UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS TITIK TETAP SET- VALUED FUNCTION MENGGUNAKAN METRIK HAUSDORFF
TESIS
SAGITA CHAROLINA SIHOMBING 1006786266
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI MAGISTER MATEMATIKA DEPOK JULI 2012
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS TITIK TETAP SET- VALUED FUNCTION MENGGUNAKAN METRIK HAUSDORFF
TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains
SAGITA CHAROLINA SIHOMBING 1006786266
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI MAGISTER MATEMATIKA DEPOK JULI 2012
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih, yang tak henti-hentinya mencurahkan kasih, rahmat dan memberikan kemampuan kepada penulis dalam mengerjakan tesis ini. Penulisan tesis ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister Matematika Jurusan Matematika pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan tesis ini, sangatlah sulit untuk menyelesaikan tesis ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: (1) Ibu Prof. Dr. Belawati H Widjaja selaku pembimbing I yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran dalam mengarahkan penulis dalam penyusunan tesis ini; (2) Bapak Arie Wibowo, M.Si selaku pembimbing II yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan tesis ini; (3) Bapak Prof. Dr. Djati Kerami selaku ketua Program Studi Magister Matematika yang telah banyak memberikan arahan kepada penulis selama menyelesaikan proses studi; (4) Bapak Dr. rer. nat. Hendri Murfi selaku pembimbing akademik, ibu Rahmi Rusin S.Si, M.Sc.Tech, selaku Sekretaris Departemen Matematika, dan ibu Dr. Dian Lestari selaku koordinator pendidikan yang telah membantu dalam proses penyelesaian tesis ini; (5) Seluruh staf pengajar di Departemen Matematika FMIPA UI, terima kasih atas segala ilmu yang diberikan; (6) Seluruh karyawan di Departemen Matematika FMIPA UI, terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis; (7) Orang tua tercinta S. Sihombing dan H. Hutapea yang selalu memberikan nasihat, motivasi, dukungan, doa, kasih sayang kepada penulis, juga kepada adik-adik tersayang (Dina, Riris, Indra). iv
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
(8) Rekan-rekan mahasiswa S2 Matematika angkatan 2009, 2010 dan 2011 atas kebersamaan selama ini, terutama Teteh Siti, Mbak Endang Retno, Mbak Lia, Mbak Fathin, Mbak Lisa, Ruth Endaria; Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah membantu dalam penyusunan tesis ini. Tuhan mengasihi dan memberkati kita semua. Semoga tesis ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Penulis
Depok, 10 Juli 2012
v
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
ABSTRAK
Nama : Sagita Charolina Sihombing Program Studi : Magister Matematika Judul : Analisis Titik Tetap Set-Valued Function Menggunakan Metrik Hausdorff
Set-valued function (fungsi bernilai himpunan) adalah salah satu jenis fungsi yang banyak diteliti oleh para ahli dewasa ini. Salah satu sifat pemetaan yang menjamin titik tetap pada set-valued function yang sudah dikenal adalah sifat kontraktif. Pada tesis ini, dikaji eksistensi titik tetap set-valued function dengan sifat pemetaan C-kontraktif menggunakan konsep metrik Hausorff. Dari hasil penelitian didapat bahwa eksistensi titik tetap set-valued function dengan sifat pemetaan C-kontraktif masih dapat dipertahankan. Kata kunci : titik tetap, set-valued function, pemetaan kontraktif xi+43 halaman : 2 gambar; 2 lampiran Daftar Pustaka : 12 (1981-2011)
vii
Universitas Indonesia
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
ABSTRACT
Name : Sagita Charolina Sihombing Study Program : Magister of Mathematics Title : Analysis Fixed Point of Set-Valued Function Using Hausdorff Metric.
Set-valued function is a kind of function that has an improvement in research. One kind of a famous mapping that guarantee a fixed point in a setvalued function is contractive mapping. In this thesis an analyse of fixed point of set-valued function with C-contractive mapping using Hausdorff metric is done. From the research, the existence of fixed point in a set-valued function with Ccontractive mapping still be remained. Key Words xi+43 pages Bibliography
: fixed point, set-valued function, contractive mapping : 2 pictures; 2 appendix : 12 (1981-2011)
viii
Universitas Indonesia
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................. ii LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ iii KATA PENGANTAR ....................................................................................iv LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .........................vi ABSTRAK ................................................................................................... vii ABSTRACT ................................................................................................ viii DAFTAR ISI ..................................................................................................ix DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................xi 1. PENDAHULUAN..................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah .............................................................................. 2 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 2 1.4 Batasan Masalah................................................................................... 2 1.5 Metode Penelitian ................................................................................. 2 2. LANDASAN TEORI ................................................................................ 3 2.1 Ruang Metrik ....................................................................................... 5 2.1.1 Himpunan Buka dan Himpunan Tutup ......................................5 2.1.2 Barisan dan Kekonvergenan Barisan ......................................... 7 2.1.3 Ruang Metrik Lengkap ............................................................. 8 2.2 Titik Tetap ......................................................................................... 11 3. PEMBAHASAN ..................................................................................... 20 3.1 Sifat-Sifat Metrik Hausdorff ............................................................... 20 3.2 Titik Tetap Set-Valued Function ......................................................... 31 4. KESIMPULAN ...................................................................................... 38 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 39
ix
Universitas Indonesia
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Ilustrasi titik dalam dari E ............................................................. 5 Gambar 2.2 Ilustrasi daerah .................................. 15
x
Universitas Indonesia
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pemetaan Kontraktif untuk Single-Valued Function .................... 37 Lampiran 2 Pemetaan Kontraktif untuk Set-Valued Function ......................... 39
xi
Universitas Indonesia
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan zaman dan teknologi tidak terlepas dari perkembangan ilmu pengetahuan khususnya konsep-konsep matematis. Dalam beberapa dekade terakhir ini banyak para ahli yang mengembangkan prinsip titik tetap untuk memecahkan permasalahan matematis. Selain itu, titik tetap juga mempunyai peranan yang penting dalam analisis fungsional. Titik dari suatu fungsi
jika
disebut titik tetap
. (Istr escu, 1981)
Set-valued function (fungsi bernilai himpunan) adalah salah satu jenis fungsi yang ditemukan dalam banyak aplikasi, sebagai contoh dalam matematika ekonomi untuk menentukan kesetimbangan (ekuilibrium) sistem ekonomi. Prinsip dari set-valued function lahir dari pengembangan prinsip suatu fungsi. Pada suatu fungsi terdapat jenis pemetaan yang terkenal yaitu pemetaan kontraktif atau yang dikenal dengan Banach contraction principle (1922). Pemetaan ini menjamin eksistensi dan ketunggalan titik tetap pada suatu ruang metrik. (Widder, 2009) Set-valued function didefinisikan sebagai pemetaan dari
dari suatu ruang metrik ke
dengan
semua himpunan bagian dari . Selanjutnya, suatu titik disebut titik tetap untuk suatu set-valued function
adalah himpunan pada suatu ruang metrik jika
.
(Istr escu, 1981) Terdapat beberapa metode untuk menghitung jarak antara dua himpunan diantaranya dengan menggunakan jarak Hausdorff yang diperkenalkan oleh Felix Hausdorff (1962) dan w-distance yang diperkenalkan oleh Kada (1996). Pada 1969, Nadler mengembangkan Banach contraction principle (prinsip kontraktif) dari suatu fungsi menjadi set-valued function
. Pada
papernya, Nadler menggunakan konsep metrik Hausdorff untuk menghitung jarak dari suatu himpunan bagian ke himpunan bagian lainnya. Metrik Hausdorff diperoleh dari perluasan fungsi jarak Hausdorff dalam sebuah ruang metrik (Butt, 2010). Nadler membuktikan bahwa set-valued function yang memenuhi prinsip kontraktif memiliki suatu titik tetap. 1
Universitas Indonesia
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
2
Pada perkembangannya, pemetaan kontraktif mengalami perluasan. Banyak ahli yang membahas titik tetap untuk suatu fungsi berdasarkan prinsip kontraktif diantaranya Kannan (1969) dan Chatterjea (1972). Pemetaan yang diperkenalkan oleh Kannan disebut dengan pemetaan Kannan dan pemetaan yang diperkenalkan oleh Chatterjea disebut pemetaan C-kontraktif. Kedua pemetaan ini menjamin eksistensi titik tetap suatu fungsi pada suatu ruang metrik. 1.2. Perumusan Masalah Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Apabila diberikan suatu set-valued function pada suatu ruang metrik, dapatkah sifat pemetaan C-kontraktif menjelaskan eksistensi titik tetap set-valued function menggunakan konsep metrik Hausdorff? 1.3.Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: Menunjukkan apakah titik tetap set-valued function pada suatu ruang metrik dapat dijelaskan dengan sifat pemetaan C-kontraktif menggunakan konsep metrik Hausdorff.
1.4. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan secara literatur yaitu dengan mempelajari karyakarya ilmiah yang disajikan dalam bentuk buku, jurnal, makalah, tesis ataupun artikel yang relevan dengan titik tetap pada set-valued function yang memenuhi sifat pemetaan kontraktif, kemudian dikaji titik tetap pada set-valued function dengan sifat pemetaan C-kontraktif.
Universitas Indonesia
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Pada Bab 2 ini akan dijelaskan mengenai konsep dasar yang akan digunakan dalam menganalisis titik tetap set-valued function dengan menggunakan metrik Hausdorff diantaranya ruang metrik, ruang metrik lengkap, himpunan buka dan himpunan tutup di suatu ruang metrik serta barisan konvergen dan barisan Cauchy. Selanjutnya dibahas pula pengertian titik tetap dari suatu fungsi di ruang metrik.
2.1 Ruang Metrik Sistem bilangan real
mempunyai dua tipe sifat. Tipe yang pertama
terdiri dari aljabar, yang berhubungan dengan penjumlahan, perkalian dan lain sebagainya. Tipe yang lain terdiri dari sifat-sifat yang berhubungan dengan jarak antar bilangan. Sifat yang terakhir ini disebut metrik. Metrik pada bilangan real, didefinisikan sebagai berikut: dengan Jika
dengan koordinat
dan
metrik dapat
didefinisikan sebagai: atau
a) b)
atau
c)
atau untuk
d)
,
Adapun tujuan dari sub bab ini adalah mempelajari sifat-sifat metrik pada ruang yang lebih umum. Berikut diberikan definisi dari ruang metrik. Definisi 2.1 Misalkan
adalah sebuah himpunan yang tak kosong. Suatu fungsi
disebut metrik pada 1.
untuk setiap
2.
jika dan hanya jika
3.
untuk setiap
jika memenuhi sifat-sifat sebagai berikut:
3
Universitas Indonesia
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
4
4.
untuk setiap
Himpunan
bersama dengan metrik
disebut ruang metrik dan ditulis
.
(Shirali & Vasudeva, 2006)
Contoh 2.1 : Himpunan bilangan rasional. Fungsi
yang didefinisikan oleh
pada , sehingga
adalah metrik
adalah ruang metrik.
Bukti. 1. Akan ditunjukkan Ambil
untuk setiap
.
, maka
Jadi,
untuk setiap
2. Akan ditunjukkan
jika dan hanya jika
Jika Ambil
.
maka , maka
Jika Ambil
maka , dengan
Jadi,
, maka
jika dan hanya jika
3. Akan ditunjukkan Ambil
, maka
Jadi,
untuk setiap
4. Akan ditunjukkan Ambil
untuk setiap
untuk setiap
, maka
Universitas Indonesia
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
5
Jadi,
untuk setiap
Dari 1, 2, 3, dan 4 terbukti bahwa
adalah ruang metrik.
2.1.1 Himpunan Buka dan Himpunan Tutup Berikut ini akan diberikan definisi dari himpunan buka dan himpunan tutup di suatu ruang metrik Definisi 2.2 Misalkan pusat
dan jari-jari
dimana
. adalah ruang metrik. Suatu bola buka
di
dan
dengan
adalah sebuah himpunan yang didefinisikan sebagai
dengan
.
(Kreyszig, 1989).
Definisi 2.3 Misalkan (interior point) dari
, jika terdapat
. Suatu titik
dikatakan titik dalam
sedemikian sehingga
.
(Kreyszig, 1989).
Definisi 2.4 Suatu himpunan bagian setiap titik di
dikatakan buka di himpunan
jika
adalah titik dalam di . (Kreyszig, 1989)
X E
c
Gambar 2.1 Ilustrasi titik dalam dari E
Universitas Indonesia
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
6
Definisi 2.5 Misalkan bahwa 1. Suatu titik
,
dikatakan titik akumulasi (accumulation point) dari
Himpunan semua titik akumulasi dari 2.
.
dinotasikan dengan
jika
.
beserta semua titik akumulasinya, dinotasikan dengan
didefinisikan
sebagai
3. Suatu titik
dikatakan titik terisolasi (isolated point) dari
jika bukan
merupakan titik akumulasi dari . (Kreyszig, 1989) Proposisi 2.6 Misalkan
adalah himpunan bagian dari suatu ruang metrik
.
Maka i. ii. iii.
adalah himpunan bagian tertutup adalah himpunan bagian tertutup jika dan hanya jika
(Gelutu, 2006) Definisi 2.7 Misalkan bagian
adalah suatu ruang metrik dan
dikatakan tertutup jika dan hanya jika
. Himpunan
adalah terbuka.
(Gelutu, 2006)
Teorema 2.8 Misalkan
adalah suatu ruang metrik dan
adalah suatu
himpunan berhingga tak kosong dari . Maka setiap titik di
adalah titik
terisolasi di . (O’Searcoid, 2005)
2.1.2 Barisan dan Kekonvergenan Barisan Konsep tentang kekonvergenan suatu barisan di ruang metrik
sangat
diperlukan untuk menganalisis titik tetap dari suatu fungsi. Di sini akan diberikan definisi barisan dan konvergensi barisan di suatu ruang metrik
.
Universitas Indonesia
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
7
Definisi 2.9 Misalkan
adalah ruang metrik. Suatu barisan dari titik-titik di
adalah suatu fungsi Suku-suku
di
sehingga untuk setiap
merupakan barisan titik di
,
.
dan dinotasikan dengan
.
(Shirali & Vasudeva, 2006)
Definisi 2.10 Barisan
dalam ruang metrik
dikatakan konvergen ke
jika
ditulis
dan
disebut sebagai limit dari barisan
,
.
(Gelutu, 2006) Contoh 2.2 Misalkan
dengan metrik
didefinisikan oleh
. Maka barisan
untuk
di dalam ruang metrik
yang konvergen
ke . Bukti. Ambil sebarang
, maka menurut archimedian property terdapat
sedemikian sehingga
. Oleh karena itu, jika
Sehingga untuk setiap
konvergen di .
adalah ruang metrik dan misalkan
himpunan bagian tertutup dari . Jika semua , maka
.
berlaku
Ini menunjukkan bahwa barisan
Lemma 2.11 Misalkan
maka
konvergen ke
adalah
dan
untuk
. (Barich, 2011)
2.1.3 Ruang Metrik Lengkap Sebelum membahas tentang ruang metrik lengkap, berikut ini akan dijelaskan terlebih dahulu tentang barisan Cauchy di suatu ruang metrik.
Universitas Indonesia
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
8
Definisi 2.12 Barisan
dalam ruang metrik
dikatakan barisan Cauchy
jika
(Shirali & Vasudeva, 2006)
Teorema 2.13 Setiap barisan yang konvergen dalam ruang metrik merupakan barisan Cauchy. (Shirali & Vasudeva, 2006) Bukti. Misalkan
adalah barisan dalam ruang metrik
sedemikian sehingga
. Maka untuk setiap
sedemikian sehingga berlaku Ambil
, dan misalkan terdapat
untuk setiap
, maka juga berlaku
. . Sehingga untuk
berlaku pertidaksamaan segitiga
Dengan demikian,
adalah barisan Cauchy.
Pada Teorema 2.13 dijelaskan bahwa di suatu ruang metrik, barisan konvergen merupakan barisan Cauchy. Secara umum, sifat sebaliknya tidak berlaku yaitu setiap barisan Cauchy belum tentu konvergen. Berikut ini adalah salah satu contoh dari barisan Cauchy yang tidak konvergen.
Contoh 2.3 Himpunan untuk
dengan metrik
dan barisan
di dalam ruang metrik
. Barisan
dengan adalah
barisan Cauchy tapi tidak konvergen di . Bukti. Ambil sebarang
, maka terdapat
karena itu, jika
maka
sedemikian sehingga dan
. Oleh
. Sehinga jika
maka Universitas Indonesia
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
9
Jadi barisan
adalah barisan Cauchy. Akan tetapi
barisan tersebut bukan anggota . Jadi barisan
yang merupakan limit dari
di dalam
bukan
merupakan barisan konvergen di .
Definisi 2.14 Suatu ruang metrik Cauchy
di dalam
dikatakan lengkap jika setiap barisan
adalah konvergen. (Shirali & Vasudeva, 2006)
Berikut ini akan dibahas tentang himpunan bagian dari suatu himpunan dengan
adalah ruang metrik lengkap.
Proposisi 2.15 Misalkan
adalah suatu ruang metrik lengkap dan
.
Maka: i. Jika
himpunan bagian tertutup di , maka
adalah subruang metrik
lengkap dari ii. Jika
adalah subruang metrik lengkap, maka
adalah tertutup di .
(Gelutu, 2006)
Bukti. i. Diketahui bahwa
, dengan
Ambil suatu barisan Cauchy
Karena
, maka barisan
adalah himpunan bagian tertutup di . di , sedemikian sehingga
juga ada di . Dan karena
ruang metrik lengkap, maka barisan Cauchy
adalah
konvergen ke suatu titik di
, ditulis
Dari Lemma 2.12, karena menunjukkan
konvergen ke
dan
, maka
. Ini
adalah subruang metrik lengkap.
Universitas Indonesia
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
10
ii. Diketahui
adalah subruang metrik lengkap.
Misalkan
. Ambil barisan
yang konvergen ke
Oleh karena itu,
di . Maka terdapat barisan
. Ditulis
adalah barisan Cauchy di . Karena
ruang metrik lengkap, barisan
adalah
konvergen ke suatu titik, sebut
di .
Ditulis
Dari
dan
, didapat
Oleh karena itu,
.
. Ini menunjukkan
tertutup.
Selanjutnya, akan dibahas kekontinuan suatu fungsi di suatu ruang metrik. Definisi 2.16 Misalkan ke ruang metrik i. Fungsi
adalah suatu pemetaan dari suatu ruang metrik , ditulis
. Maka
dikatakan kontinu di titik
, jika untuk setiap
terdapat
sedemikian sehingga untuk setiap ii. Fungsi
dikatakan fungsi kontinu jika
dengan kontinu pada setiap titik
di .
(Gelutu, 2006) Teorema 2.17 Suatu pemetaan metrik
dari ruang metrik
adalah kontinu di titik
ke ruang
jika dan hanya jika
maka (Agarwal, O’Regan & Sahu, 2009) Bukti. Asumsikan
kontinu di
. Untuk
terdapat
sedemikian
sehingga maka Misalkan
, maka terdapat
, untuk semua
didapat Universitas Indonesia
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
11
Karena itu untuk semua
,
Berdasarkan definisi konvergensi ini menunjukkan
Asumsikan bahwa maka Akan dibuktikan bahwa ada
kontinu di
. Andaikan
sedemikian sehingga untuk setiap
tidak kontinu di ada
maka
yang memenuhi
tetapi Khusus untuk
ada
untuk
, yang memenuhi
tetapi Sehingga diperoleh
tetapi
tidak konvergen ke
kontradiksi dengan asumsi bahwa
. Hal ini
. Jadi haruslah
kontinu di
.
2.2 Titik Tetap Pada bagian ini dibahas titik tetap, pemetaan kontraktif, pemetaan Ckontraktif dalam suatu ruang metrik, dan teorema yang terkait. Definisi 2.18 Diberikan ruang metrik dari pemetaan
. Suatu titik
disebut titik tetap
jika
(Istr escu, 1981)
Contoh 2.4 Fungsi
dengan
titik tetap yaitu
dan .
, untuk setiap
. Maka
mempunyai dua
Universitas Indonesia
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
12
Ada beberapa jenis pemetaan yang menjamin titik tetap dari pemetaan di suatu ruang metrik
, diantaranya adalah:
Pemetaan Banach contraction principle (Kontraktif Banach)
Pemetaan Kannan
Pemetaan Chatterjea Kontraktif
Adapun yang akan dibahas pada penelitian ini adalah pemetaan Chatterjea Kontraktif atau sering disebut dengan C-kontraktif.
Pemetaan kontraktif memotivasi munculnya jenis-jenis pemetaan lain di suatu ruang metrik
. Berikut diberikan definisi pemetaan kontraktif.
Definisi 2.19 Diberikan ruang metrik kontraktif pada
. Pemetaan
jika terdapat bilangan riil
dikatakan
, sedemikian sehingga
berlaku
untuk setiap
.
(Istr escu, 1981)
Contoh 2.5 Misalkan
. Pemetaan
dengan
pemetaan kontraktif dengan metrik yang didefinisikan oleh Bukti. Dengan menggunakan kondisi kontraktif seperti pada
adalah .
, maka:
Universitas Indonesia
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
13
Ini menunjukkan bawah
adalah pemetaan kontraktif.
Kekontinuan pemetaan yang kontraktif diberikan pada lemma berikut ini. Lemma 2.20 Suatu pemetaan kontraktif
di suatu ruang metrik
adalah
pemetaan kontinu. (Agarwal, O’Regan & Sahu, 2009) Bukti. Misalkan
. Ambil sebarang
, pilih
sehingga untuk setiap
berlaku
Karena
sebarang anggota di , maka pemetaan
Berikut ini dijelaskan bahwa fungsi jarak
kontinu di .
di ruang metrik
adalah
suatu fungsi kontinu. Teorema 2.21 Misalkan
adalah suatu ruang metrik. Maka fungsi
adalah kontinu. (Gelutu, 2006)
Bukti. Misalkan
dan misalkan
adalah kontinu pada
. Akan ditunjukkan bahwa
. Diberikan sebarang
lingkungan
dari
misalkan
adalah
. Maka untuk sebarang
, didapat
Secara similar,
Dari
dan
didapat bahwa . Karena
adalah kontinu pada
sehingga
adalah sebarang, ini menunjukkan bahwa
). Universitas Indonesia
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
14
Teorema berikut ini menjamin adanya titik tetap dari suatu fungsi yang memenuhi kondisi pemetaan kontraktif di suatu ruang metrik. Teorema 2.22 Misalkan
adalah sebuah ruang metrik lengkap dan misalkan
adalah sebuah pemetaan yang memenuhi kondisi kontraktif. Maka mempunyai titik tetap. (Istr escu, 1981) (Catatan: bukti pada Lampiran)
Sifat pemetaan kontraktif dapat dipergunakan untuk fungsi
yang selalu
kontinu (B etislav & Zden k, 2010). Pada 1972, Chatterjea memperkenalkan sifat pemetaan lain yang dapat dipergunakan untuk fungsi yang tidak selalu kontinu. Berikut ini diberikan definisi pemetaan yang memenuhi kondisi C-kontraktif dari suatu fungsi di ruang metrik
.
Definisi 2.23 Diberikan ruang metrik kontraktif pada setiap
. Pemetaan
jika terdapat bilangan riil
dikatakan C-
, sedemikian sehingga untuk
berlaku
(B etislav & Zden k, 2010)
Contoh 2.6 Misalkan
. Pemetaan
dengan
adalah
pemetaan C-kontraktif dengan metrik yang didefinisikan oleh
.
Bukti. Dengan menggunakan sifat pemetaan C-kontraktif seperti pada
, maka:
Universitas Indonesia
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
15
Karena
maka
sehingga
Berikut ini akan dicari nilai : Misalkan daerah Ilustrasi daerah
. diberikan sebagai berikut:
y
1 4 S
1 4
x
Gambar 2.2 Ilustrasi daerah Misalkan
, maka:
1) Titik stasioner:
Universitas Indonesia
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
16
Karena tidak ada
yang menyebabkan
dan
, maka tidak ada
titik stasioner.
2) Titik Batas Batas
,
Karena
maka
tidak mempunyai titik stasioner
maka
tidak mempunyai titik stasioner
Pilih Pilih Batas
,
Karena Pilih Pilih Batas
,
Karena
maka
tidak mempunyai titik stasioner
Pilih Pilih Batas Karena
, maka
tidak mempunyai titik stasioner
Pilih Pilih Universitas Indonesia
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
17
Karena titik
dan
bukan di daerah
, maka
3) Titik singular:
Didapat bahwa garis
bukan di daerah
Dari ketiga hal di atas diketahui bahwa
.
Karena
pemetaan yang C-
ini menunjukkan bahwa
kontraktif. Teorema 2.24 Misalkan
adalah sebuah ruang metrik lengkap dan misalkan
adalah sebuah pemetaan yang memenuhi kondisi C-kontraktif. Maka mempunyai titik tetap. (B etislav & Zden k, 2010) Bukti. Ambil
dan
sehingga dapat dibentuk barisan
di
sebagai
berikut:
Barisan pada Akan ditunjukkan
merupakan peta (image) dari
atas pemakaian berulang .
adalah barisan Cauchy. Berdasarkan
dan
,
Universitas Indonesia
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
18
Diketahui bahwa
adalah suatu bilangan riil,
maka
Karena
,
Dengan mengambil
maka
sehingga pertidaksamaan
menjadi
untuk semua
Ambil
, berdasarkan pertidaksamaan
didapat:
Oleh karena itu,
untuk semua
dengan
Dari pertidaksamaan
, , karena
dan
bilangan positif tertentu, maka ruas kanan pertidaksamaan nol ketika
dan
adalah suatu konvergen ke
sangat besar. Sehingga mengakibatkan
ketika Universitas Indonesia
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
19
dan
. Hal ini menunjukkan
lengkap maka barisan
konvergen di
adalah barisan Cauchy. Karena yaitu
.
Berdasarkan sifat ketaksamaan segitiga,
Sehingga untuk
Karena
adalah fungsi jarak yang kontinu, maka untuk
Sehingga
didapat:
.
Hal ini menunjukkan kontraktif
didapat:
. Jadi,
merupakan titik tetap dari pemetaan C-
.
Universitas Indonesia
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
BAB 3 PEMBAHASAN
Bahasan utama pada bab ini adalah mengkaji titik tetap dari set-valued function pada suatu ruang metrik yang memenuhi kondisi pemetaan Chaterjea Kontraktif (C-kontraktif). Pada bab ini akan dijelaskan tentang set-valued function, metrik Hausdorff dan titik tetap set-valued function yang memenuhi kondisi C-kontraktif di suatu ruang metrik.
3.1 Sifat-Sifat Metrik Hausdorff Sebelum membahas tentang metrik Hausdorff akan dijelaskan terlebih dahulu tentang set-valued function. Definisi set-valued function di suatu ruang metrik diberikan sebagai berikut: Definisi 3.1 Misalkan
adalah suatu ruang metrik. Set-valued function
didefinisikan sebagai pemetaan dari
dengan
ke
, ditulis:
.
(Widder, 2009) Untuk mendapatkan sebuah hasil yang analog dari suatu fungsi menjadi setvalued function,
harus dilengkapi dengan sebuah metrik dalam menentukan
jarak antar himpunan bagian di
.
Pada tahun 1927, dikenal jarak Hausdorff yang diambil dari nama Felix Hausdorff. Berikut ini diberikan definisi jarak Hausdorff untuk menentukan jarak antar himpunan bagian di Definisi 3.2 Misalkan
. adalah sebuah ruang metrik. Untuk
, jarak Hausdorff untuk setiap dua himpunan bagian
dan dan
didefinisikan sebagai berikut:
Jika
, jarak dari
ke
adalah
20
Universitas Indonesia
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
21
Jarak dari
Jarak Hausdorff antar himpunan bagian
ke
adalah
ke
adalah
(Widder, 2009) Proposisi 3.3 Misalkan
adalah suatu ruang metrik,
dan
.
Maka: 1. 2. Jika 3. Jika
maka , maka
(Gelutu, 2006) Bukti. 1. Diketahui Dari
Karena
dan
. Akan ditunjukkan
.
diketahui
adalah sebuah metrik, maka
. Sehingga
menjadi
Hal ini menunjukkan bahwa
2. Diketahui Dari
Karena Sehingga
.
. Akan ditunjukkan bahwa
.
diketahui
dan
maka
terpenuhi ketika
.
menjadi
Hal ini menunjukkan bahwa
. Universitas Indonesia
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
22
3. Diketahui
. Akan ditunjukkan bahwa
Untuk menunjukkan (i)
akan ditunjukkan: (ii)
sebagai titik akumulasi dari
Berikut buktinya: (i) Karena
, maka pastilah
.
(ii) Diketahui
maka
Karena
maka terdapat
Dengan demikian untuk sebarang
Jadi,
.
,
merupakan titik akumulasi dari
Dari (i) dan (ii) didapat bahwa
.
Contoh 3.1 Misalkan
adalah ruang metrik dengan himpunan
didefinisikan oleh dan
. Terdapat himpunan bagian
dan
dengan
.
Berikut akan dihitung Karena
dan metrik
dimana
: , maka: sehingga
Berikut akan dihitung Karena
dimana
: , maka: sehingga
Universitas Indonesia
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
23
Dari contoh di atas diketahui bahwa:
. Ini menunjukkan bahwa
tidak bersifat simetri, sehingga jelas bahwa
Lemma 3.4 Misalkan
bukanlah sebuah metrik.
adalah suatu ruang metrik dan
, maka
. Jika
. (Gelutu, 2006)
Bukti. Berdasarkan Definisi 3.2,
Karena
adalah sebuah metrik, maka
Dari
dan
didapat
sifat (3) didapat bahwa
. Sehingga berdasarkan Proposisi 3.3 . Jadi untuk setiap
Jarak Hausdorff
didapat
.
memenuhi sifat-sifat metrik jika himpunan bagian di
adalah himpunan bagian yang tertutup dan terbatas. (Butt, 2010). Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
, agar dan maka
, maka haruslah
. Berdasarkan Lemma 3.4, jika
, begitu juga jika
itu, agar
maka
,
. Oleh karena
harus berupa himpunan bagian tertutup.
. Agar juga harus berhingga, sehingga
berhingga,
dan
haruslah terbatas.
Selanjutnya, himpunan dari semua himpunan bagian tertutup dan terbatas di akan dinotasikan dengan Proposisi 3.5 Misalkan sebarang
.
adalah suatu ruang metrik dan dengan
(1)
jika dan hanya jika
(2)
jika dan hanya jika
. Untuk
, berlaku:
Universitas Indonesia
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
24
(3) (Agarwal, O’Regan & Sahu, 2009)
Bukti. (1)
Akan ditunjukkan jika Misalkan
maka
.
. Maka jarak infimumnya adalah
Akan ditunjukkan jika Diketahui
maka
. Karena
dengan .
tertutup, maka untuk setiap
sedemikian sehingga
.
yaitu barisan
terdapat konvergen ke
. Dapat ditulis,
Karena
himpunan bagian tertutup, maka berdasarkan Lemma 2.11
mengakibatkan (2)
.
Akan ditunjukkan jika Ambil
. Karena
maka maka
. . Sehingga oleh sifat (1),
Oleh karena itu,
Akan ditunjukkan jika Diketahui
maka
. Misalkan
.
. Berdasarkan definisi jarak
Hausdorff,
Sehingga menunjukkan
. Oleh sifat (1), dapat ditemukan
. Hal ini
.
(3) Dari ketidaksamaan segitiga didapat,
untuk semua
dan
.
Universitas Indonesia
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
25
Hal ini mengakibatkan
untuk semua
. Lebih jauh hal ini mengakibatkan
dan karena berlaku untuk semua
Karena
, maka didapat
adalah sebarang, dengan mengambil supremumnya didapat:
Teorema berikut ini menjelaskan bahwa Teorema 3.6 Misalkan
adalah metrik pada himpunan
adalah suatu ruang metrik. Jarak
.
adalah metrik
. (Agarwal, O’Regan & Sahu, 2009)
pada Bukti.
(1) Akan ditunjukkan Ambil
untuk setiap
.
, maka:
Karena
(tak negatif) dan
(tak negatif) maka
(tak negatif). Jadi,
untuk setiap
.
(2) Akan ditunjukkan Ambil
, maka:
dan dan
Jadi,
(3) Akan ditunjukkan Ambil
untuk setiap , maka: Universitas Indonesia
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
26
Jadi,
untuk setiap
(4) Akan ditunjukkan
Ambil
untuk setiap
, maka:
Berdasarkan Proposisi 3.5 sifat (3), didapat
Secara similar,
Oleh karena itu,
Jadi,
untuk setiap
Dari (1), (2), (3) dan (4) terbukti bahwa
Lemma 3.7 Misalkan suatu anggota
adalah metrik pada
dengan
. Jika
.
maka terdapat
sedemikian sehingga
.
(Butt, 2010) Bukti. Diketahui
, berdasarkan definisi:
Universitas Indonesia
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
27
Sehingga dapat ditulis
atau
Dari
untuk setiap
Karena
didapat
adalah supremum dari
Maka untuk
maka
,
Berdasarkan definisi metrik Hausdorff:
Jadi, untuk sebarang
, .
Pada Teorema 2.22 telah dijelaskan bahwa fungsi jarak adalah kontinu. Untuk suatu himpunan bagian tetap
, fungsi jarak
juga merupakan suatu fungsi kontinu (Gelutu, 2006). Hal ini dapat ditunjukkan sebagai berikut: Ambil
, maka dapat dihitung jarak dari titik
ke himpunan
dengan
menggunakan fungsi jarak . Dengan menggunakan ketaksamaan segitiga:
untuk sebarang
Akibatnya, jika
Jadi, fungsi jarak
. Oleh karena itu,
adalah barisan di
sedemikian sehingga
, maka
adalah kontinu. Universitas Indonesia
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
28
Jika pada Definisi 2.10 telah diberikan definisi kekonvergenan barisan titik, berikut ini diberikan definisi kekonvergenan barisan himpunan bagian menggunakan konsep metrik Hausdorff. Definisi 3.8 Misalkan dan
adalah suatu barisan himpunan bagian tertutup dari
adalah juga himpunan bagian tertutup. Maka
Dinotasikan dengan
konvergen ke
jika
.
(Gelutu, 2006)
Definisi 3.9. Suatu barisan himpunan bagian tertutup yang tak kosong dikatakan barisan Cauchy di
jika
(Gelutu, 2006)
Teorema 3.10 Jika
adalah ruang metrik lengkap, maka
ruang metrik lengkap, dimana
adalah
adalah metrik Hausdorff yang diinduksi oleh .
(Widder, 2009) Bukti. Misalkan
adalah sebarang barisan Cauchy di
sebagai himpunan bagian dari semua titik-titik terdapat barisan
yang konvergen ke
dan didefinisikan sedemikian sehingga
dan memenuhi
untuk semua
, ditulis
Akan dibuktikan bahwa
Untuk membuktikan (i)
adalah tertutup
, harus ditunjukkan: (ii)
tidak kosong
(iii)
Universitas Indonesia
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
29
Bukti. (i). Karena
, maka
(ii). Akan ditunjukkan bahwa Karena
tidak kosong.
adalah barisan Cauchy, diberikan untuk setiap
adalah himpunan bagian tertutup.
Untuk
, terdapat
(dengan
, dan
sedemikian sehingga
,
Maka untuk sebarang
Oleh karena itu, untuk sebarang
Untuk
, terdapat
sedemikian sehingga
Maka untuk sebarang
Pilih
,
didapat
, maka ,
dan
Dengan melanjutkan proses ini, untuk dipilih
dapat
sedemikian sehingga
Ini menunjukkan bahwa barisan lengkap, maka terdapat
adalah barisan Cauchy. Karena
sedemikian sehingga
. Universitas Indonesia
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
30
Lebih jauh, untuk setiap
, terdapat
Hal ini berlaku untuk semua
Dari
didapat bahwa
.
.
(iii) Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa
Dari (i) diketahui maka
sedemikian sehingga
.
adalah tertutup. Hal ini berarti untuk setiap
, oleh kekontinuan dari
,
Didapat:
Maka:
Sebaliknya, misalkan
adalah sebarang, maka
Berdasarkan ketaksamaan segitiga diketahui bahwa
Karena
adalah barisan Cauchy, maka terdapat
sedemikian
sehingga
Universitas Indonesia
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
31
Oleh karena itu,
menjadi
Hal ini berarti,
Karena
Dari
adalah sebarang, maka
dan
didapat
Ini menunjukkan bahwa Jadi,
adalah ruang metrik lengkap.
3.2. Titik Tetap Set-Valued Function Pada bagian ini akan dibahas titik tetap dan pemetaan yang memenuhi kondisi C-kontraktif dari suatu set-valued function di suatu ruang metrik. Definisi 3.11 Diberikan ruang metrik dari set-valued function
. Suatu titik
disebut titik tetap
jika
(Istr escu, 1981)
Contoh 3.2 Misalkan
dan set-valued function
didefinisikan sebagai
berikut
Universitas Indonesia
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
32
Dari set-valued function yang didefinisikan seperti pada
Ambil
,
Ambil
,
Ambil
,
didapat didapat
: jadi
jadi
didapat
jadi
Sehingga set-valued function di atas memiliki titik tetap yaitu
.
Contoh 3.3 Misalkan
dan set-valued function
didefinisikan sebagai
berikut
Dari set-valued function yang didefinisikan seperti pada
Ambil
,
Ambil
,
Ambil
,
didapat didapat didapat
: jadi
jadi jadi
Sehingga set-valued function di atas tidak memiliki titik tetap.
Berikut ini diberikan definisi set-valued function yang memenuhi kondisi C-kontraktif. Definisi 3.12 Misalkan
adalah sebuah ruang metrik. Suatu pemetaan
dikatakan set-valued function yang C-kontraktif jika terdapat bilangan riil
untuk setiap
, sedemikian sehingga berlaku
.
(Chi-Ming Chen, 2011)
Universitas Indonesia
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
33
Teorema berikut ini menyatakan bahwa set-valued function yang memenuhi kondisi C-kontraktif mempunyai titik tetap. Teorema 3.13 Misalkan
adalah sebuah ruang metrik lengkap dan misalkan
adalah sebuah set-valued function yang memenuhi kondisi Ckontraktif. Maka
mempunyai titik tetap.
(Chi-Ming Chen, 2011) Bukti. Akan ditunjukkan adanya titik tetap limit dari barisan
pada set-valued function
yang dikonstruksi dari sebarang
Berikut ini akan dibangun suatu barisan untuk
sebarang titik dari
sebagai titik
.
. Ambil sebarang titik
dan
. Maka dapat ditemukan suatu titik
sedemikian sehingga
dengan
.
Secara similar, terdapat
Oleh karena itu, terdapat barisan
sedemikian sehingga
di
sedemikian sehingga
dan
Dari
dapat ditulis:
Universitas Indonesia
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
34
Ambil
dan
Oleh karena itu, untuk semua
untuk semua
dengan
. Maka:
,
Universitas Indonesia
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
35
Sehingga didapat:
Diketahui bahwa:
untuk
,
menjadi:
Diketahui bahwa:
Untuk
,
Universitas Indonesia
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
36
demikian juga dengan
Untuk
,
Dan berlaku sampai:
Sehingga, untuk
Dari
dan
,
untuk
, didapat:
Ruas kanan dari pertidaksamaan
konvergen ke nol ketika
Sehingga mengakibatkan
ketika
adalah barisan Cauchy. Karena yaitu
sangat besar.
. Hal ini menunjukkan
lengkap maka barisan
konvergen di
. Akan ditunjukkan bahwa
adalah titik tetap dari pemetaan . Berdasarkan
sifat ketaksamaan segitiga,
Universitas Indonesia
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
37
Sehingga untuk
Karena
didapat:
adalah fungsi jarak yang kontinu, maka untuk
Sehingga
didapat:
.
Karena
, maka berdasarkan Proposisi 3.5 sifat (1) didapat bahwa . Hal ini menunjukkan
kontraktif
merupakan titik tetap dari pemetaan C-
.
Universitas Indonesia
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
BAB 4 KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan tesis ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Agar memenuhi metrik, jarak Hauddorff dari suatu ruang metrik lengkap
antar kedua himpunan bagian
harus dilakukan terhadap himpunan
bagian yang tertutup dan terbatas dari himpunan . 2. Himpunan dari semua himpunan bagian yang tertutup dan terbatas bersama dengan metrik Hausdorff
membentuk ruang
metrik lengkap. 3. Eksistensi titik tetap set-valued function dengan sifat pemetaan C-kontraktif menggunakan konsep metrik Hausdorff
dapat dipertahankan dalam
ruang metrik lengkap.
38
Universitas Indonesia
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
DAFTAR PUSTAKA Agarwal, R. P., O’Regan, D., and Sahu, D.R. (2009). Fixed Point Theory for Lipschitzian-type Mappings with Applications. Springer. Barich, K. (2011). Proving Completeness of The Hausdorff Induced Metric Space, Research Article, Whitman College. Butt, A.R. ( 2010). Fixed Points of Set Valued Maps. Thesis, Department of Mathematics, Lahore University of Management Sciences. B etislav. F and Zden k. S.(2010). Some Generalizations of Banach Fixed Point Theorem. Journal of Applied Mathematics, Vol.3, No. 2, 53-58. Chi-Ming. (2011). Some New Fixed Point Theorems for Set-Valued Contraction in Complete Metric Space. Springer. Gelutu, A. (2006). Introduction to Topological Spaces and Set-Valued Maps. Lecture Notes, Department of Operations Research & Stochastics, Ilmenau University of Technology. Istr escu. (1981). Fixed Point Theory. Holland: Reidel Publishing Company. Kreyszig, E. (1989). Introduction Functional Analysis With Applications. Canada: Jhon Wiley & Sons. Inc. O’Searcoid, M. (2005). Metric Space. Springer. Royden, H.L. (1988). Real Analysis. New York: Macmillan Publishing Company. Shirali, S and Vasudeva, H.L.(2006). Metric Spaces. Springer. Widder, A. (2009). Fixed Point Theorems For Set-Valued Maps. Thesis. Institute for Analysis and Scientific of Technology.
39
Universitas Indonesia
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
LAMPIRAN 1
Pemetaan Kontraktif untuk Single-Valued Function Definisi 1. Diberikan ruang metrik lengkap kontraktif pada
jika terdapat bilangan riil
. Pemetaan
dikatakan
, sedemikian sehingga
berlaku
untuk setiap
. (Istr escu, 1981)
Teorema 2. Misalkan
adalah sebuah ruang metrik lengkap dan misalkan
adalah sebuah pemetaan yang memenuhi kondisi kontraktif. Maka mempunyai titik tetap yang tunggal. (Istr escu, 1981) Bukti. Ambil
dan
sehingga dapat dibentuk barisan
sebagai
berikut:
Akan ditunjukkan bahwa
adalah barisan Cauchy.
Perhatikan bahwa
Oleh karena itu, untuk semua
dengan
40
,
Universitas Indonesia
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
41
Dari pertidaksamaan
, karena
dan
adalah suatu
bilangan positif tertentu, maka ruas kanan dari pertidaksamaan
konvergen ke
nol ketika
ketika
sangat besar. Sehingga mengakibatkan
Hal ini menunjukkan barisan
adalah barisan Cauchy. Karena
konvergen di . Misalkan
.
lengkap maka
. Akan ditunjukkan bahwa
adalah titik tetap dari pemetaan . Berdasarkan Lemma 2.21,
adalah kontinu,
sehingga
Terdapat
,
Hal ini menunjukkan bahwa pemetaan kontraktif
. Jadi,
merupakan titik tetap dari
.
Universitas Indonesia
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
42
LAMPIRAN 2
Pemetaan Kontraktif untuk Set-Valued Function Definisi 1. Misalkan
adalah sebuah ruang metrik. Suatu pemetaan
dikatakan set-valued function yang kontraktif jika terdapat bilangan riil , sedemikian sehingga berlaku
untuk setiap
.
(Butt, 2010) Teorema 2. Misalkan
adalah sebuah ruang metrik lengkap dan misalkan
adalah sebuah set-valued function yang kontraktif. Maka mempunyai titik tetap. (Butt, 2010) Bukti. Misalkan
dan
. Maka juga terdapat
sedemikian
sehingga didapat
Secara similar, terdapat
sedemikian sehingga
Oleh karena itu, terdapat barisan
di
sedemikian sehingga
dan untuk semua Karena untuk setiap
, berlaku
maka
Universitas Indonesia
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.
43
Oleh karena itu, untuk semua
Dari pertidaksamaan
dengan
, karena
dan
positif tertentu, maka ruas kanan dari pertidaksamaan sangat besar. Sehingga mengakibatkan menunjukkan konvergen di
adalah barisan Cauchy. Karena yaitu
adalah suatu bilangan konvergen ke nol ketika ketika
. Hal ini
lengkap maka barisan
.
Karena
adalah kontinu, maka:
Karena
,
Yang mengakibatkan mengakibatkan
,
. Karena
, hal ini
.
Universitas Indonesia
Analisis titik..., Sagita Charolina Sihombing, FMIPA UI, 2012.