perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Analisis Terjemahan Tuturan Karakter Spongebob dalam Komik Amazing Journey dan Terjemahannya dalam Bahasa Indonesia
TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Linguistik Minat Utama Linguistik Terapan Bidang Penerjemahan
Oleh: Rahmat Wisudawanto S130809012
Program Studi Linguistik Minat Utama Penerjemahan Program Pascasarjana UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Ibu dan Bapak Kakak-kakakku dan sahabat-sahabat semua Terima kasih atas doa dan dukungannya.
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Semua diawali dari berdoa dan berusaha
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan nikmat, petunjuk dan semua yang menurut-Nya terbaik untuk penulis sehingga akhirnya mampu menyelesaikan penulisan tesis ini.
Selanjutnya penulis mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya buah karya ini. Untuk itu Penulis ingin memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada: 1. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S., Direktur Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menuntut ilmu di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. 2. Prof. Drs. M.R. Nababan, M.Ed., M.A., Ph.D., Ketua Program Studi Linguistik Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta sekaligus pembimbing I yang telah memberi kesempatan, motivasi, masukan dan membimbing penulis dalam penyelesaian tesis ini. 3. Dr. Tri Wiratno M.A., pembimbing II, yang dengan penuh kesabaran dan ketelitian telah memberikan bimbingan dan saran dalam menyelesaikan tesis ini. 4. Prof. Dr. Sri Samiati Tarjana dan Drs. Riyadi Santosa, M.Ed., Ph.D., selaku ketua dan sekretaris tim penguji yang telah memberikan masukan yang berharga demi perbaikan tesis ini. 5. Seluruh dosen Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta Program Studi S2 Linguistik minat utama Penerjemahan yang telah memberikan ilmu-ilmunya.
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Seluruh karyawan dan biro administrasi Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 7. Andy Bayu Nugroho, S.S, M.Hum dan Sumardiono, S.S, M.Hum yang telah bersedia menjadi informan untuk tesis ini. 8. Sahabat-sahabat seperjuangan Linguistik Penerjemahan Universitas Sebelas Maret angkatan 2009: Mbak Prima, Mbak Mita, Beta, Agustin, Mbak Ria, Bu Dewi, Bu Titik, Reni, Mbak Fella, Mas Bayu, dan Pak Yahya. Dalam kesempatan ini tidak ada yang bisa penulis sampaikan selain ucapan terima kasih yang tulus. Akhirnya, semoga tesis ini bermanfaat dan dapat menjadi sumbangan dalam khazanah keilmuan. Amin.
Surakarta, Februari 2012
Rahmat Wisudawanto
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Judul ……….……………………………………………………………
i
Persetujuan ..……………………………………………………………
ii
Pengesahan ...……………………………………………………………
iii
Pernyataan ...……………………………………………………………
iv
Persembahan ……………………………………………………………
v
Motto ……….……………………………………………………………
vi
Kata Pengantar …………………………………………………………
vii
Daftar Isi ….…………………………………………………………….
ix
Daftar Tabel ……….…………………………………………………....
xi
Daftar Gambar ………………………………………………………....
xii
Abstract …………………………………………………………………
xiv
Abstrak …………………………………………………………………
xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……………………………………….
1
B. Batasan Masalah……..………………………………………….
8
C. Rumusan Masalah………………………………………………
8
D. Tujuan Penelitian…..……………………………………………
9
E. Manfaat Penelitian………………………………………………
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka 1. Pengertian penerjemahan………………………………….
11
2. Proses penerjemahan……………………………………...
13
3. Penerjemahan dan budaya…..…………………………….
15
4. Penerjemahaa dan pragmatik………………………………
16
5. Teknik penerjemahan……………………………………..
17
6. Tindak tutur………...……………………………………...
23
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7. Tindak ilokusi…….……………………………………….
26
8. Keakuratan dalam penerjemahan………………………….
28
9. Keberterimaan dalam penerjemahan………………………
29
10. Penelitian yang relevan...………………………………….
29
B. Kerangka Pikir…………………………………………………...
30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian…………………………………………………..
33
B. Lokasi Penelitian………………………………………………...
34
C. Sample dan Teknik Sampling…………………………………..
34
D. Data dan Sumber data…………………………………………..
36
E. Validitas data….…………………………………………………
37
F. Teknik Pengumpulan Data……………………………………..
38
G. Teknik Analisis Data …………………………………………...
41
H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian….…………………………...
46
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian………………………………………………
49
1. Jenis dan Fungsi Tindak Ilokusi ………………………
49
2. Teknik Penerjemahan Tuturan …………..……………
73
3. Evaluasi Keakuratan dan Keberterimaan ……………
86
B. Pembahasan …...........................………………………………..
100
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN ....…………………………………………………..
125
B. SARAN...............………………………………………………...
128
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Daftar Tabel
Tabel 1-III. Penghargaan tokoh kartun Spongebob…..…………………….. 35 Tabel 2-III. Kriteria penilaian keakuratan ..……………………………....... 39 Tabel 3-III. Kriteria penilaian keberterimaan……..…………………........... 40 Tabel 4-III. Tabel klasifikasi jenis, fungsi, teknik penerjemahan tindak tutur ilokusi………………………………………………….... 44 Tabel 5-III. Hubungan antara jenis,fungsi, pergeseran ilokusi, teknik penerjemahan dan penilaiantingkat kualitas terjemahan tuturan tindak ilokusi…………………………………………………... 45 Tabel 6-IV. Klasifikasi tuturan Spongebob berdasar tindak ilokusi Searle ……………………………………………………..…………... 50 Tabel 7-IV. Klasifikasi tuturan Spongebob berdasar teknik penerjemahan Monila& Albir………………………………..………….......... 69 Tabel 8-IV. Klasifikasi tuturan Spongebob berdasar tingkat keakuratan…… 83 Tabel 9-IV. Klasifikasi tuturan Spongebob berdasar tingkat keberterimaan.. 89 Tabel 10-IV. Klasifikasi tuturan Spongebob berdasar tindak ilokusi teknik penerjemahan dan pergeseran ilokusinya……………..……… 106 Tabel 11-IV. Klasifikasi tuturan Spongebob berdasar keakuratan dan teknik yang diterapkan…………………………..…………… 113 Tabel 12-IV. Klasifikasi tuturan Spongebob berdasar keberterimaan dan teknik yang diterapkan…………………………..………….. 115 Tabel 13-IV. Hubungan antara jenis, fungsi dan pergeseran ilokusi,teknik, keakuratan dan keberterimaan……………………….………. 118
Daftar Gambar
Gambar 1-I. Contoh tuturan tokoh Spongebob dalam komik....................
commit to user xi
4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 2-I. Contoh tuturan tokoh Spongebob dalam komik.................... 5 Gambar 1-II. Bagan Proses Penerjemahan Nida dan Taber....................... 13 Gambar 2-II. Bagan Proses penerjemahan menurut Suryawinata & Hariyanto………………………………………………….. 14 Gambar 3-II. Diagram Kerangka Pikir…………………………………... 32 Gambar 1-III. Skema trianggulasi metode Sutopo………...…………….. 38 Gambar 2-III. Skema analisis data Spradley…………………………….. 41 Gambar 3-III. Contoh kalimat yang termasuk data…………………….... 42 Gambar 4-III. Contoh kalimat yang termasuk data…………………….... 42 Gambar 5-III. Contoh kalimat yang bukan termasuk data….………….... 43 Gambar 6-III. Contoh kalimat yang bukan termasuk data….………….... 43 Gambar 1-IV. Contoh tuturan asertif dengan fungsi mengatakan..……… 52 Gambar 2-IV. Contoh tuturan asertif dengan fungsi menjelaskan………. 53 Gambar 3-IV. Contoh tuturan asertif dengan fungsi memberitahu……… 55 Gambar 4-IV. Contoh tuturan asertif dengan fungsi menanyakan………. 56 Gambar 5-IV. Contoh tuturan asertif dengan fungsi meyakinkan……….. 57 Gambar 6-IV. Contoh tuturan asertif dengan fungsi membenarkan……... 59 Gambar 7-IV. Contoh tuturan asertif dengan fungsi menyangsikan.……. 60 Gambar 8-IV. Contoh tuturan direktif dengan fungsi memohon………… 62 Gambar 9-IV. Contoh tuturan direktif dengan fungsi menyuruh………… 64 Gambar 10-IV. Contoh tuturan direktif dengan fungsi menyarankan……. 65 Gambar 11-IV. Contoh tuturan direktif dengan fungsi mengharap……… 67 Gambar 12-IV. Contoh tuturan ekspresif dengan fungsi berterima kasih… 69 Gambar 13-IV. Contoh tuturan ekpresif dengan fungsi menilai………….. 70 Gambar 14-IV. Contoh tuturan komisif dengan fungsi berjanji....……….. 72 Gambar 15-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik literal.. 74 Gambar 16-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik literal.. 75 Gambar 17-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik peminjaman murni............................................................ 76 Gambar 18-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik peminjaman murni............................................................. 77 Gambar 19-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik kalke.. 78 Gambar 20-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik kalke.. 79 Gambar 21-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik padanan lazim.................................................................... 80 Gambar 22-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik peminjaman naturalisasi..................................................... 81 Gambar 23-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik modulasi............................................................................ 82 Gambar 24-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik variasi ................ Gambar 25-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik duplet ................. Gambar 26-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik triplet .................. Gambar 27-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan secara akurat .............................. Gambar 28-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan secara akurat .............................. Gambar 29-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan secara kurang akurat ..................
commit to user xii
83 84 85 88 89 91
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 30-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan secara kurang akurat .................. Gambar 31-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan secara tidak akurat ..................... Gambar 32-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan secara berterima ......................... Gambar 33-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan secara berterima ......................... Gambar 34-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan secara kurang berterima ............................................................................................ Gambar 35-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan secara kurang berterima ............................................................................................ Gambar 16-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan secara tidak berterima ............................................................................................
commit to user xiii
92 93 95 96 97 98 99
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Rahmat Wisudawanto. C130809012. 2012. “Analisis Terjemahan Tuturan Karakter Spongebob dalam komik Amazing Journey dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Tesis. Surakarta. Program Pascasarjana Program Studi Linguistik Penerjemahan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis dan fungsi tindak ilokusi tuturan karakter Spongebob yang ada dalam teks bahasa sumber, mengidentifikasi teknik penerjemahan tuturan yang digunakan dan mengungkapkan dampak dari pengunaan teknik tersebut terhadap keakuratan dan keberterimaan terjemahan tuturan. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah komik Amazing Journey karya Stephen Hillenburg dan terjemahannya Petualangan Seru yang diterbitkan oleh Komik Warna Team. Adapun data dalam penelitian ini adalah semua tuturan karakter Spongebob dan penilaian rater yang didapat melalui kuesioner. Analisis dilakukan bersamaan dengan melihat keterkaitan antar bagian dalam data atau elemen-elemen yang terlibat didalamnya. Analisis ini dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Model analisis ini sesuai dengan model analisis etnografi yang diusulkan oleh Spradley. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat empat jenis tindak ilokusi yaitu assertif, direktif, komisif, dan ekspresif. Adapun teknik yang digunakan untuk menerjemahkan tuturan karakter Spongebob adalah kombinasi dua teknik (58 kasus), literal (51 kasus) peminjaman murni (17 kasus), kalke (12 kasus), kombinasi 3 teknik (11 kasus), peminjaman naturalisasi (6 kasus), modulasi (6 kasus), padanan lazim (1 kasus), dan variasi (1 kasus) . Sementara itu, analisis kualitas terjemahan menunjukkan bahwa tingkat keakuratan dan keberterimaan terjemahan tuturan tergolong tinggi. Hanya terdapat 11 data yang diketegorikan kedalam terjemahan yang kurang dan tidak akurat dan 12 data yang tergolong dalam terjemahan yang kurang dan tidak berterima. Tingkat keakuratan dan keberterimaan yang lebih dari 85% dari total data mengimplikasikan bahwa secara umum hasil terjemahan tuturan bisa dikatakan bagus. Kombinasi dua teknik dan literal adalah dua teknik yang paling dominan dalam menghasilkan terjemahan yang akurat dan berterima. Penelitian ini hanya menggunakan data tuturan-tuturan Spongebob sebagai tokoh utama dalam komik. Tuturan-tuturan tokoh lain dalam komik Amazing Journey masih dapat dijadikan sebagai data untuk penelitian selanjutnya.
Kata kunci: tuturan, tindak ilokusi, teknik penerjemahan, keakuratan dan keberterimaan.
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Rahmat Wisudawanto. C130809012. 2012. “Translation analysis of Spongebob’s utterances in comic entitled Amazing Journey and its translation into Bahasa Indonesia. Thesis. Surakarta. Post Graduate Program. Study Program of Linguistics in Translation Studies Major.
This reserach is aimed at describing the types and functions of illocutionary act from Spongebob’s utterances in source text, identifying the translation techniques applied and discovering the effects of the applied translation techniques towords the quality of accuracy and acceptability in translating the utterance. This research belongs to descriptive qualitative. The source of data is a comic entitled Amazing Journey by Stephen Hillenburg and its translation Petualangan seru by Komik Warna Team. Whereas, the data are all of Spongebob utterances found in the comic and the responses obtained from questionnaire which are completed by the raters. This analysis was conducted by finding the relationship among the elements involved in this research. The analysis was conducted at the same time during the data collection. The model of the analysis was ethnographic analysis as proposed by Spradley. The result of the analysis shows that there are four types of illocution namely assertives, directives, commissives, and expressives. Whereas, the most frequent technique which applied to translate the utterence are combination of two techniques (58 cases), literal (51 cases) pure borrowing (17 cases), calque (12 cases), combination of three techniques (11 cases), naturalize borrowing (6 cases), modulation (6 cases), establish equivalent (1 case), and variation (1 case) . Meanwhile, the analysis of quality shows that the level of accuracy and accebtability are high. It is due to the fact that there are only few (11) data considered to be less accurate and inaccurate and (12) data considered to be less acceptable and unacceptable by raters. The level of accuracy and acceptability of translation which is over than 85% from the total data implies that generally the translation is good. Combination of two techniques and literal are the dominant techniques which result the accurate and acceptable translation. This research only uses Spongebob’s utterances as the main character in the comic. The utterances of another character in comic Amazing Journey can be used as the data for further research. Key words : utterances, illocutionary act, translation techniques, accuracy and acceptability.
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perkembangan penerjemahan di Indonesia tidak hanya terfokus pada penerjemahan buku-buku ilmu pengetahuan tetapi juga penerjemahan karya-karya sastra yang sangat kental dengan nilai budaya. Nilai-nilai budaya yang terdapat dalam sebuah karya sastra menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam menerjemahkan karya sastra. Apabila seorang penerjemah menerjemahkan sebuah karya sastra, penerjemah tidak hanya mentransfer makna dan pesan karya sastra tersebut ke dalam bahasa sasaran akan tetapi penerjemah juga akan mentransfer nilai-nilai budaya tempat karya sastra tersebut berasal. Dari sini nampak bahwa peran kegiatan penerjemahan mengalami perkembangan dari kegiatan pegalihan pesan dari bahasa satu ke bahasa yang lain menjadi alat untuk mentransfer pengetahuan budaya dari bangsa satu ke bangsa yang lain. Dengan semakin banyaknya terjemahan karya sastra yang ada maka produk terjemahan karya sastra yang diperuntukkan bagi pembaca sasaran anak-anak sangat mudah didapatkan dan jumlahnya tidak kalah banyaknya jika dibandingkan dengan terjemahan karya sastra yang diperuntukkan untuk pembaca sasaran dewasa. Hal ini menunjukkan bahwa buku terjemahan karya sastra yang diperuntukkan bagi pembaca sasaran anak-anak mendapat tanggapan yang positif di Indonesia. Salah satu karya sastra yang diterjemahkan untuk pembaca sasaran anak-anak adalah komik.
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
“Translation of children literary book covers comics, short stories, etc. Comics have mostly been considered as children literature” (Herkman, Kaindl dalam Koponen, 2004: 24). Banyak sekali komik-komik terjemahan yang dapat dijumpai di toko-toko buku, salah satu contohnya adalah komik Spongebob. Komik yang berkisah tentang petualangan-petualangan Spongebob dengan teman-temannya ini sangat diminati anak-anak sebagai salah satu pilihan bahan bacaan mereka. Komik yang telah diterjemahkan oleh Komik Warna Team ini masih mudah untuk dijumpai di tokotoko buku sampai sekarang. Hal ini menandakan bahwa komik tersebut mendapat tanggapan yang luar biasa di kalangan anak-anak. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika komik tersebut dijadikan dasar cerita film Spongebob yang ditayangkan oleh stasiun televisi swasta di tanah air. Apabila
ditinjau
dari
sudut
pandang
penerjemahan,
keberhasilan
penerjemahan suatu karya sastra dapat dilihat dari keberhasilan seorang penerjemah dalam mempertahankan aspek gaya pengarang dan gaya teks (Hu, 2003). Jika penerjemah dapat mempertahankan kedua aspek tersebut di atas, maka nilai estetika suatu karya sastra akan tampak dalam produk terjemahan dan dampaknya tentu saja penerjemahan karya sastra tersebut akan bermutu tinggi. Akan tetapi, dalam menerjemahkan karya sastra untuk anak-anak khususnya komik tidaklah mudah. Dalam menerjemahkan sebuah komik, penerjemah dihadapkan pada karakteristik bahasa komik dan keterbatasan ruang. Karakteristik bahasa komik yang sederhana dan banyak menggunakan kalimat-kalimat pendek serta keterbatasan ruang atau balon-balon tempat meletakkan kalimat-kalimat tersebut merupakan faktor-faktor
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
yang harus diperhatikan penerjemah. Selain itu, penerjemah juga dituntut jeli dalam memilih teknik-teknik penerjemahan yang tepat agar semua pesan yang dibawa dalam bahasa sumber dapat tersampaikan ke dalam bahasa sasaran. Pemilihan teknik yang tepat akan sangat terkait dengan kecenderungan metode serta ideologi penerjemahan dan tentu saja juga akan sangat berdampak pada kualitas suatu produk terjemahan. Kesalahan dalam pemilihan teknik dapat berakibat fatal dalam menghasilkan suatu karya terjemahan. Oleh karena itu, sejauh mana kejelian penerjemah dalam memilih teknik yang tepat sebagai realisasi dari strategi yang digunakanya menjadi hal yang utama dalam kegiatan menerjemahkan. Selain narasi yang diberikan oleh pengarang, komik juga mengandung dialog yang berisi ungkapan langsung dari karakter atau tokoh. Dialog-dialog yang ada dalam komik dapat membantu pembaca untuk mengetahui alur cerita dalam komik tersebut. Dengan demikian, dialog-dialog antar tokoh dalam komik menjadi bagian yang penting pada alur cerita sebuah komik. Dialog dalam komik memang bukanlah dialog yang diproduksi langsung oleh tokoh-tokoh dalam komik, akan tetapi dialog tersebut tetap dapat dikategorikan sebagai dialog. ”Dialog is conversation, especially between two people, e.g. in a book, play or film.” (Higgleton & Seaton, 1995).
Dalam sebuah dialog yang
merupakan peristiwa tutur (speech event) didalamnya mungkin ditemukan beberapa tindak tutur (speech act). The term speech event will be resctricted to activities, or aspects of activities, that are directly governed by rules or norms for the use of speech. An event may consist of a single, but will often comprise several...a speech act may be the whole of a speech event, and of a speech sitiation.... more often, however, one will find a difference in magnitude : a party (speech situation) , a
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
conversation during the party (speech event), a joke within the conversation (speech act). It is of speech event and speech act that one writes formal rules for their occurrence and characteristics. Notice that the same type of speech act may recur in different types of speech event, and the same type of speech event in different context of situation. (Hymes, 1972:56) Tindak tutur (speech act) yang merupakan segala tindak yang dilakukan melalui bertutur secara umum dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu: tindak tutur lokusi (the act of saying something), tindak tutur ilokusi (the act of doing something) dan perlokusi (the act of affecting someone). Dari ketiga jenis tindak tutur tersebut, tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang paling penting karena tindak tutur ini terkait bukan hanya dengan makna sebuah tuturan. Tindak tutur ilokusi lebih menekankan pada fungsi dan maksud dari sebuah tuturan. Melalui tindak tutur ilokusi dapat diketahui fungsi dan maksud sebuah tuturan dengan melihat konteks situasi dan konteks budaya dimana tuturan tersebut diucapkan.
Gambar 1-I. Contoh tuturan tokoh Spongebob Contoh (1) BSu: Um….You remember the hooks we talked about yesterday? BSa: Um….kau tahu pengait yang kita bicarakan kemarin?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
Tuturan Um….You remember the hooks we talked about yesterday? Diatas diucapkan oleh tokoh Spongebob kepada Mr. Krab, pemilik restoran tempatnya bekerja. Tuturan tersebut diucapkan Spongebob ketika dirinya terlambat masuk kerja karena terkena pengait. Apabila dilihat dari kategori tindak ilokusinya maka tuturan yang diucapkan oleh Spongebob termasuk tindak ilokusi asertif dengan fungsi menjelaskan. Meskipun, tuturan Um….You remember the hooks we talked about yesterday? yang diucapkan Spongebob di atas diakhiri dengan tanda tanya tetapi tuturan tersebut sebenarnya adalah tuturan yang diucapkannya untuk menjawab tuturan Mr.Krab yang menanyakan mengapa hari ini dia terlambat masuk kerja. Jadi, dalam hal ini penutur memberitahu mitra tutur tentang sesuatu yang belum diketahuinya agar sesuatu itu menjadi jelas. Penerjemah menerjemahkan tuturan Um….You remember the hooks we talked about yesterday? di atas menjadi “Um….kau tahu pengait yang kita bicarakan kemarin?” dengan menggunakan teknik literal. Penggunaan teknik ini membuat pesan yang dalam bahasa sumber kurang tersampaikan dalam bahasa sasaran. Pemilihan kata ‘kau’ sebagai terjemahan dari kata ‘you’ membuat kesan bahwa Mr. Krab adalah sahabat atau teman Spongebob. Padahal dalam konteks percakapan tersebut Mr. Krab adalah pemilik restoran tempat dimana Spongebob bekerja. Oleh kerena itu, seharusnya kata ‘you’ diterjemahkan menjadi ‘anda.’
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
Gambar 2-I. Contoh tuturan tokoh Spongebob
Contoh (2) Bsu: Hooks are fun!! Bsa: Pengait memang menyenangkan!
Berbeda dengan contoh (1), pada contoh (2) tuturan Bsu: Hooks are fun! dituturkan oleh tokoh Spongebob ketika dia sedang bermain pengait dengan sahabatnya Patrick. Tuturan Hooks are fun! Di atas dikategorikan dalam tindak ilokusi asertif dengan fungsi mengatakan. Melalui tuturan tersebut Spongebob ingin mengungkapkan pikiran atau isi hatinya dalam bermain pengait.
Dalam
menerjemahkan tuturan tersebut, penerjemah masih menerapkan teknik literal. Dengan menggunakan teknik literal dalam menerjemahkan tuturan Hooks are fun! tersebut, nampaknya penerjemah tidak hanya berhasil menyampaikan pesan dalam bahasa sasaran tetapi dia juga dapat menghasilkan terjemahan yang terasa alamiah dalam bahasa sasaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
Dari contoh-contoh di atas dapat diamati bahwa penerjemah menggunakan teknik
yang sama dalam menerjemahkan tuturan-tuturan di atas. Dalam
menerjemahkan tuturan-tuturan dengan menggunakan teknik yang sama nampaknya terjemahan yang dihasilkan juga menunjukkan perbedaan. Pada contoh (1) penerjemah terlihat kurang berhasil mentransfer pesan ke dalam bahasa sasaran, sementara dalam contoh (2) penerjemah berhasil menyampaikan makna sekaligus terjemahan yang dihasilkan terasa alamiah dalam bahasa sasaran. Namun demikian, kedua terjemahan tuturan yang dihasilkan penerjemah mempunyai jenis dan fungsi ilokusi yang sama dengan bahasa sumbernya. Dari temuan-temuan diatas, penelitian ini akan membahas jenis dan fungsi tindak ilokusi dari tuturan karakter Spongebob dalam teks bahasa sumber dan pergeserannya dalam teks bahasa sasaran, teknik penerjemahan yang digunakan penerjemah dalam menerjemahkan tuturan tersebut serta dampak penggunaan teknik tersebut terhadap tingkat keakuratan dan keberterimaan. Penelitian-penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Agus Rianto Basuki (2002) dengan judul Tindak ilokusi dalam seni pertunjukkan ketoprak. Penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan pragmatik yang mengkaji salah satu dari tiga kategori tindak tutur yaitu tindak tutur ilokusi. Dalam penelitian ini hanya meneliti tidak tutur ilokusi tanpa ada keterkaitan dengan penerjemahan. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Adventina Putranti (2007) mengenai Kajian terjemahan tindak ilokusi ekspresif dalam teks terjemahan film American Beauty. Penelitian ini hanya difokuskan pada tindak tutur ilokusi yang termasuk dalam kategori ekspresif saja tanpa melihat kategori tindak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
tutur ilokusi yang lain. Selain itu, penelitian ini juga hanya melihat tingkat kesepadanan makna dan bentuk dari tindak ilokusi ekspresif dalam bahasa sumber yaitu bahasa Inggris kedalam bahasa sasaran yaitu bahasa Indonesia. Dengan demikian, sebagai sebuah penelitian penerjemahan yang berorientasi pada produk, penelitian ini belum menyentuh salah satu aspek lain yang mungkin diteliti dalam penelitian penerjemahan yang beorientasi pada produk yaitu teknik penerjemahan. Penelitian yang berikutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Faido Simanjuntak (2006) dengan judul Kajian Terhadap Strategi Penerjemahan dan Kualitas Terjemahan Buku Cerita Komik The Very Best of Donald Duck Comics dalam Bahasa Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian dalam bidang penerjemahan dengan memfokuskan analisis pada strategi dan kualitas terjemahan dengan mengambil komik sebagai sumber datanya. Dalam penelitian ini dikaji strategi penerjemahan dan kualitas terjemahan dari semua kalimat, klausa, frasa dan kata yang terdapat dalam komik The Very Best of Donald Duck dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Masalah yang diteliti dalam penelitian-penelitian di atas masih belum mencoba melihat keterkaitan antara penerjemahan dengan pragmatik, kecuali penelitian yang dilakukan oleh Adventina Putranti. Namun demikian, penelitian ini hanya mengkaji salah satu kategori tindak ilokusi yaitu tindak ilokusi ekspresif dengan mengambil teks film sebagai sumber datanya. Penelitian ini juga belum meneliti teknik penerjemahan sebagai salah satu aspek yang mungkin diteliti dalam penelitian yang berorientasi pada produk terjemahan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
Sementara itu, penelitian ini meneliti semua kategori tindak tutur ilokusi yang ada dalam tuturan karakter Spongebob dalam komik yang berjudul Amazing Journey dan terjemahannya dan memfokuskan penelitian tidak hanya pada kualitas terjemahan yang berupa keakuratan dan keberterimaan tetapi penelitian ini juga akan memfokuskan pada teknik penerjemahan dan dampak penggunaan teknik tersebut terhadap keakuratan dan keberterimaan.
B. Batasan Masalah Agar penelitian ini lebih terarah dan teranalisis secara mendalam penelitian ini hanya mengkaji mengenai jenis dan fungsi tindak ilokusi tuturan karakter Spongebob, teknik-teknik penerjemahannya, dan dampak dari penggunaan teknik terhadap keakuratan dan keberterimaan terjemahan tuturan karakter Spongebob dalam komik yang berjudul Amazing Journey ke dalam bahasa Indonesia.
C. Rumusan Masalah Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apa sajakah jenis dan fungsi ilokusi yang terdapat dalam tuturan tokoh Spongebob dalam komik yang berjudul Amazing Journey
dan
terjemahannya dalam bahasa Indonesia? 2. Teknik
apa
sajakah
yang
digunakan
penerjemah
dalam
menerjemahkan tuturan tokoh Spongebob dalam komik yang berjudul Amazing Journey dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
3. Bagaimanakah dampak penggunaan teknik terhadap keakuratan dan keberterimaan terjemahan tuturan tokoh Spongebob dalam komik Spongebob yang berjudul Amazing Journey dan terjemahanya dalam bahasa Indonesia? D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengidentifikasi, mendeskripsikan dan mengklasifikasi jenis dan fungsi ilokusi yang terdapat dalam tuturan karakter Spongebob dalam komik yang berjudul Amazing Journey dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia. 2. Mengidentifikasi, mendeskripsian dan mengklasifikasi teknik-teknik penerjemahan yang digunakan penerjemah dalam menerjemahkan tuturan karakter Spongebob dalam komik yang berjudul Amazing Journey ke dalam bahasa Indonesia. 3. Menjelaskan dampak penggunaan teknik terhadap keakuratan dan keberterimaan terjemahan tuturan karakter Spongebob dalam komik yang berjudul Amazing Journey ke dalam bahasa Indonesia.
E. Manfaat Penelitian Penelitian ini akan bermanfaat untuk: 1. Memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai jenis dan fungsi tindak ilokusi tuturan karakter dalam komik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
2. Memberikan pemahaman
yang lebih mendalam mengenai teknik
penerjemahan yang digunakan dalam menerjemahkan tuturan tokohtokoh komik dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia. 3. Memberikan pemahaman mengenai dampak penggunaan teknik terhadap keakuratan dan keberterimaan terjemahan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A.
Kajian Pustaka Dalam bab ini akan dibahas kajian pustaka dan kerangka pikir. Kajian pustaka disini mencakup penjelasan mengenai 1. Pengertian penerjemahan,
2.
Proses penerjemahan, 3. Penerjemahan dan budaya, 4. Penerjemahan dan pragmatik, 5. Teknik penerjemahan, 6. Penerjemahan komik, 7. Tindak tutur, 8. Tindak ilokusi, 9. Keakuratan (accuracy) dalam penerjemahan,
10.
Keberterimaan (acceptability) dalam penerjemahan, dan 11. Penelitian yang relevan, sedangkan pada kerangka pikir digambarkan alur berpikir peneliti dalam melakukan kegiatan penelitian.
Pengertian penerjemahan Terdapat banyak sekali pendapat mengenai definisi penerjemahan yang dikemukankan oleh para pakar penerjemahan. Newmak mendefinisikan penerjemahan sebagai “a craft consisting in attempt to replace a written language massage or statement in one language by the same message or statement in other language.”(1981:7). Pada definisi penerjemahan Newmark diatas dapat dilihat bahwa penerjemahan mencakup pengalihan pesan secara tertulis antara bahasa yang berbeda yang sering dikenal dengan istilah penerjemahan tulis dan
commit to user 12
11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
pengalihan pernyataan yang merupakan bahasa lisan yang dalam dunia penerjemahan
lebih
sering
dikenal
dengan
istilah
pengalih
bahasaan
(interpreting). Akan tetapi, dalam definisi tersebut Newmark masih menekankan pada kesepadanan pesan belum menyentuh pada tataran kesepadanan bentuk. Pendapat yang lain dikemukakan oleh Bell yang mendefinisikan “translation is the expression in another language (or target language) of what has been expressed in other, source language, preserving semantic and stylistic equivalence.”(1991:5). Bell mengemukakan definisi yang lebih rinci mengenai penerjemahan. Dalam definisi penerjemahannya, Bell tidak hanya menekankan pada kesepadanan makna saja, tetapi kesepadanan dalam hal bentuk juga harus diperhatikan. Definisi-definisi penerjemahan di atas nampaknya masih terfokus pada masalah kesepadanan makna dan kesepadanan bentuk tanpa menyinggung masalah budaya yang selalu terkait dengan kegiatan penerjemahan. Munday (2001:1) memberikan definisi penerjemahan dengan “an act of communication which attemps to relay, across cultural linguistics boundaries, another act of communication which may have been intended for different purposes and different readers”. Berbeda dengan Newmark dan Bell, Munday memberikan definisi penerjemah lebih kompleks yaitu penerjemahan sebagai sebuah tindak komunikasi yang berusaha untuk menyampaikan pesan lintas bahasa dan budaya dengan tujuan dan pembaca yang beragam. . Dari definisi-definisi penerjemahan diatas, dapat disimpulkan bahwa penerjemahan adalah usaha pengalihan pesan lintas bahasa dan budaya dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
tidak hanya mengutamakan kesepadanan pesan dan bentuk tetapi juga memperhatikan tujuan dan pembaca terjemahan tersebut. 2. Proses penerjemahan Proses penerjemahan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seorang penerjemah pada saat dia mengalihkan amanat dari bahasa sumber kedalam bahasa sasaran(Nababan:2003). Dalam proses penerjemahan ada serangkaian langkah-langkah atau tahapan-tahapan yang harus dilalui penerjemah dalam menghasilkan sebuah produk penerjemahan, apabila dalam proses penerjemahan seorang penerjemah mengalami kesulitan maka dia dapat memecahkan masalah dengan kembali ke langkah awal dan begitu seterusnya sehingga proses ini bersifat siklis. Ada tiga tahapan yang disarankan Nida dan Taber (1982) dalam menghasilkan sebuah karya terjemahan. Tahapan-tahapan tersebut adalah (1) analysis teks bahasa sumber, (2) transfer makna dan (3) restructuring. A (source)
B (receptor)
(Analysis)
(Restructuring)
X
(transfer)
Y
Gambar 1-II, Proses Penerjemahan Nida dan Taber (1982:30)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
Dalam tahap analysis teks, seorang penerjemah membaca teks secara berulang–ulang dan berusaha mencari makna dengan mempelajari teks bahasa sumber baik bentuk maupun isinya. Pada proses ini penerjemah diharapkan menamukan ide atau pesan dari teks tersebut. Setelah itu, penerjemah berusaha mentransfer pesan atau ide tersebut dengan setepat-tepatnya kedalam bahasa sasaran sehingga makna atau pesan yang dihasilkan sepadan dengan makna teks bahasa sumber. Tahap inilah yang sering disebut proses transfer atau pengalihan yang terjadi pada otak penerjamah. Tahapan terkahir adalah restructuring yaitu proses penyusunan kembali pesan yang telah ditransfer penerjemah ke dalam kaidah–kaidah atau norma–norma dalam bahasa sasaran sehingga dihasilkan bentuk bahasa yang sewajar mungkin. Penerjemah juga diharapkan mampu memberikan nuansa terjemahannya sedemikian rupa sehingga pembaca tidak merasa seperti membaca karya terjemahan. Secara lebih rinci Suryawinata dan Hariyanto (2003:19) memberikan penjelasan yang lebih rinci lagi mengenai proses penerjemahan
Evaluasi dan revisi Teks asli dalam Bsu
Teks asli dalam Bsu
Analisis/
Proses eksternal
Restrukturisasi /
Pemahaman
Proses internal
Penulisan kembali
Transfer Konsep, makna, pesan dari teks Bsu
commit to user
Konsep, makna, pesan dari teks Bsa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
Padanan
Gambar 2-II. Proses penerjemahan menurut Suryawinata & Hariyanto (2003:19)
Pada bagan proses penerjemahan diatas ada empat tahapan yang harus dilalui penerjemah untuk menghasilkan terjemahan, yaitu: tahapan analisis atau pemahaman, tahap transfer, tahap restrukturisasi/ penulisan kembali dan tahap evaluasi dan revisi. Berbeda dengan proses penerjemahan yang diajukan Nida, Suryawinata & Haryanto menambahkan tahap evaluasi dan revisi dalam proses penerjemahan mereka. Dalam proses penerjemahan ini juga dapat dilihat bahwa tahapan-tahapan menerjemahkan dapat dikelompokkan menjadi dua proses, yaitu: proses internal yang berlangsung dalam otak penerjemah dan proses eksternal yang berarti bahwa tahapan tersebut berada diluar otak penerjemah. Dengan demikian, setelah seorang penerjemah melalui kedua proses dan menyelesaikan ke empat tahapan tersebut, maka bisa dikatakan bahwa dia telah menghasilkan suatu terjemahan.
3. Penerjemahan dan budaya Kegiatan menerjemahkan bukanlah suatu kegiatan yang mudah dilakukan. Dalam kegiatan menerjemahkan, seorang penerjemah bukan hanya mencari padanan kata dalam bahasa sasaran tetapi seorang penerjemah juga dituntut mengalihkan pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran yang pasti terdapat perbedaan diantara keduanya “languages are not nomenclatures and the
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
concepts of one language may differ radically from those of another” (Culler dalam Ordudari, 2007). Karena bahasa merupakan salah satu unsur dari budaya maka selain perbedaan bahasa, kegiatan penerjemahan juga dihadapkan pada perbedaan budaya. One of the most difficult problems in translating is found in the differences between culture (Larson, 1984:137). Lebih lanjut, Baker (1992:4) menyatakan bahwa penerjemahan adalah “a discipline which has to concern itself with how meaning is generated within and various groups of people in various cultural settings.” Dengan demikian, sesuai dengan pendapat Wong dan Shen (1999:10) bahwa kegiatan penerjemahan yang melibatkan dua bahasa, tidak bisa terhindar dari pengaruh dua budaya dari dua bahasa yang bersangkutan, yaitu budaya bahasa sumber dan budaya bahasa sasaran. Oleh karena itu, tidak berlebihan jika seorang penerjemah akan mampu menghasilkan terjemahan yang baik jika penerjemah tersebut menguasai bahasa sumber dan bahasa sasaran (bilingual) dan juga menguasai budaya bahasa sumber dan budaya bahasa sasaran (bicultural).
4. Penerjemahan dan pragmatik Penerjemahan sebagai ilmu interdisipliner selalu mempunyai keterkaitan dengan bidang ilmu yang lain seperti Linguistics, Comparative culturology, Comparative Ethnology Computer science, Comparative Sociology, dan masih banyak lagi (Newmark,1981:3). Dengan demikian, pragmatik sebagai salah satu cabang dari ilmu linguistik tentunya juga berhubungan dengan penerjemahan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
Banyak sekali definisi mengenai pragmatik yang oleh para ahli, salah satunya Leech (1993:8), mendefinisikan pragmatik sebagai studi tentang makna dalam hubungannya degan situasi–situasi ujar (speech situations). Oleh karena itu, kajian pragmatik melibatkan tidak saja ujaran terpisah tetapi kajian pragmatik memahami makna sebuah ujaran dengan melibatkan aturan-aturan yang terlibat dalam sebuah percakapan, siapa pembicara, siapa pendengar, dan dalam situasi seperti apa percakapan itu berlangsung. Kegiatan penerjemahan yang memfokuskan pada pengalihan pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran menjadikan transfer pesan dari bahasa sumber kedalam bahasa sasaran merupakan bagian inti dalam sebuah proses penerjemahan. Seorang penerjemah tidak diperbolehkan untuk mengubah pesan dan harus mempertahankannya, sehingga pesan yang ditransfer penerjemah tetap sama antara bahasa sumber dan bahasa sasaran. It is meaning which is being transferred and must be constant (Larson, 1984:3) Terkait dengan transfer pesan sebagai inti kegiatan penerjemahan, terkadang dalam memperoleh pesan dari sebuah tuturan seorang penerjemah tidak dapat hanya melihat dari makna kata yang menyusun kalimat–kalimat dalam sebuah tuturan. Dalam hal ini, seorang penerjemah harus melihat konteks dimana tuturan tersebut diucapkan sehingga pesan yang ada dalam kalimat tersebut dapat diperoleh. Berkaitan dengan hal tersebut maka kajian pragmatik memberikan solusinya. Dalam kajian pragmatik selalu ditekankan agar dalam mengungkap makna dari sebuah tuturan, seseorang harus mengkaitkannya dengan konteks situasi dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
konteks budaya yang menyertainya. Makna sebenarya dari sebuah tuturan yang sering kali tidak terlihat secara eksplisit dalam sebuah tuturan dapat diungkap. Dengan demikian, pengetahuan penerjemah dalam bidang pragmatik akan sangat membantu penerjemah dalam melakukan tugasnya. 5. Teknik penerjemahan Teknik adalah suatu metode, keahlian atau seni praktis yang diterapkan pada suatu tugas tertentu (Machali, 2000:77). Dalam definisi diatas terdapat dua hal penting: (1) teknik adalah hal yang bersifat praktis; (2) teknik diberlakukan terhadap tugas tertentu (dalam hal ini tugas penerjemahan). Dari dua butir hal penting diatas dapat dipahami bahwa teknik berbeda dengan metode dan prosedur yang sifatnya kurang-lebih normatif. Molina dan Albir (2002) membedakan strategi dan teknik penerjemahan berdasarkan produk dan proses. Strategi mengacu pada prosedur (disadari atau tidak disadari, verbal atau non verbal) yang digunakan oleh penerjemah untuk mengatasi masalah pada saat melakukan proses penerjemahan. Adapun teknik penerjemahan adalah hasil dari pilihan yang dibuat penerjemahn atau perwujudan strategi dalam mengatasi permasalahan pada tataran mikro yang dapat dilihat dengan membandingkan hasil terjemahan dengan teks aslinya. Teknik penerjemahan ini berada pada tataran mikro seperti penerjemahan kata, istilah, konsep dan kalimat yang mempunyai lima karakteristik, yaitu: 1. mempengaruhi hasil terjemahan, 2. diklasifikasikan berdasarkan perbandingan dengan teks sumber, 3. mempengaruhi unit teks pada tataran mikro, 4. bersifat diskursif dan kontekstual, dan 5. fungsional.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
Beberapa teknik penerjemahan yang dipaparkan Monila dan Albir (2002) sebagai berikut: a. Adaptasi (Adaptation) Teknik ini bermaksud untuk mengganti unsur budaya Bsu kedalam budaya Bsa Bsu: Baseball (E) Bsa: Futbol (Sp) b. Penambahan (Amplification) Teknik ini memperkenalkan/menambahkan informasi detail yang tidak terdapat dalam teks bahasa sumber. Bsu: Rock Bottom. It’s creedy here. Even the sand looks different. Bsa: Rock Bottom. Sangat aneh disini, keadaanya sangat lain. Bahkan tanahnya saja kelihatan lain ( diambil dari tuturan tokoh komik Spongebob Amazing Journey ) c. Peninjaman (Borrowing) Teknik pengambilan sebuah kata atau ungkapan secara langsung dari bahasa sumber. Terdapat dua macam teknik pinjaman, yaitu peminjaman murni (pure borrowing), dan peminjaman yang menggunakan penyesuaian sistem fonetik dan morphologis bahasa sasaran (naturalized borrowing). Peminjaman murni (pure borrowing) Bsu: Wow!! Bsa: Wow!! (Diambil dari tuturan tokoh komik Spongebob Amazing Journey)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
Peminjaman naturalisasi (naturalized borrowing) Bsu: Bus!! Bsa: Bis!! (Diambil dari tuturan tokoh komik Spongebob Amazing Journey)
d. Kalke (Calque) Teknik ini merupakan penerjemahan harafiah sebuah kata atau frase bahasa sumber secara langsung kedalam bahasa sasaran, biasanya dalam tataran leksikal atau struktural. Bsu: Souvernir shop Bsa: Toko Suvenir (diambil dari tuturan tokoh komik Spongebob Amazing Journey) e. Kompensasi (Compensation) Teknik memperkenalkan elemen informasi teks bahasa sumber atau efek stilistik yang terdapat pada tempat lain dalam teks bahasa sasaran. Hal ini disebabkan karena elemen informasi tersebut tidak ditempatkan pada posisi yang sama dalam teks bahasa sumber. Bsu: I was seeking thee, Flathead (E) Bsa: En verite, c’est bein toi que je cherche, O Tete-Plate (F) f. Deskripsi (Description) Mengganti istilah atau ungkapan dengan deskripsi bentuk dan fungsinya. Bsu: Panettone (I)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
Bsa: The traditional Italian cake eaten on New Year’s eve (E) g. Kreasi Diskursif (Discursive Creation) Teknik menentukan padanan semantara yang diluar konteks atau tak terprediksikan. Bsu: Rumble Fish (E) Bsa: La ley de la calle (Sp) h. Padanan lazim (Established Equivalent) Menggunakan istilah atau ungkapan yang sudah diakui/lazim dalam kamus atau bahasa sasaran sebagai padanan dari teks bahasa sumber tersebut. Bsu: Cool! Bsa: Kerennn!! (diambil dari tuturan tokoh komik Spongebob Amazing Journey) i. Generalisasi (Generalization) Teknik penggunaan istilah–istilah yang lebih umum atau netral dalam bahasa sasaran. Bsu: Vehicle Bsa: Bajaj j. Amlipikasi lingusitik (Lingusitic Amplification) Teknik penambah elemen-elemen linguistik dalam bahasa sasaran agar lebih sesuai dengan kaidah Bsa. Teknik ini sering digunakan dalam penerjemahan lisan secara konsekutif dan dubbing. Bsu: Shall we? Bsa: Bisakah kita berangkat sekarang?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
k. Kompresi linguistik (Linguistik Compression) Teknik ini mensintesis elemen linguistik yang ada menjadi lebih sederhana karena sudah dipahami. Penerapan teknik ini biasanya ada pada simultaneous interpreting atau penerjemahan teks film (subtitling) Bsu: Yes, so what? (E) Bsa:¿ Y ? (Sp) l. Terjemahan harafiah (Literal Translation) Teknik penerjemahkan sebuah kata atau ungkapan dengan cara penerjemahan kata demi kata Bsu: Wait!wait!stop the bus! Bsa: Tunggu!Tunggu! hentikan bis itu! (diambil dari tuturan tokoh komik Spongebob Amazing Journey) m. Modulasi (Modulation) Teknik penggantian sudut pandang, fokus atau kategori kognitif dalam teks bahasa sumber, bisa dalam tataran leksikal atau struktural. Bsu: I’m confused. Which one is the men’s room? Bsa: Aku bingung, harus masuk ke toilet yang mana? (diambil dari tuturan tokoh komik Spongebob Amazing Journey) n. Partikulasi (Particulation) Teknik penggunaan istilah yang lebih kongkret dan khusus. Teknik ini bertolak belakang dengan teknik generalization. Bsu: Window Bsa: guichet, fenetre, devanture(F)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
o. Reduksi (Reduction) Teknik pengimplisitan informasi karena komponen maknanya sudah termasuk dalam bahasa sasaran. Teknik ini merupakan kebalikan dari amplifikasi. Bsu: Ramadhan, the fasting month of muslim Bsa: Syahru ramadhan
p. Substitusi (Substitution) Teknik penggantian elemen linguistik dengan eleman paralinguistik atau sebaliknya. Teknik ini biasanya digunakan dalam pengalihbahasaan. Bsu: Put your hand on heart Bsa: Thank you q. Transposisi (Transposition) Teknik penggantian kategori gramatikal pada bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran yang dianggap lebih sesuai. Bsu: Would you like to come in or you just passing through? Bsa: Kau mau masuk sebentar? r. Variasi (Variation) Teknik penggantian elemen linguistik atau para linguistik (intonasi, gesture) yang mempengaruhi aspek keragaman linguistik. Biasanya teknik ini ditemukan dalam penerjemahan drama atau novel. Bsu: Hi, honey Bsa: Hai, sayang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
6. Penerjemahan komik Menerjemahkan komik sama seperti menerjemahkan buku bergambar. Dalam menerjemahkan komik, gambar dan tulisan atau narasi bercerita secara bersamaan dalam menggambarkan keseluruhan cerita dalam komik. Oittinen (2003) menjelaskan bahwa As a whole, illustrations are never quite straightforward but always elaborate, complement, and amplify the verbal narration. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa dalam komik dan bukubuku bergambar, selalu ada keterkaitan antara narasi dan gambar. Tidak terdapat strategi khusus dalam menerjemahkan komik.
Namun
dalam menerjemahkan komik, seorang penerjemah harus tetap memperhatikan karakteristik sebuah komik. Translating comics is easy. At least it often may seem deceptively so, since the language of comic rarely complex or poetic sentence structure, specialized terminology or highly abstract concept. However, comic books and comic strips do have certain characteristics that make them much more demanding for translator than one might think (Koponen, 2004:1) Karena
komik
termasuk
sebuah
karya
sastra,
sehingga
dalam
menerjemahkan komik penerjemah juga harus mempertimbangkan gaya pengarang dan gaya teks (Hu, 2003). Dengan demikian, dalam menerjemahkan sebuah komik penerjemah tidak hanya dituntut untuk mengalihkan pesan akan tetapi karakteristik komik, gaya pengarang dan gaya teks juga harus dipertimbangkan oleh penerjemah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
7. Tindak tutur Teori mengenai tindak tutur atau speech act diperkenalkan oleh JL Austin (1962). Menurut teori ini, ketika menuturkan sebuah tuturan, penutur paling tidak melaksanakan tiga jenis tindakan ”uttering words (morphemes sentences)= performing utterance acts, Referring and predicating= performing acts dan stating, questing, commanding, promising, etc= performing ilocutionary acts. Selanjutnya, Searle (1969:25) melengkapi kategori Austin diatas dengan To these three nations I now wish to add Austin’s nation of the perlocutionary acts. Correlated with the nation of illocutionary acts is the notion of the consequences or the effects such acts have on the action, thought, or belief, etc. of hearers. Dengan demikian, secara garis besar tindak tutur dibagi menjadi tiga yaitu: tindak tutur lokusi, tindak tutur ilokusi dan tindak tutur perlokusi. Tindak tutur lokusi adalah tindak mengatakan sesuatu (the act of saying something). Dalam tindak tutur ini tidak dipermasalahkan maksud dan fungsi tuturan yang disampaikan penutur. Tindak tutur lokusi ini lebih mudah diidentifikasi karena menafsirkannya dapat dilakukan tanpa menyertakan konteks tuturan. Oleh karena itu, tindak ilokusi ini kurang penting perannya jika dipakai untuk memahami tindak tutur. Contoh: (1) Soekarno Presiden pertama Republik Indonesia. (2) Kecelakaan pesawat di bandara Adi Sumarmo memakan banyak korban.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
Tuturan–tuturan diatas dituturkan oleh seorang penutur hanya untuk menginformasikan sesuatu tanpa maksud untuk melakukan sesuatu atau mempengaruhi mitra tutur. Tuturan (1) menginformasikan bahwa Presiden republik Indonesia yang pertama adalah Soekarno. Demikian juga tuturan (2) yang menginformasikan bahwa kecelakaan yang terjadi di bandara Adi Sumarmo memakan banyak korban. Tindak tutur ilokusi adalah tindak melakukan sesuatu (the act of doing something). Tindak tutur ini lebih ditekankan pada maksud dan fungsi sebuah tuturan. Dalam menafsirkan tindak ilokusi diperlukan pemahaman terhadap situasi tutur, karena pemaknaan tindak tutur ini dipengaruhi oleh aspek situasi tutur. Contoh : (3) Sekarang kamu sudah 30 tahun (4) Bapak bupati datang jam 9 Tuturan (3) tidak saja menginformasikan bahwa mitra tuturnya telah berumur 30 tahun. Akan tetapi jika tuturan tersebut dituturkan oleh seorang bapak kepada anaknya, tuturan (3) itu dimaksudkan untuk mengingatkan anaknya agar segera menikah. Seperti tuturan (3), tuturan (4) juga tidak hanya sekedar mengandung infromasi bahwa bapak bupati datang jam 9, namun bila tuturan tersebut diutarakan oleh penerima tamu maka tuturan tersebut bermaksud untuk mengajak para penerima tamu segera mempersiapkan diri menyambut kedatangan bapak bupati. Dari contoh–contoh diatas, nampak bahwa tindak ilokusi sangat sulit diidentifikasi karena terlebih dahulu harus mempetimbangkan siapa penutur dan mitra tutur, kapan, dan dimana tindak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
tutur tersebut diucapkan dan sebagainya. Oleh karena itu, tindak ilokusi merupakan bagian sentral dalam memahami suatu tindak tutur. Tindak tutur perlokusi adalah tindak menumbuhkan pengaruh kepada seseorang (the act of affecting someone). Tindak tutur ini mengharapkan respon dari mitra tutur terhadap tuturan yang dituturkan oleh penutur, baik berupa tindakan maupun jawaban. Contoh : (5) Jepang sedang gempa Tururan (5) mempunyai efek ilokusi sebuah permohonan untuk tidak pergi ke Jepang karena sedang terjadi gempa. Efek perlokusinya adalah mitra tuturnya mengurungkan niatnya untuk pergi ke Jepang.
8. Tindak ilokusi Teori yang akan digunakan sebagai acuan dalam analisis penelitian ini adalah teori Searle dalam Leech (1993) yang memisahkan tindak ilokusi menjaadi 5 kategori. Jenis-jenis tindak tutur yang dikemukakan Searle satu per satu akan dijelaskan sebagai berikut. a. ASERTIF (Assertives) Pada ilokusi ini penutur terkait pada kebenaran proposisi yang diungkapkan, misalnya menyatakan, mengusulkan, membual, mengeluh, mengemukan pendapat, melaporkan. Dari segi sopan santun ilokusi-ilokusi ini cenderung netral. Tetapi ada perkecualian misalnya, membual biasanya dianggap tidak sopan. Dari segi semantik ilokusi asertif bersifat proposisional.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
b. DIREKTIF (Directives) Ilokusi ini bertujuan menghasilkan suatu efek berupa tindakan yang dilakukan oleh petutur, misalnya, memesan, memerintah, memohon, menuntut, memberi nasihat. Jenis ilokusi ini sering dapat dimasukkan kedalam kategori kompetitif (competitive) karena itu mencakup juga kategori– kategori ilokusi yang membutuhkan sopan santun negatif. Namun di pihak lain terdapat juga beberapa ilokusi direktif seperti, mengundang yang secara intrinsik memang sopan. c. KOMISIF (Commissives) Pada ilokusi ini penutur (sedikit banyak) terkait pada suatu tindakan di masa depan, misalnya, menjanjikan, menawarkan, berkaul. Jenis ilokusi ini cenderung berfungsi menyenangkan dan kurang bersifat kompetitif, karena tidak mengacu pada kepentingan penutur tetapi pada kepentingan mitra tutur. d. EKSPRESIF (Expressives) Fungsi ilokusi ini ialah mengungkapkan atau mengutarakan sikap psikologis penutur terhadap keadaan yang tersirat dalam ilokusi, misalnya, mengucapkan terima kasih, mengucapkan selamat, memberi maaf, mengecam, memuji, mengucapkan belasungkawa dan sebagainya. Sebagaimana juga dengan ilokusi komisif, ilokusi ekspresif cenderung menyenangkan, karena itu secara instrinsik ilokusi ini sopan, kecuali tentunya ilokusi–ilokusi ekspresif seperti ’mengecam’ dan ’menuduh’ e. DEKLARASI (Declarations)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
Berhasilnya pelaksanaan ilokusi ini akan mengakibatkan adanya kesesuaian antara isi proposisi dengan realitas, misalnya, mengundurkan diri, membaptis,
memecat,
memberi
nama,
menjatuhkan
hukuman,
mengucilkan/membuang, mengangkat (pegawai), dan sebagainya. Searle mengatakan bahwa tindakan–tindakan ini merupakan kategori tindak ujar yang sangat khusus, karena tindakan-tindakan ini biasanya dilakukan oleh seorang yang dalam sebuah kerangka acuan kelembagaan yang diberi wewenang untuk
melakukannya.
Contoh
klasik
ialah
hakim
yang
menjatuhkan hukuman pada pelanggar undang-undang, pendeta yang membaptis bayi, pejabat yang memberi nama pada sebuah kapal baru, dan sebagainya. Sebagai suatu tindakan kelembagaan (dan bukan sebagai tindakan pribadi) tindakan-tindakan tersebut hampir tidak melibatkan sopan santun).
9. Keakuratan (Accuracy) dalam penerjemahan Keakuratan dalam terjemahan mengacu pada sejauh mana terjemahan sesuai dengan teks aslinya. Shuttleworth & Cowie(1997:3) mendefinisikan accuracy
sebagai” a term used in translation evaluation to refer to the extent to which a translation matches its original”. Kesesuaian atau ketepatan pesan yang disampaikan antara bahasa sumber (Bsu) dan bahasa sasaran (Bsa) menjadi inti dari keakuratan. Namun demikian, Machali (2000:110) menambahkan bahwa ketepatan ini dapat dilihat dari aspek linguistik (struktur gramatika), semantik, dan pragmatik. Keakuratan (accuracy) tidak hanya dilihat dari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
ketepatan pemilihan kata, tetapi juga ketepatan gramatikal, kesepadanan makna, dan pragmatik. Dalam mengukur tingkat keakuratan pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran Nagao, Tsuji dan Nakamura (dalam Nababan,2004:61) mengklasifikasikannya menjadi empat skala penilaian, yaitu : 1. Pesan dalam kalimat bahasa sumber tersampaikan secara akurat ke dalam bahasa sasaran. Kalimat bahasa sasaran jelas dan tidak perlu ditulis ulang/revisi. 2. Pesan dalam kalimat bahasa sumber tersampaikan secara akurat ke dalam bahasa sasaran. Kalimat bahasa sasaran dapat dipahami, namun susunan kata perlu ditulis ulang/revisi. 3. Pesan dalam kalimat bahasa sumber belum tersampaikan secara akurat ke dalam bahasa sasaran, terdapat beberapa masalah dengan pilihan kata dan hubungan antar frasa, klausa dan elemen kalimat. 4. Pesan dalam kalimat bahasa sumber tidak diterjemahkan sama sekali ke dalam bahasa sasaran, misalnya, dihilangkan.
10. Keberterimaan (Acceptability) dalam penerjemahan Istilah keberterimaan (acceptability) digunakan untuk menyatakan ketaatan terjemahan pada aturan linguistik dan norma tekstual bahasa sasaran (Toury dalam
Shuttleworth & Cowie,
1997:2). Dengan demikian,
keberterimaan sangat terkait dengan kewajaran dan kealamiahan teks dalam bahasa sasaran. Dalam menerjemahkan sebuah teks penerjemah harus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
berusaha menghasilkan terjemahan yang sesuai dengan kaidah, norma, dan budaya bahasa sasaran sehingga terjemahannya akan berterima. Akan tetapi, jika terjemahan tidak sesuai dengan kaidah, norma dan budaya bahasa sasaran, maka terjemahan tersebut dapat dikatakan tidak berterima.
11. Penelitian yang relevan Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah Penelitian yang dilakukan oleh Agus Rianto Basuki (2002) dengan judul Tindak ilokusi dalam seni pertunjukan ketoprak. Penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan pragmatik yang mengkaji salah satu dari tiga kategori tindak tutur yaitu tindak tutur ilokusi. Penelitian ini meneliti tidak tutur ilokusi dari sisi bagaimanakah bentuk tindak ilokusif, wujud penanda lingual dari berbagai bentuk tindak ilokusif dan apakah yang menjadi faktor penentu tindak ilokusif dalam pertunjukan ketoprak. Selanjutnya, penelitian Adventina Putranti (2007) mengenai Kajian terjemahan tindak ilokusi ekspresif dalam teks terjemahan film American Beauty. Penelitian ini hanya meneliti tindak tutur ilokusi yang mempunyai fungsi ekspresif tanpa mengkaji kategori tindak tutur ilokusi yang lain. Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini meliputi: bagaimanakah penerjemahan tindak ilokusi ekspresif, kesepadanan teks terjemahan tindak ilokusi ekspresif dan keberterimaan teks terjemahan tindak ilokusi ekspresif dalam film American Beauty.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
Penelitian yang berikutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Faido Simanjuntak (2006) dengan judul Kajian Terhadap Strategi Penerjemahan dan Kualitas Terjemahan Buku Cerita Komik The Very Best of Donald Duck Comics dalam Bahasa Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian dalam bidang penerjemahan dengan memfokuskan analisis pada strategi dan kualitas terjemahan dengan mengambil komik sebagai sumber datanya. Dalam penelitian ini dikaji strategi penerjemahan dan kualitas terjemahan dari semua kalimat, klausa, frasa dan kata yang terdapat dalam komik The Very Best of Donald Duck dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Kualitas terjemahan
yang
diteliti
dalam
penelitian
ini
meliputi
keakuratan,
keberterimaan, dan keterbacaan.
B. Kerangka Pikir Kerangka pikir yang diterapkan dalam penelitian ini merupakan alur pemikiran penulis dalam pelaksanaan penelitian. Penerjemah dalam melakukan tugasnya selalu berada diantara teks bahasa sumber dan bahasa sasaran. Dari kedua teks tersebut, yaitu teks bahasa sumber dan teks bahasa sasaran terkumpulah data yang berupa tindak ilokusi. Kemudian, data dianalisis untuk mengetahui jenis dan fungsi dan teknik–teknik penerjemahan yang dipilih oleh penerjemah dalam menerjemahkan tindak tutur ilokusi tersebut. Selain itu, data juga dianalisis untuk mengetahui tingkat keakuratan dan keberterimaan terjemahan dengan meminta pembaca ahli atau rater. Untuk lebih jelasnya kerangka pikir ini dapat dilihat pada gambar kerangka pikir berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
Komik Bsu
Penerjemah
Komik Bsa
Tuturan Spongebob
Jenis dan fungsi ilokusi
Kualitas Terjemahan
Keberterima an
Keakuratan
Rater
Gambar 3-II. Digram kerangka piki
commit to user
Teknik
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif dengan bentuk terpancang yaitu penelitian kualitatif yang sudah menentukan fokus penelitiannya berupa variabel utamanya yang akan dikaji berdasarkan pada tujuan dan minat penelitinya sebelum peneliti masuk ke lapangan studinya (Yin dalam Sutopo, 2006:39). Dalam hal ini peneliti telah memfokuskan variabel permasalahan
yang akan diteliti yaitu masalah
penerjemahan tuturan. Selanjutnya, penelitian bidang penerjemahan seperti ini disebut Neubert (2004:10) sebagai limited case study atau case studies focusing on particular aspects of ST and TT. Dalam penelitian ini peneliti hanya akan meneliti jenis dan fungsi ilokusi, teknik serta dampak penggunaan teknik terhadap keakuratan dan keberterimaan dari penerjemahan tuturan. Apabila ditinjau dari sisi orientasinya maka penelitian ini menurut Shuttleworth and Crowie (1997:131-132) termasuk penelitian di bidang penerjemahan yang berorientasi pada produk karena penelitian ini mengkaji produk penerjemahan sebagai sumber data. Metode etnography juga digunakan dalam penelitian ini karena dalam mengumpulkan data dari informan, peneliti terjun langsung ke lapangan untuk mendapatkan data yang dirasa masih belum tercukupi dari sumber data utama. Data yang dikumpulkan peneliti dari lapangan berupa kuesioner dan interview. Kuesioner yang diberikan berisi pertanyaan-pertanyaan yang mengukur tingkat
commit to user 35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
keakuratan dan keberterimaan penerjemahan tuturan tokoh Spongebob dalam komik Amazing Journey dan terjemahanya. Selanjutnya peneliti akan melakukan interview yang mendalam kepada para informan jika terdapat pertanyaanpertanyaan yang belum terjawab dari kuesioner selama proses analisa data. Penelitian ini juga menggunakan kajian pragmatik dengan memfokuskan kaijan pada tindak tutur yang akan dikaitkan dengan penerjemahan dalam menganalisis datanya.
B. Lokasi penelitian Lokasi penelitian dalam penelitian ini bukan geografis ataupun demografis tetapi komik yang dapat dikategorikan sebagai salah satu komik yang terkenal dikalangan anak - anak. Komik ini merupakan kategori komik anak–anak yang didalamnya dapat dijumpai bahasa - bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari - hari. Participant dalam komik ini adalah tokoh utama yang berperan dalam komik yaitu Spongebob Event yang diangkat di komik Spongebob ini adalah kisah–kisah petualangan Spongebob dengan teman–temannya di kota Bikini Bottom. Setting Bikini Bottom sebagai kota tempat berpetualang Spongebob dan kawan-kawannya mendominasi komik ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
C. Sampel dan teknik sampling Menurut Arikunto (2002), sampel adalah bagian dari representasi populasi yang akan diteliti. Sampel penelitian ini ditentukan berdasarkan teknik sampling criterion-based sampling atau sampling berdasarkan kriteria. Teknik ini digunakan dalam pemilihan sumber data, informan serta pengumpulan data yang didasarkan pendekatan teori yang digunakan. Criterion-based sampling digunakan sebagai dasar pemilihan komik dan informan yang merupakan sumber data penelitian ini. Adapun kriteria komik yang dipilih sebagai sumber data penelitian ini meliputi: 1. Komik yang mengangkat permasalahan dalam kehidupan sehari–hari tokohnya. Hal ini dikarenakan penelitian ini ditujukan untuk menganalisis tindak tutur (speech act). 2. Termasuk salah satu komik dengan terbitan tahun 2009. Kriteria ini berdasarkan pertimbangan bahwa bahasa sebagai alat komunikasi mengalami perkembangan. Oleh karena itu, dengan mengambil komik yang diterbitkan pada tahun 2009 bahasa yang digunakan masih sesuai dengan keadaan sekarang. 3. Spongebob salah satu tokoh kartun yang paling sukses di dunia. Hal ini dapat dilihat dari beberapa penghargaan yang diperoleh. Di Indonesia tokoh Spongebob juga merupakan tokoh kartun paling favorit di kalangan anak– anak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
Tabel 1-III:Penghargaan tokoh kartun Spongebob Year Association Categori 2003 Kids' Choice Awards Favorite Cartoon 2004 Kids' Choice Awards Favorite Cartoon Philippines Kids' Choice 2008 Favorite Cartoon Awards Indonesia Kids Choice 2009 Favorite Cartoon Awards Indonesia Kids Choice 2010 Favorite Cartoon Awards
Result Won Won Won Won Won
Diambil dari wikipedia.com
Selain dalam pemilihan komik, pemilihan informan juga menggunakan teknik criterion-based sampling. Informan yang akan dilibatkan dalam penelitian ini berjumlah 3 orang. Para informan tersebut dipilih berdasarkan beberapa kriteria, antara lain: 1. Memiliki keahlian dalam bidang penerjemahan atau memahami teori penerjemahan 2. Memahami tata bahasa inggris dan tata bahasa Indonesia dengan baik 3. Memiliki latar belakang pendidikan bahasa Dalam penelitian ini, data yang berupa tuturan–tuturan dari karakter Spongebob dipilih dan dikumpulkan berdasarkan pendekatan pragmatik, yaitu mengenai teori tindak tutur. Sehingga, yang menjadi data dalam penelitian ini hanyalah tuturan karakter Spongebob dan terjemahannya.
D. Data dan sumber data Data yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah semua tuturan karakter Spongebob dalam komik Amazing Journey dan terjemahannya. Selain itu,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
penelitian ini juga menggunakan data lain yang berupa penilaian rater terkait dengan tingkat keakuratan dan keberterimaan. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah komik Spongebob karya Stephen Hillenburg dengan judul Amazing Journey dan terjemahannya (Petualangan seru) yang diterbitkan oleh Komik Warna Team dan informan atau rater yang memberikan informasi penilaian mengenai tingkat keakuratan dan keberterimaan dalam terjemahan
E. Validitas data Untuk memperoleh derajat validitas dan reliabilitas data penelitian ini, maka data yang terkumpul diteliti kembali dengan teknik keabsahan data yaitu teknik trianggulasi. Ada dua macam trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu trianggulasi sumber dan trianggulasi metode. 1. Trianggulasi sumber Trianggulasi sumber mengacu pada sumber dari mana suatu data diperoleh. Cara ini mengarahkan peneliti agar dalam mengumpulkan data ia wajib menggunakan beragam sumber data yang tersedia, artinya data yang sama atau sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang tersedia (Patton dalam Sutopo, 2006 :93) 2. Trianggulasi metode Trianggulasi metode dilakukan untuk mengumpulkan data yang sejenis, tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda. Dalam trianggulasi metode, penggunaan metode pengumpulan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
data yang berbeda dan bahkan lebih jelas untuk diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk mengkaji kemantapan informasinya merupakan hal yang ditekankan. Sehingga, Trianggulasi metode digunakan untuk memperoleh informasi kualitas terjemahan yang sumber datanya berupa informan dan dokumen. Trinaggulasi metode juga berfungsi untuk memastikan data terkait kualitas terjemahan yang dilakukan pada satu sumber. Teknik ini dapat digambarkan sebagai berikut Kuesioner Data
Informan
Wawancara Content analysis
Dokumen / arsip
Gambar 1-III. Skema trianggulasi metode ( Sutopo, 2006 :96)
F. Teknik pengumpulan data Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan dengan 3 cara, yaitu: 1) mengkaji dokumen (content analysis), 2) kuesioner, 3) wawancara. 1. Mengkaji dokumen (content analysis) Dalam memperoleh data peneliti mengkaiji dan mencatat dokumen yang berupa komik Spongebob yang berjudul Amazing Journey untuk mengetahui jenis dan fungsi ilokusi tuturan karakter Spongebob. Kemudian dengan cara membandingkan terjemahan komik tersebut, peneliti dapat
mengetahui
teknik penerjemahannya dan dampak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
penggunaan teknik terhadap kualitas terjemahan dilihat dari aspek keakuratan dan keberterimaan. 2. Kuesioner Kuesioner dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data tentang tingkat keakuratan dan keberterimaan. Kuestioner ini bersifat open-ended
questionnarie,
artinya
bahwa
peneliti
memberikan
kesempatan kepada informan untuk memaparkan penjelasan, pendapat, maupun pernyataan atas pertanyaan yang diajukan peneliti. Dalam penelitian ini peneliti melibatkan informan yang memberikan penilaian mengenai tingkat keakuratan dan keberterimaan berdasarkan skala penilaian yang telah dirumuskan oleh peneliti. Tabel 2-III. Kriteria penilaian keakuratan Kategori
Skor
Parameter Kualitatif
Akurat
3
Makna kata, frasa, klausa atau kalimat dari tuturan dalam bahasa sumber dialihkan secara akurat ke dalam bahasa sasaran; sama sekali tidak terjadi distorsi makna
Kurang Akurat
2
Sebagian besar makna kata, frasa, klausa atau kalimat dari tuturan dalam bahasa sumber sudah dialihkan secara akurat ke dalam bahasa sasaran. Namun, masih terdapat distorsi makna atau terjemahan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
makna ganda (taksa) atau ada makna yang dihilangkan, yang mengganggu keutuhan pesan. Tidak Akurat
1
Makna kata, frasa, klausa atau kalimat dari tuturan dalam bahasa sumber dialihkan secara tidak akurat ke dalam bahasa sasaran atau dihilangkan (deleted) Diadopsi dari Nababan (2010)
Tabel 3-III. Kriteria penilaian keberterimaan Kategori
Skor
Parameter Kualitatif
Berterima
3
Terjemahan tuturan terasa alamiah; istilah teknis yang digunakan lazim diginakan dan akrab bagi pembaca;
frasa,
klausa
dan
kalimat
yang
digunakan sudah sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia
Kurang
2
Pada umumnya terjemahan tuturan sudah terasa alamiah;
Berterima
namun
ada
sedikit
masalah
pada
penggunaan istilah teknis atau terjadi sedikit kesalahan gramatikal.
Tidak Berterima
1
Terjemahan tuturan tidak alamiah atau terasa seperti karya terjemahan; istilah teknis yang digunakan tidak lazim digunakan dan tidak akrab
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
bagi pembaca; frasa, klausa dan kalimat yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia
Diadopsi dari Nababan (2010) 3. Wawancara Pelaksanaan kegiatan wawancara dalam penelitian ini sebenarnya bukan merupakan suatu keharusan namun jika diperlukan untuk memperoleh kemantapan data yang telah diperoleh melalui teknik analisis dokumen dan kuesioner, maka peneliti merasa perlu melakukan teknik ini. Kegiatan wawancara mendalam ini dilakukan dengan rater yang bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai tingkat keakuratan dan keberterimaan terjemahan. Informan yang diwawancarai dipilih secara selektif (purposive sampling)
G. Teknik analisis data Data yang telah terkumpul dalam penelitian ini dianalisis secara induktif sesuai dengan ciri metode penelitian qualitatif yang datanya dikumpulkan satupersatu untuk menyusun teori yang utuh. Content analysis diaplikasikan dalam tahapan analis data dalam penelitian ini. Content analysis merupakan tahapan pengumpulan, pengelompokan dan penganalisaan data yang berdasarkan pada pendekatan yang dipakai dalam sebuah penelitian. Tahapan analisa data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari tahapan analisis data menurut pendapat Spradley (1980) yang meliputi domain, taxonomy, componential dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
finding cultural values. Selanjutnya, keempat proses tersebut dapat diamati pada gambar berikut: Domain
Taxonomy
Componential
Finding Culture Value Gambar 2-III. Skema analisis data Spradley
1. Domain Tahap analisa pertama adalah analisa domain. Pada tahap ini, data dikumpulkan dari sumber data yang berupa tuturan-tuturan tokoh Spongebob berdasarkan pendekatan pragmatik. Contoh data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
Gambar 3-III. Contoh tuturan yang termasuk data Contoh (1) : Bsu: Patrick, I think we took the wrong bus! Bsa: Patrick, kukira kita salah naik bis!
Gambar 4-III. Contoh tuturan yang termasuk data Contoh (2) : Bsu: Patrick you’re alive! Bsa: Patrick, kau masih hidup!
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
Gambar 5-III. Contoh tuturan yang bukan termasuk data Contoh (3) : Bsu: You are now leaving Bikini Bottom Bsa: Kau meninggalkan Bikini Bottom
Gambar 6-III. Contoh tuturan yang bukan termasuk data Contoh (4) : Bsu: Spongebob what does”you are now leaving Bikini Bottom?” mean? Bsa: Spongebob, apa maksudnya kau meninggalkan Bikini Bottom? Contoh (1) dan contoh (2) merupakan tuturan yang diucapkan tokoh Spongebob. Oleh karena itu, contoh (1) dan (2) di atas termasuk dalam data penelitian. Sedangkan contoh (3) dan (4) bukan merupakan data penelitian ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
karena tuturan (3) hanya merupakan narasi yang diberikan oleh pengarang komik tersebut sedangkan tuturan (4) bukan merupakan tuturan dari tokoh Spongebob yang terdapat dalam komik. 2. Taxonomy Tahapan analisa taxonomy berfungsi untuk mengklasifikasikan semua data yang telah terkumpul menjadi kategori-kategori berdasarkan pendekatan yang digunakan. Semua data yang berupa tuturan karakter tokoh dalam komik dipisahkan atau dikelompokkan ke dalam 5 kategori tindak ilokusi yaitu assertif, direktif,
komisif,
ekspressif,
deklarasi.
Kemudian
data
tersebut
juga
dikelompokkan berdasar teknik–teknik penerjemahannya.
Tabel 4-III. Tabel klasifikasi jenis dan teknik penerjemahan tuturan No data
003
Tuturan Bsu
Bsa
Help! Help!
Tolong!
Jenis
Fungsi
Teknik
ilokusi
ilokusi
penerjemahan
Direktif
Memohon
Literal
Asertif
Mengatakan
Reduksi,
Tolong!
005
I can see you
Aku melihatmu
literal
Tuturan (003) diucapkan oleh Spongebob setelah dirinya terkena pengait. Tuturan tersebut diatas digolongkan kedalam tuturan direktif meminta atau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
memohon sesuatu. Sedangkan teknik yang digunakan penerjemah dalam menerjemahkan tuturan tersebut adalah literal. Tuturan (005) diucapkan oleh Spongebob kepada Patrick ketika mereka berdua berada dalam ruangan dan Spongebob menyalakan senter. Tuturan ini hanya berupa peryataan tanpa menginginkan sesuatu balasan dari lawan bicaranya. Oleh karena itu, tuturan tersebut digolongkan kedalam tindak tutur ilokusi jenis assertif. Sedangkan dalam menerjemahkanya penerjemah menggunakan teknik reduksi dengan tidak menerjemahkan modal dalam bahasa sasaran dan teknik literal. 3. Componential analisis Pada tahapan analisa componential, data yang sudah dikelompokkan berdasarkan jenis dan teknik penerjemahannya akan dianalisis tingkat kualitas terjemahannya yang meliputi tingkat keakuratan dan keberterimaan. Kemudian data tersebut akan ditabulasikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 5-III. Hubungan antara jenis, fungsi, pergeseran ilokusi, teknik penerjemahan dan penilaian kualitas terjemahan tuturan Jenis
Fungsi
Pergeseran Teknik
Keakuratan
Ilokusi
Ilokusi
Ilokusi
1
Direktif Memohon Tidak
2
Keberterimaan 3
1
2
3
Literal
003
003
Reduksi,
005
005
bergeser
Asertif
Mengatakan Tidak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
bergeser
literal
Pada tahapan analisis componential ini, data yang sudah ditabulasi akan dilihat pola skala tingkat kualitas terjemahannya. Jenis tuturan yang diterjemahkan dengan teknik apakah yang mempunyai tingkat keakuratan dan keberterimaan terjemahan yang tinggi dan jenis apakah yang mempunyai tingkat keakuratan dan keberterimaan terjemahan yang rendah.
4. Finding culture values Tahapan terakhir adalah finding culture values. Analsis tema budaya adalah analisis data untuk menentukan hubungan antar domain dan hubungan antara domain-domain tersebut dengan pemandangan budaya secara keseluruhan (Spradley, 1980:87-88). Tema budaya didapat setelah dilakukan analisis berulang terhadap domain, taksonomi dan komponen penelitian. Dalam penelitian ini analisis tema budaya dilakukan untuk melihat apakah terjemahan tuturan Spongebob dalam komik Petualangan Seru masih mecerminkan karakter Spongebob dalam komik Amazing Journey atau tidak. Hal ini dilakukan dengan melihat hubungan antara jenis dan fungsi ilokusi, pergeseran jenis dan fungsi ilokusi dalam bahasa sasaran, teknik penerjemahan, dan kualitas keakuratan serta keberterimaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
H. Prosedur pelaksanaan penelitian Tahapan–tahapan dalam penelilian dilaksanakan melalui serangkaian langkah berikut: 1. Membaca naskah asli dan naskah terjemahan komik Sopngebob Amazing Journey 2. Pemilihan dan penandaan teks yang termasuk tuturan karakter Spongebob dalam komik Amazing Journey dan terjemahannya. Setelah dipilah, data kemudian diberi nomor sesuai halaman dimana data tersebut terdapat. 3. Pengkodean data Pemberian kode dilakukan untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data. Pemberian data didasarkan pada nomor urut data, bahasa sumber, bahasa sasaran, judul buku dan nomor halaman buku. Kode
: 05/Bsu/AJ/1
Keterangan
: 05
: nomor urut data
Bsu
: bahasa sumber
AJ
: komik Amazing Journey
1
: halaman 1
Kode
: 05/Bsa/PS/1
Keterangan
: 05
: nomor urut data
Bsu
: bahasa sasaran
PS
: komik Petualangan Seru
1
: halaman 1
4. Pengumpulan, pencatatan dan klasifikasi data
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
Data yang telah dipilah dan diberi kode, dikumpulkan dan dicatat serta diklasifikasikan menurut jenis dan fungsi ilokusi tuturan dan teknik penerjemahannya
5. Penyebaran koesioner dan wawancara dengan informan Data yang telah terkumpul dan terkode disusun dalam sebuah koestioner guna
mendapatkan
informasi
mengenai
tingkat
keakuratan
dan
keberterimaan dari rater (informan) 6. Analisis data Analisis data ini dilakukan dengan cara membandingkan teknik yang digunakan penerjemah dengan data yang berbentuk nilai yang diberikan oleh para rater (informan). Dengan demikian, dampak penggunaan teknik terhadap kulitas terjemahan dapat diketahui. 7. Penulisan simpulan akhir. Penulisan simpulan merupakan langkah akhir yang dilakukan dalam penelitian ini. Peneliti menarik kesimpulan berdasarkan analisis yang dilakukan sebelumnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini ditemukan beberapa hal, temuan-temuan tersebut merupakan temuan yang bersesuaian dengan rumusan penelitian yang dinyatakan dalam Bab I. Agar dapat dipahami dengan baik, temuan-temuan tersebut disajikan dengan sistematika yang mudah dipahami. Adapun urutan penyajian temuan penelitian dan pembahasan adalah sebagai berikut. Pada bagian awal, disajikan deskripsi data yang merupakan temuan awal penelitian berupa jenis tindak ilukosi dari tuturan-tuturan tokoh Spongebob yang terdapat dalam komik Amazing Journey dan Petualangan Seru beserta fungsinya. Setelah itu, dibahas teknik-teknik yang digunakan dalam
menerjemahkan tuturan tokoh Spongebob yang berada dalam
komik tersebut. Terjemahan tuturan tersebut kemudian dinilai kualitasnya berdasarkan tingkat keakuratan dan keberterimaan. A. Temuan penelitian 1. Jenis dan fungsi tindak ilokusi dalam komik Amazing Journey dan Petualangan Seru Data dalam penelitian ini berupa tuturan tokoh Spongebob dalam komik yang kemudian diklasifikasi berdasarkan jenis dan fungsi tindak ilokusinya. Secara umum terdapat 163 (seratus enam puluh tiga) unit data yang masing– masing berupa kata, kelompok kata dan kalimat. Dalam menganalisis tindak ilokusi tersebut, peneliti mendasarkan analisisnya pada teori tindak tutur yang dikemukakan oleh Searle (1979) yang memisahkan jenis tindak tutur ilokusi menjadi lima macam, yaitu: Asertif, Direktif, Komisif, Ekspresif, Deklarasi.
commit to user 52
50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
Adapun, jenis dan fungsi ilokusi dalam bahasa sasaran akan dianalisis melalui pola pergeserannya. Jenis dan fungsi ilokusi dianggap bergeser apabila teks terjemahan tuturan menghasilkan jenis dan fungsi ilokusi yang berbeda dengan teks bahasa sumber. Dalam penelitian ini, peneliti menemukan bahwa teks terjemahan sudah sepadan dengan teks bahasa sumber. Dengan kata lain, jenis dan fungsi ilokusi tuturan dalam bahasa sasaran sama dengan jenis dan fungsi tuturan dalam bahasa sumber. Tabel 6-IV : Klasifikasi data tuturan tokoh Spongebob dalam komik Amazing Journey dan Petualangan Seru berdasar tindak ilokusi Searle (1979) No
Jenis
Fungsi
Jumlah
Presentase
Tidak
Pergeseran
jenis
dan fungsi ilokusi
ilokusi 1
2
Assertif
Direktif
Mengatakan
84
50,9%
Tidak bergeser
Menjelaskan
15
8%
Tidak bergeser
Memberitahu
12
7,3%
Tidak bergeser
Menanyakan
11
6,7%
Tidak bergeser
Meyakinkan
3
1,8%
Tidak bergeser
Membenarkan
2
1,2%
Tidak bergeser
Menyangsikan
2
1,2%
Tidak bergeser
Memohon
18
11%
Tidak bergeser
Menyarankan
6
3,6%
Tidak bergeser
Menyuruh
5
3%
Tidak bergeser
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
3
4
Ekspresif
Komisif
Mengharapkan 1
0,6%
Tidak bergeser
Berterima kasih
2
1,2%
Tidak bergeser
Menilai
1
0,6%
Tidak bergeser
Berjanji
1
0,6%
Tidak bergeser
Total
163
100%
Jenis dan fungsi ilokusi dari tuturan tokoh dalam komik tersebut dibahas satu persatu dibawah ini. a. Asertif (Assertives) Tindak tutur asertif yaitu tindak tutur yang mengikat penuturnya kepada kebenaran atas apa yang dikatakannya. Terdapat 129 tuturan yang diklasifikasikan kedalam tindak tutur asertif. Tuturan bentuk asertif ini merupakan jenis tuturan Spongebob yang banyak dijumpai dalam komik Spongebob Amazing Journey dan terjemahannya Petualangan Seru. Fungsi-fungsi tuturan yang terdapat dalam tuturan Spongebob adalah (1)mengatakan, (2)menjelaskan, (3)memberitahu, (4)menanyakan, (5)meyakinkan, (6)membenarkan, (7)menangsikan. 1). Mengatakan Mengatakan adalah mengungkapkan pikiran atau isi hati kepada orang lain. Jadi tindak tutur ”mengatakan” adalah tindak melalui tuturan yang dilakukan penutur kepada mitra tutur dalam rangka mengungkapkan pikiran atau isi hatinya. Dari 129 tuturan Spongebob yang termasuk dalam kategori tindak tutur asertif 84 data
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
diantaranya merupakan tuturan dengan fungsi mengatakan. Dibawah ini adalah contoh dari tuturan asertif yang berfungsi mengatakan. Konteks tuturan: Tuturan tersebut diucapkan Spongebob ketika dia dan sahabatnya Patrick berkunjung ke Glove World.
001/Bsu/AJ/8//Bsa/PS/8 Gambar 1-IV. Contoh tuturan asertif dengan fungsi mengatakan Bsu : Another nice day at Glove World Bsa : Satu lagi hari yang indah di Golve World. Tuturan
Another nice day at Glove World yang diucapkan oleh karakter
Spongebob diatas adalah tuturan asertif dangan fungsi mengatakan. Pada tuturan diatas Spongebob yang sedang berada di Glove World bersama sahabatnya Patrick, mengungkapkan pikiran atau perasaanya dengan mengucapkan tuturan diatas. Bila dicermati lebih dalam tuturan diatas adalah tuturan yang berfungsi mengatakan karena tuturan tersebut hanya ingin mengungkapakn pikiran atau perasaan Spongebob selaku penutur terhadap kondisi Glove World ketika dia bersama Patrick berkunjung kesana. Dalam bahasa sasaran, tuturan tersebut diterjemahkan menjadi ”Satu lagi hari yang indah di Glove World”. Jenis dan fungsi ilokusi yang terdapat dalam tuturan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
bahasa sasaran sama dengan bahasa sumbernya. Tuturan ”Satu lagi hari yang indah di Glove World” adalah tuturan yang hanya bermaksud mengatakan tentang kondisi Glove World pada saat Spongebob berkunjung kesana. Sehingga tuturan tersebut termasuk dalam tuturan asertif dengan fungsi mengatakan. Dengan demikian, tidak ada pergeseran jenis dan fungsi ilokusi dalam bahasa sasaran. 2). Menjelaskan Menjelaskan adalah memberitahu kepada mitra tutur tentang sesuatu yang belum diketahui oleh mitra tutur, agar sesuatu tersebut menjadi jelas. Jadi yang dimaksud dengan tindak tutur “menjelaskan” adalah tindak pertuturan yang disampaikan oleh penutur kepada mitra tutur, untuk menjelaskan tentang sesuatu yang belum diketahuinya, dengan tujuan sesuatu tersebut menjadi jelas. Konteks tuturan: Tuturan tersebut diucapkan Spongebob kepada salah satu penduduk Rock Bottom ketika dia tersesat dan ingin pulang ke Bikini Bottom.
049/Bsu/AJ/24//Bsa/PS/24 Gambar 2-IV. Contoh tuturan asertif dengan fungsi menjelaskan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
Bsu : I’m stuck here. I need to get on the bus home. Bsa : Aku terjebak di sini. Aku harus naik bis untuk pulang. Tuturan I’m stuck here. I need get on the bus home yang diucapkan Spongebob bermaksud menjelaskan tentang kondisi yang dialami nya. Mita tutur dalam hal ini tidak tahu tentang kondisi Spongebob yang tersesat di Rock Bottom. Dengan demikan, apa yang disampaikan oleh Spongebob merupakan jenis tindak tutur asertif dengan fungsi menjelaskan. Karena tuturan tersebut untuk memberitahu sesuatu yang belum diketahui mitra tutur sehingga sesuatu tersebut menjadi jelas. Penutur dalam hal ini telah mematuhi prinsip kerja sama (maksim kualitas) yaitu dengan mengatakan hal sebenarnya yang sedang dialami. Hasil terjemahan tuturan dalam bahasa sasaran diatas juga tidak menunjukkan adanya perubahan jenis dan fungsi ilokusi. Tuturan ”Aku terjebak di sini. Aku harus naik bis untuk pulang” adalah kategori tindak ilokusi asertif dengan fungsi menjelaskan karena dalam konteks percakapan tersebut karakter Spongebob ingin memberitahu mitra tutur agar sesuatu tersebut menjadi jelas. Tindak tutur yang dikategorikan dalam jenis dan fungsi ini mempunyai jumlah data terbanyak setelah tindak tutur asertif dengan fungsi mengatakan. Sebanyak 15 data dari 129 data dikategorikan kedalam tindak tutur ini. 3). Memberitahu Memberitahu adalah mengatakan kepada mitra tutur tentang sesuatu atau kejadian yang sebenarnya. Jadi tindak tutur memberitahu adalah tindak tutur yang dilakukan penutur kepada mitra tutur untuk memberitahu sesuatu atau kejadian yang sebenarnya yang mitra tutur belum mengetahuinya. Dari 129 data yang termasuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
kategori asertif, 12 data diantaranya adalah tuturan asertif dengan fungsi memberitahu. Untuk mengetahui jenis tindak tutur ini dapat diamati dari contoh berikut: Konteks tuturan: Tuturan tersebut diucapkan Spongebob sahabatnya Patrick, ketika dia ditanya tentang apa yang diperolehnya setelah mengunjungi Glove World.
002/Bsu/AJ/9//Bsa/PS/9 Gambar 3-IV. Contoh tuturan asertif dengan fungsi memberitahu Bsu : Alright, this is a glove flashlight. Bsa : Baiklah. Ini senter sarung tangan. Tuturan Alright, this is a glove flashlight yang diterjemahkan menjadi ”Baiklah. Ini senter sarung tangan” diucapkan oleh Spongebob untuk merespons tuturan yang diucapkan sahabatnya Partick adalah tuturan dengan maksud memberitahu. Dalam hal ini Spongebob ingin memberitahu Patrick tentang apa yang diperoleh di Glove World. Spongebob dalam hal ini mematuhi prinsip kerja sama (maksim kualitas) yaitu dengan mengatakan yang sebenarnya, tidak lebih dan tidak kurang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
Sebagai faktor yang menentukan tuturan diatas dikategorikan kedalam tuturan yang berfungsi memberitahu adalah tujuan pertuturan dari penutur, yaitu ingin menyampaikan sesuatu yang belum diketahui oleh mitra tutur. Hal yang belum diketahui oleh mitra tutur adalah tentang apa yang didapat penutur selama dia berada di Glove World. Oleh karena itu, tuturan dalam bahasa sumber dan tuturan dalam bahasa sasaran mempunyai jenis dan fungsi ilokusi yang sama.
4). Menanyakan Menanyakan adalah ingin memperoleh sesuatu keterangan dari orang lain tentang sesuatu yang belum diketahuinya. Jadi tindak tutur ini adalah tindak pertuturan yang dituturkan oleh penutur dengan tujuan ingin memperoleh keterangan tentang sesuatu yang belum diketahuinya. Terdapat sebanyak 11 data yang dikategorikan dalam tindak tutur dengan fungsi ini. Contoh tuturan ini dapat diamati pada data berikut. Konteks tuturan: Tuturan tersebut diucapkan Spongebob kepada penjaga loket terminal bis di Rock Bottom, ketika dia ingin mengetahui jadwal bis yang menuju ke Bikini Bottom.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
039/Bsu/AJ/22//Bsa/PS/22 Gambar 4-IV. Contoh tuturan asertif dengan fungsi menanyakan Bsu : When does the next bus leave for Bikini Bottom? Bsa : Kapan bis berikutnya ke Bikini Bottom? Melalui tuturan When does the next bus leave for Bikini Bottom? Diatas, Spongebob ingin memperoleh suatu keterangan dari penjega loket tentang sesuatu yang belum diketahuinya. Dalam hal ini Spongebob ingin mengetahui kapan bis yang menuju Bikini Bottom berangkat. Adapun dalam bahasa sasaran, tuturan When does the next bus leave for Bikini Bottom? Diterjemahkan menjadi ”Kapan bis berikutnya ke Bikini Bottom?”. Tuturan tersebut masih mempunyai jenis dan fungsi ilokusi yang sama dengan tuturan pada bahasa sumber karena dalam konteks percakapan tersebut karakter Spongebob ingin mengetahui sesuatu yang belum diketahuinya dari penjaga loket. 5). Menyakinkan Mayakinkan adalah usaha seseorang untuk mempercayai tantang apa yang ingin disampaikannnya. Jadi tindak tutur meyakinkan adalah tindak tutur melalui pertuturan dengan tujuan berusaha agar orang lain percaya dengan apa yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
disampaikannya. Tindak tutur ini dituturkan oleh penutur kepada mitra tutur dalam rangka menyakinkan mitra tutur tentang sesuatu yang masih meragukan.
3 data dari
129 data yang tergolong dalam tuturan asertif adalah tuturan yang berfungsi meyakinkan. Berikut ini adalah contoh dari tuturan tersebut. Konteks tuturan: Tuturan tersebut diucapkan Spongebob kepada Sandy ketika Sandy akan pergi ketempat cacing Alaska untuk mengambil ekornya.
140/Bsu/AJ/79//Bsa/PS/79 Gambar 5-IV. Contoh tuturan asertif dengan fungsi meyakinkan
Bsu : Listen, that worm didn’t take your tail. I did! Bsa : Dengar, cacing itu tidak mengambil ekormu, aku yang mengambilnya! Tuturan Listen, that worm didn’t take your tail. I did! yang diterjemahkan menjadi “Dengar, cacing itu tidak mengambil ekormu, aku yang mengambilnya!” tersebut dituturkan Spongebob dalam rangka untuk meyakinkan Sandy yang akan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
pergi mengambil ekornya yang dibawa oleh cacing Alaska. Spongebob melalui tuturan tersebut ingin meyakinkan Sandy bahwa dialah yang mengambil ekornya bukan cacing Alaska. Dalam kasus ini, tuturan dalam bahasa sumber dan tuturan dalam bahasa sasaran tidak menunjukkan adanya perbedaan jenis dan fungsi ilokusi. Tindak tutur tersebut diawali kata Listen yang diterjemahkan menjadi “Dengar” mempunyai maksud memohon Sandy agar mendengarkan apa yang ingin disampaikan Spongebob. Karena pada tuturan sebelumnya Spongebob juga memohon kepada Sandy agar dia tidak pergi menemui cacing Alaska dalam rangka mengambil ekornya. Dengan demikian, tuturan ini diklasifikasikan kedalam tuturan asertif dengan fungsi meyakinkan. 6). Membenarkan Membenarkan adalah memastikan bahwa sesuatu yang diketahui atau dilihatnya adalah benar adanya, atau mengakui kebenarannya. Jadi tindak tutur membenarkan adalah tidakan yang berujud tuturan untuk membenarkan sebuah pendapat, mangakui sebuah tindakkan atau menguatkan pendapat. Konteks tuturan: Tuturan tersebut diucapkan Spongebob kepada petugas stadium Oyster, ketika dia bersama sahabatnya Patrick ditanya mengenai kejadian yang menimpa kerang raksasa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
107/Bsu/AJ/56//Bsa/Ps/56 Gambar 6-IV.Contoh tuturan asertif dengan fungsi membenarkan Bsu : Trruuee... Bsa : Bbbenar.. Tuturan Trruuee… yang diucapkan Spongebob pada petugas stadium Oyster adalah tuturan yang asertif dengan fungsi membenarkan. Dalam hal ini Spongebob bermaksud membenarkan apa yang baru saja dikatakan Patrick kepada petugas tersebut. Sesuatu yang dibenarkan adalah peryataan Patrick “It’s impossible! Only a coward would do that.right, Spongebob?” Tuturan tersebut ditandai dengan kata Trruuee. Kata tersebut diucapkan Spongebob untuk membenarkan tuturan yang disampaikan Patrick sebelumnya. Apa yang disampaikan oleh Patrick juga diketahui oleh Spongebob. Dengan demikian, tuturan tersebut dikategorikan dalam tuturan yang berfungsi membenarkan. Dalam menerjemahkan tuturan tersebut kedalam bahasa sasaran nampaknya penerjemah berhasil mempertahankan jenis dan fungsi tuturan tersebut. Penerjemahan tuturan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
Trruuee... menjadi ”Bbbenar..” mempunyai jenis tuturan asertif dengan fungsi membenarkan. Dari 129 data hanya 2 data yang dikategorikan kedalam tuturan ini. 7). Menyangsikan Menyangsikan adalah meragukan tentang sesuatu
yang belum
jelas
kebenarannya. Jadi tindak tutur ini dimaksudkan untuk menyangsikan tentang kemampuan dan janji seseorang, keadaan yang kurang menentu atau apa saja yang belum jelas kebenarannya. Sama seperti tindak tutur membenarkan, hanya 2 data dari 129 data yang tergolong dalam tindak tutur ini. Berikut contoh tindak tutur menyangsikan. Konteks tuturan: Tuturan tersebut diucapkan Spongebob kepada Sandy, ketika Sandy ingin melawan cacing Alaska.
145/Bsu/AJ/81//Bsa/PS/81 Gambar 7-IV. Contoh tuturan asertif dengan fungsi menyangsikan Bsu : Nope, you are not strong enough!
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
Bsa : Tidak, kau tidak terlalu kuat!
Melalui tuturan Nope, you are not strong enough! Spongebob tidak hanya bermaksud menyatakan kepada Sandy bahwa dia tidak cukup kuat untuk melawan cacing Alaska. Akan tetapi, tuturan tersebut lebih bermaksud menyangsikan tentang kemampuan Sandy untuk melawan cacing Alaska. Konteks ketidak percayaan Spongebob pada Sandy membuat Spongebob melakukan tindak tutur menyangsikan, selain itu faktor ketidak percayaan Spongebob terhadap kekuatan Sandy dan cacing Alaska yang akan dilawan oleh Sandy turut menentukan terjadinya tindak tutur menyangsikan. Dalam bahasa sasaran tuturan “Tidak, kau tidak terlalu kuat!” mempunyai jenis dan fungsi ilokusi yang sama dengan tuturan dalam bahasa sumber, yaitu tuturan asertif dengan maksud menyangsikan. Dengan demikian, tidak ada pergeseran jenis dan fungsi ilokusi dalam tuturan bahasa sasaran. b. Direktif (Directives) Tindak tutur direktif yaitu tindak tutur yang dilakukan penutur dengan maksud agar mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan di dalam tuturan itu. Terdapat 30 tuturan yang diklasifikasikan dalam tindak tutur direktif ini. Dari 28 data yang termasuk dalam tindak tutur ini hanya terbagi menjadi 4 jenis fungsi (1)memohon, (2)menyuruh, (3)menyarankan, (4)mengharap.
1) Memohon
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
Memohon adalah mengiginkan sesuatu kepada orang lain dengan tujuan orang lain tersebut mengabulkannya, dan biasanya dilakukan oleh orang yang status sosialnya lebih rendah kepada orang yang status sosialnya lebih tinggi. Jadi tindak tutur memohon adalah tindak pertuturan yang dilakukan penutur kepada mitra tutur untuk mengabulkan sesuatu yang diinginkanya. Tindak tutur ini adalah tindak tutur kategori direktif yang paling banyak ditemukan dalam tuturan Spongebob. Dari 30 data yang termasuk dalam kategori tuturan direktif, 18 data diantaranya adalah tuturan dengan fungsi memohon. Berikut adalah contoh tuturan tersebut. Konteks tuturan: Tuturan tersebut diucapkan Spongebob kepada salah seorang penduduk Rock Bottom, ketika dirinya tertinggal sahabatnya Patrick yang sudah menaiki bis menuju rumah mereka di Bikini Bottom.
140/Bsu/AJ/79//Bsa/PS/79 Gambar 8-IV. Contoh tuturan direktif dengan fungsi memohon Bsu : Excuse me, can you help me? Bsa : Permisi, tuan bisakah kau menolongku?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
Tuturan yang diucapkan Spogebob diatas diketegorikan dalam tuturan direktif dengan fungsi memohon. Dalam hal ini Spongebob menginginkan sesutau kepada mitra tutur untuk mengabulkan apa yang menjadi permohonannya. Bila diamati lebih teliti, ternyata karakter Spongebob dalam komik tersebut memohon bantuan kepada seorang punduduk Rock Bottom untuk dibantu menunjukkan jalan kembali ke Bikini Battom. Keinginan Spongebob untuk mendapatkan bantuan dari mitra tuturnya, merupakan faktor yang menentukan tindak tutur memohon. Jadi tujuan pertuturan yang dimiliki oleh penutur menjadi penentu tindak tutur ‘memohon’. Selain itu, penutur dalam hal ini berstatus sebagai pihak yang rendah (inferior), dan mitra tutur sebagai pihak yang tinggi (superior). Dengan kedudukan tersebut, maka yang menjadi inferior layak memohon kepeda yang superior. Terjemahan tuturan yang dihasilkan penerjemah dalam bahasa sasaran juga menunjukkan bahwa terjemahan tuturan tersebut terkategori dalam tuturan direktif dengan fungsi memohon. Melalui tuturan “ Permisi, tuan bisakah kau menolongku?” Spongebob ingin memohon bantuan kepada mitra tuturnya. 2). Menyuruh Menyuruh adalah memerintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan yang memerintah. Jadi tindak tutur “menyuruh” adalah tindak tutur yang dilakukan penutur kepada mitra tutur agar melakukan sesuatu sesuai dengan keiginan penutur. Kategori tindak tutur direktif dengan fungsi menyuruh ini menjadi tindak tutur kedua terbnayak setelah tindak tutur direktif dengan fungsi memohon. Sebanyak 6 data dari 30 data termasuk dalam kategori ini. Contoh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
dibawah ini adalah salah satu contoh tindak tutur direktif yang mempunyai fungsi menyuruh. Konteks tuturan: Tuturan tersebut diucapkan Spongebob kepada
sahabatnya
Patrick ketika mereka berada di Rock Bottom dan menunggu bis yang menuju Bikini Bottom.
009/Bsu/AJ/14//Bsa/PS/14 Gambar 9-IV. Contoh tuturan direktif dengan fungsi menyuruh Bsu : Alright, you wait here. Call me when the bus comes. I will take a look at the schedule. Bsa : Baik, kau tunggu bis, panggil aku jika bisnya datang. Aku akan melihat jadwal bis. Gelap sekali! Tuturan Alright, you wait here. Call me when the bus comes. I will take a look at the schedule yang diucapkan karakter Spongebob pada Patrick adalah tuturan direktif dengan fungsi menyuruh. Dalam hal ini Spongebob menyuruh Patrick untuk menunggunya di tempat tersebut. Sementara itu Spongebob akan melihat jadwal bis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
yang akan membawa mereka ke Bikini Bottom. Bila diamati lebih cermat ternyata Spongebob tidak hanya menyuruh Patrick untuk menunggunya tetapi juga menyuruh Patrick untuk memberitahunya kalau bis nya sudah datang. Terjemahan yang dihasilkan oleh penerjemah nampaknya juga tidak menunjukkan adanya pergeseran jenis dan fungsi ilokusi dalam bahasa sasaran. Dengan memperhatikan konteks percakapan maka tuturan “Baik, kau tunggu bis, panggil aku jika bisnya datang. Aku akan melihat jadwal bis. Gelap sekali!” adalah tuturan direktif dengan fungsi menyuruh. 3). Menyarankan Menyarankan adalah memberitahukan kepada orang lain dengan tujuan agar orang lain tersebut mepertimbangkan masak-masak apa yang menjadi saran penutur. Jadi tindak tutur menyarankan adalah tindak tutur yang disampaikan penutur kepada mitra tutur dangan tujuan agar mitra tutur mempertimbangkan masak-masak apa yang menjadi saran penutur. Konteks tuturan: Tuturan tersebut diucapkan Spongebob kepada sahabatnya Patrick ketika mereka berdua mengunjungi karnaval yang ada di pusat kota Bikini Bottom.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
65/Bsu/AJ/33// Bsa/PS/33 Gambar 10-IV. Contoh tuturan direktif dengan fungsi menyarankan
Bsu : Patrick, don’t touch that. It’s not a carnival.That’s a hook. Mr. Krabs said it’s dangerous. Bsa : Patrick, jangan menyentuhnya. Ini bukan karnaval! Itu pengait! Tuan Krab bilang mereka berbahaya! Melalui tuturan Patrick, don’t touch that. It’s not a carnival. That’s a hook. Mr. Krabs said it’s dangerous, Spongebob ingin memberi masukan yang berupa saran kepada Patrick. Karena merasa belum yakin apakah masukannya akan diterima atau tidak oleh mitra tutur, maka ada kemungkinan masih ada usulan dari mitra tutur. Permintaan Spongebob kepada Patrick merupakan penentu tindak tutur menyarankan. Dalam hal ini spongebob manyarankan Patrick agar tidak menyentuh keju yang ada di ujung pengait. Hal ini dilakukan Spongebob karena dirinya mengetahui dari Tuan Krab bahwa hal itu berbahaya. Adapun dalam bahasa sasaran tuturan tersebut
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
diterjemahkan menjadi “Patrick, jangan menyentuhnya. Ini bukan karnaval! Itu pengait! Tuan Krab bilang mereka berbahaya!”. Tuturan dalam bahasa sasaran juga menunjukkan maksud menyarankan kepada Patrick selaku mitra tutur. Dengan demikian, tidak terjadi pergeseran jenis dan fungsi ilokusi dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran Dari 30 data yang termasuk kedalam kategori tindak tutur direktif 5 diantaranya adalah tindak tutur direktif dengan fungsi menyarankan. 4). Mengharap Mengharap adalah menginginkan sesuatu yang belum jelas, tetapi dengan harapan bahwa yang diinginkan itu terlaksana. Yang diharapkan mengabulkan biasanya mitra tutur atau pihak ketiga diluar mitra tutur. Jadi tindak tutur “mengharapkan” adalah tindak pertuturan yang disampaikan penutur kepada mitra tutur atau kepada yang lain di luar mitra tutur, dengan harapan mengabulkannya. Untuk lebih jelasnya dapat diamati pada contoh berikut. Konteks tuturan: Tuturan tersebut diucapkan Spongebob kepada penduduk Bikini Bottom, ketika dirinya ingin membela sahabatnya Patrick yang dituduh telah melempar kacang kepada kerang raksasa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
126/Bsu/AJ/66//Bsa/PS/66 Gambar 11-IV. Contoh tuturan direktif dengan fungsi mengharap Bsu : I hope that the truth and honesty will bring trust and forgiveness . Bsa : Aku harap kebenaran dan kejujuran akan memulihkan kepercayaan dan menganugerahkan pengampunan. Melalui tuturan tersebut diatas Spongebob mengharap kepada seluruh penduduk Bikini Bottom untuk memaafkan sahabatnya Patrick setelah dirinya mengungkapkan kebenaran. Dengan mengatakam I hope that truth and honesty will bring trust and forgiveness diharapkan bahwa mitra tutur akan sudi memberikan pengampunan. Faktor yang menentukan tindak tutur tersebut menjadi tindak tutur mengharap adalah faktor penutur yang dalam keadaan butuh pertolongan untuk membantu sahabatnya Patrick terbebas dari tuduhan. Selain itu, faktor tujuan pertuturan yang disampaikan oleh penutur, juga merupakan yang ikut menentukan terjadinya tindak tutur mengharap. Dari 30 data hanya 1 data yang dikategorikan kedalam tindak tutur direktif dengan fungsi mengharap. Dalam menerjemahkan tuturan tersebut kedalam bahasa sasaran, penerjemah nampaknya juga berhasil mempertahankan jenis dan fungsi ilokusi bahasa sumber. Fungsi mengharap dalam bahasa sumber masih nampak sepadan ketika penerjemah menerjemahkan tuturan tersebut menjadi “Aku harap kebenaran dan kejujuran akan memulihkan kepercayaan dan menganugerahkan pengampunan”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
c. Ekspresif (Expressives) Tindak tutur ekspresif adalah tindak tutur yang dilakukan dengan maksud agar tuturanya diartikan sebagai evaluasi, tentang hal yang disebutkan didalam tuturan itu. Dalam peneltian ini ditemukan dua macam tindak tutur yang termasuk dalam kategori tindak tutur ekspresif, yaitu: (1) berterima kasih, (2) menilai 1). Berterima kasih Berterimaksih adalah ungkapan perasaan seseorang terhadap orang lain, karena orang lain tersebut telah berjasa terhadap dirinya. Jadi tindak tutur berterima kasih adalah tindak pertuturan yang dilakukan penutur terhadap mitra tutur karena merasa mendapatkan jasa dari mitra tutur. Terdapat 2 data yang dikategorikan kedalam tindak tutur ekspresif dengan fungsi berterimakasih. Data tersebut dapat diamati dari contoh dibawah ini. Konteks tuturan: Tuturan tersebut diucapkan Spongebob kepada salah seorang penduduk
Rock
Bottom,
ketika
dia
dibantu
dengan
mengembalikan balon milik Spongebob yang dapat membawanya pulang ke Bikini Bottom.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
54/Bsu/AJ/25//Bsa/PS/25 Gambar 12-VI. Contoh tuturan ekpresif dengan fungsi berterimakasih Bsu : Thank you...Bllt! Bsa : Terima kasih blllt. Tuturan Sponegbob diatas dituturkan dengan tujuan untuk mengucapkan rasa terimakasih kepada salah satu penduduk Rock Bottom. Dalam hal ini Spongebob telah dibantunya dengan cara mengembalikan balon Spongebob yang akan membawanya pulang ke Bikini Bottom. Tuturan Thank you…blllt! yang diterjemahkan menjadi “Terima kasih blllt” termasuk dalam kategori expressif dengan fungsi berterimakasih karena terkait jasa yang diberikan mitra tuturnya. Dengan demikian, tidak terjadi pergeseran jenis dan fungsi ilokusi dalam bahasa sasaran. 2) Menilai Menilai adalah memberikan penilaian terhadap sikap atau tindakkan orang lain. Jadi tindak tutur menilai adalah tindak pertuturan yang dilakukan penutur terhadap mitra tutur dengan tujuan untuk memberikan penilaian atas sikap atau tindakkan mitra
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
tutur. Dari 163 data tuturan tokoh Spongebob hanya terdapat
satu
data yang
tergolong dalam tuturan dengan fungsi menilai. Konteks tuturan: Tuturan tersebut diucapkan Spongebob kepada sahabatnya Patrick, yang menunjukkan sarung tangan kecil untuk sarung tangannya yang diperoleh dari Glove World.
004/Bsu/AJ/9//Bsa/PS/9 Gambar 13-IV. Contoh tuturan expressif dengan fungsi menilai Bsu : cool! Bsa : kerennn!!! Tuturan cool! yang diucapkan oleh karakter Spongebob diatas merupakan tuturan untuk menilai tindakan mitra tuturnya. Dalam hal ini Spongebob menilai tindakan Patrick ketika memasangkan sarung tangan kecil ke dalam sarung tangannya. Dari tuturan tersebut nampak jelas bahwa Spongebob menilai positif apa yang dilakukan sahabatnya Patrick. Tuturan di atas diterjemahkan menjadi ” kerennn!!!” oleh penerjemah. Dalam kasus ini penerjemah juga berhasil mempertahankan makna ilokusi tuturan tersebut. Kata ” kerennn!!!” dalam konteks
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
ini bukan bermaksud memuji akan tetapi lebih bermaksud menilai tindakkan mitra tutur. d. Komisif ( Commissives) Tindak tutur komisif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebutkan di dalam tuturanya. Di dalam penelitian ini hanya ditemukan satu macam tindak tutur yang dikategorikan kedalam tuturan komisif, yaitu: (1) berjanji
1) Berjanji Berjanji adalah mengatakan sesuatu untuk dirinya sendiri ataupun untuk orang lain tentang niat yang akan dilaksanakan. Perlu dibedakan antara sumpah dengan berjanji. Kalau sumpah selalu berurusan dengan Tuhan, bila melanggar sumpah, maka harus meminta maaf
kepada Tuhan. Adapun janji merupakan niat yang
ditujukan kepada orang lain atau dirinya sendiri. Jadi bila mengingkarinya harus meminta maaf kepada orang lain. Tindak tutur berjanji adalah tindak pertuturan yang dilakukan oleh penutur untuk melakukan niat, baik disaksikan oleh mitra tutur maupun tidak (bila berjanji tersebut terhadap dirinya sendiri). Konteks tuturan: Tuturan tersebut diucapkan Spongebob kepada Tuan Krabs ketika dirinya terkena pengait.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 77
090/Bsu/AJ/46//Bsa/PS/46 Gambar 14-IV. Contoh tuturan komisif dengan fungsi berjanji Bsu : I will be a very good employee!hiks... Bsa : Aku berjanji akan menjadi pegawai yang baik! Hiks.. Tuturan I will be a very good employee! hiks…adalah tuturan yang berisi janji Spongebob kepada Tuan Krab selaku pemilik restoran tempat dimana dia bekerja. Melalui tuturan tersebut Spongebob ingin meyakinkan Tuan Krab agar dia menolongnya dengan berjanji akan menjadi pegawai yang baik. Adapun tuturan dalam bahasa sasaran juga menunjukkan tuturan kategori komisif dengan fungsi berjanji. Tuturan dalam bahasa sasaran yang ditandai dengan adanya kata “berjanji” menunjukkan bahwa tuturan yang diucapkan Spongebob tersebut merupakan sebuah janji yang akan dilaksanakannya apabila mitra tutur mengabulkan permintaannya. Dari163 data, hanya ada satu data yang tergolong dalam tuturan ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78
2. Teknik penerjemahan tuturan Spongebob dalam komik Amazing Journey dan terjemahannya. Setelah data berupa tuturan tokoh Spongebob dalam komik diklasifikasi berdasarkan jenis dan fungsi tindak ilokusinya. Selanjutnya, 163 (seratus enam puluh tiga) unit data yang masing–masing berupa kata, kelompok kata dan kalimat akan dianalisis teknik penerjemahannya, peneliti mendasarkan analisisnya pada teori dikemukakan oleh Molina dan Albir (2002)
Tabel 7-IV : Klasifikasi tuturan tokoh Spongebob berdasar teknik penerjemahan Molina&Albir (2002) NO Teknik
Jumlah
Persentase
1
Literal (LIT)
51
31,2%
2
Pinjaman murni (PM)
17
10,4%
3
Kalke (KAL)
12
7,3%
4
Padanan lazim (PL)
1
0,6%
5
Pinjaman naturalisasi (PN)
6
3,6%
6
Modulasi (MOD)
6
3,6%
7
Variasi (VAR)
1
0,6%
8
Duplet (DUP)
58
35,5%
9
Triplet (TRI)
11
6,7%
Total
163
100%
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 79
Jenis-jenis teknik penerjemahan dari tuturan tokoh Spongebob dalam komik tersebut dibahas satu persatu dibawah ini. a. Teknik penerjemahan harfiah atau literal translation Teknik penerjemahan ini berusaha menerjemahakan sebuah kata atau ungkapan dengan cara penerjemahan kata demi kata Menerjemahkan dengan menggunakan teknik literal atau harafiah terkadang dianggap tidak dapat menghasilkan teks yang berkualitas. Anggapan ini bisa benar manakala yang diterjemahkan adalah sebauh idiom atau peribahasa, misalnya peribahasa ”kill two birds with one stone”. Jika peribahasa tersebut diterjemahkan literal kedalam bahasa Indonesia ”membunuh burung dengan satu batu” maka akan mengubah pesan yang terkandung dalam peribahasa tersebut. Dari 163 data, teknik ini dipakai dalam menerjemahkan tuturan sebanyak 51 (31,2%) data. Beberapa diantaranya dapat dilihat dalam contoh dibawah ini.
44/Bsu/AJ/23//Bsa/PS/23 Gambar 15-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik literal Bsu : Nooo! I can’t see a thing! Bsa : Tidak!! Aku tidak bisa lihat apa-apa!!
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 80
Pada contoh diatas terjemahan tuturan Spongebob Nooo! I can’t see a thing! diterjemahkan menjadi Tidakkk!! Aku tidak bisa lihat apa-apa!!. Penerjemah nampaknya menerjemahkan setiap kata pada tuturan tersebut sebagaimana makna kata tersebut dalam kamus. Hasilnya, secara harfiah makna atau pesan dari tuturan tokoh Spongebob tersebut tersampaikan dengan baik. Hal ini terjadi karena secara kebetulan kalimat teks bahasa sumber masih berstruktur sederhana sehingga teknik literal ini sudah cukup untuk mentransfer seluruh pesan yang ada pada teks bahasa sumber.
10/Bsu/AJ/14//Bsa/PS/14 Gambar 16-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik literal Bsu : Patrick!! Wait for me!!! Bsa : Partick!! Tunggu akuu!! Pada data 10/Bsu/AJ/14//Bsa/PS/14, teknik literal juga digunakan penerjemah dalam menerjemahkan tuturan di atas. Tuturan Patrickk!! Wait for me!!! diterjemahkan menjadi ”Patrickk!! Tungguuu Akuu!!”. Secara harfiah, makna dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 81
pesan tersampaikan dengan baik. Hal ini terjadi karena bahasa sasaran memiliki padanan yang cukup tepat menyampaikan makna kata bahasa sumber. Yang menarik dalam kasus ini adalah penulisan kata-kata yang ditulis dengan
melipat
gandakan
huruf-huruf
tertentu.
Pemilihan
kata
dengan
menambahakan huruf-huruf tertentu ini ternyata turut menggambarkan konteks situasi yang terjadi pada saat tuturan tersebut diucapkan. b. Teknik peminjaman murni Teknik ini menghasilkan terjemahan yang akurat karena penerjemah tidak menerjemahkan ke dalam bahasa sasaran. Dalam hal ini penerjemah hanya meminjam istilah atau kata yang sudah dipakai dalam bahasa sumber. Pada penelitian ini terdapat 17 data yang menggunakan teknik peminjaman murni. Berikut beberapa contoh diantaranya:
91/Bsu/AJ/47//Bsa/PS/47 Gambar 17-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik peminjaman murni Bsu : Ouchh Bsa : Ouchh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 82
Pada kasus ini kata ouchh tetap diterjemahkan menjadi kata ouchh tanpa mengalami penyesuaian bunyi dalam bahasa sasaran. Penerjemah hanya meminjam kata tersebut tanpa menyesuaikan ejaannya dalam bahasa sasaran, sehingga teknik ini diketegorikan dalam teknik peminjaman murni. Meskipun penerapan teknik ini memungkinkan pembaca mengalami sedikit kesulitan dalam memahami makna sebuah tuturan, namun dalam penerjemahan tuturan-tuturan Spongebob teknik ini kebanyakkan digunakan dalam menerjemahkan nama tokoh, nama kota dan ungkapan expressif dari tokoh Songebob.
113/Bsu/AJ/59//Bsa/PS/59 Gambar 18-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik peminjaman murni Bsu : Squidward!Squidward! Bsa : Squidward!Squidward! Pada kasus ini, nama-nama tokoh dalam komik Bsa juga dipakai dalam komik Bsu. Dalam beberapa cerita anak, nama tokoh banyak yang mengalami adaptasi atau perubahan. Misalnya pada cerita dalam Disney World. Dalam versi bahasa Indonesia muncul nama-nama seperti Kwik,kwek,kwak, Paman Gober, dll. Dalam komik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 83
Petualangan Seru yang merupakan terjemahan komik Amazing Journey semua nama tokoh menggunakan nama sebagaimana nama tokoh dalam komik bahasa sumber. c. Teknik kalke Terdapat 12 (7,3%) data dari 163 data yang diterjemahkan dengan menggunakan teknik ini. Dalam menerjemahkan sebuah frasa atau kalimat dengan menggunakan teknik kalke, penerjemah berusaha mentrasfer frasa atau kalimat dari bahasa sumber kedalam bahasa sasaran, baik secara leksikal maupun struktural. Berikut beberapa data yang digolongkan kedalam teknik ini:
070/Bsu/AJ/39//Bsa/PS/39 Gambar 19-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik kalke Bsu : Souvernir shop? Bsa : Toko survernir? Dalam menerjemahkan tuturan diatas, penerjemah merubah stuktur frasa souvernir shop pada Bsu menjadi “toko suvernir” dalam Bsa. Penerapan teknik ini sangat tepat dalam menerjemahkan tuturan-tuturan Spongebob dalam komik ini. Hal ini dikarenakan perbedaan struktur gramatikal antara Bsu dan Bsa. Sehingga, penerapan teknik ini banyak menghasilkan terjemahan yang akurat dan berterima
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 84
98/Bsu/AJ/51//Bsa/PS/51 Gambar 20-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik kalke Bsu : Giant clam!! Bsa : Kerang raksasa!! Penerjemahan tuturan Gaint clam!! menjadi “kerang raksasa” juga menerapkan penggunaan teknik kalke. Dalam hal ini penerjemah juga mentransfer makna dengan merubah susunan strukturalnya sesuai dengan Bsa. Jika dilihat dari makna yang disampaikan tuturan tersebut, maka dapat diamati bahwa penerjemahan dengan menggunakan teknik ini tetap menghasilkan jenis dan fungsi ilokusi yang sama antara tuturan dalam Bsu dan Bsa. d. Padanan lazim Sebanyak 1 (0,6%) data diterjemahkan dengan teknik padanan lazim. Teknik ini berusaha menggunakan istilah atau ungkapan yang telah dikenal atau diakui baik dalam kamus atau bahasa sasaran sabagai padanan dari teks bahasa sumber tersebut. Berikut ini adalah contoh penerapan teknik padanan lazim:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 85
004/Bsu/AJ/9//Bsa/PS/9 Gambar 21-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik padanan lazim Bsu : Cool! Bsa : Kerennn!! Tuturan Spongebob cool! Diatas diterjemahkan menjadi ”kerennn!!”. Teknik yang digunakan penerjemah dalam menerjemahkan tuturan tersebut adalah padanan lazim. Kata cool yang diucapkan Spongebob disini tidak terkait dengan keadaan atau kondisi cuaca, sehingga padanan yang lazim untuk kata cool diatas adalah keren. e. Pinjaman naturalisasi Teknik ini adalah salah satu teknik yang rekomendasikan oleh Molina & Albir kepada penerjemah ketika menerjemahkan kata atau ungkapan dengan cara mengambil langsung kata atau ungkapan tersebut dari Bsu. Namun demikain, dalam teknik ini penerjemah tidak hanya mengambil langsung sebuah kata atau istilah dari bahasa sumber tetapi penerjemah juga menyesuaikan kata atau istilah tersebut kedalam bahasa sasaran. Dibawah ini adalah contoh penerapan teknik tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 86
016/Bsu/AJ/16//Bsa/PS/16 Gambar 22-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik pinjaman naturalisasi Bsu : Bus!! Bsa : Bis!! Terjemahan Bus!! Menjadi Bis!! Merupakan penerapan dari teknik peminjaman naturalisasi. Penerjemah nampaknya mengambil kata bus dan diterjemahkan dengan menyesuaikan ejaan dalam bahasa Indonesia. Pengambilan kata bus yang kemudian diterjemahkan dengan menyesuaikan ejaan dalam bahasa indonesia inilah yang disebut teknik peminjaman dengan naturalisasi. f. Modulasi Teknik ini hanya digunakan pada 6 (3,6%) dari keseluruhan data. Teknik modulasi berupaya merubah sudut pandang, fokus, atau kategori kognitif ungkapan dalam teks Bsu kedalam suatu ungkapan dalam Bsa, baik secara leksikal maupun gramatikal. Kalimat I cut my finger yang diterjemahkan menjadi jariku teriris adalah contoh dari penerapan teknik modulasi. Berikut data dalam penelitian yang terdapat teknik modulasi didalamya:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 87
055/Bsu/AJ/26/055/Bsa/PS/26 Gambar 23-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik modulasi Bsu : Wow! I can see Bikini Bottom! Bsa : Wow!! Bikini Bottom sudah terlihat!
Pada contoh data 055/Bsu/AJ/26//Bsa/PS/26 teknik modulasi diterapkan dengan mengubah struktur aktif pada teks bahasa sumber menjadi struktur pasif dalam teks bahasa sasaran. Di sini teknik modulasi diterapkan secara struktural pada tataran kaimat. tuturan “wow! I can see Bikini Bottom,” berubah menjadi bentuk pasif “Wow!! Bikini Bottom sudah terlihat!”. g. Teknik Variasi Teknik ini adalah teknik penggantian unsur linguistik atau para linguistik (intonasi,gesture) yang mempengaruhi aspek keragaman linguistik. Misalnya, perubahan pada textial tone, style, social dialect, geograpical dialect, dll. Dari 163 data hanya 1 data yang diterjemahkan menggunakan teknik ini Berikut data yang diterjemahkan dengan teknik variasi:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 88
064/Bsu/AJ/32//Bsa/PS/32 Gambar 24-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik variasi Bsu : Ummm? Bsa : Hah!!! Teknik variasi di sini diterapkan dengan menerjemahkan kata, “ummm?” menjadi “hah”. Pada kasus ini terjemahan yang dihasilkan dapat menyampaikan pesan dari Bsu ke Bsa. Dalam konteks tuturan tersebut, Spongebob terkejut dengan adanya pengait. Kata “hah” sangat akurat dan berterima untuk menerjemahkan kata “ummm” dalam konteks ini. h. Teknik Duplet Sebanyak 58 (35,5%) data diterjemahkan dengan duplet atau penggunaan dua teknik dalam menterjemahkan sebuah tuturan. Teknik yang muncul dominan adalah literal (dengan 42 kali), peminjaman murni (dengan 32 kali), amplifikasi (dengan 11 kali). Selain tiga teknik tersebut, teknik yang juga turut dikombinasikan adalah kalke, reduksi, variasi, peminjaman naturalisasi dan modulasi. Kombinasi teknik literal dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 89
peminjaman murni adalah dua teknik yang paling banyak ditemukan dalam data yang diterjemahkan dengan teknik duplet ini. Berikut salah satu contoh diantaranya:
058/Bsu/AJ/28//Bsa/PS/28 Gambar 25-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik literal dan peminjaman murni Bsu : Who’s back Mr.Krabs? Bsa : Siapa yang kembali, Tuan Krabs?
Dalam menerjemahkan tuturan diatas, penerjemah menggunakan dua teknik yaitu literal dan peminjaman murni. Penerjemahan dengan teknik literal pada tataran kalimat ini menghasilkan terjemahan yang sudah baik. Penggunaan teknik literal ini sudah cukup untuk mentransfer seluruh pesan yang ada pada teks bahasa sumber. Teknik peminjaman murni dapat dilihat pada nama tokoh “Mr. Krab” yang dipertahankan oleh penerjemah, dalam komik ini nama-nama tokoh, dan tempat yang menjadi setting carita dalam komik tersebut diterjemahkan menggunakan teknik peminjaman murni. i. Teknik Triplet
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 90
Sebanyak 11 (6,7%) data yang diterjemahkan dengan teknik triplet. Dalam teknik ini penerjemah menggunakan tiga teknik sekaligus dalam menerjemahkan sebuah tuturan. Teknik yang muncul dominan adalah literal (dengan 10 kali), peminjaman murni (dengan 6 kali), amplifikasi (dengan 4 kali). Selain tiga teknik tersebut, teknik yang juga turut dikombinasikan adalah kalke, peminjaman naturalisasi, reduksi dan transposisi. Berikut salah satu contohnya.
008/Bsu/AJ/12//Bsa/PS/12 Gambar 26-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik peminjaman murni, literal, amplifikasi Bsu : Rock Bottom. It’s creedy here. Even the sand looks different. Bsa : Rock Bottom. Sangat aneh di sini, keadaanya sangat lain. Bahkan tanahnya saja kelihatan lain.
Dalam menerjemahkan tuturan diatas penerjemah menggunakan teknik peminjaman murni, literal dan amplifikasi. Penggunanan teknik peminjaman murni dapat dilihat dari tetap dipertahankanya kata “Rock Bottom” tempat setting
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 91
peristiwa itu terjadi. Penerjemah mempertahankan kata ini dengan tujuan membantu pembaca untuk mengetahui dimana setting percakapan tersebut terjadi. Selain teknik peminjaman murni, penerjemah juga menerapkan teknik literal dalam menerjemahkan tuturan diatas. It’s creedy here. Even the sand looks different. Penerjemahan dengan teknik literal pada tataran kalimat ini menghasilkan terjemahan yang sudah baik karena seluruh pesan yang ada pada teks bahasa sumber tersampaikan dalam bahasa sasaran. Teknik amplifikasi juga diterapkan dalam menerjemahkan tuturan diatas. It’s creedy here diterjemahkan menjadi “sangat aneh disini, keadaanya sangat lain”. Penambahan adverb “keadaanya sangat lain”yang ditambahkan pada klausa “sangat aneh disini” membuat ujaran yang mempunyai fungsi ilokusi mengatakan ini lebih jelas menggambarkan situasi yang ada di Rock Bottom. Meskipun tanpa penambahan adverb “keadaanya sangat lain” tuturan tersebut sudah mampu menggambarkan kondisi Rock Bottom yang diungkapkan melalui tuturan karakter Spongebob. Kasus ini menunjukan bahwa teknik penambahan ini bersifat opsional.
3. Evaluasi terhadap keakuratan dan keberterimaan terjemahan a. Keakuratan Keakuratan menyangkut seberapa banyak pesan teks bahasa sumber tersampaikan ke dalam teks bahasa sasaran. Pada analisis keakuratan ini, peneliti meminta bantuan rater untuk menilai hasil terjemahan dengan memberikan nilai pada kuestioner yang telah disediakan. Nilai dari setiap rater dibandingkan untuk diketahui kesamaan dan perbedaanya. Jika suatu data dinilai sama, maka dinaggap tidak ada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 92
permasalahan. Jika terjadi perbedaan diantara rater, maka peneliti mendiskusikan data tersebut pada para rater untuk disepakati nilai yang sama berdasar parameter yang disediakan. Jika tidak disepakati nilai yang sama terhadap suatu data, peneliti membuat keputusan dengan memperhatikan parameter atau argumen dari rater yang kuat. Untuk menilai keakuratan terjemahan, peneliti menggunakan skala penelitian kekakuratan, data penelitian terbagi ke dalam kelompok: akurat, kurang akurat dan tidak akurat. Hasil kuestioner terhadap 163 data, data yang tergolong dalam terjemahan akurat 152 (93,2%), kurang akurat 10 (6,1%) dan tidak akurat 1 (0,6%).
Tabel 8-IV : Klasifikasi data tuturan tokoh Spongebob berdasar tingkat keakuratan Skala
Deskripsi
Jumlah
Akurat
Makna kata, frasa, klausa atau kalimat dari tuturan 152
Persentase 93,2%
dalam bahasa sumber dialihkan secara akurat ke dalam bahasa sasaran; sama sekali tidak terjadi distorsi makna
Kurang Sebagian besar makna kata, frasa, klausa atau 10 Akurat
kalimat dari tuturan dalam bahasa sumber sudah dialihkan secara akurat ke dalam bahasa sasaran. Namun, masih terdapat distorsi makna atau terjemahan makna ganda (taksa) atau ada makna
commit to user
6,1%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 93
yang dihilangkan, yang mengganggu keutuhan pesan.
Tidak
Makna kata, frasa, klausa atau kalimat dari tuturan 1
akurat
dalam bahasa sumber dialihkan secara tidak akurat
0,6%
ke dalam bahasa sasaran atau dihilangkan (deleted)
Total
163
100%
Kreteria-kreteria keakuratan terjemahan dari tuturan Spongebob dalam komik tersebut dibahas satu persatu dibawah ini. 1). Akurat Terdapat 152 data (93,2%) yang tergolong dalam terjemahan yang akurat. Hal ini berarti bahwa makna kata, frasa, klausa atau kalimat dari tuturan dalam bahasa sumber dialihkan secara akurat ke dalam bahasa sasaran; sama sekali tidak terjadi distorsi makna.
Berikut contoh data yang tergolong dalam kategori terjemahan yang akurat tersebut:
128/Bsu/AJ/67//Bsa/PS/67
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 94
Gambar 27-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan secara akurat Bsu : I know what i did was wrong, so I apologize. I’m sorry Pat. I’m sorry Bikini Bottom? Bsa : Aku tahu yang kulakukan salah, jadi aku minta maaf, maafkan aku,Pat, maafkan aku, Bikini Bottom.
Penerjemah menghasilkan terjemahan yang akurat dengan menerapkan beberapa teknik penerjemahan sekaligus. Pada data di atas penerjemah menggunakan teknik literal dalam menerjemahkan tuturan di atas selain itu penerjemah juga menggunakan teknik peminjaman murni dalam menerjemahkan “Bikini Bottom”. Penerpan kedua teknik tersebut ternyata menghasilkan terjemahan yang akurat dari sisi pesan dan tidak merubah jenis dan fungsi ilokusi dalam bahasa sasaran. Ini terjadi karena secara kebetulan kalimat teks bahasa sumber masih berstruktur sederhana sehingga teknik literal ini sudah cukup untuk mentransfer seluruh pesan yang ada pada teks bahasa sumber. Ada pesan kala yang memang tidak tersampaikan pada kalimat terjemahan tapi karena bahasa Indonesia sebagai bahasa sasaran memang tidak mementingkan kala dalam konstruksi kalimatnya maka kalimat ini sudah cukup baik dalam menyampaikan pesan teks bahasa sumber.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 95
147/Bsu/AJ/14//Bsa/PS/82 Gambar 28-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan secara akurat Bsu : Are you sure Sandy? Bsa : Sandy, apa kau yakin?
Pada contoh diatas penerjemah jaga berhasil menghasilkan terjemahan yang akurat dengan tetap mempertahankan fungsi tuturan. Dalam hal ini fungsi tuturan yang bermaksud menyangsikan kekuatan Sandy dalam kalimat sumber Are you sure Sandy? dapat dipertahankan penerjemah dengan menerjemahkannya menjadi ”Sandy, apa kau yakin?”. Penggunaan teknik literal dan peminjaman murni serta pemilihan padanan kata yang tepat dalam menejemahkan kata you menandakan bahwa penerjemah benar-benar memperhatikan koteks yang ada. Pemilihan padanan kata ”kau’ sebagai tejemahan dari kata you sangatlah tepat. Pada koteks tuturan di atas Sandy adalah salah satu sahabat Spongebob, sehingga kata kau lebih menunjukkan hubungan yang sejajar antara penutur dan mitra tutur. 2). Kurang akurat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 96
Ditemukan 10 data dengan kategori kurang akurat dari 163 data yang di analisis. Pemakaian teknik reduksi menjadi salah satu penyebab berkurangnya tingkat keakuratan tuturan.
011/Bsu/AJ/14//Bsa/PS/14 Gambar 29-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan secara kurang akurat Bsu : Hosh…hosh…I better wait here for the next bus…hosh…hosh Bsa : Hoshh...hosh...sebaiknya aku menunggu bis yang berikutnya saja. Hosh..hosh..
Teknik reduksi yang diterapkan penerjemah pada kata “here” menjadikan hilangnya sebagian pesan tuturan dalam bahasa sasaran. Tuturan “Hosh…hosh…I better wait here for the next bus…hosh…hosh” di atas mengandung makna bahwa Spongebob akan menunggu bis yang menuju ke Bikini Bottom di tempat tersebut. Dengan menghilangkan kata “here” maka ada sebagain makna yang tidak tersampaikan kedalam bahasa sasaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 97
84/Bsu/AJ/44//Bsa/PS/44 Gambar 30-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan secara tidak akurat Bsu : Um...you remember the hooks we talked about yesterday? Bsa : Um...kau tahu pengait yang kita bicarakan kemarin?
Penerjemah menerjemahkan kata remember menjadi tahu. Dalam hal ini nampaknya penerjemah kurang jeli dalam memilih padanan kata remember. Pemilihan kata remember sebagai padanan kata “tahu” menyebabkan terjemahan menjadi kurang akurat. Namun demikian dalam konteks ini fungsi tuturan masih dapat dipertahankan oleh penerjemah. Apa bila dilihat konteksnya tuturan diatas diucapkan Spongebob bermaksud menjelaskan alasan kenapa dia masuk kerja kepada atasannya Tuan Krabs dengan cara mengingatkan tentang pengait yang mereka bicarakan sebelumnya. Oleh karena itu, pemilihan kata “tahu” sebagai padanan kata remember masih dapat menunjukkan fungsi tuturan yang sama. 3). Tidak akurat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 98
Dari keseluruhan data, terdapat 1 (1,8%) sebagai data yang tidak akurat. Hal ini berarti bahwa makna tuturan yang ada pada bahasa sumber dialihkan secara tidak akurat ke dalam bahasa sasaran atau dihilangkan (deleted). Berikut adalah contoh dari tuturan
tersebut.
108/Bsu/AJ/57//Bsa/PS/57 Gambar 31-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan secara tidak akurat Bsu : I told you, I saw nothing, Patrick! Gee! Bsa : Aku sudah bilang, aku tidak lihat Patrick! Huh!!
Penerjemah menerjemahkan kalimat I told you, I saw nothing, Patrick! Gee! menjadi ”Aku sudah bilang, aku tidak lihat Patrick! Huh!!” pada contoh diatas secara tidak akurat. Tuturan dalam bahasa sumber yang diucapkan Spongebob bermaksud memberitahu sahabatnya Patrick bahwa dia tidak melihat sesuatu yang mencurigakan terhadap kejadian yang menimpa kerang raksasa. Namun demikian, dalam teks bahasa sasaran tuturan yang diucapkan Spongebob, seolah-olah Spongebob berbicara pada pihak ketiga bahwa dia tidak melihat Patrick.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 99
b. Keberterimaan Sama seperti dalam analisis keakuratan, pada analisis keberterimaan ini peneliti juga meminta bantuan rater untuk menilai hasil terjemahan terkait dengan tingkat keberterimaan tuturan dalam bahasa sasaran dengan memberikan nilai pada kuestioner yang telah disediakan. Nilai dari setiap rater dibandingkan untuk diketahui kesamaan dan perbedaanya. Jika suatu data dinilai sama, maka diaggap tidak ada permasalahan. Jika terjadi perbedaan diantara rater, maka peneliti mendiskusikan data tersebut kepada para reter untuk disepakati nilai yang sama berdasar parameter yang disediakan. Jika tidak disepakati nilai yang sama terhadap suatu data, peneliti membuat keputusan dengan memperhatikan parameter atau argumen dari rater yang kuat.
Tabel 9-IV : Klasifikasi data tuturan tokoh Spongebob berdasar tingkat keberterimaan Skala
Deskripsi
Jumlah
Berterima Terjemahan tuturan terasa alamiah; istilah 141
Persentase 86,5%
teknis yang digunakan lazim diginakan dan akrab bagi pembaca; frasa, klausa dan kalimat yang digunakan sudah sesuai dengan kaidahkaidah bahasa Indonesia
Kurang
Pada umumnya terjemahan tuturan sudah 21
berterima
terasa alamiah; namun ada sedikit masalah pada penggunaan istilah teknis atau terjadi
commit to user
12,8%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 100
sedikit kesalahan gramatikal.
Tidak
Terjemahan tuturan tidak alamiah atau terasa 1
berterima
seperti karya terjemahan; istilah teknis yang
0,6%
digunakan tidak lazim digunakan dan tidak akrab bagi pembaca; frasa, klausa dan kalimat yang digunakan tidak sesuai dengan kaidahkaidah bahasa Indonesia
Total
163
100%
Jenis-jenis kreteria keberterimaan terjemahan dari tuturan Spongebob dalam komik tersebut dibahas satu persatu dibawah ini. 1). Berterima Ada 141 (86,5%) dari 163 data dengan tingkat keberterimaan tinggi. Ini berarti terjemahan tuturan terasa alamiah, frasa, klausa dan kalimat yang digunakan sudah sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia Berikut ini adalah contoh dari data
tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 101
148/Bsu/AJ/82//Bsa/PS/82 Gambar 32-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan secara berterima Bsu : Be careful Sandy? Bsa : Hati-hati, Sandy?
Penerjemah menerjemahkan tuturan ”Be careful Sandy” menjadi ”Hati-hati Sandy”. Kata ”hati-hati” sebagai terjemahan dari kata be careful adalah kata yang sangat lazim digunakan dalam bahasa Indonesia, walaupun nama tokoh dalam komik tersebut tetap dipertahankan oleh penerjemah, namun demikian terjemahan yang dihasilkan tetap berterima dalam bahasa Indonesia.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 102
023/Bsu/AJ/17//Bsa/PS/17 Gambar 33-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan secara berterima Bsu : Bus!Wait! Bsa : Bis!!Tunggu!!
Terjemahan tuturan Spongebob diatas dikategorikan dalam terjemahan yang berterima. Penerjemah memilih menerjemahkan kata bus dengan meminjam kata tersebut dan menyesuaikannya kedalam ejaan bahasa Indonesia. Penggunaan kata ”bis” jauh lebih berterima daripada penggunaan kata bus. Dengan demikian, peminjaman kata yang disesuaikan dengan ejaan bahasa sasaran banyak menghasilkan terjemahan dengan tingkat keberterimaan yang tinggi. 2). Kurang berterima Terjemahan tuturan yang kurang berterima disini diartikan bahwa terjemahan tuturan pada umumnya sudah terasa alamiah; namun ada sedikit masalah pada penggunaan istilah teknis atau terjadi sedikit kesalahan gramatikal. Ditemukan 21 (12,8%) data yang
terkategori dalam terjemahan yang kurang berterima. Untuk memperjelas kasus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 103
tersebut, berikut contoh data yang terkategorikan dalam kategori terjemahan yang kurang berterima.
125/Bsu/AJ/66//Bsa/PS/66 Gambar 34-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan secara kurang berterima Bsu : Patrick Star is innocent! I will tell you the truth! Bsa : Patrick Star tidak bersalah! Aku akan menyatakan kebenaran!
Kalimat “I will tell you the truth” diterjemahkan menjadi “Aku akan menyatakan kebenaran”. Teknik literal yang digunakan penerjemah dalam kasus ini kurang dapat menghasilkan terjemahan yang berterima. Di dalam bahasa Indonesia, kata sanding yang tepat adalah “mengungkapkan kebenaran” bukan “menyatakan kebenaran”. Dalam kasus ini nampaknya penerjemah kurang memperhatikan kata sanding atau kolokasi kata yang tepat untuk kata “kebenaran” tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 104
096/Bsu/AJ/51//Bsa/PS/51 Gambar 35-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan secara kurang berterima Bsu : You can see Clamu. She can spit a peral 100 feet in the air. It’s like a cannon! Bsa : Kau bisa melihat kerang raksasa terbesar, dia bisa memuntahkan mutiara ke udara setinggi 100 kaki. Mulutnya seperti meriam!
Pada contoh diatas, penerjemah tetap menerjemahkan kalimat She can spit a peral 100 feet in the air menjadi ”dia bisa memuntahkan mutiara ke udara setinggi 100 kaki”. Pada kalimat tersebut kata “100 feet” diterjemahkan menjadi “100 kaki”. Dalam hal ini penerjemah menggunakan teknik peminjaman murni yang berakibat terjemahan yang dihasilkan kurang berterima. Hal ini disebabkan karena satuan “kaki” tidak lazim digunakan dalam teks bahasa Indonesia. Oleh kerena itu, terjemahan akan jauh lebih berterima jika penerjemah menerjemahkan dengan menggunakan satuan meter. 3). Tidak berterima Sebuah terjemahan dikategorikan tidak berterima apabila tidak memenuhi kaidah-kaidah bahasa sasaran. Kaidah-kaidah itu meliputi yang antara lain
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 105
pemilihan kata, pemakaian kata yang sudah dianggap menjadi bagian kosa kata bahasa sasaran serta konstruksi kalimat, klausa maupun frasa yang sesuai dengan kaidah gramatikal bahasa sasaran. Pada analisis hanya ditemukan 1 data dari keseluruhan data yang termasuk dalam kategori terjemahan yang tidak berterima.
47/Bsu/AJ/24//Bsa/PS/24 Gambar 36-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan secara tidak berterima Bsu : Hey...who’s there? Bsa : Hey, siapa disana?
Tuturan pada data di atas tidak berterima karena pemiliahan padanan kata yang tidak lazim meskipun secara gramatikal tidak bermasalah. Penerjemah dalam hal ini tetap mempertahankan kata “hey” dengan cara meminjam langsung kata tersebut. Kata “hey” akan lebih berterima mana kala kata tersebut dipinjam dengan disesuaikan ejaannya dalam bahasa Indonesia “hei”. Kalimat who’s there? Yang diterjemahkan menjadi “siapa disana” juga kurang lazim digunakan dalam bahasa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 106
Indonesia. Dalam Bsa biasanya lebih menggunakan lazim kalimat “siapa itu” dari pada kalimat “siapa disana”. B. Pembahasan Pada bagian ini, disajikan pembahasan tuturan karakter Spongebob berdasarkan jenis dan fungsi ilokusi serta pergeserannya dalam bahasa sasaran, teknik-teknik yang digunakan dalam proses penerjemahan dan pengaruhnya pada tingkat keakuratan serta keberterimaan terjemahan. Pada bagian akhir pembahasan, penulis juga membuat diskripsi secara umum hubungan antara komponenkomponen hasil penelitian yaitu: jenis dan fungsi ilokusi dalam bahasa sumber dan pergeserannya dalam bahasa sasaran, teknik penerjemahan, kualitas terjemahan.
1. Jenis dan fungsi ilokusi dan teknik penerjemahan tuturan karakter Spongebob. a. Jenis dan fungsi ilokusi serta pergeserannya dalam bahasa sasaran Jenis dan fungsi ilokusi tuturan karakter Spongebob dalam komik Amazing Journey dan terjemahannya didapatkan pada percakapan antara karakter Spongebob dengan karakter-karakter lain. Dari analisis data, penulis menemukan empat jenis ilokusi dari lima kategori tindak tutur Searle (1979). Jenis-jenis tindak ilokusi yang ditemukan adalah asertif, direktif, ekspresif dan komisif. Penulis tidak menemukan tindak ilokusi deklarasi diantara 163 data yang dianalisis. Tindak ilokusi asertif merupakan jenis ilokusi paling dominan yang ditemukan pada tuturan karakter Spongebob dalam penelitian ini. Tindak tutur asertif merupakan tindak tutur dimana penutur terikat dengan kebenaran proposisi yang diungkapkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 107
(Searle dalam Leech 1993:164). Penulis menemukan 129 data atau 79,1% dari keseluruhan data yang masuk dalam kategori ini. Jenis tindak ilokusi asertif yang ditemukan pada analisis mempunyai 7 fungsi yaitu: mengatakan, menjelaskan, memberitahu, menanyakan, meyakinkan, membenarkan dan menyangsikan. Pada tindak ilokusi direktif, ada 4 fungi yang ditemukan masing-masing: memohon, menyuruh, menyarankan, mengharap. Tindak tutur direktif adalah tindak tutur yang bertujuan menghasilkan suatu efek berupa tindakkan yang dilakukan oleh petutur (Searle dalam Leech 1993:164). Penulis
juga
menemukan
tindak
ilokusi
ekspresif
dengan
fungsi
berterimakasih dan menilai. Tindak tutur ini berfungsi mengungkapkan atau mengutarakan sikap psikologis penutur terhadap keadaan yng tersirat dalam ilokusi (Searle dalam Leech 1993:164). Sementara itu pada komisif hanya ada satu data dengan kategori fungsi berjanji. Tindak tutur ini penutur terkait pada suatu tindakan dimasa depan (Searle dalam Leech 1993:164). Dalam penelitian ini semua jenis dan fungsi ilokusi pada setiap tuturan dalam bahasa sumber sepadan dengan masing-masing tuturan dalam bahasa sasaranya. Oleh karena itu, tidak ditemukan pergeseran jenis dan fungsi ilokusi dalam bahasa sasaran. b. Teknik penerjemahan Seperti yang dikatakan Molina & Albir (2002) bahwa teknik penerjemahan berdampak pada hasil terjemahan dan bersifat fungsional. Dengan demikian, pada dasarnya teknik adalah alat yang dipakai oleh penerjemah dalam rangka
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 108
menyampaikan pesan secara tepat. Kekurang cermatan penerjemah dalam memilih teknik dapat berakibat kesalahan dalam menyampaikan makna tuturan. Berdasar analisis teknik di atas, ditemukan 9 teknik yang digunakan penerjemah dengan frekuensi penerapan tiap-tiap teknik yang berbeda. Teknikteknik yang diterapkan dengan frekuensi sangat tinggi antara lain teknik duplet dan literal. Sebaliknya, teknik variasi dan padanan lazim masing-masing diterapkan hanya satu kali dari keseluruhan kasus. Pada beberapa data, ditemukan lebih dari satu teknik yang diterapkan. Sebanyak 11 data bahkan mendapatkan terapan tiga teknik sekaligus. Ini membuktikan bahwa untuk mencapai keakuratan dan keberterimaan, terkadang seorang penerjemah menerapkan banyak teknik penerjemahan. Penerjemahan tuturan dengan menggunakan dua teknik (duplet) merupakan teknik yang paling banyak dipakai penerjemah pada tuturan tokoh Spongebob dalam komik Amazing Journey dan terjemahannya ini. Peneliti menemukan 58 data yang diidentifikasi menggunakan teknik ini. Penerjemah menerapkan teknik ini pada tataran klausa dan kalimat. Dengan teknik yang muncul paling domain adalah literal (dengan 42 kali), peminjaman murni (dengan 32 kali), amplifikasi (dengan 11 kali). Selain tiga teknik tersebut, teknik yang juga turut dikombinasikan adalah kalke, reduksi, variasi, peminjaman naturalisasi dan modulasi. Kombinasi teknik literal dan peminjaman murni adalah kombinasi teknik yang paling banyak ditemukan dalam data yang diterjemahkan dengan teknik duplet ini. Dalam analisis data, peneliti tidak menemukan bahwa penerapan teknik ini menyebabkan perubahan jenis dan fungsi ilokusi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 109
Teknik literal merupakan teknik yang paling banyak dipakai penerjemah pada tuturan tokoh Spongebob dalam komik Amazing Journey dan terjemahannya ini setelah penggunaan teknik duplet. Peneliti menemukan 51 data yang diidentifikasi menggunakan teknik literal. Penerjemah menerapkan teknik ini pada tataran kata, frasa dan klausa dan kalimat. Pada anaisis data, peneliti menemukan bahwa teknik literal diterapkan pada beberapa tataran frasa, klausa dan kalimat. Teknik kalke digunakan penerjemah dalam menerjemahkan tuturan tokoh Spongebob dalam komik Amazing Journey dan terjemahannya sebanyak 12 data. Penerjemah menerapkan teknik ini pada tataran frasa, klausa dan kalimat. Pada anaisis data peneliti tidak menemukan bahwa teknik kalke diterapkan pada sebuah klausa membuat perubahan pada jenis dan fungsi dari ilokusi. Penerjemahan tuturan dengan menggunakan tiga teknik (triplet) merupakan teknik yang cukup banyak dipakai penerjemah dalam menerjemahkan tuturan tokoh Spongebob. Peneliti menemukan 11 data yang diidentifikasi menggunakan teknik ini. Penerjemah menerapkan teknik ini pada tataran klausa dan kalimat. Dengan teknik yang muncul paling domain adalah literal (dengan 10 kali), peminjaman murni (dengan 6 kali), amplifikasi (dengan 4 kali). Selain tiga teknik tersebut, teknik yang juga turut dikombinasikan adalah kalke, peminjaman naturalisasi dan transposisi. Penerapan teknik ini juga tidak menyebabkan terjadinya perubahan jenis dan fungsi ilokusi. Teknik pinjaman murni diterapkan dengan cara mengambil istilah atau kata dalam bahasa sumber tanpa melakukan penyesuaian bunyi atau ejaan dalam bahasa sasaran. (Molina & Albir, 2002:510). Ada 17 (10,4%) data yang ditemukan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 110
menggunakan teknik ini. Pemakaian teknik ini dilakukan untuk mempertahankan atmosfir latar belakang tempat dimana cerita ini berlangsung. Kota Bikini Bottom dan Rock Battom adalah setting tempat yang terdapat dalam komik Amazing Journey dan terjemahannya ini. Penerjemah juga mempertahankan nama-nama tokoh dalam komik ini tanpa melakukan perubahan atau adaptasi dalam bahasa sasaran. Di dalam penelitian ini tidak ditemukan adanya perubahan jenis dan fungsi ilokusi karena penerapan teknik pinjaman murni. Teknik modulasi dalam penelitian ini diterapkan pada tataran tataran kalimat atau klausa. Ada 6 data (3,6%) yang ditemukan menggunakan teknik modulasi. Teknik modulasi adalah teknik yang memanfaatkan pergeseran semantik. Pergeseran semantik terjadi karena perubahan sudut pandang baik pada tataran struktural maupun leksikal (Molina & Albir, 2002:510): Berdasarkan analisis data yang dilakukan peneliti, teknik ini tidak mengubah fungsi dan jenis ilokusi dari setiap tuturan yang diterjemahkan. Ada beberapa bentuk penerapan teknik ini yang diamati peneliti. Teknik ini antara lain diterapkan dengan merubah kalimat aktif menjadi pasif. Selain itu penerjemah menerapkan teknik ini dengan merubah sudut pandang kognitif sebuah kalimat. Pada penerapan yang bersifat obligatif, teknik modulasi dipakai untuk memperbaiki tingkat keberterimaan teks terjemahan, misalnya karena dalam teks bahasa sasaran konstruksi pasif lebih berterima dibanding struktur aktif seperti pada teks bahasa sumber. Sama dengan teknik modulasi, pada teknik pinjaman naturalisasi juga ditemukan 6 data (3,6%) dari total data yang tergolong dalam tekik ini. Teknik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 111
pinjaman naturalisasi adalah sebuah teknik penerjemahan dengan cara mengambil istilah yang ada di teks bahasa sumber dengan memakai sedikit perubahan agar sesuai dengan tata aturan bahasa sasaran. Penerjemah menerapkan teknik ini pada tataran kata. Penerapan teknik pinjaman naturalisasi di dalam penelitian ini tidak mengakibatkan perubahan jenis dan fungsi ilokusi. Penerjemah menerapkan teknik padanan lazim hanya pada tataran kata. Teknik padanan lazim adalah teknik penerjemahan dengan cara memakai istilah yang dipakai secara resmi dari istilah teknis di bidang tertentu. Menurut Molina & Albir, teknik padanan lazim (establish equivalence) adalah teknik dengan menggunakan istilah atau ekspresi yang sudah dikenal sebagai padanannya pada bahasa sasaran. Ada 1 data (0,6%) yang ditemukan menggunakan teknik ini. Kata “cool”, diterjemahkan menjadi “kerennn” pada teks bahasa sasaran. Di dalam penelitian ini tidak ditemukan adanya perubahan jenis dan fungsi ilokusi karena penerapan teknik ini . Sepertai halnya dengan penerapan teknik padanan lazim, penerapan teknik variasi juga hanya ditemukan dalam satu kasus. Penerjemah menerapkan teknik ini hanya pada tataran kata. Kata “ummm”, diterjemahkan menjadi “hah” pada teks bahasa sasaran. Di dalam penelitian ini tidak ditemukan adanya perubahan jenis dan fungsi ilokusi karena penerapan teknik ini. Berikut ini tabel yang menggambarkan jenis dan fungsi ilokusi serta pergeserannya dalam bahasa sasaran dari tuturan karakter Spongebob yang ditemukan peneliti.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 112
Tabel 10-IV : Klasifikasi tuturan tokoh Spongebob berdasar tindak ilokusi, teknik penerjemahan dan pergeseran ilokusinya Jenis
Fungsi
Teknik Nomer data
Tidak
Jum Pre
Per
lah
senta
geser
se
an
19%
Tidak
ilokusi Assertif
Menga
LIT
takan
013,018,020,029,031,032
28
,033,037,042,044,048,05
berge
6,057,060,072,073,075,0
ser
79,092,093,099,102,106, 120,122,130,146,162 PM
015,045,052,069,070,078
17
,091,104,105,113,116,11
10,4
Tidak
%
berge
9,131,141, 149,158,161 PN
016,026,071.121,132,136
ser 6
3,6%
Tidak berge ser
MOD
025,055,077
3
1,8%
Tidak berge ser
VAR
064
1
0,6%
Tidak berge ser
KAL
028,038,043,098,133
5
3%
Tidak berge
DUP
001,003,014,017,024,034
20
12,2%
Tidak
,035,046,053,062,080,08
berge
7,095,097,101,110,111,
ser
112,118,129 TRI
008,011,027,36
commit to user
4
2,4 %
Tidak
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 113
berge ser Menje
LIT
066,076,084,115
4
2,4%
laskan
Tidak berge ser
DUP
040,049,051,086,114,125
10
6,1 %
, 127,135,137,138
Tidak berge ser
TRI
006
1
0,6%
Tidak berge ser
Membe
LIT
061,122,134,160
4
2,4 %
ritahu
Tidak berge ser
KAL
002,074
2
1,2%
Tidak berge ser
DUP
007,
096, 6
3,6%
103,108,150,151
Tidak berge ser
Mena
LIT
005,039,059,159
4
2,4%
nyakan
Tidak berge ser
MOD
063
1
0,6%
Tidak berge ser
KAL
094
1
0,6%
Tidak berge ser
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 114
DUP
047,058,068,117,153
5
3%
Tidak berge ser
Meyakin
MOD
154
1
0,6%
kan
Tidak berge ser
LIT
140,155
2
1,2%
Tidak berge ser
Membe
DUP
123
1
0,6%
narkan
Tidak berge ser
LIT
107
1
0,6%
Tidak berge ser
Menya
DUP
147
1
0,6%
ngsikan
Tidak berge ser
KAL
145
1
0,6%
Tidak berge ser
Direktif
Memo
DUP
hon
017,019,023,088,089,128
8
4,8%
,143,144
Tidak berge ser
TRI
021,067,082,085
4
2,4%
Tidak berge ser
LIT
022,030,041,081,124,126
6
3,6%
Tidak berge
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 115
ser Menya
KAL
109
1
0,6%
rankan
Tidak berge ser
DUP
065,148,153,163
4
2.4%
Tidak berge ser
LIT
139, 142
1
0,6%
Tidak berge ser
Menyu
LIT
010,152
2
3%
ruh
Tidak berge ser
DUP
156
1
0,6%
Tidak berge ser
MOD
157
1
0,6%
Tidak berge ser
TRI
009
1
0,6%
Tidak berge ser
Meng
TRI
012
harapkan
1
0,6%
Tidak berge ser
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 116
Ekspre
Berte
sif
rima
berge
kasih
ser
Menilai
DUP
PL
054,050
2
004
1
1,2%
0,6%
Tidak
Tidak berge ser
Komisif
Berjanji KAL
090
1
0,6%
Tidak berge ser
Total
3.
Dampak
penggunaan
163
teknik
terhadap
tingkat
100%
keakuratan
dan
keberterimaan. Secara umum bisa ditarik kesimpulan bahwa kualitas terjemahan, dalam hal ini keakuratan dan keberterimaan tuturan tokoh Spongebob pada komik Amazing Journey dan terjemahannya adalah tinggi. Teknik-teknik penerjemahan yang diterapkan penerjemah berdampak pada tingginya tingkat keakuratan dan keberterimaan teks terjemahan karena secara umum teknik-teknik tersebut diterapkan secara tepat. Seperti yang disampaikan Molina & Albir (2002) bahwa teknik penerjemahan akan berdampak pada hasil terjemahan. a. Tingkat keakuratan Tingkat keakuratan terjemahan tuturan tokoh Spongebob secara umum mempunyai tingkat keakuratan terjemahan tinggi; 152 dari 163 data atau 93,2% data terkategori dalam terjemahan yang akurat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 117
Tingginya angka keakuratan ini karena diterapkannya beberapa teknik sekaligus dalam sebuah ujaran. Teknik duplet dan literal, yang paling banyak diterapkan pada penerjemahan ini, berdampak tingginya angka keakuratan ini. Ini terjadi terutama pada ujaran-ujaran yang singkat dengan tata gramatikal yang sederhana.Teknik padanan lazim pada tataran kata juga menyumbangkan tingkat keakuratan penerjemahan tuturan yang tinggi. Beberapa terjemahan yang mendapatkan kombinasi teknik penambahan juga mengakibatkan ujaran terjemahan memiliki pesan yang berbeda. Penambahan bentuk keterangan-keterangan tertentu membuat beberapa ujaran terjemahan memiliki makna yang berbeda dengan ujaran bahasa sumbernya Pemakaian kombinasi teknik literal dengan amplifikasi dan teknik literal dangan peminjaman murni menyebabkan berkurangnya tingkat keakuratan tuturan. Penurunan tingkat keakuratan pada kombinasi-kombinasi teknik tersebut terjadi karena perubahan pesan pada teks bahasa sasaran. Berikut ini tabel yang menunjukan hubungan antara keakuratan dengan teknik-teknik yang diterapkan. Tabel 11-VI : Klasifikasi data tuturan tokoh Spongebob berdasar tingkat keakuratan dan teknik penerjemahan yang diterapkan Akurasi Teknik Nomor data
Jumlah Persentase
Akurtat
50
LIT
005,010,013,018,020,022,029,030,031,032, 033,037,041,042,044,048,056,057,059,060, 061,066,072,073,075,076,079,081,092,
commit to user
30,6%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 118
093,099,102,106,107,115,120,122,124,126, 130,134,139,140,142,146,152,155,159,160, 162 PM
015,045,052,069,070,078,091,104,105,113,
17
10,4%
116,119,131,141,149,158,161 PN
016,026,071,121,132,136
6
3,6%
PL
004
1
0,6%
MOD
025,055,063,077,157
5
3%
VAR
064
1
0,6%
KAL
002,028,038,043,074,090,098,100,109,
11
6,7%
52
31,9%
133,145 DUP
001,003,007,014,017,019,024,024,034, ,039,040,046,047,049,050,051,053,054, 058,062,065,068,080,083,086,087,088, 089,095,097,101,103,110,111,112,117, 118,123,125,127,128,129,137,138,144, 147,148,150,151,153,156,163
Kurang akurat
TRI
006,008,012,021,027,036,067,082,085
9
5,5%
DUP
035,096,114,135,143
5
3%
TRI
009,011
2
1,2%
MOD
154
1
0,6%
KAL
094
1
0,6%
LIT
084
1
0,6%
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 119
Tidak akurat
DUP
108
Total
1
0,6%
163
100%
b. Tingkat keberterimaan Karena keberterimaan menunjukan seberapa tinggi teks terjemahan mengikuti kaidah-kaidah bahasa sasaran, baik kaidah gramatikal maupun kaidah kultural, Keberterimaan tidak terkait dengan teks bahasa sumber. Tingkat keberterimaan terjemahan tuturan Spongebob pada komik Amazing Journey dan terjemahannya adalah tinggi. Terdapat 141 data yang tergolong dalam terjemahan yang berterima, 21 data tergolong dalam terjemahan yang kurang berterima, sementara hanya ada 1 data yang dikategorikan dalam terjemahan yang tidak berterima. Keberterimaan terjemahan yang tinggi diperoleh dari pilihan kata dan tata bahasa yang sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa sasaran/bahasa Indonesia. Teknik kalke yang diterapkan penerjemah juga memberi banyak kontribusi terhadap tingkat keberterimaan terjemahan tuturan. Demikian hal nya dengan penerapan teknik modulasi yang antara lain dijumpai dalam bentuk perubahan ujaran teks bahasa sumber yang berkonstruksi aktif menjadi konstruksi pasif. Teknik modulasi dalam kasus ini dipakai secara tepat dan berkontribusi positif pada tingkat keberterimaan. Teknik literal juga memberikan kontribusi keberterimaan pada ujaran-ujaran yang pendek dengan gramatikal sederhana.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 120
Meskipun
begitu
ada
beberapa
teknik
yang
membuat
terjemahan
berkeberterimaan rendah. Teknik pinjaman murni adalah salah satu teknik yang memberi sumbangan pada kekurang berterimaan terjemahan tuturan. Peminjaman kata ynag tidak disesuaikan ejaannya dalam bahasa indonesia dan pemilihan kata sanding atau kolokasi kata yang tidak tepat juga membuat terjemahan kurang berterima. Disini nampak bahwa seorang penerjemah memerlukan kreatifitas yang tinggi agar bisa menghasilkan terjemahan yang lebih berterima. Kemampuan memilih kata yang tepat sesuai konteks situasi dan kata sanding yang lazim akan membantu penerjemah meningkatkan kualitas terjemahannya. Tabel 12-VI . Klasifikasi data tuturan tokoh Spongebob berdasar tingkat keberterimaan dan teknik penerjemahan yang diterapkan Keberterimaan
Teknik Nomor data
Berterima
LIT
Jumlah
005,010,013,018,020,029,030,031,032, 48
Persentase 29,4%
033,037,041,042,044,048,056,057,059, 060,061,072,073,075,079,081,084,092, 093,099,102,106,107,115,120,122,124, 126,130,134,139,140,142,146,152,155, 159,160,162 PM
015,045,052,069,070,078,091,104,105, 17
10,4%
113,116,119,131,141,149,158,161 PN
016,026,071,121,132,136
6
3,6%
PL
004
1
0,6%
MOD
025,055,063,077,157
5
3%
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 121
VAR
064
1
KAL
002,028,038,043,074,090,094,098,100, 12
0,6% 7,3%
109,133,145 DUP
003,014,017,019,024,024,034,035,039, 43
26,3%
040,046,049,050,051,054,062,068,080, 086,087,095,097,101,103,108,110,111, 112,117,118,123,127,128,135,137,138, 147,148,150,151,153,156,163
Kurang berterima
TRI
006,008,009,011,012,027,036,067
8
4,9%
TRI
021,082,085
3
1,8%
MOD
154
1
0,6%
LIT
022,066,076,120
4
2,4%
DUP
001,007,053,058,065,083,088,089,096, 13
7,9%
114,125,129,143 Tidak berterima
DUP
047
Total
1
0,6%
163
100%
4. Jenis dan fungsi serta pergeseran ilokusi, teknik penerjemahan, dan kualitas terjemahan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 122
Berdasarkan analisis, peneliti menemukan ada tiga komponen hasil analisis yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Ketiga komponen hasil analisis tersebut adalah jenis dan fungsi serta pergeseran ilokusi, teknik penerjemahan, dan kualitas terjemahan. Relasi ketiganya secara sederhana dapat didiskripsikan bahwa teknik penerjemahan yang diterapkan menentukan apakah makna tuturan bahasa sumber tersampaikan sepadan atau tidak. Apabila makna yang disampaikan sepadan dan tidak terjadi pergeseran jenis dan fungsi ilokusi maka akan menghasilkan keakuratan yang tinggi.
commit to user
123
Table 13-IV. Jenis, fungsi, pergeseran ilokusi, teknik dan keakuratan serta keberterimaan Jenis ilokusi
Asertif
Fungsi ilokusi
Mengatakan
Menjelaskan
Memberitahu
Menanyakan
Pergeseran ilokusi dalam bahasa sasaran Tidak bergeser
Tidak bergeser
Tidak bergeser
Tidak bergeser
Teknik Akurat
Keakuratan Kurang Tidak akurat akurat -
Berterima 16,5%
Keberterimaan Kurang Tidak berterima berterima 0,6% -
Literal
17,1%
Peminjaman murni Kalke
10,4%
-
-
10,4%
-
-
3,0%
-
-
3,0%
-
-
Padanan naturalisasi Modulasi
3,6%
-
-
3,6%
-
-
1,8%
-
-
1,8%
-
-
Variasi
0,6%
-
-
0,6%
-
-
Duplet
12,2%
-
-
9,8%
2,4%
-
Triplet
1,8%
0,6%
-
2,4%
-
-
Literal
1,8
0,6%
-
1,2%
1,2%
-
Duplet
4,8%
1,2%
-
4,8%
1,2%
-
Triplet
0,6%
-
-
0,6%
-
-
Literal
2,4%
-
-
2,4%
-
-
Kalke
1,2%
-
-
1,2%
-
-
Duplet
2,4%
0,6%
0,6%
2,4%
1,2%
-
Literal
2,4%
-
-
2,4%
-
-
Kalke
-
0,6%
-
0,6%
-
-
124
Meyakinkan
Tidak bergeser
Modulasi Duplet
0,6% 3,0%
-
-
0,6% 1,8%
0,6%
0,6%
Literal
1,2%
-
-
1,2%
-
-
-
0,6%
-
0,6%
-
Literal
0,6%
-
-
0,6%
-
-
Duplet
0,6%
-
-
0,6%
-
-
Kalke
0,6%
-
-
0,6%
-
-
Duplet
0,6%
-
-
0,6%
-
-
Literal
2,4%
-
-
1,8%
0,6%
-
Duplet
4,2%
0,6%
-
4,2%
0,6%
-
Triplet
3,6%
-
-
0,6%
3,0%
-
Literal
1,2%
-
-
1,2%
-
-
Kalke
0,6%
-
-
0,6%
-
-
Duplet
2,4%
-
-
1,8%
0,6%
-
Literal
1,2%
-
-
1,2%
-
-
Modulasi
0,6%
-
-
0,6%
-
-
Duplet
0,6%
-
-
0,6%
-
-
0,6%
-
0,6%
-
-
Modulasi Membenarkan
Menya ngsikan
Direktif
Memohon
Menyarankan
Menyuruh
Tidak bergeser
Tidak bergeser
Tidak bergeser
Tidak bergeser
Tidak bergeser
Triplet
125
Ekspresif
Komisif Total
Meng harapkan
Tidak bergeser
Triplet
0,6%
-
-
0,6%
-
-
Berterima kasih
Tidak bergeser
Duplet
1,2%
-
-
1,2%
-
-
Menilai
Tidak bergeser
Padanan lazim
0,6%
-
-
0,6%
-
-
Berjanji
Tidak bergeser
Kalke
0,6% 93,2%
6,1%
0,6%
0,6% 86,5%
12,8%
0,6%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 126
Dari tabel 13 diatas, dapat dilihat bahwa tuturan-tuturan yang termasuk dalam kategori asertif dengan fungsi menjelaskan yang diterjemahkan dengan menggunakan teknik literal dan duplet adalah tuturan dengan jumlah data terbanyak. Adapun, kategori ekspresif dangan fungsi menilai dan komisif dengan fungsi berjanji masingmasing hanya terdiri dari 1(0,6%) data. Sementara itu, kualitas terjemahan menunjukkan bahwa hanya ada satu tuturan yang diterjemahkan secara tidak akurat, yaitu tuturan nomer 108. Tuturan nomer 108 adalah tuturan asertif dengan fungsi memberitau yang diterjemahkan dengan teknik duplet. Dalam hal ini teknik yang digunakan adalah literal dan peminjaman murni. Penerapan teknik tersebut ternyata membuat makna tuturan tidak tersampaikan dalam bahasa sasaran. Selain terjemahan yang tidak akurat, peneliti juga menemukan terjemahan yang kurang akurat sebanyak 10 (6,0%) data yang banyak diterjemahkan dengan dua teknik atau duplet. Data nomer 035,096,114,135,143 adalah data yang diterjemahkan dengan gabungan dua teknik (duplet), Data nomer 009,011 diterjemahkan dengan gabungan tiga teknik atau triplet dan masing-masing satu data (0,6%) yang diterjemahkan dengan teknik modulsi (data nomer154), literal (data nomer 084) dan kalke (data nomer 94). Dari tingkat keberterimaan dapat dilihat bahwa terdapat data yang diterjemahkan dengan tingkat keberterimaan rendah atau kurang berterima yaitu data nomer 001,007,021,022,053,058,065,066,076,082,083,085,088,089,096,114,120,125,129,143 dan154. Ke dua puluh satu (12,6%) data tersebut diterjemahkan dengan menggunakan empat klasifikasi
teknik
yang
berbeda.
Data
nomer
001,007,053,058,065,083,088,089,096,114,125,129 dan 143 diterjemahkan dengan menggunakan teknik duplet atau gabungan dua teknik. Data nomer 022,066,076 dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 127
120 diterjemahkan dengan menggunakan teknik literal. Data nomer 021,082 dan 085 diterjemahkan dengan gabungan 3 teknik (triplet) dan data nomer 154 diterjemahkan dengan menggunakan teknik modulasi. Hanya terdapat 1 (0,6%) data yang dikategirikan kedalam terjemahan yang tidak berterima yaitu data nomer 047 yang diterjemahkan dengan menggunakan gabungan antara teknik peminjaman murni dan literal. Selain data-data yang tersebut diatas semua tuturan yang ada dalam karakter tokoh Spongebob dalam komik Amazing Journey diterjemahkan secara akurat dan berterima.
5. Tema budaya Analsis tema adalah analisis data untuk menentukan hubungan antar domain dan hubungan antara domain-domain tersebut dengan pemandangan budaya secara keseluruhan (Spradley, 1980:87-88). Tema budaya didapat setelah dilakukan analisis berulang terhadap domain, taksonomi dan komponen penelitian. Dalam penelitian ini analisis tema budaya dilakukan untuk melihat apakah terjemahan tuturan Spongebob dalam komik Petualangan Seru masih mecerminkan karakter Spongebob dalam komik Amazing Journey atau tidak. Spongebob sebagai tokoh kartun yang terkenal dikalangan anak-anak mempunyai karakter polos, optimis, selalu ceria, memiliki prasangka baik terhadap siapapun dan mempunyai rasa kasih sayang berlebihan terhadap orang lain, serta sangat mencintai pekerjaannya (wikipedia.com). Penelitian ini setidaknya menemukan tiga karakter Spongebob yang terdapat dalam komik Amazing Journey, yaitu: mempunyai rasa kasih sayang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 128
berlebihan terhadap orang lain, memiliki prasangka baik terhadap siapapun dan sangat mencintai pekerjaannya. Mempunyai rasa kasih sayang yang berlebihan terhadap orang lain yang merupakan salah satu karakter Spongebob ditunjukkan antara lain pada data 139,142,148. Data nomer 139,142,148 adalah jenis tuturan direktif dengan fungsi menyarankan. Dalam hal ini tokoh Spongebob menyarankan sahabatnya Sandy untuk tidak melawan cacing Alaska walaupun Sandy adalah tokoh karate yang paling ahli di Bikini Bottom. Kekhawatiran Spongebob yang ditunjukkan dengan tuturan-tuturan direktif yang berfungsi menyarankan menunjukkan bahwa Spongebob mempunyai karakter mempunyai rasa kasih sayang yang berlebihan terhadap orang lain. Ketiga data tersebut diterjemahkan dengan tingkat keakuratan dan keberterimaan tinggi oleh penerjemah. Adapun jenis dan fungsi ilokusi tuturantuturan tersebut juga tidak mengalami perubahan dalam bahasa sasaran. Tuturan nomer 123 adalah contoh tuturan yang mencerminkan karakter memiliki prasangka baik terhadap siapapun dari tokoh spongebob. Tuturan 123 adalah tuturan yang diucapkan Spongebob kepada polisi yang sedang mengkonfirmasi bukti-bukti untuk menangkap sahabatnya Patrick. Berprasangka baik terhadap siapapun sebagai salah satu karakter dari Spongebob terkadang menyusahkan sahabat-sahabatnya. Tuturan nomer 123 adalah tuturan yang berjenis asertif dengan fungsi membenarkan. Teknik literal dan peminjaman murni adalah gabungan dua teknik yang digunakan penerjemah dalam menerjemahkan tuturan tersebut. Tingakat keakuratan dan keberterimaan terjemahan tuturan tersebut masing-masing berada pada kategori 3. Ini berarti bahwa terjemahan tuturan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 129
tersebut tidak hanya akurat akan tetapi juga berterima. Dengan tidak adanya pergeseran jenis dan fungsi ilokusi dalam tuturan bahasa sasaran menunjukkan bahwa penerjemah berhasil mempertahankan jenis dan fungsi ilokusi bahasa sumber. Sementara itu, tuturan nomer 090 adalah cerminan karakter Spongebob yang sangat mencintai pekerjaannya. Tuturan 090 adalah tuturan komisif dengan fungsi berjanji. Melalui tuturan nomer 090 tersebut Spongebob berjanji pada Mr.Krab akan menjadi pegawai yang baik. Meskipun dalam konteks percakapan Spongebob telah melakukan kesalahan karena tidak memperhatikan saran dari Mr.Krabs, akan tetapi Spongebob tetap tidak ingin Mr.Krabs memecatnya. Oleh karena itu, Spongebob mengucapkan janji pada Mr.Krabs agar dirinya tidak jadi memecatnya. Tuturan tersebut diterjemahkan dengan menggunakan teknik kalke dengan tingkat keakuratan dan keberterimaan yang tinggi. Hal ini berarti makna dari tuturan bahasa sumber tersampaikan secara akurat dan berterima dalam bahasa sasaran. Pergeseran jenis dan fungsi ilokusi dalam bahasa sasaran juga tidak ditemukan dalam terjemahan tuturan ini. Berdasarkan, analisis berulang terhadap domain, taksonomi dan komponen penelitian dapat dilihat bahwa terjemahan tuturan Spongebob dalam bahasa sasaran masih mencerminkan karakter asli dari tokoh Spongebob. Tidak adanya pergeseran jenis dan fungsi ilokusi, pemilihan teknik yang tepat dan tingginya tingkat keakuratan
dan
keberterimaan
turut
menyumbang
kesepadanan
karakter
Spongebob. Dengan demikian, penerjemah berhasil menerjemahkan tuturan tokoh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 130
Spongebob dengan tetap mempertahankan keaslian karakter Spongebob dalam bahasa sasaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Analisis hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV membuat peneliti sampai pada beberapa kesimpulan yang disarikan sebagai berikut: 1. Jenis dan fungsi serta pergeseran ilokusi Tuturan-tuturan karakter Spongebob dalam komik Amazing Journey dan terjemahannya memiliki jenis dan fungsi ilokusi tuturan yang beragam. Terdapat empat jenis ilokusi yang ditemukan yaitu ilokusi asertif, direktif, komisif, dan ekspresif. Dari
4 jenis kategori ilokusi, ditemukan 14 tindak fungsi ilokusi;
mengatakan, menjelaskan, membenarkan, menanyakan, meyangsikan, member informasi, meyakinkan, memohon, menyarankan, menyuruh, mengharapkan, berjanji, menilai dan berterimakasih. Jenis tuturan yang paling banyak ditemukan adalah tuturan asertif dengan 129 kasus. Dari jumlah tersebut, fungsi yang banyak digunakan adalah mengatakan dengan 84 kasus, menjelaskan dengan 15 kasus, memberitahu dengan 12 kasus, menanyakan dengan 11 kasus, meyakinkan dengan 3 kasus, membenarkan dan menyangsikan masing-masing dengan 2 kasus. Pada urutan ke dua, tuturan kategori direktif dengan 30 kasus. Ada empat macam fungsi ilokusi yang ditemukan dalam kategori ini, yaitu: memohon, menyarankan, menyuruh dan mengharapkan. Fungsi ilokusi yang paling banyak
commit to user 131
124
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 132
adalah memohon dengan 18 kasus, menyarankan dengan 6 kasus, menyuruh dengan 5 kasus dan mengharapkan dengan 1 kasus. Pada urutan ke tiga adalah tuturan kategori ekspresif dengan 3 kasus. Dalam kategori ini ditemukan dua jenis fungsi ilokusi yaitu berterimaksih dengan 2 kasus dan menilai dengan 1 kasus. Sementara itu, jenis tuturan yang paling sedikit yang ditemukan adalah kategori komisif yang terdiri dari 1 kasus dengan fungsi ilokusi berjanji. Adapun jenis dan fungsi ilokusi dalam tuturan bahasa sasaran sepadan dengan jenis dan fungsi ilokusi dalam bahasa sumber. Dengan demikian, tidak terjadi pergeseran jenis dan fungsi ilokusi dalam terjemahan tuturan. 2. Teknik yang digunakan dalam menerjemahkan tuturan karakter Spongebob. Teknik yang digunakan untuk menerjemahkan tuturan karakter Spongebob cukup bervariasi, dari teknik tunggal hingga teknik gabungan. Teknik tunggal yang ditemukan antara lain teknik literal, peminjaman murni, kalke, peminjaman naturalisasi, modulasi, variasi, padanan lazim. Adapun teknik gabungan meliputi gabungan dua teknik (duplet) dan gabungan tiga teknik (triplet). Ditinjau dari frekuensi temuannya, gabungan dua teknik (duplet) dan literal menempati peringkat paling tinggi dengan masing-masing 58 dan 51 kasus. Sementara itu, teknik peminjaman murni, kalke dan gabungan tiga teknik (triplet) berada pada peringkat ke tiga, ke empat dan ke lima dengan 17,12 da 11 kasus. Tekik peminjaman naturalisasi dan modulasi mempunyai jumlah kasus yang sama yaitu masing-masing 6 kasus. Teknik yang paling sedikit digunakan dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 133
menerjemahkan tuturan karakter Spongebob adalah teknik padanan lazim dan variasi yang masing-masing hanya terdiri dari satu kasus.
3. Tingkat keakuratan dan keberterimaan terjemahan tuturan tokoh Spongebob Secara umum tingkat keakuratan terjemahan tuturan karakter Spongebob dapat dikatakan tinggi. Dari 163 kasus hanya ada 1 kasus yang dikategorikan kedalam penerjemahan yang tidak akurat, dan 10 kasus dikategorikan kedalam terjemahan yang kurang akurat. Sementara itu, tingkat keberterimaan terjemahan tuturan karakter Spongebob
juga tergolong
tinggi. Dari 163 kasus hanya ada 1 kasus yang
diketegorikan dalam terjemahan yang tidak berterima. 4. Dampak penggunaan teknik terhadap keakuratan dan keberterimaan Dari Sembilan teknik yang ditemukan, teknik peminjaman murni, peminjaman naturalisasi, padanan lazim dan variasi adalah teknik-teknik yang menyumbang tingginya tingkat keakuratan dan keberterimaan. Dari semua data yang termasuk kategori teknik-teknik diatas kesemuanya diterjemahkan secara akurat. Adapun penerapan teknik literal, kalke, modulasi, duplet, dan triplet menyebabkan adanya sebagian terjemahan yang kurang dan tidak akurat. Sementara itu pada tingkat keberterimaan terjemahan, penerapan teknik literal, modulasi, duplet, dan triplet menyebabkan ada sebagian terjemahan tuturan yang kurang berterima dalam bahasa sasaran. Bahkan, penerapan ada satu tuturan yang terkategorikan ke dalam terjemahan yang tidak berterima sebagai dampak dari penerapan teknik duplet. Adapun penerapan teknik peminjaman murni, peminjaman
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 134
naturalisasi, kalke, padanan lazim dan variasi menghasilkan terjemahan yang berterima pada setiap data.
B. Saran
1. Penelitian ini merupakan penelitian terhadap produk terjemahan. Temuantemuan yang dihasilkan merupakan fenomena yang ada dalam teks hasil terjemahan. Alasan-alasan yang terkait dengan keputusan penerjemah dalam menerjemahkan tuturan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran tidak bisa ditelusuri lebih dalam karena peneliti tidak melakukan penelitian proses. Peneliti menyarankan kepada peneliti berikutnya untuk menggali lebih dalam proses penerjemahan yang dilakukan oleh penerjemah. Dengan demikian, alasan-alasan penerjemah dalam mengambil keputusan akan bisa terungkap. 2. Penelitian ini juga hanya meneliti kualitas terjemahan dari aspek keakuratan dan keberterimaan. Aspek keterbacaan yang juga termasuk dalam aspek kualitas terjemahan tidak diteliti dalam penelitian ini. Hal ini bukan tanpa alasan. Tidak ditelitinya aspek keterbacaan dalam penelitian ini karena penelitian ini hanya mengambil bagian dari keseluruhan teks yang ada dalam sumber data, yaitu teks yang berupa tuturan tokoh Spongebob. 3. Peneliti-peneliti lain yang tertarik dengan penelitian penerjemahan tuturan hendaknya memperhatikan makna tidak hanya sampai pada tataran semantik tapi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 135
sampai pada tataran pragmatik. Hal ini disebabkan karena makna dari sebuah tuturan akan sangat bergantung pada konteks percakapan dimana tuturan tersebut dituturkan. Sebuah tuturan diproduksi karena pembicara atau penutur menginginkan sebuah maksud. Dengan demikan, pemahaman akan makna sebuah tuturan hanya dapat dilihat dengan memahami konteks dimana tuturan tersebut terjadi. 4. Penelitian penerjemahan dengan pendekatan pragmatik yang dilakukan peneliti ini difokuskan pada tuturan tokoh Spongebob dalam komik Amazing Journey sebagai tokoh utama dalam komik tersebut. Masih banyak tuturan-tuturan tokoh lain dalam komik Amazing Journey yang mungkin untuk diteliti. Misalnya, tokoh Mr. Krab, Patrick, Sandy, dll.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 136
Daftar Pustaka
Arikunto, S. (2002).Prosedur penelitiaan: suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta Austin, J.L. (1962). How to do things with words. Oxford: Clarendon Press Baker, M. (1992). In other word: a course book on translation. London: Routledge Bassnett, S. (1980). Translation studies. London: Routledge. Basuki, A.R. (2002). Tindak ilokusi dalam seni pertunjukan ketoprak . Thesis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Bell, R.T. (1991). Translation and translating: theory and practice. London: Longman. Higgleton, E & Seaton, A. (1995). Chambers Essential English Dictionary. Edinburgh: Chambers English. Hymes, D. (1972). Models of the interaction of language and social life. In J.J. Gumperz & D. Hymes(eds). Directions in sociolinguistics. New York: Holt, Rinehart and Wiston, Inc. Leech, G. (1983). Principles of Pragmatics. London: Longman Group Limited. Leech, G. (1993). Prinsip-prinsip Pragmatik (Penerjemah MDD Oka, MA). Jakarta: Universitas Indonesia Press. Hillenburg, S. (2009). International Inc
Songebob
squarepants:
Amazing
journey. Viacom
Hu, Y. (2003). The sociosemiotic approach and translation of fiction. http://Accurapid.com/journal/14fiction.htm. diakses pada tanggal 6 mei 2010 Komik Warna Team. (2009). Songebob squarepants: Petualangan seru. Jakarta: Komik Warna Koponen, M. (2004). Wordplay in Donald Duck comics and their Finish translation. Helsinki: University of Helsinki. Kridalaksana, H. (1984). Kamus linguistik. Jakarta : PT. Gramedia.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 137
Larson, M. (1984). Meaning based translation: A guide to cross language equivalence. USA: University Press of America. Machali, R. (2000). Pedoman bagi penerjemah. Jakarta: PT Grasindo Monila, L and Albir, A.H. (2002). Translation techniques revisited: A dynamic and functionalist approach. Meta Vol XLVII, No.4 Hal.498-512 Munday, J. (2001). Introducing translation studies: theories and application. London: Routledge Nababan, M.R. (2003). Teori menerjemah bahasa Inggris. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Nababan, M.R. (2010). Pengembangan model kualitas penerjemahan. (Ringkasan Hasil Penelitian) Nababan, M.R. (2004). Translation process, practice, and products of professional Indonesian translators. Thesis. New Zealand: Victoria University of Wellington. Neubert, A. (2004). Case studies in translation: The study of translation.. A Paper Presented on Accros Language and Culture. Newmark, P. (1988). A textbook of translation. London: Prentice-Hall. Newmark, P. (1981). Approach to translation. Oxford: Pegamon Press. Oittinen, R. (2003). Where the wild things are: translating picture books. Meta Vol XLVIII, No.2 Hal.128-141 Ordudari, M. (2007). Translation procedures, strategies and methods. http://accurapid.com/journal/ 41culture.htm. diakses pada tanggal 8 Januari 2011 Putranti, A. (2007). Kajian terjemahan tindak ilokusi ekspresif dalam teks terjemahan film American Beauty. Thesis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Searle, J.R. (1969). Speech acts: An eassy in the philosophy of language. Cambrige: Cambrige University Press. Shuttleworth, M and Cowie, M. (1997). Dictionary of translation studies. Manchester: St.Jerome Publishing.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 138
Simanjuntak, F. (2006). Kajian terhadap strategi penerjemahan dan kualitas terjemahan buku cerita komik the very best of Donald Duck comics dalam Bahasa Indonesia. Thesis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Spradley, J.P. (1980). Metode etnografi. (M.Z. Elizabeth, trans). Yogyakarta: Tiara Wacana. Suryawinata, Z dan Heriyanto, S. (2003). Translation : Bahasan teori & penuntun praktis menerjemahkan . Yogyakarta: Kanisius Sutopo, H.B. (2006). Penelitian kualitatif : Dasar teori dan terapannya dalam penelitian. Surakarta : Sebelas Maret University Press. Wong, D. Shen. (1999). Factors influencing the process of translating. Meta Vol XLIV, No.1 Yule, G. (1996). Pragmatics. New York: Oxford University Press
commit to user
139
Lampiran 1 Data dan kode data NO
KODE
BSU
BSA
1
001/Bsu/AJ/8/Bsa/PS/8
Another nice day at Glove World.
Satu lagi hari yang indah di Glove world.
2
002/Bsu/AJ/9/Bsa/PS/9
Alright, this is a glove flashlight.
Baiklah, ini senter sarung tangan.
3
003/Bsu/AJ/9/Bsa/PS/9
I can see you.
Aku melihatmu.
4
004/Bsu/AJ/9/Bsa/PS/9
Cool!
Kerennn!!
5
005/Bsu/AJ/10/Bsa/PS/10
What?
Apa?
6
006/Bsu/AJ/10/Bsa/PS/10
Patrick, I think we took the wrong bus!
Patrick, kukira kita salah naik bis!
7
007/Bsu/AJ/11/Bsa/PS/11
8
008/Bsu/AJ/12/Bsa/PS/12
9
009/Bsu/AJ/14/Bsa/PS/14
10
010/Bsu/AJ/14/Bsa/PS/14
Sir, we took the wrong bus. We need to return to Bikini Bottom. Rock Bottom. It’s creedy here. Even the sand looks different Alright, you wait here. Call me when the bus comes. I will take a look at the schedule. Patrickk!! Wait for me!!!
Tuan, kami salah bis. Kami harus kembali ke Bikini Bottom. Rock Bottom. Sangat aneh disini, keadaanya sangat lain. Bahkan tanahnya saja kelihatan lain. Baik, kau tunggu bis, panggil aku jika bisnya datang. Aku akan melihat jadwal bis. Gelap sekali! Patrick!! Tungguuu akuu!!
11
011/Bsu/AJ/14/Bsa/PS/14
12
012/Bsu/AJ/15/Bsa/PS/15
Hosh…hosh…I better wait here for the next bus…hosh…hosh… Come on bus, I need to return home and feed
Hoshh…hosh…sebaiknya aku menunggu bis yang berikutnya saja…Hosh…hosh Ayo, bis cepat datang, aku harus pulang dan
140
Gary.
memberi makan Gary.
13 14 15 16 17 18 19 20
013/Bsu/AJ/15/Bsa/PS/15 014/Bsu/AJ/16/Bsa/PS/16 015/Bsu/AJ/16/Bsa/PS/16 016/Bsu/AJ/16/Bsa/PS/16 017/Bsu/AJ/16/Bsa/PS/16 018/Bsu/AJ/16/Bsa/PS/16 019/Bsu/AJ/17/Bsa/PS/17 020/Bsu/AJ/17/Bsa/PS/17
Uh…oh my shoelace is united. My balloon!! Ughhh… Bus!! Wait!wait!stop the bus! Aahhh…missed again!! Excuse me, can you help me? I wanna know…
Uh…oh…tali sepatu lepas. Balonku lepas!! Ughhh.. Bis!! Tunggu!tunggu! hentikan bis itu! Ahhhh…ketinggalan lagi!! Permisi, tuan bisakah kau menolongku? Aku ingin tahu…
21
021/Bsu/AJ/17/Bsa/PS/17
22 23 24 25 26 27 28 29 30
022/Bsu/AJ/17/Bsa/PS/17 023/Bsu/AJ/17/Bsa/PS/17 024/Bsu/AJ/18/Bsa/PS/18 025/Bsu/AJ/18/Bsa/PS/18 026/Bsu/AJ/18/Bsa/PS/18 027/Bsu/AJ/18/Bsa/PS/18 028/Bsu/AJ/19/Bsa/PS/19 029/Bsu/AJ/19/Bsa/PS/19 030/Bsu/AJ/19/Bsa/PS/19
Hey sir, wait! Do you know when the next bus arrives? Hey sir, wait! Bus! wait! Waiting for the bus makes me hungry. No worry! I have glove candies! Nyum...nyumm.. Pffff…tastes weird! Hmm, there is a candy dispenser across the road! Press here…aihh… Ooow!wait!!!
Hei, tuan, tunggu!! Aku ingin tahu kapan bis berikutnya datang! Hei, tuan, tunggguuu!! Bis!! Tunggu!! Menunggu bis membuat lapar!! Untung ada permen glove!! Nyam…nyamm.. Fuehhh…rasa permen yang aneh!! Hmm…diseberang jalan ada mesin permen! Pencet disini…aihh… Ooow! Tunggu!
31 32 33 34 35 36
031/Bsu/AJ/19/Bsa/PS/19 032/Bsu/AJ/20/Bsa/PS/20 033/Bsu/AJ/20/Bsa/PS/20 034/Bsu/AJ/20/Bsa/PS/20 035/Bsu/AJ/21/Bsa/PS/21 036/Bsu/AJ/21/Bsa/PS/21
I need to be little faster before the bus comes. Mhh…bus not here yet! Come! Hurry!! Arrgggh…missed it again! It’s better to wait at the terminal. I want to buy a ticket to Bikini Bottom.
Aku harus lebih cepat sebelum bis datang! Mmhh…bis belum datang! Ayo! Ayo cepat! Arghh…ketinggalan lagi!! Lebih baik, aku langsung ke terminal bis. Aku mau beli tiket bis yang ke Bikini Bottom.
141
37 38 39 40
037/Bsu/AJ/21/Bsa/PS/21 038/Bsu/AJ/22/Bsa/PS/22 039/Bsu/AJ/22/Bsa/PS/22 040/Bsu/AJ/22/Bsa/PS/22
At least the queue moves. Finally, my turn! When does the next bus leave for Bikini Bottom? Bus schedule? The next one? To Bikini Bottom!
Paling tidak antriannya berjalan. Akhirnya giliranku! Kapan bis berikutnya ke Bikini Bottom? Jadwal bis? Bis yang akan datang? Bis yang selanjutnya ke Bikini Bottom Bllt? Tunggu!! Ahh…dimana lampunya?? Oh…tidak!! lampunya mati!! Mungkin diluar tidak telalu gelap! Tidakkk!! Aku tidak bisa lihat apa – apa!!
41 42 43 44
041/Bsu/AJ/22/Bsa/PS/22 042/Bsu/AJ/23/Bsa/PS/23 043/Bsu/AJ/23/Bsa/PS/23 044/Bsu/AJ/23/Bsa/PS/23
Wait! Ahh…where’s the light? Oh no!! the light is out! Maybe it’s not too dark outside! Nooo! I can’t see a thing!
45 46 47 48 49
045/Bsu/AJ/23/Bsa/PS/23 046/Bsu/AJ/23/Bsa/PS/23 047/Bsu/AJ/24/Bsa/PS/24 048/Bsu/AJ/24/Bsa/PS/24 049/Bsu/AJ/24/Bsa/PS/24
Ouch!! Kyaa…what is that? Hey…who’s there? Oh…it’s you I’m stuck here. I need to get on the bus home.
50
050/Bsu/AJ/24/Bsa/PS/24
Thanks for returning my balloon! You don’t understand anything I said, do you? Bllt…blllt.
51
051/Bsu/AJ/25/Bsa/PS/25
52 53 54 55
052/Bsu/AJ/25/Bsa/PS/25 053/Bsu/AJ/25/Bsa/PS/25 054/Bsu/AJ/25/Bsa/PS/25 055/Bsu/AJ/26/Bsa/PS/26
I have a problem bigger than this ballon. I need to go home…Bllt…Blllt. Hmm??? Hey, I understand. Just hold on to the balloon. Thank you…Blllt! Wow! I can see bikini bottom!
Ouch!! Hiyy…sssuaraa appaa ituu?? Hey, siapa disana? Oh, ternyata kau. Aku terjebak disini. Aku harus naik bis untuk pulang. Terima kasih kau mengembalikan balonku! Kau tidak mengerti sedikitpun ucapanku ini, kan? Bllt…Blllt. Aku punya masalah yang lebih besar dari pada balon ini. Aku harus pulang Bllt...Blllt Hmm??? Hey! Aku mengerti naik balon saja. Terima kasih Bllllt. Wow!! Bikini Bottom sudah terlihat!
56 57
056/Bsu/AJ/26/Bsa/PS/26 057/Bsu/AJ/26/Bsa/PS/26
Almost there !! So good to be home!
Hampir sampai!! Senangnya bisa sampai di rumah!
58
058/Bsu/AJ/28/Bsa/PS/28
Who’s back mr.krabs?
Siapa yang kembali, tuan Krab ?
142
59 60
059/Bsu/AJ/30/Bsa/PS/30 060/Bsu/AJ/31/Bsa/PS/31
What could be worse than that? That is scary!
Apa lagi yang lebih buruk selain itu? Pengait benar-benar menyeramkan!!.
61
061/Bsu/AJ/31/Bsa/PS/31
I can’t go home now. I’m working!
62 63 64 65
062/Bsu/AJ/31/Bsa/PS/31 063/Bsu/AJ/32/Bsa/PS/32 064/Bsu/AJ/32/Bsa/PS/32 065/Bsu/AJ/33/Bsa/PS/33
66
066/Bsu/AJ/33/Bsa/PS/33
Alright then…let’s go to the carnival. Why are we alone? Ummm? Patrick, don’t touch that. It’s not a carnival. That’s a hook. Mr.Krabs said it’s dangerous! But, Mr.krabs said…
Aku tidak bisa pulang sekarang. Aku sedang bekerja Benar, kalau begitu, ayo, kita pergi ke karnaval. Mengapa tidak ada orang lain? Hah!!! Patrick, jangan menyentuhnya. Ini bukan karnaval! Itu pengait! Tuan Krab bilang mereka berbahaya! Tapi, tuan Krab bilang ….
67
067/Bsu/AJ/34/Bsa/PS/34
Ahhh, Patrick!help! Patrick! Come back buddy!
68 69 70
068/Bsu/AJ/35/Bsa/PS/35 069/Bsu/AJ/35/Bsa/PS/35 070/Bsu/AJ/35/Bsa/PS/35
Patrick, you’re alive! Yeahhh! Hahaha
Ahhhh…Patrick! Tolong! Patrick! Tolong! Patrick! Kembali sahabatku! Patrick, kau masih hidup! Yeahhh Hahaha
71
071/Bsu/AJ/35/Bsa/PS/35
Yeehaa!
Yi haaa
72 73
072/Bsu/AJ/38/Bsa/PS/38 073/Bsu/AJ/39/Bsa/PS/39
Again! I...I…
Lagi! Aku…aku…
74
074/Bsu/AJ/39/Bsa/PS/39
Souvenir shop
Toko suvenir
75
075/Bsu/AJ/40/Bsa/PS/40
I’m ready! I’m ready! I’m ready!
76 77
076/Bsu/AJ/40/Bsa/PS/40 077/Bsu/AJ/41/Bsa/PS/41
But Mr. Krabs said… One ride won’t hurt, I guess
Aku siap! Aku siap! Aku siap! Aku siap Tapi tuan Krabs bilang… Bermain sekali kan tidak apa-apa.
143
78
078/Bsu/AJ/41/Bsa/PS/41
Haahha
Ha ha ha
79
079/Bsu/AJ/41/Bsa/PS/41
Hooks are fun!
Pengait memang menyenangkan
80
080/Bsu/AJ/42/Bsa/PS/42
Huh! My shirt…that means…
Hah! Bajuku…itu artinya …
81
081/Bsu/AJ/42/Bsa/PS/42
Help! Help!!
Tolong! Tolong!
82
082/Bsu/AJ/42/Bsa/PS/42
83
083/Bsu/AJ/43/Bsa/PS/43
Mr. Krabs! Help! I’m hooked! Souvenir shop! Canned tuna! Pssst…Mr.Krabs!
Tuan Krab! Tolong! Aku kena kait! Toko suvernir! Kaleng tuna! Psst…tuan Krab!
84
084/Bsu/AJ/44/Bsa/PS/44
Um….you remember the hooks we talked about yesterday?
Um…kau tahu pengait yang kita bicarakan kemarin.
85 86
085/Bsu/AJ/44/Bsa/PS/44 086/Bsu/AJ/44/Bsa/PS/44
Oh…mr.Krabs! I’m hooked. What should I do? Ok! But I’m still hooked!
87 88
087/Bsu/AJ/45/Bsa/PS/45 088/Bsu/AJ/45/Bsa/PS/45
89 90
089/Bsu/AJ/46/Bsa/PS/46 090/Bsu/AJ/46/Bsa/PS/46
Ahhhh! Oh no…I’m being pulled! Mr. Krabs, help me! I promise to listen to what you say! Please Mr. Krabs! Help me! I will be a very good employee! Hiks…
91
091/Bsu/AJ/47/Bsa/PS/47
Ouchh
Oh, tuan Krab! Aku kena kait! Bagaimana ini? Mhh…baik…aku lepaskan tapi masih tersangkut… Ahhhh! Oh…tidak!! Aku ditarik ke atas!!! Tuan Krab tolong aku!!! Aku janji akan mendengarkan mu!! Kumohon selamatkan aku, tuan Krab! Aku berjanji akan menjadi pegawai yang baik! Hiks… Ouchh
92 93 94 95 96
092/Bsu/AJ/47/Bsa/PS/47 093/Bsu/AJ/47/Bsa/PS/47 094/Bsu/AJ/48/Bsa/PS/48 095/Bsu/AJ/51/Bsa/PS/51 096/Bsu/AJ/51/Bsa/PS/51
Nooo!! Shirt! Underwear! Helllooo... anybody have a can opener? That’s oyster stadium You can see Clamu. She can spit a pearl 100 feet
Tidakk!! Baju! Celana dalam! Halo? Ada yang punya pembuka kaleng? Itu stadium oyster. Kau bisa melihat kerang terbesar, dia bisa
144
in the air. It’s like a cannon! 97
097/Bsu/AJ/51/Bsa/PS/51
I can’t wait to see her!
memuntahkan mutiara ke udara setinggi 100 kaki. Mulutnya seperti meriam! Aku tak sabar melihatnya! Ayo!
98 99 100
098/Bsu/AJ/51/Bsa/PS/51 099/Bsu/AJ/52/Bsa/PS/52 100/Bsu/AJ/52/Bsa/PS/52
Gaint clam!! But she is sleeping. I will wake her up!
Kerang raksas!! Tapi dari tadi kerang itu tidur. Akan kucoba membangunkan kerang itu!
101
101/Bsu/AJ/52/Bsa/PS/52
Wake up clam! What if I give her a peanut?
102 103 104 105 106 107 108 109
102/Bsu/AJ/53/Bsa/PS/53 103/Bsu/AJ/53/Bsa/PS/53 104/Bsu/AJ/53/Bsa/PS/53 105/Bsu/AJ/53/Bsa/PS/53 106/Bsu/AJ/56/Bsa/PS/56 107/Bsu/AJ/56/Bsa/PS/56 108/Bsu/AJ/57/Bsa/PS/57 109/Bsu/AJ/57/Bsa/PS/57
110
110/Bsu/AJ/58/Bsa/PS/58
111
111/Bsu/AJ/59/Bsa/PS/59
112
112/Bsu/AJ/59/Bsa/PS/59
Looks like she’e waking up. Patrick…she’s waking up! Huahhh!!! Gluk! Huh? Trruuee… I told you, I saw nothing, Patrick! Gee! Enough, pat! There’s nothing to investigate! Go home! Now! Fool Patrick! I didn’t do anything. Everything will be back to normal tomorrow! I just gave her a peanut. I wanted to see the spectacular pearl spitting. Ohh… everyone is going to hate me! I need advice. Hmm… who can I talk to that won’t hate me for what I’ve?
113
113/Bsu/AJ/59/Bsa/PS/59
Squidward! Squidward!
Ayo, bangun! Bangun! Oh ya, bagaimana kalau dikasih kacang? Sepertinya, kerang itu mulai bangun. Patrick, kerangnya bangun! Huahhh!!! Gluk! Uh… Bbbenar… Aku sudah bilang, aku tidak lihat Patrick! Huh!! Sudahlah, Pat! Tidak ada kejahatan yang perlu diselidiki! Sekarang,pulanglah! Patrick bodoh, aku kan tidak melakukan apa-apa. Besok, semuanya akan kembali normal! Aku hanya melempar kacang. Aku hanya ingin melihat pertunjukkan yang spektakuler. Jika aku ketahuan, semua orang akan membeciku! Aku perlu saran! Hmm…siapa yah yang bisa memberiku saran dan tidak akan membeciku walau aku melakukan kesalahan? Squidward! Squidward!
114
114/Bsu/AJ/59/Bsa/PS/59
Since you mention about the clam, I wanted to
Kau menyinggung soal kerang, sebenarnya
145
tell you… that I … I think I know who did this… Ummm, actually… I mean…if…uhh..I did…don’t know… Squidward? Patrick, what are you doing? I better go and see Sandy! She will know what to do! Gluk!
aku…umm..sedang berpikir..umm..misalnya aku tahu yang melakukan sesuatu terhadap kerang itu. Umm…sebenarnya..maksudku..misalnya..yahh..u m..aku..uh..tidak tahu Squidward? Patrick, apa yang kau lakukan? Aku lebih baik menemui Sandy! Dia pasti tahu apa yang harus dilakukan! Gluk
124/Bsu/AJ/66/Bsa/PS/66
I’m sorry Sandy…um…um…I need to get a haircut. Huh?!? Yes… Yes! Yes! That’s correct! The peanut. The Patrick. Wait!! Hold the peanuts!
Maaf, Snady, aku harus, um..um.. menggunting rambut. Hah?!? Yyya.. Ya! Ya! Benar! Semuanya benar! Kacangnya !Patrick! Tunggu! Tahan kacangnya!
125
125/Bsu/AJ/66/Bsa/PS/66
Patrick Star is innocent! I will tell you the truth!
126
126/Bsu/AJ/66/Bsa/PS/66
I hope that truth and honesty will bring trust and forgiveness.
127
127/Bsu/AJ/67/Bsa/PS/67
128
128/Bsu/AJ/67/Bsa/PS/67
I was the one who threw the peanut at the giant clam! I know what I did was wrong, so I apologize. I’m sorry pat. I’m sorry Bikini Bottom.
129 130
129/Bsu/AJ/68/Bsa/PS/68 130/Bsu/AJ/69/Bsa/PS/69
Patrick Star tidak bersalah! Aku akan menyatakan kebenaran! Aku berharap kebenaran dan kejujuran akan memulihkan kepercayaan dan menganugerahkan pengampunan. Intinya, akulah yang melempar kacang ke kerang ini! Aku tahu yang kulakukan salah, jadi aku minta maaf. Maafkan aku, Pat, maafkan aku Bikini Bottom! Tuan Krab! Wow…mutiara itu ternyata telur. Si kerang sudah
115
115/Bsu/AJ/60/Bsa/PS/60
116 117 118
116/Bsu/AJ/60/Bsa/PS/60 117/Bsu/AJ/61/Bsa/PS/61 118/Bsu/AJ/61/Bsa/PS/61
119
119/Bsu/AJ/62/Bsa/PS/62
120
120/Bsu/AJ/62/Bsa/PS/62
121 122 123
121/Bsu/AJ/63/Bsa/PS/63 122/Bsu/AJ/63/Bsa/PS/63 123/Bsu/AJ/64/Bsa/PS/64
124
MR. Krabs! Wow! That pearl is the egg! She is now a mom!
146
menjadi ibu! Hmm..
131
131/Bsu/AJ/73/Bsa/PS/73
Hmm…
132 133 134 135
132/Bsu/AJ/73/Bsa/PS/73 133/Bsu/AJ/73/Bsa/PS/73 134/Bsu/AJ/74/Bsa/PS/74 135/Bsu/AJ/74/Bsa/PS/74
Huh?? My house! I saw it! It was huge! That Alaskan bull worm ate the whole house!
136 137
136/Bsu/AJ/76/Bsa/PS/76 137/Bsu/AJ/77/Bsa/PS/77
138 139 140
138/Bsu/AJ/77/Bsa/PS/77 139/Bsu/AJ/79/Bsa/PS/79 140/Bsu/AJ/79/Bsa/PS/79
Huh!!! But Sandy, you don’t know what you’re dealing with. We’re dealing with an Alaskan bull worm here! But Sandy, the worm is very big! Wait! Sandy! Sandy! Don’t go! Listen, that worm didn’t take your tail. I did!
141
141/Bsu/AJ/79/Bsa/PS/79
Hmm…
Hmm..
142 143
142/Bsu/AJ/80/Bsa/PS/80 143/Bsu/AJ/80/Bsa/PS/80
144
144/Bsu/AJ/80/Bsa/PS/80
145 146
145/Bsu/AJ/81/Bsa/PS/81 146/Bsu/AJ/81/Bsa/PS/81
How about we go and eat ice cream? Sandy, I’m your father and I forbid you to capture the worm! Go home young lady! Sandy, I can’t let you get killed! If it sees you, you’ll be eaten! Nope, you are not strong enough! Alright…but..I…
Bagaimana kalau makan es krim saja? Sandy, aku ayahmu, dan aku melarangmu menantang cacing itu! Cepat pulang nona muda! Sandy, aku tidak bisa membiarkanmu terbunuh! Jika kau menemuinya, kau akan dimakan! Tidak, kau tidak terlalu kuat! Baiklah. Tapi …aku..
147
147/Bsu/AJ/82/Bsa/PS/82
Are you sure Sandy?
Sandy, apa kau yakin?
148
148/Bsu/AJ/82/Bsa/PS/82
Be careful Sandy!
Hati-hati, sandy!
Hah?? Rumahku!! Aku melihatnya! Dia sangat besar! Cacing raksasa dari Alaska itu meliuk – liuk kesana kemari dan memakan semuanya! Hah!!! Tapi, Sandy, kau tidak tahu apa yang kau hadapi. Yang kita bicarakan adalah cacing raksasa dari Alaska. Tapi Sandy, cacing itu besar sekaliii!!! Tuggu! Sandy! Sandy, Jangan Pergi! Dengar, cacing itu tidak mengambil ekormu, aku yang mengambilnya!
147
149 150
149/Bsu/AJ/83/Bsa/PS/83 150/Bsu/AJ/83/Bsa/PS/83
Sandy… Sandy that’s not…
Sandy… Sandy, itu bukan…
151 152
151/Bsu/AJ/83/Bsa/PS/83 152/Bsu/AJ/84/Bsa/PS/84
Sandy, that’s not the worm. It’s its tongue. Run! Save yourself!
Sandy, itu bukan cacingnya. Itu lidahnya Lari, selamatkan dirimu!!!
153 154 155 156 157 158 159 160
153/Bsu/AJ/84/Bsa/PS/84 154/Bsu/AJ/85/Bsa/PS/85 155/Bsu/AJ/86/Bsa/PS/86 156/Bsu/AJ/86/Bsa/PS/86 157/Bsu/AJ/86/Bsa/PS/86 158/Bsu/AJ/87/Bsa/PS/87 159/Bsu/AJ/87/Bsa/PS/87 160/Bsu/AJ/88/Bsa/PS/88
What’s the plan, Sandy? I know that! Didn’t I tell you it was huge? Am I right? It’s too big for you, right? I want to hear it from you! Now, Sandy!! Aaarghh What do we do now? Of course.
Apa rencanaya, Sandy? Aku tahu itu. Tunggu sebentar! Aku benar, kan? Benar kataku, dia terlalu besar untukmu kan? Aku ingin mendengarnya! Katakan sekarang!! Aaarghh Apa yang harus kita lakukan sekarang? Tentu saja.
161 162 163
161/Bsu/AJ/90/Bsa/PS/90 162/Bsu/AJ/91/Bsa/PS/91 163/Bsu/AJ/91/Bsa/PS/91
Whooaa It wont’t be able to get out from there! Let’s tell this to Bikini Bottom’s residents!
Whooaa Dia tidak akan bisa keluar dari sana! Ayo! Kita beritahu penduduk Bikini Bottom!
148
Lampiran 2 Kode dan analisis data Kode
Jenis ilokusi
Fungsi ilokusi
Teknik
Mengatakan
Pergeseran jenis dan fungsi ilokusi Tidak bergeser
001/Bsu/AJ/8/Bsa/PS/8
Asertif
002/Bsu/AJ/9/Bsa/PS/9
Asertif
Memberitahu
Tidak bergeser
Kalke
3
3
3
3
3
3
3
3
003/Bsu/AJ/9/Bsa/PS/9
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
Literal, reduksi
3
3
3
3
3
3
3
3
004/Bsu/AJ/9/Bsa/PS/9
Ekspresif
Menilai
Tidak bergeser
Padanan lazim
3
3
3
3
3
3
3
3
005/Bsu/AJ/10/Bsa/PS/10
Asertif
Menanyakan
Tidak bergeser
Literal
3
3
3
3
3
3
3
3
006/Bsu/AJ/10/Bsa/PS/10
Asertif
Menjelaskan
Tidak bergeser
3
3
3
3
3
3
3
3
007/Bsu/AJ/11/Bsa/PS/11
Asertif
Memberitahu
Tidak bergeser
3
2
3
2
3
3
3
2
008/Bsu/AJ/12/Bsa/PS/12
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
Peminjaman murni, literal, peminjaman naturalisasi Literal, peminjaman naturalisasi Peminjaman
3
3
2
3
3
3
3
3
Kalke, peminjaman murni
Rater I
Rater II
Rater III
Kesimpu lan Akhir AK KB AK KB AK KB AK KB 3 2 3 3 3 2 3 2
149
009/Bsu/AJ/14/Bsa/PS/14
Direktif
Menyuruh
Tidak bergeser
murni, literal, amplifikasi Literal, transposisi, amplifikasi
010/Bsu/AJ/14/Bsa/PS/14
Direktif
Menyuruh
Tidak bergeser
literal
3
3
3
3
3
3
3
3
011/Bsu/AJ/14/Bsa/PS/14
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
2
3
3
3
2
3
2
3
012/Bsu/AJ/15/Bsa/PS/15
Direktif
Mengharap
Tidak bergeser
3
3
3
3
3
3
3
3
013/Bsu/AJ/15/Bsa/PS/15
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
Peminjaman murni, kalke,reduksi Literal, peminjaman naturalisasi, peminjaman murni literal
3
3
3
3
3
3
3
3
014/Bsu/AJ/16/Bsa/PS/16
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
3
3
3
3
3
3
3
3
015/Bsu/AJ/16/Bsa/PS/16
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
3
3
3
3
3
3
3
3
016/Bsu/AJ/16/Bsa/PS/16
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
3
3
3
3
3
3
3
3
017/Bsu/AJ/16/Bsa/PS/16
Direktif
Memohon
Tidak bergeser
3
3
3
3
3
3
3
3
018/Bsu/AJ/16/Bsa/PS/16
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
Kalke, amplifikasi Peminjaman murni Peminjaman naturalisasi Literal, peminjaman naturalisasi Literal
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
2
3
150
019/Bsu/AJ/17/Bsa/PS/17
Direktif
Memohon
Tidak bergeser
Literal, amplifikasi Literal
3
2
3
2
3
3
3
3
020/Bsu/AJ/17/Bsa/PS/17
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
3
3
3
3
3
3
3
3
021/Bsu/AJ/17/Bsa/PS/17
Direktif
Memohon
Tidak bergeser
Literal, modulasi, peminjaman naturalisasi Literal
3
2
3
2
3
3
3
2
022/Bsu/AJ/17/Bsa/PS/17
Direktif
Memohon
Tidak bergeser
3
2
3
2
3
3
3
2
023/Bsu/AJ/17/Bsa/PS/17
Direktif
Memohon
Tidak bergeser
Literal, peminjaman naturalisasi
3
3
3
3
3
3
3
3
024/Bsu/AJ/18/Bsa/PS/18
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
3
3
3
3
3
3
3
3
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
Literal, peminjaman naturalisasi Modulasi
025/Bsu/AJ/18/Bsa/PS/18
3
3
3
3
3
3
3
3
026/Bsu/AJ/18/Bsa/PS/18
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
3
3
3
3
3
3
3
3
027/Bsu/AJ/18/Bsa/PS/18
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
Peminjaman naturalisasi Variasi, literal, amplifikasi
3
3
3
3
3
3
3
3
028/Bsu/AJ/19/Bsa/PS/19
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
Kalke
3
3
3
3
3
3
3
3
029/Bsu/AJ/19/Bsa/PS/19
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
Literal
3
3
3
3
3
3
3
3
151
030/Bsu/AJ/19/Bsa/PS/19
Direktif
Memohon
Tidak bergeser
Literal
3
3
3
3
3
3
3
3
031/Bsu/AJ/19/Bsa/PS/19
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
Literal
3
3
3
3
3
3
3
3
032/Bsu/AJ/20/Bsa/PS/20
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
Literal
3
3
3
3
3
3
3
3
033/Bsu/AJ/20/Bsa/PS/20
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
Literal
3
3
3
3
3
3
3
3
034/Bsu/AJ/20/Bsa/PS/20
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
3
3
3
3
3
3
3
3
035/Bsu/AJ/21/Bsa/PS/21
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
2
3
3
3
2
3
2
3
036/Bsu/AJ/21/Bsa/PS/21
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
3
3
3
3
3
3
3
3
037/Bsu/AJ/21/Bsa/PS/21
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
Literal, peminjaman murni Literal, amplifikasi Literal, amplifikasi, peminjaman murni Literal
3
3
3
3
3
3
3
3
038/Bsu/AJ/22/Bsa/PS/22
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
Kalke
3
3
3
3
3
3
3
3
039/Bsu/AJ/22/Bsa/PS/22
Asertif
Menanyakan
Tidak bergeser
3
3
3
3
3
3
3
3
040/Bsu/AJ/22/Bsa/PS/22
Asertif
Menjelaskan
Tidak bergeser
3
3
3
3
3
3
3
3
041/Bsu/AJ/22/Bsa/PS/22
Direktif
Memohon
Tidak bergeser
Kalke, peminjaman alami Literal, amplifikasi Literal
3
3
3
3
3
3
3
3
152
042/Bsu/AJ/23/Bsa/PS/23
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
Literal
3
3
3
3
3
3
3
3
043/Bsu/AJ/23/Bsa/PS/23
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
Kalke
3
3
3
3
3
3
3
3
044/Bsu/AJ/23/Bsa/PS/23
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
Literal
3
3
3
3
3
3
3
3
045/Bsu/AJ/23/Bsa/PS/23
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
3
3
3
3
3
3
3
3
046/Bsu/AJ/23/Bsa/PS/23
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
3
3
3
3
3
3
3
3
047/Bsu/AJ/24/Bsa/PS/24
Asertif
Menanyakan
Tidak bergeser
3
2
3
2
3
1
3
1
048/Bsu/AJ/24/Bsa/PS/24
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
Peminjaman murni Amplifikasi, literal Peminjaman murni, literal Literal
3
3
3
3
3
3
3
3
049/Bsu/AJ/24/Bsa/PS/24
Asertif
Menjelaskan
Tidak bergeser
3
3
3
3
3
3
3
3
050/Bsu/AJ/24/Bsa/PS/24
Ekspresif
Literal, peminjaman naturalisasi Literal, peminjaman murni Literal, peminjaman murni Peminjaman murni Peminjaman murni, literal
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
Tidak bergeser
051/Bsu/AJ/25/Bsa/PS/25
Asertif
Berterimakasi h Menjelaskan
052/Bsu/AJ/25/Bsa/PS/25
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
053/Bsu/AJ/25/Bsa/PS/25
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
054/Bsu/AJ/25/Bsa/PS/25
Ekspresif
Berterimakasi
Tidak bergeser Literal,
Tidak bergeser
153
h 055/Bsu/AJ/26/Bsa/PS/26
Asertif
Mengatakan
peminjaman murni Tidak bergeser Modulasi
056/Bsu/AJ/26/Bsa/PS/26
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser Literal
3
3
3
3
3
3
3
3
057/Bsu/AJ/26/Bsa/PS/26
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser Literal
3
3
3
3
3
3
3
3
058/Bsu/AJ/28/Bsa/PS/28
Asertif
Menanyakan
3
2
3
2
3
3
3
2
059/Bsu/AJ/30/Bsa/PS/30
Asertif
Menanyakan
Tidak bergeser Literal, peminjamn murni Tidak bergeser Literal
3
3
3
3
3
3
3
3
060/Bsu/AJ/31/Bsa/PS/31
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser Literal
3
2
3
3
3
3
3
3
061/Bsu/AJ/31/Bsa/PS/31
Asertif
Memberitahu
Tidak bergeser Literal
3
3
3
3
3
3
3
3
062/Bsu/AJ/31/Bsa/PS/31
Asertif
Mengatakan
3
2
3
3
3
3
3
3
063/Bsu/AJ/32/Bsa/PS/32
Asertif
Menanyakan
Tidak bergeser Literal, amplifikasi Tidak bergeser Modulasi
3
3
3
3
3
3
3
3
064/Bsu/AJ/32/Bsa/PS/32
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser Variasi
2
3
3
3
3
3
3
3
065/Bsu/AJ/33/Bsa/PS/33
Direktif
Menyarankan
3
2
3
2
3
3
3
2
066/Bsu/AJ/33/Bsa/PS/33
Asertif
Menjelaskan
Tidak bergeser Peminjaman murni, literal Tidak bergeser Literal
3
2
3
2
3
3
3
2
067/Bsu/AJ/34/Bsa/PS/34
Direktif
Memohon
Tidak bergeser Literal,amplifi
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
154
068/Bsu/AJ/35/Bsa/PS/35
Asertif
Menanyakan
069/Bsu/AJ/35/Bsa/PS/35
Asertif
Mengatakan
070/Bsu/AJ/35/Bsa/PS/35
Asertif
Mengatakan
071/Bsu/AJ/35/Bsa/PS/35
Asertif
Mengatakan
072/Bsu/AJ/38/Bsa/PS/38
Asertif
Mengatakan
kasi, peminjaman murni Tidak bergeser Peminjaman murni, literal Tidak bergeser Peminjaman murni Tidak bergeser Peminjaman murni Tidak bergeser Peminjaman naturalisasi Tidak bergeser Literal
073/Bsu/AJ/39/Bsa/PS/39
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
074/Bsu/AJ/39/Bsa/PS/39
Asertif
Memberitahu
075/Bsu/AJ/40/Bsa/PS/40
Asertif
076/Bsu/AJ/40/Bsa/PS/40
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Literal
3
3
3
3
3
3
3
3
Tidak bergeser
Kalke
3
3
3
3
3
3
3
3
Mengatakan
Tidak bergeser
Literal
3
3
3
3
3
3
3
3
Asertif
Menjelaskan
Tidak bergeser
Literal
3
2
3
2
3
3
3
2
077/Bsu/AJ/41/Bsa/PS/41
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
Modulasi
3
3
3
3
3
3
3
3
078/Bsu/AJ/41/Bsa/PS/41
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
3
3
3
3
3
3
3
3
079/Bsu/AJ/41/Bsa/PS/41
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
Peminjaman murni Literal
3
3
3
3
3
3
3
3
080/Bsu/AJ/42/Bsa/PS/42
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
Peminjaman naturalisasi,
3
3
3
3
3
3
3
3
155
081/Bsu/AJ/42/Bsa/PS/42
Direktif
Memohon
Tidak bergeser
082/Bsu/AJ/42/Bsa/PS/42
Direktif
Memohon
Tidak bergeser
083/Bsu/AJ/43/Bsa/PS/43
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
084/Bsu/AJ/44/Bsa/PS/44
Asertif
Menjelaskan
Tidak bergeser
085/Bsu/AJ/44/Bsa/PS/44
Direktif
Memohon
Tidak bergeser
086/Bsu/AJ/44/Bsa/PS/44
Asertif
Menjelaskan
Tidak bergeser
087/Bsu/AJ/45/Bsa/PS/45
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
088/Bsu/AJ/45/Bsa/PS/45
Direktif
Memohon
Tidak bergeser
089/Bsu/AJ/46/Bsa/PS/46
Direktif
Memohon
Tidak bergeser
090/Bsu/AJ/46/Bsa/PS/46
Komisif
Berjanji
Tidak bergeser
091/Bsu/AJ/47/Bsa/PS/47
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
092/Bsu/AJ/47/Bsa/PS/47
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
kalke Literal
3
3
3
3
3
3
3
3
Kalke, literal, Peminjaman murni Literal, peminjaman murni Literal
3
2
3
2
3
3
3
2
3
2
3
2
3
3
3
2
2
3
3
3
2
3
2
3
Peminjaman murni, literal, modulasi Literal, amplifikasi Literal, amplifikasi Peminjaman murni, literal Kalke, Peminjaman murni Kalke
3
2
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
2
3
2
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
Peminjaman murni Literal
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
156
093/Bsu/AJ/47/Bsa/PS/47
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
Literal
3
3
3
3
3
3
3
3
094/Bsu/AJ/48/Bsa/PS/48
Asertif
Menanyakan
Tidak bergeser
Kalke
3
3
3
3
2
3
2
3
095/Bsu/AJ/51/Bsa/PS/51
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
Kalke, peminjaman murni
3
3
3
3
3
3
3
3
096/Bsu/AJ/51/Bsa/PS/51
Asertif
Memberitahu
Tidak bergeser
2
3
3
3
2
2
2
2
097/Bsu/AJ/51/Bsa/PS/51
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
3
3
3
3
3
3
3
3
098/Bsu/AJ/51/Bsa/PS/51
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
Literal, peminjaman murni Literal, amplifikasi Kalke
3
3
3
3
3
3
3
3
099/Bsu/AJ/52/Bsa/PS/52
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
Literal
3
3
3
3
3
3
3
3
100/Bsu/AJ/52/Bsa/PS/52
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
Kalke
3
3
3
3
3
3
3
3
101/Bsu/AJ/52/Bsa/PS/52
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
3
3
3
3
3
3
3
3
102/Bsu/AJ/53/Bsa/PS/53
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
Amplifikasi, literal Literal
3
3
3
3
3
3
3
3
103/Bsu/AJ/53/Bsa/PS/53
Asertif
Memberitahu
Tidak bergeser
3
3
3
3
3
3
3
3
104/Bsu/AJ/53/Bsa/PS/53
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
3
3
3
3
3
3
3
3
105/Bsu/AJ/53/Bsa/PS/53
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
Peminjaman murni, literal Peminjaman murni Peminjaman
3
3
3
3
3
3
3
3
157
Mengatakan
Tidak bergeser
murni Literal
3
3
3
3
3
3
3
3
Tidak bergeser
Literal
3
3
3
3
3
3
3
3
Literal, Peminjaman murni kalke
2
3
1
3
1
3
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Kalke, Peminjaman murni Literal, amplifikasi Literal, variasi
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Peminjaman murni Literal, amplifikasi Literal
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
Peminjaman murni Peminjaman murni, literal Peminjaman murni, literal
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
106/Bsu/AJ/56/Bsa/PS/56
Asertif
107/Bsu/AJ/56/Bsa/PS/56
Asertif
108/Bsu/AJ/57/Bsa/PS/57
Asertif
Membenarkan Memberitahu
Tidak bergeser
109/Bsu/AJ/57/Bsa/PS/57
Direktif
Menyarankan
Tidak bergeser
110/Bsu/AJ/58/Bsa/PS/58
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
111/Bsu/AJ/59/Bsa/PS/59
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
112/Bsu/AJ/59/Bsa/PS/59
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
113/Bsu/AJ/59/Bsa/PS/59
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
114/Bsu/AJ/59/Bsa/PS/59
Asertif
Menjelaskan
Tidak bergeser
115/Bsu/AJ/60/Bsa/PS/60
Asertif
Menjelaskan
Tidak bergeser
116/Bsu/AJ/60/Bsa/PS/60
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
117/Bsu/AJ/61/Bsa/PS/61
Asertif
Menanyakan
Tidak bergeser
118/Bsu/AJ/61/Bsa/PS/61
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
158
119/Bsu/AJ/62/Bsa/PS/62
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
Peminjaman murni Literal
3
3
3
3
3
3
3
3
120/Bsu/AJ/62/Bsa/PS/62
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
3
3
3
3
3
2
3
2
121/Bsu/AJ/63/Bsa/PS/63
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
Peminjaman naturalisasi
3
3
3
3
3
3
3
3
122/Bsu/AJ/63/Bsa/PS/63
Asertif
Memberitahu
Tidak bergeser
Literal
3
3
3
3
3
3
3
3
123/Bsu/AJ/64/Bsa/PS/64
Asertif
Membenarkan Tidak bergeser
Literal, Peminjaman murni Literal
3
3
3
3
3
3
3
3
124/Bsu/AJ/66/Bsa/PS/66
Direktif
Memohon
Tidak bergeser
3
3
3
3
3
3
3
3
125/Bsu/AJ/66/Bsa/PS/66
Asertif
Menjelaskan
Tidak bergeser
Peminjaman murni,literal Literal
3
3
3
2
3
2
3
2
126/Bsu/AJ/66/Bsa/PS/66
Direktif
Memohon
Tidak bergeser
3
3
3
3
3
3
3
3
127/Bsu/AJ/67/Bsa/PS/67
Asertif
Menjelaskan
Tidak bergeser
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
2
Tidak bergeser
Literal, reduksi Literal, Peminjaman murni Literal, Peminjaman murni Literal
128/Bsu/AJ/67/Bsa/PS/67
Direktif
Memohon
Tidak bergeser
129/Bsu/AJ/68/Bsa/PS/68
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
130/Bsu/AJ/69/Bsa/PS/69
Asertif
Mengatakan
3
3
3
3
3
3
3
3
131/Bsu/AJ/73/Bsa/PS/73
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
Peminjaman
3
3
3
3
3
3
3
3
159
132/Bsu/AJ/73/Bsa/PS/73
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
133/Bsu/AJ/73/Bsa/PS/73
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
murni Peminjaman naruralisasi Kalke
134/Bsu/AJ/74/Bsa/PS/74
Asertif
Memberitahu
Tidak bergeser
135/Bsu/AJ/74/Bsa/PS/74
Asertif
Menjelaskan
Tidak bergeser
136/Bsu/AJ/76/Bsa/PS/76
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
137/Bsu/AJ/77/Bsa/PS/77
Asertif
Menjelaskan
Tidak bergeser
138/Bsu/AJ/77/Bsa/PS/77
Asertif
Menjelaskan
Tidak bergeser
139/Bsu/AJ/79/Bsa/PS/79
Direktif
140/Bsu/AJ/79/Bsa/PS/79
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Literal
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Menyarankan Tidak bergeser
Amplifikasi, kalke Peminjaman naturalisasi Literal, transposisi Kalke, Peminjaman murni Literal
3
3
3
3
3
3
3
3
Direktif
Meyakinkan
Tidak bergeser
Literal
3
3
3
3
3
3
3
3
141/Bsu/AJ/79/Bsa/PS/79
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
3
3
3
3
3
3
3
3
142/Bsu/AJ/80/Bsa/PS/80
Direktif
Menyarankan Tidak bergeser
Peminjaman murni Literal
3
3
3
3
3
3
3
3
143/Bsu/AJ/80/Bsa/PS/80
Direktif
Memohon
Tidak bergeser
2
2
2
3
2
2
2
2
144/Bsu/AJ/80/Bsa/PS/80
Direktif
Memohon
Tidak bergeser
Literal, Peminjaman murni Peminjaman
3
3
3
3
3
3
3
3
160
145/Bsu/AJ/81/Bsa/PS/81
Asertif Menyangsika n Mengatakan
Tidak bergeser
murni, literal Kalke
3
3
3
3
3
3
3
3
Tidak bergeser
Literal
3
3
3
3
3
3
3
3
Literal, Peminjaman murni Literal, Peminjaman murni Peminjaman murni Peminjaman murni,literal Peminjaman murni,literal Literal
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
2
2
2
2
146/Bsu/AJ/81/Bsa/PS/81
Asertif
147/Bsu/AJ/82/Bsa/PS/82
Asertif
148/Bsu/AJ/82/Bsa/PS/82
Direktif
Tidak bergeser Menyangsika n Menyarankan Tidak bergeser
149/Bsu/AJ/83/Bsa/PS/83
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
150/Bsu/AJ/83/Bsa/PS/83
Asertif
Memberitahu
Tidak bergeser
151/Bsu/AJ/83/Bsa/PS/83
Asertif
Memberitahu Tidak bergeser
152/Bsu/AJ/84/Bsa/PS/84
Direktif
Menyuruh
Tidak bergeser
153/Bsu/AJ/84/Bsa/PS/84
Asertif
Menanyakan
Tidak bergeser
154/Bsu/AJ/85/Bsa/PS/85
Asertif
Meyakinkan
Tidak bergeser
Literal, Peminjaman murni Modulasi
155/Bsu/AJ/86/Bsa/PS/86
Asertif
Meyakinkan
Tidak bergeser
Literal
3
3
3
3
3
3
3
3
156/Bsu/AJ/86/Bsa/PS/86
Direktif
Menyuruh
Tidak bergeser
Literal, reduksi
3
3
3
3
3
3
3
3
161
157/Bsu/AJ/86/Bsa/PS/86
Direktif
Menyuruh
Tidak bergeser
Modulasi
3
3
3
3
3
3
3
3
158/Bsu/AJ/87/Bsa/PS/87
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
3
3
3
3
3
3
3
3
159/Bsu/AJ/87/Bsa/PS/87
Asertif
Menanyakan
Tidak bergeser
Peminjaman murni Literal
3
3
3
3
3
3
3
3
160/Bsu/AJ/88/Bsa/PS/88
Asertif
Memberitahu Tidak bergeser
Literal
3
3
3
3
3
3
3
3
161/Bsu/AJ/90/Bsa/PS/90
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
3
3
3
3
3
3
3
3
162/Bsu/AJ/91/Bsa/PS/91
Asertif
Mengatakan
Tidak bergeser
Peminjaman murni Literal
3
3
3
3
3
3
3
3
163/Bsu/AJ/91/Bsa/PS/91
Direktif
Kalke, Peminjaman murni
3
3
3
3
3
3
3
3
Tidak bergeser Menyarankan