ANALISIS VARIABEL VARIABEL YANG MEMPENGARUHI LABA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) (Studi Kasus Sentra Usaha Kripik Pisang Kabupaten Lumajang)
JURNAL ILMIAH
Disusun oleh :
Achmad Agus Wachid 125020507111009
JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2016
Analisis Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Laba Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) (Studi Kasus Sentra Usaha Kripik Pisang Kabupaten Lumajang) Achmad Agus Wachid Arif Hoetoro, SE., MT., Ph.D Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Email:
[email protected]
ABSTRAK Adanya usaha mikro kecil dan menengah merupakan peran penting dalam perekonomian nasional. Sebab selain membuka peluang usaha, UMKM juga dapat meminimalisir pengangguran. UMKM juga dapat menciptakan lapangan kerja baru yang dapat mendukung pendapatan rumah tangga. Salah satunya yang telah tumbuh dari dulu hingga saat ini adalah adanya pengusaha atau industri rumahan yang berupa pengolahan buah pisang yang diolah menjadi beberapa macam jenis olahan buah pisang yang berupa Kripik Pisang, Sale Pisang, Gethuk Pisang, Cake Pisang, dan Pisang Goreng. Untuk mengembangkan UMKM tersebut yakni dengan melibatkan pihak pemerintah untuk dapat memfasilitasi dan memberikan penyuluhan usaha agar bisa berkembang sehingga tidak hanya melibatkan seorang pengusaha UMKM tanpa campur tangan pemerintah. Dukungan tersebut diharapkan datang dari asosiasi pengusaha, dinas atau instansi terkait di lingkungan pemerintah Kabupaten dan Provinsi. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui variabel apa saja yang dapat mempengaruhi atau menambah laba para pengusaha UMKM Kripik Pisang yang ada di Kabupaten Lumajang, yang mana variabel yang dipilih antara lain: modal, kemitraan, pembinaan pemerintah, tenaga kerja dan area pemasaran produk. Dan hasil dari penelitian ini adalah: 1)Secara simultan variabel modal, kemitraan, pembinaan pemerintah, tenaga kerja dan area pemasaran produk memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap laba para pengusaha UMKM Kripik Pisang yang ada di Kabupaten Lumajang. 2)Secara parsial variabel modal, kemitraan, pembinaan pemerintah, tenaga kerja dan area pemasaran produk memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap laba para pengusaha UMKM Kripik Pisang yang ada di Kabupaten Lumajang. Kata Kunci: Modal, Kemitraan, Pembinaan Pemerintah, Tenaga Kerja, Area Pemasaran Produk, Pengusaha UMKM.
A. PENDAHULUAN Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu bentuk sektor usaha masyarakat produktif yang dilakukan oleh perorangan dan berdiri sendiri yang memberikan sumbangan cukup besar bagi perekonomian negara, terutama dalam penyerapan tenaga kerja. UMKM diatur berdasarkan undang-undang Nomor 20 tahun 2008 tentang usaha mikro kecil dan menengah. Dalam krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia, UMKM ternyata mampu bertahan dibandingkan perusahaan-perusahaan lain yang memiliki skala besar. Manfaat UMKM yang cukup besar juga dirasakan oleh masyarakat, khususnya bagi pemerintah itu sendiri. Ke depan, UMKM harus dapat lebih berperan dalam perekonomian bangsa. Untuk itu, upaya pengembangannya harus dilakukan oleh berbagai pihak. Dari sisi pengusaha yang bersangkutan, upaya efisiensi, inovasi, dan kreasi menjadi prasyarat utama bagi pengembangan sektor UMKM. Dari sisi keuangan, Bank Indonesia, perbankan, dan lembaga keuangan mikro perlu terus menerus melakukan kajian untuk melihat secara objektif masalah-masalah yang diahadapi oleh UMKM. Dari sisi Pemerintah, upaya pengembangan infrastruktur dan perbaikan perangkat hukum semakin mendesak untuk dilakukan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Indonesia bahwa jumlah UMKM di Indonesia tahun 2014 sebanyak 57,9 juta dan mampu memberi kontribusi terhadap PDB sebesar
58,92 persen dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 97,30 persen. Jumlah ini meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2012 yang berjumlah 56,5 juta UMKM. Maka berdasarkan data perkembangan UMKM diatas, tetap perlu adanya strategi pengembangan UMKM yang secara umum merupakan suatu alternatif penting yang dapat membantu memecahkan permasalahan pengembangan UMKM nasional. Karena kita ketahui bahwa UMKM saat ini sedang marak diperbincangkan dan masyarakat juga mulai banyak yang bergelut di bidang tersebut, sehingga UMKM dapat dikatakan merupakan kegiatan yang dominan yang dimiliki oleh bangsa ini. Dengan demikian peran UMKM dalam perekonomian Indonesia selama ini menunjukkan posisi yang strategis dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang ditandai dengan kedudukannya sebagai pemain utama dalam kegiatan perekonomian di berbagai sektor, penyedia lapangan kerja terbesar, pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat, pencipta pasar baru dan sumber inovasi, serta sumbangannya dalam menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor. Gambaran UMKM saat ini adalah bahwa perkembangan UMKM yang meningkat dari segi kuantitas belum diimbangi oleh meratanya peningkatan kualitas UMKM. Permasalahan klasik yang dihadapi yaitu rendahnya produktivitas. Keadaan ini disebabkan oleh masalah internal yang dihadapi UMKM yaitu, rendahnya kualitas sumber daya manusia UMKM dalam manajemen, organisasi, penguasaan teknologi, dan pemasaran, lemahnya kewirausahaan dari para pelaku UMKM dan terbatasnya akses UMKM terhadap permodalan, informasi, teknologi dan pasar serta faktor produksi lainnya. Sedangkan masalah eksternal yang dihadapi oleh UMKM diantaranya adalah besarnya biaya transaksi akibat iklim usaha yang kurang mendukung. Pengembangan industri kecil adalah cara yang dinilai besar peranannya dalam pengembangan industri manufaktur. Pengembangan industri berskala kecil akan membantu mengatasi masalah pengangguran mengingat teknologi yang digunakan adalah teknologi padat karya, sehingga bisa memperbesar lapangan kerja dan kesempatan usaha, yang pada gilirannya mendorongpembangunandaerah dan kawasan pedesaan. Salah satu bentuk UMKM yang sampai sekarang banyak diminati adalah sentra Industri Kripik Pisang Lumajang. Kabupaten Lumajang merupakan salah satu daerah UMKM yang terkenal dengan hasil alamnya yang berupa buah Pisang Agung dan Pisang Mas Kirana dan perekonomiannya berkembang pesat karena usaha oleh-oleh khas berupa Kripik Pisangnya. Kedua jenis Pisang ini banyak tumbuh dan dibudidayakan di Tiga Kecamatan yang terletak persis dikaki Gunung Semeru, yakni Kecamatan Pasrujambe, Kecamatan Gucialit dan Kecamatan Senduro. Dari ketiga kecamatan tersebut sedikitnya setiap tahun bisa dihasilkan pisang mas kirana sebanyak 216.515 kuintal per hektarnya. Bentuk buahnya yang cukup cantik dan rasa manis yang dimiliki Pisang Mas Kirana, memberikan daya tarik tersendiri bagi para konsumen, sehingga wajar bila verietas pisang ini telah dipasarkan ke luar daerah Lumajang, bahkan pernah diekspor ke mancanegara seperti Singapore, China, Jepang, dan Taiwan. Di Kabupaten Lumajang sendiri sudah banyak tumbuh Industri aneka kripik yang tersebar di seluruh wilayah Kecamatan. Jenis produk yang dihasilkan oleh Industri Kecil Aneka Kripik di Kabupaten Lumajang berupa : kripik pisang agung, kripik pisang buah, kripik talas, kripik singkong, kripik nangka, kripik ketela ungu, kripik sukun, sale pisang dan lain-lain. Daerah pemasaran meliputi : Lumajang, Malang, Jember, Banyuwangi, Jogjakarta, Mojokerto, Surabaya, Madura, Sidoarjo, Kalimantan, Jakarta dan Hongkong (Disperindag 2015). Dari beberapa permasalahan diatas, maka penelitian ini mengambil judul tentang “Analisis Variabel-variabel Yang Mempengaruhi Laba Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) (Studi Kasus : Sentra Usaha Kripik Pisang Kabupaten Lumajang)”. Sehingga pokok masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana variabel Modal, Kemitraan, Pembinaan pemerintah, Tenaga kerja (SDM), dan Area pemasaran produk berpengaruh secara parsial terhadap laba Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sentra Kripik Pisang Kabupaten Lumajang? 2. Apakah variabel Modal, Kemitraan, Pembinaan pemerintah, Tenaga kerja (SDM), dan Area pemasaran produk berpengaruh secara simultan terhadap laba Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sentra Kripik Pisang Kabupaten Lumajang?
B. KAJIAN PUSTAKA UMKM UMKM adalah singkatan dari usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. UMKM diatur berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah. Berikut kutipan dari isi UU 20/2008. 1. Usaha Mikro. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Usaha mikro memiliki asset maksimal 50 juta rupiah dan memiliki omset maksimal 300 juta rupiah. 2. Usaha Kecil. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksut dalam undang-undang ini. Usaha kecil memiliki asset mulai dari 50 - 500 juta rupiah dan memiliki omset mulai dari 300 juta - 2,5 miliar rupiah. 3. Usaha Menengah. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Usaha menengah memiliki asset mulai dari 500 juta – 10 miliar rupiah dan memiliki omset mulai dari 2,5 miliar – 50 miliar rupiah. Pengertian UMKM dilihat dari kriteria jumlah tenaga kerja yang dimiliki berbeda antara negara yang satu dengan yang lain. Di Indonesia, Biro Pusat Statistik mempunyai kriteria usaha kecil jika karyawannya 5 sampai 19 orang dan jika kurang dari 5 orang digolongkan usaha rumah tangga, serta usaha menengah terdiri atas 20 sampai 99 orang. Modal Pengertian modal usaha menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Listyawan Ardi Nugraha (2011:9) “modal usaha adalah uang yang dipakai sebagai pokok (induk) untuk berdagang, melepas uang, dan sebagainya. Harta benda (uang, barang, dan sebagainya) yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan”. Modal dalam pengertian ini dapat di interpretasikan sebagai sejumlah uang yang digunakan dalam menjalankan kegiatan-kegiatan bisnis. Banyak kalangan yang memandang bahwa modal uang bukanlah segala-galanya dalam sebuah bisnis. Namun perlu dipahami bahwa uang dalam sebuah usaha sangat diperlukan. Yang menjadi persoalan di sini bukanlah penting tidaknya modal, karena keberadaannya memang sangat diperlukan, akan tetapi bagaimana mengelola modal secara optimal sehingga bisnis yang dijalankan dapat berjalan lancar (Amirullah,2005:7). Kemitraan Pengertian kemitraan menurut Undang-Undang Nomor 9 tahun 1995 pada bab I dikatakan sebagai kerjasama usaha kecil dengan usaha menengah atau dengan usaha besar disertai pembinaan dan pengembangan oleh usaha menengah atau usaha besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan, ini merupakan suatu landasan pengembangan usaha. Kerjasama ini tidaklah terwujud dengan sendirinya saja, akan tetapi harus dibangun dengan sadar dan terencana, baik ditingkat nasional, maupun ditingkat lokal yang lebih rendah. Gerakan Kemitraan Usaha Nasional adalah wahana utama untuk meningkatkan kemampuan wirausaha nasional, karena ujung tombak dalam menghadapi era ekonomi terbuka dan perdagangan bebas adalah wirausaha nasional.
Kemitraan adalah suatu sikap menjalankan bisnis yang diberi ciri dengan hubungan jangka panjang, suatu kerjasama bertingkat tinggi, saling percaya, dimana pemasok dan pelanggan berniaga satu sama lain untuk mencapai tujuan bisnis bersama. Pembinaan Pemerintah Menurut Mathis (2002:112), pembinaan adalah suatu proses dimana orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, proses ini terkait dengan berbagai tujuan organisasi, pembinaan dapat dipandang secara sempit maupun luas. Sedangkan Ivancevich (2008:46), mendefinisikan pembinaan adalah sebuah proses sistematis untuk mengubah perilaku kerja seorang atau sekelompok pegawai dalam usaha meningkatkan kinerja organisasi. Pembinaan terkait dengan keterampilan dan kemampuan yang diperlukan untuk pekerjaan yang sekarang dilakukan. Pembinaan berorientasi ke masa sekarang dan membantu pegawai untuk menguasai keterampilan dan kemampuan (kompetensi) yang spesifik untuk berhasil dalam pekerjaannya. Tenaga Kerja Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja yang siap melakukan pekerjaan, antara lain mereka yang sudah bekerja, mereka yang sedang mencari pekerjaan, mereka yang bersekolah, dan yang mengurus rumah tangga (MT Rionga dan Yoga Firdaus, 2007:2). Sedangkan menurut Sumitro Djojohadikusumo (1987) mengenai arti tenaga kerja adalah semua orang yang bersedia dan sanggup bekerja, termasuk mereka yang menganggur meskipun bersedia dan sanggup bekerja dan mereka yang menganggur terpaksa akibat tidak ada kesempatan kerja. Permintaan Tenaga Kerja Dalam memperkirakan penggunaan tenaga kerja perusahaan akan melihat tambahan output yang akan diperolehnya sehubungan dengan penambahan seorang tenaga kerja. Untuk meganalisis hal tersebut digunakan beberapa asumsi, ini berarti setiap rumah tangga perusahaan sebagai individu tidak dapat mempengaruhi harga atau menghasilkan produksi (output) maupun untuk faktor-faktor produksi (input) yang digunakan dalam industri adalah suatu faktor yang harus diterima (given). Tenaga kerja sebagai salah satu faktor produksi dikombinasikan dengan faktor-faktor produksi lainnya khususnya modal akan dapat menghasilkan suatu output berupa barang dan jasa. Oleh karena itu rumah tangga perusahaan dalam kegiatan menghasilkan produksinya membutuhkan atau meminta jasa tenaga kerja. Dengan satu asumsi perusahaan dalam menghasilkan outputnya menggunakan faktor tenaga kerja dan modal (dalam jangka pendek), di mana faktor modal jumlahnya tetap. Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang harus dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk mendapatkan laba, dan untuk berkembang. Berhasil tidaknya usaha tersebut sangat tergantung pada keahliannya di bidang pemasaran, produksi, keuangan, dan sumber daya manusia. Keahlian di bidang pemasaran harus dimulai dengan pengertian yang benar tentang pemasaran. Berikut ini disajikan pendapat tentang pemasaran (marketing). a. Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. b. Pemasaran adalah pelaksanaan kegiatan dunia usaha yang mengakibatkan aliran barang dan jasa dari para produsen ke para konsumen. (The American Marketing Association). c. Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Konsep dan Pentingnya Pemasaran Ada lima konsep pemasaran yang mendasari cara perusahaan melakukan kegiatan pemasarannya.
a. Konsep berwawasan produksi. Konsep ini berpendapat bahwa konsumen akan memilih produk yang mudah didapat dan murah harganya sehingga fokus utamanya adalah meningkatkan efisiensi produksi dan memperluas cakupan distribusi. b. Konsep berwawasan produk. Konsep ini berpendapat bahwa konsumen akan memilih produk yang menawarkan mutu, kinerja terbaik dan hal-hal inovatif lainnya sehingga fokus utamanya adalah membuat produk yang lebih baik dan berusaha terus-menerus untuk menyempurnakannya. c. Konsep berwawasan penjualan. Konsep ini berpendapat bahwa kalau konsumen dibiarkan saja maka konsumen tidak akan membeli produk perusahaan dalam jumlah cukup. Oleh karena itu, perusahaan harus melakukan usaha penjualan dan promosi yang agresif. d. Konsep berwawasan pemasaran. Konsep ini berpendapat bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebif efektif dan efisien daripada pesaingnya. Konsep ini didasarkan pada empat sendi utama, yaitu pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran yang terkoordinasi, serta keuntungan. e. Konsep berwawasan pemsaran bermasyarakat. Konsep ini berpendapat bahwa tugas perusahaan adalah menentukan kebutuhan dan keinginan serta kepentingan pasar sasaran dan memenuhinya dengan lebih efektif dan efisien daripada saingannya dengan cara mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat. Teori Mikro Ekonomi Konsep Pendapatan Pendapatan merupakan jumlah yang dibebankan kepada langganan atas barang dan jasa yang dijual, dan merupakan unsur yang paling penting dalam sebuah perusahaan, karena pendapatan akan dapat menentukan maju-mundurnya suatu perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus berusaha semaksimal mungkin untuk memperoleh pendapatan yang diharapkannya. Pendapatan pada dasarnya diperoleh dari hasil penjualan produk atau jasa yang diberikan. Pendapatan merupakan unsur yang sangat penting dalam sebuah usaha perdagangan, karena dalam melakukan suatu usaha tentu ingin mengetahui nilai atau jumlah pendapatan yang diperoleh selama melakukan usaha tersebut. Dalam arti ekonomi, pendapatan merupakan balas jasa atas penggunaan faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh sektor rumah tangga dan sektor perusahaan yang dapat berupa gaji atau upah, sewa, bunga, serta keuntungan atau profit (Sukirno,2000). Teori Produksi Teori produksi adalah teori yang menjelaskan hubungan antara kuantitas produk dan faktor-faktor produksi yang digunakan. Kegiatan produksi meliputi apa yang akan diproduksi, bagaimana cara memproduksinya, faktor produksi yang digunakan dalam kegiatan produksi tersebut, dan jumlah barang dan jasa yang akan dihasilkan dan sebagainya. Fungsi produksi dinyatakan dalam bentuk: Q = f (K,L,T,N) Fungsi produksi output dipengaruhi oleh faktor kapital (K), faktor tenaga kerja (L), teknologi (T), dan tanah (N). Jika faktor-faktor produksi selain tenaga kerja dianggap tetap atau konstan maka fungsi produksi output dipengaruhi oleh faktor tenaga kerja saja. Faktor-faktor produksi yang bersifat tetap disebut input tetap, sedangkan faktor produksi yang berubah disebut dengan faktor produksi variabel. Teori Laba/Profit Tujuan utama sebuah perusahaan adalah untuk mencari laba (profit). Maka secara teoritis laba adalah kompensasi atas resiko yang ditanggung oleh perusahaan. Adapun rumus dari laba adalah sebagai berikut :
= TRTC Dimana pendapatan total adalah jumlah output yang terjual sejumlah (Q), dikalikan harga perunit sejumlah (P). Sedangkan total biaya sudah terjabarkan diatas. Maka rumus laba dijabarkan sebagai berikut : = TR TC = (P.Q) FC+VC C. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Sampel dari penelitian ini adalah para pengusaha UMKM Kripik Pisang di Kabupaten Lumajang yang berjumlah 70 orang. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah laba (pendapatan bersih), sedangkan variabel independennya adalah modal, kemitraan, pembinaan pemerintah, tenaga kerja, area pemasaran produk. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer menggunakan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda, koefisien determinasi R, uji T, dan uji F. D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kabupaten Lumajang merupakan salah satu kabupaten yang terletak dipropinsi Jawa Timur. Kabupaten ini terletak pada posisi 7° 52' s/d 8° 23' Lintang Selatan dan 112° 50' s/d 113° 22' Bujur Timur. Dengan Luas wilayah 1.790,90 Km2 atau 3,74% dari luas Propinsi Jawa Timur. Secara administratif batas-batas wilayah kabupaten Lumajang yaitu sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Jember, sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Malang. Kabupaten Lumajang mempunyai hasil komoditi produk pertanian yang merupakan penyumbang PDRB tertinggi selain dua sektor komoditi lainnya yaitu perdagangan restoran dan industri pengolahan. Hasil komoditi produk pertanian Kabupaten Lumajang yang menjadi komoditi unggulan Kabupaten Lumajang yang tidak dipunyai oleh daerah lain adalah komoditi buah pisang agung dan buah pisang mas kirana yang menjadi icon dari Kabupaten Lumajang sehingga Kabupaten Lumajang mendapat julukan sebagai kota pisang. Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kripik Pisang adalah bentuk usaha yang dikelola oleh seseorang secara mandiri dan dibantu oleh beberapa orang karyawan yang dimana usaha tersebut menggunakan bahan baku utama berupa buah Pisang yang kemudian diolah menjadi Kripik Pisang, Sale Pisang dan berbagai jenis olahan buah pisang lainnya. Hasil Uji Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini digunakan untuk menyatakan pengaruh satu arah dari variabel bebas modal, kemitraan, pembinaan pemerintah, tenaga kerja dan area pemasaran produk secara simultan terhadap laba pengusaha kripik pisang di Kabupaten Lumajang. Tabel 1 Hasil Uji Regresi Linier Berganda Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std.Error Beta Constant -3.113 3.577 Modal .217 .096 .238 Kemitraan .633 .211 .365 Pembinaan .237 .131 .193 pemerintah Tenaga Kerja .149 .157 .100 Area pemasaran .589 .150 .474 Produk Variabel terikat : Laba Pengusaha
T
Sig
.870 2.266 3.003 2.813
.037 .027 .004 .025
2.951 3.937
.045 .000
Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa persamaan regresi linier berganda pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Adapun analisis dari persamaan regresi linier berganda tersebut yaitu: Adapun analisis dari persamaan regresi linier berganda tersebut yaitu: Nilai konstanta sebesar -3.113 dan nilai sig 0,037 artinya jika Modal (X1), Kemitraan (X2), Pembinaan Pemerintah (X3), Tenaga Kerja (X4) dan Area Pemasaran (X5) nilainya 0, maka laba (Y) akan turun dengan nilai -3.113. 2. Koefisien regresi untuk Modal (X1) sebesar dan sig sebesar 0,02 hal ini menunjukkan bahwa apabila nilai Modal naik sebesar 1 satuan dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka akan menaikkan nilai laba sebesar satuan. 3. Koefisien regresi untuk Kemitraan (X2) sebesar dan sig sebesar 0,00 hal ini menunjukkan bahwa apabila nilai Kemitraan naik sebesar 1 satuan dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka akan menaikkan nilai laba sebesar satuan. 4. Koefisien regresi untuk Pembinaan Pemerintah (X3) sebesar dan sig sebesar 0,02 hal ini menunjukkan bahwa apabila nilai Pembinaan Pemerintah naik sebesar 1 satuan dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka akan menaikkan nilai laba sebesar satuan. 5. Koefisien regresi untuk Tenaga Kerja (X4) sebesar dan sig sebesar 0,04 hal ini menunjukkan bahwa apabila nilai Tenaga Kerja naik sebesar 1 satuan dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka akan menaikkan nilai laba sebesar satuan. 6. Koefisien regresi untuk Area Pemasaran Produk (X5) sebesar dan sig sebesar 0,00 hal ini menunjukkan bahwa apabila nilai Area Pemasaran Produk naik sebesar 1 satuan dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka akan menaikkan nilai laba sebesar satuan. 1.
Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependent (Ghozali, 2013:97) Tabel 2 Hasil Analisis Koefisien R2 Model R Square Adjusted R Std.Error Square 1 0.414 0.260 0.67807 Pada tabel 2 menyatakan bahwa nilai R Square sebesar 0.414 berarti variabel bebas berhubungan dan mempengaruhi variabel terikat sebesar 0.414. Hasil Uji T Uji t digunakan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Berikut adalah hasil uji signifikansi secara parsial. Tabel 3 Hasil Uji Hipotesis secara Parsial Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y) Sig t-hitung t-tabel Hipotesis Modal 0.02 2.266 1.997 Ha diterima Kemitraan 0.00 3.003 1.997 Ha diterima LabaPengusaha Pembinaan 0.02 2.813 1.997 Ha diterima UMKM Kripik Pisang Pemerintah Tenaga Kerja 0.04 2.951 1.997 Ha diterima Area Pemasaran 0.00 3.937 1.997 Ha diterima Berdasarkan tabel 3 dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil perhitungan menunjukkan modal ( ) memiliki nilai t hitung 2,266 > 1,997 dan nilai sigifikansi 0,02 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa secara parsial terdapat pengaruh positif yang signifikan modal terhadap Laba Pengusaha UMKM Kripik Pisang.
2.
3.
4.
5.
6.
Kemitraan ( memiliki nilai t hitung 3,003 > t tabel 1,997 dan nilai signifikansi 0,00 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima jadi dapat disimpulkan bahwa secara parsial terdapat pengaruh positif yang signifikan kemitraan terhadap Laba Pengusaha UMKM Kripik Pisang. Pembinaan pemerintah memiliki nilai t hitung 2,813 > t tabel 1,997 dan nilai signifikansi 0,02 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima jadi dapat disimpulkan bahwa secara parsial terdapat pengaruh positif yang signifikan pembinaan pemerintah terhadap Laba Pengusaha UMKM Kripik Pisang. Tenaga Kerja ( memiliki nilai t hitung 2,951 > t tabel 1,997 dan nilai signifikansi 0,04 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima jadi dapat disimpulkan bahwa secara parsial terdapat pengaruh positif yang signifikan tenaga kerja terhadap Laba Pengusaha UMKM Kripik Pisang. Area pemasaran produk ( memiliki nilai t hitung 3,937 > t tabel 1,997 dan nilai signifikansi 0,00 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima jadi dapat disimpulkan bahwa secara parsial terdapat pengaruh positif yang signifikan area pemasaran produk terhadap Laba Pengusaha UMKM Kripik Pisang. Jadi berdasarkan pengujian masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial terlihat bahwa variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap laba pengusaha UMKM Kripik Pisang Kabupaten Lumajang adalah variabel area pemasaran produk ( ) dengan nilai t hitung yang lebih besar dibandingkan dengan variabel bebas lainnya.
Hasil Uji F Uji F dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan. Hasil uji secara simultan antar variabel dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4 Hasil Uji Hipotesis Secara Simultan Variabel Variabel Sig F hitung Bebas terikat Modal Kemitraan Pembinaan Laba pemerintah 0.000 5.849 Pengusaha Tenaga Kerja Area Pemasaran
F Tabel
2.36
Hipotesis
Ha Diterima
Pembahasan Pengaruh Modal, Kemitraan, Pembinaan Pemerintah, Tenaga Kerja dan Area Pemasaran Produk secara simultan terhadap laba pengusaha UMKM Kripik Pisang di Kabupaten Lumajang. Berdasarkan hasil uji signifikansi koefisien regresi secara simultan diperoleh hasil bahwa modal, Kemitraan, Pembinaan Pemerintah, Tenaga Kerja dan Area Pemasaran Produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba pengusaha UMKM Kripik Pisang di Kabupaten Lumajang. Yang berarti semakin tinggi modal, semakin besar kemitraan yang dibangun, semakin intensif pembinaan, semakin baik kualitas atau mutu dari tenaga kerja, dan semakin luas area pemasaran yang berhasil dijangkau oleh produk maka semakin tinggi pula pendapatan maupun laba yang diperoleh oleh pengusaha UMKM Kripik Pisang di Kabupaten Lumajang. Dan berdasarkan perhitungan regresi linier berganda dengan bantuan SPSS menghasilkan nilai konstanta sebesar -3.113 (negatif), ini berarti variabel X sangatlah penting bagi pendapatan maupun laba yang diperoleh oleh pengusaha UMKM Kripik Pisang karena apabila variabel X nya tidak ada maka pendapatan mitra UMKM akan menurun sebesar nilai tersebut. Sedangkan berdasarkan uji parsial T semua variabel memiliki pengaruh positif signifikan terhadap laba, Modal berperan sebagai biaya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pelaku usaha yang berarti modal berpengaruh kepada laba, kemitraan berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba pengusaha UMKM Kripik Pisang di Kabupaten Lumajang. Kemitraan perlu
dibangun oleh sesama pengusaha UMKM Kripik Pisang agar antar pelaku usaha bisa saling melengkapi, dalam hal ini para pelaku usaha bisa saling berbagi ilmu tentang berbagai cara untuk mengembangkan usahanya. Hubungan kemitraan yang memiliki pengaruh positif terhadap pendapatan maupun laba usaha sejalan dengan pengertian kemitraan menurut Undang-Undang Nomor 9 tahun 1995 pada bab I yang dijelaskan pada bab kajian teori. Pembinaan pemerintah berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba pengusaha UMKM Kripik Pisang di Kabupaten Lumajang. Pemerintah bisa melakukan pendampingan dan memberikan bantuan modal berupa alat untuk produksi agar pelaku usaha bisa melakukan proses produksinya lebih banyak dan pemerintah juga bisa membantu memasarkannya. Hubungan pembinaan pemerintah yang memiliki pengaruh positif terhadap pendapatan maupun laba usaha sejalan dengan tujuan pembinaan pemerintah seperti yang telah dijelaskan pada kajian teori bahwa tujuan umum pembinaan pemerintah yakni untuk mengembangkan keahlian, mengembangkan pengetahuan, dan mengembangkan sikap sehingga menimbulkan kemauan kerjasama dengan pegawai. Dari tujuan pembinaan tersebut akan berdampak pada meningkatnya pendapatan maupun laba pada setiap pelaku usaha UMKM Kripik Pisang khususnya. Tenaga Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba pengusaha UMKM Kripik Pisang di Kabupaten Lumajang. Kualitas dari tenaga kerja yang digunakan dalam proses pengolahan atau produksi Kripik Pisang sangat diperlukan untuk mampu menghasilkan produk yang berkualitas sehingga mampu diterima oleh pasar, baik pasar dalam negeri atau bahkan hingga luar negeri sekalipun. Area pemasaran produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba pengusaha UMKM Kripik Pisang di Kabupaten Lumajang. Area pemasaran yang mampu dicapai oleh suatu produk akan berdampak pada nilai peningkatan pendapatan yang akan diperoleh oleh perusahaan, semakin luas area yang dijangkau produk dan sejauh mana produk tersebut mampu diterima oleh masyarakat akan sangat berpengaruh pada pendapatan maupun laba perusahaan. Tujuan utama perusahaan mengelola atau melakukan produksi adalah untuk memperoleh laba dan semaksimal mungkin menghindari kerugian. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini adalah: Modal, kemitraan, pembinaan pemerintah, tenaga kerja dan area pemasaran produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap Laba usaha UMKM Kripik Pisang di Kabupaten Lumajang. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Ketersediaan modal yang tercukupi yang digunakan dalam proses produksi akan mampu meningkatkan laba usaha. 2. Semakin erat dan luas kemitraan yang dibangun oleh beberapa pengusaha baik dengan para petani buah pisang untuk menyuplai bahan baku maupun sesama pengusaha Kripik Pisang akan mampu meningkatkan perolehan laba usaha. 3. Semakin intensif pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah baik dalam bentuk penyuluhan tentang proses produksi yang baik dan higienis hingga masalah desain kemasan untuk menarik konsumen akan mampu meningkatkan perolehan laba usaha. 4. Semakin baik kualitas atau mutu dari tenaga kerja dalam hal ini para ekerja dapat menjaga kualitas higienis dari produk yang diolah hingga kemampuan diri (soft skill) dan semangat dari masing-masing individu untuk bersama-sama mengembangkan perusahaan akan mampu meningkatkan perolehan laba usaha. 5. Semakin luas area pemasaran yang berhasil dijangkau oleh produk maka semakin tinggi pula pendapatan maupun laba yang diperoleh oleh pengusaha UMKM Kripik Pisang di Kabupaten Lumajang. Saran Berdasarkan beberapa temuan dalam penelitian ini, saran yang dapat diberikan penulis adalah sebagai berikut: 1. Area pemasaran produk memberikan pengaruh terbesar bagi laba pengusaha, yang berarti bahwa jangkauan atau keleluasaan produk dalam menjangkau pasar secara luas memiliki pengaruh besar dalam pendapatan bersih pengusaha. Jadi area pemasaran perlu untuk terus
2.
dikembangkan dengan cara kerjasama yang dibina antara pihak pemerintah dan masyarakat serta para pengusaha UMKM Kripik Pisang maupun masyarakat luas di lingkungan Kabupaten Lumajang yang ikut berpartisipasi dalam membeli produk dan membantu mengenalkan kepada masyarakat luas. Pengusaha yang usianya belum lama diharapkan juga melakukan promosi produk secara individu dengan aktif mengikuti pameran dan melakukan penawaran-penawaran melalui internet. Dari pihak pemerintah atau dinas terkait diharapkan ikut serta aktif dalam memasarkan produk yang dihasilkan para pengusaha misalnya dengan membentuk sebuah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang nantinya mampu digunakan untuk menampung dan memasarkan hasil produk yang dihasilkan oleh para pengusaha UMKM Kripik Pisang serta melakukan pengawasan bagi program ini, agar program ini kedepannya bisa terus berkembang.
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Burhanuddin. 2006. Jalan Menuju Stabilitas. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia. Abyyan. 2015. Strategi Pengembangan UKM. http://abyyan.blogspot.co.id/2015/08/strategipengembangan-ukm_6.html. Diakses 26 Februari 2016. Amirullah, dan Imam Hardjanto. 2005. Pengantar Bisnis Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu. Ambadar, Jackie. 2010. Membentuk Karakter Pengusaha. Bandung: Kaifa. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2006. Metode Penelitian: Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arsyad, Lincolin. 1988. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: STIE Yayasan Keluarga Pahlawan Negara. Basri, Faisal, 2002, Perekonomian Indonesia: Tantangan dan Harapan bagi Kebangkitan Indonesia, Jakarta: Erlangga. Candora. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pengrajin Batik Kayu” (Studi Kasus pada Sentra Industri Kerajinan Batik Kayu di Dusun Krebet, Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2013) [Jurnal Ilmiah]. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Yogyakarta. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lumajang. Data Jumlah Pengusaha UMKM Kripik Pisang Per Kecamatan Di Kabupaten Lumajang tahun 2013. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lumajang. Profil UMKM Kripik Pisang Kabupaten Lumajang 2013. Diswandi. 2012. Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil http://shoppingh.blogspot.co.id/2012/06/strategi-pengembangan-usaha-mikro-kecil.html. Diakses 09 Februari 2016. Djojohadikusumo, Sumitro. 1987. Teori ekonomi dan kebijaksanaan pembangunan. Jakarta: Gramedia. Firdaus, Muhammad. 2008. Manajemen Agribisnis. Jakarta: Bumi Aksara. Ghozali, Imam, 2013. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS 21. Edisi 7. Semarang: Universitas Diponegoro. Gujarati, Damodar. 1999. Ekonomitrika Dasar. Jakarta: Erlangga. Hafsah, M. Jafar. 2004. Jurnal Upaya Pengembangan UMKM. Jakarta. Hidayat, S. 1979. Pembinaan Perkotaan di Indonesia: Tinjauan dari Aspek Administrasi Pemerintahan. Jakarta: Bina Aksara. Ivancevich, John. M, dkk. 2008. Perilaku dan Manajemen Organisasi. Jakarta : Erlangga Jhingan, M. L. 2007. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Kasmir. 2007. Kewirausahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo. Kusnadi, 2000. Akuntansi Keuangan Menengah, Malang: Universitas Brawijaya. Kusnandar. 2010. Gambaran Umum Pemberdayaan UKM. https://aangkusnandar.wordpress.com/2010/01/06/gambaran-umum-pemberdayaan-umk/. Diakses 12 Februari 2016. Latumaerissa, Julius. R. 2015. Perekonomian Indonesia dan Dinamika Ekonomi Global. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. PPSDM. Bandung: Refika Aditama. Manurung, Rahardja. 2006. Wirausaha Bisnis UKM. Jakarta: Kompas. Mardiyatmo. 2008. Kewirausahaan untuk SMK Kelas XI. Jakarta: Yudistira. Mathis Robert L. dan Jackson John H. 2002. Human Resource Management. Jakarta: Alih Bahasa Salemba Empat. MT Rionga & Yoga Firdaus. 2007. Pengertian Tenaga Kerja Angkatan Kerja. http://muawanahcius.blogspot.com/2013/04/pengertian-tenaga-kerjaangkatan kerja.html. Diakses 12 Februari 2016. Nugraha, Listyawan Ardi. 2011. Pengaruh Modal Usaha, Tingkat Pendidikan, dan Sikap Kewirausahaan terhadap Pendapatan Usaha Pengusaha Industri Kerajinan Perak Di Desa Sodo Kecamatan Paliyan Kabupaten Gunung Kidul. [Skripsi]: Universitas Negeri Yogyakarta. Pamudji, S. 1985. Kerjasama antar daerah dalam rangka pembinaan wilayah: suatu tinjauan dari segi administrasi negara. Jakarta: Bina Aksara. Partomo dan Drs. Abd Rachman Soejoedono. 2002. Ekonomi Skala Kecil Menengah dan Koperasi. Jakarta: Ghalia Indonesia. Poerwadaminta. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Riyanto, Bambang. 1997. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE. Rudjito. 2003. Peran Lembaga Keuangan Mikro dalam Otonomi Daerah Guna Menggerakkan Ekonomi Rakyat dan Menanggulangi Kemiskinan. Jurnal Ekonomi Rakyat, Th. II-No.1-Maret 2003. Rustami, Putu. dkk. 2014. Pengaruh Biaya Produksi, Biaya Promosi, dan Volume Penjualan Terhadap Laba Pada Perusahaan Kopi Bubuk Banyuatis [Jurnal Ilmiah]. Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. Sunyoto, Andi. 2010. Adobe Flash+XML=Rich Multimedia Application. Penerbit Andi Indonesia. Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sukirno, Sadono. 2000. Makro Ekonomi Modern. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sukirno, Sadono. 2005. Makro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta: Rajawali Press. Soemarso, SR. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Salemba Empat. Suparmoko, M. 2000. Keuangan Negara Dalam Teori dan Praktek. Yogyakarta: BPFE UGM. Tangdilintin, Philips. 2008. Pembinaan Generasi Muda dengan proses manajerial. Yogyakarta: Kanisius. Tiktik Sartika dan Drs. Abd Rachman Soejoedono. 2002. Ekonomi Skala Kecil Menengah dan Koperasi. Jakarta: Ghalia Indonesia. Todaro, Michael P. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta: Penerbit Erlangga. Widyasari, Winda Wahyu. 2013. Identifikasi Struktur Pasar dan Implikasinya Terhadap Pembentukan Harga (Studi Kasus Pada Sentra Industri Keripik Tempe Sanan Malang) [Jurnal Ilmiah]. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Malang. Wijaya, Tony. 2013. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu. Yusriati, Cut. dkk. 2012. Pengaruh Pinjaman Modal Kerja dan Profesionalisme Sumber Daya Manusia Terhadap Laba Usaha Kecil Menengah Kota Banda Aceh. [Jurnal Ilmiah]: Pascasarjana Universitas Syah Kuala. Zulganef. 2008. Metode Penelitian Sosial dan Bisnis. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.