PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ANALISIS UNJUK KERJA JARINGAN WIRELESS DISTRIBUTION SYSTEM (WDS) “STUDI KASUS RUMAH SAKIT GRHASIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA”
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Program Studi Teknik Informatika
Oleh
Andri Yudha Pratama 075314093
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
THE ANALYSIS OF PERFORMANCE NETWORK IN WIRELESS DISTRIBUTION SYSTEM (WDS) “CASE STUDY GRHASIA HOSPITAL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA”
A THESIS
Presented as Partial Fulfillment of The Requirements to Obtain The Sarjana Komputer Degree in Informatics Engineering Study Program
By:
Andri Yudha Pratama 075314093
INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM DEPARTMENTS OF SCIENCE AND TECHNOLOGY SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA 2013 ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Jaringan Wireless Distribution System (WDS) adalah jaringan nirkabel yang dikembangkan menggunakan beberapa access point tanpa harus memerlukan backbone jaringan kabel untuk menghubungkan perangkat-perangkat jaringan komputer. Wireless Distribution System (WDS) dapat direferensikan sebagai mode repeater, karena WDS bisa tampak sebagai Bridge dan juga menerima wireless client pada saat bersamaan. Untuk mengetahui performansi jaringan wireless distribution system perlu dilakukan pengukuran. Parameter-parameter yang digunakan dalam melakukan pengukuran adalah delay, throughput, dan packet loss. Dalam skripsi ini, pengukuran dan penghitungan kinerja pada jaringan wireless distribution system (WDS) yang dimiliki oleh Rumah Sakit Grhasia, DIY. Pengukuran dilakukan dengan mengunggah dan mengunduh file sebesar 1 MB, 3 MB, 5 MB, dan 6 MB dari server yahoo.com yang berada pada master WDS GrhasiaWAN, WDS NAKULA, dan WDS NAPZA. Pengukuran tiap WDS dilakukan dalam kondisi normal dan sibuk dengan berdasarkan jarak 15 meter, 25 meter, dan 35 meter. Secara keseluruhan kinerja jaringan wireless distribution system pada RS. Grhasia DIY sudah termasuk baik dalam keadaan secara outdoor karena kinerja jaringannya pada saat kondisi normal dan sibuk cenderung dalam kategori baik. Pada waktu normal pentrasmisian data berlangsung cepat dengan throughput yang diperoleh besar. Pentrasmisian data pada waktu sibuk membutuhkan waktu lebih lama dengan besar throughput kecil. Besar packet loss tidak terlalu memberi pengaruh besar terhadap performa jaringan wireless distribution system.
Kata Kunci: Wireless Distribution System (WDS), delay, throughput, packet loss.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Wireless Distribution System Network (WDS) is a wireless network that was developed using multiple access points without requiring a wired network backbone to connect computer network devices. Wireless Distribution System (WDS) can be referenced as a repeater mode, because it can seem as Bridge WDS and wireless client also received at the same time. To find out performance wireless network distribution system needs to be measured. The parameters used in measuring the delay, throughput, and packet loss. In this thesis, the measurement and calculation of performance in wireless network distribution system (WDS), which is owned by the Hospital Grhasia, DIY. Measurements were performed with upload and download files of 1 MB, 3 MB, 5 MB, and 6 MB of server yahoo.com located in the master-WAN Grhasia WDS, WDS Nakula, and WDS drug. Measurements conducted by WDS in normal and busy with a distance of 15 meters based, 25 meters, and 35 meters. The overall performance of the wireless network distribution system on the RS. Grhasia DIY is included either in the outdoor as network performance during normal conditions and tend to be busy in either category. In normal time transmission rapid throughput of data obtained great. Transmission data at a busy time takes more time with the small throughput. Large packet loss is not too great influence on the performance of wireless network distribution system.
Keywords: Wireless Distribution System (WDS), delay, throughput, packet loss.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas segala rahmat dan anugerah yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi Analisis Unjuk Kerja Jaringan Wireless Distribution System (WDS) “Studi Kasus Rumah Sakit Grhasia Daerah Istimewa Yogyakarta” ini dengan baik. Dalam menyelesaikan tugas akhir ini, penulis tidak lepas dari bantuan sejumlah pihak, oleh sebab itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Tuhan Yesus Kristus, yang selalu menuntun langkah hidup sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 2. Ibu Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc., selaku Dekan Fakultas Sains dan Tenologi. 3. Ibu Ridowati Gunawan, S.Kom., M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika. 4. Bapak Damar Widjaja, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing skripsi atas saran, waktu, motivator, salam The Blues dan humoris yang telah diberikan. 5. Bapak St. Yudianto Asmoro, S.T., M.Kom. dan Bapak Albertus Agung Hadhiatma, S.T., M.T. selaku dosen penguji atas saran dan kritikan yang telah diberikan. 6. Kedua orang tuaku tercinta, Alm. Bapak Yohanes Rehadi Sutimin dan Ibu Elly Mulyaningrum untuk doa, perhatian, uang saku, dan semangat yang selalu diberikan. 7. Ade Kurniawan, S.Kom dan staf RS Grhasia selaku pembimbing lapangan yang telah membantu penulis dalam penelitian dan mengumpulkan data. 8. Keluarga Moelyadi (Mbah ti, Yudhi, A.md.Kep., Tiara, Bela, Aprilla, Priska Om Ernawan, Om Totok, Om Dr. Heru K, S.P., M.P., Om Ervin Rudi H, S.Pd., M.Pd., Om Hendro, A.md., Tante Retno, S.Pd., dan Tante Tutuk) memberikan dorongan dan doa kepada penulis dalam usahanya menyelesaikan tugas akhir ini.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Apa yang kau alami kini mungkin tak dapat engkau mengerti cobaan yang engkau alami tak melebihi kekuatanmu Tuhanku tak akan memberi ular beracun pada yang minta roti satu hal tanamkan di hati indah semua yang Tuhan b'ri --Songwriter: Herry Priyonggo--
Kita semua selalu dihadapkan pada ribuan kesempatan emas yang tersamarkan dengan baik oleh kesulitan. Dengan kata lain, di balik segala jenis masalah yang menghadang kita, sebenarnya terdapat banyak sekali kesempatan emas untuk kehidupan sukses kita. --Charles Swindoll --
Skripsi ini saya persembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus, Dosen, Keluarga, Teman-teman, dan Kekasih.
Terima kasih.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1: WDS Link point to point..................................................................................... 11 Gambar 2.2: WDS Link point to Multi Point........................................................................... 12 Gambar 2.3: Mode Ad Hoc................. ..................................................................................... 13 Gambar 2.4: Mode wireless Infrastructure ............................................................................. 13 Gambar 2.5: Lapisan komunikasi data (OSI layer) dan TCP/IP.. ........................................... 15 Gambar 2.6: Screenshoot software Axence Net Tool .............................................................. 22 Gambar 2.7: Grafik pengukuran menggunakan DU Meter ..................................................... 23 Gambar 3.1: Topologi Jaringan Rumah Sakit Grhasia ............................................................. 24 Gambar 3.2: Model Jaringan yang Dianalisis .......................................................................... 25 Gambar 3.3: Peta Lokasi WDS................................................................................................. 26 Gambar 3.4: Peta posisi user di WDS Master Grhasia-WAN .................................................. 27 Gambar 3.5: Peta posisi user di WDS NAPZA ........................................................................ 27 Gambar 3.6: Peta posisi user di WDS NAKULA ................................................................... 28 Gambar 3.7: Peta posisi penguji di WDS Master Grhasia-WAN............................................. 28 Gambar 3.8: Peta posisi penguji di WDS NAPZA ................................................................... 29 Gambar 3.9: Peta posisi penguji di WDS NAKULA ............................................................... 29 Gambar 4.1: Grafik rata-rata throughput download WDS Grhasia-WAN ............................... 34 Gambar 4.2: Grafik rata-rata throughput upload WDS Grhasia-WAN ................................... 35 Gambar 4.3: Grafik rata-rata delay download WDS Grhasia-WAN ........................................ 37 Gambar 4.4: Grafik rata-rata delay upload WDS Grhasia-WAN ............................................ 39 Gambar 4.5: Grafik rata-rata packet loss download WDS Grhasia-WAN ............................... 40 Gambar 4.6: Grafik rata-rata packet loss upload WDS Grhasia-WAN ................................... 41 Gambar 4.7: Grafik rata-rata throughput download WDS NAKULA ..................................... 43 Gambar 4.8: Grafik rata-rata throughput Upload WDS NAKULA ......................................... 44 Gambar 4.9: Grafik rata-rata delay download WDS NAKULA .............................................. 46
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.10: Grafik rata-rata delay upload NAKULA ........................................................... 47 Gambar 4.11: Grafik rata-rata packet loss download WDS NAKULA ................................... 49 Gambar 4.12: Grafik rata-rata packet loss upload WDS NAKULA ........................................ 50 Gambar 4.13: Grafik rata-rata throughput download WDS NAPZA ....................................... 52 Gambar 4.14: Grafik rata-rata throughput upload WDS NAPZA ........................................... 53 Gambar 4.15: Grafik rata-rata delay download WDS NAPZA ................................................ 55 Gambar 4.16: Grafik rata-rata delay upload WDS NAPZA .................................................... 57 Gambar 4.17: Grafik rata-rata packet loss download WDS NAPZA ....................................... 58 Gambar 4.18: Grafik rata-rata packet loss upload WDS NAPZA ........................................... 59 Gambar 4.19: Grafik perbandingan throughput download berdasarkan jarak 25m ................. 62 Gambar 4.20: Grafik perbandingan rata-rata throughput upload berdasarkan jarak 25m ....... 63 Gambar 4.21: Grafik perbandingan delay download berdasarkan jarak 25m .......................... 65 Gambar 4.22: Grafik perbandingan delay upload berdasarkan jarak 25m ............................... 66 Gambar 4.23: Grafik perbandingan packet loss download berdasarkan jarak 25m ................. 67 Gambar 4.24: Grafik perbandingan packet loss upload berdasarkan jarak 25m ...................... 69 Gambar 4.25: Grafik perbandingan rata-rata throughput download berdasarkan ukuran file 6144 KB
.............................................................................................................................. 70
Gambar 4.26: Grafik perbandingan rata-rata throughput upload berdasarkan ukuran file 6144 KB
.............................................................................................................................. 71
Gambar 4.27: Grafik perbandingan rata-rata delay download berdasarkan ukuran file 6144 KB
.............................................................................................................................. 73
Gambar 4.28: Grafik perbandingan rata-rata delay upload berdasarkan file 6144 KB ............ 74 Gambar 4.29: Grafik perbandingan rata-rata packet loss download berdasarkan ukuran file 6144 KB
.............................................................................................................................. 75
Gambar 4.30: Grafik perbandingan rata-rata packet loss upload berdasarkan ukuran file 6144 KB
.............................................................................................................................. 76
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1: Persentase packet loss ............................................................................................. 18 Tabel 2.2: Standar delay ........................................................................................................... 19 Tabel 2.3: Kebutuhan aplikasi terhadap parameter performa jaringan .................................... 20 Tabel 4.1: Rata-rata Throughput download WDS Grhasia-WAN selama 5 hari(dalam Kbps)33 Tabel 4.2: Rata-rata Throughput upload WDS Grhasia-WAN selama 5 hari (dalam Kbps) ... 35 Tabel 4.3: Rata-rata Delay Download WDS Grhasia-WAN selama 5 hari (dalam ms/KB) .... 36 Tabel 4.4: Rata-rata Delay Upload WDS Grhasia-WAN selama 5 hari (dalam ms/KB) ........ 38 Tabel 4.5: Rata-rata Packet Loss Download WDS Grhasia-WAN selama 5 hari (dalam %) .. 39 Tabel 4.6: Rata-rata Packet Loss Upload WDS Grhasia-WAN selama 5 hari (dalam %) ....... 41 Tabel 4.7: Rata-rata Throughput download WDS NAKULA selama 5 hari (dalam Kbps) ..... 42 Tabel 4.8: Rata-rata Throughput upload WDS NAKULA selama 5 hari (dalam Kbps) ......... 44 Tabel 4.9: Rata-rata Delay Download WDS NAKULA selama 5 hari (dalam ms/KB) .......... 45 Tabel 4.10: Rata-rata Delay Upload WDS NAKULA selama 5 hari (dalam ms/KB) ............. 47 Tabel 4.11: Rata-rata Packet Loss Download WDS NAKULA selama 5 hari (dalam %)....... 48 Tabel 4.12: Rata-rata Packet Loss Upload WDS NAKULA selama 5 hari (dalam %) ........... 50 Tabel 4.13: Rata-rata Throughput download WDS NAPZA selama 5 hari(dalam Kbps) ....... 51 Tabel 4.14: Rata-rata Throughput upload WDS NAPZA selama 5 hari (dalam Kbps) ........... 53 Tabel 4.15: Rata-rata Delay Download WDS NAPZA selama 5 hari (dalam ms/KB) ............ 54 Tabel 4.16: Rata-rata Delay Upload WDS NAPZA selama 5 hari (dalam ms/KB) ................ 56 Tabel 4.17: Rata-rata Packet Loss Download WDS NAPZA selama 5 hari (dalam %) .......... 57 Tabel 4.18: Rata-rata Packet Loss Upload WDS NAPZA selama 5 hari (dalam %) ............... 59 Tabel 4.19: Perbandingan rata-rata Throughput Download WDS Master Grhasia-WAN, NAKULA, NAPZA selama 5 hari (dalam Kbps) ..................................................................... 61 Tabel 4.20: Perbandingan rata-rata Throughput Upload WDS Master Grhasia-WAN, NAKULA, NAPZA selama 5 hari (dalam Kbps) ..................................................................... 62
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.21: Perbandingan rata-rata Delay Download WDS Master Grhasia-WAN, NAKULA, NAPZA selama 5 hari (dalam ms/KB) .................................................................. 64 Tabel 4.22: Perbandingan rata-rata Delay Upload WDS Master Grhasia-WAN, NAKULA, NAPZA selama 5 hari (dalam ms/KB) ..................................................................................... 65 Tabel 4.23: Perbandingan rata-rata Packet Loss Download WDS Master Grhasia-WAN, NAKULA, NAPZA selama 5 hari (dalam %) .......................................................................... 67 Tabel 4.24: Perbandigan rata-rata Packet Loss Upload WDS Master Grhasia-WAN, NAKULA, NAPZA selama 5 hari (dalam %) .......................................................................... 68 Tabel 4.25: Perbandingan rata-rata Throughput Download WDS Master Grhasia-WAN, NAKULA, NAPZA selama 5 hari (dalam Kbps) ..................................................................... 70 Tabel 4.26: Perbandingan rata-rata Throughput Upload WDS Master Grhasia-WAN, NAKULA, NAPZA selama 5 hari (dalam Kbps) ..................................................................... 71 Tabel 4.27: Perbandingan rata-rata Delay Download WDS Master Grhasia-WAN, NAKULA, NAPZA selama 5 hari (dalam ms/KB) .................................................................. 72 Tabel 4.28: Perbandingan rata-rata Delay Upload WDS Master Grhasia-WAN, NAKULA, NAPZA selama 5 hari (dalam ms/KB) ..................................................................................... 73 Tabel 4.29: Perbandingan rata-rata Packet Loss Download WDS Master Grhasia-WAN, NAKULA, NAPZA selama 5 hari (dalam ms/KB) .................................................................. 75 Tabel 4.30: Perbandingan rata-rata Packet Loss Upload WDS Master Grhasia-WAN, NAKULA, NAPZA selama 5 hari (dalam ms/KB) .................................................................. 76
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL ....................................................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................iii HALAMAN PENGESAHAN .................. ................................................................................ iv PERNYATAAN KEASLIAN HASIL KARYA .................. ..................................................... v PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .................. .................... vi ABSTRAK .................. ............................................................................................................ vii ABSTRACT .................. .........................................................................................................viii KATA PENGANTAR .................. ............................................................................................ ix HALAMAN PERSEMBAHAN .................. ............................................................................. xi DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................ xii DAFTAR TABEL ................................................................................................................... xiv DAFTAR ISI .................. ......................................................................................................... xv 1
2
PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1 1.1
Latar Belakang Masalah ............................................................................................... 1
1.2
Perumusan Masalah ...................................................................................................... 3
1.3
Tujuan Penulisan .......................................................................................................... 3
1.4
Manfaat Penelitian ........................................................................................................ 3
1.5
Batasan Masalah ........................................................................................................... 4
1.6
Metodelogi Penelitian ................................................................................................... 4
1.7
Sistematika Penulisan ................................................................................................... 5
DASAR TEORI ................................................................................................................... 7 2.1
Jaringan Komputer ....................................................................................................... 8
2.2
Klasifikasi Jaringan Komputer ..................................................................................... 8 2.2.1
Wireless Local Area Network ............................................................................. 9 2.2.1.1
Wireless Distribution System ................................................................ 9 xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
4
2.2.1.2
Standart 802.11a/b/g/n ....................................................................... 12
2.2.1.3
Mode Jaringan WLAN ....................................................................... 13
2.3
Model Open System Interconnection ......................................................................... 14
2.4
Model TCP/IP ............................................................................................................. 16
2.5
Parameter Performansi Jaringan Quality of Service ................................................... 17
2.6
Alat Pengukuran ......................................................................................................... 21
2.6.1
Software Axence Net Tool ................................................................................. 21
2.6.2
DU Meter ........................................................................................................... 20
PERANCANGAN ........................................................................................................... 24 3.1
Model Jaringan ........................................................................................................... 24
3.2
Pengolahan dan Analisis Data .................................................................................... 26
3.2.1
Delay.................................................................................................................. 26
3.2.2
Throughput ........................................................................................................ 26
3.2.3
Packet Loss ....................................................................................................... 27
DATA DAN ANALISA KINERJA JARING ................................................................ 32 4.1
Data Penelitian ............................................................................................................ 32
4.1.1
Data Kondisi Normal ......................................................................................... 32
4.1.2
Data Kondisi Sibuk............................................................................................. 32
4.2
Data dan Analisa Hasil Kinerja Jaringan .................................................................... 33
4.2.1
4.2.2
Kondisi Jaringan WDS Grhasia WAN............................................................... 33 4.2.1.1
Throughput download ........................................................................ 33
4.2.1.2
Throughput Upload ............................................................................ 34
4.2.1.3
Delay Download ................................................................................. 36
4.2.1.4
Delay Upload ...................................................................................... 37
4.2.1.5
Packet Loss Download ....................................................................... 39
4.2.1.6
Packet Loss Upload ............................................................................ 40
Kondisi Jaringan WDS NAKULA ..................................................................... 42 4.2.2.1
Throughput download ........................................................................ 42 xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.2.3
4.3 4.4
4.2.2.2
Throughput Upload ............................................................................ 43
4.2.2.3
Delay Download ................................................................................. 45
4.2.2.4
Delay Upload ...................................................................................... 46
4.2.2.5
Packet Loss Download ....................................................................... 48
4.2.2.6
Packet Loss Upload ............................................................................ 49
Kondisi Jaringan WDS Grhasia NAPZA ........................................................... 51 4.2.3.1
Throughput download ........................................................................ 51
4.2.3.2
Throughput Upload ............................................................................ 52
4.2.3.3
Delay Download ................................................................................. 54
4.2.3.4
Delay Upload ...................................................................................... 56
4.2.3.5
Packet Loss Download ....................................................................... 57
4.2.3.6
Packet Loss Upload ............................................................................ 58
Analisis Keseluruhan pada Jarak 15 meter, 25 meter, dan 35 meter ........................ 60 Analisis Perbandingan Master WDS Grhasia-WAN, WDS NAKULA, dan WDS
NAPZA berdasarakan jarak 25m .............................................................................................. 61
4.5
4.4.1
Throughput download ...................................................................................... 61
4.4.2
Throughput Upload .......................................................................................... 62
4.4.3
Delay Download ............................................................................................... 64
4.4.4
Delay Upload .................................................................................................... 65
4.4.5
Packet Loss Download ..................................................................................... 67
4.4.6
Packet Loss Upload .......................................................................................... 68
Analisis Perbandingan Master WDS Grhasia-WAN, WDS NAKULA, dan WDS
NAPZA berdasarakan ukuran file 6144 KB ............................................................................. 69 4.5.1
Throughput download ...................................................................................... 69
4.5.2
Throughput Upload .......................................................................................... 71
4.5.3
Delay Download ............................................................................................... 72
4.5.4
Delay Upload .................................................................................................... 73
4.5.5
Packet Loss Download ..................................................................................... 74 xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.5.6
Packet Loss Upload .......................................................................................... 76
4.6
Analisa Menggunakan server external (yahoo.com) ...................................................... 77
5
KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................................... 78 5.1
Kesimpulan ................................................................................................................. 78
5.2
Saran ........................................................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 80 LAMPIRAN ............................................................................................................................. 82
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Jaringan nirkabel merupakan salah satu alternatif terbaik dalam membangun
sebuah jaringan komputer yang praktis. Salah satu teknologi penting dan menjadi trend dalam jaringan komputer adalah teknologi jaringan komputer nirkabel (Wireless Local Area Network / WLAN) [1]. Teknologi ini adalah perkembangan dari teknologi jaringan komputer lokal (Local Area Network) yang memungkinkan efisiensi dalam implementasi dan pengembangan jaringan komputer karena dapat meningkatkan mobilitas user dan mengingat keterbatasan dari teknologi jaringan komputer menggunakan media kabel. Kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi nirkabel antara lain user dapat terhubung ke dalam jaringan untuk mengakses file, mengambil data, serta melakukan koneksi ke internet tanpa perlu menggunakan kabel. Jaringan nirkabel lebih mudah untuk diimplementasikan karena tidak membutuhkan pemasangan kabel yang kompleks sehingga dapat menghemat waktu. Jaringan nirkabel relatif lebih mudah untuk dipelihara dan dilakukan perubahan konfigurasi secara fisik jika ada penambahan user maupun perubahan posisi user. Wireless LAN menggunakan frekuensi 2,4 Ghz yang disebut juga dengan ISM band (Industrial, Scientific, Medical) yang dialokasi oleh FCC (Federal Communication Commission), sebuah komisi komunikasi dunia untuk keperluan industri, sains dan badan kesehatan. Tipe untuk standarisasi wireless LAN terbagi menjadi 802.11a, 802.11b, 802.11g, dan 802.11n [2]. Rumah Sakit Grhasia DIY sebagai salah satu rumah sakit ternama di kota Yogyakarta
mulai
mengembangkan
teknologi
pelayanan.
Dengan
semakin
berkembangnya Rumah Sakit Grhasia, kebutuhan akan jaringan komunikasi semakin meningkat. Aktivitas para staf yang memanfaatkan atau menggunakan jaringan 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
komputer di Rumah Sakit Grhasia DIY pada umumnya padat, seperti pengiriman file dan pengunduhan file. Pada awalnya, jaringan Rumah Sakit Grhasia DIY masih menggunakan jaringan wired (Local Area Network). Berdasarkan kondisi jarak gedung di Rumah Sakit Grhasia DIY yang begitu luas, sehingga Rumah Sakit Grhasia DIY mengimplementasikan wireless distribution system (WDS) pada jaringan nirkabel. Jaringan nirkabel di RS. Grhasia merupakan jaringan baru yang dikembangkan pada tahun 2012 sebagai pengganti beberapa jaringan LAN dengan tujuan untuk dapat menghemat perawatan jaringan dan mengoptimalkan kinerja para staf yang berada di lingkungan RS. Grhasia. WDS memungkinkan interkoneksi beberapa perangkat WLAN dalam satu area jaringan nirkabel, setidaknya hanya menggunakan satu kabel jaringan sebagai jalur backbone pada perangkat WLAN utama. Di RS. Grhasia terdapat 4 AP (access point) yang berfungsi sebagai alat untuk menerapkan WDS. Access point yang terdapat di RS. Grhasia memiliki cakupan jarak yang berbeda-beda. Empat AP tersebut terdiri dari AP Grhasia WAN, AP Nakula, AP IPSRS, dan AP Napza. AP IPSRS sendiri masih dalam perencanaan perbaikan. Jaringan nirkabel di RS. Grhasia merupakan jaringan nirkabel yang bersifat outdoor. Jaringan nirkabel di RS. Grhasia tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan jaringan nirkabel di RS. Grhasia antara lain; menghemat perawatan jaringan komputer, dapat diakses setiap tempat, dan lebih efektif penggunaannya. Kelemahan jaringan nirkabel di RS. Grhasia antara lain; mudah terkena interferensi dan kondisi jarak semakin jauh akan menghambat lajur akses data. Untuk saat ini, jaringan nirkabel hanya dipakai begitu saja tanpa pernah diketahui baik atau buruk kinerjanya. Contoh penelitian lain mengenai wireless distribution system (WDS) antara lain analisis performa wireless distribution system konfigurasi pada star dan mesh untuk hotspot area [3]. Peneliti tersebut melakukan perancangan, membangun,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
menguji, dan mengambil data jaringan wireless untuk hotspot serta menganalisis perbandingan konfigurasi star dan mesh. Pada pengukuran yang dilakukan oleh peneliti tersebut, parameter yang diukur adalah throughput. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan mempelajari apakah performansi jaringan nirkabel di Rumah Sakit Ghrasia DIY dapat lebih mengoptimalkan
kinerja
para
staf
atau
bahkan
sebaliknya
tidak
dapat
mengoptimalkan kinerja para staf. Untuk mengetahui jaringan nirkabel terhadap suatu traffic tertentu dibutuhkan parameter Quality of Service (QoS). Parameter tersebut antara lain packet loss, packet drop, frame loss, delay, dan jitter. Pada penelitian ini, parameter yang diukur adalah delay, packet loss, dan throughput. 1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dituliskan beberapa permasalahan
yang akan dibahas pada penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimana cara mengetahui performansi kinerja jaringan wireless distribution system pada jaringan nirkabel RS. Grhasia? 2. Bagaimana menganalisa dan menyimpulkan performansi jaringan wireless distribution system (baik atau buruk) pada jaringan nirkabel RS. Grhasia? 3. Bagaimana solusi atau rekomendasi untuk perkembangan performansi kinerja jaringan wireless distribution system pada jaringan nirkabel di RS. Grhasia? 1.3
Tujuan Penulisan Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah memberikan pengetahuan tentang
kinerja jaringan nirkabel serta mendapatkan hasil kinerja jaringan melalui pengukuran delay, packet loss, dan throughput. 1.4
Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah agar Rumah Sakit Ghrasia DIY dapat
mengetahui informasi tentang kinerja jaringan, untuk mengoptimalkannya menjadi lebih baik dalam pelayanan terhadap para staf.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
1.5
Batasan Masalah Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas, penulis akan membatasi
dalam penulisan dengan hal-hal sebagai berikut: 1. Jaringan yang dibahas hanya jaringan nirkabel. 2. Kinerja yang dianalisis hanya mencakup delay, packet loss, dan throughput. 3. Model yang ditinjau dalam pengukuran kinerja nirkabel ini adalah workstation yang terletak pada 3 WLAN yang berbeda. 4. Tidak membahas algoritma routing pada jaringan nirkabel. 5. Router
WLAN yang digunakan adalah router yang ada pada Rumah Sakit
Grhasia DIY. 6. Pengukuran dilakukan selama lima hari (senin, selasa, rabu, kamis, dan jumat). Pengambilan data dilakukan sehari 2 kali saat traffic masih dalam keadaan normal yang berkisar sekitar jam 09.00 sampai 12.00 dan pada saat traffic masih keadaan sibuk yang berkisar sekitar jam 12.00 sampai 15.00 (berdasarkan survei dari karyawan). 1.6
Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan oleh penulis pada penulisan Tugas
Akhir ini adalah: 1. Studi kasus Mewawancarai beberapa staf RS. Grhasia DIY tentang permasalahan mengenai jaringan nirkabel. 2. Studi literatur Mempelajari tentang jaringan nirkabel, arsitektur WLAN, FTP, dan parameter performa jaringan dengan mengumpulkan jurnal-jurnal, buku-buku, dan referensi lainnya yang dapat mendukung topik ini. 3. Model Sistem Penelitian dilakukan berdasarkan arsitektur jaringan nirkabel yang telah berjalan pada Rumah Sakit Grhasia DIY.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
4. Metode pengumpulan data Data yang diambil dalam penelitian ini adalah berupa hasil pengukuran terhadap delay, packet loss, dan throughput pada jaringan nirkabel. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah a. Metode observasi Kegiatan observasi dalam penelitian dilakukan untuk melakukan pengujian secara aktif di setiap access point dengan melakukan mengirim file dan mengunduh file pada komputer client (para staf). b. Metode dokumentasi Dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gambar atau foto tentang tempat penelitian, perangkat dan software serta data-data yang didapat saat penelitian. 5. Metode analisis data Penulis menganalisa hasil penelitian yang telah didapat dengan melakukan perbandingan terhadap data dari beberapa kali pengukuran dan dicari penyebab jika terjadi perbedaan terhadap data tersebut. Dari hal-hal tersebut dapat ditarik kesimpulan tentang kinerja nirkabel tersebut sudah baik atau belum dan cara-cara dilakukan jika ingin memperbaiki kinerjanya. 1.7
Sistematika Penulisan Sistematika yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN, menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah yang dihadapi, tujuan penulisan, batasan masalah, metodologi penelitian, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan tugas akhir ini. BAB II LANDASAN TEORI, menjelaskan tentang dasar-dasar teori yang digunakan dalam melakukan analisis dan pengukuran pada jaringan komputer di Rumah Sakit Grhasia DIY. BAB III RANCANGAN PENELITIAN, menjelaskan tentang rencana kerja yang akan dilakukan dalam mengerjakan tugas akhir ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
BAB IV HASIL DAN PENGAMATAN, menjelaskan tentang pemodelan jaringan nirkabel, pengukuran dan analisa terhadap hasil pengukuran yang didapat. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, menjelaskan tentang kesimpulan yang didapat setelah melakukan analisa terhadap hasil pembahasan dan saran dari penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Jaringan Komputer Jaringan komputer merupakan penggabungan teknologi komputer dan
komunikasi dari sekumpulan komputer berjumlah banyak yang terpisah-pisah, akan tetapi saling berhubungan dalam melaksanakan tugasnya [4]. Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer dan perangkat jaringan lainnya yang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Tujuan dari jaringan komputer adalah: 1. Membagi sumber daya, misalnya membagi printer, CPU, memory, ataupun harddisk. 2. Komunikasi, misalnya e-mail, instant messanging, dan chatting. 3. Akses informasi, misalnya web browsing, download file, dan upload file. Dalam sebuah jaringan komputer, antara satu komputer dan komputer lainnya, dapat dihubungkan dengan menggunakan media kabel ataupun nirkabel. Pada awal perkembangannya, jaringan kerap kali dihubungkan dengan menggunakan media kabel, namun seiring dengan perkembangan dunia teknologi informasi yang kian pesat, penggunaan media nirkabel kini sudah banyak diterapkan. Hal ini dikarenakan semakin banyaknya user yang menggunakan laptop, sehingga user dapat mengakses ke dalam jaringan secara mobilitas. 2.2
Klasifikasi Jaringan Komputer Jaringan komputer dapat dibedakan berdasarkan luasnya daerah kerja yang
digunakan pada internet tersebut [4]. Rumah Sakit Grhasia DIY juga menerapkan kelima network ini: 1. Local Area Network Local Area Network (LAN) merupakan jaringan komputer bersifat pribadi, yang menghubungkan beberapa komputer ataupun workstation dalam suatu kantor ataupun 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
pabrik-pabrik untuk pemakaian resource bersama (misalnya: printer dan modem) dan saling bertukar informasi. 2.
Metropolitan Area Network Metropolitan Area Network (MAN) biasanya terdiri atas dua atau lebih LAN
dalam satu area geografis. MAN mencakup area geografis sebuah kota seperti jasa televisi kabel dalam sebuah kota dan sebuah bank dengan banyak kantor cabang di suatu kota. 3. Wide Area Network Wide Area Network (WAN) merupakan jaringan yang memiliki luas jangkauan yang sangat besar, biasanya meliputi sebuah negara atau benua. WAN terdiri dari kumpulan mesin yang bertujuan untuk menjalankan program-program (aplikasi) pemakai. Mesin-mesin ini dapat disebut sebagai host ataupun bisa juga end system. Host dihubungkan oleh sebuah subnet komunikasi, atau cukup di sebut dengan subnet. Tugas subnet adalah untuk membawa pesan dari satu host ke host lainnya, seperti halnya telepon yang membawa pembicaraan dari pembicara ke pendengar.
4. Jaringan Tanpa Kabel Komputer mobile, seperti komputer notebook dan personal digital assistant (PDA), merupakan cabang industri komputer yang paling cepat pertumbuhannya. Banyak pemilik jenis komputer tersebut mempunyai mesin-mesin desktop personal computer (PC) yang terpasang pada LAN atau WAN dan menginginkan untuk terhubung ke komputer pusat. Karena hubungan menggunakan kabel tidaklah mungkin dibuat dalam mobil ataupun pesawat terbang, maka banyak yang tertarik pada jaringan tanpa kabel ini. Sesungguhnya, komunikasi digital tanpa kabel bukanlah hal yang baru. 5. Internetwork Terdapat banyak jaringan di dunia ini, seringkali dengan perangkat keras dan perangkat lunak yang berbeda-beda. Orang yang terhubung ke jaringan sangat berharap untuk bisa berkomunikasi dengan orang lain yang terhubung ke jaringan lainnya. Keinginan seperti ini memerlukan hubungan antar jaringan yang sering kali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
tidak kompatibel dan berbeda. Kadang kala dengan menggunakan sebuah mesin yang disebut gateway untuk melakukan dan melaksanakan terjemahan yang diperlukan, baik perangkat keras maupun perangkat lunaknya. Kumpulan jaringan yang terinterkoneksi disebut internetwork atau internet. 2.2.1
Wireless Local Area Network Wireless Local Area Network (WLAN) adalah jaringan komputer yang
menggunakan frekuensi radio dan infrared sebagai media trasmisi data [5]. Proses komunikasi tanpa kabel ini dimulai dengan munculnya alat-alat berbasis gelombang radio seperti, walkie talkie, remote control, cordless phone dan perangkat radio lainnya. Hal ini menyebabkan adanya keinginan untuk menjadikan komputer sebagai barang yang mudah dibawa (mobile) dan mudah digabungkan dengan jaringan yang sudah ada. Akhirnya muncul pengembangan teknologi wireless untuk jaringan komputer. Jaringan nirkabel cocok untuk diterapkan di lokasi yang sukar atau tidak mungkin untuk memasang kabel jaringan. Untuk menerapkan jaringan nirkabel, PC harus dilengkapi dengan kartu wireless LAN, yang berfungsi untuk mengirim dan menerima sinyal radio dari PC ke PC lain dalam jaringan. 2.2.1.1 Wireless Distribution System Wireless
Distribution
wireless dikembangkan
System
menggunakan
(WDS)
beberapa
access
memungkinkan jaringan point
tanpa
harus
memerlukan backbone jaringan kabel untuk menghubungkan mereka, seperti cara tradisional [6]. Keuntungan yang bisa dilihat dari Wireless Distribution System dibanding solusi lainnya adalah bahwa dengan Wireless Distribution System, header MAC address dari paket traffic tidak berubah antar link access point. Tidak seperti pada proses encapsulation misalnya pada komunikasi antar router yang selalu menggunakan MAC address pada hop berikutnya. Suatu access point bisa menjadi sebuah station utama, relay, atau remote base station. Suatu base station utama pada umumnya dihubungkan dengan system
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
Ethernet. Base station relay merelay station-2 kepada base station utama atau relay station lainnya. Remote base station menerima koneksi dari client wireless dan melewatkannya ke main station atau ke relay station juga. Koneksi antar client menggunakan MAC address dibanding memberikan spesifikasi IP address. Semua base station dalam Wireless Distribution System (WDS) harus dikonfigurasi menggunakan channel radio yang sama, methoda enkripsi (tanpa enkripsi, WEP, atau WAP) dan juga kunci enkripsi yang sama. WDS bisa dikonfigurasi dengan menggunakan service set identifiers (SSID) yang berbeda sebagai identitas. Wireless Distribution System (WDS) juga mengharuskan setiap base station untuk bisa melewatkan kepada lainnya didalam system. Wireless Distribution System (WDS) bisa juga direferensikan sebagai mode repeater, karena WDS bisa tampak sebagai Bridge dan juga menerima wireless client pada saat bersamaan (tidak seperti system bridge tradisional). Tetapi perlu juga diperhatikan bahwa throughput dalam metoda ini adalah menjadi setengahnya untuk semua client yang terhubung secara wireless. Wireless Distribution System (WDS) bisa digunakan dalam dua jenis mode konekstivitas antar access point. 1. Wireless Bridging Komunikasi access point Wireless Distribution System hanya satu dengan lainnya (antar AP) dan tidak membolehkan wireless client lainnya atau Station (STA) untuk mengaksesnya. 2. Wireless repeater Access point berkomunikasi satu sama lain dan juga dengan wireless Station (STA). Ada dua kerugian dalam system Wireless Distribution System (WDS) ini: 1. Throughput efektif maksimum adalah terbagi dua setelah transmisi pertama (hop) dibuat. Misalkan, dalam kasus dua router dihubungkan system Wireless Distribution System (WDS), dan komunikasi terjadi antara satu komputer yang terhubung ke router A dengan sebuah laptop yang terhubung secara wireless dengan salah satu access point di router B, maka throughputnya adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
separuhnya, karena router B harus re-transmit informasi selama komunikasi antara dua belah sisi. Akan tetapi jika sebuah komputer dikoneksikan ke router A dan notebook di koneksi kan ke router B (tanpa melalui koneksi wireless), maka troughput tidak terbelah dua karena tidak ada re-transmit informasi. 2. Kunci enkripsi yang secara dinamis di berikan dan dirotasi biasanya tidak disupport dalam koneksi Wireless Distribution System (WDS). Ini berarti dynamic enkripsi WPA (Wi-Fi Protected Access) dan technology dynamic key lainnya dalam banyak kasus tidak dapat digunakan, walaupun WPA menggunakan pre-shared key adalah memungkinkan. Hal ini dikarenakan kurangnya standarisasi dalam issue ini, yang mungkin saja di selesaikan dengan standard 802.11s mendatang. Dengan Wireless Distribution System, infrastrucktur wireless tanpa harus membangun backbone kabel jaringan sebagai interkoneksi antar bridge. Wireless Distribution System fitur memungkinkan membuat jaringan 2 wireless yang besar dengan cara membuat link beberapa wireless access point dengan WDS Links. Wireless Distribution System normalnya digunakan untuk membangun jaringan yang besar dimana menarik kabel jaringan adalah tidak memungkinkan, alias mahal, terbatas, atau secara fisik tidak memungkinkan untuk ditarik. Gambar 2.1 adalah access point yang dihubungkan dengan WDS Link point to point.
Gambar 2.1 WDS Link point to point [6]. Gambar 2.2 adalah access point yang dihubungkan dengan WDS Link point to Multi Point.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
Gambar 2.2 WDS Link point to Multi Point [6]. 2.2.1.2 Standart 802.11a/b/g/n Pada tahun 1997, sebuah lembaga independen bernama IEEE membuat spesifikasi/standar WLAN pertama yang diberi kode 802.11 [2]. Peralatan yang sesuai standar 802.11 dapat bekerja pada frekuensi 2,4 GHz, dan kecepatan transfer data (throughput) teoritis maksimal 2 Mbps. Pada bulan Juli 1999, IEEE kembali mengeluarkan spesifikasi baru bernama 802.11b. Kecepatan transfer data teoritis maksimal yang dapat dicapai adalah 11 Mbps. Kecepatan transfer data sebesar ini sebanding dengan Ethernet tradisional (IEEE 802.3 10 Mbps atau 10 Base-T). Peralatan yang menggunakan standar 802.11b juga bekerja pada frekuensi 2,4 GHz. Salah satu kekurangan peralatan wireless yang bekerja pada frekuensi ini adalah kemungkinan terjadinya interferensi dengan cordless phone, microwave oven, atau peralatan lain yang menggunakan gelombang radio pada frekuensi sama. Pada saat hampir bersamaan, IEEE membuat spesifikasi 802.11a yang menggunakan teknik berbeda. Frekuensi yang digunakan 5 GHz, dan mendukung kecepatan transfer data teoritis maksimal sampai 54 Mbps. Gelombang radio yang dipancarkan oleh peralatan 802.11a relatif sukar menembus dinding atau penghalang lainnya. Jarak jangkau gelombang radio relatif lebih pendek dibandingkan 802.11b. Secara teknis, 802.11b tidak kompatibel dengan 802.11a. Namun saat ini cukup banyak pabrik hardware yang membuat peralatan yang mendukung kedua standar tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
Pada tahun 2002, IEEE membuat spesifikasi baru yang dapat menggabungkan kelebihan 802.11b dan 802.11a. Spesifikasi yang diberi kode 802.11g ini bekerja pada frekuensi 2,4 GHz dengan kecepatan transfer data teoritis maksimal 54 Mbps. Peralatan 802.11g kompatibel dengan 802.11b, sehingga dapat saling dipertukarkan. Misalkan saja sebuah komputer yang menggunakan kartu jaringan 802.11g dapat memanfaatkan access point 802.11b, dan sebaliknya. 2.2.1.3 Mode Jaringan WLAN Jaringan nirkabel dikonfigurasi ke dalam dua jenis jaringan, yaitu 1. Peer-to-Peer/Ad Hoc LAN Ad-Hoc merupakan mode jaringan WLAN yang sangat sederhana, karena pada ad-hoc ini tidak memerlukan access point agar host dapat saling berinteraksi [7]. Device ini dapat saling berhubungan berdasarkan nama Service Set Identifier (SSID). SSID adalah nama identitas komputer yang memiliki komponen nirkabel.
Gambar 2.3 Mode Ad Hoc [8]. 2. Jaringan Server Based/wireless Infrastructure Mode infrastruktur access point berfungsi untuk melayani komunikasi utama pada jaringan wireless [7]. Access point mentransmisikan data pada komputer dengan jangkauan tertentu pada suatu daerah. Penambahan dan pengaturan letak access point dapat memperluas jangkauan dari WLAN.
Gambar 2.4 Mode wireless Infrastructure [9].
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
2.3
Model Open System Interconnection Open System Interconnection (OSI) terdiri dari tujuh layer yang terpisah, tapi
saling berhubungan, setiap bagian mendefinisikan bagaimana informasi berjalan melalui jaringan [10]. Dalam arsitektur ber-layer komunikasi antara dua layer yang berhubungan menggunakan paket data yang disebut protocol data unit (PDU). Berikut penjelasan tiap-tiap layer dari OSI layer bawah ke atas: 1. Physical Layer Physical Layer mencakup interface fisik antara peralatan dan peraturan dimana setiap bit berpindah dari satu ke lainnya. Contoh: hub dan repeater. 2. Data link Layer Data link layer bertujuan untuk membuat physical link menjadi lebih reliable dan menyediakan suatu cara untuk mengaktivasi, menjaga, dan menonaktifkan suatu link. Service utama yang disediakan oleh layer data link terhadap layer di atasnya adalah suatu error detection dan control. Contoh: switch dan bridge. 3. Network Layer Network layer tersedia untuk transfer informasi antara end system pada suatu jaringan komunikasi. Pada layer ini sistem komputer berdialog dengan network untuk menjelaskan alamat tujuan dan untuk me-request beberapa fasilitas jaringan. Contoh: router. 4.
Transport Layer Transport Layer menyediakan suatu mekanisme untuk menukar data antara end system. Transport layer juga dapat digunakan untuk mengoptimasikan kegunaan dari service network dan menyediakan suatu kualitas permintaan dari layanan untuk entitas session. Contoh: Transmission Control Protocol (TCP), User Datagram Protocol (UDP).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
5. Session Layer Session Layer mengatur dialog antar jaringan. Tugas lain yang spesifik adalah penyelarasan
yang
dilakukan
saat
pengiriman
data.
Layer
ini
juga
mensinkronisasi dialog diantara dua host layer presentation dan mengatur pertukaran data. Contoh: OS dan penjadwalan suatu aplikasi. 6. Presentation layer Layer ini bertugas untuk mengubah kode/data yang dikirim oleh aplikasi pengirim menjadi format yang lebih universal. Di penerima, layer ini bertanggung jawab memformat kembali data ke data. Jika diperlukan pada layer ini dapat menterjemahkan beberapa data format yang berbeda, kompresi dan enkripsi. Contoh: JPEG, GIF, ASCII, EBCDIC. 7. Application layer Layer ini adalah layer yang paling dekat dengan user, layer ini menyediakan sebuah layanan jaringan kepada pengguna aplikasi. Layer ini berbeda dengan layer lainnya yang dapat menyediakan layanan kepada layer lain. Contoh: Telnet, HTTP, FTP, WWW browser, SMTP Gateway / mail client (outlook).
Gambar 2.5 Lapisan komunikasi data (OSI layer) dan TCP/IP [11]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
2.4
Model TCP/IP Arsitektur
protokol
Transmission
Control
Protocol/Internet
Protocol
(TCP/IP) merupakan hasil dari penelitian protokol dan pengembangan dilakukan pada jaringan percobaan packet-switched, ARPANET, yang didanai DARPA, dan secara umum ditujukan sebagai satu set protokol TCP/IP [10]. Set protokol ini terdiri atas sekumpulan besar protokol yang telah diajukan sebagai standard internet oleh Internet Architecture Board (IAB). Model TCP/IP terdiri atas lima layer, yaitu: 1. Physical Layer Physical layer meliputi antar muka fisik diantara alat transmisi data dan media transmisi atau jaringan, layer ini bekerja dengan menspesifikasi karakteristik dari media transmisi, dasar dari sinyal, kecepatan data, dan sebagainya. 2. Network access layer Meliputi pertukaran data antara end system (server, workstation, dan sebagainya) dan jaringan dimana sistem itu terhubung. Komputer yang mengirim harus menyediakan jaringan dengan alamat dari komputer yang dituju, agar jaringan dapat mengirimkan data pada alamat yang benar. 3. Internet layer Internet layer hampir sama dengan network access layer namun internet layer menggunakan protokol internet untuk menyediakan fungsi routing yang meliputi banyak jaringan. Protokol ini tidak hanya pada end system saja tetapi bekerja di router. 4. Host-tohost layer Layer ini disebut juga Transport layer berfungsi untuk menjamin agar data yang dikirim sampai ke alamat tujuan, dan data yang diterima sama dengan data yang dikirim.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
5. Application Layer Berisi logika yang dibutuhkan untuk mendukung berbagai aplikasi user, misalkan aplikasi untuk mengirim file, modul yang terpisah diperlukan secara khusus untuk aplikasi tersebut. 2.5
Parameter Performansi Jaringan Quality of Service Quality of Service (QoS) didefinisikan sebagai suatu pengukuran tentang
seberapa baik suatu jaringan dan merupakan suatu usaha untuk mendefinisikan karaktristik dan sifat dari suatu layanan [12]. QoS mengacu pada kemampuan suatu jaringan untuk menyediakan layanan yang lebih baik pada trafik jaringan tertentu dengan teknologi yang berbeda-beda. Tujuan dari QoS adalah untuk memenuhi layanan yang berbeda yang menggunakan infrastruktur yang sama. Kinerja jaringan dapat bervariasi akibat dari beberapa masalah, seperti halnya masalah bandwidth, delay, jitter, throughput, dan packet loss yang dapat membuat efek yang cukup besar bagi beberapa aplikasi. Sebagai contoh, komunikasi suara atau video streaming dapat membuat pengguna mengeluh ketika paket data yang dialirkan di atas bandwidth yang tidak cukup baik dengan delay yang tidak dapat diprediksi atau jitter yang berlebihan. Fitur QoS bisa digunakan untuk memprediksi bandwidth, jitter, dan delay dapat diprediksi. Beberapa alasan yang menyebabkan QoS penting adalah: 1. Memberikan prioritas terhadap aplikasi-aplikasi yang kritis. 2. Memaksimalkan penggunaan investasi jaringan. 3. Merespon perubahan aliran trafik yang ada di jaringan. 4. Meningkatkan performansi untuk aplikasi yang sensitif terhadap delay, seperti voice dan video. Terdapat banyak hal yang bisa terjadi pada paket ketika ditransmisikan dari asal sampai tujuan yang mengakibatkan masalah-masalah dilihat dari sudut pandang pengirim atau penerima, dan sering disebut dengan parameter-parameter QoS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
1. Throughput Throughput yaitu kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur dengan satuan bps (bit per second). Throughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sampai ke tujuan selama interval tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut. Ada juga yang disebut dengan goodput. Goodput merupakan kecepatan transfer yang berada antara aplikasi di pengirim ke aplikasi di penerima. Semakin besar nilai throughput, maka semakin baik kualitas jaringan tersebut. Jika tp adalah throughput, dz adalah ukuran data yang dikirim, dan t adalah waktu yang dibutuhkan, maka rumus untuk menentukan throughput jaringan komputer sebagai berikut: Throughput
dz …………………………………(2.1) t
2. Packet Loss Packet Loss merupakan parameter yang menunjukkan jumlah total paket yang hilang pada saat transmisi. Packet loss diukur dalam persen (%). Paket dapat hilang karena disebabkan oleh collision dan congestion pada jaringan. Jika terjadi congestion yang cukup lama, maka buffer akan penuh dan tidak bisa menampung data baru yang akan diterima, sehingga mengakibatkan paket selanjutnya hilang. Adapun tabel untuk menunjukkan persentase packet loss untuk jaringan, berdasarkan
standar
ITU-T
X.642
(rekomendasi
X.642
Telecommunication Union) adalah : Tabel 2.1 Persentase packet loss [12]. Kategori Degredasi
Packet Loss
Sangat bagus
0
Bagus
1-3%
Sedang
4-15%
Jelek
16-25%
Secara sistematis, packet loss dapat dihubungkan dengan cara:
International
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
Packet loss
Pd 100% …………………………..(2.2) Ps
dengan Pd adalah jumlah paket yang mengalami drop, dan Ps adalah jumlah paket yang dikirim. 3. Packet Drop Packet drop berkaitan dengan antrian pada link. Jika ada paket datang pada suatu antrian yang sudah penuh, maka paket akan didrop / dibuang sesuai dengan jenis antrian yang dipakai. 4. Delay (Latency) Delay adalah waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari asal sampai ke tujuan. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik, congestion atau juga waktu proses yang lama. Selain itu adanya antrian atau mengambil rute lain untuk menghindari kemacetan juga dapat mempengaruhi delay, oleh karena itu mekanisme antrian dan routing juga berperan. Adapun tabel untuk menunjukkan performa kategori delay untuk jaringan, berdasarkan standar ITU-T X.642 (rekomendasi X.642 International Telecommunication Union) adalah : Tabel 2.2 Standar delay [12] Kategori Delay
Besar Delay
Excellent
< 150 ms
Good
150 s/d 300 ms
Poor
300 s/d 450 ms
Unacceptable
> 450 ms
Secara sistematis, packet loss dapat dihubungkan dengan cara: Delay
L …………………………………….(2.3) R
dengan L adalah packet length (bit/s), dan R adalah link bandwith (bit/s).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
5. Jitter Jitter didefinisikan sebagai variasi delay dari sebuah paket yang berasal dari aliran data yang sama. Jitter yang tinggi artinya perbedaan waktu delay-nya besar, sedangkan jitter yang rendah artinya perbedaan waktu delay-nya kecil. Jitter dapat diakibatkan oleh variasi-variasi panjang antrian, waktu pengolahan data, dan juga dalam waktu penghimpunan ulang (reasembly) paket-paket di akhir perjalanan. 6. Reliability Realibility adalah karakteristik kehandalan sebuah aliran data dalam jaringan internet. Masing-masing program aplikasi memiliki kebutuhan realibility yang berbeda. Untuk proses pengiriman data, e-mail, dan pengaksesan internet jaringan internet harus dapat diandalkan dibandingkan dengan konferensi audio atau saluran telepon. 7. Bandwidth Bandwidth adalah lebar jalur yang dipakai untuk transmisi data atau kecepatan jaringan. Aplikasi yang berbeda membutuhkan bandwidth yang berbeda. Dalam beberapa aplikasi, kebutuhan akan parameter performa jaringan di atas berbeda-beda. Adapun tabel untuk menunjukkan perbedaan-perbedaan ini adalah: Tabel 2.3 Kebutuhan aplikasi terhadap parameter performa jaringan [12]. Aplication
Reliability
Delay
Jitter
Bandwidth
E-mail
High
Low
Low
Low
File transfer
High
Low
Low
Medium
Web Access
High
Medium
Low
Medium
Remote login
High
Medium
Medium
Low
Audio on demand
Low
Low
High
Medium
Video on demand
Low
Low
High
High
Telephony
Low
High
High
Low
Video conferencing
Low
High
High
High
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
2.6 Alat Pengukuran Proses pengukuran dalam Tugas Akhir ini akan menggunakan Software Axence Net Tool dan DU meter. 2.6.1
Software Axence Net Tool Software Axence Net Tool ini dibuat oleh Axence Software, Inc yang berfungsi
untuk memonitor performansi jaringan dengan cepat. Axence Net Tool berbasis grafik (GUI) sehingga dapat mudah dipahami. Terdapat berbagai macam menu yang dapat digunakan untuk mengukur performansi jaringan. 1. New Watch Menu ini menampilkan host yang dimonitor, response time dan paket yang dikirim maupun yang hilang. Terdapat juga grafik yang menunjukkan antara response time dan packet lost (%). 2. Win Tool Untuk mengidentifikasi informasi tentang perangkat/device yang dimiliki suatu host. 3. Local Info Menampilkan beberapa tabel informasi tentang konfigurasi jaringan seperti statistik TCP/UDP dan ICMP, IP address table, ARP table, IP routing table, dan informasi network adapter. 4. Net Stat Menampilkan daftar koneksi yang masuk dan koneksi yang keluar, dan informasi tentang port-port TCP/UDP. 5. Ping Melakukan pengecekan terhadap koneksi suatu host dengan proses ping. 6. Trace Menunjukkan rute koneksi dan informasi yang dilakukan suatu host. 7. Lookup Untuk mengetahui informasi tentang DNS (Domain Name Server).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
8. Bandwidth Untuk mengetahui berapa bandwidth yang ada dijaringan. 9. Net Check Untuk mengukur kualitas hardware yang ada di jaringan. 10. TCP/IP Workshop Untuk melakukan troubleshooting terhadap koneksi TCP dan UDP serta melakukan tes terhadap layanan yang berbeda. 11. Scan Host Melakukan scanning terhadap host yang berada di jaringan beserta port-port yang digunakan. 12. Scan Network Melakukan scanning terhadap jaringan untuk menemukan IP address, nama host, MAC, service, system dan response time. 13. SNMP Untuk melakukan pencarian informasi terhadap suatu host dengan memakai bantuan SNMP agent.
Gambar 2.6 Screenshoot software Axence Net Tool.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
2.6.2
DU Meter DU Meter merupakan sebuah software untuk mengukur kecepatan transfer
data aktual atau throughput sebuah jaringan. Tanda anak panah ke bawah dengan warna merah menunjukkan transfer rate karena aktivitas download, sedangkan tanda anak panah ke atas dengan warna hijau menunjukkan transfer rate karena aktivitas upload.
Gambar 2.7 Grafik pengukuran menggunakan DU Meter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III PERANCANGAN
3.1
Model Jaringan Sebagai salah satu contoh model jaringan yang dimiliki oleh Rumah Sakit
DIY, jaringan internet tersebut dihubungkan dari jaringan kantor provinsi kepatihan dan melalui Internet Service Provider Jogja Media Net (ISP JMN). Contoh model jaringan tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.1 sebagai berikut: Kantor Provinsi Kepatihan
RS. Grhasia
Jogja Media Net
5 Mbps
512 Kbps
WDS-1 AP – Nakula 192.168.96.21
PoE Master-WDS AP – Grhasia WAN 192.168.96.23
Switch
PoE WDS-2
Rawat inap
AP – IPSRS
Klinik Jiwa Server PoE Gudang
AP Ghrasia 3
Arimbi
Sadewa AP Ghrasia 1 Bima AP Ghrasia 2
Srikandi Gizi
Gambar 3.1 Topologi Jaringan Rumah Sakit Grhasia 24
WDS-3 AP – NAPZA 192.168.96.22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
Gambar 3.2 menunjukkan jaringan nirkabel yang dimiliki oleh RS. Grhasia DIY. Jaringan Wireless Distribution System (WDS) menghubungkan access point utama antar access point Nakula, access point IPSRS, dan access point NAPZA melalui jaringan nirkabel. WDS-1 AP – Nakula 192.168.96.21
m 32 ±1
5 Mbps
r ete
PoE
Switch Master-WDS AP – Grhasia WAN 192.168.1.23
512 Kbps
WDS-2 AP – IPSRS
PoE
± 63 m er et
WDS-3 AP – NAPZA
192.168.96.22 PoE
Gambar 3.2 Model Jaringan yang Dianalisis. Terdapat beberapa asumsi sebelum melakukan pengukuran terhadap kinerja jaringan seperti Gambar 3.2. Asumsi tersebut adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
1. Pengukuran yang dilakukan tidak mempertimbangkan kondisi internal yang ada dalam jaringan nirkabel WDS, misalnya gangguan pada media transmisi. 2. Pengukuran hanya dilakukan pada Rumah Sakit Grhasia DIY dari access point Ghrasia WAN, access point Nakula, dan access point NAPZA. Tidak melakukan pengukuran pada AP IPSRS, karena AP IPSRS masih dalam perencanaan pengembangan. 3. Besar bandwidth yang disediakan oleh kantor Provinsi Kepatihan 5 Mbps, dan besar bandwidth yang disediakan untuk jaringan WDS 512 Kbps. 4. Frekuensi perangkat access point yang digunakan adalah 2,4 GHz. 5. Paket yang akan dikirimkan ke server email yahoo.com sebesar 1 MB, 3 MB, 5 MB, 6 MB (berdasarkan dengan kebutuhan para staf RS. Grhasia DIY). 3.2
Peta Lokasi
3.2.1
Posisi WDS
Peta keseluruhan WDS yang ada di Rumah Sakit Grhasia dapat dilihat pada gambar 3.3 sebagai berikut:
Gambar 3.3 Peta lokasi posisi WDS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
3.2.2
Posisi User Gambar 3.4 menunjukkan posisi user/staf yang berada di jaringan WDS
Up
Master Grhasia-WAN.
Ruang Rekam Medis (CM)
Klinik Umum
Klinik Psikologi dan Alkukuntur
Ruang Kassa
Ruang Apotek
Ruang Klinik Gigi
Gedung Utama
Pendaftaran
Informasi
Gambar 3.4 Peta posisi user di WDS Master Grhasia-WAN. Gambar 3.5 menunjukkan posisi user/staf yang berada di jaringan WDS NAPZA.
Up
Gedung Napza
Gambar 3.5 Peta posisi user di WDS NAPZA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
Gambar 3.6 menunjukkan posisi user/staf yang berada di jaringan WDS NAKULA. Gedung Srikandi
Bangsal Pasien Jiwa Wanita
Gedung Nakula
Bangsal Pasien Jiwa Pria
Gambar 3.6 Peta posisi user di WDS NAKULA
3.2.3
Posisi Penguji
Gambar 3.7 menunjukkan posisi penguji yang berada di jaringan WDS Master Grhasia-WAN.
Gambar 3.7 Peta posisi penguji di WDS Master Grhasia-WAN.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
Gambar 3.8 menunjukkan posisi penguji yang berada di jaringan WDS NAPZA.
Gambar 3.8 Peta posisi penguji di WDS NAPZA Gambar 3.9 menunjukkan posisi penguji yang berada di jaringan WDS NAKULA.
Gambar 3.9 Peta posisi penguji di WDS NAKULA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
3.3
Pengolahan dan Analisis Data
3.3.1
Delay Pengukuran delay dilakukan dengan mengirim dan mengunduh file yang
disimpan pada server email yahoo.com dari client workstation sebagai client. Dari data hasil pengunduhan file tersebut, waktu yang dibutuhkan data dari server sampai pada client akan dapat diketahui. Delay akan dibandingkan dengan teori-teori yang ada. Dari hasil perbandingan tersebut, besarnya delay dapat diketahui apakah termasuk dalam kategori baik atau buruk. Jika termasuk dalam kategori buruk, maka penyebab dari perbedaan waktu atau besarnya delay pada setiap pengiriman paket akan dicari. 3.3.2
Throughput Pengukuran dilakukan tiap-tiap access point dengan melakukan mengirim file
dan mengunduh file dari server di internet dari client workstation melalui jaringan WDS nirkabel. Penggunaan DU Meter akan langsung memperlihatkan besarnya throughput. Besarnya throughput masuk dapat diketahui apakah masuk klasifikasi baik atau buruk. Dari hasil tersebut, penyebab throughput dan pengaruh besar paket yang dikirimkan terhadap besarnya throughput dapat dianalisis. 3.3.3
Packet Loss Dari hasil pengukuran, besarnya packet loss pada setiap pengiriman dan
pengunduhan data dari server dapat dilihat. Berdasarkan standar ITU-T X.642, standar persentase packet loss untuk jaringan adalah sebagai berikut: Sangat bagus (0%), Bagus (1% - 3% ), Sedang (4-15%), dan Jelek (16% - 25%) [12]. Berdasarkan standarisasi tersebut, packet loss saat pengiriman tersebut termasuk dapat diketahui apakah dalam ketegori sangat bagus, bagus, sedang ataupun jelek. 3.4
Rencana Kerja Rencana kerja yang digunakan dalam proses pengukuran adalah sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
1.
Pengukuran dilakukan dua kali, yaitu: a. Pada jam 09.00 – 12.00 dalam lima hari. Dilakukan pada saat traffic dalam keadaan normal. b. Pada jam 12.00 – 15.00 dalam lima hari. Dilakukan pada saat traffic dalam keadaan sibuk (berdasarkan survey dari karyawan).
2.
Penulis melakukan pengujian secara aktif di setiap access point dengan melakukan mengirim file dan mengunduh file.
3.
Melihat pada output alat pengukuran, saat melakukan mengirim file dan mengunduh
file,
pengukuran
packet
loss
akan
dilakukan
dengan
menggunakan Software Axence Net Tool dan pengukuran throughput akan dilakukan menggunakan DU meter. 4.
Analisa terhadap hasil pengukuran yang didapat pada jaringan nirkabel WDS di RS. Grhasia DIY.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
DATA DAN ANALISA KINERJA JARINGAN
4.1
Data Penelitian Hasil pengukuran yang didapat dari penelitian selama 4 bulan adalah data
mentah yang didapat dari Axence Net Tool dan DU meter. Data tersebut digunakan untuk menghitung besarnya delay, packet loss, dan throughput. Data mentah yang sudah didapat kemudian dihitung menggunakan persamaan pada bab 2. Packet loss didapatkan dari prosentase paket yang mengalami drop dengan paket yang dikirim. Hasil perhitungan parameter-parameter kinerja jaringan Wireless Distribution System (WDS) di Rumah Sakit Ghrasia DIY disajikan dalam tabel pada masing-masing kondisi berikut ini. 4.1.1
Data Kondisi Normal Data performansi jaringan pada kondisi normal diambil pada waktu jam kerja
yaitu pada pukul 09.00 sampai 12.00 secara realtime (survey). Pengguna jaringan saat kondisi normal pada setiap WDS berbeda-beda. Pengguna jaringan master WDS Grhasia WAN rata-rata 8 pengguna, WDS Nakula rata-rata 4 pengguna, dan WDS NAPZA rata-rata 6 pengguna. 4.1.2
Data Kondisi Sibuk Data performansi jaringan pada kondisi sibuk diambil pada waktu jam kerja
yaitu pada pukul 13.00 sampai 16.00 secara realtime (survey). Pengambilan data ini selama waktu transisi dari waktu akhir bulan Oktober sampai pertengahan bulan Januari. Pengguna jaringan saat kondisi sibuk pada master WDS Grahsia WAN ratarata 12 pengguna, WDS Nakula rata-rata 7 pengguna, dan WDS NAPZA rata-rata 9 pengguna. 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
4.2
Data dan Analisa Hasil Kinerja Jaringan
4.2.1
Kondisi Jaringan WDS Grhasia WAN Jaringan WDS Grhasia-WAN merupakan master jaringan wireless yang
terdapat di Rumah Sakit Grhasia. Router WDS Grhasia-WAN terletak di gedung utama yang bersebelahan dengan gedung IGD. 4.2.1.1 Throughput download Berdasarkan hasil pengukuran jarak 15 meter, 25 meter, dan 35 meter yang telah dilakukan, besarnya rata-rata throughput jaringan wireless distribution system di Rumah Sakit Grhasia pada saat pengujian download dapat digambarkan seperti Gambar 4.1. Jarak keseluruhan throughput yang dihasilkan pada jarak 15 meter lebih besar dari pada saat pengujian jaringan WDS Grhasia WAN pada jarak 25 meter dan 35 meter. Jarak yang semakin jauh menyebabkan luas cakupan signal menjadi lemah dan terbagi dengan jumlah pengguna yang lain, sehingga pengguna pada jarak yang jauh throughput menjadi kecil. Tabel 4.1 menunjukkan rata-rata data pengukuran throughput download file 1024 KB, 3072 KB, 5120 KB, dan 6144 KB yang dilakukan selama lima hari. Tabel 4.1 Rata-rata throughput download WDS Grhasia-WAN selama 5 hari (dalam Kbps) File (KB)
Normal
Sibuk
Normal
Sibuk
Normal
Sibuk
15m
15m
25m
25m
35m
35m
1024
423.9
271.72
347.9
160.76
96.04
88.04
3072
416.9
277.24
325.78
158.06
89.9
82.6
5120
354.14
283.74
321.12
156.16
94.66
80.04
6144
395.5
268.08
339.16
147.64
92.98
83.94
Dari ketiga jarak perbedaan antara keadaan sibuk terlihat throughput lebih kecil daripada keadaan normal. Tetapi dalam keadaan sibuk di jarak 35m pada file
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
yang berukuran 1024 KB, 3072 KB, 5120 KB, dan 6144 KB menunjukkan throughput yang hampir terlihat sama yaitu dibawah 90 kbps. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna jaringan tersebut dalam keadaan sibuk, sehingga besarnya throughput menjadi semakin kecil. Sesuai dengan teori, semakin besar throughput, semakin baik kualitas jaringan tersebut. Kepadatan pada jam sibuk membuat kualitas throughput lebih jelek daripada jam normal. Dari ketiga jarak selama 5 hari cenderung terlihat stabil karena throughput waktu sibuk selalu di bawah waktu normal. Jadi kualitas jaringan waktu normal lebih baik daripada waktu sibuk.
Gambar 4.1 Grafik rata-rata throughput download WDS Grhasia-WAN
4.2.1.2 Throughput Upload Tabel 4.2 menunjukkan data yang didapat selama lima hari berupa rata-rata dari throughput upload WDS Grhasia-WAN berdasarkan ukuran file di ketiga jarak. Throughput upload berdasarkan jarak juga dapat digambarkan dalam grafik pada Gambar 4.2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
Tabel 4.2 Rata-rata Throughput upload WDS Grhasia-WAN selama 5 hari (dalam Kbps) File (KB)
Normal
Sibuk
Normal
Sibuk
Normal
Sibuk
15m
15m
25m
25m
35m
35m
1024
242.78
152.28
105.36
100.48
67.6
45.66
3072
224.48
144.6
122.54
106.88
73.6
55.54
5120
213.02
148.52
124.76
107.82
71.8
59.16
6144
221.86
141.28
111.42
100.34
74.76
54.48
Gambar 4.2 Grafik rata-rata throughput upload WDS Grhasia-WAN
Gambar 4.2 menunjukkan throughput upload pada ketiga jarak dalam keadaan sibuk dan normal selama lima hari. Pada 15m throughput pada keadaan normal selalu lebih besar daripada keadaan sibuk, jadi semakin besar throughput, kualitas jaringan semakin baik. Sebagai contoh file dengan ukuran 6144 KB pada jarak 15m sebesar 221.86 Kbps pada saat kondisi normal dan 141.28 Kbps pada saat kondisi sibuk. Jika mengacu pada BAB 2 sesuai dengan teori throughput yaitu semakin besar throughtput pada sebuah jaringan semakin baik juga kualitas jaringannya. Throughput upload dari ketiga jarak memiliki tingkat yang hampir sama ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
keadaan normal dan pada keadaan sibuk throughput di ketiga jarak dalam kondisi yang sama. Throughput upload saat kondisi normal lebih tinggi daripada kondisi sibuk. Hal ini terjadi karena lalu lintas traffic pada kondisi sibuk lebih tinggi sehingga throughput menjadi lebih kecil. Kondisi ini mengindikasikan saat kondisi jaringan sibuk mempunyai beban jaringan yang cukup besar.
4.2.1.3 Delay Download Tabel 4.3 menunjukkan data berupa rata-rata dari delay (latency) download berdasarkan jarak. Gambar 4.3 menunjukkan delay download berdasarkan jarak dengan ukuran file 1024 KB, 3072 KB, 5120 KB, dan 6144 KB. Tabel 4.3 Rata-rata Delay Download WDS Grhasia-WAN selama 5 hari (dalam ms/KB) File
Normal
Sibuk
Normal
Sibuk
Normal
Sibuk
(KB)
15m
15m
25m
25m
35m
35m
1024
32.94
58
87.84
107.4
166.28
184.9
(good)
(good)
172.79
191.74
(good)
(good)
179.08
201.38
(good)
(good)
186.24
210.27
(good)
(good)
(excellent) (excellent) (excellent) (excellent) 3072
38.01
72.46
92.37
113.13
(excellent) (excellent) (excellent) (excellent) 5120
41.25
78.54
98.98
121.42
(excellent) (excellent) (excellent) (excellent) 6144
60.5
84.72
103.5
130.88
(excellent) (excellent) (excellent) (excellent)
Sesuai dengan standar ITU-T X.642 delay (latency) download pada jarak 15m dan 25m saat kondisi normal maupun sibuk termasuk dalam kategori excellent,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
sedangkan pada jarak 35m termasuk dalam kategori good. Semakin jauh jaraknya, maka delay (latency) download juga semakin besar. Delay download WDS Grhasia-WAN saat kondisi sibuk lebih besar dari pada saat kondisi normal pada semua ukuran file. Hal ini terjadi karena lalu lintas traffic jaringan pada saat kondisi sibuk lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi normal. Hal ini sesuai dengan teori yang sudah ada di bab 2, yaitu semakin besar beban trafik di dalam jaringan akan menyebabkan semakin besar pula peluang terjadinya congestion, sehingga nilai delay akan semakin besar.
Gambar 4.3 Grafik rata-rata delay download WDS Grhasia-WAN
4.2.1.4 Delay Upload Tabel 4.4 menunjukkan data berupa rata-rata dari delay (latency) upload selama 5 hari. Gambar 4.4 menunjukkan delay upload berdasarkan jarak dengan ukuran file 1024 KB, 3072 KB, 5120 KB, dan 6144 KB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
Tabel 4.4 Rata-rata Delay Upload WDS Grhasia-WAN selama 5 hari (dalam ms/KB) File
Normal
Sibuk
Normal
Sibuk
Normal
Sibuk
(KB)
15m
15m
25m
25m
35m
35m
1024
94.8
110.6
126.64
144.86
172.56
194.3
(good)
(good)
159.71
184.51
217.63
(good)
(good)
(good)
171.29
203.09
230.43
(good)
(good)
(good)
186.36
217.27
249.57
(good)
(good)
(good)
(excellent) (excellent) (excellent) (excellent) 3072
107.18
123.99
134.69
(excellent) (excellent) (excellent) 5120
119.8
135.13
145.49
(excellent) (excellent) (excellent) 6144
130.06
146.95
157.9
(excellent) (excellent) (excellent)
Sesuai dengan standar ITU-T X.642 delay (latency) upload pada jarak 15m dan 25m saat kondisi normal maupun sibuk termasuk dalam kategori excellent. Perubahan delay upload pada jarak 25m dimulai dari file yang berukuran 3072 KB saat kondisi sibuk. Sedangkan pada jarak 35m termasuk dalam kategori good. Semakin jauh jaraknya, maka delay (latency) upload juga semakin besar. Delay upload WDS Grhasia-WAN saat kondisi sibuk lebih besar dari pada saat kondisi normal pada semua ukuran file. Hal ini terjadi karena lalu lintas traffic jaringan pada saat kondisi sibuk lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi normal. Hal ini sesuai dengan teori yang sudah ada di bab 2, yaitu semakin besar beban trafik di dalam jaringan akan menyebabkan semakin besar pula peluang terjadinya congestion, sehingga nilai delay akan semakin besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
Gambar 4.4 Grafik rata-rata delay upload WDS Grhasia-WAN
4.2.1.5 Packet Loss Download Tabel 4.5 menunjukkan data pengukuran rata-rata packet loss download selama 5 hari. Gambar 4.5 menunjukkan grafik rata-rata pengukuran packet loss selama 5 hari berdasarkan jarak dengan ukuran file 1024 KB, 3072 KB, 5120 KB, 6144 KB. Tabel 4.5 Rata-rata Packet Loss Download WDS Grhasia-WAN selama 5 hari (dalam %) File (KB)
Normal
Sibuk
Normal
Sibuk
Normal
Sibuk
15m
15m
25m
25m
35m
35m
1024
0
0
0
0
0
0
3072
0
0
0
0
0
0
5120
0
0
0
0
0
0
6144
0
0
0
0.2
0
0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
Kinerja packet loss pada Gambar 4.5 menunjukkan perbedaan packet loss download pada 3 jarak jaringan WDS Grhasia-WAN. Besar packet loss dalam kondisi normal di masing-masing jarak dalam kategori sangat bagus sesuai dengan standar ITU-T X.642 yaitu kurang dari 1%. Ukuran file 6 MB pada jarak 25m dalam kondisi sibuk, besar packet loss masuk dalam kategori sangat bagus karena kurang dari 1%.
Gambar 4.5 Grafik rata-rata packet loss download WDS Grhasia-WAN
4.2.1.6 Packet Loss Upload Tabel 4.6 menunjukkan data pengukuran rata-rata packet loss upload selama 5 hari. Gambar 4.6 menunjukkan grafik rata-rata pengukuran packet loss selama 5 hari berdasarkan berdasarkan jarak dengan ukuran file 1024 KB, 3072 KB, 5120 KB, 6144 KB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
Tabel 4.6 Rata-rata Packet Loss Upload WDS Grhasia-WAN selama 5 hari (dalam %) File (KB)
Normal
Sibuk
Normal
Sibuk
Normal
Sibuk
15m
15m
25m
25m
35m
35m
1024
0
0
0
0
0
0
3072
0
0
0
0
0
0.2
5120
0
0
0
0
0
0.8
6144
0
0
0
0.4
0.4
0.8
Kinerja packet loss pada Gambar 4.6 menunjukkan perbedaan packet loss upload pada ketiga jarak WDS Grhasia-WAN. Keseluruhan besar packet loss upload dalam kondisi normal di masing-masing jarak dalam kategori sangat bagus sesuai dengan standar ITU-T X.642 yaitu kurang dari 1%. Trendline packet loss menunjukkan semakin besar ukuran file yang diupload, maka grafik packet loss semakin naik. Hal ini menggambarkan bahwa jarak yang semakin jauh, maka cakupan luas signal semakin kecil, akan mudah terkena interferensi sehingga paket data yang dikirim menjadi hilang.
Gambar 4.6 Grafik rata-rata packet loss upload WDS Grhasia-WAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
4.2.2
Kondisi Jaringan WDS NAKULA Jaringan wireless distribution system NAKULA merupakan jaringan wireless
yang terhubung dengan master WDS Grhasia-WAN dengan jarak ± 132 meter. WDS NAKULA terletak di gedung belakang yang bersebelahan dengan gedung SRIKANDI.
4.2.2.1 Throughput Download Tabel 4.7 menunjukkan data pengukuran rata-rata throughput download selama 5 hari. Throughput selama 5 hari dapat digambarkan pada gambar 4.7 berdasarkan jarak dengan ukuran file yang diunduh. Jarak keseluruhan throughput yang dihasilkan pada jarak 15 meter lebih besar daripada saat pengujian jaringan WDS NAKULA pada jarak 25 meter dan 35 meter. Jarak yang semakin jauh menyebabkan luas cakupan signal menjadi lemah dan terbagi dengan jumlah pengguna yang lain, sehingga pengguna pada jarak yang jauh throughput menjadi kecil. Tabel 4.7 Data Pengukuran Rata-rata Throughput Download WDS NAKULA selama 5 hari (dalam Kbps) File (KB)
Normal
Sibuk
Normal
Sibuk
Normal
Sibuk
15m
15m
25m
25m
35m
35m
1024
387.96
264.92
339.62
205.32
88.2
69.42
3072
417.82
245.14
359.18
226.26
84.92
72.2
5120
377.08
278.66
317.44
241.7
76.96
74.96
6144
367.58
234.74
348.42
183.38
92.06
81.18
Dari ketiga jarak perbedaan antara keadaan sibuk terlihat throughput lebih kecil daripada keadaan normal. Tetapi dalam keadaan sibuk di jarak 35m pada file yang berukuran 1024 KB, 3072 KB, 5120 KB, dan 6144 KB menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
throughput yang hampir terlihat sama yaitu dibawah 100 kbps. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna jaringan tersebut dalam keadaan sibuk, sehingga besarnya throughput menjadi semakin kecil. Sesuai dengan teori, semakin besar throughput, semakin baik kualitas jaringan tersebut. Kepadatan pada jam sibuk membuat kualitas throughput download lebih jelek daripada jam normal. Dari ketiga jarak selama 5 hari cenderung terlihat stabil karena throughput waktu sibuk selalu di bawah waktu normal. Jadi kualitas jaringan WDS NAKULA waktu normal lebih baik daripada waktu sibuk.
Gambar 4.7 Grafik rata-rata throughput download WDS NAKULA
4.2.2.2 Throughput Upload Tabel 4.8 menunjukkan data yang didapat selama lima hari berupa rata-rata dari throughput upload WDS NAKULA berdasarkan ukuran file di ketiga jarak. Gambar 4.8 menunjukan grafik rata-rata pengukuran throughput berdasarkan jarak dengan ukuran file 1024 KB, 3072 KB, 5120 KB, dan 6144 KB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
Tabel 4.8 Rata-rata Throughput Upload WDS NAKULA selama 5 hari (dalam Kbps) File (KB)
Normal
Sibuk
Normal
Sibuk
Normal
Sibuk
15m
15m
25m
25m
35m
35m
1024
238.64
169.72
172.26
122.7
81.48
62.34
3072
235.5
160.54
156.36
117.32
77.66
60.56
5120
259.38
147.08
167.08
106.36
73.4
52.88
6144
229.58
141.86
164.8
99.34
70.42
47.66
Gambar 4.8 Grafik rata-rata throughput Upload WDS NAKULA
Gambar 4.8 menunjukkan throughput upload pada ketiga jarak dalam keadaan sibuk dan normal selama lima hari. Pada jarak 15m throughput pada keadaan normal selalu lebih besar daripada keadaan sibuk, jadi semakin besar throughput, kualitas jaringan semakin baik. Sebagai contoh file dengan ukuran 5120 KB pada jarak 15m sebesar 259.38 Kbps pada saat kondisi normal dan 147.08 Kbps pada saat kondisi sibuk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
Jika mengacu pada BAB 2 sesuai dengan teori throughput yaitu semakin besar throughtput pada sebuah jaringan semakin baik juga kualitas jaringannya. Throughput upload dari ketiga jarak memiliki tingkat yang hampir sama ketika keadaan normal dan pada keadaan sibuk throughput di ketiga jarak dalam kondisi yang sama. Throughput upload saat kondisi normal lebih tinggi daripada kondisi sibuk. Hal ini terjadi karena lalu lintas traffic pada kondisi sibuk lebih tinggi sehingga throughput menjadi lebih kecil. Kondisi ini mengindikasikan saat kondisi jaringan sibuk mempunyai beban jaringan yang cukup besar.
4.2.2.3 Delay Download Tabel 4.9 menunjukkan data berupa rata-rata dari delay (latency) download berdasarkan jarak. Gambar 4.9 menunjukkan delay download berdasarkan jarak dengan ukuran file 1024 KB, 3072 KB, 5120 KB, dan 6144 KB. Tabel 4.9 Rata-rata Delay Download WDS NAKULA selama 5 hari (dalam ms/KB) File
Normal
Sibuk
Normal
Sibuk
Normal
Sibuk
(KB)
15m
15m
25m
25m
35m
35m
1024
43.88
72.38
117.9
137.94
181.02
204.9
(good)
(good)
197.14
218.33
(good)
(good)
152.86
206.68
232.96
(good)
(good)
(good)
163.4
213.06
238.71
(good)
(good)
(good)
(excellent) (excellent) (excellent) (excellent) 3072
54.31
88.11
125.08
149.47
(excellent) (excellent) (excellent) (excellent) 5120
65.1
100.04
132.59
(excellent) (excellent) (excellent) 6144
79.25
106.43
143.38
(excellent) (excellent) (excellent)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
Sesuai dengan standar ITU-T X.642 delay (latency) download pada jarak 15m saat kondisi normal maupun sibuk dan 25m saat kondisi normal termasuk dalam kategori excellent. Perubahan delay download pada jarak 25m dimulai dari file yang berukuran 5120 KB saat kondisi sibuk, termasuk dalam kategori good. Sedangkan pada jarak 35m termasuk dalam kategori good. Semakin jauh jaraknya, maka delay (latency) upload juga semakin besar. Delay download WDS NAKULA saat kondisi sibuk lebih besar dari pada saat kondisi normal pada semua ukuran file. Hal ini terjadi karena lalu lintas traffic jaringan pada saat kondisi sibuk lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi normal. Hal ini sesuai dengan teori yang sudah ada di bab 2, yaitu semakin besar beban trafik di dalam jaringan akan menyebabkan semakin besar pula peluang terjadinya congestion, sehingga nilai delay akan semakin besar.
Gambar 4.9 Grafik rata-rata delay download WDS NAKULA
4.2.2.4 Delay Upload Tabel 4.10 menunjukkan data berupa rata-rata dari delay (latency) download berdasarkan jarak. Gambar 4.10 menunjukkan delay download berdasarkan jarak dengan ukuran file 1024 KB, 3072 KB, 5120 KB, dan 6144 KB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
Tabel 4.10 Rata-rata Delay Upload WDS NAKULA selama 5 hari (dalam ms/KB) File (KB)
1024
Normal
Sibuk
Normal
Sibuk
Normal
Sibuk
15m
15m
25m
25m
35m
35m
107.42
130.34
159.44
183.06
206.54
223.5
(good)
(good)
(good)
(good)
172.07
195.13
219.89
237.27
(good)
(good)
(good)
(good)
(excellent) (excellent) 3072
119.39
142.58
(excellent) (excellent) 5120
6144
126.95
157.24
181.19
213.45
233.24
253.82
(excellent)
(good)
(good)
(good)
(good)
(good)
138.93
173.34
198.75
232.61
246.52
277.93
(excellent)
(good)
(good)
(good)
(good)
(good)
Gambar 4.10 Grafik rata-rata delay upload NAKULA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
Sesuai dengan standar ITU-T X.642 delay (latency) upload pada jarak 15m dan 25m saat kondisi normal maupun sibuk termasuk dalam kategori excellent. Perubahan delay upload pada jarak 25m dimulai dari file yang berukuran 3072 KB saat kondisi sibuk. Sedangkan pada jarak 35m termasuk dalam kategori good. Semakin jauh jaraknya, maka delay (latency) upload juga semakin besar. Delay upload WDS NAKULA saat kondisi sibuk lebih besar dari pada saat kondisi normal pada semua ukuran file. Hal ini terjadi karena lalu lintas traffic jaringan pada saat kondisi sibuk lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi normal. Hal ini sesuai dengan teori yang sudah ada di bab 2, yaitu semakin besar beban trafik di dalam jaringan akan menyebabkan semakin besar pula peluang terjadinya congestion, sehingga nilai delay akan semakin besar.
4.2.2.5 Packet Loss Download Tabel 4.11 menunjukkan data pengukuran rata-rata packet loss download selama 5 hari. Gambar 4.11 menunjukkan grafik rata-rata pengukuran packet loss selama 5 hari berdasarkan jarak dengan ukuran file 1024 KB, 3072 KB, 5120 KB, 6144 KB. Tabel 4.11 Rata-rata Packet Loss Download WDS NAKULA Selama 5 hari (dalam %) File (KB)
Normal
Sibuk
Normal
Sibuk
Normal
Sibuk
15m
15m
25m
25m
35m
35m
1024
0
0
0
0.2
0
0
3072
0
0
0
0
0
0
5120
0
0
0
0.2
0
0.6
6144
0
0
0
0.4
0.4
0.8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
Kinerja packet loss pada Gambar 4.11 menunjukkan perbedaan packet loss download pada 3 jarak jaringan WDS NAKULA. Besar packet loss dalam kondisi normal di masing-masing jarak dalam kategori sangat bagus sesuai dengan standar ITU-T X.642 yaitu kurang dari 1%. Ukuran file 6 MB pada jarak 25m dalam kondisi sibuk, besar packet loss masuk dalam kategori sangat bagus karena kurang dari 1%.
Gambar 4.11 Grafik rata-rata packet loss download WDS NAKULA
4.2.2.6 Packet Loss Upload Tabel 4.12 menunjukkan data pengukuran rata-rata packet loss upload selama 5 hari. Gambar 4.12 menunjukkan grafik rata-rata pengukuran packet loss selama 5 hari berdasarkan ukuran file yang diupload.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
Tabel 4.12 Rata-rata Packet Loss Upload WDS NAKULA selama 5 hari (dalam %) File (KB)
Normal
Sibuk
Normal
Sibuk
Normal
Sibuk
15m
15m
25m
25m
35m
35m
1024
0
0
0
0.2
0
0.4
3072
0
0
0
0
0
0.6
5120
0
0
0
0.2
0.2
0.8
6144
0
0.2
0
0.4
0.4
1
Gambar 4.12 Grafik rata-rata packet loss upload WDS NAKULA
Kinerja packet loss pada Gambar 4.12 menunjukkan perbedaan packet loss upload pada ketiga jarak WDS NAKULA. Keseluruhan besar packet loss upload dalam kondisi normal pada jarak 15m, 25m saat kondisi normal maupun sibuk, dan jarak 35m saat kondisi normal termasuk dalam kategori sangat bagus, sesuai dengan standar ITU-T X.642 yaitu kurang dari 1%. Pada jarak 35m saat kondisi sibuk dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
ukuran file 6144 KB, termasuk dalam kategori bagus karena antara 1 s/d 3%. Hal ini menggambarkan bahwa jarak yang semakin jauh, maka cakupan luas signal semakin kecil, akan mudah terkena interferensi sehingga paket data yang dikirim menjadi hilang.
4.2.3
Kondisi Jaringan WDS Grhasia NAPZA Jaringan wireless distribution system NAPZA merupakan jaringan wireless
yang terhubung dengan master WDS Grhasia-WAN dengan jarak ± 63 meter. WDS NAPZA terletak sebelah kiri dari gedung utama.
4.2.3.1 Throughput Download Tabel 4.13 menunjukkan data pengukuran rata-rata throughput download selama 5 hari. Throughput selama 5 hari dapat digambarkan pada gambar 4.13 berdasarkan jarak dengan ukuran file yang diunduh. Jarak keseluruhan throughput yang dihasilkan pada jarak 15 meter lebih besar daripada saat pengujian jaringan WDS NAPZA pada jarak 25 meter dan 35 meter. Jarak yang semakin jauh menyebabkan luas cakupan signal menjadi lemah dan terbagi dengan jumlah pengguna yang lain, sehingga pengguna pada jarak yang jauh throughput menjadi kecil. Tabel 4.13 Rata-rata Throughput Download WDS NAPZA Selama 5 hari (dalam Kbps) File (KB)
Normal
Sibuk
Normal
Sibuk
Normal
Sibuk
15m
15m
25m
25m
35m
35m
1024
357.76
265.08
275.14
221.16
96.04
86.38
3072
335.56
238.14
267.92
207.18
94.38
83.76
5120
345.52
220.38
290.26
208.42
92.54
82.82
6144
343.02
264.98
264.46
196.38
89.34
79.68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
Dari ketiga jarak perbedaan antara keadaan sibuk terlihat throughput lebih kecil daripada keadaan normal. Tetapi dalam keadaan sibuk di jarak 35m pada file yang berukuran 1024 KB, 3072 KB, 5120 KB, dan 6144 KB menunjukkan throughput yang hampir terlihat sama yaitu dibawah 100 kbps. Hal ini terjadi karena lalu lintas traffic pada kondisi sibuk lebih tinggi sehingga throughput menjadi lebih kecil. Sesuai dengan teori, semakin besar throughput, semakin baik kualitas jaringan tersebut. Kepadatan pada jam sibuk membuat kualitas throughput download lebih jelek daripada jam normal. Dari ketiga jarak selama 5 hari cenderung terlihat stabil karena throughput waktu sibuk selalu di bawah waktu normal. Jadi kualitas jaringan WDS NAPZA waktu normal lebih baik daripada waktu sibuk.
Gambar 4.13 Grafik rata-rata throughput download WDS NAPZA
4.2.3.2 Throughput Upload Tabel 4.14 menunjukkan data yang didapat selama lima hari berupa rata-rata dari throughput upload WDS NAKULA berdasarkan ukuran file di ketiga jarak. Gambar 4.14 menunjukan grafik rata-rata pengukuran throughput upload berdasarkan jarak dengan ukuran file diunggah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
Tabel 4.14 Rata-rata Throughput Upload WDS NAPZA Selama 5 hari (Kbps) File (KB)
Normal
Sibuk
Normal
Sibuk
Normal
Sibuk
15m
15m
25m
25m
35m
35m
1024
231.42
154.66
163.64
117.88
49.26
40.82
3072
253.56
151.68
144.86
111.94
55.24
53.4
5120
251.96
146.3
154.26
110.38
65.42
44.96
6144
245.16
156.06
143.06
113.82
58.44
30.44
Gambar 4.14 Grafik rata-rata throughput upload WDS NAPZA
Gambar 4.14 menunjukkan throughput upload pada ketiga jarak dalam keadaan sibuk dan normal selama lima hari. Pada jarak 15m throughput pada keadaan normal selalu lebih besar daripada keadaan sibuk, jadi semakin besar throughput, kualitas jaringan semakin baik. Sebagai contoh file dengan ukuran 6144 KB pada jarak 15m sebesar 245.16 Kbps pada saat kondisi normal dan 156.06 Kbps pada saat kondisi sibuk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
Jika mengacu pada BAB 2 sesuai dengan teori throughput yaitu semakin besar throughtput pada sebuah jaringan semakin baik juga kualitas jaringannya. Throughput upload dari ketiga jarak memiliki tingkat yang hampir sama ketika keadaan normal dan pada keadaan sibuk throughput di ketiga jarak dalam kondisi yang sama. Throughput upload saat kondisi normal lebih tinggi daripada kondisi sibuk. Hal ini terjadi karena lalu lintas traffic pada kondisi sibuk lebih tinggi sehingga throughput menjadi lebih kecil. Kondisi ini mengindikasikan saat kondisi jaringan sibuk mempunyai beban jaringan yang cukup besar.
4.2.3.3 Delay Download Tabel 4.15 menunjukkan data berupa rata-rata dari delay (latency) download berdasarkan jarak. Gambar 4.15 menunjukkan delay download berdasarkan jarak dengan ukuran file 1024 KB, 3072 KB, 5120 KB, dan 6144 KB. Tabel 4.15 Rata-rata Delay download WDS NAPZA selama 5 hari (dalam ms/KB) File
Normal
Sibuk
Normal
Sibuk
Normal
Sibuk
(KB)
15m
15m
25m
25m
35m
35m
1024
40.8
62.56
125.36
140.5
184.04
202.8
(good)
(good)
150.6
195.3
218.59
(good)
(good)
(good)
159.5
202.81
230.02
(good)
(good)
(good)
165.62
216.4
242.29
(good)
(good)
(good)
(excellent) (excellent) (excellent) (excellent) 3072
49.43
75.92
136.71
(excellent) (excellent) (excellent) 5120
63.07
87.78
139.03
(excellent) (excellent) (excellent) 6144
76.15
99.63
141.79
(excellent) (excellent) (excellent)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
Sesuai dengan standar ITU-T X.642 delay (latency) download pada jarak 15m saat kondisi normal maupun sibuk dan 25m saat kondisi normal termasuk dalam kategori excellent yaitu kuran dari 150ms. Perubahan delay download pada jarak 25m dimulai dari file yang berukuran 3072 KB saat kondisi sibuk, termasuk dalam kategori good yaitu antara 150 s/d 300ms. Sedangkan pada jarak 35m termasuk dalam kategori good. Semakin jauh jaraknya, maka delay (latency) upload juga semakin besar. Delay download WDS NAPZA saat kondisi sibuk lebih besar dari pada saat kondisi normal pada semua ukuran file. Hal ini terjadi karena lalu lintas traffic jaringan pada saat kondisi sibuk lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi normal. Hal ini sesuai dengan teori yang sudah ada di bab 2, yaitu semakin besar beban trafik di dalam jaringan akan menyebabkan semakin besar pula peluang terjadinya congestion, sehingga nilai delay akan semakin besar.
Gambar 4.15 Grafik rata-rata delay download WDS NAPZA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
4.2.3.4 Delay Upload Tabel 4.16 menunjukkan data berupa rata-rata dari delay (latency) download berdasarkan jarak. Gambar 4.16 menunjukkan delay download berdasarkan jarak dengan ukuran file 1024 KB, 3072 KB, 5120 KB, dan 6144 KB. Tabel 4.16 Rata-rata Delay Upload WDS NAPZA Selama 5 hari (dalam ms/KB) File (KB)
1024
Normal
Sibuk
Normal
Sibuk
Normal
Sibuk
15m
15m
25m
25m
35m
35m
113.88
132.76
161.84
188.72
210.66
229.59
(good)
(good)
(good)
(good)
174.31
201.77
222.42
242.52
(good)
(good)
(good)
(good)
(excellent) (excellent) 3072
122.89
143.7
(excellent) (excellent) 5120
6144
134.08
157.9
191.73
218.16
235.74
259.14
(excellent)
(good)
(good)
(good)
(good)
(good)
147.94
169.65
207.41
236.35
243.94
282.24
(excellent)
(good)
(good)
(good)
(good)
(good)
Sesuai dengan standar ITU-T X.642 delay (latency) upload pada jarak 15m dan 25m saat kondisi normal maupun sibuk termasuk dalam kategori excellent. Perubahan delay upload pada jarak 25m dimulai dari file yang berukuran 3072 KB saat kondisi sibuk. Sedangkan pada jarak 35m termasuk dalam kategori good. Semakin jauh jaraknya, maka delay (latency) upload juga semakin besar. Delay upload WDS NAPZA saat kondisi sibuk lebih besar dari pada saat kondisi normal pada semua ukuran file. Hal ini terjadi karena lalu lintas traffic jaringan pada saat kondisi sibuk lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi normal. Hal ini sesuai dengan teori yang sudah ada di bab 2, yaitu semakin besar beban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
trafik di dalam jaringan akan menyebabkan semakin besar pula peluang terjadinya congestion, sehingga nilai delay akan semakin besar.
Gambar 4.16 Grafik rata-rata delay upload WDS NAPZA
4.2.3.5 Packet Loss Download Tabel 4.17 menunjukkan data pengukuran rata-rata packet loss download selama 5 hari. Gambar 4.17 menunjukkan grafik rata-rata pengukuran packet loss selama 5 hari berdasarkan jarak dengan ukuran file 1024 KB, 3072 KB, 5120 KB, 6144 KB. Tabel 4.17 Rata-rata Packet Loss Download WDS NAPZA selama 5 hari (dalam %) File (KB)
Normal
Sibuk
Normal
Sibuk
Normal
Sibuk
15m
15m
25m
25m
35m
35m
1024
0
0
0
0
0
0.2
3072
0
0
0
0
0
0
5120
0
0
0
0.2
0
0.2
6144
0
0
0
0.4
0.2
0.8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
Kinerja packet loss download pada Gambar 4.17 menunjukkan perbedaan packet loss download pada 3 jarak jaringan WDS NAPZA. Keseluruhan besar packet loss download dalam kondisi normal maupun sibuk pada jarak 15m, 25m, dan 35m dalam kategori sangat bagus sesuai dengan standar ITU-T X.642 yaitu kurang dari 1%. Hal ini menggambarkan bahwa jarak yang semakin jauh, maka cakupan luas signal semakin kecil, akan mudah terkena interferensi sehingga sebagian paket data yang dikirim menjadi hilang.
Gambar 4.17 Grafik rata-rata packet loss download WDS NAPZA
4.2.3.6 Packet Loss Upload Tabel 4.18 menunjukkan data pengukuran rata-rata packet loss upload WDS NAPZA selama 5 hari. Gambar 4.18 menunjukkan grafik rata-rata pengukuran packet loss selama 5 hari berdasarkan ukuran file 1024 KB, 3072 KB, 5120 KB, dan 6144 KB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
Tabel 4.18 Rata-rata Packet Loss Upload WDS NAPZA Selama 5 hari (dalam %) File (KB)
Normal
Sibuk
Normal
Sibuk
Normal
Sibuk
15m
15m
25m
25m
35m
35m
1024
0
0
0
0
0
0.6
3072
0
0
0
0
0
0.6
5120
0
0
0
0
0.2
0.8
6144
0
0
0
0.4
0.6
1
Gambar 4.18 Grafik rata-rata packet loss upload WDS NAPZA
Kinerja packet loss pada Gambar 4.18 menunjukkan perbedaan packet loss upload pada ketiga jarak WDS NAPZA. Keseluruhan besar packet loss upload dalam kondisi normal pada jarak 15m, 25m saat kondisi normal maupun sibuk, dan jarak 35m saat kondisi normal termasuk dalam kategori sangat bagus, sesuai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
standar ITU-T X.642 yaitu kurang dari 1%. Perubahan terjadi pada jarak 35m saat kondisi sibuk dengan ukuran file 6144 KB, termasuk dalam kategori bagus karena antara 1 s/d 3%. Hal ini menggambarkan bahwa jarak yang semakin jauh, maka cakupan luas signal semakin kecil, akan mudah terkena interferensi sehingga sebagian paket data yang dikirim menjadi hilang.
4.3
Analisis Keseluruhan pada Jarak 15 meter, 25 meter, dan 35 meter Dilihat secara keseluruhan dari ketiga parameter delay, throughput, dan
packet loss dari ketiga jarak yang berada di WDS Grhasia-WAN, WDS NAKULA, dan WDS NAPZA pada saat keadaan sibuk dan normal menunjukkan bahwa kualitas dari access point yang menerapkan wireless distribution system di Rumah Sakit Grhasia DIY termasuk cukup baik, karena dilihat dari ketiga parameter tersebut yaitu besarnya throughput pada keadaan normal kondisinya lebih besar daripada kondisi sibuk, karena semakin besar throughput maka semakin baik kualitas jaringan tersebut. Ini terjadi karena banyaknya pengguna pada keadaan sibuk dibandingkan dengan keadaan normal sehingga trafik menjadi lebih tinggi. Delay (latency) untuk semua jarak dalam kategori excellent dan good sesuai dengan standar delay dari ITU-T X.642. Ukuran file 1 MB, dan 3MB termasuk dalam kondisi excellent yaitu kurang dari 150 ms/0.15 second. Sedangkan untuk ukuran file 5 MB dan 6 MB termasuk dalam kondisi good yaitu antara 150 s/d 300 ms. Besar packet loss dalam kondisi normal di masing-masing jarak di tiap WDS dalam kategori sangat bagus sesuai dengan standar ITU-T X.642 yaitu kurang dari 1% sedangkan dalam kondisi sibuk keempat besar packet loss masuk dalam kategori bagus karena antara 1 s/d 3%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
4.4
Analisis Perbandingan Master WDS Grhasia-WAN, WDS NAKULA, dan WDS NAPZA berdasarakan jarak 25m
4.4.1
Throughput Download Tabel 4.19 menunjukkan perbandingan rata-rata data pengukuran throughput
download yang dilakukan selama lima hari berdasarkan jarak 25m. Throughput download berdasarkan ketiga titik (WDS Master Grhasia-WAN, WDS NAKULA, dan WDS NAPZA) juga dapat digambarkan dalam grafik pada gambar 4.19 yang menunjukan grafik perbandingan rata-rata pengukuran throughput download berdasarkan jarak 25m. Tabel 4.19 perbandingan rata-rata throughput download WDS Master Grhasia-WAN, NAKULA, NAPZA selama 5 hari (dalam Kbps). Ukuran File
GrhasiaWAN (Sibuk) 160.76
NAKULA (Normal)
1024
GrhasiaWAN (Normal) 347.9
NAKULA NAPZA (Sibuk) (Normal)
NAPZA (Sibuk)
339.62
205.32
275.14
221.16
3072
325.78
158.06
359.18
226.26
267.92
207.18
5120
321.12
156.16
317.44
241.7
290.26
208.42
6144
339.16
147.64
348.42
183.38
264.46
196.38
Gambar 4.19 menunjukkan throughput download pada jarak 25m dalam keadaan sibuk dan normal dengan ukuran file 1024 KB, 3072 KB, 5120 KB dan 6144 KB diketiga titik. Terlihat perbedaan throughput download pada kondisi normal tidak terlalu jauh antara WDS Master Grhasia-WAN dan WDS NAKULA, jika dilihat dari ukuran file yang sama. Pada WDS NAPZA menunjukkan perbedaan throughput pada kondisi normal dan sibuk tidak terlalu jauh. Sedangkan di WDS Master GrhasiaWAN throughput pada kondisi sibuk menunjukkan throughput paling kecil dibandingkan WDS NAKULA dan WDS NAPZA. Perbedaan ketiga kondisi jaringan untuk throughput download diketiga titik dalam kondisi normal mempunyai throughput yang paling besar dibandingkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
kondisi sibuk. Kondisi sibuk mempunyai throughput yang paling kecil. Kondisi ini mengindikasikan saat kondisi jaringan sibuk mempunyai beban jaringan yang cukup besar.
Gambar 4.19 grafik perbandingan throughput download berdasarkan jarak 25m. 4.4.2
Throughput Upload Tabel 4.20 menunjukkan perbandingan rata-rata data pengukuran throughput
upload yang dilakukan selama lima hari berdasarkan jarak 25m. Throughput upload berdasarkan ketiga titik (WDS Master Grhasia-WAN, WDS NAKULA, dan WDS NAPZA) juga dapat digambarkan dalam grafik pada gambar 4.20. Tabel 4.20 perbandingan rata-rata throughput upload WDS Master Grhasia-WAN, NAKULA, NAPZA selama 5 hari (dalam Kbps). Ukuran File
GrhasiaWAN (Sibuk) 100.48
NAKULA (Normal)
1024
GrhasiaWAN (Normal) 105.36
NAKULA NAPZA (Sibuk) (Normal)
NAPZA (Sibuk)
172.26
122.7
163.64
117.88
3072
122.54
106.88
156.36
117.32
144.86
111.94
5120
124.76
107.82
167.08
106.36
154.26
110.38
6144
111.42
100.34
164.8
99.34
143.06
113.82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
Gambar 4.20 menunjukkan throughput upload dalam keadaan sibuk dan normal dengan ukuran file 1024 KB, 3072 KB, 5120 KB dan 6144 KB diketiga titik. Terlihat perbedaan throughput upload yang tidak terlalu jauh antara WDS Master Grhasia-WAN, WDS NAKULA, dan WDS NAPZA jika dilihat dari ukuran file yang sama. Throughput upload di WDS Master Grhasia-WAN saat kondisi normal dan kondisi sibuk menunjukkan throughput yang stabil. Perbedaan terletak di WDS Master Grhasia-WAN pada kondisi normal dan kondisi sibuk menunjukkan throughput paling kecil dibandingkan WDS NAKULA dan WDS NAPZA. Perbedaan ketiga kondisi jaringan untuk throughput upload diketiga titik dalam kondisi normal mempunyai throughput yang paling besar dibandingkan kondisi sibuk. Hal ini terjadi karena lalu lintas traffic pada kondisi sibuk lebih tinggi sehingga throughput menjadi lebih kecil. Kondisi ini mengindikasikan saat kondisi jaringan sibuk mempunyai beban jaringan yang cukup besar.
Gambar 4.20 grafik perbandingan rata-rata throughput upload berdasarkan jarak 25m.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
4.4.3
Delay Download Tabel 4.21 menunjukkan perbandingan data rata-rata dari delay (latency)
download berdasarkan jarak 25m. Delay (latency) pada ketiga titik (WDS Master Grhasia-WAN, WDS NAKULA, dan WDS NAPZA) juga dapat digambarkan dalam grafik pada gambar 4.21 yang menunjukan grafik rata-rata pengukuran delay (latency) download berdasarkan jarak 25m dengan ukuran file yang berbeda. Tabel 4.21 Perbandingan rata-rata delay download WDS Master Grhasia-WAN, NAKULA, NAPZA selama 5 hari (dalam ms/KB). Ukuran File
GrhasiaWAN (Sibuk) 107.4
NAKULA (Normal)
NAKULA (Sibuk)
NAPZA (Normal)
NAPZA (Sibuk)
1024
GrhasiaWAN (Normal) 87.84
117.9
137.94
125.36
140.5
3072
92.37
113.13
125.08
149.47
136.71
150.6
5120
98.98
121.42
132.59
152.86
139.03
159.5
6144
103.5
130.88
143.38
163.4
141.79
165.62
Gambar 4.21 menunjukkan delay (latency) download dalam keadaan sibuk dan normal dengan ukuran file 1024 KB, 3072 KB, 5120 KB dan 6144 KB diketiga titik. Terlihat perbedaan delay (latency) download yang tidak terlalu jauh antara WDS WDS NAKULA dan WDS NAPZA jika dilihat dari ukuran file yang sama. Delay download pada WDS Master Grhasia-WAN saat kondisi normal maupun kondisi sibuk cenderung lebih kecil daripada WDS NAKULA, dan WDS NAPZA. Grafik delay (latency) download kondisi normal di ketiga titik tempat tersebut, selalu lebih kecil dibandingkan dengan keadaan sibuk. Hal ini menunjukkan di ketiga titik pada saat kondisi normal mempunyai delay (latency) terkecil dibandingkan dengan kondisi sibuk dikarenakan beban dari jaringan juga kecil. Sedangkan untuk semua titik, kondisi sibuk mempunyai delay (latency) download
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
yang lebih besar dibandingkan kondisi normal dikarenakan semakin besar beban jaringannya.
Gambar 4.21 grafik perbandingan delay download berdasarkan jarak 25m.
4.4.4
Delay Upload Tabel 4.22 menunjukkan perbandingan data rata-rata dari delay (latency)
upload berdasarkan jarak 25m. Delay (latency) pada ketiga titik (WDS Master Grhasia-WAN, WDS NAKULA, dan WDS NAPZA) juga dapat digambarkan dalam grafik pada gambar 4.22. Tabel 4.22 Perbandingan rata-rata delay upload WDS Master Grhasia-WAN, NAKULA, NAPZA selama 5 hari (dalam ms/KB). Ukuran File
GrhasiaWAN (Sibuk) 144.86
NAKULA (Normal)
NAKULA (Sibuk)
NAPZA (Normal)
NAPZA (Sibuk)
1024
GrhasiaWAN (Normal) 126.64
159.44
183.06
161.84
188.72
3072
134.69
159.71
172.07
195.13
174.31
201.77
5120
145.49
171.29
181.19
213.45
191.73
218.16
6144
157.9
186.36
198.75
232.61
207.41
236.35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
Gambar 4.22 menunjukkan delay (latency) upload dalam keadaan sibuk dan normal dengan ukuran file 1024 KB, 3072 KB, 5120 KB dan 6144 KB diketiga titik. Terlihat perbedaan delay (latency) upload yang tidak terlalu jauh antara WDS NAKULA dan WDS NAPZA jika dilihat dari ukuran file yang sama. Delay upload pada WDS Master Grhasia-WAN saat kondisi normal maupun kondisi sibuk selalu lebih kecil daripada WDS NAKULA, dan WDS NAPZA. Grafik delay (latency) upload kondisi normal di ketiga titik tempat tersebut, selalu lebih kecil dibandingkan dengan keadaan sibuk. Hal ini menunjukkan di ketiga titik pada saat kondisi normal mempunyai delay (latency) terkecil dibandingkan dengan kondisi sibuk dikarenakan beban dari jaringan juga kecil. Sedangkan untuk semua titik, kondisi sibuk mempunyai delay (latency) upload yang lebih besar dibandingkan kondisi normal dikarenakan semakin besar beban jaringannya.
Gambar 4.22 grafik perbandingan delay upload berdasarkan jarak 25m.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
4.4.5
Packet Loss Download Tabel 4.23 menunjukkan perbandingan data berupa rata-rata dari packet loss
download berdasarkan jarak 25m. Packet loss berdasarkan jarak 25m di ketiga titik (WDS Master Grhasia-WAN, WDS NAKULA, dan WDS NAPZA) juga dapat digambarkan dalam grafik pada gambar 4.23. Tabel 4.23 Perbandingan rata-rata packet loss download WDS Master Grhasia-WAN, NAKULA, NAPZA selama 5 hari (dalam %). Ukuran File 1024
Grhasia-WAN Grhasia-WAN NAKULA (Normal) (Sibuk) (Normal) 0 0 0
NAKULA (Sibuk) 0.2
NAPZA (Normal) 0
NAPZA (Sibuk) 0
3072
0
0
0
0
0
0
5120
0
0
0
0.2
0
0.2
6144
0
0.2
0
0.4
0
0.4
Gambar 4.23 grafik perbandingan packet loss download berdasarkan jarak 25m. Packet loss download di semua titik menunjukkan perbedaan yang tidak cukup besar. Kondisi sibuk masih mempunyai packet loss ratio paling besar di semua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
ukuran file. Packet loss di WDS Master Grhasia-WAN saat kondisi normal maupun kondisi sibuk untuk ukuran 1024 KB, 3072 KB, dan 5120 KB menunjukkan tidak ada paket yang dibuang sehingga tidak mengurangi efisiensi jaringan, sedangkan untuk WDS NAKULA dan WDS NAPZA masih terdapat paket yang terbuang.
4.4.6
Packet Loss Upload Tabel 4.24 menunjukkan perbandingan data berupa rata-rata dari packet loss
upload berdasarkan jarak 25m. Packet loss berdasarkan jarak 25m di ketiga titik (WDS Master Grhasia-WAN, WDS NAKULA, dan WDS NAPZA) juga dapat digambarkan dalam grafik pada gambar 4.24. Tabel 4.24 Perbandigan rata-rata Packet Loss Upload WDS Master Grhasia-WAN, NAKULA, NAPZA selama 5 hari (dalam %). Ukuran File
GrhasiaWAN (Sibuk) 0
NAKULA (Normal)
1024
GrhasiaWAN (Normal) 0
NAKULA NAPZA (Sibuk) (Normal)
NAPZA (Sibuk)
0
0.2
0
0
3072
0
0
0
0
0
0
5120
0
0
0
0.2
0
0
6144
0
0.4
0
0.4
0
0.4
Gambar 4.24 menunjukkan grafik packet loss upload dalam keadaan sibuk dan normal dengan ukuran file 1024 KB, 3072 KB, 5120 KB dan 6144 KB diketiga titik. Packet loss upload di semua titik menunjukkan perbedaan yang tidak cukup besar. Kondisi sibuk masih mempunyai packet loss ratio paling besar di semua ukuran file. Packet loss upload di WDS Master Grhasia-WAN dan WDS NAPZA pada jarak 15m saat kondisi normal maupun kondisi sibuk menunjukkan tidak ada paket yang dibuang sehingga tidak mengurangi efisiensi jaringan, sedangkan untuk WDS NAKULA 15m masih terdapat paket yang terbuang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
Gambar 4.24 grafik perbandingan packet loss upload berdasarkan jarak 25m.
4.5
Analisis Perbandingan Master WDS Grhasia-WAN, WDS NAKULA, dan WDS NAPZA berdasarakan ukuran file 6144 KB
4.5.1
Throughput Download Tabel 4.25 menunjukkan perbandingan rata-rata data pengukuran throughput
download yang dilakukan selama lima hari berdasarkan ukuran file 6144 KB. Throughput download berdasarkan ketiga titik (WDS Master Grhasia-WAN, WDS NAKULA, dan WDS NAPZA) juga dapat digambarkan dalam grafik pada gambar 4.25 yang menunjukan grafik perbandingan rata-rata pengukuran throughput download berdasarkan ukuran file 6144 KB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
Tabel 4.25 Perbandingan rata-rata Throughput Download WDS Master GrhasiaWAN, NAKULA, NAPZA selama 5 hari (dalam Kbps). Ukuran File
GrhasiaWAN (Sibuk) 268.08
NAKULA (Normal)
NAKULA (Sibuk)
NAPZA (Normal)
NAPZA (Sibuk)
15
GrhasiaWAN (Normal) 395.5
367.58
234.74
343.02
264.98
25
339.16
147.64
348.42
183.38
264.46
196.38
35
92.98
83.94
92.06
81.18
89.34
79.68
Gambar 4.25 menunjukkan throughput download dalam keadaan sibuk dan normal dengan ukuran file 6144 KB diketiga titik. Terlihat perbedaan throughput download pada kondisi normal tidak terlalu jauh antara WDS Master Grhasia-WAN, WDS NAKULA, dan NAPZA. Kondisi sibuk mempunyai throughput yang paling kecil. Kondisi ini mengindikasikan saat kondisi jaringan sibuk mempunyai beban jaringan yang cukup besar.
Gambar 4.25 grafik perbandingan rata-rata throughput download berdasarkan ukuran file 6144 KB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
4.5.2
Throughput Upload Tabel 4.26 menunjukkan perbandingan rata-rata data pengukuran throughput
upload yang dilakukan selama lima hari berdasarkan ukuran file 6144 KB. Throughput upload berdasarkan ketiga titik (WDS Master Grhasia-WAN, WDS NAKULA, dan WDS NAPZA) juga dapat digambarkan dalam grafik pada gambar 4.26 yang menunjukan grafik perbandingan rata-rata pengukuran throughput upload berdasarkan ukuran file 6144 KB. Tabel 4.26 Perbandingan rata-rata Throughput Upload WDS Master Grhasia-WAN, NAKULA, NAPZA selama 5 hari (dalam Kbps). Ukuran File
GrhasiaWAN (Sibuk) 141.28
NAKULA (Normal)
NAKULA (Sibuk)
NAPZA (Normal)
NAPZA (Sibuk)
15
GrhasiaWAN (Normal) 221.86
229.58
141.86
245.16
156.06
25
111.42
100.34
164.8
99.34
143.06
113.82
35
74.76
54.48
70.42
47.66
58.44
30.44
Gambar 4.26 grafik perbandingan rata-rata throughput upload berdasarkan ukuran file 6144 KB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
Gambar 4.26 menunjukkan throughput upload dalam keadaan sibuk dan normal dengan ukuran file 6144 KB diketiga titik. Terlihat perbedaan throughput upload yang tidak terlalu jauh antara WDS Master Grhasia-WAN, WDS NAKULA, dan WDS NAPZA. Perbedaan terletak di WDS Master Grhasia-WAN pada kondisi normal dan kondisi sibuk menunjukkan throughput paling kecil dibandingkan WDS NAKULA dan WDS NAPZA.
4.5.3
Delay Download Tabel 4.27 menunjukkan perbandingan data rata-rata dari delay (latency)
download berdasarkan ukuran file 6144 KB. Delay (latency) pada ketiga titik (WDS Master Grhasia-WAN, WDS NAKULA, dan WDS NAPZA) berdasarkan ukuran file 6144 KB juga dapat digambarkan dalam grafik pada gambar 4.27. Tabel 4.27 Perbandingan rata-rata Delay Download WDS Master Grhasia-WAN, NAKULA, NAPZA selama 5 hari (dalam ms/KB). Ukuran File
GrhasiaWAN (Sibuk) 84.72
NAKULA (Normal)
NAKULA (Sibuk)
NAPZA (Normal)
NAPZA (Sibuk)
15
GrhasiaWAN (Normal) 60.5
79.25
106.43
76.15
99.63
25
103.5
130.88
143.38
163.4
141.79
165.62
35
186.24
210.27
213.06
238.71
216.4
242.29
Gambar 4.27 menunjukkan delay (latency) download dalam keadaan sibuk dan normal dengan ukuran file 6144 KB diketiga titik. Terlihat perbedaan delay (latency) download yang tidak terlalu jauh antara WDS WDS NAKULA dan WDS NAPZA jika dilihat dari jarak yang sama. Delay download pada WDS Master Grhasia-WAN saat kondisi normal maupun kondisi sibuk cenderung lebih kecil daripada WDS NAKULA, dan WDS NAPZA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
Gambar 4.27 grafik perbandingan rata-rata delay download berdasarkan ukuran file 6144 KB. 4.5.4
Delay Upload Tabel 4.28 menunjukkan perbandingan data rata-rata dari delay (latency)
upload berdasarkan ukuran file 6144 KB. Delay (latency) pada ketiga titik (WDS Master Grhasia-WAN, WDS NAKULA, dan WDS NAPZA) berdasarkan ukuran file 6144 KB juga dapat digambarkan dalam grafik pada gambar 4.28. Tabel 4.28 Perbandingan rata-rata Delay Upload WDS Master Grhasia-WAN, NAKULA, NAPZA selama 5 hari (dalam ms/KB). Ukuran File 15
GrhasiaWAN (Normal) 130.06
GrhasiaWAN (Sibuk) 146.95
25
157.9
35
217.27
NAKULA NAKULA (Normal) (Sibuk)
NAPZA (Normal)
NAPZA (Sibuk)
138.93
173.34
147.94
169.65
186.36
198.75
232.61
207.41
236.35
249.57
246.52
277.93
243.94
282.24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
Gambar 4.28 menunjukkan delay (latency) upload dalam keadaan sibuk dan normal dengan ukuran file 6144 KB diketiga titik. Delay upload pada WDS Master Grhasia-WAN saat kondisi normal maupun kondisi sibuk selalu lebih kecil daripada WDS NAKULA, dan WDS NAPZA. Sebagai contoh pada WDS Master GrhasiaWAN jarak 25m sebesar 157.9 ms/KB pada saat kondisi normal mempunyai delay upload terkecil dibandingkan dengan WDS Nakula sebesar 198.75 ms/KB dan WDS NAPZA sebesar 207.41 ms/KB. Sedangkan untuk semua titik, kondisi sibuk mempunyai delay (latency) upload yang lebih besar dibandingkan kondisi normal dikarenakan semakin besar beban jaringannya.
Gambar 4.28 grafik perbandingan rata-rata delay upload berdasarkan file 6144 KB. 4.5.5
Packet Loss Download Tabel 4.29 menunjukkan perbandingan data rata-rata dari packet loss
download berdasarkan ukuran file 6144 KB. Packet Loss pada ketiga titik (WDS Master Grhasia-WAN, WDS NAKULA, dan WDS NAPZA) berdasarkan ukuran file 6144 KB juga dapat digambarkan dalam grafik pada gambar 4.29.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
Tabel 4.29 Perbandingan rata-rata Packet Loss Download WDS Master GrhasiaWAN, NAKULA, NAPZA selama 5 hari (dalam ms/KB). Ukuran File
GrhasiaWAN (Sibuk) 0
NAKULA (Normal)
NAKULA (Sibuk)
NAPZA (Normal)
NAPZA (Sibuk)
15
GrhasiaWAN (Normal) 0
0
0
0
0
25
0
0.2
0
0.4
0
0.4
35
0
0
0.4
0.8
0.2
0.8
Packet loss download di semua titik menunjukkan perbedaan yang tidak cukup besar. Kondisi sibuk masih mempunyai packet loss ratio paling besar di semua jarak. Packet loss di WDS Master Grhasia-WAN pada jarak 15m, 25m, dan 35m saat kondisi normal maupun kondisi sibuk untuk dengan ukuran 6144 KB menunjukkan tidak ada paket yang dibuang sehingga tidak mengurangi efisiensi jaringan, sedangkan untuk WDS NAKULA dan WDS NAPZA pada jarak 25m dan 35m saat kondisi sibuk masih terdapat paket yang terbuang.
Gambar 4.29 grafik perbandingan rata-rata packet loss download berdasarkan ukuran file 6144 KB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
4.5.6
Packet Loss Upload Tabel 4.30 menunjukkan perbandingan data rata-rata dari packet loss upload
berdasarkan ukuran file 6144 KB. Packet Loss pada ketiga titik (WDS Master Grhasia-WAN, WDS NAKULA, dan WDS NAPZA) berdasarkan ukuran file 6144 KB juga dapat digambarkan dalam grafik pada gambar 4.30. Tabel 4.30 Perbandingan rata-rata Packet Loss Upload WDS Master Grhasia-WAN, NAKULA, NAPZA selama 5 hari (dalam ms/KB). Ukuran File
GrhasiaWAN (Sibuk) 0
NAKULA (Normal)
NAKULA (Sibuk)
NAPZA (Normal)
NAPZA (Sibuk)
15
GrhasiaWAN (Normal) 0
0
0.2
0
0
25
0
0.4
0
0.4
0
0.4
35
0.4
0.8
0.4
1
0.6
1
Gambar 4.30 grafik perbandingan rata-rata packet loss upload berdasarkan ukuran file 6144 KB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
Gambar 4.30 menunjukkan grafik packet loss upload dalam keadaan sibuk dan normal dengan ukuran file 6144 KB diketiga titik. Kondisi sibuk masih mempunyai packet loss ratio paling besar di semua ukuran file. Packet loss upload pada WDS Master Grhasia-WAN saat kondisi normal maupun kondisi sibuk selalu lebih kecil daripada WDS NAKULA, dan WDS NAPZA. Sebagai contoh pada WDS Master Grhasia-WAN jarak 35m sebesar 0.8% pada saat kondisi normal mempunyai packet loss upload terkecil dibandingkan dengan WDS Nakula sebesar 1% dan WDS NAPZA sebesar 1%.
4.6
Analisa Menggunakan server external (yahoo.com) Para staf di Rumah Sakit Grhasia mengirim dan mengunduh data dari kantor
provinsi Yogyakarta menggunakan email external, yaitu yahoo.com. pemilihan menggunakan email yahoo.com di rumah sakit Grhasia, karena mempunyai fitur atau layanan yang ditawarkan sangat mudah digunakan untuk para staf. Penulis mealkukan penelitian sesuai dengan kondisi aktivitas yang dilakukan oleh para staf rumah sakit Grhasia. Kondisi jaringan external mempengaruhi kinerja performance jaringan di rumah sakit Grhasia. Pengaruh ketidakstabilan dan trafik yang padat, jaringan external akan berpengaruh pada kinerja jaringan WDS di rumah sakit Grhasia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan Dari penghitungan dan analisa kinerja jaringan wireless distribution system
(WDS) di Rumah Sakit Grhasia yang telah dilakukan, kesimpulan yang dapat ditarik adalah sebagai berikut : 1.
Performansi jaringan WDS Rumah Sakit Grhasia yang dilakukan secara outdoor dengan jarak 15m, 25m, dan 35m memiliki kondisi performansi yang baik.
2.
Throughput pada tiap WDS Grhasia-WAN, WDS NAKULA, WDS NAPZA saat kondisi normal dan sibuk dalam kategori baik. Pada kondisi normal throughput lebih besar dibandingkan throughput pada kondisi sibuk. Throughput download dan upload pada WDS Master Grhasia-WAN saat keadaan normal maupun sibuk, menunjukkan lebih baik dibandingkan throughput WDS NAKULA dan WDS NAPZA.
3. Delay (latency) upload maupun download , dengan jarak 15m, 25m, dan 35m dalam kategori excellent dan good sesuai dengan standar delay dari ITU-T X.642. Semakin banyak pengguna dan semakin tinggi beban jaringan, delay juga semakin besar. Delay download dan upload pada WDS Master GrhasiaWAN saat keadaan normal maupun sibuk, menunjukkan lebih baik dibandingkan delay WDS NAKULA dan WDS NAPZA. 4. Packet loss yang terjadi saat pengukuran paling besar 1% dan paling sering terjadi pada waktu sibuk. Besar packet loss dalam kategori sangat bagus sesuai dengan standar ITU-T X.642 yaitu kurang dari 1% sedangkan dalam kondisi sibuk ketiga besar packetloss masuk dalam kategori bagus karena 78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
antara 1 s/d 3%. Packet loss download dan upload pada WDS Master Grhasia-WAN saat keadaan normal maupun sibuk, menunjukkan lebih baik dibandingkan packet loss WDS NAKULA dan WDS NAPZA.
5.2
Saran Terdapat beberapa saran dari penulis agar peneliti selanjutnya dapat
memperhatikan hal-hal di bawah ini, guna perbaikan ke arah yang lebik baik. Adapun saran tersebut adalah: 1. Untuk mendapatkan sample yang lebih akurat, pengambilan data perlu dilakukan sesuai dengan standar ilmu statistika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Susanto, E., Surya, I., dan Pankralinus, A., 2006, Analisa dan Perancangan Jaringan Komputer Dengan Menggunakan Teknologi Nirkabel Berbasis Wifi Pada PT. Yamazen Indonesia, Skripsi, Jurusan Teknik Informatika, Universitas Bina Nusantara, Jakarta.
[2]
S’to. 2007. “Wireless Kung Fu : Networking & Hacking”. Jasakom.
[3]
Subardono. A., dkk, 2011, Analisis Performa Wireless Distribution System Konfigurasi Star dan Mesh untuk Hotspot Area, 2011, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
[4]
Tanenbaum, Andrew. S. (2003). “Computer Networks”. NJ: Pearson Prentice Hall.
[5]
Syamsudi. M. 2010. “Cara Cepat Belajar Infrastruktur Jaringan Wireless (Tutorial Singkat Jaringan Wireless)”. Yogyakarta: Gava Media.
[6]
Ki Grinsing. “Wireless WDS”. http://www.sysneta.com/wireless-wds (diakses tanggal 8 Agustus 2012 jam 13.45 WIB).
[7]
Koruse, J & Ross, Keith. 2000. “Computer Networking: A Top Down Approach Featuring the Internet”. Addison Wesley.
[8]
U.S. Robotics Corporation. “Wireless USB Manager”. http://www.usr.com/support/5423/5423-ug/configuration.htm (diakses tanggal 18 Agustus 2012 jam 21:34 WIB).
[9]
Cisco Systems, Inc. 2002. “Cisco Aironet Wireless LAN Client Adapters Installation and Configuration Guide for MS-DOS”. http://www.cisco.com/en/US/docs/wireless/wlan_adapter/350_cb20a/us er/ms-dos/configuration/guide/Doswelcome.html (diakses tanggal 18 Agustus 2012 jam 22:02).
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
[10]
Stalling, William. (2004). “Data and Computer Communications”. NJ: Pearson Prentice Hall.
[11]
Forouzan, B.A. 2001. “Data Communications and Networking 2nd Adition”. Mac Graw Hill.
[12]
ITU-T Recommendation X.642. “End-User QoS Categories”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
Contoh Data Mentah WDS Grhasia-WAN Jarak 15 meter Download WDS GRHASIA WAN Jarak 15m Download 1Mb Hari
Delay (s)
Throughput (Kbps)
Packet Loss %
pagi
Siang
pagi
Siang
Normal
Sibuk
Senin
19.3
68.6
433.3
357.2
0
0
Selasa
38.7
59.3
431.6
242.5
0
0
Rabu
35.8
52.8
429.8
212.5
0
0
Kamis
50.2
63.7
413.6
180.4
0
0
Jumat
20.7
45.6
411.2
366
0
0
32.94
58
423.9
271.72
0
0
rata-rata
WDS GRHASIA WAN Jarak 15m Download 3Mb Hari
Delay (s)
Throughput (Kbps)
Packet Loss
pagi
Siang
pagi
Siang
Normal
Sibuk
Senin
154.7
244.7
361.3
360.8
0
0
Selasa
113.8
223.9
430.1
241.4
0
0
Rabu
117.8
187.3
420.6
216.9
0
0
Kamis
77.9
193.8
431.1
196.5
0
0
Jumat
106
237.2
441.4
370.6
0
0
114.04
217.38
416.9
277.24
0
0
rata-rata
WDS GRHASIA WAN Jarak 15m Download 5Mb Hari Senin
Delay (s)
Throughput (Kbps)
Packet Loss
pagi
Siang
pagi
Siang
Normal
Sibuk
217.2
377.7
395.9
349.3
0
0
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
Selasa
187.6
398.8
411.3
226.2
0
0
Rabu
236.9
380.3
373.4
322.4
0
0
Kamis
165.2
422.5
268.7
281.5
0
0
Jumat
224.3
384.2
321.4
239.3
0
0
206.24
392.7
354.14
283.74
0
0
rata-rata
WDS GRHASIA WAN Jarak 15m Download 6Mb Hari
Delay (s)
Throughput (Kbps)
Packet Loss
pagi
Siang
pagi
Siang
Normal
Sibuk
Senin
332.1
549.2
387.1
358.8
0
0
Selasa
384.7
523.9
424
192.3
0
0
Rabu
325.1
509.7
403.2
333.1
0
0
Kamis
348.8
474.7
404.8
216.9
0
0
Jumat
424.3
484.2
358.4
239.3
0
0
363
508.34
395.5
268.08
0
0
rata-rata
Contoh Data Mentah WDS Grhasia-WAN Jarak 25 meter Download WDS GRHASIA WAN Jarak 25m Download 1Mb Hari
Delay (s)
Throughput (Kbps)
Packet Loss %
pagi
Siang
pagi
Siang
Normal
Sibuk
Senin
97.1
119.4
330.4
157.8
0
0
Selasa
81.3
108.5
359.3
138.1
0
0
Rabu
86.5
103.1
354.1
201.4
0
0
Kamis
94.5
112.7
328.4
110.3
0
0
Jumat
79.8
93.3
367.3
196.2
0
0
rata-rata
87.84
107.4
347.9
160.76
0
0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
WDS GRHASIA WAN Jarak 25m Download 3Mb Hari
Delay (s)
Throughput (Kbps)
Packet Loss %
pagi
Siang
pagi
Siang
Normal
Sibuk
Senin
235.6
339.1
381.2
177.1
0
0
Selasa
292.2
341.6
284.8
125.6
0
0
Rabu
282.9
346.4
335.9
175.1
0
0
Kamis
263.7
347
351.5
149.2
0
0
Jumat
311.2
322.9
275.5
163.3
0
0
277.12
339.4
325.78
158.06
0
0
rata-rata
WDS GRHASIA WAN Jarak 25m Download 5Mb Hari
Delay (s)
Throughput (Kbps)
Packet Loss %
pagi
Siang
pagi
Siang
Normal
Sibuk
Senin
477.1
627.9
322.5
135.5
0
0
Selasa
520.4
592.1
285.2
183.3
0
0
Rabu
491.6
576.6
333.6
191.5
0
0
Kamis
503.2
638.5
323.1
118.7
0
0
Jumat
482.1
600.4
341.2
151.8
0
0
494.88
607.1
321.12
156.16
0
0
rata-rata
WDS GRHASIA WAN Jarak 25m Download 6Mb Hari
Delay (s)
Throughput (Kbps)
Packet Loss %
pagi
Siang
pagi
Siang
Normal
Sibuk
Senin
612
831
358.7
115.9
0
1
Selasa
636.3
746.9
293.3
172.2
0
0
Rabu
594.8
764.8
370.5
166.3
0
0
Kamis
646.2
811.1
320
122.6
0
0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
Jumat rata-rata
615.7
772.6
353.3
161.2
0
0
621
785.28
339.16
147.64
0
0.2
Contoh Data Mentah WDS Grhasia-WAN Jarak 35 meter Download WDS GRHASIA WAN Jarak 35m download 1Mb Hari
Delay (s)
Throughput (Kbps)
Packet Loss %
pagi
Siang
pagi
Siang
Normal
Sibuk
Senin
182.1
205.2
92.5
88.1
0
0
Selasa
175.1
185.5
82.9
77.8
0
0
Rabu
163.3
183.1
95.8
81
0
0
Kamis
152.2
171.4
93.3
97.2
0
0
Jumat
158.7
179.3
115.7
96.1
0
0
rata-rata
166.28
184.9
96.04
88.04
0
0
WDS GRHASIA WAN Jarak 35m download 3Mb Hari
Delay (s)
Throughput (Kbps)
Packet Loss %
pagi
Siang
pagi
Siang
Normal
Sibuk
Senin
492.1
541.2
88.5
93.2
0
0
Selasa
515.5
532.7
87.5
76.4
0
0
Rabu
537.4
629.6
85.4
84.3
0
0
Kamis
542.1
621.3
97.1
73.5
0
0
Jumat
504.8
551.3
91
85.6
0
0
rata-rata
518.38
575.22
89.9
82.6
0
0
WDS GRHASIA WAN Jarak 35m download 5Mb Hari Senin
Delay (s)
Throughput (Kbps)
Packet Loss %
pagi
Siang
pagi
Siang
Normal
Sibuk
880.1
1024.7
91.1
82.3
0
0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
Selasa
893.4
1001.9
103.3
80.2
0
0
Rabu
916.5
1031.6
92.1
79.1
0
0
Kamis
872
998.3
88.3
74.3
0
0
Jumat
915.1
977.9
98.5
84.3
0
0
rata-rata
895.42
1006.88
94.66
80.04
0
0
WDS GRHASIA WAN Jarak 35m download 6Mb Hari
Delay (s)
Throughput (Kbps)
Packet Loss %
pagi
Siang
pagi
Siang
Normal
Sibuk
Senin
1144.3
1284.4
87.3
79.4
0
0
Selasa
1136.2
1263.5
96.2
81.2
0
0
Rabu
1086.8
1194.7
95.9
89.7
0
0
Kamis
1095.1
1275.9
96.6
83.1
0
0
Jumat
1124.7
1289.6
88.9
86.3
0
0
rata-rata
1117.42
1261.62
92.98
83.94
0
0
Contoh Data Mentah WDS Grhasia-WAN Jarak 15 meter Upload WDS GRHASIA WAN Jarak 15m Upload 1Mb Hari
Delay (s)
Throughput (Kbps)
Packet Loss %
pagi
Siang
pagi
Siang
Normal
Sibuk
Senin
99.7
115.5
262.3
126.2
0
0
Selasa
82
118.9
249.6
142.5
0
0
Rabu
102.1
110.6
251.5
151.2
0
0
Kamis
88.8
93.8
220.1
160.6
0
0
Jumat
101.4
114.2
230.4
180.9
0
0
rata-rata
94.8
110.6
242.78
152.28
0
0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
WDS GRHASIA WAN Jarak 15m Upload 3Mb Hari
Delay (s)
Throughput (Kbps)
Packet Loss %
pagi
Siang
pagi
Siang
Normal
Sibuk
Senin
319.4
369.2
242.1
136.8
0
0
Selasa
326.8
426.4
254.2
144.1
0
0
Rabu
323.3
377.7
209.2
130.6
0
0
Kamis
292.6
352.1
223.2
138.4
0
0
Jumat
345.6
334.5
193.7
173.1
0
0
rata-rata
321.54
371.98
224.48
144.6
0
0
WDS GRHASIA WAN Jarak 15m Upload 5Mb Hari
Delay (s)
Throughput (Kbps)
Packet Loss %
pagi
Siang
pagi
Siang
Normal
Sibuk
Senin
593.5
676.1
239.5
169
0
0
Selasa
627.9
683.2
186.5
132.6
0
0
Rabu
571.2
705.4
217.4
149.4
0
0
Kamis
634.6
722.5
206.2
124.4
0
0
Jumat
567.7
591
215.5
167.2
0
0
rata-rata
598.98
675.64
213.02
148.52
0
0
WDS GRHASIA WAN Jarak 15m Upload 6Mb Hari
Delay (s)
Throughput (Kbps)
Packet Loss %
pagi
Siang
pagi
Siang
Normal
Sibuk
Senin
686.8
890.7
251.7
158.8
0
0
Selasa
779.6
913.7
224.3
129.3
0
0
Rabu
801.2
893.3
192.9
136.9
0
0
Kamis
812.4
924.2
203.3
120.3
0
0
Jumat
821.9
786.6
237.1
161.1
0
0
rata-rata
780.38
881.7
221.86
141.28
0
0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
Contoh Data Mentah WDS Grhasia-WAN Jarak 25 meter Upload WDS GRHASIA WAN Jarak 25m Upload 1Mb Hari
Delay (s)
Throughput (Kbps)
Packet Loss %
pagi
Siang
pagi
Siang
Normal
Sibuk
Senin
120.1
155.1
116.8
88.1
0
0
Selasa
132.4
148.4
98.2
97.7
0
0
Rabu
136.2
149.2
95.8
115.1
0
0
Kamis
126.9
146.9
100.3
92.1
0
0
Jumat
117.6
124.7
115.7
109.4
0
0
rata-rata
126.64
144.86
105.36
100.48
0
0
WDS GRHASIA WAN Jarak 25m Upload 3Mb Hari
Delay (s)
Throughput (Kbps)
Packet Loss %
pagi
Siang
pagi
Siang
Normal
Sibuk
Senin
441.8
486.3
115.1
103.5
0
0
Selasa
380.6
518.1
125.4
96.8
0
0
Rabu
418.2
520.4
112.5
97.2
0
0
Kamis
368.7
472.6
139.2
111.8
0
0
Jumat
411.1
398.2
120.5
125.1
0
0
rata-rata
404.08
479.12
122.54
106.88
0
0
WDS GRHASIA WAN Jarak 25m Upload 5Mb Hari
Delay (s)
Throughput (Kbps)
Packet Loss %
pagi
Siang
pagi
Siang
Normal
Sibuk
Senin
672.3
862.3
146.2
99.1
0
0
Selasa
725.1
877.1
133.3
108.2
0
0
Rabu
742.1
901.1
113.4
89.4
0
0
Kamis
734.2
848.2
127.3
114.6
0
0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
Jumat
763.5
793.5
103.6
127.8
0
0
rata-rata
727.44
856.44
124.76
107.82
0
0
WDS GRHASIA WAN Jarak 25m Upload 6Mb Hari
Delay (s)
Throughput (Kbps)
Packet Loss %
pagi
Siang
pagi
Siang
Normal
Sibuk
Senin
945.5
1176.8
105.5
96.2
0
1
Selasa
935.2
1021.2
145.5
112.2
0
1
Rabu
951.3
1048.1
96.7
104
0
0
Kamis
1014.2
1190.1
88.3
87.9
0
0
Jumat
881.8
1154.5
121.1
101.4
0
0
rata-rata
945.6
1118.14
111.42
100.34
0
0.4
Contoh Data Mentah WDS Grhasia-WAN Jarak 35 meter Upload WDS GRHASIA WAN Jarak 35m Upload 1Mb Hari
Delay (s)
Throughput (Kbps)
Packet Loss
pagi
Siang
pagi
Siang
Normal
Sibuk
Senin
194.3
206.4
58.2
41.4
0
0
Selasa
164.5
198.3
60.1
48.8
0
0
Rabu
171.6
192.3
69.2
35.6
0
0
Kamis
188.2
200.6
79.2
52.1
0
0
Jumat
144.2
173.9
71.3
50.4
0
0
rata-rata
172.56
194.3
67.6
45.66
0
0
WDS GRHASIA WAN Jarak 35m Upload 3Mb Hari Senin
Delay (s)
Throughput (Kbps)
Packet Loss %
pagi
Siang
pagi
Siang
Normal
Sibuk
564.3
656.6
77.6
61.4
0
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
Selasa
561.1
655.4
75.1
68
0
0
Rabu
571.4
646
71.2
44.3
0
0
Kamis
492.6
714.3
67.7
40.5
0
0
Jumat
578.2
592.2
76.4
63.5
0
0
rata-rata
553.52
652.9
73.6
55.54
0
0.2
WDS GRHASIA WAN Jarak 35m Upload 5Mb Hari
Delay (s)
Throughput (Kbps)
Packet Loss %
pagi
Siang
pagi
Siang
Normal
Sibuk
Senin
1061.5
1231.1
76.5
56
0
1
Selasa
887.6
1212
72.2
61.2
0
1
Rabu
1066.3
1182.2
65.8
58.5
0
0
Kamis
1078.1
1153.7
78
63.9
0
1
Jumat
983.7
981.8
66.5
56.2
0
1
rata-rata
1015.44
1152.16
71.8
59.16
0
0.8
WDS GRHASIA WAN Jarak 35m Upload 6Mb Hari
Delay (s)
Throughput (Kbps)
Packet Loss %
pagi
Siang
pagi
Siang
Normal
Sibuk
Senin
1264.6
1614.9
68.5
50.1
0
1
Selasa
1361.1
1551.4
70.9
53.1
1
0
Rabu
1358.3
1465
74.7
65.7
1
1
Kamis
1290
1472.3
80.3
53.6
0
1
Jumat
1244.2
1383.5
79.4
49.9
0
1
rata-rata
1303.64
1497.42
74.76
54.48
0.4
0.8