ANALYSIS OF SAFETY RIDING APPLICATION AMONG MOTOR CLUBS IN SEMARANG CITY 2016 BUDI SETIYONO (Lecturer : Nurjanah, S.KM, M.Kes) Bachelor of Public Health - S1, Faculty of Health Science, DINUS University www.dinus.ac.id Email :
[email protected] ABSTRACT Motorcycle is the most preferred means of transportation in Indonesia and other countries. Drive a motorcycle has the risk of accidents is much higher than other vehicles. Finding in various countries show that the human factor is the main cause of the accident , so it will need in the way of safe driving traffic to maintain the smooth transportation, prevent and minimize the impact of accidents. Motor clubs can be used as one means to inculcate traffic discipline, especially for adolescents who are deemed still have unstable emotion. This research was qualitative research with purposive sampling. Subject of this research with triangulasi system that is 3 motor clubs officials as key informant, 3 members and 1 Polantas Dikyasa as informants crosschek. Data collection has been done by in-depth interview and observation. The result showed that the motor clubs instrumental in providing knowledge of how to drive safe for every member of the activity that is in a more fundamental club towards safety riding campaigns and social activity. But the motor clubs to enforce the rules against members equivocal because most of its members to modify the vehicles that do not match the AD/ART applicable. From the police also had a role to provide knowledge how to drive safe, so the motorcycle club can provide an example to the community about safe driving for themselves and other road users. Motor clubs are expected to be a means to campaign for safety riding, especially for adolescents who are emotionally not stable by holding positive activities and provide knowledge about driving. Keywords
: Motorcycle, Safety Riding, Motor Clubs.
ABSTRAK Sepeda motor merupakan alat transportasi paling banyak dipilih di Indonesia maupun di negara-negara lainnya. Berkendara sepeda motor memiliki resiko kecelakaan yang jauh lebih tinggi dibandingkan kendaraan lain. Temuan di berbagai negara menunjukkan bahwa faktor manusia merupakan penyebab utama dari kecelakaan, maka sangat diperlukan cara berkendara yang aman di dalam berlalu lintas untuk menjaga kelancaran transportasi, serta mencegah dan meminimalisir dampak dari kecelakaan. Klub motor dapat dijadikan sebagai salah
satu sarana untuk menanamkan disiplin berlalu lintas khususnya bagi para remaja yang di pandang masih memiliki emosi yang tidak stabil. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan metode purposive sampling. Subyek dalam penelitian ini yang digunakan dengan sistem Triangulasi yaitu 3 pengurus klub motor sebagai informan utama, 3 Anggota dan 1 Polantas Dikyasa sebagai informan crosscheck. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi.. Hasil penelitian didapatkan bahwa klub motor dalam penerapan safety riding selalu memberikan pengetahuan cara berkendara yang aman bagi setiap anggotanya dari kegiatan yang ada di dalam klub lebih mendasar ke arah kampanye safety riding dan kegiatan sosial. Namun Klub motor dalam penegakan aturan terhadap anggota kurang tegas karena sebagian besar anggotanya memodifikasi kendaraan yang tidak sesuai AD/ART yang berlaku. Dari pihak kepolisian juga ikut berperan memberikan pengetahuan cara berkendara yang aman, sehingga klub motor dapat memberikan contoh kepada masyarakat mengenai berkendara yang aman untuk diri sendiri maupun pengguna jalan yang lain. Klub motor diharapkan dapat menjadi sarana untuk mengkampanyekan safety riding khususnya bagi para remaja yang emosinya belum stabil dengan mengadakan kegiatan-kegiatan positif dan memberikan pengetahuan tentang berkendara. Kata Kunci
: Sepeda motor, Safety Riding, Klub Motor
PENDAHULUAN Sepeda motor merupakan alat transportasi yang paling banyak dipilih di Indonesia maupun di negara-negara berkembang lainnya. Berkendara dengan sepeda motor memiliki resiko kecelakaan yang jauh lebih tinggi dibandingkan kendaraan lain. Kecelakaan yang terjadi tidak hanya bisa menimpa pengendara saja tetapi juga pengguna jalan lain. Penyebabnya bisa berbagai hal, mulai dari kondisi sepeda motor, kondisi lingkungan, kondisi fisik pengendara, cara berkendara dan yang utama adalah kondisi mental pengendara. Masalah kedisiplinan dalam penggunaan berkendara yang aman (safety riding) berlalu lintas yang buruk merupakan fenomena yang terjadi di kota-kota besar atau di negara-negara yang sedang berkembang. Masalah ini mencakup seluruh kalangan baik masyarakat yang berpendapatan tinggi maupun masyarakat yang berpenghasilan rendah, ini merupakan masalah kedisiplinan bukan berasal dari perbedaan kesenjangan di masyarakat namun lebih kepada kesadaran diri untuk lebih mengutamakan keselamatan dijalan raya. Pengendara memegang peranan vital dalam berlalu lintas. Temuan di berbagai negara menunjukkan bahwa faktor manusia merupakan penyebab utama
dari kecelakaan lalu lintas. Data terbaru yang dikeluarkan, World Health Organization (WHO) menunjukkan India menempati urutan pertama negara dengan jumlah kematian terbanyak akibat kecelakaan lalu lintas. Sementara Indonesia menempati urutan kelima. Namun yang mencengangkan, Indonesia justru menempati urutan pertama peningkatan kecelakaan menurut data Global Status Report on Road Safety yang dikeluarkan WHO. Indonesia dilaporkan mengalami kenaikan jumlah kecelakaan lalu lintas hingga lebih dari 80 persen. Angka kematian global saat ini tercatat mencapai angka 1,24 juta per tahun. Diperkirakan, angka tersebut akan meningkat hingga tiga kali lipat menjadi 3,6 juta per tahun pada 2030.1 Menurut data Satlantas Polrestabes Kota Semarang pada tahun 2016, antara bulan Januari s/d Mei 2016 sebanyak 403 kejadian. Sementara, untuk kejadian yang melibatkan usia produktif rentang usia 16 s/d 25 tahun sebanyak 154 orang dengan rincian korban meninggal dunia sebanyak 7 orang, luka berat 65 orang, luka ringan 29 orang. Kecelakaan lalu lintas ini banyak disebabkan oleh faktor manusia, yaitu mental yang gampang mudah terpancing emosi pada saat berkendara, menggunakan handphone saat berkendara serta sering terburu-buru. Data tersebut memberikan dampak yang merugikan bagi pengendara (orang) dan materi.2 Maraknya komunitas atau perkumpulan yang mengatas namakan sebagai klub motor menimbulkan gengsi antar individu, menyebabkan munculnya dampak pelanggaran ketertiban berlalu lintas para anggotanya. Dampak pelanggaran yang sering terjadi dalam club motor adalah masih ditemukannya anggota yang belum mematuhi aturan yang berlaku, contohnya masih memakai satu spion dan penggunaan knalpot bersuara keras. Permasalahan ini bertentangan dalam Anggaran Dasar / Anggaran Rumah tangga (AD/ART). Klub motor sebagai komunitas / paguyuban para pengguna sepeda motor yang memiliki anggota bervariasi dengan latar belakang pendidikan, sosial politik, sosial ekonomi dan sosial budaya. Sebagai komunitas pengendara sepeda motor tentu mempunyai resiko menghadapi kecelakaan yang cukup tinggi. Oleh sebab itu, perlu kesepakatan tentang etika dasar pengendara, dalam hal ini bagaimana berkendara yang baik dan aman (Safety Riding). Pelaksanaannya bukan lagi dalam bentuk pemaksaan tetapi melalui pendekatan mental, sehingga anggota menjadikan safety riding menjadi bagian dari kebutuhan.3
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan induktif melalui wawancara mendalam kepada 3 pengururs klub motor untuk menggali informasi yang dipergunakan sebagai data dengan teknik purposive sampling yaitu pemilihan informan dengan menentukan kriteria terlebih dahulu. Keterangan jawaban wawancara dari informan dapat diketahui kesahihannya melalui cross check dengan empat orang yang dianggap tahu mengenai informan tersebut yaitu 3 anggota klub motor dan 1 Polantas Dikyasa kota Semarang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi.4 HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil wawancara maka dapat diketahui karakteristi 3 subyek peneliti yaitu jabatan kepengurusan di dalam klub motor, aktif mengikuti kegiatan klub motor, bersedia memberikan keterangan saat diwawancarai. Dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 1 Karakteristik Informan No
Kode I1
Tanggal wawancara 26-8-2016
Usia (Tahun) 27
Pendidikan Terakhir SMA
Jabatan Kepengurusan Ketua JSC
1 2
I2
2-9-2016
25
SMA
Ketua KOMBO
3
I3
9-9-2016
25
SMK
Ketua CHIVAS
Dari data diatas dapat diketahui bahwa subyek penelitin berjumlah 3 orang, memiliki jabatan kepengurusan di dalam klub motor, sebagian besar subjek penelitian aktif mengikuti kegiatan.
Tabel 2 Karakteristik Triangulasi No
Kode
1 2 3 4
T1 T2 T3 T4
Tanggal wawancara 14-9-2016 14-9-2016 15-9-2016 21-9-2016
Usia (Tahun) 26 26 24 32
Jenis Kelamin L L L P
Pendidikan Terakhir SMA SMA STM Polwan
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa triangulasi dilakukan kepada anggota klub motor dan Satlantas kota Semarang yang dianggap lebih berkompeten untuk memberikan informasi mengenai Analisis Penerapan Safety Riding Pada Klub Motor Di Kota Semarang Tahun 2016. Tahap pertama dalam penelitian ini yaitu mendatangi klub motor JSC, KOMBO dan chivas untuk meminta ijin melakukan wawancara, setelah mendapatkan ijin kemudian peneliti mulai melakukan wawancara sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Berdasarkan wawancara dari 3 informan mengatakan bahwa sebagian besar klub motor berdiri karena hobi yang sama terhadap motor, di dalam klub motor pengurus memberikan pengetahuan cara berkendara yang aman, bekerjasama dengan kepolisian untuk menerapkan safety riding kepada anggota di event-event yang di adakan klub motor. Namun semua informan mengatakan bahwa tidak semua anggota menggunakan alat safety riding yang lengkap, masih banyak anggota yang menganggap remeh hal tersebut dan tetap mengikuti touring klub, selain itu pengurus dalam penegakan aturan kurang tegas dalam hal kelengkapan safety riding serta modifikasi motor yang dapat membahayakan anggota dalam berkendara. Dari hasil wawancara kepada 4 anggota klub motor mengatakan bahwa sebagian besar anggota mendapatkan pengetahuan safety riding dari klub motor melalui berbagai kegiatan yang diadakan oleh klub, sebagian besar anggota mendukung kegiatan tersebut. Sebagian besar anggota klub motor memodifikasi kendaraannya, mereka beranggapan bahwa modifikasi suatu bentuk inspirasi yang membuat anggota lebih percaya diri saat berkendara.
PEMBAHASAN Dalam penelitian ini, umur subjek penelitian antara 25-27 tahun. Pendidikan formal subjek penelitian ini adalah SMA dan SMK. Subjek penelitian merupakan pengurus dari klub motor serta aktif dalam kegiatan yang diadakan oleh klub tersebut. Sebagian besar informan mengatakan awal mula berdirinya klub motor karena hobi yang sama terhadap motor, klub motor berdiri karena antusias luar biasa dari pengguna dan pecinta motor dengan jenis motor yang sama dan ini menjadi suatu wadah yang positif untuk mewadahi hobi mereka yang saat ini berada di kota Semarang dengan latar belakang pendidikan, sosial politik, sosial ekonomi dan sosial budaya yang bervariasi. Biasanya klub motor berada dibawah bendera pabrikan motor dan mempunyai nama dengan embel-embel (merk) pabrikan. Kegiatan klub motor lebih mendasar ke arah kampanye safety riding dan kegiatan sosial.5 Sebagian besar perilaku berkendara anggota klub motor terkesan arogan, dalam touring klub motor memiliki leader yang mengatur barisan depan yang disebut forider yang bertanggung jawab atas petunjuk jalan, biasanya anggota mengikuti forider dengan berkendara secara berkelompok dan cara mereka meminta jalan biasanya memberikan kode dengan menggunakan stick lamp dan bahasa tubuh, cara berkendara yang berkelompok dapat mengakibatkan resiko kecelakaan yang sangat tinggi karena jarak antara anggota terlalu dekat terutama pada saat menyalip, menurut Dinas Perhubungan jarak ideal dalam berkendara kecepatan 60km/jam jarak amannya 40 meter dan jarak idealnya 60 meter6. Serta terdapat anggota menggunakan alat safety riding yang tidak lengkap, alat safety riding yang sering diabaikan anggota adalah pememakai pelindung siku dan lutut, kacamata, masker, menggunakan helm yang tidak Standart Nasional Indonesia (SNI) atau yang tidak ada kacanya. Hal tersebut tidak sesuai dengan AD/ART klub pasal 8 tentang keanggotaan yang berisi kelengkapan kendaraan lengkap, memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM ). Menurut triangulasi (anggota) cara berkendara saat touring mengikuti ketua atau pemimpin, penggunaan alat safety riding rata-rata anggota masih belum menggunakan alat safety riding secara lengkap,alat safety riding yang sering diabaikan yaitu penggunaan pelindung lutut dan siku, masker.
Sebagian besar klub motor memberikan pengetahuan safety riding kepada anggotanya bekerjasama dengan pihak kepolisian, dari pihak kepolisisan ikut berperan dan sering melakukan sosialisasi saat kopdar serta saat event-event yang diadakan klub. Sebelum menjadi anggota atau member pun klub motor harus mengikuti seleksi calon anggota yaitu dengan melakukan ospek seperti pelantikan dalam bentuk pengetahuan game safety riding kepada calon anggota baru, game tersebut meliputi bagaimana cara memakai alat safety riding yang aman saat berkendara dari pemakaian helm yang Standart Nasional Indonesia (SNI), jaket, masker, sarung tangan, sepatu yang menutupi mata kaki, penggunaan alat pelindung siku dan lutut beserta kelengkapan surat kendaraan dan sim, kemudian dari calon anggota mempraktekkan cara berkendara yang aman yang tidak merugikan pengendara lain. Kegiatan yang ada di dalam klub motor lebih mendasar ke arah kampanye safety riding dan kegiatan sosial. Menurut triangulasi (polisi) dari kepolisian sangat berperan terutama dari unit DIKYASA karena ini tugas polisi untuk memberikan pengetahuan mengenai safety riding. Edukasi dari kepolisisan terhadap klub motor diberikan pada saat ada event-event atau pada saat mereka melaksanakan Kopdar (Kopi Darat) hari jumat malam Polantas melaksanakan patroli dijalan sambil memberikan sosialisasi tentang safety riding. Rata-rata anggota memodifikasi kendaraannya, modifikasi mulai dari tampilan yaitu corak warna (airbrush) sehingga merubah warna yang tidak sesuai dengan STNK, dari style yang hobi road race atau cornering member mengaplikasikan kendaraannya dengan ban balap yang tidak sesuai dengan kondisi jalan saat touring, ada juga yang petualang memodifikasi motornya dengan model trail atau cross dengan meninggikan shock kendaraannya yang standartnya rendah menjadi lebih tinggi, knalpot banyak yang mengabaikan aturan-aturan yang melanggar lalu lintas khususnya untuk knalpot racing yang menimbulkan kebisingan diatas standart yang dapat mengganggu konsentrasi pengendara lain saat di jalan, penambahan box pada kendaraan dapat mengurangi keseimbangan saat berkendara terutama pada saat mendahului kendara lain yang diakibatkan karena beban bertambah dan menimbulkan resiko kecelakaan, lampu strobo seperti yang digunakan oleh kepolisian, penggunaan sirene, penambahan lampu sorot atau lampu tembak untuk saat menyalip kendaraan besar dari arah yang berlawanan dapat menyilaukan pengendara lain yang berada di depannya.
Menurut triangulasi (anggota) sebagian besar klub motor memberikan pengetahuan mengenai cara berkendara. Kegiatan yang ada didalam klub motor meliputi bakti sosial, touring wisata dan menghadiri acara-acara anniversary klubklub motor. rata-rata anggota memodifikasi kendaraannya termasuk mereka. sebagian besar Triangulasi mengatakan bahwa modifikasi bukan termasuk pelanggaran. Penegakan aturan terhadap anggotanya kurang tegas karna tidak ada larangan dari pengurus bagi anggota yang memodifikasi kendaraannya, hal tersebut tidak sesuai dengan AD/ART pasal 6 tentang tugas kepengurusan yang berisi menasehati, memberi peringatan dan teguran kepada semua anggota yang melanggar atau tidak mematuhi semua aturan dan tata tertib yang ada. Rata-rata klub motor pernah mengalami kecelakaan pada saat touring keluar kota. Faktor penyebab dari kecelakaan mulai dari faktor manusianya sendiri meliputi kelelahan saat berkendara karena menempuh jarak yang sangat jauh, kondisi kendaraan yang kurang fit seperti ban yang sudah tidak layak pakai, kerusakan pada mesin motor dll, faktor cuaca yaitu pada saat melakukan touring pada saat musim hujan membuat jalan menjadi licin sehingga membuat anggota tergelincir, pada saat musim kemarau membuat jalanan berdebu yang dapat mengurangi jarak pandang mata pengendara dan juga faktor jalan meliputi kondisi jalan yang sempit maupun jalan yang berlubang. Menurut triangulasi (anggota) pernah terjadi kecelakaan pada member atau anggota. Faktor penyebab dari kecelakaan semua triangulasi mengatakan faktor kelelahan atau juga kurang tau karena kondisi jalan ataupun kondisi kendaraan yang kurang layak digunakan untuk melakukan touring keluar kota. SIMPULAN Klub motor berdiri karena hobi yang sama terhadap motor, klub motor ini menjadi suatu wadah yang positif untuk mewadahi hobi para anggota yang memiliki anggota bervariasi latar belakang pendidikan, sosial politik, sosial ekonomi, dan sosial budaya. Perilaku berkendara anggota klub motor kurang baik cenderung menguasai jalan pada saat touring karena cara berkendara yang berkelompok atau bergerombol, selain itu anggota kurang memahami pentingnya kelengkapan alat safety riding saat touring atau berkendara dan terdapat perbedaan perilaku
berkendara setiap anggota klub, faktor utamanya adalah usia, pengalaman dan pengetahuan mengenai safety riding yang kurang. Sebagian besar anggota motor memodifikasi kendaraannya yang tidak sesuai dengan standart, modifikasi tersebut dapat membahayakan dirinya sendiri dan mengganggu kenyamanan pengendara lain dari modifikasi knalpot menjadi knalpot racing yang tingkat kebisingannya tinggi, shock diganti variasi, velg, lampu strobo, tidak ada spion dan juga penambahan box yang dapat menambah beban pengendara sehingga mengurangi kesimbangan. Klub motor berperan dalam memberikan pengetahuan cara berkendara yang aman bagi setiap anggotanya tetapi hanya sebatas mengingatkan dan pendidikan safety ridingnya didapatkan dari pihak kepolisian, dari kegiatan yang ada di dalam klub motor lebih mendasar ke arah kampanye safety riding dan kegiatan sosial. Dari pihak kepolisian ikut berperan dalam memberikan pengetahuan dan pendidikan mengenai cara berkendara yang aman (safety riding) dengan cara sosialisasi terhadap klub motor dan polisi menjadikan klub motor sebagai mitra untuk memberikan contoh kepada masyarakat mengenai bagaimana berkendara yang baik, aman untuk diri sendiri maupun pengguna jalan yang lain. Klub motor dalam penegakan aturan terhadap anggota kurang bertindak tegas karena sebagian besar anggotanya memodifikasi kendaraan yang tidak sesuai standartnya. Resiko kecelakaan dalam perilaku berkendara anggota klub motor yang belum safety dalam berkendara dapat berakibat terjadinya kecelakaan, faktornya mulai dari faktor manusianya sendiri, faktor cuaca dan juga faktor jalan. SARAN 1.
Bagi klub motor Klub motor dapat digunakan sebagai salah satu sarana untuk mengkampanyekan berkendara yang aman (safety riding) khususnya bagi para remaja yang emosinya masih belum stabil dengan mengadakan kegiatan-kegiatan yang positif dan memberikan pengetahuan tentang berkendara yang aman (safety riding) sehingga dapat menjadi contoh yang
baik bagi masyarakat umum dalam berkendara terutama dalam penggunaan alat safety riding. 2.
Bagi anggota klub Anggota klub motor disarankan untuk lebih mengutamakan safety riding serta lebih aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang positif di dalam komunitas atau klub motor untuk keselamatan berkendara dan memberikan contoh yang baik kepada masyarakat serta menjaga nama baik klub dengan sebaikbaiknya.
DAFTAR PUSTAKA 1. WHO. WHO Report 2015- Global Status Report on Road Safety. 2. Satlantas Polrestabes Kota Semarang. Laporan kecelakaan bulan Januari s/d Mei. 2016 3. Asri
Wulandari.
Pembentukan
Strategi
Citra.
Komunikasi
Jurnal
Komunitas
Komunikasi
dan
Klub
Motor
Informatika
Dalam
Universitas
Muhammadiyah Surakarta 2012. 4. Dian Ady Ningsih. Komunitas Motor Gede ‘Tiger Community Samarinda’ (TCS) Di Kota Samarinda. Jurnal Sosiatri-Sosiologi Fisip Universitas Mulawarman vol 2 no 2 Juni 20014 5. Yunistika Dwi Insanti. Hubungan Antara Konformitas Dengan Kedisiplinan Berlalu Lintas Pada Anggota Klub Motor. Jurnal Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta 2010 6. Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Remaja Rosda karya. Bandung. 2007. 7. Perbedaan
Club
motor,
Geng
motor
dan
Motor
Community.
http://www.hasbihtc.com/perbedaan-geng-motor-club-motor-dan-motor community.html#ixzz3YlLWkSmK. Diakes tanggal 9 Februari 2016 8. Departemen Perhubungan RI Ditjen Perhubungan Darat. Buku Petunjuk Tata Cara Bersepeda Motor di Indonesia. 2009.