ANALISIS SISTEM PEMELIHARAAN PERALATAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT KOTA MEDAN
TESIS
Oleh SITI RAHMAH 037 012 021/AKK
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
ANALISIS SISTEM PEMELIHARAAN PERALATAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT KOTA MEDAN
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (Mkes) Dalam Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh SITI RAHMAH 037 012 021/AKK
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Judul Tesis
Nama Mahasiswa Nomor Pokok Program Studi Konsentrasi
: ANALISIS SISTEM PEMELIHARAAN PERALATAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT KOTA MEDAN : Siti Rahmah : 037012021 : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof.dr. Burhanuddin Nasution, Sp.Pk (K) Ketua
Ketua Program Studi,
(Dr. Drs. Surya Utama, MS)
(Dra. Elly Zahara, Apt. MARS) Anggota
Direktur,
(Prof.Dr.Ir.T. Chairun Nisa B, MSc)
Tanggal Lulus : 24 Juni 2008
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Telah diuji Pada tanggal : 24 Juni 2008
PANITIA PENGUJI TESIS Ketua
: Prof. dr. Burhanuddin Nasution, Sp.PK(K)
Anggota
: 1. Dra. Elly Zahara, Apt. MARS 2. Dr. Dra. Ida Yustina, MSi 3. dr. Fauzi, SKM
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
PERNYATAAN
ANALISIS SISTEM PEMELIHARAAN PERALATAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT KOTA MEDAN
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah dituliskan atau diterbitkan oleh lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Medan,
Juni 2008
( Siti Rahmah )
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
ABSTRAK
Peralatan kesehatan merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pelayanan Kesehatan yang berkesinambungan perlu didukung dengan peralatan yang selalu dalam kondisi siap pakai serta dapat difungsikan dengan baik. Derajat kesehatan masyarakat perlu ditingkatkan melalui pelayanan kesehatan yang berkualitas. Salah satunya melalui upaya penyediaan alat kesehatan yang baik, aman dan laik pakai. Agar peralatan kesehatan selalu dalam kondisi baik, aman dan laik pakai, diperlukan pemeliharaan preventif meliputi pemeliharaan berkala dan pelaksanaan pengujian dan kalibrasi. Menurut data dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Medan, jumlah rumah sakit yang mengalibrasi alat kesehatanya pada tahun 2005 sebanyak 5 rumah sakit atau 10% dan tahun 2006 sebanyak 12 rumah sakit atau 24%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan sistem pemeliharaan peralatan kesehatan di rumah sakit kota Medan, yang selanjutnya disesuaikan dengan peraturan, ketentuan atau standar dari Departemen Kesehatan. Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif dilakukan dengan sampel penelitian sebanyak 30 rumah sakit. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara proportional stratified systematic sampling berdasarkan strata kelas rumah sakit , analisis data dilakukan dengan univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar rumah sakit belum melaksanakan pemeliharaan alat kesehatan dengan baik yaitu sebanyak 26 rumah sakit atau 86,7%, sedangkan rumah sakit yang melakukan pengujian dan kalibrasi beberapa peralatan kesehatannya, atau yang mempunyai laporan dan sertifikat kalibrasi dalam kurun waktu 2005 – 2007 sebanyak 10 rumah sakit atau 33,3%. Diharapkan kepada Penanggung jawab peralatan kesehatan rumah sakit, agar dapat meningkatkan pengawasannya terhadap petugas administrasi peralatan, operator alat, dan teknisi peralatan kesehatan, agar supaya pelaksanaan sistem pemeliharaan peralatan kesehatan dapat dilaksanakan dengan baik.
Kata kunci : Sistem Pemeliharaan Alat Kesehatan, Pengujian dan Kalibrasi.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
ABSTRACT
Health equipment is one of the factor that play an important role in organizing health service need to be supported with the equipment which in always in standby condition and can be functioned well. The level of community health needs to be improved through a qualified health service. One of the ways to achieve a qualified health services is by the providing good, safe and useable health equipment. In order to keep the health equipment in good, safe and useable condition, a preventive maintenance including the implementation of periodical maintenance and test and calibration is needed. According to the data received from the Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Medan (Medan Health Facility Safety Bureau), only five hospitals (10)% in 2005 and twelve hospitals (24%) in 2006, had their health equipment calibrated. The purpose of this descriptive study is to examine the implementation of health equipment maintenance applied in the hospitals in Medan whether or not it has been adjusted to the regulation, decision or standard determined by the Department of Health. The samples for this study are 30 hospitals which where selected throught proportional stratified systematic sampling technique base on the hospital class. The obtained were analyzed through the univariate analysis. The result of this study shows that, generally hospitals (26 hospitals) or 86,7% have not maintained their health equipment well. From 2005 to 2007, there were only 10 hospitsls (33,3%) which have got the reports or certificate stating that their health equipment has been tested and calibrated . It is suggested that those who are responsible for the savety of the hospital equipment improve the control on the equipment administrator, equipment, operators, and health equipment technicians in order that implementation of health equipment maintenance system can be done well.
Key words : Health Equipment Maintenance System, Test and Calibration.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala Rahmat dan Karunia-Nya serta bimbingan dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Magister Kesehatan pada program studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, dengan judul “Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan di Rumah Sakit kota Medan”. Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi tingginya kepada Bapak Prof.dr. Burhanuddin, Sp.PK(K) selaku ketua Komisi Pembimbing serta Bapak Ir.Torang Panyusunan Batubara, MARS, MMR dan Ibu Dra. Elly Zahara, Apt. MARS selaku anggota komisi Pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan fikiran dalam membimbing mulai dari penyusunan proposal hingga selesai penulisan tesis ini, demikian juga penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr.Dra.Ida Yustina MSi dan Bapak dr. Fauzi SKM atas kesediaan waktu, tenaga dan fikiran sebagai Tim penguji tesis ini. Dalam penyelesaiaan pendidikan dan penulisan tesis ini banyak pihak telah membantu penulis dengan tulus dan ikhlas, untuk itu penulis menyampaikan terimakasih kepada :
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
1. Ibu Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B, MSc selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Dr.Drs. Surya Utama, MS selaku Ketua Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana USU. 3. Ibu Dr.Dra.Ida Yustina MSi, selaku Sekretaris Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana USU. 4. Seluruh Direktur dan staf rumah sakit yang turut berpartisipasi dalam penulisan tesis ini. 5. Ibu Minaria, SE. MKes, selaku .Kepala BPFK Medan beserta seluruh stafnya, yang memberikan kesempatan dan waktu kepada penulis untuk mengambil data. 6. Seluruh Dosen dan staf Administrasi Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana USU. 7. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana USU tahun 2003, serta semua pihak yang telah memberikan sumbangan pikiran dan dorongan dalam menyelesaikan tesis ini.. 8. Almarhum suami tercinta Ir. H.Suryanto, yang telah memberikan izin kuliah dan dorongan untuk menyelesaikan penulisan tesis ini, serta anakanak tercinta Dzia Ur Ridha, Luqmanul Hakim dan Avisienna yang telah banyak
membantu,
memberikan
pengertian
serta
pendidikan dan penyelesaian tesis ini.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
doanya
selama
Penulis berharap tesis ini dapat bermanfaat bagi rumah sakit, Dinas Kesehatan kota Medan dan bagi penelitian selanjutnya. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan oleh karena itu penulis mengharapkan kriik dan saran yang bermanfaat untuk perbaikan tesis ini.
Medan,
Juni 2008
Penulis
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
RIWAYAT HIDUP
Nama
: SITI RAHMAH
Tempat / Tanggal Lahir : Bogor, 28 Desember 1949 Agama
: Islam
Status
: Janda
Alamat
: Jl. Sidodadi No. 22A LK. VII Kel. Deli Tua Kecamatan Deli Tua, Kabupaten Deli Serdang
RIWAYAT PENDIDIKAN Tahun 1961
: Lulus SR Negeri no 23 Bogor
Tahun 1964
: Lulus SMP Taman Siswa Bogor
Tahun 1968
: Lulus STM Negeri Bogor
Tahun 1975
: Lulus Akademi Teknik Rontgen, Depkes RI. Jakarta
Tahun 1999
: Lulus Fakultas Tenik Elektro UPMI Medan
Tahun 2003
: Lulus Akta IV Universitas Medan
RIWAYAT PEKERJAAN Tahun 1976 - 1982
: Staf Sub. Dit. Instalasi Kesehatan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Tahun 1982 - 1994
: Staf Seksi Instalasi Kesehatan, Bidang Yankes. Kanwil Depkes RI. Prop. Sumatera Utara
Tahun 1994 – 2000
: Staf Seksi Instalasi Kesehatan, Bidang Regdit. Kanwil Depkes RI. Prop. Sumatera Utara
Tahun 2000 - 2005
: Kepala Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Medan Departemen Kesehatan RI.
Tahun 2006 - sekarang : Tenaga Pengajar Akademi Teknik Rontgen Yayasan Amal Bhakti Medan
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ...................................................................................................... i ABSTRACT..................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... vi DAFTAR ISI .................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix DAFTAR GAMBAR........................................................................................ x DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xi DAFTAR ISTILAH ......................................................................................... xii BAB 1. 1.1. 1.2. 1.3. 1.4.
PENDAHULUAN .......................................................................... Latar Belakang ................................................................................. Permasalahan .................................................................................... Tujuan Penelitian ............................................................................. Manfaat Penelitian...........................................................................
1 1 6 6 6
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 2.1. Manajemen Pemeliharaan Peralatan Kesehatan ............................. 2.1.1. Dokumentasi ......... ......................................................................... 2.1.2. Pengoperasian ................................................................................. 2.1.3. Pemeliharaan .................................................................................. 2.2. Peralatan Kesehatan........................................................................ 2.3. Pengukuran Pengujian dan Kalibrasi Peralatan Kesehatan............ 2.4. Biaya Pemeliharaan Alat Kesehatan................................................ 2.5. Tugas dan Fungsi BPFK Medan ..................................................... 2.6. Prosedur Pelayanan Kalibrasi.......................................................... 2.7. Teknisi dan Alat Ukur Kalibrasi...................................................... 2.8. Prosedur Tetap Pengujian / Kalibrasi Alat Kesehatan..................... 2.9. Penelitian Terdahulu ....................................................................... 2.10. Landasan Teori ............................................................................... 2.11. Kerangka Konsep ............................................................................
8 8 8 9 10 13 15 16 17 18 19 20 21 22 23
BAB 3. METODE PENELITIAN ............................................................... 3.1. Jenis Penelitian ................................................................................ 3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian .......................................... 3.3. Populasi dan Sampel ...................................................................... 3.4. Metoda Pengumpulan Data ............................................................. 3.5. Definisi Operasional ....................................................................... 3.6. Metoda Pengukuran ........................................................................ 3.6.1. Unsur Input ....................................................................................
24 24 24 24 27 27 29 29
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
3.6.2. Unsur Proses / Pelaksanaan .............................................................. 31 3.6.3. Unsur Output / Kinerja...................................................................... 32 3.7. Metoda Analisis Data ....................................................................... 33
BAB 4. HASIL PENELITIAN.... ................................................................ 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................................. 4.2. Deskripsi KarakteristikResponden .................................................. 4.3. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................... 4.3.1. Input Sistem Pemeliharaan................................................................ 4.3.2. Proses/Pelaksanaan Sistem Pemeliharaan...................................... . 4.3.3. Output/Kinerja Sistem Pemeliharaan .............................................
34 34 35 36 36 40 41
BAB 5. PEMBAHASAN.............................................................................. 5.1. Input Sistem Pemeliharaan............................................................. 5.1.1. Sumber Daya Manusia.................................................................... 5.1.2. Dana / Biaya .................................................................................. . 5.1.3. Sarana ....................................................................................... ...... 5.1.4. Pedoman ...................................................................................... ... 5.2. Proses/Pelaksanaan Sistem Pemeliharaan........................................ 5.2.1. Inventaris Peralatan........................................................................... 5.2.2. Jadwal Pemeliharaan......................................................................... 5.2.3. Pelaksanaan Pemeliharaan................................................................ 5.3. Output / Kinerja Sistem Pemeliharaan.............................................. 5.3.1. Kartu Pemeliharaan dan Laporan Kerja............................................ 5.3.2. Laporan Pengujian dan Kalibrasi.................. ...................................
47 47 47 50 51 53 56 56 58 60 60 60 61
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 64 6.1. Kesimpulan ....................................................................................... 64 6.2. Saran ................................................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 67
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
DAFTAR TABEL
Nomor 1
3.1.
Judul
Halaman
Daftar Nama Rumah Sakit yang Mengalibrasi Peralatan Kesehatannya di Medan dari Tahun 2002 s/d Tahun 2006 ................
5
Tabel Kerja Menghitung Nh, Wh, Ph, dan Besar Sampel tiap Kelompok............................................................................................
26
4.1.
Karakteristik Responden Menurut Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Masa Kerja, Tugas dalam Bidang Alkes/Jabatan, Lama Tugas, dan Tempat Tugas................................................................................ 35
4.2.
Distribusi Kategori Tenaga Teknisi Pemelihara Alat Kesehatan.......
37
4.3.
Distribusi Kategori Dana Pemelihara Alat Kesehatan.......................
37
4.4.
Distribusi Kategori Sarana Pemelihara Alat Kesehatan....................
38
4.5.
Distribusi Kategori Pedoman (Dokumen, Protap Pengoperasian, Dan Protap Pemeliharaan)................................................................
39
Distribusi Kategori Pelaksanaan Sistem (Membuat Inventaris Alat, Membuat Jadwal, dan Pelaksanaan Pemeliharaan Alat)...................
41
Distribusi Kategori Kinerja (Kartu Pemeliharaan / Laporan Kerja Pemeliharaan, dan Laporan Kalibrasi Alat Kesehatan)....................
42
Data Output Pelaksanaan Sistim Pemeliharaan Peralatan Kesehatan di Rumah Sakit Kota Medan tahun 2005 - 2007.............................
43
4.6.
4.7.
4.8.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul
Halaman
1.
Kriteria Pemeliharaan .......................................................................... 13
2.
Kerangka Konsep ............................................................................... 23
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
DAFTAR LAMPIRAN Nomor
Judul
Halaman
1.
Daftar Pertanyaan Penelitian.............................................................
69
2.
Formulir Cek List .............................................................................
72
3.
Hasil Rekap Unsur Input, Proses, dan Output Sistm Pemeliharaan Peralatan Kesehatan ..........................................................................
74
4.
Daftar Nama Rumah Sakit di kota Medan ........................................
75
5.
Daftar Nama Rumah Sakit yang menjadi Sampel Penelitian ............ 77
6.
Protap Pelayanan Kalibrasi Alat Kesehatan ......................................
7.
Kemampuan Pelayanan Kalibrasi BPFK Medan tahun 2006 ............ 80
8.
Daftar Alat yang wajib diuji dan dikalibrasi ....................................
9.
Prosedur Tetap Pengujian & Kalibrasi Alat ECG.............................. 83
10.
Daftar Peralatan Kerja untuk pemeliharaan peralatan Listrik dan Peralatan Kesehatan (Elektromedik).................................................. 87
11.
Prosedur Tetap Pengoperasian alat ECG. ........................................... 88
12.
Prosedur Tetap Pemeliharaan alat ECG .............................................. 89
13.
Formulir Inventaris Alat kesehatan (Elektromedik) ............................ 90
14.
Kartu Pemeliharaan Alat Kesehatan .................................................... 91
15.
Lembar Laporan Pemeliharaan (Preventif) ......................................... 92
16.
Nilai Ambang batas Pada Keselamatan Listrik Nilai Penyimpangan yang Diizinkan pada Keluaran Kinerja ................................................ 93
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
78
81
DAFTAR ISTILAH Akurasi (accuracy) = ketelitian, kecermatan, ketepatan. Andal, handal = dapat dipercaya ATEM = Akademi teknik Elektromedik Bahan pemeliharaan (consumable parts for maintenance) adalah komponen yang mempunyai usia pakai tertentu digunakan untuk keperluan pemeliharaan (contoh : filter, oli, vaselin, belt). IPSRS = Instalasi Sarana dan Prasarana Rumah Sakit. Kalibrasi adalah suatu kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional penunjukkan suatu instrumen ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukurnya yang tertelusur (treaceble) ke standar nasional atau internasional. Operating manual adalah buku yang berisi petunjuk mengenai pengoperasian alat sesuai dengan prosedur yang benar. Service manual adalah buku yang berisi petunjuk cara pemeliharaan alat sesuai dengan prosedur yang benar. Wiring / Schematic diagram adalah gambar hubungan listrik atau perkabelan antara masing-masing komponen / bagian alat. Pengukuran adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui ”besaran fisis” dari suatu alat. Laik pakai adalah suatu kondisi alat kesehatan yang telah memenuhi persyaratan, fisik baik, norma keselamatan kerja, keandalan keluaran dan memiliki ijin operasional yang dikeluarkan oleh instansi berwenang. Uji coba adalah pengujian alat yang dilakukan setelah uji fungsi, yaitu pengujian dengan dicobakan beban sebenarnya. Uji fungsi adalah pengujian alat secara keseluruhan, melalui uji bagian-bagian alat dengan kemampuan maksimum (secara teknis saat itu) tanpa beban sebenarnya, sehingga dapat diketahui apakah secara keseluruhan suatu alat dapat dioperasikan dengan baik.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Uji kinerja (performance test), adalah pengujian alat untuk mengetahui kemampuan keluaran sesuai dengan kondisi pemakaian. Sertifikat kalibrasi adalah tanda dan atau keterangan bahwa suatu alat telah memenuhi kriteria kalibrasi.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Peralatan kesehatan merupakan salah satu faktor yang memegang peranan
penting dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pelayanan kesehatan yang berkesinambungan perlu didukung dengan peralatan yang selalu dalam kondisi siap pakai serta dapat difungsikan dengan baik (Depkes, 2001). Peralatan kesehatan yang aman, akurat dan handal sangat diperlukan untuk mendukung pelayanan medik prima kepada masyarakat agar visi Departemen Kesehatan, yaitu Indonesia sehat 2010 dapat terwujud. Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan pasal 39 berbunyi : Pemerintah melindungi masyarakat dari adanya alat kesehatan yang tidak memenuhi keamanan, mutu dan manfaat. Alat kesehatan yang dimaksud adalah instrument, apparatus, mesin yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit serta memulihkan kesehatan kepada manusia dan atau untuk membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh. Penggunaan alat-alat medik yang berteknologi oleh rumah sakit secara signifikan terlihat semakin bertambah jumlahnya baik dalam hal jenisnya maupun dalam hal
variasinya.
Oleh
karena
itu
Departemen
Kesehatan
berupaya
menyempurnakanan peraturan-peraturan yang berkenaan dengan pengadaan peralatan kesehatan, yang antara lain menganjurkan kepada pihak rumah sakit atau pembeli alat agar pada setiap pengadaan / pembelian alat kesehatan mencantumkan
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
syarat
pelaksanaan pengujian dan kalibrasi oleh perusahaan penjual terhadap alat kesehatan yang baru dibeli sebelum diserahkan kepada pembeli, sehingga alat kesehatan yang sudah dibeli dapat digunakan dengan baik, aman, dan laik pakai. Penyempurnaan peraturan pengadaan khusus alat kesehatan tersebut disebabkan pengalaman yang telah terjadi selama ini seperti adanya kasus alat kesehatan yang masih baru tidak dapat digunakan padahal alat kesehatan tersebut sangat diperlukan untuk menunjang pelayanan kesehatan, dan dana yang dikeluarkan untuk pembelian alat kesehatan tersebut cukup mahal. Menurut penelitian Janahar (1991) tentang tentang Sistem Monitoring Efek Pengamanan Alat Kesehatan, alat kesehatan yang bermasalah 63 persen, sedangkan alat kesehatan yang rusak 10 persen. Pada penelitian tersebut dilaporkan bahwa peralatan kesehatan yang seringkali mengalami kerusakan misalnya tensimeter sering macet waktu dipakai, akibatnya hasil yang didapat tidak tepat sehingga akan mempengaruhi pemberian obat. Alat bedah listrik kadang kadang menyebabkan kulit terbakar waktu digunakan selama operasi. Alarm dan signal pada alat bantu pernafasan terganggu akibat perubahan tegangan. Elektrokardiograf yang tidak pernah dilakukan kalibrasi hasilnya sukar dipercaya. Contoh lain yang ada di bagian radiologi, alat ultrasonograf baru 6 bulan dipakai gambarnya sudah tidak jelas lagi. Kasus-kasus tersebut terjadi karena pada umumnya selama ini rumah sakit membeli atau menerima peralatan kesehatan dengan hanya melihat fisiknya dalam keadaan baik, spesifikasinya lengkap dan dapat berfungsi dengan baik, padahal penunjukannya atau kinerja dari peralatan tersebut belum
tentu sesuai dengan
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
keadaan yang sebenarnya. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian terhadap peralatan kesehatan yang baru dibeli meliputi tahapan uji fungsi, uji coba dan pengukuran unjuk kerja dan keamanan alat kesehatan tersebut. Demikian juga dalam upaya mempertahankan fungsi dan keandalannya diperlukan pemeliharaan dan pengalibrasian / peneraan
secara terprogram yang
berkesinambungan untuk
mendukung jaminan mutu pelayanan kesehatan. Undang-undang Republik Indonesia nomor 2 tahun 1981 tentang Metrologi Legal (UUML) yang dalam penjelasan pembukaannya berbunyi sebagai berikut : “Pengaturan tentang Metrologi menjadi semakin penting karena tertib ukur, disegala bidang menyangkut juga segi keamanan bagi manusia sendiri, antara lain dosis obatobatan, penyinaran, pengukuran tekanan darah, suhu manusia, suara, polusi, pengukuran dalam navigasi dan lain sebagainya”. Hal ini berarti dengan sangat jelas dinyatakan bahwa alat-alat ukur kesehatan merupakan alat ukur yang “WAJIB DITERA DAN DITERA ULANG”, dijamin kebenarannya dan memiliki kepastian aspek legalitas dan perlindungan hukumnya. Undang-undang nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan konsumen pasal 4 berbunyi : Hak konsumen adalah hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan atau jasa.
Jasa dalam hal ini termasuk jasa
pelayanan yang dilakukan di rumah sakit. Kasus-kasus mengenai kegagalan diagnosa dan pengobatan suatu penyakit oleh tenaga medis (dokter) akhir-akhir ini sering terjadi, hal ini kemungkinan dapat terjadi akibat alat yang digunakan tidak pernah dikalibrasi atau diuji kehandalannya.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Berkaitan dengan tuntutan global yaitu adanya ISO 9000 series, maka diperlukan pengujian dan kalibrasi alat kesehatan secara berkala, unsur pemeriksaan dan pengujian ini merupakan salah satu unsur sistim mutu ISO 9000 yang wajib dipenuhi oleh rumah sakit atau suatu perusahaan. Derajat kesehatan masyarakat perlu ditingkatkan melalui pelayanan kesehatan yang berkualitas. Salah satunya melalui upaya penyediaan alat kesehatan yang baik, aman dan laik pakai. Agar peralatan kesehatan selalu dalam kondisi baik, aman dan laik pakai, diperlukan pemeliharaan preventif termasuk pengujian dan kalibrasi. Berdasarkan data pelayanan kalibrasi di Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Medan jumlah rumah sakit di kota Medan yang mengalibrasi alat kesehatannya pada tahun 2002 sebanyak 15 rumah sakit (30%) tahun 2003, 2004 dan 2005 masing-masing sebanyak 5 rumah sakit (10%) dan tahun 2006 sebanyak 12 Rumah Sakit (24%), dari jumlah rumah sakit yang ada di kota Medan sebanyak 50 rumah sakit, dari data tersebut jumlah rumah sakit yang mengalibrasi peralatannya masih rendah yaitu dibawah 50 %. Dalam kurun waktu 5 tahun mulai tahun 2002 sampai dengan 2006 kegiatan kalibrasi peralatan kesehatan di Medan, terdapat 1 rumah sakit yang mengalibrasi peralatan kesehatannya sebanyak 5 kali dan 1 rumah sakit. mengalibrasi 4 kali atau masing-masing 4,35% dari 23 rumah sakit , 3 rumah sakit mengalibrasi 3 kali atau 13,04%, 6 rumah sakit mengalibrasi 2 kali atau 26,08% dan 13 rumah sakit mengalibrasi peralatannya 1 kali atau 56,52%, sebagaimana terlihat pada Tabel 1.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Tabel 1. Daftar nama rumah sakit di kota Medan yang mengalibrasi peralatan kesehatannya dari tahun 2002 - 2006 NAMA RUMAH SAKIT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Thn 2002
RS. Adam Malik RS. Haji Medan RS. St. Elisabeth Medan RS. Sundari RS. Herna RS.Martha Friska RS.PTPN II. Tembakau Deli RS.Islam Malahayati RS.Advent Medan RS. Methodis Medan RS. Materna RS. Permata Bunda RS. Estomihi RS. Melati RS. Wulan Windi RS. Sri Ratu RS. Maya Sari RS. Sarah RSK Rasyida RS Imelda RSU. Dr. Pirngadi RS. Gleneagles RS. Sari Mutiara Jumlah
Thn 2003
V V V V
Thn 2004 V
V
V
V
V
Thn 2005 V V V V
V V V V V V V V V
V V V V
V V V V
V V V
Thn 2006
V
V V V
V V
15
5
5
5
V V V 12
Jumlah (kali) 3 2 5 3 2 1 2 1 4 2 3 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 xxxxx
Sumber BPFK Medan
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada umumnya rumah sakit tidak mengalibrasi peralatan kesehatan setiap
tahunnya
sebagaimana dianjurkan
permenkes 363/MENKES/PER/1998 tentang Pengujian dan kalibrasi alat kesehatan pada sarana pelayanan kesehatan.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
1.2.
Permasalahan Sebagaimana telah diuraikan pada latar belakang diatas, dapat disimpulkan
bahwa jumlah pemakai jasa pelayanan kalibrasi alat kesehatan rumah sakit relatif masih sedikit dibandingkan dengan jumlah rumah sakit yang ada di Medan yaitu di bawah 50 %.
Keadaan ini dapat mempengaruhi jaminan keamanan dalam
pemanfaatan peralatan kesehatan dan tingkat mutu pelayanan kesehatan rumah sakit di kota Medan. Rumusan masalah perlu diketahui adalah : Bagaimana pelaksanaan sistem pemeliharaan peralatan kesehatan dapat diselenggarakan dengan baik oleh rumah sakit di kota Medan, sehingga peralatan kesehatan selalu dalam kondisi baik dan laik pakai, dan faktor apa yang menjadi kendala dalam penyelenggaraan sistem pemeliharaan peralatan kesehatan di rumah sakit.
1.3.
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan sistem
pemeliharaan peralatan kesehatan di rumah sakit kota Medan.
1.4.
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Pimpinan dan staf bagian administrasi atau tata usaha rumah sakit untuk dapat memperhatikan lebih baik lagi serta ikut serta dalam menangani sistem pemeliharaan peralatan kesehatan khususnya dalam segi administrasi peralatan kesehatan.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
2. Operator alat kesehatan untuk dapat melaksanakan tugas pengoperasian alat kesehatan dengan baik sesuai prosedur tetap pengoperasian alat. 3. Teknisi alat kesehatan untuk dapat melaksanakan tugas pemeliharaan alat kesehatan dengan baik sesuai jadwal pemeliharaan yang telah dibuat. 4. Penanggung jawab alat untuk dapat meningkatkan pengawasannya terhadap pelaksanaan sistem pemeliharaan alat kesehatan. 5. Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Manajemen Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Manajemen Pemeliharaan Peralatan Kesehatan merupakan suatu sistem
rancangan yang disusun untuk membantu personil biomedic rumah sakit dan atau teknisi rumah sakit dalam mengembangkan, memonitor dan mengatur (manage) pemeliharaan
peralatan
kesehatan
(American
Hospital
Association,
1996).
Pelaksanaan manajemen pemeliharaan peralatan kesehatan, yang selanjutnya dalam penelitian ini disebut sebagai sistem pemeliharaan peralatan kesehatan, meliputi pekerjaan dokumentasi, pengoperasian, dan pemeliharaan.
2.1.1.
Dokumentasi Dokumentasi disini adalah dokumen pemeliharaan (POPPK, Depkes, 2001),
yang terdiri dari dokumen teknis dan data atau laporan hasil pemeliharaan. Dokumen teknis peralatan yaitu dokumen yang menyertai peralatan pada waktu pengadaannya, meliputi: brosur, installation manual, installation report, operating manual, service manual, yang mencakup schematic diagram, part list, recommended parts, Prosedur tetap pengoperasian, prosedur tetap pemeliharaan dan sertifikat kalibrasi juga merupakan dokumen teknis. Data atau hasil pemeliharaan yaitu dokumen yang berisi data yang berhubungan dengan kegiatan pemeliharaan peralatan meliputi inventaris peralatan,
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
yang berisi data setiap peralatan yang dimiliki rumah sakit, disertai aspek teknis, yaitu nama alat, merk, model/type, tahun pembelian, nama perusahaan
yang
mengageninya, apakah mempunyai operating manual dan service manual, kalau tidak memilikinya maka perlu diusahakan kepada agen atau instansi lainnya agar dapat dipenuhi, berapa jumlahnya alat yang type/modelnya sama. Selain Inventaris peralatan, setiap peralatan mempunyai kartu pemeliharaan alat, catatan pemeliharaan alat, dan pelaporan dan evaluasi.
2.1.2.
Pengoperasian Operasionalisasi peralatan kesehatan harus didukung dan memenuhi berbagai
aspek, yaitu : a. Alat dalam keadaan laik pakai berfungsi dengan baik dan aman digunakan. b. Aksesori alat lengkap dan baik. c. Ruangan pelayanan memenuhi syarat untuk menunjang pengoperasian alat d. Prasarana listrik, air, gas dan lain-lain memadai. e. Sumber daya manusia (SDM) siap. f. Bahan operasional tersedia. g. Prosedur tetap pelayanan tersedia, dipahami dan dilaksanakan. h. Prosedur tetap pengoperasian tersedia, dipahami dan dilaksanakan.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Untuk menjamin operasionalisasi peralatan kesehatan,maka aspek-aspek tersebut diatas perlu diupayakan keberadaannya. (Depkes, 2001) Operasionalisasi peralatan dalam menunjang penyelenggaraan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat, memerlukan prosedur yang baku mengenai pengoperasian dan pemeliharaan peralatan kesehatan. Prosedur yang baku tersebut adalah “Prosedur tetap (Protap) Pengoperasian” dan “Prosedur tetap (Protap) Pemeliharaan”, (Depkes, 2001).
2.1.3.
Pemeliharaan Pemeliharaan adalah suatu kombinasi dari setiap tindakan untuk menjaga
suatu alat agar mencapai suatu kondisi yang bisa diterima, yaitu kondisi alat dapat berfungsi normal (Depkes, 1992). Pemeliharaan adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang, atau memperbaikinya, sampai pada kondisi yang bisa diterima (Corder, 1992). Pemeliharaan adalah seluruh kegiatan yang berlangsung dalam dan sekitar fungsi pemeliharaan biasanya mencakup salah satu diantara kategori sebagai berikut yaitu : Teknik-teknik manajemen, prosedur-prosedur administratif, praktek teknologi, manajemen personalia dan pengendalian atas aspek pelaksanaannya. Jika kelima unsur fungsi pemeliharaan tersebut dikombinasikan, barulah akan didapatkan sistem yang paling sesuai dengan kebutuhan (Priel, 1974).
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Pemeliharaan yang sistematik merupakan pengembangan suatu pelayanan yang didasarkan atas tata urutan operasi yang terinci, sedangkan rincian operasinya sendiri dalam implementasinya dapat dipilih dengan mencocokan dengan kondisi dan lingkungan yang ada. (Priel, 1974). Pemeliharaan peralatan tersebut dapat dilaksanakan oleh petugas operator alat, tenaga pemeliharaan sarana rumah sakit, oleh tehnisi yang mempunyai pengetahuan khusus tentang peralatan yang bersangkutan atau oleh tenaga ahli yang mempunyai pengetahuan khusus (WHO, 1994). Menurut Corder (1992), tujuan utama dari pemeliharaan adalah : 1. Untuk memperpanjang usia kegunaan asset. Hal ini penting terutama di Negara berkembang karena kurangnya sumber daya modal untuk penggantian. 2. Untuk menjamin ketersediaan yang optimum peralatan yang dipasang untuk produksi (jasa) dan mendapatkan laba investasi (return of investment) semaksimal mungkin. 3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat seperti peralatan cadangan dan pemadam kebakaran. 4. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan peralatan atau sarana tersebut. Dalmy Iskandar (1998) mengatakan bahwa salah satu dari kewajiban umum Rumah Sakit adalah, memelihara peralatan dengan baik dan agar selalu dalam keadaan siap pakai dan merujuk kepada Rumah Sakit lain jika tidak tersedia.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Pemeliharaan peralatan kesehatan elektromedik merupakan suatu upaya yang dilakukan agar supaya peralatan kesehatan selalu dalam kondisi laik pakai, dapat difungsikan dengan baik dan menjamin usia pakai lebih lama. Aspek-aspek yang berkaitan dalam pelaksanaan pemeliharaan yaitu Sumber daya manusia (SDM), fasilitas dan peralatan kerja, dokumen pemeliharaan, suku cadang dan bahan pemeliharaan. Aspek-aspek ini pada umumnya memerlukan pembiayaan. (POPPK, Depkes 2001). Terdapat dua kriteria pemeliharaan
dalam pemeliharaan peralatan yaitu
pemeliharaan terencana dan pemeliharaan tidak terencana, seperti terlihat pada bagan kriteria pemeliharaan (Depkes 2001). Pemeliharaan terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan terhadap alat sesuai dengan jadwal yang telah disusun. Pemeliharaan terencana meliputi pemeliharaan preventif / pencegahan dan pemeliharaan korektif / perbaikan. Pemeliharaan tidak terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang bersifat darurat berupa perbaikan terhadap kerusakan alat yang tidak terduga dan harus segera dilaksanakan mengingat alat sangat dibutuhkan dalam pelayanan. Pemeliharaan tidak terencana dapat ditekan serendah mungkin apabila pihak rumah sakit membuat jadwal kegiatan pemeliharaan terencana dan disiplin melaksanakan kegiatan tersebut. Pelaksanaan pengujian dan kalibrasi alat kesehatan, termasuk pemeliharaan terencana yaitu pemeliharaan preventif, pada saat inspection seperti terlihat pada gambar 1.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN TERENCANA
PEMELIHARAAN KOREKTIF
PEMELIHARAAN PREVENTIF Pemeliha raan Waktu Operasional (Running Maintenance)
PEMELIHARAAN TIDAK TERENCANA
Pemeliharaan Waktu Tidak Operasional (Shut Down Maintenance)
Inspection: Lihat, rasakan, dengarkan, Tanpa/dengan alat ukur
PEMELIHARAAN DARURAT
Perbaikan Overhaul terhadap kerusakan alat yang terencana
Perbaikan terhadap kerusakan alat yang mendadak/tidak terduga (Bersifat Korektif)
Pembersihan, Pelumasan Penyetelan, Penggantian Bahan pemeliharaan
Pelumasan, Penyetelan Sumber Pedoman Operasional dan Pemeliharaan Peralatan Kesehatan, 2001
Gambar 1. Kriteria Pemeliharaan
2.2.
Peralatan Kesehatan Permenkes nomor : 1184/MENKES/PER/X/2004 tentang pengamanan alat
kesehatan dan perbekalan rumah tangga pada bab 1 ayat 2, bahwa alat kesehatan adalah instrument, apparatus, mesin, alat untuk ditanamkan, reagens/produk diagnostic invitro atau barang lain yang sejenis atau yang terkait termasuk komponen, bagian dan perlengkapannya yang ;
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
a. Disebut dalam farmakope Indonesia, ekstra farmakope Indonesia dan formularium nasional atau suplemennya dan atau; b. Digunakan
untuk
mendiagnosa
penyakit,
menyembuhkan,
merawat,
memulihkan, meringankan atau mencegah penyakit pada manusia dan atau; c. Dimaksudkan untuk mempengaruhi struktur dan fungsi tubuh manusia dan/atau: d. Dimaksudkan untuk menopang atau menunjang hidup atau mati; e. Dimaksudkan untuk mencegah kehamilan dan atau; f. Dimaksudkan untuk pensucihamaan alat kesehatan dan atau; g. Dimaksudkan untuk mendiagnosa kondisi bukan penyakit yang dalam mencapai tujuan utamanya; h. Memberi informasi untuk maksud medis dengan cara pengujian invitro terhadap specimen yang dikeluarkan dari tubuh manusia; i. Dan tidak mencapai target dalam tubuh manusia secara farmakologis, imunologis dan atau cara metabolisme tetapi mungkin membantu fungsi tersebut; j. Digunakan, diakui sebagai alat kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu Pengetahuan dan teknologi. Pada babVI pasal 71 disebutkan bahwa untuk menjamin mutu, manfaat dan keamanan Alat Kesehatan Elektromedik dan Radiologi perlu dilakukan kalibrasi alat secara periodik sesuai ketentuan yang berlaku.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
2.3.
Pengukuran Pengujian dan Kalibrasi Peralatan Kesehatan Permenkes 363/MENKES/PER/1998 tentang Pengujian dan kalibrasi alat
kesehatan pada sarana pelayanan kesehatan, antara lain menyatakan bahwa setiap alat kesehatan wajib dilakukan pengujian dan atau kalibrasi untuk menjamin kebenaran nilai keluaran dan keselamatan pemakai, dan dianjurkan untuk melaksanakan kalibrasi setiap satu tahun sekali. jumlah alat kesehatan yang wajib diuji dan / atau dikalibrasi adalah 125 alat dan pembinaan serta pengawasan terhadap segala kegiatan yang berhubungan dengan pengujian dan kalibrasi alat kesehatan diarahkan untuk meningkatkan mutu dan cakupan Manfaat dari pengujian dan atau kalibrasi terhadap peralatan kesehatan dimaksud antara lain : 1. Mengetahui sejauh mana peralatan yang diuji / dikalibrasi mempunyai tingkat keakurasian (ketepatan). 2. Mengetahui seberapa besar penyimpangan pada output yang dihasilkan dibandingkan dengan spesifikasi alat kesehatan yang diuji dan dikalibrasi. 3. Untuk menjamin keamanan terhadap pasien, operator dan lingkungan sekitar, dari bahaya yang ditimbulkan dari peralatan kesehatan tersebut. 4. Dengan diketahui nilai keluaran sebenarnya, maka akan membantu proses diagnosa dan terapi yang tepat. 5. Sebagai data yang menunjang program pemeliharaan peralatan kesehatan. Dalam prakteknya pengukuran dan kalibrasi peralatan kesehatan tersebut meliputi
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
1. Pengukuran nilai keluaran : Tegangan, frekwensi, putaran, temperature, tekanan, kecepatan, dan lain-lain. 2. Pengukuran Keamanan : Arus bocor, pelindung radiasi, timer, mekanik, balance dan otomatisasi. 3. Penilaian performance : kelengkapan, hasil pembacaan, kenyamanan operasional.
2.4.
Biaya Pemeliharaan Alat Kesehatan Menurut Gani (1991), biaya pemeliharaan rumah sakit adalah biaya yang
fungsinya untuk mempertahankan / memperpanjang kapasitas barang investasi terdiri atas biaya pemeliharaan gedung, alat medis (alat kesehatan) dan alat non medis serta latihan personil. Biaya pemeliharaan alat kesehatan merupakan biaya pemeliharan preventif atau pencegahan dan biaya pemeliharaan korektif atau perbaikan. Biya pemeliharaan preventif meliputi biaya pemeliharaan berkala sampai dengan pengukuran unjuk kerja alat dan keamanan alat atau pengujian dan kalibrasi alat kesehatan. Biaya pemeliharaan berkala adalah biaya pembelian bahan pemeliharaan dan material bantu seperti pembelian cairan pembersih, kain lap, contact cleaner, oli untuk pelumasan atau pemeliharaan suction pump, pergantian bagian dari alat seperti manset dan balon untuk tensimeter, filter anti bakteri untuk inkubator perawatan. Biaya pengujian dan kalibrasi Alat kesehatan adalah biaya untuk pelaksanaan pengujian dan kalibrasi alat kesehatan yang dilakukan oleh BPFK Medan.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Biaya (tarif) pengujian dan kalibrasi alat kesehatan telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah nomor 43 tahun 2001 tentang tarif atas jenis penerimaan Negara bukan pajak yang berlaku pada Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial.
2.5.
Tugas dan Fungsi Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Medan Untuk melaksanakan pengujian dan kalibrasi alat kesehatan, Departemen
Kesehatan telah mendirikan Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) dengan surat keputusan yang baru nomor : 530/MENKES/PER/IV/2007 tentang Organisasi dan tata kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) sebagai pengganti surat keputusan nomor 1164/MENKES/SK/VIII/2000, yang menetapkan 4 BPFK yaitu : 1. BPFK Jakarta sebagai BPFK tipe A dengan jumlah wilayah kerja 9 Provinsi. 2. BPFK Surabaya sebagai BPFK tipe A dengan wilayah kerja 7 Provinsi. 3. BPFK Makasar sebagai BPFK tipe B dengan wilayah kerja 10 Provinsi. 4. BPFK Medan sebagai BPFK tipe B dengan wilayah kerja 7 Provinsi meliputi Nangro Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau Daratan, Riau Kepulauan, Jambi dan Bengkulu. Dalam Permenkes 530 disebutkan bahwa tugas BPFK melaksanakan pengamanan fasilitas kesehatan meliputi sarana, prasarana dan peralatan kesehatan melalui pengujian, kalibrasi dan proteksi radiasi di lingkungan pemerintah maupun swasta.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Dalam melaksanakan tugasnya BPFK menyelenggarakan fungsi : a. pengujian dan kalibrasi alat kesehatan; b. pengujian dan kalibrasi sarana dan prasarana kesehatan; c. pengamanan dan pengukuran paparan radiasi; d. pelayanan monitoring dosis radiasi personil; e. pengukuran luaran radiasi terapi; f. pengendalian mutu
dan pengembangan teknologi pengamanan
fasilitas kesehatan; g. pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi pengujian, kalibrasi, proteksi radiasi, sarana dan prasarana kesehatan; h. pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan; i. pelaksanaan
bimbingan
teknis
dibidang
pengamanan
fasilitas
kesehatan; j. pelaksanaan ketatausahaan.
2.6.
Prosedur Pelayanan Kalibrasi Prosedur pelayanan kalibrasi meliputi : prosedur permintaan pelayanan
pengujian dan kalibrasi, prosedur pelaksanaan pengujian dan kalibrasi, pembuatan laporan, pembuatan sertifikat dan label /stiker laik pakai atau tidak laik pakai sampai dengan pengiriman laporan, sertifikat dan label ke rumah sakit pelanggan. Untuk pelayanan pengujian dan kalibrasi, BPFK Medan telah membuat prosedur tetap (protap) permintaan pelayanan kalibrasi, yaitu protap untuk permintaan pelayanan
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
kalibrasi di rumah sakit dan protap permintaan pelayanan kalibrasi yang dilakukan di BPFK Medan, yang dapat dilihat pada Lampiran 6.
2.7.
Teknisi dan Alat ukur Kalibrasi Teknisi kalibrasi adalah petugas yang melaksanakan kalibrasi peralatan
kesehatan.Alat ukur kalibrasi adalah alat untuk mengukur unjuk kerja (kinerja) dan keamanan alat kesehatan. Teknisi
kalibrasi
Laboratorium
kalibrasi
BPFK
Medan
bertugas
melaksanakan pengujian dan kalibrasi peralatan kesehatan, mempunyai persyaratan sebagai berikut : 1. Berlatar pendidikan D3 Teknik Elektromedik (ATEM), atau D3 Teknik Instrumentasi atau S1 Teknik Fisika Medik, atau Teknik Fisika atau Teknik Elektronika atau Teknik Elektro. 2. Telah
mengikuti
kegiatan
pelatihan
kalibrasi
alat
kesehatan
yang
diselenggarakan Depkes atau BPFK Jakarta. 3. Telah mengikuti pelatihan kalibrasi salah satu atau semua parameter antara lain
parameter
kelistrikan,
suhu,
volume,
gaya
dan
massa
yang
diselenggarakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) atau Badan Standar Nasional (BSN). 4. Telah mengikuti pelatihan ketidak pastian salah satu atau semua parameter (kelistrikan, suhu, volume, gaya dan massa) yang diselenggarakan LIPI atau BSN.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
5. Mengikuti pelatihan-pelatihan lain yang berkaitan dengan peningkatan pelayanan mutu laboratorium (sistim mutu laboratoriun SNI-19- 17025-2000). 6. Mengikuti
proses
sertifikasi
teknisi
kalibrasi
yang
diselenggarakan
Depertemen Kesehatan, sehingga semua teknisi Kalibrasi
mempunyai
sertifikat. Alat ukur kalibrasi (kalibrator) yang dimiliki Laboratorium Kalibrasi BPFK Medan pada tahun 2006 sebanyak 38 unit yang mampu mengkalibrasi sebanyak 44 jenis alat kesehatan seperti terdapat pada Lampiran 7. Dalam rangka memenuhi ketentuan dalam Permenkes 363 tahun 1998 yaitu jumlah alat yang wajib dikalibrasi adalah 125 jenis alat kesehatan (Lampiran 8), maka BPFK Medan setiap tahunnya selalu menambah jumlah alat kalibrator secara bertahap. Pemeliharaan terhadap peralatan ukur (kalibrator) dilakukan sesuai prosedur tetap agar kalibrator tersebut dapat berfungsi dengan baik, dan berumur panjang, salah satu tindakan dari pemeliharaan tersebut adalah mengalibrasi alat ukur ke institusi / laboratorium yang telah diakui Komite Akreditasi Nasional (KAN) seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN).
2.8.
Prosedur Tetap Pengujian / Kalibrasi Alat Kesehatan Setiap Tehnisi kalibrasi yang melaksanakan kegiatan pengujian dan kalibrasi
alat kesehatan, mengacu kepada prosedur tetap pengujian / kalibrasi yang telah disusun BPFK Medan (Departemen Kesehatan) berdasarkan pedoman standar acuan nasional yaitu Standar Nasional Indonesia (SNI), dan atau standar internasional
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
seperti ECRI (Emergency Care Research Institute) dan IEC (International Elactrical Commision). Salah satu prosedur tetap pengujian dan kalibrasi Alat kesehatan, dapat dilihat pada Lampiran 9, yaitu prosedur tetap pengujian dan kalibrasi alat ECG,
2.9.
Penelitian Terdahulu Penelitian analisis sistem pemeliharaan alat kesehatan di rumah sakit kota
Medan belum pernah dilaksanakan, terdapat penelitian sejenis yang dilaksanakan di tempat lain seperti yang dilakukan oleh : 1. Solehudin
(1999),
dengan
judul
”Pengembangan
rancangan
sistem
pemeliharaan alat-alat medis di rumah sakit Tanggerang”. Penelitian ini merupakan penelitian dalam bidang manajemen pemeliharaan sarana rumah sakit. Dilakukan dengan menganalisa bagian-bagian yang terkait dengan pelaksanaan upaya pemeliharaan sarana rumah sakit. Lingkup penelitian dibatasi
hanya
pada
pelaksanaan
pemeliharaan
alat
medis
dengan
pertimbangan keberadaan dan kesiapan alat-alat medis di rumah sakit sangat erat hubungannya terhadap keberhasilan pengobatan dan kualitas pelayanan rumah sakit secara umum. Selain itu dampak kerusakan alat-alat medis di rumah sakit sangat besar pengaruhnya terhadap pendapatan dan citra rumah sakit. Diharapkan penelitian ini mampu menemukan suatu rancangan pemeliharaan alat-alat medis yang sesuai dengan kondisi rumah sakit Tangerang.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
2. Supardjo (2003), dengan judul ”Upaya peningkatan pelaksanaan manajemen teknologi peralatan medik guna pencapaian kesesuaian mutu pelayanan medik, studi kasus di Perusahaan Jawatan RSAB. Harapan Kita Jakarta”. Penelitian ini merupakan penelitian dalam bidang manajemen pemeliharaan sarana rumah sakit. Dilakukan dengan menganalisa bagian-bagian yang terkait dengan pelaksanaan upaya peningkatan pelaksanaan manajemen teknologi peralatan medik untuk mencapai kesesuaian mutu pelayanan medik dengan Instrumen Akreditasi Surveyor Akreditasi Rumah Sakit (KARS). Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan pada penyempurnaan sistem manajemen teknologi peralatan medik guna peningkatan kesesuaian mutu pelayanan Perjan RSAB. Harapan Kita dari segi jaminan mutu dalam pemanfaatan pelayanan medik.
2.10.
Landasan Teori Sistem pemeliharaan peralatan di rumah sakit merupakan suatu kegiatan yang
perlu dilakukan dengan baik, karena berfungsi tidaknya , dan laik tidaknya peralatan kesehatan dapat mempengaruhi kapasitas, kinerja dan mutu pelayanan rumah sakit. Menurut Bronzuny (1992) dan Emergency Care Research Institute (ECRI) (1996), menyebutkan bahwa banyak hal yang mempengaruhi pemeliharaan tetapi yang terbesar pengaruhnya adalah pendidikan, pengetahuan tentang pemeliharaan, fasilitas bengkel, spare part, pemeliharaan korektif / pencegahan dan anggaran/dana yang tersedia.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Kinerja (Lembaga Administrasi Negara, 2000) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan, program dan kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi. dengan memperhatikan indikator masukan / input, proses, keluaran / output (hasil), dan dampak. Sementara untuk mendapatkan
indikator keluaran yang merupakan kinerja dari sistem
pemeliharaan peralatan kesehatan, diperlukan
indikator masukan yaitu sumber
daya manusia , dana / biaya, sarana, pedoman, dan proses sebagai pelaksanaan sistem pemeliharaan alat kesehatan, sedangkan
dampaknya adalah mutu pelayanan
kesehatan.
2.11.
Kerangka Konsep
INPUT
-
Sumber daya Manusia
-
Dana/biaya
-
Sarana
-
Pedoman
PROSES
Pelaksanaan sistem aran pemeliharaan peralatan kes. (dokumentasi, pemeliharaan preventif, korekti, darurat)
OUTPUT
Kinerja sistem pemeliharaan Peralatan kes. (laporan pemeliharaan alat, & laporan kalibrasi)
Gambar 2. Kerangka Konsep
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1.
Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian
dilakukan dengan mempelajari pelaksanaan sistem pemeliharaan peralatan kesehatan di rumah sakit kota Medan.
3.2.
Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di 30 rumah sakit umum meliputi rumah sakit
pemerintah, rumah sakit BUMN, dan rumah sakit swasta di kota Medan. Penelitian dimulai dengan kegiatan penelusuran pustaka, konsultasi dengan pembimbing, mempersiapkan proposal penelitian, seminar kolokium, dilanjutkan dengan penelitian lapangan untuk pengumpulan data serta melakukan pengolahan dan analisa data, menyusun laporan penelitian dan penulisan tesis, seminar hasil penelitian dan ujian komprehensif yang membutuhkan waktu selama 10
bulan,
mulai bulan Pebruari sampai dengan Desember 2007.
3.3.
Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah rumah sakit umum yang ada di kota
Medan sebanyak 60 rumah sakit (Lampiran 4). Besar sampel dihitung berdasarkan metode alokasi proporsional dengan rumus di bawah ini (Ariawan, 1998) :
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
n=
Dimana : n N Nh D Z 21− α/2 Wh Ph
Z 21−α/2 ∑ N 2 h Ph (1 − Ph)/Wh
N 2 D 2 + Z 21−α/2 ∑ N h Ph (1 − Ph )
= Ukuran (total) sampel yang dicari = Ukuran total populasi = Ukuran sampel tiap strata / kelompok rumah sakit = Kesalahan yang bisa ditolerir = 5% = Nilai distribusi normal baku pada 0,5 = Proporsi populasi tiap strata/kelompok rumah sakit = Presisi mutlak
Cara pengambilan sampel adalah sebagai berikut : 1. Menentukan rumah sakit berdasarkan kelas rumah sakit. Rumah salit kelas A dan B sebagai rumah sakit kelompok I, rumah sakit kelas C sebagai rumah sakit kelompok II, dan kelompok III adalah rumah sakit kelas D. 2. Menghitung jumlah sampel berdasarkan strata/kelompok rumah sakit ( N h ). 3. Menghitung proporsi tiap strata/kelompok rumah sakit berdasarkan ukuran populasi (Wh). 4. Menghitung ukuran N h Ph (1-Ph) total, untuk menghitung besar sampel.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Tabel 3.1. Tabel Kerja Menghitung Nh, Wh, Ph, dan Besar Sampel Tiap Kelompok No.
Strata Rumah sakit .
1.
RS.Kelas A&B
2. 3.
Nh
Wh
N2h
Ph
NhPh
NhPh(1Ph)
N²Hph(1Ph/Wh
0,7
2,1
0,63
37,8
9,52
3,05
185,4
6,88
410,88
10,56
633,82
3
0,05
9
RS. Kelas C
14
0,23
196
0,68
RS. Kelas D
43
0,72
1849
0,8
Jumlah
n=
60
34,4
1,00
Z 2 1−α/2 ∑ N 2 h Ph (1 − Ph)/Wh
N 2 D 2 + Z 2 1−α/2 ∑ N h Ph (1 − Ph)
1,96 2 (633,82) 60 2 (0,1) 2 + (1,96) 2 (10,56) 2433,87 n= 76,55 n = 31,79 Sampel n=
Berdasarkan perhitungan rumus maka besar
sampel (n) =
31 rumah sakit,
selanjutnya jumlah sampel yang diambil adalah 30 rumah sakit. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah sistematik berstrata (berdasarkan kelas rumah sakit), berperbandingan (proportional stratified sytematic/ordinal sampling),
(Amirin, 2000). Daftar rumah sakit yang menjadi sampel penelitian
dapat dilihat pada Lampiran 5. Dengan menggunakan alokasi proporsional, maka diperlukan sampel untuk masingmasing strata/kelompok dengan kriteria tempat tidur adalah sebagai berikut :
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
a. Rumah sakit kelas A dan B adalah 0,05 x 30 = 2 rumah sakit. b. Rumah sakit kelas C adalah 0,23 x 30 = 7 rumah sakit. c. Rumah sakit kelas D adalah 0,72 x 30 = 21 rumah sakit.
3.4.
Metoda Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti, data yang terkumpul berasal dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara langsung dengan responden yaitu Pimpinan rumah sakit / wakil pimpinan / personil yang menangani masalah peralatan kesehatan di rumah sakit. Alat untuk mengumpulkan data adalah daftar pertanyaan tentang sistem pemeliharaan alat kesehatan. Data sekunder diperoleh dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Medan, dan Dinas Kesehatan Kota Medan berupa : 1. Data rumah sakit yang ada di kota Medan. 2. Laporan pelaksanaan Pengujian dan Kalibrasi tahun, 2003, 2004, 2005, 2006. 3. Data lain yang berhubungan dengan penelitian.
3.5.
Definisi Operasional
1. Sumber Daya Manusia adalah personil / teknisi yang melaksanakan pemeliharaan terhadap peralatan kesehatan yang termasuk dalam daftar alat kesehatan yang wajib diuji dan atau dikalibrasi (Permenkes 363, tahun 1998).
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
2. Dana adalah biaya yang disediakan khusus untuk biaya pemeliharaan peralatan kesehatan meliputi biaya pemeliharaan preventif, korektif maupun darurat. 3. Sarana adalah alat pendukung untuk pelaksanakan sistem pemeliharaan peralatan elektromedis yang meliputi ruangan/workshop, peralatan kerja, dan bahan pemeliharaan. 4. Pedoman adalah panduan/petunjuk untuk melaksanakan pemeliharaan yang meliputi dokumen teknis, prosedur tetap pengoperasian peralatan kesehatan, dan prosedur tetap pemeliharaan peralatan kesehatan sesuai dengan peralatan yang ada. 5. Proses adalah pelaksanaan kegiatan sistem pemeliharaan peralatan kesehatan dimulai dengan membuat daftar inventaris peralatan kesehatan dengan data yang lengkap, menyusun jadwal pemeliharaan korektif dan preventif peralatan kesehatan termasuk jadwal pengujian dan kalibrasi peralatan kesehatan, dan pelaksanaan pemeliharaan
korektif, preventif termasuk pelaksanaan
pengujian dan kalibrasi alat kesehatan. 6. Kinerja sistem pemeliharaan peralatan kesehatan adalah hasil dari pelaksanaan sistem pemeliharaan peralatan kesehatan, dapat dilihat dari laporan hasil pemeliharaan yang meliputi, inventaris peralatan,
kartu
pemeliharaan alat, catatan pemeliharaan alat, laporan pengujian dan kalibrasi, sertifikat kalibrasi.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
3.6.
Metoda Pengukuran
Dalam penelitian ini cara pengukuran yang dilakukan adalah dengan menghadapkan lembar kuesioner yang berisi pertanyaan terbuka dan cek list mengenai sistem pemeliharaan peralatan kesehatan, yang terdiri dari unsur input yang meliputi variabel Sumber Daya Manusia (SDM), dana / biaya, sarana dan pedoman, unsur proses meliputi penyusunan inventarisasi, penyusunan jadwal, dan pelaksanaan pemeliharaan, untuk unsur output yang merupakan kinerja / hasil pelaksanaan pemeliharaan yang berupa laporan kerja pemeliharaan dan laporan kalibrasi peralatan.
3.6.1.
Unsur input
3.6.1.1. Sumber daya manusia 1. Baik apabila ada petugas/teknisi yang melaksanakan pemeliharaan peralatan kesehatan berpendidikan D3 ATEM, atau STM yang berpengalaman minimal 5 tahun dalam pemeliharaan alat kesehatan (yang termasuk dalam daftar alat kesehatan dalam permenkes 363 tahun 1998,
sebaimana terdapat pada
Lampiran 8). 2. Kurang baik apabila tidak ada petugas/teknisi yang melaksanakan pemeliharaan peralatan kesehatan.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
3.6.1.2. Dana / biaya 1. Ada
apabila tersedia
dana untuk pemeliharaan korektif, preventif
(pelaksanaan pengujian dan kalibrasi), dan pemeliharaan darurat (emergency maintenance).
2. Tidak ada apabila tidak tersedia dana untuk pemeliharaan korektif, preventif (pelaksanaan pengujian dan kalibrasi), dan pemeliharaan darurat. 3.6.1.3. Sarana (Ruangan, Peralatan kerja, Bahan pemeliharaan) Ruangan /workshop 1. Baik apabila ada ruangan/tempat khusus untuk pelaksanaan pemeliharaan, untuk menyimpan peralatan kerja dan dokumen teknis. 2. Kurang baik apabila tidak ada ruangan/tempat khusus untuk pelaksanaan pemeliharaan, untuk menyimpan peralatan kerja dan dokumen teknis Peralatan kerja 1. Baik apabila tersedia peralatan kerja sesuai dengan peralatan yang ada. 2. Kurang baik apabila tidak tersedia peralatan kerja, sesuai dengan peralatan yang ada. Bahan pemeliharaan 1. Baik apabila tersedia bahan pemeliharaan peralatan kesehatan sesuai dengan peralatan yang ada. 2. Kurang baik apabila tidak tersedia bahan pemeliharaan peralatan kesehatan sesuai dengan peralatan yang ada.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
3.6.1.4. Pedoman (Dokumen teknis, Protap pengoperasian, Protap pemeliharaan) Dokumen teknis 1. Baik apabila mempunyai / menyimpan dokumen teknis dengan baik sekitar 30% – 100% dari peralatan yang dimiliki. 2. Kurang baik apabila mempunyai / menyimpan dokumen teknis peralatan dibawah 30% dari peralatan yang dimiliki. Prosedur tetap pengoperasian 1. Baik apabila tersedia prosedur tetap pengoperasian peralatan kesehatan sesuai dengan peralatan yang ada. 2. Kurang baik apabila tidak tersedia prosedur tetap pengoperasian peralatan kesehatan sesuai dengan peralatan yang ada. Prosedur tetap pemeliharaan 1. Baik apabila tersedia prosedur tetap pemeliharaan peralatan kesehatan sesuai dengan peralatan yang ada. 2. Kurang baik apabila tidak tersedia prosedur tetap pemeliharaan peralatan kesehatan sesuai dengan peralatan yang ada.
3.6.2. Unsur proses / pelaksanaan
3.6.2.1. Membuat inventaris peralatan 1. Baik apabila mempunyai / membuat daftar inventaris peralatan kesehatan. 2. Kurang baik apabila tidak mempunyai / membuat daftar inventaris peralatan kesehatan.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
3.6.2.2. Membuat jadwal pemeliharaan 1. Baik apabila mempunyai / membuat jadwal pemeliharaan peralatan kesehatan. 2. Kurang baik apabila tidak
mempunyai / membuat jadwal pemeliharaan
peralatan kesehatan. 3.6.2.3. Pelaksanaan pemeliharaan 1. Baik apabila
melaksanakan pemeliharaan sesuai jadwal pemeliharaan
peralatan kesehatan (termasuk pengujian dan kalibrasi peralatan kesehatan). 2. Kurang baik
apabila tidak melaksanakan pemeliharaan sesuai jadwal
pemeliharaan peralatan kesehatan.
3.6.3. Unsur output / kinerja
3.6.3.1. Laporan pemeliharaan 1. Baik apabila ada laporan kerja pemeliharaan alat kesehatan / kartu peliharaan setelah selesai melaksanakan pemeliharaan 2. Kurang baik apabila tidak ada laporan kerja
pemeliharaan alat kesehatan /
kartu pemeliharaan) setelah selesai melaksanakan pemeliharaan 3.6.3.2. Laporan kalibrasi dan sertifikat kalibrasi 1. Baik apabila ada laporan dan atau sertifikat kalibrasi alat kesehatan dari BPFK Medan 2. Kurang baik apabila tidak ada laporan dan
atau sertifikat kalibrasi alat
kesehatan dari BPFK Medan.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
3.7.
Metoda Analisis Data
Data primer dan data sekunder yang telah diperoleh dianalisis melalui proses pengolahan data yang mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut : a. Editing, penyuntingan data yang dilakukan untuk menghindari kesalahan atau kemungkinan adaya kuesioner yang belum terisi. b. Coding, pemberian kode/ tanda √ pada formulir cek list untuk memudahkan proses entry data. c. Cleaning, sebelum
analisa data dilakukan
pengecekan dan perbaikan
terhadap data yang sudah masuk. Analisis data dilakukan analisis data univariat, untuk mengetahui frekwensi hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner dan formulir cek list untuk menganalisis pelaksanaan sistem pemeliharaan peralatan kesehatan yang terdiri dari input (petugas, dana, sarana, pedoman), proses / pelaksanaan sistem (dokumentasi, menyusun prosedur tetap operasional, prosedur tetap pemeliharaan, jadwal pemeliharaan, dan pelaksanaannya), output / kinerja pelaksanaan sistem pemeliharaan (inventaris alat, laporan pemeliharaan alat, laporan pengujian dan kalibrasi peralatan kesehatan).
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1
Deskripsi Lokasi Penelitian
Kota Medan adalah kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya, letak geografis kota berada di pesisir timur pulau Sumatera bagian utara dengan luas wilayah 265,10 Km². Daerah yang berbatasan langsung dengan kota Medan adalah sebelah utara Selat Malaka, sebelah timur Percut Sei Tuan (kabupaten Deli Serdang), sebelah selatan Tanjung Morawa dan Pancur Batu (kabupaten Deli Serdang), sebelah barat Sunggal dan Hamparan Perak (kabuaten Deli Serdang). Secara administratif kota Medan terbagi atas 21 kecamatan definitif yang meliputi 151 kelurahan dan 1887 lingkungan. Menurut data dari BPS Propinsi Sumatera Utara 2006, jumlah penduduk kota Medan tahun 2006 adalah 2.067.288 jiwa dengan kepadatan penduduk rata-rata 7798/km². jumlah penduduk laki-laki sebanyak 1.027.607 jiwa (49,71%), jumlah penduduk perempuan dengan jumlah 1.039.681 jiwa (50,29%) sedangkan dengan angka rasio jenis kelamin 98,84%. Menurut data dari Departemen Kesehatan RI. dan Kantor Dinas Kesehatan Kotamadya Medan tahun 2007, kota Medan memiliki 76 rumah sakit umum dan khusus, dengan perincian rumah sakit umum 60 unit, rumah sakit jiwa 5 unit.dan rumah sakit khusus lainnya 11 unit. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan jumlah rumah sakit (Rumah sakit umum) di kota Medan dalam kurun waktu 2 tahun, yaitu
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
dari 50 menjadi 60 rumah sakit. Peningkatan jumlah rumah sakit ini pada umumnya disebabkan meningkatnya status beberapa Balai pengobatan, klinik bersalin yang beralih menjadi rumah sakit umum.
4.2
Deskripsi Karakteristik Responden
Karakteristik informan/responden berumur antara 24 sampai dengan 54 tahun, sebagian besar adalah laki-laki, berlatar pendidikan dari D2 sampai S2, masa kerja berkisar antara 1 sampai 28 tahun, lama tugas jabatan berkisar antara 1 sampai 15 tahun, seperti terlihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1. Karakteristik Responden Menurut Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Masa Kerja, Tugas dalam Bidang Alkes / Jabatan, Lama Tugas, dan Tempat Tugas
Umur (thn)
Jenis Kel.
Pend
Masa Kerja
Tugas bid Alkes / Jabatan
Lama Tugas
Tempat Tugas .
____________________________________________________________________ 1
2
3
4
54
Lk
S1
28
39 50 50
Pr Lk Lk
S1 D2 S1
15 30 16
41
Lk
dr
12
42
Lk
dr
22
43
Lk
S1
13
56
Lk
dr
22
41 53
Pr Lk
S1 dr
15 15
40
Lk
S2
15
36
Pr
S1
10
5 Penanggung jawab alat / Ka.Sie IBEM Administrator alat Administrator alat Penanggung jawab alat /Ka.Sie. PenMed. Penanggung jawab alat / Wa.Dir.PenMed. Penanggung jawab alat /Wa.Dir.PenMed Penanggang jawab alat / Ka.Sie PenMed Penanggung jawab alat / Direktur Administrator alat Penanggung jawab alat / Direktur Penanggung jawab alat /Wa.Dir. Penanggug jawab alat
6
7
14
RSUP. H.A.Malik
7 10 5
RS. St. Elisabeth RSPTPN II T. Deli RS. Haji Medan
10
RS. Deli
10
RS. Methodist
3
RSI. Malahayati
5
RS. Wulan Windi
10 13
RS .SariMutiara RS. Bakti
10
RS. Martha Friska
5
RS. Bina Sejahtera
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Lanjutan Tabel 4.1. __________________________________________________________________________________ 1 2 3 4 5 6 7 38 26 26 27 43
Lk Pr Pr Pr Lk
S1 S1 S1 D3 drg
3 7 5 4 7
27 24 24 51
Pr Pr Pr Lk
D3 D3 D3 S1
7 4 4 3
24 24 26
Pr Pr Lk
S1 D3 dr
2 3 2
35 40 22 24
Pr Lk Pr Lk
D3 S1 S1 dr
2 3 2 2
27
Lk
S1
2
54
Pr
dr
2
Administrator alat Administrator alat Administrator alat Administrator alat Penanggung jawab alat / Ka.Rumkit. Administrator alat Administrator alat Administrator alat Penanggung jawab alat / Wa.Dir Adminisrator alat Administrator alat Penanggung jawab alat / Direktur Penanggung jawab alat Administrator alat Administrator alat Penanggung jawab alat / Direktur Penanggung jawab alat / Menejer Kesehatan Penanggung jawab alat / Wa.Dir.
1 5 4 4 5
RS. Sarah RS. Advent RS. Sundari RS. Estomihi RSAU.Dr.A.Malik
7 3 3 3
RS. Pel. Medan RS. Martondi RS. Bandung RS.Vina Estetika
2 3 2
RS. Methodist SW RS. Mitra Sejati RS. Delima
2 3 2 2
RS. Sufina Azis RS. Ibnu Saleh RS. Adenin Adnan RS. Mitra Persada
2
RS. Mandiri
2
RS. Farigul
Sumber data primer, 2007
4.3.
Dekripsi Hasil Penelitian
4.3.1. Input sistem pemeliharaan
4.3.1.1. Sumber Daya Manusia (teknisi) Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar rumah sakit responden mempunyai kategori kurang baik dalam hal tenaga teknisi pemelihara alat kesehatan, yaitu sebanyak 26 rumah sakit atau 86,7%, dan sebanyak 4 rumah sakit atau 13,3%, mempunyai kategori baik. seperti terdapat pada Tabel 4.2.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Tabel 4.2. Distribusi Kategori Tenaga Teknisi Pemelihara Alat Kesehatan No.
Kategori Teknisi
N
%
1.
Baik
4
13,3
2.
Kurang baik
26
86,7
____________________________________________________________________ Jumlah
30
100
Sumber data primer 2007
4.3.1.2. Dana pemeliharaan peralatan kesehatan Pada umumnya semua rumah sakit sebanyak 30 rumah sakit (100%) mempunyai dana untuk pemeliharaan alat kesehatan, seperti pada terdapat Tabel 4.3. Tabel 4.3. Distribusi Dana Pemelihara Alat Kesehatan ____________________________________________________________________ No.
Dana/biaya
N
%
1.
Ada
30
100
2.
Tidak ada
0
0
____________________________________________________________________ Jumlah
30
100
Sumber data primer 2007
4.3.1.3. Sarana Pemelihara Peralatan Kesehatan (Ruangan/Workshop, Peralatan Kerja, Bahan Pemeliharaan) Sarana pemelihara peralatan kesehatan adalah faktor pendukung untuk pelaksanakan sistem pemeliharaan peralatan kesehatan yang meliputi ruangan / workshop, peralatan kerja, dan bahan pemeliharaan.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Sebagian besar rumah sakit responden mempunyai kategori kurang baik dalam hal ruangan/workshop yaitu sebanyak 26 rumah sakit atau 86,7%, dan yang mempunyai kategori baik sebanyak 4 rumah sakit atau 13,3%. Rumah sakit yang mempunyai kategori baik dalam hal
peralatan kerja
sebanyak 15 rumah sakit atau 50%. Rumah sakit yang mempunyai kategori kurang baik dalam hal peralatan kerja sebanyak 15 rumah sakit atau 50%. Sebagian besar rumah sakit mempunyai kategori baik dalam hal penyediaan bahan pemeliharaan yaitu sebanyak 19 rumah sakit atau 63,3%. Rumah sakit yang mempunyai kategori kurang baik sebanyak 11 rumah sakit atau 36,7%, seperti terdapat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4. Distribusi Kategori Sarana Pemelihara Alat Kesehatan
No.
Kategori Sarana
N
%
4
13,3 86,7
A
Ruang Pemeliharaan
1.
Baik
2.
Kurang baik
26
Jumlah
30
100
B
Peralatan Kerja
3.
Baik
15
50
4.
Kurang baik
15
50
Jumlah
30
100
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Lanjutan Tabel 4.4. N
%
C
Bahan Pemeliharaan
5.
Baik
19
63,3
6.
Kurang baik
11
36,7
Jumlah
30
100
Sumber data primer 2007
4.3.1.4. Pedoman Pemeliharaan Alat Kesehatan Pedoman adalah merupakan buku atau berkas yang berisi petunjuk untuk melaksanakan pemeliharaan yang meliputi dokumen teknis dari pabrik pembuat alat, prosedur tetap (protap) pengoperasian alat, dan protap pemeliharaan alat. Sebagian besar rumah sakit mempunyai kategori baik dalam hal dokumen teknis dari pabrik yaitu sebanyak 19 rumah sakit atau 63,3% dan yang mempunyai kategori kurang baik sebanyak 11 rumah sakit atau 36,7% seperti terdapat pada Tabel 4.5. Sebagian besar rumah sakit mempunyai kategori kurang baik dalam hal prosedur tetap pengoperasian alat sebanyak 20 rumah sakit atau 66,7%, dan yang mempunyai kategori baik sebanyak 10 rumah sakit atau 33,3%. seperti terdapat pada Tabel 4.5. Sebagian besar rumah sakit mempunyai kategori kurang baik dalam hal prosedur tetap pemeliharaan peralatan kesehatan yaitu sebanyak 26 rumah sakit atau
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
86,7%, dan sebanyak 4 rumah sakit atau 13,3%, mempunyai kategori baik seperti terdapat pada Tabel 4.5 Tabel 4.5. Distribusi Kategori Pedoman (Dokumen, Protap Pengoperasian, dan Protap Pemeliharaan) No.
Kategori Pedoman
A 1. 2.
Dokumen Teknis Alat Baik Kurang baik Jumlah Protap Pengoperasian Baik Kurang baik Jumlah Protap Pemeliharaan Baik Kurang baik Jumlah
B 3. 4. C 5. 6.
N
%
19 11 30
63,3 36,7 100
10 20 30
33,3 66,7 100
4 26 30
13,3 86,7 100
Sumber data primer 2007
4.3.2. Proses/pelaksanaan sistem pemeliharaan
Sebagian besar rumah sakit mempunyai kategori baik dalam hal inventaris peralatan kesehatan yaitu sebanyak 19 rumah sakit atau 63,3%, dan yang mempunyai kategori kurang baik sebanyak 11 rumah sakit atau 36,7% seperti terdapat pada Tabel 4.6. Pada umumnya rumah sakit mempunyai mempunyai kategori kurang baik dalam hal jadwal pemeliharaan peralatan kesehatan, yaitu sebanyak 26 rumah sakit atau 86,7%, dan yang mempunyai kategori baik sebanyak 4 rumah sakit (13,3%), dan yang (tabel 4.6).
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Sebagian besar rumah sakit mempunyai kategori kurang baik dalam melaksanakan pemeliharaan peralatan kesehatan, yaitu sebanyak 20 rumah sakit atau 66,7%, dan sebanyak 10 rumah sakit (33,3%), mempunyai kategori baik seperti terdapat pada Tabel 4.6. Tabel 4.6. Distribusi Kategori Pelaksanaan Sistem (Membuat Inventaris Alat, Membuat Jadwal, dan Pelaksanaan Pemeliharaan Alat) No. A 1. 2. B 3. 4. C 5. 6.
Kategori Pelaksanaan Membuat Inventaris Alat Baik Kurang baik Jumlah Jadwal Pemeliharaan Baik Kurang baik Jumlah Pelaksanaan Pemeliharaan Baik Kurang baik Jumlah
N
%
19 11 30
63,3 36,7 100
4 26 30
13,3 86,7 100
10 20 30
33,3 66,7 100
Sumber data primer 2007
4.3.3. Output/kinerja sistem pemeliharaan
Kinerja sistem pemeliharaan alat kesehatan dapat dilihat dari kartu pemeliharaan atau laporan kerja pemeliharaan peralatan kesehatan dan laporan pengujian dan kalibrasi peralatan kesehatan. Pada umumnya rumah sakit mempunyai kategori kurang baik dalam hal kartu pemeliharaan
atau laporan kerja pemeliharaan peralatan kesehatan, yaitu
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
sebanyak 26 rumah sakit atau 87,7%, dan sebanyak 4 rumah sakit atau 13,3%, mempunyai kategori baik seperti terdapat pada Tabel 4.7. Sebagian besar rumah sakit yang mempunyai kategori kurang baik dalam hal laporan pengujian dan kalibrasi peralatan kesehatan, yaitu sebanyak 20 rumah sakit atau 66,7%, dan sebanyak 10 rumah sakit atau 33,3% mempunyai kategori baik seperti terdapat pada Tabel 4.7. Tabel 4.7. Distribusi Kategori Kinerja (Kartu pemeliharaan / Laporan kerja Pemeliharaan, dan Laporan Kalibrasi Alat Kesehatan) No.
Kategori Kinerja
N
%
A 1. 2.
Kartu Pemeliharaan Alat Baik Kurang baik Jumlah
4 26 30
13,3 86,7 100
B 3. 4.
Laporan Kalibrasi Alat Baik Kurang baik Jumlah
10 20 30
33,3 66,7 100
Sumber data primer 2007
Menurut data dari BPFK Medan mengenai Rumah sakit yang mempunyai laporan kalibrasi peralatan kesehatannya dari tahun 2005 sampai 2007 adalah sebagaimana terdapat pada Tabel 4.8.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Tabel 4.8. Data Output Pelaksanaan Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan di Rumah Sakit Kota Medan Tahun 2005-2007 No. 1
Nama Rumah Sakit 2
Kalibrasi Terakhir 3
1.
RSUP.H.Adam Malik
Juni 2005
2.
RS. Haji Medan
Januari 2005
3.
RS. Santa Elisabeth
Oktober 2006
Jenis/Nama Alat 4
Jumlah (Unit) 5
Keterangan 6
1. General Purpose X-ray 2 Laporan 2. Mobile X-ray 1 kalibrasi 3. CT Scan 2 & 4. Sphygmomanometer 48 Sertifikat 5. Electro Surgery Unit 2 6. Bed side monitor 2 7. Blood pressure monitor 1 8. Elecrtocardiograph 1 9. Vap. Anaesthesi 9 10. Ventilator 6 11. Analitical Balance 2 12. Cetrifuge 2 ___________________________________________________________________________ Jumlah 78 1. Spirometer 1 Lap. kal 2.Electro Surgery Unit 1 & 3.UV.sterilizer 2 Sertifikat ___________________________________________________________________________ Jumlah 4 1.Automatic proces film 1 Laporan 2.General Purpose X-ray 2 kalibrasi 3.Mobile X-ray 1 & 4.CT Scan 1 Sertifikat 5.Ultra Sono Graph 1 6.Electro Surgery Unit 1 7.Bed side monitor 3 8.Anesthesia Unit 2 9.Deffibrillator 1 10.Electrocardiograph 4 11.Sphygmomanometer 13 12.Centrifuge 2 ___________________________________________________________________________ Jumlah 39
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Lanjutan Tabel 4.8. 1
2
3
4.
RS. Herna
5.
RS. Materna
April 2006
6.
RS. Martha Friska
April 2006
7.
RS. Sarah
8.
RS. Dr. Pirngadi
9.
RS. Sundari
4
5
6
Pebruari 1. General Purpose X-ray 1 Lap.kal. & 2006 2. Mobile X-ray 1 Sertifikat ___________________________________________________________________________ Jumlah 2 1. Elecrtocardiograph 2 Laporan 2. Blood pressure monit 1 kalibrasi 3 .Sphygmomanometer 1 & 4 .General Purpose X-ray 2 Sertifikat 5. Mobile X-ray 1 6. Nebulizer 1 7. Pulse Oximeter 1 ___________________________________________________________________________ Jumlah 9 1. General Purpose X-ray 1 Laporan 2. Mobile C-Arm 1 kalibrasi 3. Angiograph 1 & 4. Autoclave 1 Sertifikat 5. Treadmill 1 6. Ventilator 1 ___________________________________________________________________________ Jumlah 6 April 1. General Purpose X-ray 1 Lap.kal.& 2006 2. Mobile X-ray 1 Sertifikat ___________________________________________________________________________ Jumlah 2 April 1. Mobile X-ray 1 Lap.kal. & 2006 2. CT. Scan 1 Sertifikat ___________________________________________________________________________ Jumlah 2
April 1. Centrifuge 1 Lap.kal. & 2006 2. General Purpose X-ray 1 Sertifikat ___________________________________________________________________________ Jumlah 2
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Lanjutan Tabel 4.8. 1
2
3
10.
RS. Advent
11
RS. Methodist
12.
RS. Sari Mutiara
13.
RS. Gleneagles
Juni 2006
14.
RS.PTPN II
Juni
4
5
6
April 2006
1. Alat hisap medik 2 Lap.kal 2. Electrocardiograph 1 & 3. Defibrillator 1 Sertifikat 4. Sphygmomanometer 5 5. Centrifuge 2 6. Autoclave 1 7. General Purpose X-ray 1 8. Electro Surgery Unit 1 ___________________________________________________________________________ Jumlah 14 April 2006
1. Electrocardiograph 1 Lap.kal. & 2. Sphygmomanometer 3 Sertifikat 3. CT Scan 1 ___________________________________________________________________________ Jumlah 4 Mei 1. General Purpose X-ray 1 Lap.kal. & 2006 2. CT Scan 1 Sertifikat ___________________________________________________________________________ Jumlah 2 1. General Purpose X-ray 2 2. Mobile X-ray 1 Lap. kal 3. Mobile C-Arm 1 & 4. CT Scan 1 Sertifikat 5. Mamograph 1 6 Angiograph 1 ___________________________________________________________________________ Jumlah 7 1. Alat hisap medik 1 Lap.kal Tembakau Deli 2006 2. Electrocardiograph 1 & 3. Sphygmomanometer 9 Sertifikat 4. Inkubator perawatan 1 5. Infusion pump 1 6. Syringe pump 2 7. Nebulizer 2 8. General Purpose X-ray 1 ___________________________________________________________________________ Jumlah 18
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Lanjutan Tabel 4.8. 1
2
3
4
5
6
15.
RS. Mitra Sejati
April 2006
Mobile X-ray
1
Lap.kal. & Sertifikat
16.
RS. Imelda
April 2007
Mobile X-ray
1
Lap.kal. & Sertifikat
Sumber data primer 2007. (Sumber BPFK Medan)
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1.
Input Sistem Pemeliharaan
Hasil penelitian dari lembar kuesioner yang merupakan komponen input, meliputi sumber daya manusia, dana, sarana, dan pedoman. 5.1.1.
Sumber daya manusia
Dari hasil penelitian, rumah
sakit responden yang mempunyai teknisi
pemelihara alat kesehatan sebanyak 4 rumah sakit atau 13,3%. Rumah sakit kelas A milik Departemen Kesehatan memiliki jumlah teknisi yang paling banyak yaitu sebanyak 12 orang, 11 orang berlatar pendidikan Akademi Teknik Elektromedik (ATEM), 1 orang berlatar pendidikan STM berpengalaman 20 tahun menangani peralatan laboratorium. Rumah sakit lain yang mempunyai tenaga teknisi ATEM merupakan rumah sakit kelas A milik swasta mempunyai 1 orang teknisi, dan dua rumah sakit kelas B masing-masing milik BUMN mempunyai 1 orang teknisi, dan milik suatu yayasan memiliki 2 orang teknisi. Jumlah rumah sakit yang belum mempunyai teknisi pemelihara alat kesehatan sebanyak 26 rumah sakit atau 86,7%, terdiri dari 2 kelompok, kelompok pertama adalah rumah sakit yang mempunyai teknisi dengan latar belakang pendidikan STM sebanyak 11 rumah sakit atau 36,7%, dan kelompok kedua adalah rumah sakit yang tidak memiliki teknisi sebanyak 15 rumah sakit atau 50%.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Rumah sakit kelompok pertama pada umumnya adalah rumah sakit kelas C, yang mana tenaga teknisinya mempunyai tugas untuk menangani instalasi sarana dan prasarana rumah sakit (IPSRS) yaitu instalasi bangunan, air, listrik, gas tidak untuk menangani pemeliharaan peralatan kesehatan. Rumah sakit kelompok kedua adalah rumah sakit yang tidak mempunyai teknisi sebanyak 15 rumah sakit atau 50%, pada umumya rumah sakit kelas D dan belum lama beroperasi. Menurut World Health Organization (1994), pemeliharaan peralatan tersebut dapat dilaksanakan oleh petugas operator alat, tenaga pemeliharaan sarana rumah sakit, oleh teknisi yang mempunyai pengetahuan khusus tentang peralatan yang bersangkutan atau oleh tenaga ahli yang mempunyai pengetahuan khusus. Pernyataan WHO tersebut diatas menunjukkan pentingnya pemeliharaan peralatan kesehatan, pemeliharaan yang dimaksud WHO adalah pemeliharaan preventif sebatas pemeliharaan berkala, yaitu pemeliharaan rutin yang harus dilakukan pada saat-saat tertentu, tidak termasuk pelaksanaan pengujian dan kalibrasi. Pelaksanaan pemeliharaan oleh petugas operator yang dimaksud WHO adalah melaksanakan pengoperasian alat sesuai dengan protap, dimulai dari persiapan sampai dengan pengemasan dan penyimpanan alat hal ini dapat dilihat pada contoh protap pengoperasian alat ECG yang terdapat pada Lampiran 11. Sedangkan tindakan pemeliharaan yang dilakukan oleh teknisi yang mempunyai pengetahuan khusus tentang peralatan kesehatan, adalah tindakan pemeliharaan yang sesuai protap pemeliharaan alat, yang dimulai dari persiapan alat sampai dengan pelaporan kecuali
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
pelaksanaan pengujian dan kalibrasi (pelaksanaan point 3.6 sampai dengan 3.9) sebagaimana terdapat pada Lampiran 12, tentang protap pemeliharaan alat ECG. Hasil penelitian Solehudin (1999), yang berjudul ”Pengembangan rancangan sistem pemeliharaan alat-alat medis di rumah sakit Tanggerang”, menyebutkan bahwa peralatan medis yang pemeliharaannya cukup dilakukan oleh operator adalah peralatan medis yang terbuat dari bahan logam, karet dan bahan lainnya, yang tidak mengandung unsur listrik, mekanik dan elektronik (elektromedik) yang tidak memerlukan penyetelan, penggantian komponen (komponen elektronik) dan kalibrasi dalam pemeliharaannya. Peralatan medis yang pemeliharaannya dilakukan oleh tenaga IPSRS adalah peralatan yang didalamnya mengandung unsur listrik dan mekanik dan tidak mengandung unsur elektronik (elektromedik), memerlukan tindakan
penyetelan
atau
penggantian
beberapa
bagian/komponen
dalam
pemeliharaannya tetapi tidak memerlukan tindakan kalibrasi. Teknisi Instalasi Prasarana Rumah Sakit (IPSRS), dapat melakukan pemeliharaan alat kesehatan dimaksud, dengan anjuran agar teknisi IPSRS tersebut terlebih dahulu mendapat pelatihan tentang
pemeliharan peralatan kesehatan
dimaksud, atau dengan mengikuti pelatihan/magang di rumah sakit terdekat seperti RSUP.H. Adam Malik sebagai rumah sakit umum pusat dan pendidikan di propinsi Sumatera Utara, sehingga teknisi IPSRS tersebut dapat diandalkan minimal melaksanakan pemeliharaan preventif alat sederhana. Menurut standar kebutuhan tenaga minimal teknisi elektromedik (ATEM) untuk rumah sakit pemerintah kelas A adalah 12 orang, kelas B, 8 orang, kelas C, 2
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
untuk rumah sakit pemerintah kelas A adalah 12, kelas B, 8 orang, kelas C, 2orang dan kelas D, 1 orang (Depkes, 2003). Standar kebutuhan tenaga minimal tersebut ditujukan untuk rumah sakit pemerintah, tetapi seyogyanya rumah sakit swasta atau rumah sakit lain khususnya rumah sakit yang sudah memiliki jumlah peralatan yang banyak dan memiliki peralatan kesehatan yang canggih, sudah saatnya memiliki teknisi khusus peralatan kesehatan (teknisi elektromedik). 5.1.2.
Dana / Biaya
Dana merupakan unsur penting yang harus ada dalam suatu kegiatan sistem pemeliharaan, karena ketersediaannya dana pemeliharaan alat akan mempengaruhi kondisi peralatan yang baik dan laik dan akan mempengaruhi kinerja rumah sakit dalam segi pelayanan maupun segi finansial. Berdasarkan hasil penelitian bahwa semua rumah sakit responden sebanyak 30 rumah sakit (100%) mempunyai dana untuk pemeliharaan alat. Sebagaimana
disebutkan
dalam
Pedoman
Operasional
Pemeliharaan
Peralatan Kesehatan Depkes (2001), bahwa ”Pemeliharaan peralatan kesehatan elektromedik merupakan suatu upaya yang dilakukan agar supaya peralatan kesehatan selalu dalam kondisi laik pakai, dapat difungsikan dengan baik dan menjamin usia pakai lebih lama. Aspek-aspek yang berkaitan
dalam pelaksanaan pemeliharaan
yaitu Sumber daya manusia (SDM), fasilitas dan peralatan kerja, dokumen pemeliharaan, suku cadang dan bahan pemeliharaan. Aspek-aspek ini pada umumnya memerlukan pembiayaan”.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Biaya pemeliharaan meliputi biaya pemeliharaan
preventif, korektif dan
darurat. Biaya pemeliharaan preventif antara lain biaya pembelian bahan pemeliharaan dan bahan penggantian bagian alat (manset, balon, air raksa, oli, dsb.), biaya pengujian unjuk kerja dan keamanan alat (kalibrasi). Biaya pemeliharaan korektif antara lain biaya perbaikan overhaul suction pump (pembelian oli, klep, membran). Biaya pemeliharaan darurat adalah biaya perbaikan mendadak atas kerusakan alat, pada mumnya perbaikan darurat dilaksanakan oleh teknisi luar (pihak ketiga. Pada umumnya beberapa responden mengatakan besar dana pemeliharaan yang disetujui biasanya tidak selalu mencukupi untuk pemeliharaan peralatan setiap tahunnya, untuk itu diambil kebijakan dengan skala prioritas, diutamakan untuk pemeliharaan peralatan yang sangat penting dalam pelayanan kesehatan.
5.1.3. Sarana
Sarana adalah alat pendukung untuk kegiatan pemeliharaan yang meliputi tempat atau ruangan kerja (workshop), peralatan kerja dan bahan pemeliharaan. Rumah sakit yang mempunyai ruangan kerja / workshop sebanyak 4 rumah sakit atau 13,3%. Selain untuk kegiatan pemeliharaan peralatan kesehatan, workshop tersebut dimanfaatkan untuk menyimpan peralatan kerja, bahan-bahan pemeliharaan, suku cadang, dokumen teknis termasuk inventaris peralatan dan laporan pemeliharaan.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Rumah sakit yang belum memiliki ruangan kerja sebanyak 26 rumah sakit atau 86,7%, hal ini mengingat kegiatan pemeliharaan alat dilakukan oleh operator alat yang bersangkutan cukup di ruang dimana alat dipasang, untuk perbaikan alat atau pemeliharaan darurat dilaksanakan oleh teknisi suplier alat atau teknisi dari luar rumah sakit di ruang dimana alat disimpan. Menurut standar luas ruangan workshop atau ruang IPSRS untuk rumah sakit pemerintah kelas C adalah 130 m2, dan untuk rumah sakit kelas D adalah 70m2, (Depkes 1982). Rumah sakit yang mempunyai peralatan kerja sebanyak 15 rumah sakit atau 50 % yang dimaksud peralatan kerja disini adalah peralatan kerja untuk mendukung pelaksanaan pemeliharaan alat kesehatan, minimal memiliki peralatan kerja listrik sederhana, seperti tool set dan alat ukur listrik (AVO meter), sedangkan peralatan kerja yang dimiliki RSUP. H.Adam Malik adalah peralatan kerja dan alat ukur yang paling sederhana sampai peralatan dan alat ukur yang digunakan untuk kegiatan pemeliharaan preventif alat elektromedik menengah seperti alat ukur KVP meter, ECG simulator, dan yang lainnya, sampai dengan tahun 2006 RSUP. H. Adam Malik mempunyai 49 unit peralatan kerja. Rumah sakit yang belum mempunyai peralatan kerja, disebabkan rumah sakit tersebut belum mempunyai teknisi, belum mempunyai ruangan / workshop, dan pemeliharaan yang dilakukan adalah pemeliharaan darurat, yaitu pemeliharaan yang dilakukan karena terjadi kerusakan mendadak, dan perbaikannya dilakukan oleh teknisi alat dari luar.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Menurut standar peralatan, ruang dan tenaga kesehatan rumah sakit kelas C Depkes (1994), bahwa jumlah peralatan kerja listrik & AC, dan peralatan kerja elektromedik & laboratorium masing-masing adalah 41 jenis (Lampiran 10). Rumah sakit yang menyediakan bahan pemeliharaan sebanyak 19 rumah sakit atau 63,3%. Bahan pemeliharaan ialah bahan-bahan yang diperlukan untuk pemeliharaan sebagai contoh cairan pembersih (soapy solution) untuk membersihkan lampu operasi, kain pembersih/lap, desinfecting solution untuk membersihkan inkubator perawatan, oli untuk pemeliharaan suction pump dan bahan lainnya. Rumah sakit yang telah melaksanakan pemeliharaan preventif sendiri seperti RSUP.H.Adam Malik mengelompokkan bahan habis pakai atau bagian alat yang frekwensi penggatiannya tinggi sebagai bahan pemeliharaan, seperti manset, balon, air raksa merupakan bahan pemeliharaan untuk alat tensimeter. Bahan pemeliharaan dan peralatan kerja setiap alat dapat dilihat dalam dokumen teknis dari masing-masing pabrik pembuat alat (Depkes, 2001).
5.1.4.
Pedoman
Pedoman adalah merupakan buku atau berkas yang berisi petunjuk untuk melaksanakan pemeliharaan yang meliputi dokumen teknis dari pabrik pembuat alat, prosedur tetap (protap) pengoperasian alat, dan protap pemeliharaan alat. Rumah sakit yang mempunyai dokumen teknis (dan menyimpannya dengan baik) adalah sebanyak 19 rumah sakit atau 63,3%, lebih banyak dibandingkan dengan rumah sakit yang mempunyai dokumen teknis dibawah 30%. Jumlah rumah sakit yang
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
mempunyai dokumen teknis umumnya memiliki dokumen teknis antara sekitar 30 sampai 50% dari peralatan yang ada, hal ini disebabkan dokumen teknis alat yang sudah lama tidak dapat ditemukan, sedangkan beberapa dokumen teknis peralatan yang baru ada yang belum diberikan oleh suplier alat. Dokumen teknis adalah dokumen yang menyertai alat pada waktu pembelian alat kesehatan (elektromedis), yang meliputi brosur, installation manual, installation report, operating manual, sevice manual yang mencakup schematic diagram, part list, recomended parts. (Depkes, 2001). Mengingat isi dari berkas dokumen teknis
tersebut sangat diperlukan dalam pelaksanaan pengoperasian dan pemeliharaan alat , dianjurkan kepada rumah sakit untuk mencantumkan persyaratan kelengkapan dokumen teknis dalam setiap kontrak pengadaan alat kesehatan (elektromedik), menyimpan dokumen teknis dengan baik,
agar dapat dipergunakan pada saat
diperlukan. Rumah sakit yang mempunyai prosedur tetap (protap) pengoperasian alat sebanyak 10 rumah sakit atau 33,3%, dan yang belum sebanyak 20 rumah sakit atau 66,7%. Protap pengoperasian peralatan adalah prasyarat atau urutan kerja yang harus dipenuhi dan dilakukan, sehingga suatu alat dapat difungsikan dengan baik dan menghasilkan keluaran sesuai dengan fungsinya
(Depkes, 2001). Protap
pengoperasian alat dapat membantu operator dalam melaksanakan pengoperasian alat, dan untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam pengoperasian, yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan alat.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Prosedur tetap (protap) pengoperasian alat kesehatan dibuat pihak rumah sakit berdasarkan petunjuk dari dokumen teknis alat dari pabrik pembuat alat, atau dapat mengacu kepada protap pengoperasian alat yang telah dibuat Depkes. Protap peralatan dimaksud dianjurkan dipasang pada dinding di ruang alat berada, dan rangkap yang lain disimpan sebagai arsip. Contoh salah satu protap pengoperasian alat yang dibuat Depkes adalah protap pengoperasian alat ECG, seperti terdapat pada Lampiran 11. Rumah sakit yang mempunyai protap pemeliharaan peralatan elektromedik sebanyak 4 rumah sakit (13,3%), dan yang belum sebanyak 26 rumah sakit atau 86,7%. Prosedur tetap pemeliharaan adalah prasyarat dan urutan kerja yang harus dipenuhi dan dilakukan agar pemeliharaan suatu alat dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, sehingga alat tersebut selalu dalam keadaan siap dan laik pakai.(Depkes, 2001). Sesuai rekomendasi The American Society for Health care Engineering, standar prosedur pemeliharaan terdiri dari 3 kegiatan yaitu pemeliharaan berkala, inspeksi unjuk kerja dan inspeksi keamanan alat, yang semuanya itu merupakan pemeliharaan preventif. Dengan demikian ada 3 jenis protap pemeliharaan, yaitu protap pemeliharaan berkala, protap inspeksi keamanan alat dan protap inspeksi keamanan alat. Pemeliharaan berkala adalah pemeliharaan yang harus dilakukan setiap kurun waktu tertentu, sebagai contoh memberikan pelumasan (oli) untuk peralatan yang
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
mempunyai bagian yang berputar atau bergerak menghidupkan alat (untuk pemanasan) apabila alat tidak digunakan dalam waktu relatif lama. Penyusunan protap pemeliharaan alat secara berkala dapat mengacu kepada dokumen teknis (service manual) alat, atau protap pemeliharaan yang disusun Depkes. Inspeksi unjuk kerja dan keamanan alat adalah kegiatan pengujian dan kalibrasi. Protap pengujian dan kalibrasi dimiliki oleh rumah sakit yang mempunyai peralatan kerja untuk kalibrasi yaitu RSUP. H. Adam Malik, dimana RSUP.H.Adam Malik mempunyai beberapa peralatan kerja untuk kalibrasi. Pelaksanaan pengujian dan kalibrasi peralatan kesehatan bagi rumah sakit yang tidak memiliki peralatan kerja untuk kalibrasi dilakukan oleh BPFK Medan. Sebagai contoh protap pemeliharaan yang dibuat Depkes adalah seperti terdapat pada Lampiran 12 yaitu protap pemeliharaan alat ECG.
5.2.
Proses/Pelaksanaan Sistem Pemeliharaan
Pelaksanaan sistem pemeliharaan atau
proses meliputi penyusunan
inventarisasi alat, menyusun jadwal pemeliharaan, dan pelaksanaan pemeliharaan sesuai jadwal.
5.2.1. Inventaris peralatan
Rumah sakit yang mempunyai inventaris peralatan sebanyak 19 rumah sakit (63,3%), dan yang belum mempunyai sebanyak 11 rumah sakit atau 36,7%. Pada umumnya daftar inventaris peralatan yang dibuat adalah semua peralatan kesehatan yang dimiliki rumah sakit, sedangkan yang dimaksud dengan inventaris pada sistem
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
pemeliharaan alat elektromedik adalah inventaris khusus alat medik dan elektromedik (Depkes, 2001), hal ini untuk membantu teknisi atau petugas pengelola alat dalam memonitor kondisi peralatan kesehatan (elektromedis) yang dimiliki rumah sakit. Daftar inventaris alat medik menurut Depkes, 2001, terdiri dari Nomor, nama alat, merek, type, jumlah alat, nama agen, operating manual, service manual dan keterangan. Nomor adalah nomor urut dari urutan peralatan yang dimiliki rumah sakit, nama alat adalah nama alat medik dan atau elektromedik. Merek pada umumnya adalah pembuat alat, karena terdapat beberapa pembuat alat atau merek untuk satu jenis alat misalnya tensimeter, ada tensimeter merek Nova, merek ABN. Pesawat Elektrokardiograph merek Fukuda, merek Cardimax, Pesawat sinar-X, merek Hitachi, merek siemens dan lain sebagainya. Type pada umumnya menunjukkan ciri khusus alat tersebut yang berhubungan degan kapasitas dari alat atau ada juga yang berhubungan dengan karakteristik dari alat. Untuk data merek dan type alat, memudahkan pemilik alat atau teknisi untuk pemesanan spare part apabila terjadi kerusakan pada alat tersebut. Jumlah alat menunjukkan berapa unit atau set alat yang dimiliki rumah sakit, berapa unit/set alat yang jenisnya sama. Dengan melihat jumlah alat memudahkan pemilik alat atau tenisi untuk mengecek keberadaan alat tersebut. Satuan alat disebut unit apabila alat tersebut merupakan satu kesatuan dalam pengoperasiannya seperti pesawat sinar-X, EKG, tensimeter. Satuan set diperuntukkan untuk alat medik seperi alat bedah (minor surgery set) yang terdiri dari beberapa jenis alat, pisau, pinset dan sebagainya.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Nama Agen disertai alamat agen diperlukan untuk keperluan apabila terjadi kerusakan teknis alat atau pengadaan bahan pendukung operasional, apabila alat memerlukan bahan tersebut dalam pengoperasiannya. Operating manual dan service manual yaitu dokumen teknis alat yang
menyertai alat pada waktu pengadaannya atau pembeliannya dan sangat penting keberadaannya, bila belum ada diupayakan unuk mendapatkannya dengan menghubungi agen alat. Keterangan dapat diisi dengan tambahan data penting tentang alat yang tidak terdapat pada kolom sebelumnya, misalnya tahun pembelian/tahun mulai digunakan, kondisi alat baik atau rusak. Tahun pembelian alat penting untuk dicatat untuk mengetahui umur pemakaian alat sebagai bahan pertimbangan dalam hal apakah alat tersebut sudah saatnya diganti dengan yang baru. Selain untuk memudahkan teknisi atau pemilik alat dalam mengelola peralatan medik di rumah sakit, inventaris alat juga diperlukan untuk permohonan izin atau permohonan akreditasi rumah sakit. Daftar Inventaris alat elektromedik menurut Depkes, 2001, dapat dilihat pada Lampiran 13.
5.2.2. Jadwal pemeliharaan
Jadwal pemeliharaan bagi setiap alat, sangat diperlukan untuk melaksanakan pemeliharaan peralatan kesehatan yang terencana (Depkes, 2001). Penyusunan / pembuatan jadwal pemeliharaan peralatan kesehatan dilakukan pada saat sebelum pelaksanaan pemeliharaan dilakukan, atau disusun pada tahun sebelum tahun
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
pelaksanaan berjalan. Jadwal pemeliharaan disusun bersamaan dengan penyusunan program pemeliharaan alat kesehatan untuk setiap tahunnya. Rumah sakit yang mempunyai jadwal pemeliharaan peralatan kesehatan sebanyak 4 rumah sakit (13,3%), dan yang tidak mempunyai jadwal 26 rumah sakit atau 86,7%. Jadwal pemeliharaan merupakan pedoman waktu kapan saatnya melakukan pemeliharaan terhadap suatu peralatan kesehatan. Penyusunan jadwal disesuaikan dengan kondisi masing-masing rumah sakit, dengan mengingat unsur-usur penting dalam menyusun jadwal antara lain nomor urut, nama alat, jenis pemeliharaan (pemeliharaan berkala, dan kalibrasi) yang dilakukan, tanggal pelaksanaan pemeliharaan dan petugas atau nama petugas yang melaksanaan pemeliharaan. Menurut Solehudin (1999), mengingat banyaknya jumlah dan jenis alat yang dimiliki rumah sakit, perlu adanya pemilahan alat kesehatan , yang dikelompokkan menurut petugas pemeliharanya, yaitu peralatan yang pemeliharaannya dilakukan petugas operator, peralatan yang pemeliharaannya dilakukan oleh teknisi IPSRS, teknisi elektromedik, dan peralatan yang dilakukan oleh teknisi dari luar atau pihak ketiga. Dokumentasi atau dokumen pemeliharaan merupakan bahan pendukung yang penting dalam menyusun jadwal pemeliharaan, seperti daftar inventaris alat kesehatan, dokumen teknis, kartu pemeliharaan alat atau laporan kerja pemeliharaan peralatan, dan laporan kalibrasi alat. Data yang terdapat dalam dokumen tenis, kartu
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
pemeliharaan dan laporan kalibrasi digunakan sebagai
dasar penentuan tanggal
pelaksanaan pemeliharaan selanjutnya.
5.2.3.
Pelaksanaan pemeliharaan
Rumah sakit yang melaksanakan pemeliharaan peralatan kesehatan sebanyak 10 rumah sakit atau 33,3%, dan yang belum melaksanakan sebanyak 20 rumah sakit atau 66,7%. Pelaksanaan pemeliharaan yang dilakukan oleh rumah sakit yang mempunyai kategori baik meliputi pemeliharaan yang dilakukan oleh operator berpedoman pada protap pengoperasian, dan pemeliharaan berkala yang dilakukan teknisi elektromedik, dengan berpedoman pada protap pemeliharaan dan jadwal pemeliharaan alat, sedangkan pemeliharaan inspeksi unjuk kerja dan keamanan alat (pengujian dan kalibrasi alat kesehatan) dilakukan BPFK Medan. Pelaksanaan pemeliharaan yang dilakukan rumah sakit lain pada umumnya melaksanakan pemeliharaan darurat (emergency maintenance), yaitu pemeliharaan atau perbaikan dilakukan pada waktu terjadi kerusakan alat.
5.3.
Output / Kinerja Sistem Pemeliharaan
Kinerja sistem pemeliharaan dapat dilihat dari kartu pemeliharaan alat, atau laporan kerja pemeliharaan alat, dan laporan pengujian & kalibrasi.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
5.3.1.
Kartu pemeliharaan dan laporan kerja
Rumah sakit yang mempunyai kategori baik dalam hal kartu pemeliharaan dan laporan kerja pemeliharaan ada 4 rumah sakit (13,3%), dan yang mempunyai kategori kurang baik 26 rumah sakit atau 86,7%. Kartu pemeliharaan dan laporan kerja pemeliharaan alat sangat bermanfaat bagi teknisi, operator dan penangung jawab alat dalam monitoring kondisi alat tersebut, dan juga sebagai bahan laporan tahunan, yang selanjutnya dievaluasi untuk perencanaan kegiatan pemeliharaan dan atau pembelian alat baru pada tahun yang akan datang. Kartu pemeliharaan alat dan laporan kerja pemeliharaan alat menurut Depkes (2001) seperti terdapat pada lampiran 14 dan 15, dalam kartu pemeliharaan terdapat uraian kegiatan, hasil dan pelaksanaan pemeliharaan.
5.3.2.
Laporan pengujian dan kalibrasi
Pelaksanaan pengujian dan kalibrasi peralatan kesehatan sebagai pelaksanaan unjuk kerja dan inspeksi keamanan alat dapat dilihat dari laporan pengujian & kalibrasi, dan sertifikat kalibrasi alat dari BPFK Medan. Rumah sakit yang mempunyai laporan kalibrasi dan sertitifikat kalibrasi sebanyak 10 rumah sakit atau 33,3%, dan yang mempunyai kategori kurang baik 20 rumah sakit atau 66,7%. Laporan
kalibrasi berisi laporan hasil pengukuran kondisi lingkungan,
kondisi fisik alat dan pengukuran unjuk kerja (kinerja) alat sesuai dengan jenis keluaran alat, pengukuran keamanan alat dari bahaya listrik untuk peralatan
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
elektromedis, untuk pesawat radiologi keamanan dari bahaya listrik dan radiasi. Hasil pengukuran tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai standar, apabila hasil unjuk kerja alat sesuai dengan standar atau dalam daerah toleransi standar, maka alat tersebut dinyatakan laik pakai, kemudian diberi sertifikat kalibrasi dan stiker laik pakai untuk ditempekan pada alat yang bersangkutan. Apabila hasil unjuk kerja alat tidak sesuai atau diluar batas toleransi, maka alat tersebut dinyatakan tidak laik pakai, diberi stiker tidak laik pakai. Khusus peralatan radiologi dilakukan pengukuran paparan radiasi untuk mengetahui keamanan ruangan dan lingkungan ruang radiologi terhadap bahaya radiasi. Pada umumnya rumah sakit mengalibrasi peralatan kesehatannya disesuaikan dengan dana yang tersedia di rumah sakit, setiap rumah sakit menyusun terlebih dahulu skala prioritas peralatan mana yang perlu dikalibrasi atau diukur unjuk kerjanya dan keamanannya seperti terlihat pada Tabel 4.8. Beberapa rumah sakit mengalibrasi peralatan tertentu disebabkan pentingnya atau tinggiya frekwensi penggunaan alat,.sehingga kalibrasi peralatan lain ditunda pelaksanaannya untuk dilaksanakan pada tahun berikutnya. Beberapa rumah sakit mengalibrasi pesawat X-ray untuk mendapatkan laporan unjuk kerja / kalibrasi dan laporan unjuk keamanan / laporan pengukuran paparan radiasi sebagai salah satu syarat untuk melengkapi permohonan / perpanjangan izin pengunaan pesawat X-ray dari Badan Pengawasan Tenaga Nuklir (BAPETEN). Beberapa rumah sakit mengalibrasi peralatan kesehatannya dalam rangka persiapan akreditasi rumah sakit.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Bagi rumah sakit yang tidak atau belum pernah melakukan kalibrasi peralatannya di BPFK disebabkan beberapa hal : 1. Beberapa
responden
rumah
sakit
mengatakan
bahwa,
peralatan
laboratoriumnya telah dikalibrasi oleh supplier alat. 2. Beberapa responden rumah sakit mengetahui manfaat dan kewajiban dari pelaksanaan kalibrasi peralatan, tetapi tidak dapat melaksanakannya disebabkan dana yang tersedia untuk pemeliharaan alat tidak mencukupi setiap tahunnya. 3. Beberapa rumah sakit belum mengetahui adanya permenkes 363 tahun 1998 Mengenai kewajiban rumah sakit untuk mengalibrasi peralatan kesehatannya.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian analisis sitem pemeliharaan peralatan kesehatan di rumah sakit kota Medan, dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Sebanyak 86,7% atau 26 rumah sakit belum mempunyai tenaga / teknisi pemelihara peralatan kesehatan / elektromedik. b. Dana pemeliharaan khusus peralatan kesehatan yang tersedia di rumah-rumah sakit tidak dapat mencukupi untuk pemeliharaan peralatan kesehatan sampai dengan pengujian dan kalibrasi (pemeliharaan preventif secara keseluruhan). c. Rumah sakit yang belum mempunyai sarana ruangan untuk pemeliharaan peralatan kesehatan / elektromedik (bengkel) yaitu sebanyak 26 rumah sakit atau 86,7%. Rumah sakit yang mempunyai sarana peralatan kerja sebanyak 15 rumah sakit atau 50%, dan rumah sakit yang menyediakan bahan pemeliharaan sebanyak 19 rumah sakit atau 63,3%. d. Rumah sakit yang mempunyai dokumen teknis sebanyak 19 rumah sakit atau 63,3%. Rumah sakit yang mempunyai protap pengoperasian sebanyak 10 rumah sakit atau 33,3%, dan rumah sakit yang mempunyai protap pemeliharaan sebanyak 4 rumah sakit atau 13,3%. e. Rumah sakit yang mempunyai daftar inventaris peralatan kesehatan sebanyak 19 rumah sakit atau 63,3%, yang mempunyai jadwal pemeliharaan sebanyak
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
4 rumah sakit atau 13,3%, rumah sakit yang melaksanaan pemeliharaan sebanyak 10 rumah sakit atau 33,3% f. Rumah sakit yang mempunyai laporan kerja pemeliharaan sebanyak 4 rumah sakit atau 13,3%, dan rumah sakit yang mempunyai laporan kalibrasi dan sertifikat kalibrasi sebanyak 10 rumah sakit tau 33,3%. 6.2.
Saran
Berdasarkan kesimpulan dan untuk menata sistem pemeliharaan peralatan kesehatan yang baik di rumah-rumah sakit kota medan, diharapkan kepada : a. Rumah sakit agar mempunyai teknisi khusus pemelihara alat kesehatan / elektromedik berlatar belakang pendidikan ATEM. Menurut standar kebutuhan tenaga minimal dari Depkes, teknisi elektromedik (ATEM) sebagai teknisi pemelihara peralatan kesehatan/elektromedik untuk rumah sakit pemerintah kelas D sebanyak 1 orang teknisi, untuk rumah sakit pemerintah kelas C, 2 orang teknisi, untuk rumah sakit permerintah kelas B 8 orang teknisi, dan untuk rumah sakit pemerintah kelas A 12 orang teknisi. b. Rumah sakit agar membuat perencanaan pelaksanaan pemeliharaan peralatan kesehatan setiap tahunnya disertai besar dana yang diperlukan untuk pemeliharaan peralatan tersebut, dengan demikian diharapkan pemeliharaan peralatan kesehatan dapat dilaksanakan dengan baik. c. Rumah sakit agar mempunyai sarana ruangan khusus pemeliharaan, peralatan kerja dan bahan pemeliharaan. Menurut standar luas ruang pemeliharaan / ruang IPSRS untuk rumah sakit pemerintah kelas C adalah 130 m², dan rumah
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
sakit pemerintah kelas D adalah 70 m². Peralatan kerja dan bahan pemeliharaan yang perlu dimiliki rumah sakit dapat dilihat dalam dokumen teknis alat yaitu brosur mengenai service manual. d. Rumah sakit agar dapat melaksanakan manajemen peralatan kesehatan dengan baik, yang dimulai dengan perencanaan, pelaksanaaan (penyimpanan dokumen teknis peralatan, dan pelaksanaan pemeliharaan) sampai dengan pelaporan dan evaluasi.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA
Amirin, Tatang, 2000, Menyusun Rencana Penelitian, Raja Grafindo Perkasa, cetakan keempat, Jakarta. American Society for Health Care Engineering of the American Hospital Association 1996), Maintenance Management for medical Equipment. (USA: The American Hospital Associatiun One North Franklin Chicago,IL.60606. Ariawan,I, 1998, Besar dan Metode Sampel Pada Penelitian Kesehatan, Jakarta, FKM-UI. Bronzuy, Joseph P, 1992, Management of Medical Technology, A primer for clinical Engineering, Butter Worth Heinemann. Corder,P, 1992, Teknik Manajemen Pemeliharaan cetakan kedua, edisi Indonesia, PT.Gelora Aksara Pratama, Jakarta. Dalmy Iskandar dr.H (1998), Rumah Sakit, Tenaga Kesehatan dan Pasien Jakarta, Penerbit Sinar Grafika. Departemen Kesehatan & Sosial RI, 2001, Pedoman Operasional dan Pemeliharaan Peralatan Kesehatan, Jakarta. Departeman Kesehatan RI., 1992, Pedoman Pemeliharaan Elektrokardiograf, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Direktorat Instalasi Medik. Direktorat Metrologi, 2000, Metrologi melindungi kebenaran dan kepastian hukum pengukuran kepentingan umum dalam hal jaminan. (Seminar Nasional Penanganan Peneraan Alat Ukur Kesehatan dan Meter pulsa telepon). Gani,Ascobat, 1991, Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajerial Rumah Sakit, (Pelatihan Sistim Akuntansi Rumah Sakit untuk Pimpinan RSU se Jawa Barat, Bandung 29 Juni 1991). Janahar, 1991. Penelitian Sistem Monitoring Efek Pengamanan Alat Kesehatan. Pusat Penelitian dan PengembanganFarmasi.Badan Pengembangan Depkes RI. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara, 2000, Modul Sosialisasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Jakarta.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Priel VZ, 1974, Systematic Maintenance Organization, alih bahasa, Lembaga Manajeman PPM,Mc Donald & Evans LTD. Permenkes nomor :363/MENKES/PER/1998 tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan pada Sarana Palayanan Kesehatan. Permenkes nomor : 1184/MENKES/PER/X/2004 tentang Pengamanan Alat Kesehatan dan Perbekalan Rumah Tangga. Permenkes nomor : 530/MENKES/PER/IV/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Permenkes nomor : 1164/ MENKES/PER/VIII/2000 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Solehudin, Pengembangan Rancangan Sistim Pemeliharaan Alat-Alat Medik di RSUD Tanggerang, 1979. Suparjo, Upaya Peningkatan Pelaksanaan Manajemen Teknologi Peralatan Medik Guna Pencapaian Kesesuaian Mutu Pelayanan Medik, Study Kasus di Perusahaan Jawatan Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita, 2003. Undang-undang No. 8 tahun 1999, tentang Perlindungan Konsumen, Jakarta. Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, Jakarta. Undang-undang Republik Indonesia nomor 2 tahun 1981 tentang Metrologi Legal. World Health Organization, 1994, Maintenance and repair of laboratory, diagnostic Imaging, and Hospital Equipment, Geneva.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Lampiran 1
DAFTAR PERTANYAAN PENELITIAN Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan di Rumah Sakit Kota Medan 1.
NOMOR FORMULIR
2.
TANGGAL/BULAN/TAHUN
3.
NAMA RESPONDEN
4.
UMUR
5.
JABATAN (DALAM PERALATAN KESEHATAN)
6.
JENIS KELAMIN
7.
LAMA TUGAS
8.
NAMA RS. TEMPAT TGS/KLS RS. PENYELENGGARA /PEMILIK RS.
9.
ALAMAT TEMPAT TUGAS
A. Sumber Daya Sistem (Input)
1. Sumber Daya Manusia Apakah ada petugas khusus / teknisi yang melakukan pemeliharaan alat kesehatan berapa jumlahnya, dan apa latar belakang pendidikannya, 2. Dana / Biaya a. Apakah rumah sakit mempunyai dana khusus untuk pemeliharaan alat kesehatan? (dana pemeliharaan preventif, korektif, dan darurat) ? b. Apakah dana pemeliharaan yang tersedia mencukupi setiap tahunnya?
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Lampiran 1
3. Sarana a. Apakah ada ruangan kerja khusus untuk pelaksanaan pemeliharaan alat kesehatan menyimpan dokumen teknis, inventarisasi alat kesehatan, peralatan kerja, bahan pemeliharaan? b. Apakah rumah sakit menyediakan peralatan kerja untuk pemeliharaan alat kesehatan? c. Apakah rumah sakit mempunyai bahan pemeliharaan sesuai kebutuhan alat? 4. Pedoman a. Apakah rumah sakit mempunyai / menyimpan dokumen teknis alat dari pabrik pembuat alat ? (dokumen teknis meliputi Brosur, installation manual, installation report, operating manual, sevice manual yang mencakup schematic diagram, part list, recomended part)
b. Berapa % jumlah dokumen yang dimiliki/disimpan dari jumlah alat yang dimiliki rumah sakit ? c. Apakah rumah sakit mempunyai prosedur tetap pengoperasian alat kesehatan? d. Apakah rumah sakit mempunyai prosedur tetap pemeliharaan alat kesehatan?
B Pelaksanaan sistem Pemeliharaan Alat Kesehatan (Proses)
1. Apakah rumah sakit sudah mempunyai/menyusun inventaris alat kesehatan ? 2 Apakah rumah sakit sudah mampunyai/menyusun jadwal pemeliharaan alat kesehatan ( preventif dan krektif) ? 3. Apakah petugas/teknisi rumah sakit (bila mempunyai teknisi) sudah / selalu melaksanakan tugasnya sesuai jadwal pemeliharaan preventif peralatan kesehatan?
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Lampiran 1
4 Apakah rumah sakit sudah melakukan pengukuran unjuk kerja dan inspeksi keamanan. (pengujian/kalibrasi) peralatan kesehatannya?. Kalau sudah peralatan apa saja yang pernah diuji/dikalibrasi, dan kapan terakhir kali dilaksanakan? Dan institusi mana yang melaksanakan ( supplier alat, BPFK Medan, rumah sakit sendiri).
C. Kinerja pelaksanaan sistem pemeliharaan peralatan kesehatan (output)
1. Peralatan kesehatan (elektromedik) rumah sakit terpelihara dengan baik. Apakah rumah sakit membuat / mempunyai kaporan kerja pemeliharaan dan kartu pemeliharaan alat) 2. Peralatan kesehatan (lektromedik) rumah sakit terpelihara dengan baik, dalam kondisi baik dan laik pakai. Apakah rumah sakit mempunyai laporan pengujian & kalibrasi, dan sertifikat kalibrasi ? 3. Pemeliharaan darurat / perbaikan dilaksanakan oleh pihak ketiga (teknisi suplier alat, atau teknisi dari luar rumah sakit), (laporan pelaksanaan perbaikan).
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Lampiran 2
FORMULIR CEK LIST Penelitian Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan di Rumah Sakit Kota Medan 1.
Nomor formulir
A. Sumber Daya Sistem (Input)
Ada
Tidak ada
1. Sumber Daya Manusia - Teknisi untuk pemeliharaan alkes, ATEM /
..........
.........
STM berpengalaman minimal 5 thn bidang teknik Alat kesehatan (elektromedik) - Jumlah
..........
.........
- Ruang khusus/workshop untuk pemeliharaan alat.
.........
.........
- Tool kit / alat penunjang pemeliharaan
........
........
- Bahan pemeliharaan
........
........
..........
.........
2. Sarana dan prasarana.
3. Dana pemeliharaan - Dana pemeliharaan preventif, kalibrasi, darurat 4. Pedoman - Dokumen teknis
........
........
- Jumlah dokumen teknis
.......%
........
- Protap pengoperasian alat
........
.......
- Protap pemeliharaan alat
........
........
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Lampiran 2
Ada
Tidak ada
- Inventarisasi alat
.........
........
- Penyusunan jadwal pelaksanaan pemeliharaan
........
........
- Pelaksanaan pemeliharaan
........
........
B Pelaksanaan sistem Pemeliharaan Alat Kesehatan (Proses)
C. Kinerja Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan (Output)
- Laporan pelaksanaan pemeliharaan
........
..........
.........
..........
- Laporan pengukuran kinerja / pelaksanaan pengujian dan kalibrasi
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Lampiran 4
DAFTAR NAMA RUMAH SAKIT DI KOTA MEDAN No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
NAMA RUMAH SAKIT KELOMPOK I RSUP.H.Adam Malik RSU.Dr. Pirngadi RS. St.Elisabeth KELOMPOK II RS. Dam II Medan RSPTPN II Tembakau Deli RS. Herna RS. Haji Medan RS. Polda Sumut RS. Deli RS. Materna RS. Methodist RS. Imelda RS. Islam Malahayati RS. Permata Bunda RS. Sari Mutiara Medan RS. Gleneagles Medan RS. Martha Friska KELOMPOK III RS. Glugur RS. Bakti RS. Hisarma
KL S
JML TT
A
600
B
701
B
259
C
246
C
275
C C
168 116
C
127
C C C C C C C
85 75 74 70 83 126 147
C
50
C
116
D
138
D
79
D
143
RS. Wulan Windi
70
RS. Maya Sari RS. Bina Sejahtera RS. Mongonsidi
D D
95 72
D
100
RS. Sarah RS.Renata Sakti
D
69
D
60
RS. Advent Medan RS. Amal Mulya RS. Sundari
D D D
47 50 50
ALAMAT
PENYELENGGARA
Jl.Bunga Lau no. 17 Medan Jl.Prof.HM Yamin no 47 Medan Jl.Haji Misbah no.7 Medan
Yy. Santa Elisabeth
Jl. Putri Hijau no 17 Medan Jl.Putri Hijau no.15 Medan
Kesdam I B. Barisan PTPN II
Jl. Majapahit 118 A Medan Jl. RS. Haji Medan Estate Jl. KH.Wahid Hasyim no 1 Medan Jl. Merbabu no 18 medan Jl. Teuku Umar no 9-11 Medan Jl. Thamrin no. 105 Medan Jl. Bilal no 24 Medan Jl. Diponegoro no 4 Medan Jl.S. Mangaraja 17 Medan Jl.Kapt. Muslim no. 79 Medan Jl. Listrik no 6 Medan
Yy.TD. Pardede PemProp Sumut Diskesjas Polda Sumut
Jl. Yos Sudarso Km 6 Medan Jl. Adam Malik 221-223 Medan Jl. HM. Joni no 64 Medan Jl. Gatot Subroto 108 Medan Jl. Raya Marelan No. 17 Medan Jl. Raya Marelan Medan Jl. Simpang Kantor Medan l Jl. Monginsidi no 11 Medan Jl. Baja Raya no 10 Medan Jl.Pesantren S.Sikambing Medan Jl. Gatot Subroto Km 4 Medan Jl.Dolok Sanggul no 5 Medan Jl. Pinang baris Medan
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
DEPKES RI. Pemkot. Medan
Yayasan Deli Yayasan Materna Yy. RS.GMI. Gloria Yy. Imelda Yys RSI Malahati Yayasan Kasih Bunda Yy.Sitanggang Purba PT. Nusa Utama Medicalindo PT. Karya Utama Sehat Sejahtera Yy.dr.Rusdi Yayasan Amal Bhakti Yayasan Hisarma Yayasan Wulan Windi Yy. Mayasari Medan Yy. Bina Sejahtera Yy.Prof.Dr.Boloni Marpaung Yayasan Sarah Yayasan Renata Sakti Yayasan Advent Yy. RS. Amal mulya Yayasan Sundari
30 31 32 33 34 35 36 37. 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
RS. Bahagia Medan RS. Estomihi RS. AL Belawan RS. TNI AU.Dr. Abdul Malik RS. Samaria RS. Pelabuhan Medan
D D D
50 52 31
D
30
D
23
D
54
RS. Alqadri RS. Martondi
D
47
D
46
D
30
RS. Bandung RS. Dewi Maya RS. Vina Estetica RS. Siti Hajar RS. Methodis SW RS. Melati RS. Mitra Sejati RS. Sri Ratu RS. Delima
D D D D D D D D
50 50 50 50 50 50 50
D
50
RS. Harapan Mama RS. Sufina Azis
D
50
D
50
D
50
RS. Ibnu Saleh Rs. Sari Cipta RS. Adenin Adenan RS. Mitra Medika RS. Mitra Persada RS. Fajar
D D D D D
50 30 50 50 50
D
50
RS. Mandiri DRS. Al Umah RS. Farigul RS. Ar Ridho
D D D D
50 50 50 30
RS. Sehat
RS. Bina Kasih
Jl. Bahagia no.85 Medan Jl.S. Mangaraja 235 Medan Jl. Bengkalis Belawan Medan Jl.Imam Bonjol no 50 Medan
Yayasan Bahagia Yayasan Letare Diskes Lantamal Jankes TNI AU
Jl.Sumatera 88 Belawan Jl. Sumatera Belawan Medan
Yy.. RS Samaria PT. PELINDO Medan Yayasan Alqadri Yayasan. Al Hamidi
Jl. Binjai Km 7 no 23 Medan Jl.Letda Sujono no 80-82 Medan Jl. Letda Sujono no.20 E Medan Jl. Mistar Medan Jl. Surakarta Medan Jl. Iskandar Muda Medan Jl. Jamin Ginting Medan Jl. Setia Budi Psr 2 Medan Il. Timor no 27 Medan Jl. Karya Jasa Medan Johor Jl Nibung Raya Jl. KL.Yos Sudarso Km.36 Martubung Medan Jl. Manda;la By Pass Medan Jl. Karya Baru no. 1 Medan Barat Jl. TB. Simatupang 148 Medan Sunggal Jl. HM. Joni Medan Jl. Simpang kantor Medan Jl. S. Mangaraja no.8 Medan Jl. Kol.Yos Sudarso Medan Jl. Jamin Ginting Medan Jl. Cempaka no.35 Medan Polonia Jl. Cendana no.2 Medan Timur Jl. Utama no. 211 Medan Jl. Karya Wisata Medan Jl. Karya Jaya Medan
Sumber BPFK Medan, 2005, dan Dinkes Kota Medan, 2007.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Yy. Sehat Medan Yayasan Bandung Yy. Vina Estetica Yy. Gereja Methodist Yy. Mitra Sejati Yy. Delima
Yy. Ar-Rahman Prof. Adenin Adenan
PT. PJKA
I
Lampiran 5
DAFTAR NAMA RUMAH SAKIT YANG MENJADI SAMPEL PENELITIAN No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
NAMA RUMAH SAKIT RSUP.H.Adam Malik RS. St.Elisabeth Medan RSPTPN II Tembakau Deli RS. Haji Medan RS. Deli RS. Methodist RS. Islam Malahayati RS. Sari Mutiara Medan RS. Martha Friska RS. Bhakti RS. Wulan Windi
KL S A B
JMLH TT 600 259
C
275
C C C C
250 85 74 83
C
147
C D
116 79
D
70
RS. Bina Sejahtera RS. Sarah RS. Advent Medan RS. Sundari RS. Estomihi RS. Dr. Abd. Malik RS. Pelabuhan Medan RS. Martondi
D D D D D D D
72 69 47 50 52 30 54
D
46
RS. Bandung RS. Vina Estetica RS.Methodist SW. RS. Mitra Sejati RS.Delima
D D D D
50 50 50 50
D
0
D
50
D D D D D
50 50 50 50 50
RS. Sufina Azis RS. Ibnu Saleh RS. Adenin Adenan RS. Mitra Persada RS. Mandiri RS. Farigul
ALAMAT
PENYELENGGARA
Jl.Bunga Lau No. 17 Medan Jl. Haji Misbah No. 7 Medan Jl. Putrii Hijau No. 15 Medan
DEPKES RI. Yy. Santa Elisabeth PTPN II
Jl. RS. Haji Medan Estate Jl. Merbabu no 18 medan Jl. Thamrin no. 105 Medan Jl. Diponegoro no 4 Medan Jl.Kapt. Muslim no. 79 Medan
Yayasan Yayasan Deli Yy. RS.GMI. Gloria Yy. RSI Malahati Yy.Sitanggang Purba
Jl. Yos Sudarso Km 6 Medan Jl. HM. Joni no 64 Medan Jl. Raya Marelan No. 17 Medan Jl. Simpang Kantor Medan Jl. Baja Raya no 10 Medan Jl. Gatot Subrato Km 4 Medan Jl. Pinang baris Medan Jl.S. Mangaraja 235 Medan Jl. Imam Bonjol no 50 Medan Jl. Sumatera Belawan Medan Jl.Letda Sujono no 80-82 Medan Jl. Mistar Medan Jl. Iskandar Muda Medan Jl. Setia Budi Medan Jl. Karya Jasa Medan Johor Jl. KL. Yos Sudarso Km. 36 No. 23 Martubung Medan Jl. Karya Baru no. 1 Medan Barat Jl. HM. Joni Medan Jl. S. Mangaraja no.8 Medan Jl. Jamin Ginting Medan Jl. Cendana no.2 Medan Jl. Karya Wisata Medan
PT.Karya Utama SS. Yayasan Amal Bhakti Yayasan Wulan Windi Yy. Bina Sejahtera Yayasan Sarah Yayasan Advent Yayasan Sundari Yayasan Letare Jankes TNI AU PT. PELINDO I Mdn Yayasan. Al Hamidi
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Yayasan Bandung Yy. Vina Estetica Yy. Gereja Methodist Yy. Mitra Sejati Yayasan Yy. Ar-Rahman Prof.Adenin Adenan PT. PJKA
Lampiran 6
PROSEDUR TETAP PELAYANAN PENGUJIAN DAN KALIBRASI 1. Prosedur Tetap Pelayanan Kalibrasi di Rumah sakit
1. Rumah sakit yang akan mengalibrasi alat kesehatannya membuat surat permohonan /permintaan pelayanan kalibrasi yang ditujukan ke BPFK Medan, disertai daftar alat yang akan dikalibrasi. Pada umumnya surat permintaan pelayanan kalibrasi ini didahului dengan adanya surat dari BPFK Medan yang mengingatkan bahwa masa kalibrasi alat Rumah Sakit tersebut sudah / akan berahir, atau karena rumah sakit memerlukan pelayanan kalibrasi dalam rangka akreditasi rumah sakit, atau adanya alat kesehatan yang baru. 2. BPFK Medan membuat surat penawaran harga dan sekalian menentukan tanggal pelaksanaan kalibrasi. 3. Rumah Sakit membuat surat jawaban bahwa Rumah Sakit menyetujui pelaksanaan kalibrasi sesuai penawaran dari BPFK Medan. 4. Tehnisi kalibrasi melaksanakan kalibrasi di Rumah Sakit sampai selesai. 5. Hasil pengukuran diproses / dihitung di Laboratorium BPFK Medan, hasil pengukuran tersebut dibandingkan dengan nilai standar atau ketentuan standar nasional atau internasional.yang selanjutnya dibuat laporannya, apabila alat yang dikalibrasi serta masih dalam ambang batas yang ditentukan atau laik pakai, maka dibuat sertifikat dan label/stiker laik pakai. 6. Hasil laporan, sertifikat dan label laik pakai dikirimkan ke Rumah Sakit disertai penagihan biaya kalibrasi. 2. Prosedur Tetap Pelayanan Kalibrasi di BPFK Medan
1. Rumah Sakit mengirimkan surat permintaan kalibrasi disertai daftar alat yang akan dikalibrasi,atau memberi kabar via telepon.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
2. BPFK Medan memberikan penawaran harga yang dikirimkan ke Rumah Sakit dengan melalui fax atau via pos. 3. Setelah Rumah Sakit menyetujui penawaran tersebut, maka staf Rumah Sakit akan membawa alatnya ke laboratorium kalibrasi pada waktu yang telah disepakati bersama antara Laboratorium dan pihak Rumah Sakit. 4. Laboratorium akan memberikan surat tanda terima disertai tanggal alat terserbut selesai dikalbrasi. 5. Teknisi kalibrasi melaksanakan kalibrasi alat dilaboratorium kalibrasi BPFK Medan, sampai dengan pembuatan laporan, apabila hasil pengukuran alat tersebut masih dalam nilai ambang batas, atau laik pakai
maka dibuat
sertifikat kalibrasi dan label laik pakai. 6. Pemberitahuan ke rumah sakit bahwa alat telah selesai di kalibrasi. 7. Pemilik alat (rumah sakit) akan mengambil alat pada atau setelah waktu yang
dijanjikan.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Lampiran 7 KEMAMPUAN PELAYANAN KALIBRASI BPFK MEDAN TAHUN 2006
NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. .
NAMA ALAT Alat Hisap Medic / Suction pump Ultrasonogrph Anesthesi tanpa liquid Anesthesia dengan liquid Ventilator Ultrasoud therapy Defibrillator Electrocardiograph (ECG) Infusion pump Syringe pump Inkubator perawatan Spectrophotometer Analytical Balance (timbangan) Automatic processing film Bed side Monitor Central Monitor Nebulizer Water Bath Autoclave Photo therapy Pulse Oximetri Blood Pessure Monitor
NO 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44.
NAMA ALAT Centrifuge Angiography Dental panoramic Dental X-Ray Mobile Unit X-Ray Mobile C-Arm Mammography CT- Scan General Purpose X-Ray Tread mill Light Source (Lampu operasi) ECG Monitor Sphygmomanometer (Tensimeter) Electro Surgery Unit (ESU) Ultra Violet Sterilizer Electro Encephalograph (EEG) Spirometer Audiometer Vacum Extractor Stirer Fetal Detector Diathermy
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Lampiran 8 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Kutipan Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan RI. Nomor : 363/Menkes/PER/IV/1998 Tanggal : 08 April 1998. DAFTAR ALAT KESEHATAN YANG WAJIB DIUJI DAN / ATAU DIKALIBRASI NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36.
NAMA ALAT After Loading Alat Bedah Frek. Tinggi (elektrosurgery) Alat Hisap Medik (Suction Pump) Anaesthesia Unit Audiometer Arrytmia Monitor Autoclave Table Ama Bronchial Amnioscope Automatic Film Processing Accupuncture Therapy Analgesia Analitical Balance Automatic Microplate Laser Blood Chemistery Analyzer Blood Gas Analyzer Blood Pressure Monitor Blood Solution Warmer Bed Side Monitor Bronchoscope Blood Cell Counter Cardiac Stress Test Cardotocograph Central Monitor Centrifuge CT.Scanner Whole Body CT.Scanner Head Central Gas Medik Cough Examination Cardio Pulmonary CO2 Analyzer Defibrillator Defirillator Monitor Dental Unit Diathermy Duadone Fiberscope Therapy
NO 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72.
NAMA ALAT Echocardiograph Electrocardiograph Monitor Elektrocardiograf Electroconvulsion Therapy Electrolite Analyzer Electromyograph Electristimulator Endoscopy Unit ENT Treatment Examination Lamp Electro country treatment Elactrogravimetri Foetal Detector Finger Muscle Therapy Flame Photometer Tele Gama Therapy Gas Cromatograph Haemodialysia Hydrotubator Haed Lamp Horizontal Sterilizer Hydro Extractor Infusion Pump Inkubator Perawatan Instrument Washer Infra Red Lamp Iso Enzym Electrophoresis Imno Electrophoresis Laboratory Incubator Laboratory Refrigerator Laser Coagulator Laser Surgical Unit Ligth Source LINAC Laser Lithotripsy Laser Therapy
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NO 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84. 85. 86. 87. 88. 89. 90. 91. 92. 93. 94. 95. 96. 97. 98. 99
NAMA ALAT Limphatic Physiotherapy Microscope Laboratory Microtome Mobile Operating LamMagnetic Resonant Imaging Nebulizer Nesofaringoscope Operating Lamp Ceiling Type Operating Microscope Oxygen Tent Pace Maker PH Meter Photo Therapy Unit Protombln Meter Pulse Oximeter Phonocardiograph Pleurel Biopsy Photo Fundus Unit Preceslon Balance Photo Meter Respiration Apparatus Resuscitator Refractometer Retinoscope Refrigerator Spectrophotometer Spirometer
NO 100. 101. 102. 103. 104. 105. 106. 107. 108. 109. 110. 111. 112. 113. 114. 115. 116. 117. 118. 119. 120. 121. 122. 123. 124. 125.
NAMA ALAT Stirer Suction Thorax Thyroid Up Take Trombelastrograph TL. Cromatograph Ultrasonic Cleaner Ultrasonography Ultrasonic Pachymeter Ultra Violet Unit UV. Sterilizer Vacum Extractor Vector Cardiograph Ventilator Viscometer Water Bath Water Destillator X-Ray Angiography X-Ray Dental Panoramic X-Ray Dental Unit X-Ray Mobile C Arm X-Ray Mobile Unit X-Ray General Purpose X-Ray stimulator X-Ray Therapy X-Ray Tomography X-Ray Mamography
Ditetapkan : Di Jakarta Pada tanggal : 08 April 1998 Menteri Kesehatan RI., Dto. Prof.Dr. F.A. MOELOEK
2 dari 2
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Lampiran 9 PROSEDUR TETAP PENGUJIAN / KALIBRASI ELECTROCARDIOGRAPH (ECG)
Electrocardiograph (ECG) adalah alat untuk menditeksi jantung, dengan menempelkan beberapa elektroda pada posisi tertentu pada permukaan kulit Pasien. 1. Melakukan pendataan dan pengujian 1.1. Pendataan Administrasi, 1.2. Data Sarana pelayanan kesehatan / Rumah Sakit 1.3. Data Alat 1.4. Uji Kualitatif 1.4.1. Pengukuran kondisi lingkungan 1.4.2. Pemeriksaan kondisi fisik dan fungsi alat 1.5. Uji Kuantitatif 1.5.1. Pengujian keselamatan listrik 1.5.2. Pengujian Kinerja 2. Peralatan Ukur 1. ECG Simulator LH-3 2. Electrical Safety Analyzer 3. Parameter Tester 4. Dial Calipper 3. Standard Acuan 3.1. Buku Pengoperasian alat ECG Simulator LH - 3 3.2. ECRI 3.3. IEC 601
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
4. Metode Pengujian Menggunakan : 4.1. Instruksi Kerja Kalibrasi Electrocardiograph . 4.2. Petunjuk Pengujian dari IEC 601 4.3. Petunjuk Pengujian dari ECRI 410—05 5. Prosedur Pengujian Keselamatan Listrik 5.1. Persiapkan alat Electrical Savety Analyzer 5.2. Lakukan pengukuran sesuai urutan dari format 7.1. 6. Prosedur pengujian/kalibrasi kinerja Electrocardiograph ¾ Persiapkan alat ECG Simulator LH-3 Biotek ¾ Persiapkan alat ECG Yang akan diuji hubungkan masing – masing
elektroda pada ECG Simulator LH- 3, hidupkan ECG. ¾ Untuk Pengukuran BPM tekan tombol No. 2 ( ECG Rate ) tekan Enter
pilih BPM yang terendah, Misalnya 30 BPM tekan start pada ECG untuk melakukan perekaman. ¾ Lakukan dengan beberapa tingkat frekuensi hingga maksimal, rekam
/cetak masing – masing pengukuran BPM. ¾ Untuk Sensitivity tekan tombol No. 3 ( ECG Ampl ) lakukan perekaman
untuk masing – masing sensitivity. ¾ Untuk pengujian paper speed tekan tombol 125 lakukan perekaman untuk
kecepatan kertas 25mm/sec dan 50mm/sec. ¾ Berikan tanda pada masing – masing hasil pengujian/pengukuran yang
direkam / dicetak untuk analisa data. 7. Telaah Teknis 7.1. Keselamatan listrik ( Mengacu pada IEC 601 )
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
No. 1. 2. 3.
4.
Parameter Uraian Tegangan jala - jala Tahanan isolasi Terhadap pembumian catudaya Arus bocor pada Polaritas normal dengan selungkup pembumian Polaritas normal tanpa pembumian Polaritas terbalik dengan pembumian Polaritas terbalik tanpa pembumian Arus bocor pada RA dengan pembumian electrode LA dengan pembumian C dengan pembumian RL dengan pembumian RA tanpa pembumian LA tanpa pembumian C tanpa pembumian RL tanpa pembumian RA terhadap semua elektroda LA terhadap semua elektroda RL terhadap semua elektroda LL terhadap semua elektroda
Ambang Batas ± 10% > 50 MΩ ≤ 100μA ≤ 500μA ≤ 100μA ≤ 500μA ≤ 10μA ≤ 10μA ≤ 10μA ≤ 10μA ≤ 50μA ≤ 50μA ≤ 50μA ≤ 50μA ≤ 10μA ≤ 10μA ≤ 10μA ≤ 10μA
7.2. Kinerja ( Mengacu pada ECRI) No. 1. 2. 3.
Parameter Calibrasi 1 mV Heart Rate Calibration pulse Paper Speed
Toleransi ± 5% ± 5 BPM ±2%
7.3. Fisik dan Fungsi ( Mengacu pada ECRI ) No. 1.
Komponen Badan dan permukaan
2.
Kabel catu daya
3.
Kabel – kabel
4.
Tusuk kontak
Batasan Bersih, utuh, kuat, tidak ada tanda kesalahan pemakaian Tidak rusak, isolasi kabel tidak terkelupas/lapuk dan sambungan kabel tidak putu Isolasi kabel tidak patah pada setiap gerakan (lekukan dan putaran ) Tidak rusak dan tidak ada baut kendur. Konduktor tidak cacat, koneksi 3 kabel terhubung
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
No. 5.
Komponen Tombol dan saklar
6.
Indikator dan tampilan
7.
Electroda
8.
Batery/Charger
9.
Alarm
Batasan Tidak ada cacat akibat jari atau pena. Kedudukan tidak bergeser dan bantalannya aman. Saat saklar bekerja lampu menyala, meter menunjuk dan tampilan visual terlihat khusus tujuh segmen, semua segmennya bekerja. Kondisi fisik bersih dan tidak berkarat, tidak ada sisa gel atau cairan yang menempel. Kondisi fisik dan konektor baik, jika di- hubungkan kekontak hubung lampu indicator menyala dan charger bekerja. Alat tetap bekerja walaupun hubungan ke kontak hubung dilepas. Alarm berbunyi, volume dapat diatur, fungsi silent alarm dan reset bekerja.
8. Penyajian Hasil Kalibrasi Hasil kalibrasi disajikan menggunakan formulir ( Electrocardiograph ). 9. Kesimpulan 9.1. Lulus Pengujian, diberikan : 9.1.1. Sertifikat 9.2.1. Hasil Pengujian 9.2.2. Label lulus pengujian 9.2. Tidak lulus pengujian, diberikan 9.2.1. Laporan 9.2.2. Label tidak lulus pengujian 10. Saran Berisi anjuran kepada pemilik alat. 11. Masa berlaku Sertifikat dan label lulus pengujian berlaku dalam kurun waktu 1 ( satu ) tahun, terhitung mulai tanggal, bulan dan tahun pengujian. ( SK,Menkes No. 363 tahun 1998).
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Lampiran 10 DAFTAR PERALATAN KERJA LISTRIK & AC dan PERALATAN KERJA ELEKTROMEDIK & LAB. Untuk RSU KELAS C No.
Peralatan Kerja listrik &AC
Jumlah
No.
1. 2 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11 12. 13 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41.
AVO meter Megger Electric engineer toolkit Bor listrik tangan Kunci pas Kunci Inggris besar Kunci Ingris kecil Kunci L Kunci Shock Kunci ring Tang ampere Tang kombinasi Tang potong Tang pengupas kabel Tang lancip Tang lancip bengkok Press sepatu kabel 4-50 mm Solder listrik Pisau kupas kabel Obeng + Obeng Obeng L Kikir halus Test pen Roll meter 2m & 5 m Sigmat Meja kerja Winding machine manual High voltage tester Isolation tester Isolation stick High voltage hand glove Lampu senter Tangga aluminium Tangga sandar 4 meter Sabuk pengaman Press sepatu kabel (hidrolic) Pistol paku beton Baterry charger Extention cable with ground Phase tester
2 buah 1 buah 2 set 1 buah 1set 1 buah 1 buah 1 set 1 set 1 set 1buah 2 buah 2 buah 2 buah 2 buah 2 buah 1 buah 1 buah 2 buah 1 set 1 set 1set 1 set 2 buah @ 2 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 2 buah 2 buah 2 buah 2 buah 3 buah 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit
1. 2 3 4. 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41.
Peralatan Kerja elektromedik&Lab Oscilloscope, dual chanel Signal generator DC. power supply Voltage regulator AVO Meter Ground tester Solder (15,20,30 watt) Soldering suction Pinset Obeng + Obeng Obeng trimer Obeng jam Obeng L Tang kupas kabel Tang potong Tang lancip lurus Tang lancip bengkok Tang kombinasi Ring holder Kunci pas (cm) Kunci pas (inch0 Kunci L (cm) Kunci L (inch) Kunci Inggris besar Kunci Inggris kecil Kikir halus Vaccum cleaner Ragum kecil Bangku kerja ECG Simulator Frekwensi generator Rak komponen Patern generator Oven Martil karet (besar, kecil) Martil plastic (besar,kecil) Electronic tool Iron soldering (20,30,40W Extention cable & ground Rack of drawer for electronic componet
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Jumlah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 2 buah 1 buah @ 1 bh 2 buah 1 buah 1 set 1 set 1 set 1 set 1set 2 buah 2 buah 2 buah 2 buah 2 buah 2 buah 1 set 1 set 1 set 1 set 1 buah 1 buah 1 set 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 unit 1 set 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 2 buah 3 buah 1 set 1 set
Lampiran 11 PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN ELEKTROCARDIOGRAPH (ECG) 1.PRASYARAT. 1.1. SDM terlatih dan siap. 1.2. Catu daya sesuai dengan kebutuhan alat. 1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian. 1.4. Alat laik pakai. 1.5. Aksesories alat lengkap dan baik. 1.6. Bahan operasional tersedia. 2. PERSIAPAN. 2.1. Tempatkan Alat pada ruang pemeriksaan/tindakan. 2.2. Lepaskan penutup debu. 2.3. Siapkan patient cable,strapnelectrode, chest electrode, kertas perekam dan jelly 2.4. Pasang patient cable, kertas rekam pada alat. 2.5. Hubungkan alat ke terminal pembumian. 3. PEMANASAN. 3.1. Hubungkan alat dengan catu daya. 3.2. Cek baterai untuk alat yang menggunakan catu daya DC. 3.3. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON. 3.4. Lakukan pemanasan secukupnya. 3.5. Atur selector pada posisi STD, lakukan kalibrasi dengan menekan tombol kalibrasi berulang ulang dan atur switch RUN paper speed pada posisi RUN, kemudian amatilah bentuk pulsa pada kertas rekam (bentuk pulsa segi empat / square wave). 4. PELAKSANAAN. 4.1. Perhatikan protap pelayanan. 4.2. Oleskan jelly pada pasien secukupnya. 4.3. Pasang strap pada electrode, chest electrode pada patien cable. 4.4. Pasang strap pada electrode, chest electrode pada pasien. 4.5. Masukkan data pasien. 4.6. Pilih program (auto atau manual). 4.7. Lakukan pemeriksaan. 5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN. 5.1. Atur kembali selector ke psisi STD. 5.2. Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF . 5.3. Lepaskan hubungan alat dari catu daya. 5.4. Lepaskan hubungan alat dari terminal pembumian. 5.5. Lepaskan strap electrode, chest electrode dari pasien. 5.6. Lepaskan strap electrode, chest electrode dari patien cable. 5.7. Bersihkan patien cable, strap electrode dan chest electrode. 5.8. Simpan patien cable, strap electrode dan chest electrode pada tempatnya. 5.9. Pasang penutup debu. 5.10. Kembalikan alat dan aksessoris ke tempat semula. 5.11. Catat beban kerja alat dan jumlah pasien per bulan.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Lampiran 12 PROSEDUR TETAP PEMELIHARAAN ELEKTROCARDIOGRAPH (ECG) 1.PRASYARAT. 1.1. SDM, teknisi terlatih. 1.2. Peralatan kerja lengkap. 1.3. Dokumen teknis penyerta lengkap. 1.4. Bahan pemeliharaan, Bahan operasional dan bahan materialbantu tersedia. 1.5. Mekanisme kerja jelas. 2. PERSIAPAN. 2.1. Siapkan perintah kerja. 2.2. Siapkan Formulir Laporan Kerja. 2.3. Siapkan dokumen teknis penyerta : Service manuall, dan Wiring diagram. 2.4. Siapkan peralatan kerja Tool set electronic, Multi meter. Simulator ECG, Leakage current meter 2.5. Siapkan bahan pemeliharaan, bahan operasional, material bantu : Contact cleaner, Baterai, Kertas perekam, Cairan pembersih, Kain lap/kertas tissue, kuas, dan Lampu indicator. 2.6. Pemberitahuan kepada user. 3. PELAKSANAAN. No. 3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5. 3.6. 3.7. 3.8. 3.9. 3.10. 3.11. 3.12.
Kegiatan Pemeliharaan Cek dan bersihkan seluruh bagian alat Cek dan bersihkan tombol/switch , perbaiki bilaperlu Cek baterai, lampu indikator, ganti bila perlu Cek semua fitting dankonektor dari semua hubungan listrik, bersihkan bila perlu Cek kondisi electroda, bersihkan bila perlu Cek step response dengan menekan tombol 1 mV Cek fungsi Alarm, perbaiki bila perlu Cek kecepatan kertas dan ketajaman rekaman Lakukan pelumasan pada roda gigi motor dan roll kertas perekam Lakukan pengukuran arus bocor Lakukan pengukuran tahanan kabel pembumian alat Lakukan Uji Kinerja
4. PENCATATAN 4.1. Isi kartu pemeliharaan alat. 4.2. Isi formulir Laporankerja. 4.3. User menanda tangani laporan kerja dan alat diserahkan kembalikepada user. 5. PENGEMASAN ALAT KERJA DAN DOKUMEN TEKNIS PENYERTA 5.1. Cek alat kerja dan sesuaikan dengan catatan 5.2. Cek dan rapihkan dokumen teknis penyerta . 5.3. Kembalikan alat kerja dan dokumen tekis penyerta ke tempat semula 6. PELAPORAN 6.1. Laporkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Periode 1 bulan 3 bulan 3 bulan 3 bulan 1 bulan 1 bulan 3 bulan 3 bulan 3 bulan 1 tahun 1 tahun 3 bulan
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Lampiran 14 KARTU PEMELIHARAAN ALAT Nama RS : Instalasi/UPF : Nama Alat : Merek/Type/ Model : No. Serie Tahun pengadaan : Nilai pengadaan No.Inventaris : TANGGAL
URAIAN KEGIATAN, HASIL DAN PELAKSANAAN
KETERANGAN
1
2
3
Catatan : 1. Kartu ini agar digantungkan pada alat. 2. Perhatikan petunjuk pengisian kartu
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Lampiran 15 LAPORAN KERJA PEMELIHARAAN PERALATAN (PREVENTIF) No. : ………………………………………. No
NAMA ALAT
MERK TYPE/ MODEL
No. SERI LOKASI
URAIAN KEGIATAN
HASIL
BIAYA
TGL PELAKSANAAN
1
2
3
4
5
6
7
8
…………., ………………….. Mengetahui / Menyaksikan : Pengguna Alat :
Pelaksana Pemeliharaan :
1. ……………………. .. 2. …………………….
1. …………………… 2. ……………………..
Catatan : Perhatikan petunjuk pengisian
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Lampiran 16 TABEL NILAI AMBANG BATAS PADA KESELAMATAN LISTRIK NILAI PENYIMPANGAN YANG DIIZINKAN PADA KELUARAN KINERJA No
Nama Alat
Keselamatan & jenis keluaran
1.
Electrocardiograph
a.Arus bocor pada kabel pembumian b.Arus bocor pada selungkup. c.Arus bocor electrode d.Calibration 1 mV e.Heart rate calibration
2.
3.
4.
5
Infusion Pump
Inkubator Perawatan
Defibrilator
Sphygmomanomete r
f.Frequency response g.Linieritas h.Paper speed a.Arus bocor pada kabel pembumian b.Arus bocor pada selungkup. cAkurasi flow d.Akurasi flow (dengan non critical) a.Arus bocor pada kabel pembumian b.Arus bocor pada selungkup. c.Patient probe d.Hood air temperature a.Arus bocor pada kabel pembumian b.Arus bocor pada selungkup c.Arus bocor pada elektroda d.Internal paddle energy e.Output energy setelah 60 sec. f.Jumlah energy g.Waktu pengisian s/d maximum h.Energy max. pada 10 kali pengisian a.Leakage pressure b.Akuration pressure
Nilai Ambang batas ≤ 500 µA
Nilai Penyimpangan yang diizinkan -
≤ 100 µA
-
≤ 10 µA ≤ 500 µA
±5% ± 5% (0,5bpm) 0,7 cm ±5% ±2% -
≤ 100 µA
-
-
±5% ± 10 %
≤ 500 µA
Standar IEC 161-1-1 Clas II,Type CF
ECRI 436-0595
IEC 601-1-1 Clas I, Type BF
≤ 100 µA -
±3º C ±1º C
ECRI 41505995
≤ 500 µA
-
≤ 100 µA
-
IEC601-1-1 Clas II,Type CF
≤ 10 µA
-
-
≤ 50J
-
± 4J or 15 %
-
≥ 85 % ≤ 15 sec.
-
± 15%
-
± 10% ±3mmHg
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
ECRI 4580595
No 6
7
Nama Alat X-Ray General purpose
Centrifuge
Keselamatan & jenis keluaran
Nilai Ambang batas
a.Arus bocor pada kabel pembumian b.Arus bocor pada selungkup. c.Akurasi KVP pada kondisi …..mA d.Linieritas mA/MAS pada kondisi …..KV e.Akurasi timer f.Voltage drop a.Arus bocor pada kabel pembumian b.Arus bocor pada selungkup. cAkurasi setting kecepatan d.Akurasi timer
≤ 500 µA
Nilai Penyimpangan yang diizinkan -
≤ 100 µA
-
-
±5% ± 10 %
≤ 500 µA
1 m Sec or 5% ±7% -
≤ 100 µA
-
-
± 10 % ± 10 %
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Standar IEC 601-1-1 Clas I,Type B ECRI 472-0595
IEC 601-1-1 Clas I,Type B ECRI 456-0595