Simposium Nasional Sistem Teknologi Informasi (SNSTI) Universitas Gajah Mada, 27-28 Januari 2009
ANALISIS TINGKAT PERBEDAAN PENERIMAAN PENERAPAN E-LEARNING PADA MAHASISWA STIE PERBANAS SURABAYA Oleh: Nurul Hasanah Uswati Dewi, Widodo, and Luciana Spica Almilia STIE Perbanas Surabaya
[email protected] ABSTRACT The digital technology have become common tools within our lives, teacher have yet to embed them within their daily teaching practices (Cuban, 2001). Introducing E-Learning requires the teacher to make major changes and even transform his/her way of teaching. Exercises are no longer tied to the singular space and time frame in which they were confined and content often provided orally has to be pre-formalized (in writing, audio, video, etc). A separation of roles between lesson designers, tutors, and various experts means that the course design shifts both from handcrafting to mass production, and from individual to group. STIE Perbanas Surabaya has accepted Grand Program from Indonesia government to enhance graduate employability program of student. The Enhancing Information Technology (IT) Awareness is program to enhance graduate employability program of student in STIE Perbanas Surabaya. This research explore differences level acceptance of e-learning implementation for students at STIE Perbanas Surabaya. The survey has been conducted to 154 students of Accounting and Management Programs. Multiple regression and Wilcoxon Mann Whitney used to examine the hypothesis. The result of this research showed that learning effect as significant variable to determine level acceptance of e-learning implementation, but individual perspective and class management variables can not explain the level acceptance of e-learning implementation. The other finding of this result show that there are differences individual perspective of students at batch of students and department. Kata kunci : e-learning, IT awareness, individual perspective, class management, learning effect
Page 1 of 26
Simposium Nasional Sistem Teknologi Informasi (SNSTI) Universitas Gajah Mada, 27-28 Januari 2009
LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan teknologi mendorong transformasi lingkungan bisnis, sehingga kondisi pasar pada berbagai skala (lokal, regional atau global) menjadi semakin kompetitif. Setiap pelaku bisnis berusaha menerapkan strategi efisiensi atau diferensiasi produk untuk memperoleh keunggulan bersaing dan lebih berorientasi pada pencapaian laba dalam jangka panjang (Indriantoro, 2000). Kehadiran dan pesatnya perkembangan teknologi informasi dewasa ini memberikan berbagai kemudahan pada kegiatan bisnis dalam lingkungan yang semakin penuh ketidakpastian. Peran teknologi informasi sebagai alat bantu dalam pembuatan keputusan bisnis pada berbagai fungsi maupun peringkat manajerial, menjadi semakin penting bagi pengelola bisnis karena kemampuan teknologi informasi dalam mengurangi ketidakpastian. Berbagai hasil penelitian memberikan bukti empiris mengenai semakin meningkatnya peran teknologi komputer untuk berbagai kepentingan bisnis. Misalnya, Lovata (1990), meneliti berbagai kemampuan teknologi komputer sebagai alat bantu dalam berbagai teknik audit. Teknologi komputer memberi dukungan pada sistem penyedia informasi yang bermanfaat dan diperlukan untuk meningkatkan kemampuan auditor melakukan analisis yang lebih kompleks. Fungsi teknologi komputer sebagai alat bantu pembuatan keputusan juga dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman auditor junior. Di bidang permanufakturan, aplikasi komputer digunakan untuk peningkatan produktivitas dan pengendalian mutu produk melalui computer-aided design dan computer-integrated manufacturing (Bennet et al., 1987 dalam Indriantoro, 2000).
Page 1 of 26
Simposium Nasional Sistem Teknologi Informasi (SNSTI) Universitas Gajah Mada, 27-28 Januari 2009
Pemanfaatan teknologi informasi dalam dunia bisnis dapat meningkatkan kinerja organisasional jika didukung dengan keahlian pemakai komputer. Seperti yang dikemukakan. bahwa diterimanya teknologi komputer tergantung pada karakteristik teknologi komputer dan tingkat skill atau expertise dari individu pemakai komputer. Keahlian yang dimiliki pemakai komputer, tidak saja dapat meningkatkan kinerja organisasional secara keseluruhan, melainkan juga dapat meningkatkan kinerja individual. Oleh karena itu, tercapainya peningkatan kinerja membutuhkan dukungan berbagai peringkat manajemen dan pemakai komputer secara individual. Adanya perbedaan karakteristik pemakai secara individual, misal faktor sikap, demografi, kecemasan, dan cara berpikir, dapat menyebabkan perbedaan perilaku kerja dan pencapaian kinerja individual. Teknologi komputer juga berpengaruh pada dunia pendidikan, bahwa aplikasi komputer
memungkinkan
penerapan
collaborative
telelearning.
Dalam
perkembangannya saat ini, banyak institusi akademik yang sudah menerapkan penggunaan teknologi komputer dalam proses belajar mengajarnya. Salah satunya adalah STIE Perbanas Surabaya yang telah menerapkan proses pembelajaran dengan teknologi komputer. Proses pembelajaran dengan teknologi komputer atau biasa diistilahkan dengan e-learning ini telah mengubah tradisi proses pembelajaran yang telah ada. Ketika metode pembelajaran dahulu yang hanya menerapkan proses belajar dalam kelas telah berubah menjadi proses pembelajaran yang tanpa batas untuk mengimbangi perkembangan teknologi. Penggunaan teknologi pada bidang pendidikan diharapkan dapat memberikan kemudahan pada pengajar dan pelajar dalam memberikan dan
Page 2 of 26
Simposium Nasional Sistem Teknologi Informasi (SNSTI) Universitas Gajah Mada, 27-28 Januari 2009
menerima arus informasi, sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih efektif dan efisien. Dalam penerapannya, lingkungan e-learning membutuhkan interaksi antara individu (misal, dosen dan mahasiswa) untuk berinteraksi dengan teknologi (misal, komputer). Individu yang tidak mengerti dengan komputer atau mengalami kecemasan dengan komputer mau tidak mau harus dapat menerima proses pembelajaran dengan elearning. Hal ini menimbulkan reaksi psikologi terhadap teknologi tersebut sehingga berpengaruh pada tingkat penerimaan penggunaan e-learning. Selain itu adanya perbedaan karakteristik pemakai secara individual dapat menyebabkan perbedaan dalam tingkat penerimaan penerapan e-learning. Pemakaian e-learning merupakan keharusan dalam proses belajar sehingga mau tidak mau, dosen dan mahasiswa harus menerapkannya dalam kegiatan tersebut. Berdasarkan uraian sebelumnya maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah: Pertama, faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap penerapan e-learning pada mahasiswa STIE Perbanas Surabaya? Kedua, apakah Jenis Kelamin, Jurusan, Tahun Angkatan dan IPK berpengaruh signifikan terhadap perbedaan tingkat penerimaan penerapan e-learning pada mahasiswa STIE Perbanas Surabaya?
Page 3 of 26
Simposium Nasional Sistem Teknologi Informasi (SNSTI) Universitas Gajah Mada, 27-28 Januari 2009
LITERATUR REVIEW Paul Jones dan Malcolm J. Beynon (2007) mempertimbangkan konfigurasi dari kesamaan sistem informasi termasuk dalam kemampuannya untuk menjelaskan kemajuan lanjutan dari mahasiswa yang peduli terhadap aktivitas online-nya, yang didukung oleh universitas. Dengan sistem penerapan modul e-learning pada mahasiswa, bertujuan untuk melihat perbedaan prestasi baik atau tidak antara 70 mahasiswa department of Enterprise and Economic Development, Business School, Universitas Glamorgan, UK. Modul pelaksanaan e-learning ini dilakukan selama 12 minggu dan dievaluasi tiap dua minggu. Salah satu modulnya yaitu individual online pages, mahasiswa yang mengikuti modul ini diperbolehkan untuk mengakses halaman internet yang distandarkan setiap minggunya. Penelitian ini menganalisis aktivitas mahasiswa dari modulnya tersebut dengan cara melihat penggunaan jumlah dari halaman internet yang mereka akses setiap minggunya. Analisis data yang menggunakan Sistem CaRBS, yaitu sistem yang digunakan untuk membedakan hasil dari evaluasi tiap dua minggu dari semua total aktivitas (12 minggu) untuk mendapatkan hasil dari perbedaan mahasiswa yang baik atau buruk dalam hal prestasi. Jika hasilnya di atas 60 maka modul tersebut berhasil meningkatkan aktivitas online mahasiswa tetapi jika dibawah 60% maka modul tersebut masih lemah dalam meningkatkan aktivitas online mahasiswa. Hasilnya didapat 23 (32.8 %) mahasiswa yang termasuk dalam prestasi yang buruk sedangkan 47 (78.2 %) mahasiswa lain berada dalam area yang berprestasi baik. Kai-Wen Cheng (2006) ingin mengetahui penelitian pembelajaran yang relevan dalam e-learning pada suatu pelatihan bisnis yang telah mengaplikasikan e-learning
Page 4 of 26
Simposium Nasional Sistem Teknologi Informasi (SNSTI) Universitas Gajah Mada, 27-28 Januari 2009
tetapi sangat sedikit. Dalam hal ini yang dimaksud dengan sedikit sekali adalah bahwa dalam pengajarannya hanya menggunakan komputer sebagai media untuk membuka disket dan CD yang berisi materi pembelajaran (off-line Learning) sedangkan pengaplikasian e-learning yang cukup tinggi adalah menggunakan internet sebagai media pembelajaran. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui tingkat penerimaan mahasiswa dalam mengaplikasikan e-learning dalam pelatihan bisnis yang nantinya dapat digunakan sebagai referensi untuk mengembangkan dan mempromosikan penggunaan e-larning dalam pelatihan bisnis di masa depan. Penelitian Kai-Wen Cheng (2006) menggunakan skala likert dengan skala 5 sampai 1 yaitu sangat tidak setuju hingga sangat setuju untuk mengukur mahasiswa dari Universitas National Kaohsiung Hospitality, Taiwan sebagai samplenya. Dalam penelitian ini yang diukur adalah perbedaan penerimaan e-learning berdasarkan pernah dan belum pernah menggunakan e-learning dalam pelatihan bisnis, jenis kelamin, tingkat semester, dan kemampuan menggunakan komputer. Analisis data yang menggunakan uji one-way-Anova ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang pernah menggunakan elearning dalam pelatihan bisnis memiliki pemikiran yang positif terhadap penggunaan elearning dan mereka cenderung untuk menggunakannya kembali dibanding yang belum pernah menggunakan e-learning, sedang untuk gender hasilnya tidak menunjukkan adanya pengaruh dalam tingkat penggunaan e-learning, untuk tingkat semester menunjukkan bahwa mahasiswa yang berada pada semester dua ke atas tingkat penggunaan e-learning lebih besar daripada mahasiswa yang berada dibawah dua
Page 5 of 26
Simposium Nasional Sistem Teknologi Informasi (SNSTI) Universitas Gajah Mada, 27-28 Januari 2009
semester, dan berdasar kemampuan penggunaan komputer menunjukkan bahwa computer-skill bukanlah kunci utama penggunaan e-learning dalam pelatihan bisnis. Clyde W. Holsapple dan Anita Lee-Post (2006) melakukan penelitian untuk melihat potensial dari penggunaan internet dimana dapat mendukung adanya pembelajaran di kelas terhadap mahasiswa yang mengikuti program pelatihan e-learning di Universitas Kentucky. Clyde W. Holsapple dan Anita Lee-Post memfokuskan pada sebuah investigasi faktor-faktor pendukung kesuksesan adanya penerapan e-learning dalam mendesain, mengembangkan dan mengirim via internet dalam suatu program pelatihan. Dengan menggunakan e-learning Success Model – aplikasi yang mengikutsertakan pengarahan metode kuantitatif secara online -- sebagai alat untuk mengevaluasi dan memperbaiki program pelatihan tersebut. Sampel dari penelitian ini adalah mahasiswa yang mengikuti program pelatihan tersebut. Dimana terdapat 330 mahasiswa yang semasa pelatihannya diajarkan secara manual disebut dengan mahasiswa tradisional, dan 39 mahasiswa yang mengikuti program tersebut secara online disebut mahasiswa online. Analisis data yang menggunakan independent sample t-test ini dapat membuktikan adanya perbedaan kedua tipe mahasiswa tersebut yaitu mahasiswa online memiliki nilai IPK yang lebih tinggi dan menganggap bahwa e-learning adalah sesuatu yang menguntungkan menunjukkan bahwa tingkat membaca dalam perkuliahan, kegiatannya sehari-hari dan pembelajaran yang lebih mengarah pada e-learning sangat tinggi dibanding mahasiswa tradisional. Dikarenakan kurangnya keinginan untuk membaca banyak pembelajaran berbasis e-learning seperti yang dilakukan oleh mahasiswa online,
Page 6 of 26
Simposium Nasional Sistem Teknologi Informasi (SNSTI) Universitas Gajah Mada, 27-28 Januari 2009
hal ini terbukti dengan hasil try-out yang menunjukkan mahasiswa tradisional sebanyak 9 orang saja yang tidak gagal. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dianne E. Lewis (2001) diketahui ada sekitar 42% dari 671 perusahaan yang menerapkan program e-learning dan 12% lainnya berada pada tahap perencanaan. Ada sekitar 90% kampus perguruan tinggi nasional mengandalkan berbagai bentuk e-learning, baik untuk pembelajaran mahasiswa maupun untuk sarana komunikasi antar sesama dosen (Sudirman Siahaan, 2003). Kemajuan ini ditunjang dari sikap positif masyarakat pada umumnya, pimpinan perusahaan, perserta didik, dan tenaga kependidikan pada khususnya terhadap teknologi komputer dan internet. Tingkat penerimaan penerapan e-learning dapat ditinjau dari 3 dimensi (Kai- Wen Cheng, 2006), yaitu : 1. Individual Perspective merupakan hal-hal yang menjadi dasar seorang mahasiswa dalam menggunakan e-learning di dalam proses belajar seperti dengan adanya elearning proses belajar menjadi lebih menyenangkan dan tidak mudah bosan. 2. Learning Effects. E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan materi pelajaran. Demikian juga interaksi antara peserta didik dengan dosen maupun sesama peserta didik. Peserta didik dapat berbagai informasi atau pendapat mengenai
berbagai
hal
yang
menyangkut
pelajaran
ataupun
kebutuhan
pengembangan diri peserta didik. Sesuai dengan kebutuhan, dosen dapat pula memberikan kesempatan kepada perserta didik untuk mengakses bahan belajar tertentu maupun soal-soal ujian yang hanya dapat diakses oleh peserta didik sekali
Page 7 of 26
Simposium Nasional Sistem Teknologi Informasi (SNSTI) Universitas Gajah Mada, 27-28 Januari 2009
saja dalam rentangan waktu tertentu pula. (Website Kudos, 2002; Sudirman Siahaan 2003) 3. Class Management merupakan hal-hal yang dirasakan oleh mahasiswa dalam proses belajar yang menggunakan e-learning seperti dengan adanya e-learning proses belajar lebih santai dan sangat menyenangkan daripada metode tradisional, kesempatan berinteraksi dengan dosen semakin bertambah. Pada kerangka pikir dibawah, dapat dijelaskan bahwa variabel independen yaitu penerapan e-learning dikategorikan atas tiga dimensi yaitu individual perspevtive (X1), learning effects (X2) dan class management (X3) yang berpengaruh langsung pada penerapan e-learning pada mahasiswa STIE Perbanas Surabaya.
Individual Perspective Learning Effects
-
Applying e-learning Computer Experience Web Experience
Class Management Gender School System Department
Level of Acceptance in Applying e-learning - Individual perspective - Learning effects - Class Management
GPA
Pada kerangka pikir seperti diatas, dapat dijelaskan bahwa terdapat perbedaan tingkat penerimaan penerapan e-learning pada mahasiswa STIE Perbanas Surabaya yang dilihat dari 3 dimensi yaitu individual perspevtive, learning effects dan class management
Page 8 of 26
Simposium Nasional Sistem Teknologi Informasi (SNSTI) Universitas Gajah Mada, 27-28 Januari 2009
berdasarkan jenis kelamin (gender), tahun angkatan (school system), jurusan (department), dan indeks prestasi kumulatif (GPA). H1
: Faktor-faktor Individual Perspective, Learning Effects, dan Class Management mempunyai pengaruh signifikan terhadap Applying E-Learning.
H2
: Terdapat perbedaan tingkat penerimaan penerapan e-learning pada mahasiswa STIE Perbanas Surabaya berdasarkan faktor-faktor jenis kelamin, jurusan, tahun angkatan dan IPK mempunyai pengaruh signifikan terhadap perbedaan.
METODA PENELITIAN Populasi, Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa STIE Perbanas Surabaya. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan desain pengambilan sampel non probabilitas dengan kategori pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling). Pengambilan sampel ini terbatas pada jenis orang tertentu yang dapat memberikan informasi yang diinginkan karena memenuhi beberapa kriteria yang telah ditentukan (Sekaran, 2006 : 136). Sampel yang akan diambil adalah mahasiswa STIE Perbanas Surabaya yang telah menempuh mata kuliah yang metode pengajarannya menggunakan computer-based learning dan web-based learning pada tahun ajaran 2006/2007 sampai dengan tahun ajaran 2007/2008 semester gasal. Adapun mata kuliah tersebut antara lain : Akuntansi Sektor Publik, Sistem Informasi Manajemen, Sistem Informasi Akuntansi, EDP Audit, Akuntansi Internasional, Manajemen Investasi dan Pasar Modal, Analisa
Page 9 of 26
Simposium Nasional Sistem Teknologi Informasi (SNSTI) Universitas Gajah Mada, 27-28 Januari 2009
Laporan Keuangan, Seminar Manajemen Keuangan, Manajemen Pemasaran Lanjutan dan Metodologi Penelitian Adapun kriteria yang telah ditentukan untuk mata kuliah tersebut antara lain harus meliputi lebih dari salah satu kriteria berikut : 1. Penggunaan teknologi komputer (hardware dan software) sebagai media belajar di dalam kelas maupun di luar kelas 2. Penggunaan media e-mail untuk pertukaran informasi antara mahasiswa dengan dosen atau sebaliknya 3. Penggunaan search engine untuk mencari bahan atau tugas perkuliahan 4. Penggunaan internet untuk mendownload bahan maupun tugas perkuliahan 5. Penggunaan blog sebagai media pertukaran informasi dari dosen kepada mahasiswa.
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan metode kuesioner. Kuisioner yang digunakan adalah kuisioner yang berstruktur, dimana jawaban pertanyaan yang diajukan kepada responden sudah disediakan. Teknik Analisis Data Setelah data diperoleh, ketepatan data (goodness of data) dinilai melalui uji validitas dan keandalan. Validitas (validity) memperlihatkan seberapa baik sebuah teknik, instrumen atau proses mengukur suatu konsep tertentu, dan keandalan (reliability) menunjukkan seberapa stabil dan konsisten instrumen mengungkap variabel (Sekaran,
Page 10 of 26
Simposium Nasional Sistem Teknologi Informasi (SNSTI) Universitas Gajah Mada, 27-28 Januari 2009
2006 : 93). Setelah itu dilakukan Uji normalitas menggunakan one-sample kolmogorovsmirnov test dengan tingkat signifikasi 0,05. Analisis Regresi. Analisis ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Analisis regresi berganda dapat dirumuskan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : Y = β0+ β1 X1+ β2 X2+ β3 X3+ ε Keterangan : Y
: Level of Acceptance in Applying E-Learning
β0
: Konstanta
β1 – β3 : Koefisien regresi X1
: Individual Perspective
X2
: Learning Effects
X3
: Class Management
E
: Kesalahan baku
Uji Beda. Jika menggunakan uji dua sampel yang berhubungan tidak praktis dan tidak sesuai, maka kita dapat menggunakan uji dua sampel berbeda. Uji dua sampel berbeda yang berdistribusi normal menggunakan teknik uji parametrik yang biasa digunakan adalah t-test (uji beda rata-rata dua grup). Pada kasus tertentu asumsi uji t ini sulit dipenuhi oleh karena peneliti menemukan (1) asumsi uji t tidak realistik untuk data yang ada (2) peneliti ingin menghindarkan membuat asumsi sehingga kesimpulannya diharapkan akan lebih dapat digeneralisasi, atau (3) skor tidak berbentuk numerik sehingga gagal memenuhi asumsi uji t. Dalam keadaan ini, peneliti dapat menganalisis
Page 11 of 26
Simposium Nasional Sistem Teknologi Informasi (SNSTI) Universitas Gajah Mada, 27-28 Januari 2009
data dengan menggunakan uji non-parametrik. Apabila terdiri dari dua kelompok maka yang digunakan adalah uji Wilcoxon Mann Whitney sedangkan data tersebut lebih dari dua kelompok maka alat uji yang digunakan adalah uji Kruskal Wallis (Imam Ghozali dan Jhon Castellan, 2002 : 98). Uji Wilcoxon Mann Whitney digunakan untuk menguji apakah dua group independen berasal dari populasi yang sama. Uji ini merupakan salah satu uji non parametrik yang sangat kuat dan merupakan alternatif uji parametrik t-test, dikarenakan pengukuran dalam data tidak berdistribusi normal. Pengujian dalam penelitian ini menggunakan Wilcoxon Mann Whitney dengan tingkat signifikasi 0,05. Dasar pengambilan keputusan dengan melihat probabilitas Asymp.sig (2-tailed), jika probabilitas Asymp.sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05 maka tidak ada perpedaan. Sebaliknya jika probabilitas Asymp.sig (2-tailed) kurang dari 0,05 dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan (Imam Ghozali dan Jhon Castellan, 2005 : 110). Uji Kruskal Wallis digunakan untuk menentukan apakah k-sampel independen berasal dari populasi yang berbeda. Pengujian dalam penelitian ini menggunakan Kruskal Wallis One Way Analysis of Variance by Rank dengan tingkat signifikasi 0,05. Dasar pengambilan keputusan dengan melihat probabilitas Asymp.sig (2-tailed), jika probabilitas Asymp.sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05 maka tidak ada perpedaan. Sebaliknya jika probabilitas Asymp.sig (2-tailed) kurang dari 0,05 dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan (Imam Ghozali dan Jhon Castellan, 2005 : 145).
Page 12 of 26
Simposium Nasional Sistem Teknologi Informasi (SNSTI) Universitas Gajah Mada, 27-28 Januari 2009
HASIL PENELITIAN Uji Simultan (Uji F) Sebelum menguji hipotesis, dilakukan uji F untuk menguji model penelitian dan tidak digunakan untuk menguji hipotesis. Hasil uji F dapat dilihat pada tabel 1 berikut. Tabel 1 UJI F (ANOVA)
Regression
F 6,242
Sig. ,001
Dari uji ANOVA atau F Test didapat nilai F hitung sebesar 6,242 dengan probabilitas 0,001. Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi level of acceptance e-learning atau dapat dikatakan bahwa variabel individual perspective, learning effects, class management secara bersama-sama berpengaruh terhadap level of acceptance e-learning. Analisis Regresi, analisis ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun hasil pengujian regresi terhadap variabel dependen dan independen dapat dilihat pada tabel 2. Dari ketiga variabel independen yang dimasukkan kedalam model regresi, variabel learning effects signifikan karena probabilitas signifikansinya dibawah 0,05. Sedangkan variabel individual perspective dan class management tidak signifikan karena probabilitas signifikansinya diatas 0,05.
Page 13 of 26
Simposium Nasional Sistem Teknologi Informasi (SNSTI) Universitas Gajah Mada, 27-28 Januari 2009
Tabel 2 TABEL UJI REGRESI Unstandardized Coefficients
(Constant) Individual Perspective Learning Effects Class Management
B 2,349 ,075 ,426 -,077
Std. Error ,392 ,121 ,156 ,091
Standardized Coefficients
T
Sig.
5,991 ,620 2,731 -,844
,000 ,536 ,007 ,400
Beta ,070 ,322 -,082
Dari tabel uji regresi dapat dilihat bahwa konstanta sebesar 2,349 menyatakan bahwa jika variabel independen dianggap konstan, maka rata-rata tingkat penerimaan elearning mahasiswa STIE Perbanas Surabaya sebesar 2,349. Koefisien regresi individual perspective sebesar 0,75 menyatakan bahwa setiap peningkatan penerimaan e-learning sebesar 1000 akan meningkatkan individual perspective sebesar 75. Koefisien regresi learning effect sebesar 0,426 menyatakan bahwa setiap peningkatan penerimaan elearning sebesar 1000 akan meningkatkan learning effect sebesar 426. Sedangkan koefisien regresi class management sebesar -0,077 menyatakan bahwa setiap peningkatan penerimaan e-learning sebesar 1000 akan menurunkan class management sebesar 77. Hasil uji Wilcoxon Mann Whitney untuk jenis kelamin (gender) dapat dilihat pada tabel 3 berikut. Tabel 3 UJI BERDASARKAN GENDER Dimention Individual Perspective Learning effects Class Management
Item Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan
Number of People 50 104 50 104 50 104
Mean Rank Asymp Sig 80,44 ,566 76,09 77,85 ,946 77,33 75,76 ,733 78,34
Page 14 of 26
Simposium Nasional Sistem Teknologi Informasi (SNSTI) Universitas Gajah Mada, 27-28 Januari 2009
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai signifikansi untuk dimensi individual perspective sebesar 0,556, signifikansi untuk learning effects sebesar 0,946 dan signifikansi untuk dimensi class management sebesar 0,733. Secara umum nilai signifikansi tiap dimensi nilainya diatas 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat penerimaan berdasarkan jenis kelamin (gender). Hasil uji Kruskal Wallis pada tabel 4 berikut, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi untuk dimensi individual perspective sebesar 0,041, signifikansi untuk learning effects sebesar 0,202 dan signifikansi untuk dimensi class management sebesar 0,684. Hanya individual perspective yang berpengaruh terhadap perbedaan tingkat penerimaan e-learning namun secara umum nilai signifikansi tiap dimensi nilainya diatas 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat penerimaan berdasarkan jenis tahun angkatan (school system).
Page 15 of 26
Simposium Nasional Sistem Teknologi Informasi (SNSTI) Universitas Gajah Mada, 27-28 Januari 2009
Tabel 4 UJI BERDASARKAN SCHOOL SYSTEM Dimention Individual Perspective
Item Number of People Mean Rank p-value 2001 1 24,50 ,041 2002 4 114,75 2003 6 62,17 2004 38 66,93 2005 96 83,78 2006 9 54,72 Learning effects 2001 1 25,00 ,202 2002 4 89,50 2003 6 69,75 2004 38 69,79 2005 96 83,30 2006 9 53,89 Class 2001 1 41,50 ,684 Management 2002 4 98,38 2003 6 66,92 2004 38 71,13 2005 96 80,26 2006 9 76,78 Hasil uji Wilcoxon Mann Whitney untuk jurusan (department) dapat dilihat pada tabel 5 berikut. Tabel 5 UJI BERDASARKAN DEPARTMENT Dimention Item Individual S1 Akuntansi Perspective S1 Manajemen Learning S1 Akuntansi effects S1 Manajemen Class S1 Akuntansi Management S1 Manajemen Sumber : Lampiran, data diolah
Number of People 127 27 127 27 127 27
Mean Rank 80,57 63,04 78,76 71,57 80,28 64,43
p-value ,060 ,443 ,089
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai signifikansi untuk dimensi individual perspective sebesar 0,060, signifikansi untuk learning effects sebesar 0,443 dan signifikansi untuk dimensi class management sebesar 0,089. Secara umum nilai
Page 16 of 26
Simposium Nasional Sistem Teknologi Informasi (SNSTI) Universitas Gajah Mada, 27-28 Januari 2009
signifikansi tiap dimensi nilainya diatas 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat penerimaan berdasarkan jenis jurusan (department). Hasil uji Kruskal Wallis untuk Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dapat dilihat pada tabel 6 berikut. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai signifikansi untuk dimensi individual perspective sebesar 0,751, signifikansi untuk learning effects sebesar 0,161 dan signifikansi untuk dimensi class management sebesar 0,286. Secara umum nilai signifikansi tiap dimensi nilainya diatas 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat penerimaan berdasarkan indeks prestasi kumulatif (IPK) Tabel 6 UJI BERDASARKAN IPK Dimention Individual Perspective
Learning effects
Class Management
Item 2,01-2,50 2,51-3,00 3,01-3,50 3,51-4,00 2,01-2,50 2,51-3,00 3,01-3,50 3,51-4,00 2,01-2,50 2,51-3,00 3,01-3,50 3,51-4,00
Number of People 14 43 66 31 14 43 66 31 14 43 66 31
Mean Rank 68,39 75,08 81,25 76,98 52,29 80,42 81,01 77,37 59,68 83,66 74,91 82,52
p-value ,751
,161
,286
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat penerimaan penerimaan e-learning dan perbedaan tingkat penerimaan e-learning pada mahasiswa STIE Perbanas Surabaya yang diteliti berdasarkan jenis kelamin, tahun angkatan, jurusan dan indeks prestasi kumulatif. Berdasarkan uji yang dilakukan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi applying e-learning maka dapat disimpulkan bahwa
Page 17 of 26
Simposium Nasional Sistem Teknologi Informasi (SNSTI) Universitas Gajah Mada, 27-28 Januari 2009
variabel learning effect berpengaruh signifikan positif terhadap applying e-learning. Berdasarkan penelitian, hal itu berpengaruh dikarenakan manfaat dari penggunaan elearning oleh mahasiswa. Manfaat itu antara lain: membantu mahasiswa dalam belajar lebih banyak, meningkatkan nilai mahasiswa, kemudahan dalam penggunaan e-learning, meningkatkan kemampuan komputer mahasiswa, dan mendorong mahasiswa untuk belajar sendiri. Sehingga dapat dikatakan dengan tingginya tingkat learning effect dalam mengajar dengan e-learninig dapat meningkatkan pula tingkat penerimaan penerapan elearning. Berdasarkan uji yang dilakukan terhadap tingkat perbedaan penerimaan penerapan e-learning pada mahasiswa STIE Perbanas Surabaya maka dapat disimpulkan bahwa variabel jurusan (department), tahun angkatan (school system), jenis kelamin (gender) dan indeks prestasi kumulatif (GPA) tidak berpengaruh signifikan terhadap perbedaan tingkat penerimaan penerapan e-learning. Hal ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Kai- Wen Cheng (2006) tentang “Level of Acceptance in Applying e-learning in Business”. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Kai- Wen Cheng (2006) faktor utama perbedaan tingkat penerimaan penerapan e-learning adalah kepemilikan sertifikat pelatihan bisnis yang menggunakan e-learning. Didalam penelitiannya, Kai- Wen Cheng (2006) ingin mengetahui pembelajaran yang relevan dalam e-learning pada suatu pelatihan bisnis yang telah mengaplikasikan e-learning. Sehingga penelitian tersebut dibedakan antara yang sudah memiliki sertifikat pelatihan bisnis sebelumnya dengan yang belum memilki sertifikat pelatihan bisnis. Sedangkan variabel yang lain seperti
Page 18 of 26
Simposium Nasional Sistem Teknologi Informasi (SNSTI) Universitas Gajah Mada, 27-28 Januari 2009
gender, school system dan computer skill tidak berpengaruh terhadap tingkat perbedaan penerimaan penerapan e-learning. Hasil penelitian ini dan dibandingkan dengan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Kai- Wen Cheng (2006) menunjukkan bahwa tingkat penerimaan penerapan elearning hanya dipengaruhi oleh kemampuan atau keahlian yang dimiliki oleh individu yang sebelumnya telah memahami tentang e-learning. Apabila individu semakin paham atau mempunyai keahlian dalam penggunaan e-learning maka semakin mudah menerima pembelajaran dengan e-learning dan sebaliknya. Dimana keahlian dalam penggunaan elearning tersebut dapat diperoleh melalui pelatihan tentang penggunaan e-learninig. Di STIE Perbanas Surabaya, pemanfaatan e-learning dalam proses belajar mengajar tidak diterapkan untuk seluruh mata kuliah yang ditempuh oleh mahasiswa. Mata kuliah yang menggunakan e-learning rata-rata ditempuh oleh mahasiswa yang sudah menempuh minimal semester 5. Hal itu dapat dilihat dari karakteristik responden berdasarkan tahun angkatan, dimana mahasiswa yang sudah menempuh minimal semestar 5 hanya 7,1% dari total seluruh responden. Selain itu juga dapat dilihat dari analisis deskriptif variabel applying e-learning. Dari analisis tersebut aplikasi yang sering digunakan dalam proses pembelajaran adalah microsoft word sedangkan untuk penguasaan segala sesuatu yang berhubungan dengan web/email experience. Menurut Kai- Wen Cheng (2006) pengaplikasian e-learning yang cukup tinggi adalah menggunakan segala sesuatu yang berhubungan dengan internet. Sehingga hal tersebut berdampak pada hasil penelitian.
Page 19 of 26
Simposium Nasional Sistem Teknologi Informasi (SNSTI) Universitas Gajah Mada, 27-28 Januari 2009
KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN
DAN
SARAN PENELITIAN
SELANJUTNYA Berdasarkan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap perbedaan tingkat penerimaan penerapan e-learning pada mahasiswa STIE Perbanas Surabaya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Variabel individual perspective tidak berpengaruh signifikan positif terhadap tingkat penerimaan penerapan e-learning.
Variabel learning effects berpengaruh signifikan positif terhadap tingkat penerimaan penerapan e-learning.
Variabel class management tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap tingkat penerimaan penerapan e-learning.
Variabel jenis kelamin (gender) tidak berpengaruh signifikan terhadap perbedaan tingkat penerimaan penerapan e-learning.
Variabel tahun angkatan (school system) tidak berpengaruh signifikan terhadap perbedaan tingkat penerimaan penerapan e-learning.
Variabel jurusan (department) tidak berpengaruh signifikan terhadap perbedaan tingkat penerimaan penerapan e-learning.
Variabel indeks prestasi kumulatif (GPA) tidak berpengaruh signifikan terhadap perbedaan tingkat penerimaan penerapan e-learning.
Hasil terhadap penelitian ini mendukung sepenuhnya dari penelitian sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Kai- Wen Cheng yang meneliti tentang level
Page 20 of 26
Simposium Nasional Sistem Teknologi Informasi (SNSTI) Universitas Gajah Mada, 27-28 Januari 2009
of acceptance in applying e-learning for business course yang dilihat dari 3 dimensi yaitu individual perspective, learning effects dan class management. Sedangkan beberapa keterbatasan penelitian yang didapat oleh peneliti antara lain adalah sebagai berikt:
Masih belum maksimalnya penerapan e-learning sehingga obyek penelitian yang diteliti sedikit sehingga sampel yang didapat hanya sedikit. Hal ini dapat menyebabkan tingkat sensitivitas generalisasi kecil.
Sedikitnya jumlah mahasiswa yang sudah menempuh mata kuliah minimal semester lima dimana mahasiswa yang sudah terbiasa menggunakan e-learning jumlahnya sangat sedikit.
Terbatasnya penggunaan media e-learning salah satunya yaitu penggunaan email dalam beberapa mata kuliah berbasis e-learning sehingga terjadi beberapa pemahaman dan tingkatan penguasaan yang berbeda terhadap media e-learning.
Fasilitas masing-masing individu yang masih belum memadai untuk menerapkan e-learning dalam kehidupan mahasiswa sehari-hari. Sehingga masih sedikit mahasiswa yang sudah menerapkan e-learning dalam proses perkuliahannya. Sebagai bahan masukan untuk penelitian yang akan datang maka peneliti
memberikan saran sebagai berikut :
Menambahkan variabel computer experience dan web/email experience karena elearning dibagi menjadi computer based learning dan web based learning sehingga mencakup makna e-learning sesungguhnya.
Page 21 of 26
Simposium Nasional Sistem Teknologi Informasi (SNSTI) Universitas Gajah Mada, 27-28 Januari 2009
Menambahkan populasi dosen sebagai sampel. Hal ini untuk melihat sejauh mana tingkat perbedaan penerapan e-learning dari sudut pandang dosen yang mengajar mata kuliah berbasis e-learning.
Membandingkan perbedaan tingkat penerimaan penerapan e-learning serta pengaruhnya dengan universitas lain. Agar dapat diperoleh informasi mengenai perkembangan kualitas pendidikan STIE Perbanas Surabaya dan tempat yang lain sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di STIE Perbanas Surabaya.
Membandingkan perbedaan tiap mata kuliah yang menerapkan e-learning dalam proses belajar mengajar agar dapat diperoleh informasi apakah penggunaan elearning lebih baik dari metode tradisional atau satu arah.
Page 22 of 26
Simposium Nasional Sistem Teknologi Informasi (SNSTI) Universitas Gajah Mada, 27-28 Januari 2009
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Ma’in. 2003. “Teknologi Informasi dalam Sistem Jaringan Perpustakaan Perguruan Tinggi”. Teknologi Informasi Dalam Jaringan Perpustakaan Perguruan Tinggi, (Online). (http://www.geocities.com/hotsprigs/6774/j-3, diakses 2 Juni 2003)
Boodnar, George H dan William S. Hopwood. 1998. Accounting Information System, Seventh Edition, Prentice-Hall Inc.
Cheng, Kai-Wen. A Research Study on Student’s Level of Acceptance in Applying ELearning for Bussiness Courses – A Case Study on a Technical College in Taiwan, (Online). (http://www.ebscohost.com, diakses 16 April 2007).
Clay Shirky. 1995. Internet Lewat E-Mail. Media Komputindo
Downey, Steve, et.al. The Relationship between National Culture and the Usability of an E-Learning Systems, (Online). (http : www.ebscohost.com, diakses 16 April 2007).
Drs. Sudirman Siahaan. 2003. “E-Learning (Pembelajaran Elektronum) sebagai Salah Satu Alternatif Kegiatan Pembelajaran”, dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 2003.
Fazli Syam BZ. 1999. “Dampak Kompleksitas Teknologi Informasi Bagi Strategi Dan Kelangsungan Bisnis”. Jurnal Akuntansi Dan Indoensia (JAAI). Volume 3 no 1, hal 77-89.
Fuller, Robert M., et.al. E-Learning and Individual Characteristics : The Role of Computer Anxiety and Communication Apprehension, (Online). (http : www.ebscohost.com, diakses 16 April 2007).
Page 23 of 26
Simposium Nasional Sistem Teknologi Informasi (SNSTI) Universitas Gajah Mada, 27-28 Januari 2009
Holsapple, Clyde W, dan Post, Anita Lee. 2006. Defining, Assessing, and Promoting ELearning Success: An Information System Perspective. Decision Sciences Journal of Innovative Education, (Online). (http://www.ebscohost.com, diakses 16 April 2007).
Iin Pertiwi. 2007. “Pengaruh Computer Anxiety Dalam Teknologi Sistem Informasi Terhadap Keahlian Serta Kinerja Individual Mahasiswa Akuntansi di Surabaya Dalam Menggunakan Komputer”. Skripsi Sarjana tak diterbitkan, STIE Perbanas Surabaya.
Imam Ghozali dan Jhon Castellan. 2002. Statistik Non- Parametrik. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Imam Ghozali. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi 3. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Janner Simarmata. 2006. Pengenalan Teknologi Komputer dan Informasi. Yogyakarta: Penerbit ANDI
Jonathan Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu
Jones, Paul dan Beynon, Malcolm J. Temporal Support in Identification of E-Learning Efficacy: An Example of Object Classification in The Presence of Ignorance, (Online). (http://www.ebscohost.com, diakses 16 April 2007).
Nur Indriantoro. 2000. “Pengaruh Computer Anxiety Terhadap Keahlian Dosen Dalam Penggunaan Komputer”, Jurnal Akuntansi & Auditing Indonesia, 4, hal. 191-210.
Rainer, R. Kelly, et.al. 2007. Introducing to Information Systems. John Wiley & Sons Inc. Romi Satria Wahono. 2007. Ilmu Komputer. Meluruskan Salah Kaprah Tentang ELearning, (Online). (http://www.romisatriawahono.net, diakses 9 Mei 2008)
Page 24 of 26
Simposium Nasional Sistem Teknologi Informasi (SNSTI) Universitas Gajah Mada, 27-28 Januari 2009
Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for Business. 4th Edition. Jakarta : Salemba Empat.
Wilkinson, Joseph. W dan Marianus Sinaga. 1991. Sistem Informasi dan Akuntansi. Edisi Kedua. Jilid Satu. Jakarta : Penerbit Erlangga
Page 25 of 26