ANALISIS TEKANAN PENDUDUK TERHADAP LAHAN PERTANIAN DI KOTA PADANG 1
Ike Martha Monica1, Erna Juita2, Farida2 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat
[email protected]
ABSTRACT This study aims to determine the analysis of population pressure on agricultural land in the city of Padang that can be seen from: 1) population pressure on agricultural land, 2) environmental carrying capacity of agricultural land and 3) the influence of population pressure on agricultural land related to agricultural land productivity. This type of research is descriptive quantitative. The population in this study is 11 districts in the city of Padang. The sample used in this research is total sampling. Data obtained from related agencies namely, BPS Kota Padang and Agriculture Department of Padang City. The data analysis technique of population pressure on agricultural land using the formula of Otto Soemarwoto model 1, the carrying capacity of land using Rahardjo formula and the influence of population pressure on agricultural land related to rice productivity that is comparing the value of productivity with the value of population pressure. The results showed as follows: 1) The level of population pressure in the city of Padang in the period of 5 years ie from 2011 to 2015 is 2.50 or are at high levels of population pressure. This means that the city of Padang has exceeded the threshold (TP>1) means that the existing population is not balanced with the carrying capacity of the land to meet food needs. 2) The level of carrying capacity of agricultural land in Padang City in 2015 is 0.60 means (<1) means Padang City is unable to self-sufficiency in food in the sense that the population has exceeded the optimal population. 3) The effect of population pressure on agricultural land related to land productivity in Padang City 2015 is 0.50 which means high (>1). This is due to the increasing number of population pressures resulting in a decrease in land productivity. Keywords : population pressure, the carrying capacity of land, agricultural productivity menyebabkan
PENDAHULUAN Peningkatan jumlah penduduk terkait
erat
dengan
terjadinya
konversi
lahan pertanian ke lahan non pertanian
peningkatan
sehingga berdampak pada perubahan
kebutuhan terhadap lahan yang dapat
ekologis yang mengarah ke degradasi
lingkungan (Sartohadi, 2008). Alih
pertumbuhan penduduk yang cukup
guna lahan yang tidak terencana
tinggi.
dengan baik (tidak mempertimbangkan
penduduk Kota Padang dalam satu
kemampuan dan daya dukung lahan)
tahun terakhir adalah 1,44 % dengan
dapat menimbulkan berbagai dampak
kepadatan penduduk 1.299/Km2 pada
lingkungan seperti erosi, kurangnya
tahun 2015 (BPS, 2016).
daerah
resapan
pertumbuhan
banjir,
Tahun 2015, penduduk Kota
penurunanan
Padang mencapai 902.413 jiwa, naik
kesuburan dan produktivitas lahan dan
sejumlah 12.767 jiwa dari tahun
lain-lain (Harianto dan Katharina,
sebelumnya.
2002).
kepadatannya menjadi 1.280 jiwa/km2.
pendangkalan
air,
Rata-rata
sungai,
Tekanan penduduk terhadap
Kecamatan
Dengan
demikian
terbanyak
jumlah
lahan disebabkan laju pertumbuhan
penduduknya adalah Koto Tangah
penduduk dan peningkatan kebutuhan
dengan 182.296 jiwa, tetapi karena
tidak seimbang dengan ketersediaan
wilayahnya
lahan potensial untuk pertanian atau
mencapai 33% dari luas Kota Padang
peruntukan lain mendorong penduduk
maka
untuk meningkatkan intensitas dan
termasuk rendah yaitu 785 jiwa/km2
aktivitas pada lahan eksisting dan
(BPS, 2016).
membuka lahan baru atau urbanisasi pergi ke kota (Soemarwoto, 2009). Kota Padang memiliki luas
paling
kepadatan
luas
hingga
penduduknya
Berdasarkan
fenomena
konversi lahan yang terjadi akibat tekanan
penduduk
yang
semakin
wilayah 694,96 Km2 atau 1,65 % luas
meningkat
Propinsi
yang
perubahan lahan pertanian menjadi
membujur dari Utara ke Selatan
lahan non pertanian di Kota Padang,
terbagi dalam 11 (sebelas) Kecamatan
maka peneliti tertarik untuk mengkaji
dan 104 (seratus empat) Kelurahan.
Analisis Tekanan Penduduk Terhadap
Sebagai Ibukota Provinsi Sumatera
Lahan Pertanian Di Kota Padang.
Barat,
Sumatera
Kota
Padang
Barat
mengalami
dan
mengakibatkan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
data
dan
membahas
penelitian ini adalah total sampling. Total
sampling
adalah
teknik
tentang:
pengambilan sampel dimana jumlah
1. Tekanan penduduk terhadap lahan
sampel
pertanian di Kota Padang.
lahan pertanian di Kota Padang. tekanan
penduduk
N o
METODE PENELITIAN penelitian
yang
digunakan adalah deskriptif kuantitatif.
kegiatan
kuantitatif yang
merupakan
diarahkan
untuk
mengukur atau menjelaskan secara cermat
fenomena-fenomena
dan
24.137
Luas Kecamatan (Km2) 100,78
52.757
85,99
115.286
30,91
59.038
10,03
78.975 45.846 70.252 59.654 138.584 66.661 178.456
8,15 7,00 8,08 8,07 57,41 146,26 232,25
Jumlah Penduduk
Sumber : Padang dalam angka tahun 2015, BPS
gejala-gejala
tertentu
dimaksudkan
untuk
menguji
dihitung dengan menggunakan
lapangan
(Irawan
formula dari Soemarwoto (1985):
kebenaran
di
Soehartono,
1999).
yang
Kecamatan
1. Bungus Teluk Kabung 2. Lubuk Kilangan 3. Lubuk Begalung 4. Padang Selatan 5. Padang Timur 6. Padang Barat 7. Padang Utara 8. Nanggalo 9. Kuranji 10.Pauh 11.Koto Tangah
produktivitas lahan di Kota Padang.
Deskriptif
populasi
Tabel 1. Populasi Kecamatan di Kota Padang
terhadap lahan pertanian terkait
Jenis
dengan
(Sugiyono, 2007).
2. Daya dukung lingkungan terhadap
3. Pengaruh
sama
Observasi
Tekanan penduduk terhadap lahan
TPt =Zt
lapangan dilakukan untuk melengkapi perolehan informasi yang berkaitan dengan tekanan penduduk terhadap
Populasi dari penelitian ini adalah keseluruhan subyek penelitian. yang
digunakan
TP = Tekanan Penduduk, Z = rata-rata luas lahan yang
lahan pertanian di Kota Padang.
Sampel
Keterangan:
dalam
diperlukan per orang untuk hidup yang dianggap layak,
f = fraksi penduduk yang hidup
Pt = Jumlah penduduk pada tahun
sebagai petani,
ke t
Po=jumlah penduduk waktu acuan
Po = Jumlah penduduk tahun awal
to,
r = laju pertumbuhan penduduk
r = laju pertumbuhan penduduk
n= Jangka waktu, yang dinyatakan
tahunan,
dalam tahun.
t = periode waktu perhitungan,
Kemudian hasilnya dimasukkan
L = luas lahan pertanian
dalam standar evaluasi sebagai
Nilai
Z
dihitung
dengan
berikut:
menggunakan rumus:
TP < 1
: tekanan rendah
Z=
TP > 1
: tekanan tinggi
Keterangan:
TP = 1
: tekanan sedang
LSI2 = luas lahan sawah irigasi
Daya dukung lahan dihitung
panen > 2 kali setahun,
dengan formula sebagai berikut
LSI1 = luas lahan sawah irigasi
(Rahardjo, 2003):
panen 1 kali setahun,
α=
LST = luas sawah tadah hujan,
keterangan:
LLK = luas lahan kering (tegal)
α = daya dukung lahan
Jumlah fraksi penduduk yang
x = luas lahan yang tersedia untuk
hidup sebagai petani diperoleh
budidaya tanaman pangan/kelapa
dari:
(x dicari dengan menggunakan
f
rumus)
Laju pertumbuhan penduduk (r)
x=
tahunan
dihitung
menggunakan rumus: Pt = Po(1+r)n
dengan
k = luas lahan yang diperlukan untuk swasembada pangan. (k dicari dengan rumus)
Keterangan: k=
Konsumsi Fisik Minimum
(BPS,
2016).
Hasil
(KFM) dihitung kebutuhan beras
produktivitas
sebesar 151,2 kg/org/thn. Produksi
bandingkan dengan nilai tekanan
beras rata-rata dikonversikan dari
penduduk
untuk
pada ke beras sebesar 68 %. Nilai
pengaruh
terkanan
α, dipergunakan sebagai indikator
terhadap produktivitas padi yang
kemampuan lahan tanaman padi
ada. Pengaruh antara
terhadap jumlah penduduk di satu
penduduk dengan produktivitas,
wilayah.
Kriteria
nilai
α,
jika
nilai
kemudian
di
mengetahui penduduk
tekanan
tekanan
penduduk
dimasukkan pada standar evaluasi
rendah maka nilai produktivitas
sebagai berikut:
pertanian akan tinggi begitu pula
α>1 berarti
wilayah
sebaliknya
jika
mampu swasembada pangan
penduduk
tinggi
dalam
jumlah
produktivitas pertanian menjadi
bawah
rendah.
arti
penduduknya
di
tersebut
jumlah penduduk optimal α<1 berarti
wilayah
tersebut
tidak mampu swasembada panag dalam arti jumlah penduduknya melampaui
telah jumlah
penduduk optimal α=1 berarti
wilayah
tersebut
memiliki daya dukung yang optimal
panen
Nilai produktivitas lahan (padi) diperoleh dari banyaknya jumlah produksi padi dibagi dengan luas
nilai
tekanan
maka
nilai
HASIL DAN PEMBAHASAN Tekanan
Penduduk
Terhadap
Lahan Pertanian Kota Padang
Tabel 2. Perhitungan Tekanan Penduduk Terhadap Lahan Pertanian Kota Padang N o 1
Kecamatan
Bungus Teluk Kabung 2 Lubuk Kilangan 3 Lubuk Begalung 4 Padang Selatan 5 Padang Timur 6 Padang Barat 7 Padang Utara 8 Nanggalo 9 Kuranji 10 Pauh 11 Koto Tangah
Nilai Tekanan Penduduk (TP) 2,24 3,34 5,47 87,64 8,48 0 55,47 3,95 4,78 4,72 12,48
Klasifikasi Tinggi
Daya Dukung Lahan Pertanian Tabel 3.Daya Dukung Lahan Kota Padang Tahun 2015 Kecamatan
Daya Dukung Lahan (α)
Bungus Teluk Kabung
3,73
Tinggi
Lubuk Kilangan
1,05
Tinggi
Lubuk Begalung
0,37
Tinggi
Padang Selatan
0,01
Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
Padang Timur
0,08
Sumber: Pengolahan Data Sekunder, Kota Padang Dalam Angka, 2015 Berdasarkan tabel 2 di atas
Padang Barat
-
Padang Utara
0,01
Nanggalo
0,31
Kuranji
1,68
Pauh
1,81
Koto Tangah
0,85
Klasifikasi Mampu swasembada pangan Mampu swasembada pangan Tidak mampu swasembada pangan Tidak mampu swasembada pangan Tidak mampu swasembada pangan Tidak mampu swasembada pangan Tidak mampu swasembada pangan Mampu swasembada pangan Mampu swasembada pangan Tidak mampu swasembada pangan
Sumber: Pengolahan Data Sekunder, Kota Padang Dalam Angka, 201
dapat dilihat bahwa tekanan penduduk Hasil perhitungan daya dukung
terhadap lahan pertanian di Kota Padang sudah melebihi ambang batas
lingkungan
di
(TP>1) artinya jumlah penduduk yang
menunjukan
bahwa
ada sudah melebihi daya dukung lahan
dukung
untuk mencukupi kebutuhan bahan
Padang tahun 2015 adalah 0,60 yang
pangan. Hal ini dibuktikan dengan
berarti (<1). Hal ini berarti Kota
tekanan penduduk untuk Kota Padang
Padang memiliki daya dukung lahan
didapatkan angka sebesar 2,50 (TP>1)
yang sudah rendah. Variasi nilai daya
yang tergolong tinggi.
dukung lahan pertanian dipengaruhi juga
lahan
oleh
Kota tingkat
pertanian
beberapa
Padang
di
faktor
daya Kota
salah
satunya adalah letak dari Kota Padang tersebut. Kota Padang yang merupakan
ibukota Sumatera Barat yang menjadi
Pengaruh
pusat dari kota-kota yang ada di
Terhadap Lahan Pertanian Terkait
Sumatera Barat. Hal ini menyebabkan
Produktivitas Kota Padang
Kota
Tabel 4.Pengaruh Tekanan Penduduk Terhadap Lahan Pertanian Terkait Produktivitas Kota Padang
Padang
menjadi
pusat
pertumbuhan. Wilayah ini menjadi devisit beras karena produksi padi yang
sedikit
sempitnya
disebabkan
lahan
pertanian
makin yang
Nilai Tekanan Pendudu k (TP)
berubah menjadi lahan non pertanian. Beberapa kecamatan di Kota Padang yang memiliki daya dukung lahan
(>1)
yaitu,
Bungus
Tinggi (>1)
Teluk
Tekanan
Produktivitas Tinggi (>1) Bungus Teluk Kabung Lubuk Kilangan Nanggalo Kuranji Pauh
Kabung 3,73, Lubuk Kilangan 1,05, Kuranji 1,68, Pauh 1,81 yang berarti
Sedang (=1)
Kecamatan
Rendah (<1)
tersebut
mampu
swasembada pangan dalam arti jumlah penduduknya
di
bawah
jumlah
penduduk optimal. Sedangkan daya dukung lahan (<1)
yaitu, Lubuk
Begalung 0,37, Padang Selatan 0,01, Padang Timur 0,08, Padang Utara 0,01, Nanggalo 0,31, Koto Tangah 0,85, yang berarti Kecamatan tersebut tidak mampu swasembada pangan dalam arti jumlah penduduknya telah melampaui jumlah penduduk optimal.
Penduduk
Opti mal (=1)
Rendah (<1) Lubuk Begalung Padang Selatan Padang Utara Koto Tangah Padang Timur
Sumber: Pengolahan Data Sekunder, Kota Padang Dalam Angka, 2016 Pengaruh tekanan penduduk terhadap produktivitas adalah jika nilai tekanan penduduk rendah maka nilai produktivitas pertanian akan tinggi begitu pula sebaliknya jika nilai tekanan
penduduk
tinggi
maka
produktivitas pertanian akan rendah. Berdasarkan Tabel 4 di atas dapat dilihat bahwa Bungus Teluk Kabung, Lubuk Kilangan, Nanggalo, Kuranji
dan
Pauh
memilki
nilai
tekanan penduduk (TP) tinggi namun
juga memiliki nilai produktivitas yang
2015 adalah 0,60 yang berarti (α<)
tinggi juga. Lubuk Begalung, Padang
Hal
Selatan, Padang Utara, Padang Timur
memiliki daya dukung lahan yang
dan Koto Tangah memiliki nilai
masih rendah.
produktivitas rendah dan memiliki
ini
berarti
3. Pengaruh
Kota
Tekanan
Padang
Penduduk
nilai tekanan penduduk rendah pula.
Terhadap Lahan Pertanian Terkait
Dapat
sebelas
Produktivitas Kota Padang tahun
kecamatan di Kota Padang hanya lima
2015 adalah 0,50 yang berarti tinggi
Kecamatan
(<1) artinya tidak dapat memenuhi
disimpulkan
dari
yang
memilki
produktivitas tinggi, jika dilihat dari
swasembada
pangan
daya dukung lahannnya juga tergolong
penduduknya. Hal ini disebabkab
tinggi.
oleh
tingginya
bagi
tingkat
tekanan
penduduk sedangkan produktivitas yang dihasilkan tidak seimbang
KESIMPULAN Berdasarkan
uruaian
pada
dengan jumlah penduduk yang ada.
deskriptif data dan pembahasan data diatas
dapat
diambil
kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA Badan Statistik Kota Padang
bahwa: 1. Variasi
Tekanan
Penduduk
Dalam Angka 2016. Harianto,
penduduk terhadap lahan pertanian di Kota Padang tahun 2011-2015 adalah 2,50, artinya tinggi (TP>1) yang
artinya
penduduk
terjadi
tekanan
melebihi
batas
2. Daya Dukung Lahan Pertanian Kota Padang menunjukan bahwa daya
2002.
Biaya
lingkungan yang terabaikan dalam kebijakan
ketahanan
pangan.
Prosiding Seminar Tekanan Penduduk, Degradasi Lingkungan dan Ketahanan Pangan. Bogor, 1 Mei 2002. Bogor:
kemampuan lahan.
tingkat
K.
dukung
lahan
pertanian di Kota Padang tahun
Pusat
Studi
Pembangunan
Pusat
Penelitian Institut PertanianBogor. Sartohadi Evaluasi
potensi
J,
P.
F.
2008.
degradasi
lahan
dengan
meng
kemampuan
gunakan
lahan
dan
analisa tekanan
penduduk terhadap lahan pertanian di KecamatanKokap Kabupaten Kulon Progo. Forum Geografi, 1-12. Soehartono,
Irawan.
1999.
Metode Penelitian Sosial. Remaja Rosda Karya, Bandung.
Soemarwoto, Analisis
Otto.
Mengenai
2009. Dampak
Lingkungan. Yogyakarta: UGM Press. Sugiyono.
2007.
Penelitian
Pendidikan
Kuantitatif,
Kualitatif,
Bandung: ALFABETA
Metode Pendekatan
dan
R&D.