1
ANEMIA IBU HAMIL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DIWILAYAH PUSKESMAS KECAMATAN KEBAYORAN LAMA JAKARTA SELATAN TAHUN 2013 Noviyana Idwiyani*⁾, dan Sri Tjahyani Budi Utami **⁾ *⁾Program Studi Bidan Komunitas FKM UI, **⁾Dosen Departemen Kesling FKM UI ABSTRAK Anemia dalam kehamilan merupakan sebab potensial morbiditas serta mortalitas ibu dan anak. Bagi ibu, dapat mengakibatkan abortus, partus prematurus, partus lama karena inertia uteri, perdarahan post partum karena atonia uteri, syok, infeksi baik intra partum maupun post partum. Bagi hasil konsepsi anemia dalam kehamilan dapat mengakibatkan : kematian mudiqah, kematian prenatal, prematuritas, dapat terjadi cacat bawaan, dan cadangan besi kurang. Di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama terjadi peningkatan kasus anemia ibu hamil dari tahun 2009 hingga tahun 2012 yaitu pada tahun 2009 sebanyak 6%, 2010 sebanyak 9%, 2011 sebanyak 12 % dan tahun 2012 sebanyak 17% kasus anemia pada ibu hamil. Karena hal tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kejadian anemia ibu hamil dan faktor-faktor yang berhubungan di puskesmas Kecamatan kebayoran lama tahun 2013. Desain penelitian ini adalah case control dengan tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah total kasus dan random sampling untuk kontrol dengan jumlah sampel 55 kasus dan 55 kontrol. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder dan data primer. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan lima variabel yang secara statistik memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian anemia pada ibu hamil yaitu pengetahuan dengan nilai p = 0,000 dan PR= 4,106 , pendidikan dengan nilai p =0,013 dan nilai PR=1,688, sikap dengan nilai p=0,007 dan PR= 3,860, frekuensi ANC dengan nilai p=0.000 dan PR=3,407, dan konsumsi Tablet besi dengan nilai P=0.000 dan PR=4,106, Sedangkan lima variabel yang lain tidak memiliki hubungan yang bermakna. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara sosiodemografi yang mencakup pengetahuan, pendidikan, sikap dan ANC yang mencakup frekuensi ANC, konsumsi Tablet besi. Saran yang disampaikan bagi Puskesmas adalah peningkatan pengetahuan masyarakat terutama ibu hamil tentang anemia melalui penyuluhan, pendekatan dalam pengawasan konsumsi TTD. Ibu hamil, perlu peningkatan informasi tentang anemia, makanan yang bergizi terutama mengandung zat besi dan kesadaran dalam mengkonsumsi TTD secara teratur. Kata Kunci : Anemia pada ibu Hamil ABSTRACT Anemia in pregnancy is a potential cause of morbidity and mortality of mothers and children. For the mother, can result in abortion, parturition prematurus, prolonged labor due to uterine inertia, postpartum hemorrhage due to uterine atony, shock, infection both intra partum and post partum. For the products of conception can cause anemia in pregnancy: mudiqah death, prenatal death, prematurity, birth defects can occur, and less iron reserves. Kebayoran Lama sub-district health centers in an increase in anemia cases pregnant women from 2009 through 2012 that in 2009 as much as 6%, in 2010 as much as 9%, 2011 of 12% and by 2012 as many as 17% of cases of anemia in pregnant women. Because of these conditions, this study aims to describe the incidence of maternal anemia and associated factors in Kebayoran Lama subdistrict health centers in 2013. The study design was a case-control with the sampling technique used is total random sampling of cases and controls with a sample of 55 cases and 55 controls. The data was collected using secondary data and primary data. While the analysis
Anemia pada..., Noviyana Idwiyani, FKM UI, 2013
Universitas Indonesia
2
of the data used is Chi-square. The results showed that five variables have a statistically significant association with the incidence of anemia in pregnant women with the knowledge that the value of p = 0.000 and PR = 4.106, education with value = 0.013 and p = 1.688 PR value, attitudes to the value of p = 0.007 and PR = 3.860, frequency of ANC with p = 0.000 and PR = 3.407, and consumption of iron tablets with a value of P = 0.000 and PR = 4.106, while the other five variables have no meaningful relationship. It can be concluded that there is a significant association between sociodemographic which includes knowledge, education, attitude and ANC ANC that includes frequency, consumption of iron tablets. Suggestions submitted to the Health Center is to increase public knowledge about anemia, especially pregnant women through counseling, supervision approach in consumer TTD. Pregnant women, need to increase information about anemia, especially nutritious food containing iron and awareness in TTD consume regularly. Keywords: Anemia in pregnant mothers PENDAHULUAN Anemia gizi adalah kekurangan kadar hemoglobin (HB) dalam darah yang disebabkan karena kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan HB tersebut (Profil Kesehatan Provinsi Indonesia. 2010). Wanita hamil merupakan salah satu kelompok yang rentan masalah gizi terutama anemia gizi besi. Kriteria anemia yang ditetapkan WHO untuk ibu hamil adalah <11,0 gr/dl dan untuk wanita tidak hamil adalah <12,0 gr/dl(Evawany Aritonang, 2010). Anemia pada ibu hamil disamping disebabkan karena kemiskinan dimana asupan gizi sangat kurang, juga dapat disebabkan karena ketimpangan gender dan adanya ketidaktahuan tentang pola makan yang benar. Ibu hamil memerlukan banyak zat gizi untuk memenuhi kebutuhan pada dirinya dan janinnya. Kekurangan zat besi mengakibatkan kekurangan
hemoglobin
(HB)
dimana
zat
besi
sebagai
salah
satu
unsure
pembentuknya(Tarwoto dan Wasnidar, 2007). Menurut data Survey Demografi Kesehatan (SDKI) 2007 angka kematian ibu melahirkan di Indonesia adalah 228 per 100.000 bayi kelahiran hidup. Dibandingkan dengan Negara Asia Tenggara yang lain, angka di Indonesia masih tinggi. Masalah gizi pada ibu hamil juga berdampak pada angka kematian bayi. Data SDKI tahun 2007 menunjukkan 34 kematian bayi per 1000 kelahiran hidup. WHO menyatakan bahwa prevalensi (persentase) anemia secara global pada ibu hamil adalah 51% sedangkan anemia pada wanita secara keseluruhan adalah 35%(Evawany Aritonang, 2010). Ditahun 1990, prevalensi anemia kurang besi pada ibu hamil justru meningkat sampai 55%(WHO,1990) angka tersebut terus membengkak hingga 74% (1997). Anemia defisiensi lebih cenderung berlangsung dinegara sedang berkembang ketimbang Negara yang sudah maju. 36% dari perkiraan populasi 3800
Anemia pada..., Noviyana Idwiyani, FKM UI, 2013
Universitas Indonesia
3
juta orang dinegara berkembang menderita anemia jenis ini, sedangkan prevalensi dinegara maju hanya sekitar 8% dari perkiraan populasi 1200 juta orang. Berdasarkan hasil Survey kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2001), Prevalensi anemia ibu hamil sebesar 40,1%, pada tahun 2007 turun menjadi 24,5% (rikesdas,2007). Namun demikian keadaan ini mengindikasikan bahwa anemia gizi besi masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penanggulangan masalah anemia gizi besi saat ini terfokus pada pemberian tablet tambah darah (Fe) pada ibu hamil. Ibu hamil mendapat tablet tambah darah 90 tablet selama kehamilannya. Berdasarkan data monitoring ibu hamil resiko tinggi dengan anemia di Puskesmas Kec. Kebayoran Lama dari tahun 2009 hingga 2012 didapat peningkatan kasus yaitu 20 kasus (6%), 29kasus (9%), 43 kasus(12%), dan 52 kasus(17%). Hingga awal bulan maret 2013 telah terjaring 18 kasus(26%) ibu hamil dengan anemia. Peningkatan kejadian anemia pada ibu hamil diwilayah kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan ini ditakutkan akan meningkatkan angka kematian ibu dan bayi. Kejadian anemia pada wanita hamil yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat memicunya penting untuk diadakan penelitian agar dapat diketahui gambaran faktor-faktor resiko seorang wanita yang hamil mengalami anemia dan didapatkan data tentang kejadian anemia khususnya diwilayah puskesmas kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Maka dari itu dalam penelitian ini kita akan menganalisis faktor yang berhubungan terhadap kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kejadian anemia dan faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian anemia ibu hamil di Puskesmas kecamatan Kebayoran Lama tahun 2013. TINJAUAN TEORITIS Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, 1998 : 4). Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya kehamilan normal 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 trimester yaitu trimester pertama dimulai dari hasil konsepsi sampai 3 bulan, trimester kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Prawirohardjo, 2006: 89) Pengertian ibu hamil (Gravida) adalah wanita yang sedang hamil. Keadaan kesehatan ibu hamil sangat mempengaruhi kehidupan janin. Untuk melahirkan bayi yang sehat ibu hamil harus mempunyai kesehatan yang optimal. Menurut Dorland (2002) pengertian wanita hamil
Anemia pada..., Noviyana Idwiyani, FKM UI, 2013
Universitas Indonesia
4
(Gravida) adalah salah satu komponen dari status paritas yang sering dituliskan dengan notasi G-P-Ab, di mana G menyatakan jumlah kehamilan (gestasi), P menyatakan jumlah paritas, dan Ab menyatakan jumlah abortus. Pembagian anemia pada Ibu hamil berdasarkan haemoglobin menurut Manuaba (2007) adalah sebagai berikut: a.
Hb 9-10 gr % : anemia ringan
b.
Hb 7-8 gr % : anemia sedang
c.
Hb < dari 7 gr % : anemia berat
Pada keadaan hamil terjadi perubahan fisiologis pada berbagai system tubuh, salah satu nya adalah perubahan pada system kardiovaskuler. Perubahan pada kardiovaskuler dapat berupa peningkatan curah jantung, meningkatnya stroke volume, aliran darah dan volume darah(Tarwoto dan Wasnidar, 2007). 1.
Hipertropi jantung Akibat kerja jantung yang meningkat untuk memenuhi sirkulasi darah ibu dan janin jantung mengalami hipertropi. Keadaan ini akan kembali normal setelah bayi lahir.
2.
Peningkatan Curah Jantung Curah jantung adalah volume darah yang di pompakan oleh ventrikel selama satu menit. Peningkatan curah jantung terjadi bulan ke 3 kehamilan. Perubahan ini disebabkan karena meningkatnya kebutuhan darah baik untuk ibu maupun untuk janinnya. Pada kehamilan trimester ke-2 terjadi peningkatan curah jantung 40% tetapi pada trimester ke-3 terjadi penurunan tekanan curah jantung sebesar 25-30 %, diatas curah jantung sebelum hamil karena adanya penekanan pada vena kavainferior.
3.
Peningkatan Stroke Volume Peningkatan curah jantung tidak terlepas dari peningkatan stroma volume, yaitu volume darah yang dipompakan oleh ventrikel setiap kali denyutan. Sehingga curah jantung merupakan hasil perkalian antara stroke volume dengan frekuensi jantung selama satu menit. Pada primigarvida terjadi peningkatan 25% diatas keadaan sebelum hamil sedangkan pada multigravida lebih dari 38%. (Yasmin Widjaya, dkk dalam Sjafoellah Noer, 1999)
4.
Peningkatan Aliran Darah dan Volume Darah Peningkatan volume darah terjadi selama kehamilan, mulai pada 10-12 minggu usia kehamilan dan secra progresif sampai dengan usia kehamilan 30-34 minggu. Volume darah meningkat kira-kira 1500 ml (primigravida 1250 ml, multi gravida 1500 ml dan kehamilan kembar 2000 ml), normalnya terjadi peningkatan 8,5 %-90% dari berat
Anemia pada..., Noviyana Idwiyani, FKM UI, 2013
Universitas Indonesia
5
badan atu terjadi peningkatan 25%-45% diats wanita tidak hamil(Irene M.Bobak, 1993). 5.
Tekanan Darah Tekanan darah arteri bervariasi sesuai umur, tingkat aktivitas, ada atau tidaknya masalah kesehatan. Darah akan bertambah dalam kehamilan, yang lazim di sebut hidremia atau
Hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Perbandingan tersebut adalah plasma 30%, sel darah merah 18% dan hemoglobin 19%. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu, secara fisiologis, pengenceran darah ini untuk membantu meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan. Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap placenta dan pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45%-65% di mulai pada trimester 2 kehamilan dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan meningkatnya sekitar 1.000 ml, menurun sedikit menjelang aterm serta kembali normal 3 bulan setelah partus (Prawirohardjo, 2002). Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan sel-sel tubuh termasuk sel-sel otak. Pada ibu hamil dapat mengakibatkan keguguran, lahir sebelum waktunya, berat badan lahir rendah, perdarahan sebelum dan selama persalinan bahkan dapat mengakibatkan kematian pada ibu dan janinnya. Ibu hamil dengan anemia zat besi tidak mampu memenuhi kebutuhan zat besi pada janinnya secara optimal sehingga janin sangat resikoterjadinya gangguan kematangan/ kematuran organ-organ tubuh janin dan resiko terjadinya premature. Perdarahan saat melahirkan pada keaadaan anemia akan sangat beresiko mudahnya terjadi syok hipovolemia dan kematian akan lebih besar (Tarwoto dan wasnidar, 2007). Menurut Depkes (2005), anemia gizi besi pada ibu hamil dapat dicegah dengan cara pemberian TTD mengandung 60 mg elemental iron dan 0,25 mg asam folat dengan dosis 1 tablet/hari sedikitnya 90 hari selama kehamilan. Menurut Junadi (1995) ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk penanggulangan anemia zat besi pada ibu hamil pada di antaranya pemberian suplementasi TTD, fortifikasi bahan makanan dan pendidikan gizi (KIE). Pemberian suplementasi TTD pada ibu hamil merupakan pilihan utama yang dapat dilakukan dalam upaya penanggulangan anemia gizi besi pada ibu hamil, karena zat besi merupakan satu-satunya zat gizi yang tidak dapat dipenuhi hanya dengan makanan, sehingga ibu hamil
Anemia pada..., Noviyana Idwiyani, FKM UI, 2013
Universitas Indonesia
6
yang kebutuhan akan zat besi meningkat selama kehamilan harus diberikan suplementasi tablet besi METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang
menggunakan metode
deskriptif analitik dengan rancangan Case Kontrol study. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya
dan tercatat di register
KIA
Puskesmas
Kecamatan Kebayoran lama Jakarta Selatan dari bulan Januari sampai Mei 2013 yaitu sebanyak 169 orang ibu hamil. Besar sampel dalam penelitian ini yaitu 110 sampel, dengan pengambilan sampel kasus dalam penelitian ini peneliti menggunakan total populasi (total kasus) yaitu mengambil semua ibu hamil anemia yang memeriksakan kehamilannya dan telah melakukan pemeriksaan laboratorium oleh Puskesmas, dengan hasil Hb <11 gr/dl, pada bulan Januari sampai Mei 2013 sebanyak 55 ibu hamil. Pengambilan sampel kontrol dalam penelitian ini peneliti menggunakan tehnik probability sampling yaitu simple random sampling karena adanya sampling frame ( daftar subjek dan karakteristik nya yang terdapat pada populasi terjangkau penelitian). Peneliti merandom 55 subjek dari ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas kecamatan Kebayoran Lama yang tidak mengalami anemia pada bulan Januari sampai Mei 2013 sebanyak 114 subjek Analisis data menggunakan analisis data univariat dan bivariat (uji Chi Square ). HASIL PENELITIAN Tabel 1 Distribusi frekuensi anemia ibu hamil berdasarkan rata-rata kadar Hb, kadar Hb minimal-maximal dan Standart Deviasi di Puskesmas Kec.Kebayoran Lama Jakarta Selatan Tahun 2013 Mean Min-Max SD N 11,165 7,5-15,1 1,4854 110 Tabel 2 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Menurut Status Anemia di Puskesmas Kec.Kebayoran Lama Jakarta Selatan Tahun 2013 Status Anemia N % Anemia 55 32,5 Tidak Anemia 114 67,5 Total 169 100 Tabel 3 Distribusi Menurut Sosiodemografi Terhadap Kejadian Anemia Ibu Hamil Di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan Tahun 2013 Variabel Kasus Control Jumlah % Umur Ibu Beresiko 18 21 39 35,5
Anemia pada..., Noviyana Idwiyani, FKM UI, 2013
Universitas Indonesia
7
Tidak beresiko
37
34
71
64,5
Jumlah
55
55
110
100
Paritas Multipara 34 36 70 63,6 Primipara 21 19 40 36,4 55 55 110 100 Jumlah Jarak Kehamilan Beresiko 6 10 16 14,5 Tidak Beresiko 49 45 94 85,5 55 55 110 100 Jumlah Pengetahuan Kurang 42 10 52 47,3 Baik 13 45 58 51,7 55 55 110 100 Jumlah Sikap Negatif 46 30 76 69,1 Positif 9 25 34 30,9 55 55 110 100 Jumlah Pendidikan Rendah 35 21 56 50,9 Tinggi 20 34 54 49,1 55 55 110 100 Jumlah Pekerjaan Bekerja 39 39 78 70,9 Tidak bekerja 16 16 32 29,1 55 55 110 100 Jumlah Dari tabel 5.5 dan gambar 5.4 diatas, diperoleh hasil distribusi sosiodemografi ibu hamil bervariasi untuk masing-masing tabel. Untuk variabel Umur ibu, yang beresiko sebanyak 39 responden (35,5 %). Sedangkan yang tidak beresiko ada 71 responden (64,5 %) Pada variabel paritas/ jumlah persalinan didapatkan ada 70 responden (63,6%) yang multipara , sedangkan Primipara sebanyak 40 responden (36,4 %) Untuk variabel jarak kehamilan, ada 16 responden(14,5 %) yang jarak kehamilannya beresiko.sisanya sebanyak 94 responden (85,5%) jarak kehamilannya tidak beresiko. Pada variabel pengetahuan, ada 52 responden(47,3 %) yang mempunyai pengetahuan tentang anemia kurang dan 58 responden (51,7%)yang berpengetahuan baik. Untuk variabel sikap ibu tentang anemia, ada 76 responden(69,1%) yang mempunyai sikap negative .sisanya sebanyak 34 responden (30,9%) bersikap positif. Untuk variabel pendidikan formal ibu hamil, terdapat 56 responden(50,9%) ibu hamil berpendidikan kurang
dari atau sama dengan SMP. Sedangkan 54 responden (49,1%)
mempunyai tingkat pendidikan lebih dari SMP. Untuk variabel pekerjaan ibu hamil, 78 responden (70,9 %) yang bekerja dan sisanya 32 responden (29,1 %) yang tidak bekerja.
Anemia pada..., Noviyana Idwiyani, FKM UI, 2013
Universitas Indonesia
8
Tabel 4 Distribusi Menurut ANC( Ante Natal Care) Terhadap Kejadian Anemia Ibu Hamil Di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan Tahun 2013 Variabel Kasus Kontrol Jumlah % Usia kehamilan TM 1 1 5 6 5,5 TM 2 8 12 20 18,2 TM 3 46 38 84 76,4 55 55 110 100 Jumlah Frekuensi ANC Tidak sesuai Standart 46 20 66 60 Sesuai Standart 9 35 44 40 55 55 110 100 Jumlah Konsumsi TTD Tidak Cukup 46 15 61 55,5 Cukup 9 40 49 44,5 55 55 110 100 Jumlah Dari tabel 5.6 dan gambar 5.5 diatas diketahui pada variabel Usia Kehamilan, terdapat 6 responden (5,5 %) pada TM 1, 20 responden(18,2%) pada TM 2, dan 84 responden (76,4%) pada TM 3. Untuk Variabel Frekuensi ANC, didapat 66 responden(60 %) yang jumlah Frekuensi ANC nya tidak sesuai standart, dan 44 responden (40 %) yang sesuai standart. Sedangkan untuk variabel Konsumsi TTD, terdapat 61 responden (55,5%) yang mengkonsumsi TTD tidak cukup dan 49 responden (44,5 %) cukup mengkonsumsi TTD.
Tabel 5 Distribusi Menurut Status Gizi Ibu hamil(LILA/ Lingkar Lengan Atas) Terhadap Kejadian Anemia Ibu Hamil Di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan Tahun 2013 Variabel Kasus Kontrol Jumlah % Ukuran LILA KEK 6 12 18 16,4 Tidak KEK 49 43 92 83,6 55 55 110 100 Jumlah Dari Tabel 5.7 dan gambar 5.6 diatas diketahui bahwa Variabel terakhir untuk LILA Ibu Hamil, menunjukkan sebanyak 18 reponden (16,4 %) yang KEK dan 92 responden(83,6 %) yang Tidak KEK. Tabel 6 Hubungan Sosiodemografi dengan kejadian Anemia Ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan Tahun 2013. Variabel Umur Ibu Beresiko Tdk beresiko
Kasus N=55 n % 18 37
46,2 52,1
Kontrol N=55 n % 21 34
53,8 47,9
Jml
39 71
%
35,5 64,5
Nilai P
PR
CI 95%
0,690
0,886
0,590-1,329
Anemia pada..., Noviyana Idwiyani, FKM UI, 2013
Universitas Indonesia
9 Total Paritas Multipara
55
100
55
100
110
100
34
48,6
36
51,4
70
63,6
Primipara Total Jarak Kehamilan Beresiko Tdk beresiko Total Pengetahuan Kurang Baik Total Sikap Negatif Positif Total Pendidikan Rendah Tinggi Total Pekerjaan Bekerja Tidak bekerja Total
21 55
52,5 100
19 55
47,5 100
40 110
36,4 100
6 49 55
37,5 52,1 100
10 45 55
62,5 47,9 100
16 94 110
42 13 55
80,8 22,4 100
10 45 55
19,2 77,6 100
46 9 55
60,5 26,5 100
30 25 55
35 20 55
62,5 37,0 100
39 16 55
50,0 50,0 100
0,843
0,925
0,632-1,354
14,5 85,5 100
0,418
0,719
0,371-1,394
52 58 110
47,3 52,7 100
0,000
3,604
2,193-5,923
39,5 73,5 100
76 34 110
69,0 31,0 100
0,002
2,287
1,269-4,120
21 34 55
37,5 63,0 100
56 54 110
51,0 49,0 100
0,013
1,688
1,128-2,524
39 16 55
50,0 50,0 100
78 32 110
71,0 29,0 100
1,000
1,000
0,663-1,509
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa responden pada kelompok kasus yang memiliki umur beresiko sebanyak 18 responden (46,2 %) ,tidak beresiko sebanyak 37 responden(52,1%). Sedangkan pada kelompok kontrol , responden yang memiliki umur beresiko sebanyak 21 responden (53,8%) dan tidak beresiko sebanyak 34 responden (47,9%).Hasil Uji Statistik diperoleh p = 0,690 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara umur ibu dengan Kejadian Anemia Ibu Hamil. Pada variabel Paritas terlihat bahwa ada 34 responden (48,6) dari kelompok kasus yang multi para, sedangkan dari kelompok kontrol ada 36 responden (51,4%) yang multipara. Setelah di lakukan Uji Analisis Hubungan, menunjukkan p = 0,843. Artinya, tidak ada hubungan bermakna antara Paritas multipara atau primipara dengan kejadian Anemia ibu hamil. Tidak terdapat Hubungan yang bermakna antara Jarak kehamilan dengan kejadian Anemia Ibu hamil. Hal ini diperlihatkan dari Uji Statistik yaitu p = 0,418. Karena 55 responden pada kelompok kasus terdapat 6 responden (37,5%) yang jarak kehamilan beresiko dan 49 responden (52,1 %) jarak kehamilan tidak beresiko. Sedangkan pada kelompok kontrol terdapat 10 responden (62,5%) yang jarak kehamilan beresiko dan 45 responden (47,9 %) jarak kehamilan tidak beresiko.
Anemia pada..., Noviyana Idwiyani, FKM UI, 2013
Universitas Indonesia
10
Pada Variabel pengetahuan
tentang anemia terlihat bahwa pada kelompok kasus
hanya 13 responden (22,4%) Ibu Hamil yang memiliki pengetahuan tentang anemia yang baik , dan 42 responden (80,8%) yang kurang baik. Sedangkan pada kelompok Kontrol terdapat 45 responden (77,6 %) yang memiliki pengetahuan baik dan 10 responden (19,2%)yang kurang baik. Berdasarkan hasi Uji Statistik menunjukkan p = 0,000, artinya ada hubungan bermakna antara pengetahuan tentang anemia dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil. Ibu hamil yang pengetahuan rendah beresiko 3,60 kali lebih besar mengalami anemia dari pada Ibu hamil pengetahuan baik. Pada variabel ini , 46 responden (60,5%) pada kelompok kasus memiliki sikap negative terhadap anemia, sedangkan pada kelompok kontrol ada 25 responden yang bersikap positif terhadap anemia. Setelah dilakukan uji statistik, maka didapatkan hasil p = 0,002 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara sikap ibu hamil dengan kejadian anemia. Responden yang bersikap negative akan beresiko 2,28 kali mengalami anemia dibanding dengan mereka yang bersikap positif. Pada variabel pendidikan terlihat bahwa responden pada kelompok kasus yang memiliki pendidikan rendah 35 responden (62,5%), dan pendidikan tinggi sebanyak
20
responden (37.0%). Sedangkan pada kelompok kontrol yang memiliki pendidikan rendah 21 responden (37,5%), pendidikan tinggi ada 34 responden (63,0%). Berdasarkan hasi Uji Statistik menunjukkan p = 0,013, artinya ada hubungan bermakna antara pendidikan dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil. Ibu hamil yang berpendidikan rendah beresiko 1,68 kali lebih besar mengalami anemia dari pada Ibu hamil yang berpendidikan tinggi. Berdasarkan Tabel diatas diketahui bahwa responden pada kelompok Kasus dan kelompok kontrol ibu hamil bekerja sama besar dengan ibu hamil yang tidak bekerja . Yaitu masing-masing ada 39 responden (50%) yang bekerja dan 16 responden (50%) yang tidak bekerja. Hasil Uji statistik diperoleh p = 1,000 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan kejadian anemia Ibu hamil. Tabel 7 Hubungan ANC (Ante Natal Care) dengan kejadian Anemia Ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan Tahun 2013. Variabel Usia kehamilan TM 1 TM 2 TM 3 Total
Kasus N=55 N % 1 8 46 55
16,7 40,0 54,8 100
Kontrol N=55 N % 5 12 38 55
83,3 60,0 45,2 100
Jml
%
6 20 84 110
5,4 18,2 76,4 100
Nilai P
PR
CI 95%
4,229
*
*
Anemia pada..., Noviyana Idwiyani, FKM UI, 2013
Universitas Indonesia
11 Frekuensi ANC Tidak sesuai Standart Sesuai Standart Total Konsumsi TTD Tidak Cukup Cukup Total
46 9 55
69,7 20,5 100
20 35 55
30,3 79,5 100
66 44 110
60,0 40,0 100
0,000
3,407
1,863-6,234
46
75,4
15
24,6
61
55,4
0,000
4,106
2,237-7,537
9 55
18,4 100
40 55
81,6 100
49 110
44,6 100
Pada variabel Usia kehamilan terlihat bahwa responden pada kelompok kasus yang kehamilannya di TM 1 hanya 1 responden (16,7 %), TM 2 ada 8 responden (40,0 %) dan TM 3 46 responden (54,8%). Sedangkan pada
kelompok kontrol
pada TM 1 sebanyak 5
responden(83,3%), TM 2 ada 12 responden (60%) dan TM 3 sebanyak 38 responden (45,25%). Pada variabel Frekuensi ANC(Ante Natal Care terlihat bahwa responden pada kelompok kasus yang melakukan ANC sesuai standart hanya 9 orang( 20,5%). Sedangkan sebanyak 46 responden (69,7%) melakukan ANC tidak sesuai standart , atau < 4x. Pada kelompok kontrol, ada 35 responden yang melakukan ANC sesuai standart, sedang 20 responden (30,3 %), melakukan ANC tidak sesuai Standart. Hasil Uji Statistik diperoleh p = 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara frekuensi ANC dengan kejadian Anemia pada Ibu hamil. Responden yang Melakukan ANC Tidak sesuai Standart memiliki resiko untuk terjadinya Anemia sebesar 3,40 kali dibandingkan dengan ANC sesuai standart, >4 kali. Pada Variabel Konsumsi TTD terlihat bahwa pada kelompok kasus hanya 9 responden (18,4%) Ibu Hamil yang cukup mengkonsumsi TTD , dan 46 responden (75,4%) yang tidak cukup mengkonsumsi TTD. Sedangkan pada kelompok Kontrol terdapat 40 responden (81%) yang cukup mengkonsumsi TTD dan 15 responden (24,6%)yang tidak cukup mengkonsumsi TTD. Berdasarkan hasi Uji Statistik menunjukkan p = 0,000, artinya ada hubungan bermakna antara konsumsi TTD dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil. Ibu hamil yang cukup mengkonsumsi TTD memiliki resiko 4,10 kali lebih besar untuk terjadi anemia dari pada Ibu hamil yang tidak cukup mengkonsumsi TTD. Tabel 8 Hubungan Status Gizi (LILA) dengan kejadian Anemia Ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan Tahun 2013. Kasus N=55 N %
Variabel LILA KEK
6
33,3
Kontrol N=55 N % 12
66,7
Jml
18
%
Nilai P
PR
16,4
0,197
0,626
Anemia pada..., Noviyana Idwiyani, FKM UI, 2013
CI 95%
0,317-1,236
Universitas Indonesia
12 Tidak KEK Total
49 55
53,3 100
43 55
46,7 100
92 110
83,6 100
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa responden pada kelompok kasus yang memiliki Ukuran LILa (Lingkar Lengan Atas) KEK sebanyak 6 responden (33,3 %) ,tidak KEK sebanyak 49 responden(53,3%). Sedangkan pada kelompok kontrol , responden yang memiliki Ukuran LILa (Lingkar Lengan Atas) KEK sebanyak 12 responden (66,7%) dan tidak KEK sebanyak 43 responden (46,7%).Hasil Uji Statistik diperoleh p = 0,197 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara Status Gizi (LILA) dengan Kejadian Anemia Ibu Hamil. PEMBAHASAN Anemia adalah keadaan dimana kadar Hemoglobin (Hb) darah lebih rendah dari nilai normal. Anemia pada ibu hamil ditetapkan bila kadar hb kurang dari 11 gr/dl (WHO, 1972). Keadaan anemia pada ibu hamil berkisar antara 20-80 % (Notobroto, 2003). Hal tersebut tidak lepas dari patofisiologi anemia gizi selama hamil. Selama kehamilan terjadi perubahan hematologi yang disebabkan oleh peningkatan sirkulasi karena pertumbuhan janin, placenta, payudara, pertambahan massa eritrosit ibu dan basal iron lessos(Brown, et al, 2005) Hasil analisis dalam penelitian ini didapatkan prevalensi anemia ibu hamil diPuskesmas Kecamatan Kebayoran Jakarta Selatan tahun 2013 sebesar 32,5 % yaitu terdapat 55 ibu hamil anemia dari jumlah sampel 169 ibu hamil yang ANC dari bulan januari hingga mei 2013. Angka ini lebih besar dibandingkan penelitian di Kabupaten Cirebon pada tahun 2002 didapatkan prevalensi anemia sebesar 26,6%(Yulaela, 2002 ). Dilihat dari angka kejadian anemia ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama tergolong tinggi dan dapat menjadi masalah kesehatan karena selain tren kejadian dari tahun ketahun yang meningkat, prevalensinya pun hampir mencapai target yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan yaitu 40 % Hasil penelitian ini tidak menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara umur ibu dengan kejadian anemia dimana p = 0,69. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh fitriyani ( 2002) di kabupaten Kuningan Jawa Barat yang menyebutkan bahwa tidak ditemukan adanya hubungan antara umur dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Menurut asumsi peneliti hal ini bisa terjadi karena banyaknya faktor lain yang berkaitan erat dengan kejadian anemia. Seperti pola makan dan asumsi Fe yang merupakan kebiasaan ibu hamil sehari-harinya. Jadi meskipun ibu hamil berada pada rentang usia yang beresiko untuk terjadinya anemia ( <20 tahun - >35 tahun) tetapi yang bersangkutan
Anemia pada..., Noviyana Idwiyani, FKM UI, 2013
Universitas Indonesia
13
mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan teratur minum tablet Fe sesuai aturan, maka resiko untuk mengalami anemia bisa terhindarkan. Secara teori, umur seorang ibu berkaitan dengan kesiapan alat-alat reproduksinya. Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah umur 20-35 tahun. Kehamilan ibu pada usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun berpotensi memiliki resiko terhadap kejadian anemia.karena pada usia kurang dari 20 tahun, secara psikologis seorang ibu belum optimal secara emosi, cenderung labil, dan mentalnya belum matang sehingga mudah mengalami guncangan yang dapat berakibat terhadap tidak terpenuhinya kebutuhan zat-zat gizi selama kehamilannya. Sedangkan jika ibu hamil tersebut telah berusia diatas 35 tahun terkait dengankemunduran dan penurunan daya tahantubuh serta berbagai penyakit yang sering menimpa ibu hamil pada rentang usia ini ( Amiruddin & Wahyuddin, 2004). Hasil analisis hubungan antara paritas dengan kejadian anemia diperoleh hasil uji square menunjukkan nilai p = 0,8435. Maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik tidak ada hubungan yang bermakna antara paritas dengan kejadian anemia. Penelitian yang dilakukan oleh fitriyani(2002) menunjukkan hasil yang sama dengan penelitian ini. Yaitu tidak terdapat hubungan yang signifikan antara paritas dengan kejadian anemia.
Paritas
adalah jumlah anak yang telah dilahirkan oleh seorang ibu baik lahir maupun mati. Seorang ibu yang sering merlahirkan mempunyaai resiko mengalami anemia pada kehamilan berikutnya apbila tidak memperhatikan kebutuhan nutrisinya. Karena selama kehamilan, zatzat gizi akan terbagi untuk ibu dan janin yang dikandungnya (Amiruddin % Wahyudin, 2004). Hasil analisis antara jarak kehamilan dengan kejadian anemia didapatkan hasil bahwa secara statistik tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jarak kehamilan dengan kejadian anemia (p = 0.418 ). Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh buana (2004) dilampung yang uji statistik dalam penelitiannya membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara jarak kehamilan dengan anemia pada ibu hamil. Setelah dilakukan uji statistik dan didapatkan bahwa nilai p = 0,000, maka bisa disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang anemia dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Responden yang berpengetahuan rendah akan beresiko 3,60 kali dibandingkan dengan mereka yang berpengetahuian tinggi. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mendrofa (2003), menunjukkan hasil 95 % ibu hamil yang berpengetahuan tentang anemia buruk,menderita anemia dan hanya 60,3 % ibu hamil yang berpengetahuan tentang anemia baik yang menderita anemia. Dari hasil analisis antara hubungan variabel sikap dengan kejadian anemia dalam penelitian ini menunjukkan p = 0,002, maka dapat simpulkan bahwa ada hubungan yang
Anemia pada..., Noviyana Idwiyani, FKM UI, 2013
Universitas Indonesia
14
signifikan antara sikap dengan kejadian anemia. Dari hasil analisis juga diperoleh pula nilai Prevalence Ratio (PR) sebesar 2,287 dengan Confidence Internal (CI) 1,269-4,120. Artinya ibu hamil yang memilikisikap negative mempunyai resiko 2,28 kali menjadi penderita anemia dibandingkan dengan ibu hamil yang mempunyai sikap positif. Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan hasil dari tahu (know), pengetahuan terjadi setelah individu melakukan penginderaan pada suatu objek. Sikap dan tindakan seseorang sangat di tentukan oleh pengetahuan yang di milikinya. Dari hasil analisis antara hubungan variabel pendidikan dengan kejadian anemia dalam penelitian ini menunjukkan p = 0,013, maka dapat simpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan kejadian anemia. Dari hasil analisis juga diperoleh pula nilai Prevalence Ratio (PR) sebesar 1,688 dengan Confidence Internal (CI) 1,128-2,524. Artinya ibu hamil yang pendidikan rendah mempunyai resiko 1,6 kali menjadi penderita anemia dibandingkan dengan ibu hamil yang berpendidikan tinggi. Penelitian ini sejalan dengan penelitian di lakukan oleh Widagdo (2004) di magelang yang mendapatkan hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Menurut teori, pendidikan merupakan suatu proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui penerapan ilmu yang diperoleh dalam pengetahuannya tentang hal-hal yang berkaitan dengan kehamilannya. Pendidikan yang dijalani seseorang memiliki pengaruh pada peningkatan kemampuan berpikir. Dalam arti seseorang dengan pendidikan lebih tinggi akan dapat mengambil keputusan yang lebih rasional, umumnya terbuka untuk menerima perubahan atau hal baru dibandingkan dengan individu yang berpendidikan yang lebih rendah (Asrul, 2008). Hasil analisis hubungan antara pekerjaan dengan kejadian anemia diperoleh hasil uji Chi Square menunjukan nilai p = 1,000 maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan kejadian anemia. Penelitian lain yang mendukung penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Fitriyani (2010) di kecamatan Tebet Jakarta Selatan yang juga menemukan bahwa tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan kejadian anemia pada ibu hamil Hasil analisis hubungan antar umur kehamilan dengan kejadian anemia pada penelitian ini menunjukkan p = > 0,05 disimpulkan bahwa secara statistik tidak terdapat hubungan yang bermakna antara umur kehamilan dengan kejadian anemia. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh handayani (2011) di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur yang menunjukan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia kehamilan dengan kejadian anemia. Juga sama hasilnya dengan penelitian yang dilakukan
Anemia pada..., Noviyana Idwiyani, FKM UI, 2013
Universitas Indonesia
15
oleh Fitriyani (2002) yang dilakukan di Kabupaten Kuningan Jawa Barat yaitu tidak terdapat hubungan yang bermakna antara umur kehamilan dengan kejadian anemia Sesuai dengan usia kehamilan yang semakin hari terus bertambah, kebutuhan zat gizi pada ibu hamil juga semakin meningkat. Selama kehamilan, secara fisiologis terjadi pengenceran (hemodilusi) yang terus bertambah sesuai dengan usia kehamilan, dimana terjadi saat setelah proses konsepsi dan puncaknya terjadi pada usia kehamilan 32 hingga 34 minggu (manuaba, 1998). Akibat terjadi peningkatan kebutuhan zat besi tanpa disertai oleh pemasukan yang memadai, maka cadangan zat besi akan menurun dan dapat mengakibatkan terjadinya anemia (Lila, dkk, 1992). Menurut frekuensi pemeriksaan kehamilan/ANC, sebagian besar ibu hamil (81,6 %) telah memeriksaan kehamilan mereka sesuai daftar (trimester I minimal satu kali, trimester II minimal satu kali, trimester III minimal dua kali). Sementara 18,4 % belum memeriksakan kehamilan/ANC sesuai yang dianjurkan (tidak sesuai standar). Hasil analisis hubungan antara ANC dengan kejadian anemia diperoleh hasil uji Chi Square menunjukan nilai p=0,000 maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik ada hubungan yang signifikan antara ANC yang dilakukan ibu hamil dengan kejadian anemia. Dari hasil analisis juga diperoleh pula nilai Prevalence Ratio (PR) sebesar 3,407 dengan Confidence Internal (CI) 1,863 – 6,234. Artinya ibu hamil yang melakukan ANC tidak sesuai standar mempunyai resiko 4,8 kali menjadi penderita anemia dibandingkan dengan ibu hamil yang melakukan ANC sesuai standar. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suryana (2000) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara ANC dengan kejadian anemia. Dimana menurut penelitian ini persentase kejadian anemia pada ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan < 4 kali (tidak sesuai standar pemeriksaan ANC) lebih besar dibandingkan dengan presentase kejadian anemia pada ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan 4 kali atau lebih (sesuai standar ANC yang ditetapkan). Proporsi responden yang mengkonsumsi Tablet tambah darah kurang dari 90 tablet yaitu 55,5 %. Dan 44,5% responden mengkonsumsi tablet tambah darah lebih atau sama dengan 90 tablet. Hasil analisa hubungan antara konsumsi tablet tambah darah kejadian anemia
dengan
dari hasi uji Chi Square menunjukkan nilai p = 0.000, maka dapata
disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara konsumsi tablet tambah darah dengan kejadian anemia. Hasil penelitian ini berbeda dengan dengan penelitian Handayani (2011) yang memperoleh nilai P > 0,05 yang berarti tidak ada ada hubungan yang bermakna antara konsumsi tablet tambah darah dengan kejadian anemia.
Anemia pada..., Noviyana Idwiyani, FKM UI, 2013
Universitas Indonesia
16
Sebagian besar responden (53,3 %) adalah ibu hamil dengan ukuran LILA lebih dari atau sama dengan 23,5 cm. Sedangkan 33,3 % adalah ibu dengan ukuran LILA kecil dari 23,5 cm. Hasil analisis hubungan antara LILA dengan kejadian anemia diperoleh hasil uji Chi Square menunjukan nilai p=0,197 maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik diketahui tidak ada hubungan yang signifikan antara LILA dengan kejadian anemia. Hasil ini berbeda dengan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur yang dilakukan oleh Handayani (2011) yang juga mendapatkan hubungan signifikan antara LILA dengan kejadian anemia. Lila menggambarkan status gizi ibu hamil dan untuk mengetahui resiko apakah ibu hamil tersebut menderita kurang energi kronis (KEK) atau gizi kurang. Ambang batas LILA dengan resiko KEK adalah23,5 cm (suparisa,2002)
KESIMPULAN Kesimpulan dalam penelitian ini : 1.
Prevalensi anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kebayoran
Lama Jakarta Selatan Tahun 2013 adalah 32,5 %. Berdasarkan klasifikasi anemia sebagai permasalahan kesehatan masyarakat angka kejadian anemia di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan Tahun 2013 termasuk masalah kesehatan masyarakat tingkat menengah /moderat 2.
Sosiodemografi ibu hamil yang mempunyai hubungan bermakna terhadap kejadian
anemia ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan Tahun 2013 adalah variabel pendidikan,pengetahuan dan sikap dimana nilai p value < 0,05, sedangkan untuk umur ibu, paritas, jarak kehamilan, dan pekerjaan tidak menunnjukan hubungan signifikan dengan adanya p value > 0,05. 3.
ANC yang mempunyai hubungan bermakna terhadap kejadian anemia ibu hamil di
Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan Tahun 2013 adalah variabel frekuensi ANC dan konsumsi TTD dimana nilai p value < 0,05, sedangkan untuk usia kehamilan tidak menunjukan hubungan signifikan dengan adanya p value > 0,05. 4.
Status gizi (ukuran LILA) tidak mempunyai hubungan signifikan dengan kejadian
anemia ibu hamil dimana p value > 0,05 SARAN Saran berdasarkan hasil penelitian: Bagi Puskesmas Kec. Kebayoran Lama :
Anemia pada..., Noviyana Idwiyani, FKM UI, 2013
Universitas Indonesia
17
1.
Memberikan promosi kesehatan kepada masyarakat khususnya ibu hamil tentang pentingnya asupan zat besi dan TTD selama kehamilan, Promosi kesehatan ini bisa dilakukan diposyandu maupun berupa konseling ketika ibu hamil datang memeriksakan kehamilanya disarana kesehatan. Promosi kesehatan dilakukan dengan bahasa sederhana, alat bantu yang menarik, dan dijadwalkan sehingga ada kesinambungan.
2.
Upaya dalam peningkatan sikap positif bagi ibu hamil yaitu dengan melakukan pendekatan terhadap ibu hamil antara lain dapat
melibatkan suami dan keluarga
terutama dalam pengawasan konsumsi TTD. 3.
Memaksimalkan dan memberikan pelayanan ANC yang berkualitas dan ramah kepada masyarakat serta memberikan TTD sesuai aturan kepada semua ibu hamil.
4.
Hendaknya ada
pengawas (peran serta masyarakat) dalam memantau ibu hamil
minum tablet Fe. 5.
Pembentukan kegiatan kelas ibu hamil, salah satu usaha dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil secara berkesinambungan.
6.
kesehatan yang berhubungan langsung dengan masyarakat tentang anemia gizi besi dan faktor-faktor yang berkaitan dengan anemia tersebut. Agar petugas mendapat penyegaran tentang pengetahuan anemia gizi sekaligus mendapat informasi tentang ilmu-ilmu terbaru seputar anemia gizi besi.
Bagi Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan 1.
Mengadakan pemantauan terhadap pelaksanaan program KIA dan Gizi yang dilakukan di Puskesmas-Puskesmas di wilayah kerja Dinas Kesehatan Jakarta Selatan.
2.
Hendaknya adanya bantuan pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil KEK.
3.
Pengadaan sarana penyuluhan yang bisa dibaca oleh masyarakat (poster, leaflet, stiker, spanduk, dan baliho) dan tempatnya yang mudah dibaca oleh masyarakat.
4.
Hendaknya penanggulangan anemia tidak hanya pada ibu hamil saja tetapi pada remaja dan anak-anak.
Bagi Ibu Hamil 1.
Agar meningkatkan pengetahuan tentang bahan makanan sumber zat besi, makanan yang meningkatkan dan menghambat penyerapan zat besi melalui partisipasi aktif ibuibu hamil sebagai peserta dalam penyuluhan gizi atau kesehatan yang dilakukan petugas, melalui majalah, televisi, radio, dsb agar ibu dapat melakukan pencegahan anemia untuk dirinya sendiri. Dengan adanya peningkatan pengetahuan tersebut diharapkan ibu-ibu mempunyai pola pikir yang lebih luas sehingga bisa menyerap
Anemia pada..., Noviyana Idwiyani, FKM UI, 2013
Universitas Indonesia
18
informasi, khususnya tentang anemia gizi besi, dengan lebih baik dan pada ahirnya akan mengadopsi hal-hal positif yang bisa meningkatkan kualitas kesehatan mereka khususnya menurunkan angka kejadian anemia pada ibu hamil. 2.
Ibu hamil sebaiknya memeriksakan kehamilan minimal 4 kali selama kehamilan, sesuai daftar pemeriksaan kehamilan (ANC) yaitu minimal 1 kali pada trimester I, minimal 1 kali pada trimester 2 dan sudah melewati pemeriksaan pada trimester I dan II. Pemeriksaan bisa dilakukan ditempat-tempat pelayanan kesehatan terdekat dengan tempat tinggal ibu hamil, seperti posyandu, poskesdes, bidan desa, bidan praktek swasta, maupun di Puskesmas.
3.
Tablet Tambah Darah (TTD) yang didapatkan ibu hamil dari petugas kesehatan harus diminum secara teratur sesuai aturan yang dijelaskan oleh petugas kesehatan
Bagi Peneliti Selanjutnya Apabila ada penelitian selanjutnya diharapkan penelitian tersebut dapat meneliti tentang pola konsumsi tablet besi pada ibu hamil.
KEPUSTAKAAN Almatsier Sunita, 2010, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama Amiruddin, dkk 2004. Studi Kasus Kontrol Faktor Biomedis Terhadap Kejadian Anemia Ibu Hamil Di Puskesmas Bantimurung Maros Tahun 2004. Artikel Ilmiah Andriani Merryana dan Wirjatmadi Bambang, 2012, Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan, Jakarta, Kencana. Aritonang Evawany, 2010, Kebutuhan Gizi Ibu Hamil, Bogor, IPB Press Arisman, 2006, Buku Ajar IlmuGizi, Gizi Dalam Daur Kehidupan, Jakarta, ECG Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2008. Riset Kesehatan Dasar 2010 Jakarta : Depkes RI Badriah Laelatul Dewi, 2011, Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi, Bandung, Refika Aditama Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan RI, 2007, Pedoman PemantauanWilayah Setempat – GIZI (PWS - GIZI) Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan RI, 2012, Pedoman pelayanan Antenatal Terpadu, Edisi kedua Dahlan Sopiyudin, 2010, Besar Sampel Dan Cara Pengambilan Sampel Dalam Penelitian Kedokteran Dan Kesehatan edisi ke-3, Jakarta, Salemba Medika.
Anemia pada..., Noviyana Idwiyani, FKM UI, 2013
Universitas Indonesia
19
Darmawan, 2003. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Anemia Ibu Hamil (Analisa Data Sekunder Hasil Survey Cepat Anemia Ibu Hamil) di Kabupaten Lampung Utara tahun 2003. SKRIPSI FKM UI, Depok Dewi, Fujiastuti, Fajar,2013, Ilmu Gizi Untuk Praktisi Kesehatan, Yogyakarta, Graha Ilmu Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan RI, 2012, Panduan Penyelenggaraan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan Bagi Balita Gizi Kurang Dan Ibu Hamil KEK Fitriyani, 2002. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Ibu Hamil di Kecamatan Luragung Kabupaten Kuningan Jawa Barat Tahun 2002. SKRIPSI, FKM UI.Depok FKM, UI. 2010. Materi Kuliah Gizi Kesehatan masyarakat. Depok Husaini, MA. Study Nutritional Anemia An Assesment Of Information Compilation For Supporting And Formulating National Policy And Programme, Directorate Of Community Nutrition And Center For Nutrition Research And Development Ministry Of Health, 1989 http:/ridwanamirudin.wordpress.com/2007/05/24/studi-kasus-kontrol-anemia-ibu-hamiljurnal-medika-Unhas. Diakses pada 23 desember 2012 jam 14.40 wib. Junaidi, Purnawan. (1998). Study On Factors Related To Anemia On Prenagnant Women And Its Program Efectiveness In West Java, FKM UI, Kantor Wilayah Jabar, Dirjenbinkesmas Lila dkk, Efektifitas Pemberian Zat Besi Terhadap Peningkatan kadar Hemoglobin dan Serum Ibu hamil di Puskesmas, Medika, 2004 Marwan. (2006). Faktor-faktor yang berhubungan dengan Anemia Gizi Besi pada Ibu Hamil di Kec. Kubah Mas Kab. Kepahiang Bengkulu tahun 2006. Skripsi FKM UI. Depok Manuaba Ida Bagus Gede, Ilmu Kebidanan, Penyakit kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta,1998 Manuaba, 2007, Pengantar Kuliah Obstetri, Jakarta, EGC. Notoatmodjo, Pendidikan dan Prilaku Kesehatan, Jakarta, Rineka Cipta, 2003 Notoatmodjo Soekidjo, 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta, Rineka Cipta Prawirohardjo. (2012). Ilmu Kebidanan. Jakarta YBS Prawirohardjo Sarwono, 2006, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta, JNPKKR- POGI dan YBP- SP
Anemia pada..., Noviyana Idwiyani, FKM UI, 2013
Universitas Indonesia
20
Profil dan Laporan Tahunan Puskesmas Kebayoran Lama Jakarta Selatan tahun 2012 Proverawati Atikah, 2011, Anemia dan Anemia Kehamilan, Yogyakarta, Nuha Medika Prawirohardjo Sarwono,2010, Ilmu Kebidanan, Jakarta, Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Prasetyawati Eka Arsita, 2012, Kesehatan Ibu dan Anak(KIA) dalam Millenium Development Goals (MDGs), Yogyakarta, Nuha Medika. Sarwono Prawirohardjo, 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan neonatal, Buku Kedokteran, EGC, Jakarta Sopiyudin, D, Besar sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, PT ARKANS, 2006 Sutanto Sutanto Priyo H, dan Lukis Sabri. (2010). Statistik Kesehatan, Jakarta: Rajawali Pers Sutanto Priyo H, Analisis Data, Fakultas Kesehatan Masyarakat, UI, Depok Supariasa, dkk.2002. Penilaian Status Gizi, Jakarta : EGC Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung, Alfabeta Tarwoto, dan wasnidar, 2007, Buku Saku Anemia pada Ibu Hamil, Jakarta, Trans Info media. Tom Marshall Dkk, Kesehatan Maternal dan Neonatal (Baseline Survey 1996) Tom Marshall dkk, 1996,Baserline Survey Kesehatan Maternal dan Neonatal UNICEF/UNU/WHO/MI Technical Workshop, Preventing Iron Defiency inWomen and Children, New York, 1998 Universitas Indonesia. (2008). Pedoman Teknis Penulisan Tugas Akhir Mahasiswa, Depok Widagdo. (2003). Prevalensi Anemia dan factor-Faktor yang berpengaruh terhadap Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Daerah Gondok Endemik Kabupaten magelang, balai Penelitian Penanggulangan Akibat Kekurangan Yodium. Jakarta: Badan Litbangkes Yulaeva, Elia. 2002. Gambaran karakteristik Ibu Hamil dan Faktor-faktor yang di Kabupaten Cirebon tahun 2002 (Analisis data sekunder Survei Pemetaan Masalah Ibu Hamil KEK dan Anemia di Seluru Kabupaten dan Kota Propinsi Jawa Barat tahun 2002). Skripsi FKM UI. Depok
Anemia pada..., Noviyana Idwiyani, FKM UI, 2013
Universitas Indonesia
21
Anemia pada..., Noviyana Idwiyani, FKM UI, 2013
Universitas Indonesia