82
Media Ilmu Kesehatan Vol. 4, No. 2, Agustus 2015
STIGMA KELUARGA TERHADAP ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA SKIZOFRENIA DI UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA GRHASIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 1
1
Zalita Putriana , Dewi Retno Pamungkas , Puji Sutarjo 1
Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
2
RSJ Grhasia Daerah Istimewa Yogyakarta
2
ABSTRACT Background:Stigma is a wrong belief, which is more likely based on emotional reaction to isolate and punish individual who actually need help. Stigma of a family toward their family members will impact on the recovery of patient with schizophrenia. Objective:To explore the family stigma toward family members with schizophrenia in out patient unit of Grhasia Psychiatric Hospital in Yogyakarta Special Region. Method:This research was descriptive with the use of a questionnaire. The data collecting technique was purposive sampling with the number of samples of 98 respondents. Result:Family stigma toward family members withs chizophrenia was viewed from several faktors, they were education, gender, age, andtribe. Stigma was measured into three categories: namely low, medium, and high. Conclusion:Stigma was measured into three categories; there were 4 respondents (4,1%) with low stigma, 79 respondents (80,6%) with medium stigma, and 15 respondents (15,3%) with high stigma. Most of the family have medium stigma toward family members with schizophrenia. Keyw ords: Stigma, schizophrenia, family.
PENDAHULUAN
Gangguan perubahan
pada
yang sering ditemui salah satunya adalah jiwa
adalah
fungsi
suatu
jiwa
yang
menyebabkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosial. Seseorang yang menderita gangguan
jiwa
akan
mengalami
ketidakmampuan berfungsi secara optimal dalam
kehidupannya
Skizofrenia adalah suatu gangguan jiwa yang ditandai dengan penurunan atau ketidakmampuan berkomunikasi, gangguan realita (halusinasi dan waham), afek yang tidak wajar atau tumpul, gangguan kongnitif (tidak
mampu
berpikir
abstrak),
dan
sehari-
(2)
mengalami kesukaran aktivitas sehari-hari.
(1)
hari. Gangguan
(1)
skizofrenia.
jiwa
(mental
disorder)
adalah salah satu dari empat masalah kesehatan utama di negara-negara maju, modern, dan industri. Keempat masalah kesehatan utama tersebut adalah penyakit
Di masyarakat skizofrenia adalah penyakit memalukan
dan
sulit
disembuhkan,
merupakan
keluarga,
di
biasanya
mengucilkan
degeneratif, kanker, gangguan jiwa, dan kecelakaan, di antara jenis gangguan jiwa
yang
samping
itu dan
aib
bagi
masyarakat menolak
(3)
pasien. Keluarga dengan anggota keluarga yang
mengalami
skizofrenia
mengalami
83
Media Ilmu Kesehatan Vol. 4, No. 2, Agustus 2015
berbagai hal dan berdampak pada psiko-
keluarga
sosial
penyembuhanan
anggota
keluarga.
Berbagai
hal
dapat
menghambat
proses (1)
ggota
keluarganya.
dialami oleh anggota keluarga, baik secara
Adanya
mental maupun dengan lingkungan sekitar.
skizofrenia menimbulkan dampak berupa
Dampak sosial yang dirasakan oleh anggota keluarga antara lain berbagai relasi yang terganggu baik itu dengan masyarakat sekitar, maupun dengan anggota keluarga yang lain, berbagai jadwal dan pekerjaan yang terganggu, dan juga kondisi keuangan keluarga yang terganggu karena biaya kehidupan penderita skizofrenia menjadi tanggung jawab anggota keluarga yang (4)
lain.
Banyak
penyakit
beban subjektif maupun beban objektif bagi (7)
penderita dan keluarga.
BAHAN DAN CARA PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan
dengan
tujuan
utama
untuk
membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif. Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga pasien skizofrenia yang
kekambuhan
berkunjung di Unit Rawat Jalan Rumah Sakit
skizofrenia yang memperburuk prognosis
Jiwa Grhasia Daerah Istimewa Yogyakarta.
penyakit tersebut, yaitu
meliputi faktor
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah
individu, faktor terapi dan faktor lingkungan.
98 orang yang memenuhi kriteria inklusi
Faktor risiko yang berhubungan dengan
yaitu (1) keluarga pasien skizofrenia yang
terapi adalah kepatuhan pengobatan dan
berkunjung di Unit Rawat Jalan RSJ Grhasia
salah
adalah
DIY (2) bersedia menjadi responden (3) bisa
lingkungan keluarga, pandangan negatif
membaca dan menulis (4) pasien skizofrenia
atau stigma yang diberikan pada anggota
yang menderita penyakit skizofrenia>1 tahun
keluarga
dan<5tahun (5)keluarga pasien skizofrenia
dengan
satu
faktor
risiko
terhadap
yang
berhubungan
faktor
stigma
lingkungan
dapat
menyebabkan
(5)
kekambuhan.
yang
Stigma diartikan sebagai keyakinan
tinggal
serumah
dengan
pasien
skizofrenia. Variabel dalam penelitian ini
atau kepercayaan yang salah yang lebih
bersifat
sering
yang
terhadap anggota keluarga yang menderita
berdasarkan reaksi emosi
skizofrenia. Faktor-faktor yang berpengaruh
untuk mengucilkan dan menghukum mereka
pada stigma antara lain pendidikan, jenis
yang
memerlukan
kelamin, usia, dan asal suku bangsa.
Stigma dapat dialami oleh
Instrumen yang digunakan dalam penelitian
siapa saja, salah satunya oleh keluarga.
ini adalah kuesioner untuk mengukur tingkat
Stigma yang diberikan kepada anggota
stigma keluarga terhadap anggota keluarga
merupakan
dihembuskan
kabar
sebenarnya
angin
(6)
pertolongan.
tunggal
yaitu
stigma
keluarga
yang menderita skizofrenia terdiri atau 34
84
Media Ilmu Kesehatan Vol. 4, No. 2, Agustus 2015
pertanyaan. Uji validitas pada penelitian ini menggunakan
rumus
product
dengan distribusi frekuensi.
moment.
Suatu instrumen dinyatakan valid jika r
HASIL DAN PEMBAHASAN
hitung lebih besar
Karakteristik Responden
reliabilitas
dari r tabel, serta uji uji
Karakteristik responden menurut pendidikan,
minimal
jenis kelamin, usia, hubungan keluarga, dan
skor>0,60 dikatakan reliabel. Analisis data
asal suku bangsa dapat ditampilkan dalam
yang digunakan adalah analisis univariat
tabel berikut:
alpha
instrumen
menggunakan
cronchbach
dengan
Tabel 1. Karakteristik Responden Karakteristik
Pendidikan
Jenis Kelamin
Hubungan Keluarga Asal Suku Bangsa Total
Tabel
1.
Kategori
Frekuensi
Persentase(%)
Tidak sekolah SD SMP SMA PT Laki-Laki Perempuan 26-35 Tahun 36-45 Tahun OrangTua Anak Suami/Istri Saudara Jawa Luar Jawa
11 27 24 32 4 49 49 21 77 9 2 2 85 57 41 98
11.2 27.6 24.5 32.7 4.1 50.0 50.0 21.4 78.6 9.2 2.0 2.0 86.7 58.2 41.8 100.0
Menunjukkan
bahwa
Jawa sebanyak 41 orang (41,8%).
berdasarkan pendidikan, sebagian besar responden adalah lulusan SMA dengan
Gambaran stigma keluarga terhadap
jumlah
anggota keluarga yang menderita
sebanyak
Berdasarkan
32
jenis
orang
kelamin,
(32,7%). responden
berjenis kelamin laki-laki dan perempuan sama
banyak
dengan
masing-masing
sebanyak 49 orang (50,0%). Berdasarkan usia, mayoritas responden berusia antara 36 – 45 tahun dengan jumlah responden 77 orang (78,6%) dengan mayoritas memiliki hubungan
keluarga
sebagai
saudara
sebanyak
85 orang
(86,7%).
Mayoritas
reponden berasal dari suku Jawa yaitu sebanyak 57 orang (58,2%) dan dari Luar
skizofrenia Tabel 2.Gambaran Stigma Keluarga T erhadap Anggota Keluarga Yang Menderita Skizofrenia Stigma Frekuensi Persentase (%) Tinggi 15 15.3 Sedang 79 80.6 Rendah 4 4.1 Total 98 100.0
85
Media Ilmu Kesehatan Vol. 4, No. 2, Agustus 2015
Tabel mayoritas
2.
Menujukkan
responden
memiliki
bahwa
Gambaran
stigma
anggota
terhadap pasien skizofrenia dalam kategori
skizofrenia
sedang sebanyak 79 orang (80,6%).
responden.
stigma
keluarga
terhadap
keluarga
yang
menderita
berdasarkan
karakteristik
Tabel 3. Gambaran Stigma Berdasarkan Karakteristik Responden Karakteristik Pendidikan
Jenis Kelamin Usia
Suku Bangsa
Kategori Tidak sekolah SD SMP SMA PT Total Laki-Laki Perempuan Total 26-35 Tahun 36-45 Tahun Total Jawa Luar Jawa Total
Tinggi F % 8 53.3 6 40.0 1 6.7 0 0.0 0 0.0 15 100 11 73.3 4 26.7 15 100 4 73.3 11 26.7 15 100 8 53.3 7 46.7 15 100
Stigma Sedang Rendah F % F % 3 3.8 0 0.0 21 26.6 0 0.0 23 29.1 0 0.0 31 39.2 1 25.0 1 1.3 3 75.0 79 100 4 100 38 48.1 0 0.0 41 51.9 4 100 79 100 4 100 15 19.0 2 50.0 64 81.0 2 50.0 79 100 4 100 47 59.4 2 50.0 32 40.5 2 50.0 79 100 4 100
Total F 11 27 24 32 4 98 49 49 98 21 77 98 57 41 98
% 11.2 27.6 24.5 32.7 4.1 100 50.0 50.0 100 21.4 78.6 100 58.2 41.8 100
Tabel 3. Menunjukkan bahwa tabulasi
sebanyak 64 orang (81,0%), stigma tinggi
silang pendidikan dengan stigma keluarga
mayoritas dimiliki oleh responden dengan
terhadap anggota keluarga yang menderita
usia 36–45 tahun sebanyak masing masing
skizofrenia, kategori stigma tinggi mayoritas
11 orang (73,3%).
dialami oleh responden yang tidak sekolah
Tabulasi silang jenis kelamin dengan
sebanyak 8 orang (53,3%), stigma dengan
stigma keluarga terhadap anggota keluarga
kategori sedang
oleh
yang menderita skizofrenia, stigma tinggi
responden dengan pendidikan terakhirnya
mayoritas dimiliki oleh laki-laki sebanyak 11
SMA yaitu sebanyak 31 orang (39,2%) dan
orang (73,3%) sedangkan stigma sedang dan
stigma dengan kategori rendah mayoritas
rendah banyak dimiliki oleh perempuan
dimiliki oleh responden yang pendidikan
dengan stigma sedang sebanyak 41 orang
terakhirnya Perguruan Tinggi yaitu sebanyak
(51,9%) dan stigma rendah sebanyak 4
3 orang (1,3%).
orang (100%).
mayoritas
dialami
Tabulasi silang usia dengan stigma
Tabulasi silang asal suku bangsa
keluarga terhadap anggota keluarga yang
dengan stigma keluarga terhadap anggota
menderita
keluarga
skizofrenia,
responden
paling
yang
menderita
skizofrenia,
banyak adalah berusia 36–45 tahun dan
responden dengan stigma tinggi banyak
mayoritas memiliki stigma yang sedang
dimiliki oleh responden yang berasal dari
86
Media Ilmu Kesehatan Vol. 4, No. 2, Agustus 2015
Jawa sebanyak 8 orang (53,3%).
diketahui,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tabulasi silang pendidikan dengan stigma
responden
dan
belum
(11)
melalui pendidikan. Pendidikan berhubungan erat dengan
paling
pola pikir seseorang, semakin tinggi tingkat
adalah
pendidikan seseorang maka stigma akan
lulusan SMA dan memiliki stigma yang
lebih berkurang atau rendah, sebaliknya
sedang sebanyak 31 orang (39,2%). Stigma
dengan tingkat pengetahuan yang rendah
tinggi mayoritas dimiliki oleh responden
akan memiliki stigma lebih tinggi. Hal ini
dengan pendidikan terakhirnyatidak sekolah
sesuai dengan pendapat yang mengatakan
dan stigma rendah dimiliki oleh responden
bahwa seseorang dengan pendidikan yang
dengan pendidikan terakhirnya Perguruan
rendah
Tinggi. Pendidikan yang didapatkan oleh
prasangka
negatif
terhadap
seseorang
keluarganya
sebagai
suatu
banyak
skizofrenia,
dipahami,
dimengerti oleh seseorang akan berubah
keluarga terhadap anggota keluarga yang menderita
belum
pendidikan
dapat
terakhirnya
menurunkan
stigma
dapat
memiliki
anggapan
anggota
sikap
(8)
terhadap penderita skizofrenia. Kelompok yang
mendapatkan
pendidikan
dan
yang
(12)
mengenal pada evaluasi yang negatif.
tentang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
gangguan jiwa memiliki persepsi yang baik
tabulasi silang antara jenis kelamin dengan
(9)
terhadap
gangguan
Pendidikan
stigma keluarga terhadap anggota keluarga
merupakan faktor penting yang menentukan
yang menderita skizofrenia dengan kategori
stigma yang ada pada diri seseorang.
tinggi banyak dimiliki oleh kaum laki-laki
Pendidikan memiliki hubungan yang terbalik
sebanyak 11 orang (73,3%) dan stigma
dengan
yang
rendah dimiliki kaum perempuan sebanyak 4
yang
orang (100%). Hasil penelitian ini tidak
dengan
sejalan dengan penelitian sebelumnya yang
stigma,
dijelaskan
jiwa.
sebagaimana
dalam
menjelaskan
penelitian
bahwa
orang
pendidikan yang tinggi akan memiliki stigma
mengatakan
yang
signifikan
rendah
sebaliknya
orang
yang
berpendidikan rendah memiliki stigma yang (10)
tinggi.
Hal ini sesuai dengan teori yang
sosialisasi
bahwa
jenis
memengaruhi yang
memengaruhi
baiklah
stigma
kelamin tidak stigma
karena
yang
dapat
seseorang,
karena
menyatakan bahwa pendidikan yang didapat
dengan adanya sosialisasi antar individu satu
seseorang merupakan salah satu faktor yang
dengan yang lain saling berbagi informasi
memengaruhi
stigma.
atau pengalaman sehingga memengaruhi
mendapatkan
dan
Seseorang
yang
(13)
merasakan
bangku
pendidikan akan mendapatkan wawasan dan pengetahuan
luas.
Hal-hal
yang
belum
stigma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tabulasi silang antara usia dengan stigma
87
Media Ilmu Kesehatan Vol. 4, No. 2, Agustus 2015
keluarga terhadap anggota keluarga yang
yang menderita skizofrenia, responden paling
menderita
paling
banyak adalah berasal dari suku bangsa
banyak adalah berusia 36– 45 tahun dan
Jawa dan memiliki stigma sedang sebanyak
memiliki stigma yang sedang sebanyak 64
47 orang (59,4%). Stigma yang muncul dari
orang 81,0%. Secara alamiah usia memiliki
individu dapat dipengaruhi oleh suku bangsa.
pengaruh terhadap sikap, pola pikir, dan
Suku bangsa African American yang berkulit
perilaku seseorang. Hasil penelitian ini tidak
hitam cenderung
lebih merasa prihatin
sejalan dengan pendapat bahwa semakin
terhadap
stigma
dewasa usia seseorang maka sikap, pola
dengan suku bangsa berkulit putih. Suku
pikir, dan perilaku
bangsa
akan
skizofrenia,
semakin
responden
seseorang
bijaksana
diharapkan
sebab
seiring
dengan bertambahnya usia seseorang maka segala ucapan, sikap, dan tindakan yang dilakukannya
mempunyai
konsekuensi
yang
adanya
African
American
dibandingkan
lebih
terbuka
terhadap perawatan kesehatan jiwa jika (17)
dibandingkan dengan bangsa kulit putih. Sikap
keluarga
dan
masyarakat
sebuah
dengan latar belakang suku bangsa yang
harus
tinggal di wilayah pedalaman yang masih
(14)
dipertanggungjawabkan.
memegang
teguh
nilai-nilai
tradisional
Di dalam konteks stigma keluarga
menganggap bahwa bila salah seorang
terhadap anggota keluarga yang menderita
anggota keluarganya menderita skizofrenia
skizofrenia,
hal ini merupakan aib bagi keluarga dan
diharapkan
seiring
dengan
bertambahnya usia seseorang maka orang
masyarakatnya.
tersebut
mudah
disembunyikan dan tidak dibawa berobat
memberikan stigmatisasi terhadap anggota
karena malu dan bahkan pasien seringkali
(15)
keluarganya yang menderita skizofrenia.
mendapatkan perlakuan tidak manusiawi,
Akan tetapi hasil penelitian ini menunjukkan
misalnya perlakuan kekerasan dan dipasung.
usia
tidak
Sebagian orang juga menganggap bahwa
menghasilkan perubahan atau penurunan
pasien dengan gangguan jiwa skizofrenia
stigma sebab bertambahnya usia seseorang
merupakan gangguan yang disebabkan oleh
tanpa diikuti dengan kecerdasan intelektual,
hal-hal yang tidak rasional atau supranatural,
kecerdasan
kecerdasan
misalnya karena guna-guna atau diteluh,
menurunkan
kemasukan setan, melanggar larangan, dan
tidak
yang
spiritual,
akan
semakin
emosional,
maka
tidak
dengan
dewasa
dan akan
(16)
stigma terhadap anggota keluarganya.
Akibatnya
pasien
(18)
lain-lain.
Hasil penelitian menunjukkan tabulasi silang antara asal suku bangsa dengan stigma keluarga terhadap anggota keluarga
KESIMPULAN Mayoritas responden dalam penelitian ini pendidikan terakhirnya lulusan SMA dan
88
Media Ilmu Kesehatan Vol. 4, No. 2, Agustus 2015
sebagian
besar
memiliki
stigma
dalam
Skizofrenia
di
RSJ
Prof
Dr.Soeroyo
kategori sedang. Stigma dengan kategori
Magelang.Skripsi.Tidak dipublikasikan.
tinggi mayoritas dimiliki oleh responden yang
6. Gunawan, (2007). Stigma Gangguan
berjenis
kelamin
laki-laki.
Mayoritas
Jiwa.Yogyakarta.
responden dalam penelitian ini berusia 36–
7. Durand,V.Mand
45 tahun dan sebagian besar memiliki tingkat
Skizofrenia
stigma dalam kategori sedang. Responden
Lainnya. Pustaka Pelajar.
yang berasal dari Jawa memiliki stigma yang
dan
8. Juliansyah,
Barlow,D.H.
(2007).
Gangguan
Psikotik
(2009).
Stigma
Pasien
lebih tinggi dibandingkan dengan responden
Gangguan Jiwa. Pontianak: Pontianak
yang berasal dari Luar Jawa.
Post.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
salah
satu
mengembangkan
rujukan
untuk
penelitian-penelitian
9. Patten, S.B., Remillard,A., Philips, L., Modgill, G., Szeto, A.C.H., Kassam, A., Gardner,
D.M
:
sejenis di masa mendatang, sebab masih
ofcontact-based
banyak
mental
aspek
mendalam
yang
mengenai
perlu
dikaji
stigma
lebih
keluarga
terhadap anggota keluarga yang menderita skizofrenia.
The
Effectiveness
education
illness-related
pharmacy
students.
forreducing stigma
BMC
in
Medical
Education 2012,12:120. 10. Girma E., Tesfaye, M., Froeschl, G. Leimkuhler, A.M.M., Muller, N. (2013).
KEPUSTAKAAN
Public Stigma
1. Hawari, D. (2007). Pendekatan Holistik
Mental Illness in the Gilgel Gibe Field
pada
Gangguan
Jiwa
Skizofrenia.
Jakarta:Balai Penerbit FKUI. 2. Keliat,
B.
Keluarga
A.
(2006).
Dalam
Peran
Serta
Perawatan
Klien
Tentang
Research Center (GCFRC) in South west Etthiopia.PlosOneVol8e82116.
Gangguan Jiwa.Jakarta:EGC. 3. Fathoni.(2011).Studi
Against People With
11. Rusch,N.,Angermeyer,M.C.,Corrigan, P.W.(2005).Mental
Illness
Stigma:
Concepts, consequences,and initiativesto Respon
reduce stigma.European Psychiatry.
Psikologis Keluarga Dengan Salah Satu
12. Esses, V.M., Semerya, A.H.and Stelzl,
Anggota Keluarga Menderita Skizofrenia
M.(2004). Prejudice and Discrimination,
di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya.
Encyclopedia
Skripsi.Surabaya.Tidak dipublikasikan.
(101–
4. Surilena. (2005). Intervensi Psikososial Dalam Manajemen Skizofrenia.Jakarta. 5. Prayitno.
(2008).
Memengaruhi
Faktor-faktor
Kekambuhan
Yang Pasien
of
107).
Applied
New
Psychology
York:
Elsevies
Academic Press. 13. Cechnicki,
A.,
Demographic,
Bielarska, Sosial
A.
and
(2009). Clinical
Variables of Anticipated and Experienced
89
Media Ilmu Kesehatan Vol. 4, No. 2, Agustus 2015
Stigma of Mental Illness. Archives of Psychiatry and Psychotherapy2:49–63. 14. Herek, G.M.(2002). HIV Related Stigma and
Knowledge
in
States:Prevalence
and
the
United
Trends,1991–
Author Manuscript. 16. Mustafa.F.(2007).EQ Untuk Anak Usia Dini
Dalam
Pendidikan
Islam.
Yogyakarta:Sketsa. 17. Corrigan,
P.
W.,
of
A.
C.
1999. American Journal of Public Health.
(2007).The
2002:92 (3). Horizon Toolkit on HIV/AIDS.
Disorders and The Gender, Ethnicity,and
2012.
Education Perceiver.Community Mental
15. Lili., Wu, Z., Wu, S., Zhaoc.Y., Jia, M.,
Stigma
Watson,
Psychiatric
Health Journal.
Yan, Z. (2007). HIV-Related Stigma in
18. Primadila.(2012).http://www.tanyadok.co
Health Care Settings: A Survey of Service
m/kesehatan/pasien-gangguan-jiwa-
Providers in China. NIH Public Access
janganjauhi-mereka.