ANCAMAN HAMA PENGGEREK BUAH KAKAO (PBK) DI WILAYAH JAWA TIMUR PADA BULAN AGUSTUS 2013 Oleh; Effendi WIbowo, SP dan Fitri Yuniarti, SP
kakao masih merupakan pertanian
andalan
salah satu komoditas
Indonesia
yang
mampu
bertahan. Pasokan kebutuhan kakao dunia dari Indonesia rata-rata 700.000 ton per tahun dan memberi kontribusi devisa negara mencapai $ US 550,4 juta. Namun akhir-akhir ini produksi kakao Indonesia menurun hingga 0,7 ton per Ha ( total lahan 900.000 Ha). Turunnya produksi ini terutama disebabkan oleh adanya serangan hama penggerek buah kakao (PBK). Serangga hama utama yang paling mengancam produksi kakao di Indonesia, termasuk di beberapa negara Asia Tenggara adalah hama penggerek buah kakao (PBK) Comopomorpha cramerella (Snellen). Serangan hebat hama ini dapat mengakibatkan hilangnya produksi mencapai 80 % (Day, 1980). Penyebaran hama PBK merata di seluruh wilyah Indonesia, Jawa Timur sebagai sentral kakao di Pulau Jawa tidak luput dari ancaman hama tersebut, aktifitas hama yang sulit di deteksi di lapang, yakni sore sampai malam. Mengakibatkan pula hama tersebut sangat sulit di kendalikan. Di bulan agustus ini beberapa wilayah perkebunan kakao, baik milik rakyat ataupun swasta, umumnya pada fase bunga, ataupun pentil, setelah panen raya di bulan Juni-Juli. Fase buah muda berukuran 5-12 cm, adalah fase dimana imago-imago PBK mulai meletakkan telurnya, patut diwaspai keadaan ini.
Gambar: Peta Tingkat serangan C. cramella pada Kakao di wilayah Provinsi Jawatimur periode bulan agustus 2013 Fluktuatif serangan PBK pada bulan Agustus di Jawa Timur, seperti pada peta diatas, beberapa wilayah masih memiliki tingkat serangan tinggi, yakni di kabupaten Banyuwangi, Lumajang, Malang dan Jombang, sedangkan 3 wilayah yang memiliki tingkat serangan sedang di kabupaten Blitar, Kediri dan Jombang.
Gambar Peta tingkat serangan C. cramella
pada tanaman kakao di kabupaten
jombang periode bulan agustus.2013 Kabupaten Jombang yang memiliki tingkat serangan tinggi yakni di kecamatan Wonosalam, Bareng dan Ngoro, seperti yang tergambar pada peta di atas, wilayah yang berbatasan langsung dengan kabupaten jombang patut mewaspadi ancaman tersebut yakni kabupaten Kediri yang juga pada keadaan tingkat serangan sedang, sebelah timur berbatasan langsung dengan kabupaten mojokerto, khusu kecamatan yang berbatasan langsung dengan kecamatan wonosalam, yakni kecamatan Jatirejo wajib melakukan tidakan antisipasi serangan PBK.
Gambar Peta tingkat serangan C. cramella pada tanaman kakao di kabupaten Malang periode bulan agustus.2013 Pada kabupaten malang beberapa wilayah kecamatan yang memiliki intensitas serangan tinggi yakni, pada kecamatan Kasembon, Ngantang, Wonosari, Kalipare, Donomulyo, Wajak, Tirtoyudo, dan Poncokusumo. Hamper merata di keseluruhan wilayah penghasil kakao, sedangkan pada kecamatan Dampit, Sumbermanjing, ampelgading dan Jabung pada tingkat serangan sedang. Daerah yang berbatasan langsung yakni kabupaten Blitar yakni, kecamatan Binangun dan Kesamben yang juga memiliki tingkat serangan sedang di wilayah tersebut.
Gambar Peta tingkat serangan C. cramella
pada tanaman kakao di kabupaten
Lumajang periode bulan agustus.2013 Wilayah yang tingkat serangannya tinggi di kabupaten Lumajang di dominasi pada kecamatan yang berbatasan langsung dengan kabupaten Malang, yakni pada kecamatan Senduro, Pasrujabe, dan Wonosari, sedangkan kecamatan Pronojiwo dalam tahap tingkat serangan sedang.
Gambar Peta tingkat serangan C. cramella
pada tanaman kakao di kabupaten
Banyuwangi periode bulan agustus.2013 Wilayah kabupaten banyuwangi yang di kelilingi oleh lautan pada bagian selatan dan timur, memiliki kecenderungan sebagai daerah endemik C cramella, hal tersebut tampak di kecamatan Tegaldimo. Kadar uap air yang tinggi salah satu faktor yang mempengaruhinya. Wilayah lain yang memiliki tingkat serangan tinggi di kecamatan Siliragun, Srono, Glagah dan Sronggon, sedangkan wilayah yang tingkat serangannya sedang berada di wililayah Pesanggrahan, Sempu, dan Rogojampi. Kewaspadaan wilayah yang berbatasan langsung yakni kabupaten Jember sebelah timur dan kabupaten Bondowoso akan ancaman serangan hama PBK, perlu ditingkatkan, mengingat begitu besarnya kerugian yang di timbulkan hama PBK tersebut. Teknik Pengendalian 1. Karantina dan sanitasi kebun Tindakan karanntina bertujuan untuk mencegah masuknya hama PBK dari daerah terserang ke daerah yang bebas PBK baik secara internasional antar Negara maupun domestik antar pulau atau antar provinsi. Monitoring hama di tempat pengumpulan hasil (TPH) bertujuan untuk mendeteksi secara dini adanya serangan baru. Sanitasi kebun dilakukan dengan cara menguburkan kulit, plasenta dan buah busuk. 2. Pemangkasan Bentuk Pemangkasan bentuk bertujuan untuk membatasi tinggi tajuk tanaman maksimal 5 m yang berguna untuk mempermudah pengendalian dan panen. 3. Cara Panen Buah kakao memerlukan waktu sekitar 20,5 minggu mulai dari pembuahan sampai masak sempurna. Sementara hama PBK meletakkan telur kurang lebih 6-8 minggu sebelum buah masak sempurna. Kondisi ini menunjukkan bila panen dilakukan pada masak awal mengakibatkan sebagian besar larva ikut terpanen sehingga dapat menurunkan populasi hama. Untuk menurunkan populasi
hama
panen
sebaiknya
dilakukan
pada
masak
awal
yang
dikombinasikan dengan frekuensi panen sesering mungkin (7 hari sekali), langkah lain yang dapat dilakukan untuk membunuh stadia hama yang terbawa saat panen secepat mungkin lakukan tindakan berikut: (a) buah dipecah dan
kulit buah dibenam, dibakar atau disemprot dengan insektisida kontak, (b) kulit buah diletakkan dalam karung plastic kemudian diikat rapat dan diamkan minimal 9 hari. 4. Rampasan Buah Rampasan berfungsi untuk memutus daur hidup hama dengan cara meniadakan makanan yang sesuai bagi serangga hama, yaitu dengan merampas semua buah yang berada dipohon selama jangka waktu tertentu selama 2 bulan. Untuk mendapatkan hasil yang sempurna, rampasan harus dilakukan secara serentak dan tidak ada buah yang tersisa. Sebaiknya rampasan buah dilakukan saat panen rendah. 5. Penyelubungan Buah (Kondomisasi) Penyelubungan buah ata kondomisasi bertujuan untuk menghambat ngengat betina meletakkan telur. Cara pengendalian dengan menggunakan kantong plastik untuk
menyelubingi
buah
yang
panjangnya 7-10
cm. Sistem
penyelubungan buah muda ini sangat efektif (95-100%) untuk pengendalian hama
penggerek
buah
kakao,
hama Helopeltis
sp,
serangan
penyakit Phytoptora palmivora, dan serangan hama tikus. 6. Penggunaan EF Traps Merupakan teknik pengendalian eco friendly Traps, atau pengendalian yang ramah lingkungan dengan menggunakan perangkap, kinerjanya ada 2, yang pertama sebagai sarang semut di mana semut merupakan salah satu predator hama, dan untuk meningkatkan populasi semut hitam perlu membuat sarang yang terbuat dari lipatan daun kelapa atau kakao. Semut-semut tersebut menyerang larva pada buah. Aktivitas semut terjadi baik siang, maupun malam kecuali pada musim hujan. Yang kedua perangkap di olesi lem yang mengandung senyawa atraktan/ penarik hama pbk. 7. Cara Kimiawi Penyemprotan
merupakan
tindakan
terakhir.
Adapun
insektisida
yang
digunakan terutama dari golongan sintetik piretroid antara lain: Deltametrin (Decis 2,5 EC), Sihalotrin (Matador 25 EC), Betasiflutrin (Buldok 25 EC), Esvenvalerat (Sumialpha 25 EC), dengan konsentrasi formulasi berturut-turut 0,6% , 0,06%, 0,20%, dan 0,20%. Alat semprot gunakan knapsack sprayer,
volume semprot 250 l/ha, dan frekunsi 10 hari sekali, sasaran utama buah dan cabang horizontal.
Daftar Pustaka Day, R., 1980, Effect of cocoa pod borer, Conopomorpha cramerella (Snellen), on cocoa yield and quality in sabah, Malaysia. Crop Prot 8 : 332-339