1
ANALISIS TINDAK TUTUR PENGANCAM MUKA DALAM TOKOH UTAMA FILM SCHINDLER’S LIST Andreas Kristanto & Diding Fahrudin M.A. Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok, 021-7863528, 16424, Indonesia
[email protected]
Abstrak Ketika orang-orang berkomunikasi satu sama lain, faktor-faktor seperti tindak tutur pengancam muka, maksim percakapan dan aspek kekuasaan &solidaritas. Jurnal ini berisikan telaah mengenai penggunaan strategi tindak tutur pengancam muka, maksim percakapan dan aspek solidaritas yang terdapat dalam film Schindler’s List. Penelitian kualitatif menemukan adanya tiga temuan utama. Temuan pertama dalam jurnal ini menunjukkan intensitas penggunaan strategi tindak tutur pengancam muka berkurang ketika kekuasaan mulai memudar. Kedua sesuai dengan hipotesis awal yaitu strategi bald on record menjadi strategi dominan pada Schindler. Strategi negative redressive action merupakan strategi yang paling sering digunakan oleh Stern. Temuan ketiga adalah pelanggaran maksim kualitas pada Schindler sebagai bentuk kendali tuturannya terhadap Stern
A Pragmatic Analysis of The Movie Schindler’s List Abstract When people communicate each other, the factors of face threatening acts, conversational maxims and power & solidarity are well considered. This journal is about the analysis about three studies which are face threatening acts, conversational maxims and power & solidarity aspects of the characters of Oskar Schindler and Itzhak Stern on the movie Schindler’s List and the correlation of these theories. This qualitative research found out three main points. Firstly, the decrease of the intention of face threatening acts happens at the same time while the level of power also decreases. Secondly, bald on record is the most used strategy by Schindler. Last result shows that maxim violations which are done by Schindler become an access to control a speech. Keywords: face threatening act, conversational maxim, power, solidarity
Pendahuluan Proses komunikasi manusia menjadi bagian yang penting dalam kehidupan manusia karena manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi satu sama lain. Menurut KBBI online, komunikasi merupakan pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Menurut Bennett dalam Brown dan Yule, komunikasi merupakan usaha pembicara untuk memberitahukan sesuatu kepada pendengar (1996:2). Dalam proses komunikasi, terdapat dua pihak yaitu pembicara (speaker) dan pendengar (hearer). Dalam proses komunikasi, terdapat hubungan timbal balik antara pembicara (speaker) dengan pendengar (hearer). Hubungan timbal balik tersebut dianggap sebagai kemampuan kedua belah pihak untuk memberikan,
menerima informasi dan memaknainya dengan baik sehingga tercipta komunikasi yang efektif. Dalam berkomunikasi, peserta tutur yaitu penutur dan pendengar menggunakan bahasa sebagai alat untuk menyampaikan isi pikirannya. Menurut Kridalaksana dalam Yuwono, Kushartanti, dan Lauder (2001:3), bahasa adalah sistem tanda bunyi yang disepakati untuk dipergunakan oleh para anggota kelompok masyarakat tertentu dalam bekerja sama. Menurut Brown dan Yule, bahasa mempunyai fungsi namun tidak mungkin bahasa hanya mencakup satu fungsi saja (1996:1). Oleh karena itu, Yule menjelaskan fungsi bahasa dibagi menjadi dua yaitu fungsi transaksional dan fungsi interaksional. Fungsi transaksional ini menjelaskan bagaimana bahasa digunakan secara efektif untuk menyampaikan pesan dari penutur (speaker) kepada pendengar (hearer). Sedangkan, fungsi interaksional lebih mengarah
Analisis tindak..., Andreas Kristanto Baskoro, FIB-UI, 2013
2
kepada fungsi bahasa sebagai alat manusia untuk memelihara hubungan hubungan sosial dengan sesamanya (1996:2-3) Penulis menyimpulkan dari kedua fungsi bahasa tersebut maka terciptalah dua bentuk bahasa yaitu bentuk bahasa lisan dan tulisan. Bahasa tulis lebih mengacu kepada fungsi transaksional. Sedangkan, fungsi interaksional inilah yang mempunyai kaitan yang erat dengan bahasa lisan. Dalam penggunaan bahasa lisan, manusia tidak hanya menyampaikan informasi yang melainkan manusia juga membentuk citra diri. Citra diri ini yang dibahas dalam Teori Kesantunan. Konsep muka menjadi dasar dalam penjelasan teori kesantunan. Menurut Brown dan Levinson, muka adalah citra diri yang ingin dimiliki oleh setiap orang dan terbagi menjadi dua yaitu muka positif dan muka negatif (1978:61). Muka positif mengacu kepada keinginan manusia untuk dihargai sedangkan muka negatif lebih mengarah kepada keinginannya untuk memperoleh kebebasan bertindak dan lepas dari tekanan. Citra diri seseorang dapat dibentuk dan juga hilang ketika melakukan proses komunikasi. Muka seseorang dapat terbentuk sesuai dengan citra dirinya dihadapan orang lain. Sedangkan, muka dapat hilang ketika tuturan-tuturan yang datang bersifat mengancam dapat merusak keinginan untuk menjaga muka. Kehilangan muka tidak hanya mengancam muka positif melainkan juga muka negatif. Hal ini yang dikenal sebagai tindak tutur pengancam muka atau Face Threatening Act. Menurut Thomas, face threatening act merupakan suatu tindakan mengancam muka baik muka positif maupun muka negatif dari penutur maupun pendengar (1995:169). Contoh dari penggunaan strategi mengancam muka positif pendengar sebagai berikut: A: Sayang kamu mau coklat ga? B: Enggak, kan kamu tau aku ga suka coklatkenapa ditawarin sih? Contoh atas menunjukkan bahwa muka positif penutur terancam oleh lawan bicaranya. Muka positif pembicara mengacu kepada citra dirinya yang ingin dianggap perhatian dengan memberikan coklat namun ternyata penawaran yang diberikan malah menimbulkan ancaman. Ancaman yang tidak diduga datang dari lawan bicaranya Pencitraan diri yang telah terbentuk membantu manusia dapat menentukan tuturan yang akan digunakan. Penulis menyimpulkan ketika seseorang mempunyai muka positif di hadapan orang lain maka ia akan sangat menjaga tuturannya. Hal yang berbeda terjadi ketika seseorang mempunyai muka negatif di hadapan lawan bicaranya maka ia akan berusaha memperbaiki muka negatifnya untuk mendapatkan muka positif dengan memberikan tuturan yang bersifat kesantunan positif atau bahkan
mengancam muka positif lawan bicaranya sebagai upaya mempertahankan mukanya. Face threatening acts terbagi ke dalam empat jenis ancaman yaitu, ancaman muka positif pendengar, ancaman muka positif pembicara, ancaman muka negatif pembicara, ancaman muka negatif pendengar. Selain itu, terdapat empat strategi yaitu bald on record atau langsung, kesantunan positif atau positive redressive action, kesantunan negative atau negative redressive action, off record atau tidak langsung. Menurut Thomas, strategi bald on record lebih mengacu kepada tuturan ancaman muka yang disampaikan secara langsung dan menyamarkan ancaman muka karena adanya kedekatan dengan penutur atau tidak adanya kekuasaan untuk terhadap penutur (1995:171). Strategi kesantunan positif merupakan strategi seseorang dalam mengurangi ancaman dengan mendekatkan diri dan mencari kesamaan dengan pihak petutur. Strategi kesantunan negatif lebih mengacu kepada mengurangi ancaman muka dengan cara mengalah untuk memberikan kebebasan kepada pendengar. Strategi off record membahas mengenai strategi untuk mengurangi ancaman dengan memberikan petunjuk-petunjuk, menggunakan metafora, dan mengatakan hal-hal yang bersifat ambigu (1995: 171-173). Pada penelitian ini, penulis menggunakan korpus berupa film. Alasan penulis menggunakan film sebagai korpus karena film tidak hanya menyampaikan informasi melainkan menunjukkan keberadaan suatu tempat dan keadaan sekitarnya pada setting waktu dan tempat. Hal ini didukung oleh pernyataan Thompson yaitu film dapat mengkomunikasikan sebuah informasi dan ide-ide serta dapat menunjukkan keberadaan suatu tempat serta kebiasaan atau cara hidup yang terjadi (1950:2). Film yang dibahas pada penelitian ini adalah Schindler’s List. Menurut penulis, Schindler’s List merupakan film yang cocok untuk ditelaah dari segi tindak tutur pengancam muka karena banyak dialog yang mengacu kepada tindakan pengancam muka maupun upaya untuk menyelamatkan muka. Menurut telegraph.co.uk, Schindler’s List merupakan film karya Steven Spielberg yang menceritakan tentang masa pembantaian orang Yahudi oleh orang Jerman atau yang dikenal sebagai tragedi Holocaust. Film ini diadaptasi dari novel Thomas Keneally yang berjudul Schindler’s Ark. Film ini merupakan film yang bisa disebut sebagai film yang kontroversial kemunculannya karena film ini sempat mendapat pertentangan untuk ditayangkan. Pada awalnya, ide memproduksi film ini berasal dari seorang Yahudi bernama Poldek Pfefferberg. Ia ingin menceritakan kisah-kisah kehidupan Schindler di dalam sebuah film sehingga film ini mendapat banyak penghargaan Film ini diproduksi oleh Universal City Studios pada tahun 1993. Film ini menceritakan masa pembantaian orang Yahudi oleh orang Jerman atau yang dikenal
Analisis tindak..., Andreas Kristanto Baskoro, FIB-UI, 2013
3
sebagai tragedi Holocaust. Pada awal perang dunia kedua yaitu tahun 1939, Jerman berhasil menguasai Polandia. Kemudian, Jerman memindahkan seluruh orang-orang Polandia yang kebanyakan keturunan Yahudi ke sebuah kamp di Auschwitz. Sebelumnya, orang-orang Polandia keturunan Yahudi ini tinggal di rumah-rumah mewah di kota Krakow. Pemindahan masyarakat keturunan Yahudi menjadi sebuah awal kekejaman Jerman atas Polandia. Tokoh utama dalam film ini adalah Oskar Schindler, seorang pengusaha Cekoslovakia berkewarganegaraan Jerman yang berniat membuka usaha di Polandia. Usaha yang ingin ia bangun adalah usaha dalam pengadaan barang kebutuhan perang. Keinginannya untuk membuka usaha baru tidak dibarengi dengan pengetahuannya mengenai pengetahuan teknis dalam menjalankan perusahaan. Oleh karena itu, ia meminta bantuan seorang Polandia keturunan Yahudi yaitu Itzhak Stern. Ia adalah seorang akuntan yang terampil dan berpengalaman. Setelah negosiasi berlangsung akhirnya Stern mau menerima ajakan Schindler untuk menjalankan bisnisnya. Dalam berbisnis, Schindler dan Stern banyak mengalami rintangan namun semuanya dapat terlewati. Satu peristiwa yang penting dalam film ini adalah Schindler merekrut orang-orang keturunan Yahudi untuk dijadikan pekerjanya dan lama kelamaan ia menyadari bahwa setiap orang mempunyai hak hidup. Oleh karena itu ketika melihat karyawannya menjadi korban kekerasan dan pembunuhan, ia berusaha keras untuk menyelamatkan mereka. Pada akhirnya Schindler mengalami kebangkrutan. Kebangkrutan ini disebabkan oleh kekalahan Jerman pada akhir perang dunia kedua yang berpengaruh pada tingkat produksi perusahaannya. Selain itu, Schindler rela menjual harta bendanya untuk membeli orang-orang keturunan Yahudi untuk diselamatkan Dalam penelitian ini, penulis juga ingin meneliti mengenai kekuasaan. dan solidaritas. Sebelumnya, penulis ingin menjelaskan pengertian kekuasaan. Konsep kekuasaan dalam penelitian ini didasari oleh konsep kekuasaan dan wacana. Konsep tersebut dikemukakan oleh Norman Fairclough. Fairclough membagi kekuasaan tersebut menjadi dua bagian besar yaitu kekuatan dalam sebuah wacana dan kekuatan dibalik wacana. Menurut Johnstone, kekuasaan muncul ketika seseorang dapat mengontrol dan membatasi tindakan orang lain (2001: 112). Menurut Oxforddictionary.com, wacana diartikan sebagai dalam arti harfiahnya adalah denoting of process reasoning atau diartikan sebagai proses terjadinya suatu hal. Hubungan kekuasaan dengan kedua teori sebelumnya adalah adanya cara berbahasa seseorang akan menunjukkan posisi dirinya sebagai seorang yang berkuasa atau tidak berkuasa. Ada beberapa alasan yang mendasari penulis ingin melakukan penelitian. Pertama, penulis ingin melakukan penelitian melalui kajian mengenai
penggunaan bahasa khususnya ilmu pragmatik pada korpus Schindler’s List yang sebelumnya belum pernah dilakukan. Kedua, penulis ingin melanjutkan penelitian dan menguji teori yang sama pada penelitian sebelumnya. Ketiga, penulis melihat adanya konteks kekuasaan yang kuat pada film Schindler’s List yang bisa dikaitkan dengan ilmu pragmatik.
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah metode kepustakaan. Penulis akan melakukan studi yang mendalam mengenai teori kesantunan yang didalamnya terdapat penggunaan strategi tindak tutur pengancam muka. Selanjutnya penulis akan kembali melihat kaitan maksim percakapan dengan strategi pelunakkan dalam face threatening act (FTA) serta alasan dibalik pelanggaran maksim tersebut. Penulis akan menjelaskan beberapa cara pengumpulan data dan pengolahan data sebagai berikut: 1. Penulis menonton film Schindler’s List sebanyak lima kali. Pertama, penulis ingin melihat keseluruhan jalan cerita film tersebut. Kedua, penulis menentukan konteks apa yang kiranya akan menjadi kajian dalam penelitian ini. Ketiga, penulis menentukan tokohtokoh yang berkaitan dengan konteks yang akan dipakai. Keempat, penulis, mulai menentukan dialog yang akan dipakai sebagai korpus penelitian. Kelima, penulis kembali melihat film secara keseluruhan untuk mendapatkan pemahaman lebih mendalam mengenai tokoh-tokoh dan makna dialog yang mereka lakukan 2. Penulis meninjau dialog-dialog yang akan digunakan dan mengunduh transkrip dialog pada website IMSDB.com (Internet Movie Database). Penulis menghitung jumlah adegan dalam film secara keseluruhan. Kemudian penulis memberikan penomoran adegan dari keseluruhan dialog di dalam film ini. Penulis kembali memberi penomoran pada adegan dialog yang hanya berisi percakapan kedua tokoh saja. 3. Penulis menentukan dialog mana saja dalam satu adegan yang cocok dengan penggunaan teori-teori dalam penelitian ini. 4. Penulis melakukan studi pustaka untuk mengetahui teori-teori apa saja yang akan dipakai dalam penelitian ini 5. Penulis mulai mengaplikasikan teori tersebut ke dalam dialog-dialog yang sudah ditentukan 6. Penulis mencocokkan temuan dengan hipotesis serta menarik kesimpulan. Dalam penelitian ini, penulis ini akan menguraikan cara dalam melakukan penelitian tentang strategi pengancam muka atau face
Analisis tindak..., Andreas Kristanto Baskoro, FIB-UI, 2013
4
threatening act (FTA) melalui kutipan singkat tentang dialog salah satu tokoh dalam film Schindler’s list. Stern smiles despite himself. The man's manner is so simple, so in contrast to his own and the complexities of being a Jew in occupied Cracow in 1939. He really doesn't know. Stern decides to end the conversation. STERN Get the contracts and I'm sure you'll do very well. In fact the worse things get the better you'll do. It was a "pleasure." SCHINDLER The contracts? That's the easy part. Finding the money to buy the company, that's hard. (Schindler’s List : 12:36) Kutipan tersebut merupakan salah satu contoh dari dialog yang ada dalam film Schindler’s List. Dalam ujaran “I’m sure you do very well” yang Itzhak Stern katakan, bahwa ia menggunakan strategi face threatening acts (FTAs) dengan pengancam muka kepada pembicara yaitu Schindler. Itzhak Stern berusaha mengakhiri pembicaraan dengan Oskar Schindler dengan menggunakan ujaran “it was a “pleasure”“. Ungkapan ini berupa sebuah dorongan kepada Schindler untuk membuat sebuah keputusan yang dalam hal ini berupa tawaran kontrak. Penggunaan ujaran “Get the contracts and I’m sure you’ll do very well” merupakan sebuah strategi mengurangi ancaman. Strategi tindak tutur pengancam muka yang dilakukan Stern termasuk ke dalam penggunaan strategi kesantunan negatif. Strategi tersebut dikaji lebih mendalam sehingga termasuk juga dalam penggunaan sub-strategi yaitu be pessimistic. Stern memperlihatkan rasa pesimisnya di hadapan Schindler demi mengurangi ancaman muka yang akan ditujukan kepadanya. Rasa pesimis tersebut diharapkan mengubah pikiran Schindler untuk tidak memberikan perintah kepada Stern.
Analisis dan Interpretasi Data Dalam bagian analisis ini, penulis membagi tiga fase peristiwa yang melambangkan dinamika kekuasaan yang dimiliki Schindler. Selanjutnya, penulis akan memilih adegan-adegan mana saja yang melibatkan kedua tokoh dalam film ini yaitu Oskar Schindler dan Itzhak Stern. Penulis kemudian mencari Di dalam adegan tersebut akan terdapat dialog-dialog yang diindikasikan sebagai penggunaan strategi tindak tutur pengancam muka. Penulis hanya akan mengambil satu contoh dari setiap fase dan
melakukan analisis penggunaan strategi tindak tutur pengancam muka. Bagian Pertama: Kekuasaan Tinggi, Solidaritas Belum Ada (Superior and No Solidarity) Pada fase pertama ini menunjukkan adanya penggunaan strategi tindak ujar pengancam muka yang dilakukan Schindler berupa strategi bald on record dan Stern yang melakukan strategi negative redressive action. Strategi yang dilakukan Schindler memperlihatkan kekuasaan yang dimilikinya sedangkan Stern melakukan strategi untuk mengantisipasi ancaman muka yang kemungkinan akan diterimanya. Schindler: Something they can hold their hands Schindler: if you want, you could run the company for me Stern: Let me understand, they’d put up all the money. I’d do all the work, what if you don’t mind asking, would you do? Schindler: I’d make sure; it’s known the company in business, I’d see that it had certain panache, that’s what I am good at not work. Not the work. The presentation Stern: I don’t know anybody who’d be interested in that Schindler: They should be Stern, tell them they should be Pernyataan Schindler yang menyebutkan “if you want, you could run the company for me” mempunyai arti bahwa ia menawarkan kepada Stern untuk menjalankan bisnisnya termasuk dalam penggunaan strategi negative redressive action yang dikaji lebih jauh pada sub-strategi go on record incurring a debt. Tuturan Schindler tersebut memberikan kesan tindak tutur yang disertai hutang. Penawaran Schindler kepada Stern mengenai kesediaannya untuk menjalankan perusahaannya dinilai sebagai pemberian hutang karena apabila Stern tidak bisa menjalankan dengan baik maka Schindler berhak menuntut. Respon yang diberikan oleh Stern atas permintaan Schindler adalah dengan berujar “Let me understand, they’d put up all the money. I’d do all the work, what if you don’t mind asking, would you do?”. Penggunaan frase “let me understand” merupakan tanda dari penggunaan strategi negative redressive action yang mengarah pula kepada penggunaan substrategi question and hedge. Stern berusaha membatasi dirinya dengan ujaran “I’d do all the work” kepada ancaman muka negatif yang diarahkan
Analisis tindak..., Andreas Kristanto Baskoro, FIB-UI, 2013
5
kepada dirinya. Tuturan tersebut mengarahkan kepada kejelasan instruksi yang diberikan. Stern juga melakukan strategi pembatasan agar dirinya terhindar dari perintah atau tugas yang lebih besar. Pada dialog dengan tuturan “I’d make sure; it’s known the company in business, I’d see that it had certain panache, that’s what I am good at not work. Not the work. The presentation”, Schindler berusaha menyelamatkan lawan bicaranya yaitu Stern dengan mengucapkan tuturan yang tidak memojokkan Stern. Tuturan ini termasuk ke dalam penggunaan sub-strategi minimize the imposition yang sesuai dengan upaya Schindler untuk memberikan kesan mengurangi beban ancaman. Schindler bersikap rendah hati (humble) dengan mengucapkan ―I am good at not work but the presentation‖, ini menunjukkan bahwa ia mengerti dan mengakui kemampuannya dalam mengerjakan hal yang bersifat teknis ia tidak sebaik Stern yang sudah berpengalaman namun ia mampu menampilkan konsep dan ide yang baik di depan orang lain. Stern merespon jawaban dengan memberikan tuturan jawaban yang kurang informatif sehingga terjadi kesimpangsiuran dalam memilih investor yang tepat bagi bisnis Schindler. Pernyataan yang diberikan Stern kurang bisa membantu Schindler sehingga Schindler perlu memberikan perintah dan juga desakan untuk membuat para investor Yahudi mau menanamkan modal mereka. Ujaran “Tell them, they should be” merupakan bentuk tuturan yang bersifat perintah. Schindler menyampaikan perintah tersebut secara langsung dan spontan sehingga tuturan tersebut dapat dikatakan sebagai contoh penggunaan strategi bald on record. Dengan penggunaan strategi ini, Schindler dapat mengutamakan kejelasan dan keefektifan perintah yang ia berikan kepada Stern.
Kekuasaan Tinggi dengan Solidaritas Rendah (High Power and Low Solidarity) Pada fase ini terlihat bahwa Oskar Schindler masih mempunyai kekuasaan yang tinggi terhadap Stern. Sedangkan tingkat solidaritas muncul diantara keduanya karena adanya intensitas pertemuan dan penggunaan tuturan yang menunjukkan kedekatan berikui adalah contoh analisis dalam fase kedua: Schindler: What? Stern: Do you have any money, uh, hidden away someplace that I don’t know about Schindler: No, Why, am I broke? Stern: uh— well— Dalam tuturan Stern yang menyebutkan “Do you have any money, uh, hidden away someplace that I don’t know about” merupakan upaya pelunakkan
ancaman kepada Schindler. Stern berusaha untuk tidak menyampaikan secara langsung bahwa Schindler sudah mengalami kebangkrutan. Ia memilih menyampaikan hal tersebut dengan memberikan sebuah tanda atau give hints yang menjadi bagian dari penggunaan strategi off-record. Tanda yang diberikan oleh Stern bisa terlihat pada penekanan inti ujaran yaitu ―hidden money‖. Penggunaan strategi give hints juga mengindikasikan adanya pelanggaran maksim relevan atau cara. Pelanggaran terjadi dalam cara penyampaian informasi yang diujarkan Stern dianggap tidak efektif dari segi pemahaman makna. Schindler menyadari tanda yang diberikan Stern bahwa ia sudah mengalami kebangkrutan namun saat dikonfirmasi Stern hanya menjawab dengan ekspresi ―uh‖ dan penggunaan kata ―well‖. Penggunaan kata “well” diindikasikan sebagai sebuah contoh strategi off-record dalam memberikan sebuah ancaman yang dikategorikan dalam sub-strategi be ambiguous. Pengertian kata well menjadi ambigu karena memunculkan makna yang positif dan negatif. Dalam konteks dialog ini, makna kata well lebih mengacu kepada makna negatif karena Stern berusaha untuk tidak mengatakan “yes” karena dapat mengancam muka Schindler secara langsung.
3.2.3 Kekuatan Sama dengan Solidaritas Tinggi (equal and high solidarity) Adegan 251 Dalam konteks dialog ini, Schindler sudah mengalami kebangkrutan dan kekuasaannya menjadi berkurang. Hal ini diperparah dengan kekalahan Jerman atas Rusia dalam perang dunia kedua yang otomatis memberikan dampak buruk bagi Schindler. Pada adegan ini, terjadi perubahan kekuasaan yang cukup drastis yaitu Schindler yang dahulu mempunyai kekuasaan tinggi menjadi tidak berkuasa dan mempunyai status yang sama (equal) dengan kaum Yahudi. Dalam hal solidaritas, Stern masih memberikan solidaritas yang tinggi karena ia sangat menghargai apa yang sudah dilakukan Schindler kepada kelompok kaum Yahudi. Adegan ini mengisahkan ketika Schindler sudah mengetahui bahwa waktunya telah tiba untuk dia diadili karena dianggap sebagai orang yang melakukan pelanggaran kemanusiaan dengan mengeskploitasi buruh. Melihat keadaan itu para pekerja Yahudi merasa bahwa Schindler telah melakukan banyak hal terhadap kelangsungan keturunan mereka. Schindler dianggap telah menyelamatkan banyak keturunan Yahudi. Adegan ini juga menceritakan ketika Schindler dan Emilie berangkat menuju mobil yang akan membawanya menuju pengadilan. Perpisahan antara Schindler dengan pekerjanya ditandai dengan perginya Schindler yang menandakan hari kebebasan
Analisis tindak..., Andreas Kristanto Baskoro, FIB-UI, 2013
6
kaum Yahudi telah tiba. Berikut adalah percakapan dalam adegan ini: 3.2.3.1 Korpus 29 Schindler: As soon as peace occurs, I want that cloth distributed to the workers. Two and half meters each. Also each person is to get a bottle of vodka Schindler: They won’t drink it , They know it’s value. Likewise for those Egipsi cigarettes we organized. Stern: It’ll be done everything you ask Analisis Dalam ujaran Schindler yang berisi perintah yaitu ―I want that cloth distributed to the workers. Two and half meters each‖ mengindikasikan terjadi pelunakan dalam penyampaian perintah. Ujaran tersebut tetap disampaikan dengan cara langsung bald-on-record tetapi terdapat beberapa aspek yang mempengaruhi seperti pelunakan perintah yang mengacu kepada sincerity conditions atau kondisi psikologis lawan bicara. Pelunakan tersebut terlihat dengan tidak adanya penggunaan kata “you” dan juga dipengaruhi oleh keadaan psikologis Schindler yang sedang jatuh mentalnya.
Kesimpulan Dua tokoh utama dalam film Schindler’s List menjadi simbol hubungan kekuasaan yaitu superior dan inferior. Schindler digambarkan sebagai tokoh yang berkuasa atas hak kerja kaum Yahudi sedangkan di sisi lain muncul Itzhak Stern, seorang Yahudi yang membantu Schindler dalam menjalankan bisnisnya. Kekuasaan Schindler juga mulai memudar seiring dengan kedekatan hubungannya dengan Stern dan juga kekalahan Jerman pada perang dunia kedua yang membuat bisnisnya hancur. Temuan dalam skripsi ini terbagi menjadi tiga bagian jenis hubungan kekuasaan dan solidaritas. Selain itu penggunaan strategi terbagi menjadi empat yaitu bald-on-record (on), positive redressive action (+), negative redressive action (-), off-record (off). Pertama hubungan kekuasaan tinggi dan belum ada solidaritas. Pada awal film, kekuasaan tinggi dan tidak ada solidaritas menjadi fase awal pada hubungan ini. Kekuasaan dikatakan sebagai kekuasaan yang tinggi karena Schindler jelas terlihat sebagai sosok yang berkuasa dihadapan Stern. Hal ini diperkuat dengan konteks wacana pada saat itu adalah Jerman berkuasa atas Polandia. Selain itu pada awal cerita yang termasuk dalam pengelompokkan berdasarkan hubungan kekuasaan, penggunaan
strategi face threatening acts lebih didominasi oleh penggunaan strategi pelunakkan atau off record dan juga strategi tindak ujar pengancam muka dengan kesantunan positif atau positive redressive action. Sub-strategi yang digunakan Schindler pada fase pertama yaitu give association clues(off), exaggerated his interest (+), presuppose raise/assert common ground (+), minimize the imposition(+), question and hedge (-), go on record (-), be conventionally indirect (-), use tautologies (off), rhetorical questions (off), bald-on-record (on), state the FTA as general rule(+), use contradict (off), use metaphor (off). Strategi yang paling dominan digunakan oleh Schindler bald on record. Hal ini sesuai dengan hipotesis bahwa penggunaan strategi bald on record ini mengindikasikan kekuasaan karena ujaran dan lebih mementingkan ujaran langsung yang mengacu kepada kalimat perintah. Maksim yang paling banyak dilanggar adalah maksim kualitas. Schindler melanggar maksim kualitas karena Schindler ingin terlihat sebagai sosok yang paling benar dihadapan Stern. Sikap ini menunjukkan bahwa kekuasaan masih melekat dalam diri Schindler. Strategi yang dilakukan oleh Itzhak Stern pada fase pertama adalah strategi face threatening acts seperti give deference (+), impersonalize S and H (-), be incomplete, use ellipsis (off), state the FTA as general rule (+), go on record incurring a debt (-), question and hedge (-), bald-on-record (on), apologize (+), give association clues (off), use rhetorical questions (off). Stern lebih menggunakan strategi tindak ujar pengancam muka kesantunan negatif yaitu question and hedge atau membatasi ujaran. Hal ini dilakukan karena Stern memiliki rasa takut dan membatasi diri dalam rangka menghindari ancaman muka. Pelanggaran maksim yang dilakukan Stern lebih banyak kepada maksim kualitas. Ujaranujaran tersebut dinilai tidak informatif sehingga lawan bicaranya yaitu Schindler kurang bisa memahami makna ujarannya. Dominasi pelanggaran maksim yang dilakukan oleh Stern didorong oleh keengganan dalam mengungkap kejujuran. Hal ini dilakukan agar Stern bisa menghindari atau paling tidak mengurangi ancaman muka yang diterimanya. Kemudian pada hubungan kekuasaan yang kedua terjadi perubahan dalam hal solidaritas. Solidaritas yang sebelumnya tidak ada pada hubungan kekuasaan kali ini sudah mengalami sedikit peningkatan atau bisa dikatakan solidaritas rendah. Perubahan ini terjadi karena hubungan kerjasama yang baik sudah mulai terjalin antara Schindler dengan Stern. Selain itu, hubungan mereka menjadi akrab dikarenakan intensitas hubungan kerjasama yang terus menerus. Hal ini ditunjukkan dengan adanya penggunaan strategi face threatening acts dari kedua belah pihak baik Schindler maupun Stern. Analisis ini menunjukkan beberapa penggunaan
Analisis tindak..., Andreas Kristanto Baskoro, FIB-UI, 2013
7
strategi dari Oskar Schindler yaitu dengan offer and promise (+), bald-on-record (on), understatement (off), assert or presuppose (off), be optimistic (+), include both S and H in the activity (+). Stern menggunakan strategi face threatening acts seperti, offer and promise (+), bald-on-record (on), understatement (off), assert or presuppose (+), be optimistic (-), include both S and H in the activity (+), be conventionally indirect (+). Strategi yang paling sering digunakan oleh Schindler adalah baldon-record. Strategi yang dominan digunakan Schindler cukup menggambarkan bagaimana kekuasan yang ia miliki berpengaruh terhadap ujaran Stern yang lebih banyak menggunakan tindak ujar pengancam muka kesantunan positif atau redressive action. Sedangkan strategi yang digunakan Stern tidak ada yang dominan. Dalam temuan kedua ini, Schindler melakukan pelanggaran maksim kuantitas dan maksim relevan. Ujaran Schindler dianggap melanggar maksim kualitas karena tidak memenuhi jumlah ideal dalam sebuah ujaran sehingga lawan bicara bisa untuk mengerti dengan baik maksud ujarannya. Ia melakukan pelanggaran maksim percakapan karena ia berpikir bahwa lawan bicaranya sudah mampu menangkap maksudnya dengan baik tanpa perlu berpikir atau mencerna makna terlalu lama. Maksim relevansi yang dilanggar pada fase kedua Pada bagian ini pula, Stern melakukan pelanggaran maksim kuantitas yang disebabkan karena ujaran tersebut menggunakan strategi understatement. Strategi tersebut merupakan penyampaian informasi kurang dari jumlah yang sebenarnya harus diujarkan. Pelanggaran ini terjadi karena adanya keinginan Stern untuk menutupi kesalahannya dan kembali melindungi mukanya dari ancaman. Hubungan kekuasaan yang ketiga menunjukkan terjadi perubahan kekuasaan yang drastis. Tingkat kekuasaan yang dahulunya dikatakan sebagai tingkat kekuasaan yang tinggi kali ini berubah menjadi hubungan persamaan (equal). Hal ini disebabkan oleh pudarnya kekuasaan Schindler sebagai sosok berkuasa yang didukung oleh kebangkrutan bisnisnya karena kekalahan Jerman atas Rusia sehingga permintaan barang produksi berupa alat masak dan peralatan logam lainnya menurun. Tingkat solidaritas yang ada dalam hubungan kekuasaan ini terbilang tinggi karena keduanya makin bersatu dalam pemikiran yaitu berusaha menyelamatkan kaum Yahudi sebanyakbanyaknya. Hal ini juga ditandai dengan penggunaan strategi face threatening acts seperti give hints (off), be ambiguous (off), bald-on-record (on). Strategi yang paling dominan oleh kedua tokoh adalah strategi pelunakkan atau off-record. Pada hubungan kekuasaan ini, Schindler banyak melakukan pelanggaran maksim relevan. Ujaran yang ditemukan
dinilai kurang relevan dengan topik karena didukung oleh kekuasaan perubahan dalam diri Schindler. Bentuk ujaran yang disampaikan secara langsung (bald on record) erat dengan kesan kekuasaan tinggi seakan berubah menjadi ujaran tidak langsung (off record) karena hilangnya kekuasaan dalam dirinya. Dalam menjawab hipotesis kerja dalam penelitian ini penulis akan mengaitkan bukti temuan dengan hipotesis awal. Hipotesis kerja pertama yang merujuk kepada hubungan semakin rendahnya intensitas penggunaan strategi dengan memudarnya kekuasaan dikatakan terbukti. Dalam dua fase yaitu dengan kekuasaan yang tinggi, penggunaan strategi face threatening act menunjukkan jumlah yang banyak. Pada fase ketiga saat kekuasaan hilang, penggunaan strategi face threatening act juga tidak lagi digunakan. Kedua secara keseluruhan penggunaan strategi bald on record sebagai penanda kekuasaan dalam diri seseorang dikatakan terbukti. Hasil ini mengacu kepada strategi yang digunakan Schindler ketika ia masih mempunyai kekuasaan yang tinggi atas Stern. Selanjutnya, penggunaan strategi negative redressive action yang dianggap merepresentasikan posisi yang tidak mempunyai kekuasaan dikatakan terbukti. Hal ini didukung oleh penggunaan strategi negative redressive action yang cukup dominan dari keseluruhan temuan. Ada hal yang menarik yaitu penggunaan strategi bald on record yang biasanya merepresentasikan hubungan kekuasaan yang tinggi kali ini digunakan oleh Stern yang notabene dianggap sebagai sosok yang kurang berkuasa. Penggunaan strategi ini ternyata menunjukkan suatu keakraban yang terjadi antara Schindler dengan Stern. Keakraban ternyata mempunyai kaitan yang erat dengan aspek solidaritas. Kaitan yang dimaksud adalah ketika keakraban muncul maka solidaritas dalam sebuah hubungan akan muncul termasuk dalam hubungan kekuasaan. Penulis kembali menyimpulkan bahwa kekuasaan memang tidak terlepas dari aspek solidaritas. Kedua aspek inilah yang berperan menjembatani hubungan antara sosok yang superior dengan inferior. Kemudian, tindak ujar pengancam muka tidak hanya diartikan sebagai antisipasi atas ancaman muka melainkan dapat dikaitkan dengan aspek lainnya dalam studi bahasa seperti aspek solidaritas dan maksim percakapan. Pelanggaran maksim percakapan juga tak hanya dipandang sebagai sebuah kesalahan pembicara dalam menghasilkan sebuah ujaran melainkan juga menunjukkan hak dan kekuasaan untuk memberikan pernyataan yang benar atau salah demi mengontrol tindakan orang lain. Selain itu, strategi pelunakkan yang berhubungan dengan pelanggaran maksim lebih banyak digunakan untuk menghilangkan tanggung jawab atas pemberian ancaman muka dari pembicara ke pendengar.
Analisis tindak..., Andreas Kristanto Baskoro, FIB-UI, 2013
8
Doll’s House, Sebuah Analisis Pragmatik (Skripsi Strata Satu). Universitas Indonesia.
Daftar Acuan Acuan dari buku: Brown, P. and Levinson, S., eds (1978). Politeness, some universals in language use. Cambridge. Inggris.
Thomas, Jenny. (1948). Meaning an interaction: Introduction to Pragmatics. Pearson Education. England. . Brown, Roger.,& Gilman, Albert (1960). The Pronouns of Power and Solidarity dalam Thomas A. Sebeok (ed), Style in language, halaman 253-267. Massachusets. The MIT Press dalam Ford Foundation. Grant in-Aid- of Research Grice, Paul, H. (2004). Logic and Conversation. London. Inggris. University College London. Fairclough, Norman. (1989) Language and Power. London. Inggris. Longman. Leech, Geoffrey. (1969). A linguistic Guide to English Poetry. London: Longman Bordwell, David.,& Thompson, Kristin. (2003). Film Art an Introduction. Amerika. Mcgraw Hill.
Shinta, Ika, Febrina. (1998). Strategi Dalam Melakukan Tindak Ujar Pengancam Muka Telaah Pragmatik Film Drama Titanic. (Skripsi Strata Satu). Universitas Indonesia. Setiadarma, Onis. (2004) Dekonstruksi Figur Pahlawan dalam Film Schindler’s List. (Skripsi Strata Satu). Universitas Indonesia.
Acuan dari kamus online: Terjemahan kata Obersturmbannführer. Diunduh pada 5 Desember 2012 pukul 20:32 http://www.dict.cc/german.english/SS+Obersturmbannf%C3%BChrer.html. Pengertian komunikasi. Diunduh pada 21 Desember 2012 pukul 01:00 http://kbbi.web.id/komunikasi Pengertian discourse. Diunduh pada 12 Januari 2013 pukul 14:27 http://oxforddictionaries.com/definition/english/disco urse?q=discourse Pengertian maksim. Diunduh pada 12 Januari 2013 pukul 18:00 http://www.yourdictionary.com/maxim.
Kushartanti, Yuwono, U., Lauder, RMT, Multamia, (1992). Pesona Bahasa Langkah Awal Memahami Linguistik. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.
Lampiran
Bennett, J. (1976). Linguistic Behavior. Cambridge University Press Johnstone. B. (2001). Discourse Analysis. Massachusets. Blackwell Publisher.
Adegan 1
Hudson, R. eds (1980). Sociolinguistics.Cambridge. University Press Brown, Gillian & Yule, George. Discourse Analysis. Trans. Soetikno, I. Cambridge. Cambridge University Press. Searle, J, R. (1969). Speech Acts. Cambridge. Cambridge University Press
Acuan dari skripsi/tesis/artikel ilmiah: Kwok, Melinda. (1996). Pengaruh Solidaritas Terhadap Strategi Melindungi Muka Dalam Drama A
ADEGAN DAN DIALOG SCHINDLER DENGAN STERN
Dalam adegan ini, Oskar Schindler dan Itzhak Stern sebelumnya belum pernah bertemu dan penggunaan FTA masih menunjukkan kejelasan status mereka yaitu Oskar Schindler sebagai sosok yang superior dan Itzhak Stern menjadi sosok Yahudi yang inferior. Selain itu, hal tersebut didukung oleh kemampuan acting tokoh utama yaitu Schindler yang mencerminkan sebagai sosok yang berkuasa dengan pembawaan yang santai dan sesuka hati. Dilihat dari kostumnya, kedua sosok ini memakai pakaian yang sama namun hal yang membedakan adalah adanya pin dari partai Nazi yang melambangkan kekuasaan. Selanjutnya, Adegan ini berisikan usaha Oskar Schindler mengajak Itzhak Stern untuk membantunya dalam menjalankan bisnisnya. Berikut adalah percakapan yang terjadi di dalam sebuah ruangan apartemen ketika Schindler berhasil menerobos kerumunan orang Yahudi yang sedang mendaftarkan diri untuk keperluan sensus dan menemui Stern:
Analisis tindak..., Andreas Kristanto Baskoro, FIB-UI, 2013
9
Schindler: There’s a company you did the books for on Lipowa street, made what? Pots and pans? Stern stares at the cognac Schindler’s offering him. He doesn’t know who this man is, or what he wants. Stern: By law, I have to tell you, sir, I’m a Jew. Schindler: I don’t know anything about enamelware, do you? He offers Stern a cigarette. Stern declines again Stern: I was just the accountant Schindler: ―Simple engineering, though, wouldn’t you think? Change the machines around whatever you do, you could make other things, couldn’t you? (Schindler’s List:12:11)
Schindler: if you want, you could run the company for me Stern: Let me understand, they’d put up all the money. I’d do all the work, what if you don’t mind asking, would you do?) Schindler: I’d make sure; it’s known the company in business, I’d see that it had certain panache, that’s what I am good at not work. Not the work. The presentation Stern: I don’t know anybody who’d be interested in that Schindler: They should be Stern, tell them they should be
Schindler: Field kits, mess kits Schindler: Army contracts But Stern does understand. He understands too well Schindler: Since the war ends, forget it, but for now it’s great, you could make a fortune. Don’t you think? Stern: I think most people have other priorities now Schindler: Like what? Stern: Get the contracts and I’m sure you’’ do very well. In fact the worse things get the better, you’ll do. It was a ―pleasure‖ Schindler: The contracts? That’s the easy part. Finding the money to buy the company, that’s hard. Stern: you don’t have any money Schindler: not that kind of money you know anybody? Schindler: Jews. Yeah, investors, you must have contacts in the Jewish businesss community working here. Stern: What community? Jews can no longer own businesses. That’s why this one is receivership Schindler: Well, they wouldn’t own it, I’d own it. I’d pay them back in product. They can trade it on the black market, do whatever they want, everybody’s happy. It sounds more than to him, but not to Stern Stern: Pots and pans
Schindler: Something they can hold their hands
Adegan 18 Dalam adegan ini mengisahkan bagaimana Schindler sedang berdiskusi dengan Stern mengenai rencananya untuk merekrut karyawan. Mereka mempertimbangkan siapa yang layak untuk direkrut sebagai karyawan ada dua kandidat antara lain orang Yahudi dan orang Polandia. Berikut ini adalah percakapan antara Schindler dengan Stern: Stern: The standard SS rate for Jewish skilled labor is seven marks a day, five for unskilled and women. This is what you pay the Economic Office, the laborers themselves receive nothing. Poles you pay wages. Generally, they get a little more. Are you listening? Schindler: What was that about the SS, the rate, the what? Stern: The Jewish worker’s salary – you pay it directly to the SS, not to the worker. He gets nothing. Schindler: But it’s less, It’s less than I would pay a Pole. Stern: It’s less Schindler: that’s the point I’m trying to make. Poles cost more. Why should I hire Poles? Adegan 46 Dalam adegan ini menceritakan bahwa Schindler sedang menyantap makan siangnya pada hari itu. Schindler menanyakan bagaimana tingkat produksi saat ini kepada Stern. Stern mengatakan
Analisis tindak..., Andreas Kristanto Baskoro, FIB-UI, 2013
10
bahwa penjualan bulan ini lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. Setelah mengadakan pembicaraan singkat, tiba- tiba Stern memberitahu kepada Schindler bahwa ia kedatangan tamu. Tamu tersebut adalah pekerjanya yang ingin berterima kasih kepadanya karena telah mengangkatnya menjadi karyawan maka Schindler pun berhenti sejenak menyantap makanan dan menemui karyawan tersebut yang ternyata hanya mempunyai satu tangan. Berikut adalah percakapan Schindler, Stern dan Lowenstein. Schindler: I could try to read this of I could eat my lunch while it’s till hot. We’re doing well
Stern: Yes he did Lowenstein: God bless him Stern: Yeah come on Stern: I’m sorry, Herr Direktor, but you’re running for late, this is for the Obersturmbannführer 1, sir. Stern: And this is for his niece, Greta, It’s her birthday Schindler: By the way, don’t ever do that to me again
Stern: Yes Schindler: Better this month than last? Stern: Yes
Stern: Go, go, go, drive! Don’t bow Schindler: Did you happen to notice that man had one arm?
Schindler: Any reason to think next month will be worse?
Stern: What? Did he?
Stern: The war could end
Schindler: What’s his use
Schindler: What?
Stern: Very useful
Stern: There is a machinist outside, who’d like to thank you personally for giving him a job
Schindler: How? Stern: Very useful, success!
Stern: Everyday he comes, he’s very grateful, It’ll just take a minute Adegan 67 Stern: Mr. Lowenstein? Lowenstein: I want to thank you sir, for giving me opportunity to work Schindler: You’re welcome, I’m sure you’re doing great job Lowenstein: The SS beat me up, they would have killed me, but I am essential to the war effort. Thanks to you Schindler: That’s great Lowenstein: I work hard for you, I’m sure you do. I’ll continue to work hard for you Schindler: That’s great thanks Lowenstein: God bless you sir Schindler: All right
Adegan ini menceritakan ketika Itzhak Stern masuk dalam daftar orang Yahudi yang dibuang. Ia dimasukkan ke dalam kereta oleh tentara SS (Super Storm) Jerman dan akan dibawa menuju tempat pembantaian. Tentara Jerman berencana untuk membunuh mereka dengan memberikan gas beracun dan perlahan- lahan mereka akan mati karena menghirup asap beracun. Poldek salah seorang Yahudi yang memberi tahu Schindler bahwa Stern dibawa menuju ke tempat pembantaian. Schindler lalu bergegas menuju stasiun tempat dimana Stern akan diberangkatkan. Schindler lalu memastikan Itzhak Stern apakah ia termasuk ke dalam daftar nama yang akan dibawa. Setelah Schindler mengetahui Stern masuk dalam daftar maka ia meminta kepada tentara SS (Super Storm) Jerman untuk menurunkannya dari kereta. Tentara SS (Super Storm) Jerman ternyata menolak karena daftar nama tersebut tidak bisa diganggu gugat. Setelah mengetahui hal tersebut, Schindler mengatakan bahwa mereka akan dipindahkan ke Rusia Selatan. Para tentara SS (Super Stom) Jerman pun terkejut dan
Lowenstein: You are a good man Lowenstein: He saved my life
Analisis tindak..., Andreas Kristanto Baskoro, FIB-UI, 2013
11
mereka akhirnya turut membantu Schindler untuk mencari Stern di dalam gerbong. Setelah pencarian itu, Schindler menemukan Stern di dalam gerbong dan meminta para tentara SS (Super Storm) Jerman untuk memberhentikan kereta yang ditumpangi Stern. Akhirnya Stern pun terselamatkan dari tragedi pembantaian Yahudi. Berikut adalah dialog pada adegan ini: Schindler: he’s essential worker. Without him everything comes to a grinding halt Clerk: Itzhak Stern? He’s on the list Schindler: Let’s find him Clerk: You can’t sir, the list is correct Schindler: It’s not about the list, he is my worker I ask your name Clerk: Klaus Tauber
Stern: Somehow, I left my card at home, and it was a mistake, I’m sorry, I’m stupid Schindler: So if got here 5 minutes and where will I be? Stern: Makes them think we have lice, helps them keep their distance Schindler: Do you have lice? Do you have your notebook? Stern: The calendar on my desk has the both days of our SS friends wives and children. Don’t forget to send something, Record payoffs to the Main Administration and Economics Office, the Arm Schindler: Slower, Stern, slower Stern: The Armament Boards, Government General Divisions
Schindler: Tauber
Army: Well, the list is correct sir, there’s nothing I can do
Schindler: Slower Stern slower, The Armament Boards, Government General Divisions Stern: of the interiors and Chief of Police as ―fees‖ and make them on the first of each month as opposed to individual payoffs to our SS contacts. The list is in the lower drawer of my desk, which you-- ''First of month--'' SS contacts: list, lower drawer of my desk, which you handle... as cash contributions to legitimate charities sent to each official's office. Dealings with our black market contacts, listed as suppliers... in the legitimate ledger, are more complicated.
Schindler: What is your name?
Schindler: Forget it
Army: My name is Kundler
Stern: What do you mean by forget it?
Schindler: Gentleman thank you very much, I think I can guarantee you will be in Southern Rusia, Good day
Schindler: ―Forget it, it gives me a headache‖
Clerk: Hauftafuehrer, this man gentleman thinks a mistake to me Schindler: My plant manager is on this train, if he leaves it will disturb production in my company Army: Is he on the list? Clerk: Yes sir, Itzhak Stern
Adegan 134 Schindler: Stern Army and Clerk: Itzhak Stern Stern: Herr direktor, my apology Schindler: He is here, stop the train Clerk: Stop the train And the train is stopped
Adegan ini menceritakan ketika Schindler kecewa dengan Stern yang memperbolehkan orang Yahudi yang tidak mempunyai cukup kemampuan bisa bekerja di pabriknya. Schindler merasa ditipu oleh Stern karena tindakan Stern yang memasukkan orang Yahudi sebagai pekerja. Orang-orang menganggap bahwa pabrik Schindler merupakan surga bagi mereka karena orang-orang bisa mendapatkan perlindungan dengan dalih sebagai pekerja. Berikut adalah beberapa dialog dalam adegan ini
Clerk: Sign here
Analisis tindak..., Andreas Kristanto Baskoro, FIB-UI, 2013
12
Schindler: People die, it’s fact of life, they want to kill everybody, great what am I supposed to do about it? Bring everybody over? Is that what you think? Send them all to Schindler, send them all. His place is a heaven, don’t you know? It’s not the factory. It’s not an enterprise of any kind. It’s a heaven for Rabbi and orphans and people have no skill, whoever. Schindler: You think I don’t know what you’re doing? You’re so quiet all the time? I know Stern: Are you losing money? Schindler: But I’m not losing money, that’s not the point Stern: What other point is – Schindler: (interrupts; yells) dangerous, to me personally
It’s dangerous. It’s
Schindler: you have to understand, Goeth’s underenormous pressure. You have to think of it in this situation. He’s got this whole place to run, he’s responsible for everything that goes on here, all these people—he’s got a lot of things to worry about. And he’s got the war. Which brings out the worst in people. Never the good, always the bad.Always the bad. But in normal circumstances, he wouldn’t be like this. He’d be all right. There’d be just the good aspects of him. Which is a wonderful crook. A guy who loves good food, good wine, the ladies, making money… Stern: and killing Schindler: I’ll admit it’s a weakness. Idon’t think he enjoys it Stern: Bejski told me that somebody escaped from a work he detail outside the wire, Goeth lined up everybody from missing man’s barrack. He shot the man to the left of Bejski the to the right of him. He walked down the line shooting every other man with the pistol. Twenty five Schindler: All right, he does enjoy it, so what? What do you want me to do about it? Stern: Nothing, nothing. We’re just talking Schindler: Perlman, husband and wife. He unstraps his watch, hands it to Stern Schindler: Have Goldberg , bring them over
Adegan 172 Dalam adegan ini mengisahkan bagaimana rencana pemindahan pekerja Schindler menujur Brinnlitz, kampung halaman Schindler. Schindler menjanjikan bahwa pemindahan tersebut akan berlangsung aman dan para pekerja bisa mendapatkan ketenangan dalam bekerja di tempat yang baru. Dalam hubungan relasi kedua tokoh tersebut, keduanya memiliki hubungan peran yang semakin dekat dengan diikuti oleh tingkat solidaritas yang tinggi. Kekuasaan tertinggi saat itu masih dimiliki oleh Schindler namun dalam adegan ini Stern pun sudah menunjukkan solidaritasnya yang tinggi kepada Schindler. Hal itu disebabkan oleh hubungan yang semakin akrab diantara keduanya. Bentukbentuk solidaritas yang ditujukan seperti Stern sudah mulai membantu Schindler dengan memberikan masukan dan tak segan mengkritik keputusan Schindler. Schindler pun melakukan hal yang sama terhadap Stern, ia mulai menunjukkan rasa solidaritasnya berupa upaya penjaminan bahwa Stern tidak akan mendapat ancaman maupun siksaan dari pihak militer ketika proses pemindahan pekerja ke Brinnlitz. Berikut adalah dialog keduanya yang sedang mendiskusikan rencana pemindahan pekerja dari kota Krakow menuju Brinnlitz tempat kelahiran Schindler: Stern : I’ve been talking to Goeth. I know the destination. These are the evacuation orders. I’m to help organize the shipment put myself on the last train. Schindler: That’s not what I’m going to say. I made Goeth promise me, he’d put in a good word for you, nothing bad is going to happen to you there. You’ll receive special treatment Stern: the directives coming in from Berlin mention ―special treatment‖ more and more often. I’d like to think that’s not what you mean. Preferential treatment Schindler: Do we have to invent a whole new language? Stern: I think so Stern: you are staying, I take it Schindler: In Krakow? What on earth for? What for? You have a business to run. Stern: Of course, you will have to hire new workers, I guess Stern: They cost little more, but--, what are you going to do?
Analisis tindak..., Andreas Kristanto Baskoro, FIB-UI, 2013
13
Schindler: you run my business. No, I’m going home. I’ve done what I came here for. I’ve got more money than anyman could spend in a life time. Someday this all going to end. You know, I was going to say, we will have a drink then. Stern: I think it better I have it now
Stern: Six hundred Schindler: More Stern: How many cigarettes have you smoked tonight? Schindler: Too many
Adegan 181 Pada adegan sebelumnya, Schindler telah bernegosiasi dengan Goeth untuk memberikan sejumlah uang untuk menukarkannya dengan para pekerjanya. Dalam adegan ini menceritakan bagaimana Schindler mulai membuat daftar nama pekerjanya. Ia berencana memindahkan usahanya ke Brinnlitz, kampung halamannya. Menurut Schindler, pemindahan bisnis dan pekerjannya akan membuat ia leluasa untuk mengontrol operasional pabriknya. Saat itu, Stern membantu mengetik daftar nama yang Schindler sebutkan dan ia juga membantu mengingat satu per satu nama karyawannya. Daftar nama tersebut sangat penting karena daftar kehidupan kaum Yahudi. Schinder: Poldek Pfefferberg, Mila Pfefferberg, and uh Stagel, Stagel--, Paul Stagel Stern: Doctor Schindler: The investors, I want all of them
Stern: For everyone, you smoke, I smoke half Schindler: How many, how many? Stern: Eight hundred and fifty, give or take. Schindler: Give or take what Stern? Count them, How many? Stern: What did Goeth say about this? You just told him how many people you needed and--. You’re not buying them, you’re buying them? You’re paying him? For each these names? Schindler: If you’re still working for me, I’d expect you to talk to me out of it. It costing me a fortune. Finish the page and leave one space at the bottom. Stern: Look, The list is an absolute good. The list.. is life. All around its margins lies the gulf
Stern: Yes sir
Adegan 213
Schindler: Uh Fischer, Ismail Fischer
Adegan ini menceritakan ketika Schindler memperkenalkan istrinya kepada Stern. Emilie datang untuk memantau perkembangan perusahaan Schindler. Sebelumnya, Emilie meminta Schindler untuk memperlakukan para pekerja secara lebih layak. Hal itupun dipenuhi Schindler, para pekerja merasa nyaman bekerja di perusahaannya. Kedatangan Emilie ke pabrik Schindler disambut hangat oleh para pekerja.
Stern: Fischer. Ismail Schindler: Josef Scharf Stern: One moment, Sir, I’m sorry sir Schindler: Come on Stern, Scharf, Scharf Schindler: The children, all the children Stern: Herbert Stier Schindler: Thank you, How many?
Schindler: Itzhak, This is Itzhak Stern my accountant. Itzhak Stern: You must be Mrs. Schindler
Stern: Four hundred, four hundred fifty
Schindler: It’s a pleasure, Emilie has volunteered to work in the clinic, very generous of you, I know
Schindler: Think Feigenbaum. Jakob. Wolf. Wolf Wein
Stern: We need to talk when you have a moment
Stern: Feigenbaum, Lutek, Jakob, Nacha, Yes? Nacha. Nacha that’s right
Schindler: This is my wife Stern, I don’t want to keep any secrets from my spouse
Schindler: And Wolf, How many? Analisis tindak..., Andreas Kristanto Baskoro, FIB-UI, 2013
14
Emilie: Oskar, please attend to business. It’s much more attractive Schindler: What is it? Stern: We received an angry complaint from the Armaments Board. The artillery shells, tank shells, rocket casings-- . Apparently all of them have failed quality control tests. That’s to be expected Schindler: Start up problems. This isn’t pots and pans. This is a precise business. Sure, so would you, I wouldn’t you worry. We’ll get it right one of these days Stern: There’s a rumour you’ve been going around miscalibrating the machines. They could shut us down and send us back to Auschwitz Schindler: I’ll call around find out where we can buy shells. Pass them of as ours. I don’t see the difference whether they are made here. Stern: You don’t see a difference? I see a difference. You lose a lot of money Schindler: Fewer shells will be made stern, if this factory ever produces… Schindler: A shell can actually be fired Schindler: I’ll be very unhappy Adegan 230 Dalam adegan ini diceritakan bahwa Schindler telah menghabiskan jutaan Reichmark untuk membayar perekrutan pegawai dan beberapa keperluan bisnis lainnya. Bisnis Schindler mulai goyah karena modal yang dimiliki semakin menipis. Selanjutnya, adegan ini memperlihatkan ketika Stern melaporkan apa yang terjadi sebenarnya dengan perusahaannya kepada Schindler:
Stern: Do you have any money, uh, hidden away someplace that I don’t know about Schindler: No, Why, am I broke?
Adegan 251
Schindler: As soon as peace occurs, I want that cloth distributed to the workers. Two and half meters each. Also each person is to get a bottle of vodka Schindler: They won’t drink it , They know it’s value. Likewise for those Egipsi cigarettes we organized. Stern: It’ll be done everything you ask Levartov: We’ve written a letter trying to explain things in case you are captured. Everyworker has signed it Schindler: Thank you Stern gives Schindler a gold ring Stern: It is Hebrew from the Talmud. It says, ―whoever saves one life, saves the world entire‖
Schindler: What?
Stern: uh— well—
Dalam konteks dialog ini, Schindler sudah mengalami kebangkrutan dan kekuasaannya menjadi berkurang. Hal ini diperparah dengan kekalahan Jerman atas Rusia dalam perang dunia kedua yang otomatis memberikan dampak buruk bagi Schindler. Pada adegan ini, terjadi perubahan kekuasaan yang cukup drastis yaitu Schindler yang dahulu mempunyai kekuasaan tinggi menjadi tidak berkuasa dan mempunyai status yang sama (equal) dengan kaum Yahudi. Dalam hal solidaritas, Stern masih memberikan solidaritas yang tinggi karena ia sangat menghargai apa yang sudah dilakukan Schindler kepada kelompok kaum Yahudi. Adegan ini mengisahkan ketika Schindler sudah mengetahui bahwa waktunya telah tiba untuk dia diadili karena dianggap sebagai orang yang melakukan pelanggaran kemanusiaan dengan mengeskploitasi buruh. Melihat keadaan itu para pekerja Yahudi merasa bahwa Schindler telah melakukan banyak hal terhadap kelangsungan keturunan mereka. Schindler dianggap telah menyelamatkan banyak keturunan Yahudi. Adegan ini juga menceritakan ketika Schindler dan Emilie berangkat menuju mobil yang akan membawanya menuju pengadilan. Perpisahan antara Schindler dengan pekerjanya ditandai dengan perginya Schindler yang menandakan hari kebebasan kaum Yahudi telah tiba. Berikut adalah percakapan dalam adegan ini:
Schindler is shaking Stern’s hand Schindler: I could have got more out, I could have got more. I don’t know, If I just-- I could have got more Stern: Oskar, there are 1.100 people who are alive because of you. Look at them. Schindler: If I’d made more money, I threw away so much money. You have no idea. If I had just
Analisis tindak..., Andreas Kristanto Baskoro, FIB-UI, 2013
15
Stern: There will be generations because of what you did Schindler: I didn’t do enough
Schindler: This pin. Two people. This is gold. Two more people. He would have given me two for it, at least one. He would have given me one more. One more person. A person, Stern. For this I could have gotten one more person and I didn’t I didn’t
Stern: You did so much Schindler: This car, Goeth would’ve bough this car, Why did I keep the car? Ten people right there. Ten people. Ten more people
Analisis tindak..., Andreas Kristanto Baskoro, FIB-UI, 2013
Analisis tindak..., Andreas Kristanto Baskoro, FIB-UI, 2013