PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ANALISIS UNJUK KERJA JARINGAN WLAN “Studi Kasus SMA Negeri 1 Sewon”
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Informatika
Disusun oleh : Yohanes Bagus Adityas Putra 105314022
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERFORMANCE ANALYSIS OF WORKING WLAN “Cause Study SMA Negeri 1 Sewon”
A THESIS Presented as Partial Fulfillment of The Requirements To Obtain The Sarjana Komputer Degree in Informatics Engineering Study Program
By : Yohanes Bagus Adityas Putra 105314022
INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM DEPARTMENTS OF SCIENCE TECHNOLOGY SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA 2015
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN HASIL KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat dan menggunakan hasil karya atau sebagian dari hasil karya orang lain, kecuali yang tercantum dan disebutkan dalam kutipan serta daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 30 Januari 2015 Penulis
Yohanes Bagus Adityas Putra
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Yohanes Bagus Adityas Putra NIM
: 105314022
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : “Analisis Unjuk Kerja Jaringan WLAN Studi Kasus SMA Negeri 1 Sewon”
bersama perangkat keras yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 30 Januari 2015 Penulis
Yohanes Bagus Adityas Putra
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK Salah satu teknologi yang berkembang dalam bidang informasi adalah perangkat wireless. Teknologi ini sangat dibutuhkan guru dan siswa-siswi SMA Negeri 1 Sewon untuk kegiatan belajar mengajar menggunakan device mereka. Maka dibutuhkan kualitas layanan jaringan yang baik untuk mendukung kegiatan belajar mengajar. Untuk mengetahui kualitas layanan jaringan WLAN perlu dilakukan pengukuran yang meliputi Hotspot Enviroment, Site Coverage, dan Performa jaringan. Dalam tugas akhir ini dilakukan pengukuran dan perhitungan pada jaringan WLAN yang dimiliki oleh SMA Negeri 1 Sewon. Penelitian diawali dengan pengumpulan data berupa peta gedung dan jumlah access point yang telah terpasang. Setelah data tersebut diperoleh dilakuka site survey untuk mengetahui letak dan penempatan access point. Kemudian melakukan pengukuran coverage setiap access point. Selanjutnya menguji performa setiap access point serta jaringan dengan parameter throughput, jitter, dan packet loss. Pengukuran menggunakan tools Iperf dengan mengirimkan paket TCP dan UDP berdasarkan kategori kualitas sinyal. Hasil yang akan didapat dari analisis beberapa scenario pengujian adalah kesesuaian jaringan WLAN SMA Negeri 1 Sewon dengan teori membangun jaringan hotspot, pemetaan coverage seluruh access point berdasarkan kategori kualitas sinyal, channel overlapping dan performa perangkat WLAN.
Kata kunci : wireless, FTP, UDP, coverage, throughput, jitter, packet loss
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT
One of the technology developing in the field information is wireless devices. This technology is needed by the teaches and students of SMA Negeri 1 Sewon for learning activity using their devices. Then it needs the quality of a good network to support the learing activity. To determine the quality of WLAN it needs to be measured which includes hotspot environment, site survey, and network performance. In this final task performed measurements and calsulations on the WLAN owned by SMA Negeri 1 Sewon. The study begins with the collection of data in the form of a map of the building and the number of access point that have been installed. Once the data obtained, do site survey to determine the location and placement of accesss point. Then do the meansurement of coverage in each access point. Next test the performance of each access point and network with parameter of throughput, jitter, and packet loss. Measurement using tools Iperf to send packet TCP and UDP based on the signal quality category. The result that will be obtained form the analysis of several scenarions testing is the sultability of WLAN network SMA Negeri 1 Sewon with the theory of building hotspot network, mapping coverage of the entrie access point based on the signal quality category, channel overlapping and performance of WLAN device.
Keyword : wireless, FTP, UDP, coverage, throughput, jitter, packet loss.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang telah melimpahkan berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ANALISIS UNJUK KERJA JARINGAN WLAN “Studi Kasus SMA Negeri 1 Sewon”. Tugas ini ditulis sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana komputer program studi Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari dalam penyusunan ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan yang baik ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang telah melimpahkan berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. 2. Ibu Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi. 3. Ibu Ridowati Gunawan, S.Kom., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika 4. Bapak B. Herry Suharto, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing dengan penuh kesabaran waktu, kebaikan, dan motivasi.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5. Bapak Puspaningtyas Sanjoyo Adi, S.T., M.T. dan Bapak St. Yudianto Asmoro, S.T., M.Kom selaku dosen penguji atas kritik dan saran yang telah diberikan. 6. Ibu Agnes Maria Polina S.Kom., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing Akademik. 7. Seluruh dosen yang mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan berharga selama penulis belajar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 8. Pihak sekretariat dan laboran yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 9. Kedua orang tua tercinta Emanuel Tyas Triwiyana dan Theresia Sri Suratini. Terimakasih untuk setiap doa, cinta, kasih sayang, perhatian, dan dukungan yang selalu diberikan kepada saya. 10. kakak saya Christina Ayuning Tyas dan Zefnad Ogoney yang telah memberikan doa dan dukungan dalam proses penyelesaian skripsi ini. 11. Ponakan saya Clara Melanesya Tyas Ogoney yang telah memberikan doa dan dukungan dalam proses penyelsaian skripsi ini. 12. Bulik, Om, Pakdhe, Budhe, dan Ponakan-ponakan yang selalu memberikan dukungan dan doa. 13. Vinsensia Feviriani Tristaningsih yang telah memberikan doa, semangat, cinta, sayang dan dukungan dalam proses penyelesaian skripsi ini. 14. Babe, Kanjeng Mamik, Mbak.Ririn, dan Defty, Terimakasih atas doa dan dukungannya kepada saya. 15. Yohanes Prasetya Jati dan Markus Aryo Samodra, Terimakasih atas kerjasama dalam menyelesaikan skripsi ini.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16. Sahabat-sahabat.ku Omk St.Lukas Tambran Dedi, Aryo, Karisma, Lek.pri, Candra, Asih, Rangga, dan lain-lain, Terimakasih telah memberikan semangat kepada saya. 17. Teman-teman team futsal GKD’48 dan team sepak bola Jetis FC, Terimakasih telah memberikan semangat kepada saya. 18. Teman-teman pergunjingan Gedangan Bedu, Yolanda, Udo, Petruk, Kancil, Gadul, Jodi, Mbah.Komplong, Garnis, Terimakasih atas pergunjinganya dan telah memberikan semangat kepada saya. 19. Seluruh teman-teman kuliah Teknik Informatika 2010 (@_HMPS) Aan, Apen, Anonk, Bendot, CB, Duwek, Limpunk, Lutvi, Ndhupan, Very, Jack, Jacky, Kejut, Mendo, Agung Surono, Yulius, Lia, Tita, Ika, Festi, Ayuk, dan lainlain. Terimakasih untuk kebersamaan kita selama menjalani masa perkuliahan. 20. Teman-teman kost Antaxena Ajik, Eko, Liyus, Tepik, Mas.Budi, Irna, Lucky, Dondon, Roni, Karjo, Mas dan Mbak Jalal, Terimakasih atas kebersamaan dan semangatnya kepada saya. 21. SMA Negeri 1 Sewon yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, Khususnya Ibu Witri yang membantu dalam pengumpulan data. 22. Semua pihak dan teman-teman yang telah membantu penyusunan skripsi yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi pernaikan
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya. Yogyakarta, 30 Januari 2015 Penulis
Yohanes Bagus Adityas Putra
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO Kita semua selalu dihadapkan pada ribuan kesempatan emas yang tersamarkan denga baik oleh kesulitan..... Dengan kata lain, di balik segala jenis masalah yang menghadang kita,,,, sebenarnya terdapat banyak sekali kesempatan emas untuk kehidupan kita. ~Charles Swindoll~
Sejatinya sebuah impian yang menginginkan kenyataan,,, Pastinya akan berusaha dengan sungguh-sungguh bukan hanya berusaha dengan seadanya.
Bila perancangan kita tidak seperti yang diharapkan ingatlah dan senyumlah… Manusia merancang dengan cita-cita…. Tapi Allah merancang dengan Cinta-Nya.
Skripsi ini saya persembahkan untuk: Tuhan Yesus, Bunda Maria, OrangTua, Kakak,Keluarga,Dosen,Kekasih,dan Teman-teman.
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL ....................................................................................
i
LEMBAR JUDUL (BAHASA INGGRIS) .............................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .....................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................
iv
PERNYATAAN KEASLIAN HASIL KARYA ......................................
v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ...
vi
ABSTRAK
....................................................................................
vii
ABSTRACT
....................................................................................
viii
KATA PENGANTAR ...............................................................................
ix
MOTTO
....................................................................................
xiii
DAFTAR ISI
....................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................
xxii
DAFTAR TABEL ....................................................................................
xxvi
BAB I
PENDAHULUAN ...................................................................
1
1.1
Latar Belakang Masalah ...........................................................
1
1.2
Rumusan Masalah ....................................................................
4
1.3
Tujuan Penelitian......................................................................
4
1.4
Batasan Masalah .......................................................................
4
1.5
Metodologi Penelitian ..............................................................
5
1.6
Sistematika Penulisan...............................................................
6
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI ..............................................................
7
2.1
Jaringan Komputer ...................................................................
7
2.2
Klasifikasi Jaringan Komputer .................................................
8
2.2.1
Jaringan Wireless Local Area Network ......................
9
2.2.2
Standart 802.11a/b/g/n ...............................................
10
Model Jaringan WLAN ............................................................
14
2.3.1
Ad-Hoc Mode ............................................................
14
2.3.2
Infrastructure Mode....................................................
15
2.4
Teknologi WLAN ....................................................................
16
2.5
Arsitek WLAN
.....................................................................
19
2.6
Model TCP/IP
.....................................................................
20
2.6.1
TCP
.....................................................................
21
2.6.2
UDP (User Datagram Protocol) ................................
24
2.6.3
IP (Internet Protocol) .................................................
26
Membangun Wireless Hotspot .................................................
27
2.7.1
Hotspot Enviroment ...................................................
27
2.7.2
Site Coverage .............................................................
29
2.7.3
Memilih Perangkat .....................................................
31
2.7.4
Otentifikasi .................................................................
33
2.7.4.1 Open System Authentication ........................
33
2.7.4.2 Shared Key Authentication (WEP) ..............
34
2.7.4.3 WPA Pre-Shared Key (WPA Personal) .......
36
2.7.4.4 WPA2 Pre-Shared Key (WPA2 Personal) ...
37
2.3
2.7
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.7.4.5 WPA Enterprise / RADIUS (802.1X / EAP) 2.8
2.9
Antenna WiFi
37
.....................................................................
39
2.8.1
Voltage Standing Wave Ratio (VSWR) .....................
40
2.8.2
Gain
.....................................................................
41
2.8.3
Polarisasi .................................................................
43
2.8.4
Beamwidth ..................................................................
46
2.8.5
Tipe Antenna ..............................................................
48
Signal Strength
.....................................................................
52
2.10 Satuan Kekuatan Sinyal ...........................................................
53
2.10.1
dB (Decible) ...............................................................
53
2.10.2
dBm (dB miliWatt) ....................................................
53
2.10.3
dBi (dB isotropic) .....................................................
56
2.10.4
Effective Isotropic Radiated Power (EIRP) ...............
56
2.11 Parameter Performa Jaringan ..................................................
57
2.11.1
Throughput .................................................................
58
2.11.2
Jitter
.....................................................................
59
2.11.3
Packet loss ................................................................
60
2.11.4
Delay
.....................................................................
61
2.11.5
Packet Drop ...............................................................
62
2.11.2
Reliability ...................................................................
62
2.11.3
Bandwith ..................................................................
62
2.12 Alat Pengukuran .....................................................................
63
2.12.1
Iperf
.....................................................................
xvi
63
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.12.2
Vistumbler .................................................................
65
2.12.3
Speedtest ..................................................................
66
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN ...........................................
68
3.1
Langkah-langkah Penelitian .....................................................
68
3.2
Rencana Pengujian ...................................................................
69
3.2.1
Pengujian Kuat Sinyal dan Coverage.........................
72
3.2.2
Pengujian Performa Access Point ..............................
73
3.2.3
Pengujian Jaringan WLAN ........................................
75
3.2.4
Pengujian Kecepatan Internet ....................................
76
Pengolahan Data dan Analisis Data .........................................
77
3.3.1
Throughput .................................................................
77
3.3.2
Packet loss..................................................................
78
3.3.3
Jitter
.....................................................................
78
BAB IV
DATA DAN ANALISIS KINERJA JARINGAN ................
79
4.1
Topologi Jaringan .....................................................................
79
4.1.1
Topologi Jaringan Fisik .............................................
79
4.2.1
Pemetaan WiFi ...........................................................
80
4.2.1.1 Posisi User ...................................................
82
Topologi Jaringan Logik ............................................
84
3.3
4.3.1 4.2
Data Penelitian
.....................................................................
86
4.2.1
Data Kondisi Sepi ......................................................
86
4.2.2
Data Kondisi Normal .................................................
87
4.2.3
Data Kondisi Sibuk ....................................................
87
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.3
Kondisi Kuat Sinyal, Coverage dan Channel Overlapping Access Point (AP) 4.3.1
.....................................................................
Kuat Sinyal, Coverage, dan Channel Overlapping Access Point-Wifi-Sewon ......................................................
4.3.2
99
Kuat Sinyal, Coverage, dan Channel Overlapping Access Point-Wifi-Sewon, Smas-01, dan Smase-02 ..............
4.3.8
97
Kuat Sinyal, Coverage, dan Channel Overlapping Access Point-TU-Sewon ........................................................
4.3.7
95
Kuat Sinyal, Coverage, dan Channel Overlapping Access Point-SMA1Sewon ....................................................
4.3.6
93
Kuat Sinyal, Coverage, dan Channel Overlapping Access Point-SMAN1SEWON ..............................................
4.3.5
91
Kuat Sinyal, Coverage, dan Channel Overlapping Access Point-Smase-02 ..........................................................
4.3.4
88
Kuat Sinyal, Coverage, dan Channel Overlapping Access Point-Smase-01 ..........................................................
4.3.3
88
101
Kuat Sinyal, Coverage, dan Channel Overlapping Access Point-SMAN1Sewon, SMA1Sewon, dan TU-Sewon
103
4.4
Analisis Performa Jaringan dengan TCP dan UDP ..................
105
4.5
Pengujian Access Point ............................................................
106
4.5.1
Kondisi Access Point-Wifi-Sewon.............................
107
4.5.1.1 Throughput...................................................
107
4.5.1.2 Packet loss ...................................................
109
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.5.1.3 Jitter .............................................................
112
Kondisi Access Point-Smase-01 ................................
114
4.5.2.1 Throughput...................................................
114
4.5.2.2 Packet loss ...................................................
116
4.5.2.3 Jitter .............................................................
118
Kondisi Access Point-Smase-02 ................................
120
4.5.3.1 Throughput...................................................
120
4.5.3.2 Packet loss ...................................................
122
4.5.3.3 Jitter .............................................................
125
Kondisi Access Point-SMAN1SEWON ....................
127
4.5.4.1 Throughput...................................................
127
4.5.4.2 Packet loss ...................................................
129
4.5.4.3 Jitter .............................................................
131
Kondisi Access Point-SMA1SEWON .......................
133
4.5.5.1 Throughput...................................................
133
4.5.5.2 Packet loss ...................................................
135
4.5.5.3 Jitter .............................................................
138
Kondisi Access Point-TU-Sewon...............................
140
4.5.6.1 Throughput...................................................
140
4.5.6.2 Packet loss ...................................................
142
4.5.6.3 Jitter .............................................................
144
Pengujian WLAN .....................................................................
146
4.6.1
147
4.5.2
4.5.3
4.5.4
4.5.5
4.5.6
4.6
Kondisi WLAN-Smase-01 .........................................
xix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.6.2
4.6.3
4.6.4
4.6.5
4.7
4.8 BAB V
4.6.1.1 Throughput...................................................
147
4.6.1.2 Packet loss ...................................................
150
4.6.1.3 Jitter .............................................................
153
Kondisi WLAN-Smase-02 .........................................
155
4.6.2.1 Throughput...................................................
155
4.6.2.2 Packet loss ...................................................
158
4.6.2.3 Jitter .............................................................
160
Kondisi WLAN-SMAN1SEWON .............................
163
4.6.3.1 Throughput...................................................
163
4.6.3.2 Packet loss ...................................................
165
4.6.3.3 Jitter .............................................................
168
Kondisi WLAN-SMA1SEWON ................................
170
4.6.4.1 Throughput...................................................
171
4.6.4.2 Packet loss ...................................................
173
4.6.4.3 Jitter .............................................................
176
Kondisi WLAN-TU-SEWON ....................................
178
4.6.5.1 Throughput...................................................
178
4.6.5.2 Packet loss ...................................................
180
4.6.5.3 Jitter .............................................................
183
Analisis Keseluruhan terhadap Kualitas Sinyal pada Kondisi Sepi, Normal, dan Sibuk....................................................................
185
Kondisi Kualitas Internet SMA Negeri 1 Sewon .....................
187
KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................
188
xx
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.1
Kesimpulan
.....................................................................
188
5.2
Saran
.....................................................................
189
DAFTAR PUSTAKA
.....................................................................
191
LAMPIRAN
.....................................................................
194
xxi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Pembagian Channel 802b/g/n..............................................
13
Gambar 2.2
Model Jaringan Ad-hoc........................................................
15
Gambar 2.3
Model Jaringan Infrastructure .............................................
16
Gambar 2.4
Arsitektur IEEE 802.11 berdasarkan model OSI ...............
19
Gambar 2.5
Proses Pembuatan koneksi TCP (Three-way Handshake)
23
Gambar 2.6
Cell Layout for Three Channels ..........................................
29
Gambar 2.7
Polarisasi Antenna ..............................................................
43
Gambar 2.8
Polarisasi Vertikal ...............................................................
44
Gambar 2.9
Polarisasi Horisontal ..........................................................
45
Gambar 2.10 Polarisasi Circural ..............................................................
45
Gambar 2.11 Polarisasi Cross ..................................................................
46
Gambar 2.12 Beamwidth Antenna.............................................................
47
Gambar 2.13 Antenna Omnidirectional ....................................................
48
Gambar 2.14 Pola Radiasi Antenna Omni ................................................
48
Gambar 2.15 Antenna Grid .......................................................................
49
Gambar 2.16 Pola Radiasi Antenna Grid .................................................
49
Gambar 2.17 Antenna Parabolic ...............................................................
50
Gambar 2.18 Pola Radiasi Antenna Parabolic .........................................
50
Gambar 2.19 Antena Sectoral ...................................................................
51
Gambar 2.20 Pola Radiasi Antenna Sectoral ............................................
52
Gambar 2.21 Hasil Output TCP ................................................................
63
xxii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 2.22 Hasil Output UDP................................................................
64
Gambar 2.23 Screenshot Vistumbler .........................................................
65
Gambar 2.24 Screenshot Speedtest ...........................................................
67
Gambar 3.1
Rencana pengujian kuat sinyal setiap Access Point ............
72
Gambar 3.2
Rencana pengujian kualitas Access Point............................
73
Gambar 3.3
Rencana pengujian kualitas jaringan WLAN ......................
75
Gambar 3.4
Rencana pengujian kecepatan internet ................................
76
Gambar 4.1
Topologi jaringan SMA Negeri 1 Sewon ............................
79
Gambar 4.2
Denah Lokasi penempatan access point SMA Negeri 1 Sewon
82
Gambar 4.3
Denah posisi user jaringan WiFi SMAN1SEWON, SMA1SEWON, dan TU-SEWON .................................................................
83
Gambar 4.4
Denah posisi ruang kelas siswa-siswi SMA Negeri 1 Sewon
83
Gambar 4.5
Denah posisi penempatan access point siswa-siswi SMA Negeri 1 Sewon ..................................................................................
84
Gambar 4.6
Pemetaan topologi logik SMA Negeri 1 Sewon..................
85
Gambar 4.7
Mapping kuat sinyal dan coverage access point-wifi-SEWON
90
Gambar 4.8
Channel overlapping dari access point-wifi-SEWON ........
90
Gambar 4.9
Mapping kuat sinyal dan coverage access point-Smase-01
92
Gambar 4.10 Channel overlapping dari access point-Smase-01 ..............
92
Gambar 4.11 Mapping kuat sinyal dan coverage access point-Smase-02
94
Gambar 4.12 Channel overlapping dari access point-Smase-02 ..............
94
Gambar 4.13 Mapping kuat sinyal dan coverage access point-SMAN1SEWON ....................................................................................
xxiii
96
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 4.14 Channel overlapping dari access point-SMAN1SEWON ..
96
Gambar 4.15 Mapping kuat sinyal dan coverage access point-SMA1SEWON 98 Gambar 4.16 Channel overlapping dari access point-SMA1SEWON .....
98
Gambar 4.17 Mapping kuat sinyal dan coverage access point-TU-SEWON
100
Gambar 4.18 Channel overlapping dari access point-TU-SEWON .........
100
Gambar 4.19 Mapping kuat sinyal dan coverage access point-Wifi-SEWON, Smase-01, an Smase-02 ......................................................
103
Gambar 4.20 Mapping kuat sinyal dan coverage access point-SMAN1SEWON, SMA1SEWON, dan TU-SEWON ......................................
105
Gambar 4.21 Grafik rata-rata throughput access point-Wifi-SEWON .....
109
Gambar 4.22 Grafik rata-rata packet loss access point-Wifi-SEWON .....
111
Gambar 4.23 Grafik rata-rata jitter access point-Wifi-SEWON...............
113
Gambar 4.24 Grafik rata-rata throughput access point-Smase-01 ............
115
Gambar 4.25 Grafik rata-rata packet loss access point-Smase-01 ............
118
Gambar 4.26 Grafik rata-rata jitter access point-Smase-01 ......................
120
Gambar 4.27 Grafik rata-rata throughput access point-Smase-02 ............
122
Gambar 4.28 Grafik rata-rata packet loss access point-Smase-02 ............
124
Gambar 4.29 Grafik rata-rata jitter access point-Smase-02 ......................
126
Gambar 4.30 Grafik rata-rata throughput access point-SMAN1SEWON
128
Gambar 4.31 Grafik rata-rata packet loss access point-SMAN1SEWON
131
Gambar 4.32 Grafik rata-rata jitter access point-SMAN1SEWON ..........
133
Gambar 4.33 Grafik rata-rata throughput access point-SMA1SEWON ...
135
Gambar 4.34 Grafik rata-rata packet loss access point-SMA1SEWON ...
137
xxiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 4.35 Grafik rata-rata jitter access point-SMA1SEWON.............
139
Gambar 4.36 Grafik rata-rata throughput access point-TU-SEWON .......
142
Gambar 4.37 Grafik rata-rata packet loss access point-TU-SEWON .......
144
Gambar 4.38 Grafik rata-rata jitter access point-TU-SEWON .................
146
Gambar 4.39 Grafik rata-rata throughput WLAN-Smase-01 ...................
150
Gambar 4.40 Grafik rata-rata packet loss WLAN-Smase-01....................
152
Gambar 4.41 Grafik rata-rata jitter WLAN-Smase-01 .............................
155
Gambar 4.42 Grafik rata-rata throughput WLAN-Smase-02 ...................
157
Gambar 4.43 Grafik rata-rata packet loss WLAN-Smase-02....................
160
Gambar 4.44 Grafik rata-rata jitter WLAN-Smase-02 .............................
162
Gambar 4.45 Grafik rata-rata throughput WLAN-SMAN1SEWON .......
165
Gambar 4.46 Grafik rata-rata packet loss WLAN-SMAN1SEWON........
168
Gambar 4.47 Grafik rata-rata jitter WLAN-SMAN1SEWON .................
170
Gambar 4.48 Grafik rata-rata throughput WLAN-SMA1SEWON ..........
173
Gambar 4.49 Grafik rata-rata packet loss WLAN-SMA1SEWON ..........
175
Gambar 4.50 Grafik rata-rata jitter WLAN-SMA1SEWON ....................
177
Gambar 4.51 Grafik rata-rata throughput WLAN-TU-SEWON ..............
180
Gambar 4.52 Grafik rata-rata packet loss WLAN-TU-SEWON ..............
183
Gambar 4.53 Grafik rata-rata jitter WLAN-TU-SEWON ........................
185
xxv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Pembagian Channel 2,4 GHz menurut ITU ........................
12
Tabel 2.2
Standar jaringan 802.11 .......................................................
12
Tabel 2.3
Kategori Kekuatan Sinyal WLAN menurut Cisco ..............
52
Tabel 2.4
Konversi dB ke watt ............................................................
54
Tabel 2.5
Konversi dB ke Watt ...........................................................
55
Tabel 2.6
Standarisasi nilai jitter versi THIPON ................................
59
Tabel 2.7
Standarisasi nilai packet loss versi THIPON.......................
60
Tabel 2.8
Standarissi nilai delay versi THIPON .................................
61
Tabel 3.1
Tabel data pengujian kecepatan internet .............................
77
Tabel 4.1
Tabel kategori kuat sinyal menurut Cisco ...........................
88
Tabel 4.2
Rata-rata throughput access point-Wifi-SEWON selama enam hari (dalam Mbps) .....................................................................
Tabel 4.3
Rata-rata packet loss access point-Wifi-SEWON selama enam hari (dalam %)
Tabel 4.4
.....................................................................
.....................................................................
114
Rata-rata packet loss access point-Smase-01 selama enam hari (dalam %)
Tabel 4.7
112
Rata-rata throughput access point-Smase-01 selama enam hari (dalam Mbps) .....................................................................
Tabel 4.6
110
Rata-rata jitter access point-Wifi-SEWON selama enam hari (dalam ms)
Tabel 4.5
107
.....................................................................
Rata-rata jitter access point-Smase-01 selama enam hari
xxvi
116
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(dalam ms) Tabel 4.8
.....................................................................
Rata-rata throughput access point-Smase-02 selama enam hari (dalam Mbps) .....................................................................
Tabel 4.9
.....................................................................
.....................................................................
.....................................................................
.....................................................................
138
Rata-rata throughput access point-TU-SEWON selama enam hari (dalam Mbps) ...............................................................
Tabel 4.18
136
Rata-rata jitter access point-SMA1SEWON selama enam hari (dalam ms)
Tabel 4.17
134
Rata-rata packet loss access point-SMA1SEWON selama enam hari (dalam %) .....................................................................
Tabel 4.16
132
Rata-rata throughput access point-SMA1SEWON selama enam hari (dalam Mbps) ...............................................................
Tabel 4.15
129
Rata-rata jitter access point-SMAN1SEWON selama enam hari (dalam ms)
Tabel 4.14
127
Rata-rata packet loss access point-SMAN1SEWON selama enam hari (dalam %) .....................................................................
Tabel 4.13
125
Rata-rata throughput access point-SMAN1SEWON selama enam hari (dalam Mbps) ...............................................................
Tabel 4.12
123
Rata-rata jitter access point-Smase-02 selama enam hari (dalam ms)
Tabel 4.11
121
Rata-rata packet loss access point-Smase-02 selama enam hari (dalam %)
Tabel 4.10
118
141
Rata-rata packet loss access point-TU-SEWON selama enam hari (dalam %) .....................................................................
xxvii
143
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 4.19
Rata-rata jitter access point-TU-SEWON selama enam hari (dalam ms)
Tabel 4.20
.....................................................................
Rata-rata throughput WLAN-Smase-01 selama enam hari (dalam Mbps) .....................................................................
Tabel 4.21
.....................................................................
.....................................................................
.....................................................................
.....................................................................
.....................................................................
168
Rata-rata throughput WLAN-SMA1SEWON selama enam hari (dalam Mbps) ...............................................................
Tabel 4.30
166
Rata-rata jitter WLAN-SMAN1SEWON selama enam hari (dalam ms)
Tabel 4.29
164
Rata-rata packet loss WLAN-SMAN1SEWON selama enam hari (dalam %) .....................................................................
Tabel 4.28
161
Rata-rata throughput WLAN-SMAN1SEWON selama enam hari (dalam Mbps) ...............................................................
Tabel 4.27
159
Rata-rata jitter WLAN-Smase-02 selama enam hari (dalam ms)
Tabel 4.26
156
Rata-rata packet loss WLAN-Smase-02 selama enam hari (dalam %)
Tabel 4.25
153
Rata-rata throughput WLAN-Smase-02 selama enam hari (dalam Mbps) .....................................................................
Tabel 4.24
151
Rata-rata jitter WLAN-Smase-01 selama enam hari (dalam ms)
Tabel 4.23
148
Rata-rata packet loss WLAN-Smase-01 selama enam hari (dalam %)
Tabel 4.22
145
Rata-rata packet loss WLAN-SMA1SEWON selama enam
xxviii
171
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
hari (dalam %) ..................................................................... Tabel 4.31
Rata-rata jitter WLAN-SMA1SEWON selama enam hari (dalam ms)
Tabel 4.32
.....................................................................
179
Rata-rata packet loss WLAN-TU-SEWON selama enam hari (dalam %) .....................................................................
Tabel 4.34
176
Rata-rata throughput WLAN-TU-SEWON selama enam hari (dalam Mbps) ...............................................................
Tabel 4.33
174
182
Rata-rata jitter WLAN-TU-SEWON selama enam hari (dalam ms)
.....................................................................
xxix
183
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Jaringan nirkabel merupakan salah satu alternatif terbaik dalam membangun sebuah jaringan komputer yang praktis. Salah satu teknologi penting dan menjadi trend dalam jaringan komputer adalah teknologi jaringan komputer nirkabel. Teknologi ini adalah perkembangan dari teknologi jaringan komputer lokal yang memungkinkan efisiensi dalam implementasi dan pengembangan jaringan komputer. Karena dapat meningkatkan mobilitas user dan mengingat keterbatasan dari teknologi jaringan komputer menggunakan media kabel. [1] Wireless Local Area Network (WLAN) menggunakan frekuensi 2,4 Ghz yang menggunakan pita ISM (Industrial, Scientific, Medical) yang dialokasi oleh FCC (Federal Communication Commision). Sebuah komisi komunikasi dunia untuk keperluan industri, sains, dan badan kesehatan. Tipe untuk standarisasi WLAN terbagi menjadi 802.11a,802.11b,802.11g, dan 802.11n. SMA Negeri 1 Sewon merupakan salah satu SMA Negeri di Kabupaten Bantul, berdiri sejak tahun 1983. Selama 30 tahun SMA Negeri 1 Sewon telah membantu untuk mendidik siswa-siswinya agar dapat melanjutkan pendidikanya ke jenjang yang lebih tinggi. Selama 30 tahun 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
SMA Negeri 1 Sewon menghadapi berbagai tantangan dalam dunia pendidikan. Dengan semakin berkembangnya SMA Negeri 1 Sewon dan berkembangnya dunia pendidikan, maka sekolah dituntut selalu bisa meningkatan fasilitas dan kualitas pembelajaran. Salah satunya dengan menyediakan jaringan WLAN yang baik dan nyaman. Untuk menyediakan jaringan WLAN yang baik bagi siswa-siswi dalam mengakses jaringan internet di SMA Negeri 1 Sewon, maka harus dilakukan peningkatan jaringan wireless. SMA Negeri 1 Sewon memilih menggunakan jaringan nirkabel karena kemudahan yang ditawarkan. Antara lain user
dapat
terhubung kedalam satu jaringan untuk mengambil file, mengambil data, serta melakukan koneksi ke internet tanpa menggunakan kabel. Jaringan nirkabel lebih mudah diimplementasikan karena tidak membutuhkan pemasangan kabel yang kompleks. Sehingga dapat menghemat waktu dan biaya. Jaringan nirkabel relative lebih mudah untuk dipelihara dan dilakukan perubahan secara fisik jika ada penambahan user dan perubahan posisi user. Teknologi ini sangat dibutuhkan guru maupun siswa-siswi SMA Negeri 1 Sewon. Sehingga fasilitas tersebut mempermudah dalam proses kegiatan belajar mengajar. Di lingkungan SMA Negeri 1 Sewon terdapat 6 access point yang tersebar di beberapa gedung sekolah. Penempatan access point juga menggunakan beberapa parameter yaitu daerah jangkauan (coverage), jumlah pemakai, dan letak access point yang sedapat mungkin dijangkau oleh kabel UTP sebagai uplink dari suatu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
access point yang terhubung ke switch khusus untuk wireless. Namun beberapa kendala masih ditemui di lapangan, yaitu koneksi internet yang lambat dan sinyal WiFi yang tidak stabil. Sehingga user merasa kesulitan karena tiba-tiba koneksi internet terputus saat sedang proses belajar mengajar. Upaya yang sudah dilakukan antara lain dengan menggunakan sistem login sehingga hanya siswa-siswi, guru, dan kepala sekolah yang hanya bisa terhubung dengan jaringan WLAN dan penambahan jumlah access point yang sebelumnya berjumlah 4 sekarang menjadi 6. Penambahan jumlah access point ini bertujuan untuk memperluas jangkauan sinyal, diharapkan internet dapat diakses dari titik manapun. Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis jaringan WLAN di SMA Negeri 1 Sewon. Analisis berkaitan dengan seberapa baik layanan kualitas jaringan WLAN dan Seberapa baik kualitas akses
internet
menggunakan jaringan WLAN SMA Negeri 1 Sewon. Penulis akan menganalisis skenario yang berkaitan dengan sinyal terkait jarak antar perangkat wireless untuk mengetahui pengaruhnya terhadap parameter performa jaringan yaitu: throughput, jitter, dan packet loss. Hasil analisis diharapkan memberikan data yang dapat sebagai acuan untuk perbaikan jaringan WLAN SMA Negeri 1 Sewon.[2]
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.2
4
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dituliskan beberapa permasalahan yang akan dibahas pada penelitiian ini, yaitu:
1. Seberapa baik layanan kualitas jaringan WLAN SMA Negeri 1 Sewon? 2. Seberapa baik kualitas akses internet menggunakan jaringan WLAN di SMA Negeri 1 Sewon?
1.3
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui seberapa baik layanan kualitas jaringan WLAN SMA Negeri 1 Sewon. 2. Mengetahui seberapa baik kualitas akses internet menggunakan jaringan WLAN di SMA Negeri 1 Sewon. 3. Memberi rekomendasi kepada SMA Negeri 1 Sewon guna menambah efektifitas penggunaan jaringan WLAN dalam proses pembelajaran, sehingga kualitas internet dapat tercapai.
1.4
Batasan Masalah
1. Pengambilan data difokuskan pada jaringan WLAN SMA Negeri 1 Sewon.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
2. Cuaca tidak diperhitungkan. 3. Tidak membahas algoritma routing pada jaringan WLAN. 4. Parameter yang diuji hanya mencakup throughput,packet loss,jitter, coverage, inetervernsi/overlapping, dan keceptan internet. 5. Pengambilan data menggunakan aplikasi / tools Iperf, Vistumbler, dan Speedtest. 6. Pengujian dilakukan selama enam hari pada kondisi sepi, normal, dan sibuk.
1.5
Metodologi Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Studi literatur: a. Teori WLAN b. Teori sinyal c. Teori parameter peforma jaringan 2. Menentukan waktu pengukuran parameter kualitas layanan jaringan WLAN. Pengukuran akan dilakukan berdasarkan interval waktu 3. Melakukan pengukuran dan monitoring terhadap parameter kualitas layanan jaringan WLAN yang sudah ditentukan. 4. Evaluasi 5. Kesimpulan dan solusi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.6
6
Sistematika Penulisan Sistematika yang digunakan adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang penulisan tugas akhir, rumusan masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Bab
ini
menjelaskan
tentang
teori
yang
berkaitan
dengan
judul/rumusan masalah di tugas akhir. BAB III METODE PENGAMBILAN DATA Bab ini menjelaskan tentang spesifikasi alat yang digunakan dan metode dalam pengambilan data. BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA Bab ini berisi tentang pelaksanaan pengujian dan hasil pengujian. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan atas analisa dan saran berdasarkan hasil yang telah
dilaksanakan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Jaringan Komputer Jaringan komputer merupakan penggabungan teknologi komputer dan komunikasi dari sekumpulan komputer berjumlah banyak yang terpisah-pisah, akan tetapi saling berhubungan dalam melaksanakan tugasnya [3]. Jaringan kompter adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer dan perangkat lainnya yang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Tujuan dari jaringan komputer adalah: 1. Membagi sumber daya, misalnya membagi printer, CPU, memory, ataupun harddisk. 2.
Komunikasi, misalnya e-mail, instant messangging, dan chatting.
3. Akses informasi, misalnya web browsing, download file, dan upload file. Dalam sebuah jaringan komputer, antara satu komputer dengan komputer lainnya, dapat dihubungkan dengan menggunakan media kabel ataupun nirkabel. Dengan berkembangnya teknologi yang semakin pesat penggunaan media nirkabel sudah banyak diterapkan. Hal ini dikarenakan semakin banyak user membutuhkan jaringan dengan mobilitas tinggi. [2]
7
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.2
8
Klasifikasi Jaringan Komputer Jaringan komputer dapat dibedakan berdasarkan luasnya daerah kerja yang digunakan pada internet tersebut [3]. 1. Local Area Network Local Area Network (LAN) merupakan jaringan komputer bersifat pribadi,
yang
menghubungkan
beberapa
komputer
ataupun
workstation dalam suatu kantor ataupun pabrik-pabrik untuk pemakaian resource bersama dan saling bertukar informasi. 2. Metropolitan Area Network Metropolitan Area Network (MAN) biasanya terdiri atas dua atau lebih LAN dalam area geografis. MAN mencakup area geografis sebuah kota seperti sebuah bank dengan banyak kantor cabang di suatu kota. 3. Wide Area Network (WAN) merupakan jaringan yang memiliki luas jangkauan yang sangat besar, biasanya meliputi sebuah negara atau benua. WAN terdiri dari kumpulan mesin yang bertujuan untuk menjalankan program-program (aplikasi) pemakai. Mesin-mesin dapat disebut sebagai host ataupun bisa juga end system. Host dihubungkan oleh sebuah subnet komunikasi, atau cukup disebut dengan subnet. Tugas subnet adalah unutk membawa pesan dari satu host ke host
lainnya. Seperti halnya telepon yang membawa
pembicaraan dari pembicara ke pendengar. 4. Jaringan Tanpa Kabel Komputer mobile, seperti komputer notebook dan personal digital assistant (PDA). Merupakan cabang industri komputer yang paling
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
cepat pertumbuhannya. Banyak pemilik jenis komputer tersebut mempunyai mesin-mesin desktop personal computer (PC) yang terpasang pada LAN atau WAN dan menginginkan untuk terhubung ke komputer pusat. 5. Internetwork
Terdapat banyak jaringan di dunia ini. Orang yang terhubung ke jaringan sangat berharap bisa berkomunikasi dan bisa terhubung ke jaringan lainnya. Dengan sebuah mesin yang disebut
gateway
untuk
melakukan
dan
melaksanakan
terjemahan yang diperlukan baik perangkat keras maupun lunaknya. Kumpulan jaringan terinterkoneksi tersebut disebut internetwork atau internet.[2]
2.2.1
Jaringan Wireless Local Area Network Jaringan Wireless Local Area Network (WLAN) adalah jaringan
yang
mengkoneksikan
dua
komputer
atau
lebih
menggunakan frekuensi radio dan infrared sebagai media transmisi data[4]. Proses komunikasi tanpa kabel ini dimulai dengan munculnya alat-alat berbasis gelombang radio seperti, walkie talkie, remote control, dan perangkat radio lainnya. Hal ini muncul pengembangan teknologi wireless untuk jaringan komputer. Sehingga pengguna dapat langsung terhubung pada jaringan di area WLAN tanpa menggunakan kabel.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
Dengan WLAN ini siapapun yang berada pada area WLAN dapat dengan mudah terhubung pada jaringan tanpa harus terhubung secara fisik ke dalam jaringan. WLAN mempunyai fleksibilitas, mendukung mobilitas, menawarkan efisiensi dalam waktu dan biaya penginstalan karena apabila ingin memperluas atau memindah jaringan tidak perlu menarik kabel atau memindahkan kabel yang sudah ada.
2.2.2
Standart 802.11 a/b/g/n Pada tahun 1997, sebuah lembaga independen bernama IEEE membuat spesifikasi/standar WLAN pertama yang diberi kode 802.11. Peralatan yang sesuai standar 802.11 dapat bekerja pada frekuensi 2,4 Ghz, dan kecepatan transfer data (throughput) teoritis maksimal 2Mbps. Pada bulan Juli 1999, IEEE kembali mengeluarkan spesifikasi baru bernama 802.11b. Kecepatan transfer data teoritis maksimal yang dapat dicapai adalah 11 Mbps. Kecepatan transfer data sebesar ini sebanding dengan Ethernet tradisional ( IEEE 802.3 10 Mbps atau 10 Base-T). Peralatan yang menggunakan standar 802.11b juga bekerja pada frekuensi 2,4Ghz. Salah satu kekurangan peralatan wireless yang bekerja pada frekuensi ini adalah kemungkinan terjadinya interfensi dengan cordless phone, microwave oven, atau peralatan lain yang menggunakan gelombang radio pada frekuensi sama.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
Pada saat hampir bersamaan, IEEE membuat spesifikasi 802.11a yang menggunakan teknik berbeda. Frekuensi yang digunakan 5Ghz, dan mendukung kecepatan transfer data teoritis maksimal sampai 54Mbps. Gelombang radio yang dipancarkan oleh peralatan 802.11a relative sukar menembus dinding atau penghalang lainnya. Jarak jangkau gelombang radio relative lebih pendek dibandingkan 802.11b. Secara teknis, 802.11b tidak kompatibel dengan 802.11a. Namun saat ini cukup banyak pabrik hardware yang membuat peralatan yang mendukung kedua standar tersebut. Pada tahun 2002, IEEE membuat spesifikasi baru yang dapat menggabungkan kelebihan 802.11b dan 802.11a. Spesifikasi yang diberi kode 802.11g ini bekerja pada frekuensi 2,4 Ghz dengan kecepatan transfer data teoritis maksimal 54Mbps. Peralatan 802.11g kompatibel dengan 802.11b, sehingga dapat saling dipertukarkan. Misalkan saja sebuah komputer yang menggunakan kartu jaringan 802.11g dapat memanfaatkan access point 802.11b, dan sebliknya. Channel yang dipakai untuk frekuensi 2,4Ghz ada 11 channel untuk Indonesia dan Amerika.[5] 802.11b/g/n menggunakan frekuensi 2,4GHz atau memiliki range mulai dari 2,4 GHz – 2,5 GHz. Frekuensi tersebut dibagi menjadi 13 channel mulai dari channel 1 yaitu 2,412GHZ sampai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
dengan channel 13 yaitu 2,472 GHz. Channel ke-14 sebelumnya digunakan di Jepang namun sudah tidak terpakai lagi.
Tabel 2.1. Pembagian channel 2,4 GHz menurut ITU (International Telecomunications Union) [6]
Approximate Indoor range
Approximate outdoor range
(m)
(ft)
(m)
(ft)
20
66
100
330
35
115
120
390
--
--
5,00 0
16,00 0
DSSS
38
125
140
460
1
OFDM, DSSS
38
125
140
460
70
230
250
820
4
OFDM 70
230
250
820
802.11 Protocol
Freq (GHz)
Bandwidth (Mhz)
Data rate per stream (Mbit/s)
Allowable MIMO streams
Modulation
---
2,4
20
1,2
1
DSSS, FHSS
20
6,9,12,18,24,3 6, 48,54
1
OFDM
5.5,11
1
5 a 3,7 b
2,4
20
g
2,4
20
n
2,4/5
20 40
6,9,12,18,24,3 6, 48,54 7.2, 14.4, 21.7, 28.9, 43.3, 57.8, 65, 72.2
Tabel 2.2. Standar jaringan 802.11 [7]
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
Pembagian channel dalam 802.11b/g/n memiliki lebar 22MHz. Dimana dalam 802.11b dan 802.11g memiliki channel width yang sama yaitu 22 MHz sedangkan untuk 802.11n memiliki channel width 20 dan 40 MHz dengan jumlah arus aliran 1, 2, 3, dan 4. Selain memiliki channel width adapun modulasi yang digunakan dalam 802.11b adalah CCK, DSSS dan untuk 802.11 g/n menggunakan modulasi CCK, DSSS, dan OFDM. Ketiganya menggunakan RF band yang sama yaitu 2,4 GHz. Hal ini mengakibatkan sinyal dari sebuah channel masih akan dirasakan oleh channel lainnya yang bertetangga. Misalnya pada channel 1 masih akan terasa di channel 2,3,4, dan 5. Karena rentang frekuensi yang saling overlapping (tumpang tindih) maka penggunaan channel
yang
berdekatan
akan
mengakibatkan
gangguan
interference. Secara lengkap gambaran interference yang akan terjadi dapat dilihat pada gambar berikut: 1 2,412
2
3
2,417 2,422
4
5
2,427 2,432
6
7
2,437 2,442
8
9
10
2,447 2,452 2,457
11
12
13
2,462
2,467
2,472
Gambar 2.1. Pembagian channel 802.11b/g/n
Berdasarkan
gambar
di
atas
dapat
dilihat
bahwa
interference channel 802.11b/g/n akan terhindar jika menggunakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
aturan +5 atau -5 dengan frekuensi yang sudah digunakan. Sebagai contoh, channel 1 tidak akan overlapping dengan channel 6 dan 11.
2.3
Model Jaringan WLAN Jaringan wireless dikonfigurasikan ke dalam dua jenis jaringan, yaitu mode infrastruktur dan ad-hoc [8]. Konfigurasi infrastruktur adalah komunikasi antar masing-masing Personal Computer (PC). Komunikasi ad-hoc adalah komunikasi secara langsung antara masing-masing komputer dengan menggunakan piranti wireless. Penggunaan kedua mode ini tergantug dari kebutuhan untuk berbagi data atau kebutuhan yang lain dengan jaringan berkabel.
2.3.1
AdHoc Mode Ad-Hoc merupakan mode jaringan WLAN yang sangat sederhana, karena pada ad-hoc ini tidak memerlukan access point untuk host dapat saling berinteraksi. Setiap host cukup memiliki transmitter dan receiver wireless untuk berkomunikasi secara langsung satu sama lain seperti tampak pada gambar 2.1. Kekurangan
dari
mode
ini
adalah
komputer
tidak
bisa
berkomunikasi dengan komputer pada jaringan yang menggunakan kabel. Selain itu, daerah jangkauan pada mode ini terbatas pada jarak antara kedua komputer tersebut [7].
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
Gambar 2.2. Model Jaringan Ad-hoc (http://www.sysneta.com/wireless-ad-hoc-vs-infrastructure) [8].
2.3.2
Infrastructure Mode Jika komputer pada jaringan wireless ingin mengakses jaringan kabel atau berbagi printer misalnya, maka jaringan wireless tersebut harus menggunakan mode infrastruktur gambar 2.2. Pada mode infrastruktur access point berfungsi untuk melayani komunikasi
utama
pada
jaringan
wireless.
Access
point
mentransmisikan data pada PC dengan jangkauan tertentu pada suatu daerah. Penambahan dan pengaturan letak access point dapat memperluas jangkauan dari WLAN [7].
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
Gambar 2.3. Model jaringan infrastructure (http://www.sysneta.com/wireless-ad-hoc-vs-infrastructure) [8]
2.4
Teknologi WLAN Dalam teknologi WLAN memiliki beberapa jenis antara lain : 1. Teknologi Narrowband. Sebuah
sistem
radio
narrowband
(narrow
bandwith)
menyampaikan dan menerima informasi dari pengguna di dalam pita frekuensi radio yang spesifik dan sempit, tetapi mempunyai performa lenih baik dari pada wideband.
2. Teknologi Spread Spectrum. Kebanyakan sistem wireless LAN menggunakan teknologi spread spectrum.
Sebuah teknik radio frekuensi wideband
yang dikembangkan oleh militer untuk digunakan pada sistem keamanan dan sebuah sistem komunikasi militer. Teknik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
spread spectrum memungkinkan transmisi data dilakukan dengan menggunakan transmission power yang rendah, namun dengan frekuensi yang lebar. Dalam teknologi pread spectrum ada dua teknologi yang di pakai, yaitu :
a). Teknologi Frenquency-Hoping Spread Spectrum (FHSS). Cara kerja dari teknik ini juga tidak berbeda jauh dari namanya. Teknik ini memodulasi sinyal data dengan sinyal pembawa
(carrier) dengan kanal freuensi yang melompat-
lompat seiring dengan fungsi waktu. Dengan kata lain, setiap satu satuan waktu akan terjadi proses transfer paket data dengan dimodulasi atau dibungkus dalam suatu kanal frekuensi carrier. b). Teknologi Direct-Sequence Spread Spectrum (DSSS). Teknik spread spectrum yang satu ini sebagai yang paling banyak dan paling umum digunakan di dunia jaringan wireless. Perangkat WIFI yang menggunakan standar 802.11b dan 802.11n menggunakan teknik ini adalah sebuah kode penyebaran
yang
disisipkan
ditengah-tengah
proses
pengiriman. Proses pengiriman data menggunakan teknologi ini melibatkan serangkaian kode penyebaran yang seiring disebut dengan istilah chipping code.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
3. Teknologi Infrared. Teknologi ini jarang digunakan dalam WLAN komersil. Infrared menggunakan frekuensi tinggi dibawah cahaya yang dapat dilihat di dalam spectrum elektromagnetik cahaya untuk membawa atau mengirimkan data.
4. Teknologi
Orthogonal
Frequency Division
Multiplexing
(OFDM). OFDM merupakan teknik transmisi menggunakan beberapa frekuensi yang saling tegak lurus. Masing-masing sub-carrier dimodulasi dengan teknik modulasi tertentu pada rasio simbol yang rendah. Teknik OFDM mendukung WLAN unutk dapat mencapai data rate 6, 9, 12, 18, 24, 36, 48, dan 54 Mbps dengan menggunakan 52 sub-carrier yang berbeda dan ditransmisikan secara parallel. Teknik ini digunkan pada standar 802.11a dan 802.11g.
5. Teknologi High Rate Direct Sequence Spread Spectrum (HR/DSSS). HR/DSSS merupakan penambahan dari sistem DSSS yang bekerja pada band frekuensi 2,4 GHz untuk mendukung data rate 5,5 Mbps dan 11 Mbps. Untuk mendapatkan data rate yang lebih tinggi maka ditambahkan CCK (Complemetary
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
Code Keying) pada pola modulasi. Teknik ini digunakan pada standar 802.11b [9].
2.5
Arsitek WLAN WLAN bekerja paa dua lapisan terbawah model OSI (Open System Intercomention).
Gambar 2.4. Arsitektur IEEE 802.11 berdasarkan model OSI [10].
Pada gambar 2.4 dapat dlihat bahwa WLAN menggunakan arsitektur logika physical layer dan data link layer yang dibagi menjadi dua bagian pada arsitektur WLAN yaitu LLC (Logical Link Layer) dan MAC (Medium Access Control), namun hanya MAC yang digunakan sebagai fungsi logika WLAN. Sub layer medium access control dan Sub layer MAC memiliki tanggung jawab untuk akses medium, pengalamatan, pembangkitan frame, dan mengecek deretan frame untuk konfigurasi pembagian media fisik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
Standar IEEE 802.11 menggunakan CSMA/CA (Carrier Sense Multiple Access/Collision Avoidance) pada MAC. CSMA/CA dapat membuat sebuah grup perangkat wireless untuk berkomunikasi dengan membagi frekuensi dan ruang yang sama. Sebuah client akan mengirimkan data maka terlebih dahulu akan dilakukan pengecekan pada kanal transmisi untuk memastikan tidak ada perangkat lain yang sedang mengirimkan data, apabila kondisi tersebut dipenuhi maka perangkat tersebut akan mengirimkan data. Physical layer berfungsi untuk menjaga transmisi data yang dilakukan pada kanal komunikasi. Layer ini merupakan interface antara media wireless dengan MAC layer [10].
2.6
Model TCP/IP Arsitektur Protocol(TCP/IP)
protocol
Transmission
merupakan
hasil
dari
Control
Protocol/Internet
penelitian
protocol
dan
pengembangan dilakukan pada jaringan percobaan packet-switched, ARPANET, yang didanai DARPA, dan secara umum ditujukan sebagai satu set protokol TCP/IP [14]. Set protocol ini terdiri atas sekumpulan besar protocol yang telah diajukan sebagai standar internet oleh Internet Architectur Board (IAB). Model TCP/IP terdiri atas lima layer yaitu: 1. Application Layer, merupakan layer program aplikasi yang menggunakan protokol TCP/IP. Beberapa diantaranya adalah:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
Telnet, FTP (File Transfer Protocol), SMTP (Simple Mail transport Protocol), SNMP (Simple Network Management Protocol), HTTP (Hypertext Transfer Protocol), DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) dan DNS(Domian Name System) . 2. Transport Layer, berisi protokol yang bertanggung jawab untuk mengadakan komunikasi antar dua komputer. Pada layer ini terdiri atas dua protokol, yaitu: TCP (Transport Control Protocol) dan UDP (User Datagram Protocol). 3. Internet Layer, berfungsi untuk menangani pergerakan paket data dalam jaringan dari komputer pengirim ke komputer tujuan. Protokol yang berada dalam fungsi ini antara lain: IP(Internet Protocol),ICMP(Internet Control Message Protocol),dan IGMP (Internet Group Management Protocol). 4. Network Layer, merupakan layer paling bawah yang bertanggung jawab mengirim dan menerima data dari dan ke media fisik [14].
2.6.1
TCP TCP (Transmision Control Protocol) merupakan protokol yang berada pada layer transport dari layer TCP/IP. TCP adalah protokol yang bersifat byte stream, connection-oriented dan reliable dalam pengiriman data. TCP menggunakan komunikasi byte-stream, yang berarti bahwa data dinyatakan sebagai suatu urutan-urutan byte. Connecton-oriented berarti sebelum terjadi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
proses pertukaran data antar komputer terlebih dahulu harus dibentuk suatu hubungan. Hal ini dapat dianalogikan dengan proses pendialan nomor telepon dan akhirnya terbentuk hubungan. Kehandalan TCP dalam mengirimkan data didukung oleh mekanisme yang disebut Positive Acknowledgement with Retransmission (PAR). Data yang dikirim dari layer aplikasi akan dipecah-pecah dalam bagian-bagian yang lebih kecil dan diberi nomor urut sebelum dikirim ke layer berikutnya. Unit data yang sudah dipecah-pecah tadi disebut segment. TCP selalu meminta konfirmasi setiap kali selesai mengirimkan data, apakah data tersebut sampai pada komputer tujuan dan tidak rusak. Jika data berhasil sampai tujuan, TCP akan mengirimkan data urutan berikutnya. Jika tidak berhasil, maka TCP akan melakukan pengiriman ulang urutan data yang hilang atau rusak tersebut. Dalam kenyataannya TCP menggunakan sebuah acknowledgement (ACK) sebagai suatu pemberitahuan antara komputer pengirim dan penerima. Proses pembuatan koneksi TCP disebut juga dengan Threeway Handshake . Tujuan metode ini adalah agar dapat melakukan sinkronisasi terhadap nomor urut dan nomor acknowledgement yang dikirimkan oleh kedua pihak dan saling bertukar ukuran TCP Window. Prosesnya dapat digambarkan sebagai berikut[14]:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
SYN SYN, ACK
` ACK
Komputer Klien
Server
Gambar 2.5. Proses Pembuatan koneksi TCP (Three-way Handshake) [14].
Keterangan dari gambar 2.5 adalah sebagai berikut:
Host pertama (yang ingin membuat koneksi) akan mengirimkan sebuah segmen TCP dengan flag SYN diaktifkan kepada host kedua (yang hendak diajak untuk berkomunikasi).
Host kedua akan meresponsnya dengan mengirimkan segmen dengan acknowledgment dan juga SYN kepada host pertama.
Host pertama selanjutnya akan mulai saling bertukar data dengan host kedua. TCP
menggunakan proses handshake yang sama
untuk mengakhiri koneksi yang dibuat. Hal ini menjamin dua host yang sedang terkoneksi tersebut telah menyelesaikan proses transmisi data dan semua data yang ditransmisikan telah diterima dengan baik. Itulah sebabnya, mengapa TCP disebut dengan koneksi yang reliable.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.6.2
24
UDP (User Datagram Protocol) UDP merupakan protokol yang juga berada pada layer transport selain TCP. Protokol ini bersifat connectionless dan unreliable dalam pengiriman data. Connectionless berarti tidak diperlukannya suatu bentuk hubungan terlebih dahulu untuk mengirimkan data. Unreliable berarti pada protokol ini tidak dijamin akan sampai pada tujuan yang benar dan dalam kondisi yang benar pula. Kehandalan pengiriman data pada protokol ini menjadi tanggung jawab dari program aplikasi pada layer atasnya. Jika dibandingkan dengan TCP, UDP adalah protokol yang lebih sederhana dikarenakan proses yang ada didalamnya lebih sedikit. Dengan demikian aplikasi yang memanfaatkan UDP sebagai protokol transport dapat mengirimkan data tanpa melalui proses pembentukan koneksi terlebih dahulu. Hal ini pun terjadi pada saat mengakhiri suatu koneksi, sehingga dalam banyak hal proses yang terjadi sagatlah sederhana dibanding jika mengirimkan data melalui protokol TCP. Protokol
UDP
akan
melakukan
fungsi
ultiplexing/demultiplexing seperti yang dilakukan protokol TCP, bila suatu program aplikasi akan memanfaatkan protokol UDP untuk mengirimkan informasi dengan menentukan nomor port pengirim (source port) dan nomor port penerima (destination port), kemudian menambahkan sedikit fungsi koreksi kesalahan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
lalu meneruskan segmen yang terbentuk ke protokol layer internet. Pada layer Internet segmen tersebut ditambahi informasi dalam bentuk datagram IP dan keudian ditentukan cara terbaik untuk mengantarkan segmen tersebut ke sisi penerima. Jika segmen tersebut tiba pada sisi penerima, protokol UDP menggunakan nomor
port
informasi
IP
pengirim
dan
penerima untuk
mengantarkan data dalam segmen ke proses program aplikasi yang sesuai. Beberapa hal yang harus diperhatikan jika suatu program aplikasi akan menggunakan protokol UDP sebagai protokol transport [14]:
Tidak ada pembentukan koneksi. Protokol UDP hanya mengirim informasi begitu saja tanpa melakukan proses awal sebelumnya.
Tidak ada pengkondisian koneksi. Protokol UDP tidak melakukan penentuan kondisi koneksi yang berupa parameter-parameter seperti buffer kirim dan terima, kontrol kemacetan, nomor urutan segmen, dan acknowledgement.
Memiliki header kecil. Protokol UDP meiliki 8 byte header dibanding 20 header byte pada TCP.
Tidak ada pengaturan laju pengiriman. Protokol UDP hanya menekankan kecepatan kirim pada laju program aplikasi dalam menghasilkan data, kemampuan sumber kirim (berdasarkan CPU, laju pewaktuan, dan lain-lain) dan bandwidth akses menuju Internet. Jika terjadi kemacetan jaringan, sisi penerima tidak perlu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
menerima seluruh data yang dikirim. Dengan demikian laju penerimaan data dibatasi oleh faktor kemacetan jaringan yang terjadi, walaupun pada sisi kirim tidak memperhatikannya.
2.6.3
IP (Internet Protocol) IP merupakan protokol yang paling penting yang berada pada layer Internet TCP/IP. Semua protokol TCP/IP yang berasal dari layer atasnya mengirimkan data melalui protokol IP ini. Seluruh data harus dilewatkan, diolah oleh protokol IP dan dikirimkan sebagai datagram IP untuk sampai ke sisi penerima. Dalam melakukan pengiriman data, protokol IP ini bersifat unreliable, connectionless dan datagram delivery service. Unreliable berarti protokol IP tidak menjamin datagram yang dikirim pasti sampai ke tujuan. Protokol IP hanya melakukan cara terbaik untuk menyampaikan datagram yang dikirim ke tujuan. Jika pada perjalanan datagram tersebut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan (putusnya jalur, kemacetan, atau sisi penerima yang dituju sedang mati), protokol IP hanya memberikan pemberitahuan pada sisi kirim kalau telah terjadi permasalahan pengiriman data ke tujuan melalui protokol ICMP. Connectionless berarti tidak melakukan pertukaran kontrol informasi (handshake) untuk membentuk koneksi sebelum mengirimkan data.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
Datagram delivery service berarti setiap datagram yang dikirim tidak tergantung pada datagram yang lainnya. Dengan demikian kedatangan datagram pun bisa jadi tidak berurutan. Metode ini dipakai untuk menjamin sampainya datagram ketujuannya, walaupun salah satu jalur menuju tujuan mengalami masalah[14].
2.7
Membangun Wireless HotSpot 2.7.1
Hotspot Environment
A. Ukuran Fisik Ukuran fisik lokasi adalah faktor kunci pertama untuk dipertimbangkan. Hal ini merupakan salah satu unsur (bersama dengan kepadatan pengguna) yang akan menentukan berapa banyak Access Point (AP) harus dipasang. Sebuah AP dapat menjangkau area melingkar sekitar 300 meter ke segala arah. Beberapa AP diharapkan dapat mencakup untuk area yang luas [11].
B. Jumlah Pengguna Faktor kunci berikutnya dalam menentukan tata letak HotSpot adalah jumlah pengguna dan kepadatan pengguna per area. Jumlah pengguna (bersama dengan pola penggunaan mereka) akan menentukan bandwidth yang dibutuhkan untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
memberikan
kepuasan
pengguna.
Target
minimum
28
untuk
bandwidth 100Kbps per pengguna aktif. Menentukan dari model penggunaan berapa banyak pengguna yang terhubung
aktif
bersamaan. Sebagai contoh, sebuah area dengan 5 pengguna aktif membutuhkan 500Kbps atau konektivitas internet yang lebih baik. Jumlah pengguna di daerah tertentu dapat mempengaruhi jumlah AP yang diperlukan karena keterbatasan kemampuan dari AP. Pada area dengan banyak pengguna, seperti convention hall, mungkin diperlukan lebih banyak AP untuk menangani beban, meskipun AP tunggal dapat menyediakan cakupan untuk daerah fisik pengguna 20-25 per AP adalah pedoman yang baik [11].
C. Model penggunaan Faktor kunci ketiga adalah jenis aplikasi pengguna yang akan berjalan saat terhubung ke HotSpot. Bandwidth minimum yang diperlukan untuk menyediakan pengguna menjalankan aplikasi di lokasi, dengan kapasitas yang cukup untuk mendapatkan kualitas yang baik. Jumlah ini, dikalikan dengan jumlah pengguna secara simultan, menentukan bandwidth internet minimum yang diperlukan. Sebagai contoh, jika anda menentukan penggunaan di situs anda memerlukan 200Kbps bandwidth untuk kinerja yang memadai dan anda berharap ada pengguna lebih dari 5 secara aktif menggunakan bandwidth yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
ini pada satu waktu (dari populasi yang berpotensi besar pengguna terhubung), seorang koneksi internet 1Mbps akan diperlukan. 200Kbps X 5 pengguna simultan = 1,000Kbps = 1,0 Mbps bandwidth yang dibutuhkan [11].
2.7.2
Site Coverage
A. Ukuran AP cell, tata letak, dan penempatan Banyak pilihan
untuk memecahkan masalah cakupan
dengan menambahkan lebih banyak Access Points, namun perawatan harus selalu dilakukan sebelum membuat keputusan tersebut. Menempatkan Access Point di dekat dinding eksterior atau jendela dapat menyebabkan pengguna tidak diinginkan menggunakan atau lebih buruk lagi, hacker jaringan. Penempatan access point perlu dipertimbangkan dengan cermat dengan menggunakan data dari survei RF ditambah dengan pertimbangan keamanan untuk menempatkan access points di tempat yang paling tepat.
1
6
11
1
11
6
6
1
11
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
Gambar 2.6. Cell Layout for Three Channels [11].
Ketika
menerapkan
access
points
anda
harus
mempertimbangkan tata letak saluran dan ukuran cell. Karena sifat membatasi band ISM hanya ada 3 non-interfering (nonoverlapping). Dalam rangka menerapkan tata letak saluran yang sesuai anda harus terbiasa dengan bidang RF (Radio Frequency) yang dipancarkan oleh access point yang diberikan[11].
B. AP density Dalam lingkungan kecil seperti rumah, ukuran cell tidak menjadi perhatian utama, daerah penggunaan biasanya tercakup dengan baik dan backhaul yang paling sering menjadi faktor pembatas, bukan throughput AP. Dalam lingkungan instalasi besar seperti hotel, bandara, dan kantor, kepadatan AP mungkin perlu ditingkatkan untuk memungkinkan lebih banyak AP untuk melayani lebih banyak pengguna. Ini harus selalu dicek dua kali dalam survei situs dan implementasi. Dalam banyak kasus menurunkan output daya access point akan memungkinkan peningkatan jumlah AP di daerah tertentu, memungkinkan untuk lebih banyak pengguna untuk dilayani dengan throughput yang lebih tinggi [11].
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.7.3
31
Memilih Perangkat
A. RF Power Dalam banyak access points fitur ini tidak tersedia. Kurangnya fitur ini menyebabkan masalah dalam menerapkan lingkungan multi-AP. Biasanya, sebuah AP Enterprise akan mendukung berbagai kekuatan 5-100 milliWatts.
B. Antena Access point harus mempunyai konektor antenna eksternal, sehingga bisa dipasang berbagai tipe antenna agar sesuai dengan kebutuhan. Beberapa AP bahkan memiliki antenna tertanam, sehingga mustahil untuk beralih ke antenna model lain.
C. Power over Ethernet (PoE) PoE dapat menjadi perbedaan antara biaya yang efektif implementasi HotSpot dan satu tidak efektif. PoE memungkinkan menyalurkan power secara langsung ke perangkat remote melalui kabel CAT5 ethernet. Karena access points sering dimasukkan ke tempat di mana sulit untuk mendapatkan listrik (langit-langit dan lorong-lorong panjang). PoE menjadi pilihan karena dengan memasang kabel power menyebabkan biaya tinggi di sebabkan pemborosan kabel, karena tiap perangkat membutuhkan dua kabel yaitu kabel UTP untuk data dan kabel listrik untuk powernya, lalu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
dengan adanya PoE cukup menggunakan satu kabel yaitu kabel UTP dimana transfer data dan aliran listrik terjadi dalam satu kabel. Umumnya PoE yang di gunakan mengacu ke standar IEEE 802.3af dimana maksimum power per port adalah 15.4W, kemudian standar ini di perbaharui oleh IEEE 802.3at dimana maksimum power per port adalah 34.2W, ini disebabkan banyak perangkat baru yang membutuhkan supplay power lebih tinggi.
D. Long and Short Preamble Support Generasi pertama dari 802.11 menunjukkan penggunaan 144-bit preamble yang digunakan untuk membantu wireless receiver mempersiapkan akuisisi wireless sinyal. Sebagai 802.11 ditujukan tingkat transmisi yang lebih tinggi dan model penggunaan baru seperti VoIP, pendek, lebih efisien 56-bit. Setelah pengenalan preamble pendek, AP pertama dan NIC di pasar termasuk pilihan konfigurasi untuk menggunakan long dan short preamble. Hal ini menyebabkan masalah interoperabilitas untuk pengguna Mobile Station (MS) yang tidak menawarkan pilihan tersebut. Jika AP diaktifkan menggunakan short preamble dan MS menggunakan long preamble maka keduanya tidak bisa terhubung. Maka dari itu diciptakan pilihan long atau short preamble, produsen hardware mengembangkan sistem yang secara otomatis bisa mendukung pengaturan yang baik. Dalam proses ini, option
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
untuk user menghilang dari interface konfigurasi perangkat. Saat ini masih ada hardware yang dapat dikonfigurasi menggunakan long atau short preamble [11].
2.7.4 Otentifikasi Jenis otentikasi terikat dengan Service Set Identifier (SSID) yang dikonfigurasi untuk access point. Jika Anda ingin melayani berbagai jenis perangkat client dengan access point yang sama, mengkonfigurasi beberapa SSID. Sebelum perangkat wireless client dapat berkomunikasi pada jaringan Anda melalui access point, Harus terotentifikasi ke access point dengan menggunakan otentifikasi terbuka atau shared-key authentication. Untuk keamanan maksimum, perangkat client juga harus otentifkasi ke jaringan menggunakan MACaddress atau Extensible Authentication Protocol (EAP). Kedua jenis otentifikasi ini bergantung pada server otentifikasi pada jaringan.
2.7.4.1 Open System Authentication Pada open system authentication ini, bisa dikatakan tidak ada ”authentication” yang terjadi karena client bisa langsung terkoneksi dengan AP (Access point). Setelah client melalui proses open system authentication dan association, client sudah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
diperbolehkan mengirim data melalui AP namun data yang dikirim tidak akan dilanjutkan oleh AP kedalam jaringannya. Bila keamanan WEP diaktifkan, maka data-data yang dikirim oleh client haruslah dienkripsi dengan WEP Key. Bila ternyata setting WEP Key di client berbeda dengan setting WEP Key di AP (Access Point) maka AP tidak akan menggenal data yang dikirim oleh client yang mengakibatkan data tersebut akan di buang (hilang). Jadi walaupun client diijinkan untuk mengirim data, namun data tersebut tetap tidak akan bisa melalui jaringan AP bila WEP Key antara client dan AP ternyata tidak sama.
2.7.4.2 Shared Key Authentication (WEP) Lain halnya open system authentication, Shared Key Authentication mengharuskan client untuk mengetahui lebih dahulu kode rahasia (passphare key) sebelum mengijinkan terkoneksi dengan AP. Jadi apabila client tidak mengetahui ”Key” tersebut maka client tidak akan bisa terkoneksi dengan access point. Pada Shared Key Authentication, digunakan juga metode keamanan WEP. Pada
proses
Authenticationnya,
Shared
Key
akan
”meminjamkan” WEP Key yang digunakan oleh level keamanan WEP, client juga harus mengaktifkan WEP untuk menggunakan Shared Key Authentication. WEP menggunakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
algoritma enkripsi RC4 yang juga digunakan oleh protokol https.
Algoritma
ini
terkenal
sederhana
dan
mudah
diimplementasikan karena tidak membutuhkan perhitungan yang berat sehingga tidak membutuhkan hardware yang terlalu canggih. Pengecekan WEP Key pada proses Shared Key Authentication dilakukan dengan metode challenge dan response sehingga tidak ada proses transfer password WEP Key. Metode yang dinamakan challenge dan response ini menggantikan pengiriman password dengan pertanyaan yang harus dijawab berdasarkan password yang diketahui. Prosesnya adalah client meminta ijin kepada server untuk melakukan koneksi. Server akan mengirim sebuah string yang dibuat secara acak dan mengirimkanya kepada client. Client akan melakukan enkripsi antara string yang diberikan oleh server dengan password yang diketahuinya. Hasil enkripsi ini kemudian dikirimkan kembali ke server. Server akan melakukan proses dekripsi dan membandingkan hasilnya. Bila hasil dekripsi dari client menghasilkan string yang sama dengan string yang dikirimkan oleh server, berarti client mengetahui password yang benar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
2.7.4.3 WPA Pre-Shared Key (WPA Personal) Metode Keamanan WEP memiliki banyak kelemahan. Badan IEEE menyadari permasalahan tersebut dan membentuk gugus tugas 802.11i untuk menciptakan keamanan yang lebih baik dari WEP. Sebelum hasil kerja dari 802.11i selesai, aliansi Wi-fi membuat metode keamanan baru yang bisa bekerja dengan hardware yang terbatas kemampuannya. Maka muncullah Wi-Fi Protected Access (WPA) pada bulan April 2003. Standar Wi-Fi ini untuk meningkatkan fitur keamanan pada WEP. Teknologi ini di desain untuk bekerja pada produk Wi-Fi eksisting yang telah memiliki WEP (semacam software upgrade). Kelebihan WPA adalah meningkatkan enkripsi data dengan teknik Temporal Key Integrity Protocol (TKIP). enkripsi yang digunakan masih sama dengan WEP yaitu RC4. Karena pada dasarnya WPA ini merupakan perbaikan dari WEP dan bukan suatu level keamanan yang benar – benar baru. Walaupun beberapa device ada yang sudah mendukung enkripsi AES yaitu enkripsi dengan keamanan yang paling tinggi. TKIP mengacak kata kunci menggunakan ”hashing algorithm” dan menambah Integrity Checking Feature, untuk memastikan kunci belum pernah digunakan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
2.7.4.4 WPA2 Pre-Shared Key (WPA2 Personal) 802.11i akhirnya menyelesaikan metode keamanan yang awalnya ditugaskan dari IEEE. Level keamanan ini kemudian dinamakan sebagai WPA2. WPA2 merupakan level keamanan yang paling tinggi. Enkripsi utama yang digunakan pada WPA2 ini yaitu enkripsi AES. AES mempunyai kerumitan yang lebih tinggi daripada RC4 pada WEP sehingga para vendor tidak sekedar upgrade firmware seperti dari WEP ke WPA. Untuk menggunakan WPA2 diperlukan hardware baru yang mampu bekerja dengan lebih cepat dan mendukung perhitungan yang dilakukan oleh WPA2. Sehingga tidak semua adapter mendukung level keamanan WPA2 ini.
2.7.4.5 WPA Enterprise / RADIUS ( 802.1X / EAP ) Metode keamanan dan
algoritma enkripsi pada WPA
radius ini sama saja dengan WPA Pre-Shared Key, tetapi authentikasi yang digunakan berbeda. Pada WPA enterprise ini menggunakan authentikasi 802.1X atau EAP (Extensible Authentication Protocol ). EAP merupakan protokol layer 2 yang menggantikan PAP dan CHAP. Spesifikasi yang dibuat oleh IEEE 802.1X untuk keamanan terpusat pada jaringan hotspot Wi-fi. Tujuan standar 8021x IEEE
adalah untuk
menghasilkan kontrol akses, autentikasi, dan manajemen kunci
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
untuk wireless LAN. Spesifikasi ini secara umum sebenarnya ditunjukan untuk jaringan kabel yang menentukan bahwa setiap kabel yang dihubungkan ke dalam switch harus melalui proses auntetikasi
terlebih
dahulu
dan
tidak
boleh
langsung
memperbolehkan terhubung kedalam jaringan. Pada spesifikasi keamanan 802.1X, ketika login ke jaringan wireless maka server yang akan meminta username dan password dimana ”Network Key” yang digunakan oleh client dan AP akan diberikan secara otomatis sehingga key tersebut tidak perlu dimasukkan lagi secara manual. Setting security WPA enterprise/corporate ini membutuhkan sebuah server khusus yang berfungsi sebagai pusat auntentikasi seperti server RADIUS (Remote Authentication Dial-In Service) . Dengan adanya radius server ini. Auntentikasi akan dilakukan per-client sehingga tidak perlu lagi memasukkan passphrase atau network key yang sama untuk setiap client.
“Network key” di sini
diperoleh dan diproses oleh server radius tersebut. Fungsi radius server adalah menyimpan username dan password secara terpusat yang akan melakukan autentikasi client yang hendak login kedalam jaringan. Sehingga pada proses authentikasi client menggunakan username dan password. Jadi sebelum terhubung ke wireless LAN atau internet, pengguna harus melakukan autentikasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
telebih dahulu ke server tersebut. proses Authentikasi 802.1X / EAP ini relatif lebih aman dan tidak tersedia di WEP [11].
2.8 Antenna WiFi Pada sistem komunikasi radio diperlukan adanya antena sebagai pelepas energi elektromagnetik ke udara atau ruang bebas, atau sebaliknya. Sebagai penerima energi itu dari ruang bebas. Antena merupakan bagian yang penting dalam sistem komunikasi sehari-hari. Antena kita jumpai pada pesawat televisi, telepon genggam, radio, dan lain-lain. Antena adalah suatu alat yang mengubah gelombang terbimbing dari saluran transmisi menjadi gelombang bebas di udara, dan sebaliknya. Saluran transmisi adalah alat yang berfungsi sebagai penghantar atau penyalur energi gelombang elektromagnetik. Suatu sumber yang dihubungkan dengan saluran transmisi yang tak terhingga panjangnya menimbulkan gelombang berjalan yang uniform sepanjang saluran itu. Jika saluran ini dihubungkan singkat maka akan muncul gelombang berdiri yang disebabkan oleh interferensi gelombang datang dengan gelombang yang dipantulkan. Jika gelombang datang sama besar dengan gelombang yang dipantulkan akan dihasilkan gelombang berdiri murni. Konsentrasi - konsentrasi energi pada gelombang berdiri ini berosilasi dari energi listrik seluruhnya ke energi magnet total dua kali setiap periode gelombang itu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.8.1
40
Voltage Standing Wave Ratio(VSWR) VSWR adalah perbandingan antara amplitudo gelombang berdiri (standing wave) maksimum (|V|max) dengan minimum (|V|min). Pada saluran transmisi ada dua komponen gelombang tegangan, yaitu tegangan yang dikirimkan (V0+) dan tegangan yang direfleksikan
(V0-).
Perbandingan
antara
tegangan
yang
direfleksikan dengan yang dikirimkan disebut sebagai koefisien refleksi tegangan (г), yaitu : Γ= =
di mana ZL adalah impedansi beban ( load ) dan Z0 adalah impedansi saluran lossless. Koefisien refleksi tegangan (г) memiliki nilai kompleks, yang merepresentasikan besarnya magnitudo dan fasa dari refleksi. Untuk beberapa kasus yang sederhana, ketika bagian imajiner dari г adalah nol, maka : a.
: г = -1 refleksi negatif maksimum, ketika saluran terhubung singkat.
b.
: г = 0 tidak ada refleksi, ketika saluran dalam keadaan matched sempurna.
c.
: г = -1 refleksi positif maksimum, ketika saluran dalam rangkaian terbuka. Rumus untuk mencari nilai VSWR adalah:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
S=
Kondisi yang paling baik adalah ketika VSWR bernilai 1 (S=1) yang berarti tidak ada refleksi ketika saluran dalam keadaan matching sempurna. Namun kondisi ini pada praktiknya sulit untuk didapatkan. Oleh karena itu, nilai standar VSWR yang diijinkan untuk fabrikasi antena adalah VSWR ≤2.
2.8.2
Gain Gain (directive gain) adalah karakter antenna yang terkait dengan kemampuan antenna mengarahkan radiasi sinyalnya atau penerimaan sinyal dari arah tertentu. Gain bukanlah kuantitas yang dapat diukur dalam satuan fisis pada umumnya seperti watt, ohm, atau lainnya, melainkan suatu bentuk perbandingan. Oleh karena itu, satuan yang digunakan untuk gain adalah decibel. Gain dari sebuah antenna adalah kualitas nyala yang besarnya lebih kecil daripada penguatan antenna tersebut yang dapat dinyatakan dengan [16].
Gain=G=k.D Dimana: k=efisiensi antenna, 0 ≤k ≤ 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
Gain antenna dapat diperoleh dengan mengukur power pada main lobe dan membandingkan powernya dengan power pada antenna referensi. Gain antenna diukur dalam decibel, bisa dalam dBi ataupun dBd. Jika antenna referensi adalah sebuah dipole, antenna diukur dalam dBd. “d” di sini mewakili dipole, jadi gain antenna diukur relative terhadap sebuah antena dipole. Jika antenna referensi adalah sebuah isotropic, jadi gain antena diukur relatif terhadap sebuah antenna isotropic. Gain dapat dihitung dengan membandingkan kerapatan daya maksimum antena yang diukur dengan antenna referensi yang diketahui gainnya. Maka dapat dituliskan pada persamaan
G=
Decibel (dB) merupakan satuan gain antena. Decibel adalah perbandingan dua hal. Decibel ditetapkan dengan dua cara, yaitu :
A. Ketika mengacu pada pengukuran daya. XdB=10log10( ) B. Ketika mengacu pada pengukuran tegangan. XdB=20log10( )
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.8.3
43
Polarisasi Polarisasi antenna merupakan orientasi perambatan radiasi gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh suatu antenna dimana arah elemen antenna terhadap permukaan bumi sebagai referensi lain. Energi yang berasal dari antenna yang dipancarkan dalam bentuk sphere, dimana bagian kecil dari sphere disebut dengan wave front. Pada umumnya semua titik pada gelombang depan sama dengan jarak antara antenna. Selanjutnya dari antenna tersebut, gelombang akan membentuk kurva yang kecil atau mendekati. Dengan mempertimbangkan jarak, right angle ke arah dimana gelombang tersebut dipancarkan, maka polarisasi dapat digambarkan sebagaimana Gambar:
Gambar 2.7. Polarisasi Antenna [16]. (https://www.academia.edu/6571522/Sis_Kom_Ber).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
Ada empat macam polarisasi antenna yaitu polarisasi vertikal, polarisasi horizontal, polarisasi circular, dan polarisasi cross
1.
Polarisasi Vertikal Radiasi gelombang elektromagnetik dibangkitkan oleh medan magnetik dan gaya listrik yang selalu berada di sudut kanan. Kebanyakan gelombang elektromagnetik dalam ruang bebas dapat dikatakan berpolarisasi linier. Arah dari polarisasi searah dengan vektor listrik. Bahwa polarisasi tersebut adalah vertikal jika garis medan listrik yang disebut dengan garis E berupa garis vertikal maka gelombang dapat dikatakan sebagai polarisasi vertikal.
Gambar 2.8. Polarisasi Vertikal (https://www.academia.edu/6571522/Sis_Kom_Ber).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
45
Polarisasi Horizontal Antenna dikatakan berpolarisasi horizontal jika elemen antenna horizontal terhadap permukaan tanah. Polarisasi horizontal digunakan pada beberapa jaringan wireless.
Gambar 2.9. Polarisasi Horisontal (https://www.academia.edu/6571522/Sis_Kom_Ber).
3.
Polarisasi Circular Polarisasi circular pernah digunakan pada beberapa jaringan wireless. Dengan antenna berpolarisasi circular, medan elektromagnet berputar secara konstan terhadap antenna.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
Gambar 2.10. Polarisasi Circular (https://www.academia.edu/6571522/Sis_Kom_Ber).
4.
Polarisasi Cross Polarisasi
cross
terjadi
ketika
antenna
pemancar
mempunyai polarisasi horizontal, sedangkan antenna penerima mempunyai polarisasi vertikal atau sebalikanya.
Gambar 2.11. Polarisasi Cross (https://www.academia.edu/6571522/Sis_Kom_Ber).
2.8.4
Beamwidth Beamwidth Adalah besarnya sudut berkas pancaran gelombang frekuensi radio utama (main lobe) yang dihitung pada titik 3 dB menurun dari puncak lobe utama [16]. Besarnya beamwidth adalah sebagai berikut :
B= Dimana: B= 3dB beamwidth(derajat)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
f= frekuensi(GHz) d=diameter antenna(m)
Apabila beamwidth mengacu kepada perolehan pola radiasi, maka beamwidthdapat dirumuskan sebagai : β = θ2-θ1
Gambar 2.12 menunjukkan tiga daerah pancaran yaitu lobe utama ( main lobe,nomor 1 ), lobe sisi samping ( side lobe, nomor dua ), dan lobe sisi belakang ( back lobe, nomor 3 ). Half Power Beamwidth (HPBW) adalah daerah sudut yang dibatasi oleh titiktitik ½ daya atau -3 dB atau 0.707 dari medan maksimum pada lobe utama. First Null beamwidth (FNBW) adalah besar sudut bidang diantara dua arah pada main lobe yang intensitas radiasinya nol.
Gambar 2.12. Beamwidth Antenna (https://www.academia.edu/6571522/Sis_Kom_Ber).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.8.5
48
Tipe Antena A.
Antena Omnidirectional
Gambar 2.13. Antenna Omnidirectional (teknologi.kompasiana.com/internet/2010/08/20/macam-macamantena-233481.html).
Antenna omni mempunyai sifat umum radiasi atau pancaran sinyal
360º
yang tegak lurus
ke atas.
Omnidirectional antenna secara normal mempunyai gain sekitar 3-12 dBi. Antenna ini akan melayani atau hanya memberi pancaran sinyal pada sekelilingnya atau 360 derajat, sedangkan pada bagian atas antenna tidak memiliki sinyal radiasi[17].
Gambar 2.14. Pola radiasi antenna omni (http://www.scribd.com/doc/248115590/Teori-Macam-Antena-MediaTransmisi#scribd).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
B.
49
Antena Grid
Gambar 2.15. Antenna Grid (teknologi.kompasiana.com/internet/2010/08/20/macam-macamantena-233481.html).
Antenna Grid Wifi 2,4 GHz dengan gain 21 Db, sangat cocok digunakan untuk Antenna Wifi. Bisa digunakan untuk Point to Point atau Point to multi point. Antena grid memiliki kekuatan sinyal hingga 24 dB, sementara antenna parabolic hingga 18 dB.
Menambah gain
antenna, namun akan membuat pola pengarahan antenna menjadi lebih sempit[13].
Gambar 2.16. Pola radiasi antenna grid (http://www.scribd.com/doc/248115590/Teori-Macam-AntenaMedia-Transmisi#scribd).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
C.
50
Antenna Parabolik Antena Parabolik dipakai untuk jarak menengah atau jarak jauh dan gain-nya bisa antara 18 sampai 28 dBi.
Gambar 2.17. Antenna Parabolic (teknologi.kompasiana.com/internet/2010/08/20/macam-macamantena-233481.html).
Gambar 2.18. Pola radiasi antenna parabolic (http://www.scribd.com/doc/248115590/Teori-Macam-AntenaMedia-Transmisi#scribd).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
D.
51
Antena Sectoral
Gambar 2.19. Antena Sectoral (teknologi.kompasiana.com/internet/2010/08/20/macam-macamantena-233481.html).
Antenna
sectoral
hampir
mirip
dengan
antenna
omnidirectional. Antenna ini digunakan untuk access point to serve a Pont-to-Multi-Point (P2MP). Antenna sectoral mempunyai gain jauh lebih tinggi dibanding omnidirectional antenna di sekitar 10-19 dBi. Bekerja pada jarak atau area 6-8 km. Sudut pancaran antenna ini adalah
45-180
derajat
dan
tingkat
ketinggian
pemasangannya harus diperhatikan agar tidak terdapat kerugian dalam penangkapan sinyal. Pola pancaran yang horizontal kebanyakan memancar ke arah mana antenna ini di arahkan sesuai dengan jangkauan dari derajat pancarannya, sedangkan pada bagian belakang antenna tidak memiliki sinyal pancaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
Antenna sectoral ini jika di pasang lebih tinggi akan menguntungkan penerimaan yang baik pada suatu sector atau wilayah pancaran yang telah di tentukan.
Gambar 2.20 Pola Radiasi Antenna Sectoral (http://www.scribd.com/doc/248115590/Teori-Macam-AntenaMedia-Transmisi#scribd).
2.9
Signal Strength Semakin
kuat
sinyal
maka
semakin
baik
dan
handal
konektivitasnya. Satuan kekuatan sinyal WiFi ditunjukkan dengan satuan dBm. Rentang kuat sinyal WiFi di antara -10 dBm sampai kurang lebih 99 dBm. Sinyal yang nilainya mendekati angka positif maka semakin kuat sinyal tersebut. Pada buku “Cisco Aironet 802.11a/b/g Wireless LAN Client Adapters (CB21AG and PI21AG) Installation and Configuration Guide” disebutkan kategori sinyal sebagai berikut[12]: Signal Strength Category
Range
Percentage
Colour Excellent
Green
-57 to -10 dBm
75 – 100%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Good
Green
-75 to -58 dBm
40 – 74%
Fair
Yellow
-85 to -76 dBm
20 – 39%
Poor
Red
-95 to -86 dBm
0 – 19%
53
Tabel 2.3. Kategori Kekuatan Sinyal WLAN menurut Cisco [12].
2.10
Satuan Kekuatan Sinyal 2.10.1 dB (Decibel) Merupakan satuan perbedaan (atau rasio) antara kekuatan daya pancar signal. Penamaannya juga untuk mengenang Alexander Graham Bell (makanya huruf "B" merupakan huruf besar). Satuan ini digunakan untuk menunjukkan efek dari sebuah perangkat terhadap kekuatan atau daya pancar suatu signal.
2.10.2 dBm (dB milliWatt) Merupakan satuan kekuatan signal atau daya pancar (Signal Strengh or Power Level). 0 dbm didefinisikan sebagai 1 mW (milliWatt) beban daya pancar, contohnya bisa dari sebuah Antenna ataupun Radio. Daya pancar yang kecil merupakan angka negatif (contoh: -90 dBm). Formula perhitungan dari mW ke dBM adalah sebagai berikut: mW = 10dBm/10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
milliwatt (mW) adalah satu per seribu watt (W), atau 1000 milliwatts = 1 watt. watt adalah Standar Unit International dari daya (power). 1 watt = 1 joule energi per detik. Rumus untuk menghitung dari dBm ke mWatt : dBm = log10 (mW)*10
dBm
Watts
dBm
Watts
dBm
Watts
0
1.0 mW
16
40 mW
32
1.6 W
1
1.3 mW
17
50 mW
33
2.0 W
2
1.6 mW
18
63 mW
34
2.5 W
3
2.0 mW
19
79 mW
35
3.2 W
4
2.5 mW
20
100 mW
36
4.0 W
5
3.2 mW
21
126 mW
37
5.0 W
6
4 mW
22
158 mW
38
6.3 W
7
5 mW
23
200 mW
39
8.0 W
8
6 mW
24
250 mW
40
10 W
9
8 mW
25
316 mW
41
13 W
10
10 mW
26
398 mW
42
16 W
11
13 mW
27
500 mW
43
20 W
12
16 mW
28
630 mW
44
25 W
13
20 mW
29
800 mW
45
32 W
14
25 mW
30
1.0 W
46
40 W
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32 mW
15
31
1.3 W
47
55
50 W
Tabel 2.4 Konversi dB ke Watt
36 dBm 4.00 watts ( Batas Maximum ERP yang diperbolehkan FCC di Amerika) 23 dBm 200 milliwatts (Daya keluaran yang umum pada WLAN 915MHz) 20 dBm 100 milliwatts ( Batas Maximum ERP yang diperbolehkan E.T.S.I. di Europe)
Daya kurang dari 0 dBm: dBm
Watts
dBm
Watts
-1
0,79 mW
-40
0,0001 mW
-5
0,32 mW
-50
0,00001 mW
-10
0,1
mW
-60
0,000001 mW
-20
0,01 mW
-70
0,0000001 mW
-30
0,001 mW
-80
0,00000001mW
Tabel 2.5 Konversi dB ke Watt
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
2.10.3 dBi (dB isotropic) Satuan ini merupakan penguatan dari sebuah antenna terhadap suatu antenna standard imaginari (isotropic antenna) adalah teori isotropic. Teori isotropic untuk antenna tidak dapat di wujudkan tetapi berguna untuk menghitung secara teoritis coverage dan fade area. Penguatan (Gain) dari antenna (diatas 1 Ghz) biasanya menggunakan satuan dBi. Sebuah antenna grid 24 dBi memiliki penguatan (Gain) sebesar 24 dBi terhadap antenna standard imaginari 0 dBi (isotropic antenna).
2.10.4 Effective Isotropic Radiated Power (EIRP) EIRP (Effective Isotropic Radiated Power). EIRP adalah energi efektif yang didapat pada main lobe dari antenna pengirim. Menghitung EIRP adalah dengan menjumlahkan penguatan antenna (dalam satuan dBi) dengan level energi (dalam satuan dBm) pada antenna tersebut. Dalam sistem komunikasi radio, setara isotropically terpancar daya (EIRP) atau, kalau tidak, efektif isotropically terpancar daya adalah jumlah daya yang teoritis Isotropic antenna (yang mendistribusikan daya merata di seluruh penjuru) akan mengeluarkan untuk menghasilkan daya puncak kepadatan diamati dalam arah maksimum mendapatkan antenna. EIRP dapat memperhitungkan kerugian yang di jalur transmisi dan konektor
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
dan termasuk mendapatkan dari antenna. EIRP yang seringkali dinyatakan dalam hal decibel atas referensi daya emitter oleh Isotropic radiator setara dengan kekuatan sinyal. EIRP yang memungkinkan perbandingan antara berbagai emitters berapapun jenis, ukuran atau bentuk. Dari EIRP dan dengan pengetahuan yang nyata dari antenna mendapatkan itu, dimungkinkan untuk menghitung real bidang kuasa dan kekuatan nilai-nilai.
2.11
Parameter Performa Jaringan Kemampuan untuk memberikan prioritas yang berbeda untuk berbagai aplikasi, pengguna, atau aliran data, atau untuk menjamin tingkat kinerja tertentu ke aliran data berbeda-beda. Sebagai contoh, laju bit yang diperlukan, delay, jitter, probabilitas packet dropping dan / atau bit error rate (BER) dapat dijamin. Jaminan performa jaringan penting jika kapasitas jaringan tidak cukup, terutama untuk aplikasi streaming multimedia secara real-time seperti voice iver IP, game online dan IP-TV, karena sering kali aplikasi-aplikasi ini memerlukan bit rate dan tidak memperbolehkan adanya delay, dan dalam jaringan di mana kapasitas resource-nya terbatas, misalnya dalam komunikasi data seluler. Sebuah jaringan atau protokol yang mendukung performa jaringan dapat menyepakati sebuah kontrak traffic dengan software
aplikasi dan
kapasitas cadangan di node jaringan, misalnya saat sesi fase pembentukan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
Beberapa alasan yang menyebabkan performa jaringan penting adalah :
Memberikan prioritas terhadap aplikasi-aplikasi yang kritis.
Memaksimalkan penggunaan investasi jaringan.
Meningkatkan performansi untuk aplikasi yang sensitive terhadap delay, seperti voice dan video.
Merespon perubahan aliran trafik yang ad di jaringan.
Terdapat banyak hal yang bisa terjadi pada paket ketika ditransmisikan dari asal ke tujuan, yang mengakibatkan masalah-masaalah dilihat dari sudut pandang pengirim atau penerima, dan sering disebut dengan parameter-paraeter performa jaringan. [5]
2.11.1 Troughput Throughput adalah ukuran dari kecepatan dimana data dapat dikirim melewati jaringan dalam (bit per second bps). Kemampuan throughput dalam menopang hardware (perangkat keras) disebut dengan bandwidth. Ada kenyataanya, istilah bandwidth kadangkadang digunakan sebagai sinonim dari throughput. Jika tp adalah Throughput, dz adalah ukuran data yang dikirim, dan t adalah waktu
yang
dibutuhkan,
throughput adalah:
maka
rumus
untuk
menentukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
2.11.2 Jitter Jitter merupakan variasi delay antar paket yang terjadi pada jaringan IP. Besarnya nilai jitter akan sangat dipengaruhi oleh variasi beban trafik dan besarnya tumbukan antar paket (congestion) yang ada dalam jaringan IP. Semakin besar beban trafik di dalam jaringan akan menyebabkan semakin besar pula peluang terjadinya congestion dengan demikian nilai jitter-nya akan semakin besar. Semakin besar nilai jitter akan mengakibatkan nilai QoS akan semakin turun. Untuk mendapatkan nilai QoS jaringan yang baik, nilai jitter harus dijaga seminimum mungkin. Terdapat
empat
kategori
penurunan
performansi
jaringan
berdasarkan nilai peak jitter sesuai dengan versi TIPHON, yaitu :
Kategori
Peak Jitter
Indeks
Sangat Bagus
0 ms
4
Bagus
0 s/d 75 ms
3
Sedang
75 s/d 125 ms
2
Jelek
125 s/d 225 ms
1
Degresi
Tabel 2.6. Standarisasi nilai Jitter versi THIPON [13].
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
2.11.3 Packet loss Packet loss didefinisikan sebagai kegagalan transmisi paket IP mencapai tujuannya. Kegagalan paket tersebut mencapai tujuan, dapat disebabkan oleh beberapa kemungkinkan, diantaranya yaitu: a. Terjadinya overload trafik didalam jaringan, b. Tabrakan (congestion) dalam jaringan, c. Error yang terjadi pada media fisik, d.Kegagalan yang terjadi pada sisi penerima antara lain bisa disebabkan
karena overflow yang terjadi pada buffer.
Di dalam implementasi jaringan IP, nilai packet loss ini diharapkan mempunyai nilai yang minimum. Secara umum terdapat empat kategori penurunan performansi jaringan berdasarkan nilai packet loss sesuai standar THIPON, yaitu seperti tampak pada tabel berikut.
Kategori
Besar Packet Loss
Sangat Bagus
0%
Bagus
1-3%
Sedang
4-15%
Jelek
16-25%
Tabel 2.7. Standarisasi nilai packet loss versi THIPON [13].
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
2.11.4 Delay Delay merupakan lamanya waktu yang dibutuhkan oleh data atau informasi untuk sampai ke tempat tujuan data atau informasi tersebut dikirim. Delay pada suatu jaringan akan menentukan langkah apa yang akan kita ambil ketika kita memenejemen suatu jaringan. Ketika Delay besar, dapat diketahui jaringan tersebut sedang sibuk atau kemungkinan yang lain adalah kapasitas jaringan tersebut yang kecil sehingga bisa melakukan tindakan pencegahan agar tidak terjadi overload. Misalkan dengan memindahkan sebagian aliran data ke jalur lain atau memperbesar kapasitas jaringan kita. [5]
Kategori
Besar Delay
Sangat Bagus
<150 ms
Bagus
150 s/d 300 ms
Sedang
300 s/d 450 ms
Jelek
>450 ms
Tabel 2.8. Standarisasi nilai delay versi THIPON [13].
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
2.11.5 Packet Drop Packet drop berkaitan dengan antrin pada link. Jika ada paket datang pada suatu antrian yang sudah penuh, maka paket akan didrop/buang sesuai dengan jenis antrian yang dipakai.
2.11.6 Reliability Relibility adalah karakteristik kehandalan sebuah aliran data dalam jaringan internet. Masing-masing program aplikasi memiliki kebutuhan realibility yang berbeda. Untuk proses pengiriman data, e-mail, dan pengaksesan internet, jaringan internet harus dapat diandalkan dibandingkan dengan konferensi audio dan saluran telepon.
2.11.7 Bandwidth Bandwidth adalah luas atau lebar cakupan frekuensi yang digunakan oleh sinyal dalam medium transmisi. Dalam kerangka ini, bandwidth dapat diartikan sebagai perbedaan antara komponen sinyal frekuensi tinggi dan sinyal frekuensi rendah. Frekuensi sinyal dapat diukur dalam satuan Hertz. Didalam jaringan komputer, bandwidth sering digunakan sebagai suatu sinonim untuk kecepatan transfer data yaitu jumlah data yang dibawa dari sebuah titik ke titik lain dalam jangka waktu tertentu. Jenis bandwidth ini biasanya diukur dalam bps (bits per second).[5]
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.12
63
Alat Pengukuran 2.12.1 Iperf Iperf
merupakan
program
yang
berfungsi
untuk
menghasilkan paket secara otomatis. Paket yang dapat dihasilkan oleh Iperf adalah paket TCP dan UDP. Program Iperf dijalankan di ujung-ujung jaringan yang akan diukur performanya [15]. Fitur yang didukung antara lain : 1. TCP Pengukuran bandwith. Mendukung TCP windows size via socket buffers. Client dan server dapat membuat beberapa koneksi secara simultan. Setelah menjalankankan iperf dengan mengirimkan paket TCP maka didapatkan output seperti pada gambar. Throughput jaringan dapat dilihat pada kolom bandwidth.
Gambar 2.21. Hasil Output TCP
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
2. UDP Client dapat membuat paket UDP sesuai dengan bandwith yang diinginkan. Pengukuran packet loss. Pengukuran delay jitter Mendukung multicast Client dan server dapat membuat beberapa koneksi secara simultan. Setelah menjalankan iperf dengan mengirimkan paket UDP maka didapatkan output seperti pada gambar. Pada pengukuran dengan paket UDP didapatkan data jitter dan packet loss.
Gambar 2.22. Hasil Output UDP
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
2.12.2 Vistumbler Vistumbler merupakan salah satu software yang tidak asing lagi bagi pengguna yang berhubungan langsung dengan wireless. Vistumbler menampilkan kekuatan sinyal (live scanning) berupa grafik. Selain itu Vistumbler juga mampu memberikan tampilan informasi yang detail tentang channel yang digunakan, MAC Address dari access point, SSID, presentase sinyal, sinyal tertinggi (High RSSI), RSSI, Authentication, Encryption, Network Type, fungsi GPS, dan Manufacturer.
Gambar 2.23. Screenshot Vistumbler
Pada penelitian ini difokuskan pada kolom RSSI untuk mengetahui kekuatan sinyal sebuah access point yang didapat dari tempat tertentu untuk menentukan coverage access point tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
Identitas access point sendiri dapat dilihat pada kolom SSID dan Mac Address.
2.12.3 Speedtest Speedtest merupakan tools untuk mengecek kecepatan internet
yang
digunakan.
Dengan
melakukan
pengujian
menggunakan speedtest. User akan mengetahui seberapa baik kualitas kecepatan internet yang didapatkan dari ISP (Internet Service Provider) sesuai dengan yang ditawarkan. Pengukuran
kecepatan
internet
dilakukan
dengan
menggunakan aplikasi speedtest. Membuka aplikasi speedtest melalui browser yang telah tersedia. Masukan alamat speedtest “www.speedtest.net” pada kolom browser. Untuk memulai menjalankan aplikasi speedtest klik button beginning test kemudian plikasi speedtest akan melakukan pengukuran terhadap parameter download, upload, dan latency. Dari hasil pengukuran download, upload, dan latency dengan aplikasi speedtest kita dapat menyimpulkan apakah sudah sesuai atau belum dengan layanan yang ditawarkan oleh ISP (Internet Service Provider). Seperti yang dapat digambarkan pada Gambar 2.24.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 2.24. Screenshot Speedtest
67
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODOLOGI
3.1
Langkah-langkah Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa langkahlangkah penelitian. Langkah-langkah penelitian yang dilakukan mulai pemetaan topologi fisik, logik, WiFi, dan pengukuran parameter jaringan. 1.
Pemetaan topologi fisik Dalam penelitian pemetaan topologi fisik dimulai dari wawancara terhadap staf IT SMA Negeri 1 Sewon, selanjutnya melihat dan menganalisi model jaringan yang dipakai SMA Negeri 1 Sewon untuk saling berkomunikasi. Mengklasifikasikan menurut jenis topologi yang dipakai. Dan memetakan hasil topologi fisik dalam sebuah gambar.
2.
Pemetaan WiFi Dalam penelitian pemetaan WiFi dimulai dengan melihat blueprint penempatan WiFi di lingkungan SMA Negeri 1 Sewon. Selanjutnya menghitung seberapa kuat sinyal, pemilihan channel, teknologi yang dipakai dan daerah coverage yang dapat di jangkau setiap access point.
68
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.
69
Pemetaan topologi logik Dalam penelitian pemetaan topologi logik dimulai dari melihat hasil dari topologi fisik yang sebelumnya telah di dapat. dan menganalisis aliran data yang terjadi dalam jaringan yang dipakai SMA Negeri 1 Sewon khususnya jaringan WLAN untuk saling berkomunikasi. Mengklasifikasikan jenis topologi yang dipakai.
4.
Pengukuran parameter jaringan Dalam penelitian pengukuran parameter jaringan dilakukan dengan dua skenario. Skenario pertama untuk mengukur bandwith apakah sesuai atau tidak dengan layanan yang diberikan ISP untuk SMA Negeri 1 Sewon dan skenario kedua untuk menghitung throughput, jitter, dan packetloss dengan cara mengukur performa pada setiap access point dan jaringan WLAN yang berada di SMA Negeri 1 Sewon.
3.2
Rencana Pengujian Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan beberapa langkah penelitian dan seknario pengujian. Adapun flowchart penelitian
dan
skenario pengujian sebagai berikut :
Pengujian pertama mengukur kuat sinyal dan coverage pada setiap access point dengan menggunakan aplikasi Vistumbler.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
Pengujian kedua mengukur kualitas performa setiap access point di SMA Negeri 1 Sewon terhadap parameter Througput, Jitter dan Packet
Loss.
Pengujian
menggunakan
tools
Iperf
dengan
mengirimkan paket UDP dan TCP.
Pengujian ketiga mengukur kualitas jaringan WLAN di SMA Negeri 1 Sewon terhadap parameter Througput, Jitter dan Packet Loss. Pengujian menggunakan tools Iperf sebagai paket generator untuk mengirimkan paket TCP dan UDP.
Pengujian keempat untuk mengukur bandwith internet dengan menggunakan aplikasi speedtest, pengujian ini di maksudkan untuk mengukur kualitas kecepatan internet apakah sudah sesuai dengan layanan yang diberikan oleh ISP (Internet Service Provider).
Pengujian dilakukan selama enam hari pada kondisi jaringan sepi, normal, dan sibuk.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Mulai
Pemetaan topologi fisik, pemetaan wifi, topologi logik
Sitesurvey
Pengukuran kualitas jaringan
Selesai
Analisi Data
Kesimpulan dan Saran
Mulai
Diagram 3.1 Alur Pengujian
71
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.2.1
72
Pengujian Kuat Sinyal dan Coverage Skenario ini untuk mendapatkan data kuat sinyal dan coverage dari setiap access point yang berada di SMA Negeri 1 Sewon.
Barat Laut
Utara
Barat
Timur Laut
Timur U Access Point
Barat Daya
Selatan
Tenggara
Client
Gambar 3.1. Rencana pengujian kuat sinyal setiap Access Point Keterangan
:
Skenario ini menggunakan tools Vistumbler yang di-install pada sebuah laptop untuk mengetahui kekuatan sinyal, channel dan daerah coverage. Pengukuran dilakukan dari delapan penjuru arah setiap access point yang akan diukur. Setiap pengukuran 1 arah dilakukan sebanyak 30 kali. Pengukuran dari jarak yang paling dekat dengan access point dengan kategori sinyal excellent kemudian berjalan menjauhi accesss point sampai blank. Saat sinyal memasuki kategori good diberi tanda pada peta perbatasan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
sinyal excellent dan good. Dilakukan hal yang sama pada saat memasuki kategori sinyal fair dan poor hingga benar-benar tidak menangkap sinyal. Dilakukan pada setiap access point yang berada di SMA Negeri 1 Sewon dan untuk mendapatkan pengamatan yang lebih jelas, data disajikan dalam bentuk gambar peta dan warna sebagai tanda kuat sinyal.
3.2.2
Pengujian Performa Access Point Skenario ini untuk mendapatkan data kualitas performa setiap access point di SMA Negeri 1 Sewon terhadap parameter kualitas jaringan Througput, Jitter dan Packet Loss.
Router Mikrotik 750G
Switch Switch
AP_Sewon1
AP_Kepsek
Client
Client
AP_Sewon2
Client
Server
AP_TU
Client
Server
Server
AP_Sewon3 Client
AP_Guru
Client
Gambar 3.2. Rencana pengujian kualitas Access point.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Keterangan
74
:
Pengujian kualitas jaringan WLAN SMA Negeri 1 Sewon dilakukan dengan mengirimkan paket TCP dan UDP dari laptop server. Parameter yang diambil dari pengujian ini adalah throughput, jitter, dan packet loss. Alasan pemilihan parameter tersebut karena pada protocol TCP nilai thoughput sangat berpengaruh terhadap pengiriman packet data. Sedangkan pada protokol UDP nilai jitter dan presentase packet loss yang tinggi menunjukan kondisi jaringan yang buruk. Karena protocol UDP sensitive terhadap jitter dan packet loss. Skenario ini menguji kualitas masing-masing access point menggunakan tools Iperf sebagai paket generator. Iperf akan mengirimkan paket TCP dan UDP sebanyak-banyaknya selama rentang waktu 60 detik. Iperf di-install pada sisi server dan client. Pada sisi server, laptop dihubungkan pada switch access point dengan menggunakan kabel, kemudian pada sisi client, laptop terhubung pada access point menggunakan wifi. Client melakukan pengiriman paket ke server mulai dari kategori kualitas sinyal excellent hingga poor dalam kondisi waktu sepi, sibuk, dan normal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.2.3
75
Pengujian Jaringan WLAN
Router Mikrotik 750G
Server Switch Switch
AP_Sewon1
AP_Kepsek
AP_TU
Client
Client
Client
AP_Sewon2
Client
AP_Sewon3 Client
AP_Guru
Client
Gambar 3.3. Rencana pengujian kualitas jaringan WLAN. Keterangan
:
Skenario ini menguji kualitas jaringan WLAN menggunakan tools Iperf sebagai paket generator untuk mengirimkan paket TCP dan UDP. Pengiriman paket TCP dan UDP sebanyak-banyaknya dalam rentang waktu 60 detik. Iperf di-install pada sisi server dan client. Pada sisi server, laptop dihubungkan pada router mikrotik dengan menggunakan kabel, kemudian pada sisi client, laptop terhubung pada access point menggunakan wifi.Client melakukan pengiriman paket ke server mulai dari kategori kualitas sinyal excellent sampai kualitas sinyal poor dalam kondisi sepi, normal, dan sibuk selama 6 hari. Pengujian ini dilakukan terhadap 5 access point karena
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
access point-wifi-sewon sudah lagsung terhubung dengan router. 5 access point yaitu access point SMAN1Sewon,SMA1Sewon,TUSewon,Smase-01, dan Smase-02 yang terhubung dengan router melalui perantara switch.
3.2.4
Pengujian Kecepatan Internet
Router Mikrotik 750G INTERNET
Switch Switch
AP_Sewon1
AP_Kepsek
AP_Sewon2
AP_TU
AP_Sewon3 Pengukuran dengan speedTest
AP_Guru
Gambar 3.4. Rencana pengujian kecepatan internet
Keterangan
:
Mengukur kualitas internet menggunakan speedtest pada router yang mendapatkan internet langsung dari Internet Service Provider (ISP). SMA Negeri 1 Sewon berlangganan dari ISP Lintas Data Prima dengan kapasitas bandwith 4Mbps. Skenario ini untuk mengetahui apakah bandwith yang berada SMA Negeri 1 Sewon sudah
sesuai
dengan
yang
ditawarkan
ISP.
Pengukuran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
menggunakan aplikasi speedtest yang tersedia di internet dilakukan sebanyak 30 kali. Seperti yang dapat digambarkan pada Gambar 3.1.
No
Download
Upload (Mbps)
Latency (ms)
(Mbps) 1 2 3 30
Tabel 3.1 Tabel data pengujian kecepatan internet
3.3
Pengolahan Data dan Analisi Data
3.3.1
Throughput Pengukuran dilakukan tiap-tiap acces point dengan melakukan mengirim file ke server dari client workstation melalui jaringan WLAN. Penggunaan Iperf akan langsung memperlihatka besarnya throughput. Besarnya throughput masuk dapat diketahui apakah masuk klasifikasi baik atau buruk. Dari hasil tersebut, penyebab throughput dan pengaruh kualitas sinyal pada kondisi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
sepi, normal, dan sibuk terhadap besarnya throughput dapat dinamis.
3.3.2
Packet loss Dari hasil pengukuran besarnya packet loss pada setiap pengiriman data ke server dapat dilihat. Berdasarkan standar THIPON, standar presentase packet loss untuk jaringan adalah sebagai berikut : Sangat bagus (0%), Bagus (1-3%), Sedang (415%), dan Jelek (16-25%) [12]. Berdasarkan standarisasi tersebut, packet loss saat pengirimn tersebut termasuk dapat diketahui apakah dalam kategori sangat bagus, bagu, sedang, atau jelek.
3.3.3
Jitter Pengukuran jitter dilakukan dengan mengirim file yang disimpan pada server dari client. Dari data hasil pengunduhan file tersebut,
dapat
diketahui
(congestion). Jitter
besarnya
tumbukan
antar
paket
akan dibandingkan dengan teori-teori yang
ada. Dari hasil perbandingan tersebut, besarnya jitter dapat diketahui apakah termsuk dalam kategori baik atau buruk.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV DATA DAN ANALISIS KINERJA JARINGAN
4.1
Topologi Jaringan 4.1.1
Topologi Jaringan Fisik Hasil Penelitian jaringan WLAN SMA Negeri 1 Sewon. Berdasarkan pemetaan topologi secara fisik SMA Negeri 1 Sewon mempunyai 6 access point yang tersebar di lingkungan SMA Negeri 1 Sewon dan topologi jaringan SMA Negeri 1 Sewon adalah sebagai berikut:
Router Mikrotik 750G INTERNET
Switch Switch
SMAN1EWON
Wifi-Sewon
TU-SEWON
Smase-01
Smase-02
SMA1SEWON
Gambar 4.1. Topologi jaringan SMA Negeri 1 Sewon
1.
Luas area SMA Negeri 1 Sewon + 20.000 m2 .
79
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
80
Jumlah pemakai guru ada +55 orang dan siswa-siswi ada +720 orang.
3.
Pengukuran dilakukan tidak mempertimbangkan kondisi internal yang terdapat dalam jaringan nirkabel, seperti gangguan pada media transmisi.
4.
Access point yang digunakan Ubiquilty picostation M2, Ubiquilty Univi, Linksys WRT54GL, dan Engenius.
5.
Besar bandwidth yang disediakan oleh SMA Negeri 1 Sewon 4 Mbps.
6.
Access point SMA Negeri 1 Sewon terbagi menjadi 2 lokasi pertama 3 access point berada di indoor yaitu access point SMAN1Sewon berada di ruang kepala sekolah, TU-Sewon yang berada diruang Tata Usaha, dan SMA1Sewon berada di ruang guru. 3 access point lainya berada di outdoor. Yaitu access point Smase-01, Smase-02, dan Wifi-Sewon.
4.1.2
Pemetaan WiFi Hasil penelitian pemetaan WiFi SMA Negeri 1 Sewon. Terbagi menjadi dua tempat indoor dan outdoor. Indoor terbagi menjadi 3 tempat di ruang kepala sekolah, ruang guru, dan ruang tata usaha. Outdoor terbagi menjadi 3 tempat yaitu sebelah selatan, utara, dan timur lingkungan SMA Negeri 1 Sewon. Penempataan access point terlihat pada gambar 4.2. Access point yang dimilki
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
oleh SMA Negeri 1 Sewon kurang memadai karena menurut pedoman pembangunan WiFi yang baik satu access point maksimal digunakan untuk 25 user dan satu access point maksimal menjangkau jarak 300m2 . menurut ukuran luas area yang dimiliki SMA Negeri 1 Sewon, jumlah access point yang dimiliki SMA Negeri 1 Sewon belum memadai dan menurut jumlah user, access point yang dimiliki SMA Negeri 1 Sewon kurang memadai. Karena jika menurut jumlah user seharusnya SMA Negeri 1 Sewon memiliki +31 access point. Dari hasil penempatan WiFi kuat sinyal yang dipancarkan dari setiap access point sudah cukup baik dengan daerah coverage yang dihasilkan oleh setiap access point juga sudah baik karena dapat mencakup seluruh lingkungan SMA Negeri 1 Sewon. Dari keenam access point yang dimiliki SMA Negeri 1 Sewon belum satupun sesuai dengan standar penempatan dan pemilihan channels sesuai dengan Cell Layout for Three Channels seperti yang telah dijelaskan pada bab II pada gambar 2.6. Seharusnya pemilihan channels setiap access point jangan tumpang tindih karena menyebabkan terjadinya overlapping. Karena hanya ada 3 channels yang digunakan untuk membatasi band ISM dengan perhitungan +5 atau -5. Sebagai contoh, channels 1 tidak akan overlapping dengan channel 6 dan 11.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
Tempat Parkir
Smase-01
Lab.Komputer
R.Kelas
R.Kelas + 50m
+ 70m
+ 10m
R.Guru
SMA1SEWON
+ 70m
+ 70m R.TU
R.Kelas
PSB
Wifi-Sewon
U
Perpustakaan
TU-SEWON
R.Kepsek SMAN1SEWON + 40m
R.Kelas
Smase-02
R.Kelas
R.Kelas
R.Kelas
Gambar 4.2. Denah Lokasi penempatan access point SMA Negeri 1 Sewon
4.1.2.1
Posisi User Gambar 4.3 menunjukan posisi user yang menggunakan jaringan WLAN SMAN1SEWON yang berada pada ruang kepala sekolah yang hanya di gunakan kepala sekolah dan jika ada tamu , WLAN SMA1SEWON yang berada di ruang guru yang di gunakan oeh guru dan jika ada rapat , dan WLAN TU-SEWON yang berada di ruang tata usaha yang hanya diguakan oleh pegawai tata usaha.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
Ruang Guru
Ruang TU
Ruang Kepala Sekolah
TU-SEWON
SMAN!SEWON
SMASEWON
Gambar 4.3. Denah posisi user jaringan WiFi SMAN1SEWON, SMA1SEWON, dan TU-SEWON
Gambar 4.4 menunjukan posisi user yang berada di jaringan WiFi Wifi-Sewon, WiFi Smase01, dan WiFi Smase-02. Terletak pada bagian selatan, utara, dan timur lingkungan SMA Negeri 1 Sewon. Gambar berikut menunjukan denah ruang kelas dari siswa-siswi SMA Negeri 1 Sewon.
R.Kelas
8'-0"
8'-0"
8'-0"
R.Kelas
12'-6"
12'-6"
5'-0"
R.Kelas
5'-0"
5'-0"
R.Kelas
2'-6" 8'-0"
12'-6" 5'-0"
8'-0"
12'-6" 5'-0"
WC
Gambar 4.4. Denah posisi ruang kelas siswa-siswi SMA Negeri 1 Sewon.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
Tempat Parkir
Smase-01
Lab.Komputer
PSB R.Guru
U
Wifi-Sewon
R.Kelas
R.Kelas
R.Kelas
Perpustakaan
R.TU
R.Kepsek R.Kelas
Smase-02
R.Kelas
R.Kelas
R.Kelas
Gambar 4.5. Denah posisi penempatan access point siswa-siswi SMA Negeri 1 Sewon.
4.1.3
Topologi Jaringan Logik Berdasarkan pemetaan topologi secara logik, SMA Negeri 1 Sewon mendapatkan layanan internet dari Internet Service Provider (ISP) Lintas Data Prima sebesar 4Mbps. Server yang berada di gedung PSB membagi bandwith dalam jaringan Local Area Network (LAN) dan WLAN. Jaringan LAN terbagi dalam labkomputer, ruang perpustakaan, ruang kepala sekolah, dan tata usaha. Jaringan WLAN terbagi dalam 2 switch yang berada dalam ruang perpustakaan dan ruang tata usaha. Switch yang berada di ruang perpustakaan membagi dalam jaringan LAN komputer perpustakaan dan jaringan WLAN Smase-01 dan Smase-02. Switch yang berada di ruang tata usaha membagi dalam jaringan LAN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
komputer kepala sekolah dan tata usaha. Jaringan WLAN SMAN1SEWON, SMA1SEWON, dan TU-SEWON masuk dalam switch yang berada di ruang tata usaha. Jaringan WLAN WifiSewon dan LAN labkomputer langsung mendapat layanan dari router yang berada di ruang server. Berikut adalah gambar pemetaan topologi jaringan logik SMA Negeri 1 Sewon.
Tempat Parkir
Smase-01
Lab.Komputer
PSB R.Guru
SMA1SEWON
U TU-SEWON
Wifi-Sewon
R.Kelas
R.Kelas
R.Kelas
Perpustakaan
R.TU
R.Kepsek
SMAN1SEWON R.Kelas
Smase-02
R.Kelas
R.Kelas
R.Kelas
Gambar 4.6. Pemetaan topologi logik SMA Negeri 1 Sewon
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.2
86
Data Penelitian Hasil pengukuran yang didapat dari penelitian selama 4 bulan adalah data mentah yang didapat dari Speedtest, Vistumbler, dan Iperf. Dimana masing-masing aplikasi yang digunakan seperti :
Speedtest untuk menghitung bandwith internet.
Vistumbler untuk menghitung kuat sinyal dan coverage.
Iperf untuk menghitung throughput, jitter, dan packet loss. Data mentah yang sudah didapat kemudian dihitung dengan
menggunakan persamaan pada bab 2. Bandwith internet didapat dari penghitungan Speedtest. Kuat sinyal dan coverage didapatkan dari hasil pemetaan menggunakan aplikasi Vistumbler. throughput, jitter, dan packet loss didapatkan dari penghitungan menggunaan Iperf. Hasil penghitungan parameter-parameter kinerja jaringan WLAN di SMA Negeri 1 Sewon disajikan dalam bentuk table pada masing-masing kondisi.
4.2.1
Data Kondisi Sepi Data performansi jaringan pada kondisi sepi diambil pada waktu pulang sekolah atau proses kegiatan belajar-mengajar telah usai sekitar malam hari pada pukul 19.00 sampai 06.00 pagi secara realtime (survey). Kondisi saat sepi dimana tidak ada aktivitas menggunakan internet atau tidak ada pengakses.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.2.2
87
Data Kondisi Normal Data performansi jaringan pada kondisi normal diambil pada waktu kegiatan belajar-mengajar berlangsung yaitu pada pukul 07.00 sampai 10.00 secara realtime (survey). Pengguna jaringan saat kodisi normal pada setiap WLAN berbeda-beda. Pengguna jaringan WLAN wifi-sewon, smase-01,dan smase-02 kebanyakaan siswa-siswi rata-rata 20 pengguna, WLAN SMA 1 SEWON rata-rata 8 pengguna, WLAN TU-SEWON rata-rata 4 pengguna, dan WLAN SMAN 1 SEWON rata-rata 4 pengguna.
4.2.3
Data Kondisi Sibuk Data performansi jaringan pada kondisi sibuk diambil pada waktu kegiatan belajar-mengajar berlangsung yaitu pada pukul 10.00 sampai 14.00 secara realtime (survey). Pengguna jaringan saat kodisi sibuk pada setiap WLAN berbeda-beda. Pengguna jaringan WLAN wifi-sewon, smase-01,dan smase-02 kebanyakaan siswa-siswi rata-rata 35 pengguna, WLAN SMA 1 SEWON ratarata 12 pengguna, WLAN TU-SEWON rata-rata 6 pengguna, dan WLAN SMAN 1 SEWON rata-rata 6 pengguna.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.3
88
Kondisi Kuat Sinyal, Coverage, dan Channel Overlapping Access Point (AP) Dalam skenario yang sudah disebutkan pada bab 3, akan dilakukan pengukuran coverage area menggunakan tools vistumbler untuk mengetahui kekuatan sinyal. Kemudian dipetakan sesuai dengan kualitas Sinyal.
Signal Strength Category
Range
Percentage
Colour Excellent
Green
-57 to -10 dBm
75 – 100%
Good
Green
-75 to -58 dBm
40 – 74%
Fair
Yellow
-85 to -76 dBm
20 – 39%
Poor
Red
-95 to -86 dBm
0 – 19%
Tabel 4.1. Tabel kategori kuat sinyal menurut Cisco
4.3.1
Kuat Sinyal, Coverage dan Channel Overlapping Access Point Wifi-SEWON. Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan terhadap kuat sinyal dan coverage dari access point -wifi-SEWON yang berlokasi dibagian timur lingkungan SMA Negeri 1 Sewon dapat digambarkan seperti Gambar 4.7. Dari hasil mapping terhadap kuat sinyal dan coverage dari access point -wifi-SEWON kuat sinyal yang di pancarkan dari access point sudah sangat baik, karena
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
sudah mencakup bagian timur lingkungan SMA Negeri 1 Sewon. Penempatan access point yang terlalu ketimur dari lingkungan SMA Negeri 1 Sewon mengakibatkan sinyal yang dipancarkan access point banyak keluar dari lingkungan SMA Negeri 1 Sewon. Penggunaan antenna jenis omnidirectional sudah cukup baik karena sudah memancarkan sinyal secara 360 derajat dan dapat mencakup area dari penempatan wifi tersebut. Selain kuat sinyal dan coverage dari access point-wifi-SEWON juga terjadinya channel overlapping
dari media lain yang tersebar di sekitar
lingkungan SMA Negeri 1 Sewon. Dapat digambarkan seperti Gambar 4.8. Dari hasil pengamatan terlihat access point-wifisewon mengalami channel overlapping dengan wifi IDS-3-SMAN 1 Sewon dan Pyiramid_Cleoptra yang sama-sama menggunakan channel 5 sebagai pemancar sinyal dan dengan wifi LABKOM, SMA1SEWON, AndroidAP, dan RizkiCG yang menggunakan channel 1 yang masih termasuk dalam range jangkuan channel 5. Ini mengakibatkan sinyal yang dipancarkan access point-wifisewon tidak maksimal dan terganggung karena adanya intervensi dari media lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
Gambar 4.7. Mapping kuat sinyal dan coverage access point-WifiSEWON.
Gambar 4.8. Channel overlapping dari access point-wifi-SEWON.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.3.2
91
Kuat Sinyal, Coverage dan Channel Overlapping Access Point – Smase-01. Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan terhadap kuat sinyal dan coverage dari access point –Smase-01 yang berlokasi dibagian utara lingkungan SMA Negeri 1 Sewon dapat digambarkan seperti Gambar 4.9. Dari hasil mapping terhadap kuat sinyal dan coverage dari access point –Smase-01 kuat sinyal yang di pancarkan dari access point sudah sangat baik karena sudah mencakup bagian utara lingkungan SMA Negeri 1 Sewon. access point –Smase-01 mengalami channel overlapping dari media lain dapat digambarkan seperti Gambar 4.10. Karena pemilihan channel dari access point –Smase-01 tidak sama dengan channel yang digunakan media lainnya tetapi masih dalam lingkup range channels lain. Dari hasil penelitian Smase-01 mengalami channel overlapping dengan access point SMAN1SEWON. Dapat di simpulkan pancaran sinyal dari access point –Smase-01 akan maksimal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
Gambar 4.9 mapping kuat sinyal dan coverage access pointSmase-01.
Gambar 4.10. Channel overlapping dari access point-Smase-01.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.3.3
93
Kuat Sinyal, Coverage dan Channel Overlapping Access Point – Smase-02. Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan terhadap kuat sinyal dan coverage dari access point –Smase-02 yang berlokasi dibagian selatan lingkungan SMA Negeri 1 Sewon dapat digambarkan seperti Gambar 4.11. Dari hasil mapping terhadap kuat sinyal dan coverage dari access point –Smase-02 kuat sinyal yang di pancarkan dari access point sudah sangat baik karena sudah mencakup bagian selatan lingkungan SMA Negeri 1 Sewon. Hanya saja penempatan access point yang terlalu keselatan mengakibatkan sinyal dan coverage terbuang dari lingkungan SMA Negeri 1 Sewon. Access point –Smase-02 mengalami channel overlapping dari media lain dapat digambarkan seperti Gambar 4.12. Dari hasil pengamatan terlihat access point-Smase02 mengalami channel overlapping dengan wifi TU-SMA SEWON Sewon dan KingOfKamal yang menggunakan channel 6 sebagai pemancar sinyal yang masih termasuk dalam range jangkuan channel 9. Ini mengakibatkan sinyal yang dipancarkan access point-wifi-sewon tidak maksimal dan terganggung karena adanya intervensi dari media lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
Gambar 4.11. Mapping kuat sinyal dan coverage access pointSmase-02.
Gambar 4.12. Channel overlapping dari access point-Smase-02.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.3.4
95
Kuat Sinyal, Coverage dan Channel Overlapping Access Point – SMAN1SEWON. Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan terhadap kuat sinyal dan coverage dari access point –SMAN1SEWON yang berlokasi diruangan kepla sekolah dapat digambarkan seperti Gambar 4.13. Penempatan access point yang hanya diletakan dibawah meja ruang SMA Negeri 1 Sewon mengakibatkan pancaran sinyal kurang maksimal, walaupun demikian kuat sinyal yang di pancarkan dari access point sudah sangat baik karena sudah mencakup seluruh ruangan kepala sekolah SMA Negeri 1 Sewon. Access point –SMAN1SEWON mengalami channel overlapping dari media lain dapat digambarkan seperti Gambar 4.14. Dari hasil pengamatan terlihat access point-SMAN1Sewon mengalami channel overlapping dengan wifi Smase-01 yang menggunakan channel 12 sebagai pemancar sinyal yang masih termasuk dalam range jangkuan channel 11. Ini mengakibatkan sinyal yang dipancarkan access point-wifi-sewon tidak maksimal dan terganggung karena adanya intervensi dari media lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
Gambar 4.13. Mapping kuat sinyal dan coverage access point – SMAN1SEWON.
Gambar 4.14. Channel overlapping dari access point – SMAN1SEWON.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.3.5
97
Kuat Sinyal, Coverage dan Channel Overlapping Access Point – SMA1SEWON. Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan terhadap kuat sinyal dan coverage dari access point –SMA1SEWON yang berlokasi di ruang guru SMA Negeri 1 Sewon dapat digambarkan seperti Gambar 4.15. Dari hasil mapping terhadap kuat sinyal dan coverage dari access point –SMA1SEWON kuat sinyal yang di pancarkan dari access point sudah sangat baik karena sudah mencakup seluruh ruang guru SMA Negeri 1 Sewon. Selain kuat sinyal dan coverage dari access point-SMA1Sewon juga terjadi channel overlapping
dari media lain yang tersebar di sekitar
lingkungan SMA Negeri 1 Sewon. Dapat digambarkan seperti Gambar 4.16. Dari hasil pengamatan terlihat access point – SMA1Sewon mengalami channel overlapping dengan wifi LABKOM, IDS3, AndroidAP, Android, Oppo R829, dan Riski yang sama-sama menggunakan channel 1 dan wifi IDS-3-SMAN 1 Sewon, wifi-sewon dan Pyiramid_Cleoptra yang menggunakan channel 5 yang masih termasuk dalam range jangkuan channel 1. Ini mengakibatkan sinyal yang dipancarkan access point-wifisewon tidak maksimal dan terganggung karena adanya intervensi dari media lain
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
.
Gambar 4.15. mapping kuat sinyal dan coverage access point – SMA1SEWON.
Gambar 4.16. Channel overlapping dari access point – SMA1SEWON.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.3.6
99
Kuat Sinyal, Coverage dan Channel Overlapping Access Point – TU-SEWON. Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan terhadap kuat sinyal dan coverage dari access point –TU-SEWON yang berlokasi di ruang TU (Tata Usaha) SMA Negeri 1 Sewon dapat digambarkan seperti Gambar 4.17. Dari hasil mapping terhadap kuat sinyal dan coverage dari access point –TU-SEWON kuat sinyal yang di pancarkan dari access point sudah sangat baik karena sudah mencakup seluruh ruang TU (Tata Usaha) SMA Negeri 1 Sewon. Selain kuat sinyal dan coverage dari access point –TU-SEWON juga terjadinya channel overlapping dari media lain yang tersebar di sekitar lingkungan SMA Negeri 1 Sewon. Dapat digambarkan seperti Gambar 4.18. Dari hasil pengamatan terlihat access point –TU-SEWON mengalami channel overlapping dengan wifi king kamal 09 yang sama-sama menggunakan channel 6 dan wifi Smase-02 menggunakan channel 9 yang masih dalam jangkuan range channel 6. Ini mengakibatkan sinyal yang dipancarkan
access
point-wifi-sewon
tidak
maksimal
dan
terganggung karena adanya channel overlapping dari media lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
Gambar 4.17. Mapping kuat sinyal dan coverage access point – TU-SEWON.
Gambar 4.18. Channel overlapping dari access point –TUSEWON.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
4.3.7. Kondisi Kuat Sinyal, Coverage, dan Channel Overlapping Access Point Wifi-Sewon, Smase-01, dan Smase-02. Access point SMA Negeri 1 Sewon terbagi menjadi dua tempat yaitu indoor dan outdoor. Berdasarkan pengukuran terhadap 3 access point yang berada diluar ruangan (outdoor) SMA Negeri 1 Sewon dapat di gambarkan seperti Gambar 4.19. Terlihat coverage dari ketiga access point sudah mencakup seluruh lingkungan SMA Negeri 1 Sewon dengan kekuatan sinyal yang reatif sudah sangat baik. Karena coverage yang dihasilkan dari ketiga access point sudah mencakup seluruh lingkungan SMA Negeri 1 Sewon seharusnya tidak perlu adanya penamabahan access point untuk memperluas coverage. Hanya penempatan dan pemilihan channels access point yang perlu dipertimbangkan dan dibenahi. Karena penempatan access point yang tidak sesuai dengan Cell Layout for Three Channels dan kurang strategis hal ini yang sering kali menghambat user untuk melakukan koneksi secara real time. Penempatan access point yang kurang strategis mengakibatkan pancaran sinyal yang dihasilkan dari access point banyak yang keluar dari lingkungan SMA Negeri 1 Sewon. Pemilihan channel yang kurang tepat mengakibatkan terjadinya intervensi terhadap perangkat lainnya (channel overlappnig). Tidak maksimalnya access point dalam memancarkan sinyal. Hal ini terjadi pada hampir semua access point mengalami channel
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
overlapping. Ini mengakibatkan sinyal yang dipancarkan access point-wifi-sewon tidak maksimal dan terganggung karena adanya channel overlapping dari media lain. Seharusnya penempatan dan pemiihan
channels
pada
access
point
sesuai
pedoman
pembangunan jaringan WiFi yang baik dan benar. Pemilihan antenna
jenis
omnidirectional
sudah
cukup
baik
karena
memancarkan sinyal secara 360 derajat mencakup area dari access point tersebut. Umur dari access point itu sendiri harus diperhatikan. Seperti halnya terjadi dengan access point- Smase-01 yang berada dibagian utara lingkungan SMA Negeri 1 Sewon. Kondisi access point-Smase-01 yang berada diluar ruangan mengharuskan access point-Smase-01 ini terkena panas matahari dan hujan dengan suhu dan cuaca yang tidak menentu. Hal ini menjadi salah satu penyebab access point-Smase-01 itu sendiri kurang maksimal untuk memancarkan sinyal dan sering kali access point-Smase-01 mati secara tiba-tiba.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
Gambar 4.19. Mapping kuat sinyal dan coverage access point Wifi-SEWON, Smase-01, dan Smase-02.
4.3.8. Kondisi Kuat Sinyal, Coverage, dan Channel Overlapping Access Point SMAN1SEWON, SMA1SEWON, dan TUSEWON. Berdasarkan pengukuran terhadap 3 access point yang berada didalam ruangan (indoor) SMA Negeri 1 Sewon. Tepatnya berada diruang kepala sekolah, ruang guru, dan ruang tata usaha dapat di gambarkan seperti Gambar 4.20. Terlihat coverage dari ketiga access point sudah mencakup masing-masing ruangan dengan kuat sinyal yang sangat bagus. Sebaiknya ketiga ruangan tersebut tidak perlu memiliki access point sendiri-sendiri karena
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
ruangan yang saling berdekatan dan user yang hanya tertentu seperti access point-SMAN1sewon yang berada diruang kepala sekolah yang hanya dipakai oleh kepala sekolah dan jika ada tamu. Selain itu access point-TU-sewon yang hanya dipakai pegawai Tata Usaha yang berjumlah 6 orang. Penempatan access point dan pemilihan channels perlu di perhatikan karena selama ini hanya ditempatkan tanpa memperhitungkan coverage dan pancaran sinyal yang dihasilkan dari access point. Penggunaan antenna jenis omnidirectional sudah sangat baik karena memancarkan sinyal secara
360
derajat
mengelilingi
access
point.
Hal
ini
mengakibatkan pancaran sinyal yang dihasilkan banyak keluar dari ruangan dan daerah coverage dari kuat sinyal saling bertumpangtindih antar ruangan. Penyederhanaan jumlah access point untuk ruangan kepala sekolah, ruang guru, dan tata usaha. Pemilihan jenis antenna untuk access point harus diperhatikan untuk mencapai sinyal yang maksimal. Pemilihan channel yang kurang tepat (channel overlappig) menyebabkan tidak maksimalnya access point dalam memancarkan sinyal. Hal ini terjadi pada hampir semua access point mengalami channel overlapping. Mengakibatkan sinyal yang dipancarkan access point-TU-Sewon tidak
maksimal
dan
terganggung karena
overlapping dari media lain.
adanya
channel
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
Gambar 4.20 Mapping kuat sinyal dan coverage access point SMAN1SEWON, SMA1SEWON, dan TU-SEWON.
4.4
Analisis Performa Jaringan dengan TCP dan UDP Dalam scenario yang sudah di sebutkan pada bab III, akan dilakukan pengiriman paket TCP dan UDP sebanyak-banyaknya dari client ke server dalam interval waktu 60s. Pengujian menggunakan paket generator Iperf yang dapat menghasilkan dan mengirimkan paket-paket TCP dan UDP dengan ketentuan sesuai scenario pengujian. Berikut adalah sintaks yang digunakan untuk pengujian ini.
1.Pengiriman paket TCP Server
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
Client
2. Pengiriman paket UDP Server
Client
4.5
Pengujian Access Point Pengujian yang dilakukan adalah pengujian dengan paket TCP dan UDP pada semua access point. TCP dan UDP adalah dua protocol yang banyak digunakan dalam jaringan internet berbasis IP. Keduanya dibuat dengan tujuan yang berbeda. TCP (Transmission Control Protocol) misalnya, bersifat connection oriented, artinya protocol ini memiliki kemampuan untuk menjamin transfer dan control data hingga node tujuan. Sebaliknya UDP (User Datagram Protocol). Bersifat connectionless oriented, yang berarti protokol ini tidak memiliki mekanisme yang dapat menjamin sampainya paket ke node tujuan. Penggunaan Iperf pada mode TCP akan menghasilkan keluaran parameter throughput jaringan. Pada koneksi TCP, windows size menentukan jumlah maksimum data yang dapat berada dalam jaringan pada saat bersamaan. Sedangkan penggunaan mode UDP akan menghasilkan keluaran parameter jitter dan packet loss. Pada koneksi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
107
UDP, pengujian dilakukan dengan mengirim datagram[13]. Pada pengujian ini menggunakan Iperf secara default pada pengujian TCP dan UDP tanpa mengubah windows size dan datagram yang dikirim. Data lengkap hasil pengujian dapat di lihat di lampiran.
4.5.1
Kondisi Access Point-Wifi-sewon 4.5.1.1 Throughput Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Besaran rata-rata throughput
access point-Wifi-
Sewon dapat digambarkan seperti Gambar 4.21. Kualitas sinyal keseluruhan throughput yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih besar dari pada saat pengujian pada sinyal good, fair, dan poor. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan throughput menjadi kecil. Tabel 4.2 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran throughput terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari.
Wifi-SEWON Throughput (Mbps) Kuat Sinyal
Excellent
Sepi
Normal
Sibuk
20.783
17.483
8.0183
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Good
13.783
8.255
2.206
Fair
7.678
2.095
0.227
Poor
2.121
0.228
0.047
108
Tabel. 4.2. Rata-rata throughput access point-WifiSEWON Selama enam hari (dalam Mbps).
Dari hasil throughput terhadap kualitas sinyal perbedaan antara kondisi sepi, normal, dan sibuk mempengaruhi besaran rata-rata throughput. Perbedaan antara kondisi sepi terlihat throughput
lebih besar
daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran throughput menjadi semakin kecil. Sesuai dengan teori, semakin besar throughput, semakin baik kualitas jaringan tersebut. Kepadatan pada jam sibuk dan rendahnya kualitas sinyal membuat throughput lebih jelek daripada jam sepi pada kualitas sinyal excellent. Hasil throughput sebesar 20.783 Mbps pada kualitas sinyal excellent pada saat jam sepi sudah cukup baik untuk standart 802.11g.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109
25 20 15
Throughput (Mbps) Sepi
10
Throughput (Mbps) Normal
5
Throughput (Mbps) Sibuk
0 Excellent
Good
Fair
Poor
Gambar 4.21. Grafik rata-rata throughput access pointWifi-SEWON
4.5.1.2 Packet Loss Berdasarkan hasil pengukuran besaran rata-rata packet loss access point-Wifi-Sewon pada saat pengujian dapat digambarkan seperti Gambar 4.22. Kualitas sinyal keseluruhan packet loss yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih kecil dari pada saat pengujian access pointWifi-Sewon pada sinyal good, fair, dan poor. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan packet loss menjadi besar. Tabel 4.3 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran packet loss terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
Wifi-Sewon Packet Loss (%) Kuat Sinyal Sepi
Normal
Sibuk
Excellent
0
0
0
Good
0
0.075
0.983
Fair
0.191
0.631
2.566
Poor
0.371
2.15
3.483
Tabel. 4.3. Rata-rata packet loss access point-WifiSEWON Selama enam hari (dalam %).
Dari hasil packet loss terhadap kualitas sinyal perbedaan antara kondisi sepi, normal, dan sibuk mempengaruhi besaran rata-rata packet loss. Perbedaan antara kondisi sepi terlihat packet loss lebih kecil daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran packet loss semakin besar. Kinerja packet loss pada Gambar 4.22 menunjukan trendline packet loss semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk, maka semakin naik besaran packet loss. Hal ini menggambarkan bahwa kualitas sinyal semakin rendah pada kondisi sibuk akan mudah terkena interfensi sehingga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
111
paket data yang dikirim menjadi hilang. Besaran packet loss terhadap kualitas sinyal excellent pada kondisi sepi, normal, dan sibuk dalam kategori sangat bagus sesuai dengan standart THIPON yaitu 0%. Packet loss terhadap kualitas sinyal good kondisi sepi masuk dalam kategori sangat bagus. Packet loss pada kualitas sinyal fair dan poor saat sepi, good, fair, dan poor saat normal, dan pada kualitas sinyal good dan fair saat sibuk dalam kategori bagus yaitu kurang dari 3%. Sedangkan untuk kualitas sinyal poor saat kondisi sibuk dalam kategori sedang.
4 3.5 3
Packet Loss (%) Sepi
2.5 2
Packet Loss (%) Normal
1.5
Packet Loss (%) Sibuk
1 0.5 0 Excellent
Good
Fair
Poor
Gambar 4.22. Grafik rata-rata packet loss access pointWifi-SEWON
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
112
4.5.1.3 Jitter Tabel 4.4 menunjukan data berupa rata-rata dari jitter terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk selama enam hari. Gambar 4.23 menunjukan jitter
berdasarkan kualitas sinyal pada kondisi sepi,
normal, dan sibuk.
Wifi-SEWON Jitter (ms) Kuat Sinyal Sepi
Normal
Sibuk
Excellent
0.800
5.576
11.376
Good
4.624
11.886
25.435
Fair
14.702
32.626
51.576
Poor
27.747
59.993
105.452
Tabel. 4.4. Rata-rata jitter access point-Wifi-Sewon Selama enam hari (dalam ms).
Sesuai dengan standart THIPON jitter access pointWifi-Sewon terhadap kualitas sinyal excellent, good, fair, dan poor pada kondisi sepi dan normal dalam kategori bagus karena kurang dari 75 ms. Hasil jitter terhadap kualitas sinyal excellent, good, dan fair pada kondisi sibuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
113
juga termasuk dalam kategori bagus karena kurang dari 75 ms, sedangkan untuk kualitas sinyal poor pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori sedang. Trendline Jitter access point-Wifi-SEWON pada Gambar 4.23 menunjukan bahwa semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk, maka nilai jitter semakin besar . Hal ini terjadi karena traffic jaringan pada kondisi sibuk lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi sepi dan normal. Hal ini sesuai dengan teori yaitu semakin rendahnya kualitas sinyal pada kondisi sibuk akan menyebabkan semakin besar peluang terjadinya congestion, sehingga nilai jitter akan semakin besar.
140 120 100 80
Jitter (ms) Sepi
60
Jitter (ms) Normal
40
Jitter (ms) Sibuk
20 0 Excellent Good
Fair
Poor
Gambar 4.23. Grafik rata-rata jitter access point-WifiSEWON
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.5.2
114
Kondisi access point-Smase-01 4.5.2.1 Throughput Berdasarkan hasil pengukuran terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Besaran ratarata throughput
access point-Smase-01 pada saat
pengujian dapat digambarkan seperti Gambar 4.24. Kualitas sinyal keseluruhan throughput yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih besar dari pada saat sinyal good, fair, dan poor. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan throughput menjadi kecil. Tabel 4.5 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran throughput terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari.
Smase-01 Throughput (Mbps) Kuat Sinyal Sepi
Normal
Sibuk
Excellent
17.2
14.366
5.948
Good
9.321
6.416
1.242
Fair
3.05
1.543
0.1720
Poor
0.465
0.279
0.036
Tabel. 4.5. Rata-rata throughput access point-Smase-01
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115
Selama enam hari (dalam Mbps).
Dari hasil throughput terhadap kualitas sinyal perbedaan antara kondisi sepi, normal, dan sibuk mempengaruhi besaran rata-rata throughput. Perbedaan antara kondisi sepi terlihat throughput lebih besar daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna
pada
kondisi
sibuk,
sehingga
besaran
throughput menjadi semakin kecil. Sesuai dengan teori, semakin besar throughput, semakin baik kualitas jaringan tersebut. Kepadatan pada jam sibuk dan rendahnya kualitas sinyal membuat throughput lebih jelek daripada jam sepi pada kualitas sinyal excellent. Hasil throughput sebesar 17.2 Mbps pada kualitas sinyal excellent dan pada jam sepi sudah cukup baik untuk standar 802.11g.
20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
Throughput (Mbps) Sepi Throughput (Mbps) Normal Throughput (Mbps) Sibuk
Excellent
Good
Fair
Poor
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
116
Gambar 4.24. Grafik rata-rata throughput access pointSmase-01 4.5.2.2 Packet Loss Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Besaran rata-rata packet loss access point-Smase01 pada saat pengujian dapat digambarkan seperti Gambar 4.25. Kualitas sinyal keseluruhan packet loss yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih kecil dari pada saat pengujian access point-Smase-01 pada sinyal good, fair, dan
poor.
Kualitas
sinyal
yang
semakin
rendah
menyebabkan packet loss menjadi besar. Perbedaan lainnya terlihat pada kondisi sepi dimana besaran packet loss lebih kecil daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran packet loss semakin besar. Tabel 4.6 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran packet loss terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari.
Smase-01 Packet Loss (%) Kuat Sinyal Sepi
Normal
Sibuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
117
Excellent
0
0
0
Good
0
0.1295
0.606
Fair
0.321
0.388
2.816
Poor
0.871
1.533
4.233
Tabel. 4.6. Rata-rata packet loss access point-Smase-01 Selama enam hari (dalam %).
Kinerja packet loss pada Gambar 4.25 menunjukan trendline packet loss bahwa semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk, maka packet loss semakin naik besaran nilai packet loss. Hal ini menggambarkan bahwa kualitas sinyal semakin rendah pada kondisi sibuk akan mudah terkena interfensi sehingga paket data yang dikirim menjadi hilang. Besaran packet loss terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi dan normal dalam kategori bagus sesuai dengan standart THIPON yaitu kurang dari 3%. Packet loss terhadap kualitas sinyal excellent, good, dan fair pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori bagus, karena kurang dari 3%. Sedangkan kualitas sinyal poor pada kondisi sibuk dalam kategori sedang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
118
4.5 4 3.5
Packet Loss (%) Sepi
3 2.5
Packet Loss (%) Normal
2 1.5
Packet Loss (%) Sibuk
1 0.5 0 Excellent
Good
Fair
Poor
Gambar 4.25. Grafik rata-rata packet loss access pointSmase-01 4.8.2.3 Jitter Tabel 4.7 menunjukan data berupa rata-rata dari jitter terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk selama enam hari. Gambar 4.26 menunjukan kinerja jitter
berdasarkan kualitas sinyal pada kondisi
sepi, normal, dan sibuk.
Smase-01 Jitter (ms) Kuat Sinyal Sepi
Normal
Sibuk
Excellent
2.862
5.944
14.724
Good
6.333
13.4075
30.921
Fair
18.447
29.624
88.267
Poor
30.1715
68.690
163.794
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
119
Tabel. 4.7. Rata-rata jitter access point-Smase-01 Selama enam hari (dalam ms).
Sesuai dengan standar THIPON nilai jitter access point-Smase-01 terhadap kualitas sinyal excellent, good, fair, dan poor pada kondisi sepi dan normal dalam kategori bagus karena kurang dari 75 ms. Hasil jitter terhadap kualitas sinyal excellent dan good, pada kondisi sibuk juga termasuk dalam kategori bagus karena kurang dari 75 ms, untuk kualitas sinyal fair pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori sedang, dn untuk kualitas sinyal poor pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori jelek. Trendline
Jitter
access
point-Smase-01
pada
Gambar 4.26 menunjukan semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk, maka nilai jitter semakin besar .Hal ini terjadi karena traffic jaringan pada kondisi sibuk lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi sepi dan normal. Hal ini sesuai dengan teori yaitu semakin rendahnya kualitas sinyal pada kondisi sibuk akan menyebabkan semakin besar peluang terjadinya congestion, sehingga nilai jitter akan semakin besar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
120
180 160 140 120 Jitter (ms) Sepi
100 80
Jitter (ms) Normal
60
Jitter (ms) Sibuk
40 20 0 Excellent Good
Fair
Poor
Gambar 4.26. Grafik rata-rata jitter access point-Smase-01
4.5.3
Kondisi access point-Smase-02 4.5.3.1 Throughput Berdasarkan hasil pengukuran terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Besaran ratarata throughput
access point-Smase-02 pada saat
pengujian dapat digambarkan seperti Gambar 4.27. Kualitas sinyal keseluruhan throughput yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih besar dari pada saat sinyal good, fair, dan poor. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan nilai throughput menjadi kecil. Tabel 4.8 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran throughput terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
121
Smase-02 Throughput (Mbps) Kuat Sinyal Sepi
Normal
Sibuk
Excellent
23.9
17.9
7.18
Good
18.183
11.833
2.118
Fair
8.036
2.145
0.567
Poor
1.742
0.443
0.051
Tabel. 4.8. Rata-rata throughput access point-Smase-02 Selama enam hari (dalam Mbps).
Dari hasil throughput menunjukan perbedaan kondisi sepi, normal, dan sibuk mempengaruhi besaran rata-rata throughput. Perbedaan antara kondisi sepi terlihat throughput lebih besar daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk dan beban jaringan bertambah, sehingga besaran throughput menjadi semakin kecil. Sesuai dengan teori, semakin besar throughput, semakin baik kualitas jaringan tersebut. Kepadatan pada jam sibuk dan rendahnya kualitas sinyal membuat throughput lebih. Hasil throughput sebesar 23.9 Mbps
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
122
pada kualitas sinyal excellent pada jam sepi sudah cukup baik untuk standar 802.11g.
30 25 Throughput (Mbps) Sepi
20 15
Throughput (Mbps) Normal
10
Throughput (Mbps) Sibuk
5 0 Excellent
Good
Fair
Poor
Gambar 4.27. Grafik rata-rata throughput access pointSmase-02
4.5.3.2 Packet Loss Berdasarkan hasil pengukuran besaran rata-rata packet loss access point-Smase-02 pada saat pengujian dapat digambarkan seperti Gambar 4.28. Kualitas sinyal keseluruhan packet loss yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih kecil dari pada saat pengujian sinyal good, fair, dan poor. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan packet loss menjadi besar. Perbedaan lainnya terlihat pada kondisi sepi dimana besaran packet loss lebih kecil daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
123
dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran packet loss semakin besar. Tabel 4.9 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran packet loss terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari.
Smase-02 Packet Loss (%) Kuat Sinyal Sepi
Normal
Sibuk
Excellent
0
0
0.036
Good
0
0.1
0.25
Fair
0.176
0.51
2.066
Poor
0.371
1.983
3.466
Tabel. 4.9. Rata-rata packet loss access point-Smase-02 Selama enam hari (dalam %).
Besaran packet loss pada sinyal excellent dan good saat kondisi sepi dan besaran packet loss pada sinyl excellent saat kondisi normal termasuk dalam kategori sangat bagus sesuai dengan standar THIPON yaitu 0%. Besaran packet loss pada kualitas sinyal fair dan poor saat kondisi sepi, pada kualitas sinyal good, fair, dan poor saat kondisi normal, dan kualitas sinyal excellent, good, dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
124
fair saat kondisi sibuk dalam kategori bagus sesuai dengan standart THIPON yaitu kurang dari 3%. Sedangkan kualitas sinyal poor pada kondisi sibuk dalam kategori sedang. Kinerja packet loss menunjukan trendline packet loss bahwa semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk, maka nilai packet loss semakin naik. Hal ini menggambarkan bahwa semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk akan mudah terkena interfensi sehingga paket data yang dikirim menjadi hilang.
4 3.5 3
Packet Loss (%) Sepi
2.5 2
Packet Loss (%) Normal
1.5
Packet Loss (%) Sibuk
1 0.5 0 Excellent
Good
Fair
Poor
Gambar 4.28. Grafik rata-rata packet loss access pointSmase-02
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
125
4.5.3.3 Jitter Tabel 4.10 menunjukan data besaran rata-rata dari jitter terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk selama enam hari. Gambar 4.29 menunjukan kinerja jitter
berdasarkan kualitas sinyal pada kondisi
sepi, normal, dan sibuk.
Smase-02 Jitter (ms) Kuat Sinyal Sepi
Normal
Sibuk
Excellent
1.591
5.444
13.391
Good
6.022
12.128
28.594
Fair
16.016
27.791
77.325
Poor
30.171
60.023
146.128
Tabel. 4.10. Rata-rata jitter access point-Smase-02 Selama enam hari (dalam ms).
Sesuai dengan standar THIPON nilai jitter access point-Smase-02 pada kualitas sinyal excellent, good, fair, dan poor pada kondisi sepi dan normal dan kualitas sinyal excellent dan good pada saat kondisi sibuk dalam kategori bagus karena kurang dari 75 ms. Hasil jitter untuk kualitas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
126
sinyal fair pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori sedang, dan untuk kualitas sinyal poor pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori jelek. Hasil
trendline
Jitter
access
point-Smase-02
menunjukan semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk, maka nilai jitter semakin besar . Hal ini terjadi karena traffic jaringan pada kondisi sibuk lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi sepi dan normal. Hal ini sesuai dengan teori yaitu semakin rendahnya kualitas sinyal pada kondisi sibuk akan menyebabkan semakin besar peluang terjadinya congestion, sehingga nilai jitter akan semakin besar.
160 140 120 100
Jitter (ms) Sepi
80
Jitter (ms) Normal
60
Jitter (ms) Sibuk
40 20 0 Excellent Good
Fair
Poor
Gambar 4.29. Grafik rata-rata jitter access point-Smase-02
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.5.4
127
Kondisi access point-SMAN1SEWON 4.5.4.1 Throughput Berdasarkan hasil pengukuran terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Besaran ratarata throughput access point-SMAN1SEWON pada saat pengujian dapat digambarkan seperti Gambar 4.30. Kualitas sinyal keseluruhan throughput yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih besar dari pada saat sinyal good, fair, dan poor. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan nilai throughput menjadi kecil. Tabel 4.11 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran throughput terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari.
SMAN1SEWON Throughput (Mbps) Kuat Sinyal Sepi
Normal
Sibuk
Excellent
22.383
17.983
12.1
Good
18.266
11.866
6.603
Fair
6.633
2.14
0.676
Poor
1.251
0.648
0.154
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
128
Tabel. 4.11. Rata-rata throughput access pointSMAN1SEWON Selama enam hari (dalam Mbps).
Dari hasil throughput menunjukan perbedaan kondisi sepi, normal, dan sibuk mempengaruhi besaran rata-rata throughput. Perbedaan antara kondisi sepi terlihat throughput lebih besar daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk dan beban jaringan bertambah, sehingga besaran throughput menjadi semakin kecil. Sesuai dengan teori, semakin besar throughput, semakin baik kualitas jaringan tersebut. Kepadatan pada jam sibuk dan rendahnya kualitas sinyal membuat throughput lebih. Hasil throughput sebesar 22.38 Mbps pada kualitas sinyal excellent pada jam sepi sudah cukup baik untuk standar 802.11g.
25 20 15
Throughput (Mbps) Sepi
10
Throughput (Mbps) Normal
5
Throughput (Mbps) Sibuk
0 Excellent
Good
Fair
Poor
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
129
Gambar 4.30. Grafik rata-rata throughput access pointSMAN1SEWON
4.5.4.2 Packet Loss Berdasarkan hasil pengukuran besaran rata-rata packet loss
access point-SMAN1SEWON pada saat
pengujian dapat digambarkan seperti Gambar 4.31. Kualitas sinyal keseluruhan packet loss yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih kecil dari pada saat pengujian sinyal good, fair, dan poor. Kualitas sinyal yang semakin rendah
menyebabkan
packet
loss
menjadi
besar.
Perbedaan lainnya terlihat pada kondisi sepi dimana besaran packet loss lebih kecil daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran packet loss semakin besar. Tabel 4.12 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran packet loss terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari.
SMAN1SEWON Packet Loss (%) Kuat Sinyal
Excellent
Sepi
Normal
Sibuk
0
0
0
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Good
0
0.1
0.161
Fair
0
0.355
1.8
Poor
0.125
1.983
3.466
130
Tabel. 4.12. Rata-rata packet loss access pointSMAN1SEWON Selama enam hari (dalam %).
Besaran packet loss pada sinyal excellent, good, dan fair saat kondisi sepi dan pada kualitas sinyal excellent saat normal termasuk dalam kategori sangat bagus sesuai dengan standar THIPON yaitu 0%. Besaran packet loss pada kualitas sinyal poor saat kondisi sepi, pada kualitas sinyal good, fair, dan poor saat kondisi normal, dan kualitas sinyal excellent, good, dan fair saat kondisi sibuk dalam kategori bagus sesuai dengan standart THIPON yaitu kurang dari 3%. Sedangkan kualitas sinyal poor pada kondisi sibuk dalam kategori sedang. Kinerja packet loss pada Gambar 4.31 menunjukan trendline packet loss
bahwa semakin rendah kualitas
sinyal pada kondisi sibuk, maka nilai packet loss semakin naik. Semakin baik kualitas sinyal pada kondisi sepi nilai packet loss semakin rendah bahkan 0%. Hal ini menggambarkan bahwa semakin rendah kualitas sinyal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
131
pada kondisi sibuk akan mudah terkena interfensi sehingga paket data yang dikirim menjadi hilang. 4 3.5 3
Packet Loss (%) Sepi
2.5 2
Packet Loss (%) Normal
1.5
Packet Loss (%) Sibuk
1 0.5 0 Excellent
Good
Fair
Poor
Gambar 4.31. Grafik rata-rata packet loss access pointSMAN1SEWON
4.5.4.3 Jitter Tabel 4.13 menunjukan data besaran rata-rata dari jitter terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk selama enam hari. Gambar 4.32 menunjukan kinerja jitter
berdasarkan kualitas sinyal pada kondisi
sepi, normal, dan sibuk. Sesuai dengan standar THIPON nilai jitter access point-SMAN1SEWON pada kualitas sinyal excellent, good, fair, dan poor pada kondisi sepi dan normal dan kualitas sinyal excellent, good, dan fair saat kondisi sibuk dalam kategori bagus karena kurang dari 75 ms. Hasil
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
132
jitter untuk kualitas sinyal poor pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori sedang.
SMAN1SEWON Jitter (ms) Kuat Sinyal Sepi
Normal
Sibuk
Excellent
1.070
5.536
11.934
Good
5.911
12.656
24.482
Fair
13.767
24.550
41.049
Poor
22.723
40.629
91.085
Tabel. 4.13. Rata-rata jitter access point-SMAN1SEWON Selama enam hari (dalam ms).
Hasil trendline Jitter access point-SMAN1SEWON pada Gambar 4.32 menunjukan semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk, maka nilai jitter semakin besar . Hal ini terjadi karena traffic jaringan pada kondisi sibuk lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi sepi dan normal. Hal ini sesuai dengan teori yaitu semakin rendahnya kualitas sinyal pada kondisi sibuk akan menyebabkan semakin besar peluang terjadinya congestion, sehingga nilai jitter akan semakin besar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
133
Jitter (ms) Sepi Jitter (ms) Normal Jitter (ms) Sibuk
Excellent Good
Fair
Poor
Gambar 4.32. Grafik rata-rata jitter access pointSMAN1SEWON
4.5.5
Kondisi access point-SMA1SEWON 4.5.5.1 Throughput Berdasarkan hasil pengukuran terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Besaran ratarata
throughput
access
point-SMA1SEWON
dapat
digambarkan seperti Gambar 4.33. Kualitas sinyal keseluruhan throughput yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih besar dari pada saat sinyal good, fair, dan poor. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan nilai throughput menjadi kecil. Tabel 4.14 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran throughput terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
134
Dari hasil throughput menunjukan bahwa selain kualitas sinyal perbedaan kondisi sepi, normal, dan sibuk mempengaruhi besaran rata-rata throughput. Perbedaan antara kondisi sepi terlihat throughput lebih besar daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna
pada
kondisi
sibuk
dan
beban
jaringan
bertambah, sehingga besaran throughput menjadi semakin kecil.
SMA1SEWON Throughput (Mbps) Kuat Sinyal Sepi
Normal
Sibuk
Excellent
28.316
21.25
12.683
Good
18.616
11.9
4.046
Fair
9.753
5.296
1.095
Poor
3.615
1.321
0.285
Tabel. 4.14. Rata-rata throughput access pointSMA1SEWON Selama enam hari (dalam Mbps).
Sesuai dengan teori, semakin besar throughput, semakin baik kualitas jaringan tersebut. Kepadatan pada jam sibuk dan rendahnya kualitas sinyal membuat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
135
throughput lebih. Hasil throughput sebesar 28.166 Mbps pada kualitas sinyal excellent pada jam sepi sudah cukup baik untuk standar 802.11n.
30 25 Throughput (Mbps) Sepi
20 15
Throughput (Mbps) Normal
10
Throughput (Mbps) Sibuk
5 0 Excellent
Good
Fair
Poor
Gambar 4.33. Grafik rata-rata throughput access pointSMA1SEWON
4.5.5.2 Packet Loss Pengujian besaran rata-rata packet loss access pointSMA1SEWON dapat digambarkan seperti Gambar 4.34. Kualitas sinyal keseluruhan packet loss yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih kecil dari pada saat pengujian sinyal good, fair, dan poor. Kualitas sinyal yang semakin rendah
menyebabkan
packet
loss
menjadi
besar.
Perbedaan lainnya terlihat pada kondisi sepi dimana besaran packet loss lebih kecil daripada kondisi normal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
136
dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran packet loss semakin besar. Tabel 4.15 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran packet loss terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari.
SMA1SEWON Packet Loss (%) Kuat Sinyal
.
Sepi
Normal
Sibuk
Excellent
0
0
0
Good
0
0
0.043
Fair
0
0.106
0.535
Poor
0.125
0.855
2.033333
Tabel 4.15. Rata-rata packet loss access pointSMA1SEWON Selama enam hari (dalam %).
Secara keseluruhan besaran packet loss pada kualitas sinyal excellent, good, fair, dan poor saat kondisi sepi, normal, dan sibuk termasuk dalam kategori bagus sesuai dengan standar THIPON yaitu kurang dari 3%. Namun besaran packet loss kualitas sinyal excellent saat sepi, normal, dan sibuk, pada kualitas sinyal good saat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
137
kondisi sepi dan sibuk, pada kualitas sinyal fair saat kondisi sepi termasuk dalam kategori sangat bagus sesuai standar THIPON yaitu 0%. Kinerja packet loss pada Gambar 4.34 menunjukan trendline packet loss bahwa semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk, maka nilai packet loss semakin naik. Semakin baik kualitas sinyal pada kondisi sepi nilai packet loss semakin rendah bahkan 0%. Hal ini menggambarkan bahwa semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk akan mudah terkena interfensi sehingga paket data yang dikirim menjadi hilang.
2.5 2 1.5
Packet Loss (%) Sepi
1
Packet Loss (%) Normal
0.5
Packet Loss (%) Sibuk
0 Excellent
Good
Fair
Poor
Gambar 4.34. Grafik rata-rata packet loss access pointSMA1SEWON.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
138
4.5.5.3 Jitter Tabel 4.16 menunjukan data besaran rata-rata dari jitter terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk selama enam hari. Gambar 4.35 menunjukan kinerja jitter berdasarkan kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Sesuai dengan standar THIPON nilai jitter access point-SMA1SEWON secara kesuluruhan pada kualitas sinyal excellent, good, fair, dan poor pada kondisi sepi, normal, dan sibuk dalam kategori bagus karena kurang dari 75 ms.
SMA1SEWON Jitter (Mbps) Kuat Sinyal Sepi
Normal
Sibuk
Excellent
0.933
4.600
9.524
Good
4.070
9.447
20.172
Fair
8.061
19.1675
33.087
Poor
16.273
30.207
44.652
Tabel. 4.16. Rata-rata jitter access point-SMA1SEWON Selama enam hari (dalam ms).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
139
Hasil trendline Jitter access point-SMA1SEWON pada Gambar 4.35 menunjukan semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk, maka nilai jitter semakin besar . Hal ini terjadi karena traffic jaringan pada kondisi sibuk lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi sepi dan normal. Hal ini sesuai dengan teori yaitu semakin rendahnya kualitas sinyal pada kondisi sibuk akan menyebabkan semakin besar peluang terjadinya congestion, sehingga nilai jitter akan semakin besar.
50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
Jitter (ms) Sepi Jitter (ms) Normal Jitter (ms) Sibuk
Excellent Good
Fair
Poor
Gambar 4.35. Grafik rata-rata jitter access pointSMA1SEWON
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.5.6
140
Kondisi access point-TU-SEWON 4.5.6.1 Throughput Berdasarkan hasil pengukuran terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Besaran ratarata
throughput
access
point-TU-SEWON
dapat
digambarkan seperti Gambar 4.36. Kualitas sinyal keseluruhan throughput yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih besar dari pada saat sinyal good, fair, dan poor. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan nilai throughput menjadi kecil. Tabel 4.17 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran throughput terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari. Dari hasil throughput menunjukan bahwa selain kualitas sinyal perbedaan kondisi sepi, normal, dan sibuk mempengaruhi besaran rata-rata throughput. Perbedaan antara kondisi sepi terlihat throughput
lebih besar
daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk dan beban jaringan bertambah, sehingga besaran throughput menjadi semakin kecil.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
141
TU-SEWON Throughput (Mbps) Kuat Sinyal Sepi
Normal
Sibuk
Excellent
4.878
3.38
2.873
Good
3.241
2.646
1.54
Fair
2.811
1.596
0.438
Poor
0.626
0.218
0.0581
Tabel. 4.17. Rata-rata throughput access point-TUSEWON Selama enam hari (dalam Mbps).
Sesuai dengan teori, semakin besar throughput, semakin baik kualitas jaringan tersebut. Kepadatan pada jam sibuk dan rendahnya kualitas sinyal membuat throughput lebih. Hasil throughput sebesar 4.878 Mbps pada kualitas sinyal excellent pada jam sepi sudah cukup baik untuk standar 802.11b.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
142
6 5 Throughput (Mbps) Sepi
4 3
Throughput (Mbps) Normal
2
Throughput (Mbps) Sibuk
1 0 Excellent
Good
Fair
Poor
Gambar 4.36. Grafik rata-rata throughput access point-TUSEWON
4.5.6.2 Packet Loss Pengujian besaran rata-rata packet loss access pointTU-SEWON dapat digambarkan seperti Gambar 4.37. Kualitas sinyal keseluruhan packet loss yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih kecil dari pada saat pengujian sinyal good, fair, dan poor. Kualitas sinyal yang semakin rendah
menyebabkan
packet
loss
menjadi
besar.
Perbedaan lainnya terlihat pada kondisi sepi dimana besaran packet loss lebih kecil daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran packet loss semakin besar. Tabel 4.18 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
143
packet loss terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari.
TU-SEWON Packet Loss (%) Kuat Sinyal Sepi
Normal
Sibuk
Excellent
0
0
0
Good
0
0.05
0.138
Fair
0.063
0.388
2.816
Poor
0.601
1.766
4.8
Tabel. 4.18. Rata-rata packet loss access point-TUSEWON Selama enam hari (dalam %).
Secara keseluruhan besaran packet loss pada kualitas sinyal excellent, good, fair, dan poor saat kondisi sepi, normal, dan sibuk termasuk dalam kategori bagus sesuai dengan standar THIPON yaitu kurang dari 3%, kecuali pada sinyal poor saat kondisi sibuk termasuk dalam kategori sedang.
Namun besaran packet loss
kualitas sinyal excellent saat sepi, normal, dan sibuk dan kualitas sinyal good saat sepi termasuk dalam kategori sangat bagus sesuai standar THIPON yaitu 0%.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
144
Kinerja packet loss pada Gambar 4.37 menunjukan trendline packet loss bahwa semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk, maka nilai packet loss semakin naik. Semakin baik kualitas sinyal pada kondisi sepi nilai packet loss semakin rendah bahkan 0%. Hal ini menggambarkan bahwa semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk akan mudah terkena interfensi sehingga paket data yang dikirim menjadi hilang.
6 5 Packet Loss (%) Sepi
4 3
Packet Loss (%) Normal
2
Packet Loss (%) Sibuk
1 0 Excellent
Good
Fair
Poor
Gambar 4.37. Grafik rata-rata packet loss access point-TUSEWON
4.5.6.3 Jitter Tabel 4.19 menunjukan data besaran rata-rata dari jitter terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk selama enam hari. Gambar 4.38 menunjukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kinerja jitter
145
berdasarkan kualitas sinyal pada kondisi
sepi, normal, dan sibuk. Sesuai dengan standar THIPON nilai jitter access point-TU-SEWON secara kesuluruhan pada kualitas sinyal excellent, good, fair, dan poor pada kondisi sepi, normal, dan sibuk dalam kategori bagus karena kurang dari 75 ms.
TU-SEWON Jitter (ms) Kuat Sinyal Sepi
Normal
Sibuk
Excellent
1.084
3.089
4.830
Good
3.341
6.461
8.274
Fair
8.525
13.510
16.331
Poor
16.156
25.434
36.563
Tabel. 4.19. Rata-rata jitter access point-TU-SEWON Selama enam hari (dalam ms).
Hasil trendline Jitter access point-TU-SEWON pada Gambar 4.38 menunjukan semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk, maka nilai jitter semakin besar . Hal ini terjadi karena traffic jaringan pada kondisi sibuk lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi sepi dan normal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
146
Hal ini sesuai dengan teori yaitu semakin rendahnya kualitas sinyal pada kondisi sibuk akan menyebabkan semakin besar peluang terjadinya congestion, sehingga nilai jitter akan semakin besar.
40 35 30 25
Jitter (ms) Sepi
20
Jitter (ms) Normal
15
Jitter (ms) Sibuk
10 5 0 Excellent Good
Fair
Poor
Gambar 4.38. Grafik rata-rata jitter access point-TUSEWON
4.6
Pengujian WLAN Pengujian yang dilakukan adalah pengujian dengan paket TCP dan UDP pada semua WLAN. TCP dan UDP adalah dua protocol yang banyak digunakan dalam jaringan internet berbasis IP. Keduanya dibuat dengan tujuan yang berbeda. TCP (Transmission Control Protocol) misalnya, bersifat connection oriented, artinya protocol ini memiliki kemampuan untuk menjamin transfer dan control data hingga node tujuan.
Sebaliknya
UDP
(User
Datagram
Protocol).
Bersifat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
147
connectionless oriented, yang berarti protokol ini tidak memiliki mekanisme yang dapat menjamin sampainya paket ke node tujuan. Penggunaan Iperf pada mode TCP akan menghasilkan keluaran parameter throughput jaringan. Pada koneksi TCP, windows size menentukan jumlah maksimum data yang dapat berada dalam jaringan pada saat bersamaan. Sedangkan penggunaan mode UDP akan menghasilkan keluaran parameter jitter dan packet loss. Pada koneksi UDP, pengujian dilakukan dengan mengirim datagram. Pada pengujian ini menggunakan Iperf secara default pada pengujian TCP dan UDP tanpa mengubah windows size dan datagram yang dikirim. Data lengkap hasil pengujian dapat di lihat di lampiran.
4.6.1
Kondisi WLAN-Smase-01 Access point-Smase-01 ini berada di sebelah utara lingkungan SMA Negeri 1 Sewon tepatnya berada dideretan kelas bagian utara. Access point-Smase-01 terkoneksi kabel melalui switch yang berada di ruang perpustakaan dan dari switch terkonesi kesebuah router server yang berada di ruang PSB (Pusat Siswa Belajar). Jarak antara router server ke switch + 15m dan jarak switch ke access point-Smase-01 + 35m. 4.6.1.1 Throughput Berdasarkan hasil pengukuran WLAN yang telah dilakukan terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
148
normal, dan sibuk. Besaran rata-rata throughput WLANSmase-01 dapat digambarkan seperti Gambar 4.39. Kualitas sinyal keseluruhan throughput yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih besar dari pada saat pengujian pada sinyal good, fair, dan poor. Dibandingkan dengan hasil pengukuran access point yang telah dilakukan hasil throughput dari WLAN mengalami penurunan disemua kualitas sinyal pada semua kondisi. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan throughput menjadi kecil dan jarak yang cukup jauh antara router server ke switch mengakibatkan kualitas dari kinerja WLAN juga menurun. Tabel 4.20 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran throughput terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari.
Smase-01 Throughput (Mbps) Kuat Sinyal Sepi
Normal
Sibuk
Excellent
16.866
14.033
5.448
Good
8.915
6.083
1.149
Fair
2.943
1.3745
0.172
Poor
0.381
0.246
0.036
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
149
Tabel. 4.20. Rata-rata throughput WLAN-Smase-01 Selama enam hari (dalam Mbps).
Dari hasil throughput terhadap kualitas sinyal perbedaan antara kondisi sepi, normal, dan sibuk mempengaruhi besaran rata-rata throughput. Perbedaan antara kondisi sepi terlihat throughput
lebih besar
daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran throughput menjadi semakin kecil. Sesuai dengan teori, semakin besar throughput, semakin baik kualitas jaringan tersebut. Kepadatan pada jam sibuk dan rendahnya kualitas sinyal membuat throughput lebih jelek daripada jam sepi pada kualitas sinyal excellent. Hasil throughput WLAN sebesar 16.8 Mbps pada kualitas sinyal excellent dan pada jam sepi sudah cukup baik untuk standar 802.11g.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
150
18 16 14
Throughput (Mbps) Sepi
12 10
Throughput (Mbps) Normal
8 6
Throughput (Mbps) Sibuk
4 2 0 Excellent
Good
Fair
Poor
Gambar 4.39. Grafik rata-rata throughput WLAN-Smase01
4.6.1.2 Packet Loss Berdasarkan hasil pengukuran WLAN yang telah dilakukan terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Besaran rata-rata packet loss access point-Smase-01 pada saat pengujian dapat digambarkan seperti Gambar 4.40. Kualitas sinyal keseluruhan packet loss yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih kecil dari pada saat pengujian access point-Smase-01 pada sinyal good, fair, dan poor. Dibandingkan dengan hasil pengukuran yang telah dilakukan pada access pointSmase-01 hasil packet loss untuk pengukuran jaringan WLAN-Smase-01 mengalami penurunan terjadi pada kualitas sinyal good, fair, dan poor pada semua kondisi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
151
baik sibuk, normal, dan sepi. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan packet loss menjadi besar dan jarak yang cukup jauh antara router server ke switch mengakibatkan kualitas dari kinerja WLAN juga menurun. Perbedaan lainnya terlihat pada kondisi sepi dimana besaran packet loss lebih kecil daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran packet loss semakin besar. Tabel 4.21 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran packet loss terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari.
Smase-01 Packet Loss (%) Kuat Sinyal Sepi
Normal
Sibuk
Excellent
0
0
0.075
Good
0.038
0.167
0.911
Fair
0.341
0.538
3.066
Poor
1.205
1.75
4.433
Tabel. 4.21. Rata-rata packet loss WLAN-Smase-01 Selama enam hari (dalam %).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
152
Kinerja packet loss pada Gambar 4.40 menunjukan trendline packet loss bahwa semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk, maka packet loss semakin naik besaran nilai packet loss. Hal ini menggambarkan bahwa kualitas sinyal semakin rendah pada kondisi sibuk akan mudah terkena interfensi sehingga paket data yang dikirim menjadi hilang. Besaran packet loss terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi dan normal dalam kategori bagus sesuai dengan standart THIPON yaitu kurang dari 3%. Packet loss terhadap kualitas sinyal excellent, good, dan fair pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori bagus, karena kurang dari 3%. Sedangkan kualitas sinyal poor pada kondisi sibuk dalam kategori sedang.
5 4.5 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0
Packet Loss (%) Sepi Packet Loss (%) Normal Packet Loss (%) Sibuk
Excellent
Good
Fair
Poor
Gambar 4.40. Grafik rata-rata packet loss WLAN-Smase01
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
153
4.6.1.3 Jitter Tabel 4.22 menunjukan data berupa rata-rata dari jitter terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Gambar 4.41 menunjukan kinerja jitter berdasarkan kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk selama enam hari.
Smase-01 Jitter (ms) Kuat Sinyal Sepi
Normal
Sibuk
Excellent
3.028
6.277
15.058
Good
6.936
14.094
31.754
Fair
19.260
32.438
88.600
Poor
34.004
70.523
164.338
Tabel. 4.22. Rata-rata jitter WLAN-Smase-01 Selama enam hari (dalam ms).
Sesuai dengan standar THIPON nilai jitter access point-Smase-01 terhadap kualitas sinyal excellent, good, fair, dan poor pada kondisi sepi dan normal dalam kategori bagus karena kurang dari 75 ms. Hasil jitter terhadap kualitas sinyal excellent dan good pada kondisi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
154
sibuk termasuk dalam kategori bagus karena kurang dari 75 ms, untuk kualitas sinyal fair pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori sedang, dn untuk kualitas sinyal poor pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori jelek. Dibandingkan dengan pengukuran yang telah dilakukan pada access point-Smase-01 nilai jitter dari pengukuran WLAN mengalamai peningkatan untuk semua kategori kuat sinyal dan pada semua kondisi baik sepi, normal, dan sibuk. Trendline Jitter WLAN-Smase-01 pada Gambar 4.41 menunjukan semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk maka nilai jitter semakin besar .Hal ini terjadi karena traffic jaringan pada kondisi sibuk lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi sepi dan normal. Hal ini sesuai dengan teori yaitu semakin rendahnya kualitas sinyal pada kondisi sibuk dan jarak yang cukup jauh antara router server ke switch ke access point mengakibatkan kualitas
dari
menyebabkan
kinerja semakin
WLAN besar
juga
menurun
peluang
akan
terjadinya
congestion, sehingga nilai jitter akan semakin besar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
155
180 160
140 120 Jitter (ms) Sepi
100
80
Jitter (ms) Normal
60
Jitter (ms) Sibuk
40
20 0 Excellent Good
Fair
Poor
Gambar 4.41. Grafik rata-rata jitter WLAN-Smase-01
4.6.2
Kondisi WLAN-Smase-02 Access point-Smase-02 ini berada di sebelah selatan lingkungan SMA Negeri 1 Sewon tepatnya berada dideretan kelas bagian selatan. Access point-Smase-02 terkoneksi kabel melalui switch yang berada di ruang perpustakaan dan dari switch terkonesi kesebuah router server yang berada di ruang PSB (Pusat Siswa Belajar). Jarak antara router server ke switch + 15m dan jarak switch ke access point-Smase-01 + 25m. 4.6.2.1 Throughput Berdasarkan hasil pengukuran WLAN yang telah dilakukan terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Besaran rata-rata throughput WLANSmase-02 dapat digambarkan seperti Gambar 4.42. Kualitas sinyal keseluruhan throughput yang dihasilkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
156
pada sinyal excellent lebih besar dari pada saat pengujian pada sinyal good, fair, dan poor. Dibandingkan dengan hasil pengukuran access point yang telah dilakukan hasil throughput dari WLAN mengalami penurunan disemua kualitas sinyal pada semua kondisi. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan throughput menjadi kecil dan jarak yang cukup jauh antara router server ke switch mengakibatkan kualitas dari kinerja WLAN juga menurun. Tabel 4.23 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran throughput terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari.
Smase-02 Throughput (Mbps) Kuat Sinyal Sepi
Normal
Sibuk
Excellent
19.75
17.9
7.18
Good
15.816
11.833
2.118
Fair
7.7016
2.145
0.567
Poor
1.742
0.443
0.051
Tabel. 4.23. Rata-rata throughput WLAN-Smase-02 Selama enam hari (dalam Mbps).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
157
Dari hasil throughput terhadap kualitas sinyal perbedaan antara kondisi sepi, normal, dan sibuk mempengaruhi besaran rata-rata throughput. Perbedaan antara kondisi sepi terlihat throughput
lebih besar
daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran throughput menjadi semakin kecil. Sesuai dengan teori, semakin besar throughput, semakin baik kualitas jaringan tersebut. Kepadatan pada jam sibuk dan rendahnya kualitas sinyal membuat throughput lebih jelek daripada jam sepi pada kualitas sinyal excellent. Hasil throughput WLAN sebesar 16.8 Mbps pada kualitas sinyal excellent dan pada jam sepi sudah cukup baik untuk standar 802.11g.
25 20 15
Throughput (Mbps) Sepi
10
Throughput (Mbps) Normal
5
Throughput (Mbps) Sibuk
0 Excellent
Good
Fair
Poor
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
158
Gambar 4.42. Grafik rata-rata throughput WLAN-Smase02
4.6.2.2 Packet Loss Berdasarkan hasil pengukuran WLAN yang telah dilakukan terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Besaran rata-rata packet loss access point-Smase-02 pada saat pengujian dapat digambarkan seperti Gambar 4.43. Kualitas sinyal keseluruhan packet loss yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih kecil dari pada saat pengujian access point-Smase-02 pada sinyal good, fair, dan poor. Dibandingkan dengan hasil pengukuran yang telah dilakukan pada access pointSmase-02 hasil packet loss untuk pengukuran jaringan WLAN-Smase-02 mengalami penurunan terjadi pada kualitas sinyal good, fair, dan poor pada semua kondisi baik sibuk, normal, dan sepi. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan packet loss menjadi besar dan jarak yang cukup jauh antara router server ke switch mengakibatkan kualitas dari kinerja WLAN juga menurun. Perbedaan lainnya terlihat pada kondisi sepi dimana besaran packet loss lebih kecil daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
159
kondisi sibuk, sehingga besaran packet loss semakin besar. Tabel 4.24 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran packet loss terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari.
Smase-02 Packet Loss (%) Kuat Sinyal Sepi
Normal
Sibuk
Excellent
0
0
0.166
Good
0.075
0.155
0.85
Fair
0.215
0.843
2.4
Poor
0.923
2.233
4.033
Tabel. 4.24. Rata-rata packet loss WLAN-Smase-02 Selama enam hari (dalam %).
Kinerja packet loss pada Gambar 4.43 menunjukan trendline packet loss bahwa semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk, maka packet loss semakin naik besaran nilai packet loss. Hal ini menggambarkan bahwa kualitas sinyal semakin rendah pada kondisi sibuk akan mudah terkena interfensi sehingga paket data yang dikirim menjadi hilang. Besaran packet loss terhadap kualitas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
160
sinyal pada kondisi sepi dan normal dalam kategori bagus sesuai dengan standart THIPON yaitu kurang dari 3%. Packet loss terhadap kualitas sinyal excellent, good, dan fair pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori bagus, karena kurang dari 3%. Sedangkan kualitas sinyal poor pada kondisi sibuk dalam kategori sedang.
4.5 4 3.5
Packet Loss (%) Sepi
3 2.5
Packet Loss (%) Normal
2 1.5
Packet Loss (%) Sibuk
1 0.5 0 Excellent
Good
Fair
Poor
Gambar 4.43. Grafik rata-rata packet loss WLAN-Smase02 4.6.2.3 Jitter Tabel 4.25 menunjukan data berupa rata-rata dari jitter terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Gambar 4.44 menunjukan kinerja jitter berdasarkan kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk selama enam hari.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
161
Smase-02 Jitter (ms) Kuat Sinyal Sepi
Normal
Sibuk
Excellent
2.091
6.106
14.224
Good
6.355
13.128
29.428
Fair
16.849
28.624
78.161
Poor
31.791
61.190
147.628
Tabel. 4.25. Rata-rata jitter WLAN-Smase-02 Selama enam hari (dalam ms).
Sesuai dengan standar THIPON nilai jitter access point-Smase-02 terhadap kualitas sinyal excellent, good, fair, dan poor pada kondisi sepi dan normal dalam kategori bagus karena kurang dari 75 ms. Hasil jitter terhadap kualitas sinyal excellent dan good pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori bagus karena kurang dari 75 ms, untuk kualitas sinyal fair pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori sedang, dn untuk kualitas sinyal poor pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori jelek. Dibandingkan dengan pengukuran yang telah dilakukan pada access point-Smase-02 nilai jitter dari pengukuran WLAN mengalamai peningkatan untuk semua kategori
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
162
kuat sinyal dan pada semua kondisi baik sepi, normal, dan sibuk. Trendline Jitter WLAN-Smase-02 pada Gambar 4.44 menunjukan semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk maka nilai jitter semakin besar .Hal ini terjadi karena traffic jaringan pada kondisi sibuk lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi sepi dan normal. Hal ini sesuai dengan teori yaitu semakin rendahnya kualitas sinyal pada kondisi sibuk dan jarak yang cukup jauh antara router server ke switch ke access point mengakibatkan kualitas
dari
kinerja
menyebabkan
semakin
WLAN besar
juga
menurun
peluang
akan
terjadinya
congestion, sehingga nilai jitter akan semakin besar.
160 140 120 100
Jitter (ms) Sepi
80
Jitter (ms) Normal
60
Jitter (ms) Sibuk
40 20 0 Excellent Good
Fair
Poor
Gambar 4.44. Grafik rata-rata jitter WLAN-Smase-02
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.6.3
163
Kondisi WLAN-SMAN1SEWON Access point-SMAN1SEWON ini berada di ruang kepala sekolah SMA Negeri 1 Sewon. Access point-SMAN1SEWON terkoneksi kabel melalui switch yang berada di ruang tata usaha dan dari switch terkonesi kesebuah router server yang berada di ruang PSB (Pusat Siswa Belajar). Jarak antara router server ke switch + 55m dan jarak switch ke access point-Smase-01 + 15m. 4.6.3.1 Throughput Berdasarkan hasil pengukuran WLAN yang telah dilakukan terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Besaran rata-rata throughput WLANSMAN1SEWON dapat digambarkan seperti Gambar 4.45. Kualitas sinyal keseluruhan throughput yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih besar dari pada saat pengujian pada sinyal good, fair, dan poor. Dibandingkan dengan hasil pengukuran access point yang telah dilakukan hasil throughput dari WLAN mengalami penurunan disemua kualitas sinyal pada semua kondisi. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan throughput menjadi kecil dan jarak yang cukup jauh antara router server ke switch mengakibatkan kualitas dari kinerja WLAN juga menurun. Tabel 4.26 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
164
throughput terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari.
SMAN1SEWON Throughput (Mbps) Kuat Sinyal Sepi
Normal
Sibuk
Excellent
18.716
16.316
10.033
Good
14.283
10.366
5.603
Fair
5.546
1.815
0.589
Poor
1.037
0.577
0.154
Tabel. 4.26. Rata-rata throughput WLANSMAN1SEWON Selama enam hari (dalam Mbps).
Dari hasil throughput terhadap kualitas sinyal perbedaan antara kondisi sepi, normal, dan sibuk mempengaruhi besaran rata-rata throughput. Perbedaan antara kondisi sepi terlihat throughput
lebih besar
daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran throughput menjadi semakin kecil. Sesuai dengan teori, semakin besar throughput, semakin baik kualitas jaringan tersebut. Kepadatan pada jam sibuk dan rendahnya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
165
kualitas sinyal membuat throughput lebih jelek daripada jam sepi pada kualitas sinyal excellent. Hasil throughput WLAN sebesar 18.716 Mbps pada kualitas sinyal excellent pada jam sepi sudah cukup baik untuk standar 802.11g.
20 15
Throughput (Mbps) Sepi
10
Throughput (Mbps) Normal
5
Throughput (Mbps) Sibuk
0
Gambar 4.45. Grafik rata-rata throughput WLANSMAN1SEWON 4.6.3.2 Packet Loss Berdasarkan hasil pengukuran WLAN yang telah dilakukan terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Besaran rata-rata packet loss access point-SMAN1SEWON
pada
saat
pengujian
dapat
digambarkan seperti Gambar 4.46. Kualitas sinyal keseluruhan packet loss yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih kecil dari pada saat pengujian access pointSMAN1SEWON pada sinyal good, fair, dan poor.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
166
Dibandingkan dengan hasil pengukuran yang telah dilakukan pada access point-SMAN1SEWON hasil packet loss untuk pengukuran jaringan WLAN-SMAN1SEWON mengalami penurunan terjadi pada kualitas sinyal good, fair, dan poor pada semua kondisi baik sibuk, normal, dan sepi. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan packet loss menjadi besar dan jarak yang cukup jauh antara router server ke switch mengakibatkan kualitas dari kinerja WLAN juga menurun. Perbedaan lainnya terlihat pada kondisi sepi dimana besaran packet loss lebih kecil daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran packet loss semakin besar. Tabel 4.27 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran packet loss terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari.
SMAN1SEWON Packet Loss (%) Kuat Sinyal Sepi
Normal
Sibuk
Excellent
0
0
0.091
Good
0.018
0.155
0.561
Fair
0.091
0.495
2.066
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Poor
0.708
2.066
167
3.8
Tabel. 4.27. Rata-rata packet loss WLANSMAN1SEWON selama enam hari (dalam %).
Kinerja packet loss pada Gambar 4.46 menunjukan trendline packet loss bahwa semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk, maka packet loss semakin naik besaran nilai packet loss. Hal ini menggambarkan bahwa kualitas sinyal semakin rendah pada kondisi sibuk akan mudah terkena interfensi sehingga paket data yang dikirim menjadi hilang. Besaran packet loss terhadap kualitas sinyal pada semua kondisi termasuk dalam kategori bagus baik kondisi sepi, normal. Dan sibuk karena berada pada besaran kurang dari 3%. Pada kualitas siyal poor pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori sedang karena lebih dari 3%.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
168
4 3.5 3
Packet Loss (%) Sepi
2.5 2
Packet Loss (%) Normal
1.5
Packet Loss (%) Sibuk
1 0.5 0 Excellent
Good
Fair
Poor
Gambar 4.46. Grafik rata-rata packet loss WLANSMAN1SEWON
4.6.3.3 Jitter Tabel 4.28 menunjukan data berupa rata-rata dari jitter terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Gambar 4.47 menunjukan kinerja jitter berdasarkan kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk selama enam hari.
SMAN1SEWON Jitter (ms) Kuat Sinyal Sepi
Normal
Sibuk
Excellent
1.571
5.870
11.934
Good
6.411
12.656
25.815
Fair
14.340
24.550
42.549
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Poor
23.558
42.327
169
92.751
Tabel. 4.28. Rata-rata jitter WLAN-SMAN1SEWON Selama enam hari (dalam ms).
Sesuai dengan standar THIPON nilai jitter access point-SMAN1SEWON terhadap kualitas sinyal excellent, good, fair, dan poor pada kondisi semua kodisi rata-rata dalam kategori bagus karena kurang dari 75 ms. Hanya pada kualitas sinyal poor pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori sedang karena besaran nilai jitter dalam 75 s/d 125 ms. Dibandingkan dengan pengukuran yang telah dilakukan pada access point-SMAN1SEWON nilai jitter dari pengukuran WLAN mengalamai peningkatan untuk semua kategori kuat sinyal dan pada semua kondisi baik sepi, normal, dan sibuk. Trendline Jitter WLAN-SMAN1SEWON pada Gambar 4.47 menunjukan semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk maka nilai jitter semakin besar .Hal ini terjadi karena traffic jaringan pada kondisi sibuk lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi sepi dan normal. Hal ini sesuai dengan teori yaitu semakin rendahnya kualitas sinyal pada kondisi sibuk dan jarak yang cukup jauh antara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
170
router server ke switch ke access point mengakibatkan kualitas
dari
menyebabkan
kinerja
WLAN
semakin
besar
juga
menurun
peluang
akan
terjadinya
congestion, sehingga nilai jitter akan semakin besar.
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Jitter (ms) Sepi Jitter (ms) Normal Jitter (ms) Sibuk
Excellent Good
Fair
Poor
Gambar 4.47. Grafik rata-rata jitter WLANSMAN1SEWON
4.6.4
Kondisi WLAN-SMA1SEWON Access point-SMA1SEWON ini berada di ruang guru SMA Negeri 1 Sewon. Access point-SMA1SEWON terkoneksi kabel melalui switch yang berada di ruang tata usaha dan dari switch terkonesi kesebuah router server yang berada di ruang PSB (Pusat Siswa Belajar). Jarak antara router server ke switch + 55 m dan jarak switch ke access point-Smase-01 + 10 m. Access point ini dipakai hanya oleh guru dan jika ada pertemuan atau rapat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
171
4.6.4.1 Throughput Berdasarkan hasil pengukuran WLAN yang telah dilakukan terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Besaran rata-rata throughput WLANSMA1SEWON dapat digambarkan seperti Gambar 4.48. Kualitas sinyal keseluruhan throughput yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih besar dari pada saat pengujian pada sinyal good, fair, dan poor. Dibandingkan dengan hasil pengukuran access point yang telah dilakukan hasil throughput dari WLAN mengalami penurunan disemua kualitas sinyal pada semua kondisi. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan throughput menjadi kecil dan jarak yang cukup jauh antara router server ke switch mengakibatkan kualitas dari kinerja WLAN juga menurun. Tabel 4.29 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran throughput terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari.
SMA1SEWON Throughput (Mbps) Kuat Sinyal Sepi
Normal
Sibuk
Excellent
24.666
18.25
10.35
Good
15.733
9.4
3.88
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
172
Fair
7.586
4.463
0.8465
Poor
3.615
0.916
0.235
Tabel. 4.29. Rata-rata throughput WLAN-SMA1SEWON Selama enam hari (dalam Mbps).
Dari hasil throughput terhadap kualitas sinyal perbedaan antara kondisi sepi, normal, dan sibuk mempengaruhi besaran rata-rata throughput. Perbedaan antara kondisi sepi terlihat throughput
lebih besar
daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran throughput menjadi semakin kecil. Sesuai dengan teori, semakin besar throughput, semakin baik kualitas jaringan tersebut. Kepadatan pada jam sibuk dan rendahnya kualitas sinyal membuat throughput lebih jelek daripada jam sepi pada kualitas sinyal excellent. Hasil throughput WLAN sebesar 24.666 Mbps pada kualitas sinyal excellent pada jam sepi sudah cukup baik untuk standar 802.11n.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
173
25 20 15
Throughput (Mbps) Sepi
10
Throughput (Mbps) Normal
5
Throughput (Mbps) Sibuk
0
Gambar 4.48. Grafik rata-rata throughput WLANSMA1SEWON
4.6.4.2 Packet Loss Berdasarkan hasil pengukuran WLAN yang telah dilakukan terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Besaran rata-rata packet loss jaringan WLAN-SMA1SEWON
pada
saat
pengujian
dapat
digambarkan seperti Gambar 4.49. Kualitas sinyal keseluruhan packet loss yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih kecil dari pada saat pengujian access pointSMA1SEWON pada sinyal good, fair, dan poor. Dibandingkan dengan hasil pengukuran yang telah dilakukan pada access point-SMA1SEWON hasil packet loss untuk pengukuran jaringan WLAN-SMA1SEWON mengalami penurunan terjadi pada kualitas sinyal good,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
174
fair, dan poor pada semua kondisi baik sibuk, normal, dan sepi. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan packet loss menjadi besar dan jarak yang cukup jauh antara router server ke switch mengakibatkan kualitas dari kinerja WLAN juga menurun. Perbedaan lainnya terlihat pada kondisi sepi dimana besaran packet loss lebih kecil daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran packet loss semakin besar. Tabel 4.30 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran packet loss terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari.
SMA1SEWON Packet Loss (%) Kuat Sinyal Sepi
Normal
Sibuk
Excellent
0
0
0.075
Good
0.02
0.121667
0.688333
Fair
0.48
1.185
1.21
Poor
1.145
2.121667
3.15
Tabel. 4.30. Rata-rata packet loss WLAN-SMA1SEWON selama enam hari (dalam %).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
175
Kinerja packet loss pada Gambar 4.49 menunjukan trendline packet loss bahwa semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk, maka packet loss semakin naik besaran nilai packet loss. Hal ini menggambarkan bahwa kualitas sinyal semakin rendah pada kondisi sibuk akan mudah terkena interfensi sehingga paket data yang dikirim menjadi hilang. Besaran packet loss terhadap kualitas sinyal pada semua kondisi termasuk dalam kategori bagus baik kondisi sepi, normal. Dan sibuk karena berada pada besaran kurang dari 3%. Pada kualitas siyal poor pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori sedang karena lebih dari 3%.
3.5 3 2.5
Packet Loss (%) Sepi
2
Packet Loss (%) Normal
1.5 1
Packet Loss (%) Sibuk
0.5 0 Excellent
Good
Fair
Poor
Gambar 4.49. Grafik rata-rata packet loss WLANSMA1SEWON
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
176
4.6.4.3 Jitter Tabel 4.31 menunjukan data berupa rata-rata dari jitter terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Gambar 4.50 menunjukan kinerja jitter berdasarkan kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk selama enam hari.
SMA1SEWON Jitter (ms) Kuat Sinyal Sepi
Normal
Sibuk
Excellent
1.100
5.267
10.024
Good
5.070
10.447
21.505
Fair
9.228
20.167
34.087
Poor
17.440
31.540
45.652
Tabel. 4.31. Rata-rata jitter WLAN-SMA1SEWON Selama enam hari (dalam ms).
Sesuai dengan standar THIPON nilai jitter access point-SMA1SEWON terhadap kualitas sinyal excellent, good, fair, dan poor pada kondisi semua kodisi rata-rata dalam kategori bagus karena kurang dari 75 ms. Dibandingkan dengan pengukuran yang telah dilakukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
177
pada access point-SMAN1SEWON nilai jitter dari pengukuran WLAN mengalamai peningkatan untuk semua kategori kuat sinyal dan pada semua kondisi baik sepi, normal, dan sibuk. Trendline
Jitter
WLAN-SMA1SEWON
pada
Gambar 4.50 menunjukan semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk maka nilai jitter semakin besar .Hal ini terjadi karena traffic jaringan pada kondisi sibuk lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi sepi dan normal. Hal ini sesuai dengan teori yaitu semakin rendahnya kualitas sinyal pada kondisi sibuk dan jarak yang cukup jauh antara router server ke switch ke access point mengakibatkan kualitas
dari
menyebabkan
kinerja semakin
WLAN besar
juga
menurun
peluang
akan
terjadinya
congestion, sehingga nilai jitter akan semakin besar.
50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
Jitter (ms) Sepi Jitter (ms) Normal Jitter (ms) Sibuk
Excellent Good
Fair
Poor
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
178
Gambar 4.50. Grafik rata-rata jitter WLANSMA1SEWON
4.6.5
Kondisi WLAN-TU-SEWON Access point-TU-SEWON ini berada di ruang tata usaha SMA Negeri 1 Sewon. Access point-TU-SEWON terkoneksi kabel melalui switch yang berada di ruang tata usaha dan dari switch terkonesi kesebuah router server yang berada di ruang PSB (Pusat Siswa Belajar). Jarak antara router server ke switch + 55 m dan jarak switch ke access point-Smase-01 + 2 m. Access point ini dipakai hanya oleh staf tata usaha.
4.6.5.1 Throughput Berdasarkan hasil pengukuran WLAN yang telah dilakukan terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Besaran rata-rata throughput WLANTU-SEWON dapat digambarkan seperti Gambar 4.51. Kualitas sinyal keseluruhan throughput yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih besar dari pada saat pengujian pada sinyal good, fair, dan poor. Dibandingkan dengan hasil pengukuran access point yang telah dilakukan hasil throughput dari WLAN mengalami penurunan disemua kualitas sinyal pada semua kondisi. Kualitas sinyal yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
179
semakin rendah menyebabkan throughput menjadi kecil dan jarak yang cukup jauh antara router server ke switch mengakibatkan kualitas dari kinerja WLAN juga menurun. Tabel 4.32 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran throughput terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari.
TU-SEWON Throughput (Mbps) Kuat Sinyal Sepi
Normal
Sibuk
Excellent
3.876
2.811
1.631
Good
2.908
1.648
1.282
Fair
1.975
1.1245
0.308
Poor
0.579
0.145
0.0481
Tabel. 4.32. Rata-rata throughput WLAN-TU-SEWON Selama enam hari (dalam Mbps).
Dari hasil throughput terhadap kualitas sinyal perbedaan antara kondisi sepi, normal, dan sibuk mempengaruhi besaran rata-rata throughput. Perbedaan antara kondisi sepi terlihat throughput
lebih besar
daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
180
banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran throughput menjadi semakin kecil. Sesuai dengan teori, semakin besar throughput, semakin baik kualitas jaringan tersebut. Kepadatan pada jam sibuk dan rendahnya kualitas sinyal membuat throughput lebih jelek daripada jam sepi pada kualitas sinyal excellent. Hasil throughput WLAN sebesar 3.876 Mbps pada kualitas sinyal excellent pada jam sepi sudah cukup baik untuk standar 802.11b.
4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0
Throughput (Mbps) Sepi Throughput (Mbps) Normal Throughput (Mbps) Sibuk
Gambar 4.51. Grafik rata-rata throughput WLAN-TUSEWON
4.6.5.2 Packet Loss Berdasarkan hasil pengukuran WLAN yang telah dilakukan terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Besaran rata-rata packet loss jaringan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
WLAN-TU-SEWON
pada
saat
pengujian
181
dapat
digambarkan seperti Gambar 4.52. Kualitas sinyal keseluruhan packet loss yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih kecil dari pada saat pengujian access pointTU-SEWON
pada
sinyal
good,
fair,
dan
poor.
Dibandingkan dengan hasil pengukuran yang telah dilakukan pada access point-TU-SEWON hasil packet loss untuk
pengukuran
jaringan
WLAN-TU-SEWON
mengalami penurunan terjadi pada kualitas sinyal good, fair, dan poor pada semua kondisi baik sibuk, normal, dan sepi. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan packet loss menjadi besar dan jarak yang cukup jauh antara router server ke switch mengakibatkan kualitas dari kinerja WLAN juga menurun. Perbedaan lainnya terlihat pada kondisi sepi dimana besaran packet loss lebih kecil daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran packet loss semakin besar. Tabel 4.33 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran packet loss terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
182
TU-SEWON Packet Loss (%) Kuat Sinyal Sepi
Normal
Sibuk
Excellent
0
0
0.078
Good
0
0.091
1.086
Fair
0.14
1.013
3.166
Poor
0.801
2.166
4.866
Tabel 4.33. Rata-rata packet loss WLAN-TU-SEWON selama enam hari (dalam %).
Kinerja packet loss pada Gambar 4.52 menunjukan trendline packet loss bahwa semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk, maka packet loss semakin naik besaran nilai packet loss. Hal ini menggambarkan bahwa kualitas sinyal semakin rendah pada kondisi sibuk akan mudah terkena interfensi sehingga paket data yang dikirim menjadi hilang. Besaran packet loss terhadap kualitas sinyal pada semua kondisi termasuk dalam kategori bagus baik kondisi sepi, normal, dan sibuk karena berada pada besaran kurang dari 3%. Pada kualitas sinyal fair dan poor pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori sedang karena lebih dari 3%.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
183
6 5 Packet Loss (%) Sepi
4 3
Packet Loss (%) Normal
2
Packet Loss (%) Sibuk
1 0 Excellent
Good
Fair
Poor
Gambar 4.52. Grafik rata-rata packet loss WLAN-TUSEWON
4.6.5.3 Jitter Tabel 4.34 menunjukan data berupa rata-rata dari jitter terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Gambar 4.53 menunjukan kinerja jitter berdasarkan kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk selama enam hari.
TU-SEWON Jitter (ms) Kuat Sinyal Sepi
Normal
Sibuk
Excellent
1.584
3.411
5.1638
Good
4.174
7.1283
9.274
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
184
Fair
9.192
14.010
17.164
Poor
17.478
26.267
37.063
Tabel. 4.34. Rata-rata jitter WLAN-TU-SEWON Selama enam hari (dalam ms).
Sesuai dengan standar THIPON nilai jitter access point-TU-SEWON terhadap kualitas sinyal excellent, good, fair, dan poor pada kondisi semua kodisi rata-rata dalam kategori bagus karena kurang dari 75 ms. Dibandingkan dengan pengukuran yang telah dilakukan pada access point-TU-SEWON nilai jitter dari pengukuran WLAN mengalamai peningkatan untuk semua kategori kuat sinyal dan pada semua kondisi baik sepi, normal, dan sibuk. Trendline Jitter WLAN-TU-SEWON pada Gambar 4.53 menunjukan semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk maka nilai jitter semakin besar .Hal ini terjadi karena traffic jaringan pada kondisi sibuk lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi sepi dan normal. Hal ini sesuai dengan teori yaitu semakin rendahnya kualitas sinyal pada kondisi sibuk dan jarak yang cukup jauh antara router server ke switch ke access point mengakibatkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kualitas
dari
menyebabkan
kinerja semakin
WLAN besar
juga
menurun
peluang
185
akan
terjadinya
congestion, sehingga nilai jitter akan semakin besar.
40 35 30 25
Jitter (ms) Sepi
20
Jitter (ms) Normal
15
Jitter (ms) Sibuk
10 5 0 Excellent Good
Fair
Poor
Gambar 4.53. Grafik rata-rata jitter WLAN-TU-SEWON
4.7
Analisis Performa Keseluruhan terhadap Kualitas Sinyal pada Kondisi Sepi, Normal, dan Sibuk Berdasarkan penghitungan yang telah dilakukan pada ketiga parameter throughput, packet loss, dan jitter. Menurut kualitas sinyal excellent, good, fair, dan poor
yang berada pada access point dan
jaringan WLAN Wifi-Sewon, Smase-01, Smase-02, SMAN1SEWON, SMA1SEWON, dan TU-SEWON saat kondisi sepi, normal, dan sibuk. Menujukan bahwa kualitas dari access point dan jaringan WLAN di SMA Negeri 1 Sewon sudah baik. Dilihat dari ketiga parameter tersebut yaitu throughput pada saat kondisi sepi lebih besar pada saat kondisi normal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
186
dan sibuk. Karena semakin besar throughput maka semakin baik kualitas jaringan tersebut. Hal ini terjadi karena banyaknya pengguna pada saat jam sibuk sehingga beban jaringan bertambah dan trafik menjadi lebih tinggi. Besar packet loss dalam kualitas sinyal excellent saat kondisi sepi, normal, dan sibuk dimasing-masing access point dan jaringan WLAN termasuk dalam kategori sangat bagus sesuai standar THIPON karena 0%. Besaran rata-rata packet loss pada kualitas sinyal good dan fair saat kondisi sepi, normal,dan sibuk dimasing-masing access point dalam kategori bagus sesuai dengan standar THIPON antara 1-3%. Besaran ratarata packet loss kualitas sinyal poor saat kondisi sepi dan norml termasuk dan dalam kategori bagus, sedangkan untuk kualitas sinyal poor saat kondisi sibuk termasuk dalam kategori sedang antara 4-15%. Secara keseluruhan besaran packet loss pada kualitas sinyal saat kondisi sepi, normal, dan sibuk termasuk dalam kategori bagus sesuai dengan standar THIPON karena antara 1-3%. Jitter untuk semua kualitas sinyal dan kondisi pada masing-masing access point dan WLAN termasuk dalam kategori bagus dan sedang sesuai standar jitter THIPON. Kualitas sinyal excellent, good , fair, dan poor pada kondisi sepi dan sibuk dalam kategori bagus antara 0-75 ms. Kualitas sinyal excellent, good, dan fair pada kondisi sibuk masuk dalam kategori bagus antara 0-75 ms. Sedangkan untuk kualitas sinyal poor pada kondisi sibuk masuk dalam kategori sedang yaitu antara 75-125 ms.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.8
187
Kondisi Kualitas Internet SMA Negeri 1 Sewon SMA Negeri 1 Sewon menggunakan layanan Internet service Provider (ISP) Lintas Data Prima. Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan besaran rata-rata download, upload, dan latency pada jaringan kualitas internet SMA Negeri 1 Sewon dapat di gambarkan seperti Gambar 4.6. Hasil pengukuran Setelah 30 kali pengujian didapatkan rata-rata download 3.68 Mbps dan rata-rata upload sebesar 3.86 Mbps. Besaran rata-rata download dan upload sudah sesuai dengan layanan yang diberikan pihak LDP terhadap SMA Negeri 1 Sewon yaitu sebsar 4Mbps. Sedangkan untuk hasil pengukuran latency Setelah 30 kali pengujian didapatkan rata-rata 24.83 ms. Besaran rata-rata latency sudah sesuai dengan teori karena hasil dari rata-rata latency tidak lebih dari 150ms termasuk dalam kategori sangat bagus atau excelltent. Dari hasil pengukuran kualitas internet SMA Negeri 1 Sewon tidak ada masalah. Layanan yang di berikan pihak LDP sudah sesuai dengan standar. Pengukuran dilakukan saat jaringan LAN maupun WLAN SMA Negeri 1 Sewon dalam kondisi tanpa pengakses.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan Dari perhitungan dan analisa kinerja jaringan wireless local area network (WLAN) di SMA Negeri 1 Sewon yang telah dilakukan, kesimpulan yang dapat ditarik adalah sebagai berikut :
1. Kualitas sinyal dan coverage dari masing-masing access point sudah baik. Secara luas area fisik access point yang dimiliki SMA Negeri 1 Sewon sudah memadai. Tetapi secara jumlah pengguna (user) jumlah access point kurang memadai, karena secara penghitungan SMA Negeri 1 Sewon harus memiliki + 31 access point. Dalam penempatan dan tata letak dari setiap access point belum sesuai dengan standar penempatan dan tata letak yang baik dan benar. Pemilihan channel pada setiap access point masih kurang tepat karena masih saling tumpang tindih (chnnels overlapping) dan belum sesuai dengan Cell Layout for Three Channels. 2. Performa Throughput pada tiap access point saat kondisi sepi, normal, dan sibuk dalam kategori baik. Pada kondisi sepi throughput lebih besar dari pada kondisi normal dan sibuk. Throughput access point TU-Sewon lebih rendah dari access point lainnya karena teknologi yang dipakai 802.11b. Packet loss yang terjadi saat pengukuran paling besar pada kualitas sinyal poor saat kondisi sibuk. Besar packet loss pada kualitas sinyal excellent,
188
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
189
good, fair, dan poor saat kondisi sepi, normal, dan sibuk masuk dalam kategori bagus. Sedang besar packet loss pada kualitas sinyal excellent saat sepi, normal, dan sibuk masuk dalam kategori sangat bagus. Jitter untuk semua kualitas sinyal dan kondisi pada masing-masing access point termasuk dalam kategori bagus dan sedang. 3.
Jaringan WLAN SMA Negeri 1 Sewon menunjukan performa yang cukup baik. Rata-rata throughput terbaik yang di dapat dari setiap jaringan WLAN adalah setengah dari throughput performa setiap accesss point pada setiap kondisi. Jitter yang didapat dari masing-masing jaringan WLAN menurut standar THIPON masuk dalam kategori bagus antara 075ms, hanya pada kualitas sinyal poor masuk dalam kategori sedang 75125ms. Rata-rata packet loss setiap jarigan WLAN pada kualitas sinyal excellent dan good masuk dalam kategori sanagt bagus karena dibawah 1%. Untuk kualitas sinyal fair dan poor rata-rata nilai packet loss masuk dalam kategori bagus yaitu antara 1-3%. Hanya pada kualitas sinyal poor pada kondisi sibuk masuk dalam kategori sedang.
4. Kualitas internet SMA Negeri 1 Sewon yang didapat dari Internet Service Provider (ISP) Lintas Data Prima sudah baik. Bandwith yang diperoleh sudah sesuai dengan layanan dari ISP Lintas Data Prima.
5.2
Saran Terdapat beberapa saran dari penulis guna perbaikan kualitas jaringan WLAN SMA Negeri 1 Sewon. Adapun saran tersebut adalah :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
190
1. Menambahkan jumlah access point di sekitar lingkungan outdoor SMA Negeri 1 Sewon untuk memenuhi standar pembangunan hotspot yang baik dan benar. 2. Menetukan jumlah pengguna atau tata letak yang akan dipasang sebuah access point. Setiap tempat akan berbeda dalam segi kepadatan pengguna karena mempengaruhi jumlah access point yang akan dipasang pada daerah/tempat yang dituju. Krena satu access point maksimal hanya dapat menampung 20-25 user. 3. Pemblokiran situs-situs pada jam-jam tertentu yang hanya memakan bandwith. 4. Perawatan dan perbaikan pada setiap access point terlebih pada access point yang berada diluar lingkungan (outdoor). Perbaikan penempatan access point sesuai dengan pedoman penempatan dan tata letak access point yang baik dan benar untuk mendapatkan daerah coverage dan kuat sinyal yang bagus. Selain itu pemilihan channels yang tepat agar setiap access point tidak saling tumpang tindih (channels overlapping), pemilihan channels yang tepat sesuai dengan Cell Layout for Three Channels. 5. Pemilihan perangkat access point yang sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. Mulai dari pemilihan jenis antenna yang akan dipakai, jenis teknologi yang akan di setting pada setiap access point, kabel UTP yang akan dipakai, dan instalasi jaringan yang baik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
1. Purwanto, T. D., & Cholil, W. (2013). Analisa Kinerja Wireless Radius Server Pada Perangkat Access Point 802.11 g (Studi Kasus di Universitas Bina Darma). Semantik 2013, 3(1), 371-376.
2. Yudha, Andri, 2013, Analisis Unjuk Kerja Wireless Distribution System (WDS) “Studi Kasus Rumah Sakit Grhasia Daerah Istimewa Yogyakarta”, Skripsi, Teknik Informatika Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
3. Tanebaun, Andrew.S. (2003). “Computer Networks”. NJ: Pearson Prentice Hall.
4. Syamsudi. M. 2010. “Cara Cepat Belajar Infrastriktur Jaringan Wireless(Tutorial Singkat Jaringan Wireless)”. Yogyakarta: Gava Media.
5. Dhani, Thomas. 2012, Analisis Unjuk Kerja Wireless LAN, Skripsi, Teknik Informatika Uiversitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
6. S,to. 2007. “Wireless Kung Fu :Networking & Hacking”. Jasakom.
7. Adi Kusuma, Dominikus, 2013, Analisis Perbandingan Kinerja Standar IEEE 802.11b dengan Standar IEEE 802.11g Pada Teknologi Wireless
191
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAN,
Skripsi,
Teknik
Informatika
Universitas
Sanata
192
Dharma,
Yogyakarta.
8. Unkown, 2014. Wireless Ad-hoc vs Infrastructure. http://www.sysneta.com/wireless-ad-hoc-vs-infrastructure (diakses tanggal 10 Juni 2014).
9. Yanto. 2013, Analisis QOS (Quality Of Service) Pada Jaringan Internet (Studi Kasus : Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura), Skripsi, Teknik Informatika Universitas Tanjungpura, Pontianak.
10. Sukadarmika, Gede. 2010, Analisis Coverage WLAN (Wireless Local Area Network) 802.11a Menggunakan Opnet Modeler, Skripsi, Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Udayana, Bali.
11. Hammond, John, 2003, Wireless Hotspot! Deployment Guide,.Mobile Platforms Group- WVP.Intel in Communication.
12. Cisco. 2006. Cisco Aironet 802.11a/b/g Wireless LAN Client Adapters (CB21AG and PI21AG) Installation and Configuration Guide, USA.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
193
13. Tiphon.”Telecommunications and Internet Protocol Harmonization Over Network
(TIPHON)
General
aspects
of
Quality
of
Service”,
DTR/TIPHON-05006 (cb0010cs.PDF).1999.
14. Kusmayadi,Dede.2012. “Perancangan dan Implementasi PC router dengan sistem pengaturan berbasis web”. Skripsi. Teknik Komputer. Unikom.
15. Mark Gate, et al, “Iperf User Docs”, Maret 2003, http://www.netcheif.com/downloads/iperf.pdf, (diakses tanggal 20 Agustus 2014).
16. Wibowo, Yohanes Tri Joko. 2008. “Antena Wireless Untuk Rakyat”. Yogyakarta : Penerbit Andi.
17. Unkwon. “Introduction to Wi-Fi Antennas” http://www.system.de/documents/MOXA_WLAN_Antennas_DS.pdf, (tanggal 2 desember 2014).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
Spesifikasi Alat Pengujian akan dilakukan menggunakan beberapa perangkat/alat sebagai berikut : 1. Router Router menggunakan Mikrotik RB 750G
Gambar RB Mikrotik 750G
Product Code
RB750
Architecture
MIPS-BE
CPU
AR7241 400MHz
Current Monitor
No
Main Storage/NAND
64MB
194
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
RAM
32MB
SFP Ports
0
10/100 Ethernet ports
5
10/100/1000 Ethernet ports
Yes
Switch Chip
1
Wireless chip model
0
Number of USB ports
0
MiniPCIe
0
Power Jack
10-28v
POE Input
10-28 VDC
Dimentions
113X89X28mm
OS
RoutersOS v3
Temperature Range
-40C .. +55C
RouterOS License
Level4
BootLoader
RouterBOOT
Serial Port
No serial port
Power Consumption
Up to 3W
195
Tabel Spesifikasi RB Mikrotik 750G
2. Access Point SMA Negeri 1 Sewon menggunakan 6 buah access point dalam jaringan WLAN. Terbagi menjadi 2 lokasi pertama 3 access point berada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
196
di indoor yaitu access point SMAN1Sewon berada di ruang kepala sekolah, TU-Sewon yang berada diruang Tata Usaha, dan SMA1Sewon berada di ruang guru. 3 access point lainya berada di outdoor. Yaitu access
point
Smase-01,
Smase-02,
dan
Wifi-Sewon.
menggunakan 4 macam merk access point yang berbeda.
A. Ubiquity Picostation M2
Gambar Access Point Ubiquity Picostation M2
Processor
Atheros MIPS 24KC, 400MHz
Memory Information
32MB SDRAM, 8MB Flash
Networking Interface
1 X 10/100 BASE-TX
Wireless Approvals
FCC Part 15.247, IC RS210, CE
RoHS Compliance
YES
Antenna Connector
External RP-SMA
Dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Antenna
-External, 5 dBi Omni Antenna (USA) - External, 5 dBi Omni Antenna (EU)
Indoor/Outdoor Range
Over 200m/ 500m
Frequency
2412-2462 MHz
Max Power Consumption
8 Watts
Enclosur Size
13.6 cm Length X 2.0 cm Height X 3.9 cm Width
Enclosur characteristics
Outdoor UV Stabilized Plastic
Power Rating
Up to 24V. POE Supply included
Power Method
Passive Power over Ethernet (pairs 4,5+7,8 return)
Power supply (PoE)
15V, 0.8A Power Adapter (Included)
Operating Temperature
-20C t0 +70C
Wireless standar
802.11g/n
Wireless Tx power
630mW
Tabel Spesifikasi Access Point Ubiquity Picostation M2
197
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
B. Linksys WRT54GL
Gambar Access Point Linksys WRT54GL
Packaged Quantity
1
PC connectivity
10/100M Auto-Sensing RJ45
Enclouser Type
Dekstop
Connectivity Technology
Wireless
Data Link Protocol
Ethernet
Frequency Band
2,4GHz
Data Transfer Rate
54Mbps
Wireless Standar
802.11b/g
198
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Wireless Tx Power
18 dBm
Encryption Algorithm
WPA2
Compliant Standards
UpnP
Manufacture
Cisco
Port forwarding
4-5 Watt
Input voltage range
220 volt (Input Power By External Adaptor 12 volt DC/ 0.5A)
Dimension
186 (W) X 48 (H) X 154 (D) mm
Quality of service
1-13 operating channel
Antenna Qty
2 external omni-directional (4 dBi)
Directivity
Omni-directional
OS Provided
Linux
OS Required
Microsoft Windows Vista/ 2000 XP
Peripheral
CD-ROM
Tabel Spesifikasi Access Point Linksys WRT54GL
199
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
C. Ubiquiti Unifi-UAP
Gambar Access Point Ubiquiti Unifi-UAP
Dimensions
200 X 200 X 36.5 mm
Weight
290 g
Networking Interface
10/100 Ethernet Port
Buttons
Reset
Antenna
Intergrated 3 dBi Omni (support 2X2 MIMO with spatial diversity)
Power Method
PoE 12-24V
200
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Power Consumption
4W
Maximum Tx Power
20 dBm
Frequency
2,4 GHz
BSSID
Up to Four per Radio
Power Supply
24V.0.5A PoE
Wireless Standar
802.11b/g/n
Temperature
-10 to 70 C
Standar Data Rate
-
802.11 b (1,2,5.5,11 Mbps) -
802.11 g
(6,9,12,18,24,36,48,54 Mbps) -
802.11 n (6.5 to 300 Mbps)
Tabel Spesifikasi Access Point Ubiquiti Unifi-UAP
201
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
D. EnGenius ECB3220
Gambar Access Point EnGenius
Brand
EnGenius
Model
ECB-3220
Standards
IEEE 802.3/3u, IEEE 802.11b/g
Power requirements
Power supply: 90-240VDC +/10% Device: 12V/1A
Media Access Protocol
Carrier sense multiple access with collision avoidance
Device Management
Configuration:
202
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Web-based configuration; HTTP Telnet configuration SNMP V1/V2C MIBI, MIBII
Firmware Upgrade: Upgrade Firmware via webbrowser Wireless Data Rates
Up to 54Mbps
Frequency Band
2.4GHz-2.484GHz
Channels
11 for North America
Antenna
TNC Type Female Reverse
Transmitted Power
25 +/- 2dBm @ 1,2,5.5 & 11Mbps 23 +/- 2dBm @ 6,9,12 & 18Mbps 22 +/- 2dBm @ 24 & 36 Mbps 21 +/- 2dBm @ 48 & 54 Mbps
Ip auto-configuration
DHCP client/server
Interface
One 10/100 Mbps RJ-45 LAN port
Temperature
Operating : -10C to 50C (14F to 132F) Storage : -40C to 70C (-40F to
203
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
204
158F) Operating mode
Point-to-point/ point-tomultipoint bridge/ AP/ Client bridge/ WDS
Tabel Spesifikasi Access Point EnGenius
Hasil Pengujian Kualitas Unjuk Kerja Access Point (AP) Data Mentah AP Wifi-Sewon Kondisi Sepi
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
Kuat Sinyal Excellent Good
1 19 12.4 8.13 1.88
Wifi Sewon (Sepi) Throughput (Mbps) 2 3 4 5 22.3 22.5 20.3 19.9 12.7 14.5 13.9 14.8 9.33 7.65 7.55 6.8 2.46 3.15 1.88 2.21
6 20.7 14.4 6.61 1.15
Wifi Sewon (Sepi) Jitter (ms) 3 4 0.103 1.102 5.591 4.444 12.942 12.795 31.572 25.79
5 1.139 4.555 16.795 26.79
6 0.28 3.72 15.226 27.16
Wifi Sewon (Sepi) Packet Loss (%) 3 4 0 0 0 0
5 0 0
6 0 0
1 2 1.072 1.109 4.693 4.743 12.221 18.238 26.79 28.385
1 0 0
2 0 0
Rata 20.783 13.783 7.678 2.121
Rata 0.800 4.624 14.702 27.747
Rata 0 0
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Fair Poor
0.3 0.69
0 0.45
0.3 0.34
0.1 0.22
0.22 0.28
0.23 0.25
5 17.7 6.29 2.31 0.217
6 17.3 7.44 2.2 0.187
205
0.191 0.371
Kondisi Normal
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
1 18.1 8.38 2.32 0.133
Wifi Sewon (Normal) Throughput (Mbps) 2 3 4 17.8 17.5 16.5 9.96 9.7 7.76 1.68 1.96 2.1 0.145 0.365 0.325
Rata 17.483 8.255 2.095 0.228
Wifi Sewon (Normal) Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
Jitter (ms) 1 2 5.897 4.185 9.865 12.215 31.787 33.355 51.444 48.359
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
3 6.608 13.986 28.024 67.875
4 5.271 11.578 30.449 45.546
Rata 5 6.271 12.578 32.499 48.546
6 5.228 11.098 39.643 98.193
5 0 0.22 0.93 2.5
6 0 0.12 0.53 1.9
1 0 0 0.97 1.6
Wifi Sewon (Normal) Packet Loss (%) 2 3 4 0 0 0 0.11 0 0 0.38 0.35 0.63 2.4 2.9 1.6
1 7.97 2.41 0.235
Wifi Sewon (Sibuk) Throughput (Mbps) 2 3 4 5 9.22 8.38 8.18 6.92 2.49 2.25 1.89 2.31 0.217 0.21 0.315 0.105
5.576 11.886 32.626 59.993
Rata 0 0.075 0.631 2.15
Kondisi Sibuk
Kuat Sinyal Excellent Good Fair
6 7.44 1.89 0.281
Rata 8.018 2.206 0.227
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Poor
0.0159
0.008
0.097
0.039
0.057
0.0675
206
0.047
Wifi Sewon (Sibuk) Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
Jitter (ms) 1 12.098 25.004 52.342 92.466
1 0 0 2.8 4.6
2 12.804 25.594 68.418 107.06
2 0 0 2.3 3.4
3 11.447 26.007 46.689 111.167
4 11.203 23.682 45.977 98.182
Wifi Sewon (Sibuk) Packet Loss (%) 3 4 0 0 1.7 2.6 2.7 3.6 3.9 2.6
Rata 5 6 10.203 10.506 11.376 24.682 27.62 25.431 47.977 48.054 51.576 116.182 107.657 105.452
5 0 0 2.6 3.5
6 0 1.6 1.4 2.9
Rata 0 0.983 2.566 3.483
Data Mentah AP Smase-01 Kondisi Sepi Smase-01 (Sepi) Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
Kuat Sinyal Excellent Good
1 18.3 7.86 3.57 0.183
1 3.906 6.587
2 16.4 8.91 2.58 0.444
Throughput (Mbps) 3 4 5 18.1 16.8 17 10.2 9.02 10.4 4.04 2.91 2.58 0.934 0.328 0.347
6 16.6 9.54 2.62 0.556
2 3.39 5.43
Smase-01 (Sepi) Jitter (ms) 3 4 1.083 3.583 5.836 6.096
6 2.403 6.958
5 2.807 7.095
Rata 17.2 9.321 3.05 0.465
Rata 2.862 6.333
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Fair Poor
19.712 25.069
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
1 0 0 0.26 0.36
17.058 22.758
2 0 0 0 0.6
19.085 39.628
17.237 22.587
18.168 37.789
19.424 33.198
5 0 0 0.38 0.7
6 0 0 0.55 0.57
Smase-01 (Normal) Throughput (Mbps) 3 4 5 14.4 14.6 13.6 6.26 6.32 6.11 1.87 1.57 1.78 0.164 0.215 0.118
6 13.3 5.82 1.45 0.26
Smase-01 (Sepi) Packet Loss (%) 3 4 0 0 0 0 0 0.741 1.5 1.5
207
18.447 30.171
Rata 0 0 0.3218 0.8716
Kondisi Normal
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
1 15.6 6.51 1.27 0.374
2 14.7 7.48 1.32 0.546
Rata 14.366 6.416 1.543 0.279
Smase-01 (Normal) Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
Jitter (ms) 1 5.446 10.938 25.354 67.875
1 0 0.3 0.43 1.5
2 6.185 13.607 26.881 48.152
3 7.294 14.968 27.904 58.546
4 4.366 12.215 32.323 98.193
Smase-01 (Normal) Packet Loss (%) 2 3 4 0 0 0 0 0 0.037 0.53 0.26 0 1.6 1.6 1.3
Rata 5 6.271 13.968 32.499 70.933
6 6.104 14.749 32.787 68.444
5 0 0.22 0.78 1.1
6 0 0.22 0.33 2.1
5.944 13.407 29.624 68.690
Rata 0 0.1295 0.388 1.533
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
208
Kondisi Sibuk
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
1 6.25 0.987 0.334 0.0409
2 6.48 1.01 0.118 0.0324
Smase-01 (Sibuk) Throughput (Mbps) 3 4 5 6.37 5.53 5.42 1.44 1.31 1.15 0.178 0.118 0.206 0.0488 0.0304 0.0374
6 5.64 1.56 0.0783 0.0269
Rata 5.948 1.242 0.172 0.036
Smase-01 (Sibuk) Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
Jitter (ms) 1 14.217 25.088 98.193 134.102
1 0 1.4 2.8 3.9
2 14.244 26.881 102.76 139.24
2 0 0.53 3.6 4.4
3 13.295 39.639 82.549 196.171
Rata
4 5 13.385 15.903 35.968 30.048 78.294 87.844 178.115 145.9
6 17.305 27.904 79.963 189.24
Smase-01 (Sibuk) Packet Loss (%) 3 4 0 0 0 0.93 2.6 3.2 3.8 5.4
5 0 0.78 2.1 3.2
6 0 0 2.6 4.1
Smase-02 (Sepi) Throughput (Mbps) 3 4 24.4 25.5 19.5 18.1 8.7 7.24 1.15 2.52
5 23.6 17.6 7.34 1.92
6 23 17.2 7.01 0.623
14.724 30.921 88.267 163.794
Rata 0 0.606 2.816 4.133
Data Mentah AP Smase-02 Kondisi Sepi
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
1 22.3 18.1 9.02 2.41
2 24.6 18.6 8.91 1.83
Rata 23.9 18.183 8.036 1.742
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
1 1.599 4.828 11.085 25.069
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
1 0 0 0 0.69
Smase-02 (Sepi) Jitter (ms) 2 3 4 2.108 2.678 1.176 6.266 5.119 7.461 17.058 15.125 17.237 22.758 39.628 22.587
5 0.994 5.681 18.168 37.789
6 0.991 6.777 17.424 33.198
2 0 0 0.33 0.45
Smase-02 (Sepi) Packet Loss (%) 3 4 0 0 0 0 0.22 0 0.34 0.22
5 0 0 0.28 0.28
6 0 0 0.23 0.25
2 17.8 11.3 1.96 0.353
Smase-02 (Normal) Throughput (Mbps) 3 4 17.3 17.9 11.6 10.4 2.41 1.89 0.524 0.419
5 17.5 12 2.31 0.629
6 18.8 12.5 2.1 0.419
209
Rata 1.591 6.022 16.016 30.171
Rata 0 0 0.176 0.371
Kondisi Normal
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
1 18.1 13.2 2.2 0.315
Rata 17.9 11.833 2.145 0.443
Smase-02 (Normal) Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
Kuat Sinyal
Jitter (ms) 1 5.446 8.938 24.354 67.875
1
2 4.185 13.607 27.881 48.152
2
3 7.294 13.968 22.904 48.546
4 3.366 12.215 27.323 98.193
Smase-02 (Normal) Packet Loss (%) 3 4
Rata 5 6.271 9.292 32.499 45.933
6 6.104 14.749 31.787 51.444
5
6
5.444 12.128 27.791 60.023
Rata
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Excellent Good Fair Poor
0 0.11 0.33 2.8
0 0 0.53 1.6
0 0 0.26 2.6
0 0.37 0.93 1.2
0 0.12 0.38 2.1
0 0 0.63 1.6
210
0 0.1 0.51 1.983
Kondisi Sibuk
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
1 9.12 2.59 0.55 0.0339
2 6.48 2.41 0.419 0.057
Smase-02 (Sibuk) Throughput (Mbps) 3 4 5 6.82 8.18 6.19 1.57 1.78 1.84 0.905 0.38 0.524 0.0405 0.105 0.0271
6 6.29 2.52 0.629 0.0468
Rata 7.18 2.118 0.567 0.051
Smase-02 (Sibuk) Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
Jitter (ms) 1 13.217 25.088 72.54 119.102
1 0 0.33 2.8 3.9
2 14.244 20.602 102.76 139.24
2 0 0.53 1.6 4.4
3 11.295 39.639 72.549 196.171
Rata
4 5 11.385 12.903 35.968 30.048 78.294 67.844 170.115 112.9
Smase-02 (Sibuk) Packet Loss (%) 3 4 0 0 0.26 0 2.6 1.2 2.8 2.4
6 17.305 20.223 69.963 139.24
5 0 0.38 2.6 4.2
6 0.22 0 1.6 3.1
5
6
13.391 28.594 77.325 146.128
Rata 0.036 0.25 2.066 3.466
Data Mentah AP SMAN1SEWON Kondisi Sepi
Kuat Sinyal
1
SMAN1SEWON (Sepi) Throughput (Mbps) 2 3 4
Rata
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Excellent Good Fair Poor
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
24.5 18.3 7.18 1.34
1 1.007 6.088 13.54 19.311
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
1 0 0 0 0
24.1 17.6 6.98 0.967
21.4 18.1 5.91 1.09
20.2 18.6 5.57 1.85
SMAN1SEWON (Sepi) Jitter (ms) 2 3 4 0.733 0.891 1.445 7.533 4.377 5.567 12.812 17.292 14.801 24.134 25.004 20.816
22.7 18.7 7.63 1.21
21.4 18.3 6.53 1.05
5 1.283 6.755 11.314 25.001
6 1.062 5.147 12.844 22.072
SMAN1SEWON (Sepi) Packet Loss (%) 3 4 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.22 0.28
6 0 0 0 0.25
SMAN1SEWON (Normal) Throughput (Mbps) 2 3 4 5 18.3 17.7 18.9 18.2 12.8 12.3 10.7 10.4 2.67 1.68 1.81 2.44 0.464 0.688 0.706 0.992
6 17.3 11.1 2.3 0.399
2 0 0 0 0
211
22.383 18.266 6.633 1.251
Rata 1.070 5.911 13.767 22.723
Rata 0 0 0 0.125
Kondisi Normal
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
1 17.5 13.9 1.94 0.642
Rata 17.983 11.866 2.14 0.6485
SMAN1SEWON (Normal) Kuat Sinyal Excellent Good Fair
Jitter (ms) 1 6.137 11.384 19.041
2 4.752 12.761 29.809
3 4.781 12.34 24.395
4 6.625 11.42 23.38
Rata 5 5.225 15.451 21.024
6 5.701 12.581 29.656
5.536 12.656 24.550
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Poor
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
36.752
33.818
46.41
36.271
49.873
40.65
1 0 0.11 0.33 2.8
SMAN1SEWON (Normal) Packet Loss (%) 2 3 4 5 0 0 0 0 0 0 0.37 0.12 0.53 0.26 0 0.38 1.6 2.6 1.2 2.1
6 0 0 0.63 1.6
1 12.9 7.9 0.691 0.0982
SMAN1SEWON (Sibuk) Throughput (Mbps) 2 3 4 5 10.4 11.8 12.1 11.8 6.1 6.5 5.7 7.14 0.997 0.552 0.738 0.706 0.0369 0.378 0.0257 0.111
6 13.6 6.28 0.375 0.28
212
40.629
Rata 0 0.1 0.355 1.983
Kondisi Sibuk
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
Rata 12.1 6.603 0.676 0.154
SMAN1SEWON (Sibuk) Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
Jitter (ms) 1 13.39 20.799 47.517 71.395
1 0 0.33 2.8 3.9
2 10.174 28.119 52.625 82.144
3 14.012 23.958 36.986 106.125
4 11.361 23.953 31.992 81.682
SMAN1SEWON (Sibuk) Packet Loss (%) 2 3 4 0 0 0 0 0.26 0 0 2.6 1.2 4.4 2.8 2.4
Rata 5 12.098 26.417 39.607 100.639
6 10.574 23.648 37.571 104.526
5 0 0.38 2.6 4.2
6 0 0 1.6 3.1
11.934 24.482 41.049 91.085
Rata 0 0.161 1.8 3.466
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
213
Data Mentah SMA1SEWON Kondisi Sepi
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
1 28.5 18.2 10.6 3.76
1 0.806 2.856 9.449 12.771
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
1 0 0 0 0
2 28.3 17.9 9.04 2.94
SMA1SEWON (Sepi) Throughput (Mbps) 3 4 28.4 28 19.9 18.8 8.93 10.4 3.66 4.94
5 28.7 18.5 11.2 3.39
6 28 18.4 8.35 3
5 0.84 5.15 7.154 17.801
6 1.107 4.25 7.512 15.474
5 0 0 0 0.28
6 0 0 0 0.25
SMA1SEWON (Normal) Throughput (Mbps) 2 3 4 5 23.7 20.4 19.4 21 12.4 13.4 11.1 11.2 5.24 4.62 6.22 5.6 1.47 2.1 0.402 0.609
6 22.5 10.6 4.98 1.6
SMA1SEWON (Sepi) Jitter (ms) 2 3 4 0.407 1.137 1.306 3.734 4.908 3.526 7.64 7.68 8.935 12.747 22.586 16.263
2 0 0 0 0
SMA1SEWON (Sepi) Packet Loss (%) 3 4 0 0 0 0 0 0 0 0.22
Rata 28.316 18.616 9.7533 3.615
Rata 0.933 4.0706 8.061 16.273
Rata 0 0 0 0.125
Kondisi Normal
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
1 20.5 12.7 5.12 1.75
Rata 21.25 11.9 5.296 1.3218
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
214
SMA1SEWON (Normal) Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
Jitter (ms) 1 4.243 7.758 16.773 25.263
1 0 0 0 0.5
2 5.135 11.618 18.352 26.741
3 3.448 9.825 19.076 33.763
4 6.822 10.131 21.336 24.034
SMASEWON (Normal) Packet Loss (%) 2 3 4 0 0 0 0 0 0 0 0.26 0 1.6 0.11 1.2
Rata 5 3.912 8.334 17.801 34.842
6 4.045 9.016 21.667 36.601
5 0 0 0.38 0.12
6 0 0 0 1.6
5 13.6 3.19 1.25 0.239
6 11.3 5.11 0.756 0.353
4.600 9.447 19.167 30.207
Rata 0 0 0.106667 0.855
Kondisi Sibuk
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
1 11.3 3.27 1.36 0.336
2 13.6 4.78 0.922 0.228
SMASEWON (Sibuk) Throughput (Mbps) 3 4 14.1 12.2 3.92 4.01 1.46 0.827 0.161 0.396
Rata 12.683 4.046 1.095 0.285
SMASEWON (Sibuk) Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
Jitter (ms) 1 12.613 21.872 35.094 57.145
2 7.389 17.643 36.272 39.976
3 11.959 19.591 28.089 47.068
4 7.708 18.76 28.771 41.428
Rata 5 9.09 20.446 36.533 45.228
6 8.389 22.721 33.763 37.068
9.524 20.172 33.087 44.652
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
1 0 0 0 3.9
SMASEWON (Sibuk) Packet Loss (%) 3 4 0 0 0.26 0 0.16 1.2 2.8 2.4
5 0 0 0.25 0
6 0 0 1.6 3.1
2 3.88 3.09 2.97 0.594
TU-Sewon (Sepi) Throughput (Mbps) 3 4 4.88 5.96 3.26 3.35 2.68 2.92 0.831 0.645
5 4.81 3.36 2.86 0.628
6 5.83 3.33 2.64 0.64
2 0.65 3.745 9.455 17.211
TU-Sewon (Sepi) Jitter (ms) 3 4 0.772 1.667 4.643 2.312 10.652 8.474 16.748 15.492
5 0.959 3.32 6.198 15.184
6 1.462 3.872 7.395 17.227
2 0 0 0 0.6
TU-Sewon (Sepi) Packet Loss (%) 3 4 0 0 0 0 0 0 0.88 1.5
5 0 0 0.38 0
6 0 0 0 0.27
2 0 0 0 0
215
Rata 0 0.043333 0.535 2.033333
Data Mentah AP TU-SEWON Kondisi Sepi
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
1 3.91 3.06 2.8 0.419
1 0.997 2.156 8.979 15.077
1 0 0 0 0.36
Rata 4.878 3.241 2.811 0.626
Rata 1.084 3.341 8.525 16.156
Rata 0 0 0.063 0.601
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
216
Kondisi Normal
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
1 3.4 2.15 1.49 0.243
2 3.81 2.52 1.94 0.14
TU-Sewon (Normal) Throughput (Mbps) 3 4 3.21 3.23 2.06 3.09 1.73 1.67 0.225 0.23
5 3.46 2.61 1.47 0.242
6 3.17 3.45 1.28 0.228
Rata 3.38 2.646 1.596 0.218
TU-Sewon (Normal) Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
Jitter (ms) 1 1.983 4.835 10.149 22.509
1 0 0.3 0.43 2.9
2 2.68 5.295 13.147 20.509
2 0 0 0.53 1.6
3 2.727 7.589 11.068 34.256
4 3.751 7.249 16.175 25.346
TU-Sewon (Normal) Packet Loss (%) 3 4 0 0 0 0 0.26 0 1.6 1.3
Rata 5 3.598 8.14 16.326 22.368
6 3.8 5.662 14.198 27.617
5 0 0 0.78 1.1
6 0 0 0.33 2.1
5 2.94 1.88 0.415 0.0693
6 3.32 1.34 0.614 0.0341
3.089 6.461 13.510 25.434
Rata 0 0.05 0.388 1.766
Kondisi Sibuk
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
1 2.62 1.4 0.464 0.0955
TU-Sewon (Sibuk) Throughput (Mbps) 2 3 4 2.31 2.72 3.33 1.3 1.29 2.03 0.386 0.366 0.386 0.0694 0.0209 0.0597
Rata 2.873 1.54 0.438 0.058
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
217
TU-Sewon (Sibuk) Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
Jitter (ms) 1 3.345 6.869 15.658 25.518
1 0 0 2.8 3.9
2 5.408 8.643 16.413 34.94
2 0 0.53 3.6 4.4
3 4.36 7.654 14.415 38.345
4 4.534 7.534 16.213 28.943
TU-Sewon (Sibuk) Packet Loss (%) 3 4 0 0 0 0.11 2.6 3.2 3.8 9.4
Rata 5 5.765 10.303 17.758 49.635
6 5.571 8.643 17.53 41.997
5 0 0.19 2.1 3.2
6 0 0 2.6 4.1
4.830 8.274 16.331 36.563
Rata 0 0.138333 2.816667 4.8
Hasil Pengujian Kualitas Unjuk Kerja Wireless Local Area Network (WLAN)
Data Mentah WLAN Smase-01 Kondisi Sepi
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
1 17.3 7.86 3.57 0.183
2 16.4 8.91 2.58 0.444
Smase-01 (Sepi) Throughput (Mbps) 3 4 17.1 16.8 9.2 9.02 3.4 2.91 0.534 0.328
5 17 9.4 2.58 0.347
6 16.6 9.1 2.62 0.455
Rata 16.866 8.915 2.9433 0.381
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
1 3.906 6.587 19.712 25.069
5 2.807 8.095 18.168 37.789
6 2.403 6.958 19.424 33.198
2 0 0 0 0.6
Smase-01 (Sepi) Packet Loss (%) 3 4 0 0 0 0 0.12 0.741 1.5 1.5
5 0 0.11 0.38 1.7
6 0 0.12 0.55 0.57
1 14.6 6.51 0.897 0.374
2 14.7 6.48 1.32 0.347
Smase-01 (Normal) Throughput (Mbps) 3 4 13.4 14.6 6.26 6.32 1.23 1.57 0.164 0.215
5 13.6 5.11 1.78 0.118
6 13.3 5.82 1.45 0.26
1 5.446 11.937 31.354 67.875
Smase-01 (Normal) Jitter (ms) 2 3 4 6.185 7.294 5.366 14.607 14.968 13.215 33.764 31.904 32.323 58.152 58.546 98.193
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
1 0 0 0.26 1.36
2 3.39 6.43 19.085 32.758
Smase-01 (Sepi) Jitter (ms) 3 4 2.083 3.583 7.45 6.096 19.085 20.089 39.628 35.587
218
Rata 3.028 6.936 19.260 34.004
Rata 0 0.038 0.3418 1.205
Kondisi Normal
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
Kuat Sinyal Excellent
1 0
2 0
Smase-01 (Normal) Packet Loss (%) 3 4 0 0
Rata 14.033 6.083 1.374 0.2463
Rata 5 6.271 15.089 32.499 70.933
6 7.104 14.749 32.787 69.444
5 0
6 0
6.277 14.094 32.438 70.523
Rata 0
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Good Fair Poor
0.3 0.43 1.8
0 0.53 1.6
0.23 1.05 1.6
0.037 0 1.3
0.22 0.78 2.1
0.22 0.44 2.1
5 5.42 1.15 0.206 0.0374
6 5.64 0.997 0.0783 0.0269
219
0.167 0.538 1.75
Kondisi Sibuk
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
1 6.25 0.987 0.334 0.0409
2 5.48 1.01 0.118 0.0324
Smase-01 (Sibuk) Throughput (Mbps) 3 4 4.37 5.53 1.44 1.31 0.178 0.118 0.0488 0.0304
Smase-01 (Sibuk) Jitter (ms) 1 2 3 4 14.217 14.244 14.295 14.385 27.088 28.881 39.639 35.968 98.193 102.76 82.549 80.294 136.102 140.5 196.171 178.115
1 0 1.4 2.8 4.2
2 0 1.03 3.6 4.4
Rata 5.448 1.149 0.172 0.036
Rata 5 15.903 30.048 87.844 145.9
6 17.305 28.904 79.963 189.24
Smase-01 (Sibuk) Packet Loss (%) 3 4 0 0 0 0.93 2.6 3.2 3.8 5.4
5 0.33 1.78 3.6 4.7
6 0.12 0.33 2.6 4.1
Smase-02 (Sepi) Throughput (Mbps) 3 4 20.4 19.5 16.5 15.2
5 18.6 16.6
6 20.1 15.2
15.058 31.754 88.600 164.338
Rata 0.075 0.911 3.066 4.433
Data Mentah WLAN Smase-02 Kondisi Sepi
Kuat Sinyal Excellent Good
1 19.3 15.1
2 20.6 16.3
Rata 19.75 15.816
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Fair Poor
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
8.02 2.41
7.34 1.92
7.01 0.623
2 2.108 6.266 17.058 25.758
Smase-02 (Sepi) Jitter (ms) 3 4 2.678 1.176 6.119 7.461 16.125 17.237 39.628 27.287
5 1.994 5.681 18.168 37.789
6 2.991 6.777 17.424 33.198
2 0 0 0.33 1.45
Smase-02 (Sepi) Packet Loss (%) 3 4 0 0 0 0 0.45 0 0.34 1.22
5 0 0.33 0.28 0.28
6 0 0.12 0.23 1.25
1 18.1 13.2 2.2 0.315
2 17.8 11.3 1.96 0.353
Smase-02 (Normal) Throughput (Mbps) 3 4 17.3 17.9 11.6 10.4 2.41 1.89 0.524 0.419
5 17.5 12 2.31 0.629
6 18.8 12.5 2.1 0.419
1 6.448 11.938 24.354 67.875
Smase-02 (Normal) Jitter (ms) 2 3 4 5.184 7.294 5.336 13.607 13.968 12.215 27.881 27.904 27.323 50.152 48.546 98.193
1 1.599 5.828 15.085 27.089
Kuat Sinyal
1 0 0 0 0.998
Excellent Good Fair Poor
7.9 1.83
8.7 1.15
7.24 2.52
220
7.701 1.742
Rata 2.091 6.355 16.849 31.795
Rata 0 0.075 0.215 0.923
Kondisi Normal
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
Rata 17.9 11.833 2.145 0.443
Rata 5 6.271 12.292 32.499 50.933
6 6.104 14.749 31.787 51.444
6.106 13.128 28.624 61.190
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
1 0 0.11 1.33 2.8
2 0 0 0.53 2.1
Smase-02 (Normal) Packet Loss (%) 3 4 0 0 0.33 0.37 1.26 0.93 2.6 2.2
5 0 0.12 0.38 2.1
6 0 0 0.63 1.6
5 6.19 1.84 0.524 0.0271
6 6.29 2.52 0.629 0.0468
221
Rata 0 0.155 0.843 2.233
Kondisi Sibuk
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
1 9.12 2.59 0.55 0.0339
2 6.48 2.41 0.419 0.057
Smase-02 (Sibuk) Throughput (Mbps) 3 4 6.82 8.18 1.57 1.78 0.905 0.38 0.0405 0.105
2 14.244 25.602 102.76 139.24
Smase-02 (Sibuk) Jitter (ms) 3 4 11.295 14.385 39.639 35.968 73.549 78.294 196.171 170.115
5 14.903 30.048 70.844 120.9
6 17.305 20.223 70.983 139.24
2 0.33 1.53 1.6 4.4
Smase-02 (Sibuk) Packet Loss (%) 3 4 0 0.45 0.26 0 2.6 2.2 3.8 3.4
5 0 1.38 2.6 4.2
6 0.22 1.6 2.6 4.5
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
1 13.217 25.088 72.54 120.102
1 0 0.33 2.8 3.9
Rata 7.18 2.118 0.567 0.051
Rata 14.224 29.428 78.161 147.628
Rata 0.166 0.85 2.4 4.033
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
222
Data Mentah WLAN SMAN1SEWON Kondisi Sepi
1 20.5 15.3 5.2 0.987
SMAN1SEWON (Sepi) Throughput (Mbps) 2 3 4 18.5 17.4 20.2 14.7 13.2 15.5 6.98 5.3 5.57 0.967 1.09 1.05
1 1.007 7.088 13.54 20.311
SMAN1SEWON (Sepi) Jitter (ms) 2 3 4 5 1.733 1.897 1.445 1.283 7.533 5.377 5.567 6.755 12.812 17.292 14.801 14.314 24.134 25.004 24.826 25.001
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
5 18.2 13.7 5.7 1.08
6 17.5 13.3 4.53 1.05
6 2.062 6.147 13.284 22.072
1 0 0 0 0
SMAN1SEWON (Sepi) Packet Loss (%) 2 3 4 0 0 0 0 0 0 0.33 0 0.22 1.5 0 1.22
5 0 0 0 0.28
6 0 0.11 0 1.25
1 16.5 10.9 0.994 0.642
SMAN1SEWON (Normal) Throughput (Mbps) 2 3 4 15.3 14.7 16.9 9.8 10.3 10.7 1.67 1.68 1.81 0.464 0.597 0.689
5 17.2 9.4 2.44 0.672
6 17.3 11.1 2.3 0.399
Rata 18.716 14.283 5.546 1.037
Rata 1.571 6.411 14.340 23.558
Rata 0 0.018 0.091 0.708
Kondisi Normal
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
Rata 16.316 10.366 1.815 0.577
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1 6.137 11.384 19.041 38.752
SMAN1SEWON (Normal) Jitter (ms) 2 3 4 5 5.752 5.781 6.625 5.225 12.761 12.34 11.42 15.451 29.809 24.395 23.38 21.024 37.818 46.41 38.461 49.873
6 5.701 12.581 29.656 42.65
1 0 0.11 0.33 2.8
SMAN1SEWON (Normal) Packet Loss (%) 2 3 4 5 0 0 0 0 0 0 0.37 0.12 0.53 0.45 0.65 0.38 1.8 2.6 1.5 2.1
6 0 0.33 0.63 1.6
1 9.9 5.9 0.691 0.0982
SMAN1SEWON (Sibuk) Throughput (Mbps) 2 3 4 5 10.4 10.8 8.7 9.8 5.1 6.5 5.7 5.14 0.677 0.552 0.538 0.706 0.0369 0.378 0.0257 0.111
6 10.6 5.28 0.375 0.28
1 13.39 23.799 47.517 81.395
SMAN1SEWON (Sibuk) Jitter (ms) 2 3 4 10.174 14.012 11.361 28.119 26.958 23.953 52.625 38.986 37.992 82.144 106.125 81.682
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
223
Rata 5.870 12.656 24.550 42.327
Rata 0 0.155 0.495 2.066
Kondisi Sibuk
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
Kuat Sinyal Excellent
1 0
2 0
Rata 10.033 5.603 0.589 0.154
Rata 5 12.098 26.417 39.607 100.639
SMAN1SEWON (Sibuk) Packet Loss (%) 3 4 5 0 0 0.22
6 10.574 25.648 38.571 104.526
6 0.33
11.934 25.815 42.549 92.751
Rata 0.091
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Good Fair Poor
0.33 2.8 3.9
1.2 1.6 4.4
0.26 2.6 3.8
0 1.2 3.4
0.38 2.6 4.2
1.2 1.6 3.1
5 24.7 15.2 8.2 3.39
6 24 18.4 8.35 3
5 0.84 5.15 11.154 17.801
6 1.107 4.25 10.512 15.474
5 0 0 0.6 1.28
6 0 0.12 0.75 1.25
5 18.2 9.2
6 18.3 8.6
224
0.561 2.066 3.8
Data Mentah WLAN SMA1SEWON Kondisi Sepi
Kuat Sinyal
1 25.6 15.2 7.6 3.76
Excellent Good Fair Poor
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
1 1.806 4.856 9.449 15.771
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
2 24.3 14.9 6.04 2.94
SMASEWON (Sepi) Throughput (Mbps) 3 4 25.4 24 15.9 14.8 8.93 6.4 3.66 4.94
SMASEWON (Sepi) Jitter (ms) 2 3 4 0.407 1.137 1.306 5.734 4.908 5.526 7.64 7.68 8.935 16.747 22.586 16.263
SMASEWON (Sepi) Packet Loss (%) 3 4 0 0 0 0 1.2 0.33 1.67 1.22
1 0 0 0 0.33
2 0 0 0 1.12
1 17.5 10.7
SMASEWON (Normal) Throughput (Mbps) 2 3 4 17.7 20.4 17.4 9.4 8.4 10.1
Rata 24.666 15.733 7.586 3.615
Rata 1.100 5.0706 9.228 17.440
Rata 0 0.02 0.48 1.145
Kondisi Normal
Kuat Sinyal Excellent Good
Rata 18.25 9.4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Fair Poor
4.12 1.2
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
1 4.243 10.758 19.773 25.263
5.24 0.897
4.62 0.789
4.22 0.402
3.6 0.609
SMASEWON (Normal) Jitter (ms) 2 3 4 5 5.135 5.448 6.822 5.912 11.618 9.825 10.131 11.334 18.352 19.076 21.336 20.801 30.741 33.763 28.034 34.842
4.98 1.6
4.463 0.916
Rata 6 4.045 9.016 21.667 36.601
SMASEWON (Normal) Packet Loss (%) 2 3 4 0 0 0 0 0 0 1.8 1.26 0.8 1.6 2.11 2.8
5 0 0.4 1.3 2.12
6 0 0.33 0.45 2.6
1 8.3 3.27 0.36 0.336
SMASEWON (Sibuk) Throughput (Mbps) 2 3 4 9.6 10.1 12.2 3.78 3.92 4.01 0.922 1.46 0.827 0.228 0.161 0.297
5 10.6 3.19 0.754 0.239
6 11.3 5.11 0.756 0.153
1 12.613 21.872 35.094 57.145
SMASEWON (Sibuk) Jitter (ms) 3 4 11.959 10.708 19.591 23.76 30.089 30.771 47.068 41.428
1 0 0 1.5 1.5
225
5.267 10.447 20.167 31.540
Rata 0 0.121 1.185 2.121
Kondisi Sibuk
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
2 7.389 20.643 36.272 45.978
Rata 10.35 3.88 0.8465 0.235
Rata 5 9.09 20.446 36.533 45.228
6 8.389 22.721 35.763 37.068
10.024 21.505 34.087 45.652
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
1 0 1.11 0.25 3.9
SMASEWON (Sibuk) Packet Loss (%) 2 3 4 0 0 0 0.33 0.26 0.34 1.8 1.16 1.2 3.3 2.8 2.4
5 0.12 1.2 1.25 3.4
6 0.33 0.89 1.6 3.1
2 3.88 3.09 2.97 0.594
TU-Sewon (Sepi) Throughput (Mbps) 3 4 2.88 3.95 3.26 2.35 2.68 1.9 0.831 0.645
5 4.81 2.36 1.86 0.345
6 3.83 3.33 0.643 0.64
2 1.65 3.745 9.455 17.211
TU-Sewon (Sepi) Jitter (ms) 3 4 1.772 1.667 4.643 4.312 10.652 8.474 16.748 18.492
5 0.959 5.32 8.198 17.184
6 1.462 3.872 9.395 17.227
2 0 0 0 0.6
TU-Sewon (Sepi) Packet Loss (%) 3 4 0 0 0 0 0 0.33 0.88 1.5
5 0 0 0.38 1.2
6 0 0 0.13 0.27
226
Rata 0.075 0.688 1.21 3.15
Data Mentah WLAN TU-SEWON Kondisi Sepi
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
1 3.91 3.06 1.8 0.419
1 1.997 3.152 8.979 18.007
1 0 0 0 0.36
Rata 3.876 2.908 1.975 0.579
Rata 1.584 4.174 9.192 17.478
Rata 0 0 0.14 0.801
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
227
Kondisi Normal
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
1 3.4 2.15 0.498 0.113
2 1.81 2.52 0.678 0.14
1 2.91 7.835 13.149 25.509
TU-Sewon (Normal) Jitter (ms) 2 3 4 2.68 3.727 3.751 6.295 7.589 7.249 13.147 11.068 16.175 20.509 34.256 25.346
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
TU-Sewon (Normal) Throughput (Mbps) 3 4 3.21 3.23 2.06 1.09 1.73 1.67 0.225 0.023
1 0 0.3 0.43 2.9
2 0 0 0.53 2.6
TU-Sewon (Normal) Packet Loss (%) 3 4 0 0 0 0 1.26 1.3 1.6 1.3
5 2.05 1.61 0.891 0.242
6 3.17 0.459 1.28 0.128
5 3.598 8.14 16.326 24.368
6 3.8 5.662 14.198 27.617
5 0 0 1.78 2.1
6 0 0.25 0.78 2.5
5 0.949 1.88 0.315 0.0493
6 1.32 1.34 0.354 0.0341
Rata 2.811 1.648 1.124 0.145
Rata 3.411 7.128 14.010 26.267
Rata 0 0.091 1.013 2.166
Kondisi Sibuk
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
1 1.62 0.897 0.0464 0.0555
2 2.31 1.3 0.386 0.0694
TU-Sewon (Sibuk) Throughput (Mbps) 3 4 2.72 0.867 1.29 0.985 0.366 0.386 0.0209 0.0597
Rata 1.631 1.282 0.308 0.048
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2 5.408 8.643 16.413 34.94
TU-Sewon (Sibuk) Jitter (ms) 3 4 5.36 4.534 8.654 10.534 17.415 16.213 38.345 28.943
5 5.765 10.303 17.758 49.635
6 5.571 8.643 17.53 41.997
2 0 1.53 3.6 4.4
TU-Sewon (Sibuk) Packet Loss (%) 3 4 0 0 1.2 1.5 2.6 3.2 3.8 9.4
5 0.13 1.4 3.2 3.6
6 0.34 0.89 3.6 4.1
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
Kuat Sinyal Excellent Good Fair Poor
1 4.345 8.869 17.658 28.518
1 0 0 2.8 3.9
228
Rata 5.163 9.274 17.1645 37.063
Rata 0.078 1.086 3.166 4.866