007) mengelompokkan reward pada motivasi ekstrinsik “pujian, hadiah, peraturan/tata tertib sekolah, suri teladan orang tua dan guru merupakan contoh konkret motivasi eksternal yang dapat mendorong siswa untuk belajar” Lalu, bagaimana upaya yang ditempuh untuk menanamkan disiplin pada anak? Bahasan berikut ini adalah mengenai penanaman disiplin pada anak dengan membiasakan melakukan kegiatan harian melalui dairy activity. B.
BEBERAPA KONSEP DASAR
Dalam pembahasan ini dikupas mengenai penanaman disiplin pada anak dengan menggunakan metode pembiasaan melalui kegiatan harian dengan bantuan media diary activity. Untuk itu, perlu difahami beberapa istilah yang dibahas dalam, yaitu: Disiplin adalah keta’atan atau kepatuhan kepada peraturan (tata tertib) (KBBI, 2005: 264). Disiplin adalah sikap mental untuk mau mematuhi peraturan dan bertindak sesuai dengan peraturan secara suka rela. Adapun penanaman disiplin adalah usaha melatih dan mengajarkan seseorang untuk selalu bertindak sesuai dengan peraturan yang ada secara suka rela. Kegiatan harian adalah kegiatan yang dilakukan setiap hari (oleh anak) mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi yang dikategorikan berdasarkan waktu pagi/subuh, siang, dan malam hari. Pembiasaan adalah berintikan pengalaman. Yang dibiasakan adalah sesuatu yang diamalkan. Inti pembiasaaan adalah pengulangan (Tafsir, 2005: 144). Diary activity adalah suatu media/alat bantu untuk membantu dalam proses penanaman kedisiplinan kepada anak, media ini dapat terbuat dari papan atau kertas yang memuat kegiatan harian anak mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali yang didesain dengan sangat menarik dengan tujuan menumbuhkan motivasi dan setiap kegiatan tersebut diberi reward dengan membubuhkan gambar yang disukai anak (atau gambar lainnya). Anak yang dimaksud adalah anak pada tahap pertama yang digolongkan pada usia 0-6 tahun (Darajat, 2003).
18
Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 9 No. 1 - 2011
Menanamkan Disiplin Pada Anak
Ani Nur Aeni
C. HAKEKAT ANAK DALAM PANDANGAN ISLAM 1. Anak Sebagai Amanah Anak adalah amanah Allah SWT kepada para orang tua yang dikehendakiNya. Kedua orang tuanya berkewajiban memelihara, menjaga, memberi bimbingan, arahan dan didikan yang layak. Melalaikan pendidikan anak atau melakukan penyelewengan pendidikan anak, berarti telah mengkhianati amanah yang telah diberikan Allah. Anak adalah amanah yang akan dimintakan pertanggungjawabannya kelak di hadapan Allah, sebagaimana dijelaskan Allah SWT dalam firmanNya pada surat At Tahrim ayat 6: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaga-penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS At Tahrîm [] : 6) 2.
Anak Sebagai Dzuriyah
Anak adalah keturunan atau generasi penerus bagi orang tua dan bangsanya. Dengan hadirnya anak, para orang tua merasa ada pihak yang akan meneruskan garis keturunannya. Anak atau al-walad, termasuk didalamnya adalah anak laki-laki atau perempuan merupakan keturunan yang dianugrahkan Allah sebagai penyenang hati seperti firmannya dalam Q.S. Al-Furqan: 74. “Dan orang-orang yang berkata ’ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dannjadikanlah kami imam bagi orang-orangyang bertaqwa’.” (QS Al Furqân [] : 74) Anak adalah pelestari pahala, maksudnya jika anak tumbuh dewasa dan menjadi anak yang saleh atau salehah yang senantiasa mendo’akan orang tuanya serta menjadi manusia yang berguna bagi agama dan bangsanya; jika anak tumbuh menjadi generasi yang baik (Dzuriyyah thoyyibah) yaitu generasi yang patuh kepada perintah Allah, maka orang tua akan terus mendapat kiriman pahala meskipun mereka telah meninggal dunia: “Apabila anak adam meninggal dunia, terputus amalnya kecuali tiga perkara; shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak soleh yang mendo’akannya” Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 9 No. 1 - 2011
19
Ani Nur Aeni
3.
Menanamkan Disiplin Pada Anak
Anak Sebagai Fitnah
Dalam Al Qur’an Surat Al Anfal Ayat 28 Allah Berfirman: “Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu adalah fitnah dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (Q.S. Al-Anfal [7]: 28) Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa fitnah anak bisa menjerumuskan ke dalam kemaksiatan, namun disisi lain justru bisa menjadi peluang meraih pahala yang besar dari Allah swt. Dan makna yang kedua itulah yang dikehendaki oleh Allah, sehingga Allah mengingatkannya diakhir ayat yang berbicara tentang fitnah anak “dan di sisi Allah-lah pahala yang besar” . Fitnah anak dapat menjadi sebab seseorang terjerumus dalam banyak dosa dan kemaksiatan, demikian juga dapat menjadi sebab mendapatkan pahala yang besar. Inilah yang dimaksud dengan ujian yang Allah uji pada anak dari seseorang. Fitnah anak juga bisa berarti menyibukkan atau memalingkan dan menjadi penghalang seseorang dari mengingat dan mengerjakan amal taat kepada Allah, seperti yang digambarkan oleh Allah tentang orang-orang munafik sehingga Dia menghindarkan orang-orang beriman dari kecenderungan ini dalam firman-Nya: "Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi”. (Q.S. Al-Munafiqun [] : 9). 4.
Anak Sebagai Zinah
Anak adalah zinah atau perhiasan dalam kehidupan di dunia sebagaimana Firman Allah: “Harta dan anak-anak adalah perhiasan dunia, tapi amalan-amalan yang kekal lagi shaleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta menjadi lebih baik untuk menjadi harapanmu” (Q.S. Al Kahfi [18] : 46) Dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman: “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak, dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup didunia; dan disisi Allah lah tempat kembali yang baik (surga)“ (Q.S.Al-Imran [3] :14)
20
Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 9 No. 1 - 2011
Menanamkan Disiplin Pada Anak
Ani Nur Aeni
Fungsi hiasan adalah untuk mempercantik, memperindah, memperanggun sekitarnya. Perhiasan merupakan sesuatu yang indah dan menyenangkan. Karena itu anak dapat tumbuh dengan “indah” dan menyenangkan bagi orang lain khususnya orang tuanya sendiri ketika anak tersebut menjadi anak yang shaleh yang selalu menjadi harapan. Anak shaleh adalah penyambung ikhtiar dan peringan beban orang tua. Anak juga akan bisa menambah semangat dalam diri para orang tua dalam mengarungi perjuangan hidup di dunia ini. Orang tua akan merasakan kesenangan akan kehadiran anak, jika pada dirinya masih ada fitrah insaninya. Keberadaan fitrah insani merupakan modal dasar terjaminnya perlindungan hak anak oleh keluarga. Eksisnya rasa sayang orang tua terhadap anak dan keberadaan anak yang membawa kesenangan bagi orang tua akan membuat orang tua rela berkorban apa saja untuk memenuhi semua kebutuhan anak. Perhiasan juga mengandung makna sesuatu yang tidak selalu hakiki atau esensial sehingga seperti dialami banyak orang, dapat mengecoh atau tampil sebagai barang palsu. Anak pun sama dengan kekayaan, dapat berubah menjadi menyusahkan jika orang tua itu gagal mendidiknya. Jika orang tua berhasil mendidik anaknya dengan baik, maka ia akan tumbuh dan berkembang menjadi anak yang shaleh. D. PRINSIF-PRINSIF PENDIDIKAN PADA ANAK : 1.
Berorientasi pada Perkembangan Anak Manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan tahapan usianya. Orang tua dan guru harus mengetahui perkembangan anak. Karakteristik anak usia 0-6 tahun adalah masa-masa peniruan dan penanaman kebiasaan. Orang tua tidak boleh memperlakukan anak seperti orang dewasa karena karakteristik usia yang berbeda. Pendidikan pada anak ditujukan untuk mengembangkan potensi anak sesuai dengan karakteristiknya dan membantu anak tumbuh sesuai dengan usianya. 2.
Berorientasi pada Kebutuhan Anak Usia anak 0-6 tahun adalah usia yang masih lekat dengan sosok ibu sebagai pelindung. Pada usia ini anak butuh curahan kasih sayang, perhatian dari orang tua terutama ibu. Pada usia ini juga merupakan masa-masa anak untuk bereksplorasi, anak mencoba mengungkapnya sendiri hal-hal yang membuat dia penasaran. Pertanyaan-pertanyaan yang ada dibenaknya dicoba dijawab dengan melakukan tindakan yang terkadang tidak difahami oleh orang tua. Oleh karena itu berilah ruang kepada anak untuk mengembangkan potensi, bereksplorasi, berimajinasi.
Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 9 No. 1 - 2011
21
Ani Nur Aeni
Menanamkan Disiplin Pada Anak
3.
Bermain sambil Belajar atau Belajar Seraya Bermain Dunia anak adalah dunia bermain. Bermain bagi anak menjadi sebuah kebutuhan. Belajar dapat dilakukan dengan cara tidak membelenggu anak, yaitu melalui permainan. Dan suasana bermain menjadi ajang belajar bagi anak. Dengan demikian tidak ada ruang bagi anak yang terbebas dari unsur bermain dan belajar, karena belajar sambil bermain dan bermain dijadikan ajang untuk belajar. 4.
Lingkungan yang kondusif Anak akan merasa tenang dan tentram jika suasana juga tenang dan tentram. Suasa lingkungan dan psikologis anak serta orang tua sangat menentukan keberhasilan dalam menanamkan nilai pendidikan kepada anak. Lingkungan rumah yang tidak tertata dengan apik tidak akan membawa dampak yang lebih baik pada keberhasilan pendidikan anak di rumah demikian juga pengaruh kejiwaan orang tua yang sedang stress, emosi, guncang akan berdampak pada aspek psikologis anak. Oleh karena itu jika kita ingin menjadikan anak kita memiliki mental healty yang baik ciptakanlah suasana lingkungan yang kondusif. 5.
Berpusat pada anak Pendidikan kepada anak artinya pendidikan yang diberikan kepada anak dengan mengekplorasi kemampuan anak. Biarkanlah anak melakukan aktivitas yang disukainya selama berada dalam pengawasan. 6.
Menggunakan pembelajaran terpadu Jika anak dibina disekolah/PG, maka sebaiknya materi yang diberikan kepada anak sebaiknya dalam pola terpadu, jangan mengkotak-kotakkan daya nalar anak melalui pemisahan kategorisasi ilmu. Misalnya anak dilatih belajar memasak, pada aktivitas memasak itu anak dikenalkan konsep berhitung, sains, pengetahuan social, etika, dll. Hal ini untuk menanamkan konsep kepada anak bahwa hidup itu tidak bisa berdiri sendiri. 7.
Mengembangkan berbagai kecakapan hidup Potensi yang harus dikembangkan pada anak meliputi aspek kognitif, afeksi, dan psikomotor. Untuk dapat hidup di masyarakat anak tidak bisa hanya mengandalkan kecapakan intelektual saja, namun tak kalah pentingnya adalah kecakapan afeksi dan psikomotor. Ketiga kecakapan ini harus secara seimbang diberikan kepada anak untuk menyiapkan anak menjadi generasi yang siap kompetitif.
22
Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 9 No. 1 - 2011
Menanamkan Disiplin Pada Anak
Ani Nur Aeni
8.
Menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar Di rumah media apapun dapat dijadikan bahan untuk melakukan pendidikan anak, demikian juga suasana, inilah yang disebut dengan situasi belajar. Lingkungan alam sekitar menjadi sumber belajar bagi anak. 9.
Dilaksanakan secara bertahap dan berulang–ulang Aktivitas anak harus dilakukan secara bertahap dan berulang-ulang. Pengulangan ini bertujuan untuk menumbuhkan kebiasaan kepada anak, dan dilakukan secara bertahap supaya anak tidak merasa berat atau terbebani. 10. Aktif, Kreatif, Inovatif, Efektif, dan Menyenangkan Inilah prinsif yang tidak boleh hilang pada pola pendidikan anak dimanapun (keluarga, masyarakat ataupun sekolah). E.
PENANAMAN DISIPLIN PADA ANAK MELALUI DIARY AKTIVITY 1. Pola Penanaman Disiplin dengan Pembiasaan Menanamkan disiplin kepada anak tidak selalu dengan memberikannya aturan yang tegas. Yang paling penting, Anda harus membimbingnya serta memberikan pembelajaran hidup yang tepat Pada dasarnya, penanaman disiplin yang dilakukan oleh orangtua kepada anak bertujuan untuk mengatur perilaku agar menjadi anak yang baik. Namun kenyataannya, sering kali disiplin diterapkan secara kaku tanpa melihat kebutuhan perkembangan anak. Untuk menumbuhkan kedisiplinan pada anak maka dilakukanlah pembiasaan. Kadang-kadang ada kritik terhadap pendidikan dengan pembiasaan karena cara ini tidak mendidik anak untuk menyadari dengan analisis apa yang dilakukannya. Kelakuannya berlaku secara otomatis tanpa ia mengetahui baik buruknya. Memang benar, sekalipun demikian, menurut Tafsir (2005) tetap saja metode pembiasaan sangat baik digunakan karena yang dibiasakan biasanya adalah yang yang baik dan benar, kita tidak boleh membiasakan anak-anak kita melakukan atau berprilaku buruk. Ini perlu disadari oleh guru dan orang tua sebab perilaku guru dan orang tua yang berulang-ulang, sekalipun dilakukan secara main-main akan mempengaruhi anak didik untuk membiasakan perilaku itu. Metode pembiasaan berjalan bersama-sama dengan metode keteladanan, sebab pembinaan ini dicontohkan oleh orang tua/guru. Demikian pula pembiasaan dilakukan untuk pembinaan pribadi anak. Setiap orang tua hendaknya menyadari bahwa dalam pembinaan pribadi anak sangat diperlukan pembiasaan-pembiasaan dan latihan-latihan yang cocok dan sesuai dengan perkembangan jiwanya. Karena pembiasaan dan latihan tersebut
Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 9 No. 1 - 2011
23
Ani Nur Aeni
Menanamkan Disiplin Pada Anak
akan membentuk sikap pada anak, yang lambat laun sikap itu akan bertambah jelas dan kuat, akhirnya tidak tergoyahkan lagi, karena telah masuk menjadi bagian dari pribadinya. 2.
Prinsif Dairy Activity
Pada dairy activity memuat waktu dan jenis kegiatan yang harus dilakukan oleh anak, pada dasarnya dairy activity adalah sebagai alat bantu untuk membiasakan siswa melakukan kegiatan, oleh karena itu ketika dairy activity digunakan perlu diperhatikan prinsif-prinsif berikut ini, yaitu: a. Penentuan waktu secara kaku pada dairy activity tidak dimaksudkan untuk memperlakukan anak seperti robot tetapi hanya sebagai proses pembiasaan. b. Dairy Activity ditujukan untuk membiasakan anak melakukan kegiatan yang baik secara berulang-ulang. c. Penentuan waktu/jam pada Dairy Activity adalah tentative. d. Penentuan jenis kegiatan pada Dairy Activity adalah kegiatan baik yang rutin dilakukan anak, yang pada awalnya anak sulit untuk mematuhinya. e. Sewaktu-waktu, berilah peluang kepada anak untuk mencantumkan jenis kegiatannya sendiri pada dairy activity miliknya. f. Pada hari-hari istimewa berilah anak dairy activity dengan jenis kegitan yang istimewa pula, misalnya pada saat hari raya, ulang tahun, atau pada saat anak memperoleh keberhasilan yang sangat dibanggakan. 3.
Contoh Media Diary Activity
Media Dairy Activity yang saya buat adalah terbuat dari stereofom dan kertas. Aktivitas harian diklasifikasikan kepada 4 kelompok yaitu: pagi, siang, sore, dan malam. a. Kegiatan Pagi Hari 1) Jam 05.00 : anak bangun dan shalat shubuh Unsur pembiasaan dan disiplin pada bangun tidur adalah: a) berdo’a bangun tidur b) Tidak menangis/rewel ketika bangun tidur c) Membereskan tempat tidur d) Segera pergi ke kamar mandi Unsur pembiasaan dan disiplin pada shalat adalah: a) beribadah mahdhah b) Berwudlu sebelum melaksanakan shalat c) Tertib gerakan shalat 24
Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 9 No. 1 - 2011
Menanamkan Disiplin Pada Anak
d) e) 2)
Ani Nur Aeni
Tidak mengakhiri shalat sebelum genap jumlah rakaat Menepati waktu
Jam 07.00: anak makan dan sarapan Unsur pembiasaan dan disiplin pada mandi adalah: a) berdo’a masuk dan keluar kamar mandi b) Membuka pakaian sendiri dan menyimpannya di tempat cucian c) Menyimpan kembali peralatan mandiri pada tempatnya Unsur pembiasaan dan disiplin pada makan a) Berdoa sebelum dan sesudah makan b) Memakai tangan kanan c) Menghabiskan makanan d) Belajar makan sendiri e) Membereskan peralatan makan sendiri
3) Jam 07.30: anak berangkat ke sekolah Unsur pembiasaan dan disiplin pada berangkat sekolah a) Menepati waktu b) Mengenal lingkungan yang berbeda c) Mematuhi peraturan yang datang selain dari orang tua d) Menggunakan dan mnyimpan peralatan sekolah 4) Jam 10.00: anak pulang sekolah Unsur pembiasaan dan disiplin pada pulang sekolah a) Tempat pulang adalah rumah b) Menepati waktu c) Mengucapkan salam (ketika berpisah dan berjumpa) d) Mengganti baju seragam dan menyimpannya di tempatnya e) Meyimpan peratan sekolah di rumah pada tempatnya b.
Kegiatan Siang Hari 1) Jam 11.00: anak bermain Unsur pembiasaan dan disiplin pada bermain a) Mengunakan mainan dengan apik b) Menyimpan kembali mainan pada tempatnya c) Bergaul dengan teman sebaya 2)
Jam 12.00: anak shalat dhuhur dan makan siang Unsur pembiasaan dan disiplin pada shalat adalah: a) Ibadah Mahdah
Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 9 No. 1 - 2011
25
Ani Nur Aeni
Menanamkan Disiplin Pada Anak
b) c) d) e)
Berwudlu sebelum melaksanakan shalat Tertib gerakan shalat Tidak mengakhiri shalat sebelum genap jumlah rakaat Menepati waktu
Unsur pembiasaan dan disiplin pada makan adalah: a) Berdoa sebelum dan sesudah makan b) Memakai tangan kanan c) Menghabiskan makanan d) Belajar makan sendiri e) Membereskan peralatan makan sendiri 3)
c.
26
Jam 01.00: anak tidur siang Unsur pembiasaan dan disiplin pada tidur adalah a) Berdo’a sebelum dan bangun tidur b) Memberikan hak kepada tubuh untuk istirahat c) Membersihkan badan sebelum dan setelah tidur d) Tidak pipis di kasur
Kagiatan Sore Hari 1) Jam 03.00: anak shalat ashar Unsur pembiasaan dan disiplin pada shalat a) Ibadah mahdhah b) Berwudlu sebelum melaksanakan shalat c) Tertib gerakan shalat d) Tidak mengakhiri shalat sebelum genap jumlah rakaat e) Menepati waktu 2)
Jam 04. 00: anak mandi, makan, dan mengaji Unsur pembiasaan dan disiplin pada mengaji: a) Ibadah b) Berbusana sesuai acara c) Berdo’a d) lingkungan religious
3)
Jam 05.00: berkumpul dengan keluarga Unsur pembiasaan dan disiplin pada berkumpul dengan keluarga adalah: a) Keluarga adalah segalanya b) Menghormati orang yang lebih tua c) Memperhatikan waktu Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 9 No. 1 - 2011
Menanamkan Disiplin Pada Anak
d.
Ani Nur Aeni
Kegiatan Malam Hari 1) Jam 06.00: anak shalat maghrib Unsur pembiasaan dan disiplin pada shalat adalah: a) Ibadah mahdhah b) Berwudlu sebelum melaksanakan shalat c) Tertib gerakan shalat d) Tidak mengakhiri shalat sebelum genap jumlah rakaat e) Menepati waktu 2)
Jam 07.00: anak belajar dan shalat isya Unsur pembiasaan dan disiplin pada belajar a) Bertanggung jawab terhadap tugas b) Bekerja keras c) Menjadi dewasa
3)
Jam 08.00: anak tidur Unsur pembiasaan dan disiplin pada tidur a) Berwudlu sebelum tidur b) Berdo’a sebelum dan bangun tidur c) Memberikan hak kepada tubuh untuk istirahat d) Tidur dalam kondisi bersih e) Tidak pipis di kasur f) Tidur sendiri di kamar Tabel 1 Media Diary Activity
Pagi
Kegiatan
Siang
Reward
Kegiatan
Sore
Reward
Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 9 No. 1 - 2011
Kegiatan
Malam
Reward
Kegiatan
Reward
27
Ani Nur Aeni
28
Menanamkan Disiplin Pada Anak
05.00
11.00
03.00
06.00
07.00
12.00
04.00
07.00
07.30
01.00
05.00
08.00
Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 9 No. 1 - 2011
Menanamkan Disiplin Pada Anak
Ani Nur Aeni
10.00
Keterangan:
1. 2.
F.
= kegiatan dilakukan dengan baik Jika anak tidak melakukan kegiatan tersebut maka tidak ada reward Setiap pekan hitung jumlah reward, untuk target tertentu orang tua dapat memberikan hadiah yang beragam kepada anak
PENUTUP
Dalam menanamkan disiplin kepada anak perlu mempertimbangkan perkembangan psikologis dan pertumbuhan fisik anak, aktivitas yang dilakukan oleh anak secara berulang-ulang ulang akan menjadi sebuah kebiasaan. Kebiasan melakukan hal yang baik pada anak harus diiringi gi dengan contoh yang baik pula. Dairy activy membantu proses pembiasan perbuatan baik pada anak. G. DAFTAR PUSTAKA Al-Quran Darajat, Zakiah. (2003). Ilmu Jiwa Agama. Agama Jakarta: PT Bulan Bintang. Djamarah, Syaiful Bahri. (2002). Psikologi Belajar. Belajar Jakarta: PT. Rineka Cipta. Syah, Muhibbin. (2003). Psikologi Belajar. Belajar Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Tafsir, Ahmad. (2005). Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Islam Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Tim Penyusun. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Jak Balai Pustaka.
Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 9 No. 1 - 2011
29