ANALISIS TINGKAT PENERIMAAN MASYARAKAT TERHADAP BANK SYARIAH (STUDI KASUS KOTA BOGOR)
KHULAILATUN NIKMAWATI
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini menyatakan bahwa tesis Analisis Tingkat Penerimaan Masyarakat terhadap Bank Syariah: Studi Kasus Kota Bogor adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantukan dalam Daftar pustaka di bagian akhir tesis ini.
Bogor, Juli 2010 Khulailatun Nikmawati NRP G152080134
ABSTRACT KHULAILATUN NIKMAWATI. Analysis of the Level of Society Acceptance to Sharia Bank: Case Study on Bogor City. Under direction of I MADE SUMERTAJAYA and YENNI ANGRAINI. Since the establishment of sharia bank in 1992, market share of sharia bank assets only reached 2,6%. In other words, only 2,6% people using sharia bank services. Whereas the growth of asset and financing to deposit ratio (FDR) for the last six years are above 100%. Targeted market share has not been attained. The objectives of this study are: (1) to determine factors which influence the market share of sharia bank model and (2) adapt its result to field conditions. Methodology of this study is desk study, field survey and spline regression analysis. The result of this study indicated that: (1) the amount of office variable is the most important variable that form the model of the market share of sharia bank assets. This was in line with the main reason why people choose conventional banks due to the easily accessible location, 87,5% as well as sharia bank customers who prefer using the conventional banks, 61%; (2) the variable of sharia interbank money market rate. This was in line with the second reason why people choose sharia bank based on the field data and (3) the presence of Banking Act is the last variable that form the model of market share of sharia bank as agreed by the field survey showing 67% of respondent regard the Act as the important variable to increase the growth of sharia Bank. Keywords: level of acceptance, sharia bank, market share, spline regression
RINGKASAN KHULAILATUN NIKMAWATI. Analisis Tingkat Penerimaan Masyarakat Terhadap Bank Syariah (Studi Kasus Kota Bogor). Dibimbing oleh I MADE SUMERTAJAYA dan YENNI ANGRAINI. Sejak berdirinya bank syariah tahun 1992 hingga sekarang pangsa pasar aset bank syariah baru mencapai 2,6%. Hal ini bisa dikatakan bahwa masyarakat yang menerima bank syariah dengan menggunakan jasanya baru 2,6 persen. Padahal pertumbuhan aset dan financing to deposit ratio (FDR) selama enam tahun terakhir berada di atas 100%. Pangsa pasar perbankan syariah per Desember 2009 adalah 2,6 persen, sedangkan target pangsa pasar pada tahun 2008 adalah 5 persen. Hal ini berarti target pangsa pasar yang diharapkan belum tercapai, terdapat deviasi yang cukup besar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi model pangsa pasar bank syariah dan menyesuaikan model tersebut dengan kondisi di lapangan. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsi kualitatif untuk menganalisis data primer, hasil studi lapangan. Dalam mengetahui faktorfaktor yang membentuk model pangsa pasar digunakan pendekatan regresi spline. Nilai generalize cross validation (GCV) yang terkecil dari suatu peubah mengindikasikan peubah tersebut merupakan peubah terpenting dalam membentuk model. Sedangkan dalam menyesuaikan hasil analisis data sekunder dan hasil data primer digunakan analisis deskripsi kualitatif. Melalui metode purposive sampling sistem kuota, data primer dikumpulkan dari nasabah dan non nasabah bank syariah di Kota Bogor, sebanyak 100 responden. Data hasil kuisioner merupakan persepsi responden tentang pengetahuan responden/sosialisasi bank syariah, popularitas, legalitas, profesionalitas, akses, fasilitas dan produk bank syariah. Sedangkan data yang digunakan untuk membentuk model pangsa pasar adalah data deret waktu bulanan dari Maret 2003 sampai Desember 2009 yang bersumber dari Statistika Perbankan Bank Indonesia. Data berupa data pangsa pasar aset bank syariah, jumlah produk, jumlah kantor, suku bungan PUAB, fatwa keharaman bunga bank, indeks produksi, tingkat bagi hasil PUAS dan Undang-undang tentang bank syariah. Hasil analisis studi lapangan menunjukkan alasan responden memilih bank terbagi menjadi dua. Sebanyak 54% responden nasabah bank syariah memilih bank syariah dikarenakan keyakinan. Sedangkan karena alasan akses lokasinya yang lebih mudah menyebabkan 87,5% responden memilih bank konvensional, begitu juga dengan 61% dari 41% nasabah bank syariah yang tetap menggunakan jasa bank konvensional. Artinya akses menjadi pertimbangan utama selain alasan emosional nasabah. Sebanyak 73% responden menyatakan bank syariah cukup populer di sebagian Kota Bogor. Tujuh puluh enam persen responden menyatakan bahwa legalitas dibutuhkan dalam perkembangan bank syariah. Sementara 79% responden cukup memiliki pengetahuan tentang bank syariah. Tingkat rata-rata penilaian netral dari ketiga persepsi ini adalah 24%. Sedangkan dari 77% responden nasabah bank syariah, sebanyak 73% menyatakan profesionalitas bank syariah sudah cukup baik; 69% menyatakan aksesnya cukup mudah dan
fasilitasnya cukup bagus; dan 66% menyatakan produknya cukup menarik, inovatif dan lengkap. Tingkat rata-rata netralitas dalam persepsi ini cukup tinggi, yaitu 30%. Sedangkan sebanyak satu persen menyatakan produk bank syariah kurang menarik dan inovatif dengan akses yang sulit. Hal ini menjelaskan usahausaha untuk mengembangkan bank syariah masih dibutuhkan. Model regresi spline memperlihatkan bahwa ada tiga peubah penting yang membentuk model. Pertama adalah jumlah kantor. Hal ini sejalan dengan alasan utama masyarakat memilih bank konvensional dikarenakan akses lokasinya mudah, sebesar 87,5% begitu pula dengan nasabah bank syariah yang tetap memilih bank konvensional, sebesar 61%. Kedua adalah peubah tingkat bagi hasil PUAS. Ini sesuai dengan hasil survei lapangan mengenai alasan nasabah memilih bank syariah, pertama karena sesuai keyakinan dan kedua karena bagi hasil yang lebih menguntungkan; dan ketiga adalah peubah undang-undang. Hal ini juga sejalan dengan hasil survei lapangan yang menyatakan bahwa sebanyak 67% responden melihat adanya undang-undang ini sebagai hal yang sangat penting dalam memajukan bank syariah. Sedangkan peubah-peubah lain seperti produk, fatwa keharaman bunga bank, tingkat suku bunga serta pertumbuhan ekonomi tidak cukup menunjukkan kepentingannya di dalam model. Hasil survei menunjukkan bahwa responden berpandangan produk bank syariah belum cukup inovatif dan variatif. Disamping itu promosi yang dilakukan juga belum cukup efektif. Sementara keberadaan fatwa MUI dianggap bisa mendorong masyarakat menggunakan jasa bank syariah berdasarkan survei, namun tidak cukup terbukti dalam meningkatkan aset bank syariah. Tingkat suku bunga juga terbukti tidak menjadi alasan nasabah memilih bank konvensional. Artinya perubahan pada tingkat suku bunga konvensional tidak serta merta diikuti keputusan nasabah untuk memilih atau meninggalkan bank konvensional maupun syariah. Sementara pertumbuhan ekonomi (yang dalam hal ini diwakili oleh peubah indeks produksi) juga bukan menjadi alasan yang berarti dalam memutuskan untuk menjadi nasabah bank syariah. Kata kunci: tingkat penerimaan, bank syariah, pangsa pasar, regresi spline
© Hak Cipta milik IPB, tahun 2010 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
ANALISIS TINGKAT PENERIMAAN MASYARAKAT TERHADAP BANK SYARIAH (STUDI KASUS KOTA BOGOR)
KHULAILATUN NIKMAWATI
Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Statistika Terapan
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr. Ir. Hari Wijayanto, M.S.
Judul penelitian Nama NRP Program Studi
: Analisis Tingkat Penerimaan Masyarakat Terhadap Bank Syariah (Studi Kasus Kota Bogor) : Khulailatun Nikmawati : G152080134 : Statistika Terapan
Disetujui Komisi Pembimbing
Dr. Ir. I Made Sumertajaya, M.Si Ketua
Yenni Angraini, S.Si, M.Si Anggota
Diketahui Ketua Program Studi Statistika Terapan
Dekan Sekolah Pascasarjana
Dr. Ir. Anik Djuraidah, M.S.
Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S.
Tanggal Ujian: 29 Juli 2010
Tanggal Lulus: 25 Agustus 2010
PRAKATA Segenap rasa syukur atas selaksa nikmat, karunia dan hidayah-Nya mari senantiasa kita panjatkan ke hadirat-Nya. Alhamdulillah setelah melewati masa demi masa yang tidak mudah untuk dilupa, atas fadlal-Nya penulisan tesis dengan judul Analisis Tingkat Penerimaan masyarakat Terhadap Bank Syariah (Studi Kasus di Kota Bogor) ini purna sudah. Sholawat beserta salam mari senantiasa kita untai satu demi satu untuk kita persembahkan ke haribaan beliau Rasulullah Muhammad sallalahu alaihi wasallama. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Ir. Made Sumertajaya, M.Si. dan Ibu Yenni Angraini, S.Si, M.Si yang telah banyak membantu dan membimbing penulis dalam penyusunan tesis. Di samping itu penulis juga berterimakasih kepada pimpinan Bank Muamalat Indonesia, BRI Syariah, BNI Syariah, BTN Syariah dan Bank Jabar Syariah Kantor Cabang Bogor atas kesediaannya mengizinkan penulis untuk mengumpulkan data primer juga kepada Direktorat Perbankan Syariah BI yang telah membantu selama pengumpulan data. Rasa terimakasih juga penulis sampaikan kepada Departemen Agama Republik Indonesia yang telah berkenan memberikan beastudi kepada penulis. Yang tidak terlupakan, terimakasih yang tulus untuk ayah dan bunda, Bu’e dan Pa’e, By, pemimpinku tercinta juga ade’, calon mujahidku tersayang, atas limpahan kasih sayang, doa, didikan, dukungan materi maupun spirit guna kesuksesan penulis. Buat DPA, Fiedh, Aisy, Shaumi dan Leha terimakasih buat bantuan tenaga dan waktunya selama mengumpulkan data dan juga pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih. Juga teman-teman seperjuangan STT Depag 2008 dan STK reguler atas segala kenangan indah yang telah tercipta selama kurang lebih 24 bulan. Be the best! Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Amin.
Bogor, Juli 2010 Khulailatun Nikmawati
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Pemalang, sebuah kabupaten yang cukup tenang di Jawa Tengah, pada tanggal 5 Februari 1983 dari ayahanda Ya’qub (alm) dan ibunda Farichatun. Penulis adalah putri ke sebelas dari dua belas bersaudara. Tahun 2000 penulis lulus dari SMA 2 Pemalang dan melanjutkan pendidikan non formal di Ponpes Al-Islah, Kebagusan Pemalang sampai tahun 2002. Pendidikan sarjana penulis tempuh di Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Tazkia jurusan Ilmu Ekonomi Islam, lulus tahun 2007. Tahun 2008 penulis melanjutkan pendidikan di sekolah pascasarjana IPB mayor Statistika Terapan. Beasiswa pendidikan pascasarjana penulis diperoleh dari Departemen Agama Republik Indonesia. Penulis bekerja sebagai staf pengajar STEI Tazkia untuk mata kuliah Pengantar Ekonomi, Matematika Ekonomi, Metode Statistika dan Applied Statistika.
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL………………………………………………………......
iii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………….....
iv
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………......
iv
PENDAHULUAN Latar Belakang…………………………………………………….........
1
Perumusan Masalah…………………………………………………......
3
Tujuan……………………………………………………………….......
3
TINJAUAN PUSTAKA Pangsa Pasar………………………………………………………….....
4
Tingkat Penerimaan Masyarakat terhadap Bank Syariah....................
4
Regresi Spline………………………………………………………......
6
Fungsi Pemulus Spline……………………………………………….....
7
Recursive Partitioning yang Dimodifikasi………………………….......
8
Kriteria Kebaikan Model dan Validasi Model……………………….....
9
Penelitian Terdahulu………………………………………………........
10
METODOLOGI Metode Pengumpulan Data..........………………………………….......
12
Analisis………………………………………………………………...... 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden…………………………………………….......
16
Persepsi Responden terhadap Pemilihan Bank…………………….........
19
Karakteristik Nasabah……………………………………………….......
26
Persepsi Nasabah terhadap Produk dan Layanan Bank Syariah…….......
27
Eksplorasi Data Sekunder………………………………………….........
30
Faktor-faktor yang Membentuk Model Pangsa Pasar……………….......
32
Peubah Penjelas yang Relatif Penting Membentuk Model……………...
34
Hubungan antara Model Pangsa Pasar dengan Persepsi Masyarakat terhadap Produk dan Layanan Bank Syariah………………………...... SIMPULAN DAN SARAN ………………………………………………..
35 37
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... ........
39
LAMPIRAN............................................................................................
41
ii
DAFTAR TABEL Halaman 1
Perkembangan total aset, DPK dan pembiayaan bank syariah (dalam miliar rupiah)......................................................................................
1
2
Jenis peubah persepsi data primer.........................................................
13
3
Jenis peubah data sekunder.................................................................
14
4
Tabulasi silang antara pekerjaan dan pendidikan responden ……………
18
5
Tabulasi silang antara pekerjaan dan tingkat penghasilan responden……
19
6
Tabulasi silang antara pendidikan dan tingkat penghasilan responden...... 19
7
Sistem pembobotan nilai pada skala persepsi………………………........
8
Persepsi responden terhadap popularitas bank syariah berdasarkan kelompok responden.................................................................................
9
20
20
Persepsi responden terhadap sosialisasi bank syariah berdasarkan kelompok responden.................................................................................
22
10 Persepsi responden terhadap sosialisasi bank syariah berdasarkan pekerjaan…………………………………………………………………. 19 11 Persepsi responden terhadap legalitas bank syariah berdasarkan kelompok responden.................................................................................
23
12 Persepsi responden terhadap legalitas bank syariah berdasarkan pekerjaan…………………………….......................................................
23
13 Alasan responden memilih bank syariah.........................………………... 24 14 Alasan responden memilih bank konvensional.........................………….
25
15 Alasan nasabah bank syariah tetap menggunakan jasa dan layanan bank konvensional .........................……………………………………………. 25 16 Nilai korelasi dan signifikansi antara peubah respon dengan peubah penjelasnya..........................................................................................
31
17 Hasil analisis regresi spline pada model pangsa pasar…………………...
33
DAFTAR GAMBAR Halaman 1
Karakteristik demografi responden berdasarkan (a) usia, (b) jenis kelamin, (c) pendidikan, (d) pekerjaan, (e) pendapatan dan (f) status………………………………………………………...................
2
Persepsi responden terhadap popularitas bank syariah berdasarkan (a) jenis kelamin, (b) tingkat pendidikan, dan (c) pekerjaan......................
3
17
21
Karakteristik demografi nasabah berdasarkan (a) usia, (b) jenis kelamin, (c) pendidikan, (d) pekerjaan, (e) pendapatan dan (f) lama nasabah…………………………........................................................
4
5
27
Persepsi nasabah terhadap produk dan layanan bank syariah (dalam persen)............................................................................................
28
Perkembangan series data pada periode penelitian.................................
31
DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1
Kuisioner Persepsi Nasabah dan Non Nasabah terhadap Produk dan Layanan Bank Syariah.........................................................................
42
2
Hasil Analisis Regresi Spline.................................................................
45
3
Karakteristik Responden....................................................................
47
4
Persepsi Responden terhadap Pemilihan Bank.......................................
49
5
Karakteristik Nasabah bank syariah....................................................
50
6
Persepsi Nasabah Terhadap Produk dan Layanan Bank Syariah............
51
PENDAHULUAN
Latar Belakang Bank syariah merupakan salah satu bentuk dari perbankan nasional yang mendasarkan operasionalnya pada syariat (hukum) Islam. Bank syariah menjalankan operasionalnya dengan sistem bagi hasil (tanpa bunga). Pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia diawali dengan beroperasinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan 9 bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS) pada tahun 1992. Sampai dengan Desember 2009 tercatat 6 Bank Umum Syariah (BUS) dengan 711 kantor, 25 Unit Usaha Syariah (UUS) dengan 287 kantor dan 139 BPRS dengan 225 kantor. Sedangkan perkembangan total aset, dana pihak ketiga (DPK) dan pembiayaan Bank syariah dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Perkembangan total aset, DPK dan pembiayaan bank syariah (dalam miliar rupiah) 2003 2004 Total Aset 7.859 15.326 DPK 5.725 11.862 Pembiayaan 5.530 11.490 Sumber: www.bi.go.id
2005 2006 2007 2008 2009 20.880 26.722 36.538 49.555 66.090 15.593 20.672 28.012 36.852 52.271 15.270 20.445 27.944 38.199 46.886
Pertumbuhan rata-rata total aset selama 6 tahun terakhir adalah sekitar 117%. Kinerja perbankan syariah juga sangat memuaskan, dilihat dari angka financing to deposit ratio (FDR), perbandingan jumlah pembiayaan dengan simpanan pihak ke-3 yang rata-rata selama 6 tahun terakhir adalah 100,2%. Sehingga fungsi perbankan sebagai lembaga intermediary system (sistem perantara) tercapai dengan baik. Akan tetapi pertumbuhan perbankan syariah yang sangat pesat dengan kinerja yang sangat bagus belum diimbangi dengan peningkatan pangsa pasar secara signifikan. Pangsa pasar yang ditargetkan Bank Indonesia juga belum tercapai. Sebagai contoh adalah pangsa pasar aset bank syariah per Desember 2009 tercatat sebesar 2,6 persen, padahal target Bank Indonesia di akhir 2008 adalah 5 persen. Hal ini bisa diartikan bahwa tingkat penerimaan masyarakat terhadap bank syariah baru 2,6 persen dan terdapat
2
deviasi cukup besar terhadap target yang diharapkan. Kesenjangan ini dipengaruhi berbagai faktor, baik faktor eksternal maupun internal. Pangsa pasar akan meningkat seiring meningkatnya volume transaksi perbankan syariah. Peningkatan volume transaksi ini akan terjadi seiring peningkatan nasabah dalam memilih dan memanfaatkan produk-produk bank syariah. Peningkatan volume ini bisa meliputi peningkatan volume transaksi nasabah (lama) dan penjaringan nasabah baru (akibat promosi atau layanan bank syariah yang semakin membaik). Lestari (2006) menemukan bahwa popularitas atau ketenaran berpengaruh signifikan terhadap keputusan masyarakat untuk memilih bank syariah, sedangkan preferensi masyarakat terhadap produk bank syariah dipengaruhi signifikan oleh variasi atau pilihan produk bank syariah. Sedangkan Mulyani (2007) menjelaskan terdapat keterkaitan antara karakteristik konsumen yang terdiri dari jenis kelamin, profesi, dan pendidikan dengan karakteristik produk jasa perbankan syariah. Sedangkan sistem bagi hasil merupakan karakteristik produk perbankan syariah yang berpengaruh dominan terhadap ketertarikan konsumen untuk menabung di bank syariah. Indriani (2006) dengan metode regresi berganda menjelaskan bahwa pendapatan domestik bruto (GDP), return of asset (ROA) dan jumlah kantor per kapita berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan total aset bank syariah. Sedangkan inflasi, suku bunga bank konvensional dan non performing financing (NPF) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan total aset bank syariah. Pemodelan statistik dengan peubah respon kontinu yang banyak digunakan adalah pemodelan parametrik. Namun pemodelan ini memiliki asumsi ketat yang harus dipenuhi agar hasil pendugaan yang didapatkan memiliki keakuratan yang tinggi, sehingga tak jarang dilakukan pendekatan-pendekatan non parametrik yang tidak membutuhkan asumsi-asumsi sebagaimana model parametrik. Diantara beberapa pendekatan model non parametrik adalah regresi spline. Regresi ini merupakan jenis pendekatan non parametrik yang tidak mendasarkan asumsi hubungan fungsi antara peubah bebas dan peubah terikatnya. Metode ini juga
3
dapat mengatasi masalah ketaklinieran dan dapat membentuk model-model dugaan yang akurat baik untuk data respon kontinu maupun biner. Regresi spline juga dapat mengatasi pola data yang menunjukkan adanya perubahan perilaku pada sub–sub interval tertentu dengan bantuan titik–titik absis (knot).
Perumusan Masalah Model pangsa pasar perbankan syariah terdiri atas peubah respon berupa data proporsi yang nilainya berkisar antara 0 sampai 100% dengan peubah penjelas yang bertipe numerik dan kategorik dengan pola yang berbeda-beda. Data pangsa pasar dan jumlah kantor memiliki pola trend (naik). Sedangkan datadata lain seperti tingkat suku bunga, tingkat bagi hasil dan indeks produksi memiliki pola data yang sangat fluktuatif, sehingga pola linier dalam memodelkan peubah-peubah tersebut akan sulit didapatkan. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis memilih menggunakan model regresi spline untuk menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi pangsa pasar bank syariah. Di samping itu hasil penelitian Ulpah (2008) yang melakukan perbandingan model aditif terampat (GAM) dan regresi spline adaptif berganda (MARS) pada pemodelan indeks prestasi kumulatif (IPK) mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa MARS menghasilkan model yang lebih baik dari GAM dan mempunyai kemampuan prediksi yang lebih baik pula.
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menganalisis model pangsa pasar produk bank syariah dari faktor-faktor terpenting yang mempengaruhinya 2. Melakukan pendekatan survei untuk mendukung hasil analisis model pangsa pasar dengan studi kasus Kota Bogor
4
TINJAUAN PUSTAKA
Pangsa Pasar Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 2009 Tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, pangsa pasar adalah persentase nilai jual atau beli barang atau jasa tertentu yang dikuasai oleh pelaku usaha pada pasar bersangkutan dalam tahun kalender tertentu. Di dalam sistem perbankan hanya terdapat dua sistem, yaitu sistem konvensional yang mendasarkan operasionalnya pada tingkat suku bunga dan sistem syariah yang mendasarkan operasionalnya pada tingkat bagi hasil. Dengan demikian pangsa pasar perbankan hanya dimiliki oleh dua sistem tersebut. Dalam
menentukan
jenis
produk
atau
jasa,
konsumen
selalu
mempertimbangkan tentang produk atau jasa apa yang dibutuhkan, hal ini dikenal dengan perilaku konsumen. Perilaku ini bisa saja dipengaruhi oleh sisi penawaran ataupun permintaan. Penawaran dalam dunia perbankan difokuskan kepada bagaimana dunia perbankan memenuhi kebutuhan masyarakat, termasuk dalam hal ini ketersediaan sarana prasarana pendukung dari pemerintah. Sedangkan sisi permintaan lebih kepada sejauh mana kebutuhan masyarakat terhadap transaksi keuangannya di bank.
Tingkat Penerimaan Masyarakat terhadap Bank Syariah Penerimaan masyarakat terhadap bank syariah terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam mempergunakan bank syariah dan terus mengadopsinya atau tidak. Berdasarkan hasil penelitian Direktorat Perbankan Syariah (DBS) BI bekerja sama dengan Tim IPB di Jawa Barat (2000), faktorfaktor yang mempengaruhi masyarakat dalam mempergunakan bank syariah antara lain dikarenakan: (1) Pekerjaan utama, (2) Penghasilan, (3) Aksestabilitas, (4) Keterbukaan terhadap informasi, (5) Penerimaan terhadap bank konvensional, (6) Pertimbangan memilih bank syariah karena: lokasi/akses, pelayanan, kredibilitas, fasilitas, status, (7) Pengguna jasa bank konvensional, seperti jasa
5
pinjaman dan layanan dan (8) Pengetahuan bank syariah. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk terus mengadopsi bank syariah adalah sebagai berikut: (1) Aksestabilitas, (2) Posisi tokoh, (3) Pengetahuan bank syariah, (4) Pendapat bahwa bank syariah menguntungkan dan pelayanannya mudah dan (5) Pengguna jasa bank syariah. Pertimbangan utama masyarakat dalam memilih bank baik konvensional maupun bank syariah adalah karena aksestabilitas, kredibilitas, profesionalisme pelayanan dan fasilitas pelayanan. Bunga/bagi hasil penghimpunan dana maupun pembiayaan tidak menjadi pertimbangan utama (BI & IPB 2004). Keputusan untuk mengadopsi bank syariah dapat dianalogikan sebagai sebuah proses membeli suatu produk. Dalam proses pembelian, kegiatan konsumen yang bersifat mental maupun fisik, dapat dibagi ke dalam beberapa tahap. Pertama konsumen merasakan adanya suatu kebutuhan yang bersifat umum dan spesifik. Kedua kegiatan yang dilakukan konsumen sebelum dilaksanakannya pembelian. Ketiga adalah menyangkut proses pengambilan keputusan pembelian, menentukan apa yang akan atau tidak akan dibeli berdasarkan hasil yang diperoleh dari kegiatan sebelum proses pembelian dijalankan. Keputusan membeli suatu produk juga dapat dipengaruhi oleh kemudahan memperoleh produk tersebut, disain peletakan serta tempat pembeliannya. Jauh dekatnya jarak lokasi atau tempat pembelian umumnya menjadi pertimbangan tersendiri bagi konsumen. Begitu juga dengan tempat pembelian yang perlu dirancang sedemikian rupa oleh pemasar sehingga memberikan suasana yang lebih menarik bagi konsumen. Dalam mengkomunikasikan suatu produk, promosi memiliki peranan penting. Promosi bisa dilakukan melalui iklan, promosi penjualan, publisitas dan penjualan pribadi. Promosi yang baik dan efisien adalah promosi yang akan membuat konsumen mengenal produk dan dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut. Penilaian konsumen terhadap suatu produk sangat dipengaruhi oleh atribut, merek, kemasan dan label yang menyertai produk tersebut. Atribut produk merupakan alat yang membedakan produk yang satu dengan lainnya. Merek
6
dianggap penting sebagai pengenal dan sekaligus pelindung konsumen dari ancaman kualitas yang rendah. Kemasan dan label yang menarik merupakan hal yang sangat penting, karena hal ini adalah hal yang pertama kali dilihat oleh konsumen. Selain hal tersebut di atas, faktor yang mempengaruhi dalam proses pembelian adalah pengaruh lingkungan, perbedaan individu dan proses psikologis. Pengaruh lingkungan eksternal terdiri atas budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga dan situasi. Pengaruh perbedaan individu (faktor internal) mencakup: (1) sikap, (2) kepribadian, gaya hidup dan demografi, (3) pengetahuan, (4) motivasi dan keterlibatan serta (5) sumberdaya konsumen. Sedangkan proses psikologis meliputi pemrosesan informasi, pembelajaran serta perubahan sikap/perilaku.
Regresi Spline Regresi Spline merupakan suatu pendekatan non parametrik ke arah pengepasan data dengan tetap memperhitungkan kemulusan kurva. Spline merupakan model polynomial yang tersegmen/terbagi. Sifat tersegmen/terbagi inilah yang memberikan fleksibilitas yang lebih baik daripada model polynomial biasa. Sifat ini memungkinkan model regresi spline menyesuaikan diri secara efektif terhadap karakteristik lokal dari data. Penggunaan spline difokuskan kepada adanya perilaku atau pola data, yang pada daerah tertentu, mempunyai karakteristik yang berbeda dengan daerah lain. Fungsi Spline berorde ke-m dalam Gyorfi et al. (2002) adalah sembarang fungsi yang secara umum dapat disajikan dalam bentuk:
p m 1 sj r f ( x) X ( X K ) m 1 (1) 0 j.r j j (m 1).k j jk j 1 r 1 k 1 Dengan fungsi truncated sebagai berikut: m 1; X K 1 ( X j K jk ) j jk ( X j K jk )m 0 ; X K j jk
7
Keterangan: = Konstanta = Parameter model = Koefisien pada peubah X j dengan orde ke-r = Koefisien pada peubah X j truncated knot kepada spline ber-orde m
= Peubah penjelas ke-j = Knot ke-k pada peubah X j j
= 1, 2, …, p dan k = 1, 2, …, j
= Banyaknya knot dalam peubah penjelas ke-j Bentuk matematis fungsi spline tersebut dapat dikatakan bahwa spline merupakan model polynomial yang tersegmen (Piecewise Polynomial). Hanya saja, spline masih bersifat kontinu pada knot-knotnya. Knot diartikan sebagai suatu titik fokus (nilai absis dari titik-titik ikat) dalam fungsi spline, sehingga kurva yang dibentuk tersegmen pada titik tersebut. Spline orde ke-m, dapat juga diartikan sebagai model polynomial orde ke-m pada tiap interval segmennya, yakni [Kk ,Kk+1]. Hal ini berarti, fungsi spline merupakan suatu gabungan fungsi polynomial, dimana penggabungan beberapa polynomial tersebut pada knot-knot dengan suatu cara yang menjamin sifat kontinuitas. Spline adalah potongan polynomial mulus yang masih memungkinkan memiliki sifat tersegmen.
Fungsi Pemulus Spline Kurva pemulus
fˆ ( x1 ) dapat diperoleh berdasarkan data amatan, yakni
pasangan peubah penjelas dan peubah terikatnya: n fˆ ( x1) sia ya a 1
(2)
sia s( xi , xa ) merupakan fungsi linier data amatan, yakni pasangan xi dan ya, dengan i = 1, 2, …, n dan a = 1, 2, …, n. Penduga fungsi pemulus merupakan penduga fungsi yang mampu memetakan data dengan baik serta mempunyai ragam galat yang kecil. Hal ini adalah dasar pembentukan fungsi pemulus Spline. Oleh karena itu, dengan menggunakan data amatan sebanyak n, maka f (x) diperoleh dengan meminimumkan fungsi Penalized Least Square (PLS).
8
2 n (d ) PLS ( y f ( x )) 2 f ( x) dx i i i 1
(3)
ρ adalah parameter pemulus dan f(d)x adalah turunan ke-d dari f(x) maka fungsi tersebut dinamakan fungsi pemulus spline (Lee et al. 2006). Perimbangan antara fleksibilitas dan kemulusan dugaan kurva dikontrol oleh nilai parameter atau jumlah knot. Parameter pemulus yang relatif besar atau jumlah knot yang relatif kecil akan menghasilkan dugaan kurva yang sangat mulus sehingga perilaku data yang rinci tidak terlihat, sedangkan parameter pemulus yang relatif kecil atau jumlah knot yang relatif besar menghasilkan dugaan kurva yang kasar karena besarnya pengaruh variasi lokal. Pemulus spline mempunyai sifat fleksibel dan efektif dalam menangani sifat lokal suatu fungsi atau data.
Recursive Partitioning yang Dimodifikasi Fungsi basis adalah satu set fungsi yang menggambarkan informasi yang terdiri atas satu peubah atau lebih. Fungsi ini memuat hal-hal yang memberikan kontribusi paling besar dari peubah bebas (penjelas) kepada peubah respon. Nilai fungsi basis dapat digambarkan sebagai berikut: max (0, x-t) atau max (0,t-x) x adalah peubah bebas dan t adalah nilai yang menggambarkan letak titik knot. Penentuan fungsi basis (meliputi jumlah dan letaknya) dan parameterparameternya (seperti jumlah dan letak knot, interaksi) ditentukan secara otomatis oleh data dengan menggunakan algoritma
recursive partitioning
yang
dimodifikasi melalui langkah maju (forward) dan langkah mundur (backward). Pada langkah maju model dibangun dengan menambahkan fungsi basis spline (pengaruh utama, knot dan interaksi) sampai didapatkan model yang jenuh dengan fungsi basis maksimum. Fungsi basis maksimum didapatkan dengan meminimumkan average sum of square residual (ASR). Sedangkan pada langkah mundur, ditentukan berapa ukuran fungsi basis yang layak. Penghapusan fungsi basis dilakukan pada peubah yang paling kecil kontribusinya pada hasil langkah maju (dari model) sampai diperoleh keseimbangan antara bias dan ragam yang
9
optimum melalui nilai generalize cross validation (GCV) dengan formula sebagai berikut: GCV ( )
N (1 / N )i 1[ yi fˆ ( xi )]2
[1 (C ( )) / N ]2
(4)
pembilang pada formula di atas adalah rataan jumlah kuadrat galat dengan λ adalah jumlah himpunan bagian/jumlah fungsi basis non konstan pada spline dan N adalah jumlah pengamatan. Sedangkan penyebutnya adalah penalti fungsi model komplek. Semakin kecil nilai GCV (semakin besar nilai GCV-1) suatu peubah, semakin penting peubah tersebut di dalam membentuk model. Hasil modifikasi algoritma recursive partitioning adalah model regresi spline yang dinyatakan sebagai berikut: M
Km
m 1
k 1
fˆ ( x) a0 a m [ s km ( xv ( k ,m ) t km )]
(5)
a0 adalah fungsi basis induk, am adalah koefisien fungsi basis ke-m dan m adalah maksimum fungsi basis (nonconstant basis function). Koefisien fungsi basis am dihitung menggunakan metode kuadrat terkecil. Dengan demikian persamaan (5) dapat ditulis dalam bentuk lain sebagai berikut: yˆ a0 a1 B1 ( x) a2 B2 ( x) ...am BM ( x)
Keterangan: yˆ a0 a1 , a2 , am
= peubah respon = konstanta = koefisien fungsi basis spline ke m (m=1, 2, …, M)
B1 , B2 , BM
= fungsi basis ke ke m
Kriteria Kebaikan Model dan Validasi Model Pemilihan model terbaik dapat dilakukan dengan memperhatikan beberapa kriteria antara lain: 1.
Kebaikan model dengan koefisien keragaman (R2 dan R2 terkoreksi)
10
2.
Validasi
model
dengan
Root
mean
square
error
(RMSE)
yang
diformulasikan sebagai berikut:
RMSE
n 2 ( yi yˆi ) i 1 n
(6)
dimana yˆ i = dugaan untuk validasi yi dan n = banyaknya data validasi.
Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian tentang spline antara lain telah dilakukan oleh Bilfarsah (2001) yang mencoba melihat efektifitas metode aditif spline kuadrat terkecil parsial (ASKTP) dalam pendugaan model regresi pada data produksi ikan tuna dan konsentrasi lemak ikan. Hasil analisis menunjukkan bahwa metode ASKTP lebih efektif dari metode kuadrat terkecil (MKT), model aditif terampat (MAT) dan metode kuadrat terkecil parsial (MKTP) dalam mengatasi multikolinieritas dan non linier. Di sisi lain metode ini tidak dapat mengatasi kehomogenan ragam. Aziz (2005) meneliti regresi spline adaptif berganda (RSAB) untuk data respon biner. Dengan data perekonomian Indonesia penelitian ini menghasilkan model RSAB memberikan hasil yang menjanjikan untuk peramalan resesi di dalam contoh. Penerapan model RSAB untuk peramalan resesi 3, 6, 9, dan 12 bulan ke depan pada periode penelitian memberikan hasil yang tepat yakni tidak terjadi resesi. Analisis yang senada dilakukan oleh Ulpah (2008) dengan membandingkan model aditif terampat (GAM) dan regresi spline adaptif berganda (MARS) pada pemodelan indeks prestasi kumulatif (IPK) mahasiswa TPB IPB dan STAIN Purwokerto. Hasil penelitian menunjukkan bahwa MARS menghasilkan model yang lebih baik dari GAM dan mempunyai kemampuan prediksi yang lebih baik pula. Tonah (2006) melakukan pemodelan kalibrasi peubah ganda dengan pendekatan regresi sinyal P-Spline. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data spektra persen transmitan hasil pengukuran spektrometer FTIR dan data konsentrasi hasil pengukuran HPLC pada senyawa aktif gingerol yang terdapat pada serbuk rimpang jahe. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koreksi pencaran pada data persen transmitan senyawa aktif gingerol dapat meningkatkan
11 2
kemampuan prediksi model regresi sinyal P-spline. Model RSP dengan koreksi pencaran multiplikatif pada senyawa aktif gingerol memberikan hasil prediksi yang cukup baik.
METODOLOGI
Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan sekunder. Data primer berupa persepsi masyarakat terhadap bank syariah (produk dan layanannya) di Kota Bogor. Data dikumpulkan dari hasil kuisioner terhadap nasabah dan non nasabah bank syariah di Kota Bogor. Populasi penelitian adalah semua nasabah dan non nasabah bank syariah di Kota Bogor. Metode sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel (contoh) dengan pertimbangan tertentu. Dasar pertimbangan dalam menentukan contoh bank syariah adalah berdasarkan jenis dan masa beroperasinya. Bank syariah memiliki dua jenis: BUS dan UUS dengan tingkat masa beroperasinya yang beragam. Hal tersebut secara tidak langsung akan membentuk karakteristik (meliputi produk dan layanan) bank syariah yang satu dengan lainnya, termasuk penilaian nasabah terhadap bank tersebut. Dari 6 BUS dan 25 UUS yang ada, yang memiliki kantor cabang di Kota Bogor hanya 4 BUS dan 4 UUS. Empat BUS tersebut adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI), Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI) dan BRI Syariah. Sedangkan ketiga UUS tersebut adalah BNI Syariah, BTN Syariah, Bank Jabar Syariah dan HSBC Syariah. BMI dan BRI Syariah dipilih mewakili BUS dengan pertimbangan masa beroperasi cukup lama dan baru. Sedangkan BNI Syariah, Bank Jabar Syariah dan BTN Syariah dipilih mewakili UUS dengan pertimbangan yang sama. Jumlah responden yang diambil berdasarkan pertimbangan waktu yang tersedia untuk pengumpulan data, yaitu kurang lebih satu bulan. Apabila rata-rata dalam satu hari melakukan survei terhadap 5 sampai 10 responden dengan jeda waktu 3 hari, maka dalam satu bulan didapatkan jumlah contoh sebanyak 100 responden. Jumlah tersebut kemudian dibagi berdasarkan sistem kuota. Jumlah nasabah BUS biasanya jauh lebih banyak dibandingkan nasabah UUS, sehingga pembagian kuota ditetapkan 60 persen untuk responden BUS dan 40 persen responden UUS. Secara rinci berdasarkan sistem kuota ditetapkan 30 persen untuk
13
masing-masing responden BMI dan BRI Syariah, 20 persen responden BNI Syariah dan masing-masing 10 persen responden dari Bank Jabar Syariah dan BTN Syariah. Pengambilan data kuesioner dilaksanakan selama 2 bulan dari bulan Minggu pertama bulan Maret 2010 sampai dengan Minggu pertama bulan Mei 2010. Sistem pemilihan responden di lapangan disesuaikan dengan kondisi yang ada. Sebagian besar responden yang dipilih adalah responden yang sedang menunggu/berada dalam antrian untuk melakukan transaksi. Hal ini terkait dengan kesediaan dan waktu luang responden. Peubah-peubah persepsi dalam kuesioner secara rinci dijelaskan di Tabel 2. Tabel 2 Jenis peubah persepsi data primer Peubah Sosialisasi bank syariah/ Pengetahuan nasabah
Indikator Perbedaan bank syariah dan konvensional, Produk penghimpunan dana, Cara mendapatkan pembiayaan, Kegiatan operasional dan pertimbangan memilih bank syariah. Popularitas Kepopuleran, Reputasi bank syariah. Legalitas Efek dan dukungan peraturan/UU terhadap perkembangan bank syariah. Profesionalitas Pelayanan yang memuaskan, Mengutamakan kepentingan nasabah, Kemudahan dan kecepatan informasi yang diberikan, Akurasi pencatatan, Kecepatan menyelesaikan masalah. Akses Akses menjadi nasabah, Akses lokasi dan Akses layanan. Fasilitas Lokasi dan layanan ATM, Peralatan dan perlengkapan yang disediakan bank syariah. Produk Karakteristik produk dan layanan bank syariah, Usaha memasarkan/promosi yang dilakukan. Sedangkan data sekunder digunakan untuk memberikan gambaran secara nasional tingkat penerimaan masyarakat terhadap bank syariah melalui besarnya pangsa pasar. Data ini berupa data time series (deret waktu) bulanan dari bulan Maret 2003 sampai dengan Desember 2009 yaitu sebanyak 81 periode. Data bersumber dari website Bank Indonesia (www.bi.go.id) dan sumber lain yang terkait. Data sekunder yang akan digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan di Tabel 3.
14
Tabel 3 Jenis peubah data sekunder Peubah Y X1 X2
Keterangan Pangsa pasar Variasi produk Jumlah gerai/kantor layanan
X3
Tingkat suku bunga
X4
Fatwa
X5
Undang-undang
X6
Pertumbuhan ekonomi
X7
Tingkat bagi hasil
Data yang digunakan Pangsa pasar aset bank syariah Jumlah produk bank syariah Jumlah gerai/kantor layanan tidak termasuk gerai muamalat dan office chanelling Tingkat suku bunga pasar uang antar bank pagi (PUAB) Fatwa tentang keharaman bunga bank (peubah dummy) UU tentang Bank Syariah (peubah dummy) Perubahan dalam logaritma indeks produksi Tingkat bagi hasil pasar uang antar bank syariah (PUAS)
Analisis Metode penelitian ini terdiri atas beberapa tahap. Pertama adalah tahapan analisis data primer, yaitu dengan menggunakan analisis deskripsi kualitatif. Kedua adalah tahapan analisis data sekunder, menggunakan pendekatan regresi spline. Terakhir adalah analisis kesesuaian antara data primer dan data sekunder yang ada, menggunakanan deskripsi kualitatif. Tahapan-tahapan yang akan dilakukan pada analisis data primer adalah: 1.
Mengumpulkan data kuisioner dan melakukan pengkodean pada hasil kuisioner
2.
Mengeksplorasi data kuisioner menggunakan tabel frekuensi relatif, histogram maupun tabulasi silang untuk melihat karakteristik responden (nasabah maupun non nasabah) dan persepsinya terhadap pemilihan bank syariah serta produk dan layanan bank syariah.
15
Sedangkan tahapan yang akan dilakukan dalam analisis regresi spline pada data sekunder antara lain: 1. Mengeksplorasi data pangsa pasar aset bank syariah dan faktor-faktor yang mempengaruhi untuk mengetahui karakteristik dan pola data selama periode penelitian. 2. Menentukan maksimum fungsi basis, maksimum jumlah interaksi, menetapkan jumlah dan jarak knot serta minimum jumlah pengamatan diantara knot. 3. Membangun model regresi spline (menghitung nilai dugaan faktor-faktor yang mempengaruhi pangsa pasar bank syariah, menentukan peubah penjelas yang terpenting dan menguji kebaikan model). Kriteria penentuan peubah penjelas yang relatif penting adalah dengan melihat nilai GCV (general cross validation). Semakin kecil nilai GCV (semakin besar nilai GCV-1) suatu peubah semakin penting kontribusi peubah tersebut terhadap model yang dibangun. 4. Interpretasi hasil. 5. Membandingkan hasil analisis data sekunder dengan data primer dalam menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pangsa pasar bank syariah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengumpulan data penelitian terdiri atas pengumpulan data primer dan data sekunder. Dalam rangka memudahkan pengumpulannya, data primer dikumpulkan dengan menyebar kuisioner terhadap responden yang datang ke bank syariah terpilih. Di dalam praktiknya, pengumpulan data ini tidak sesuai dengan target waktu yang telah direncanakan sebelumnya. Waktu awal yang dijadwalkan sebulan menjadi dua bulan lebih satu minggu. Penyebabnya antara lain berasal dari internal bank syariah dan kondisi responden. Kendala internal yaitu berupa perizinan penyebaran kuisioner. Diantara kelima bank syariah terpilih, lama waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan izin menyebar kuisioner sangat beragam, antara kurang dari satu hari sampai dengan dua bulan. Penyebabnya antara lain, kesibukan pengambil keputusan maupun masih adanya pengambilan data kuisioner oleh peneliti lain. Sedangkan dari responden antara lain, tidak tersedianya responden untuk mengisi kuisioner. Hal ini disebabkan responden yang datang ke bank syariah masih cukup minim. Sedangkan kendala dalam pengumpulan data sekunder antara lain ketidaktersediaan data pada peubah dan periode tertentu.
Karakteristik Responden Berdasarkan data hasil analisis kuisioner, karakteristik demografi responden dapat dilihat pada Gambar 1. Responden terdiri atas responden nasabah, sebanyak 77% dan responden non nasabah, sebanyak 23%. Sebesar 84% responden memiliki interval usia antara 18 sampai 41 tahun, dengan dominasi kelompok usia antara 24 sampai 35 tahun sebanyak 51%. Delapan belas persen dari jumlah tersebut merupakan responden yang belum memilih bank syariah. Artinya sebagian besar responden (masyarakat yang datang ke bank syariah di Kota Bogor) adalah responden dewasa yang didominasi oleh usia produktif (18-45 tahun).
17
Secara umum jenis kelamin responden didominasi oleh responden pria. Akan tetapi selisih antara pria dan wanita hanya 16%. Diantara kelima bank terpilih, BNI Syariah didominasi oleh responden wanita daripada pria. 54 - 59 2% 48 - 53 4% 42 - 47 6% 36 - 41 15% 30 - 35 22%
60 - 65 1% 12 - 17 3% 18 - 23 18%
(a)
24 - 29 29%
SMP 5%
Sarjn 57%
SMA 34%
Abst 1% Lain2 14% TNI 3%
(e)
PNS 14% P.Swst 29% (d)
< 0,5 jt 3% 0,5 - 1 jt 14% 1,1 - 2 jt 24%
> 3 jt 18% 2,1 3 jt 20%
Pljr/M hs 17%
Wswst 22%
(c) Abstn 21%
Pria 58%
(b) SD 1%
Lain2 1% Pscsrjn 2%
Wnita 42%
nsbh 23%
non nsbh 77% (f)
Gambar 1 Karakteristik demografi responden berdasarkan (a) usia, (b) jenis kelamin, (c) pendidikan, (d) pekerjaan, (e) pendapatan dan (f) status Tingkat pendidikan biasanya berpengaruh terhadap daya pikir seseorang dalam mengambil suatu keputusan. Tingkat pendidikan juga erat kaitannya dengan tingkat pekerjaan seseorang. Berdasarkan tingkat pendidikan (pendidikan terakhir) responden responden digolongkan ke dalam 7 kategori yaitu: SD, SMP, SMA, Sarjana, Pascasarjana dan lainnya (seperti diploma). Responden dengan pendidikan terakhir sarjana dan SMA terlihat mendominasi dengan persentase 57% dan 34%. Hal ini berarti rata-rata masyarakat yang memilih datang ke bank syariah di Kota Bogor pada periode penelitian adalah masyarakat yang berpendidikan. Pekerjaan seringkali dikaitkan dengan status kelas sosial dan dapat mengubah seseorang dalam mengambil suatu keputusan. Sehingga pekerjaanpun
18
tidak terlepas dari karakteristik responden yang memilih datang ke bank syariah. Pekerjaan responden dalam hal ini digolongkan ke dalam 6 golongan antara lain: profesi sebagai Pelajar/Mahasiswa, Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Swasta, Wiraswasta, TNI/Polri/Purnawirawan dan Lainnya, seperti ibu rumah tangga. Hasil analisis menunjukkan bahwa responden yang datang ke bank syariah sebagian besar berprofesi sebagai pegawai swasta, sebanyak 27%, wiraswasta, sebanyak 23% dan pelajar/mahasiswa sebanyak 17%. Hal ini terjadi dikarenakan beberapa dari bank syariah tersebut biasanya memiliki kerja sama dengan lembaga swasta (di bidang pendidikan maupun lainnya) dalam pembayaran gaji karyawan, penyaluran pembiayaan (baik individu maupun kolektif) dan juga penerimaan pembayaran sekolah/kuliah pelajar. Responden pelajar/mahasiswa terdiri atas mahasiswa perguruan tinggi (baik sarjana maupun sekolah pascasarjana) dan siswa SMA. Responden dengan tingkat pendidikan SMA sebagian besar adalah mahasiswa dan sebagian lagi pegawai swasta serta wiraswasta. Sedangkan responden dengan tingkat pendidikan sarjana sebagian besar berprofesi sebagai pegawai swasta, wiraswasta dan PNS (Tabel 4). Tabel 4 Tabulasi silang antara pekerjaan dan pendidikan responden Pekerjaan Pelajar/Mahasiswa PNS Pegawai swasta Wiraswasta TNI/Polri/Purn. Lainnya * *Abstain
SD 1 -
SMP 1 1 2 1 -
Pendidikan Jumlah SMA Sarjana Pascasarjana Lainnya 12 4 17 2 11 1 14 8 17 1 28 7 13 1 23 3 3 4 9 14 1 1
Tingkat penghasilan responden tidak terlepas dari tingkat pendidikan dan profesinya. Sebesar 62% responden memiliki tingkat pendapatan di atas Rp1.000.000. Sebagian besar dari mereka bekerja sebagai pegawai swasta untuk tingkat penghasilan Rp1.000.000,1–2.000.000 dan PNS pada tingkat penghasilan 2.000.000,1-3.000.000. Sedangkan responden yang bekerja sebagai wiraswasta sebagian besar memiliki tingkat penghasilan antara Rp500.000-2.000.000 dan di atas Rp3.000.000. Jumlah abstain dalam tingkat penghasilan didominasi oleh pelajar/mahasiswa yang memang belum bekerja sehingga belum memiliki
19
penghasilan sendiri (Tabel 5). Tingkat penghasilan yang dominan pada responden didominasi oleh mereka yang berpendidikan sarjana (Tabel 6). Tabel 5 Tabulasi silang antara pekerjaan dan tingkat penghasilan responden Pekerjaan Pelajar/Mahasiswa Pegawai Negeri Sipil Pegawai swasta Wiraswasta TNI/Polri/Purnawirawan Lainnya *
Tingkat penghasilan (dalam jutaan Rp) < 0,5 0,5 - 1 1,1 - 2 2,1 - 3 > 3 1 4 6 3 1 6 9 5 6 1 7 6 4 5 3 2 4 2 4 -
* Jumlah 21 21 14 1 28 23 3 2 14 1 1
*Abstain Tabel 6 Tabulasi silang antara pendidikan dan tingkat penghasilan responden Pendidikan SD SMP SMA Sarjana Pascasarjana Lainnya
Tingkat penghasilan (dalam jutaan Rp) < 0,5 0,5 - 1 1,1 - 2 2,1 - 3 > 3 1 1 3 6 9 9 3 1 2 5 14 17 16 1 1 1 -
* Jumlah 1 1 5 6 34 3 57 2 1
*Abstain
Persepsi Responden terhadap Pemilihan Bank Persepsi responden diukur dengan skala likert dari sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Masing-masing diberikan bobot berturut-turut 5, 4, 3, 2 dan 1. Akan tetapi berdasarkan hasil analisis banyak terdapat bobot dengan nilai desimal, sehingga pembobotan disesuaikan dengan skala yang ada dengan ketentuan seperti Tabel 7. Sedangkan interpretasi dari masing-masing bobot nilai/skala disesuaikan dengan karakteristik persepsi yang ditanyakan.
20
Tabel 7 Sistem pembobotan nilai pada skala persepsi Skala Sangat tidak setuju Tidak setuju Netral Setuju Sangat setuju
Skala 1 2 3 4 5
Bobot nilai 1,0 - 1,49 1,5 - 2,49 2,5 - 3,49 3,5 - 4,49 4,5 - 5,0
Di dalam memilih produk, konsumen harus mengetahui dengan jelas mengenai produk tersebut, begitu pula dalam memilih menjadi nasabah suatu bank atau tidak. Pengetahuan itu bisa berwujud popularitas suatu bank di mata masyarakat (calon nasabah), pengetahuan tentang produk-produk dan layanannya, serta alasan-alasan lain yang dianggap penting. Popularitas menjadi hal umum yang diperlukan sebagai dasar dalam memilih suatu produk tertentu. Hal ini juga mempengaruhi keputusan masyarakat dalam memilih bank syariah. Semakin bernilai maksimal tingkat popularitas tersebut, keputusan masyarakat untuk memilih bank syariah semakin naik menjadi 100 persen (Lestari 2006). Sejumlah 46% responden menyatakan bahwa bank syariah cukup dikenal oleh sebagian masyarakat Kota Bogor dan memiliki reputasi yang baik. Dua puluh tujuh persen lainnya menyatakan popularitas bank syariah sangat bagus (Lampiran 4.1). Berdasarkan kelompok responden, sebesar 75,4% responden nasabah menilai bank syariah cukup dikenal oleh sebagian masyarakat Kota Bogor. Sedangkan kelompok non nasabah yang berpendapat sama berjumlah 65%, sisanya mengatakan tidak tahu. Hal ini mengindikasikan bahwa bank syariah lebih dikenal oleh kalangan nasabah daripada non nasabah (Tabel 8). Tabel 8 Persepsi responden terhadap popularitas bank syariah berdasarkan kelompok responden Uraian Tidak tahu Bagus Sangat bagus
Nasabah Non nasabah Total n=77 % n=23 % (N=100) 19 24,7 8 34, 8 27 36 46,8 10 43,5 46 22 28,6 5 21,7 27
Secara umum sebanyak 27% menjawab tidak tahu (netral) dengan persentase responden non nasabah lebih besar. Golongan ini memiliki tingkat
21
pendidikan tertinggi sarjana dan SMA dengan profesi sebagai pegawai swasta dan wiraswasta. Hasil ini memberikan arti bahwa bank syariah masih harus melakukan usaha-usaha nyata untuk meningkatkan popularitasnya, khususnya di kalangan dua karakteristik tersebut. Usaha ini bisa berupa ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan/pameran-pameran ataupun juga meningkatkan kerjasama dengan para wirausaha maupun lembaga swasta baik dalam penyediaan
Jumlah (%)
40 20 0
50 0 1 2
Pria 3
4
SD SMP SMA Sarjana Pascasa… Lainnya
jumlah (%)
jasa maupun pembiayaan.
5
jenis kelamin
4 1
Pendidikan
(b) 20 4 Abst
Lainnya
1 TNI
W.swst
P.Swst
0 Pljr/Mhs PNS
Jumlah (%)
(a)
Pekerjaan
(c) Gambar 2 Persepsi responden terhadap popularitas bank syariah berdasarkan (a) jenis kelamin, (b) tingkat pendidikan dan (c) pekerjaan Berdasarkan demografi responden, bank syariah lebih populer di kalangan responden wanita dibandingkan pria. Hal ini dikarenakan sebanyak 35% responden pria adalah netral, antara tidak tahu dan menganggapnya kurang populer (Gambar 2.a). Sosialisasi bank syariah diterjemahkan ke dalam seberapa dalam pengetahuan mereka tentang perbedaan antara bank syariah dengan konvensional, produk penghimpunan dana, pembiayaan dan sistem bank syariah. Sebesar 79% responden memiliki pengetahuan yang cukup baik mengenai perbedaan perbankan syariah dengan konvensional maupun produk penghimpunan dana dan sistem
22
bank syariah (Lampiran 4.2). Akan tetapi sebagian besar dari mereka adalah responden nasabah. Sedangkan responden non nasabah hampir setengahnya menyatakan tidak tahu (netral) tentang poin-poin yang ditanyakan. Artinya sosialisasi yang dilakukan oleh bank syariah masing sangat kurang untuk kalangan non nasabah. Hal ini bisa juga disebabkan karena intensitas hubungan/transaksi keuangan responden dengan bank syariah yang masih kurang, mengingat mereka bukanlah nasabah (Tabel 9). Tabel 9 Persepsi responden terhadap sosialisasi bank syariah berdasarkan kelompok responden Uraian Nasabah Non nasabah Total n=77 % n=23 % (N=100) Tidak tahu 11 14,3 10 43,5 21 Bagus 51 66,2 13 56,5 64 Sangat bagus 15 19,5 15 Secara umum responden yang netral (tidak tahu) berjumlah 21%. Kelompok ini terdiri atas responden yang berprofesi sebagai wiraswasta (Tabel 10). Berdasarkan hasil analisis secara umum responden belum cukup mengetahui bagaimana cara mendapatkan pembiayaan di bank syariah. Hal ini menjadi tugas bank syariah untuk mensosialisasikan produk-produk pembiayaan dan ketentuanketentuan yang terkait, khususnya pada wiraswasta yang membutuhkan modal, mengingat basis sistem pembiayaan bank syariah adalah berlandaskan sektor riil yang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tabel 10 Persepsi responden terhadap sosialisasi bank syariah berdasarkan pekerjaan (dalam persen) Uraian Total Pekerjaan Tidak tahu Bagus Sangat bagus Pelajar/Mahasiswa 4 10 3 17 PNS 1 10 3 14 Pegawai Swasta 5 22 2 28 Wiraswasta 8 10 4 23 TNI/Polri/Purnw. 3 3 Lainnya 3 8 3 14 Abstain 1 1 Legalitas bagi bank syariah sangat dibutuhkan untuk terus meningkatkan dan menyebarluaskan bank syariah. Persepsi ini dijelaskan ke dalam pentingnya dukungan undang-undang dan adanya fatwa bunga bank haram oleh MUI. Dari keseluruhan responden, sebanyak 76% berpendapat bahwa adanya undang-undang
23
tentang bank syariah adalah faktor yang penting dan dibutuhkan untuk bisa mendorong dan mengembangkan bank syariah (Lampiran 4.3). Akan tetapi dari kelompok responden non nasabah, lebih dari setengahnya menyatakan netral (Tabel 11). Tabel 11 Persepsi responden terhadap legalitas bank syariah berdasarkan kelompok responden Uraian Nasabah Non nasabah Total n=77 % n=23 % (N=100) Tidak tahu 12 15,6 12 52,2 24 Penting 27 35,1 7 30,4 34 Sangat penting 38 49,4 4 17,4 42 Berdasarkan latar belakang pendidikan, responden lulusan sarjana lebih memandang penting adanya dukungan undang-undang terhadap bank syariah. Sedangkan profesi responden yang menganggap penting hal tersebut adalah mereka yang berprofesi lainnya (yang terdiri atas ibu rumah tangga, guru TK dan selainnya) dan wiraswasta. Wiraswasta memandang penting dukungan payung hukum berkaitan dengan kelancaran dan kemudahan transaksi di bank syariah serta jaminan keamanan (Tabel 12). Tabel 12 Persepsi responden terhadap legalitas bank syariah berdasarkan pekerjaan Pekerjaan Pelajar/Mahasiswa PNS Pegawai Swasta Wiraswasta TNI/Polri/Purnw. Lainnya Abstain
Tidak tahu 5 4 9 5 1 -
Uraian Penting Sangat penting 4 8 2 8 9 10 8 10 2 1 8 5 1 -
Total 17 14 28 23 3 14 1
Fatwa tentang keharaman bunga bank oleh MUI juga didukung oleh 70,1% responden pada penelitian preferensi masyarakat terhadap bank syariah di Kalimantan Selatan. Akan tetapi dukungan terhadap fatwa tersebut tidak serta merta membuat mereka melakukan tindakan. Sebanyak 77,9% responden memilih tidak melakukan tindakan apa-apa. Artinya dukungan terhadap fatwa tersebut masih sebatas dukungan moral. Namun demikian fatwa ini berpotensi memperbesar peluang pasar bank syariah apabila diikuti dengan pengembangan fasilitas dan kualitas pelayanan (BI & IPB 2004).
24
Berdasarkan tingkat kepopuleran bank syariah, pengetahuan mereka terhadap bank syariah serta pentingnya payung hukum bagi bank syariah, responden yang telah menjadi nasabah bank syariah adalah sebanyak 77%. Persentase responden nasabah relatif sama antara nasabah baru, menengah maupun lama dengan kategori nasabah pendanaan (tabungan, giro maupun deposito) sebanyak 86%. Hal ini bisa dikaitkan dengan rata-rata tingkat penghasilan nasabah yang umumnya berpenghasilan sedang, sehingga sebagian besar nasabah yang datang adalah nasabah penabung dengan volume transaksi yang belum tinggi (Lampiran 5). Alasan utama nasabah memilih bank syariah lebih dikarenakan sesuai dengan keyakinan, sebesar 68,8%, tingkat bagi hasil yang lebih menguntungkan dan pelayanan yang lebih memuaskan, masing-masing sebesar 11,7% dan 10,4% (Tabel 13). Hal ini tidak terlepas dari agama responden yang seluruhnya adalah muslim. Alasan keyakinan (sesuai dengan syariah) juga menjadi pertimbangan utama responden dalam memilih dan menggunakan jasa bank syariah di Jawa Tengah dan Sumatera Selatan (BI 2000; BI & IPB 2004) serta Jawa Timur (Hamidi et al. 2006). Sedangkan tingkat bagi hasil menjadi pertimbangan yang berpengaruh dominan terhadap ketertarikan konsumen untuk menabung di bank BRI Syariah kantor cabang Solo (Mulyani 2007). Selain itu kualitas pelayanan dan kedekatan lokasi juga menjadi alasan masyarakat Jawa Barat dan Jawa Timur dalam memilih bank syariah (BI 2000). Tabel 13 Alasan responden memilih bank syariah Alasan Sesuai dengan keyakinan (K) Akses lokasinya lebih mudah (A) Pelayanan yang lebih memuaskan (P) Tingkat bagi hasil yang lebih menguntungkan (Tb) (K) dan (Tb) (P) dan (Tb)
Persentase 68,8 5,2 10,4 11,7 2,6 1,3
Persentase responden yang memilih bank syariah lebih banyak wanita daripada pria. Dari sisi pendidikan, responden yang berpendidikan sarjana, pascasarjana dan lainnya (Diploma) lebih memilih bank syariah dari pada responden dengan tingkat pendidikan selainnya. Sedangkan dari sisi pekerjaan
25
responden yang berprofesi PNS lebih banyak memilih bank syariah dari pada profesi responden selainnya (Gambar 1). Diantara 23% responden non nasabah bank syariah, hanya 2% yang menggunakan layanan bank syariah, selebihnya seperti mencari informasi tentang bank syariah ataupun urusan lainnya. Sebanyak 16% dari mereka adalah nasabah konvensional, sedangkan sisanya belum menentukan memilih bank syariah ataupun konvensional. Responden non nasabah yang datang ke bank syariah lebih karena menggunakan jasa layanan seperti transfer, atau sedang mencari informasi tentang bank syariah (baik informasi produk pendanaan maupun pembiayaan) dan urusan lainnya. Sebanyak 16% responden non nasabah yang memilih menjadi nasabah bank konvensional dikarenakan alasan akses lokasinya yang mudah, sebesar 87,5% (Tabel 14 dan Lampiran 5). Hal ini juga sejalan dengan alasan masyarakat santri Jawa Timur yang tidak menggunakan jasa bank syariah karena lebih dekat dengan lembaga keuangan yang lain, selain informasi yang kurang tentang bank syariah (Hamidi et al. 2006). Secara umum hal tersebut wajar mengingat akses yang dimiliki oleh bank konvensional secara nasional (khususnya di kota-kota besar) jauh lebih mudah dibandingkan bank syariah. Tabel 14 Alasan responden memilih bank konvensional Alasan Akses lokasinya lebih mudah (A) Pelayanan yang lebih memuaskan (P) (P) dan (A)
Persentase 87,5 6,3 6,3
Sedangkan dari 77% nasabah bank syariah, 41% diantaranya masih tetap menggunakan bank konvensional. Alasan mereka memutuskan untuk tetap menggunakan produk dan layanan bank konvensional dapat dilihat di Tabel 15. Tabel 15 Alasan nasabah bank syariah tetap menggunakan bank konvensional Alasan Produk dan layanannya lebih mudah dipahami (PL) Pelayanan yang lebih memuaskan (P) Akses lokasinya lebih mudah (A) (PL) dan (A)
Persentase 12,6 14 61 2,4
Kemudahan akses lokasi bank konvensional ternyata menjadi alasan utama mereka tetap menggunakan bank konvensional. Disamping itu pelayanan yang
26
lebih memuaskan dan produk serta layanan yang lebih mudah dipahami adalah alasana setelah akses. Hal ini bisa menjadi perhatian bagi bank syariah untuk mempriorritaskan penambahan akses dan terus meningkatkan pelayanannya, disamping juga mensosialisasikan produk-produknya terhadap nasabah maupun masyarakat baik melalui iklan, promosi di media cetak maupun elektronik.
Karakteristik Nasabah Nasabah yang menjadi responden dalam penelitian ini memiliki kondisi demografi yang ditunjukkan seperti Gambar 3. Usia nasabah didominasi oleh usia 15-35 tahun, juga 36-45 tahun. Jenis kelamin nasabah didominasi oleh pria. Tingkat pendidikan didominasi oleh sarjana dan pekerjaan didominasi oleh pegawai swasta. Dari sisi tingkat penghasilan didominasi oleh Rp 1-2 juta, dan diikuti oleh penghasilan di atas Rp 2 juta. Karakteristik ini tidak berbeda jauh dengan karakteristik responden yang datang ke bank syariah pada analisis sebelumnya. Sedangkan lama menjadi nasabah didominasi oleh nasabah yang relatif baru, yaitu kurang dari 3 tahun (Lampiran 5). Hal ini bisa dijelaskan karena perbankan syariah masih relatif baru dibandingkan bank konvensional.
27
54 - 59 48 - 53 3% 4% 42 - 47 5% 36 41 17%
30 - 35 25%
12 - 17 2% 18 - 23 17%
Wanita 45%
Pria 55%
24 - 29 27% (a)
Lainya 1%
(b) SMP 4%
Pscsrjn 3%
SMA 27%
Pljr/M hs 17%
Lainya 14% TNI 3%
PNS 17%
W.swst 21%
Sarjana 65% (c) Abstain 19%
> 3 jt 19% 2,1 - 3 jt 20%
(d) < 0,5 jt 3%
(e)
P.Swst 28%
Abstn 2%
0,5 - 1 jt 14% > 3 thn 26% 1,1 - 2 1 s.d 3 jt thn 25% 38%
< 1 thn 34%
(f)
Gambar 3 Karakteristik demografi nasabah berdasarkan (a) usia, (b) jenis kelamin, (c) pendidikan, (d) pekerjaan, (e) pendapatan dan (f) lama nasabah Persepsi Nasabah terhadap Produk dan Layanan Bank Syariah Jasa perbankan tidak luput dari produk dan layanan yang menjadi unggulan dalam rangka menarik minat nasabah untuk memanfaatkannya. Pertimbangan masyarakat dalam memilih bank, baik bank konvensional maupun bank syariah aadalah berdasarkan aksesibilitas, kredibilitas, profesionalisme pelayanan, dan fasilitas pelayanan (BI & IPB 2004). Berikut akan disampaikan persepsi nasabah terhadap produk dan layanan bank syariah. Berdasarkan penggunaan dan kemanfaatannya, maka hanya persepsi responden yang sudah menjadi nasabah bank syariah saja yang akan dijelaskan. Hal ini didasarkan pada asumsi responden non nasabah belum memanfaatkan produk dan layanan bank syariah secara intensif.
28
Persepsi nasabah terhadap produk dan layanan bank syariah diwakili oleh profesionalitas, akses, fasilitas dan produk bank syariah. Secara umum persepsi nasabah ditunjukkan di Gambar 4.
Persen 80
64 61
60
20
40
27 30 31 32
40 1
58 29 9 8
1
8
0 buruk/ kurang
netral Profesionalitas
baik
sangat baik
Akses
Fasilitas
Persepsi Produk
Gambar 4 Persepsi nasabah terhadap produk dan layanan bank syariah (dalam persen)
Profesionalitas bank syariah yang terdiri atas: pelayanan yang diberikan (kecepatan dan kenyamanan), ketepatan dan kecepatan informasi yang disediakan, penanganan masalah dan melakukan pencatatan, secara rata-rata dinilai baik oleh nasabah dengan persentase 64%. Sementara responden yang menilai sangat baik berjumlah 9%. Hal ini berarti sejumlah 73% nasabah menilai profesionalitas bank syariah sudah bagus. Akan tetapi nasabah yang netral (tidak memiliki pengetahuan) terhadap profesionalitas bank syariah berjumlah 27%. Secara ratarata mereka memilih netral pada butir bank syariah tidak pernah melakukan kesalahan dalam melakukan pencatatan. Akses bank syariah yang dilihat antara lain berasal dari kemudahan menjadi nasabah baik deposan maupun pembiayaan, lokasi yang mudah dijangkau, akses layanan non stop dan kemudahannya. Secara rata-rata dinilai cukup mudah oleh responden nasabah dengan persentase masing-masing 61%. Sedangkan responden nasabah yang netral berjumlah 30%. Hal ini mengandung arti bahwa nasabah tidak cukup memperhatikan akses pada bank syariah dan juga sebagian lagi memandang akses bank syariah cukup sulit (1%). Kelompok nasabah tersebut bisa terdiri atas nasabah tabungan (pendanaan) yang belum mencoba menjadi nasabah pembiayaan, sehingga transaksi yang
29
mereka butuhkan cukup dilayani oleh kantor cabang terdekat. Namun demikian kemudahaan akses bank syariah harus terus ditingkatkan, mengingat 87,5% responden yang memilih menjadi nasabah bank konvensional memiliki alasan akses lokasinya yang mudah (Tabel 13). Hal ini juga diperkuat sebanyak 61% responden nasabah bank syariah yang juga memilih bank konvensional disebabkan kemudahan akses yang disediakan oleh bank konvensional (Tabel 14). Fasilitas yang diberikan oleh bank syariah dalam hal ini antara lain: lokasi ATM yang tersebar luas dan mudah dijangkau, terjaga keamanan dan kebersihannya, layanan yang disediakan melalui ATM dan peralatan maupun perlengkapan yang disediakan oleh bank syariah untuk kepentingan nasabah. Sebanyak 69% responden nasabah menyatakan fasilitas yang disediakan oleh bank syariah cukup baik. Sikap netral pada penilaian persepsi ini cukup tinggi, sebesar 31%. Secara umum hal ini diwakilkan oleh penilaian terhadap lokasi ATM yang tersebar luas dan mudah dijangkau. Hal ini sejalan dengan analisisis akses di atas, sehingga bank syariah terus dituntut untuk meningkatkan kualitas dan jumlah fasilitas yang disediakan (Lampiran 6.3). Produk bank syariah menurut persepsi nasabah dalam hal ini dilihat dari sisi inovatif, kreatif, menarik dan lainnya. Salah satu sistem yang diterapkan dalam produk bank syariah adalah bagi hasil (keuntungan dan kerugian dalam bank syariah dibagi secara adil sesuai dengan kesepakatan). Selain itu adanya bonus hadiah, produk yang inovatif dan variatif, layanan phone/internet banking serta pengetahuan mereka terhadap produk baru menjadi unsur yang menjelaskan peubah produk. Sebanyak 66% responden memandang bagi hasil dalam bank syariah dibagi secara adil dan sesuai dengan kesepakatan, adanya layanan phone/internet banking, inovasi dan variasi produk. Sedangkan 1% responden tidak setuju dan sisanya, yaitu sebanyak 32% netral. Tingkat netral yang tertinggi diantara persepsi yang dilihat mengindikasikan bahwa masih banyak terdapat nasabah yang belum mengetahui tentang produk dan promosi bank syariah, sehingga dibutuhkan sosialisasi dan promosi yang terus ditingkatkan khususnya kepada nasabah dan masyarakat pada umumnya. Sedangkan secara rata-rata responden tidak
30
mengetahui adanya bonus/hadiah, begitu juga apabila bank syariah mengeluarkan produk baru. Profesionalitas, akses, fasilitas dan variasi/inovasi produk juga tidak berpengaruh terhadap keputusan nasabah BTN Syariah dan BNI Syariah dalam memilih bank syariah (Lestari 2006). Artinya profesionalitas, akses, fasilitas dan variasi/inovasi bank syariah harus terus ditingkatkan untuk memberikan kenyamanan dan nilai tambah bagi nasabah maupun masyarakat yang akan mengadopsinya sehingga bisa meningkatkan pangsa pasar bank syariah. Hal ini mengingat pertimbangan mengadopsi bank syariah masih sebatas alasan emosional keagamaan belum berdasarkan pertimbangan rasional (BI & IPB 2004).
Eksplorasi Data Sekunder Berdasarkan survei data di lapangan masih ditemukan kekurangankekurangan bank syariah dalam rangka terus tumbuh dan berkembang. Secara nasional hal ini akan kita lihat berdasarkan peubah-peubah/faktor-faktor yang mempengaruhi pangsa pasar melalui pendekatan model regresi spline. Perkembangan series data pada periode penelitian ditunjukkan oleh Gambar 6. Data pangsa pasar bank syariah dan jumlah kantor memiliki pola yang sama yaitu memiliki trend naik dari waktu ke waktu. Artinya pangsa pasar secara umum mengalami kenaikan dari waktu ke waktu, begitu juga dengan jumlah gerai/kantor layanan. Sedangkan data tingkat suku bunga, bagi hasil dan indeks harga produksi sangat fluktuatif. Selain data-data tersebut, data produk, fatwa dan undang-undang termasuk dalam kategori biner sehingga tidak ditampilkan dalam plot series antar waktu.
31
1
24
Share
48 Kntr
72
3,00
2,0
2,85
10
1,5
2,70
8
1,0
2,55
6
0,5
2,40 Ipr
r_puas
2,12
r_puab
12
2,5
4 1
24
48
72
10 8
2,08
6 2,04 4 2,00
2 1
24
48
72
Gambar 5 Perkembangan series data pada periode penelitian Sebelum dilakukan analisis model, terlebih dahulu akan dilihat hubungan (korelasi) antara peubah penjelas dengan peubah responnya (Tabel 16). Tabel 16 Nilai korelasi dan signifikansi antara peubah respon dengan peubah penjelasnya
Y P-value
X1
X2
X3
X4
0,62 0,00*
0,99 0,00*
-0,20 0,07
0,60 0,00*
X5
X6
0,73 0,65 0,00* 0,00*
X7 0,48 0,00*
*signifikan pada α: 0,05 Peubah pangsa pasar memiliki nilai korelasi positif dan signifikan, ditunjukkan dengan nilai p-value < 0,05 yang cukup tinggi dengan peubah produk (X1), kantor (X2), fatwa (X4), UU (X5) dan indeks produksi (X6). Hal ini berarti bahwa pangsa pasar memiliki hubungan positif yang kuat dengan jumlah kantor, jumlah produk, adanya fatwa tentang bunga bank dan UU tentang perbankan syariah serta indeks produksi. Pertambahan nilai (jumlah) pada peubah-peubah penjelas tersebut akan diikuti oleh pertambahan pada peubah pangsa pasar. Hubungan yang positif dan signifikan juga terdapat pada tingkat bagi hasil (X7) dengan pangsa pasar bank syariah, akan tetapi bernilai rendah, yang berarti lemah. Hal ini dapat dijelaskan bahwa kenaikan pada tingkat bagi hasil bisa
32
menjadi pendorong masyarakat menggunakan jasa atau layanan bank syariah, akan tetapi dampaknya tidak terlalu besar terhadap pangsa pasar bank syariah. Kondisi ini bisa terjadi akibat pada tingkat bagi hasil tertentu pangsa pasar bank syariah lebih berhubungan (berkaitan) dengan faktor lain. Sedangkan peubah tingkat suku bunga (X3) memiliki nilai korelasi rendah (signifikan pada α= 10%). Hubungan pangsa pasar bank syariah dengan tingkat suku bunga bank konvensional lemah, akan tetapi meskipun lemah dan signifikan pada taraf nyata 0,10. Tingkat suku bunga memiliki hubungan yang negatif (berbanding terbalik).
Faktor-faktor yang Membentuk Model Pangsa Pasar Berdasarkan hasil korelasi antara peubah respon dengan peubah-peubah penjelasnya, selanjutnya akan dilihat model pangsa pasar berdasarkan faktorfaktor pembentuknya dengan regresi spline. Regresi spline lebih memfokuskan kepada adanya perilaku atau pola data, yang pada daerah tertentu mempunyai karakteristik yang berbeda dengan daerah lain. Penentuan fungsi basis optimum di dalam model adalah 6 fungsi basis dengan nilai terkecil pada GCV dan RMSE, masing-masing sebesar 0,0631 dan 0,0496 (Lampiran 2.1). Sedangkan berdasarkan penentuan knot, knot yang terpilih adalah 2,78; 2,89; 7,6 dan 0,00 (Lampiran 2.2). Hasil model optimum dari analisis regresi spline pada model pangsa pasar bank syariah adalah sebagai berikut: Y = 0,60 + 0,91*BF1 + 4,67*BF3 – 2,88*BF4 – 0,08*BF7 – 2,17*BF13 + 0,14*BF15 Model di atas meliputi 1 intersep dan 6 fungsi basis dengan nilai R2 sebesar 98,62%. Hal ini berarti keragaman pangsa pasar dapat dijelaskan oleh fungsi basis 1, 3, 4, 7, 13 dan 15 sebesar 98,62% (keterangan peubah secara rinci beserta signifikansinya dapat dilihat di Tabel 17). Sedangkan nilai R2 terkoreksi adalah sebesar 98,51%. Pada peubah bebas dalam model ini terdapat peubah dengan beberapa data yang hilang (missing value) yaitu peubah kantor (X2) dan tingkat bagi hasil (X7). Keberadaan data hilang pada ke dua peubah tersebut direspon oleh model dengan membentuk peubah baru yang dinamakan X_mis, sehingga terdapat dua peubah
33
tambahan X2_mis (X2-m) dan X7_mis (X7-m). Peubah ini diinterpretasikan sebagai pengaruh/kontribusi peubah terhadap model pada data yang hilang tersebut. Tabel 17 Hasil analisis regresi spline pada model pangsa pasar Fungsi Basis 0 1 3 4 7 13 15
Peubah
Estimasi
Konstanta X2-m X2*X2-m X2*X2-m X7*X7-m X2*X2-m X6*X2-m
0,60 0,91 4,65 -2,88 -0,08 -2,17 0,14
Galat Baku 0,05 0,06 0,39 0,10 0,02 0,61 0,01
t-rasio
P-value
11,49 16,36 12,07 -29,98 -5,023 -3,55 3,06
0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0007 0,0031
Kontribusi/pengaruh peubah kantor pada data yang hilang (X2-m) terhadap model adalah 0,91 (BF1). Sedangkan interaksi antara X2 dengan X2-m (BF3) memberikan arti bahwa fungsi basis ini akan memberikan kontribusi positif terhadap model sebesar 4,65 apabila nilai X2 > 2,78. Namun keduanya akan memberikan kontribusi negatif terhadap model sebesar 2,17 apabila nilai peubah X2 > 2,89 (BF13). Perubahan nilai ini terjadi dikarenakan periode data lokal pangsa pasar bank syariah. Pada saat nilai peubah X2 > 2,78 peubah kantor akan memberikan dampak positif yang cukup besar terhadap pangsa pasar, akan tetapi pada saat nilainya > 2,89 justru akan menurunkan pangsa pasar sebesar 2,17 (Lampiran 2.3). Hal ini dikarenakan nilai pangsa pasar pada saat itu mengalami penurunan dari 2,19 persen menjadi 2,16 persen sampai dengan 2,05 persen, namun akhirnya mulai naik lagi menjadi 2,14 persen sampai akhir periode penelitian menjadi 2,61 persen. Akan tetapi karena keterbatasan data penelitian, maka kenaikan pangsa pasar yang terjadi pada saat jumlah kantor terus meningkat tidak dapat dibaca oleh model. Interaksi antara X7 dan X7-m (BF7) memberikan arti bahwa fungsi basis ini akan memberikan kontribusi negatif terhadap model sebesar 0,08 ketika nilai X7 > 7,66 (BF7). Artinya pada saat tingkat bagi hasil pasar uang antar bank syariah (PUAS) di atas 7,66 persen akan berdampak turunnya pangsa pasar bank syariah sebesar 0,08. Ini bisa terjadi karena pada saat tingkat bagi hasil PUAS terus
34
meningkat, bank syariah harus memberikan pengembalian/return yang semakin bertambah. Sedangkan interaksi antara X6 dengan X2-m (BF15) memberikan kontribusi terhadap model sebesar 0,14 apabila nilai X6 > 2,98 x 10-9. Hal ini berarti adanya undang-undang tentang bank syariah yang baru disahkan pada bulan Juni 2008 ikut memberikan kontribusi terhadap pangsa pasar aset bank syariah sebesar 0,14. Keberadaan undang-undang tersebut sudah sangat dinanti oleh pihak-pihak yang ingin mendukung kemajuan bank syariah agar lebih terjamin kejelasan payung hukum dan segala ketentuan yang terkait.
Peubah Penjelas yang Relatif Penting Membentuk Model Berdasarkan hasil analisis peubah penjelas yang terpenting dalam model ada tiga (Lampiran 2.4). Pertama adalah peubah kantor (X2*X2-m). Peubah ini memiliki tingkat kepentingan sebesar 100 dan GCV-1 paling besar yaitu 0,35. Kedua adalah peubah tingkat bagi hasil pasar uang antar bank syariah (PUAS) (X7*X7-m) dengan tingkat kepentingan 6,98 dan ketiga adalah UU (X6) dengan tingkat kepentingan 3,47. Hal ini mengindikasikan bahwa faktor terpenting utama yang berpengaruh di dalam meningkatkan pangsa pasar bank syariah adalah jumlah gerai/layanan kantor. Sebagaimana sudah dijelaskan di depan bahwa akses merupakan pertimbangan rasional utama yang dipertimbangkan dalam memilih suatu bank. Peubah terpenting ke dua adalah tingkat bagi hasil PUAS. Tingkat bagi hasil PUAS merupakan tingkat bagi hasil (pengembalian) pada investasi jangka pendek pasar uang antar bank syariah. Instrumen yang digunakan adalah Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank Syariah (IMA). Sertifikat ini akan diterbitkan oleh bank syariah yang membutuhkan dana dan akan dibeli oleh bank syariah yang memiliki kelebihan dana. Kenaikan tingkat bagi hasil pada Sertifikat IMA akan menyebabkan bank syariah penerbit harus membayar lebih pada bank syariah penerima. Perubahan nilai tingkat bagi hasil ini akan mengurangi aset bank syariah penerbit akan tetapi di satu sisi akan menambah aset bank penerima, sehingga pengaruhnya terhadap pangsa pasar aset akan disesuaikan dan tidak sebesar jumlah kantor.
35
Sedangkan Undang-undang menjadi peubah terpenting terakhir dalam model dengan tingkat kepentingan paling kecil. Artinya pengaruh/kontribusi peubah ini tidak cukup besar dibandingkan dua peubah sebelumnya, akan tetapi meskipun kecil Undang-undang tetap menjadi peubah terpenting ke tiga yang mempengaruhi model pangsa pasar pada periode penelitian ini.
Hubungan antara Model Pangsa Pasar dengan Persepsi Masyarakat terhadap Produk dan Layanan Bank Syariah Berdasarkan analisis model pangsa pasar bank syariah dengan regresi spline diperoleh hasil bahwa peubah jumlah gerai/kantor layanan merupakan peubah terpenting dalam model pangsa pasar bank syariah dengan tingkat kepentingan 100 diikuti kemudian oleh peubah tingkat bagi hasil pasar uang antar bank syariah (PUAS) dengan tingkat kepentingan 6,99 dan keberadaan Undangundang dengan tingkat kepentingan 3,47. Hal ini sesuai dengan hasil survei di lapangan terhadap pendapat 100 responden nasabah dan non nasabah bank syariah di Kota Bogor. Hasil yang mendukung model pangsa pasar tersebut antara lain bahwa alasan utama nasabah memilih bank konvensional maupun nasabah bank syariah yang tetap menggunakan bank konvensional karena akses lokasinya yang mudah (Tabel 14 dan 15). Hal ini didukung dengan pandangan responden yang menyatakan bahwa akses bank syariah mudah hanya sebesar 69%, 1 persen menyatakan sulit dan 30% netral (Gambar 4). Hal ini juga didukung oleh kondisi riil secara nasional yang mencatat jumlah bank syariah per Maret 2010 adalah sebanyak 33 bank dengan jumlah kantor 1.266. Jumlah ini masih sangat kecil bila dibandingkan dengan bank konvensional yang berjumlah 121 bank dengan 13.045 kantor (Statistik perbankan Indonesia Maret 2010). Hal yang senada juga dapat dijelaskan pada peubah tingkat bagi hasil bank syariah (yang dalam hal ini diwakili tingkat bagi hasil PUAS) antara model pangsa pasar dengan hasil survei di lapangan. Alasan utama nasabah memilih bank syariah lebih karena sesuai keyakinan yang dianut. Alasan selain itu adalah
36
karena tingkat/rate bagi hasil yang lebih menguntungkan, yaitu sebanyak 12% responden nasabah bank syariah (Tabel 13). Sedangkan keberadaan payung hukum (UU) dirasakan sangat penting oleh 76% responden berdasarkan survei di lapangan (Gambar 4). Hal ini sejalan dengan hasil analisis model yang menempatkannya sebagai peubah terpenting ke tiga. Sementara peubah-peubah lain seperti produk, fatwa keharaman bunga bank, tingkat suku bunga serta pertumbuhan ekonomi tidak cukup menunjukkan kepentingannya di dalam model. Hasil survei menunjukkan bahwa produk dan promosi bank syariah belum cukup efektif, familiar dan dianggap menarik (inovatif dan variatif) oleh responden (Gambar 4). Keberadaan fatwa MUI dianggap bisa mendorong masyarakat menggunakan jasa bank syariah berdasarkan survei, namun hal ini tidak cukup terbukti dalam meningkatkan aset bank syariah. Hal ini kembali kepada masyarakat secara nasional, masih terdapat organisasi Islam yang masih menganggap bunga bank konvensional bukan riba. Secara otomatis pandangan itu juga diikuti oleh anggota masyarakatnya, sehingga adanya fatwa MUI tidak membuat mereka secara serta merta berpindah ke jasa bank syariah. Tingkat suku bunga juga terbukti tidak menjadi alasan nasabah memilih bank konvensional (Tabel 14). Artinya perubahan pada tingkat suku bunga konvensional tidak serta merta diikuti keputusan nasabah untuk memilih atau meninggalkan bank konvensional maupun syariah. Sementara pertumbuhan ekonomi (yang dalam hal ini diwakili oleh peubah indeks produksi) juga bukan menjadi alasan yang berarti dalam memutuskan untuk menjadi nasabah bank syariah.
37
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan Berdasarkan hasil survei di lapangan terhadap lima bank syariah (BMI, BRI Syariah, BNI Syariah, BTN Syariah, Bank Jabar Syariah) di Kota Bogor, bank syariah masih harus melakukan sosialisasi mengenai keberadaan maupun produknya baik terhadap nasabah maupun yang belum menjadi nasabah bank syariah. Bank syariah juga masih harus meningkatkan profesionalitas, menambah fasilitasnya dan mempermudah aksesnya. Alasan utama nasabah menerima (memilih) bank syariah adalah karena sesuai dengan keyakinan. Sedangkan alasan utama nasabah yang memilih bank konvensional adalah karena akses lokasi yang lebih mudah. Begitupun dengan nasabah bank syariah yang tetap menggunakan jasa bank konvensional. Model pangsa pasar bank syariah dengan menggunakan pendekatan regresi spline menghasilkan 3 peubah terpenting yang memberikan kontribusi terhadap model, yaitu peubah kantor, tingkat bagi hasil (PUAS) dengan tingkat dan Undang-undang. Hasil analisis regresi spline pada model pangsa pasar tidak terlalu jauh dengan kondisi riil di lapangan khususnya di Kota Bogor.
Saran Hasil penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan baik pada analisis data primer maupun sekunder. Persepsi responden yang dianalisis hanya merupakan persepsi yang sifatnya masih sangat umum, hanya untuk menggambarkan bagaimana kondisi/tingkat penerimaan nasabah maupun non nasabah di Kota Bogor, sehingga masih dibutuhkan kajian yang lebih dalam untuk mengetahui persepsi yang lebih mendalam. Begitu pula dengan contoh yang bisa diperluas, tidak hanya mengamati yang datang ke bank syariah. Meskipun demikian, hasil analisis ini bisa menggambarkan kondisi umum bank syariah menurut nasabah dan non nasabah di Kota Bogor. Rekomendasi
38
untuk bank syariah di Kota Bogor khususnya dan secara nasional pada umumnya adalah supaya memperbanyak sosialisasi terhadap masyarakat mengenai keberadaan maupun produk-produknya baik melalui keikutsertaan dalam acaraacara tertentu maupun promosi lainnya. Di samping itu, untuk bisa bisa bersaing dengan bank konvensional, bank syariah harus mampu mensejajarkan akses, fasilitas, pelayanan dan produknya, sehingga dibutuhkan usaha untuk terus meningkatkan hal-hal tersebut. Pada peubah data sekunder, ketersediaan, kelengkapan dan keakuratan data tentunya akan memberikan hasil yang lebih tepat. Pada penelitian ini terdapat data yang hilang pada beberapa peubah, disamping sekumpulan data (data jumlah ATM bank syariah) yang terpaksa dihilangkan karena tidak terjamin keakuratannya. Hendaknya pada lembaga-lembaga terkait untuk terus melakukan pembenahan terhadap pencatatan data yang akurat dan lengkap, sehingga bisa memberikan sumbangsih
yang tepat melalui penelitian-penelitian untuk
perkembangan dan kemajuan bank syariah. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan bisa memperbaiki kelemahan-kelemahan dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz A. 2005. Pengunaan regresi spline adaptif berganda untuk data respon biner [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bilfarsah A. 2001. Efektifitas metode aditif spline kuadrat terkecil parsial dalam pendugaan model regresi [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. [BI] Bank Indonesia. 2000. Potensi, preferensi dan perilaku masyarakat terhadap bank syariah di Pulau Jawa [ringkasan pokok-pokok hasil penelitian]. Jakarta: Bank Indonesia [BI] Bank Indonesia, Institut pertanian Bogor. 2004. Potensi, preferensi dan perilaku masyarakat terhadap bank syariah di Wilayah Kalimantan Selatan [laporan akhir]. Jakarta: Bank Indonesia. [BI] Bank Indonesia, Institut pertanian Bogor. 2004. Potensi, preferensi dan perilaku masyarakat terhadap bank syariah di Wilayah Sumatera Selatan [laporan akhir]. Jakarta: Bank Indonesia. [BI] Bank Indonesia, Universitas Diponegoro. 2000. Penelitian potensi, preferensi dan perilaku masyarakat terhadap bank syariah di Wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta [ringkasan eksekutif]. Jakarta: Bank Indonesia Gyorfi L, Kohler M, Krzyzak A, Walk H. 2002. Springer series in statistics: A distribution-free theory of nonparametric regression. New York: SpringerVerlag New York, Inc. Hamidi J et al. 2006. Persepsi dan sikap masyarakat santri jawa timur terhadap bank syariah. [terhubung berkala]. http://www.bi.go.id/NR/ rdonlyres/DE6A982F- [30 januari 2010]. Indriani L. 2006. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan total asset bank syariah di Indonesia [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Kuncoro Y. 2008. 5 langkah strategis meningkatkan pangsa pasar perbankan syariah. [terhubung berkala]. http://kolumnis.com/2008/09/10/5-langkahstrategis-meningkatkan-pangsa-pasar-perbankan-syariah/ [1 januari 2010]. Lee Y, Nelder JA, Pawitan Y. 2006. Monograph on statistics and applied probability 106: Generalized linear models with random effects unified analysis via H-likelihood. New York: Chapman & Hall/CRC Lestari RW. 2006. Preferensi dan permintaan masyarakat terhadap produk–produk bank syariah (studi kasus: Bank BTN Syariah dan Bank BNI Syariah di Yogyakarta) [skripsi]. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia. Mulyani S. 2007. Analisis perilaku konsumen terhadap produk tabungan perbankan syari'ah (studi kasus pada bri syari'ah cabang solo) [skripsi].
40
Surakarta: Program Studi Manajemen Syariah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Surakarta. Sasmitoadi D. 2005. Kajian penggunaan knot dan orde pada regresi spline [tugas akhir]. Malang: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya Malang. Poirier DJ. 1976. The econometrics of structural change. Amsterdam: NorthHolland Publishing Company. Tonah. 2006. Pemodelan kalibrasi peubah ganda dengan pendekatan regresi sinyal P-spline [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Ulpah M. 2008. Perbandingan model aditif terampat dan regresi spline adaptif berganda (studi kasus: pemodelan indeks prestasi kumulatif mahasiswa IPB dan STAIN Purwokerto) [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. [terhubung berkala]. http://www.bpkp.go.id/unit/hukum/uu/1999/05-99.pdf. [6 Juni 2010].
7
Lampiran 1 Kuisioner Persepsi Nasabah dan Non Nasabah terhadap Produk dan Layanan Bank Syariah A. IDENTITAS RESPONDEN 1. 2.
Umur Agama
: :
............. tahun Islam Hindu Budha
Kristen Katolik
3.
Jenis Kelamin
:
Laki-laki
Wanita
4.
Tingkat Pendidikan
:
5.
6.
7.
8. 9.
10
11
SD Sarjana SLTP Pascasarjana SMU Pekerjaan : Pelajar/Mahasiswa Wiraswasta Pegawai Negri TNI/Polri/Purnawirawan Pegawai Swasta Lainnya......... Tingkat Penghasilan / bulan : < Rp. 500.000,Rp. 500.001,- s/d Rp. 1.000.000,Rp. 1.000.001,- s/d Rp. 2.000.000,Rp. 2.000.001,- s/d Rp. 3.000.000,> Rp. 3.000.001,Apakah anda menjadi nasabah bank syariah? Ya Tidak Jika jawaban anda ‘ya’ lanjutkan ke pertanyaan no. 8 Jika jawaban anda ‘tidak’ lanjutkan ke pertanyaan no. 11 dan 12 Berapa lama anda menjadi nasabah bank syariah? < 1 tahun 1 s.d 3 tahun > 3 tahun Produk bank syariah apa yang anda gunakan? Pendanaan (tabungan, giro maupun deposito) Pembiayaan Layanan Mengapa anda menggunakan bank syariah? Sesuai dengan keyakinan saya Akses lokasinya lebih mudah dijangkau Pelayanannya lebih memuaskan Tingkat bagi hasilnya lebih menguntungkan Selain menggunakan produk bank syariah, apakah anda masih menggunakan produk bank konvensional? Ya Tidak Jika jawaban anda ‘ya’ lanjutkan ke pertanyaan no.12
43
Lampiran 1
12
Jika jawaban anda ‘tidak’ lanjutkan ke pertanyaan pada poin B. Mengapa anda menggunakan bank konvensional? Produk dan layanannya lebih mudah dipahami Akses lokasinya lebih mudah dijangkau Pelayanannya lebih memuaskan Tingkat suku bunganya lebih menguntungkan
B. PERSEPSI NASABAH Berilah tanda check list ( √ ) pada kotak jawaban yang paling sesuai dengan pilihan anda. Ada 5 alternatif jawaban yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS) dan sangat Tidak Setuju (STS). No Keterangan Pengetahuan nasabah/ Sosialisasi bank syariah 1. Saya mengetahui dengan baik perbedaan antara bank syariah dengan bank konvensional. 2. Saya mengetahui dengan baik produk penghimpunan dana (tabungan mudharabah, deposito mudharabah, giro wadiah, dll ) di bank syariah. 3. Saya mengetahui dengan baik bagaimana cara mendapatkan pembiayaan/kredit dari bank syariah. 4. Saya mengetahui dengan baik bahwa bank syariah sudah melakukan kegiatannya sesuai dengan syariat Islam. 5. Saya memilih menjadi nasabah bank syariah dengan pertimbangan yang sangat matang. 6. Pada kondisi perekonomian Indonesia saat ini, tidak mempengaruhi saya untuk tetap menggunakan produk bank syariah. Profesionalitas 1. Pelayanan yang diberikan bank syariah sangat memuaskan. 2. Kepentingan nasabah lebih diutamakan oleh bank syariah. 3. Informasi tersedia dengan mudah dan cepat. 4. Kecepatan pelayanan yang diberikan bank syariah dilakukan dengan baik. 5. Dalam menghadapi suatu masalah, bank syariah dapat menyelesaikannya dengan baik dan cepat. 6. Bank syariah tidak pernah melakukan kesalahan dalam melakukan pencatatan.
SS
S
N
TS
STS
44
Lampiran 1 Akses 1. Untuk menjadi nasabah deposan bank syariah dilakukan dengan mudah. 2. Untuk menjadi nasabah pembiayaan bank syariah dilakukan dengan mudah. 3. Lokasi bank syariah mudah dijangkau. 4. Layanan bank syariah membuat nasabah dapat mengakses bank syariah kapan saja dan dimana saja. 5. Kemudahan akses pelayanan bank syariah memadai. Popularitas 1. Bank syariah cukup dikenal oleh sebagian masyarakat Kota Bogor. 2. Bank syariah memiliki reputasi yang baik. Fasilitas 1. Lokasi ATM tersebar luas dan mudah dijangkau. 2. Lokasi ATM terjaga keamanan dan kebersihannya. 3. Nasabah dapat melakukan beragam transaksi melalui ATM. 4. Layanan ATM dapat dilakukan selama 24 jam. 5. Bank syariah menyediakan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan dengan lengkap dan dalam kondisi baik. Legalitas 1. Fatwa MUI mengenai bunga bank haram ikut mendorong masyarakat menggunakan jasa bank syariah. 2. Dukungan Undang-Undang (UU) sangat diperlukan untuk perkembangan bank syariah. Produk Bank Syariah 1. Keuntungan dan kerugian dalam bank syariah dibagi secara adil sesuai dengan kesepakatan. 2. Bank syariah memberikan layanan phone/internet banking kepada nasabah. 3. Bank syariah memberikan bonus hadiah atau undian kepada nasabah. 4. Produk bank syariah cukup variatif dan inovatif. 5. Nasabah mengetahui dengan jelas apabila bank syariah mengeluarkan produk baru.
Kritik dan Saran untuk Bank Syariah dalam mencapai target pasar 10% di 2015 : ....................................................................................................................................................
Lampiran 2 Hasil Analisis Regresi Spline
1. Pemilihan fungsi basis Fungsi N peubah N basis/BF bebas masukan 11 5 3 10 5 3 9 5 3 8 5 3 7 5 3 **6 5 3 5 4 2 4 4 2 3 2 1 2 2 1 1 2 1 0 0 0
Parameter efektif 22,00 20,09 18,18 16,27 14,36 12,45 10,55 8,64 6,73 4,82 2,91 1,00
GCV 0,00725 0,00681 0,00658 0,00632 0,00636 0,00631 0,00673 0,00722 0,00810 0,03391 0,09811 0,33760
GCV R-Square 0,97852 0,97982 0,98051 0,98127 0,98117 0,98130 0,98008 0,97862 0,97600 0,89956 0,70939 0,00000
MSE data percobaan 0,00455 0,00448 0,00454 0,00456 0,00479 0,00496 0,00551 0,00615 0,00718 0,03118 0,09355 0,32941
2. Penentuan knot Penempatan Knot pada langkah maju (forward stepwise) BF(s) GCV Ind 0 0,33760 2 1 0,32031 4 3 0,00795 6 5 0,00807 8 7 0,00766 10 9 0,00786 12 11 0,00776 14 13 0,00698 15 0,00725
BF Prmtr efktf 0,0 1,0 1,0 2,0 3,0 6,0 4,0 7,0 6,0 11,0 7,0 12,0 9,0 16,0 10,0 19,0 11,0 22,0
Peubah
Knot
KNTR_mis 01 KNTR 2,78000 R_PUAS_mis 01 R_PUAS 7,66000 KNTR_mis 01 KNTR 2,67000 KNTR 2,89000 UU 0,00000
Interaksi
KNTR_mis
1
R_PUAS_mis R_PUAS_mis KNTR_mis KNTR_mis KNTR_mis
5 5 9 1 1
Model akhir (setelah dieliminasi pada langkah mundur/backward stepwise) BF 0 1 3 4 7 13 15
Koefisien 0,60337 0,90857 4,65141 -2,88265 -0,07579 -2,16502 0,14129
Peubah
Interaksi
Knot
KNTR_mis KNTR KNTR R_PUAS KNTR UU
01 KNTR_mis KNTR_mis R_PUAS_mis KNTR_mis KNTR_mis
2,78000 2,78000 7,66000 2,89000 0,00000
BF
46
Lampiran 2
3. Tabel sidik ragam regresi spline
N: 82,00 R-SQUARED: 0,98622 MEAN DEP VAR: 1,51073 ADJ R-SQUARED: 0,98512 UNCENTERED R-SQUARED = R-0 SQUARED: 0,99826 Parameter Constant Basis Function 1 Basis Function 3 Basis Function 4 Basis Function 7 Basis Function 13 Basis Function 15
Koefisien | | | | | | |
0,60337 0,90857 4,65141 -2,88265 -0,07579 -2,16503 0,14129
Galat baku T-stat
P-value
0,05251 0,05553 0,38529 0,09614 0,01509 0,61039 0,04618
0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00068 0,00307
F-STAT = 894,47078 P-value = 0,00000 [MDF.NDF] = [ 6, 75 ]
11,49032 16,36248 12,07262 -29,98293 -5,02253 -3,54696 3,05976
Galat baku regresi = 0,0704 Jumlah kuadrat galat (JKG) = 0,37228 Jumlah kuadrat Regresi (JKR) = 26,63967
Fungsi Basis BF1 = ( KNTR ne . ); BF3 = max( 0. KNTR - 2,78) * BF1; BF4 = max( 0. 2,78 - KNTR) * BF1; BF5 = ( R_PUAS ne , ); BF7 = max( 0. R_PUAS - 7,66) * BF5; BF13 = max( 0. KNTR - 2,89) * BF1; BF15 = max( 0. UU - 2,98555e-009) * BF1;
4.
Peubah terpenting relatif dalam model Peubah X2*X2-m X2 X7 X7*X7-m X6
Kepentingan 100 66,14 6,98 6,98 3,47
Nilai GCV-1 0,351 0,157 0,008 0,008 0,007
Lampiran 3 Karakteristik Responden
1. Usia (tahun) Usia 12 - 17 18 - 23 24 - 29 30 - 35 36 - 41 42 - 47 48 - 53 54 - 59 60 - 65 Total
BMI 1 8 8 7 2 2 1
% 3,3 26,7 26,7 23,3 6,7 6,7 3,3
1 30
3,3 100
BRI 5 10 6 5 1 30
% 16,7 33,3 20 16,7 3,33 6,67 3,33 100
BNI 3 5 6 5 1 20
% 15 25 30 25 5
100
BJBR 2 2 2 1 1 10
% 20 20 20 10 10 10 10 100
BTN % Total 3 18 4 40 29 2 20 22 2 20 15 2 20 6 4 2 1 10 100 100
2. Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki Wanita Total
BMI % 18 60 12 40 30 100
BRI 16 14 30
% 53,3 46,7 100
BNI % BTN % BJBR % Total 9 45 7 70 8 80 58 11 3 2 42 55 30 20 20 100 10 100 10 100 100
3. Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan SD SMP SMA Sarjana Pascasarjana Abstain Total
BMI 2 11 17 30
%
6,67 36,7 56,7
100
BRI 1 11 17 1 30
%
3,33 36,7 56,7 3,33 100
BNI
%
BTN
1 1 6 10 1 1 20
5 5 30 50 5 5 100
3 7 10
%
30 70
100
BJBR 1 3 6 10
%
10 30 60
100
Total 1 5 34 57 2 1 100
48
Lampiran 3
4. Pekerjaan Pekerjaan Pelajar/ Mahasiswa Pegawai Negri Pegawai Swasta Wiraswasta TNI/Polri/ Purnawirawan Lain-lain Abstain
BMI
%
BRI
%
BNI
%
BTN
7 2
23 6,7
4 5
13 17
2 3
10 15
9 6
30 20
6 8
20 27
10 4
50 20
1 5 30
3,3 17
6 1 30
20 3,3 100
1 20
100
2 10
100
5
%
BJBR
%
Total
1
10
4 3
40 30
17 14
3 4
30 40
1 -
10
29 22
2
20
10
100
3 14 1 100
20 100
5. Tingkat Penghasilan Tingkat Penghasilan (dalam juta rupiah)
BMI
%
BRI
%
BNI
%
BTN
< 0,5
3
10
3
10
3
15
-
0,5 s.d 1
5
17
6
20
4
20
2
1 s.d 2
5
17
7
23
7
35
2 s.d 3
7
23
8
27
1
>3
7
23
2
6,7
4
%
BJBR
%
Total
-
9
20
-
17
2
20
5
50
26
5
2
20
2
20
20
20
4
40
1
10
18
2
20
10
100
10
100
100
Abstain
3
10
4
13
1
5
-
Total
30
100
30
100
20
100
10
49
Lampiran 4 Persepsi Responden Terhadap Pemilihan Bank
1. Popularitas Status/Skala 3 Non 4 Nasabah 5 Nasabah
BMI
%
BRI
%
BNI
%
BTN
%
BJBR
%
Total
3
10
2
6,66
2
5
1
10
10
4
13,33
2
10
1
10
-
8
3
-
10
-
5
2
6,67
1
3,333
1
5
1
10
-
3
2
6,67
9
30
3
25
2
20
3
30
19
4
16
53,3
8
26,67
6
25
2
20
4
40
36
5
4
13,3
6
20
6
30
3
30
3
30
22
30
100
30
100
20
100
10
100
10
100
100
Total
2. Pengetahuan Responden/Sosialisasi Bank Syariah Status/Skala Non Nasabah
3 4 5
BMI
%
BRI
%
BNI
%
BTN
%
BJBR
%
Total
2
6,67
3
10
3
15
2
20
-
-
10
-
-
13
-
-
-
6
20
-
4
13,3
-
2
10
1
-
10
-
3
3
10
4
13,3
2
10
-
2
20
11
4
15
50
12
40
10
50
6
60
8
51
5 Total
4
13,3
7
23,3
3
15
1
10
-
80 -
30
100
30
100
20
100
10
100
10
100
100
BMI
%
%
BTN
%
BJBR
%
Total
20
-
-
12
10
-
-
7
0
-
-
4
Nasabah
15
3. Legalitas Status/Skala Non Nasabah
Nasabah
3 4
4 2
13,33 6,66
BRI 3 3
% 10 10
BNI 3 1
15 5
2 1
5
2
6,66
1
3,33
1
5
3
1
3,33
3
10
3
15
2
20
3
30
12
4
9
30
8
26,7
2
10
3
30
5
50
27
5
12
40
12
40
10
50
2
20
2
20
38
30
100
30
100
20
100
10
100
10
100
100
Total
50
Lampiran 5 Karakteristik Nasabah dan Non Nasabah 1. Lama nasabah, penggunaan produk/layanan dan alasan pemilihan bank BMI
%
BRI
%
BNI
%
BTN
%
BJBR
%
Total
Nasabah
22
73
23
77
15
75
7
70
10
100
77
< 1 th
2
9
11
37
6
40
4
57
2
20
25
32,47
1 - 3 th
9
41
6
20
6
38
2
29
6
60
29
37,18
> 3 th
11
50
6
20
3
20
-
2
20
22
28,57
Pendanaan
21
95
21
70
15
100
2
29
7
70
66
85,71
4
57
3
30
7
8,97
-
-
Pembiayaan Pendanaan & Pembiyaan
1
5
1
3,3
1
6,7
1
14
1
10
5
6,94
Keyakinan (K)
16
73
16
53
13
87
4
57
5
50
54
70,13
Akses (A)
1
5
1
3,3
-
2
20
4
5,13
Pelayanan (P)
3
14
1
3,3
1
6,7
1
14
2
20
8
10,39
T. bg hasil (T)
1
5
4
13
1
6,3
2
29
1
10
9
11,54
K*T
1
5
1
3,3
-
-
-
2
2,56
P*T
-
1
3,3
-
-
-
1
1,28
Non nasabah
8
7
23
5
Jasa/Layanan
1
1
-
-
-
2
9,09
Nasabah BK Produk dan layanan (PL)
4
6
3
3
-
16
72,72
-
-
-
-
-
Akses
3
75
Pelayanan
1
25
PL*A Nasabah Gabungan Produk dan layanan (PL)
-
1
11
15
-
1
6,7
1
17
Akses
6
55
10
67
4
67
Pelayanan
1
9
3
20
-
PL*A
1
9
-
-
27
5
-
%
83 17
3
-
25
100
3
3
30
100
23
-
14
87,5
-
-
-
1
6,25
-
-
-
1
6,25
6
4
5
41
52,56
3
60
5
12,19
1
20
25
60,97
-
2
40
6
14,63
-
-
1
2,44
4
100
Abstain
2
3
3
1
-
9
Total
30
30
20
10
10
100
Lampiran 6 Persepsi Nasabah Terhadap Produk dan Layanan Bank Syariah
1. Profesionalitas Skala 3 4 5 Total
BMI
%
BRI
%
BNI
%
BTN
%
BJBR
%
Total
8 12 2 22
26,7 40 6,67 100
5 16 2 23
16,7 53,3 6,67 100
4 9 3 15
20 45 15 100
2 4 1 7
20 40 10 100
2 8
20 80
10
100
21 49 7 77
2. Akses % BNI % BTN % BJBR % Total Skala BMI % BRI 2 1 10 1 3 6 20 7 23,33 4 20 3 30 3 30 23 4 16 53,3 13 43,33 9 45 3 30 6 60 47 5 3 10 2 10 1 10 6 Total 22 100 23 100 15 100 7 100 10 100 77
3. Fasilitas Skala BMI % BRI % BNI % BTN % BJBR % Total 3 7 23,3 9 30 3 15 2 20 3 30 24 4 11 36,7 8 26,7 6 30 2 20 4 40 31 5 4 13,3 6 20 6 30 3 30 3 30 22 Total 22 100 23 100 15 100 7 100 10 100 77
4. Produk % BRI % BNI % BTN % BJBR % Total Skala BMI 2 1 5 1 10 2 3 8 26,67 6 20 5 25 3 30 3 30 25 4 14 46,67 14 46,7 9 45 2 20 7 70 46 5 3 10 1 5 1 10 5 Total 22 100 23 100 15 100 7 100 10 100 77