ANALISIS TINGKAT PENDAPATAN PEDAGANG PERANTARA SALAK PONDOH DI KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN Sri Rejeki, Suprapti Supardi, Sugiharti Mulya Handayani, Program Studi Agribisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta JalanIr. Sutami No. 36 A Kentingan Surakarta 57126 Telp./ Fax.(0271) 637457 E-mail:
[email protected]. Telp. 089671996665 Abstract : This research aimed at assessing factors that affect the level of income, the amount of charge, the reception and income brokers salak pondoh in sub-district turi district sleman. A method of basic research is descriptive with engineering research survey. Research is done in sub-district turi district sleman. The determination of the location of samples conducted in a deliberately with consideration the production of fruit salak pondoh largest in the county of sleman. A method of snowball adoption of respondents had to use sampling with as many as 30 the number of respondents. The results showed the average cost incurred by merchant middlemen salak pondoh in one day amounting to Rp 2.036.419 (63%). The average revenue earned intermediary traders salak pondoh is Rp 3.238.333 (100%) and the average income of intermediary traders salak pondoh is Rp 1.201.914 (37%). The value significance factor of salak sold of 0.000. While the number of factors to calculate t value salak sold amounted to 6,320, meaning that this value is higher than the t table (1%) = 2,797. Test results showed that the F value of 0.000 significance, so that the independent variable (age, level of education, trade, the number of dependents experince in the household, number of salak sold) together affect the dependent variable (income level). So the number of salak which sold the real level of income against the influential intermediary traders salak pondoh. Keywords : income level, intermediary traders, salak pondoh Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji besarnya biaya, penerimaan , pendapatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan pedagang perantara salak pondoh di Kecamatan Turi Kabupaten Sleman. Metode dasar penelitian adalah deskriptif dengan teknik penelitian survei. Metode pengambilan responden menggunakan snowball sampling dengan jumlah sebanyak 30 responden. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis faktor-faktor pendapatan, biaya, penerimaan dan pendapatan. Hasil penelitian menunjukkan biaya rata-rata yang dikeluarkan oleh pedagang perantara salak pondoh sebesar Rp 2.036.419 (63%). Penerimaan rata-rata pedagang perantara salak pondoh sebesar Rp 3.238.333 (100%) dan pendapatan ratarata pedagang perantara salak pondoh sebesar Rp 1.201.914 (37%). Nilai signifikansi faktor jumlah salak yang terjual sebesar 0,000. Sedangkan nilai t hitung faktor jumlah salak yang terjual sebesar 6,320, yang artinya nilai ini lebih tinggi dari t tabel (1%) = 2,797. Hasil uji F menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000, sehingga variabel independen (umur, tingkat pendidikan, pengalam berdagang, jumlah tanggungan dalam rumah tangga, jumlah salak terjual) secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen (tingkat pendapatan). Sehingga jumlah salak yang terjual berpengaruh nyata terhadap tingkat pendapatan pedagang perantara salak pondoh. Kata Kunci :Tingkat Pendapatan, Pedagang Perantara, Salak Pondoh
PENDAHULUAN Sektor pertanian memegang peranan penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat Indonesia menggantungkan hidupnya pada sektor ini. Sektor pertanian terdiri dari subsektor tanaman bahan pangan, subsektor perikanan, subsektor perkebunan, subsektor peternakan, dan subsektor kehutanan. Hortikultura merupakan salah satu subsektor tanaman bahan pangan yang memiliki prospek cukup cerah. Holtikultura terdiri dari komoditas buah-buahan, sayuran, tanaman hias, dan tanaman obat-obatan. Tanaman salak merupakan tanaman khas Indonesia dan tersebar di beberapa daerah di Indonesia dengan nama sebutan yang berbedabeda menurut nama daerah di mana salak itu tumbuh. Varietas salak yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut : salak Bali, salak pondoh, salak condet, salak Padang Sidepuan, salak manonjaya, salak Madura, salah Ambarawa, salak kersikan, dan lain-lain. Diantara berbagai jenis salak tersebut, yang mempunyai prospek dan nilai komersial tinggi adalah salak pondoh (Nazzaruddin dan Regina, 1992 : 24). Sentral produksi salak pondoh terbesar di Jogjakarta terletak di Kabupaten Sleman. Kabupaten Sleman merupakan daerah yang
memiliki potensi besar dalam budidaya salak pondoh. Kecamatan Turi merupakan salah satu sentral produksi salak pondoh di Kabupaten Sleman dikarenakan daerah ini merupakan daerah yang sangat ideal bagi pertumbuhan tanaman salak pondoh (Anarsis, 1999:36) Pedagang perantara salak pondoh yang berada di Kecamatan Turi Kabupaten Sleman merupakan pedagang yang membeli lansung dari petani salak pondoh, dimana pedagang perantara ini dapat dikatakan sebagai pedagang perantara pertama yaitu mendapatkan salak pondoh dengan membeli langsung kepada petani salak pondoh. Pedagang perantara pertama menjual salak pondoh tersebut kepada konsumen. Konsumen yang dimaksud adalah pedagang luar kota yang memasarkan salak pondohnya di luar Kabupaten Sleman. Petani salak biasanya berada atau bertempat tinggal di dekat pedagang perantara. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengetahui besarnya pendapatan yang diterima oleh pedagang perantara salak pondoh di Kecamatan Turi Kabupaten Sleman (2) Mengetahui pengaruh umur, tingkat pendidikan, pengalaman berdagang, jumlah tanggungan dalam rumah tangga dan jumlah salak yang terjual terhadap besarnya pendapatan pedagang perantara salak pondoh di Kecamatan Turi Kabupaten Sleman.
METODE PENELITIAN
dilaksanakan di Kecamatan Turi Kabupaten Sleman. Kecamatan Turi merupakan salah satu penghasil salak pondoh terbesar di Kabupaten Sleman, dengan pertimbangan produksi buah salak pondoh terbesar di Kabupaten Sleman yaitu sebesar
Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Penelitian
213.845,04 dan produktivitas sebesar 9,53. Metode pengambilan respondenyang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode snowball sampling. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 responden Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, meliputi identitas responden, biaya tenaga kerja, biaya penggunaan penyusutan alat, biaya transportasi, biaya pengemasan, jumlah salak yang terjual, harga jual dan harga beli, serta menggunakan data sekunder, meliputi data dari badan pusat statistik. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan untuk mengetahui Untuk mengetahui biaya usaha dagang salak pondoh menggunakan rumus TC = TFC + TVC...(1) keterangan : TC =Biaya total (Rp), TFC =Biaya HASIL DAN PEMBAHASAN
tetap total (Rp), TVC= Biaya variabel total (Rp). Untuk mengetahui penerimaan usaha dagang salak pondoh menggunakan rumus TR = Y x Py....(2) keterangan : TR = Total penerimaan (Rp)Y=Jumlah (Kg), Py = Harga (Rp). Untuk mengetahui pendapatan usaha dagang salak pondoh menggunakan rumus Pd = TR – TC...(3) keterangan : Pd= Pendapatan Pedagang Perantara, TR = Total Penerimaan (Rp), TC= Total Biaya (Rp). Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan adalah Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4+ b5X5....(4) keterangan : Y= Pendapatan (Rp), a = Konstanta, b= Koefisien Regresi, X1= Umur (th), X2= Tingkat Pendidikan (th), X3= Pengalaman Berdagang (th, X4 = Jumlah Tanggungan dalam Rumah Tangga (jiwa), X5=Jumlah Salak yang terjual (kg).
Karakteristik Responden Usaha Dagang Salak Pondoh Tabel 1. Identitas Responden Pedagang Perantara Salak Pondoh di Kabupaten Sleman 2013 No. Uraian 1. Rata –Rata usia responden (tahun) a. Usia <14 tahun b. Usia 15-64 tahun c. Usia ≥65 tahun 2. Pendidikan (tahun) a. SD (orang) b. SLTP (orang) c. SLTA (orang) d. Sarjana (orang) 3. Rata-rata jumlah tanggungan dalam rumah tangga (orang) 4. Rata-rata pengalaman berdagang (tahun) Sumber : Analisis Data Primer (2013)
Jumlah 42 0 30 0 10 5 11 12 2 4 18
Persentase% 0 100 0 16,67 36,67 40,00 6,67 -
melakukan usaha dagang salak Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa pondoh karena memahami tentang pedagang perantara yang dijadikan usaha dagang salak pondoh dari responden berjumlah 30 orang. Ratapengalaman yang mereka peroleh. rata umur pedagang perantara salak Rata-rata jumlah tanggungan dalam pondoh berada pada usia yang rumah tangga pedagang perantara produktif yakni 42 tahun. sehingga adalah 4 orang. Pengalaman produktivitas kerja pedagang berdagang yang dimiliki pedagang perantara salak pondoh di Kabupaten perantara dalam usaha dagang salak Sleman masih cukup tinggi karena pondoh ini berbeda, ada yang baru tergolong kategori umur produktif. saja memulai mengusahakan, ada Pada usia ini pedagang perantara pula yang sudah lama salak pondoh dapat menerima mengusahakan. Rata-rata informasi dan dapat melakukan pengalaman berdagang pedagang inovasi agar dapat memajukan usaha perantara salak pondoh adalah 18 dagang salak pondoh. Rata-rata tahun. pendidikan pedagang perantara salak Status Usaha Dagang Salak pondoh adalah 10 tahun atau setara tamat SMP. Pedagang dengan tingkat Pondoh pendidikan rendah tetap dapat Tabel 2. Status Usaha Dagang Salak Pondoh di Kecamatan Turi No. 1. 2.
Status Usaha Pekerjaan Utama Pekerjaan Sampingan Total
Jumlah (Responden) 30 0 0
Persentase (%) 100 0 100
Sumber : Analisis Data Primer (2013) menjual salak seperti salak Berdasarkan Tabel 2, dapat Madukara, salak Banjarnegara dan diketahui usaha dagang salak pondoh salak Wonosobo. merupakan pekerjaan utama bagi seluruh responden (100%). Usaha Modal Usaha Dagang Salak dagang salak pondoh dilakukan Pondoh Dalam menjalankan usaha karena lebih menguntungkan dagang salak pondoh ini para dibandingkan usaha yang lain. Salak pedagang membutuhkan modal yang pondoh tidak panen sepanjang tahun, tidak sedikit. Sumber modal usaha dalam setahun terjadi 2 kali panen dagang salak pondoh Kecamatan raya, sehingga pada saat tidak terjadi Turi dapat dilihat pada Tabel 3 panen raya pedagang perantara tidak berikut ini. menjual salak pondoh melainkan Tabel 3. Sumber Modal Usaha Dagang Salak Pondoh di Kecamatan Turi No 1. 2. 3.
Sumber Modal Modal Sendiri Modal Pinjaman Bank Bantuan Pemerintah Jumlah
Sumber : Analisis Data Primer (2013)
Jumlah (orang) 30 0 0 30
Persentase(%) 100 0 0 100
Berdasarkan Tabel 3, dapat diketahui bahwa sebanyak 30 orang responden (100,00%) pedagang perantara salak pondoh menggunakan modal sendiri untuk Biaya Usaha Dagang Salak Pondoh Perhitungan biaya pada usaha dagang salak pondoh pada penelitian ini diperhitungkan dua macam biaya yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap terdiri dari biaya penyusutan alat. Sedangkan yang termasuk biaya variabel adalah biaya pengemasan, biaya tenaga kerja, biaya transpotasi dan biaya pembelian salak. Biaya tetap adalah biaya yang digunakan dalam proses usaha dagang salak pondoh yang besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah salak yang terjual. Biaya tetap terdiri dari biaya penyusutan alat. Rata-rata biaya tetap pada usaha dagang salak pondoh menunjukkan bahwa ratarata biaya tetap pada usaha dagang salak pondoh di Kecamatan Turi yaitu sebesar Rp 302 perhari. Biaya Tabel 4. Rata-rata Biaya Variabel Usaha Turi No. 1. 2. 3. 4.
Macam Biaya Biaya Pengemasan Biaya Transpotasi Biaya Tenaga Kerja Biaya Pembelian Salak Jumlah
menjalankan usahanya. Hal ini dikarenakan pedagang perantara salak pondoh mampu memperoleh modal sendiri tanpa modal pinjaman bank atau bantuan pemerintah. penyusutan alat diperoleh dari harga awal dikurangi harga akhir kemudian dibagi umur ekonomis lalu dibagi 365 (1th). Hampir semua pedagang perantara salak pondoh melakukan penjualan setiap hari. Peralatan yang digunakan dalam usaha dagang salak pondoh kebanyakan memiliki umur yang panjang. Peralatan yang digunakan antara lain timbangan, jarum jahit dan ganco. Biaya variabel adalah biaya yang digunakan dalam proses usaha dagang salak pondoh yang besarnya berubah-ubah secara proporsional terhadap jumlah salak pondoh yang terjual. Biaya variabel terdiri dari biaya pengemasan, biaya transpotasi, biaya tenaga kerja dan biaya pembelian salak. Biaya variabel usaha dagang salak pondoh dalam satu hari penjualan dapat dilihat dari Tabel 4. Dagang Salak Pondoh di Kecamatan Rata-rata (Rp) 83.867 15.000 166.053 1.832.083 2.036.117
Persentase(%) 4,00 0,72 7,92 87,37 100,00
Sumber : Analisis Data Primer, 2013 (lampiran 3 dan 4) terbesar dari usaha dagang salak Berdasarkan Tabel 4 dapat pondoh yaitu sebesar Rp 1.832.083 diketahui bahwa jumlah rata-rata (87,36%). Biaya pembelian salak biaya variabel dalam satu hari dikeluarkan untuk membeli salak penjualan pada usaha dagang salak pondoh dari petani. pondoh di Kecamatan Turi Rata-rata biaya tenaga kerja Kabupaten Sleman adalah sebesar Rp merupakan biaya variabel terbesar 2.036.117. Rata-rata biaya pembelian kedua dari usaha dagang yaitu salak merupakan biaya variabel
dagang salak pondoh pengemasan sebesar Rp 166.053 (7,92%). Biaya yang menggunakan keranjang tenaga kerja dikeluarkan untuk memerlukan rafia dan rajut untuk proses pengangkutan, penyortiran pengemasannya. dan pengemasan. Biaya tenaga kerja biaya variabel yang digunakan yang dikeluarkan oleh pedagang pada usaha dagang salak pondoh perantara dipengaruhi oleh jumlah yaitu biaya transportasi. Biaya salak pondoh yang terjual. Semakin transportasi biasanya dikeluarkan banyak salak pondoh yang terjual para pedagang perantara untuk semakin banyak upah yang membeli bahan bakar kendaraan diberikan. (bensin). Kendaraan tersebut mereka Rata-rata biaya pengemasan gunakan untuk kegiatan transportasi merupakan biaya variabel terbesar dalam membeli salak pondoh. ketiga dari usaha dagang salak Besarnya rata-rata biaya transpotasi pondoh yaitu sebesar Rp 83.867 yang dikeluarkan pedagang perantara (4,00%). Rata-rata biaya pengemasan yaitu sebesar Rp 15.000 (0,72%). salak pondoh digunakan untuk Kegiatan usaha dagang memerlukan membeli kemasan yaitu keranjang, biaya yang kecil dalam hal kotak dan kardus. Krajang digunakan transpotasi, dimana pelanggan datang pedagang perantara untuk penjualan langsung kerumah pedagang salak pondoh pada lokasi dekat. perantara sehingga tidak memerlukan Sedangkan kotak dan kardus biaya pengiriman. digunakan pada penjualan salak Biaya total adalah hasil pondoh untuk lokasi jauh yang penjumlahan dari seluruh biaya tetap memungkinkan kemasan tidak rusak dan biaya variabel, yang dinyatakan sampai pada konsumen. Untuk setiap dalam rupiah. Biaya total yang keranjang berkisar Rp 3.000 – Rp dikeluarkan oleh usaha dagang salak 3.500, untuk setiap kotak berkisar Rp pondoh di Kecamatan Turi dapat 12.000 – Rp 13.000 dan untuk kardus dilihat pada Tabel 5. berkisar Rp 4.000. Pada usaha Tabel 5. Rata-rata Biaya Total Usaha dagang Salak Pondoh di Kecamatan Turi No. 1. 2.
Macam Biaya Biaya Tetap Biaya Variabel Jumlah
Rata-rata (Rp) 302 2.036.117 2.036.419
Persentase(%) 0,01 99,9 100,00
Sumber : Analisis Data Primer, 2013 (lampiran 5) biaya tetap hanya terdiri dari satu Tabel 5 menunjukkan bahwa biaya yaitu biaya penyusutan alat. rata-rata biaya total yang dikeluarkan dalam usaha dagang salak pondoh di Penerimaan Usaha Dagang Salak Kecamatan Turi dalam satu hari Pondoh penjualan adalah sebesar Rp Penerimaan usaha dagang salak 2.036.419. Biaya variabel lebih besar pondoh di Kecamatan Turi berasal daripada biaya tetap, hal ini dari hasil penjualan salak pondoh. dikarenakan biaya variabel lebih Berikut adalah tabel penerimaan banyak macam biayanya sedangkan usaha dagang salak pondoh di Kecamatan Turi :
Tabel 6. Ukuran Produk, Rata-rata salak pondoh (kg), Rata-rata harga/kg (Rp) dan Rata-rata Penerimaan (Rp) Usaha Dagang Salak Pondoh di Kecamatan Turi No. 1. 2. 3. 4.
Ukuran Produk Kecil (D) Sedang (C) Besar (B) Jumbo (A) Rata-rata
Rata-rata salak pondoh (Kg) 128 171 392 239
Rata-rata Harga/kg (Rp) 2.325 3.500 4.692 7.056
Rata-rata Penerimaan (Rp) 300.833 598.707 1.835.833 1.683.333 3.238.333
Sumber : Analisis Data Primer, 2013 (lampiran 6) dan D = kecil. Pedagang perantara Berdasarkan Tabel 6 diketahui menjual grade B, C, D kepada bahwa rata-rata jumlah penerimaan pedagang perantara selanjutnya, usaha dagang salak pondoh di pedagang pengecer atau konsumen Kecamatan Turi Kabupaten Sleman akhir, sedangkan untuk grade A sebesar Rp 3.238.333. Jumlah salak hanya dijual kepada supermarket pondoh ukuran kecil yang terjual karena grade A memiliki kualitas dalam satu hari adalah sebesar 128 yang baik sehingga menghasilkan kg dengan harga rata-rata per kg nilai jual yang tinggi. adalah Rp 2.325 sehingga rata-rata Besarnya penerimaan penerimaannya sebesar Rp 300.833. dipengaruhi oleh jumlah salak Jumlah salak pondoh ukuran sedang pondoh yang terjual. Semakin yang terjual dalam satu hari adalah banyak jumlah salak pondoh yang sebesar 171 kg dengan harga rataterjual, maka akan semakin besar rata per kg adalah Rp 3.500 sehingga juga penerimaannya. Selain itu, rata-rata penerimaannya sebesar Rp harga jual di pasaran juga 598.707. Jumlah salak pondoh mempengaruhi penerimaan, yaitu ukuran besar yang terjual dalam satu semakin tinggi harga jual salak hari sebesar 392 kg dengan harga pondoh, maka semakin tinggi pula rata-rata per kg adalah Rp 4.692 penerimaan yang diperoleh pedagang sehingga rata-rata penerimaannya perantara salak pondoh. sebesar Rp 1.835.833. Sedangkan untuk salak pondoh ukuran jumbo Pendapatan Usaha Dagang Salak yang terjual dalam satu hari adalah Pondoh sebesar 239 kg dengan harga rataPendapatan yang diperoleh rata per kg adalah Rp 7.056 sehingga dari pemasaran salak pondoh rata-rata penerimaannya sebesar Rp merupakan selisih antara penerimaan 1.683.333. Pedagang perantara total dengan biaya total. Untuk menjual salak pondoh dalam mengetahui pendapatan yang berbagai ukuran, mulai dari ukuran diperoleh dari usaha dagang salak kecil, sedang, besar dan jumbo. pondoh di Kecamatan Turi dapat masing-masing ukuran salak dilihat pada Tabel 7. dikatagorikan dalam berbagai grade A = jumbo, B = besar, C = sedang,
Tabel 7. Rata-rata Pendapatan Usaha Dagang Salak Pondoh di Kecamatan Turi No. Uraian 1. Penerimaan Total 2. Biaya Total Pendapatan
Rata-rata per Pedagang Perantara (Rp) 3.238.333 2.036.419 1.021.914
Sumber : Analisis Data Primer, 2013 (lampiran 7) Dari Tabel 7 dapat diketahui Analisis Faktor-Faktor Pedapatan bahwa penerimaan rata-rata masingAnalisis data menggunakan masing pedagang perantara salak regresi linier berganda dengan pondoh adalah sebesar Rp 3.238.333 menggunakan SPSS 16 ada 5 dengan total biaya yang dikeluarkan variabel yang diteliti adalah umur, rata-rata Rp 2.036.419 sehingga jika tingkat pendidikan, pengalaman dilihat dengan konsep pendapatan berdagang, jumlah tanggungan dalam maka dalam pemasaran salak rumah tangga dan jumlah salak yang pondoh, rata-rata pedagang perantara terjual dihasilkan persamaan: memperoleh pendapatan sebesar Rp Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + 1.021.914. Pendapatan yang b5X5+e diperoleh pedagang perantara Y = -1,064 + 1372,312X1 + dipengaruhi oleh perbedaan jumlah 1548,272X2 + 15701,190X3 + salak pondoh dengan biaya yang 28013,988X4 + 2405,258X5 dikeluarkan. Semakin banyak salak Keterangan : pondoh yang terjual dengan biaya Y : Pendapatan (Rp) yang rendah dan semakin tinggi a : Konstanta harga salak pondoh, maka b : Koefisien Regresi pendapatan yang akan diperoleh X1 : Umur(th) semakin besar. Panen raya salak X2 : Tingkat Pendidikan (th) pondoh terjadi dua kali dalam satu X3 : Pengalaman Berdagang (th) tahun yaitu pada bulan Juli-Agustus X4 : Jumlah Tanggungan dalam dan bulan Desember-Januari. Harga Rumah Tangga (jiwa) jual salak pondoh pada saat panen X5 : Jumlah Salak yang Terjual raya mengalami penurunan. Hal ini (kg) disebabkan oleh jumlah salak pondoh Adjusted R Square digunakan yang melimpah. Penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar dilakukan pada bulan September, prosentase sumbangan variabel dimana jumlah salak pondoh tidak independen secara bersama-sama melimpah seperti pada saat panen terhadap variabel dependen. raya sehingga harganya lebih tinggi Berdasarkan output diperoleh angka dari harga saat panen raya. Pada saat Adjusted R Square sebesar 0,739 atau ketersediaan salak pondoh terbatas 73,9%. Hal ini menunjukkan bahwa (bukan musim raya) pedagang variabel tingkat pendapatan perantara menjual salak lain seperti pedagang perantara salak pondoh salak madukara, salak Banjarnegara sebesar 73,9% dijelaskan oleh dan salak Wonosobo sehingga variabel umur, tingkat pendidikan, pedagang perantara tetap dapat pengalaman berdagang, jumlah menjalankan usaha dagang salak. tanggungan dalam rumah tangga dan
pengaruh faktor-faktor umur, tingkat jumlah salak yang terjual. Sedangkan pendidikan, pengalaman berdagang, sisanya sebesar 26,1% dijelaskan jumlah tanggungan dalam rumah oleh variabel lain yang tidak tangga dan jumlah salak yang terjual dimasukkan dalam model penelitian secara bersama-sama terhadap ini. tingkat pendapatan pedagang Uji F digunakan untuk menguji perantara di Kecamatan Turi pengaruh variabel bebas secara Kabupaten Sleman dapat dilihat pada bersama-sama terhadap variabel Tabel 8. tidak bebas. Dalam penelitian ini dilakukan uji F untuk mengetahui Tabel 8. Hasil Analisis Varians Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Pedagang Perantara Salak Pondoh Model Regression Residual Total
Jumlah Kuadrat 2,787 1,045 4,832
df 5 24 29
Kuadrat Tengah 7,573 4,354
Fhitung 17,393
Sig. 0,000a
Sumber : Analisis Data Primer (2013) Uji t menunjukkan pengaruh Pada penelitian ini data analisis masing-masing variabel independen dengan menggunakan regresi linier terhadap variabel dependen. berganda menggunakan SPSS. Berdasarkan uji t, tidak semua Pengujian model pada tingkat variabel independen berpengaruh kepercayaan α = 1%. Berdasarkan nyata terhadap variabel dependen Tabel 24 dapat diketahui bahwa atau tingkat pendapatan. Variabel tingkat signifikansi model sebesar independen umur, tingkat sebesar 0,000. α > sig. Atau 0,01 > pendidikan, pengalaman berdagang 0,00 artinya variabel independen dan jumlah tanggungan rumah (umur, tingkat pendidikan, tangga tidak berpengaruh nyata pengalaman berdagang, jumlah terhadap variabel dependen atau tanggungan dalam rumah tangga dan tingkat pendapatan. Sedangkan jumlah salak yang terjual) jumlah salak yang terjual berpengaruh bersama-sama terhadap perpengaruh nyata terhadap tingkat variabel dependen (tingkat pendapatan. pendapatan) pada tingkat kepercayaan 99%. Tabel 9. Hasil Analisis Regresi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Pedagang Perantara Salak Pondoh Model 1
(constant) Umur (X1)
Koefisien Regresi
t-hit
ttabel (1%)
t-tabel (5%)
t –tabel (10%)
Sig
-1,064 1372,312
-2,740 0,144
2,797
2,064
1,710
0,011 0,887
Tingkat Pendidikan (X2) PengalamanBerdagang (X3)
1548,272 15701,190
0,094 1,666
2,797 2,797
2,064 2,064
1,710 1,710
0,926 0,109
Jumlah Tanggungan Rumah tangga (X4) Jumlah Salak Terjual (X5)
28013,988
0,277
2,797
2,064
1,710
0,784
2405,258
6,320
2,797
2,064
1,710
0,000***
Keterangan : *** : 1% = Berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 99% ** : 5% = Berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95% * : 10 % = Berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 90% Berdasarkan hasil uji t menunjukkan bahwa nilai signifikansi faktor umur sebesar 0,887, yang artinya nilai ini lebih tinggi dari nilai α = 0,01 (0,887>0,01) maka Ho diterima dan H1 ditolak. Sedangkan nilai t hitung faktor umur sebesar 0,144, yang artinya nilai ini lebih rendah dari t tabel = 2,797. Sehingga dapat diartikan umur secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat pendapatan pedagang perantara salak pondoh. Umur tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat pendapatan pedagang perantara salak pondoh dikarenakan pada berbagai tingkat usia responden tetap dapat menjalankan usahanya sebagai pedagang perantara salak pondoh. Berdasarkan hasil uji t menunjukkan bahwa nilai signifikansi faktor tingkat pendidikan sebesar 0,926, yang artinya nilai ini lebih tinggi dari nilai α = 0,01 (0,926>0,01) maka Ho diterima dan H1 ditolak. Sedangkan nilai t hitung faktor tingkat pendidikan sebesar 0,094, yang artinya nilai ini lebih rendah dari t tabel = 2,797 Sehingga tingkat pendidikan secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat pendapatan pedagang perantara salak pondoh. Lama atau tidaknya jenjang pendidikan yang ditempuh oleh pedagang perantara salak pondoh tidak berpengaruh terhadap tingkat pendapatan, yang diperlukan hanyalah kemauan dan
tekad untuk usaha dagang salak pondoh. Usaha dagang ini tidak memerlukan tingkat pendidikan yang tinggi untuk usaha dagang salak pondoh, hanya kemauan dan tekad yang kuat untuk usaha dagang salak pondoh. Berdasarkan hasil uji t menunjukan bahwa nilai signifikansi faktor pengalaman berdagang sebesar 0,109, yang artinya signifikansi ini lebih tinggi dari nilai α = 0,01 (0,109>0,01) maka H0 diterima dan H1 ditolak. Sedangkan nilai t hitung faktor pengalaman berdagang sebesar 1,666, yang artinya nilai ini lebih rendah dari t tabel = 2,797. Sehingga pengalaman berdagang secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat pendapatan pedagang perantara salak pondoh. Pengalaman berdagang pedagang perantara salak pondoh tidak berpengaruh terhadap tingkat pendapatan salak pondoh. Lama tidaknya pengalaman sebagai pedagang perantara tidak berpengaruh terhadap tingkat pendapatan, dimana pendapatan salak diperoleh dari pelanggan melalui kemampuan responden sebagai pedagang perantara dalam menawarkan dagangannya serta kemampuan responden dalam menyerap informasi pasar. Berdasarkan hasil uji t menunjukkan bahwa nilai signifikansi faktor jumlah tanggungan dalam rumah tangga sebesar 0,784, yang artinya nilai ini lebih tinggi dari nilai α = 0,01 (0,784>0,01) maka Ho diterima dan H1 ditolak. Sedangkan nilai t hitung faktor jumlah tanggungan daam rumah tangga sebesar 0,277, yang artinya nilai ini lebih rendah dari t
tabel = 2,797. Sehingga jumlah tanggungan dalam rumah tangga secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat pendapatan pedagang perantara salak pondoh. Hal ini dikarenakan meskipun banyak atau sedikit jumlah tanggungan dalam rumah tangga pedagang perantara salak pondoh, mereka tetap berusaha untuk meningkatkan pendapatan. Berdasarkan hasil uji t menunjukkan bahwa nilai signifikansi faktor jumlah salak yang terjual sebesar 0,000 yang artinya nilai ini lebih rendah dari nilai α = 0,01 (0,000<0,01) maka Ho ditolak dan H1 diterima. Sedangkan nilai t hitung faktor jumlah salak yang terjual sebesar 6,320, yang artinya nilai ini lebih tinggi dari t tabel = 2,797. Sehingga jumlah salak yang terjual secara individu berpengaruh nyata terhadap tingkat pendapatan Jumlah yang dimaksud disini adalah pedagang perantara salak pondoh dalam satu hari mampu menjual salak pondoh dalam jumlah banyak. Sehingga semakin banyak jumlah salak pondoh yang terjual dalam satu hari maka dapat meningkatkan pendapatan pedagang perantara salak pondoh. Multikolinearitas adalah keadaan dimana antara dua variabel independen atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna (Priyatno, 2009 : 49). Dari hasil output Tabel Coefficients dapat diketahui bahwa nilai VIF kurang dari 5 dan nilai Tolerance lebih dari 0,1 untuk kelima variabel maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi masalah multikolinearitas.
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat pola sebaran titik-titik pada diagram scatterplot. Berdasarkan hasil analisis data pada diagram scatterplot dapat diketahui bahwa titik-titik menyebar secara acak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model yang dihasilkan tidak terdapat heteroskedastisitas. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis tingkat pendapatan pedagang peratara salak pondoh di Kecamatan Turi Kabupaten Sleman, dapat di ambil kesimpulan bahwa : (1) Rata-rata biaya usaha dagang salak pondoh perhari adalah sebesar Rp 2.036.419 (63%). Rata-rata penerimaan usaha dagang salak pondoh perhari adalah Rp 3.238.333 (100%) dan rata-rata pendapatan usaha dagang salak pondoh perhari sebesar Rp 1.201.914 (37%) (2) Hasil analisis menunjukkan faktor jumlah salak yang terjual secara individu berpengaruh nyata terhadap besarnya pendapatan pedagang perantara salak pondoh, sedangkan faktor umur, tingkat pendidikan, pengalaman berdagang dan jumlah tanggungan dalam rumah tangga secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap besarnya pendapatan pedagang perantara salak pondoh di Kecamatan Turi Kabupaten Sleman (3) Hasil analisis menunjukkan faktor independen (umur, tingkat pendidikan, pengalaman berdagang, jumlah tanggungan dalam rumah
tangga, jumlah salak yang terjual) secara bersama-sama berpengaruh terhadap tingkat pendapatan pedagang perantara di Kecamatan Turi Kabupaten Sleman. Saran Dari hasil penelitian ini, saran yang dapat diberikan penulis adalah : (1) Sebaiknya pedagang perantara salak pondoh di Kecamatan Turi Kabupaten Sleman selain melakukan pemasaran di rumah juga memperluas daerah pemasarannya agar dapat meningkatkan pendapatan (2) Sebaiknya pemerintah hendaknya lebih memperhatikan dan mengembangkan usaha dagang salak pondok, dikarenakan lokasi penelitian merupakan daerah wisata sehingga mampu menarik wisatawan yang sedang berkunjung untuk membeli sebagai oleh-oleh. DAFTAR PUSTAKA Anarsis W. 1999. Agribisnis Komoditas Salak. Bumi Aksara. Jakarta.
Budi HS. 1997. Salak Pondoh. Kanisius (anggota IKAPI). Yogyakarta. Effendi S, Singarimbun M. 1989. Metode Penelitian Survei. LP3ES anggota IKAPI. Jakarta. Hasan I. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Bumi Aksara. Jakarta. Narbuko C, Abu A. 2006. Metodologi Penelitian. Bumi Aksara. Jakarta. Nazzaruddin, Regina K. 1992. 18 Varietas Salak. Penebar Swadaya. Jakarta. Prayitno, D. 2009. Mandiri Belajar SPSS untuk Analisis Data dan Uji Statistik. Edisi Pertama Mediakom. Jakarta. Santoso, T. 2002. Riset Pemasaran Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. PT. Alex Media Komputing Kelompok Gramedia. Jakarta.