ANALOGI BISNIS MINIMARKET DAN WARUNG KECIL
Di Susun Oleh : MUFID ITSNAINI ZAIN 10.11.4404 S1.TI.2L
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011
ABSTRAKSI
Secara umum, sistem manajemen suatu kegiatan ekonomi adalah sama. Hanya yang membedakan adalah bagaimana suatu pembuka usaha market tersebut mengaplikasikannya pada setiap sub-sub sistem yang berkembang didalamnya, baik itu sebuah Minimarket maupun hanya warung-warung kecil yang ada. Di daerah Yogyakarta misalnya, sekarang semakin banyak bangunan yang fungsinya menjadi sebuah Ruko, yang nantinya akan menjadi sebuah minimarket ataupun sejenisnya. Disinilah para perencana pembuka lahan ekonomi membuat suatu pemikiran, bahwa, sebuah usaha yang besar, tidak akan berkembang jika hanya pada suatu lokasi saja, sehingga mereka pemilik modal berusaha mengembangkan usaha minimarket tersebut menyebar ke seluruh wilayah yang mungkin akan banyak dikunjungi konsumen. Para pendiri minimarket ternyata menggunakan sistem yang ada dari sebuah warung kecil, dimana suatu usaha tidaklah harus menjadi besar, yang terpenting adalah berkembang, walaupun tujuan akhirnya adalah juga untuk menjadi perusahaan besar.
KATA PENGANTAR Alhamdullillah, Puji syukur hanya bagi Allah semata, karena dengan hidayahNya penulisan karya tulis ini selesai dengan tiada hambatan yang berarti. Dengan selesainya penyusunan karya tulis ini, tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak dan Ibu dosen yang telah membina dan memberi pengarahan kepada kami. 2. Ayah Bunda dan juga keluarga kami yang telah mendidik dan mendukung kami. 3. Teman-teman di kelas S1.TI.L yang telah membantu dan mendukung dalam pembuatan karya tulis ini. Tanpa dukungan
pihak yang Penulis sebutkan diatas, mustahil Penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ini. Oleh karena itu, Penulis mengucapkan banyak terima kasih. Penulis berharap agar karya tulis ini dapat berguna bagi kita semua untuk memperdalam ilmu kita tentang ciri-ciri makhluk hidup terutama tumbuhan. Penulis menyadari bahwa karya tulis ini sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat berguna untuk meningkatkan dan memperbaiki karya tulis berikutnya. Tiada gading yang tak retak, hanya Allah Yang Maha Sempurna. Yogyakarta, 27 Maret 2011 Ttd
Penulis
BAB I Pendahuluan
Latar Belakang Karya ilmiah ini dibuat dengan berdasar pada tugas mata kuliah Lingkungan Bisnis yang berisikan tentang peluang bisnis dan juga ingin memberikan pengetahuan dasar mengenai sistem pengembangan pada Minimarket dengan warung-warung kecil yang sudah mulai memudar peranan dalam kegiatan ekonomi. Penulis juga mengambil beberapa point yang mungkin nantinya bisa dijadikan acuan sebagai pedoman untuk pembaca dalam memulai masuk dalam dunia bisnis.
Bab II Pembahasan Di awali dari semakin seringnya mendengar berita tentang mudahnya seseorang membeli franchise untuk mendirikan sebuah minimarket bersistem waralaba, ada sebuah analogi sistem yang dipakai dalam minmarket dengan sistem yang ada di warung-warung kecil (kelontong). 2.1 Pembuktian adanya Analogi sistem Pada warung-warung kecil, walaupun tidak secara rapi suatu sistem yang berjalan, namun sub-sistem itu dijadikan peluang para pembeli franchise untuk mengembangkan usaha minimarketnya. Sebagai contoh adalah semakin banyaknya minimarket dengan nama yang sama berdiri. Ke dalam daerah yang lebih khusus, contohnya adalah minimarket Indomart, Alfamart, dan Circle-K di daerah Yogyakarta. Minimarket tersebut berdiri saling berdampingan. Hal ini adalah pemikiran dari pemilik modal yang menganalogikan usahanya seperti banyaknya warung kecil yang menjual barang yang sama pada tempat yang berbeda, yang pasti dengan suatu daya tarik berbeda juga, seperti persaingan harga.Tidak hanya itu, minimarket tersebut bahkan dibangun pada jarak yang relatif dekat dengan minimarket satu pewaralaba. 2.2 Langkah-langkah pembuktian Pada dasarnya sebuah sistem pengembangan usaha, adalah seberapa luas konsumen mengetahui keberadaan tempat usaha kita, sehingga tidak mungkin sebuah pendiri minimarket akan membangun bangunannya sampai bertingkat-tingkat. Dalam perencanaan peluang bekerja, pemilik warung hanya mengambil untung yang sedikit, yang terpenting adalah bagaimana warung tersebut bisa menjadi tempat utama bagi konsumen. Hal inilah yang juga coba diaplikasikan oleh minimarket. Pembuktian lebih lanjut, adalah persaingan harga, dimana para pemilik warung kecil akan memberikan harga yang bersaing. Begitu juga pada minimarket, yang akan memberikan discount serta bonus dalam pembelian barang tertentu.
2.3 Perbedaan dari beberapa bukti Namun, mengapa warung-warung kecil sampai sekarang masih bisa bersaing dengan minimarket yang ada? Berikut adalah hasil dari feedback para konsumen yang secara umum memberikan tanggapan baik itu lebih ke minimarket ataupun yang masih setia pada warung kecil: a. Minimarket memberikan pelayanan yang mewah, serta tempat yang bersih. b. Minimarket sering mengadakan diskon barang c. Warung kecil bisa menyediakan barang secara partai kecil, sedangkan minimarket tidak bisa, karena sebuah barang di minimarket akan masuk dalam sistem yang berjalan. d. Banyak minimarket yang tidak menyediakan lahan parkir gratis, sehingga para konsumen sedikit enggan untuk ke minimarket tersebut. e. Masyarakat sipil mungkin menilai bekerja di sebuah minimarket suatu pekerjaan yang terlihat mewah dalam segi penampilan. f. Tetapi para karyawan di minimarket, akan jenuh dengan sistem yang ada, berbeda dengan warung kecil yang memiliki sistem yang tidak mengikat.
Bab III Penutup 3.1 Kesimpulan Dengan berbagai pembahasan serta referensi yang ada, bisa diambil kesimpulan diantaranya : a. Sebuah warung kecil atau usaha sekecil apapun, harus memiliki sebuah sistem, baik itu sistem manajemen maupun yang lainnya. b. Suatu sistem tercipta dari sebuah usaha kecil, dan proses-lah yang akan mengembangkan sistem tersebut. c. Peluang ekonomi dalam waralaba saat ini memang sangat mudah, namun yang terpenting adalah bagaimana seorang pemilik tersebut bisa membedakan sebuah sistem dengan Sumber Daya Manusianya. 3.2 Saran Penulis berharap, semakin berkembangnya pendirianminimarket dan pembelian Franchise, tidak melupakan harkat, martabat sebuah sistem pada sumber daya manusia, sehingga tidak menimbulkan persaingan yang tidak wajar. Selain itu, pendirian bangunan untuk sebuah minimarket seharusnya juga memperhatikan keindahan tata kota yang ada, dan memperhatikan jarak yang ideal dengan minimarket yang lain agar sistem pengembangannya tidak mubadzir.
Referensi http://www.carifranchise.com/?s=bagaimana+perbandingan+hukum+adat+dengan+hukum+barat http://www.tempointeraktif.com/hg/opiniKT/2011/03/10/krn.20110310.229338.id.html http://suar.okezone.com/read/2011/02/28/283/429642/