JURNAL TUGAS AKHIR
ANALISIS TINGKAT PENCEMARAN UDARA PADA KAWASAN TERMINAL MALENGKERI DI KOTA MAKASSAR
Oleh :
YASTI NURUL INAYAH D121 10 104
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015
ANALISIS TINGKAT PENCEMARAN UDARA PADA KAWASAN TERMINAL MALENGKERI DI KOTA MAKASSAR Isran Ramli 1, Muralia Hustim2 , Yasti Nurul 3 The terminal is a transportation road for the purposes of ride-relegated passaengers, the displacement intra or inter wheels transportation as well as maintain of arrivals and departures a public transport. One of the factor to achieve environmental conditions is a fine void the air pollution. Where terminal that in meticulous is Terminal Malengkeri Makassar which is located on Sultan Alaudin and the malengkeri road. This experiment in do with way to measure the quality of the air using a laboratory the quality of the air with a method of automatic and take five locations testing deployed in the area. Research in doing over two days represent one day working day and one holiday. Parameter that measured is Sulfur Dioxide (SO2), Nitrogen Dioxide (NO2), Carbon Dioxode (CO), Carbon Monoxide (CO2), Hydrogen (H2), Hydrogen Sulphide (H2 S), and Chlorida (Cl2). Standar quality ambient air obtained the bus station to the parameters of SO2 on working day is 151,93 µg/m3 and holiday is 122,05 µg/m3. To the parameters is NO2 on working day is 119,01 µg/m3 and holiday is 82,38 µg/m3. To parameters CO on working day is 21,01 µg/m3 and holiday is 23,79 µg/m3 as much as. To parameters Cl2 on working day is 56,43 µg/m3 and holiday is 53,16 µg/m3. The results of research the entire sample is still far below the standard quality ambient air in government regulation No.40 years of 1999. While for pollution standard index on terminal area on working days and holiday for SO2 draught parameters, NO2 in the category for good and CO on working days and holiday in a category not healthy as on decision No 107 Bapedal 1997. Seeing this condition proposed to andle the quality of the air that may be can be done by protecting the environment terminal around. Keywords: Air Pollution, Terminal Malengkeri, Makassar City 1. PENDAHULUAN Seiring dengan tingginya tingkat mobilisasi dan kebutuhan sarana transportasi yang mudah, murah dan aman maka tingkat penggunaan kendaraan bermotor juga akan meningkat. Hal ini jelas berkaitan erat dengan pencemaran udara. Sumber pencemaran udara dapat terjadi dimana mana baik itu berasal dari sumber tidak bergerak seperti aktivitas industri, proses alam maupun lainnya dan sumber bergerak yakni buangan emisi kendaraan bermotor. Data dari Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) tahun 2010 menyebutkan polusi udara dari kendaraan bermotor bensin menyumbang 70% karbon monoksida (CO), 100% Plumbum (Pb), 60% hidro karbon (HC) dan 60% oksida nitrogen (NOX). Bahkan beberapa daerah yang tingg kepadatan lalu lintasnya menunjukkan bahan pencemar seperti Pb, ozon (O), dan CO melebihi ambang batas yang ditetapkan. Menurut Dinas Perhubungan Kota Makassar, setiap tahunnya jumlah angka kendaraan di Makassar mengalami peningkatan sekitar 2-5%. Hingga Januari 2014 total jumlah kendaraan bermotor roda dua dan roda empat berkisar antara 8 ribu hingga 10 ribu unit dimana dari segi presentasi jumlah kendaraan pribadi mencapai 70% sedangkan kendaraan umum 30% (Dinas Perhubungan, 2014). Dengan tingginya tingkat penggunaan kendaraan bermotor, tidak terkecuali angkutan umum baik luar maupun dalam provinsi trayek angkutan kota dalam provinsi, angkutan kota dan angkutan dengan
perbandingan jumlah armada 29% jenis kendaraan umum dan 71% kendaraan pribadi maka jumlah penumpang akan berbanding lurus dengan banyaknya jumlah kendaraan (Awal Raahmat, 2013). Dengan demikian penggunaan kendaraan bermotor dikawasan terminal juga akan meningkat yang berakibat pencemaran udara juga ikut meningkat. Terminal merupakan sebuah prasarana transportasi jalan untuk keperluan menaik turunkan penumoang, perpindahan intra dan atau antar moda transportasi serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan angkutan umum. Salah satu kegiatan dalam pengendalian pencemaran udara adalah pemantauan kualitas udara ambien. Pemantauan kualitas udara memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan tercemar atau tidaknya udara pada lokasi pengukuran dengan cara membandingkan hasil pengukuran ke dalam Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU). Dalam rangka mengurangi pencemaran udara, maka tujuan penelitian adalah: 1. Untuk menganalisis konsentrasi polutan pada kawasan Terminal Malengkeri di Kota Makassar 2. Untuk menganalisis tingkat pencemaran udara dengan menggunakan Baku Mutu Udara Ambien dan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) pada kawasan Terminal Malengkeri di Kota Makassar. 2. TINJAUAN PUSTAKA Udara merupakan suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi. Udara merupakan komponen kehidupan yang sangat penting untuk
1
Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA 3 Mahasiswi, Jurusan Teknik Sipil, Prodi. Teknik Lingkungan Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA 2
1
kelangsungan hidup manusia maupun makhluk lainnya seperti tumbuhan dan hewan (Fardiaz, 1992). Udara ambien adalah udara bebas dipermukaan bumi yang berada pada lapisan troposfir yang dibutuhkan dan dapat mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup serta unsur lingkungan hidup lainnya. Pencemaran udara adalah salah satu komponen yang mempengaruhi pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya mahkluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan tidak berfungsi sesuai peruntukkannya. Pengukuran kualitas udara ambien bertujuan untuk mengetahui konsentrasi zat pencemar yang ada diudara. Data hasil pengukuran tersebut sangat diperlukan untuk berbagai kepentingan, diantaranya untuk mengetahui tingkat pencemaran udara disuatu daerah atau untuk menilai keberhasilan program pengendalian pencemaran udara yang sedang dijalankan. Baku mutu udara ambien adalah ukuran batas atau kadar zat, energy, dan atau komponen yang ada atau yang seharusnya ada dan/atau unsur pencemar yang tenggang keberadaaannya dalam udara ambien. Untuk satuan nilai baku mutu, hampir seluruhnya menggunakan µg/Nm3. Huruf N sebelum satuan volume mengindikasikan bahwa volume yang dimaksud adalah volume gas pada keadaan normal yakni pada temperatur 25°C dan tekanan 1 atm. Adapun nilai baku mutu, apabila nilai satuannya dalam ppm, maka perlu dikonversi ke µg/m3 agar dapat langsung dibandingkan ke standar baku mutu udara ambien dengan menggunakan rumus persamaan 1 dibawah ini : µg/m3 = ppm × 1000 × (
polusi udara yang dilengkapi dengan Logger seri MM900. Dialog 900/EMS adalah suatu software yang menyediakan fasilitas lengkap untuk melengkapi fungsi logger, termasuk konfigurasi, pengumpulan data, dan penyajian data. Software yang dilengkapi dengan Environmental Monitoring Station. Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) adalah angka yan tidak mempunyai mempunyai satuan yang menggambarkan kondisi kualitas udara dilokasi dan waktu tertentu yang didasarkan kepada dampak terhadap kesehatan manusia, nilai estetika dan makhluk lainnya. Kualitas udara disampaikan kepada masyarakat dalam bentuk indeks standar pencemaran udara atau yang disingkat ISPU. Sebelum parameter pencemar udara diolah secara matematis dan grafik di Indeks Standar Pencemar Udara, terlebih dahulu kita ketahui dalam pengolahan data tersebut apa yang dibutuhkan dan yang digunakan untuk menentukan hasil dari Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU). Untuk mengetahui hasil Indeks Standar Pencemaran Udara kita harus mengetahui batas Indeks Standar Pencemaran Udara dalam SI, karena batas Indeks tersebut digunakan dalam perhitungan matematis Indeks Standar Pencemaran Udara dapat dilihat pada Tabel 1 beradasarkar sumber Kep. BAPEDAL No. 107 Tahun 1997 Tabel 1. Batas Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU)
) ………….….(1)
Dimana: P : tekanan udara (1 atm) M : Berat molekul/senyawa R : Konstanta gas universal (0.0821) T : Temperatur absolut (°K) Pada saat pengukuran dilapangan, waktu pengukuran yang dibutuhkan untuk pengambilan data terkadang tidak sesuai dengan waktu pengukuran yang tertera pada baku mutu. Hal ini dapat diantisipasi dengan mengestimasikan waktu pengukuran dilapangan dengan waktu pengukuran sesuai dengan baku mutu deng menggunakan rumus pada persamaan 2 dibawah ini : C2 = C1(t1/t2)0.185 ……………………………..(2) Dimana : C1 = Konsentrasi sesaat (µg/m3) C2 = Konsentrasi standar (µg/m3) t1 = Waktu pemaparan sesaat (menit) t2 = Waktu pemaparan standar (menit)
Dengan adanya nilai batas ISPU maka rumus perhitungannya dapat dilihat pada persamaan 3 berikut ini : Konsentrasi nyata ambien (Xx) ppm, mg/m3 dll. Angka nyata ISPU (I) I=
(Xx-Xb) + Ib …………………………...(3)
Dimana : I = ISPU terhitung Ia = ISPU batas atas Ib = ISPU batas bawah Xa = Ambien batas atas Xb = Ambien batas bawah Xx = Kadar Ambien nyata hasil pengukuran
Salah satu alat yang dapat digunakan untuk sistem pemantauan sistem bergerak adalah mobil pengukuran
2
3. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 pada lampiran 1 yang tersedia. 3.2 Studi Pendahuluan Diawali dengan studi literatur untuk melengkapi dan mendukung data-data dari penelitian lapangan. Literatur yang digunakan terkait dengan ruang lingkup tingkat kualitas udara. Kemudian observasi awal yaitu dengan survei lapangan pada kawasan Terminal Malengkeri Makassar sebagai acuan untuk melakukan pemilhan lokasi penelitian, selanjutnya mengidentifikasi jenis peralatan yang akan digunakan untuk melakukan penelitian. 3.3 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 2 hari mewakili hari kerja kerja dan hari libur dimana pada hari kerja pada tanggal 20 Februari 2015 dan hari libur pada tanggal 29 Maret. Lokasi penelitian di Terminal Malengkeri terletak di Jalan Sultan Alaudin Makassar. 3.4 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian kualitas udara yaitu Mobil Laboratorium Kualitas Udara, 7 (tujuh) sensor komponen yaitu Hidrogen (H2), Hidrogen Sulfida (H2 S), Nitrogen Dioksida (NO2), Sulfur Dioksida (SO2), Karbon Dioksida (CO2), Karbon Monoksida (CO), dan Klorin (Cl2) ); Alat perekam data untuk merekam data hasil pembacaan sensor; Laptop yang dilengkapi program DEMS; Aplikasi wikimapia; Ponsel (Stopwatch) untuk mengetahui waktu pengukuran; Kamera untuk dokumentasi pada saat penelitian berlangsung. 3.5 Tahapan Pengambilan Data a. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari obsevasi serta pengambilan gambar dan dokumentasi. b. Metode Pengambilan Data Pengukuran tingkat kualitas udara yang dilakukan hanya 1 kali pada masing-masing titik pengukuran. Penelitian dilakukan pada hari kerja dan hari libur. Pengukuran dilakukan di 5 titik pengujian yaitu (a) warung makan dalam terminal (b) gerbang keluar ke arah jalan malengkeri (c) gerbang masuk dari arah jalan malengkeri (d) parkiran dalam terminal dan (e) gerbang keluar kearah jalan sultan alaudin. Pada penelitian ini diambil 5 titik pengujian yang mewakili daerah yang konsentrasi pencemaran tinggi dan dilakukan dari pagi hingga sore hari selama 1 jam tiap titik pengujian. Proses pengukuran dilakukan dengan meletakkan lalu alat di atur setiap 1 (satu) data terbaca pada menit ke 5 dengan interval waktu 5 menit tiap data sehingga dalam 1 jam dapat menghasilkan 12 data. Pada alat penelitian yang digunakan, interval waktu dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Alat ini dapat membaca data dengan interval tiap detik, menit hingga jam. Tetapi yang perlu diketahui, interval waktu tidak mempengaruhi hasil karena
akan diestimasikan sesuai dengan waktu pengukuran yang sebenarnya Pada penelitian ini, peneliti mengambil interval waktu 5 menit tiap data karena hanya ingin melihat fluktuasi data pembacaan selama 1 jam. 3.6 Tahapan Pengolahan Data dan Analisis Data-data yang dikumpulkan pada penelitian akan dianalisis dalam kerangka model yang menjadi target utama dalam penelitian ini. Adapun flowchart pengolahan data dapat dilihat pada gambar 2 pada lampiran1. 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Jenis Polutan Hasil pemantauan kualitas udara yang dilakukan pada 5 titik pengukuran sebagaimana disebutkan pada bagian sebelumnya adalah sebagai berikut : a. Polutan Sulfur Dioksida (SO2) Hasil pemantauan kualitas udara pada polutan SO2 pada hari kerja dan hari libur dapat dilihat pada Gambar 3 pada lampiran 1. Dari hasil pengukuran polutan SO2 menunjukkan bahwa pada hari kerja secara rata-rata kadar SO2 adalah pada titik 1 sebesar 162,63 µg/m3, titik 2 sebesar 169,92 µg/m3, pada titik 3 sebesar 148,99 µg/m3, titik 4 sebesar 130,77 µg/m3dan pada titik 5 sebesar 147,35 µg/m3dengan rata-rata tertinggi pada titik 2 dan terendah pada titik 4. Pembacaan maksimum terjadi pada titik ke 2 tepatnya pembacaan pukul 11.38 siang dengan kadar polutan antara 180-210 µg/m3dan nilai minimum di titik ke 5 pembacaan pukul 16.24 sore dengan kadar polutan antara 120-150 µg/m3. Bila dibandingkan dengan standar baku mutu udara ambien maka semua titik pengukuran masih dibawah standar baku mutu dengan nilai standar 900 µg/m3. Pengamatan langsung pada saat pengukuran dilapangan menunjukkan bahwa kondisi terminal dalam keadaan ramai dengan aktivitas kendaraan baik kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Namun dari hasil pengukuran disemua titik menunjukkan bahwa kualitas udara SO2 dikawasan terminal Malengkeri masih jauh dibawah standar baku mutu yang telah ditetapkan. Sedangkan pada hari libur secara rata-rata kadar SO2 adalah pada titik 1 sebesar 78,28 µg/m3, titik 2 sebesar 160,17 µg/m3, pada titik 3 sebesar 144,39 µg/m3, titik 4 sebesar 114,08 µg/m3dan pada titik 5 sebesar 113,33 µg/m3dengan rata-rata tertinggi pada titik 2 dan terendah pada titik 1. Pembacaan maksimum terjadi pada titik ke 3 tepatnya pembacaan pukul 13.33 siang dengan kadar polutan antara 180-210 µg/m3dan nilai minimum di titik ke 5 pembacaan pukul 16.04 sore dengan kadar polutan antara 0-30 µg/m3. Bila dibandingkan dengan standar baku mutu udara ambien maka semua titik pengukuran masih dibawah standar baku mutu dengan nilai standar 900 µg/m3. Pengamatan langsung pada saat pengukuran dilapangan menunjukkan bahwa kondisi terminal dalam keadaan ramai dengan
3
aktivitas kendaraan baik kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Namun dari hasil pengukuran disemua titik menunjukkan bahwa kualitas udara SO2 dikawasan terminal Malengkeri masih jauh dibawah standar baku mutu yang telah ditetapkan. b. polutan Nitrogen Dioksida (NO2) Hasil pemantauan kulitas udara pada polutan NO2 pada hari kerja dan hari libur dapat dilihat pada Gambar 4 pada lampiran 1. Dari hasil pengukuran polutan NO2 menunjukkan bahwa pada hari kerja secara rata-rata kadar NO2 adalah pada titik 1 sebesar 142 µg/m3, titik 2 sebesar 136,81 µg/m3, pada titik 3 sebesar 113,58 µg/m3, titik 4 sebesar 101,07 µg/m3dan pada titik 5 sebesar 101,58 µg/m3 dengan rata-rata tertinggi pada titik 1 dan terendah pada titik 4. Pembacaan maksimum terjadi pada titik ke 1 tepatnya pembacaan pukul 9.50 pagi dengan kadar polutan antara 160-200 µg/m3dan nilai minimum di titik ke 5 pembacaan pukul 10.20 pagi dengan kadar polutan antara 80-120 µg/m3.Bila dibandingkan dengan standar baku mutu udara ambien maka semua titik pengukuran masih dibawah standar baku mutu dengan nilai standar 400 µg/m3. Pengamatan langsung menunjukkan bahwa keadaan ramai dengan aktivitas kendaraan baik kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Namun dari hasil pengukuran disemua titik menunjukkan kualitas udara NO2 dikawasan terminal Malengkeri masih dalam keadaan aman dari segi baku mutu udara ambien. Sedangkan pada hari libur secara rata-rata kadar NO2 adalah pada titik 1 sebesar 55,71µg/m3, titik 2 sebesar 115,12 µg/m3, pada titik 3 sebesar 87,64 µg/m3, titik 4 sebesar 65,09 µg/m3dan pada titik 5 sebesar 88,35 µg/m3 dengan rata-rata tertinggi pada titik 2 dan terendah pada titik1. Pembacaan maksimum terjadi pada titik ke 4 tepatnya pembacaan pukul 14.49 siang dengan kadar polutan antara 120-260 µg/m3dan nilai minimum di titik ke 4 pembacaan pukul 15.14 sore dengan kadar polutan antara 0-40 µg/m3. Bila dibandingkan dengan standar baku mutu udara ambien maka semua titik pengukuran masih dibawah standar baku mutu dengan nilai standar 400 µg/m3. Pengamatan langsung menunjukkan bahwa pada saat pengukuran dilapangan, kondisi terminal dalam keadaan ramai dengan aktivitas kendaraan baik kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Namun dari hasil pengukuran disemua titik menunjukkan kualitas udara NO2 dikawasan terminal Malengkeri masih dalam keadaan aman dari segi baku mutu udara ambien. c. Polutan Karbon Monoksida (CO) Hasil pemantauan kualitas udara pada polutan CO pada hari kerja dan hari libur dapat dilihat pada Gambar 5 pada lampiran 1. Dari hasil pengukuran polutan CO menunjukkan bahwa pada hari kerja secara rata-rata kadar CO
adalah pada titik 1 sebesar 5,02 µg/m3, titik 2 sebesar 9,45 µg/m3, pada titik 3 sebesar 25,48 µg/m3, titik 4 sebesar 32,83 µg/m3dan pada titik 5 sebesar 32,27 µg/m3 dengan rata-rata tertinggi pada titik 4 dan terendah pada titik 1. Pembacaan maksimum terjadi pada titik ke 5 tepatnya pembacaan pukul 16.44 sore dengan kadar polutan antara 60-70 µg/m3 dan nilai minimum 0 µg/m3 terdapat pada titik 1 dan 2 dengan waktu yang berbeda. Bila dibandingkan dengan standar baku mutu udara ambien maka semua titik pengukuran masih dibawah standar baku mutu dengan nilai standar 30,000 µg/m3. Pengamatan langsung pada saat pengukuran dilapangan menunjukkan bahwa kondisi terminal dalam keadaan ramai dengan aktivitas kendaraan baik kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Namun dari hasil pengukuran disemua titik menunjukkan kualitas udara CO dikawasan terminal Malengkeri masih dalam keadaan aman dari segi baku mutu udara ambien. Sedangkan pada hari libur secara rata-rata kadar CO adalah pada titik 1 sebesar 10,99 µg/m3, titik 2 sebesar 22,40 µg/m3, pada titik 3 sebesar 26,78 µg/m3, titik 4 sebesar 33,90 µg/m3dan pada titik 5 sebesar 24,87 µg/m3 dengan rata-rata tertinggi pada titik 4 dan terendah pada titik 1. Pembacaan maksimum terjadi pada titik ke 4 tepatnya pembacaan pukul 15.19 sore dengan kadar polutan antara 30-40 µg/m3 dan nilai minimum terjadi pada titik ke 1 tepatnya pembacaan 09.25 pagi dengan kadar polutan antara 0-10 µg/m3. Bila dibandingkan dengan standar baku mutu udara ambien maka semua titik pengukuran masih dibawah standar baku mutu dengan nilai standar 30,000 µg/m3. Pengamatan langsung pada saat pengukuran dilapangan menunjukkan bahwa kondisi terminal dalam keadaan ramai dengan aktivitas kendaraan baik kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Namun dari hasil pengukuran disemua titik menunjukkan kualitas udara CO dikawasan terminal Malengkeri masih dalam keadaan aman dari segi baku mutu udara ambien. d. Polutan Karbon Dioksida (CO2) Hasil pemantauan kulitas udara pada polutan CO2 pada hari kerja dan hari liburdapat dilihat pada Gambar 6 pada lampiran 1. Dari hasil pengukuran polutan CO2 pada hari kerja menunjukkan bahwa kadar CO2 disemua titik pengukuran adalah 0 µg/m3. Hal ini dapat disebabkan oleh alat sensor hanya mengukur polutan yang lewat disekitar sensor sedangkan sensor tersebut berada diatas mobil yang ketinggiannya sekitar ± 2 meter sehingga buangan kendaraan bermotor yang diharapkan dapat terbaca oleh sensor tidak bekeja sebagaimana yang diharapkan. Disamping itu pula, arah angin juga menentukan terbaca atau tidaknya polutan yang diukur. Apabila arah angin berlawan dengan
4
sensor atau sensor berada dalam posisi dimana arah angin tidak menuju kearah tersebut sehingga memungkinkan sensor tidak menangkap polutan yang diukur sedangkan peneliti tidak mengukur arah angin. Disini letak kekurangan penelitian ini.Pada penelitian ini pula, tiap satu data terbaca pada menit ke 5 yang memungkinkan pada menit ke 5 tersebut sensor tidak menangkap polutan tetapi sebelum atau setelah menit ke 5, sensor dapat membaca polutan tetapi alat tidak merekam. CO2 juga dihasilkan dari pembakaran sempurna bahan bakar minyak, sehingga pada saat pengukuran mungkin saja aktivitas yang menggunakan bahan bakar minyak tidak terjadi pembakaran yang sempurna yang mengakibatkan tidak terjadi pembentukan CO2 sehingga sensor tidak menangkap polutan. Sedangkan pada hari libur secara rata-rata kadar CO2 adalah pada titik 1 sebesar 1,49 µg/m3, titik 2 sebesar 2,24 µg/m3, pada titik 3 sebesar 1,19 µg/m3, titik 4 sebesar 1,34 µg/m3 dan pada titik 5 sebesar 2,54 µg/m3 dengan rata-rata tertinggi pada titik 5 dan terendah pada titik 1 dan 3. Pembacaan maksimum terjadi pada titik ke 3 tepatnya pembacaan pukul 13.13 siang dengan kadar polutan antara 6-8 µg/m3 dan nilai minimum adalah 0 µg/m3 dan terjadi di semua titik pengukuran. Pengamatan langsung pada saat pengukuran dilapangan menunjukkan bahwa kondisi terminal dalam keadaan ramai dengan aktivitas kendaraan baik kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Polutan CO2 tidak bisa dibandingkan langsung dengan baku mutu udara ambien karena polutan ini tidak terdapat dalam baku mutu. e. Polutan Hidrogen (H2) Hasil pemantauan kulitas udara pada polutan H2 pada hari kerja dan hari libur dapat lihat pada Gambar 7 pada lampiran 1. Dari hasil pengukuran polutan H2 pada hari adalah pada titik 1 sebesar 3,95 µg/m3, titik 2 sebesar 2,68 µg/m3, pada titik 3 sebesar 2,27 µg/m3, titik 4 sebesar 1,38 µg/m3dan pada titik 5 sebesar 0,69 µg/m3 dengan rata-rata tertinggi pada titik 1 dan terendah pada titik 5. Pembacaan maksimum terjadi pada titik ke 1 dan 2 tepatnya pembacaan pukul 09.30 pagi dan 11.03 siang dengan kadar polutan antara 9-12 µg/m3 dan nilai minimum terdapat dibeberapa titik dan waktu yang berbeda dengan pembacaan 0 µg/m3. Polutan H2 tidak bisa dibandingkan langsung dengan baku mutu udara ambien karena polutan ini tidak terdapat dalam baku mutu. Sedangkan pada hari libur secara rata-rata kadar H2 adalah pada titik 1 sebesar 3,25 µg/m3, titik 2 sebesar 8,73 µg/m3, pada titik 3 sebesar 2,84 µg/m3, titik 4 sebesar 1,84 µg/m3dan pada titik 5 sebesar 3,08 µg/m3 dengan rata-rata tertinggi pada titik 2 dan terendah pada titik 5. Pembacaan maksimum
terjadi pada titik ke 2 tepatnya pembacaan pukul 11.53 siang dengan kadar polutan antara 18-21 µg/m3dan nilai minimum terdapat dibeberapa titik dan waktu yang berbeda dengan pembacaan 0 µg/m3. Polutan H2 tidak bisa dibandingkan langsung dengan baku mutu udara ambien karena polutan ini tidak terdapat dalam baku mutu. f. Polutan Hidrogen Sulfida (H2 S) Hasil pemantauan kulitas udara pada polutan H2S pada hari kerja dan hari libur dapat lihat pada Gambar 8 pada lampiran 1. Dari hasil pengukuran polutan H2S pada hari kerja menunjukkan bahwa secara rata-rata kadar H2S adalah pada titik 1 sebesar 87,96 µg/m3, titik 2 sebesar 76,91 µg/m3, pada titik 3 sebesar 66,20 µg/m3, titik 4 sebesar 67,61 µg/m3dan pada titik 5 sebesar 72,29 µg/m3 dengan rata-rata tertinggi pada titik 1 dan terendah pada titik 3. Pembacaan maksimum terjadi pada titik ke 5 tepatnya pembacaan pukul 16.44 sore dengan kadar polutan antara 120-140 µg/m3dan nilai minimum terdapat dibeberapa titik ke 2 tepatnya pembacaan 11.03 siang dengan kadar polutan antara 40-60 µg/m3. Polutan H2S tidak bisa dibandingkan langsung dengan baku mutu udara ambien karena polutan ini tidak terdapat dalam baku mutu. Sedangkan untuk hari libur secara rata-rata kadar H2S adalah pada titik 1 sebesar 35,98 µg/m3, titik 2 sebesar 46,26 µg/m3, pada titik 3sebesar 67,95 µg/m3, titik 4 sebesar 52,54 µg/m3dan pada titik 5 sebesar 63,36 µg/m3 dengan rata-rata tertinggi pada titik 3 dan terendah pada titik 1. Pembacaan maksimum terjadi pada titik ke 2 tepatnya pembacaan pukul 11.38 siang dengan kadar polutan antara 80-100 µg/m3dan nilai minimum terdapat dibeberapa titik ke 1 tepatnya pembacaan 09.30 pagi dengan kadar polutan antara 0-20 µg/m3. Polutan H2S tidak bisa dibandingkan langsung dengan baku mutu udara ambien karena polutan ini tidak terdapat dalam baku mutu. g. Polutan Klorida (Cl2) Hasil pemantauan kulitas udara pada polutan Cl2 pada hari kerja dan hari libur dapat dilihat pada Gambar 9 pada lampiran 1. Dari hasil pengukuran polutan Cl2 pada hari kerja menunjukkan bahwa secara rata-rata kadar Cl2 adalah pada titik 1 sebesar 141,28 µg/m3, titik 2 sebesar 111,60 µg/m3, pada titik 3 sebesar 97,70 µg/m3, titik 4 sebesar 75,81 µg/m3 dan pada titik 5 sebesar 81,59 µg/m3 dengan rata-rata tertinggi pada titik 1 dan terendah pada titik 4. Pembacaan maksimum terjadi pada titik ke 5 tepatnya pembacaan pukul 16.44 sore dengan kadar polutan antara 200-250 µg/m3 dan nilai minimum terdapat pada titik ke 4 tepatnya pembacaan pukul 14.44 siang dengan kadar polutan antara 50-100 µg/m3. Polutan Cl2 terdapat pada baku mutu akan tetapi waktu pemaparannya tidak sesuai dengan waktu pengukuran dilapangan sehingga hasilnya harus diestimasikan ke waktu pemaparan sebenarnya
5
4.2
dengan menggunakan rumus pada persamaan 2.2. Pada baku mutu, waktu pengukuran Cl2 adalah 24 jam sedangkan waktu pengukuran dilapangan selama 1 jam. Setelah diestimasikan ke waktu pemaparan sebenarnya dari 1 jam ke 24 jam maka hasil pengukuran disemua titik masih dibawah standar baku mutu udara ambien yang telah ditetapkan. Sedangkan pada hari libur secara rata-rata kadar Cl2 adalah pada titik 1 sebesar 70,40 µg/m3, titik 2 sebesar 77,07 µg/m3, pada titik 3 sebesar 101,69 µg/m3, titik 4 sebesar 112,54 µg/m3dan pada titik 5 sebesar 116,87 µg/m3 dengan rata-rata tertinggi pada titik 5 dan terendah pada titik 1. Pembacaan maksimum terjadi pada titik ke 3 tepatnya pembacaan pukul 13.13 siang dengan kadar polutan antara 150-200 µg/m3 dan nilai minimum terdapat pada titik ke 1 tepatnya pembacaan pukul 10.20 pagi dengan kadar polutan antara 0-50 µg/m3. Polutan Cl2 terdapat pada baku mutu akan tetapi waktu pemaparannya tidak sesuai dengan waktu pengukuran dilapangan sehingga hasilnya harus diestimasikan ke waktu pemaparan sebenarnya dengan menggunakan rumus pada persamaan 2 Pada baku mutu, waktu pengukuran Cl2 adalah 24 jam sedangkan waktu pengukuran dilapangan selama 1 jam. Setelah diestimasikan ke waktu pemaparan sebenarnya dari 1 jam ke 24 jam maka hasil pengukuran disemua titik masih dibawah standar baku mutu udara ambien yang telah ditetapkan. Analisis dan Perhitungan Konsentrasi Polutan dalam Estimasi Waktu Dalam perhitungan estimasi waktu, polutan yang dihitung hanya tiga yaitu Sulfur Dioksida(SO2), Nitrogen Dioksida (NO2), dan Karbon Monoksida (CO) karena hanya ketiga parameter tersebut yang terdapat dalam ISPU. Hasil perhitungan menggunakan persamaan 2 dalam estimasi waktu standar ISPU adalah sebagai berikut : a. Polutan Sulfur Dioksida (SO2) dalam estimasi waktu standar Berdasarkan persamaan 2 yang mana menentukan estimasi waktu yang ditentukan dalam pemaparan waktu standar polutan SO2 menggunakan waktu estimasi selama 24 jam yang selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini :
Dari hasil perhitungan diatas, pemaparan waktu standar pada polutan SO2 pada hari kerja menunjukkan adanya penurunan konsentrasi SO2 dimasing - masing titik setelah diestimasikan ke waktu pengukuran sebenarnya yakni dari waktu 1 jam ke 24 jam dengan
pembacaan tertinggi pada titik 2 yaitu 94,38µg/m3dan terendah pada titik 4 yaitu 72,64µg/m3. Adapun untuk hari libur dapat dilihat pada Tabel 3 dibawah ini :
Dari hasil perhitungan diatas, pemaparan waktu tandar pada polutan SO2 pada hari libur menunjukkan adanya penurunan konsentrasi SO2 dimasing - masing titik setelah diestimasikan ke waktu pengukuran sebenarnya yakni dari waktu 1 jam ke 24 jam dengan pembacaan tertinggi pada titik 2 yaitu 88,97 µg/m3 dan terendah pada titik 1 yaitu 43,48µg/m3. b. Polutan Nitrogen Dioksida (NO2) dalam estimasi waktu standar Berdasarkan persamaan 2 yang mana menentukan estimasi waktu yang ditentukan dalam pemaparan waktu standar polutan NO2 menggunakan waktu estimasi selama 1 jam yang selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini :
Dari hasil perhitungan diatas, pemaparan waktu standar pada polutan NO2 pada hari kerja menunjukkan bahwa tidak ada perubahan konsentrasi dimasing - masing titik karena dalam baku mutu udara ambien waktu standar untuk polutan NO2 sama dengan waktu pengukuran dilapangan yakni 1 jam. Pembacaan tetinggi pada titik 1 yaitu 142 µg/m3dan pembacaan terendah pada titik 4 yaitu 101,07 µg/m3. Adapun untuk hari libur dapat dilihat pada Tabel 5 dibawah ini :
Dari hasil perhitungan diatas, pemaparan waktu standar pada polutan NO2 pada hari libur menunjukkan bahwa tidak ada perubahan konsentrasi dimasing - masing titik karena dalam baku mutu udara ambien waktu standar untuk polutan NO2 sama dengan waktu pengukuran dilapangan yakni 1 jam. Pembacaan tetinggi pada titik 2 yaitu 115,12
6
µg/m3dan pembacaan terendah pada titik 4 yaitu 65.09µg/m3. c. Polutan Karbon Monoksida (CO) Berdasarkan persamaan 2 yang mana menentukan estimasi waktu yang ditentukan dalam pemaparan waktu standar polutan CO menggunakan waktu estimasi selama 8 jam yang selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini
Dari hasil perhitungan diatas, pemaparan waktu standar pada polutan CO pada hari kerja menunjukkan adanya penurunan konsentrasi CO dimasing - masing titik setelah diestimasikan ke waktu pengukuran sebenarnya yakni dari waktu 1 jam ke 8 jam. Pembacaan tertinggi pada titik 4 yaitu 22,34 µg/m3 dan pembacaan terendah pada titik 1 yaitu 3,42 µg/m3. Adapun untuk hari libur dapat dilihat pada Tabel 7 dibawah ini :
penurunan konsentrasi Cl2 dimasing - masing titik setelah diestimasikan ke waktu pengukuran sebenarnya yakni dari waktu 1 jam ke 24 jam. Pembacaan tertinggi pada titik 1 yaitu 78,47µg/m3dan pembacaan terendah pada titik 4 yaitu 42,11µg/m3. Adapun untuk hari libur dapat dilihat pada Tabel 9 dibawah ini : Dari hasil perhitungan diatas, pemaparan waktu standar pada polutan Cl2 pada hari libur menunjukkan adanya penurunan konsentrasi Cl2 dimasing-masing titik setelah diestimasikan ke waktu pengukuran sebenarnya yakni dari waktu 1 jam ke 24 jam. Pembacaan tertinggi pada titik 5 yaitu 64,91µg/m3 dan pembacaan terendah pada titik 1yaitu 39,10 µg/m3.
4.3
Analisis Perhitungan Berdasarkan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) Dalam ISPU hanya terdapat tiga jenis polutan yang diukur dilapangan antara lain Sulfur Dioksida(SO2), Nitrogen Dioksida (NO2), dan Karbon Monoksida (CO). Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 10 dan Tabel 11 pada lampiran 2 yang tersedia. Dari hasil yang diperoleh, dapat dijelaskan bahwa pada hari kerja kadar polutan SO2 hanya pada titik 4 yang masuk dalam kategori baik, selebihnya berada pada kategori sedang. Kadar polutan NO2 disemua titik pengukuran masih dalam kategori baik sedangkan pada polutan CO bervariasi, pada titik 1 berada dalam kategori baik, titik 2 dalam kategori sedang dan selebihnya berada pada kategori sangat tidak sehat. Sedangkan pada hari libur kadar polutan SO2 pada titik 2 dan 3 masuk dalam kategori sedang, selebihnya berada dalam kategori baik. Kadar polutan NO2 disemua titik pengukuran masih dalam kategori baik sedangkan pada polutan CO bervariasi, pada titik 1 berada dalam kategori sedang, titik 2 dan 5 dalam kategori tidak sehat dan selebihnya berada pada kategori sangat tidak sehat.
4.4.
Hasil ISPU Kawasan Terminal Malengkeri Makassar Berdasarkan perhitungan ISPU pada kawasan Terminal Malengkeri, hasil rata-rata polutan Sulfur Dioksida (SO2), Nitrogen Dioksida (NO2), dan Karbon Monoksida (CO) disetiap titik pengukuran dapat dilihat pada Tabel 12 dibawah ini :
Dari hasil perhitungan diatas, pemaparan waktu standar pada polutan CO pada hari libur menunjukkan adanya penurunan konsentrasi CO dimasing - masing titik setelah diestimasikan ke waktu pengukuran sebenarnya yakni dari waktu 1 jam ke 8 jam. Pembacaan tertinggi pada titik 4 yaitu 23,07µg/m3dan pembacaan terendah pada titik 1 yaitu 7,48µg/m3. d. Polutan Klorida (Cl2) Berdasarkan persamaan 2 yang mana menentukan estimasi waktu yang ditentukan dalam pemaparan waktu standar polutan Cl2 menggunakan waktu estimasi selama 24 jam yang selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini :
Dari hasil perhitungan diatas, pemaparan waktu standar pada polutan Cl2 pada hari kerja menunjukkan adanya
7
Dari hasil diatas, dapat disimpulkan bahwa pada Kawasan Terminal Malengkeri Makassar pada hari kerja kadar polutan SO2 dan NO2 masih dalam kategori baik sedangkan untuk polutan CO berada dalam kategori tidak sehat. Salah satu yang mengakibatkan polutan CO masuk dalam kategori tidak sehat karena banyaknya aktivitas kendaraan bermotor dikawasan terminal serta asap dari pembakaran makanan dalam kawasan terminal. Sedangkan hasil ISPU Kawasan Terminal untuk hari libur dapat dilihat pada Tabel 13 dibawah ini :
Dari hasil diatas, dapat disimpulkan bahwa pada Kawasan Terminal Malengkeri Makassar pada hari libur kadar polutan SO2 dan NO2 masih dalam kategori baik sedangkan untuk polutan CO berada dalam kategori tidak sehat. Salah satu yang mengakibatkan polutan CO masuk dalam kategori tidak sehat karena banyaknya aktivitas kendaraan bermotor dikawasan terminal serta asap dari pembakaran makanan dalam kawasan terminal. 5. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Beberapa kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil survei dan analisis terhadap Pencemaran Udara pada Kawasan Terminal Malengkeri Makassar adalah sebagai berikut : 1. Konsentrasi polutan di sekitar kawasan Terminal Malengkeri menggunakan metode otomatis pada hari kerja adalah rata-rata untuk polutan Sulfur Dioksida (SO2) senilai 151,93 µg/m3, polutan Nitrogen Dioksida (NO2) senilai 119,01 µg/m3, polutan Karbon Monoksida (CO) senilai 21,01 µg/m3, polutan Karbon Dioksida (CO2) senilai 0 µg/m3, polutan Hidrogen (H2) senilai 2,19 µg/m3, polutan Hidrogen Sulfida (H2S) senilai 74,19 µg/m3, polutan Klorida (Cl2) 56,43 µg/m3. Apabila dibandingkan dengan baku mutu udara ambien,
maka hanya empat polutan yang dapat dibandingkan yakni SO2, NO2, CO, dan Cl2 yang masing-masing polutan masih berada dibawah standar baku mutu untuk waktu pengukuran 1 jam terkecuali Cl2 diestimasikan ke 24 jam. Standar baku mutu untuk pengukuran 1 jam polutan SO2 senilai 900 µg/m3, polutan NO2 senilai 400 µg/m3, polutan CO senilai 30,000 µg/m3 dan polutan Cl2 untuk waktu pengukuran 24 jam senilai 150 µg/m3. Sedangkan untuk hari libur adalah rata-rata untuk polutan Sulfur Dioksida (SO2) senilai 122,05 µg/m3, polutan Nitrogen Dioksida (NO2) senilai 82,38 µg/m3, polutan Karbon Monoksida (CO) senilai 23,79 µg/m3, polutan Karbon Dioksida (CO2) senilai 1,76 µg/m3, polutan Hidrogen (H2) senilai 3,95µg/m3, polutan Hidrogen Sulfida (H2S) senilai 53,22 µg/m3, polutan Klorida (Cl2) 53,16 µg/m3. Apabila dibandingkan dengan baku mutu udara ambien, maka hanya empat polutan yang dapat dibandingkan yakni SO2, NO2, CO, dan Cl2 yang masing-masing polutan masih berada dibawah standar baku mutu untuk waktu pengukuran 1 jam terkecuali Cl2 diestimasikan ke 24 jam. Standar baku mutu untuk pengukuran 1 jam polutan SO2 senilai 900 µg/m3, polutan NO2 senilai 400 µg/m3, polutan CO senilai 30,000 µg/m3 dan polutan Cl2 untuk waktu pengukuran 24 jam senilai 150 µg/m3 2. Nilai Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) untuk kawasan Terminal Malengkeri Makassar pada hari kerja untuk jenis polutan Sulfur Dioksida (SO2), dan Nitorgen Dioksida (NO2) tergolong baik sedangkan untuk polutan Karbon Monoksida (CO) tergolong dalam kategori tidak sehat sedangkan pada hari libur untuk jenis polutan Sulfur Dioksida (SO2), dan Nitorgen Dioksida (NO2) tergolong baik sedangkan untuk polutan Karbon Monoksida (CO) tergolong dalam kategori tidak sehat. Karbon Monoksida (CO) tergolong dalam kategori tidak sehat dapat disebabkan oleh banyaknya aktivitas kendaraan bermotor di kawasan terminal serta asap dari pembakaran makanan dari daerah warung makan dalam terminal 5.2 Saran 1. Pada penelitian selanjutnya sebaiknya pada saat pengukuran, peneliti dapat mengukur faktor meteorologi yang lebih spesifik karena berpengaruh terhadap pengukuran udara ambien. 2. Penelitian selanjutnya diharapkan peneliti dapat membandingkan hasil pengukuran udara ambien secara otomatis dan secara manual di laboratorium. 3. Dimohon kepada Pegawai di Kawasan Terminal agar menjaga lingkungan agar udaranya tetap bersih. DAFTAR PUSTAKA Darmono, 2006. Lingkungan Hidup dan Pencemaran : Hubungan dengan toksiologi senyawa logam. Jakarta. Universitas Indonesia Press
8
Dinas Perhubungan Kota Makassar, 2014. Data Jumlah Kendaraan Bermotor Kota Makassar. Pemerintah Kota Makassar. Makassar Fardiaz, Srikandi. 1992. Polusi Udara dan Air. Penerbit Kanisius. Yogyakarta Hadiance, Awal Rahmat. 2013. Evaluasi Pengembangan Terminal Penumpang Tipe B (Studi Kasus Terminal Malengkeri Makassar). Tesis. Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada Keputusan Badan Pengendalian Lingkungan Dampak Lingkungan No KEP-107/Kabapedal/11/1997 Kusminingrum, Nani dan Gunawan, G. 2008. Polusi Udara Akibat Kendaraan Bermotor di Jalan Perkotaan Pulau Jawa dan Bali. Jurnal. Bandung. Pusat Litbang Jalan dan Jembatan Mardatillah, Desira. 2014. Analisis Tingkat Pencemaran Udara Pada Kawasan Perkantoran di Kota Makassar. Skripsi. Makassar. Universitas Hasanuddin. Prociding dan Presentasi “ Pencemaran Udara : Definisi, Konsentrasi, Kasus kasus dan Regulasi” Institut Teknologi Surabaya Sunu,
P. 2001. Melindungi Lingkungan dengan Menerapkan ISO 14001. PT. Grasindo. Jakarta
Suparwoko dan Firdaus, Feris. 2007. Profil Pencemaran Udara Kawasan Perkotaan Yogyakarta. Jurnal. Yogyakarta. Universitas Islam Indonesia Susilawaty, Andi dan La Ane, Ruslan. 2009. Analisis Kualitas Udara Ambien Kota Makassar. Jurnal. Makassar. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin Wibawa, Aditya,dkk “Penentuan kosentrasi oksida pada udara ambien dengan metode neutral buffer kalium iodida (NBKI)”. Insitute Pertanian Bogor. www.Academia Education.com
9
LAMPIRAN 1
Gambar 1. Kerangka Penelitian
Gambar 2. Flowchart Pengolahan Data
10
Gambar 3. Hasil Pemantauan Kualitas Udara Polutan SO2 pada Hari Kerja dan Hari Libur
Gambar 3. Hasil Pemantauan Kualitas Udara Polutan SO2 pada Hari Kerja dan Hari Libur Gambar 4. Hasil Pemantauan Kualitas Udara Polutan NO2 pada Hari Kerja dan Hari Libur
Gambar 4. Hasil Pemantauan Kualitas Udara Polutan NO2 pada Hari Kerja dan Hari Libur
11
Gambar 5. Hasil Pemantauan Kualitas Udara Polutan CO pada Hari Kerja dan Hari Libur
Gambar 6. Hasil Pemantauan Kualitas Udara Polutan CO2 pada Hari Kerja dan Hari Libur
2
Gambar 7. Hasil Pemantauan Kualitas Udara Polutan H2 pada Hari Kerja dan Hari Libur
Gambar 8. Hasil Pemantauan Kualitas Udara Polutan H2S pada Hari Kerja dan Hari Libur
3
Gambar 9. Hasil Pemantauan Kualitas Udara Polutan Cl2 pada Hari Kerja dan Hari Libur
4
LAMPIRAN 2
5