ANALJSlS FAKTOR-FAKTORPERMINTAAN
DAN
PENAWARAN JANGKA PEl'.fDEK YANG Ml<:~lP£NGARUHf PJ>IIB SEKTOR PERTAI\JAN UJ rROPlNSI NUSA TENGGARA BARAT
Analysis of Influence of'Denuuu! 11111/ Sharl Run Supply Factors Ou GDRP of Agricultural Sectors in West N11sa Te11gg11r11 Province
Olch
FJTRAH GUNADI NPM. 120720060016
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Golar Magistor Ekonomi Pada Program Magister Ekonomi Pcmbangunau dan Pcrcncanaan Spesiafisasi/Pemiuatan
Ekonomi Pcmbangunnn nan Pcrencannan
MAGTSTER F.KONOMT PEMBANGlJNAN DAN PEREI\CANAAI\ l'ASCA SAR.JANA FAKULTAS EKONOMl UNIVERSTTAS PADJADJARAN BANDlJNG
2007
ANALISIS FAKTOR-.FAKTOR PERMINTAAN DAN PENAWARANJANGKAPENDEK
YA:"llG MEMPENGARUHI
PDRB SEKTOR P.F~RTAl\IAN DI PROP1NSf NUSA TENGGARA BARAT Oleh FITRAH GUNA.01
NPM. 120720060016
Diajukan Untuk Mcmcnuhi Syarat Mempemleb Gelar Magistcr Ekonomi Pnda ProgramMagister Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan Spesialisasi/Pem inatan : Ekouonu Pembangunan dan Pcrcncanaan Telah disetujui oleh Pembimbing pada tanggal
Scperti yang tertera di bawah ini Bandung, 26 September 2007
Ketua Ti1~.1Pembimbin\!: I •·
__}:~
}t Prof. Dr Rina 1 diastati. SE .. MSI Ii NlP 131 565 296
Or. H:-11:. Kernal Hidavat SE .. M.Sc NTP. 131410898
Mcngciahui : Ketua Pro!',ram
Magister Ekonorui Pernbangunan dan Perencnnaan Universitas l'adjadjaran
Prof. Dr. Hj. Tatis. Jo~sron, SE .. MS NTP 110 91~ 698
PERNYATAAN
I kngim ini saya rncnyarakau bahwa :
I. Katya iulis saya ini, tcsis adalah asli dan belum perrnh diajukan untuk mendapatkan gelar nkadcmik (Sarjana . Magistcr, dan atau doktor), baik di Univesitas Padiadjarau muupun di r~rg11r11::tn rin!Jgi lain.
Karya tulis ini adalah murni gagasan. rurnusan dan pcncliuan saya sendiii. taupa bantuan pihul, lain, kecuali arahan pemhirnbing, 3. Dal.uu karya tulis ini lidnk terdapat karya aiau pend.rpat )ang tclah ditulis arau dipublikusikau orang lain. kccuali secara tcrtulis dengan jelas diaruumkan sehagai ucuan d;1la111 nasknh dcngan duscburkan 11n111a pcngarang dan dicarrumkan dalam drflar pustaka 4. Pcmyataun ini snyn buat dcugan ~>unsg.dmya dnn upabi!a di kc0111di311 hari rcrdapa: penyirnpangan dun ketidakhcnaran dalam pcmyataan mi. maka saya bersediu mencrima sanksi ;1'-:1dc111ik bcrupa pcncabutan gelar ~'ling telah :..,y;, perolch karcna kaiya ini. scua sanksi laiunya scsuai dcuean uonna ):11th! hctl:iki. di pcrguruan 1i11ggi ini.
lnrah Gunadi
xrx I
I :!07200000
I<•
IV
ABSTRAK ANALJSLS FAKTOR-FAKTOR PE&WN7AANDAN PENAWARAN
JAJVGKAPENDEK YANG 111EMPENGARUHIPDRIJ Sl::KTOR PERTAN/AN Dl PROI'TNSI NUSA TENG6:4RA BARA T Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh faktor-faktor permintaan terhadap PDRR sektor pertanian, pengaruh faktor-faktorpenawaran terhadap harga output sektor pertanian dan mengtdentifikasi faktor-faktor permintaan dan penawaran sektor pertanian secara simultan mempengaruhi
PDRB sektor pertanian. Pada persamaan permintaau, J'l)RIJ sektorpertaniau berfungsi sebai;ai variabel tidak bebas, harga komoditas beras, jumlah penduduk dan pendapatan
per kapita sebagai variabel bebas. Sedangko» pada persamaan penawaran, variabel harga komoditi beras merupakanvariabel tidak bebas, dan l'DRB sektor pertanian, luas lahan pertanian dan rata-rata curah hujan berfungsi sebaga, variabel tidak bebas: Dalam penelitian ini esttmasi model me.11gg1111aka11sistem persamaan simultan menggunakan metoda Two Stage Leost Square dengan data panel kabupaten/kota di Propmst Nusa Tenggara Baral tahun 2000 - 2005. Ilasi! penelitian in! menyimpulkan faktor-faku»: pennintaau dau penawaran secara simultan mempengaruhi per111111huha11 PDRB sektorpertanian. Jumlah pe11d11d11k dan ntlat PDRB sektor pertanian tahun sebelumnya berpengaruh positif dan signifikmi terhadap PDRH sektor pertanian. Sedangkan harga komoditi beras dan pendapatan per kapita positif nam1111 tidak signifikan mempengaruhi PDRB sekior pertauian: PDRB sektor pertanian, rata-rata curah J11ya11 dan harga komoditi beras tah1111 sebelumuya bcrpengaruh positif dan signifikan terhadap harga komodut beras, tl(Jm1111 luas Iaban pa11e11 memberikan pengaruh negatif ymtg signifikan terbadap harga komoditi beras. Kata Knnci
PDHJJ Scktor Pertanian, Fakior-Paktor Permintaan Sektor
l'ertanian, Faktor-Faktor Pe11a11ara11 Sektor Pertonian, Model l'ersamaau Si11111/1a11
v
ABSTRACT ANAi. YSIS OF INFLUENCE OF D£1\1ANDAND SHORTRUN SUPPLY FACTORS ON GDRP OFAGRJCULTURAL SECTOR TN WEST NUSA TENG(,'ARAPROVINCE
Tire objectives of this research are to analyze the irfluence factors of demand on GDNP of agricultural sector, the influence factors of s11ppl11 011 agricultural 011rp11t price, and to identified factors supply and demand of agriculturalsector which s111111l1a11eo11sly influenceGVNP of agriculturalsector 111 the demand eq11a11011, GDHP af agricultural sector» functions as independent vanable, while rice commodity price. population number and per capita Income as dependent vanable. /11 the short nm supply equation. the commodity price representing dependent variable. whereas the independent variables are GDRP of agricuuurot sector, harvesting ogncuitural witdh area and rairfal! average. /11 this research. model esumation processed w11'1 simultaneous equation system usinJ! Iwo Stage Least Square by usingpanel data of regencies:1111111ic1palme.~111 th« period :woo - 2005. 1111: result 11/ this research conciuded that factors supply and demand slmultaneonsly mfl11e11ci11g ODRP of agrrc11/t11ral sector. Number of population. lite previous value oj (Jl)l(J' of agncutturat sector has JX>.11ti1·e irflueuce 011d significan! 011 Gl)IU' of agricultural sector. IV/uh: nee commodity price and per capita income gives positive offec: b111 not stgnifican! 011 GDRP of agricultural sector. GnF
: (iUIU1 of Agrtcntrnral Sector, Fae/ors of demand. Factors 11( Suply, Si11111/ra11eous Eq11a1iu11 Model
VI
KATA PENGANTAR
f>uji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat mcnyelesaikan tugas akhir tesis dengan judul "Analisis
Faktor-Faktor Permintaan dan Penawaran Sektor Pertanian Yang
Mempengaruhi Pcrtumhuhan Scktor Pertanian di Propinsi Nusa Tenggara Ilarat" pada Program Magister Ekonorni Pernbnngunan dan Pcrcncanaan Universitas Padjadiaran
Penulisan tesis ini tidak terlepas dari banruan berbagai pihak, oleh karena i111 dengan segala kerendahan hati, penulis mcnyampaikan
rasa tcrima kasih yang
sebesar-bcsamya kcpada yung terhormat : I. lbu Prut'. Dr. l"Jj. Tati Suhartati Jocsron, SP.., MS sclaku Ketua Program Magi~ter Rkonomi Pemhan!J,1111<111 dan Perencanaan Universitas Padiadjaran, Bapak Dr, Budiono, St:., Mi\ sclnku Sckretaris Bidang Akadcmik clan Kcrjasama. serta Ir. Bugdja Muljarijadi, SB., MS selaku Sekretaris Bidang
Adrninistrasi dan Keuangan dan Prasarana, terirna kasih alas sernua arahan dan kerjasamanya 2 Kepala Pusbindiklatren
Bappcnas beseria staf alas beasiswa yang telah
dibcrikan dan kerjasamanya.
3. Bapak Bupati
Bima yang tclah mernberikan
izin
tugas bclajar untuk
melanjutkan pcndidikan S-2 di Universitas Padjarljaran 4. lhu Prof r:>r Hina Indiasruti, SP., MSJE dan Bapak Dr. H. Ahmad. Kemal Hidayat,
SE.,
M.Sc selaku pernbirnbing,
lbu Prof Dr. Hj. Tati Suhartaii
Vii
Jocsron, SE-, MS dan lbu Suryaningsih ·"'- Don, SE., M.Si yang telah memberikan masukan-rnasukan berharga selama proses penyusunan tesis ini. 5. Bapak dan Thu Pengajar beserta stafBagian Administrasi (Pak Aris dan kawankawan) Program
Magistcr Ekonomi
Pembangunan
dan
Perencanaan
Universitas Padjadjaran. 6. Rekan-rekan rnahasiswa MEl'I' Spesialisasi Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan Angkatan 2006 atas segala kebersamaannya 7. Kang Dadang dan Bang Ipul (Taman Sari} yang telah mcrnbantu penulis di awal-awal perkuliahan, serta tcman-teman di Pancasila 28 (Reza, Riza, Irwan, Agung, Hanna, lya, Sari dan Lina) atas dukungan dan kcbcrsamaannya. 8. Andi Arafat. Ponca, Dadan, Setyarso, Andi Agustiana, Retnaningsih dan Sri may Allah always be with you all. 9. Papa II. Sjamsuddin Djamal dan Mama 1-lj. lmo Suryati di Jakarta, serta adikadikku tersayang Yayat, Alif dan Mala alas segala dukungan, doa dau kasih sayangnya di sepanjang masa yang tak lekang oleh waktu Penulis mcnyadari bahwa tesis yang disusun ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan masukan saogat pcuulis harapkan. "Die tat is Alles nicht derRuhrn".
Semoga Allah SWT rnembcrikan segala kehaikan mcrcka dengan berlipat ganda Ami in Bandung, September 2007
Pcuulis
Vlll
DAFTAR ISI
HA.LAMAN JUDLL
.
LEtvffiAR PENGESAHAN
11
PERNYATA/\N
111
ARSTRA.K
.
A13STR.ACT
IV
,.........
v
KAT A PENGANTAR
vi
DA Ff AR lSl
.
...
viii
DAFT AR TABEL.............................
xi
DAJTAR GAMBAR ..
xii
DJ\FTJ\R LA.~1PIRAN......................
x111
UAB I. l'ENDAHULUAN
.
1. l l.atar Belakang
.
I 2 ldeotifikasi
dan Perumusan Masai ah............................................
7
1.3 Tujuan
8
1.4 Kegunaan Penelitian
.
8
BAB IL KAJTAN PUSTAKA, KERANGKA PEMJKIR/\N DAN HU>OTBSJS JO 2.1 Defiuisi Peuauian
10
2.2 Peranan Scktor Pertanian
11
2.3 Scktor Pcrtanian dan Penumbuhan Ekonomi
13
2.4 Model Pertumbuhan Neoklasik Solow
..
14
2.5 Penumbuhan Penduduk dan Mode( Solow
.
2.6 Perkembaugan Teknologi dan Model Solow..................... 2. 7 Pcrmintaan dan Penawaran Dalam Perekonomian 2.8 Hasil Penelitian Empiris 2.8. I Pcnelitian
..
l9 .
.
Hail in Qu, Peng Xu. dan Amy Tan (2002).. ...
2.8 7.. Penelitian Mundlak et.al (2003)..................................
18
21
24 24 26
IX
2.8.3 l'enelitian Bo Q Lin (2003)
27
2.8.4 Penelitian Rachmini Saparita (2004)
......•...
29
2.8. S Penclitian A. Husni Malian dkk (2004)
JI
2.8.6 Penelitian Euphrasia Susi Suhendra (2006)
33
2 8 7 Penelitian
Camargo Barros, Silva Spolador dan Piedade
Bacchi (2006)..............
34
2.9 Kerangka Pcmikiran
.
2.10 Hipotesis
36 .
43
.
44
.
44
.
44
.. Vanabel )''Dk .) es nps: ana e
.
45
> .4
Operasional Variabel
.
46
3.5
Model Ekonomctrik
.
47
3.6
Metodc Analisis Ekonometrik
3. 7
Uji Simultan
BAB ID. ~fETODOLOGT PENELITIAN 3.l
Jenis, SumberdanJumlahData
3.2
Metodologi Pcnclitian
Yang Digunakan
.
49 ..
3. 7.1 lJj i Endogeniry. .. . .. .
..
50
.. . .. .
..
.1 7 2 Kondisi Derajat Dari Identifiabiluas
.
5U 51
3. 7.3 Kondisi Tingkat Tdentifikasi (Rank Condition of [dentification
3.8
.
52
Pengujian Validitas Asumsi Klasik
.
3.8.1 Uji Multikolineritas......
54
3.8.2 lJji Autokorelasi
J.9
.
55
3.8.3 Uji Hctcrokedastisitas
56
Pengojian Signifikansi Koefisien Kegres1..........
55
J.9.1
Goodness of Fit.
~--
3.9.2
Uji Signifikansi Individual (Uji-1).....
57
3.9.J
Uji Sigmfikansi Menyeluruh (Uii-F)
'i7
BAB JV. HASlL PE~ELITlAN OAN PF.MRA.HASA.'\ 4.l
54
56
.
59
Gambaran Umum Sampel Peneliiian 4.1 1
Perkembangan
Pertanian
Produk
-....
Domcstik Regional
59 Bruto Sektor
..
60
x
4.1.2
4.2
Perkembangan Jumlah Penduduk
62
4. l.3 Pendapatan per Kapita Propinsi Nusa Tenggara Barat
63
4 L 4 Perkembangan Luas Panen Pertanian .. . .. .
64
4.1.5
Kondisi Curah Hujan.............................................
6'.>
4.1.6
Perkernbangan Harga Beras......................................
66
Analisis Hasil Penelitian
67
4.2.1 Hasil Peagujian Validitas Model
67
4.2.1.1 Hasil Pengujian Endogenity
68
42.12 Hasil Pengujian ldeatifikasi Order Condition dan Rank Order cf Jdentification
.
68
4.2.2 Esrimasi Model Ekonomerri
69
4.2.3 Evaluasi Model...................................................
70
4 .2.3. l Permasalahan Autokorelasi.i...
..
4.2.3.2 Permasalahan 'vtultikolinearitas
. .. . .. .. .
70
..
71
4.2.3.3 Permasalahan l leterokedastisitas.
73
4.2.3.4 Hasil Pengujian Uji Signifikansi Individual (Uji-r)
73
4.2.3.S riasil Pengujian Signifikansi Mcnycluruh (Uji-F) .
75
4.2.J.6 Goodness of Fit
76
4 2.3. 7 Hasil Pengujian Hipotesis..............
76
4.2.4 Analisa Ekonometri ModcL.......... 4 .2.5 Analisa Ekonomi Model
77
.
..
4.25 I Pengaruh Harga Komoduas Deras
4 .2.) 2 Peagaruh Luas Laban Panca Padi
79
.
81
4.2.5.3 Pengaruh CurahHujan............
82
4.2.5.4 Pengaruh PDRB Sekior Pertanian....
82
4.2.5.5 Pcngaruh Jumlah Penduduk......
84
4.2.5.6 Pengaruh Pendapatan per Kapita........ ..
84
BAB V. KESTMPULAN DAN REKO}..fE'.'Jl)ASJ/Kl:illUAKAl"
5 1
Kesimpulan .... ..... .. ..
5.2
Implikasi Kcbijakan.
DAFrARPUSTAKA
LAJvfPTRAN
~...........
79
.
··············
······
.
86 .
86 89
XI
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kontribusi PDRB Berdasarkan Lapangan Usaha di Propinsi NTB berdasarkan Harga Konstan 199'.l .
~
-'
Tabet 1.2 Jumlah Penduduk di Propinsi NTB Periode 2000-2005
.
Tabet l.3 Rata-Rata Curah Hujan per Dulan di Propinsi NIB selarna Tahun 2000-2005
.
4
Tabel 1.4 Luis Lahan Pertanian di Propinsi NTB Dirinci Menurut Jenis Lahao
.
5
Tabel l.5 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Padi di Propinsi NTB Tahun 2000-2005
.
6
Tabcl 2.1 Distribusi PDB di lndonesia Menurut Selaor (Harga Konstan 1993) (%}
.
37
T abel 3. l Opcrasional Vanabel Penelitian
.
Tabel 3.2 Persyaratan Order Tabel 3 .3 Persyaratan Rank Condition
46
. .................................................
53
Tabel 3.4 .A.NOVA (Analysis of Variance)....................................................
58
Tabel 4. l PDRB per Ka pita Kabupaten/Kota Propinsi Nusa T enggara Barat Berdasarkan Harga Konsatan Tahun 2000
63
Tabel 4.2 Hasil Uji Endogenity
68
..
Tabel 4.3 Hasil Uji Autokorelasi.........
71
1·abel 4_4 Toleransi \1lF Model.....................................................................
72
xu
DAFr AR GAMBAR
Gambar 2.1 Ekuilibrium Model Solow
.
18
Gambar 2.2 Peranan T ekno logi Dalarn Model Solow ....
2L
Garnbar 2.3 Permintaan dan Penawaran Agrcgat dalam Menentukan Variabel likonomi Makro Utama (Samuelson dan Nordhaus, 1998)
23
Gambar 2.4 Struktur Dasar Model Pernbangunan Pcrtanian (Sumbcr Saparita dkk.. 2003) .....
30
Garnbar2.4 Kerangka Pernikiran Pcnelitian
.
42
Gamber 4.1 Kontribusi f>DRB per Scktor Propinsi Nusa Teuggara Barat Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000 (Somber BPS Propinsi Nusa Tenggara Barat) .
61
Gambar 4.2 Perkcrnbangan PDRB Sektor Perranian Kabupaten/Kota Propinsi Nosa T enggara Barat Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000 [Sumber BPS Kabupaten/Kota Propinsi NTB) ...
61
Garnbar 4.3 Perkcmbangan Jumlah Penduduk Kabupaten/Kota Propinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2000-2005 (Sumber : BPS Kabupaten/Kota Propinsi l\TB) .
62
Gambar 4.4 Perkembangan PDRfl per Kapita Kabupaten/Kota Propinsi Nusa Tenggara Barnt Tahun 2000-2005 Atas Dasar Harga Konsran Tahun 2000
.
64
Gambar 4.5 Pcrkcmbangan Luas Panen Padi Kabupaten/Kota Propinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2000-2005
.
65
Gambar 4 .6 Keadaan Curah Hujan di Kabupaten/Kota di Propinsi Nusa ·1'enggara ., • B·arat Tah c un 2000-?t.Jt)'\ _ , .
66
Gambar 4. 7 Perkernbangan harga beras di Kahupatcn/Kota di Propinsi Nusa Tenggara Barar Tahun 2000-200·5 .
G7
Xlll
DAfTAR LAMPTRAN
Lampiran L Data Variabel-Variabel Penelitian
93
Lampiran 2. Hasil Estirnasi Persamaan Faktor-Faktor Permintaan.................
95
Lampiran 3. Hasil Estimasi Persamaan Faktor-Faktor Penawaran
96
Lampiran 4. Hasil Uji Endogeoity
..
97
Lampiran 5. Persamaan Reduced Form Persamaan Faktor-Faktor Permintaan dan Penawaran..........................................................................
99
Lampiran 6. Hasil Pengujian Multikolinearitas Dengan Tingkat Toleransi VIF Persamaan Permintaan .
...
. . .. . . .
I 00
Larnpiran 7. Hasil Pengujian Multikolinearitas Dengan Tingkat Toleransi VII· Persarnaan Penawaran .....
102
BA.BL PENDAHULUAN
1.1 Latar BeJakang
Pertanian merupakan penyedia bahan pangan dan pemasok bahan baku industri yang berbasis pcrtanian. Karena pentingnya sektor ini, pertanian masih menjadi tulang punggung negara-negara berkembang termasuk lndonesia Pada masa Orde Lama dan di awal Orde Baru barn, pertanian dijadikan sebagai pondasi dasar dalam perekonomian nasional. Namun scjalan dcngan perkembangan waktu
pertanian hanya dijadikan buffer (penyaugga)guna ruenyukseskan industrialisasi yang dijadikan lokornotifperturnbuhan ekonomi, Sebagai salah satu sektor ekonomi di Indonesia, pertanian rnemainkan penman penting dalam perekonornian nasional Indonesia. Pertarna, sebagian masyarakat Indonesia berdasarkan data DPS tahun 2002 berusaha di bklang pertanian. Kedua, pertanian Indonesia rnerupakan pondasi bagi ketahanan pangan nasional, yang dicerminkan dengan kernarnpuan mengakses secara fisik dan ekonomi atas jumlah yang cukup, mutu dan gizi baik, aman dan halal dikonsurnsi, serta dapar dikonsumsi secara kontinu Ketiga, pertanian rnerupakan penyedia bahan baku bagi industri dan penyedia devisa dari kegiatan ekspor. Berdasarkau kondisi tersebut, keberadaan pertanian di Indonesia masih saugat diperlukan saat ini dan di masa mcndatang. Walaupun di tengah arus perubahan zaman yang rnengesampingkan pertanian, sektor pertanian harus rerap menjadi
bagian
penring
bagi bangsa ini. Pentingnya
sektor pertanian oleh
Soekartawi (1996) dijelaskan bahwa penman sekror pertanian dapat dilihat antara
2
lain terhadap penyediaan lapaogan kerja terutama di wilayah pedesaan, penyedia pangan dan penyumbang devisa ~
melalui ekspor.
Pembahasan mengenai pembangunan pertanian di Indonesia menunjukkan adanya transformasi struktural perckonomia.n. Kontribusi relatif sektor pertanian terus meounj ukkan perrurunan. Pada tahun 1998, kontribusi sektor pertanian pad a PDB sebesar l 8, I persen, dan seiring berkemba.ngnya waktu kontribusi itu menunjukkan pem1runan pada tahun 2001 menjadi 16,1 persen Penurunan kontribusi sektor pertanian tidak diimbangi deagan lepasnya tenaga !cerja sektor pertanian ke sektor lain karena terbatasnya lapangan pekerjean pada sektor lain Namun pada beberapa daerah, peranan sektor pertanian masih cukup domirum. Terbatasnya lapangan usaha pllda llela.or lain menyebabkan daerah
tcrsebut masih menggaorungkan usahanya pada sektor peetanian yang ditunjang oleh usaha-usaha lain yallg mendukung sektor penanian Propinsi Nusa Tenggara Baral merupakan propinsi yang sebagian besar ma.ryara.katnyR masih hanyak
menggantuogkan hidupnya pada sektor perUnian Sek.tor pertaniaa atau agrikuttur merupakan salah satu kontributor terbesar dalam menyumbang peodapatan domestik regional bruto bagi Propinsi Nusa Tenggara Barat, llal ini dapat dilihat dari kontribusi sektor pcrtanian yang masih cukup tiuggi dibaodingkau sektor-
seklo1 lain, sepeni tercermin pada tabcl I I di bawah ini.
--
-'' Tahel I I Kontribusi PDRR Berdasarkan I.apangan Usaha di Propinsi NT11 berdasarkan Harga Konstan 2000 (Pcrsen) Sektor Pertanian. Pcrcrnakan, Kchutanan dan Pcrikanan Penambangan dan Pcnggalian lndustri Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran
2000 2001 2002 2003 28.99 27.00 lo,41 26.60
2004 25.69
2005
26.35 4.11
29,55 -1.04
2<J.54 4, 1-1
29.21
27.59
4,24
4,-17
0.27 6.39
0,27
0,28 6.29
28,51 4.24 0,28
0.29
0.29
6.41
Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
6.74
6.5!> 11.54 7.27 4.54 10,2~
Iasn-iasa
12.67 3.23 11.25
6.22 I 2,59 6.:i5 3.23 10.54
ll.79
12.97
6.37 12.91
6.75
6,88
6.9J
3,44 10.36
4.00 I 0.13
4.37 10,02
Sumber : BPS Prcpinsi Nusa Tenggara Barat
Penduduk mcrupakan faktor penting bagi sektor pertanian. Jumlah penduduk merupakan konsumen bagi produk penanian yang diproduksi dun pcnycdia tcnaga kerja bagi sektor pertanian
Keberadaan jumlah penduduk yang ada di Propinsi
NTB ditarnpilkan di bawah ini. Tabel 1.2 Jurnlah Penduduk di Propinsi :JTil periode 2000 - 2005 Tahun
Populasi (Orang)
2000
3.845.282
2001 2002 2003 2004
I
Pertumbuhan (%}
2005
3.891.828
1,2
3.945.391
1,4
4.024.635
2.0
4.109.322
2.1
4.188.276
1,9
Sumber: BPS Propinsi NTB
Berrlasarkan
tahel di atas dapat dilihat
bahwa perturnbuhan penduduk di
Propinsi NTB menunjukkan peningkatan sctiap tahunnya. Hal ini tentunya dapat mendorong pcrmintaan cerhadap produk-produk
pertanian
Perminiaan
akan
produk-produk pcnanian ini juga harus mcmbutuhkan suplai yang cukup guna mcmcnuhi pcrmimaan tcrscbui.
25.47
4
Pertanian di Propinsi NTB relatif cukup berbcda dibandingkan dcngan daerah-daerah lain di Indonesia. Pada beberapa wilayah Kabuparen, terurama di Pulai, Sumbawa. kondisi alam yang berbukit-bukir
dcngan banyak wilayah sabana
(padang rumput) menyebahkan karaieristik pertanian di \ITB cukup khas. Hal ini juga dipengaruhi oleh rata-rata curah hujan yang yang bervariasi setiap daerahnya. terurama pada wilayah kabuparen/kota di Pulau Sumbawa dimana curah hujan di atas raia-rata berlangsung selarna tiga bulan sctiap tahunnya yaitu antara bulan Dcscmber hingga bulan Februari. Pola rnusirn seperti ini sangnt mcmpcngaruhi pola
1a11a111
yang ada pada beberapa wilayah di l'ropinsi '11'13 dan akhirnya
mcmpcngarulu produks: pertauian di Propinsi ~TB. Rata-rnta curah hujan di Propinsi NTB diielaskan pada iabel bcrikui. Tabcl 1.3 Rat.a-raLa cursh hujan per bulan di Propinsi NTU selama tahun
~000-2005 Tahun
2000 2001 2002
Lomtok Lort'bok Blil'lll TAnnRh 146 163
147 176 151 140
20~3 20:>4
130 161
I Lomtok
Sumbawa
Dompu
01ma
Timur
124
139
139
64
187
113
155
144 110 110 100 68 1J7 132 2005 88 106 511111hcl' · lli'S K:ih11p:ucl1/Ko1n l'ro(lmsi NTR
153 133 168 130 136 122
Kola Sima
95
. .
62
244
64 59
67
51
7(';
116
Kota Mataram
69
1~5 1:)6
118 142 141 126
Perkembangan daerah penanian di NTB sclama 1ahun 2000
Rata2
102 80 69 69
2005
mcngalami scdikh perubahan dari tahun ke tahun, hal dapat ditunjukkan pada rabcl 1.4 di bawah ini olch luas sawah yang berubah seriap tahunnya. Namun peningkatan
dapai dilihat dari sisi terbentuknya sawah dengan pcmakaian irigasi
seiring program intesifikasi.
l'otensi pengernbangan daerah penanian masih
cukup besar, karena rnasih banyaknya lahan bclum termanfaatkan.
I
NTB I 79 68
Selama ini
program produksi pcrranian yang dilaksanakan bersifai intensifikasi yaitu dengan
pemakaian
input,
reknotogi
dan
pengairan.
namun
belum
rnemanfaaikan
banynknya lahan kritis yarg bclum rcrmanfaarkan, Data penggunaan lahan tahun 2000 sarnpai tahun 2005 mcnunjukkan
hal iersebut. LW11i daerah pertanian
berdasarkan jenis lahan disajikan pada tabel bcrikut. Tabel I 4 Luas Lahan Penanian di Propinsi NTB Dirinci Menurut Jcnis Laban Tahun 2000 • 200~ Jcnis Laban
Lua.< Lahan (ff•) Tuhun
I
2002
2003
2(kl4
21105
21:'.857
223.00J
222.968
22iA2J 7S.551
76.95.l 11.704
74,:'flS
1\.(170
76.763 77.l'lJ lll.256
7~.73 I
n.891 73~ll
10.22; 77.~01 8A21
29 ..162 32.348
27 r.1•>
25 ~R4
24 9:'R
2.S llo2
l 1.657
32.880 19
12 148
11 2Co6
2000 Lahan Sa" i1h Sawah lng;.151 Iekrus ~·""'h frit-;lsi Sc(en1.i;1h Teknis $,mah lriµ>i Sc'dcrlt11t1 l'l: S:l\\:1h lngasi Scdcrh:u~ .'on PU S:1\\11h Tadah I lu1:10 Snwah Pos;111g Sun11 l.cb:1k !'older
:1d·1t1)! R11111p11l/Pcn~cmb.1l;i:111 T1inall Scmc'uarn Tid.'\k Diusahekan Jumh1h Tu1al
214.271
I
64 125 '1'•) 12()
. .
'"'''
J89Jl
:q
ll22 Ix.I IJ I 4~.010 ;7 _,,7
2001 2118. 714 67.879
. .
.
\()()
927
JX~J~J 1SJ(..t IK'i 74'i 4'),520
3llJ.7~9
'' 4).13
37.:\73
882J5 76.772 604.076 !'9J. I !ii! Sumbcr · D1n:1s Ptl'1<1ill~u1 Tunanum P:ang.an ?ropnsi 1'18
1S 6118 ,.,~ l7' ~6 708
5~ 61M I 600.616
2(,
I ~2
I ti
.
.
. l(oS9
I)
229
372.1~
.n•>.'>m
.lRJ. •>H.l
•? 6(1(J 1'14 ?(Iii ~3.487
JO J~ I
1(1.').1.'
1•17 011 43.7M ~8.45.J 55.967 ~?~.1~9
:-5.82(1
/il7 4rilt 40.23i 33.390
57.790
57.271
602.877
612.~116
Di halik kondisi lisik pertanian di Propinsi 'ffll scpeni diungkapkan di atas, Propinsi NTB merupakan salah satu produsen pertanian atau lumbung beras bagi nasional. Namun dari segi produktivitas, produktivitas padi di Propinsi masih lcbih rcndah d.bandingkau deugau produktiviras nasional yang rnencapai 4'.i k wimal per hekiar
12. 781 16 111 1S 222
6
Tabel 1.5 Luas Panen, Produksi dan Produkrivitas Tanaman Padi di Propinsi NTB Tahun 2000 - 2005 Tahun
2000 2001
2002 2003 200~ 2005
Luas Panen (Ha)
Produksi (Ton)
340.635 330.661 310.969 319.417
1.488.203 1.458.616 1,370.171 1.422.441 1.466.757 1.367.869
325.984
300.394
Produktivitas (Kw/Hal
43,69 44, 11 44,06 44,53 44,99 45.54
Sumbcr Dinos Penaninn Tanaman Pru1y::in Propinsi NTB Pengembaugan
sekror
µ<:1 La11ia11
(Ii Propinsi
NTB
khususnya
pangan masih cukup lerbuka, rerutama dengan pemngkatan
intcnsifikasi
tanarnan
produksi mclahn
pcnanian seperti pemakaian mesin-rnesin penanian, pcningkatan
prasarana pcngairan
guna mcngatusi kondisi
melalul pemanraaian
lahan-lahan
Peni ngb111111
iklim
di Propinsi
NTU dan juga
ktitis yang bclum rcrmanfaatkan.
pro
produk-
produk pertanian. Scdnngkan konsurnsi prodok-prodck pcnanian akan sangat dip~11ga1 uhi uleh ukurau pa~m yang ditandai uleh besamya jumlah penduduk dan peningkatan pendapatan. Peniugkatan pennnian
tanpa
diiringi
dengan
produksi tidak cukup mendorong produk« mcningkamva
pennimaan
produk-produk
perianian.
Dimensi waktu juga terkait crat dcngan aktiviras perekonomian termasuk di sektor pertanian. hisnis dapat
Dinamika
Fluktuasi
mcmpcngaruhi
ekonomi jangka pcndck yang sering disebul siklus pcrminraan
dan penawarau
yang terjadi dalarn perekonomian
dalam perekonomian
mcmbawa dampak pada variabel-
variubel makro yung dapat mernpcngaruhi kincrja
pcrckonomian
khususnya di
sektor pertanian. Fenomena perubahan S1 rukrur penanian, scpcrti pcrubahan luas
lahan pertanian, jumlah perani sebagai renaga kerja di scktor pcnanian, kcmajuan
7
teknologi dan pertumbuhan penduduk den meningkatnya pendapatan masyarakat dan dinamika harga pcrtanian membawa pengaruh terhadap permintaan dan penawaran jangka pendek sektor pertanian. Perrnasalahan yang muncul adalah apakah faktor-faktor permintaau dan penawaran jangka pendek pada sektor pertanian mcmpcngaruhi pertumbuhan ekonorni sektor penaniau Berdasarkan pcrmasalahan terscbut, maka penelitian ini akan rncnelaah bagaimana PDRB sektor pertanian dipengaruhi oleh faktor-faktor permintaan dan penawaran jangka pendek, sehingga judul yang diajukan dalam penelitian adalah: "ANALTSlS FAKTOR-FAKTOR PERMCNTAAN .JANGKA
l'J!:NUtK
YANG
DAN PENAV.'ARAN
MEMl'ENGARUm
PllRB
SEKTOR
PERTANrAN DIPROPlNSINUSA 'CENGGARA BARA'I"
1.2 ldentifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan gambaran di atas, dengan pernbatasan rnasalah hahwa pembahasan pertanian difokuskan pada pertanian tanaman pangan, maka secara ringkas perrnasalahau dalarn penelitian ini dapat diuraikan sebagai bcrikut: Bagaimana faktor-Iaktor permintaan sektor pertanian mempengaruhi PDRB
sektor pertanian 2 Bagaimana
faktor-Iaktor
pcnawaran jangka
pendck
sekior
pertanian
mempengaruhi harga output sektor pertanian. 3.
13agaimana
faktor-faktor penawaran jangka pcndek dan perrr.intaan scktor
pcrtanian simultan mcmpengaruhi PDRB sektorpcrtanian.
8
1.3 Tujuan
Herdasarkan pcrumusan masalah yang ada, rnaka tujuan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : I. Meugetahui pcngaruh faktor-faktor permintaan sektor pertanian tcrhadap PDRB sekror pcrtanian. 2. Mengetahui pengaruh faktor-faktor penawarnn jangka pendek sektor pcrtanian mcmpengaruhi harga output sektor pertanian 3. Mengidentifikasi
faktor-fakror pcnawaran jangka pendek dan permintaan
scktor penanian sccara simultan rnempcngaruhi PDRB scktor pertanian. 1.4 Kegunaa» P~nclili1111
Pcnulisan penelitian ini dirnaksudkan uutuk memenuhi persyaraian dalam rangka rneraih gelar Magister Ekonorni dnlam bidang ilmu Ekonomi Tcrapan,
Sclain itu penelitian ini dihaiapkun dapat memiliki kegunaan berupa : A) Aspek Pcngernbangan llmu
Penelitian
ini diharapkan mcmbantu mcnggambarkan kondisi pertanian di
Propinsi NTB khususnya, dan Propinsi Nusa Tenggara Barat urnumnya dau arah pengembangannya,
Teori-teori
ckonomi
karateristik
faktor-faktor dalarn scktor pertanian berpengaruh
produksi
pertanian
pertanian
yang akhirnya
yang
ada
menjelaskan
mempengaruhi
bagaimana
pcrtumbuhan
pada sektor
pertnnian. Namun dalarn pencrapannya tcrgantung pada karaterisuk suatu daerah, sehingga rnemer lukan rnodifikasi-rnodi fikasi.
Melalui penelitian
ini diharapkan dapat memberi sumbangan dalam pengernbangan riser
9
sektor pertanian Lerutama dalam melalui penelaahan permintaan dan penawaran pada sektor pertanian, B) Aspek Opcrasional -
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rnasukan dalam penetapan kebijakan dalarn rangka pelaksanaan pembangunan penanian di Propinsi NTB
BAB IJ. KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEM(KlRA..~ DAN
srrorcsrs
2.1 Dcfinisi Pertaoian
Pcrtanian adalah proses menghasilkan bahan pangan, ternak, serta produkproduk industri dcngan memanfaatkan sumbcrdaya tumbuhan dan hcwan. Perranfaatan sumhcrdaya dapat dilakukan mclalui badidaya, ekstraksi (scpcrti pcnangkapan ikan) atau eksploitasi tcrhadap hasil hutan (Wikipcdia Indonesia). Usaha pertanian 111c11uru1 Wikipedia Indonesia mcrniliki dua ciri penting, yahu : (I) selalu melibaikan barang dalam volume bcsar, dan (2) proses produksi mcmiliki resiko relatif'tinggi, Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau bebcrapa tahapnya dan mcmcrlukan ruang untuk kegiatan itu sorta memiliki jangka waktu tertcntu dalarn proses produksi. Bcbcrapa bcntuk pcrtanian modern (misatuya hidroponik) telah dapat mengurangi ciri-ciri ini. akan tetapi sebagian usaha pcrtanian dunia rnasih tetap dcmikian. Berhubungan
dengan pcrtanian, terdapat usaha tani (funning), yaitu
sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budidaya olch pctani (orang yang melakukan
usaha tersebut),
Obyck dasar usaha
pertanian adalah kcgiatan
ekouorni, yang mciipuri : pcngelolaan ternpat usaha, pcmilihan bibit dan rnetoda budidaya, pengumpulan
basil, distribusi,
pcmasaran.
10
pengolahan
dan pcngcmasan, scrta
11
Sebagai kegiatan ekonomi, pertanian dapat dipandang sebagai suatu sistcm yang dinamakan agribisnis. Dalam kcrangka tempat
usaha
dan
pemilihan
bibit
berpikir sisrem ini, pengelolaan
(varictas,
galur
dan sebagainya)
bisa
dirnasukkan kc dalarn aspek lmlu dari pcrtanian, scmentara distribusi, pcngolahan dun pemasaran dimasukkan dalam aspek hilir. Budidaya dun pengumpulan rncrupakan
bagian dari aspek proses produksi,
hasil
Sernua aspek ini bernilai peming
dan bagaimana investasi yang diarahkan ke setiap aspek mcnjadi pertimbangan stratcgis. Upaya rneningkatkan hasil pcrtanian dapat dilakukan dcngan beberapa cara, yaitu: ekstcnsifikasi, intcnsi fikasi, di vcrs i fikas i dan rehab ii itasi
2.2 Pcrunan Scktor Pcrtanian Seiring proses industrialisasi,
pangsa produk pcrtanian relatif menurun,
sedangkan industri manufuktur clan sektor-scktor sckundcr lainnya serta sektor tersicr tcrus rucningkat. Ilal ini bukanlah discbabkan oleh turunnya volume output sckior penanian, tetapi discbabkun olch larnbatnya luju pcrtumbuhan output sektor
penanian dibandingkan sekior industri. Salah satu Iakior penyebabnya adalah clastisiras
pendapatan clari pcrrnintaan
dibandingkan
elastisitas
sektor
pertanian
lcbih kccil bila
pendapatnn dari pcrmiruaan terhadap sektor-scktor
lainnya tcrutama sektor industri [Tulus Tambunan, 2003).
Secara tradisional, pcranan pcrtanian dalarn pemhangunan ckonomi saat ini dipandang
pasif dan sebagai unsur pcnuojang sernata. Transformasi struktural
yang. tcrjadi
yaitu
dari
perekonornian
yang
bcrbasis
pcrtanian
kcpada
pcrckonornian bcrbasis industri, menjadikan peran pcrtanian hanya dianggap scbagai sumber
renaga kerja dan bahan-bahan
pungan yang murah demi
12
berkernbangnya sektor industri yang dianggap sebagai sektor unggulan dalam strategi pembangunan ekonomi (Todaro dan Smith. 2003). Menurut Kuznets. pertanian di negara berkembang bila dilihat dari sektor ekonorni adalah sangat potensial. Terdapat cmpat kontribusi sektor pcrtanian terhadap pertumbuhan dan pcmbangunan ekonomi nasional, yairu sebagai berikut (Tulus Tambunan, 2003):
I) Kontribusi Produk. Ekspansi dari sektor-sektor ekonomi lainnya sangat tergantung pada pertumbuhan output di selctor pertanian baik dari sisi permimaan sebagai sumber bahan makanan seiring dengan pertumbuhan pcnduduk, maupun dari sisi penawaran scoagai sumber bahan baku bagi keperluan produksi sektor Iainnya, seperti sektor industri manufaktur dan pe:dagangan. 2) Kontribusi Pasar.
Penanian berperan sebagai sumber penting bagi pertumbuhan pcrmintaan domestik bagi produk-produk sektor ekonomi lainnya. 3) Kontribusi Faktor-Faktor Produksi,
Sektor pertanian memiliki peran scbagi sumber modal bagi investasi di sekior ckonorni lain. Hal ini dapat diliha; dari adanya transfer surplus tenaga kerja di sektor pertanian di pcdesaan yang beralih kc sekor industri di wilayah perkotaan, sesuai tcori penawaran tenaga kerja tak tcrbatas Arthur Lewis. 4) Konrribusi Devisa. Scktor pcrtanian berperan dalam surplus neraca pcrdagangan (penyediaan devisa) lewat ekspor basil-hasil penanian maupun lewai subtitusi irnpor.
]J
Menurut Soekartawi ( 1996) scktor pertanian di Indonesia rnasih dianggap penting, dimana hal iui dapat dilihat karcna pcranannya sebagai penyedia bahan pangan, penyediaan lapangan kerja, penyurnhang devisa melalui ekspor dan
pendukung munculnya industri yang berbahan baku pertanian. Oleh karena itu nilai produk pertanian tcrus mcningkat walaupun kontribusinya sccaia relatif ierhadap Produk Dornestik Bruto (PDB) terus mcnurun.
2.3 Scktor Pertanian dan Pertumbuhan Ekonomi Pcrtanian rnerniliki
pcranan yang penting dalarn rnenuojang pcrturnbuhan
sektor manufaktur
dan kontruksi.
ekonorni,
sclain
Mcnurut
Kuznets (dalam
Johnston.
1992), faktor peniing ba!li scktor pertanian dan sckior primer Jainnya
dalam menunjang pcrtumbuhan eko110111i adalnh modcmisasi dan teknologi. Todaro dan Smith (2003) menjelaskan suatu
su ateg]
yang dilandaskan pad a
prioritas pcrtanian dan kctcnagakerjaan paling tidak memerlukan
tiga unsur
pclcngkap dasar. yakni ; (I) percepatan pcrtumbuhan output melalui serangkaian penyesuaian teknologi, instuusional
dan inscntif harga yang diraucang untuk
rneningkarkan produktivitas petani, (2) peningkatan perrnintaan dornestik terhadap output µe1 tauian yang dihasilkan dari strategi pcmbangunan pcrkotaan yang bcrorientasikan
pada upaya pernbinaan ketcnagakerjaan, sorta (3) diversifikasi
kegiatan pembangunan daerah pcdesaan yang bersifat padat karya non pcrtanian,
yang secara langsung atau tidak langsung alum menunjnng dan ditunjang oleh rnnsyarakat pertanian Tanpa pcmbangunan
daerah pcdesaan yang intcgratif
(i11legrnted rural d
14
ketimpangan inilah
yang memperparah masalah kerniskinan, ketimpangan
pendapatan, serta pengangguran,
2.4 Model Pertumlmhan l\eoklasik Solow
Model Solow meajelaskan bahwa secara kondisional, perekonomiau berbagai negara akan bertemu pada tingkar pendapatan yang sama (converge), dengan syarat bahwa negara-negara tersebul mempunyai tingkat tabungan, deprcsiasi, perturnbuhan angkatan kerja dan pertumbuhan produktivitas yang sama (Todaro and Smith, 2003)
Solow mendefinisikan bahwa fimgsi produksi membolehkan adanya subtitusi antara faktor-faktor produksi. Diasumsikan bahwa sctiap faktor bersifat diminishing returns, yaitu sctiap penambahan satu faktor dan faktor lainnya
adalah tetap, output akan mcningkat, namun peningkatannya dalarn jumlah yang terus menurun. Solow menunjukkan. dengan diminishing returns. penamhahan investasi secara terus mencrus sccara sendiri, tidak dapat mendorong pertumbuhan ekonomi secara pcrrnancn karcna diminishing returns menyebabkan basil output dari invcstasi mendekati nol (Van den Berg, 200 I). Mcnurut Mankiw (2000). output adalab keseluruhan barang dan jasa yang dihasilkan oleh suaiu perekonomian, Output suatu pertanian bcrgantung pada jurnlah inputnya, yang disebut faktor produksi, dan kemampuan mcngubah input menjadi output
F ungsi produksi Solow rncnyatakan bahwa output merupakan fungsi dari modal dan tcnaga kcrja, yang dinyatakan dengan persamaan be: ikut .
15
Y =F(K, l)
(I )
dimana : Y = Output
K = Kapital atau Modal I.= Tenaga Kerja
Solow mengasumsikan bahwa fungsi produksi mengarah pada skala basil konstan (cons fanI returns Jo
scale). dimana jika semua input meningkat dengan suatu
skala jumlah tertentu, mal::a output akan rneningkat pada skala jumlah yang sarna.
Persamaan di atas dapat dinyatakan untuk setiap pcningkatan konstanta c, yaitu : cY
=
F (cK, cL)
(2)
dcngan menggami c = l!L, maka : Y/L,= F (KIL, I)
(3 )
Persamaan (3) tersebut dapat direpresentasikan sebagai output per tenaga kerja sebagai fungsi modal per tenaga kerja sehingga dapat dinyatakan pertumbuhan ekonomi rncrupakau per ubahan dalam output per kapita.
y = f(k) Solow
( 4)
membagi output menjadi oarang konsnmsi dan barang modal.
Permintaan barang konsumsi dan barang modal yang dinyatakan dalam persamaan
berikur : Y=C-1 dimana
Y adalah output. C adalah
( 5)
konsumsi dao I merupakan
investasi.
Persamaan terscbut dalam bentuk per tenaga kerja dengan membuat c = C!L dan i=l/L, maka didapatkan fungsi output per tenaga kerja adalah · y =u+]
Konsumsi
(6)
diasumsikan sebagai fungsi dari pendapat.an. yang didasarkan pada
ti ngkat tabungan, a, sehingga :
16
C =Y-S=(l-a)Y c - y- s - (I - o ) y y=({J-o)y+i=y i
c;y-L
= oy
(7)
Dari persamaan di atas menjelaskan bahwa investasi scbanding dengan proporsi pendapatan yang dirabung. Solow mengikuti model Harrod - Demar yang rnengasumsikan bahwa bagian output yang ditabung adalah digunakan sebagai modal produktif(Vanden Berg, 2001). Persediaan modal akan meningkar dengan investasi (tabungan) seperti dijelaskan di atas Akan tetapi persediaan modal akan mceurun sciring waktu yang disebut depresiasi. Solow mengasumsikan bahwa nilai depresiasi tersebut adalah konstan dalam setiap periodc waktu. yang didenotasikan sebagai Ii. Pcrubahan persediaan modal yang meningkat oleh investasi dan rnenurun oleh depresiasi, dinyatakan : 6.K = r -t.k
(8)
atau perubahan dalam bentuk per tenaga keria adalah : t.k = i - ok = ay - Ilk - a f(kJ - Sk
(9)
Jika investasi modal (o f\k)) lebih besar dibandingkan deprcsiasi modal (Sk), maka rasio rnodal-tenaga kerja (k) akan mcningk.at. Sebaliknya apabila depresiasi sangat besar dan diminishing returns menurunkan hasil output dari investasi dalam modal baru, maka pcnambahan modal ilk alum negatif dan persediaau modal akan utcnurun. Kondisi diminishing returns berirnplikasr babwa output, f(k), meningkat pada ringkar yang menurun, dan fungsi tabuagan (o flk}) JUP,a meningkat pada
Ii
saat menurunnya. Jika tingkat tabungan
dan juga investasi lebih besar dari
depresiasi, maka persediaao modal per ienaga kerja akan meningkat, dan juga sebaliknya Kondisi ekuilibnum model Solow mcnggambarkan keadaan kondisi
mapan (steadystare), yaitu nilai output per renaga kerja (y = f(k)) dan modal per tcnaga kcrja (k) adalah sama, dimana menunjukkan situasi seluruh variabcl dalam model rumbuh pada tingkat konstan (constant rares). Model Solow menyimpulkan bahwa jika fungsi produksi menunjukan skala pengembalian knnstan
(t:nns1m11
returns 10 scale), diminishing returns input dan tingkat tabungan dan dcpresiasi adalah ictap, maka dalam jangka panjang, rasio modal - renaga kcrja akan mcncapai keseimbangan (ckuilibrium) yang disebut steady state dimana tingkal pertumbuhan modal dan output adalah nol,
Dari model ini digambarkan bahwa dalam jangka panjang, output per tenaga kerja dan pendapatan per kapiia akan berhenti berkembang mcskipun tingkat investasi per rcnaga kerja adalah positif. Dari hal-hal
tersebut, maka ckonomi
akan bergcrak mcnuju kondisi steady state dimana tidak ada penurnbuhan output
dan persediaan modal, dan untuk mcnggerakkan ekonorni dari kondisi satu steady stale ke steady state lainnya. maka dibutuhkan pertumbuhan jangka menengah
dari output per kapita dan modal pc1 kapita yang menggambarkan bukan sebagai pertumbuhan permancn.
18 --- l~k)
y• ---······--------------····
o Ilk)
k' Gambar 2.1 Ekuilibrium Model Solow (Van den Berg, 200 I)
2.5 Pertumbuhan Pcnduduk dan Model Solow
Per111mb11t1<111 pcnduduk menyebabkan mcningkatnya angkatan kc~ja dalam tingknr tertenlu,
11,
yaitu t.L/L = n. Untuk menjaga modal (k) dalam keadaan
konstau saat angkatan kcrja rncningkat. investasi harus meningkat pada tingkar yang sama dengan tcnagu kerja. Invcstasi tidak hanya harus rnenutupi adany» depresiasi. lctapi jug;1 harus melcngkapi tarnbahan penycrtaan terhadap angkatan kcrja. Arah perubahan dalnm modal tergantung bagaimana jumlah investasi per tcnaga kcrja (I=
{J
l('k)) ditambah jumlah tarnbahan kapital yang dibuiuhkan untuk
sctiap tenaga kerja. Total dcpresiasi adalah tiugkar dcprcsiasi dikalikan persediaan modal. Dan jumlah modal baru untuk setiap tcnaga kerja sebanding dcngan tingkat pertumbuhan penduduk dikalikan persediaan per tcnaga kerja. Perubahan dalam rasio modal-tenaga kcrja dinyatakan sebagai bcrikut :
19
~k= i-Sk-nk = cry-Sk=of(k)-(S
... n) k
( 10)
Model Solow tidak menjelaskan tingkat pertumbuhan penduduk. Model ini mengasumsikan beberapa tingkat pertumbuhan penduduk Modei ini menjelaskan secara jelas peranan perturnbuhan pcnduduk dalam
menentukan tingkat
kemapanan (steady state) perekonomian pada output pet kapita. Model Solow muncul untuk membcnarkan kebijakan menurunkan laju pcrrumbuhan penduduk (Van den Berg, 2001).
2.6 Perkembangan Teknologi dan ~lodel Solow Van den Berg (200 I) menjelaskan bahwa tcknologi dicerminkan dalam tingkat fungsi produksi, yang didefinisikan bagaimana transformasi input, seperti modal dan tenaga kerja, meniadi peningkatan output dan kesejahterahaan, i'erkembangan tcknologi dapat ditunjukkan dalam peningkaian pcngctahuan, penciptaan ide-ide baru, atau pcningkatan efisiensi ekonomi dan berbagai hal yang menjclaskan bagaimana fungsi produksi dapat bergcscr. Dengan menambahkau cfisiensi setiap tenaga kerja, maka fungsi pro
( II )
Tingkat modal per tcnaga kerja efektif akan iumbuh lebih
ceput
dibandingkan dcngan angkatan kcrja dan Lingkat teknologi Dan karena pcrsediaau modal tergantung pada depresiasl, pcrscdiaan modal per tenaga kcrja dapat tumbuh hanya jika investasi per tcnaga kerja lebih besar dibandingkan icrhadap
jumlah
modal yang tcrdcpresiasi. jumlah modal yang dibutuhksn
mclcngkapi
uruuk
tambahan tenaga kerja dalam ar.gkatan kerja, dan jurnlah modal yang
dibutuhkan untuk mcncocokkan dcngan pcngaruh perkembangan teknologi pada
20
kemarnpuan tenaga kerja untuk memproduksi. Perubahan persediaan modal per tenaga kerja cfektif dinyatakan dalam bcntuk : D.k ~ i - (o+n+z)k = c f(k) - (o + n + z) k
( 12)
Perkembangan teknologi akan muncul pada model ini sebagai pergeseran dari fungsi produksi Dcngan menganggap ekonorni dimulai dari keadaan steady state, perkernbangan tcknologi akan menyebabkan fungsi produksi bergeser kc atas. Peningkatan dalam fuagsi produksi juga meningkatkan fungsi tabungan sejak tabungan adalah proporsi konstan dari output dan tingkat steady state dari modal juga meningkat. Ceteris paribus, kesei mbangan output per kapita meningkat pada tingkat pertumbuhan teknologi. Output dan modal !umbuh dalam proporsi yang sama. Asumsi ceteris paribus berarti tingkat tabungan, perturnbuhan penduduk dan depresiasi adalah sarna. Perubahan yang hanya terjadt adalah perkembangan
teknologi, yang menghasilkan pcrgeseran fungsi produksi dan peningkatan modal sebagai ianggapan terhadap tingkat tabungan yang lebih tinggi, dan seterusnya,
21
)'
y,
·-·----------------·----·~;_;.::-;-= r,(kl
(IH n)k
--+-.
af1(k)
k
k,
Gambar 2.2 Peranan Tcknologi chi lam Model Solow (Van den ncrg, 2001) 2.7 Permintaan (l11t1 I'enawaran Ualam Perekouomian
Permintaan mekamsrnc
dan penawaran akan
pasar bekerja. Keseirnhangan
sangat mcnentukan pcrrniutaan
bagaimana
dun penawaran
akan
menentukan bagairnana harga dan total jumlah barang dan jasa yang dihasilkan Bcsarnya harga dun jumlah tcrscbut bergantung pada karateristik rerteniu dar i penawaran dan permintaan. Harga dan jumlah terscbut bervariasi sepanjang waktu bcrgamung bagaimana pcnawaran dan pcrmintaan rnenanggapi variabel-variabel
ekonomi lainnya. seperti aktivitas ekonorni agregat dan biaya tenaga kerja dan input-input lain yang bcrubah (Pindick and Rubinfeld, 2001)
22
Habungan antara harga (I') dan jumlah penawaran (Qs) menunjukkan bagaimana jurulah penawaran akan tergaruung berapa harga dari barang dan jasa, Scmakin tinggi harga, biasanya semakin banyak yang mampu dan bersedia diproduksi dan ditawarkan, yang dapat dinyataknn scbagai bcrikut: Qs = Qs(P)
(13)
Sclain barga, jumlah penawaran juga bcrgantung pad a variabel-variabel lain, antara lain biaya produksi, termasuk upah dun bcban bunga, dan biaya bnhan baku, Sernakin rcndah biaya produksi akan
mendorong pcrusahaan untuk
mcrnpertuas produksi (Pindyck and Rubinfcld, 2001 ). Samuelson dan Nordhaus (200 I) mcnielaskan bahwa biaya produksi sangat ditcntukan oleh harga input dan teknologi, Selain itu biaya produksi juga dipcngaruhi oleh harga-harga dari barang lerkait, kcbijakan pemerinrah yang rnempengaruhi penawaran dan faktor-Iaktor khusus
scpcru cuaca dart struktur
pasar
Mullen
(200 I)
rnenyatakan
sisi
penawaran juga ditcnrukun olch pcnemuan surnberdaya-sumbcrdaya alam baru, pengembangan tcknologi atau pembuharuan sumbcrdaya alarn dan lakhll ltaiga Pcrmiruaan rnenunjukkan
seberapa banyak konsumen bcrscdia membeli
pada nngkat harga teneniu Huhungan anrara harga (P) dan jurnlah pcrminiaan
(Qd) dapai dinyatakan sebagai suatu pcrsamaan : Qd= Qd (I')
( j 4)
Jumlah barang yang bcrsedia dibel i olch konsurnen juga bcrgantung puda hal-hal
lain disamping harga, seperti pendapatan (Pindyck
and Rubiofelcl. 200 I).
Samuelson dan Nordhaus (1098), Ritson (1982) juga menarnbahkan beberapa faktor yang mernpengaruhi berapa banyak yang diminta pada tingkat iertentu adalah pcndapatan rata-rara, ukuran pasar
harga
yang misalnya diukur oleh
23 jumlah penduduk, harga-harga dan kctersediaan dari barang-barang terkait, unsurunsur subjcktif seperti selera atau prefcrensi. Mekanisme pasar (market mechanism) akan meyebabkan pcnawaran dan perrnintan mencapai keseimbangan (market clears) yakni jumlah penawaran dan pcrmintaan adalah sama, Pada keadaan ini tidak ada tckanan untuk harga dapat berubah kembali. Penawaran dan pcrmintaan tidak selalu berada dalarn kondisi keseimbangan dan bcberapa pasar mungkin tidak akan mcncapai keseimbangan dengan
cepat
apabila
kondisi
kondisi
tiba-tiba berubah, namun
kecenderungan yang tcrjadi adalah pasar akan mcngarah pada keseimbungan. Ilubungan antara permintaan dan penawaran agregat akan menent.ukan variabel ekonomi makro yang utama seperti digarnbarkan oleh Samuelson dan Nordhaus (I 998) berikut ini : Kebijakan Ouput (GDP
Mcneter Kcbijakan fiskal
I
•
Pcrrnintaan Agregat
K:bijal:an fislotl
Tingkat Harga
riil)
I
Penawarar; i\gregal
.()uput
potensial MoCal~ l"enag~ Kcrja den Teknologi
Pcrd:igangan
I .uar Negeri
Gamber 2.3 Pcrmintaan dan Penawaran Agregat dalam Meneutukau Vanabel
Ekonomi Makro T Itama (Samuelson dan Nordhaus, 1998)
24
2.8 Ilasil Penelitian Empiris
Dari perrnasalahan
yang akan dikaji melalui pcnclitian, maka terdapat
beberapa kajian cmpii is yang dapat dijadikan acuan dalarn penclitian ini. Pencfirian Uaili11 Qu, Peng Xu dan Amy Tan (2002)
2.8.I
Penelitian ini dilakukan umuk mengidentifikasi faktor-Iaktor peruing yang mcmpengaruhi penawaran dan permintaan
kamar hotel di Hongkong dan
rlampaknya tcrhadap keseluruhan indusrri perhotelnn Hongkong. Dalam penelitian analisis menggunakan data time series dari tahun 1980 sampai 1998 dengau mcnggunakau model ekonornetrik persamaan sirnulrnn (si11111/1a11eo11s equauou model) dengan cstimasi menggunakan dimana seluruh variabel
two-stage least
.~11(,lr11 estimator
(2SLS)
eksogen digunakan sebagai instrumcn untuk variabcl
endogen. Model dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Hemstra dan
Ismail (IYY4) untuk mode) penawaran dan permintaan
pasar penginapnn di
Amerika Serikat, yaitu . Demand
Qd - J' (Pi', Z1)
(1)
Short Run Supply
Pr - f (Od, (Jc, Z2)
(2)
I.ong Run Supply
Qs - f (Pr. l'.;1)
('.l)
Equilibrium condition
Qc= Qd/Q6
(4)
dirnana : Qd - perrnintaan kamar hotel Pr= tingkat harga rata-rata kamar hotel Qs - kapasiras karnar atau penawaran kamar jangka panjang
25
Qc = tingkat kepemilikan kamar ( rasio Qs terbadap Qd) Dari model dasar tersebut, maka dalam penelitian ini digunakan persamaan (I) dan (2) sehingga
sistem persamaan simaltan pcrrnintaan (demand) dan
penawaran jangka pendek pasar kamar hote' Hongkong (short-run supply) dinyatakan sebagai berikut : Demand
QD, = f(PR,, ARR,, Er,, INCt, CPI,, REC,, CRS,) (5)
Shon-run supply
PR,= f(QD,, QCb PR,.1, JAR,, OFF1.i, CRS,)
dimana
t
adalah waktu,
u. adalah
(6)
stochastic error term dari fungsi perrnintaan, v1
rnerupakan stochastic error term dari fungsi penawaran jangka pendek, QD ialah
rata-rara jurnlah kamar
hotel disewa per hari, PR tingkat barga rata-rata kamar
hotel da lam dollar Hongkong. ARR adalah jumlab kedatangan turis di Hongkong per tahun, ER merupakan nilai tukar dollar Hongkong tcrbadap mata uang negara-
negara G-10 (Australia, Canada, Belaada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Swiss. United Kingdom dan USA). fNC adalah median pendapatan rumah tangga di Hongkong dalam dollar Hongkong, CPI merupakan indeks harga konsumen di Hongkong, REC adalah variabel dummy yang mercprcsenrasikan pengaruh resesi tahuu 1990 - 1991 d: beberapa negara-negara uiarna, QC adalah tingkat hunian karnar hotel dalam persentase, LAB rncrupakan upah tenaga kerja dalam dollar Hongkong yang didefinisikan sebagai penghasilan bulanan termasuk jaminan sosial untuk pekeria perhotelan, Off adalah rata-rata barga kamor swasta per feet persegi dalam dollar Hongkong dan CRS merupakan variabcl dummy scbagai representasi pcngaruh krisis keuangan Asia tahun 1997 dan 1998.
Kuantuas
perminraan QD dan harga kamar PR secara sirnultan diukur berdasarkan sisrem persarnaan (5) dan (6).
26
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa koefisien
detenninasi
fungsi
permintaan dan fungsi penawaranjangka pendek, R2, berturut-turut adalah 0,9964 dan 0,9483 yang mengindikasikan bahwa variabel explanatory secara bersamasama marnpu menjelaskan bcrturut-turut 99,6 persen dan 94,8 persen variasi dalam variabel dependen, Hasil empiris menunjukkan harga kamar hotel dan kedatangan turis merupakan faktor signifikan yang mendorong permintaan kamar hotel. Resesi tahun 1990 - 1991 dan krisis finansial Asia tahun 1997 dan 1998 membcrikan dampak negatif yang signifikan terhadap permintaan kamar hotel di Hongkong. Dalam waktu yang sama, jumlah kamar hotel yang diminta, tingkat kepernilikan kamar hotel, harga kamar hotel terakhir, upah tenaga kerja, harga rata-rata kantor swasta dan krisis keuangan Asia socara keseluruhan memiliki pengaruh yang signifikan terbadap harga kamar hotel dalam jangka pendek.
2.8.2
Penelitian Mundlak et. Al. (2.003)
Penelitian menganalisis pengaruh faktor-faktor produksi terhadap produksi komoditi-komoditi pertanian. Hasil pcnclitian yang menggunakan data crosssection ini menyatakan bahwa perrnodelan dasar (base model) untuk produksi
pertanian terutama dipengaruhi oleh faktor input, tcknologi, harga dan lingkungan. Pcrsamaan model yang digunakan dalam penclitian ini dibangun
sebagai bcrikut : y~ 1.
11.
(Input, Teknology, Prices, Environmental)
Produksi pcrtanian dinotasikan sebagai y (dalam mata uang I 'S Dollar)',
input ada!ah faktor produksi pertanian, yanjg pada base model terdiri dari capital, land, labor dan fertilizer.
27
ILL
T echnology pada model tersebut diukur dengan : - Schooling yaitu rata-rata lama sekolab pekerja sektor pertanian merupakan proksi dari human capital - Peak yield hasil panen pertanian, digunakan untuk ukuran dari ketersediaan teknologi pcrtanian. - Development adalah indikator pembangunan, dimana pada peneiitian ini menggunakan rasio total GUI' per kapita (dalam US Dollar) terhadap GDP per kapita A mcrika Serikai, Hasil penelitian ini menunjukkan secara signifikan Iaktor input, kccuali
luas lahan, dapat mempengaruhi produksi pertanian, Pupuk dapat memberikan kontribusi yang cukup tinggi, terutarna apabila dikombinasikan dcngan bahan kimia lainnya seperti pestisida Kcmponen teknologi mcmiliki pengaruh yang beragam ierhadap produksi, Observasi dengan rnenggunakan regresi antar waktu, menunjukkan tidak ada bukti yang jelas bahwa schooling, sehagai penjelas peranao teknologi, dapat mendorong produksi pertanian. Sedangkan secara individual negara, schooling bcrpcngaruh positif tcrhadap produksi pertanian.
2.8.3
Penelitian Bo Q Lin (2003)
Penelitian yang herjudul "Electricity Demand in the People's Republic of China : Investment Requirement and Environmental
Impact" bcrtujuan untuk
mcnganalisis kondisi sosial dan ekonomi yang spcsifik di Rcpublik Rakyat Cina
dengan mcngcnalkan variabel perubahan struktural dan peningkatau efisiensi dalam dctcrminan }'ang mempeugaruhi perkiraan permirnaan listrik Republik
28
Rakyat Cina disamping variabel pertumbuhan GDP, harga listrik dan populasi penduduk. Pendekatan makrockonomi digunakan untuk mcmbangun model permintaaa Iistrik jangkan pan_iang untuk menganalisis faktor-fakior utama yang rnempengaruhi permintaan listrik di Rcpublik Rakyat Cina. Analisis yang dilakukan penelitian ini juga terhadap stabilitas hubungan
anrara variabel makroekonomi dan permintaan listrik agar dapat menjelaskan fcnomena dalam krisis tahun 1997 dan 1998. Periode aualisis adalah tahun 1952 sampai dengan tahun 2001 secara keseluruhan, yang kernudian dibagi menjadi rentang waktu 1952 sampai 1978.(sebelum
reformasi) dan 1978-2001
(setelah
reformasi). Model yang digunakan adalah tcknik ekonometrik popular yaitu unit roof test dan coiruegration test. Coiniegration model dapat mcmberikan solusi atas masalah spurious regression dan bias yang simultan akibat adanya variabel
eadogen. Model ini dipilih
karena seeara khusus
dapat
mengidentifikasi
equilibrium hubungao antar variabel jangka paojang jika memang ada. Persamaan model yang digunakan dalam pcnelilian permintaan listrik jangka panjang di Republik Rakyat Cina dapat dinyatakan sebagai berikut :
Q =:(GDP, P, POP, .M2, EF) dirnana Q adalah permintaan listrik, GDP adalah pendapatan, P merupakan harga, POP menyatakan populasi penduduk, M2 mcrcpresentasikan perubahan struktural dan El' adalah efisiensi.
Dalarn mcngcstimasi pcrminraan listrik terscbut digunakan metode OLS dalam logaritma natural sebagai berikut LQ- a - b LGDP + c LP+ d LPOP + e LM2. - f t.EF
(I)
29
Hasi I dari pencl it ian ini adalah hubungan antar variabcl dalam model adalah stabil dan signifikan setelah reformasi perekonomian China (sctelah tahun 1978). Elastisitas
permintaan
listrik terhadap pendapatan diperkirakan 0,8 pasca
reforrnasi ekooomi atau lebih rendah dibandingkan periode sebclum reformasi. Harga dan GOP mcrupakan variabel penting dalam fungsi pcrmintaan. Perubahan struktur ekonorni memberikan pcngaruh yang signifikan rerhadap besarnya permintaan listrik, khususnya dalam pcriode penyesaaian perckonomian yang cepat. Hal ini menunjukkan bahwa pcrtumbuhan ekonomi (pcrtumbuhan GDP) yang tinggi tidak sclalu scjalan dengan tingginya pcrmintaan listrik, Hal ini dapat dijelaskan kctika RRC memiliki penumbuhan ekonomi 7,8 pcrscn pada tahun 1998, namun konsumsi listriknya hanya tumbuh 2,!I person saja. 2.8.4
Peneliiian
R.achmini Sapanra dkk (2004)
Rachrnini Saparita dkk melakukan penclitian mengenai peranan invcstasi dalam
pcmbangunan pertanian.
mengidentifikasi
lujuan dan penelitian ini adalah
proses pcmbangunan
uruuk
pertanian mclalui peranan invcstasi
pertanian dalam rangka mencapai pembangunan ckonomi pertanian l'enelitian ini menggunakan metoda deskriptif - analitik ex ante, yaitu menganatis peristiwa scbelurn peristiwa itu tcrjadi. /\nalisis peran invcstasi didasarkan pada model yang tclah dibangun Saparita (2004) rnenggunakan pcndekatan system dynamic dan telah
diuji
kcsahihannya.
Struktur sistcm
yang dibangun
pada
proses
pembangunan pertanian di Indonesia sepcrti struktur yang diajukan Sapariia dkk (2003 ).
30
Pcndapa1an
Invcstasi, ModAI & Tcknolozi
ncr1ani~ln
Pcnduduk
Luas Laban dan
Produksi
oanen
Pcrtanian
Tenaga Kcrja
Pcrtanian
Gambar 2.3. Struktur Dasar Model Pcmbangunan Penanian (Sumber Saparita dkk, 2003) Data y1;mg digunakun dalam pcnclltian ini adalah data pada periode 1960 2002. Data produksi pcrtanian berdasarkan data panen tanarnan pangan (padi dan palawija) yang telah dikonvcrsikan
ke dalam kalori Simatupang (1989) dan
dihitung kcmbali olch Saparita (2004). Pemilihan tanaman pangan sebagai wakil
scktor penanian karcna kontribusi rau-raia selarna 1960 - 2002 rnasih di alas 60 persen, Hasil
penelitian
mcnunjukkan
bahwa peningkatan
investasi di sektor
pertanian baik melalui sarana pcningkatan transpouasi, infrastruktur pedesaan yang berimbang dcngan sclctor non pertanian atau pun rnclalui peningkatan adopsi teknologi dapat merupakan ahernatif solusi menuju peningkaian meskipun
hasil
mcnunjukkan
simulasi
model
komputcr
bahwa pcmn iuvestasi
pendapatan,
yang teluh diuji kcsahihannya
pertanian
bclum cukup
kuat dalam
mendorong peningkatan pendapatan per kapita masyarakat di scktor pcrtanian yang sepadan dcngan pcndapatan per kapita di sektor non pertanian. Kebijakan tcrpadu antara peningkatan investasi mclalui sarana dan prasarana scrta modal pertanian,
ditambah dengan program
peningkatan
adopsi teknologi
dun
31
penyesuaian harga pertanian merupakan alternatif kcbijakan yang efektif yang dapat mcnjadi sarans mcnuju pcmbangunan berkeadilan, clan diprediksi dapat membawa perubahan ekonomi pertanian kc arah yang lebih baik.
Penelitian A. Husni Malian dkk (2004)
2.8.5
Penelitian yang dilakukan oleh A. Husni Malian dkk mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi produksi, konsumsi, dan harga bcras sorta inflasi bahan makanan Tujuan dari pcnclitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mcmpengaruhi secara langsung clan tidak Iangsung terhadap produksi padi, konsumsi beras, harga bcras di pasai duuresf ik, dun perubahan indcks harga
makanan. Oat;i yang digunakan morupakan data sekunder tahunan yang bersurnbet dari IJl'S, Departernen Pertanian dan rlulog, yaitu an tarn tahun I 970 sarnpai dengan 2002 dcngan menggunakan harga
yang digunakan dalam penelitian
koustau 1993. Model ekonornetrik
ini rncnggunakan persarnaan simultan
yang
dirumuskan sebagai bcrikut : t.uas Panen Padi
HPDL
= f(Pf!Dt,
Produktivitas Padi
Yl'OL
a
Produksi Padi
TPD-HPDt•YPDt
Imper Beras
MBRt
Konsumsi
CD Rt= f (POPt, l'DDt, PJGt, CHR..1)
Rr.ras
CUPt, PURt, MBRt, HPD,.1)
f(P.BDt, TURt, IPSt, YPIJ1.1)
r(lll:JDt, l'UWt, K~Rt,
11 PD
luas panen padi (ha)
(2)
(3)
rrn, MFlR,.1)
Harga Beras Domestik : PDDt = f ( HDGt, PB Wt, PJGt, RERt, TPDt) dirnaua :
(1)
(4) (5) (6)
32
Y PD= Produktivitas padi (kw/ha)
Tl'IJ =Total produksi padi (ton) l\1BR = Imper bcras (ton) CBR = konsurnsi beras (ton) HDG = harga dasar gabah (Rp/kg) POD= harga beras di pasar domestik (Rp/kg) PBW = harga beras dunia kualitas Thai 15 % broken fob Bangkok (US $/ton) PJG = harga jagung pipilan di pasar domestik (Rp/kg) CUP= total krcdit usaha tani padi (rnilyar Rp)
Pl:R - harga pupuk urea (Rp/kg) TUR
total penggunaan pupuk urea dalam usaha tani padi (kg/ha)
rPS = proporsi luas areal intcnsifikasi padi sawah (%) RER = nilai rukar riil (Rp/l!S $) POP-jumlah
pcnduduk (juta orang)
F.DR - excess demand bcras (ion) llasil peneliiian menunjukkan
bahwa fakior-Iaktor yang mcmpengaruhi
produksi padi (yang direpresentasikan darl luas pancnJ adalah luas panen padi scbclumnya, harga pupuk urea, nilai lukar riil, harga bcras dorncstikdan imper beras, Semeruara itu, faktor-faktor yang mempcngaruhi konsumsi beras adalah
jumlah penduduk, imper beras iahun sebelumnya, harga jagung pipilan di pasar dnmestik, harga bcras domestik dan nilai tukar riil. Scdangkan faktor-Iaktor yang rnempcngaruhi harga beras di pasar dornestik
adalah nilai tukur riil, harga jagung pipilan di pasar domestik, clan harga dasar gabah, l;ntuk faktor-fakror yang mernpengaruhi perubahan indcks harga bahan
33
rnakanan adalah excess demand beras, perubahan harga beras di pasar domestik, nilai tukar nil, harga dasar gabah dan harga bersa dunia, 2.8.6
Pcnelitian Euphrasia Susi Suhendra (2006)
Penelitian
E. Susy Suhcndra ini hendak menganalisis peranan sektor
pertanian dalam pembangunan nasional, mcngidcntifikasi subsektor pertanian unggulan dan rnenganalisis efektivitas investasi baik dengan menerapkan strategi Agricultural Demand Industrialization
Led Industrilaization (ADLL) rnaupun Export Led
(ELI). Strategi
pembangunan nasional merupakan
mana yang
lebih
scsuai
bagi
kebijakan
pertanyaan yang menarik untuk dikaji lcbih
rnendalarn. Dalarn penelitian ini diterapkan dengan mengguanakan analisis input
output. Dari peneluian pertumbuhan
ekonomi
ini menunjukkan bahwa peranan sektor pertanian bagi nasional
masih cukup signifikan, yakni menyumbang
36,02 persen bagi total output. dengan nilai tarnbah sebesar 18,04 person. Subscktor pertanian yang berpotcnsi untuk dijaclikan sebagai andalan adalah subsektoi perkebunan dan subsektor peternakan. Dilihat dari laju peningkaran
nilai tarnbahnya, pcndckatan staregi ADLL menghasilkan nilai tambah lebih tinggi dibandingkan
Ef.T. Pcnelitian ini juga mengindikasikan bahwa investasi di sektor
pcrtanian perlu untuk
terus
ditingkatkan dalam rangka mengimbangi ckscs
permintaan (excess demand) yang ada.
34
2.8.7
Penelitlau Camargo Barros, Silva Spolador dan Piedade Bacchi (2006)
Penelitian yang bcrjudul Supply and Demand Shocks and the Growth of the Brazilian Agriculture bermaksud hcndak rueugukur pengaruh dan relcvansi dari guncangan permintaan dan pcnawaran dornestik untuk menjelaskan cvolusi output pertanian Brasil. Hipotesis yang dikembangkan dalarn pcnclitian
ini adalah
scbagian bcsar perturnbuhan pertanian berpcngaruh pada dua faktor umurn, yang dihubungkan dengan dua tipe guncangan dalarn pcrtanian, yaitu guncangan perminraan dan guncangan persediaan tcknologi, Guncangan perrnintaan dimulai
dari perekonorniun dorncstik dan juga pasar ekstemal, Dengan monggunakau metodologi Blanchard dan Quah (1989) akan diuji relaur' pentingnya
pcrtanian
guncangan penawaran dan pcrminiaan dalarn pertumbuhan
Brasil. Perrnintaan
total untuk produk pcrtanlan (YI)) mcrupakan
penjumlahan pcrminraan dornestik (Yd) dan pennimaan eksternal (Y•)
Y.''=~ dimana M adalah GDP dornestik dan P adalah harga relatif'pertanian
dimana 0 adalah hubungan anrara pc1111i111aan eksrernal dan domestik vaiiu ·
0, - e ·, dan adalah nilai tukar riil (nilai tukar domcstik terhadap nilai tukar asing) Permintaan total terhadap produk pcrtanian dinyatakan dalam huruf kecil sebagai variabcl dalam logaritmik. adaluh: 1· y, I) -11,-p,
+ µ,
(I)
Pcnawaran output pertanian (dalam log) dinyatakan scbagai. (2)
35
dimana n adalah luas panen dan 0 adalah produktivitas lahun, Ilubungan antara luas panen dan harga pertaniao adalah n ~ E(p,)
(3)
Model dalam penelitian uu dipengaruhi oleh tiga guncangan exogenous auto-regressive, yaitu : la) Guncangan permimaan domestik (e1") m, - m,_1 + c11d
(L)
(b) Guncangan permintaan eksternal O; µ, -
!It 1 ·~ CJ:td
(S)
(c) Guncangan produktivuas (penawaran) {c'):
e,-o,"
1
c.'
(6>
Kinerja sektor pcnanian Brasil selama 40 tahun lebih dari 50 % dijelaskan oleh produktivitas dnn pcnlngkatan basil penanian, yang berakibai pcnurunan
secara modc.ai. Pcningkatan JO % ringkat pcnurnbuhan hasil penanian, dalarn jangka panjang mcningkatkan tingkat perturnbuhan output 4,8 % clan merurunkan tingkar pertumbuhan harga 1,6 %, sehingga pendapatan pertanian rncningkat sckitar 3,2 % yang didorong olch pcngcmbangan teknologi secara berkclanjuian.
Dcngan rnempertimbangkan iuclastisuas permintaan dorncstik. penurnbuhan output bcrkclanjutan berintegrasi tcrhadap pasar intemasional. Pemngkatan JO % dalam devaluasi nilai tukar. dalam jangka panjang akan meningkaikan nilai output pcrtanian sebesar J,7 % dan harga sebesar 2,C Yo dan pendaparan pcnanian sebesar 5,8 % Pertumbuhan GDP mcmiliki potensi dalam mcuipcngaiuhi output dan harga, diruana pengaruh ini mulai rnuncul pada tahun 1970 ketika B-asil muncul menjadi
36
salah satu ncgara bcrkcmbang
terdepan. Jika Drasil dapat meningkatan
tingkat
pertumbuhan GDP, maka akan k:uat mendorong pertumbuhan permintaan produkproduk
pertanian.
iruernasional
Jika
investasi
dikcmbangkan,
dan
teknologi
dipelihara
Brasil akan mampu rncningkatkan
dan
integrasi
suplai produk
pertanian sccara dornestik atau pasar luar negeri
2.9 Kerangka Pcmikiran
Pembangunan pcnanian di Indonesia masih tetap dianggap scbagai yang terpenting dalam pcmbangunan ekonomi Indonesia, terutama serelah melewati masa krisis ekonomi tahun 1998. Bcbcrapa alasan yang mendasari pcntingnya perranian di Indonesia adalah . potensi sumbcrdayanya yang besar dan bcragam, pangsa terhadap pcndapatan nasional masih cukup besar. besarnya pcnduduk yang
menggamungkan hidupnya pada sektor pcnanian, dan sektor pcnanian rnerupukun basis bagi pertumbuhan ckonomi di pedesaan, Narnun dalam kcnyataan di lapangan, kondisi pertanian di Indonesia cukup
memprihatinkan dimana sebagian besar petani merupakan golongan miskin, yang mengindikasikan bahwa pertanian sebagai sandaran hidup bagi pctani belurn mampu meningkatkan
kcscjahterahaan pclakuuya walaupun
secara makro
pe1 iumbuhan ekonomi sektor penanian masih cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat
dari kontribusi scktor pertanian terhadap PDB di bawah ini ·
37
Tabel 2.1. Distribusi PDB di Indonesia
Menurut Scktor (Harga Konstan
1993) (%) Sek tor
Pertanian Pcrtambangan
lndustri Manufaktur ListriK, Gas can Air Bangunan Perdagangan, 1 lotcl &
Tabuo '
1998
1999
2000
2001
18.1 12.6 25.0
19.6 10.0 26.0 1.2 6.2
17.0 13.8 26.2
16.l 13.6 26.0
1.2
1.2
5.9
5.6
15.2
16.1 5.4
3.3 4.0
16.0 5.0 2.8 3.7
3.4
3.4
l!.6
9.5
9.5
9.5
1.2
6.5
Rcstauran
I 5.3
Transportasi & Komunikasi Bank & Kcuangan Penyewaan & Rc.1l Gstatc
5.4
Jasa Lainnxa Sember : DPS
5.0 2.8
2.8
Todaro dan Smith (2003) rnenjelaskan ada tiga faktor alau kornponen utama dalarn pcrtumbuhun ekonomi, yang mcliputi : I) Akumulasi modal, ya11i; mcliputi sernua bentuk atau jenis investasi baru yang ditanamkan pada tanah, pcralamn fisik, dan modal atau sumbcrdaya rnanusia.
2) Perturnbuhan pcnduduk, yanu pada akhirnya akan mcmpcrbanyak jumlah angkatan kerja, 3) Kcmajuan teknologi, Akumulasi modal tcrjadi apubila sebagian dari pendapalan ditabung dan diinvestasikan kembali dcngan lujuan mernperbcsar output clan pendapatan di kcmudian hari. Pengadaan pabrik baru, rnesin-rnesin, pcralatan dan bahan baku ekan meningkatkan persediaan modal Iisik suatu negara, yaitu suatu total riil neto
atas seluruh baraog modal produktif dan hal ilu jclas rncmungkinkan
terjadinya
peningkatan output di masa-masa mcndatang. lnvestasi produktif yang bcrsitat langsuru; tersebut harus dilcngkapi dengan berbagai invcstasi penunjang yang disebut investasi infrastruktur ekonomi dan sosial.
38
Soekartawi (I 990) menyatakan hubungan antara input dan output sebagai berikut :
dimana Y adalah produk atau variabel yang dipengaruhi oleh faktor produksi, X, dim X adalah faktor produksi atau variabel yang mempcngaruhi Y. Dalam proses penanian. Y dapat bcrupa produksi pcrtanian dan X dapat berupa lahan pertanian. tenaga kerja, modal dan manajemen, Namun keernpat faktor teseout belum cukup untuk dapat rneojelaskan Y. Faktor-faktor sosial ckonomi lainnya, sepcni tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, tingkat keterarnpilan dan lain-lain juga bcrperau dalam mcmpcngaruhi tingka; produksi.
Secara
urnum
Soekanawi
( 1990)
mcmbagi
Iaktor-Iaktor
yanu . ~
rncmpengaruhi produksi rnenjadi dua kclompok, yairu : 1) Faktor
biologi,
sepcrti
lahan
pertanian
dengan
macam
dan
ringkat
kesuburannya, bibit, varietas. pupuk, obat-obatan, gulma, dan sebagainya; dun 2) l~aktor sosial-ekcnorni scpcrti biaya produksi, harga, tenaga kcija, tingka; pcndidikau,
tingkat
pcndapaian,
resiko
dan keridapastian,
kelembagaan,
tersedianya kredit, dan sebagainya. Tanah merupakan salah satu bentuk investasi dalam pertanian. Fungsi tunah dalarn bentuk lahan pertaniun rncrupakan faktor produksi. Kedudukan lahan pertnnian ini pcnting karena adanya dasar balas jasa yang duerima olch tanah dibaudingkan faktor-Iaktor produksi yang lain (Mubyarto, 1989) Lahan pertanian diartikan sebagai tanah yang disiapkan untuk usaha tani, misalnya sawah, tegalan dan pekarangan. Scdangkan tanah pertanian adalah tanah yang bolum t.eotu diusahakan dcngan usaha pcrtanian (Soekanawi, 1990).
39
Narnun tanah dalam
bcntuk lahan pertanian ini mcnghadapi
berbagai
rnasalah terutarna jika digunakan untuk produksi per tanian, Skala usaha tanah
terus mengecil seiring adanya perpecahan dan pcrpencaran tanah. Pcrpccahan tanah (land division) ini diakibatkan oleh budaya warisan, Sedangkan pcrpcncaran tanah (land fragmcmation) mcnycbabkan bidang tanah rcrpetak-petak dalam usaha taninya Perpcncaran tanah ini diakibatkan adanya jual beli. pewarisan atau hibah perkawinan dan sistern penyakapan Adanya perpecahan dan perpencaran tanah mcnyebabkan skala usaha pertanian kian mcngccil. Adam Smith menjclaskan babwa kenaikan produkrivitas bukan berasal dari tcnaga kerja melainkan dari modal (dalam pertanian salah satunya adalah tanah pertanian) Smith dalam Jhmgan (200:l) rnenckankan bahwa pcrnupukan
modal harus dilakukan tcrlebih dahulu daripada pembagian kerja,
karena pckcrjaan hanya dapat dibagi lcbih lanjut sccara seimbang jika persediaan modal dipcrbcsai Oleh karena itu Smith menganggap bahwa pemupukan modal sebagai satu syarat bagi pcnumbuha-i ekonomi. I lal tmlah yang rnenjadikan pertanyaan berapa luas optimum agar perani dapat berusaha tani dengan cfisicn. Kunci revolusi ieknologi dalam pertanian adalah mcningkat ccpatnya keluaran (output) per jam kerja dalam usaha tani Perubahan-perubahan ini mcmungkinkan kenaikan yang besar produksi dalam jumlah output total usaha tarn dengan jurnlah jarn kerja yang .ebih sedikit (Tri Purwadi, 1990 3). Kondisi iklim di suatu wilayah akan mempengaruhi bagaimana konsumsi
dan produksi pertanian di suatu wilayah, Curah hujan yang sangat pcnting bagi
produksi pcrtanian khususnya dalam hal penyediaan air dalarn pcrtumbuhan tanaruan Kerersediaan air dalam jumlah dan waktu renemu akan menentukaa
40
kontinuitas produksi. Keadaan iklim atau cuaca yang mcmpengaruhi produksi dan berdarnpak pada harga pcrmintaan dan penawaran produk pcnanian l'odaro dan Smith (2003) juga menjelaskan pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja (yang terjadi beberapa tahun kcmudian setelah pcrtumbuhan
pcnduduk) secara tradisional dianggap sebagai salah saru faktor posirif yang mernacu pcrtumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kcrja yang lebih besar berarti akan
menambah jumlah tenaga kerja produlctif, scdangkan pcrrumbuhan
penduduk
yang lcbih besar berarti rncningkatkan ukuran pasar domestik. Namun yang
menjadi pertanyaan scberapa cepat penawaran angkaian kcrja di negara-negara berkembang tcnnama dalam sektor pcnanian dan sektor non pert.anian. Nilai posiiif pcrnbangunan
~11111
ncgatif dari pcnumbuhan sepenuhnya tergantung
ckonomi
penduduk bagi upaya
pada
kcmampuan
sisiem
pcrckonomian untuk mcnyerap dan secara produktif memanfaatkan iambahan ienaga kcrja tersebut Adapun kernarrpuan itu scndiri lebih lanjut dipengaruhi
oleh tingkat dan jenis akumulasi modal clan tersedianya inpu: atau Iaktor-faktor pcnunjang, seperti kccakapan manjerial dar- adminisrrasi Pertumbuhan
pcnduduk
di masa lampaa dalam scbuah
rnasyarakat
mengakibatkan imensifikasi penggunaan lahan. Penggunaan tcknologi yang tepat akan meningkatkan produktivitas tanah sehingga pada akhirnya kcrniskinan di pedesaan dapat dikurangi
lamun uuensifixasi pcrtanian mcmiliki batas fisik,
sama halnya dcngan perluasan daerah penanian (ekstcnsifikasi), terutarna di bagiau-bagian
wilayah
Hardjono, 1990).
yang telah mcngalarni
degradasi
liugkungan
(Joan
41
Poin ketiga adalah kcrnajuan teknologi itechnological progress) yang bagi kebanyakan ekonom adalah sumber perturnbuhan ekonorni yang paling peruing. Kemajuan teknologi terjadi karena ditemukannya cara baru atau perbaikan atas cara lama dalarn mcnangani pekerjaan-pekerjaan tradisional. Ada tiga klasifikasi kemajuan teknologi, yaitu kcmajuan teknologi yang bersifat netral, kcmajuan teknologi yang bersifat hcmat tenaga kerja dan kemajuan teknologi yang hemat rnodaL Ke111ajua11 teknologi yang nctral (neutra! tecnological progress) terjadi apabila tcknologi terscbut memungkinkan mencapai tingkat produksi yang lebih tinggi dengan mcnggunakan jumlah dan kombinasi
faktor input yang sama
(tenaga kerja dan modal). Serncnter a kernajuan teknologi yang berlangsung scdcmikian
rupa schingga menghcmat pcrnakaian modal
(toknologi yan!J memungkinkan
arau tenaga kerja
perolehan input yang lebih tinggi dari jumlah
input ienaga kcrja atau modal yang sama). Teknulogi dcmik ian yang disebut kemajuau
Lt:knulogi
progres).
Sedangkan
yang hemat renaga kemajuan
technologicalpmgre~s) merupakan
kcrja Uobor-saving tcu:l1110/ogical
teknologi
hernat
modal
icapital-saving
fcnomena yang langka, dimaua
kernajuan
teknologi ini mcnghasilkan mctode produksi padat karya yang lebih cfisien (biaya lebih rendah), Di dunia ketiga yang padat akan tenaga kerja tetapi langka modal. kemajuan tcknologi ini memang sangar diperlukan Dimensi waktu dapat mempengaruhi
bagairnana output dnn harga dalam
pcrmiutaan dan pcnawaran dalarn perekonornian.
Dalam jangka pendek harga
bersifat kaku (rigid), sehingga output dan harga akan rnernbutuhkan waktu dalam
menyesuaikan diri. Hal ini terutarna terjadi tcrhadap barang-barag ineslatis seperti
42
produk-produk pcrtanian misalnya beras. Tingkat kebutuhan masyarakat yang tinggi terhadap produk-produk pertanian yang salah satunya diakibatkan oleh pertambahan jumlah penduduk sehingga pengaruh perubaban harga ccnderung ineslatis mcmpcngarubi pola konsumsi masyarakat Dari gambaran di aias, penelitian ini didorong bagaimana faktor-faktor perrnintaan dan penawaran jangka pcndck sektor pertaniao dapat mendorong PDfUll' sektor pcnanian. Faktor pcnawaran antara lain terdiri dari harga, luas lahan penanian, dan rata-raia curah hujan. Sedangkan faktor perminraan meliputi harga, jumlah pcnduduk dr Propinsi NTB dan income rata-rata masyarakat Propinsi NTB. Fsktor-faktor tersebut akan mcmpengaruhi kiuerja sektor pertanian dan sccara scderhana digambarkan dalam kerangka pemikiran berikui ·
Jurnlah
Penduduk
lncomc.lP~ndapatan /
I
f
•
1
-
Permiruaan
PDRR Scktor
I larga
Pertanian
Penawaran
Jangka P~nd~k T I
l.uas Laban
Cu rah
Pcrtanian
Hujaa
Garnbar 2.4 Kerangka Pcmikiran Penelirian
43
2.10
Bipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di alas, maka penulis akan mengajukan hipotesis sebagai berikut : Hipotesis I : Faktor -faktor permintaan sektorpenanian yaitu harga produk pertanian berpengaruh positifterhadap PORD sektor pertanian, jurnlah penduduk dan pendapatan mcmpunyai pengarub positif terhadap PDRB sektor pertaniau. Hipotesis 2 : Faktor-faktor penawaran jangka pendek yaitu PDilli sektor pertanian, curah hujan berpengaruh positif terbadap harga produk pertanian, sedangkan faktor luas lahan pertanian bcrpengaruh negatif terhadap harga produk pertanian. Hipotesis 3 : Faktor -faktor permiruaan dan penawaran sektor pertanian simultan mempengaruhi PORR sekrorpenanian.
IlAilID J\.rETODOLOGl PENELiTL\N
3.1 Jen is, Sumber dan Jumlah Data Yang Digunakan Penelitian dimaksudkan akan menganalisis faktor-faktor permintaan dan penawnran jangka pendck yang mcmpcngaruhi PDRn sektor pertanian. Dal a yang digunakan dalam pcneluian ini adalah data sekunder berupa data panel dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2005 yang bersumbcr dari laporan pcrckonomian yang berasal dari dinas/badan/ kantor pcmcrintah di Propinsi Nusa Tenggara Barat dan kabupatcn/kotn di Propinsi Nusa Tcngara Baral Data yang digunakan terdiri dari data harga komodiri pcnanian, jumlah pcnduduk dan income
masyarakat dalam henruk pcndapatan
per kapita
Kabuparcn/kota di Propmsi NTB sebagai faktor permintaan yang rnempengaruhi output pertanian: data harga komoditi pertanian, luas lahan pertaniau, dan cuiah hujan sebagai faktor
penawaran
yang mempcngaruhi output pertanian; dan data
l'DRB sektor pcrtanian yang menyatakan output sektor pcnaman Harga komodit i
pertanian, jumlah penduduk, pcodapatan per kapita, luas lahan pertaniau dalam bcntuk luas lahan sawal; dan curah hujan didapatkan dari data yang telah ditcrbitkan oleh Oiro Pusat Statistik (Rl'S) fingkup Piopinsi N'I B. 3.2 Metodologi l'enelitinn Pcnelitian permintaan
akan
mcncari
hubungan
simuhan
antara
dau pcuawaran jangka pcndck dalam mempcngaruhi
faktor-fakior PDRB sektor
pertanian (correlational research). Sesuai dengan hipotesis yang akan diuji, rnaka PDRB sektor pertaruaa dan harga produk perranian merupakan variabel tidak
45
bebas ( dependen), sedangkan beberapa faktor yang diduga mempcngaruhi permintaan dan penawaran jangka pendek sektor pertanian ditempatkan scbagai variabel
bebas (independen).
Selanjutnya
model
akan diolah
dengan
mcnggunakan metodc Two Stage Least Square.
3.3 Deskripsi Va riabel
Beberapa penjelasan dan pernbatasan diperhikan agar dapat mernudahkan dalam menganalisis variabel-variabcl dalam penelitian, Dari landasan teori yang sudah disebutkan, maka dibuat interprestasi variabel-variabcl yang dianalisis dalam model yang digunakan
•
sebagai berikut
:
Vanabel tidak behas yaitu Produk Domcstik Regional Bnno Scktor Pertanian berdasarkan nilai absolut atas dasar harga konstan tahun 2000. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperole~ melalui DPS.
• Jumlah penduduk yang digunakan dalam aenelitian adalah jumlah total penduduk pada tahun tertcntu dan merupakan data sekundcr yang didaput dari BPS. •
Income masyarakai dijelaskan melalui pcndapatan per kapita masyarakat. Asumsi yang dikembangkan adalah pcndapatan per kapita menjelaskan ratarata pendapatan masyarakat setiap tahunnya. Data income pendapatan per kapita diperolch melalui BPS.
•
Harga kontoditi pertanian yang didefinisikan sebagai harga beras yang diperoleh mclalui BPS
•
Luas lahan perranian adalah luas panen lahan sawah unruk produksi padi dan dinyatakan dalam satuan hektar yang daranya dipcro'eh melalui BPS.
-16
• Curah hujan merupakan faktor khusus iklim yang mernpengaruhi produksi pertanian. yang dijabarkan scbagai rata-rata curah hujao dalam satu tahuu dalam satuan milimeter. Data curah hujan diperoleh melalui BPS 3.4 Operasional Variabel
Dalam penclitian ini yang dijadikan obyek adalah variabcl-variabel yang dipandang mempunyai kaitan dengan pertumbuhan sektor penanian yang diringkas secara matriks pada tabel di bawah ini
No.
I
I.
Tabcl ..1 1 Opcrasional Variabel Penelitian Variabel!Sub lodikator I Keterangan Indikator Variabel PDR.B Sekior PDRB Sektor Variabcl dcpcndcn berupa Pertanian Penaniao PDRB sektor penanian yang
-
Norasi /Saruan
PDRB iRupiah
menyarakan output
perekonomian dari sckror pertanian pada waktu yang bcrsangkutan berdasarka n narga konstan iahun 2000
Jumlah pcnduduk
2.
I J,
' Income Masyarakat
Jumlah Penduduk
Jumlah pcnduduk yang bcrada di wilayah Kabupatenlkota Propinsi ~TB yang mernpengaruhi permintaa n produ k penanian Pendapatan per Dinyatakan dalam bernuk kapita PORR per kapita sebagai raia-rata tingkat pendapatan masyarakar (Harga Konstan
POPI Oranz~
l
NC/
Rupiah
Tahun 2000)
Harga Komoditi Pertanian
Harea Beras
5.
Luas Lahan Pcrtanian
Luas Panen
6
Curah Hujan
4.
"'
Dinyatakan dalam bcntuk harga beras yang menunjukkan harga komoditi tanaman pangan oacli Luas Panen Lahan Sawah untuk produksi tanaman
PRi
Rupiah
LLP iHektar
ean~an
Rata-rata Curah Hujan
{!Ia)
Rata-rata Curah l [ujan
CH/
Mi Ii meter
kabupaten'kota di Propinsi
I masa NTl3 yang dijadikan acuan tanam
(mm)
I
47
3.5 l\>Jodel Ekouometrik
Pcndekatan analisis ekonometrik dalam penelitian ini dimaksudkan unluk mengetahui
besar
pengaruh
variabel-variabel
independen
terhadap
l'DRB
ekonomi sektor pcrtanian. Untuk mengetahui besar pengaruh variabel terhadap variabel dependen, Sritua Arief ( 1993 ) mengcmukakan model regresi dcngan variabel-variabel yang linear tidak berarti variabel-variabel dalam regresi harus linear Variabel-variabel dalam model regrcsi dapat bersifat tidak linear, hal ini tergaruung pada bentuk-bcntuk paling sesuai dengan data cmpiri s yang diteliti
atau kerangka teori. Model permintaan dan penawaran jangka pendek sektor pertanian yang
akan digunakan pada penelitian ini merupakan modifikasi dari model permintaan dan penawaran Hailin Qu, Peng Xu dan Amy Tan (2002), Bo Q Lin (2003) yang disesuaikan
pcrmintaan dao pcnawaran jangka pendck pada sektor pertaniau, llal
ini dengan disesuaikan dengan rujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini.
Penelirian dilakukan untuk menganalisis perubahan variabel-variabel tidak bebas yaitu faktor-faktor permintaan dan penawaran jangka pendek sektor pertanian
terhadap PDRB dan harga scktor pertanian dan mengidentilikasi faktor-faktor perrnintaan dao pcnawaran jangka pendek sccara simultan mempcngaruhi PDRB
pertauian. I rueraksi antara pcrmintaan dan penawaran jangka pendek berlangsung secara simultan dimana faktor-faktor permintaan dan ;ienawaran jangka pcndck sating berhubuogan secara simultan Scsuai dcngan variahel yang akan diu] i dalam penelitian ini, rnaka fongsi permintaan sektor pertaruan secara sederhana digambarkan sebagai berikut PDRB=F(Harga Komoditi Beras, Jumlah Penduduk, Pendapatan Per Kapita)
(I)
48
Sedangkan fungsi penawaran jangka pendek sebagai berikut : Harga Kornoditi Pertanian=f(PDRD, Luas Lahan Panen, Curah Hujan)
(2)
Persarnaan dari model permintaan clan pcnawaran jangka pendek yang akan diterapkan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu berdasarkan penawaran jangka pcndck scktor pertanian dan permintaan sektor pertanian sebagai berikut : Persarnaan Perrnintaan : PDRB = f3o+pl
PR+ p2 POP+ ~3 INC+
(3)
u
Persarnaan Pcnawaran Jangka Pendek :
PR= f.l4 ~ ps PDRB • ~6 LLP+ P7 CH+ v
(4)
Dimana PDR.B sektor pertanian adalah pcndapatan domestik regional brute sekior pertanian dalam nilai rupiah, PR adalah harga komoditi beras dalam satuan rupiah, POP merupakan jurnlah penduduk dan [NC adalah pendapatan per kapita masyarakat Propinsi NTB dalam satuan rupiah, Faktor luas lahan pertanian (LLP) adalah dalarn bentuk luas panen lahan sawah dalam hektar dan CH adalah curah hujan dalam satuan mm, Sedangkan rnasing-masing
untuk persarnaan
faktor
11
dan v adalah adalah error term
permintaan
dan
persarnaan
faktor
penawaran. PDRJ3 sektor pertanian dan harga kornoditi pertanian berhubungan secara sirnultan
scsuai sistem persamaan
(3)
dzn (4),
Dalam persamaau
model
permimaan, pendapatan domcstik regional brute sektor pcrtanian (PDRB) dan harga (PJ sating berhubungan. Sedangkan dalam pcrsamaan model penawaran, hubungan antara harga (PR) dan pcndapatan
domestik
regional bruto sektor
pertanian (PDRJ1) diteniukan secara ernpiris. Variabcl PDRB dan i>R diasurnsikan
49 sebagai variabel endogen, sedangkan variabel-variabel lainnya dalam model yang dapat mcnggeser fungsi permintaan dan penawaran dianggap sebagai variabel eksogen. Pada persamaan permintaan, PDRB scktor pertaaian dan PR diharapkan secara invers berhubungan, dimana diharapkan
kocfisicn PR adalah negatif
Narnun, hubungan antara PR dan PDRB sektor dalam jangka pendek tidak dapat diramalkan dan perlu ditentukan secara empiris. Pada basis tahunan, adanya selalu ke'ebihan kapasitas produksi dimana penawaran melebihi permintaan, sehingga secara prinsip permintaan dapat dipcnuhi tanpa mcnggunakan harga sebagai dasar penentuan, menyiratkan bahwa PR dan PDRB tidak harus berhubungan secara positif,
PR dan PIJIIB
dapat berhubungan secara invers karena ketika
menghadapi kelebihan kapasitas produk pertanian yang tinggi rlalam jangka pcndck, produscn akan berusaha menurunkan harga untuk dapar menjual produknya lebih banyak, yang memungkinkan kurva penawaran jangka pendek berslope menurun. 3.6 Metode Analisis Ekonometrik
Ekonometrika bisa didefinisikan sebagai analisis kuantiuf dari fenomena ekonomi yang sebenarnya (aktual) yang didasarkan pada pengembangan yang bersarnaan dari teori dan pengarnatan, dihubungkan dengan metode inferensi yang scsuai (Samuelson cl. al dalam Gujarati, 2003) Analisis ckonometrik digunakan
untuk rnengetahui hubungan simultan aurar var iabel dalam permodelan yang telah
dibangun di aras maka digunakzn teknik analisis regresi bcrganda dcngan mcnggunakan metode Two Stage Least Square (TSLS) Data yang terkumpul
50
direkapitulasi membentuk data panel untuk kcrnudian diregresi dengan rnetode Two Stage Least Square. Untuk mcmpcrkuat dan mcndukung akurasi terhadap metode analisis yang digunakan dilakukan yang meliputi uji simultan berupa uji endogenity, kondisi derajat dari idcntifiabilitas, kondisi tingkal ic!entifikasi (rank condition of idemification); uji statistik yang terdiri dari uji signifikansi individual (uji-t), uji signifikansi menyeluruh scrcmpak (uji-F) dan tingkat keeraian yang ditunjukkan oleh kocfisicn determinasi arau Goodness of Fit (R1) sorta uji validitas yaitu autokorelasi,
heterokodasitas dan
multikolincaritas.
Tingkat
kepcrcavaan
pengujian yang dilakukan mcnggunakan tingkat kcporcayaan 95 persen 3. 7 Uji Simuttan
Uji Sirnultan yang dilakukan meliputi uji cndogenlty, kondisi dcrajat idcruifiabilitas, dan kondisi ringkat identifikasi 3.7. I
Uji t:11dogenity
li11doge111ty merupakan gc3ala terdaparnya hubungan antar variabel Mdog
maka metode OLS tidak sesuai untuk pcnaksiran suatu persamaan, karcna akan menghasilkan penaksir yang tidak hanya bias. tetapi juga tidak konsisten Untuk rncngetahui ada ridaknya gejala endogenity dapat digunakan l/a11s111a11 Lest dengan
persarnaan
reduce form pada model yang dibangun, yaitu pengujian
11111/
hypotesis, yaitu 1-1.,. Cov(y,e) - 0 dan I I.,: Cov(y,e) :F 0. Jika signifikan berarti terdapat endogenuy, dan jika tidak signifikan bcrarti tidak ada hubungan antar
51
variabel endogen dengan error term dalam persamaan model tersebut, sehingga
metode simultan tidak dapat digunakan.
3. 7.2
Kondisi Derajac dari ldeotifiabilitas Apa yang disebut kondisi ordo dan cingkatan (order and rank conditionsi
dari idenufikasi meringankan iugas dengan rncmberikan suatu nnin sisternatik. Untuk memaharni kondisi urutan dan ringkaran, diperkenalkan notasi bcrikut ini: M = banyaknya variabel cndogcn dalam model
m - banyaknya variabcl endogen dalam suatu pcrsarnaan tenentu K- banyaknya vanabcl yang ditetapkan lebih dahulu dalam model k = banyaknya variabel yang ditetapkan lcbih dulu dalam suatu persarnaan
tertcmu Suatu kondlsi yang pcrlu (tctapi tidal- cukup) dari idcntifikasi, dikenal sebagai kondisi ordo (ord.:r cn11d1t1<>m), bisa dinyarakan dalarn dua earn berbcda tetapi ekuivalen sebagai berikut Definisi L Dalam suau, model dari M persamaan simultan, agar suaru persamaan diideruiflkasikan, persamaan tadi harus (idak memasukkan sekurangkurangnya M
1 variabel (endogen maupun yang ditetapkan lebih
dahulu) yang muncul dalam model. Jika pcrsarnaan tadi tidak memasukkan
tepat M
diidentifikasikan.
I variabel,
persarnaan
tadi disebut tepat
Jika persamaan jadi ridak mcmasukkan lcbih dari
M - f variabel, pcrsamaan tadi terlalu diidentifikasikan. Definisi 2. Odam suatu model dari /.1 persamaan simu'tan, agar suatu persamaan diidcnufikasikan,
banyaknya variabel yang ditetapkau lebih dahulu
52
yang dikeluarkan dari pcrsamaan harus tidak kurang dari banyaknya variabel endogen yang dimasukkan yaitu:
K -k ~ m -1.
Jika K -k
dalam persamaan e-
kurang satu,
m -I, pcrsamaan
tadi tepat,
diidcntifikasikan; tetapi jika K +k > m -1, persamaan tadi terlalu diidentifikasikan. Dari model didapatkan bahwa PDRB dan PR adalah variabel endogen dan 1'01', INC, LLP dan CIT merupakan variabel eksogea. Dalam persamaam model faktor-faktor pcrmimaan tidak mcmasukkan variabel-variabel LLP dan CH schingga kondisi ordo terlalu diidentifikasi (K-k-·m-1) Dcmikian juga halnya dcngan persamaan model faktor -faktor penawaran, variabcl POI' dan INC tidak dimasukkan schingga kondis] ordo rerlalu diidentifikasi (K
J. 7 .J
k
m
/).
l
persarnaan diidcntifikasikan jica dan hanya jika sekurang-kurangnya saru pcncntu tidak nol dari ordo (M - 1)(1'1
I) dapat dihentuk dari kocf'sicn variabel (baik
cndogcn dan ditetapkan lebih dahulu) yang tidak dimasukkan dari pcrsamaan
tertcntu tadi tctapi dimasukkan dalam persamaan lain dari model Sebagai suatu gambaran dari kondisi tingkat (rank co11d11io11) identifikasi, sistem hipotcsis berikut dari persamaan simultan clalam mana variabel Y adalah endogen clan variabcl X adalah ditetapkan lehih dahulu: Kondisi ordo dao tingkat identifikasi mcmbawa ke prinsip urnurn idcnrifikasi berikut dari persamaan structural dalam suatu system dari M persamaao simultan.
53 I. Jika K - k > m - I dan tingkat dari matriks A adalah M - I, persarnaan tadi terlalu diidentifikasikan (overident[/led). 2. Jika K -k = m - I dan tingkat matriks A adalah M - I, persamaan tadi tepm diidentifikasikan (exactly identified).
3. Jika K -k :
111-
l dan tingkat rnatriks A adalah kurung dari M - I, pcrsarnaan
tadi kurang diidcntifikasikan (under ident{/ied).
4. Jika K =k < m - I, persamaan strukrural tadi tidak diidcntifikasikan. Tingkat dari rnatriks A dalam kasus ini akan kurang dari M- I (unidentlfied}. Untuk mengetahui apakah pcrsamaan taktor pcrmiutaan dan pcnawaran sektor pcnanian dapat diidcntifikasi, dapat dilihat pada tabcl berikut: Tabcl 3.2. Pcrsyaraian Order.
Persamaan (3)
l3any11knya variabel tak l>cb3.S yung Ink tercakup
Banyaknya variabel cndogcn yang tcrcnkup, dikurangi 1 satu
(K-k\
(m-I
-
(.4)
Identified
2
I
Tcrlalu diidcru ilikusi
2
I
'I'erlalu diidentifikasi
Garnbaran dari tingkat kondisi (rank condition) identifikasi, dari pcrsamaan (3) dan (4) diperoleh :
Ln PDRfl ·po - p I PR- P2 Lu POP-P3 Ln INC= u
(5)
Ln PR-ll4-lj5 Ln PDRl3 -fl6 l.n I .I .P- fl7 I.n CH = v
(6}
maka sistem pcrsamaan yang disederhanakan dalarn label adalah sebagai berikut: Tubel 3.3 Pcrsyaratan Rank Condition Persamaan
1
PDRB
PR
(5)
-~
1
- Pl
- ll2
(6)
-04
-P5
1
0
POP
INC
LLP
CH
· IB
0
0
0
-~6
·li7
54
Berdasarkan identifikasi, baik sccara order maupun rank condition yang mcnyatakan
persamaan
faktor-faktor
pennintaan
dan
penawaran
terlalu
diidentifikasi,
schingga analisis regrcsi menggnnakan metode Two Stage Least
Square (JSL'I).
3.8 Pengujian Validitas Asurnsi Klllsik
Untuk mcnguji validitas analisis model dalam pcnelitian ini, maka dilakukan pcngujian multikolinearitas, autokorelasi dan multikolineantas. 3.8.1
Uji Multikolincaritas
Multikulinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel bebas antara satu dengan yang lainnya (Sritua Arie:, IQQJ : 23).
mcnjelaskan
Supranto (2004)
bahwa mul1ikolinearitas mcnunjukknn adanya lcbih dari saru
hubungan linear yang scmpurna dari variabel-variabel bebas dalam
rcgresi
Gujarati (2003), beberapa indikator yar.g mcnunjukkan
adanya
Menurui
rnultikolincaritas antara lain randa yang palingjelas adalah ketika R1 sangat tinggi tetapi tidak satupun koefisicn regresi yang signifikan seeara statisrik atas dasar pengujian-t yang konvensional atau jika ~1tinggi tciapi korelasi parsial rendah,
rnaka multikolinearitas merupakan satu kemungkinan. Gujarati (2003) mcnjelaskan jika tcrdapat multikolincaritas yang kuat, maka terdapat bcberapa konsekucnsi, diantaranya adalah koefisien regresinya tidak
tcrtcntu
dan stander
yang diperoleh
meningkatnya korelasi di antara var iabel bebas. bcberapa
tindakan
yang
capat
dilakukan
cendcrung
rnernbesar
dcngan
Lebih lanjut dijelaskan bahwa guna
mengatasi
masalah
multikolincaritas, yauu ·(I) informasi apriori, (2) mcngkombinasikan data cross-
55
section dengan data time series, (3) meninggalkan atau rnengeluarkan variabel
yang berkorelasi, (4) rnentrasformasikan data, dan (S) mendapatkan tarnbahan atau data baru.
3.8.2
Uji Autokorelasi Autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian
obervasi yang diurutkan menurut waktu (seperti data dalam deretan waktu) atau
ruang (sepcrti dalam data cross-sectional). Dalam konteks regresi, model regrcsi linear klasik mengasumsikan bahwa aurokorelasi adalah tidak terdapat disturbansi atau gangguan (u;) yang dilambangkan dengan noiasi E(u,u;) ~ 0 dimana i .;.. j.
Secara sederhana dikatakan bahwa unsur gangguan yang berhubungan dengan obsevasi tidak dipengaruhi olch unsur
disrurbansi atau gangguan yang
berhubungan dengan pengamatan lain yang manapun (Gujarati, 2003). Lebih lanjut dijelaskan olel: Gujarati {2003} bahwa bcbcrapa alasan
-
timbulnva, autokorekasi arnara lain inersia atau kelembaman dari sebaaian besar deretan
waktu
dimasukkannya menggunakan
ekonornis,
beberapa bentuk
bias
spesifikasi
variabel yang
yang
relevan
diakibatkan
oleh
tidak
dari model atau karena
fungsi yang tidak benar, fenomeoa
Cobweb,
tidak
dimasukkannya variabel yang ketinggalan (lagged on). dan manipulasi data Konsekuensi dari terdapatnya autokorclasi di antaranya adalah perolehan nilai srandar error yang lebih besar dari nilainya sehingga parameter regresi yang dipcroleh
menjadi tidak
siguilikan
secara
statisrik. Beberapa
cara untuk
mendeteksi adanya permasalahan autokorelasi, antara lain yang paling sering digunasan yaitu dengan metode Durbin Watson Test
56
3.8.3
Uji Hererokesdastlsitas Model dengan residual heterokedastisitas mengandung konsekuensi serius
pada estimator metodc OLS karena tidak lagi BLIJF. (Rest Linear Unbias Estimator). Oleh karena itu sangat pcnting untuk rnengetahui suatu model apakah mengandung unsur masalah
heterokedastisitas
Beberapa
mcrode untuk
meodeteksi adanya masalah heterokedastisitas adalah meiode White. Mclalui program Eviews 4.0, keberadaan masalah hcterokedastisitas dapat dilihat dari hasil uji rnetode White dengan kritcria nilai chi-square (nR2) lebih besar dari nilai -[ kritis dengan derajat kcpercayaan tenentu (a) menunjukkan adanya hererokedastisiras,
dan sebaliknya chi-square hitung lcbih kecil dibandingkan nilai
·i kritis menyatakan
model bcbas dari masalah heterokedastistes.
3.9 Pengujiuu Signifiknusi kocfisicn Rcgresi
Cuna mendukung akurasi ternadap metode analisis yang digunakan dalam
penelitian ini akan digunakan pengujian 1ingka1 keeratan yang ditunjukan oleh koefisien dctcrrninasi atau Goodness of Fit (R1, uji signifixansi individual
(uji-t)
dan uji signilikansi menyeluruh (oji-F). 3.9. l
Coodnes of f'it Goodness of Fit digunakan sebagai ukuran untuk mengetabui scjauh mana
variabel
bebas
mcmpengaruhi
vanabel
penghitungan R2, dengan menggunakan rumus:
I{,_
l(y-yJ I(yyJ
=!-
re rlYY1
tidak
bebas
dilakukan
dcngan
57
Semakin bcsar nilai R2, maka variabcl bebas semakin besar (rnendekati 1) dapat rnenjclaskan variabel tidak bebas dan sebaliknya jika nilainya semakin kecil (mendekaii nol). Sedangkan nilai R2 berkisar antara O sampai dcngan I.
3.9.2
Uji Signifikansi Tndividunl (Uji-t) tJji ini digunakan untuk rnengetahui signifikansi variabel bebas secara
individual
dalam mempengaruhi variabcl iidak bebas. Dimisalkan hipotesis Ho,
dimaua dinyatakan
Ho. Po :f. 0, po adalah koefisien dari variabel independcn, dan
adatah hipotesrs alternatit' dimana 111 ~n = O. maka uji-t dilakukan dengan rurnus perhitungan : t-hitung =
Dimana b adalah parameter yang akan diuji dan Sh adalah simpakan baku dari b, Hipotesis nol akan ditolak jika nilai r-hitung bcrada dalarn daci ah kiitis (stotisticattyjig11ijirx111l) dun sebaliknya penerimaan,
bila nilai t-hitung berada dalam dacrah
maka hipotesis not diterima
Apabila
I lo diterima bcrarti secara
parsial variabcl bebas tersebut mcmpunyai hubungan dcngan variubel tidak bcbas
3.9.3
IJjl Signifikunsi Menyefuruh (Uji-1<')
Uji-F digunakan unruk menguji signifikansi rnenycluruh.Uji - F sangat berguna untuk menilai bcrsama-sarna
koefisien
regresi sccara
pengaruh vai iabel bebas secara
terhadap va1 iabel tirlak bcbas. Formulasi hipotesis dan nilai i:
hitung unruk uji statitik F adalah scbagai berikut (Gujarati, 2003). Ho: [3o -p,
- .. = ~l = 0
H, · ~o ;!: ~1 :F .. :F ~k i 0
58
ESS/(k-1) F-hirung = ----RSS/(n-k)
Dimana: ESS =Explained Sum Squares RSS = Residual Sum Squares
n = jumlah pengamatan k = jumlah parameter
Prosedur peihiumgan untuk uji-F dapai dilakukan dengan menggunakaa label ANOVA (analysis of variance). Jika mcnggunakan F - hitung lebih besar dibandingkan F-tabcl (F kritis), maka Ho ditolak, artinya seluruh variabel bebas secara bersama-sama mcmpunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel tidak
bebas.
Proscdur
uji-F
uji-F dalam penelitian
Prosedur
ini akan
rueaggunakan program Evicws vcrsi 4.0. Tabel 3.4 ANO VA (Analysis of Variance) Source of
Su.m Squares
Degree of
Freedom (di)
Variance
Due to Regression Due to Residual
F.SS
k-I
RSS
n- I
Total
TSS
n-k
Mean Squares
Fischer Test
EMS =ESS/df RMS =RSS/df
F= ESS/RSS
I
Keterangan · EMS = Explained Mean Squares TSS =Total Sum Squares
RVIS = Residual Mean Squares
DAB
rv
HASCL Pt:NKLITIAN DA~ PEM BAHASAN
4.1 Cambaran Umum Sampel Penclitinn
Propinsi Nuss Tenggara Barat adalah propinsi yang berada di ujung barar wilayah kepulauan Nusa Tenggara
Propmsi Nusa Tcnggara Baral terdiri aias dua
pulau, yanu Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa sena pulau-pulau kecil lainnya yang rerlerak di aruara 115°46 dan I I 9r:5 Bujur Timur dan 8,10 9°5 Lmtang Selatan dengan
batas-baias sebagai bcrikut : Schei Rh Utara
· Laut Jawa dan l.aut Flores
Sebelah Sc Iatan : Samudera Hmdm Scbclah Oarat
Selat Lombok/Propmsi Dali
Scbelah Timur
Selat Sape/Propmsi Nusa Tenggara Ttmur
t.uas Wrlavah Proprnsi Nusa I enggara Barat 20.I 53. 15 Km2• dcngan rincian Pulau Lombok 4.i38,70 Km' (23,51 pcrsen) dan Pulau Sumbawa 15.414,45 (76,49 persen)
Propinsi
Kml
NTB terbagi atas delapan kabupatcn d:lll kola, yaitu
Kabupaten Lombok Baral, Kabupaten Lombok Tcngah, Kabupatcn Lombok Timur dan Kora Matnram (Pulau Kubupaten Birna dan Kota
Lombok). Kabuparen Sumbawa, Kabupaten Dompu,
Birna (Pulau Sumbawa)
Dal am penelitian ini mengaunakan dua persamaan dengan data sckuuder antara tahun 2000 sampar dengai tahun ZOO~ kzbupatcn/kota dr Propmsi Xusa Tenggara
Barat. Data-data tersebut mcliputi data produk domesuk hruro sekior pertaman,
60 jumlah penduduk, pendapatan per kapita, harga kornoditi beras, luas panen padi dan curah. Gambaran urnurn sampel penelirian adalah sebagai berikut:
4. l. I
Perkembangan Produk Domestik Regional Brulo Sektor Pertanian
Sektor perranian
merupakan salah satu sektor yang membcrikan
kontribusi
terbesar bagi pendupatan produk domestik regional bruto (PDRB) di Nusa Tenggara
Barar. Selama periode 2000 - 2005 memberiksn sepcrernpat kontribusmya bagi PDJ{J:I .\lusa Tenggara Barat, Pada tahun 2000. koruribusi sektor pertanian mcncapai 28,99 persen. Selama kurun waktu tahun 2000 - 2005, kontribusi sektor pcrtaninn menunjukkun tren mcnurun dimana pada tahun 2005 kontribusi sektor penanian rnenjadi 25,47 perscn, Walaupun koruribusinya
rcrhadap PDRB rnenunjukkan
penurunan, sektor pcnanian saat ini telapluh mcnjadi tulang punggung bagi Propinsi \lusa Tenggara Barnt. Hal ini rnasih dirunjukkan oleh sektor pertaruan tetap menjadi salah saru kontributor terbesur dalam PDRB Nusn Tenggaru Barnt sclama iahun 2000 sampni dengun 2005.
61
Ort'cJ£
c ~.nj.uw a 1«£li.wt.asl
2002
2003
2004
2005
T3t\Un
Gambar ~.I Kontribusi PDRB per Sektor Propinsi Nusa Tenggara Barnt Berdasarkan Harga Konsran Tahun 2000 (Sumber : BPS
Propinsi Nusa Tenggara Baral) PORB Sekto1 Ayrit:ultu 1~ di NTB 'renun 2000 • 200$ 1
xooen .:ioo.oco OC
ii·;.
I--------- --
eoo oot.1000.000
,_...;...
.,
coo 6CXl Ci:':\) oon rm
, s ]
:!
;;, < ~
'-+--1.cntd< Saisit •
iOO 000 000
•
;t.Q 000 000 coo.
.
I (:Oil(.i< Teog..'1h iCllid< T1rn.1
a
-
•
SuM)twa
4C:(l.c·::nlf1(• l)r,,1
•
JC0.000 000 000
m
"'
200fX;!;.Xi~•.0C(I
0 L
lCOOCC
n
....:.._ '·--'·~·---
:ooor.) I 1CCV 2001 2:l02 XPl3 .WOd ?CL:!i T:ih11n
Gambar 4.2 Perkernbangan PDRB Sektor Pertanian Kabupaten/Kota di l'ropmsi NTfl Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000 (Sumber · fl I'S Kabupaten/Kota Propinsi NTB ), Propinsi Nusa Tenggara Barat terdiri dari delapan kabupaten/kota dimana
harnpir seluruh kabupaten/kota yang ada mengandalkan scktor pertanian sebagai penggerak perekonomian daerah Antara kurun waktu rahun 2000 - 2005. beberapa kabupatcn/kota menunjukkan tren posit if peningkaian
PORB pada sektor pertaruan.
62
Kabupaten
can
Lombok Timur, Sumbawa, Bima
kabuparen-kabuparen
Lombok
yang memiliki pertambahan nilai
Barat rnerupakan
nominal PDRB sektor
pertanian yang cukup tinggi. Dari gambar 4 2 tedihat slope dari grafik yang lebih
curam yang menunjukkan 1ingkat penumbuhan PDRB sektor penanian yang lebih besar dibandingkan
kabupaten/kota lainnya di NJ fl
Kondisi mi menunjukkan
bagaimana sektor pertaman terap menjadi sektor paling penting bagr pernbangunan perekononuan di Propinsi NTB apabila dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya 4.1.2
Perkcmbangan Jumlah Penduduk
Perkembangan jumlah penduduk Propinsi NTB relatif rendah, Pada tahun 2000 jumlah penduduk NTB adalah 3.845.282
jiwa dan parla tahun 2005
menjadi
jiwa, Selama periodc 2000-2005 ierseoin. rata-rata pertumbuhan sctiap
4.188.276
tahunnya adalah I ,36 persen. I ?()0000
1 000000
800000
.,~
I
-,
---
I
...
--
600.000 400.000 200.000
--
-·
4)00
Lorr'bolo: T~ngahl
•
•
lo'rtlok T mrr Suo-bCs\\' i: --flol'T'()U
' 2001
•
•
~
1
t
LO!l'tlOk Bar•I
200Z
2003
ft
_._B-tl""'9
Kota Bum
~
--
Kola fllataram
~ 2004
2C05
Tahun
Gambar <1.3 Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten/Kota Propinsi Nusa Tenggara Barar I'ahun 2000 - 2005 (Surnber BPS Kabupaten/Kota Propinsi NTB)
63 Propmsi Nusa Tenggara Barat terdui dari dua pulau utama, yaitu Pulau Lornbok yang
rcrdiri dari Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, t ombok Timur dan
Kota Matararn dan Pulau Sumbawa yang terdin dari Kabupaten Sumbawa, Dompu, llima dan Kora Brma. Jumlah penduduk antara Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa terlihat timpang
yang dapai dilihai jumlah penduduk kabupaien/kota di Pulau
Lombuk le'.>lh pudat dengan perkembangan yang lebih pesar dibandingkan dengan jumlah penduduk kabuparen/kota di Pulau Sumbawa
4.1.J
Pendaparan Per t
PDRB per kapira merupakan gambaran dari rata-rata yang diterima oleh senap penduduk selarna saru rahun dan biasanya juga digunakan scbagai indikator tingkat kernakrnuran penduduk. Kcmajuan dan kcmakmuran suaru daerah dapat dicerminkan
oleh tingkat pendapatan per kapua daerah tersebut yang dirunjukkan oleh bcsarnya
PDR.B per kapita Tabcl 4 I PDRB per Kapita Kanupaten/Kota Propinsi Nusa Tenggara Baral Bcrdasarkan Harga Konstan T ahun 2000
I Kabupaten/Kota I I Lorrllok Barat
I
LolTbok Tengah LolTbok Timur Surrbewa Dompu Bima Kota Bima Kole rvaiarom
2000 2275I/9 1.a4U08 1.961.362 42 j51 470
3.249 414 2.513.857 3.186.062
I I
2001 2.317 188 1.874.738 1.973.4!!7 49595955 3.514.457
2 59• 844 . .l29U.422
l
2002
2.360.«16 1.91~ 525 1997 394 !'ii 358 207
3.503.525 2638629 2.100.386 3.482248
2003
2004
2.433.628 j 2.530.582 1.958 152
2.0SG.670 49.593.8~2 3.641717 2 7515-15 2 776234 3 7802~7
2ll05
2 603<~7
2.028.92& 2.123122 52.999.04P
2.091£5S 2-19024~ 50.241.E0£
3 635 93S
3.645.272 2.86-0.863
2.857.192 2.859.542 4 088.008
2.911.848 4 340 022
Berdasarkan data di atas terlihatsemua kabupaten dan kota yang ada di Propinsi NTB kecenderungan menmgkat senap tahunnva selama periode 20llll Kabupaten Sumbawa yang mernihki
l'URB per kapita yang
2005 kecuali unggr
namun
I
64
perturnbuhan
pendapman kapitanya
fluktuarif
selama periode
2000
2005.
Pcnmgkatan PDRB per kapita ini menunjukkan kinerja perekonomian suaru daerah yang cukup baik. Dari garnbaran rnakro tersebm dapat dijadikan gambaran semakin meningkamva pendapatan per kapita masyarakat dan scmakm nnggmya ungkat
kesejahterahaan
masyar~lrnt
11.usa Tenggara Baral mcmngkar
seriap rahunnya
berdasarkan teon rnakro ckonomi yang ada Kou~ ~it"ll:tttam ~
Kota !litre ~ Biml ~
LuuWh.Tsu.w I om.ik T""(1'111
¢>
,<;,,.;;:i
<SP
·~~;$)·
~
oil
<:;:!>
)fl t.fi>
<Ji)
of'
.;;<:.($)·
~
Ii-<:)(!)·
Income per Kapta (Rupiah)
c 2000 c 200'
0 3X:2
:J 2003
Cl 2004
0 20C6
Garnbar 4 4 Pcrkcmbangan f>DRB oer Kapita Kabupaten!Kota Propinsi , usa Tcnggarn Barat Tahun 2000 2005 1\ta• Dasar Harga Konstan Tahun 2000
4.l.4
Pe1·ke111ba11gan Luas Paneu Pertanian
Luas penen menunjukkan
tingkat keberhasilan suaru usaha pertanian tanaman
pangan sepeni komodrti padi. Luas panen rm antara lain sangat iergantung pada kondrsi musim, keberadaan hama dan penyakit, pemakaian alat dan bahan-bahat
65
pendorong produksi seperti pupuk dan alar-alar penaniao dan pengairan, serta sistem pol a tanam yang ada di suaru daerah Perkernbengan luas lahan pmtcn padi do Nusa Tenggara Barat menunjukkan
kecenderungan mcnurun selama kurun wakru tahun 2000 - 2005 yang harnpii teijadi di sernua kabupaten dan kora, Penurunai luas pznen terbesar terjadi di Kabupaten Bima dan Kabupaten Lombok Tengah. Gambaran perkernbangan luas pancn padi di Propinsi Nusa Tenggara Barai diiampilkan pzda gambardi bawah ini
90000 &3000
ii
1"'
• !.
70000
60.000
..
c: S0.000 c0 40.000
a.
•,
30.000
0
_, zooco 10.000
K --- -
! •
I
•
~
lctToot Tcng)h
tm.rotTrn11
•'I
_, )..
"•
2000
2001
2002
2003
t<:rntd:9aal
2004
S.im"'W1'
-
-C::Jll:iu GIN
--
K::tn:O--rs
--
Klla M~ar.m
2005
Tahun
Garnbar -1.4 Perkembangan Luas Panen Padi Kabupaten/Kota Propinsi i'\ usa Tenggara Baral T aht.m 2000 - 2005.
4.J.5
Koodisi Curah Hujan Keberadaan huJan dalam usaha pertaman khususnya tanaman pangan se.pen1
merupakan dasar adanya musim tanam. Air yang berasal dari hujan digunakan umuk menggemburkan lah:m-lahan pertanian dan rncnarnbah pasokan air umuk pengairan. Kuanritas air yang ada akan ~anga1 menunJang perturnbuhan tanaman dan mendukung kcbcrhasilan panen
66
0 l:rrtx:~ 6;;100
e!. zeo '
D Looi~ TEr~i1
c
o.su-:;;iwa
O I :ntXli I mi.I
-;. 150
"~:
CJIJ::l":ni
o
Di 11JU 8 111.a
Qf.m•
,
O ):A-...tl II a11111n
2000
200I
2012
2003
200<
20lS
Tthen
Gambnr 4.5 Kendaan Cureh Hu1an d Kabupaien/Korn di Propinsi Nusa I enggara Harat I ahun 200()- 2005
Selama periode tahun 2000 - 2005, kondrsi curah huJan antar kaburaten/kota di Nusa Tcnggara Bnrm relarif bcrbcda Kabupat~nikoia yang berada di Pulau Lombok (Knbuparcn Lombok Barnt. Lombok Tengah. Lombok Timur dan Korn Mataram)
memiliki curah hujan yang lebih unggi dan mtensuas yang lcbih scnng dibandingkan daerah di Pulau Sumbawa (Kabupateu Sumbawa, Dompu, Huna dan Kora Hirna], I Jal ini sangai mempengaruhi sisrern pertanian antara Pulau t.ombok dan Pulau Sumbawa. Pada Pulau Sumbawa, kondisi musim merupakan hal mutlak guna mendukung pola
dan waktu tanam pcrani Keaclaan il'ilah yane membedakan jumlah produksi anrar kabupaten dan kora yang berada d1 kedua pulau d1 wilayah Propinsr NTll tersebur.
.i.J.6
Perkembangan Harga Beras
Deras merupakan komod111 urama bagi Propmss Nusa Tcnggara Barat dan Juga sebagai makanan pokok bag; masyarakamya, Tingkat konsumsi beras mi sangat
67
dipengaruhi oleh harga beras itu sendiri Herdasarkan data BPS, perkernbangan harga beras di Proprnsi
NTB adalah flukruatif dan mcmiliki
kecenderungan
untuk
meningkat. Hal dapat dilihat dari gambar grafik di bawah ini drmana harga beras setiap
kabupaten dan kota di Propinsi NTB borfluktuasi
setiap tahunnya
dan
rnenunjukkan pola peningkatan.
!j sttl
1--Lon'bokBa·a1·
30:;(1
-
lont>>k
L~"(l
Tengah Lonf>>k Tin11r
Ci
/'()1[·
~ • ~ )
Sun'bawa
I :QC
:2
•
-D""l)u
•
1.COJ
Sima
-;.- l\oa Bisra
Gl1l
--
Gambar 4.6 Pcrkcmbengan Harga Beras di Kabuparen/Kota di Propinsi Nusa Tcnggara Barnt Ta/.1w1 2000
2005
4.2 Aualisis Hasil Penelitian
4.2.l
Hasil Pengujiao Validitas Mode.I
Evaluasi
terhadap
model ekoncmctrika
yang digunakan diperlukan
g1111a
mcmpcroleh pernbenaran atas model yang digunakan. hvaluasi yang dilakukan rncncakup
UJt
tdentificatlon
endogenity,
UJt
rdenutikasi
order condition dan rank order id
68
4.2.1.l Hasil Pengujian Endogenity
Pada dasarnya uji endogemry digunakan mclihat penemparan variabel endogen dan eksogen dalarn sebuah model persarnaan simulran sudah tepat Untuk perlu dilakukan
pengujian
mendapatkan
persamaan
reduced
form
dcngan mciodc
variabel c11tlo~cn predicted, yang kcmudian
OLS
untuk
dilanjutkan dengan
mengesumasi persamaan srruktural menggunakan metode OLS dengan mernasukkan vanabel cndowm predicted Berdasarkan hasrl pengujian dengan a
0,05 diperoleh
has ii scbagai bcrikut : Tabcl 4.2t-las·1 I i.;·II E11d oacnuv Persamaan F-stat PORO 46,10826 PR 3,310840
F-tabtl
Probnbilitns
2.61 2.61
I
Kcternnaan
0.000000
Fndoacn
0,018867
E11dog~11
Dan hasrl pengujran menunjukkan scmua vanabel endogen dalarn srstem persamaan dapat diperlakukan sehag111 vMiab~I ck'iO!}efl Hal iru dapat dihhat pada ungka; signifikans, c = 5 °1-, nilat !'-stat yang lebih besar d1bMdmgk:in dengan nilai Fxabel. Dengan derrnkian dapat dmyatakan bahwa semua pcrsarnaan yang drgunaken dalarn pencliuan iru memenulu syarat srrnuhan
4.2.1.2 Hasil
Peogujian
ldentifikasi
Order Condition dan Ra11k Order
ldentification Bcrdasarkan hasil pengujian yang dilakukan pada Bab Ill Merode Penelirian mengenai uj1 kondrsi derajar rdennfiabuuas \order condttiom dan koadisi tingkat idenrifikasi
(rank condmon
of idcnnficauon] drpcroleh bahwa rnetode TSLS
digunakan dalam analisis regresi penelitian.
69
4.2.2
[stimasi Model Ekouomctri Dari hasil regresi rnenggunakan metode TSLS terhadap persamaan-persarnan
dalam model yang dibangun, diperolch hasil cstimasi sebagai berikut : Persamaan permintaan : PDRB = 3,:l 7c+l 1 + 14877798 PR+ 375033,8 POP+ 330,3117 lNC + I-Stat
(0,200613)
(10,74702)
(5.084015)
(0,326639)
[Al{(l)=0,8351201
(8,711.55'.\) Rvsquared
0.99&222
f-statistik
1422.3::::·
Persamaan penawaran
PR=- 1816,677 + l ,13e-08 PDRB - 0,035918 L,LP + 4,567895 CA+ r-stat (-0, 728945)
(2.241493)
(-2,245206i
(4,492421)
IAR(l)=0,4
F-sta;istic
0.562461 3.76158[
Keterangan :
;-"'JKH = pcndeparan domesuk regional brute scktor pertanian (Rupiah)
PR
= harga komoditi beras (Rupiah)
POP
= jumlah penduduk (orang)
INC
= pendapatan per kapita (PDRn per kapit
LLJ\
= luas lahan panen padi (Hektar)
CH
- curah hujan (mm)
70
Dan hasil estimasi persamaan permintaan diperoleh kornoditi harga beras. jumlah penduduk dan pendapatan per kapita bertanda positif dan memiliki arah yang Sama dengan variabel dependen PDRB. Hal mi menandakan bahwa harga komoditi
beras, jumlah penduduk scbagai ukuran besarnya pasar.jumlah pendapatan per kapita berpengaruh positif terhadap nilai PDRB sektor pertanian. Selain itu nilai PDRB sektor pertanian tersebur dipengaruhi pula oleh nilai PDRB sektor pertanian tahun sebelumnnya.
Berdasarkan hasil estimasi persamaan penawaran diperoleh PDRB sektor pertanian, curah hujan dan harga komoditi beras tahun sebelumaya bertanda posirif dan memiliki arah ;•ang sarna dengan variabel dependen harga komoditi beras. Sedangkan luas lahan panen padi bcnanda negatif dan memiliki arah yang bcrlawanan dengan harga komoditi beras, Hal ini mcnaodakan bahwa PDRB sektor pertanian, curah hujau dan harga komodi1i beras tahun sebelumnya memiliki pengaruh positif terhadap harga komoditi beras. Secangkan Juas lahan panen pa.di berpengaruh negatifte!badap harga beras,
4.2.3
Evaluasi Model Evaluasi model yang dilakukan meliputi autokorelasi, multikolineariras,
heterokedastisuas, uji signifikaosi individual, uji signifikansi menyeluruh dan
goodness of fit (koefisien dcrerminesi) 4.2.3.1 Permasalahan Autokorelasi Pcrmasalahan autokorelasi dalam model ekono.netrik akan dilakukan dengan mcnggunakan pendekatan yaitu dengan mcnggunakan uji Durbin Watson
71
Uji Durbin- Warson dilakukan
dcngan hipotesis nol ridak ada aurokorelasi
Hipotesis tersebut dinyatakun sebagai bcrikut 1-10 p- 0, iidak ada autokorelasi I Ii : p 7"0. terdapat auiokorelasi
Adapun klasifikasi 2003) dinvaiakan
yang digunakan
dalam pengojian Durbin-Watson (Gu.1ai~1ii,
bahwa .
· T lo dirolak
o, ·~d<('l-OJJ)
·I lo ndak ditolak . tidak ada kesimpulan jawaban
Dari pcrhitungan nilai Durbm-Warson model didapm. dengan u - 5 % diperolch hasil setelah penambahan vanabcl autorcgresif(AR( I))
'l'abel 4.3 llnsil UJi Autokorelasi
-
Dw-tabel
P1·1'l'a m1rn n
Ow-stnt (d)
PDRB
I ,435282
1,33~
PR
2.1274<)0
J
dL .338
I
t
Keterangan
di; 1.659
Tidak ada kesimpulan jawaban
l,M9
'l'idak
Monolak
Ho ( lldak adn
autokorclasi) Berdasarkan hasil pcngujian
didapatkan bahwa umuk persamaan PORl:l tidak
ada kesirnpulan adanva autokorelasi, sedangkan untuk persamaan PR diperoleh IHL~i I bahwa persarnaan tersebut bcbas dan permasalahan autokorclasi.
4.2.3.2 Permasalahan Multikolineal'itas
Sritua Arief (I 993 : 23} menjelaskan bahwa tvlultikol inearitas merupakan siruusi adanya korelasi vanabel variabel bebas anrara satu dcngan ym1g lainnya
Lebih
72
lanjut Supranto (2004) menjelaskan bahwa multikolinearitas menunjukkan adanya
lebih dari
satu hubungan
linear yang sempuma dari variabel-variabcl bcbas dalam
regresi.
Pengujian terhadap multikolinearitas dilakukan dengan melihai ringkat toleransr dari VIF. Dari hasil regresi terhadap vanabel-variabcl bcbas, akan terlihat korelasi
an tar variabel bebas jika nilai VIF lebih besar dari 10, dimana nilai VIF
I /(J-Ri!) :
U ntuk pcrsnmnnn pcnawaran ·
T'DRB -
P1 I P~ LLI' I PM Cl I
R2- 0,690689 R2 = 0,693117
CH= Pi.+ l\1~ PDRB + lh LLI'
R2 = 0,026474
lJn111k pcrsamaan pcrmintaan ·
P11 + P11 POP.,. p19 INC
PR -
Pw + Pn
R2=0089150
'
P11 INC
R2 - 0,092805
lNC - P2l + P2~ PR ... ~ll POP
R1- 0,006571
POP=
PR.,.
Bcrdasarkan gambaran regresi antar variabel bebas rerscbut, maka tingkat toleransi dari VTF dijelaskan pada tabel berikut : Tabel 4. 4 Tabel Toleransr VTF Model
l Pcrsamaan
R-,;cauare
VJF
Kcreran~ru~
r-PDRO
0,690689
1,912233
Tidak ada korclasi antar variabel bebas
LLP
0,693117
1,924599
Tidak ada korelasi antar variabcl bcbas
CH
0,026474
1,000701
Tidak ada korclasi antar vanabcl bcbas
PR l'OI'
0,089150
1,008011
Tidak ada korelasi an tar variabel bebas
0,092805
1,008688
Tidak ada kurelasi au tar variabel bebas
fNC
0,006571
1,000C•l3
Tidak ada korelasi amar variabel bcbas
I
I I
73
Hasil rersebut dapat menjelaskan dalam model yang dibangun dalam penelitian im, bahwa pada persamaan permintaan dan pcrsamaan penawaran tidak terdapat permasalahan multikolinearitas.
4.2.3.3 Permasalahan Heterokedastisitas
Hasil csumasi rncnggunakan Eviews 5.1 clengan mcnggunakan metode TSLS dunana didalam digunakan coeficient covariant method dengan white cross-section
tanpa adanya perbaikan nila: derajat kebcbasan
(df), maka
permasalahan
heterokedastisitas otomaris tcratasi, Sehingga persamaan PDR.B dan PR sebagai suatu sistem persamaan simultan udak mengalami pcrmasalahan hererokedastisitas. 4.2.3.4 Hasil Pengujian Signifikansi Individual (l~ji-t)
Signifikansi variabel secara individual dilakukan dengan menghnung nilai tstatistik yang dirrnliki olch sctiap veriabcl dalam model Hasil perninmgan t-sratisrik tersebut kernudian dibaadingkan dengan nilai Habel dua arab pada derajat kebebasan
(df) tertentu dan tigka; signifikansi {n) tertentu Hipotesis pengujian adalah scbagai berikut :
Ho : ~i -0 , artinya variabe: ke-i tidak signifikar; mernpengaruhi variabel rek bebas H1
•
Oi =,-0 • arnnya vanabel ke-i secara sigmfikan mempengaruhi variabel ta k bcbas
Dari hipotesis di atas, maka akan disimpulkan . •
Ho diterirna jika t-tabcl ~ t-stars ~ t-rabe., sehingga variahel bebas iersebut secara statisrik tidak siei11fikan mempengaruhi variabel tak bebas.
74
Ho ditolak jika t-tabel > t-stats < t-tabel, sehingga variabel bebas tersebut secara
•
statistik signifikan mempengnruh i variabcl tak bcbas. Berdasarkan tabcl I-test pada df(n - k) = 37, diperolch nilai kritis sebagai berikut : Untuk a = 0.UI diperoleh nilai kritis 2,423 Untuk o. = 0,05 dipernleh nilni krit is 1,303 Untuk a
= 0.1
dipcrolch nilai kritis 1,684
Untuk n = 0.25 diperoleh nilai kritis 0,681 Bcrdasarkan nilai tabcl tcrscbut, rnukn uji-t yang dilakuknn rcrhadap variabcl-
variabel dalam pcrsamaan PDRB adalah sebagai berikut : Variabel
I-stat
Kcoutusan
K11t.eran1:1an
PR
0,2006 [3
Tiduk Menolak I lo
Tidak Signiflkan pada r.i = 25
POP
5.084015
Tolak I lo
Signitikan pada a= I %
JNC
0,326639
Tic.Juk Menolak I lo
Tidak Signirikan pada o = 25 %
AR(I)
8.711553
'J'olak llo
Signifikan pada o = l %
'-----
Scdangkan uji-t tcrhadap variabcl-variabcl
dnlum persamaan l'H adalah sebagai
bcrikut : Variabel
Keputusan
t-siat
PDRl3
2,241493
Tolak Ho
K eterangan Signifikan padac1-5%
LLP
2,245206
Tolak Ho
Signifikan pada o. = 5 %
Cll
4,492421
'I'olak Ho
Signifikan pa da u
AR(I)
2,5~9159
Tolak I lo
Signifikan pacla u = 5 %
Berdasarkan uji signiflkansi
individual
>
I%
terscbut di atas, maka pada pcrsamaan
PORB (scktor pertanian), variabel jumlah penduduk yang mcnyatakan ukuran pasar
75
(market size) dan nilai PDRB sektor pertanian tahun sebelurnnya morupakan variabel yang signifikan sccara individual mernpcngaruhi PDRB pada tingkat signifikansi satu person. Scdangkan variabel harga kornoditi beras dan pendapatan per kapita ridak
bet pengaruh signifikan secara individual rerhadap PDRB sektor pertanian. Sedangkan pada pcrsamaan PR, sernua variabcl yaitu PDRB sektor pcrranian, luas lahan panen padi, harga komodi to beras tahun sebelumnya
bcrpcngaruh
signifikan pada tingkat signifikansi 5 person terhadap harga komoditi beras dan curuh hujan signifiken mempcngaruhi hargfl kornodin beras pada ting~at siguifikansi I pcrsen.
4.2.3.S llasil Pengujinn Sit:nifilrnnsi
Mcnycluo·uh
(Uji-F)
Berdasarkan pcrsamaan model yang di bangun, yaitu . PDRB=Po
1
p1 PR+~2Po1•-p3
PR = P4 + ~5 PDRB +BC> 1,1,P
I
INC •·u
P7 CH+ v
Maka hipotesis uruuk uji-f adalah: Ho fl I 0, 112=0, ~1=0, B4=0, ps 0, ~6=0, r11=0 H1 : ~I f0, ~2:t0 ~J;tO, fl.4#-0. ~5i-O, jl6i0. ~7+0 Berdasarkan estimasi pcrsamaan model, diperoleh nilai F-hitung (1'-stat) untuk
pcrsamaan PDRB adalah sebesar 3,761581.
1422,322
dan unruk persamaan
Sedangkan nilai kritis F pada label dengun k
PR f-stat -
I - 2 dan dcrajat bebns
(df/n-k) = 3 7, maka diperoleh nilai kritis pad a raraf 5 person nilai f-tab - 3,23 dan
pada taraf signifikansi 1 pcrsen nilai F-rab - 5,1 ~. Hasil itu mcnunjukkan bahwa Ho ditolak pada taraf signifikansi 5 persen. Artinya sccara bersarna-sarna variabel bebas
76
yang ada dalarn model persarnaan PDRB dan persamaan PR memberikan pengaruh yang signifikan pada variabel tak bebas (PDRB clan PR) pada dcrajat signifikansi 5 persen
4.2.3.6 Goodness of Fit
Goodness of 1'11 atau kocfisien determinasi (R') menvatakan hubunuan keragaman total variabel tak bebas yang dapat tl1te.l'llngkan oleh keragaman variabel
bebas, Dari has ii estirnasi oersamaan PDRB dreeroleh nilai R i
-
0.998222. vanu
menunjukkan bahwa 99,82 persen variabcl bcbas dapat rnempengaruhi variabel ridak bebas, sedangkan sisanya ditcrangkan oleh variabel-variabel d1 luar model tersebui d1 atas. Kcrnudian, hasil estimasi persamaan PR diperoleh nilai R' - 0.562461 yang rnenunjukkan bahwn 56,24 pcrscn vanabel bebas yang ada dapat mcmpcagaruhr vanabel tidak bcbas, sedangkan sisanya diterangkan oleh variabel-variabel di luar
model tcrsebu: di atas. 4.2.J.7 Hasil Pcngujian Hi1Jotcsis
Dari hipotesis
pertama bahwa faktor-faktor permintaan
sektor pertanian
mcmpunyai pcngaruh posiuf terhadap PDRB sektor pertanian Oerdasarkan basil estimasi dan evaluasi model mcnggunakaa uji-t pada level signifikansi satu persen, bahwa scluruh variabel (harga kornodin beras, jumlah pcnduduk, pendaparan per
kapita dan PDRB sektor pertanian tahun sebclumnya) mcmpunyai pengaruh posiiif
77
terhadap PDR.B sektor pertanian, namun hanya jumlah penduduk dan nilai PDRB sektor pertanian tahun sebelumnya
yang signifikan mempengaruhi PDRl3 sektor
pertanian. Sedangkan hipotesis kedua yang menyatakan bahwa fakror-faktor penawaran bcrpcngaruh positif tcrhadap harga produk pcrtanian.
Dari estimasi model dan
pcnguuen model dengan uji-t pada level signifikansi ~ persen diperolch bahwa
variabcl PnRf\ sektor pertanian, curah hujan dan harga komoditi
beras tahun
sebelomnya yang berpcngaruh posuif dan signifikan tcrhadap harga komodiri beras, Sednngknn luns lahan pancn pedi berpengaruh negauf dan signifikan rerhadap ha1ga komodiii bcras.
Dan hiporesis keriga yang menyatakan bahwa fakior -faktor permintaan dan
penawaran sektor pertanian sunuuan
rnempeagaruhi
PDRD sektor pertanian
Berdasarkan uji endogenity dan uji idenufikasi dimana vanabel endogen (PDRB dan PR) dapat ditempatkan
sebagai variabel eksogen didapatkan bahwa Pl>RU sekror
pertaniun (PDRB) dan harga komodin beras (PR) berhubungan secara simultan sehingga faktor-faktor permmtaan dan penawaran secara sirnultan rnempengaruhi PDRB sektor pcrtanian.
4.2.4
Analisa Ekonemctri Model
Hasil estirnasi model sccara ekonomernk menunjukkan bahwa pada persamaan PDRB sccara keseluruhan kerugaman variabcl-vanabel bebas dalam model dapat rncnjelaskan vanabel tak bebas adalah 99,82 persen, sedangkan sisanya dijclaskan
oleh
variabel-variabel
di luar model dan secara bersama-sarna pula secara
78 keseluruhan
variabel-variabel
behas tersebut
secara signifikan
mempengaruhi
variabel tak bebas. Vanabel harga komoditi beras secara positif mempengaruhi PDRB sektor pertanian namun tidak signifikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai t-stai yang lebih kecil
dibandingkan Habel pada taraf signifikansi 25 person. Dari gambaran esrirnasi model didapatkan
bahwa setiap
penambahan
Rp 1.00
harga kornoditi
beras dapat
menirigkatkan PDRB scbesar Rp. 1487. 798.00.
Sedangkan variabel jumlah penduduk yang rnenyatakan ukuran pasar (market siu) berpengaruh positif dan signifikan pada taraf signifikansi I persen. Garnbaran estimasi model menunjukkan bahwa sctiap penambahan satu orang penduduk setiap tahurmya dapat meningkatkan nilai PD.RD sebesar Rp. 375.033,80. Pendapatan per kapua ruemberikan pengaruh posuif terhadap PDR.R scktor pertanian, namun tidaklah signifikan pada taraf siguifikansi 25 persen. Masi I estimasi menunjukkan kenaikan Rp l ,00 pendapatan per kapita marnpu rncningkatkan mlai PDRB sebesar Rp 330,J l 17. Nilai PDRR sckror pertanian tahun sebclurnnya pun berpengaruh
positif clan signifikan
terhadap PDRB sektor pertanian,
Setiap
penambahan Rp 1,00 PDRH sektor pertanian tahun sebclumnya akan meningkutkun PDRB sektorpertanian sebesar Rp 0,835120. Sedangkan pada persamaan PR bahwa sccara kcscluruhan keragarnan variabel-
variabel bcbas dalam model dapat menjelaskan variabel tak bcbas adalah 56.25 person. scdangkan sisanya dijelaskan olch variabel-varinbel di luar model dan secant bcrsama-sama pula secara keseluruhan vuriabel-variabcl bebas rersebui secara signifikan mempengaruhi variabel tak bebas.
i9 Nilai PDRB sektor pertanian sccara positif dan signifikan pada level 5 persen signifikansi mcmpengaruhi harga kornoditi beras. Hasil estimasi model menunjukkan bahwa setiap penambahan Rp 1,00 PDR.B sektor pertanian dapat meningkatkan harga komoditi heras sebesar Rp. 0,00038. Variabel luas lahan pancn padi rncmberikan pcngaruh negatif dan signifikun pada taraf signifikansi 5 person tcrhadap harga komodiri beras, Garnbaran esumasi model menunjukkan bahwa senap penambahan satu hektar luas panen padi sctiap tahunnya dapat menurunkan nilai harga komoditi beras sebesar Rp. 0,035918. Sedangkan rara-rara curah hujan berpengaruh posinf rcrhadap harga kornodiri
beras dan juga signifikan pada taruf signi fikansi satu person. llasil esnmasi menunjukkan kenaikan I
111111
rata-rata curah hujan akan menmgkatkan
harga
komoditi beras sebcsar Rp 4.56/895. tlarga komodui beras tahun sebclumnya pun
membenkan andil pengaruh positif dan signifikan
terhadap harga komoditi bents
dimana setiap Rp 1,00 perubahan harga komodiri bcrus tahun sebelumnya akan mcmpengaruhi harga kornodif beras scbcsei Rp 0,464561.
4.2.5
An:ilisis Ekonomi Model
4.2.S.1 l'~nean1h Harg" Komoditj Beras
Harga bcras berdasarkan model yang dibangun di atas memilikr hubungan positif dengan roRD sektor pertanian namun bersifat ndak signifikan.
I Ial ini
rncnandakan peningkatan harga beras, dalarn jangka pendek akan meningkatkan nilai
80
output sektor pertanian yang diukur dari PDRB sektor pertanian namun tcrgantung pada nilai tambah dari komoditi beras itu sendiri. Harga beras anrara lain akan sangai ditentukan oleh tingkat konsumsi
masyarakat, jumlah beras yang tersedia, kondisi cuaca, Berdasarkan Tulus Tambunan (2003), dengan konsumsi beras per kapita masyarakat Indonesia sekitar 133 kg (menurut perkiraan tahun 2000), beras merupakan salah satu barang pokok yang paling dicari. Scbagai barang yang cenderung bersifat inelastis, tingkat kousumsi beras tidaklah terlalu dipengaruln oleh harga,
Dari hasil penelinan didapatkaa bahwa luas penen padi, rata-rata curah hujan, nilai PDR.8 sektor pertanian dan harga komoditi hems tahun sebelumnya secara bersama-sama signifikan mempengaruhi harga komoditi beras. Secara individual PDRB sektor pertanian, rata-rata ccrah hujan dan harga komoditi beras tahun sebelumnya rnemberikan pengaruh positif dan sigmfikan rerhadap harga komoditi
beras. Sedangkan besamya luas areal panen bepengaruh sigrufikan dan negaiif terhadap harga komoditi beras,
Hasil penehtian cukup rnenjelaskan bagaimana harga beras memberikan pengarub posirif terhadap PDRB sektor pertanian dalam jangka pendek. Kornoditi beras cenderung bersifat inelastis terhadap perubahan harga Dalam jangka pendek, harga tidak sccara langsung mempengaruhi perubahan output karcna adanya wakru mcnycsuaikan diri terhadap harga, Ila! dapa! dilihat dari pola kousumsi bents masyarukat. Konsumsi beras yang terus rneningkat dirnana tiugkat harga cenderung ridak mempengaruhi pola konsumsi. Akibamya apabila tingkat harga meningkat dengan pola konsumsi yang tetap. maka hal mi akan meningkarkan nilai output scktor
81 pertanian (PDRB sektor pertanian) horizontal
karena
kekakuan
Dengan kurva penawaran jangka pendek yang
harga,
peningkatan
permintaan
seiring
dcngan
pertarnbahan jumlah penduduk akan mcnggcscr kurva permintaan ke kanan, sehingga output (PDRB sektor pcrtanian) akan meningkat pula. Narnun peningkatan harga tanpa peningkatan nilai tarnbah kcpada komoditi beras tersebut seperti melalui efisiensi
produksi,
diversifikasi
produksi, perungkatan
kualitas
produk.
maka
peningkatan harga beras berpengaruh positifnamun menjadi tidak signifikan terhadap pertambahan nilai PDRB sektor pcrtanian
4.2.5.2 Pengaruh Luas Lahnn Panen Padi
Keberhasilanbudidaya pertanian dilihat dari besarnya luas panen. Besarnya luas menunjukkan besarnya produksi yang dihasilkan. Semakin luas areal panen maka makin ringgi basil yang diperoleh. Namun banyaknya basil yang diperoleh akan meningkarkan jurnlah suplai yang pada akhirnya menycbabkan penurunan harga pad a produk yang dihasilkan. Terutama keadaan ini tcrjadi pada saat panen ray a..
Hal uu sesuai dengan hasil estimasi penelitian dimana luas laban panen penanian padi berpengaruh ncgatif dan sigmfikan terhadap harga produk pertanian. Kondisi ini sesuai dengan hasil penelifian Barros et. Al (2006), peningkatan perrumbuhnn hasil pertaniun yang salah sarunya scbagai akibat peningkatan luas pancn hasil pcrtanian berakibat penurunan tingkat harga. Meningkamya jumlah pcnawaran kornoditi beras akan berakibat turuanya harga kornodui beras. Nusa Tenggara Baral scbagai dacrah serura produksi beras, pada waktu paneu raya akan
82 rnengalami gejolak harga dirnana harga beras akan turun. Sesuai fungsi pennwaran, makin banyak produk yang ditawarkan makin rendah tingkat harga yang diperoleh.
4.2.5.3 l'engaruh Curah Hujan
Adanya hujan merupakan musim tanam hag1 parn pelani sangat diperlukan bagi para petani untuk mengairi sawah-sawah
K.eberadaan hujan mereka dengan
tujuan untuk memasok lengas essensial bagi pcrtumbuhan tanaman [Pusposutardjo,
20() J ). Banyaknya cu rah hujan akan rnendukung kuan Lilas produksi, Bcrdasarkan hasil esrimasi diperoleh bahwa banyaknya rata-rata curah huinn
berpengaruh posirif dan signiflkan terhadap harga kornoditi bcras. Keberadaan curah hujan sanga: drperlukan bagi pcngairan tanaman sehingga dapal diperoleh produksi yang lehih baik, namun keberadaan curah hujan rnembcrikan dampak bagi proses pasca panen, dikarcnakan dapnt menyebabkan
produk pad1 basil panen menjadi rusak
dan proses pcnjcmuran mcnjadi terhambat sehinggn mengakibatkan panen dan timbuluya
kerusukan hasil
buur-butir harnpa sehingga meningkarkan angka kehilangan
hasil. Tingginya curah hujan dapat berakibat jumlah produksr beras yang dihasilkan rneniadi
menu run sehingga suplar menurun dari kontcks penanganan pasca panen clan
Hal im berakibat pada kenaikan harga beras
4.2.5.4 Pengaruh l'ORl:I Sektor Pertanian
Mcnurut BPS, PDR.B scktor penauinn menggambarkan kemarnpuan suaru daerah dnlarn rncngclola somber daya alam dan fakror-faktor produksi lainnya dalarn rnenciptakan nilai tambah pada sektor pertanian. PDRD sektor pertanian mcrupakan
83 akumulasi
nilai
tambah
pertanian
yang
diciptakan
dari
seluruh
aktivitas
perekonomian. Hasil pcnelitian menunjukkan bahwa PDRR sektor pertanian bcrpengaruh positif dan signifikan terhadap harga komoditi beras. Peningkatan PDRJ3 sektor pertanian berani ada penambehan mlai tambah produk pcrtanian yang berarti kualitas produk penanisn yang scmakin meningkat, Kualiras prnduk-produk pertanian yang
meningkarkan akan meningkatkan harga produk-produk pertanran scpcrti beras. Peningkatan nilai tamhah ini disebsbkan olch pemakaian tcknologi pertanian dengan adanya mekanisasi pcnanian, sistem budidaya tanaman yang baik scpcrti pemilihan
bibit unggul, pemakaian puauk berimbang, peigrluan pola tanamn dan
cfisiensi produksi. Sccara simuhan, harga kcmodui beras pun mernpengaruhi
nilai
PDRB secara positif walaupun tidak sigrufikan. Adanya peningkatan harga hcras dengan
ringkat
konsumsi beras yang tetap
per individu.
maka
mcndorong
peningkatan dalam PDRCl sekror pcrtanian Harga komodin beras, jumlah penduduk, pendapaian per kapita sccara posui f' berpengaruh pada nilar PDRB sektor pertanian bahwa harga komoditi beras dan pendapatan
perkapua berpengaruh positif namun
ndak srgrufikan terhadap PDR.U sektor pertanian menurnukkan
Dari hasil penelitiao drdapatkan
Sedangkan jurnlah pcnduduk yang
ukuran besarnya pasar serta nilai PORB sektor pertanian
tahun
sebelumnya mcmberikan pengaruh positif dan srgmfikan terhcdap harga komoditi betas.
84 4.2.5.5 Pengaruh Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk merupakan gambaran ukuran besarnya pasar produk-produk pertanian. Semakin besar jurnlah penduduk akan scrnakin besar konsumsi produk pertanian seperti bcras. Sebagai barang yang inelastis, beras diperlukan
oleh
masyarakat Indonesia. Kebutuhan akan bahan pangan sebagai bah an pokok akan tetap menjadi prioritas utama ketika dihadapkan pada skala pnoruas preferensi pemenuhan
kebutuhan. Menurut Todaro dan Smith (2003). pertumbuhan ekonorni akan didorong pcrtumbuhan
penduduk dalam
hal penyediaan
tenaga
kerja clan peningkatan
pcrmintaaan dirnana tergantung seberapa ccpat sistern perekonomian mcmanfaatkan tambaban teuaga keija clan jumlah pemuntaan.
Dari hasil penelirian. dapat diduga bahwa hubungan positif dan signifikan antara jumlah penduduk dengan PDRB sektor pertanian
merupakan cerminan
bagaimana peaingkatan jumlah permintaan akan mendorong nilai output sektor pertanian yang cukup besar. Hal im juga diperkuat dengan skala prioritas pcmcnuhan kebutuhan dimana bahan pangan akan selalu menjadi prioritas dalam prcfereusi kebutuhan
masyarakat.
mengalokasikan
Masyarakat
dengan
penghasilan
terbatas
akan
kcbutuhan akan pangan rnenjadi prioritas utama dalam pemenuhan
keburuhan lainnya dibandingkan kebutuhan lainnya seperti pendidikan.
4.2.5.6 Pcugaruh Pendaparan per kapita
f'endapalan per kapita mcrupakan ukuran tingkat kesejahterahaaa rnasyarakat di suatu wilayah. Semakin besar angka pendapatan per kapita mcnandakan semak in
85 ringginya angka kesejahterahaan. Hal ini berarti semakin bcsar tingkar konsurnsi masyarakat dalarn memenuhi kebutuhannya. Hasrl penelitian menggambarkan bahwa pendapatan per kapita berpengaruh positif narnun udak signifikan dalam peningkatan nilai PDR.13 sektor pertaman. Beberapa hal yang mendasarinya adalah pendapatan per kapita yang diukur dengan PDRB per kapita mcrupakan gambaran makro perekonornian daerah, namun secara
mikro bukanlah gambaran uilai kesejahterhaun masyarakat sebenarnya. Kemudian distribusi pcndapatan yang tidak rnerata an tar wilayah dan d1 dalam wilayah suatu daerah atau tcrpusat pada satu wilayah ekonomi tertenru rnenyebabkaa
angka PDR.B per kapita dihasilkan dan dinikmati oloh wilaynh tertentu seja Sebagai garnbaran nilai PDRB per kapita Kabupaten Sumbawa sebagian besar diperolch dau sektor pcllaJ11iiw1g
dmuna hasil sckror pertambangan dibawa keluar dan dinikmati
bukan olch masvarakat Kabuparen Sumbawa
IlABV. KESIMPULAN
DAN IMPLIKASI KEBTJAKAN
5.1 Kesimpulan
Analisis faktor-faktor permintaan dan penawaran jangka mempcngaruhi
pendek yang
pertumbuhahan sektor pertanian di Propinsi Nusa Tenggara Barat
menunjukkan bahwa I. Nilai PDRB scktor pertanian secara positif dan siguifikan rnempengaruhi harga komoditi
beras, Peningkatan PDRil sektor pertanian akan meningkatkan
harga
komoditas padi. PDRJJ scktor pertanian adalab sebagai nilai tarnbah pertanian hasil aktivitas perekonomian yang menunjukkan kualitas produk pertanian pertanian yang semakin meningkat di f\usa Tcnggara Darat. Kualitas produk ini akan rnempengaruhi harga produk-produk pcnanian seperti beras,
2. l.uas lahan panen padi rnemberikan pcngaruh negatif dan signiflkan
terhadap
harga kornoditi beras dimana pcningkaian areal panen akan meningkatkan jurnlah suplai yang pada akhirnya menyebakan penurunan harga pada produk yang dihasilkan, terutarna hal lni dapat dilihat pada saat panen raya, Sesuai fungsi penawaran, makin bauyak produk ditawarkan, makin rendah tingkat harga yang dipero lch.
3. Rata - rata curah hujan berpengaruh positif terhadap harga komnditi beras clan juga siguifikan. Kenaikan rala-rata curah hujan akan meningkatkan harga
komodit i beras. Hujan dipcrlukan
umuk rnengairi lahan sawah,
namun
keberadaan curah hujan juga memberikan dampak pada proses pasca pancn, yairu tcrhambatnya proses penjemuran dan rusaknya produk dan timbulnya
86
87
butir-butir hampa yang meningkatkan angka looses (kehilangan basil) Besarnya angka kehilangan basil akan mcnurunkan suplai dalam konteks penanganan pasca panen dan bcrakibat pada kenaikan harga. 4. Harga komoditi beras tahun sebelumnya rnemberikan andil pengaruh positif dan signifikan terhadap harga komoditi beras. Pengaruh kekakuan harga beras mernbuat harga beras tahun sebelumnya rnemberikan darnpak pada pcncntuan harga komoditi beras 5. Harga kcmoditi beras sccara positif mempengaruhi PDRB sektor pertanian namun tidak signifikan. Beras yang merupakan kebutuhan pokok cenderung bersifar inelastis. Kurva penawaran jangka pendek adalah horizontal. Adanya peningkatan pcnnintaan seperti akibat pcrtambahan penduduk mcnyebabkan kurva pcrrnintaan bergeser kc kanan, sehingga output PDRB sektor pertanian meningkat. Kecenderungan masyarakat untuk memenuhi kebuiuhan pokoknya
sebaga, priontas akan membuar prefcrcnsinya kepada makanan pokok jauh lcbih besar guna tidak mcngurangi pola konsumsinya terhadap beras, walaupun harga mengalami peningkatan dimana pcngarnh harga tidak signifikan tanpa adanya
peningkatan nilai
tambah produk beras melalui
efisiensi dan
diversifikasi produk .. 6. Jumlah penduduk sebagai ukuran pasar (market size) berpcngaruh posirif clan signifikan
Sernakin bcsar jumlah penduduk akan mendorong peningkatan
konsurnsi agregat yang akan mendorong nilai output pertanian (PDRB scktor pertanian) Dan dirunjang dengan skala prioritas dalam preferensi sebagai pangan pokok dalam pemenuhan kcbutuhan sehingga mcngalokasikan
keburuhan beras scbagai kebutuhan utamanya
masyarakat akun
88
7. Peodapatan per kapita memberikan pengaruh positif tcrhadap PDRD sektor pertanian namun tidak signifikao. Kenaikan pendapatan per kapita mendorong peningkatan PDRB sektor pcrtanian sebesar nun tidak signifikan karena PDRB per
kapita
sebagai indikator per kapita
perekonomian
daerah,
naruun
secara
merupakan variabel makro mikro
bukanlah
gambaran
kesejahterahaan masyarakat scbenamya. Distribusi pendapatan yang tidak merata antar dan dalam wilayah suatu daerah atau terpusat pada satu wilayah
tertentu, schingga angka PDRD per kapita dihasilkan dan
sektor pcrtanian tahun sebelumnya berpengaruh positif dan
signifikan tcrhadap PDRB scktor pcrtanian. PDRD sektor pertanian tahun sebclurunya yang dinvestasikan akan mcnjadi modal dalam memperolch output dimasa datang. 9. Secara sirnultan faktor-faktor permintaan dan faktor-faktor pcnawaran jangka pendck scktor pertanian memberikan pcngaruhnya terhadap PDRB scktor penanian Nilai PDRB sektor pertanian dipcngarufn secara positif oleh harga kornodiri beras dan faktor-faktornya berupa luas panen padi, curah hujan dun harga komoditi beras tahun sebelumnya, dan dcmikian juga sebaliknya bahwa
nilai PDRR sektor pcrtanian dan faktor-Iaktornya bcrupa jurnlah penduduk sebagai ukuran besarnya pasar. pendapatan dan l'DRB sektor pertanian tahun sebelumnya memberikan pcngaruh posiuf'terhadap harga komoditi bcras.
89
5.2 Implikasi Kehijakan
Berdasarkan hasil penelitian, maka bcbcrapa rckomendasi dan kebijakan yang bcrkaitan dengan sektor penanian di Nusa Tenggara Baral . I.
Permintaan kebuluhan pangan seperti heras harus terus dapat dipenuhi dengan suplai yang cukup dan mcngadakan divcrsifikasi pangan dan pcningkatan kualitas produk pertanian sehing_~a memberikan nilai tambah bagi produk pcrtanian baik melalui diversifikzsi produk, penanganan pasca
panen sepcni mclalui pengolahan hasil penanian. Nilai pcrmintaan produk pcnanian
yang mcningkat akan mendorong peuurnbuhan PDR.13 sckror
penanian
2
Guna menjaga harga produk penanian seperti beras dan produk produk lainnya, rnaka dipcrlukan pcmberian nilai tambah yang mampu mcndoroug minat
konsurnsen
unnrk dapai mengkonsumsi
produk pertaruan Nusa
l'enggam Baral. 3
Peningkatan luas areal panen produk penanian scpcni padi dan produk penanian lainnya harus marnpu diimbangi penanganan pasca panen yang baik guna mencegah kerusakan dan kehilangan hasi . serta dibarengi peningkatan
kualitas produk rnelalui pcmakaian bibi: unggul dan usaha pengolahan hasil dan perluasan area pcrdagangan ke luar Nusa Tcnggara Barat.
4
Untuk penelitian
selanjutnya, model penelitian ini dapat dikernbangkan
dengan menambahkan vaiiabel-variabel input pcrtanian seperri alat-alat
mckanisasi penanian, pengairan irigasi, faktor tenaga kcqa pada persamaan taktor-faktor pcnawaran umuk dapat melihar sejauh mana faktor-faktor tcrscbut ikin mempengaruhi perturnb.rhan sektor pertanian.
90
DAFTAR PUSTAKA
A. Husni Malian, Sudi Mardiamo dan Mewa Ariani. 2004. Faktor-Faktor Yang Mcmpcngaruhi Produksi, Konsumsi dan Harga Beras Serta Tnflasi Ba han Makanan. Jurnal Agro Ekonomi, Volume 22 No 2, Okiobcr 2004 · I 19-146. BPS Propinsi Nusa Tenggara Baral. Berbagai Tahun. Nusa Tenggara Barat Dalam Angka, RPS Propinsi :-.lusa Tenggara Barat, Mataram BPS Kabupaten Dima. Berbagai Tahun. Bima Oalam Angka. BPS Kabupaten Birna, Bima. RPS Kahupaten Dompu Bcrbagai Tahun. Dompu Dalam Angka, DPS Kabupaten Dompu, Dompu.
BP~ Kola Sima Berbagai Tahun. Kota Bima Dalam Angka RPS Kora Bima.
Raba BPS Kora Matararn Berbagai Tahun. Mataram Dalam Angka. l:IPS Kota Matararn, Mataram. BPS Kabupaien Lombok Barat. Berbagai Tahun Lombok Barat Dalarn Angka BPS Kabupatcn Lornbok Barat, Gerung. DPS Kabuparen
Lombok Tcngah, Bcrbagai Tahun. Lombok Tcngah Dala111
Angka. 13PS Kabupaten Lombok Tengah, Praya. BPS Kabupatcn Lombok Timur Berbagai Tahun Lombok Timur Dalam Angka. 13PS Kabupaten Lomhok Timur. Sclong BPS Kabupaten Sumbawa Berbagai Tahun. Surnbawa Dalarn Kabupaien Sumbawa, Sumbawa Besar DPS. 2002 Stati);li< Indonesia
Angkn. BPS
TIPS. Jakarta.
Barros, Camargo, Silva Spolador dan Piedadc Bacchi, 2G06. Supply and Demand Shocks and the Growth of the Brazilian Agriculture The International Association of Agricultural Economics Euphrasia Susy Suhendra 2006. Peranan Scktor Pertanian Dalam Pcrtumbuhan Ekonomi
Indonesia
. Suatu Pendckatan
Input Output.
Disertasi
Tidak
Dipublikasikan. Universitas Gunadarma Damodar N. 2003. Basic Econometrics, 41' Ed. McGraw-Hill (Asia) Singapore
Gujarati,
Jhingan, M. L. 2003.
Ekonomi Pembangunan clan Perencanaan. PT. Rajawali
Grafindo Persada. Jakarta J. Supranto 2004. Ekonometri, Buku Kedua. Ghalia Indonesia, Jakarta.
Joan Hardjono. 1990. Tanah, Pekerjaan dan Nafkah di Pedesaaa Jawa Barat. Edisi Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogiakarta. Lin, Bo Q 2003. Electricity Demand in the People's Republic of China Investment Requirement and Environmental Impact. ERD Working: Papwr, Asian Development Bank. Mankiw, N. Gregory, 2003 Teori Makroekonomi, Edisi Kelima Bahasa Indonesia. Penerbit Erlangga, Jakarta. Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonorni Pertanian. Ll'JES,Jaka.rta. Mullen, John. D. 200L An Economic Perspective on Land Degradation Issues. Report Prepared for Rural Tndu~trial Research and Development Corporation Economic Research Report 'i!S\V Agriculture, November 2001. Mundlak, Vair, Donald F. Larson and Rita Butzer. 2003. The Determinants of Agricultural Production . Across-Country Analysis Working Paper, World Oank. Rachmini Saparita, Burhan Arif Ronme S. Natawidjaja dan Amru Hyadari Nazif. 2004. Peranan lnvestasi Dalam Pembangunan Pertanian. Jumal Ekonomi dan Pembangunan XII (2) Ritson, Christopher. 1977. Agricultural Economics, Principles and Policy, Student Edition. Granada Publishing Limited. London. Pindvck, Robert S .• and Daniel L Rubinfeld. 200 I. Ylicroec-011omics. 5'0 Edition
Prentice Hall Inc., Kew Jersey. Qu, Ilailin, Peng Xu and Amy Tan. 2002. A Simultaneous Equations Model of The Ilotel Room Supply and Demand in Hongkong. Inrernational Journal 0~· Hospitality Management 21 (2002) 455-462. Samuelson,
Paul A., and William 0 Nordbaus.
1998. Macroeconomics.
l
Edition. McGraw-Hill Co. Inc.. )1ew York. 1990. Teori Ekonomi Produksi, Dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb-Douglas.PT. Rajawali Grafindo Pcrsada, Jakarta
Soekartawi.
Sockai tawi, 1996. Jakarta.
Pembangunan Penanian. PT_ Rajawali Grafindo Pers.ada,
92 Sritua Arief 1993. Metode Penelitian Ekonomi. UJ Press, Jakarta. Suprodjo Pusposutardjo. 2001. Pcngcmbangan lrigasi Usaha Tani Berkelanjutan
dan Gerakan Hemat Air. Direktorat Jcnderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. Tri Purwadi. 1990. Mesin clan Peralatan Usaha Tani. Edisi Keenam, Gadjah Mada University Press. Yogjakarta. Tulus T.H. Tarnbunan, 2003. Perekonomian Indonesia. Bcberapa Masalah Ponting. Pcnerbit Ghalia Indonesia, Jakarta. Todaro, Michael P. dan Stephen C. Smith. 2003. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Edisi Kcdclapan, Terjemahan. Pcncrbit Erlangga, Jakarta. Van den Berg, Heudi ik. 200 I Economic Growth and Development. McGraw-Hi! l lrwin, New York. Wikipedia Indonesia. Ensiklopedia Indonesia.
LAMP IRAN
93
~~~~
MN('.I~
-- -
~ '4
"' 0"' .,, ('>')
(..; <.'4
c:
NM
U')
"' "'
"'
gg .::::
s=
s
94
s:
~
.;
:r
j s J:;
--
~ITTf8~ ...... ..... ..- ..- l¬ ~
()
'(;
"' !:ll a}c:
_, &:
2=
I,() (0 (""') (0.
OO("l
M M
0) (") C'\I ~ ~
_,..._ID 10..,.'
gi,...;...: NM
g,. N.;
;::
0)
(0
~ r:: ~ ~~~
~
"'
ig
.
(OL/)N-V
~::~ ::~ iJl oo-c~ ...:NNNNN .,.; N NM•O~OCO
.;.()I.()
U)
.
~
C>
, .....0)
"'
r-,
<J:)
;!~~:::iii~ ...,. U">,_..ChM
..-C)C)(O
& i ~~~!!~~
-
.....
~""" -w-..-Q)
!ii ill ;::o...-~ . . ~~Pl~ N N C".i M NNN~
C)
nui,..._mN
~ ;:;::; J::: "' i;i s:l N N N N NN
18 Sl ~ i!l~~~ 8 ,,,. ~ -
~~m~~~
~
-
,._ i:::; N~NN
N N N N N C\i
:::IMMMMM
CON.-((') ..--q-c;r-N .-
Lt)
"·~~~~!B ~
0
tRNO>• ..,. ..,. iiii~ ~ . .
:r
--
--"' so 0
N
M
~ tB ~
N
'WI
;; ~~~~~~ MM MM ..t ~
CL
"" ~
m
0.
.s:: ~
"'
~
·"'=-
~~~~~!§ ~~~~~!ll . g ;:z 8i ;;; 8i ~ ~§~~~~ -----N
-
-- -
~~"'~"'~ r-, ~ llo
§§§§
§§§§§§
~~~~ MtO
"""
"""'!""'
-
••
~~~~~~
-"!
.2
1l ~c v; co ~
0 CL
~
....ro
~~~§~~ ~~§~~~ § ~ lil ~ §] ~ ~~!R~Hi~~ wiMlO
·l! :" lS ~ f6'l t::i ...: """0 ............ ~ ~ eo i;;
~
!!l Olj (.) ot-
0)
~
i':1i .... ~
(0
""
1,'I
(,"'J ~
08888 N N t'-1 <" t"
~ in ~ 0 (b
g~~g U)
q«)c)o)
...........
(I)
01 ~
l'\JNC">.~ ~N
!9
::> u. E 0
C)
"'
"'
~
0 0 ~ ;:: <;'.
"'
~
~
.!'l 0 x:
q-
0)
1a.. !i!
N
...-
lfi .,, ~ ..,, .,;
......
UJ
,._ ...... «J ......
~~~~~~
c
0
""'"'
"'
NC'l-f'-._
('ll-'""§""'~ "':S~c ra
~c 2
gn
0
~ 8 8 § ,., "' 8 ~ 8 ~ ' "' 1Jl ,
iii -e-
~~ra
!!! .!'l
.,,"' Jll 0
""'
95
Lampiran 2. Ilasil Estimasi Persamaan Fak1or-Faktor Permintaan
Dependent Variable: PORB? MelhOd: Pooled IVffwo-stage Least Squares Date: 08/04107 Time: 10.39 Sample (adjusted): 2001 2005 Included observanons: S atter ad1ustmen1s Cross-sections included: 8 Total pool (balanced) observations: 40 Instrument 1st: c POP? INC? UP? Crt? Lagged dependent variable & regressors added tc instrument list Whtte cross-section standard errors & covariance (no d.f r.orrection) converqence achieved after 8 tterations variable
Coeffident
Std. Error
r-stausuc
Prob.
c
3.17E+11 1487798. 375033.8 330 3111 0.835120
2.95E+10 7416260. 73767.26 1011.245 0.095864
10.7~702 0.200613 5.08~015 0.326639 8.711553
0.0000 0.8425 0.0000 0.7464 0.0000
PR?
POP?
INC? AR(1) Fixed Effects (Cross) 1··C 3.47E-10 _2·-C ·6.97E•10 3•• 2.13E+11 2.72E+11 _4··C s.. c -5.77E+10 2.54E+11 _6··C _7-C -2.63E+11 _8-C -3 83E+11
-
c
Effeds Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squarod Adjusted R-squared S.C. of regression F-stalislic Prob(F·Slatislic) Instrument rank
0.998222 0.997524 1 37E+10 1422.322 0.000000 16.00000
Keterangan : _ 1 = Kabupaten Lomook Baral 2 = Kabupaten Lonibok Tengah _3 = Kabupaten Lombok Timur _4 ~ Kabupate11 Surnbawa
Mean dependent var S.D.dependentvar Sum squared resid l'l11rhi11-Wa1sonstat Second-s:age SSR
4.7C•E+11 2.75E+11 5.23E+21 1.435282 5.25E+21
_5= Kabupa1en Dompu _6 = Kabupalen Bima _7 = Kota Bima _8 - Kota Ma1a1am
96 Lampiran 3. Basil Etimasi Persamaan Fakter-Iaktor P.enawaran
Dependent Variable: PR? Method: Pooled IVffwo-stage Least squares Date: 08/04/07 Time: 10:45 Sample {adjusted): 2001 2005 Included observations: 5 after adjustments Cross-sections included: 8 Total pool (balanced) ooservauons; 40 Instrument list: C POP? INC? LLP? CH? Lagged dependent variable & regressors added 10 instrument list White cross-section standard errors & covariance (no d.f. correction) Convergence achieved afler 12 iterations Variable
Coefficient
S!d. Error
I-Statistic
Prob.
c
·1816.677 1.13E-U8 -0.035918 4.567!!95 0.464561
2492.200 5.02E-09 0.015998 1.016800 0.182241
-0.728945 2241493 ·2.245206 4.492421 2.549159
0.4721 0.0331 0.0328 0.0001 0.0166
PDRB? LLP? CH? AR(l) Fixeo Effe-;ts (Cross)
1--C -_2--C
-1490.343 500.4528 -3967.595 ·1671.139 914.4257 -1 i37.071 3391.870 3459.400
- 3--C
_4-C _S-C _6-·C
-t-c
- 8--C
Effects Spedficaltoo Cross-section fixed (dJmmy variables} R-squareo Adjusted R-squared $.~. or regression
F-statist
Keterangan : _ 1 = Kabupaten _2 = K~h111,1~re.1 _3 = Kabupaten _ 4 = Kabupate.1
0.562461 0.390571 416.8694 3.761581 0.002233 16.00000
Lombok Baral Lornbok Tengah Lornbok Trnur Sumbawa
Mean dcper.denl var S.D.dependentvar Sum squared resid Ourl)in-Watsoo stat Second-stage SSR
_5 = _6 = _7 = _8 =
2492.175 533.9966 4865643. 2.127490 4488298.
Kabupaten Dompu Kabupaten Sima Kofa Sima Kola Mataram
97 Lampiran 4. Basil Uji Endogeuity
Langkah 1 : Dependent Vanabte: PR Method. Panel Least Squares Date: 08/02/07 Time: 22:50 Sample: 2000 2005 Cross-sections included: 8 Total panel (balanced) observations: 48 Variable
Coefficient
Std. Error
1-Statistic
c
1615.226 0.000856 8.98E-06 -0.007851 4.802620
255.5758 0.000442 6.65E·OO 0.005373 1.979130
6.319952 1.936737 1.350109 -1.461049 2.426632
POP INC LLP CH R·squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid LoQ likelihood Durnin-Watson stat
0.235271 0.164133 576.7941 14305733 -370.6283 0.810111
Mean dependent var S.D.dependentvar Akaike info criterion scnwan criterion F-statistic Prob(F-stalislic)
Prob. 0.0000 0.0594 0.1840 0.1513 0.0195 2365.500 630.8880 15.65118 15.84610 3.307262 0.018957
Langkah 2. Dependent Variable: PDRB Method: Panel Leasl Squares Date: 08102107 Time: 22:54 Sample: 2000 2005 Cross-sections included: 8 Total panel (b<:lonced) cbservauons: 48 Variable
Coefficient
Std. Error
t·Slatistic
c
5.09E+11 20348105 899711.6 6761.672 -2.54E+08
1.58E+11 32894441 77146.97 1170.048 82127812
3.230829 0.618588 11.66231 5.778968 -3.092846
PR POP INC PRF R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
o.a·10933 0.793346 1.24E+11 6.66E+23 -1291.720 0.254624
Mean dependent var S.0.dependentvar Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
Prob. 0.0024 0.5395 0.0000 0.0000 0.0035 4.64E+11 2.74E+11 54.03001 54.22493 46.10826 0.000000
98
Langkah I Dependent Variable: PDRB Method: Panel Least Squares Date: 08/02/07 nme: 22:55 Sample: 2000 2005 Cross-sections mctuoeo: 8 Total panel (balanced) observations: 48 Variable
Coefficient
Sid. Error
!-Statistic
Prob.
c
7.44E+10 4082685. -6.10E+08 538948.3 3216.713
5.20E+10 1093879. 4.03E+08 89939.85 1354557
1.429458 3.732299 -1_513748 5.992320 2.374734
0.1601 0.0006 0.1374 0.0000 0.0221
LLP CH POP INC R-squared Adjusted R-squared S.E. or regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.831601 0.815936 1.17E+11 5.93E+23 -1288.942 0_127410
Mean dependent var S.O_depernlentvar Akaikc info criterion Schwa11: cmenon F-siatisUc Prob(F-statislic)
4.64E•11 2.74E+11 53.91425 54.10916 53.08652 0.000000
Langkah 2 · Dependent Variable: PR Method: Panel Least squares Dale: 08/02107 Time: 22:55 Sample: 2000 2005 Cross sections included: 8 Total panel (balanced) observations: 48 Variable
c PDRB LLP CH PDRBF R-squared Adjusted R-squared S. E. of regression Sum squared resin Log !ikelittood Durbin-Watson stat
Coefficient
Std. Error
t-Statislic
Prob
1524.512 4.91E-10 -0,013128 S.497897 1.07E·09
266_1636 7.49E-10 0.007939 1.870359 1.1'E-09
s.12n24 0.655533 -1.653650 2.939487 0.966507
0.0000 0.5156 0.1055 0.0053 0.3391
0.235465 0.164346 576.7207 14302092 -370.5222 0.805704
Mean decenoent var S.D.deµendentvar Akaike info cnterion Schwaa critelion F-statistic ProbV-statistic)
2365.500 530.8880 15.65093 15.84584 3.310840 0.018867
99
Lampiran
S.
Persamaan Reduced Form Permintaan dan Penawaran
Pcrsamaan
Faktor-faktor
Persamaan faktor-faktorpermintaan : Pl>RB -fl"+ /11 PR+ /12 POP+ {11 INC+ u
(I)
Persamaan faktor-faktor penawaran : PR= /N+f)SPDRB +{16 Ll,P + {17 CH+ 11
(2)
Dengan mensubtitusikan pcrsarnaan (2) ke persamaan (!) didapaikan pcrsamaan reduced form · PDRB =Bo+ PI ([34 1 ps Ln PDRB
P3 INC+
+ps Ln LLP+ P7 Ln CI! ~ v) + p2 POP ...
ll
Po+p1 P4
PDRR =
1.
pr ps
133 1.
p1
ps
[31 P7
LLP+
1 - p1 ps INC
CH
~2
I ---
I
-
ll • .... )JI f).J
u + p1v
I
I •
pI
f)S
PJ)R/J .. n() + tu LU>+ {12Cll+173 POP+.n4 INC+ WI Kcmudian
dengan rnensubtitusikan
pcrsamaan
(I)
(3)
ke persarnaan (2) rnaka
didapatkan persarnaan reduced form· PR= P4 + p5 (PO+ p I Ln PR · 1)2 I .n POP+ p3 IJn INC ... u) + 06 LLI'
I
p7 Cl r + u
PR
B4 I.
1
PoP5 pl
PJ L-(11[35
P5
+
POP+
POP
__13J-'-ps_ INC + _H_6_ U.P+ I -
pI
(35
I •
pI
1)5
Cl-l + v 1 IJ5u l·fllfl5
PR= 115+ tt« POP+
rn INC+ tt« f.f.P+ JT9 CH+ W2 (4)
lOO
Lampiran 6. Hasil Pcngujian Multikoli11earitlls Dcngan Tingkat Toleransi Vll<' Persamaan Permintaan
Dependent Variable: PR Method: Panel Least Squares Date: 05112107 Time: 00:30 Sample: 2000 2005 Cross-sections included: 8 Total panel (balanced) observations: 48 Variable
Coefficient
Sid. Error
t·Statist1c
Prob.
c
2035.800 0000630 1.74E-06
184.0907 0.000301 5.75E-06
11.05867 2.092382 0.302999
0.0000 0.0421 0.7633
POP INC R-squared Adjusted R-squared S.E. or regression Sum squared resid Log likelillOOd Durbin-Wotson slat
0.089150 0.048668 6t5.3445 17039199 ·374.8249 0.9873:01
Mean dependent var S.D. dependent var Alutike Into atterion Schwarz criterion F·statist1c rrob(F·statistic)
2365.500 630.8880 15.74270 15.85965 2.202205 0.122336
Dependant Variable: POP Method: Panel Least Squares Date: 05/12107 Time: 00:30 siimple: 2000 2005 Cross-sections Included: 8 Total panel (balanced) observations: ~8 Variable
Coeffioent
Std. Error
t-Stal.istic
Prob.
c
1790~2.1 1407611 ·0.001419
165655.9 67.27315 0.002713
1.081109 2.092382 ·0.522966
0.2854 0.0421 0.6036
PR INC R·squared Adjusted R·squared S.E. or regression Sum squared rcsid Log likelihood Durbin-Walson stat
0.092805 :l.052486 290888.9 3.61E+12 -670.4336 0.072473
Mear dependent var S.O. dcpcodcnt var Akaike info cri1erion Schwarz criterion F-st:i:i!'Jic Prob(F·:;t~bslicj
500098.6 298836.9 28.05973 28.17668 2 301736 0.111753
10 I
Dependent Variable: INC Method: Panel Least Squares Date: 05/12107 Time: 00:32 Sample: 2000 2005 Cross-sections included: 8 Total panel (balanced) observations; 48 Variable
c PR POP R-squared Adjusted R-squared S.E. or regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Walson stat
Coefficient
Std. Error
1-Stalislic
Prob.
7797861. 1168.540 -4.257877
9118352. 3856.577 8.141792
0.855183 0.302999 -0.522966
0.3970 0.7633 0.6036
0.006571 •0.037581 15935627 1.14E+16 -862.5954 0.008306
Mean dependent var S.D. dc~ndcntvar Akaike info criterion Schwarz cri1erion F-statistic Prob(F-statistic)
8432684. 15644369 36.06647 36.18342 0.148825 0.862142
102
Lampiran
7. Hasil Pengnjian Multikolinearitas
Dengau Tingkat Toleransi
VIF Persamaan feoawaran
Dependent Variable: PDRB Method: Panel Least Squares Dale: 05/12107 Time: 00:16 Sample: 2000 2005 Cross-sections included: 8 Total panel (balanced) observations: 48 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
c
1.08E+11 8814875. 10900977
6.77E+-10 891550.9 5.04E+-OS
1.501780 9.887125 0.021608
0.1162 0.0000 0.9829
LLP CH R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihocd Durbin-Watson stat
0.690689 0.676941 1.56E+11 1.09E+24 -1303.534 0.088062
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info crilericn Schwarz criterion F-slalislic Prob(F·slatislic)
4.64E+11 2.74E+11 54.43892 54.55587 50.24221 0.000000
Dependent Variable: LLP Method: Panel Least Squares Date: 05/12107 Time: 00: 19 Sample: 2000 2005 Cross-sections included: 8 Total panel (balance·j) observations: 48 Variable
c PDRB CH R-squared /1djusted R-squored S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
Coefficient 839.8231 7.77E-08 28.17013 0.693117 0.679478 14603.40 9.60E+09 -526.8326 0.128465
Std. Error
I-Statistic
Prob.
6531.191 7.86E-09 47.17335
0.128587 9.887125 0.597162
0.8983 0.0000 0.5534
Mean dependent var S.O.dependentvar Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-slatislii;)
40149.33 25794.38 22.07636 22.19331 50.81790 0.000000
103
Dependent Variable: CH Method: Panel Least Squares Date: 05/12107 Time: 00:20 Sample: 2000 2005 Cross-sections included: 8 Total panel (balanced) observations: 48 Variable
c PDRB LLP R-squared Adjusted R-squared S.E ot regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
Coefficient
105.3324 9.52E·13 0.000279 0.026474 -0.016794 45.96603 95079.40 -250.2994 1.479484
Std. Error
i-stausuc
Prob.
13.27488 4.40E-11 0.000467
7.934713 0.021608 0.597162
0.0000 0.9829 0.5534
Mean dependent var S.D. dependentvor Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
116.9792 45.5a485 10.55414 10.67109 0.611863 0.546789