ANALISIS SISTEM PEMBIAYAAN DAN TABUNGAN YANG DI PRAKTEKKAN PADA LEMBAGA KEUANGAN SYARI’AH NON BANK (Study KJKS BMT Logam Mulia Grobogan) SKRIPSI Di Susun Guna Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (Ekonomi Islam)
Oleh: KAYISUL AROIYAH 72411031
JURUSAN EKONOMI ISLAM FAKULTAS SYAR’IAH IAIN WALISONGO SEMARANG 2012
DEKLARASI Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, Penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan atau dikutip secara langsung dari sumbernya.
Semarang, Penulis,
Kayisul Aroiyah NIM: 072411031
MOTTO
¡ Å m ô &r ρu ( $‹u Ρ÷ ‰ ‘ 9#$ ∅ š ΒÏ 7 y 7t ŠÁ Å Ρt [ š Ψ?s ω Ÿ ρu ( οn t z Å ψ F #$ ‘u #$ ¤ !#$ ! ª #$ š 9?t #u $! ϑ y ‹ùÏ Æ Gt /ö #$ ρu t‰ Ï ¡ Å ø ϑ ß 9ø #$ = tÏ † ä ω Ÿ ! © #$ β ¨ )Î ( Ú Ç ‘ö { F #$ ’ûÎ Šy $¡ | x 9ø #$ Æ 7ö ?s ω Ÿ ρu ( š ‹ø 9s )Î ! ª #$ z ¡ | m ô &r $! ϑ y 2 Ÿ ∩∠∠∪ Artinya: “Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”.1
1
Departemen Agama RI.Al-Qur’an dan Terjemahanya, Semarang. CV. Toha Putra. Hlm.
ABSTRAKSI Kayisul Aroiyah (072411031). Analisis Sistem Pembiayaan dan Tabungan yang dipraktekan pada Lembaga Keuangan Syari’ah Non Bank ( Study KJKS BMT Logam Mulia Grobogan). Penelitian ini bertujuan untuk menjawab Permasalahan “Bagaimana tinjauan Ekonomi Islam terhadap praktek Pembiayaan dan Tabungan di BMT Logam Mulia Grobogan” Penelitian ini adalah Penelitian Lapangan (field Research), Selanjutnya data-data dikumpulkan dengan menggunakan metode interview, kemudian dianalisa dengan metode Deskriptif Analisis dan Komperatif. Lembaga Keuangan Syari’ah yang bukan bank meliputi: Takaful (asuransi), Ijaroh (leasing), Rahn (pegadaian), Reksadana Syari’ah, dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Syari’ah, dan Baitul Maal wa Tamwil atau BMT. Sebagai lembaga keuangan non bank, Baitul Maal wa Tamwil (BMT) Prinsip kerja Syari’ah mengacu pada Aturan Koperasi. Adapun Hasil Penelitian ini adalah : Dalam penerapan perhitungan pembiayaan Mudharabah, BMT Logam Mulia tersebut belum menjalankan prinsip bagi hasil secara benar, meskipun terdapat akad dalam pembiayaan tersebut. Ini dapat dilihat dari pembayaran angsuran dari pokok pinjaman ditambah bagi hasil, dimana BMT Logam Mulia tidak memandang apakah usaha nasabah mendapat untung atau rugi. Nasabah hanya diwajibkan membayar angsuran tiap periode tertentu dalam jumlah tetap sesuai yang diperjanjikan dalam akad. Seharusnya dalam penerapan Syari’ah yang benar, nasabah mendapat untung terlebih dahulu, kemudian baru dibagihasilkan dan akan dibayarkan beserta pokok pinjamanya. pembiayaan BBA, yaitu pembelian barang yang pembayaranya dapat diangsur sebesar harga pokok ditambah dengan mark-up yang disepakati berdasarkan akad pembiayaan BBA. Hanya saja Barang yang di jual tidak dibeli terlebih dahulu oleh BMT. BMT Logam Mulia menggunakan pendekatan System profit sharing (bagi hasil) dalam perhitungan tabungan dimana dijalankan dengan prinsip bagi hasil sesuai akad masing-masing tabungan.
Persembahan Allah SWT yang senantiasa Mengasihi Kita semua Ayah dan Ibunda tercinta, yang selalu sabar dalam memberikan bimbingan serta do’a sehingga saya dapat menyelesaikan studi IAIN Walisongo Semarang Kakak , Adikku ( Saeful Ulum, Niswatul Ulya, Lailis sa’idah, Inna nurul mualimah, Edy) terimakasih telah mengerti aku meskipun aku belum bisa memberikan yang terbaik. Semua pihak yang memberi dukungan penyelesaian studi dan skripsi ini. Almamaterku IAIN Walisongo Semarang.
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul : “ANALISIS
SISTIM
PEMBIAYAAN
DAN
TABUNGAN
YANG
DIPRAKTEKKAN PADA LEMBAGA KEUANGAN SYARI’AH NON BANK (Study KJKS BMT Logam Mulia Grobogan)” dengan baik tanpa banyak menuai kendala yang berarti. Shalawat serta salam semoga tetap dilimpahkan kepada Nabi Muhammad S A W, beserta keluarga, sahabat-sahabat dan pengikutnya. Skripsi ini diajukan guna memenuhi tugas dan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Satu (S.1) dalam jurusan Ekonomi Islam fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang. Ucapan terima kasih sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada semua yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dengan moral dan bantuan apapun yang sangat besar bagi penulis. Ucapan terima kami sampaikan kepada: 1. Prof. DR. H. Muhibbin, M. Ag, selaku Rektor IAIN Walisongo semarang. 2. DR. Imam Yahya, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo semarang. 3. Bapak Ali Murtadho. Dr. M. Ag, selaku Dosen pembimbing I, serta Bapak Johan Arifin. S. A. MM, selaku Dosen pembimbing II, yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan pengarahan dan bimbingan dalam menyususn skripsi ini. 4. Bapak Prof. Dr. H. Mujiyono. MA, selaku Dosen Penguji I, serta Bapak Ahmad Furqon. LC.MA, selaku Dosen penguji II, yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan pengarahan dan bimbingan dalam menyusun skripsi ini. 5. Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang yang telah memberi didikan kepada penulis selama ini.
6. Segenap staf karyawan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo yang telah memberikan izin dan layanan yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini. 7. Seseorang yang selalu dihati yang memberikan nuansa biru dalam hidupku, semoga kita selalu mendapat bimbingan dari Allah SWT sekaligus ridlonya. 8. Sahabat- sahabatku semua (Muhayati, Yanah, Syukron, Siti Zulaikhah, Saminah. dll) Selamat berjuang untuk kesuksesan selanjutnya. Thak’s for All. 9. Dan semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu yang telah turut dalam membantu hingga selesainya skripsi ini. Semoga bantuan yang diberikan kepada Penulis dalam wujud apapun demi kelancaran penulisan skripsi ini akan menjadi amal baik serta mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah yang Maha pengasih. Amin. Pada Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena itu saran dan pendapat yang konstruktif. Akan senang hati dihargai, demi perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan khususnya penulis. Semarang, Penulis
Kayisul aroiyah
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL…………………………………………………………i PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................ .....ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii HALAMAN DEKLARASI.............................................................................. iv HALAMAN MOTTO ....................................................................................... v ABSTRAK PENELITIAN ............................................................................... vi PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii KATA PENGANTAR ................................................................................... viii DAFTAR ISI ..................................................................................................... x BAB I :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... …1 B. Rumusan Masalah ................................................................... 6 C. Tujuan dan Manfaat ................................................................. 6 D. Telaah Pustaka ........................................................................ 7 E. Metode Penelitian ............................................................. ….10 F. Sistematika Pembahasan ....................................................... 12 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pembiyaan dan Simpanan…………………………………………..14 1. Jenis-Jenis Pembiayaan………………………………………….15 2. Prinsip Analisis Pembiayaan…………………………………….17 3. Tujuan Analisis pembiayaan……………………………………19 4. Produk-Produk Baaitul Maal Wat tamwil………………………20 5. Produk Pembiayaan……………………………………………..21 B. Pengertian Profit Sharing (Bagi Hasil)……………………………...36 C. Perbedaan Antara Bunga dan Bagi Hasil……………………………40 BAB III
GAMBARAN UMUM PEMBIAYAAN DAN TABUNGAN BMT LOGAM MULIA GROBOGAN
A. BMT…………………………………………………………………41 B. Sejarah Singkat Berdirinya BMT Logam Mulia Grobogan…………45
C. Struktur Organisasi BMT Logam Mulia Grobogan…………………51 D. Profile BMT Logam Mulia Grobogan……………………………….61 E. Produk & Prosedur Simpan & Pembiayaan………………………….62 F. Contoh Kasus Pembiayaan dan Simpan………………………………70 BAB IV ANALISIS SISTIM PEMBIAYAAN DAN TABUNGAN PADA LEMBAGA KEUANGAN SYARI’AH NON BANK BMT LOGAM MULIA GROBOGAN A. Analisis Pembiayaan Pada BMT Logam Mulia Grobogan……………74 B. Analisis Simpanan Pada BMT Logam Mulia Grobogan………………..91 BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan ...... .......................................................................101 B. Saran ..................... ...................................................................102 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN:
DAFTAR TABEL Tabel Halaman 2.11 Perbedaan Antara Bunga dan Bagi Hasil………………………….40 2.2.1 Distribusi Pendapatan (Bagi Hasil )……………………………….68 2.3.1 Penyelesaian Perhitungan Bagi hasil pembiayaan Mudharabah…..79 2.4.1 Analisa Kontribusi Pembiyaan Mudharabah………………………82 2.5.1 Perbedaan Bai’ bitsaman ajil Dan Mudharabah……………………87 2.6.1 Analisa Kontribusi Pembiayaan Ba’i bitsaman ajil……………….88
DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 2.1 Skema Pembiayaan Al-Mudharabah…………………………………25 2.2 Skema Pembiayaan Bai’ Bitsaman ajil…………………………….....27 2.3 Skema Pembiayaan Bai’ Al-Murabahah……………………………..29 2.4 Skema pembiayaan Al-Musyarakah…………………………………..32 2.4 Skema Pembiayaan Al- Wadi’ah Yad Al-Amanah………………………34 2.5 Skema Pembiayaan Al-Wadi’ah Yad Adh-Dhamanah………………..35
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sistem ekonomi Islam tidak terlepas dari seluruh sistem ajaran Islam secara integral dan komprehensif. Sehingga prinsip-prinsip dasar ekonomi Islam mengacu pada saripati ajaran Islam. Kesesuaian sistem tersebut dengan fitrah manusia tidak ditinggalkan dan dengan keselarasan inilah tidak terjadi benturan-benturan dalam implementasinya. Kebebasan berekonomi terkendali menjadi ciri dan prinsip sistem ekonomi Islam, kebebasan memiliki unsure produksi dalam menjalankan roda perekonomian merupakan bagian penting dengan tidak merugikan kepentingan kolektif. Kepentingan individu dibuka lebar, tidak adanya batasan pendapatan bagi seseorang mendorong manusia untuk aktif berkarya dengan segala potensi yang dimilikinya, kecenderungan manusia untuk terus menerus memenuhi kebutuhan pribadinya yang tak terbatas di kendalikan dengan adanya kewajiban setiap individu terhadap masyarakatnya, keseimbangan antara kepentingan individu dan kolektif inilah menjadi pendorong bagi bergeraknya roda perekonomian tanpa merusak system sosial yang ada. Untuk mewujudkan sistem keuangan yang adil dan efisien, maka setiap tipe dan lapisan masyarakat harus terwadahi keinginannya dalam berinvestasi dan berusaha, sesuai dengan kemampuan dan keinginan mereka.
1
Sistem keuangan Islam harus memfasilitasi hal tersebut. Hal demikian sesuai dengan ajaran Islam yang memang diperuntukkan untuk sekalian alam.1 Institusi keuangan belum dikenal secara jelas dalam sejarah Islam. Namun prinsip-prinsip pertukaran dan pinjam meminjam sudah ada dan banyak terjadi pada masa Rasulullah SAW bahkan sebelumnya. Kemajuan pembangunan ekonomi dan perdagangan telah mempengaruhi lahirnya institusi yang berperan dalam lalu lintas keuangan. Para pedagang dan pengusaha sudah tidak mungkin lagi mengurusi keuangannya sendiri. Lembaga keuangan telah berperan sangat besar dalam pengembangan dan pertumbuhan masyarakat industri modern. Produksi berskala besar dengan kebutuhan investasi yang membutuhkan modal yang besar tidak mungkin dipenuhi tanpa bantuan lembaga keuangan. Lembaga keuangan merupakan tumpuan bagi para pengusaha untuk mendapatkan tambahan modalnya melalui mekanisme kredit dan menjadi tumpuan investasi melalui mekanisme saving, sehingga lembaga keuangan memiliki peranan yang besar dalam
mendistibusikan
sumber-sumber
daya
ekonomi
di
kalangan
masyarakat.2 Lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, menghimpun dana, menyalurkan dana atau kedua-duanya.3Dengan demikian kegiatan yang dilakukan oleh lembaga keuangan selalu berkaitan dengan bidang keuangan, apakah kegiatannya hanya menyalurkan dana,
1
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, Yogyakarta: Ekonisia, 2004 hlm
2
Muhammad Ridwan, Manajemen BMT, Yogyakarta: UII Press, 2004, hlm. 51 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: Raja Grafindo, 2002, hlm. 2
7 3
2
hanya menghimpun dana atau kedua-duanya yaitu menghimpun dan menyalurkan dana. Lembaga keuangan dibagi menjadi 2 kategori yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank. Lembaga keuangan bank merupakan lembaga keuangan yang memberikan jasa keuangan paling lengkap dengan berbagai kegiatan antara lain menyalurkan dana atau memberikan kredit dan juga melakukan usaha menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan. Selain itu bank juga memberikan jasajasa keuangan untuk mendukung dan memperlancar lalu lintas uang melalui kegiatan pembayaran dan pengiriman uang. Adapun lembaga keuangan bukan bank lebih terfokus kepada salah satu bidang saja apakah penyaluran dana atau penghimpunan, walaupun ada juga lembaga pembiayaan yang melakukan keduanya. Berdasarkan prinsip kerjanya, lembaga keuangan bank dibedakan dalam 2 macam yaitu bank yang berdasarkan prinsip konvensional dan bank yang berdasarkan prinsip Syari’ah.4 Perbedaan pokok dari kedua jenis ini adalah dalam hal penentuan harga. Bank konvensional dalam menentukan harga selalu didasarkan kepada bunga, sedangkan untuk bank Syari’ah berdasarkan kepada konsep Islam yaitu kerjasama dalam skim bagi hasil, baik untung maupun rugi.5 Lembaga Keuangan Syari’ah yang bukan bank meliputi: Takaful (asuransi), Ijaroh (leasing), Rahn (pegadaian), Reksadana Syari’ah, dana 4
Ibid, hlm 37 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah dari teori ke praktek, Jakarta: Gema Insani Press, 2001, hlm, 7 5
3
Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Syari’ah, dan Baitul Maal wa Tamwil atau BMT6. Sebagai lembaga keuangan non bank, Baitul Maal wa Tamwil (BMT) Prinsip kerja Syari’ah mengacu pada Aturan Koperasi. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian disusun untuk mempertegas jati diri kedudukan permodalan dan pembinaan Koperasi sehingga dapat lebih menjamin kehidupan koperasi sebagaimana diamanatkan oleh pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945.7 Dengan dikeluarkanya Peraturan pemerintah nomor 9 tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan pinjam oleh Koperasi serta Kepmen Koperasi dan UKM No 91/Kep/M KUKM/X/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha KJKS maka semakin jelas bahwa kegiatan Usaha Jasa Keuangan Syari’ah perlu ditumbuhkembangkan. Standar Operasional KJKS dan UJKS Koperasi bertujuan untuk memberikan pedoman bagi pengelolaan KJKS dan UJKS Koperasi dalam mengelola kelembagaan usaha dan keuangannya.8 Hal mendasar yang membedakan antara lembaga keuangan non Islami dan Islam adalah terletak pada pengembalian dan pembagian keuntungan yang diberikan oleh nasabah kepada lembaga keuangan Syari’ah. Sehingga terdapat istilah bunga dan bagi
6
Muhammad, Lembaga-Lembaga Keuangan Umat Kotemporer, Yogyakarta: UII Press, 2000, hlm.62 7 Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha kecil Dan Menengah, Pedoman Standar Operasional Manajemen Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah dan Unit Jasa Keuangan Syari’ah Koperasi, 2007 8 Ibid
4
Hasil.9 Lembaga Keuangan Konvensional menggunakan sistem Bunga sedangkan Lembaga Keuangan Syari’ah menggunakan Sistem Bagi Hasil. KJKS merupakan lembaga keuangan yang menghimpun dan mengelola dana masyarakat walaupun dalam ruang lingkup terbatas. Menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat melalui kegiatan simpan pinjam (perkreditan) dari dan untuk anggota koperasi. Kegiatan usaha simpan pinjam sangat dibutuhkan oleh para anggota koperasi karena banyak manfaat yang diperoleh terutama dalam rangka meningkatkan modal usaha sehingga tercipta kesejahteraan hidup yang baik. KJKS BMT Logam Mulia berdiri tanggal 25 Agustus 2001 dan mulai beroperasi sejak tanggal 1 Oktober 2001 setelah mendapatkan pengakuan dari Kantor dan UKM Kabupaten Grobogan berupa Badan Hukum yang bernomorkan
112/BH/KDK.II-4/IX/2001. KJKS BMT Logam Mulia
beralamatkan Jl. Raya Klambu No.10 kecamatan Klambu Kabupaten Grobogan. KJKS BMT Logam Mulia merupakan lembaga keuangan dengan pola Syari’ah dengan sistem “Bagi Hasil”, baik pada kegiatan Simpanan/ Tabungan harian maupun Simpanan Berjangka “Deposito” dan juga pada kegiatan pemberian modal/ kredit atau pembiayaan. Sistem pembiayaan dan tabungan di BMT Logam Mulia, diperuntukkan bagi nasabah yang memenuhi persyaratan dan dengan tujuan untuk mengembangkan usaha, sebelum
9
Muhammad, Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), Cetakan 1, STIS Yogyakarta, 1989, hlm. 15.
5
memperoleh pembiayaan nasabah harus memenuhi syarat atau ketentuan kerja (perjanjian) yang ada di BMT Logam Mulia. Hasil penelitian Pendahuluan menunjukkan bahwa pada Prakteknya di KJKS BMT Logam Mulia Grobogan terdapat beberapa praktek pembiayaan dan tabungan di BMT Logam Mulia Grobogan tidak jauh beda dengan perbankan konvensional.10 Hal inilah yang perlu diteliti lebih jauh, apakah BMT-BMT yang ada di Indonesia telah menerapkan konsep Syari’ah secara Konsisten atau belum. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji dan membahasnya dalam bentuk laporan skripsi dengan judul “ANALISIS SISTIM PEMBIAYAAN DAN TABUNGAN YANG DIPRAKTEKKAN PADA LEMBAGA KEUANGAN SYARI’AH NON BANK (Study KJKS BMT Logam Mulia Grobogan)”. B. Perumusan Masalah Bertitik tolak dari permasalahan di atas, maka untuk kemudahan proses penelitian, penulis merumuskan permasalahanya, yaitu: “Bagaimana tinjauan Ekonomi Islam terhadap praktek Pembiayaan dan Tabungan di BMT Logam Mulia Grobogan” C. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Mengetahui Sistem pembiayaan dan tabungan yang diterapkan dalam BMT Logam Mulia Grobogan lembaga keuangan berbasis Syari’ah.
10
Wawancara, Pak Agus Suryono, selaku Manager General, KJKS BMT Logam Mulia Grobogan pada Tanggal 12 November 2011.
6
b. Menjelaskan praktek pembiayaan dan tabungan di BMT Logam Mulia Grobogan jika diperbandingkan dengan prinsip bagi hasil di perbankan Syari’ah. 2. Manfaat Penelitian a. Bagi penulis akan menambah wacana/ seluk-beluk tentang BMT disamping sebagai salah satu persyaratan penyelesaian program S1 IAIN Walisongo Semarang. b. Bagi pihak BMT Logam Mulia Grobogan. Penulisan skripsi ini dapat dijadikan sebagai bahan/ masukan dan sarana intropeksi bagi BMT Logam Mulia Grobogan dalam menerapkan sistem bagi hasil. D. Telaah Pustaka Penulis telah mengadakan penelusuran karya ilmiah. Adapun karyakarya ilmiah yang setingkat dengan masalah sistem Operasional perbankan Syari’ah adalah sebagai berikut: 1. Skripsi yang berjudul “Analisis terhadap akad di BMT Safinah Klaten (Prespektif Hukum Kontrak dan Fiqih)”, oleh Bambang Sugeng 2007. Skripsi ini menfokuskan dalam hal kedudukan akad sangat penting dalam penerapan prinsip-prinsip Syari’ah dalam BMT, namun dalam penerapan prinsip-prinsip
Syari’ah
mengetahui
praktek
BMT
dan
bank
konvensional. Dalam hal ini pelaksanaan akad murabahah dan akad ijaroh di BMT Safinah Klaten sudah sesuai dengan hukum kontrak sebagaimana tersebut dalam pasal 1320 kitab Undang-Undang hukum
7
perdata, pelaksanaan akad murabahah dan akad ijaroh di BMT afinah klaten belum sesuai dengan fiqh, masih mengandung garar. Penyelesaian konflik di BMT safinah klaten belum ditempuh menurut jalur hukum yang diatur Undang-Undang maupun petunjuk Dewan Syari’ah Nasional, sehingga hasil penyelesaian konflik oleh BMT tersebut tidak mempunyai kekuatan hukum yang pasti artinya tidak dapat dieksekusi. 2. Skripsi yang berjudul “Aplikasi Simpanan berjangka di BMT Marhamah Wonosobo”, Oleh Muhammad Chanif, tahun 2005. Prosedur dan Simpanan berjangka diawali dengan pengisian form aplikasi Simpanan
simka yang diisi oleh deposan. BMT akan memberikan
sertifikat simka kepada deposan, Sertifikat ini berfungsi sebagai tanda bukti kepemilikan simpanan di BMT Marhamah yang ditunjukkan kepada BMT. 3. Skripsi yang berjudul “Perbedaan Pembiayaan mudharabah pada divisi Penjaminan di Baituttamwil Tamziz”, Oleh Zahratun Niswah (72503035). Tahun 2005. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Prosedur pengajuan pembebasan pembiayaan dilakukan di kantor Cabang Baituwattamwil TAMZIS, kemudian kantor cabang akan mengirim data tersebut ke kantor Pusat Baituttamwil TAMZIS. Adapun data yang dikirim berupa bukti setoran Penjaminan, surat keterangan seperti meninggal dunia, kebakaran tempat Usaha dari Pemerintah daerah setempat, maupun surat keterangan sakit parah/cacat
8
tetap dari rumah sakit/dokter, fotocopy akad pembiayaan serta rincian saldo pembiayaan mudharabah. Selanjutnya, Divisi Penjaminan akan melakukan Verifikasi data. Setelah sisa pembiayaan yang telah diajukan oleh anggota Pembiayaan mudharabah di Baituttamwil TAMZIS. 4. Skripsi yang berjudul “Prosedur Pembukaan dan penutupan Rekening Tabungan Mudharabah di Bank Syari’ah Mandiri cabang Semarang”, Oleh Solihudin (2303027), tahun 2005. Secara garis besar tidak ada perbedaan prosedur Pembukaan tabungan mudharabah dengan produk tabungan yang lain yang ada di bank Syari’ah mandiri.
Ini dapat dilihat dari persyaratan pengajuan tabungan
mudharabah sama persis dengan produk tabungan yang lain. Bagi hasil dihitung atas dasar saldo rata-rata rekening tabungan mudharabah dalam periode 1 bulan. 5. Skripsi yang berjudul “Mekanisme Pembiayaan dengan akad Syirkah AlMudharabah di KSPS BMT Syari’ah IAIN Walisong Semarang”. Oleh Muftamimah (2303039). 2006. KSPS BMT Syari’ah Walisongo telah berusaha semaksimal mungkin mewujudkan metode penerapan prinsip-prinsip Syari’ah dalam mengelola simpanan dan pinjaman masyarakat. Dalam pemberian interprestasi nyata mengenai model maupun pola penerapanya. Dan Eksistensi lembaga keuangan Syari’ah mikro kini semakin diakui masyarakat ,sikap ambigu dan setengah
hati dalam bergabung dengan lembaga keuangan mikro
9
Syari’ah yang dulu dialami masyarakat islam khususnya, kini menjadi berkurang. Peluang diatas melahirkan sebuah tantangan bagi lembaga keuangan mikro Syari’ah sehingga sumber daya insan harus ditingkatkan, dimana mereka harus belajar lebih keras lagi untuk segera berbenah diri untuk mengejar ketinggalan dengan lembaga keuangan konvensional untuk menyambut pertumbuhan dan perkembangan BMT yang telah terbuka lebar. Oleh karena itu penyusun memposisikan penulisan Skripsi ini dengan judul “ANALISIS SISTIM PEMBIAYAAN DAN TABUNGAN YANG DI PRAKTEKKAN PADA LEMBAGA KEUANGAN SYARI’AH NON BANK (Study KJKS BMT Logam Mulia Grobogan)”. E. Metode Penelitian Untuk mendapatkan sebuah penelitian yang akurat, ilmiah dan sistematis maka diperlukan metode yang tepat dan memadai. Kerangka metodologis yang akan penulis gunakan dalam penelitian cukup sederhana, namun penulis memandang ini cukup tepat, yaitu dengan mengikuti langkahlangkah: 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang berjudul “Analisis Sistim Pembiayaan dan Tabungan yang dipraktekkan di Lembaga Keuangan Syari’ah Non Bank BMT Logam Mulia Grobogan” ini adalah penelitian kualitatif yang mana menjelaskan praktek bagi hasil pembiayaan dan tabungan.
10
2. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui data primer dan data sekunder dengan penjelasan sebagai berikut: a. Data Primer, diperoleh melalui : 1) Wawancara Adalah salah satu teknik pengumpulan data. Pelaksanaannya dapat dilakukan secara langsung berhadapan dengan yang diwawancarai.11 Untuk memperoleh data yang diperlukan. Tanya jawab ini dilakukan oleh peneliti dengan pihak BMT Logam Mulia Grobogan. b. Data Skunder, dapat diperoleh melalui : Dokumentasi yaitu mencari data-data tentang hal-hal yang berkaitan dalam pembahasan penelitian ini yakni berupa catatan, transkrif, buku surat kabar, majalah, website, dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mengetahui profil BMT, Praktek bagi hasil pembiayaan dan tabungan.12 3. Teknik Analisis Data Analisis data dalam hal ini penulis menggunakan analisis deskripsi. Deskripsi peneliti akan memaparkan data-data atau hasil-hasil penelitian melalui tehnik
pengumpulan data di atas. Di sini akan
11
Husein Umar, Research Methods in Finance and Banking, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2002, hlm. 116. 12 Pedoman Penulisan Skripsi, Tim Penyusun Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang 2008, hlm. 26.
11
diketahui apa yang melatarbelakangi Sistim Pembiayaan dan Simpanan yang di Praktekan di BMT Logam Mulia Grobogan. Data yang telah dikumpulkan baik dari penelitian kepustakaan maupun dari penelitian lapangan, selanjutnya dianalisa secara kualitatif. Yang dimaksud kualitatif yaitu metode analisis data yang dikelompokkan dan menyeleksi data yang diperoleh dari penelitian lapangan menurut kualitas dan kebenaranya, kemudian dihubungkan dengan teori-teori yang diperoleh dari studi kepustakaan, sehingga diperoleh jawaban atau permasalahan yang diajukan.13 F. Sistematika Penulisan Untuk mendapatkan suatu gambaran yang jelas dan singkat tentang penulisan skripsi ini, penulis akan membagi dalam lima bab: Bab Pertama: Pendahuluan, bab ini terdiri dari, latar belakang masalah, perumusan masalah, Tujuan dan manfaat hasil penelitian, Telaah pustaka, Metode penelitian dan Sistematika penulisan. Bab Kedua: Landasan Teoritis, bab ini terdiri dari, Pembiayaan & Simpanan, Bunga & Bagi Hasil. Bab ketiga: Gambaran umum pembiayaan dan tabungan BMT Logam Mulia Grobogan, bab ini terdiri dari, Sejarah singkat berdirinya BMT Logam Mulia Grobogan, Profile, Produk & Prosedur Simpan &Pembiayaan, dan contoh kasus pembiayaan dan Simpanan pada BMT Logam Mulia Grobogan.
13
Ibid, hal 73
12
Bab keempat: Analisis Sistim Pembiayaan Dan Tabungan Pada Lembaga Keuangan Syari’ah Non Bank (KJKS BMT Logam Mulia Grobogan), Bab ini terdiri dari: Analisis Pembiayaan pada BMT Logam Mulia Grobogan, Analisis Simpanan pada BMT Logam Mulia Grobogan. Bab kelima: Penutup, bab ini terdiri dari, kesimpulan, saran-saran dan penutup.
13
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Pembiayaan dan Simpanan 1. Pengertian Pembiayaan Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan deficit unit.14 Berdasarkan UU No. 7 tahun 1992, yang dimaksud pembiayaan adalah: “Penyediaan uang atau tagihan atau yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan tujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu ditambah dengan sejumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil”. Sedangkan menurut PP No. 9 Tahun 1995, tentang pelaksanaan simpan pinjam oleh koperasi, pengertian pinjaman adalah:15 “ Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan tujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara koperasi dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan disertai pembayaran sejumlah imbalan”. ( UU No. 9 Tahun 1995. Tentang Perkoperasian). Sebagai upaya memperoleh pendapatan yang semaksimal mungkin, aktivitas pembiayaan BMT, juga menganut azas Syari’ah, yakni dapat berupa bagi hasil, keuntungan maupun jasa manajemen. Upaya ini harus
14
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah dari teori ke praktek, Jakarta: Gema Insani Press, 2001, hlm. 195 15 Muhammad Ridwan, 2004, Manajemen BMT, Yogyakarta: UII Press, hlm. 77
14
dikendalikan sedemikian rupa sehingga kebutuhan likuiditas dapat terjamin dan tidak banyak dana yang menganggur.16 Istilah pembiayaan menurut konvensional disebut dengan kredit. Dalam sehari-hari kredit sering diartikan memperoleh barang dengan membayar cicilan atau angsuran sesuai dengan perjanjian. Jadi dapat diartikan bahwa kredit berbentuk barang atau berbentuk uang. Baik kredit berbentuk barang atau berbentuk uang dalam hal pembayarannya adalah dengan menggunakan metode angsuran atau cicilan tertentu17 Dari pengertian di
atas
dapat
diambil
kesimpulan
bahwa
pembiayaan
adalah
penyediaan/penyaluran dana oleh pihak-pihak yang kekurangan dana oleh pihak-pihak yang kekurangan dana (peminjam) dan wajib bagi peminjam untuk mengembalikan dana tersebut dalam waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. a. Jenis-Jenis Pembiayaan18 Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua hal berikut: 1) Pembiayaan Produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha baik usaha produksi, perdagangan, maupun investasi.
16
Ibid hlm 77 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan lainnya, Jakarta: Raja Grafindo, 2005, hlm. 72 18 Muhammas Syafi’I Antonio, Bank syariah dari teori ke praktek, Jakarta : Gema Insani, 2001, hlm,160 17
15
2) Pembiayaan Konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Jenis-jenis pembiayaan pada dasarnya dapat dikelompokkan menurut beberapa aspek diantaranya adalah19 a) Pembiayaan menurut tujuan Pembiayaan menurut tujuan dibedakan menjadi: 1) Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan yang dimaksudkan untuk mendapatkan modal dalam rangka pengembangan usaha. 2) Pembiayaan investasi, yaitu pembiayaan yang dimaksudkan untuk melakukan investasi atau pengadaan barang konsumtif. b) Pembiayaan menurut jangka waktu Pembiayaan menurut jangka waktu dibedakan menjadi: 1) Pembiayaan jangka waktu pendek, pembiayaan yang dilakukan dengan waktu 1 bulan sampai dengan 1 tahun. 2) Pembiayaan jangka waktu menengah, pembiayaan yang dilakukan dengan waktu 1 tahun sampai dengan 5 tahun. 3)
Pembiayaan jangka waktu panjang, pembiayaan yang dilakukan
dengan waktu lebih dari 5 tahun. Terdapat
beberapa
pendapat
dalam
pengelompokkan
jenis
pembiayaan, namun pada umumnya dikelompokkan berdasarkan :
19
Muhammad, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta : UPP AMP YKPN, 2005, hlm. 22
16
a. Penggunaannya Menurut
penggunaannya,
pembiayaan
dibagi
menjadi
dua,
yaitupembiayaan konsumsi dan pembiayaan produktif. 1). Pembiayaan konsumtif 2).Pembiayaan produktif b. Keperluan Produksinya Menurut
keperluan produksinya, pembiayaan
menjadi
dua
yaitu
pembiayaan modal kerja dan pembiayaan investasi. c. Jangka Waktunya Menurut jangka waktunya, pembiayaan dapat dibagi menjadi tiga yaitu: jangka pendek, menengah dan panjang. d. Cara Penggunaan Menurut cara penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi empat: pembiayaan rekening Koran bebas, pembiayaan rekening Koran terbatas, pembiayaan rekening Koran aflopend, dan pembiayaan reloving. b. Prinsip Analisis Pembiayaan Prinsip adalah sesuatu yang dijadikan pedoman dalam melaksanakan suatu tindakan. Prinsip analisis pembiayaan adalah pedoman-pedoman yang harus diperhatikan oleh pengelola bank syariah pada saat melakukan analisis pembiayaan. Secara umum, prinsip analisis pembiayaan didasarkan pada rumus 5C, yaitu: 1) Character artinya sifat atau karakter nasabah pengambil pinjaman.
17
2) Capacity artinya kemampuan nasabah untuk menjalankan usahadan mengembalikan pinjaman yang diambil. 3) Capital artinya besarnya modal yang diperlukan pinjaman. 4) Collateral artinya jaminan yang telah dimiliki yang diberikan peminjam kepada bank . 5) Condition artinya keadaan usaha atau nasabah prospek atau tidak Prinsip 5C tersebut terkadang ditambahkan dengan 1C, yaitu Constraint artinya hambatan-hambatan yang mungkin mengganggu proses usaha.20. Selain dengan menggunakan 5C dalam menganalisis pembiayaan juga terdapat 7P diantaranya21 adalah sebagai berikut: a) Personalit Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah. b) Party Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Sehingga nasabah dapat digolongkan kegolongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas kredit yang berbeda pula dari bank c) Purpose Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam apakah untuk modal kerja atau investasi, konsumtif atau produktif dan lain sebagainya. 20 21
Ibid, hlm 60 Kasmir, 2005, Op.cit, hlm.106
18
d) Prospect Yaitu untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi tapi nasabah juga. e) Payment Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit yang diperoleh. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik. Sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh sektor lainnya. f)
Profitability Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya.
g) Protection Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi. c. Tujuan Analisis Pembiayaan Analisis pembiayaan memiliki dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum analisis pembiayaan22adalah: pemenuhan jasa pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat dalam rangka mendorong dan melancarkan perdagangan, produksi, jasa-jasa, bahkan konsumsi yang
22
Muhammad,op.cit. hlm. 305
19
kesemuanya
ditujukan
untuk
meningkatkan
taraf
hidup
masyarakat.Sedangkan tujuan khusus analisis pembiayaan adalah: 1) Untuk menilai kelayakan usaha calon peminjam 2) Untuk menekan resiko akibat tidak terbayarnya pembiayaan 3) Untuk menghitung kebutuhan pembiayaan yang layak 2. Produk-produk Baitul Maal wat Tamwil Operasional BMT adalah hampir sama dengan BPR Syari’ah.23 Yang membedakan hanyalah pada sisi lingkup dan struktur. Dilihat dari fungsi pokok operasional BMT, ada dua fungsi pokok dalam kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat, kedua fungsi tersebut adalah: a.Produk pengumpulan dana BMT 1) Simpanan Wad’iah Adalah titipan dana yang tiap waktu dapat ditarik pemilik atau anggota dengan cara mengeluarkan semacam surat berharga pemindah bukuan/transfer dari perintah bayaran lainnya. 2) Simpanan Mudharabah Adalah simpanan pemilik dana yang penyetorannya dan penarikannya dapat dilakukan sesuai dengan perjanjian yang telahdisepakati sebelumnya. Adapun jenis-jenis tabungan/simpanan di BMT adalah sebagai berikut: a) Tabungan persiapan qurban b) Tabungan Pendidikan c) Tabungan Persiapan untuk nikah 23
Muhammad, Sistem dan prosedur Operasionak bank Syari’ah, Yogyakarta: UII Press, 2000,hlm, 117-120.
20
d) Tabungan persiapan untuk melahirkan e) Tabungan naik haji/umroh f) Simpanan Berjangka/deposito g) Simpanan khusus untuk kelahiran h) Simpanan sukarela i) Simpanan hari tua j) Simpanan aqiqoh b. Produk Pembiayaan Pembiayaan
uang dan
tagihan berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam diantara BMT dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya beserta bagi hasil setelah jangka waktu tertentu. 1. Pembiayaan al-Murabahah (MBA) 2. Pembiayaan al-Bai’ Bitsaman Ajil (BBA) 3. Pembiayaan al-Mudharabah (MDA) 4. Pembiayaan al-Musyarakah (MSA).24 a. Pembiyaan Al-Mudhorobah (Turst Financing, Trust Investmen) 1) Pengertian al-Mudharabah Secara etimologi kata mudharabah berasal dari kata dharb yang memiliki banyak arti, diantaranya memukul (dharaba Ahmad al-kalb), berdetak (dharaba al-qalbu), mengalir (dharaba damuhu), berenang (dharaba fi al-ma’), bergabung (dharaba fi al-amr), menghindar (dharaba
24
Heri Sudarsono, Loc.cit, hlm. 108-109
21
‘an al-amr), berubah (dharaba al-laun ila al-laun), mencampur (dharaba alsya’i bi al-sya’i), berjalan (dharaba fi al-ard) dan lain sebagainya. Mudharabah adalah suatu pengongsian antara dua pihak dimana pihak pertama (shahib al-mal) menyediakan dana, dan pihak kedua (mudharib) bertanggung jawab atas pengeloaan usaha. Keuntungan dibagi sesuai rasio laba yang telah disepakati bersama secara advance, jika rugi shahib al-mal akan kehilangan sebagian imbalan dari kerja keras dan keterampilan manajerial selama proyek berlangsung 25. Al-mudhorobah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak di mana pihak pertama (Shohibul maal) menyediakan seluruh (100)% modal, sedangkan pihak lainya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudhorobah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut.26 Secara teknis, mudharabah adalah akad kerjasama antara dua pihak yaitu pemilik modal dan orang yang mempunyai keahlian untuk melakukan sebuah usaha bersama.27 Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si 25
Muhammad, Lembaga-Lembaga Keuangan Umat kontemporer/Muhammad, Yogyakarta: UII Press, 2000. hlm.12 26 Muhammad Syafi’i Antonio, loc cit,hlm.195 27 M. Yusuf Afandi, Fiqih Muamalah dan Implementasinya dalam Lembaga Keuangan Syari’ah, Yogyakarta: Logung Pustaka, 2009, hlm. 101.
22
pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus bertanggungjawab atas kerugian tersebut.28 2) Jenis-jenis Al-Mudhorobah Secara umum, mudhorobah terbagi menjadi dua jenis; mudhorobah muthlaqoh dan mudhorobah muqayyadah. a) Mudharabah Muthlaqah Yang dimaksud dengan transaksi mudhorobah muthlaqoh adalah bentuk kerjasama antara shahibul maal dan mudhorib yang cakupanya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis. Dalam pembahasan fiqh ulama salafus saleh seringkali dicontohkan dengan ungkapan if’al ma syi’ta (lakukanlah sesukamu) dari shohibul maal ke mudhorib yang memberi kekuasaan sangat besar. b) Mudhorobah Muqayyadah Mudharabah Muqayyadah atau sering disebut juga dengan istilah rescricted
mudharabah/specified
mudharabah
adalah
kebalikan
dari
mudharabah muthlaqoh. Si mudharib dibatasi dengan batasan jenis usaha, waktu, dan tempat usaha. Adanya pembatasan ini seringkali mencerminkan kecenderungan umum si shohibul maal dalam memasuki jenis dunia usaha.
28
Heri Sudarsono, loc.cit, hlm. 65.
23
3) Aplikasi dalam perbankan Al-Mudhorobah biasanya diterapkan pada produk-produk pembiayaan dan pendanaan. Pada sisi penghimpunan dana, Al-mudharabah diterapkan pada: a) Tabungan berjangka, yaitu tabungan yang dimaksudkan untuk tujuan khusus, seperti tabungan haji, tabungan kurban, dan sebagainya: deposito biasa: b) Deposito Special (special investmen), di mana dana yang dititipkan nasabah khusus untuk bisnis tertentu, misalnya murabahah saja atau ijarah saja.29
29
Muhammad Syafi’i Antonio, op.cit, hlm.97
24
4) Gambar 2.1 Skema Al-Mudharabah PERJANJIAN BAGI HASIL
Nasabah (Mudharib)
Bank (Shohibul Maal)
KEAHLIAN KETERAMPILAN
MODAL 100%
PROYEK/ USAHA
Nisbah X%
PEMBAGIAN KEUNTUNGAN
Nibah Y%
MODAL
Pengambilan Modal Pokok Sumber: Bank Syari’ah Dari Teori ke Praktek Muhammad Syafi’i Antonio b. Pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil 1) Pengertian Ba’i Bitsaman Ajil Ba’i Bitsaman Ajil adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati, karena itu Ba’i Bitsaman Ajil merupakan salah satu bentuk murabahah.
25
Di dalam ba’i bitsaman ajil, penjual harus memberitahu harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahanya. ba’i bitsaman ajil artinya pembelian barang dengan cicilan. Pembiayaan bai bitsaman ajil adalah pembiayaan yang diberikan kepada nasabah dalam rangka pemenuhan kebutuhan barang modal (Investasi). Pembiayaan ba’i bitsaman ajil mirip dengan kredit Investasi yang diberikan oleh Bank-bank Konvensional dan karenanya pembiayaan ini berjangka waktu di atas satu tahun (Long run Financing).30 2) Aplikasi Dalam Perbankan BBA KPP umumnya dapat diterapkan pada produk pembiayaan untuk pembelian barang- barang investasi, baik domestic maupun luar negeri, seperti melalui Letter of Credit (L/C). Skema ini paling banyak digunakan karena sederhana dan tidak terlalu asing bagi yang sudah biasa bertransaksi dengan dunia perbankan pada umumnya.
30
Karnaen A.Pertawaatmadja, dan Muhammad syafi’I Antonio, Apa dan Bagaimana Bank Islam, Yogyakarta : PT Varesta Grafika, 1992, hlm. 26-27
26
3) Skema Pembiayaan Ba’i Bitsaman Ajil Gambar 2.2 Skema Ba’i Bitsaman Ajil Negoisasi & Persyaratan 1 2 BANK
Akad Jual Beli NASABAH
Beli barang
6
Kirim SUPPLIER PENJUAL
5
Terima Barang & Dokumen
Sumber: Bank Syari’ah Dari Teori ke Praktek Muhammad Syafi’i Antonio c. Pengertian Murabahah 1) Pengertian Murabahah Pembiayaan murabahah pada dasarnya merupakan kesepakatan antara BMT sebagai pemberi modal dan anggota sebagai peminjam. Prinsip yang digunakan adalah sama seperti pembiayaan Bai’ Bithaman Ajil, hanya saja proses pengembaliannya dibayarkan pada jatuh tempo. Yaitu jual-beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati antara pihak bank dan nasabah. Dalam murabahah, penjual menyebutkan harga pembelian
27
barang kepada pembeli, kemudian ia mensyaratkan atas laba dalam jumlah tertentu.31 Murabahah
berarti
pembelian
barang
dengan
pembayaran
ditangguhkan (1 bulan, 3 bulan, 1 tahun dst ). Pembiayaan Murabahah adalah pembiayaan yang diberikan kepada nasabah dalam rangka pemenuhan kebutuhan produksi (Investory). Pembiayaan Murabahah mirip dengan kredit Modal Kerja yang biasa diberikan oleh bank-bank Konvensional, dan karenanya pembiayaan Murabahah berjangka waktu di bawah 1 tahun (Short run Financing )32 2) Aplikasi dalam Perbankan Murabahah KPP umumnya dapat diterapkan pada produk pembiayaan untuk pembelian barang-barang investasi, baik domestic maupun luar negeri, seperti melalui letter of credit (L/C).33
31
Heri sudarsono, Bank & Lembaga Keuangan Syari’ah deskripsi dan ilustrasi, Yogyakarta: EKONISIA 2004, hlm. 62 32 Karnaen A.Pertawaatmadja, dan Muhammad syafi’I Antonio, Op. cit. hlm 25 33 Muhammad Syafi’i Antonio. Op.cit.hlm. 106.
28
3) Skema Pembiayaan Bai’ Al-Murabahah Gambar 2.3 Skema Bai’ A-Murabahah Negoisasi & Persyaratan
Akad Jual Beli BANK
NASABAH
Bayar
Beli barang
SUPLIER
Kirim
Terima Barang & Dokumen
PENJUAL
Sumber: Bank Syari’ah Dari Teori ke Praktek Muhammad Syafi’i Antonio d. Pengertian Musyarakah 1) Pengertian Musyarakah Musyarakah adalah aqad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (atau amal/expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.34 Musyarokah bentuk kedua dari penerapan bagi hasil yang dipraktekkan dalam perbankan Syari’ah.35 Dalam pembiayaan musyarakah ini bank dengan pengusaha
34
Muhammad Syafi’i Antonio, 1999, Bank Syariah wacana Ulama dan Cendikiawan, Jakarta: Tazkia institute dan Bank Indonesia. hlm, 187. 35 Abdullah saeed, Bank Islam dan Bunga, Pustaka Pelajar. 2005 hlm.106
29
berjanji bersama-sama membiayai suatu usaha. Proyek yang juga dikelola secara bersama-sama. Keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut akan dibagi sesuai dengan penyertaan masing-masing pihak.
36
mengadakan
perjanjian. Bank dan pengusaha Musyarakah ada dua jenis yaitu musyarakah pemilikan dan musyarakah akad (kontrak). Musyarakah pemilikan tercipta karena warisan wasiat atau kondisi lainnya yang berakibat pemilikan satu aset oleh dua orang atau lebih. Sedangkan musyarakah aqad tercipta dengan kesepakatan dimana dua orang atau lebih setuju bahwa tiap orang dari mereka memberikan
modal
musyarakah
dan
berbagi
keuntungan
dan
kerugian.37Musyarakah biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan proyek dimana nasabah dan bank sama-sama menyediakan dana untuk membiayai proyek tersebut. Setelah proyek itu selesai, nasabah mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah disepakati untuk bank. Pada bank-bank yang dibolehkan melakukan investasi dalam kepemilikan perusahaan, musyarakah ditetapkan dalam skema modal venture. Penanam modal dilakukan untuk jangka waktu tertentu, dan setelah itu bank melakukan divestasi, baik secara singkat maupun bertahap. Secara spesifikasi bentuk kontribusi dari pihak yang bekerjasama dapat berupa dana, barang perdagangan, kewiraswastaan, kepandaian, kepemilikan, peralatan atau seperti hak paten, kepercayaan reputasi dan barang-barang lainnya yang dapat dinilai dengan uang.
38
Dengan merangkum seluruh kombinasi dan bentuk
36
Suhrawardi k. Lubis. Hukum Ekonomi Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2004, hlm. 64 Heri Sudarsono, Bank & Lembaga Keuangan Syari’ah deskripsi dan ilustrasi, Yogyakarta: EKONISIA 2004, hlm. 67. 38 Ibid. hal.68. 37
30
kontribusi masing-masing pihak dengan atau tanpa batasan waktu menjadikan pembiayaan ini sangat fleksibel. 2) Aplikasi dalam perbankan a. Pembiayaan Proyek Al-Musyarakah biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan proyek dimana nasabah dan bank sama-sama menyediakan dana untuk membiayai proyek tersebut. Setelah proyek itu selesai, nasabah mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil yeng telah disepakati untuk bank. b.Modal Vanture Pada lembaga keuangan khusus yang dibolehkan melakukan investasi dalam kepemilikan perusahaan, al-musyarakah diterapkan dalam skema modal venture. Penanaman modal dilakukan untuk jangka waktu tertentu dan setelah itu bank melakukan divestasi atau menjual bagian sahamnya, baik secara singkat maupun bertahap.39
39
Muhammad Syafi’i Antonio. Bank Syari’ah dari teori ke praktek, Jakarta: Gema Insani Press, 2001, hlm.94.
31
3) Skema Pembiayaan al-Musyarakah Gambar 2.4 Skema al-Musyarakah Nasabah Persial
Bank Syariah Parsial Pembiayaan
Asset Value
PROYEK USAHA
KEUNTUNGAN
Bagi hasil keuntungan sesuai porsi kontibusi modal (nisbah)
Sumber: Bank Syari’ah Dari Teori ke Praktek Muhammad Syafi’i Antonio e. Pengertian simpanan atau Tabungan (Depository/ Al-Wadi’ah) 1) Pengertian Tabungan Al-Wadiah dalam segi bahasa dapat diartikan sebagai meninggalkan atau meletakkan, atau meletakkan sesuatu pada orang lain untuk dipelihara dan dijaga.40 sesuatu yang diletakkan pada selain pemiliknya agar dipelihara atau dijaga.41 Wadi’ah adalah Perjanjian antara pihak memiliki barang (termasuk uang) untuk menyimpan barangnya dengan pihak lain (termasuk Bank) dengan tujuan supaya barang itu disimpan dan dijaga keselamatanya.42
40
Heri Sudarsono, Opcit., hlm. 75. Ahmad Hasan Ridwan, BMT Bank Islam Instrumen lembaga keuangan Syari’ah, pustaka bani quraisy. hlm. 14. 42 Muhammad Parmudi, op. cit. hlm. 67 41
32
Wadi’ah memberikan kekuasaan kepada orang lain untuk menjaga hartanya/barangnya dengan cara terang-terangan/dengan isyarat yang semakna dengan itu dan dalam masyarakat akad wadi’ah dikenal dengan titipan.43 Pada dasarnya, penerima simpanan adalah yad al-amanah (tangan amanah), artinya ia tidak bertanggung jawab atas kehilangan atau kerusakan yang terjadi pada asset titipan selama hal ini bukan akibat dari kelalaian atau kecerobohan yang bersangkutan dalam memelihara barang titipan (karena factor-faktor diluar batas kemampuan). Dalam aktivitas perekonomian modern, si penerima simpanan tidak mungkin akan men-idle-kan asset tersebut, tetapi mempergunakanya dalam aktivitas perekonomian tertentu, karenanya, ia harus meminta ijin dari si pemberi titipan untuk kemudian mempergunakan hartanya tersebut dengan catatan ia menjamin akan mengembalikan asset tersebut secara utuh. Dengan demikian, ia bukan lagi yad al-amanah, tetapi yad adh-dhamanah (tangan penanggung) yang bertanggung jawab atas segala kehilangan/ kerusakan yang terjadi pada barang tersebut.
43
M. Yazid Afandi, op.cit, hlm. 193.
33
Gambar 2.5 Skema Al-Wadi’ah yad Al-Amanah
NASABAH Muwaddi’ (penitip)
Titipan Barang BANK Mustawda’ (penyimpan)
Bebankan Biaya Penitipan
Keterangan Dengan konsep al-wadi’ah yad al-amanah, pihak yang menerima tidak boleh menggunakan dan memanfaatkan uang atau barang yang dititipkan, tetapi harus benar-benar menjaganya sesuai kelaziman. Pihak penerima titipan dapat membebanya biaya kepada penitip sebagai biaya penitipan.44 2) Aplikasi Perbankan Mengacu pada pengertian yad adh-dhamanah, bank /BMT sebagai penerima simpanan dapat memanfaatkan al-wadi’ah untuk tujuan: a) Current account (giro) b) Saving account (tabungan berjangka). Sebagai konsekuensi dari yadh adh-dhamanah, semua keuntungan yang dihasilkan dari titipan tersebut menjadi milik bank (demikian juga ia adalah penanggung seluruh kemungkinan kerugian). Sebagai Imbalan, si
44
Heri Sudarsono, Opcit, hlm. 148.
34
penyimpan mendapat jaminan keamanan terhadap hartanya, demikian juga fasilitas-fasilitas giro lainya. Sesungguhnya demikian, bank/ BMT sebagai penerima titipan, sekaligus juga pihak yang telah memanfaatkan dana tersebut, tidak dilarang untuk memberikan semacam insentif berupa bonus dengan catatan tidak disyaratkan sebelumya dan jumlahnya tidak ditetapkan dalam nominal atau presentase secara advance, tetapi betul-betul merupakan kebijaksanaan dari manajemen bank / BMT. Gambar 2.6 Skema Al-Wadiah Yad adh-Dhamanah
NASABAH
Titipan dana BANK
Muwaddi’ (Penitip)
Mustawda’
Beri Bonus
(Penyimapan)
Pemanfaatan Dana
Bagi Hasil USER OF FUND (Dunia Usaha)
35
Keterangan Dengan konsep Al-wadiah yad adh-dhamanah, pihak yang menerima titipan boleh menggunakan dan memanfaatkan uang atau barang yang dititipkan. Tentunya, pihak bank dalam hal ini mendapatkan bagi hasil dari pengguna dana, Bank dapat memberikan insentif kepada penitip dalam bentuk bonus.45 B. Pengertian Profit Sharing (Bagi Hasil) 1. Bagi hasil/ profit loss sharing Bagi hasil atau profit loss sharing adalah prinsip pembagian laba yang diterapkan dalam kemitraan kerja, dimana posisi bagi hasil ditentukan pada saat akad kerjasama. Jika usaha mendapatkan keuntungan, porsi bagi hasil adalah sesuai dengan kesepakatan, namun jika terjadi kerugian maka porsi bagi hasil disesuaikan dengan kontribusi model masing-masing pihak. Dasar yang digunakan dalam perhitungan bagi hasil adalah berupa laba bersih usaha, setelah dikurangi dengan biaya operasional. Pengertian lain menyatakan bahwa bagi hasil adalah suatu sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dengan pengelola dana. Pembagian hasil usaha ini dapat terjadi antara bank dengan nasabah, maupun antara bank dengan nasabah penerima dana. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip bagi hasil ini adalah mudharabah dan musyarakah, lebih jauh prinsip mudharabah dapat dipergunakan sebagai dasar baik untuk produk pendanaan (tabungan dan deposito) maupun pembiayaan, sedangkan
45
Heri Sudarsono, Ibid, hlm. 149.
36
musyarakah lebih banyak untuk pembiayaan.46 Profit and loss sharing, yaitu system bagi hasil. Keuntungan dan kerugian yang terjadi ditanggung oleh kedua belah pihak, mudharib dan shahib al-maal47. Besarnya bagi hasil (Profit Sharing) ini ditentukan di awal perjanjian. Berbeda dengan bunga, presentase bagi hasil ini belum tentu sama tiap bulannya. Sedangkan nominal yang diterima tentunya menyesuaikan dengan besarnya keuntungan yang didapat oleh peminjam itu sendiri. Konsekuensi dari konsep ini adalah adanya untung dan rugi. Jika hasil usaha peminjam menunjukkan keuntungan yang besar, maka bagi hasilnya pun akan besar dan sebaliknya jika keuntungan kecil atau bahkan merugi maka pihak peminjam harus ikut pula menanggung kerugian tersebut. Pinsip bagi hasil (Profit Sharing) merupakan karakteristik umum dan landasan dasar bagi Operasional bank Islam secara keseluruhan. Secara Syari’ah, prinsipnya berdasarkan kaidah al-mudharabah. Berdasarkan prinsip ini, bank Islam akan berfungsi sebagai mitra, baik dengan penabung maupun dengan pengusaha yang meminjam dana. Dengan penabung, bank akan bertindak sebagai mudharib “pengelola”, sedangkan penabung bertindak sebagai shahibul maal “Penyandang dana”. Antara keduanya diadakan akad mudharabah yang menyatakan pembagian keuntungan masing-masing pihak. Di sisi lain, dengan pengusaha/ peminjam dana, baik yang breast dari tabungan/ deposito/ giro maupun dana bank sendiri berupa modal pemegang saham). Sementara itu, pengusaha/ peminjam dana akan berfungsi sebagai 46
Muhammad Syafi’i Antonio, Opcit, 2000, hlm. 93. Muslimin H. Kara, Bank Syari’ah di Indonesia: Analisis Kebijakan Pemerintah Indonesia Tentang Perbankan syari’ah, Yogyakarta, cet 1: UII Press, 2005,hlm,71. 47
37
mudharib “pengelola” karena melakukan usaha dengan cara memutar dan mengelola dana bank.
PENABUNG
BANK
Shahibul Maal
Mudharib NASABAH PEMINJAM
BANK Shahibul Maal
Mudharib
a. Faktor Yang mempengaruhi Bagi Hasil Faktor-faktor yang mempengaruhi bagi hasil adalah sebagai berikut : 1) Faktor Langsung Diantara faktor-faktor langsung (direct factor) yang mempengaruhi perhitungan bagi hasil adalah investment rate, jumlah dana yang tersedia, dan nisbah bagi hasil (profit sharing ratio). a) Investment rate merupakan persentase actual dana yang diinvestasikan dari total dana, jika bank menentukan investmen rate sebesar 80 persen, hal ini berarti 20 persen dari total dana dialokasikan untuk memenuhi likuiditas. b) Jumlah dana yang tersedia untuk diinvestasikan merupakan jumlah dana berbagai sumber dana yang tersedia untuk diinvestasikan. Dana tersebut dihitung dengan menggunakan salah satu metode ini: (1) Rata-rata minimum bulanan (2) Rata-rata total saldo harian
38
Investmen rate dikalikan dengan jumlah dana yang tersedia untuk diinvestasikan, akan menghasilkan jumlah dana actual yang digunakan. 2) Faktor Tidak Langsung a) Penentuan butir-butir pendapatan dan biaya mudharabah. b) Bank dan nasabah melakukan share dalam pendapatan dan biaya (profit and sharing). Pendapatan yang “dibagihasilkan” merupakan pendapatan yang diterima dikurangi biaya-biaya. c) Jika semua biaya ditanggung bank, hal ini desebut revenue sharing.48
48
Muhammad Syafi’I Antonio, Opcit, hlm. 139-140.
39
Tabel 2.1.1 Perbedaan antara Bunga dan Bagi Hasil BUNGA a. Penetuan bunga dibuat pada
BAGI HASIL a. Penentuan besarnya rasio/
waktu akad dengan asumsi
nisbah bagi hasil dibuat pada
harus selalu untung
waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi
b. Besarnya persentase
b. Besarnya rasio bagi hasil
berdasarkan pada jumlahuang
berdasarkan pada jumlah
(modal) yang dipinjamkan.
keuntungan yang diperoleh.
c. Pembayaran bunga tetap seperti
c. Bagi hasil bergantung pada
yang dijanjikan tanpa
keuntungan proyek yang
pertimbangan apakah proyek
dijalankan. Bila usaha merugi,
yang dijalankan oleh pihak
kerugian akan ditanggung
nasabah untung atau rugi.
bersama oleh kedua belah pihak.
d. Jumlah pembayaran bunga tidak
d. Jumlah pembagian laba
meningkat sekalipun jumlah
meningkat sesuai dengan
keuntungan berlipat atau
peningkatan jumlah
keadaan ekonomi sedang
pendapatan.
’’booming’’. e. Ekosistem bunga diragukan
e.
Tidak ada yang merugikan keabsahan bagi hasil.49
(kalau tidak dikecam) oleh semua agama, termasuk Islam
49
Ascarya. Akad & Produk Bank Syari’ah, Jakarta: PT Raja Grafindo persada,2007.hlm.
27
40
BAB III Gambaran Umum BMT LOGAM MULIA A. Baitul Mal wat Tamwil Secara harfiah/lughowi BMT (Baitul Mal wat Tamwil) adalah lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil (Syari’ah), menumbuh kembangkan bisnis usaha mikro dan kecil dalam rangka mengangkat derajat dan martabat serta membela kepentingan Baitul Maal kaum du’afa’. Secara konseptual, BMT memiliki dua fungsi : Baitul Tamwil (bait = Rumah, at-tamwil = Pengembangan Harta) – melakukan kegiatan pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro dan kecil terutama dengan mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya. Baitul Maal (Bait = Rumah, Mal = Harta) – menerima titipan dana zakat, infak dan shadaqoh serta mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan peraturan dan amanahnya.50 Baitul Maal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang non profit, seperti zakat, infaq, dan shodaqoh.51 Baitul Maal dikembangkan berdasarkan sejarah perkembangannya, yakni dari masa nabi sampai abad pertengahan perkembangan Islam, dimana baitul maal berfungsi untuk mengumpulkan sekaligus mentasyarufkan dana sosial.52
50
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002,
hlm.37 51
Heri Sudarsono,2004, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, Yogyakarta: Ekonisia,hlm. 96. 52 Muhammad Ridwan, 2004, Manajemen BMT, Yogyakarta: UII Press, hlm. 51
41
Sedangkan Baitul Tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial. Usaha-usaha tersebut menjadi bagian tak terpisahkan dari BMT sebagai lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dengan berlandaskan Syari’ah.53 Baitul Tamwil merupakan lembaga bisnis yang bermotif laba.54 Lembaga yang kegiatannya mengembangkan usaha- usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas usaha ekonomi pengusaha kecil bawah mikro dengan antara lain mendorong kegiatan menabung dan pembiayaan usaha ekonomi.55 Baitul Maal WaTamwil (BMT) merupakan bentuk lembaga keuangan dan bisnis yang serupa dengan koperasi / lembaga swadaya masyarakat (LSM). Baitul tamwil merupakan cikal bakal lahirnya bank Syari’ah pada th 1992. Segmen masyarakat yang biasa dilayani BMT adalah masyarakat kecil yang kesulitan berhubungan dengan bank. Sebagai lembaga bisnis, BMT lebih mengembangkan usahanya pada sektor keuangan, yakni simpan pinjam. Usaha ini seperti usaha perbankan yakni menghimpun dana anggota dan calon anggota (nasabah) serta menyalurkannya kepada sektor ekonomi yang halal dan menguntungkan. Namun demikian, terbuka luas bagi BMT untuk mengembangkan lahan bisnisnya pada sektor riil maupun sektor keuangan lain yang dilarang
53
Heri Sudarsono,2004, Loc. cit Muhammad Ridwan, loc. Cit. 55 Muhamad. Lembaga- Lembaga Keuangan Umat kontemporer/ Muhammad, Yogyakarta: UII Press, 2000, hlm. 114. 54
42
dilakukan oleh lembaga keuangan bank. Karena BMT bukan bank maka ia tidak tunduk pada aturan perbankan.56 1. Visi Misi BMT Visi BMT harus mengarah pada upaya untuk mewujudkan BMT menjadi lembaga yang mampu meningkatkan kualitas ibadah anggota (ibadah dalam arti yang luas), sehingga mampu berperan sebagai wakil pengabdi Allah SWT, memakmurkan kehidupan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Misi BMT adalah membangun dan mengembangkan tatanan perekonomian dan struktur masyarakat madani yang adil berkemakmuran, berkemajuan, serta makmur maju berkeadilan berlandarkan Syari’ah dan ridho Allah SWT.57 2. Prinsip Operasi BMT Dalam menjalankan usahanya BMT tidak jauh dengan BPR Syari’ah, yakni menggunakan 3 prinsip: a. Prinsip Bagi Hasil Dengan prinsip ini ada pembagian hasil dari pemberi pinjaman dengan BMT: 1) Al-Mudharabah 2) Al-Musyarakah 3) Al-Muzara’ah 4) Al-Musaqah. 56 57
Muhammad Ridwan, Loc. cit Muhamad Ridwan, Op.cit, hlm. 127.
43
b. Sistem Jual Beli Sistem ini merupakan suatu tata cara jual beli yang dalam pelaksanaanya BMT mengangkat nasabah sebagai agen yang diberi kuasa melakukan pembelian barang atas nama BMT, dan kemudian bertindak sebagai penjual, dengan menjual barang yang telah dibelinya tersebut dengan ditambah mark-up. Keuntungan BMT nantinya akan dibagi kepada penyedia dana. 1. Bai’ al-Murabahah 2. Bai’ as-salam 3. Bai’al-Istishna 4. Bai’ al-Bitsaman Ajil. c. Sistem non profit Sistem yang sering disebut sebagai pembiayaan kebajikan ini merupakan pembiayaan yang bersifat social dan non komersial. Nasabah cukup mengembalikan pokok pinjaman saja. -
Al-Qordl Hasan
d. Akad bersyarikat Akad bersyarikat adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih dan masing-masing pihak mengikutsertakan modal (dalam berbagai bentuk) dengan perjanjian pembagian keuntungan / kerugian yang disepakati. 1. Al-Musyarakah 2. Al-Mudharabah
44
e. Produk Pembiayaan Pembiayaan
uang dan
tagihan berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam diantara BMT dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya beserta bagi hasil setelah jangka waktu tertentu. 1. Pembiayaan al-Murabahah (MBA) 2. Pembiayaan al-Bai’ Bitsaman Ajil (BBA) 3. Pembiayaan al-Mudharabah (MDA) 4. Pembiayaan al-Musyarakah (MSA).58 B. Sejarah Berdirinya BMT Logam Mulia Latar belakang berdirinya BMT logam Mulia sejumlah tokoh masyarakat, para ulama yang dipelopori oleh H. Mustamir, pada tanggal 10 Agustus 2001 berkumpul dan menggagas suatu lembaga yang menangani simpan pinjam yang berpolakan Syari’ah. Tepat pada tanggal 25 Agustus 2001 terbentuk pendiri sekaligus membuat nama lembaga serta draf Anggaran Dasar dan Rumah Tangga, Nama lembaga disepakati dengan nama “KJKS BMT Logam Mulia” dan disampaikan kepada Kepala Kantor Koperasi dan UKM Kabupaten Grobogan untuk pengesahan.59 Pada tanggal 25 Agustus 2001 dan mulai beroperasi sejak tanggal 1 Oktober 2001 setelah mendapat badan hukum dan Menteri Negara Koperasi Pengusaha Kecil dan menengah Republik Indonesia No.112/BH/KDK.1114/IX/2001 tanggal 15 September 2001. Sesuai dengan anggaran Dasar 58 59
Heri Sudarsono, Ibid, hlm. 108-109 Pedoman Penglolaan BMT Logam Mulia,2010
45
Modal Perusahaan ini sebesar Rp 225.000.000 (dua ratus dua puluh lima juta rupiah) yang dimulai oleh 25 (dua puluh lima) orang anggota. berlokasi di Jl. Raya Klambu No. 10 Kec. Klambu Kab. Grobogan. Usaha pendirian BMT tersebut merupakan salah satu bentuk upaya membantu program Pemerintah dalam mengatasi kebutuhan pelayanan masyarakat golongan ekonomi lemah dan pengusaha kecil secara optimal yang mayoritas ada di pedesaan yang pada giliranya ikut berperan dalam memperlancar kegiatan ekonomi pedesaan khususnya pada Kabupaten Grobogan dan sekitarnya. Disamping hal tersebut tentunya usaha BMT ikut memberantas para pelepas uang yang pada waktu itu banyak beroperasi di pedesaan dengan memberi pinjaman dengan tingkat suku bunga tinggi. Layaknya usaha lembaga keuangan, BMT Logam Mulia memiliki usaha: 60 1.
Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
(Deposito Berjangka & Tabungan). 2.
Menyalurkan dalam bentuk kredit, pembiayaan bagi pengusaha
kecil atau masyarakat pedesaan.
60
Ibid
46
Adapun pendiri terdiri dari : No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
NAMA H. Mustamir H.Ir Mukhlisin, MM Hj.Nur Siyah Hj. Eni Winiharti Hj. Rukani, SH Suprojo Istiqomah Abdul Wahid Nurnaningsih Nanik Sulistiyowati Nur afif Sukardi Tukul Subkhi H. Ramlan H. Kasno Suhartono Nahrowi H. Ahmad Sulasi M. Sya’roni Dimyati H. Turmudzi Noor RafhianngSetia Shofiati Zulaikhah Hj. Yatmiah
ALAMAT Terkesi, RT 04/ I Terkesi, RT 06/II Terkesi RT 04/I Terkesi RT 06/II Klambu, RT 06/ V Klambu, RT 01 / IV Klambu, RT 01 / IV Klambu, RT 01 / IV Klambu, RT 01 / IV Jenengan, Rt 02/ IV Terkesi RT 04/ I Terkesi, RT 06/ I Klambu, RT 04/I Terkesi, RT 05/II Terkesi, RT 02/ I Terkesi,RT 02/I Klambu, RT 01/III Terkesi, RT 01/ II Selojari, RT 02/I Kronggen RT 05/ II Terkesi RT 06/II Terkesi, 05/I Terkesi, 06/ I Klambu,03/ IV Terkesi, 06/II
PEKARJAAN Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta PNS PNS Wiraswasta Wiraswasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Wiraswasta Wiraswasta Tani Swasta Wiraswasta Wiraswasta Perangkat Desa Swasta Swasta Wiraswasta Dagang
Dari sosialisasi yang dilakukan oleh pengelola nampaklah hasil positif yakni tanggapan masyarakat menerima sekaligus mendukung keberadaan KJKS BMT Logam Mulia menunjukkan pertumbuhan yang sangat pesat. Pada tanggal 13 pebruari 2002 membuka kantor cabang di kecamatan Grobogan, yaitu beralamatkan di Jl. P. Puger No. 69 Grobogan Telp. (0292) 422683 dengan jumlah pengelola 4 orang. Dan dalam rangka mendekatkan pelayanan terhadap calon anggota yang bergabung dari luar kecamatan / kabupaten, maka pada tanggal 13 Maret 2002 dibukalah Kantor Kas Pelayanan di babalan Kalirejo Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus yang
47
beralamatkan Jl. Raya Purwodadi-Kudus KM. 15, telp. 0822915211, dengan jumlah pengelola 4 orang. Dalam waktu 2 bulan dipandang perlu
untuk membuka Kantor
Pelayanan di kecamatan Undaan pada tanggal 13 mei 2002 dengan alamat Jl. Raya purwodadi Kudus Km 7, telp. 0822918070 dengan pengelola 4 orang Keberadaan menarik simpati masyarakat dan memiliki posisi tawar yang cukup tinggi dari lembaga keuangan lainya, baik bank konvensional maupun lembaga keuangan non bank. Dari hal tersebut diatas, pengurus beserta pengelola mengadakan rapat dalam rangka peningkatan status / perubahan Anggaran Dasar ketingkat kantor Dinas Pelayanan Koperasi dan UKm jawa Tengah, dengan nomor badan Hukum 06/BH/PAD II/IV/2003.61 KJKS BMT Logam Mulia merupakan lembaga keuangan dengan pola Syari’ah dengan system “Bagi Hasil”, baik pada kegiatan Simpanan / Tabungan harian maupun Simpanan Berjangka “Deposito “ dan juga pada kegiatan pemberian modal/ kredit atau pembiayaan Secara umum Visi BMT Logam Mulia Adalah : “Pemberdayaan Ekonomi Umat Melalui Usaha/ Perniagaan sesuai Syari’ah” Hal ini berlaku untuk seluruh segmen/ lapisan masyarakat yang membutuhkan dana dengan layanan kecepatan dan ketetapan proses pelayanan, menjalankan proses transaksi keuangan dengan akad yang berlandaskan nilai-nilai Syari’ah Islam dan menjauhkan proses transaksi dari unsure yang tidak dibenarkan oleh Agama Islam. Sedangkan misi Adalah meningkatkan produktifitas dan etos kerja serta membentuk, memperkuat tatatan nilai ke-Islaman yang mampu menjadi Rahmat dalam kehidupan di masyarakat serta tercapainya peningkatan kwalitas hidup, kesejahteraan hidup umat”. 61
ibid
48
Strategi pencapaian visi dan misi secara internal yakni dengan memaksimalkan potensi SDI (Sumber Daya Insani ) Pengelola KJKS BMT Logam Mulia dengan Skala prioritas :62 1. Peranan doktrin Kelembagaan Memposisikan pengelola sebagai Sumber Daya Insani
yang
professional, berorientasi pada segala bidang / aspek dengan landasan keIslaman serta mampu menyampaikan hal muamalah / jual beli yang benar dan sesuai Syari’ah. 2. Peranan Doktrin Pribadi Menyakinkan individu penngelola melaksanakan tugas yang diemban itu adalah suatu tugas yang mulia dalam rangka pemenuhan nafkah yang halal untuk keluarga, menyongsong hari depan bahagia dan harmonis. 3. Doktrin Profesionalisme. Semua pengelola adalah masyarakat yakni mengutamakan pelayanan terhadap masyarakat baik lapisan bawah, menengah, maupun lapisan atas, dengan mengutamakan hal-hal sebagai berikut : A. Kecepatan Proses Pelayanan B. Home Banking C. Jaringan adalah Ummat
62
ibid
49
C. Struktur Organisasi BMT Logam Mulia RAT
PENGURUS
DEWAN SYARI’AH
GENERAL MANAGER
Manager Pemasaran Manager keuangan
Manager Audit & Personalia
Manager Cabang
Pemasaran cabang
Teller Cabang
Keterangan : : garis komando :garis koordinasi Sumber BMT Logam Mulia
50
Manager Akt &Pembukuan
Uraian Pekerjaan a. Tugas dan Wewenang Uraian tugas masing-masing pegawai diatur dengan surat keputusan SK Pengurus No. 010/Peng/BMT-LM/IV/2002 dapat dirinci sebagai berikut63 1) General Manager Tugas dari General Manager adalah : a) Menjabarkan kebijakan umum KJKS BMT LOGAM MULIA yang telah ditetapkan oleh Pengurus. b) Menyusun dan mengusulkan Rancangan Anggaran Rencana Kerja untuk tahun buku yang akan dating kepada Pengurus yang selanjutnya dibawa/ diajukan kepada Rapat Anggota Tahunan (RAT) c) Menandatangani
Permohonan
keanggotaan
dan
member
persetujuan menolak keanggotaan nasabah BMT d) Menyusun dan mengajukan : (1) Daftar perubahan biaya operasional 4 bulan sekali (2) Menyusun dan mengajukan daftar perubahan biaya gaji tiap 6 bulan sekali
63
Pedoman pengelolaan BMT, Pusat Inkubasi Usaha Kecil (PINBUK)
51
Wewenang General Manager a) Mengajukan usulan kepada Pengurus tentang pengangkatan dan pemberhentian pengelola KJKS BMT LOGAM MULIA b) Mengajukan usulan kepada pengurus tentang jenis-jenis produk baru pembiayaan atau tabungan c) Menyetujui pembiayaan yang jumlahnya di atas Rp. 10.000.000,00 d) Memberi validasi pada berkas pembiayaan yang diajukan oleh Manager Pemasaran e) Atas persetujuan Pengurus menandatangani cek dan dokumendokumen penting serta menyetujui biaya-biaya lain di luar cost anggaran yang sudah ditentukan Tanggung Jawab General Manager a) Bertanggung Jawab atas terlaksananya program kerja b) Bertanggung Jawab penuh atas kualitas sumber daya insane dari Pengelola KJKS BMT LOGAM MULIA c) Bertanggung jawab secara umum tentang berbagai bentuk Penyimpanan/ Penyelewengan/ Penyalahgunaan/ kekeliruan yang dilakukan oleh Pengelola KJKS BMT LOGAM MULIA. d) Mengamankan harta kekayan KJKS BMT LOGAM MULIa agar terlindung dari bahaya kebakaran/ Pencurian /Perampokan dan Pengerusakan. e) Menyusun dan mengajukan kepada pengawas daftar perubahan : (1) Biaya Operasional (BOP) 4 bulan sekali
52
(2) Daftar Perubahan gaji 6 bulan sekali 2) Manager Pemasaran Tugas a) Melaksanakan dan menjangbarkan kebijakan umum di bidang pemasaran yang digariskan oleh General Manager b) Memimpin dan mengarahkan pengelolaan teknis operasional pemasaran sesuai dengan kebijakan umum yang telah ditetapkan oleh Manager Operasional c) Bersama Manager Cabang menyusun job description dan time schedule pemasaran yang berhubungan dengan funding, lending dan Konfirmasi. d) Membuat laporan secara periodic kepada General Manager yang berhubungan dengan posisi simpanan, posisi pembiayaan dan Konfirmasi e) Melakukan atau mendelegasikan survey pembiayaan besar. Wewenang a) Menyetujui atau menolak pembiayaan di bawah Rp. 10.000.000,00 b) Berhak memberikan teguran, kritik terhadap Manager Cabang dalam rangka memacu kreativitas dan membentuk etos kerka professional c) Mendisposisi berkas Permohonan pembiayaan cabang d) Mengatur tata cara penyelesaian pembiayaan bermasalah dengan Manager Cabang dengan pendekatan ukhuwah islamiyah 53
e) Mengusulkan pembukaan cabang baru kepada Pengurus dan General Manager Tanggung jawab : a) Bertanggung jawab atas tercpainya target pemasaran, baik Funding, Lending maupun konfirmasi b) Bertanggung jawab atas kelengkapan administrasi pembiayaan 3) Manager Akutansi dan Pembukuan Tugas : a) Melaksanakan dan Menjabarkan kebijakan umum KJKS BMT LOGAM MULIA yang telah digariskan oleh General Manager. b) Mengelola dan Mengawasi pemasukan dan pengeluaan biaya operasional c) Mengawasi kelengkapan bukti-bukti pembukuan dan pencatatan transaksi d) Membuat laporan harian secara rutin : -
Posisi cash flow
-
Posisi kas dan Bank
-
Jumlah realisasi Pembiayaan
-
Posisi pencapaian Simpanan Mulia dan Simpanan Berjangka
-
Posisi penggunaan konsolidasi
-
Laporan keuangan Kantor Pusat
e) Mendokumentasikan berkas Pembiayaan
54
f) Menyusun criteria pembiayaan tidak lancer, macet dan pembiayaan bermasalah g) Memeriksa kebenaran laporan keuangan cabang h) Memeriksa kebenaran kas tunai dengan kas neraca pada Kantor Cabang (cek fisik keuangan) Wewenang : a) Melakukan koordinasi dengan Teller Cabang yang berkaitan dengan administrasi, pembukuan dan keuangan b) Mengatur distribusi kebutuhan inventaris dan perlengkapan kantor c) Berhak memberikan teguran, kritik dan saran kepada Teller Cabang dalam rangka memacu kreativitas dan membentuk etos kerja Profesional Tanggung Jawab : a) Bertanggung jawab atas kelancaran distribusi keuangan dari dan ke Kantor Cabang b) Bertanggung jawab atas saldo akhir harian kas dengan saldo akhir tunai c) Bertanggung jawab atas keamanan barang jaminan atau agunan yang ada di KJKS BMT LOGAM MULIA. d) Bertanggung jawab atas lancarnya mekanisme laopran dan administrasi pembukuan e) Bertanggung jawab atas pengarsipan berkas, surat dan dokumen administrasi lainnya 55
4) Manager Audit dan Personalia Tugas : a) Melaksanakan dan menjabarkan kebijakan umum di bidang pengawasan yang telah ditetapkan oleh General Manager b) Memeriksa pelaksanaan system (1) Administrasi dan pembukuan (2) Pemasaran c) Memerikasa kebenaran transaksi di : (1) Administrasi dan Pembukuan (2) Bagian Pemasaran d) Membuat laporan secara rutin kepada General manager atas hasil pengawasan dan Pemeriksaan Wewenang : a) Melaksanakan pemeriksaan di semua lini b) Menindaklanjuti temuan-temuan hasil Pemeriksaan c) Mengusulkan pada General Manager sanksi atas penyelewengan/ Pelanggaran yang terjadi Tanggung jawab a) Bertanggung jawab atas system pengawasan b) Bersama Manager Administrasi dan Pembukuan, menyiapkan data yang dibutuhkan Akuntan Publik
56
5) Manager Keuangan Tugas : a) Melakukan Pencatatan, pendataan, pelayanan informasi kepada nasabah b) Membuat laporan neraca, Rugi laba, mutasi kasa harian dilampiri slip transaksi Wewenang : Memberikan saran kepada teller Cabang sehubungan dengan administrasi pembukuan 6) Manager Cabang Tugas : a) Melaksanakan dan Menjabarkan kebijakan teknis KJKS BMT LOGAM MULIA yang telah digariskan oleh Manager pemasaran. b) Bersama staf Pemasaran Cabang menyusun strategi operasional yang berhubungan dengan Funding, Lending dan Konfirmasi. c) Mencapai peluang untuk sumber-sumber dana Murah yang dapat dihimpun dari anggota/ calon anggota dan masyarakat d) Membuat laporan secara rutin kepada Manager Pemasaran e) Menciptakan suasana Islami Wewenang : a) Melakukan Pembianaan yang berstruktur terhadap karyawan cabang demi peningkatan sumber Daya Manusia yang Islami
57
b) Menvalidasi pembiayaan c) Mendelegasikan tugas kepada staf Pemasaran dan Teller cabnag sesuai dengan kebutuhan Tanggung Jawab a) Bertanggung Jawab atas tercapainya target pertumbuhan cabang b) Bertanggung jawab atas kebenaran dan kelengkapan administrasi laporan yang disusun oleh Teller Cabang c) Bertanggung jawab atas keamanan jaminan pembiayaan di Kantor Cabang d) Bertanggung jawab atas kelengkapan berkas data pembiayaan e) Bertanggung jawab atas dedikasi dan loyalitas Kantor Cabang dalam Rangka membangun etos kerja yang kompetitif, rasional dan produktif. 7) Pemasaran kantor Cabang Tugas : Melaksanakan kebijakan operasional yang telah ditetapkan Manager Cabang : a) Funding (Penggalangan Dana) -
Mencari sumber-sumber dana murah dengan melihat peluang baik dari anggota maupun dari pihak ketiga
-
Membuat laporan operasional pemasaran secara rutin
b) Lending (pembiayaan) -
Melakukan survey Pembiayaan 58
-
Mencari nasabah Pembiayaan Prospektif
-
Menerima daftar permohonan pembiayaan
-
Membuat data nasabah Pembiayaan
-
Membuat laporan secara rutin
c) Konfirmasi -
Melakukan konfirmasi dan Pembinaan nasabah
-
Bersama Manager Cabang. Menyusun data pembiayaan bermasalah
-
Melakukan penanganan pembiayaan bermasalah
-
Membuat laporan rutin tentang perkembangan nasabah bermasalah
Wewenang : a) Melakukan survey pembiayaan atas delegasi Manager Cabang b) Mendesposisi berkas permohonan pembiayaan c) Mengatur tata cara penyelesaian Pembiayaan Bermasalah dengan Manager cabang dengan mengutamakan pendekatan Ukhuwah Islamiyah Tanggung jawab : a) Bertanggung jawab atas tercapainya target pemasaran b) Bertanggung jawab atas kelengkapan administrasi pembiayaan
59
8) Teller Kantor Cabang Tugas : a) Memberikan pelayanan anggota, dalam hal transaksi uang tunai seperti; penyetoran simpanan, angsuran pembiayaan, penarikan simpanan, pembiayaan, ZIS, dll b) Menerima, menyusun dan menghitung secara berhati-hati tiap setoran tunai dari anggota dan calon anggota. c) Mengatur dan menyiapkan pengeluaran uang tunai yang telah disetujui oleh Manager Cabang d) Menandatangani formulir-formulir serta slip-slip dari anggota serta memasukkan data manual dan computer. Wewenang : a) Memberikan saran kepada Manager Cabang sehubungan dengan kegiatan pembiayaan agar kas Cabang dalam kondisi sehat. b) Memberikan keterangan kepada nasabah mengenai direalisasi atau tidak permohonan pembiayaan apabila Manager Cabang tidak berada di kantor Tanggung Jawab a) Bertanggung Jawab atas kecocokan saldo akhir laporan harian kas dengan saldo akhir tunai b) Bertanggung Jawab atas peralatan dan perlengkapan kerja Teller.
60
D. Profile koperasi jasa keuangan Syari’ah
BMT Logam Mulia
Grobogan 5. Identitas Koperasi a. Nama Koperasi
:Koperasi Simpan Pinjam Syari’ah BMT Logam Mulia
b.Badan Hukum 1) Nomor
: 112/BH/KDH-4/IX/2001
2) Tanggal
: 15 Sepetember 2001
3) Alamat Lengkap
: Jl. Raya Klambu NO. 10 Kecamatan
Klambu Kabupaten Grobogan 6. Susunan Pengurus a. Ketua
: H. Mustamir
b. Sekertaris
: Ir. H. Mukhlisin
c. Bendahara
: H. Noorta’in, SH
1. Sarana Prasarana a. Luas Kantor Klambu
:8 x 30 M2
b. Ruang Kantor
: 6 x 20 M2
c. Musholla
: 4 x 5 M2
d. Gudang
: 2 x 3 M2
e. Parkir
: 5 x 8 M2
f. Luas Kantor Cabang Grobogan
: 10 x 12 M2
g.Luas Kantor Cabang Babalan
: 12 x 20 M2
h.Luas Kantor Cabang Undaan
: 10 x 15 M2
61
i. Luas Kantor Cabang Jekulo
: 10 x 15 M2
j. Inventaris (Peralatan ) 1) Computer
: 8 Unit
2) Mobil
: 1 Unit
3) Sepeda Motor
: 15 Unit
4) Brankas
: 2 Unit
E. Produk KJKS LOGAM MULIA Produk KJKS LOGAM MULIA meliputi dua komponen, yaitu produk di bidang Baitut Tamwil dan produk dibidang Baitul Maal, produk tersebut sebagai berikut:64 e. BAITUL TAMWIL 1) Simpanan 1) Simpanan Mulia yaitu tabungan atau simpanan masyarakat yang transaksinya dapat dilakukan sewaktu-waktu. 2) Simpanan Berjangka yaitu tabungan atau simpanan masyarakat yang transaksinya pada saat jatuh tempo. Tabungan ini jangka waktunya adalah 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan. 3) Tabasis yaitu Tabungan atau simpanan masyarakat yang diperuntukkan bagi siswa sekolah. 4) Ta’aziz
yaitu
tabungan
atau
diperuntukkan untuk kegiatan ziarah
64
Peraturan Umum BMT Logam Mulia tahun 2010.
62
simpanan
masyarakat
yang
5) Tasaqur yaitu tabungan atau simpanan masyarakat yang diperuntukkan untuk persiapan melaksanakan qurban 2) Pembiayaan BMTLogam Mulia juga menyalurkan kredit kepada masyarakat dengan sasaran masyarakat menengah ke bawah. Adapun akad pembiayaan di BMT Logam Mulia adalah: 65 1) Mudharobah Pemberian modal kepada pihak lain untuk dioperasional dengan memberi keuntungan sesuai kesepakatan 2) Bai’ Bits Tsaman Ajil (BBA) Pembelian barang dengan pembayaran dapat diangsur sebesar harga pokok ditambah mark up yang disepakati. Contoh: Sama dengan akad Murabahah. f. BAITUL MAL Baitul Maal Logam Mulia merupakan bagian dari Baitul Tamwil Logam Mulia, yang secara khusus membidangi pengelolaan dana masyarakat berupa zakat, infaq dan shodakoh. Progam Kerja Baitul Maal Logam Mulia antara lain : a. Progam pemberian Bea Siswa. b. Pemberian Dana Sosial. c. Pemberian Santunan Yatim Piatu. d. Pemberian Santunan Fakir Miskin, dll.66
65 66
Ibid Pedoman pengelolaan BMT. Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK)
63
g. Ketentuan umum pengajuan pembiayaan 1. Beragama Islam. 2. Dewasa/ sehat jasmani dan rokhani. 3. Pengajuan oleh calon nasabah dilakukan secara langsung atas nama suami kecuali janda/ ditinggal merantau (dilengkapi surat keterangan dari pemerintah setempat). 4. Melengkapi administrasi pendaftaran meliputi: a.
Foto copy KTP Suami/ Istri (bagi yang sudah berkeluarga) masing-
masing 2 lembar. b.
Foto copy KTP (yang belum kawin) dan foto copy KTP orang tua
masing-masing 2 lembar dengan dilengkapi surat tidak berkeberatan dan bertanggungjawab atas kelancaran angsuran pinjaman. c.
Calon nasabah yang tidak memiliki KTP yang berlaku, harus
dilengkapi dengan keterangan pengganti bukti diri dari pemerintah setempat. d.
Menyerahkan foto copy jaminan (untuk BPKB dilengkapi fotocopy
STNK dan gesek nomor rangka dan nomor mesin). e.
Mengisi formulir yang telah disediakan.
5. Plafon pembiayaan/ kredit yang disediakan minimal Rp. 500.000,maksimal Rp. 500.000.000. 6. Angsuran pinjaman dilakukan dengan 2 cara: a. Cara angsuran Bulanan. b. Cara angsuran sekaligus, bagi hasil harus dibayar perbulan.
64
7. Baik nasabah baru maupun nasahah lama halus bersedia disurvey. 8. Bentuk pinjaman yang dilayani adalah: a. Pembiayaan/ pinjaman usaha produktif: b.Pembiayaan/ pinjaman investasi h. Penjelasan Pembiayaan Pelunasan pembiayaan dapat dilakukan sewaktu-waktu oleh nasabah/ anggota dengan persyaratan sebagai berikut: a. Periodesasi angsuran telah memenuhi 50% + I (satu) dari jangka waktu pembiayaan yang telah disepakati. b. Pelunasan dapat dilakukan sebelum 50% dari jangka waktu pembiayaan ketika nasabah tidak mengajukan pembiayaan lagi. c. Bagian
pemasaran
boleh
mempertimbangkan
pelunasan
pembiayaan seperti tersebut pada point apabila ada indikasi kurang lancar atau penyimpanan anggota nasabah atas keterlambatan angsuran sebelumnya. i. PEMBIAYAAN BERMASALAH 1. Pembiayaan Tidak Lancar a.
Tidak mengangsur sebanyak 2 kali angsuran berturut-turut.
b.
Jumlah pembayaran tidak sesuai dengan besar angsuran.
2. Pembiayaan Macet a.
Setelah jatuh tempo 3 bulan.
b.
Nasabah pailit (bangkrut) maksimal 3 bulan.
65
c.
Nasabah meninggal dunia dan ahli waris sanggup melanjutkan dan
atau melunasi pembiayaan maksimal 1 tahun. 3. Pembiayaan Tidak Tertagih a. Meninggal dunia ahli waris sanggup melanjutkan atau melunasi pembiayaan. b.Pembiayaan macet 24 bulan setelah jatuh tempo. c. Bangkrut/ pailit karena bencana alam, yang secara tekhnis tidak bisa diantisipasi. d.Setelah melalui dua kali pembaharuan akad kredit. j. Penanganan pembiayaan bermasalah a. Penanganan Pembiayaan Tidak lancar.Penagihan disertai pembinaan dengan pendekatan ukhuwah islamiyah. b.Penanganan Pembiayaan Macet. c. Optimalisasi Penagihan selama 6 bulan. d.Pengalihan atau pembaharuan akad kredit. e. Penanganan kredit Tak Tertagih. f. Penghapusan. k. Kriteria penghapusan pembiayaan a. Setelah pembiayaan jatuh tempo. b. Nasabah meninggal dan ahli waris tidak sanggup melanjutkan disertai surat keterangan tidak mampu yang diketahui oleh pemerintah setempat.
66
l. Prosedur Penghapusan a. Diajukan oleh manager Administrasi Pembukuan atas usulan manager Cabang ke Pengurus. b. Penghapusan pembiayaan dilaksanakan setiap awal tahun anggaran (Januari). c. Total cadangan penghapusan pembiayaan sebesar 0, 5% dari total bagi debet pembiayaan.67
67
Ibid
67
TABEL 2.2.1 DISTRIBUSI PENDAPATAN (BAGI HASIL) No
Produk
A 1
B Tabungan Mudharabah Deposito berjangka 3 Bulan Deposito Berjangka 4 bulan Deposito Berjangka 6 Bulan Deposito Berjangka 12 Bulan Deposito Berjangka 24 Bulan Dana Kelola Simpanan wajib Simpanan Pokok Modal TOTAL
2
3
4
5
6
7 8 9
Saldo RataRata Bulan an C
Pendapatan
Nisbah Nasabah BMT
Porsi Nasabah BMT
Indik asi Hasil
D
E 30
F 70
G
I
35
65
40
60
45
65
50
50
55
45
H
Sumber: Pedoman Pengelola Bmt:68 C : Angka diperoleh dari saldo Rata-rata D : (saldo Rata-rata : Total Saldo Rata-rata) x Pendapatan E : Nisbah untuk nasabah yang telah ditetapkan F : Nisbah untuk KJKS yang telah ditetapkan
68
Pedoman Pengelolaan BMT. Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK).
68
Contoh Kasus pada BMT Logam Mulia TABUNGAN (Syari’ah) Berikut adalah perhitungan tabungan / deposito beserta bagi hasil antara pihak BMT Logam Mulia dengan nasabahnya. Tabel Distribusi Pendapatan Bulan April 2010 (Profit / keuntungan Bulan April 2010 = Rp 23.194.525,89) No
Dana yang dikelola
1.
Simpanan Mulia Deposito1 bulan Deposito 3Bulan Deposito 6Bulan Deposito 12 bulan Modal Jumlah
2. 3. 4. 5. 6. 7.
Jumlah (Rp)
Cheek up profit
Nisbah Basil
BMT
Nasabah
636.2822.358,42
4.367.678,93
72 : 28
3.144.728,83
1.222.950,1
15.175.000
104.166,85
69 : 31
71.875,13
32.291,7
45.215.000
310.372,59
63 :37
195.534,73
114.837,9
371.095.000
2.547.334,2
58 : 42
1.477.453,84
1.069.880,4
1.500.000.000
10.296.558,3
56 : 44
5.766.072,65
4.530.485,7
811.232.289,6 3.378,972.648,04
5.568.600,37 23.194.525,89
Rumusan Penghitungan Cheek Up Profit (Keuntungan): a. Simpanan Mulia = Saldo Rata-rata Simpanan Mulia x Profit April Total saldo Rata-rata = Rp 636.282.358,42 x Rp 23.194.525,89 Rp 3.378.972.648,04 = Rp.4.367.678,93 b. Deposito 1 bulan = Saldo rata-rata deposit 1 bulan x Profit April Total saldo Rata-rata = Rp. 15.175.000,00 x Rp. 23.194.525,89 Rp. 3.378.972.648,04 = Rp. 104.166,85
69
c. Modal
= Saldo Rata-rata Pemodal x Profit Bulan April Total saldo rata-rata =Rp 811.232.289,62 x Rp. 23.194.524,89 Rp 3.378.972.648,04 = Rp. 5.568.600,37
Menghitung bagi hasil seluruh simpanan mulia,deposito,maupun modal dengan BMT a.
Nasabah
= Profit Simpanan x 28% =Rp. 4.367.678,93 x 28% = Rp. 1.222.950,1
BMT
= Profit Simpanan x 72 % = Rp. 4.367.678,93 x 72 % = Rp. 3.144.728,83
b.
Nasabah
= Profit Deposito 1 bulan x 31 % = Rp.104.166,85 x 31 % = Rp.32.291,7
BMT
= Profit Deposito 1 bulan x 69 % = Rp.104.166,85 x 69% = Rp.71.875,12
c.
Modal = Tergantung kesepakatan antara pengelola dengan pemilik
modal (sesuai dengan Rencana Anggaran Tahunan).
70
Menghitung Saldo Rata-rata Tabungan Nasabah Bulan April 2010 Tanggal
Keluar/ Debet (Rp)
1 April 10 April 15 April 20 April 29 April 30 April Jumlah
200.000 500.000 -
Masuk /Kredit (Rp) 500.000 400.000 1.200.000
Saldo (Rp)
Perhitung Mengendap
1.000.000 1.500.000 1.300.000 1.700.000 1.200.000 1.200.000
1.000.000 x9/30=300.000 1.500.000x5/30=250.000 1.300.000x2/30=216.700 1.700.000x9/30=510.000 1.200.000x1/30=40.000 1.000.000x1/30=40.000 1.356.700
Bilangan bulan pembagi menyesuaikan jumlah hari pada bulan tertentu, bulan April =30 hari Pertanyaan: Berapakah bagi hasil untuk nasabah tersebut ? Jawaban : a. Rumus menghitung bagi hasil nasabah simpanan mulia sebagai berikut : Saldo rata-rata nasabah simpanan Mulia x bagi hasil seluruh nasabah Total saldo rata-rata simpanan Mulia. Rp. 1.356.700,00 x Rp.1.222.950,1= Rp 2607,6 Rp.636.282.358, 42 Jadi bagi hasil nasabah simpanan mulia sebesar Rp.2607, 6 Dengan demikian total simpanan untuk Bulan April nasabah Simpanan Mulia adalah : Rp. 1.356.700, 00 +Rp.2607,6 = Rp.1.359.307,6
71
Cara lain untuk mengetahui pendapatan bagi hasil nasabah dengan melihat indikasi hasil (Tabel 4.1) di atas. Indikasi hasil = Pendapatan bagi hasil nasabah simpanan Saldo rata-rata Simpanan Mulia = Rp.1.222.950,1 Rp.636.282.358, 42 = 0, 0019. Pendapatan Bagi Hasil nasabah = 0,0019x Rp 1.356.700, 00 = 2577, 73 Jadi uang yang diterima nasabah = 1.356.700+ 2577, 73 = Rp.1.359.277, 73 Contoh Kasus pada BMT Logam Mulia PEMBIAYAAN a. Tuan
Anton
memperoleh
pembiayaan
Mudharabah
sebesar
Rp.1.000.000, 00 selama 10 bulan untuk modal usaha. Bagi hasil diterapkan sebesar 2, 75 % per bulan berdasarkan akad yang disepakati. Maka: Angsuran Pokok
= Kredit : Lama Kontrak = Rp.1.000.000 : 10 bulan =Rp.1000.000, 00
Bagi hasil
= Kredit x 2,75 % =Rp.1000.000, 00 x 2,75% =Rp.27.500, 00
72
Jadi jumlah angsuran / bulan = angsuran pokok + bagi hasil = Rp.100.000,00 + Rp 27500,00 =Rp 127,500 Dalam 10 bulan =Rp.127.500, 00 x 10 bulan = Rp. 127.5000,00 Uang yang harus dikembalikan kepada BMT setelah 10 bulan adalah =Rp.1275.500, 00 b. Bu
Ririn
bermaksud
membeli
Honda
bekas
seharga
Rp.7.000.000,00. Dia mengajukan pembiayaan BBA kepada BMT. BMT mengambil keuntungan 3%
dan dibayar selama 2 tahun
dicicil secara bulanan Maka: Harga jual
= Harga Pokok Pembelian+Keuntungan = Rp.7.000.000,00 + (3% Rp 7.000.000) = Rp 7.000.000,00 +210.000,00 = Rp 7120.000,00
Bila Bu Ririn memilih angsuran bulanan, maka angsuran sebesar: = Rp.7.120.000,00 24 = Rp. 300.416,00 = Rp. 300.000,00
73
BAB IV Analisis Sistem Pembiayaan dan Tabungan pada Lembaga Keuangan Syari’ah Non Bank BMT Logam Mulia Grobogan. A. Analisis Pembiayaan Pada BMT Logam Mulia Grobogan Sebagai bagian penting dari aktivitas BMT, kemampuan dalam menyalurkan dana sangat mempengaruhi tingkat performance lembaga. Hubungan antara tabungan dan pembiayaan dapat dilihat dari kemampuan BMT untuk meraih dana sebanyak-banyaknya serta kemampuan menyalurkan dana secara baik. 1.
Pembiayaan Pembiayaan merupakan penyaluran dana
BMT kepada pihak
ketiga berdasarkan kesepakatan pembiayaan antara BMT dengan pihak lain dengan harga ditetapkan sebesar biaya perolehan barang ditambah margin keuntungan yang disepakati untuk keuntungan BMT. Koperasi BMT Logam Mulia adalah koperasi Baitul Maal wat Tamwil yang menerapkan simpan pinjam pola Syari’ah. Strategi awal BMT Logam Mulia untuk menarik nasabah adalah hanya menawarkan pembiayaan kepada masyarakat yang membutuhkan dana (mau dan mampu), dengan itu masyarakat akan termotivasi sendiri tanpa ada dorongan dari pihak manapun untuk menabung dan mengajukan pembiayaan.
74
2.
Analisis Pembiayaan BMT Logam Mulia dalam menyutujui suatu pembiayaan
menggunakan prinsip 5 C (Character, Capacity, Collateral, Capital, dan Condition), diantaranya: a. Character (Karakter) Pada analisa ini menyangkut sifat dan kepribadian calon nasabah. Harus diyakini bahwa calon nasabah tidak mempunyai karakter yang menyimpang (pribadi, perilaku dan lingkungan). Pribadi: jujur, terbuka, bermoral, tepat janji, tanggung jawab, kemauan kuat, efisien, integritas dan lain-lain. Perilaku seperti: tekun, kreatif, konsultif tidak cepat putus asa, tenang, supel dan lincah. Dan dari lingkungan seperti: keluarga, pergaulan, relasi yang luas dan lain-lain. b.
Capacity (Kemampuan) kemampuan
nasabah
untuk
menjalankan
usaha
mengembalikan pinjaman yang diambil hal ini dapat dianalisa melalui: 1) Keterampilan 2) Kesehatan 3) Fast performance 4) Pendapatan 5) Dan lain-lain
75
dan
c.
Capital ( Modal ) Pada tahap ini BMT Logam Mulia membuat pertimbangan yang cermat dalam memberikan pembiayaan. Hal ini didasarkan atas seberapa besar permohonan pembiayaan yang akan disetujui oleh manajer. Analisa capital ini merupakan analisa yang menghubungkan antara permohonan pembiayaan oleh calon nasabah terhadap sejumlah dana yang disetor sebagai uang muka. Semakin besar jumlah dana yang disetor untuk membiayai suatu barang maka akan semakin ringan calon nasabah tersebut dalam melunasi pembiayaan tersebut. Akan tetapi sebaliknya, Semakin sedikit jumlah dana yang disetor maka akan semakin berat pula calon nasabah tersebut dalam melunasi kewajibannya. Yang menjadi pertimbangan dalam analisa ini yaitu jangka waktu yang diambil calon nasabah dalam permohonan pembiayaan. Kondisi seperti ini akan dikembalikan kepada kemampuan calon nasabah dalam pengambilan keputusan permohonan pembiayaan.
d.
Collateral (Jaminan ) Penilaian ini meliputi penilaian terhadap jaminan yang dibebankan oleh calon nasabah sebagai pengaman pembiayaan yang diberikan oleh BMT. Lebih tepatnya apabila jaminan ini dimaksudkan untuk lebih menyakinkan jika suatu resiko kegagalan pembiayaan terjadi, maka jaminan dipakai sebagai pengganti kewajibannya. Dalam pembiayaan BBA jaminan diperbolehkan. Oleh karena itu jaminan yang dibebankan dimaksudkan agar nasabah lebih serius terhadap apa yang dimohonkan
76
kepada BMT. Petugas BMT akan meminta jaminan kepada calon nasabah yang meminta permohonan pembiayaan kepada BMT. Jaminan ini bisa meliputi BPKB Kendaraan bermotor, Sertifikat Hak Milik (SHM) atau Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB), barang elektronik dan barangbarang yang mempunyai nilai jual. e. Condition of Economi ( Kondisi Ekonomi ) Penilaian ini berhubungan dengan situasi kondisi perekonomian di suatu daerah yang mana dapat mempengaruhi kegiatan usaha calon nasabah dan juga bisa melalui hambatan-hambatan yang akan bisa mengganggu nasabah dalam membayar pelunasan hutangnya kepada BMT. Kondisi ekonomi yang baik, mampu memberikan secercah harapan akan keberhasilan suatu usaha, begitupun sebaliknya. Misalnya nasabah tersebut berkiprah sebagai penjual minyak tanah keliling di wilayah perumahan A. Apabila terjadi kelangkaan pada minyak tanah maka penjual tersebut akan membayar cost yang lebih besar pula. Sehingga penjual tersebut mau tidak mau akan menambah modal kerjanya yang ia gunakan untuk membeli minyak tanah tersebut. Kondisi inilah yang bisa menjadikan hambatan bagi nasabah dalam membayar pinjaman di BMT. Namun, dari kelima aspek analisis pembiayaan di atas, BMT Logam Mulia lebih menekankan terhadap dua aspek yaitu: 1) Analisa terhadap kemauan membayar, disebut analisa kualitatif prinsip (character). Analisa ini mencakup karakter atau watak dan komitmen anggota.
77
2) Analisa terhadap kemampuan membayar (capacity). Koperasi BMT Logam Mulia adalah koperasi Baitul Maal wat Tamwil yang menerapkan Simpan pinjam pola Syari’ah. Strategi awal BMT Logam Mulia untuk menarik nasabah adalah hanya menawarkan pembiayaan semata kepada masyarakat yang membutuhkan dana (mau dan mampu), dengan itu masyarakat akan termotivasi sendiri tanpa ada dorongan dari pihak manapun untuk menabung dan mengajukan pembiayaan. Pembiayaan yang di praktekkan BMT Logam Mulia adalah: a. Pembiayaan Mudhorobah. b. Pembiayaan Ba’i Bitsaman Ajil A. Pembiayaan Al-Mudharabah 1) Pengertian al-Mudhorobah 69
Mudharabah adalah akad kerjasama suatu usaha antara dua
pihak dimana pihak pertama (malik, shahib al-mal, LKS) menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak kedua (‘amil, mudharib, nasabah) bertindak selaku pengelola, dana keuntungan usaha bagi diantara mereka sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. (Fatwa DSN – MUI No. 07/DSN-MUI/IV/2000).70 Adapun dalam rangka penyaluran dana mudharabah, BMT bertindak sebagai shahibul al-mal dan nasabah sebagai mudharib. BMT memberikan
kepercayaan
penuh
kepada
69 Muhammad Syafi’i Antonio,Opcit,hlm.195 70 Muhammad, power point,Evaluasi dan penataan
tinggi ekonomi Islam,
78
nasabah
sebagai
untuk
praktek perbankan Syari’ah, sekolah
memanfaatkan fasilitas pembiayaan berbagi hasil ini sebagai modal mengelola proyek atau usaha halal tertentu yang dianggap feasible. Karena landasan mudharabah murni ‘Kepercayaan’ dari shahibul al-mal.71 Tabel 2.3.1 Penyelesaian Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Mudharabah Bulan
Laba Usaha
Bagian BMT 30% 18.000 21.000 12.000 10.500 75.00 15.000 16.500 12.000 9.000 12.000 133.500 0,30
Bagian Nasabah 70 % 42.000 49.000 28.000 24.500 17,500 35.000 38.500 28.000 21.000 28.000 11.500 0,70
Cicilan Pokok
1 60.000 2 70.000 3 40.000 4 35.000 5 25.000 6 50.000 7 55.000 8 40.000 9 30.000 10 40.000 1.000.000 Total 445.000 1.000.000 dari hasil usaha % 26,25 39,78 dari modal Sumber: Manajemen Bank Syariah Drs Muhammad, Mag
71
Ibid,hlm.35
79
Total setoran 18.000 21.000 12.000 10.000 7.500 15.000 16.500 12.000 9.000 12.000 1.133.500
2) Contoh Kasus pada BMT Logam Mulia PEMBIAYAAN Al- Mudharabah c. Tuan
Anton
memperoleh pembiayaan Mudharabah
sebesar
Rp.1.000.000,00 selama 10 bulan untuk modal usaha. Bagi hasil diterapkan sebesar 2,75% per bulan berdasarkan akad yang disepakati. Maka: Angsuran Pokok
= Kredit : Lama Kontrak = Rp.1.000.000 : 10 bulan =Rp.1000.000,00
Bagi hasil
= Kredit x 2,75 % =Rp.1000.000,00 x 2,75% =Rp.27.500,00
Jadi jumlah angsuran / bulan = angsuran pokok + bagi hasil = Rp.100.000,00 +Rp 27500 =Rp127,500 Dalam 10 bulan
=Rp.127.500,00 x 10 bulan = Rp. 127.5000,00
Uang yang harus dikembalikan kepada BMT setelah 10 bulan adalah =Rp.1275.500,00
80
Sebenarnya cara menghitung bagi
hasil
dari
pembiayaan
Mudharabah yang diterapkan BMT Logam Mulia adalah cara-cara konvensional Meskipun dalam perhitunganya terdapat akad kesepakatan antara pihak BMT dengan nasabah pembiayaan. Dari apa yang penulis amati, keuntungan dari hasil pembiayaan modal kerja harus diperoleh terlebih dahulu baru dapat dihitung bagi hasilnya. Pada penerapanya, di dalam BMT itu sendiri keuntungan yang sesungguhnya belum diperoleh tetapi akad sudah dibuat dengan keuntungan untuk BMT 2,75 % Maka untuk
pembiayaan
Mudharabah,
pihak
BMT
dapat
mengawasi
pelaksanaan usaha nasabah sehingga dapat mengetahui secara pasti berapa keuntungan yang diperoleh nasabah, yang tentunya apa yang diperoleh nasabah belum tentu untung maupun rugi. Apabila untung, maka BMT mendapatkan pokok pinjaman yang diberikan nasabah beserta bagi hasilnya dan nasabah sendiri juga memperoleh bagi hasil dari keuntungan yang diperoleh. Tetapi apabila rugi, maka BMT tidak mendapatkan bagi hasil dan nasabah sendiri juga rugi tenaga dan waktu. Jadi, bila BMT menggunakan system perhitungan seperti di atas, nasabah akan membayar pokok pinjaman dan bagi hasil secara tetap setiap bulan tanpa melihat apakah uang yang dipinjamkan tadi telah mendapat untung. Apabila belum mendapat untung, maka merasa “dipaksa” untuk membayar angsuran pokok beserta bagi hasilnya setiap bulan, padahal tidak tahu apakah usaha tersebut untung atau rugi. Hal tersebut yang tidak
81
dibenarkan, karena sama saja merugikan nasabah meskipun terdapat akad di dalamnya. Tabel 2.4.1 Analisa Kontribusi Pembiayaan Mudharabah BMT Logam Mulia Grobogan
2007 Rp. 382,500,000
Pendapatan Mudharabah/ Pendapatan BMT 72%
2008 Rp. 438,880,000
16%
2009 Rp.1,190,287,150
24%
2010 Rp. 1,990,510,000
35%
2011 Rp. 2,188,610,000
32%
Thn
Pendapatan Mudharabah
sumber: Laporan keuangan BMT Logam Mulia 2007-20011)
BMT Logam Mulia pada pembiayaan mudharabah
yang
disalurkan dari tahun 2007 sampai 2008 mengalami penurunan yang semula 23% menjadi 16% sedangkan tahun 2009 sampai 2010 mengalami peningkatan yang menjadi sebesar 35% akan tetapi pada tahun 2011 menurun menjadi sebesar 32%. Hal ini menunjukkan pembiayaan mudharabah masih kecil diminati dengan berbagai alasan yang sebenarnya mencerminkan sikap avers to risk. BMT Logam Mulia menggunakan analisa 5C+S. Adapun kontribusi pendapatan mudharabah di BMT Logam Mulia tahun 2007 sampai 20011 mampu meningkatkan profitabilitas sebesar 27% dari besarnya total pembiayaan mudharabah.
82
Deposito Mudharabah atau lebih tepatnya deposito investasi mudharabah merupakan investasi melalui simpanan pihak ketiga (perseorangan atau badan hukum) yang penarikanya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu jatuh tempo, dengan mendapatkan imbalan bagi hasil. Imbalan dibagi dalam bentuk berbagai pendapatan (revenue Sharing ) atas penggunaan dana tersebut secara syari’ah dengan proporsi pembagian katakanlah 70 : 30, 70 % untuk deposan dan 30 % untuk bank. Jangka waktu deposito mudharabah berkisar antara 1 bulan, 3 bulan, 6 bu lan dan 12 bulan.72 Filsafat dasar dari investasi Mudharabah adalah menyatukan capital dengan labour (skill & entrepreneurship) yang selama ini senantiasa terpisah dalam konvensional karena memang system tersebut diciptakan untuk menunjang mereka yang memiliki capital (modal) Dalam Investasi Mudharabah akan tampak jelas sifat dan semangat kebersamaan dalam menanggung kerugian yang dialami proyek dan membagikan keuntungan yang membengkak di waktu ekonomi sedang booming. Al-Mudharabah, Bank menyediakan 100% pembiayaan suatu proyek. Pengusaha mengelola proyek usaha tanpa campur tangan bank namun bank mempunyai hak untuk tindak lanjut dan pengawasan. Bank dan pengusaha sepakat melalui negosiasi tentang porsi bagian untung masing-masing. Apabila terjadi rugi bank akan menanggung kerugian 72
Karnaen A. Perwaatmadja, dan Muhammad syafi’I Antonio, Apa dan Bagaimana Bank Islam. Yogyakarta : PT Veresia grafika Yogya, hlm.20-21
83
sebesar pembiayaan yang disediakan sedang pengusaha menanggung kerugian tenaga, managerial skill sea kehilangan nisbah keuntungan bagi hasil yang akan diperoleh73. Dalam penerapan perhitungan pembiayaan Mudharabah, BMT Logam Mulia tersebut belum menjalankan prinsip bagi hasil secara benar, meskipun terdapat akad dalam pembiayaan tersebut. Ini dapat dilihat dari pembayaran angsuran dari pokok pinjaman ditambah bagi hasil, dimana BMT Logam Mulia tidak memandang apakah usaha nasabah mendapat untung atau rugi. Nasabah hanya diwajibkan membayar angsuran tiap periode tertentu dalam jumlah tetap sesuai yang diperjanjikan dalam akad. Seharusnya dalam penerapan Syari’ah yang benar, nasabah mendapat untung terlebih dahulu, kemudian baru dibagihasilkan dan akan dibayarkan beserta pokok pinjamanya. BMT Logam Mulia menggunakan cara konvensional dengan system seperti bunga pada pembiayaan Mudharabah, meskipun terdapat akad di dalamnya. Hal ini dapat dilihat dari pembayaran pokok pinjaman serta bagi hasil pinjaman serta bagi hasil secara tetap setiap bulan, oleh nasabah pembiayaan, padahal belum tentu nasabah mendapat untung secara riil dari usaha yang dijalankan. Hal ini yang sekiranya memberatkan nasabah, seharusnya dalam pembiayaan Mudharabah. BMT melihat apakah nasabah mendapat untung, baru kemudian dibagihasilkan. Bagi BMT yang benar-benar menerapkan akad Mudharabah secara benar,
73
Ibid, hlm,22-23
84
memang seharusnya menanamkan kepercayaan penuh kepada nasabah pembiayaan, dikarenakan modal seluruhnya ditanggung BMT sedangkan nasabah hanya menjadi pengelola. B. Pembiayaan Ba’i bitsaman Ajil (BBA) 1) Pengertian Pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil (BBA) merupakan pembiayaan dengan sistem jual beli dengan menjual barang yang harganya telah ditambah dengan margin dan pembayarannya dapat dilakukan dengan kredit. BMT Logam Mulia dalam Pembiayaan Ba’i Bitsaman Ajil memberikan yang ditentukan dalam prosentase-prosentase yang diberikan yaitu 3% selama tak memberatkan nasabah. Bai` Bitsaman Ajil tidak hanya terbatas antara pembeli dan penjual di pasar. Tetapi sebuah lembaga keuangan seperti BMT pun bisa melakukan akad ini. Namun sebenarnya BMT hanya memiliki uang dan tidak memiliki barang. Maka bila ada seseorang yang ingin membeli barang, pihak BMT tidak bisa menyediakan barang itu. Pihak BMT harus membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan pembeli. Idealnya, pihak BMT akan datang ke pasar dan membeli barang yang dibutuhkan lalu menjualnya kepada pembeli / nasabah dengan mengambil keuntungan harga. Kita harus memahami bahwa bai` adalah akad mu`awadloh, yaitu tukar menukar barang dengan uang. Maka barang yang dijual harus sudah menjadi milik sepenuhnya pihak penjual. Dalam istilah fiqih dikenal
85
dengan sebutan milkiyyah tammah. BMT berposisi sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli. Pembiayaan Bai’ bitsamanil Ajil (BBA) dalam prakteknya, untuk pengadaan barang, pihak penjual (BMT) akan kerepotan bila harus bolak balik ke pasar untuk membeli barang. Sehingga untuk mudah dan efisiennya, pihak BMT bisa mewakilkan pembelian barang dari pasar kepada calon pembelinya dengan akad wakalah dengan konsekwensi Perjanjian masing-masing. Akad wakalah maksudnya adalah pihak BMT mewakilkan pembeli untuk membeli barang. Atau lebih mudahnya BMT minta tolong kepada pembeli untuk membelikan barang” Namun kepemilikan barang itu ketika dibeli adalah jelas milik BMT. Si pembeli hanya dititipi saja untuk membeli barang. Dan pihak BMT yang sesungguhnya menjadi penjual harus mengecek dan yakin bahwa barang yang akan dijual benar-benar telah dibeli. Salah satunya misalnya dengan ditunjukkan faktur pembelian oleh pembeli yang dititip untuk membeli. Hal ini untuk menghindari kemungkinan barang tidak dibeli dengan uang tersebut sehingga menjadi pinjaman uang dengan pengembalian lebih. Resiko yang terjadi dalam proses pengadaan barang, sepenuhnya menjadi tanggung jawab penjual, bukan resiko calon pembeli. Sebab mulai berlakunya akad jual beli adalah ketika barang itu sudah diterima oleh pihak pembeli dalam keadaan selamat. Sehingga dalam praktek BBA harus ada dua akad yaitu :
86
a. Akad Wakalah : antara BMT dengan nasabah. Dimana saat itu BMT membeli barang dari pihak ketiga dan pembeli saat itu bertindak sebagai wakil dari pihak bank yang melakukan pembelian barang dari pihak ketiga. b.
Akad Jual Beli Kredit : setelah barang telah terbeli maka BMT menjual barang tersebut dengan harga yang disepakati dua pihak. Kemudian pembayaran nasabah kepada BMT dengan cara kredit atau tidak tunai. Adapun pembiayaan Bai’ bitsaman Ajil dan Murabahah di BMT Logam Mulia adalah sama-sama merupakan pembiayaan jual beli barang. Namun perbedaannya adalah sebagai berikut : Tabel 2.5.1 Perbedaan Ba’i Bitsaman Ajil Dan Murabahah BMT Logam Mulia Grobogan Bai’ Bitsaman Ajil
Murabahah
Merupakan pembiayaan dengan
Merupakan Pembiayaan jual beli
system jual beli yang dilakukan
yang pembayarannya dilakukan
secara angsuran terhadap pembelian pada saat jatuh tempo dan satu kali suatu barang. Jumlah kewajiban
lunas beserta mark-upnya (laba)
yang harus dibayar oleh nasabah
sesuai kesepakatan bersama.74
jumlah harga barang yang mark-up yang telah disepakati bersama. Tabel 2.6.1 74
Sumber: Wawancara, Bpk. Agus Suryono, 15 Mei 2012, 11:40-12:35 WIB, di Kantor Pusat BMT Logam Mulia.
87
Analisa Kontribusi Pembiayaan BBA BMT Logam Mulia Grobogan Thn
Pendapatan BBA
Pendapatan BMT
2007
Rp.1.156.643.541
Rp.1.623.479.474
Pendapatan BBA /Pendapatan BMT 71 %
2008
RP.1.572.584.691
Rp.2.124.701.409
74 %
2009
RP.2.010.293.977
Rp.3.106.429.467,68
65 %
2010
RP.2.065.797.618
RP.3.707.602.345,24
56 %
2011
RP.2.911.280.922
Rp.4.816.720.650,35
60%
Sumber. Laporan Keuangan BMT Logam Mulia Grobogan periode 2007-2011
2) Perhitungan Angsuran Pembiayaan BBA Contoh Pembiayaan BBA d. Bu
Ririn
bermaksud
membeli
Honda
bekas
seharga
Rp.7.000.000,00. Dia mengajukan pembiayaan BBA kepada BMT. BMT mengambil keuntungan 3%
dan dibayar selama 2 tahun
dicicil secara bulanan Maka: Harga jual
= Harga Pokok Pembelian+Keuntungan = Rp.7.000.000,00 + (3% Rp 7.000.000) = Rp 7.000.000,00 +210.000,00 = Rp 7120.000,00
Bila Bu Ririn memilih angsuran bulanan, maka angsuran sebesar: Rp.7.120.000,00 24 = Rp. 300.416,00 = Rp. 300.000,00
88
Pembiayaan BBA menggunakan prinsip analisis pembiayaan 5C. Berdasarkan tabel 2.6.1 di atas Pembiayaan BBA memberikan kontribusi yang besar terhadap pendapatan BMT Logam Mulia Secara berturut-turut kontribusi pembiayaan BBA terhadap pendapatan BMT dari tahun 2007 sebesar 71%, kemudian tahun 2008 sebesar 74% yang berarti naik sebesar 3%. Pada tahun 2009 sebesar 65%, di tahun 2010 menurun sebesar 9% menjadi 56%. Prosentase pembiayaan BBA mengalami penurunan, akan tetapi apabila ditinjau lebih jauh, penurunan tersebut tidak disertai dengan penurunan dalam bentuk jumlah pendapatan yang diperoleh. Terbukti bahwa dari tahun ke tahun pendapatan pembiayaan BBA mengalami kenaikan yang signifikan. Pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 4% sehingga menjadi 60%. Contoh Perhitungan Pembiayaan Ba’i Bitsaman Ajil e. Tuan
A,
pengusaha
toko
buku,
mengajukan
permohonan
pembiayaan Bai bitsaman Ajil (investasi) guna pembelian mesin percetakan, senilai Rp. 55 juta. Setelah dievaluasi, usahanya layak dan permohonannya disetujui, maka akan mengangkat Tuan A sebagai wakil bank untuk membeli dengan dana dan atas namanya kemudian menjual barang tersebut kembali kepada Tuan A sejumlah Rp. 60 Juta, dengan jangka waktu 36 bulan dan dibayar secara cicilan tiap bulannya sebesar Rp. 1,6 juta. Asumsi penetapan harga jual Rp. 60 juta telah dilakukan. a. Tawar menawar harga jual antara Tuan A dan Bank
89
b. Harga Jual yang disetujui, tidak akan berubah selama jangka waktu pembiayaan. (dalam hal ini 36 bulan ) walaupun dalam masa tersebut terjadi devaluasi. Inflasi maupun perubahan tingkat suku bungan bank di pasar. Jual beli pada Pembiayaan Bai bitsaman Ajil dilakukan oleh BMT Logam Mulia sebenarnya adalah untuk memenuhi syarat Syari’ah yang hanya terdapat pada dokumen karena pada seketika itu juga pemilikan barang tersebut telah beralih kepada nasabah. Dengan demikian bank tidak perlu menyediakan gudang atau ruang pamer sebagaimana lazimnya dilakukan oleh pedagang karena pada dasarnya bank hanya melakukan pembiayaan saja. Seharusnya barang di beli oleh BMT baru di BBA atau di murabahahkan , Kenyataanya tidak, barang yang di beli di wakilkan kepada nasabah. Pengertian Bai Bitsaman Ajil Merupakan pembiayaan dengan system jual beli yang dilakukan secara angsuran terhadap pembelian suatu barang. Jumlah kewajiban yang harus dibayar oleh nasabah jumlah harga barang yang mark-up yang telah disepakati bersama. Sedangkan
Murabahah
Merupakan
Pembiayaan
jual
beli
yang
pembayarannya dilakukan pada saat jatuh tempo dan satu kali lunas beserta mark-upnya (laba) sesuai kesepakatan bersama. Jadi Pada BMT Logam
Mulia
menerapkan
Pembiayaan
BBA,
walaupun
cara
pembiayaanya di wakilkan tetapi cara pembayaranya dilakukan secara angsuran.
90
Pada
Pembiayaan
BBA,
yaitu
Pembelian
barang
yang
pembayaranya dapat diangsur sebesar harga pokok ditambah dengan mark-up yang disepakati berdasarkan akad pembiayaan hanya saja barang yang dijual tidak beli terlebih dahulu oleh BMT. Nisbah Bagi Hasil di BMT Logam Mulia telah di tentukan sebesar 3% . Pembiayaan Ba’i bitsaman Ajil hampir sama dengan Murabahah. Perbedaan di antara keduanya terletak pada cara pembayaran, di mana pada murabahah dilakukan secara tunai setelah terjadi akad. Sedangkan pada Al- Bai’ bitsaman Ajil pembayaran dilakukan secara cicilan setelah pembeli memperlihatkan hasil usahanya atau pada jatuh tempo yang disepakati. berdasarkan akad pembiayaan hanya saja barang yang dijual belikan terlebih dahulu oleh BMT Pembiayaan BBA menggunakan prinsip analisis pembiayaan 5C. Hal ini tidak sesuai dengan ketentuan Lembaga Keuangan syariah yang bukan Bank. B. Analisis simpanan di BMT Logam Mulia Grobogan 1) Pengertian simpanan Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan akad / perjanjian penyimpanan dalam bentuk giro, tabungan, deposito dan bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. Kegiatan penghimpunan dana dan pembiayaan merupakan kegiatan pelayanan jasa perbankan Syari’ah yang utama dari semua kegiatan lembaga keuangan bank syari’ah. Pelayanan jasa berupa penghimpunan dana dari masyarakat dapat dilakukan dengan prinsip Wadi’ah dan 91
Mudharabah. Di samping mendapatkan dana dari masyarakat Perbankan Syari’ah juga akan mendapatkan dana dalam bentuk modal yang disetorkan pada saat pendirian bank Syari’ah. Modal adalah dana yang diserahkan oleh pemilik (owner)75 2) Produk Simpanan KJKS BMT Logam Mulia Grobogan 1. Simpan Mulia, yaitu tabungan atau simpanan masyarakat yang transaksinya dapat dilakukan sewaktu-waktu. 2. Simpanan Berjangka (Deposito), yaitu tabungan atau simpanan masyarakat yang transaksinya pada saat jatuh tempo. Tabungan ini jangka waktunya adalah 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan 3. Tabasis. Yaitu tabungan atau simpanan masyarakat
yang
diperuntukkan bagi siswa sekolah 4. Ta’aziz,
yaitu
tabungan
atau
simpanan
masyarakat
yang
diperuntukkan untuk kegiatan ziarah 5. Tasaqur, yaitu tabungan atau simapanan masyarakat yang diperuntukkan untuk persiapan melaksanakan qurban.
75
M. Syafi’i Antonio, Bank Syariah: dari Teori Ke Praktek, Gema Insani Press. Hal 146
92
TABEL 2.2 DISTRIBUSI PENDAPATAN (BAGI HASIL) No
Produk
A 1
B Tabungan Mudharabah Deposito berjangka 3 Bulan Deposito Berjangka 4 bulan Deposito Berjangka 6 Bulan Deposito Berjangka 12 Bulan Deposito Berjangka 24 Bulan Dana Kelola Simpanan wajib Simpanan Pokok Modal TOTAL
2
3
4
5
6
7 8 9
Saldo RataRata Bulanan C
Pendapatan
Nisbah Nasabah BMT
Porsi Nasabah BM T
Indikasi Hasil
D
E 30
F 70
G
I
35
65
40
60
45
65
50
50
55
45
H
Sumber: Pedoman Pengelola Bmt:76 C : Angka diperoleh dari saldo Rata-rata D : (saldo Rata-rata : Total Saldo Rata-rata) x Pendapatan E : Nisbah untuk nasabah yang telah ditetapkan F : Nisbah untuk KJKS yang telah ditetapkan
76
Pedoman Pengelolaan BMT. Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK).
93
Contoh Kasus pada BMT Logam Mulia TABUNGAN (Syari’ah) Berikut adalah perhitungan tabungan / deposito beserta bagi hasil antara pihak BMT Logam Mulia dengan nasabahnya. Tabel Distribusi Pendapatan Bulan April 2010 (Profit / keuntungan Bulan April 2010 = Rp 23.194.525,89) No
Dana yang dikelola
1.
Simpanan Mulia Deposito1 bulan Deposito 3Bulan Deposito 6Bulan Deposito 12 bulan Modal Jumlah
2. 3. 4. 5. 6. 7.
Jumlah (Rp)
Cheek up profit
Nisbah Basil
BMT
Nasabah
636.2822.358,42
4.367.678,93
72 : 28
3.144.728,83
1.222.950,1
15.175.000
104.166,85
69 : 31
71.875,13
32.291,7
45.215.000
310.372,59
63 :37
195.534,73
114.837,9
371.095.000
2.547.334,2
58 : 42
1.477.453,84
1.069.880,4
1.500.000.000
10.296.558,3
56 : 44
5.766.072,65
4.530.485,7
811.232.289,6 3.378,972.648,04
5.568.600,37 23.194.525,89
Rumusan Penghitungan Cheek Up Profit (Keuntungan): d. Simpanan Mulia = Saldo Rata-rata Simpanan Mulia x Profit April Total saldo Rata-rata = Rp 636.282.358,42 x Rp 23.194.525,89 Rp 3.378.972.648,04 = Rp.4.367.678,93 e. Deposito 1 bulan = Saldo rata-rata deposit 1 bulan x Profit April Total saldo Rata-rata = Rp. 15.175.000,00 x Rp. 23.194.525,89 Rp. 3.378.972.648,04 = Rp. 104.166,85
94
f. Modal
= Saldo Rata-rata Pemodal x Profit Bulan April Total saldo rata-rata =Rp. 811.232.289,62 x Rp. 23.194.524,89 Rp 3.378.972.648,04 = Rp. 5.568.600,37
Menghitung bagi hasil seluruh simpanan mulia, deposito, maupun modal dengan BMT d. Nasabah
= Profit Simpanan x 28% =Rp. 4.367.678,93 x 28% = Rp. 1.222.950,1
BMT
= Profit Simpanan x 72 % = Rp. 4.367.678,93 x 72 % = Rp. 3.144.728,83
e. Nasabah
= Profit Deposito 1 bulan x 31 % = Rp.104.166,85 x 31 % = Rp.32.291,7
BMT
= Profit Deposito 1 bulan x 69 % = Rp.104.166,85 x 69% = Rp.71.875,12
f. Modal = Tergantung kesepakatan antara pengelola dengan pemilik modal (sesuai dengan Rencana Anggaran Tahunan).
95
Menghitung Saldo Rata-rata Tabungan Nasabah Bulan April 2010 Tanggal 1 April 10 April 15 April 20 April 29 April 30 April Jumlah
Keluar / Masuk Debet (Rp) /Kredit (Rp) 500.000 200.000 400.000 500.000 1.200.000
aldo (Rp)
Perhitung Mengendap
1.000.000 1.500.000 1.300.000 1.700.000 1.200.000 1.200.000
1.000.000 x9/30=300.000 1.500.000x5/30=250.000 1.300.000x2/30=216.700 1.700.000x9/30=510.000 1.200.000x1/30=40.000 1.000.000x1/30=40.000 1.356.700
Bilangan bulan pembagi menyesuaikan jumlah hari pada bulan tertentu, bulan April =30 hari Pertanyaan: Berapakah bagi hasil untuk nasabah tersebut ? Jawaban : b. Rumus menghitung bagi hasil nasabah simpanan mulia sebagai berikut : Saldo rata-rata nasabah simpanan Mulia x bagi hasil seluruh nasabah Total saldo rata-rata simpanan Mulia. Rp. 1.356.700,00 x Rp.1.222.950,1=Rp 2607,6 Rp.636.282.358,42 Jadi bagi hasil nasabah simpanan mulia sebesar Rp.2607, 6 Dengan demikian total simpanan untuk Bulan April nasabah Simpanan Mulia adalah : Rp. 1.356.700,00 +Rp. 2607,6=Rp. 1.359.307,6
96
Cara lain untuk mengetahui pendapatan bagi hasil nasabah dengan melihat indikasi hasil (Tabel 4.1) di atas. Indikasi hasil = Pendapatan bagi hasil nasabah simpanan Saldo rata-rata Simpanan Mulia = Rp.1.222.950,1 Rp.636.282.358,42 = 0,0019. Pendapatan Bagi Hasil nasabah = 0,0019x Rp 1.356.700,00 = 2577,73 Jadi uang yang diterima nasabah = 1.356.700+ 2577,73 = Rp.1.359.277,73 Contoh c. Rumus menghitung bagi hasil untuk Nasabah Deposito sebagai berikut : Saldo Rata-Rata Nasabah Deposito x Bagi Hasil Seluruh Nasabah Total Saldo rata-rata Deposito Keterangan: Bagi Hasil Seluruh Nasabah = nisbah x keuntungan deposito d. Rumus menghitung Bagi hasil BMt disesuaikan dengan nasabah bagi hasil untuk BMT 1) Untuk bagi hasil simpanan mulia sebesar 28% dan untuk BMT sebesar 72% 2) Untuk bagi hasil deposito, nasabah bagi hasil disesuaikan dengan Jangka waktu deposito.
97
e. Rumus menghitung Bagi Hasil Pemodal disesuaikan dengan rumus yang tentunya telah disepakati antara pihak pemodal dan pengelola (BMT), dengan ketentuan RAT antara si pengelola dengan si pemodal. Misalnya nisbah bagi hasil antara pihak pengelola dengan pemodal (80%: 20%) setelah profit bersih didapat Dari perhitungan di atas dapat diketahui, nasabah memperoleh bagi hasil dari tabungan / simpanan mereka, tergantung dari besar kecilnya keuntungan BMT. Pendistribusian bagi hasil ini dilakukan tiap bulan dan dalam sistem perhitunganya sama untuk tiap jenis simpanan. Berarti nasabah tiap bulan mendapat bagi hasil yang berbeda. Hal inilah yang membedakan system bagi hasil dan sistem bunga yang ditetapkan lembaga keuangan konvensional. C. Kesimpulan analisis Analisa pembiayaan adalah kegiatan BMT Logam Mulia untuk memeriksa dan memahami lebih dalam semua keterangan dari suatu permohonan pembiayaan agar diperoleh kepastian bahwa apabila pembiayaan diberikan kepada calon nasabah mau dan mampu membayar kembali. Sesuai akad perjanjian. BMT Logam Mulia dalam menyutujui suatu pembiayaan menggunakan prinsip 5 C (Character, Capacity, Collateral, Capital, dan Condition), diantaranya:
98
f. Character (Karakter) g. Capacity (Kemampuan) h. Capital ( Modal ) i. Collateral (Jaminan ) j. Condition of Economi ( Kondisi Ekonomi ) Namun, dari kelima aspek analisis pembiayaan di atas, BMT Logam Mulia lebih menekankan terhadap dua aspek yaitu: 3) Analisa terhadap kemauan membayar, disebut analisa kualitatif prinsip (character). Analisa ini mencakup karakter atau watak dan komitmen anggota. 4) Analisa terhadap kemampuan membayar (capacity). BMT Logam Mulia pada pembiayaan mudharabah. Dalam Perhitungan
pembiayaan
Mudharabah
dengan
menggunakan
cara
konvensional yaitu pokok pinjaman dibayar dengan bagi hasilnya secara bersamaan pada waktu pembayaran angsuran tanpa memandang apakah usaha nasabah untung atau rugi Sedangkan Pada Pembiayaan BBA, yaitu Pembelian barang yang pembayaranya dapat diangsur sebesar harga pokok ditambah dengan mark-up yang disepakati berdasarkan akad pembiayaan hanya saja barang yang dijual belikan terlebih dahulu oleh BMT Pembiayaan BBA menggunakan prinsip analisis pembiayaan 5C. Hal ini tidak sesuai dengan ketentuan Normatif Lembaga Keuangan syariah yang bukan Bank.
99
Produk penghimpunan dana Simpanan /tabungan Pada BMT Logam Mulia Grobogan nasabah memperoleh bagi hasil dari tabungan / simpanan mereka, tergantung dari besar kecilnya keuntungan BMT. Pendistribusian bagi hasil ini dilakukan tiap bulan dan dalam sistem perhitunganya sama untuk tiap jenis simpanan. Berarti nasabah tiap bulan mendapat bagi hasil yang berbeda. Hal inilah yang membedakan system bagi hasil dan sistem bunga yang ditetapkan lembaga keuangan konvensional.
100
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Perbankan Syari’ah beroperasi atas dasar konsep bagi hasil. Perbankan Syari’ah tidak menggunakan bunga sebagai alat untuk memperoleh pendapatan maupun membebankan bunga atas penggunaan dana dan pinjaman karena bunga merupakan riba yang diharamkan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta hasil yang diperoleh seperti yang telah di diskripsikan pada bab-bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. BMT Logam Mulia menggunakan pendekatan System profit sharing (bagi hasil) dalam perhitungan tabungan dan pembiayaan hanya saja pada perhitungan pembiayaan Mudharabah dengan menggunakan cara konvensional yaitu pokok pinjaman dibayar dengan bagi hasilnya secara bersamaan pada waktu pembayaran angsuran tanpa memandang apakah usaha nasabah untung atau rugi. Di samping itu. BMT tersebut juga menawarkan pembiayaan BBA, yaitu pembelian barang yang pembayaranya dapat diangsur sebesar harga pokok ditambah dengan mark-up yang disepakati berdasarkan akad pembiayaan BBA. Hanya saja Barang yang di jual tidak dibeli terlebih dahulu oleh BMT. 2. Dari hasil analisis antara praktek pada BMT dengan buku pedoman pengelolaan
BMT,
BMT
Logam
Mulia
menggunakan
cara
konvensional dengan system seperti bunga pada pembiayaan
101
Mudharabah, meskipun terdapat akad di dalamnya. Hal ini dapat dilihat dari pembayaran pokok pinjaman serta bagi hasil pinjaman serta bagi hasil secara tetap setiap bulan, oleh nasabah pembiayaan, padahal belum tentu nasabah mendapat untung secara riil dari usaha yang dijalankan. Hal ini yang sekiranya memberatkan nasabah, seharusnya dalam pembiayaan Mudharabah. BMT melihat apakah nasabah mendapat untung, baru kemudian dibagihasilkan. Bagi BMT yang benar-benar menerapkan akad Mudharabah secara benar, memang seharusnya pembiayaan,
menanamkan dikarenakan
kepercayaan modal
penuh
seluruhnya
kepada
nasabah
ditanggung
BMT
sedangkan nasabah hanya menjadi pengelola. B. SARAN Lembaga Keuangan Syari’ah (BMT) saat ini masih dianggap sebagai “pemain kecil” dalam percaturan perbaikan ekonomi nasional dan perbankan nasional, baik dari sisi kontribusinya maupun segmen pasar yang dikuasai. Untuk itu diperlukan semacam strategi yang bisa mengantarkan lembaga keuangan
Syari’ah
(BMT)
menjadi
pemain
yang
diperhitungkan. Dari data-data yang penulis peroleh dan hasil dari pembahasan di atas, penulis dapat memberikan saran-saran bagi BMT Logam Mulia sebagai berikut :
102
1. BMT logam Mulia harus terus melanjutkan strategi pengembangan bisnis yang bersifat ekspansif, yaitu melalui market penetration strategy dan market development. a. Market penetration strategy, bertujuan untuk harus terus mengoptomalkan penjualan pada captive market yaitu segmen masyarakat yang memang loyal dan hanya mau bertransaksi dengan BMT. Strategi ini bisa dilakukan dengan beberapa cara, yaitu meningkatkan promosi, meningkatkan kualitas
pelayanan,
mengintensifkan
penerapan
customer relationship managemen dan menawarkan fasilitas transaksi keuangan yang lebih mantap. b. Market development bertujuan untuk menjangkau pasar yang lebih luas, baik dari segi geografis maupun demografis, Strategi ini ditunjukkkan kepada captive market yang belum terjangkau dan juga non captive market. Untuk captive market dapat dilakukan dengan cara membuka cabang baru di daerah yang sebelumnya belum ada cabang. Untuk non captive market dilakukan dengan
meningkatkan
promosi
dan
publikasi,
mengembangkan produk baru, memperbaiki pelayanan. c. Strategi diversifikasi merupakan salah satu kunci untuk mengembangkan bisnis Syari’ah secara nyata. Untuk
103
bisa berdiri sejajar dengan lembaga konvensional di masa mendatang. Dan harus didukung oleh riset pasar secara
aktif,
pengembangan
produk
secara
berkelanjutan dan publikasi yang gencar. Untuk menunjang strategi bisnis di atas, BMT harus mengembangkan teknologi informasi, jaringan distribusi, dan sumber daya manusia. Pengembangan tersebut
harus
tetap
dibarengi
dengan
praktek
prudential banking secara konsisten. Dengan demikian, BMT Logam Mulia akan bisa berkembang dengan sehat dan berkelanjutan.
104
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Nama Lengkap
: Kayisul Aroiyah
2. Tempat, Tanggal Lahir
: Demak, 07 Desember 1989
3. Jenis Kelamin
: Perempuan
4. Agama
: Islam
5.
Alamat
: Desa Tlogosih, RT:01,
Rw:01, Kec: Kebonagung, Kab: Demak 6. Ayah
:Mas’ud
7. Ibu
:Nurul ayati
8. No. HP
: 087831698477
9. PENDIDIKAN FORMAL : a. SD Negeri, Tlogosih I, Lulus tahun 2001 b. SLTP Negeri 1Dempet,Lulus tahun 2004 c. SLTA 1 Negeri Dempet, Lulus tahun 207 10. PENDIDIKAN NON FORMAL a.
Madrasah Awaliyah, Madin Nurul falah, Lulus tahun 2001
b.
Madrasah Wustho, Madin Nurul Falah, Lulus tahun 2003
11. PENGALAMAN ORGANISASI : a. Anggota Justisia Fakultas Syari’ah
Tahun 2007
b. Anggota JQH Fakultas Syari’ah
Tahun 2007
c. Anggota PMII Fakultas Syari’ah
Tahun 2007
d. Ketua PAC IPPNU Kebonagung Demak
Tahun 2012
Semarang, Tertanda
Kayisul Aroiyah 072411031