ANESTESI REGIONAL
Department of Anesthesiology Faculty Of Medicine Padjadjaran University
Anestesi Umum
Regional
I.V I.M Inhalasi P.O P.Rectal
Topikal Infiltrasi Field Block Blok Saraf Tepi Spinal Epidural Intra Vena
KOMBINASI
ANESTESI UMUM : Impuls masih sampai ke C.N.S.
Cortisol Cathecolamin Tachycardi Gula darah
ANESTESI REGIONAL : Impuls kurang / tidak sampai ke C.N.S. Blokade segmen TH5 – L1 berarti splanchnic sympathic system terblok Cortisol N / Cathecolamine N /
KEUNTUNGAN : Sederhana, murah Non eksplosif Tidak polusi Alat sederhana Perawatan pasca bedah mudah Sadar resiko aspirasi (-) Perdarahan Respon otonom-endokrin
KERUGIAN : Pasien ingin tidak sadar Tidak praktis bila perlu beberapa kali suntikan Takut operasi belum selesai efek obat habis Efek samping serius, sulit diatasi
Obat Lokal Anestesi 1. Ester Compound
Cocaine Procaine / Novocaine Tetracaine / Pontocaine
2. Amide Compound
Xylocaine / Lidocaine Prilocaine / Citanest Bupivacaine / Marcaine Etidocaine / Duranest
Agent
Concent: Clinical use
Onset & Duration
Max:Single dose
Potency
Cocaine
4-10% Topikal
Slow 30’
150 Mg
-
Procaine
Infiltrasi 1% Epidural 2% Plexus blok 2% Spinal 10%
Slow 30’-45’
500 Mg – EPI 600 Mg + EPI 10–12 Mg/Kg
Low
Chloro procaine
Infiltrasi 1% Epideral 2% Plexus block 2%
Rapid 45’-60’
600 Mg – EPI Interme diate 650 Mg + EPI 10-15 Mg/Kg
Tetracaine
Topikal 0,5-1% Infiltr 0,1-0,2% Epidrl 0,4-0,5% Spinal 1%
Slow 180’-300’
100 Mg 2 Mg/Kg
High
Agent
Concent: Clinical use
Onset & Duration
Max:Single dose
Potency
Xylocaine
Infiltr 0,5-1% Epidural 1-2% N.block 1-1,5% Topical 4% Spinal 5%
Rapid 60’-120’
300 Mg – EPI Interme diate 500 Mg + EPI 7-8 Mg/Kg
Prilocaine
sda
Slow 60’-120’
175 Mg – EPI Interme diate 250 Mg + EPI 3-4 Mg/Kg
Bupivacaine
Infilt 0,25-0,5% N.blok 0,5-0,75% Spinal 0,5%
Slow >180’>300’
175 Mg – EPI 250 Mg + EPI 3 – 4 Mg/Kg
High
Etidocaine
Infiltrasi 0,5% N.blok 0,5-1% Epidrl 1-1,5%
Rapid >180’ >300’
300 Mg – EPI 400 Mg + EPI 4-5 Mg/Kg
High
Metabolism
Allergy
Sterilis : (Heat)
ESTER.C
Hydrolisa (Ps.Choline) Plasma
(+) PABA
(-)
AMIDE.C
Degradasi Liver
(-)
(+)
General Anesthesia • All sensation loss • Unconscious
sensory cortex cerebral
Subarachnoid Lokal/Regional Anesthesia • Partial sensation loss • Conscious Epidural
Nerve Ending Medula Spinalis
Gambaran anestesi pada obat anestesi lokal ditentukan oleh : Lipid solubility potensi intrinsik
Makin larut, makin poten Procaine L.S. = 1 Bupivacaine L.S. = 30 Etidocaine L.S. = 140 90 % Axollemma = lipid
Protein binding Protein binding lama kerja Procaine P.B. = 5 Bupivacaine P.B. = 95 Protein membran = 10%
p Ka
P Ka = pH dimana bentuk ion dan non ion seimbang Untuk mula kerja bila pKa mendekati pH jaringan onset of action lebih cepat p Ka lidocaine = 7,7 Bupivacaine = 8,3 Non nervous tissue difussibility : dengan
mula kerja
Intrinsic vasodilator activity Potensi
dan lama kerja Derajat absorbsi vaskuler, tergantung blood flow bila vasodilatasi obat cepat habis Semua obat anestesi lokal vasodilatasi kecuali cocaine. Lidocaine > Mepivacaine
Maka ada 3 golongan obat anestesi lokal 1. Potensi rendah & lama kerja pendek
Procaine chloroprocaine
Potensi sedang & lama kerja sedang
2.
Lidocaine Mepivacaine Prilocaine
Potensi kuat & lama kerja panjang
3.
Bupivacaine Tetracaine Etidocaine
Spinal Anestesi L.A Subarachnoid space
Blokade anterior Blokade posterior
Serabut saraf dari kecil besar Otonom Sakit Temperatur motorik
Blokade otonom 2 – 3 segmen lebih
tinggi dari level analgesi kulit Blokade motoris 2 – 3 segmen lebih
rendah dari level analgesi kulit
indikasi Operasi abdomen terutama bawah Operasi Hernia Inguinalis Operasi ekstrimitas bawah Operasi kandung kencing dan prostat Operasi kebidanan
Keuntungan Penderita tetap sadar Relaxasi cukup baik Komplikasi paru post op hampir (-) Perdarahan selama op berkurang
Kerugian Hypotensi Tensi turun sekali Durante & post op muntah / mual-mual Sakit kepala post op Kadang ada gangguan nafas
Penatalaksanaan Cairan 0,5 – 1 L Post suntikan : Test analgesi anestesi Monitor nafas Susah nafas O2 masker Paralise intercostal & diafragma bantuan nafas Tensi < 100 mmHg hypotensi • < 100 mmHg cairan 2 – 3 fles • O2 mask • Ephedrine : 10 – 15 Mg I.V. / 25-50 Mg I.M. (Vasopressor) Pasien resiko tinggi, coroner / cerebral ischaemi Ephedrine drip dini
Terapi Tidur terlentang 24 jam Banyak minum / infus Gurita Analgetik Epidural Blood Patch
Epidural Analgesia Di daerah lumbal, thoracal, caudal Indikasi dan kontraindikasi = spinal
anestesi Keuntungan spinal dibandingkan epidural :
Obat anestesi lokal lebih sedikit Onset lebih singkat Level anestesi lebih pasti Teknik lebih mudah
Keuntungan epidural dibandingkan
spinal :
Bisa segmental Tidak terjadi headache post op Hypotensi lambat terjadi Efek motoris lebih kurang Dapat 1–2 hari dengan kateter post op pain
Kerugian epidural dibandingkan spinal :
Teknik lebih sulit Jumlah obat anestesi lokal lebih besar Reaksi sistemis Total spinal anestesi Obat 5–10x lebih banyak untuk level analgesi yang sama
Keuntungan epidural dibandingkan
anestesi umum :
Sedikit pengaruh pada respirasi Diperoleh analgesi, relaksasi otot dan usus Dapat diberikan pada pasien dengan kontra indikasi muscle relaxant
Anatomi Duramater berakhir di S2
Diameter ± 0,5 cm, paling besar di L2 Jarak rata-rata dari kulit 4-5 cm Ruang epidural berisi jaringan ikat,
lemak, vena, arteri, pembuluh lymfe dan saraf Vena distensi pada : batuk, hamil, mengedan Foramen intervertebralis lebih permeabel pada usia muda
Metode menentukan ruang epidural Metode
Loss of Resistance Metode Hanging Drop Bila pakai udara jangan lebih dari 3 ml
komplikasi Tertusuk duramater Post
spinal headache Total spinal anestesi Reaksi sistemis : akibat obat anestesi
lokal dan epinephrin
Caudal Analgesi Indikasi : operasi perineal Kontra indikasi : = epidural Cara : 1. Cari cornu sacralis kanan-kiri 2. Diantaranya adalah membran sacro coccygeal hiatus sacralis
Kerugian :
Sulit mencapai level analgesi yang tinggi Bisa terjadi relaksasi sistemik Kegagalan 5-10% Komplikasi : = epidural
DRUGS
DURATION
MAX : DOSE
Cocaine
4%
30’
200 Mg
Xylocaine
2-4%
15’
200 Mg
Tetracaine
0,5%
45’
50 Mg