ANALISIS SEMIOTIKA FOOTAGE DALAM TAYANGAN ADZAN MAGRIB DI TVONE
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh: ENJANG ZAKI KHOERUMAN NIM: 1110051000120
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2015 M
ABSTRAK ENJANG ZAKI KH NIM: 1110051000120 Analisis Semotik Footage dalam Tayangan Adzan Magrib di TvOne Televisi telah dikenal oleh masyarakat sebagai media massa yang mampu menyampaikan pesan secara serentak dan membawa dampak yang sangat besar, masyarakat hampir tidak bisa lepas dari televisi. Kehadiran televisi sudah seperti kebutuhan primer di hampir setiap rumah. Selain sebagai media komunikasi, televisi mampu menayangkan acara-acara yang begitu menarik sehingga membuat masyarakat mengagumi televisi. Salah satu program yang wajib ada di setiap stasiun televisi yaitu tayangan adzan. Secara umum tayangan adzan harus bisa mengungkapkan konsep nilai-nilai keislaman yang mengandung nilai insani serta aktivitas ritual kepada Tuhan. baik berupa keindahan bangunan-bangunan masjid, atau pun tempat-tempat bersejarah lainnya dalam islam. Adapula tayangan yang mengandung unsur-unsur seperti sikap toleransi sesama umat beragama. Namun tvOne memiliki keunikan dari segi visual dan tema dengan tayangan serupa di stasiun tv swasta lainnya, dengan versi “PEMILU” tvOne menampilkan beberapa footage dengan disertai potongan ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang pemimpin menurut islam. Rumusan masalah penelitian yaitu: Bagaimana makna Ikon, Indeks, dan Simbol dalam tayangan Adzan Magrib tvOne? Bagaimana makna yang terkandung dalam tayangan adzan magrib tvOne ? Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis yang memandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural, tetapi terbentuk dari hasil konstruksi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif bertujuan untuk mengungkap fakta, keadaan, fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi saat penelitian berjalan dan menyuguhkan apa adanya. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Semiotika model Charles Sanders Peirce yang menurut objeknya membagi tanda atas Ikon, Indeks, dan Simbol. Subjek dalam penelitian ini adalah Footage dalam tayangan adzan magrib di tvone. Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah makna yang di kandungnya. Peneliti melakukan analisis data dengan menganalisis gambar. Bisa dikatakan, melalui teori Charles Sansers Peirce dengan ikon, indeks, dan simbol, peneliti dapat lebih memahami makna atau simbol yang terkandung dalam tayangan adzan Magrib ini, sehingga penyampaian informasi yang di harapkan tvOne bisa tersampaikan dengan cermat. hasil dari penelitian ini adalah tayangan Adzan Magrib versi “PEMILU” di tvOne memiliki tiga makna yaitu: sebagai pengingat waktu shalat telah tiba, serta ibadah sosial yang mengandung nilai insani dengan menjadi warga negara yang baik yang mengikuti pemilu dan memberi gambaran sosok pemimpin yang baik sesuai dengan yang dijelaskan dalam Al-Qur’an (nilai-nilai Illahi). Keyword: Semiotika, Footage dalam Tayangan Adzan
iii
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala kesehatan, petunjuk, rahmat, rizqi, serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Tak lupa pula shalawat dan salam penulis panjatkan kepada Rasulullah SAW yang telah diutus ke bumi sebagai lentera bagi hati manusia, Nabi yang telah membawa manusia dari zaman kebodohan menuju zaman yang penuh dengan pengetahuan yang luar biasa seperti saat ini. Skripsi yang berjudul “Analisis Semiotika Footage dalam Tayangan Adzan Magrib di TvOne” disusun sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Selama proses penulisan skripsi ini, penulis mengalami beberapa hambatan maupun kesulitan yang terkdang membuat penulis berada pada titik terlemah. Namun dengan adanya do’a, restu serta dukungan penuh dari orang tua yang tak pernah putus menjadikan penulis begitu terus bersemangat untuk menyelsaikan penulisan skripsi ini. Untuk itu dengan segala bakti penulis memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang telah terlibat
dalam proses penyelesaian skripsi ini baik langsung ataupun tidak
langsung. Dengan segala kerendahan hati penulis ucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
iv
2. Bapak Dr. H. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Drs. Masran, MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Sekretaris
Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Ibu Umi Musyarofah, MA selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah meluangkan banyak waktu, tenaga, fikiran, masukan, arahan, nasehat guna melengkapi penulisan skripsi ini. 6. Seluruh Ibu/Bapak Dosen Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak mencurahkan waktu dan membekali ilmu kepada penulis selama di bangku kuliah. 7. Bapak Anggie Riesya Djamair selaku produser promo On Air dan program tayangan adzan tvOne yang telah banyak membantu peneliti dalam pengumpulan data pada proses penyelesaian skrispsi ini. Kemudian, Ibu Sabrina selaku HRD tvOne yang telah banyak membantu dalam proses penelitian ini. 8. Kedua orang tua tercinta yang tiada lelahnya mendoakan, mendukung dengan sepenuh hati Ibu Yuningsih dan Bapak Aop Abdullah Ismail. 9. Kakak-kakakku yang tiada patah semangat terus mendukung dan mendoakan, A Dadang, Teh Iis, A Andang, A Dadan, A Apep, dan A Rifa.
v
10. Yang teristimewa Fitria Khoerunnafis terima kasih untuk segala doa, semangat, dukungan, tenaga, waktu yang telah dikorbankan, dan segala kebahagian yang tak pernah terduga. 11. Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan canda serta tawa di setiap sudut kata-katanya, Kurniawan Prasetyo, Syehab Budiyanto, Abdullah Ihsan, Agung Sulistiono N, Somantri, abdurrahman, Boby, Rahmat Hidayat, Jejen Zainun. 12. Seluruh teman-teman seperjuangan Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Uin Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2010, terima kasih atas segala memori indah selama di bangku perkuliahan. 13. Teman-teman di Keluarga Besar Galuh Jaya (KBM-GJ) se-Jabodetabek, terima kasih telah menjadi saudara selama di Jakarta, bersama kalian merasa selalu dekat dengan kampung halaman. 14. Serta seluruh pihak yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi ini. Akhirnya penulis menyadari bahwa tiada kesempurnaan melainkan itu hanya milik Allah, begitu dengan skripsi masih begitu banyak kekurangan maka dari itu penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang membangun. Semoga Allah SWT menilai ibadah yang penulis kerjakan dan senantiasa membimbing kita di jalan yang diridhoi-Nya, Amin.
Jakarta, Juni 2015
Enjang Zaki Khoeruman
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ....................................................... i LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................. ii ABSTRAK ............................................................................................................ iii KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................x BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................................1 B. Batasan dan Rumusan Masalah .......................................................6 C. Tujuan Penelitian.............................................................................6 D. Manfaat Penelitian...........................................................................7 E. Penelitian Terdahulu yang Relevan.................................................7 F. Metodologi Penelitian ....................................................................9 G. Sistematika Penulisan....................................................................13
BAB II
KAJIAN TEORITIS A. Semiotika.......................................................................................15 1. Pengertian Semiotika...............................................................15 2. Semiotika Charles Sanders Peirce ...........................................19 B. Ruang Lingkup Televisi ................................................................23 C. Fungsi Adzan dan Keutamaannya .................................................28
BAB III
PROFIL DAN GAMBARAN A. Sejarah Perkembangan tvOne .......................................................34 B. Logo TvOne ..................................................................................36 C. Visi dan Misi TvOne .....................................................................36 D. Struktur Organisasi TvOne............................................................37
vii
BAB IV HASIL DATA DAN ANALISIS A. Profile Tayangan Adzan dan TvOne .............................................40 B. Makna Ikon, Indeks, Simbol dalam Tayangan Adzan Magrib TvOne ............................................................................................43 C. Makna Tayangan Adzan Magrib TvOne .......................................53 BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................... 63 B. Saran ..............................................................................................66 C. Rekomendasi Penelitian.................................................................67
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
1. Tabel klasifikasi tanda ............................................................................... 20 2. Langkah-langkah produksi program tayangan adzan ................................ 42 3. Makna Ikon, Indeks, dan Simbol pada Footage pertama ........................... 44 4. Makna Ikon, Indeks, dan Simbol pada footage ke dua .............................. 45 5. Makna Ikon, Indeks, dan Simbol pada Footage ke tiga ............................. 47 6. Makna Ikon, Indeks, dan Simbol pada Footage ke empat ......................... 49 7. Makna Ikon, Indeks, dan Simbol pada Footage ke lima ............................ 50 8. Makna Ikon, Indeks, dan Simbol pada Footage ke enam .......................... 52
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Wawancara Pribadi dengan Produser Tayangan Adzan Magrib RCTI
Lampiran 2
Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 3
Surat Penelitian / Wawancara
Lampiran 4
Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian
Lampiran 6
Foto Bersama Narasumber
x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Bisa dibilang, televisi adalah media yang paling akrab dengan umat manusia. “kotak ajaib” ini praktis dapat ditemukan disetiap rumah. Sebagai salah satu komponen yang telah masuk prioritas utama dibanyak rumah tangga, televisi dengan jangkauan siaran nasionalnya memiliki peran yang sangat besar dalam kancah periklanan.1 Selain itu, Televisi juga telah dikenal oleh masyarakat sebagai media massa yang mampu menyampaikan pesan secara serentak dan membawa dampak yang sangat besar.2 Disatu sisi, kita dapat mengatakan bahwa itu merupakan suatu kemajuan, sehubungan semakin cepatnya informasi yang penting dan berguna disebarluaskan, di sisi lain, “kemajuan” itu ternyata membawa dampak yang negatif juga, seperti membanjirnya tayangan-tayangan yang kurang bermutu, terlalu besarnya porsi acara hiburan, dan terjadinya eksploitasi kemiskinan. Berbagai macam acara yang disiarkan, khalayaklah yang dinilai berhak untuk memilih acara apa yang akan ditonton. Saat ini, masyarakat hampir tidak bisa lepas dari televisi. Kehadiran televisi sudah seperti kebutuhan primer di hampir setiap rumah, baik di daerah perkotaan maupun di pelosok desa. Selain sebagai media komunikasi, televisi mampu menayangkan acara-acara yang begitu menarik sehingga membuat 1
Heru Effendi, Industri pertelevisian Indonesia, Sebuah kajian (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2008),h. 4. 2 Sunandar, Telaah Format Keagamaan di Televise, Tesis Magister Agama (Jakarta:Perpustakaan UIN syahid,1999), h. 3.
1
2
masyarakat mengagumi televisi. Oleh karena itu, kemungkinan besar tanpa mereka sadari televisi mampu merubah pola pikir dan perilaku masyarakat. TvOne (sebelumnya bernama Lativi) adalah sebuah stasiun televisi swasta Indonesia yang didirikan pada tanggal 9 Agustus 2002 oleh pengusaha Abdul Latief. Pada saat itu, konsep penyusunan acaranya adalah banyak menonjolkan masalah yang berbau klenik, erotisme, berita kriminalitas dan beberapa hiburan ringan lainnya. Pada 14 Februari 2008, Lativi secara resmi berganti nama menjadi tvOne, dengan komposisi 70 persen berita, sisanya gabungan program olahraga dan hiburan. Peresmian tvOne dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, tvOne menjadi stasiun tv pertama di Indonesia yang mendapatkan kesempatan untuk diresmikan dari Istana Presiden
Republik
Indonesia.
tvOne
secara
progresif
menginspirasi
masyarakat Indonesia yang berusia 15 tahun ke atas agar berpikiran maju dan melakukan perbaikan bagi diri sendiri serta masyarakat sekitar melalui program News and Sports yang dimilikinya. Selain itu, tvOne juga sering menayangkan program-program berbeda yang mampu memberikan inspirasi bagi para pemirsa untuk maju dan selalu berpikiran positif, tanpa unsur membodohi. Seperti halnya pada tayangan adzan magrib, hampir semua stasiun televisi mempunyai alur cerita masingmasing namun tvOne disini mengemas dengan cara berbeda dengan mengusung tema pemilu. Dalam tayangan adzan magrib ini tvOne menampilkan beberapa footage yang disatukan dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang pemimpin dalam Islam.
3
Lima
kali
dalam
sehari,
dari
setiap
masjid
atau
mushola
dikumandangkan adzan oleh seorang muazzin. Susul menyusul, saut-menyaut bergantian dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Selesai di negeri yang satu, berpindah ke negeri yang lain, berputar terus selama matahari masih terbit dan terbenam. Adzan merupakan panggilan (seruan) kepada umat muslim untuk segera meninggalkan segala macam aktifitas yang bersifat duniawi untuk segera menghadap Allah SWT yaitu melaksanakan sholat wajib 5 waktu. Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dan negara yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia, dengan lebih dari 207 juta jiwa3. Oleh karena itu, selain di kumandangkan melalui mesjid-mesjid di seluruh plosok, adzan magrib juga ditayangkan melalui stasiun-stasiun televisi. Selain untuk menghargai mayoritas umat muslim, tayangan adzan magrib melalui televisi mampu menjangkau masyarakat secara lebih luas dan lebih dekat karena adzan dapat hadir di rumah, di kantor hingga di kamar tidur. Sehingga mereka yang lalai, malas, sibuk, atau lupa dapat diingatkan kembali akan kewajiban mereka. Shalat adalah ibadah yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim yang beriman dan meyakini adanya rukun islam. Shalat merupakan rukun ke dua setelah syahadat. Allah Berfirman, “Sungguh, Aku ini Allah, tiada Tuhan selain Aku maka sembahlah Aku dan laksanakanlah Shalat untuk mengingat
3
Vivanews, Edisi Minggu 2 Juni 2013 http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia#cite_notesp2010-8 diakses tgl 10 Januari 2015
4
aku” (Qs Thaha : 14)4. Oleh karena itu akan sangat baik jika tayangan adzan magrib di televisi dapat merangsang dan menarik perhatian bagi masyarakat yang mendengarkannya, sehingga mereka termotivasi untuk melaksanakan shalat. dengan sifat dari media televisi yang dapat menyampaikan informasi secara audio dan visual, maka televisi memiliki daya tarik yang luar biasa. Televisi dapat mengintegrasikan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh radio, majalah, teater, novel, komik, dan sebagainya serta kemudian dikemas menjadi satu kesatuan hidup. Secara umum tanyangan adzan harus bisa mengungkapkan gambaran konsep nilai-nilai keislaman yang mengandung nilai-nilai kemanusiaan serta aktivitas ibadah ritual kepada Tuhan. Setiap tayangan adzan magrib di televisi saat ini telah menampilkan simbol-simbol nilai-nilai keislaman, baik berupa keindahan bangunanbangunan masjid, serta keagungan ciptaan Tuhan seperti alam semesta beserta isinya. Selain itu juga tanyangan tersebut ada yang mengandung usur-unsur seperti sikap toleransi sesama umat beragama, ini menggambarkan hubungan horizontal manusia dengan sesama. Adapula yang menampilkan aktivitas hubungan vertikal manusia dengan Tuhannya seperti melaksanakan shalat, mengaji, ataupun berdoa. Setiap tayangan adzan di televisi kurang lebih berdurasi sekitar empat menit. Isi dari tayangan adzan tersebut telah mengungkapkan gambaran nilainilai keislaman dengan kemampuan yang dimiliki televisi, maka pemahaman mengenai makna dan fungsi adzan dapat disampaikan secara menarik dan
4
Muhammad Anis Sumaji, 125 Masalah Salat, ( Solo : Tiga Serangkai, 2008), h. 3.
5
tidak membosankan. Adzan merupakan lafal yang istimewa dan terdapat banyak keutamaan bagi yang mengumandangkan adzan. Ada beberapa alur cerita yang pernah diangkat menjadi ilustrasi kumandang azan Maghrib di beberapa stasiun televisi Ada kisah yang menampilkan sesosok ayah yang sedang mendirikan shalat dan menjadi imam untuk istrinya (MNC TV), kisah seorang anak muda yang bersepeda melawati beberapa pepohonan dan berhenti di salah satu tempat yang menjual berbagai makanan, pemuda tersebut membeli sebungkus makanan dan air mineral lalu mengayunkan kembali sepedanya menuju masjid besar, di depan masjid tersebut terlihat anak yang sedang duduk sendiri, kemudian pemuda tersebut memberikan bungkusan makanan kepada anak tersebut kemudian berjalan menuju masjid untuk menunaikan sholat (ANTV). Dan Konsep visual dari tayangan adzan di (Global TV) merupakan contoh visualisasi dari kecenderungan tayangan adzan pada umumnya, yaitu menampilkan masjidmasjid yang tersebar di Indonesia, orang-orang yang melaksanakan shalat termasuk orangtua dan anak-anak, juga menampilkan kegiatan sehari-hari rakyat Indonesia. Dari beberapa tanyangan atau gambaran adzan tersebut sangat berbeda dengan tanyangan adzan yang ditampilkan pada stasiun televisi tvOne yang dikemas dengan cara sederhana yang berbeda dengan mengusung tema “PEMILU”. Dalam tayangan adzan magrib tema “PEMILU” ini tvOne menampilkan beberapa footage dengan disertai potongan-potongan ayat AlQur’an yang menjelaskan tentang pemimpin menurut Islam.
6
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti sebuah tayangan adzan pada televisi tvOne dengan judul penelitian adalah: “Analisis Semiotika Footage Dalam Tayangan Adzan Magrib di TvOne”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Agar pembatasan masalah ini lebih terarah, maka penulis membatasi masalah yang akan di bahas yaitu hanya kepada representasi nilai-nilai keislaman pada footage pertama dalam setiap scene yang ditampilkan dalam tayangan adzan magrib di tvOne. Seutuhnya penelitian ini menggunakan analisis semiotik model Charles Sanders Peirce. Perumusan masalah penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana makna Ikon, Indeks, dan Simbol dalam tayangan Adzan Magrib tvOne? 2. Bagaimana makna yang terkandung dalam tayangan adzan magrib tvOne ?
C. Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah : 1.
Untuk mengetahui makna yang terkandung dalam tayangan adzan magrib tvOne.
2.
Untuk mengetahui makna Ikon, Indeks, dan Simbol dalam tayangan Adzan Magrib tvOne.
7
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki manfaat dan kegunaan sebagai berikut : 1. Manfaat akademis: Penelitian ini secara akademis dapat memberikan kontribusi positif pada bidang ilmu komunikasi, terutama dalam konteks analisis semiotika, serta dapat memberikan informasi kepada mahasiswa Fakultas Dakwah Ilmu Komunikasi tentang makna tayangan adzan yang terdapat di tvOne. 2. Manfaat Praktis: Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para praktisi komunikasi, terlebih mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam agar lebih mengetahui mengenai tayangan adzan magrib di televisi serta sebagai perbandingan dan masukan bagi kita semua sebagai mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
E. Penelitian terdahulu yang Relevan Dalam penulisan skripsi kali ini penulis merujuk pada penelitianpenelitian yang terlebih dulu membahas tentang tayangan adzan dalam analisis semiotik, di antaranya Skripsi yang di tulis oleh Itha Basyitha Firman dengan judul “Representasi Kultur Islam dalam tayangan Adzan Magrib di RCTI” (2014). Penemuan dari penelitian ini adalah tayangan adzan magrib versi “IBU” di RCTI merepresentasikan dua makna yaitu: Ibadah vertical kepada Allah dengan cara ajakan untuk melaksanakan ibadah shalat. Ibadah sosial yang baik
8
kepada ibu dengan cara merepresentasikan makna berbakti kepada ibu. 5 Muhammad Ghalih mahasiswa Universitas Lambung mangkurat banjarmasin Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu politik program studi ilmu komunikasi yang berjudul “Representasi Nilai-Nilai Keislaman Tayangan Adzan Magrib ( Semiotika dalam Tayangan Adzan Magrib pada Televisi Lokal Duta Tv Banjarmasin).6 (2013) Pada skripsi ini terdapat perbedaan objek penelitiaanya. Pada skripsi ini objek penelitiannya adalah Tayangan Adzan Magrib pada Televisi Lokal Duta Tv Banjarmasin, yang mencoba menggali simbol, indeks dan icon yang terdapat dalam tayangan adzan dengan menggunakan perspektif semiotika Charles Sanders Pierce. Selain kedua skripsi diatas penulis juga terdapat penelitian tentang Semiotika Pesan Dakwah Dalam Poster Narkotika Badan Nasional (BNN), Afaf Sholihin (2010), skripsi jurusan komunikasi penyiaran islam. Namun yang berbeda dengan skripsi yang dibuat karena objek dalam penelitian tersebut adalah poster sedangkan peneliti menggunakan Footage dalam adzan Magrib tvOne sebagai objek kajian. Kemudian penulis juga menjadikan skripsi Analisis Semiotik Komik Strip Benny & Mice di Harian KOMPAS Edisi 1 Bulan Desember 2007, Nasuri 2008, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. Perbedaannya terletak 5
Itha Basyitha Firman, “Representasi Kultur Islam dalam tayangan Adzan Magrib di RCTI” (Skripsi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014). 6 Muhammad Ghalih, “Nilai-Nilai Keislaman Tayangan Adzan Magrib, Semiotika dalam Tayangan Adzan Magrib pada Televisi Lokal Duta Tv Banjarmasin”, (Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 2013).
9
pada objek kajian. Kalau penelitian tersebut menggunakan komik sebagai objek kajian, penelitian yang penulis lakukan menggunakan objek footage dalam tayangan adzan untuk diteliti.
F. Metodologi Penelitian 1. Paradigma penelitian Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis. Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori. Paradigma penelitian juga menjelaskan bagaimana peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria pengujian sebagai landasan untuk menjawab masalah penelitian. Paradigma konstruktivis berpendapat bahwa alam semesta, secara epistemologis, adalah sebagai hasil konstruksi sosial.7 Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri. Von Glasersfeld menegaskan bahwa pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari kenyataan (realitas). Pengetahuan bukanlah gambaran dari dunia kenyataan yang ada. Pengetahuan selalu merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif kenyataan melalui kegiatan seseorang. Seseorang membentuk skema, kategori, konsep dan struktur pengetahuan yang diperlukan untuk pengetahuan. Maka, pengetahuan bukanlah tentang dunia lepas dari pengamat tetapi merupakan ciptaan manusia yang di 7
Yesmil Anwar dan Adang, Pengantar Sosiologi Hukum, (Bandung: Garsindo, 2008 ), h. 59.
10
konstruksikan dari pengalaman atau dunia sejauh dialaminya. Proses pembentukan ini berjalan terus menerus dengan setiap kali mengadakan reorganisasi karena adanya suatu pemahaman yang baru. Secara sederhana konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan kita itu merupakan konstruksi (bentukan) dari yang mengetahui sesuatu.8 2. Pendekatan penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.9 Penelitian ini bermaksud untuk memperoleh informasi mengenai representasi nilai keislaman pada tayangan adzan magrib versi pemilu di tvOne. 3. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah analisis semiotika model Charles Sanders Pierce yang membagi tanda atas icon (ikon), indeks (indeks), dan symbol (simbol). Ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan, indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang
8
Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan,(Jakarta: Pustaka Filsafat, 2002), h. 18. 9 Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 6.
11
bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan, dan simbol adalah tanda yang menunjukan hubungan alamiah antara penanda dengan pertandanya.10 Metode penelitian adalah suatu cara untuk memecahkan masalah ataupun cara mengembangkan ilmu pengetahuan dengan menggunakan metode ilmiah. Secara lebih luas lagi Sugiyono menjelaskan bahwa metode penelitian adalah cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data-data yang valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.11 4. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah Footage dalam tayangan adzan magrib di tvOne, sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah Makna yang di kandungnya. 5. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2014-Juni 2015 dan dilakukan di kantor tvOne di jalan Raya Rawa Terate no II kawasan industri Pulo Gadung, Jakarta Timur 4613545 fax 4616253. 6. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan: observasi, wawancara dan dokumentasi.
10 11
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Rosdakarya, 2003), h. 41 -42. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,2009) h. 6.
12
a. Observasi Observasi adalah suatu cara mengumpulkan data dengan mengambil langsung terhadap objek atau penggantinya (misal: film, rekonstruksi, video dan sejenisnya.12 b. Wawancara Wawancara adalah teknis dalam upaya menghimpun data yang akurat untuk keperluan melaksanakan proses pemecahan masalah tertentu yang sesuai dengan data13. Wawancara dilakukan untuk memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab terhadap salah satu nara sumber. c. Dokumentasi Dokumentasi adalah penelitian yang mengumpulkan, membaca dan mempelajari berbagai bentuk data yang tertulis, rekaman peristiwa yang lebih dekat dengan percakapan, dan memerlukan interpretasi yang berhubungan sangat dekat dengan konteks rekaman peristiwa tersebut.14 Dokumentasi terse but berupa foto dan video adzan tvOne yang terkait dengan pembahasan penelitian ini. 7. Teknik Analisis Data Setelah data terkumpul, peneliti melakukan analisis data dengan cara dokumentasi rekaman pada tanyangan adzan magrib tvOne yang menjadi acuan dalam analisis tersebut. Peneliti menggunakan analisis
12
Nazar Bakry, Tuntunan Praktis Metodologi Penelitian, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1994), h.36. 13 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian dan Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Bhinneka Cipta, 1996), Cet. Ke-10. h. 72 14 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif: Aktualisasi Metodologis Ke Arah Ragam Varian Kontemporer (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), h.97.
13
semiotika model Charles Sanders Peirce yang membagi tanda, untuk menganalisis hasil temuan peneliti, semiotika adalah khusus menelaah sistem tanda atas icon (ikon), index (indeks), dan symbol (simbol). Setelah analisis terpapar dengan jelas, maka kemudian akan ditarik kesimpulan atas hasil, permasalahan yang berkaitan tersebut. 8. Pedoman Penulisan Skripsi Teknik penulisan skripsi ini mengacu pada buku pedoman penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi) yang diterbitkan oleh Assurance Universitas Islam Negri Syarif Hidayatulla Jakarta 2007. G. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah proses penelitian ini, peneliti membagi skripsi ini menjadi lima bab, dengan sistematika sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN pada bab ini akan dikemukakan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, dan metodologi penelitian sebagai pengantar dari keseluruhan penelitian yang menguraikan pokok-pokok yang tercantum dalam setiap bab. BAB II : KAJIAN TEORITIS bab ini akan dikemukakan beberapa definisi tentang semiotika Charles Sanders Peirce, ruang lingkup televisi, adzan, fungsi dan keutamaan adzan. BAB III : PROFIL DAN GAMBARAN bab ini akan menguraikan sejarah perkembangan tvOne, logo tvOne, visi misi tvOne, struktur organisasi tvOne.
14
BAB IV: TEMUAN DAN ANALISIS DATA bab ini berisi hasil penelitian mengenai analisis tayangan adzan magrib tvOne diantaranya adalah tampilan gambar-gambar dan analisis, profil tayangan adzan magrib tvOne, makna Ikon, Indeks, dan Simbol, makna yang terkandung dalam tayangan adzan Magrib tvOne. BAB V: PENUTUP pada bab ini akan dikemukakan Kesimpulan atas permasalahan yang diteliti dan juga Saran peneliti terhadap permasalahan penelitian.
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Semiotika 1. Pengertian Semiotika Semiotik adalah ilmu yang mempelajari tanda (sign) dalam kehidupan manusia. Bila berbicara semiotik, kita tidak dapat berbicara tentang satu semiotik, Tetapi semiotik yang diperkenalkan oleh sejumlah ilmuwan. Secara garis besar, pandangan mereka tentang tanda dapat digolongkan menjadi dua, yaitu pandangan dikotomis dan pandangan trikotomis. Tanda dilihat sebagai model diadik dan triadik atau juga semiotik struktural (bertumpu pada strukturalisme de saussure) dan semiotik pragmatis.1 Semiotik berasal dari kata yunani yaitu semeion, yang berarti tanda.2 Semiotik berakar dari studi klasik dan skolastik atas seni logika, retorika dan poetika. Secara etimologis semiotik berasal dari kata Yunani semeion yang berarti penafsir tanda atau tanda di mana sesuatu dikenal. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain. Istilah semeion
tampaknya
diturunkan
dari
kedokteran
hipokratik
atau
asklepiadik dengan perhatiannya pada simtomatologi dan diagnostic 1
Benny H. Hoed, Semiotik Dan Dinamika Sosial Budaya, (Jakarta: Komunitas Bambu, 2011), h. 28. 2 Sumbo Tinarbuko, semiotika komunikasi visual. (Yogyakarta: Jalasutra, 2008), h. 11.
15
16
inferensial. Secara terminologis semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda.3 Semiotika sebagai discourse analysis yang paling dasar, cara dan kerjanya adalah mengamati tanda (ikon, indeks, symbol) dengan tujuan untuk menemukan makna-makna tanda (dengan bantuan teori segitiga makna).4 Saemiotika menurut Berger memiliki dua tokoh, yakni Ferdinand de Saussure (1857-1913) dan Charles Sander Peirce (1839-1914). Kedua tokoh tersebut mengembangkan ilmu semiotika secara terpisah dan tidak mengenal satu sama lain. Saussure di Eropa dan Peirce di Amerika Serikat. Latar belakang keilmuan Saussure adalah linguistik, sedangkan Peirce filsafat. Saussure menyebut ilmu yang dikembangkannya semiologi (semiology). 5 Semiology menurut Saussure didasarkan pada anggapan bahwa selama perbuatan dan tingkah laku manusia membawa makna atau selama berfungsi sebagai tanda, dibelakangnya harus ada sistem pembedaan dan konvensi yang memungkiknkan makna itu. Dimana ada tanda, disitu ada sistem.6
3
Alex Sobur,”Analisis Teks Media.” Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing”, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h. 95. 4 19 Jumroni, Metode-Metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 79. 5 Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, (Yogyakarta: Jalasutra, 2008), h. 11. 6 Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, (Yogyakarta: Jalasutra, 2008), h. 12.
17
Sedangkan Peirce menyebut ilmu yang dibangunnya semiotika (semiotics). Bagi Peirce yang ahli filsafat dan logika, penalaran manusia senantiasa dilakukan lewat tanda. Artinya, manusia hanya dapat bernalar lewat tanda. Dalam fikirannya, logika sama dengan semiotika dan semiotika dapat diterapkan dalam segala macam tanda. Dalam perkembangan selanjutnya semiotika lebih popular daripada semiology. Teori semiotik yang berkembang selama ini bersumber pada dua pandangan, yakni strukturalisme dan pragmatisme. a. Semiotik struktural Dasar-dasar semiotik struktural adalah sebagai berikut: 1. Tanda adalah sesuatu yang terstruktur dalam kognisi manusia dalam kehidupan bermasyarakat, sedangkan penggunaan tanda didasari oleh adanya kaidah-kaidah yang mengatur (langue) praktik berbahasa
(parole)
dalam
kehidupan
bermasyarakat
atau
bagaimana parole mengubah langue. 2. Apabila manusia memandang suatu gejala budaya sebagai tanda, maka ia melihatnya sebagai sebuah struktur yang terdiri atas penanda (yakni bentuknya secara abstrak) yang dikaitkan dengan petanda (yakni makna atau konsep). 3. Manusia, dalam kehiduannya, melihat tanda melalui dua proses, yakni sintagmatik ( juktaposisi tanda) dan asosiatif (hubungan antartanda dalam ingatan manusia yang membentuk sistem dan paradigma).
18
4.
Teori tandanya bersifat dikotomis, yakni selain melihat tanda sebagai terdiri atas dua aspek yang berkaitan satu sama lain, juga melihat relasi antartanda sebagai relasi pembeda “makna” (makna diperoleh dari pembedaan).
5. Analisisnya didasari oleh sebagian atau seluruh kaidah-kaidah analisis struktural, yakni imanensi, pertinensi (ketepatgunaan; ketepatan;
kegunaan,
kamus),7
komutasi
(pergantian),
kompatibilitas, integrasi (penyatuan, penggabungan), sinkroni sebagai dasar analisis diakronis, dan fungsional.8 b. Semiotik pragmatis Semiotik pragmatis bersumber pada peirce (1931-1958). Bagi peirce, tanda adalah “sesuatu yang mewakili sesuatu”. Danesi dan perron menulis bahwa teori semiotik seperti itu sudah ada sejak Hippocrates (460-377 SM) yang mendefinisikan “tanda” dari bidang kedokteran sebagai gejala fisik (physical symptom) yang mewakili (stand for) suatu penyakit.9 Menurut Danesi dan Perron, penelitian semiotik mencakupi tiga ranah yang berkaitan dengan apa yang diserap manusia dari lingkungannya (the world), yakni yang bersangkutan dengan “tubuh”-nya, “pikiran”nya, dan “kebudayaan”-nya. Ketiga ranah itu sejajar dengan teori Peirce tentang proses representasi dari representamen. Representasi
7
Tim Prima Pena, kamus Ilmiah Populer Edisi Lengkap, (Surabaya: Gitamedia Press, 2006), h.371. 8 Benny H. Hoed, Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya, h. 8-9. 9 Benny H. Hoed, Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya, h. 19
19
tanda menyangkut hubungan antara representamen dan objeknya.10 2. Semiotika Charles Sanders Peirce Pierce terkenal karena teori tandanya, didalam lingkup semiotika, peirce, seringkali mengulang-ngulang bahwa secara umum tanda adalah yang mewakili sesuatu bagi seseorang. Perumusan yang terlalu sederhana ini menyalahi kenyataan tentang adanya suatu fungsi tanda: Tanda A menunjukan suatu fakta (atau objek B), kepada penafsirnya, yaitu C. Oleh karena itu, suatu tanda itu tidak pernah berupa suatu entitas yang sendirian, tetapi yang memiliki ketiga aspek tersebut. Pierce mengatakan bahwa tanda itu sendiri adalah contoh dari kepertamaan, objeknya adalah kekeduaan, dan penafsirnya unsur pengantara adalah contoh dari keketigaan.11 Pierce memang berusaha untuk menemukan struktur terner dimanapun mereka bisa terjadi. Keketigaan yang ada dalam konteks pembentukan tanda juga membangkitkan semiotika yang tak terbatas, selama suatu penafsir (gagasan) yang membaca tanda sebagai tanda bagi yang lain (yaitu sebagai wakil dari suatu makna atau penanda) bisa ditangkap oleh penafsir lainnya. Penafsir ini adalah unsur yang harus ada untuk mengaitkan tanda dengan objeknya (induksi, deduksi, dan penangkapan [hipotesis] membentuk tiga jenis penafsir yang penting). Agar bisa ada sebagai suatu tanda, maka tanda tersebut harus ditafsirkan (dan berarti harus memilik penafsir). Tanda menurut pandangan peirce adalah “is something which stands 10 11
Benny H. Hoed, Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya, h. 23. Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), hal.40
20
to somebody for something in some respect or capacity”.12 Sesuatu yang digunakan agar tanda bisa berfungsi, oleh Peirce disebut ground. Konsekuensinya, tanda (sign atau representamen) selalu terdapat dalam hubungan triadic, yakni ground, object, dan interpretan. Atas dasar hubungan ini Peirce mengadakan klasifikasi tanda. Tabel 2 Klasifikasi Tanda
GROUND
OBJEK
1. Qualisign (kualitas yang ada pada tanda) 2. Iconic Sinsign (eksistensi actual benda atau peristiwa yang ada pada tanda). 3. Rhematic Indexical Legisign (norma yang dikandung oleh tanda). 1. Ikon yaitu tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. 2. Indeks (petunjuk) yaitu tanda yang menunjukan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. 3. Syimbol yaitu sebuah tanda yang menunjukan hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya. 1. Rheme yaitu tanda yang memungkinkan orang
menafsirkan berdasarkan pilihan. INTERPRETANT 2. Dicent sign/dicisign yaitu tanda sesuai kenyataan. 3. Argument yaitu tanda yang langsung memberikan alas an tentang sesuatu.
12
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), hal.41.
21
Jadi dalam sebuah tanda dapat kita bentuk sebuah segitiga. Yang pertama adalah tanda itu sendiri (ground), yang kedua objek yang menjadi acuan bagi tanda (denotatum), dan yang ketiga penafsir yang menjadi pengantara antara objek dengan tanda (interpretant). Menurut pierce, tanda dapat dibagi menjadi tiga yaitu: a. Qualisign adalah tanda yang merupakan tanda berdasar pada suatu sifat. b. Sinsign adalah eksistensi aktual benda atau peristiwa yang ada pada tanda atau tanda yang berdasar atas tampilnya dalam kenyataan. Contoh kata “hangus” pada kalimat “kayu yang hangus” memberikan tanda bahwa kayu tersebut baru terbakar. c. Legisign adalah norma yang terkandung dalam tanda atau atas dasar peraturan, misalnya tulisan “dilarang menginjak rumput” merupakan suatu norma yang bersifat larangan. Sementara itu, objek dapat dibagi menjadi ikon, indeks, dan symbol yakni: a. Ikon adalah tanda yang mana terdapat hubungan dengan penanda karena kemiripan. Contoh dari ikon adalah foto bayi menjadi penanda dari sosok bayi yang sesungguhnya. b. Indeks adalah hubungan tanda dan acuannya berdasar kedekatan eksistensial. Misalnya gambar asap menunjukan adanya sesuatu yang terbakar.
22
c. Symbol adalah tanda yang memiliki hubungan dengan penanda melalui konvensi atau kesepakatan bersama. Tanda ini cenderung bersifat arbitrary. Jika dilihat dari sisi interpretant maka dapat dibagi menjadi rheme, dicentsign, dan argument yakni: a. Rheme adalah tanda yang memungkinkan penafsir untuk menafsirkan berdasarkan pilihan atau kemungkinan. b. Design adalah tanda yang sesuai dengan kenyataan. c. Argument adalah tanda yang memberikan alasan untuk yang berlaku umum. Dapat disimpulkan, semiotika adalah ilmu yang membahas segala hal tentang tanda (sign) sebagai tindak komunikasi dari cara berfungsinya hingga pengirimannya oleh mereka yang mempergunakan. Wilayah cakupan ilmu semiotika jika ditelusurinlebih jauh dapat meliputi bidang keilmuan, keagamaan, estetika dan budaya. Keempat wilayah cakupan semiotika ini memiliki korelasi masing-masing dan cirri khas yang membedakan satu bidang dengan bidang yang lainnya, oleh karena ciri khas inilah masing-masing bidang dapat dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan kebutuhan yang ada.13 Pengembangan semiotika dibidang agama terdapat pada korelasi antara penanda dan petanda secara instrinc dengan agama itu sendiri. Apa yang terdapat dalam kitab suci merupakan wahyu ilahi sehingga hubungan 13
hal 19
Puji Santosa, Ancangan Semiotika dan Pengkajian Susastra (Bandung, Ankasa, 1991),
23
antara tanda dan makna selalu mengaju pada isi kitab suci agama yang bersangkutan.
B. Ruang Lingkup Televisi Media elektronik terbagi dalam dua kelompok besar, yaitu media yang hanya bisa didengar (audio), khususnya media radio dan media yang selain bisa di dengar juga dilihat (audio-visual), khususnya televisi. Di kota-kota besar sering terdapat media luar ruang berbentuk papan reklame (billboard) yang bisa menampilkan gambar bergerak seperti televisi. Jenis media ini di sebut Megatron. media radio dan televisi membuat sasaran komunikasi tidak perlu aktif. Pesan tetap sampai pada mereka saat mereka sengaja atau tidak sengaja, suka atau tidak suka mendengar atau melihat acara atau program radio ataupun televisi tersebut.14 Media elektronik adalah sebuah media yang menyampaikan sesuatu yang berbentuk elektronik seperti TV, radio, dan HP. Media elektronik dapat diartikan sebagai sumber informasi yang utama dan mudah untuk didapatkan. Media elektronik pada dasarnya terdiri dari 4 jenis: radio, televisi, rekaman (kaset analog, CD, dan video), dan internet sebagai media terbaru. Masingmasing media mempunyai karakter dan wilayah penyebaran yang berbeda, baik secara teknologi, maupun proses produksi materinya.15 Pengertian yang lebih sederhana dalam media ini adalah semua
14
Agus S. Madjadikara, Bagaimana Biro Iklan Memproduksi Iklan, (gramedia pustaka utama 2004). hal, 13 15
Askurifai Baskin, Jurnalistik Televisi, Teori dan Praktik, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), h. 4
24
informasi atau data yang diciptakan, didistribusikan, serta diakses memakai bentuk elektronik, energy elektromekanis ataupun peralatan yang dipakai didalam komunikasi elektronik. Peralatan yang paling sering dipakai mengakses media berbentuk elektronik yaitu radio, televisi, ponsel,computer, dan perangkat-perangkat yang lain. Kelebihan dari media elektronik yaitu sebagai sarana hiburan, relaksasi dan untuk pendidikan. Dengan kehadiran media ini kita semua bisa mempelajari budaya lain, mempromosikan kreatifitas, mengetahui sudut pandang orang lain, memperoleh inspirasi, dan dapat mempelajari segala hal. Memperoleh berita dan informasi yang cepat adalah sebuah kebutuhan primer masyarakat modern. Dengan media jenis elektronik, kita semua bisa dengan mudah memperoleh berita dan informs terbaru, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.16 Media televisi pada hakekatnya merupakan suatu sistem komunikasi yang menggunakan suatu rangkaian gambar elektronik yang dipancarkan secara cepat, berurutan dan diiringi unsur audio. Walaupun demikian, pengertian ini harus dibedakan dengan media film yang merupakan rangkaian gambar yang diproyeksikan dengan kecepatan 24 bingkai per detik sehingga gambar tampak hidup. Setiap gambar dari rangkaian tersebut dengan mudah dapat kita kenali dengan mata telanjang. Kata televisi terdiri dari kata “tele” yang berarti “jarak” dalam bahasa yunani dan kata “visi” yang berarti “citra atau gambar” dalam bahasa latin.
16
Askurifai Baskin, Jurnalistik Televisi, Teori dan Praktik, h.6
25
Jadi, kata televisi berarti suatu sistem penyajiangambar berikut suaranya dari suatu tempat yang berjarak jauh.17 Proses penyajian gambar dan suara tersebut adalah sebagai berikut. Pertama, gambar dan suara (objek) direkam melalui kamera dan mikrofon. Selanjutnya, ditransformasikan ke dalam getaran elektromagnetis
(jenis
getaran audio dan video). Setelah diperkuat kemudian dimodulasikan menjadi gelombang radio dengan frekuensi tinggi yang disebut very high frequency (VHF) dan ultra high frequency (UHF) dan dipancarkan ke udara melalui stasiun pemancar/transmisi. Televisi dibandingkan dengan media massa lainnya (radio, surat kabar, majalah, buku dan sebagainya), televisi tampaknya mempunyai sifat istimewa. Ia nerupakan gabungan dari media
dengar dan gambar
bisa bersifat
imformatif, hiburan maupun pendidikan, bahkan gabungan dari ketiga unsur diatas.18 Televisi adalah media yang mampu mempersatukan gambar dan bahasa. Secara keseluruhan, bahasa yang ada dalam materi acara terdiri dari bahasa asing, bahasa sehari-hari, dan bahasa Indonesia. Ini tampak dalam film asing maupun lokal, sinetron, musik, dan iklan.19 Televisi merupakan sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang.Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah suara dan cahaya kedalam gelombang
17
P.C.S sutisno, Pedoman Praktis Penulisan Sekenario Televise Dan Video, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia 1993), h. 1. 18 Wawan Kusnadi, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Isi Media Televisi, (Jakarta, PT. Rineka Cipta, 1996), h.5. 19 Wawan Kusnadi, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Isi Media Televisi, (Jakarta, PT. Rineka Cipta, 1996),h.83.
26
elektronik dan mengkomversinya kembali kedalam cahaya yang dapat dilihat dan suaranya dapat didengar.20 Media televisi memiliki berbagai karakteristik yang membedakannya dengan media massa lainnya yaitu audio visual, berfikir dalam gambar, dan pengoprasian yang lebih kompleks. Karakteristik media televisi juga dapat dilihat dari televisi sebagai media komunikasi, televisi sebagai media elektronik, dan televisi sebagai media audio visual. Ditinjau dari stimulasi dari alat indra, dalam radio siaran, surat kabar dan majalah, hanya suatu alat indra yang mendapat stimulus. Berikut beberapa karakteristik televisi: 1. Audiovisual Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat (audiovisual) jadi apabila khalayak radio siaran hanya mendengar katakata, musik, dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. 2. Berfikir dalam gambar Pihak yang bertanggung jawab atas kelancaran acara televisi adalah pengarah acara. Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berfikir dalam gambar. Pertama adalah visualisasi, dalam proses ini pengarah acara merangkai
agar
gambar
memiliki
makna.
Tahap
kedua
adalah
penggambaran, yaitu merangkai gambar sedemikian rupa sehingga mempunyai kontinuitas dan mengandung makna tertentu.21
20
Pengertian Televisi, Artikel ini diakses pada 03 Februari 2015 dari: http:/www.devinisionline.com./2010/10/pengertiantelevisi.html. 21 Diakses 05 April 2015 Melalui http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2HTML/ 201120057mc2/page24.html.
27
Televisi menyediakan puluhan jam siaran setiap minggunya dan ratusan jam siaran setiap bulannya. Untuk itu diperlukan program untuk mengisi berbagai jam siaran yang tersedia. Manajer program bertanggung jawab melaksanakan rencana program yang sudah ditetapkan dengan cara memproduksi sendiri program atau mendapatkannya dari sumber lain atau akuisisi (membeli).22 Program adalah suatu jadwal (schedule) atau perencanaan untuk ditindak lanjuti dengan penyususnan “butir” siaran yang berlangsung sepanjang siaran itu berada di udara.23 Jika di lihat asal mula program televisi, ditinjau dari siapa yang memproduksi program, maka kita dapat membagi program sebagai berikut: 1. Program yang dibuat sendiri (In-House production), bhiasanya adalah program berita (news programme) dan program yang terkait dengan informasi misalnya: laporan khusus, infotainment, laporan kriminalitas, fenomena sosial, perbincangan (talk show), biografi tokoh, feature, film documenter. Program yang menggunakan studio, misalnya game show, kuis, music, variety show juga termasuk program yang dibuat sendiri. 2. Program yang dibuat pihak lain utamanya jenis program hiburan misalnya: program drama (film, sinetron, telenovela), program music (videoklip) program reality show, dan lain-lain.24
22
Morissan, M.A. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio Dan Televisi, (Jakarta, Kencana Prenada Media Group.2008), H.266 23 RM Soenarto, Program Televisis Dari Penyususnan Sampai Pengaruh Siaran, (Jakarta: FFTV-IKJ Press,2007), h.1. 24 Morissan, M.A. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio Dan Televisi, (Jakarta, Kencana Prenada Media Group.2008), H.268
28
C. Fungsi Adzan dan Keutamaanya Sebagai umat muslim tentunya kita sudah mengerti apa itu adzan. Adzan merupakan sebuah seruan yang menandai masuknya waktu shalat lima waktu dan dilafazhkan dengan lafazh-lafazh tertentu. Adzan menurut bahasa adalah “memberitahukan”. Sedangkan menurut syara‟ adalah “memberitahukan masuknya waktu shalat fardhu dengan lafadzlafadz tertentu yang ditetapkan oleh syara”. Orang yang mengumandangkan adzan disebut muadzin.25 Selain itu, adzan juga bermakna seruan atau panggilan. Makna ini digunakan
ketika
Nabi
Ibrahim
„alaihissalam
diperintahkan
untuk
memberitahukan kepada manusia untuk melakukan ibadah haji.
Artinya: Dan panggillah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh. (QS. Al-Hajj : 27) Adzan mulai disyari‟atkan pada tahun kedua Hijriah. Mulanya, pada suatu hari nabi Muhammad SAW, mengumpulkan para sahabat untuk bermusyawarah bagaimana cara memberitahu masuknya waktu shalat dan mengajak orang agar berkumpul ke masjid untuk melakukan shalat berjamaah.26 Didalam musyawarah itu ada beberapa usulan. Ada yang mengusulkan supaya dikibarkan bendera sebagai tanda waktu shalat telah
25 26
M. Khalilurrahman Al Mahfani, Buku Pintar Shlat, (Jakarta: Wahyu Media, 2007) H, 35. M. Syukron Maksum, Dahsyatnya Adzan, (Yogyakarta: pustaka marwa, 2010). h, 19.
29
masuk, apabila benderanya telah berkibar, hendaklah orang yang melihatnya memberitahu kepada umum. Ada juga yang mengusulkan supaya ditiup terompet seperti yang biasa dilakukan oleh pemeluk agama Yahudi. Ada lagi yang mengusulkan supaya dibunyikan lonceng seperti yang biasa dilakukan oleh orang nasrani. Semua usulan yang diajukan itu ditolak oleh Nabi, tetapi beliau menukar itu dengan lafal asshalatu jami‟ah (marilah salat berjamaah). Lantas, Umar Bin Khatab memberikan usul, jikalau ditunjuk seseorang yang bertindak sebagai pemanggil kaum muslim untuk shalat pada setiap masuknya waktu shalat. Kemudian saran ini agaknya bisa diterima oleh semua orang dan Nabi Muhammad SAW, juga menyetujuinya. Lafal Adzan tersebut diperoleh dari hadis tentang asal muasal Adzan dan Iqomah: Abu Daud mengisahkan bahwa Abdullah Bin Abbas berkata sebagai berikut: “ketika cara memanggil kaum muslimin untuk shalat dimusyawarahkan, suatu malam dalam tidurku aku bermimpi. Aku melihat ada seseorang sedang menenteng sebuah lonceng. Aku dekati orang itu dan bertanya kepadanya, “apakah ia bermaksud akan menjual lonceng itu? Jika memang begitu, aku memintanya untuk menjual kepadaku saja”. Orang tersebut justru bertanya, “untuk apa?” Aku menjawabnya, “Bahwa dengan membunyikan lonceng itu, kami dapat memanggil kaum muslim untuk menunaikan shalat”. Orang itu berkata lagi, “Maukah kamu kuajari cara yang lebih baik? Dan Aku menjawab, “ya” dan dia berkata lagi dengan suara yang amat lantang:
30
Ketika esoknya aku bangun, aku menemui Nabi Muhammad SAW, dan menceritakan perihal mimpi itu kepadanya, kemudian Nabi Muhammad SAW, berkata, “Itu mimpi yang sebetulnya nyata. Berdirilah di samping Bilal dan
ajarilah
dia
bagaimana
mengucapkan
kalimat
itu.
Dia
harus
mengumandangkan adzan seperti itu dan dia memiliki suara yang amat lantang.” Lalu aku pun melakukan hal itu bersama Bilal. Rupanya, mimpi serupa dialami pula oleh Umar, ia juga menceritakannya kepada Nabi Muhammad SAW. Pada dasarnya fungsi utama adzan adalah panggilan untuk menunaikan waktu shalat. Di beberapa tempat, adzan mengalami pergeseran atau katakanlah
sebuah
pengembangan
dari
fungsi
dasar
itu,
dengan
difungsikannya adzan sebagai pemberitahuan akan sudah masuknya waktu shalat. Fungsi diatas kita masukan dalam bagian fungsi dasar adzan karena kedua-duanya menyangkut ihwal shalat. Kemudian, selain fungsi dasar itu,
31
adzan juga sunnah difungsikan untuk hal-hal lain. Katakanlah sebagai fungsi ganda, diantaranya: 1. Disunnahkan adzan ketika berhadapan dengan penyihir dari para pengabdi jin dan setan yang bisa berubah-ubah bentuk dari bentuk satu ke bentuk yang lain. Adzan di sini dimaksudkan guna menolak kejahatan setan karena makhluk terkutuk itu lari terbirit-birit manakala mendengarkan adzan. 2. Disunnahkah adzan pada saat ada kejadian-kejadian yang mencekam (menakutkan), misalnya pada saat terjadi kebakaran, peperangan, atau angin topan. Hal tersebut diceritakan dalam sejarah yang mana pada suatu malam, di luar kota Madinah muncul gemuruh yang suaranya menakutkan. Sebagian sahabat lantas berinisiatif mengumandangkan adzan. Tidak lama setelah itu Rasulullah datang membawa berita bahwa suara gemuruh itu berasal dari kafilah dagang, dan beliau diam (tidak melarang) akan tindakan sebagian sahabat itu. 3. Disunnahkan untuk terapi manusia atau binatang yang gila, pingsan, emosi, atau perangai jelek yang lain. Caranya adzan diperdengarkan lewat telinga manusia atau binatang tersebut. 4. Disunnahkan bagi bayi yang baru lahir, yang dikumandangkan pada telinga kanan sang bayi dan di-qomad pada telinga kirinya. Sebagaimana yang dilakukan Rasulullah dengan memperdengarkan adzan pada telinga kanan cucu beliau, Sayyidina Hasan.27
27
Fungsi Adzan, Artikel diakses pada 8 januari 2015, dari http://titahlangit.wordpress. com/religi/fungsi-adzan/a
32
Dalam suatu hadist diceritakan bahwa illat dari disunnahkanya pada bayi yang baru lahir adalah menghindarkan bayi tersebut dari kejahatan “ummus shibyan” disamping mendengarkan suara keislaman kepadanya dari suara-suara yang lain. Adapun Keutamaan adzan banyak sekali diterangkan dalam hadisthadist rasulullah Saw, kelebihan adzan memang sangatlah besar jika kita mengetahuinya. Saking besarnya keutamaan adzan, Rasulullah bersabda yang artinya: “seandainya manusia mengetahui tentang apa kelebihan dalam adzan dan saf pertama, kemudian mereka tidak akan mendapakatnya melainkan dengan cara mengundi maka mereka akan melakukan pengundian…”(H.R. Bukhari dan Muslim)28 Allah SWT maha memiliki segala sesuatu. Dia pun maha berkehendak terhadap hamba-Nya yang mengumandangkan adzan dengan menyiapkan sesuatu sebagai pahalanya berupa sesuatu yang sangat besar dan indah. Namun, manusia tidak mengetahui yang allah persiapkan sebagai imbalannya. Hanya allah yang maha tahu. Oleh karena itu, Rasulullah menjelaskan dengan ucapan: “seandainya manusia mengetahui.” Allahn SWT berfirman :
“Dan siapakah yang lebih baik perkataanya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri” (Qs. Fushshilat :33) 28
Budi nurani, Mengenal Adzan, (Bandung: PT sarana panca karya nusa, 2009). h,18.
33
Dari beberapa dalil keutamaan adzan diatas, tentulah adzan merupakan salah satu perbuatan yang bernilaikan ibadah dihadapan Allah. Tidak ada perkataan yang lebih indah dan lebih baik melainkan orang yang menyeru kepada Allah, dan mengajak kebaikan kepada sesama.
BAB III PROFIL DAN GAMBARAN
A. Sejarah Perkembangan tvOne Pada tanggal 14 Februari 2008, Lativi secara resmi berganti nama menjadi tvOne, dengan komposisi 70 persen berita, sisanya gabungan program olahraga dan hiburan. Abdul Latief tidak lagi berada dalam kepemilikan saham tvOne. Komposisi kepemilikan saham tvOne terdiri dari PT Visi Media Asia sebesar 49%, PT Redal Semesta 31%, Good Response Ltd 10%, dan Promise Result Ltd 10%. Direktur Utama tvOne saat ini adalah Erick Thohir yang juga merupakan Direktur Utama Harian Republika. Hari Kamis, 14 Februari 2008, pukul 19.00 WIB Malam, merupakan saat bersejarah karena untuk pertama kalinya tvOne mengudara. Peresmian dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, tvOne menjadi stasiun tv pertama di Indonesia yang mendapatkan kesempatan untuk diresmikan dari Istana Presiden Republik Indonesia.1 tvOne secara progresif menginspirasi masyarakat Indonesia yang berusia 15 tahun ke atas agar berpikiran maju dan melakukan perbaikan bagi diri sendiri serta masyarakat sekitar melalui program News and Sports yang dimilikinya. Mengklasifikasikan program-programnya dalam kategori News One, Sport One, Info One, dan Reality One, tvOne membuktikan keseriusannya dalam menerapkan strategi tersebut dengan menampilkan format-format yang inovatif dalam hal pemberitaan dan penyajian program. 1
Artikel diakses pada 5 April 2015 dari http://ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/ Komunikasi/1)%20Daftar%20Stasiun%20Televisi%20di%20Indonesia/TVOne/Sejarah%20TVOn e%20-%20daftar%20stasiun%20Televisi%20-%20wikipedia.org.pdf
34
35
Sebagai
pendatang
baru
dalam
dunia
News,
tvOne
telah
mempersiapkan bentuk berita baru yang belum pernah ada sebelumnya. Seperti Apa Kabar Indonesia, yang merupakan program informasi dalam bentuk diskusi ringan dengan topik-topik terhangat bersama para narasumber dan masyarakat, disiarkan secara langsung pada pagi hari dari studio luar tvOne. Program berita hardnews tvOne dikemas dengan judul : Kabar Terkini, Kabar Pagi, Kabar Pasar, Kabar Siang, Kabar Petang dan Kabar Malam. Kemasan yang berbeda juga disuguhkan oleh Kabar Petang, menampilkan bentuk pemberitaan yang menghadirkan secara langsung berita-berita dari Biro Pusat Jakarta dan beberapa Biro Daerah ( Medan, Surabaya, Makassar ) dengan bobot pemberitaan yang berimbang antar semua Biro. Program ini meraih penghargaan MURI (Museum Rekor Indonesia) sebagai “Tayangan Berita yang Dibacakan Langsung Oleh 5 Presenter dari 4 Kota Yang Berbeda Dalam Satu Layar”. Sedangkan Kabar Malam bekerjasama dengan seluruh media nusantara untuk menghasilkan editorial yang lengkap, kredibel dan dinamis. Tayangan Sport tvOne akan meliputi pertandingan-pertandingan unggulan yang disiarkan langsung, mulai dari Kompetisi Sepakbola Nasional (Copa Indonesia), Sepak Bola Eropa (Liga Inggris dan Liga Belanda), Kompetisi Bola Basket Nasional (IBL) dan Bola VoliNasional (Pro Liga). tvOne juga menayangkan program-program Selected Entertainment yang mampu memberikan inspirasi bagi para pemirsa untuk maju dan selalu berpikiran positif, tanpa unsur membodohi. Pada awal tahun ini, tvOne memiliki 26 stasiun pemancar dan pada akhir tahun akan menjadi 37 stasiun
36
pemancar di berbagai daerah dengan jumlah potensi pemirsa 162 juta pemirsa. Melalui perkembangan tersebut, diharapkan penyebaran semangat tvOn untuk mendorong kemajuan bangsa dapat terealisasi dengan baik.
B. Logo Tvone
Logo TV One berwarna dominan merah. Menurut peneliti selain simple, bentuknya unik dan bersifat inisial. Huruf „O‟ dikombinasikan dengan angka 1 (one) yang memiliki kesan selalu ingin berkembang. Sedangkan penggunaan kalimat berbahasa Inggris, One, menunjukkan kesiapan tvOne dalam kancah pertelevisian global. Mudah dipahami oleh mitra kerja tvOne yang berada di luar negeri serta mencerminkan optimisme kebangsaan, sebagai bangsa Indonesia yang ingin maju.
C. Visi dan Misi TvOne Visi: Mencerdaskan semua lapisan masyarakat yang pada akhirnya memajukan Bangsa. Mencerdaskan semua lapisan masyarakat memiliki makna tidak terkecuali. Artinya, tvone mempunyai tujuan ingin memberikan informasi yang mampu mencerdaskan semua masyarakat baik itu masyarakat bawah, menengah, dan masyarakat kalangan atas.
37
Misi: Menjadi stasiun TV Berita & Olahraga nomor satu. Tvone akan selalu berusaha menayangkan program News & Sport yang secara progresif mendidik pemirsa untuk berpikiran maju, positif dan cerdas, memilih program News & Sport yang informatif dan inovatif dalam penyajian dan kemasan.2
D. Struktur Organisasi Tvone
Chief Executive Officer Ardiansyah Bakrie
Editor In Chief (Pemred) Karni Ilyas
2
Senior Vice Editor In Chief News & Sport (Wapemred) Totok Suryanto
Chief Sales & Marketing Officer
Chief Finance Officer
Gunawan Wibisono
Tolop Samosir
Artikel diakses pada 5 April 2015 dari http://ggqodar.blogspot.com/2012/06/tv-one.html
38
1. Ardiansyah bakrie Menjabat sebagai Chief Executive Officer PT Lativi Mediakarya (tvOne) sejak Juni 2011. Terpilih sebagai Direktur PT Visi Media Asia (VIVA) sejak November 2008. Menjadi Komisaris PT Asia Global Media dan PT VIVA Media Baru (VIVAnews) sejak 2009. Meraih gelar Bachelor of Science bidang Business Administration dari Georgetown University, McDonough School of Business, pada 2001. Master of Business Administration in Finance dari Bentley, McCallum Graduate School of Business pada 2005. 2. Karni Ilyas Menjabat sebagai Editor in Chief (Pemimpin Redaksi) PT Lativi Media Karya (tvOne) sejak November 2007. Dipercaya memimpin Divisi News, Sport & Corporate Communications PT Cakrawala Andalas Televisi (antv) pada 2005 - Januari 2008 dan menjadi Komisaris PT Cakrawala Andalas Televisi (antv) sejak Februari 2008. Lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada 1984 ini juga menjabat sebagai Presiden di Indonesia Lawyers Club sejak 1992. Anggota Komisi Kepolisian Nasional periode 2006 - 2011. Pernah menjabat sebagai pemimpin redaksi di sejumlah media cetak dan elektronik. 3. Totok Suryasnto Mengawali karier sebagai wartawan koran terbitan Jawa Timur pada tahun 1990. Kemudian hijrah ke sebuah majalah berita mingguan di Jakarta empat tahun kemudian. Tanggal 1 Februari 1996, bergabung ke SCTV dan membidani lahirnya Liputan 6 dengan jabatan terakhir sebagai senior manager.
39
Pada Agustus 2006 bergabung bersama Bakrie Group (tvOne) yang saat itu mengambil alih Lativi dengan target melahirkan stasiun berita nomor satu di Indonesia. Sejak 2006 hingga 2011, menjabat sebagai GM News & Sport. Untuk memperkaya pengalaman, selama setahun ditugaskan menggawangi beberapa penugasan di luar redaksi hingga kemudian ditugaskan kembali ke redaksi pada pertengahan Agustus 2012 sebagai Wakil Pemimpin Redaksi News & Sport. 4. Gunawan Wibisono Menduduki posisi sebagai Chief Sales & Marketing Officer PT Lativi Media Karya (tvOne) sejak Juni 2011. Bergabung di PT Lativi Media Karya (tvOne) sejak Desember 2007 sebagai General Manager Sales Marketing. Lulusan Ekonomi Manajemen dari Universitas Wiraswasta Indonesia ini pernah menjabat Account Supervisor di PT. Cakrawala Andalas Televisi (antv) pada 1995 - 2005 dan berkecimpung sebagai Sales & Marketing di sejumlah media televisi swasta nasional. 5. Tolop Samosir Pria yang lahir di Jakarta merupakan lulusan Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Indonesia. Ia mengawali karir dengan bekerja di Kantor Konsultan dan sempat hijrah ke sejumlah Kantor Akuntan Publik untuk memperkaya pengalaman dan pengetahuannya. Pada Desember 2007, bergabung bersama Bakrie Group. Resmi menjabat Chief Finance Officer pada Juli 2011.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Profil Tayangan Adzan di tvOne Tayangan Adzan Magrib tvOne edisi 2014 mulai ditayangkan tanggal 26 Juni 2014 dengan mengusung tema “PEMILU”. Tayangan adzan ini berdurasi 2 menit 50 detik, visual disesuaikan sehingga terjumlah beberapa scene contoh : AllahuAkbar // scene 1 (2 footage). Adzan Magrib tema pemilu ini dibuat oleh Anggie Riesya Djamair sebagai produsernya, namun tetap melakukan diskusi terlebih dahulu dengan pihak-pihak terkait sebelum akhirnya di tayangkan. Adapun model yang membintangi peran pada tayangan adzan ini adalah karyawan dari tvone itu sendiri dengan tujuan untuk menekan biaya produksi. Sekilas ringkasan penjelasan tentang beberapa footage pada setiap scene yang ditampilkan dalam tayangan adzan magrib tersebut sebagai berikut: Gambar yang pertama kali ditampilkan dalam tayangan adzan ini adalah bumi yang menandakan kekuasaan Allah swt sebagai sang pencipta langit dan bumi beserta isinya. Kemudian bersamaan dengan itu ditampilkan juga potongan ayat dari Al-Qur’an surah Al-Anbiya Ayat 73. Setelah itu dalam footage pertama pada scene kedua ditampilkan seorang lelaki yang sedang mengikuti pemilihan umum, lelaki tersebut berdiri di dalam bilik suara untuk menyampaikan hak suaranya. Pada bagian gambar tersebut juga ditampilkan potongan ayat dari Al-Qur’an surah Al-an’am ayat 165 yang pada intinya ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah yang menjadikan kamu
40
41
pemimpin-pemimpin di muka bumi ini dan meninggikan derajat mu semata hanya untuk mengujimu. Pada scene ketiga ditampilkan lima orang panitia pemilu yang terdiri dari satu perempuan dan empat orang laki-laki memakai kostum yang sama berwarna hitam, semua terlihat sibuk menghitung dan membereskan kertas suara bersama-sama. Pada bagian bawah gambar tersebut terdapat teks potongan ayat dari Al-qur’an surah As-Sajdah ayat 24. Kemudian pada scene berikutnya ditampilkan gambar panorama bumi. Pada bagian bawah gambar bumi tersebut terdapat teks potongan ayat dari Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 124. Dalam scene kelima terlihat gambar beberapa orang yang sedang melaksanakan ibadah sholat di musholla, semuanya berdiri menghadap satu arah ke arah kiblat. Pada gambar tersebut terdapat teks potongan ayat Alqur’an surah Al-imran ayat 26. Dan terakhir ditampilkan gambar matahari yang perlahan mulai tenggelam dengan ditandai langit yang berwarna kemerahan. Pada gambar tersebut terdapat teks makna dari potongan ayat AlQur’an surah Al-Qiyamah ayat 36. Kesimpulan dari penjelasan di atas bahwa dalam tayangan adzan magrib dengan tema “PEMILU” ini, TvOne ingin menyampaikan penjelasan tentang pemimpin melalui footage dan ayat-ayat Al-Qur’an yang ditampilkan. Lebih dari itu, tayangan adzan magrib ini juga mengingatkan kepada masyarakat bahwa segala sesuatu yang terjadi di muka bumi ini tidak terlepas dari kehendak Allah SWT. Apapun peran kita semasa kita hidup di bumi, kita dituntut untuk tetap amanah, bertanggung jawab dan tidak melupakan
42
kewajiban kita sebagai seorang muslim untuk melakukan ibadah solat, karena pada akhirnya kita akan kembali kepada sang pencipta.1 Adapun mekanisme dan langkah-langkah produksi program tayangan adzan di tvone: Ide Cerita
Tema
Didiskusikan
Pembuatan Naskah Camera
Pra Produksi
Alat
Pendukung Camera
Budget
Sara genser
Share refrensi
Akomodasi
Breafing
Lighting
Admin (Izin & sewa)
Style Editing Shooting Casting Wardrob Breafing Cart
Produksi
Shootting Prizinan / Pembayaran
Koading Materi Mobile Editor Editing
Pasca Produksi
Preview Tone Mobile Editor
1
Wawancara peneliti dengan Anggie Riesya Djamair sebagai produser, tayangan adzan magrib TVONE, Jakarta, 7 April 2015
43
B. Makna Ikon, Indeks, Simbol dalam Tayangan Adzan Magrib tvOne Dalam tayangan Adzan Magrib tvOne edisi 26 Juni 2014 ini terdapat beberapa scene yaitu terkait dengan segala sesuatu yang tampil di kamera, baik penampilan para pemainnya, suara dan desain produksi (lokasi, properti, dan kostum), serta sinematografi yang berkaitan dengan penempatan kamera dalam tayangan adzan tersebut. Pada bab ini peneliti akan menjelaskan mengenai masalah pokok yang akan diambil untuk bahan penelitian. Dengan menggunakan teori Charles Sanders Peirce yang mengemukakan tentang jenis tanda, diantaranya sign(ikon, indeks, dan symbol), object, dan interpretant. Untuk penelitian ini, peneliti mengambil tayangan adzan Magrib ditvOne edisi 26 Juni2014. Selain itu dalam bab ini peneliti juga menambahkan beberapa tabel agar memudahkan para pembaca mengerti apa yang diteliti. Peneliti juga menambahkan gambar agar pembaca juga dapat melihat apa saja yang diteliti dan dapat melihat tanda-tanda yang ada dalam tayangan adzan magrib di televisi tvOne.
44
45
46
itu adalah warga negara yang baik yang cinta tanah air, memiliki harapan suaranya dapat merubah negaranya menjadi lebih baik dan patut kita contoh. Background pada gambar ini yaitu bilik suara yang terbuat dari anyaman bambu dengan warna hitam putih menandakan keadaan waktu zaman dulu. Warna putih pada teks potongan ayat al-quran surah AlAn’am ayat 165 melambangkan kedamaian, kesucian, kesempurnaan serta kebersihan. Simbol
Dari tampilan gambar diatas terkandung pesan bahwa seorang lelaki tersebut memiliki rasa cinta yang tinggi terhadap negaranya, memiliki rasa tanggung jawab sebagai warga negara yang baik dan memiliki harapan dengan mengikuti pemilihan umum dapat membantu merubah negaranya menjadi lebih baik lagi. Teks pada gambar diatas adalah potongan ayat Al-Qur’an surah
Al-An’am
ayat
165
menunjukan
adanya
penyampaian pesan tentang gambaran pemimpin menurut islam.
47
48
semangat. Narasi pada gambar tersebut yaitu makna dari ptongan ayat Al-qur’an surah As-Sajdah ayat 24 yang menjelaskan bahwa pemimpin yang diberi petunjuk oleh Allah adalah pemimpin yang sabar dan selalu berpegang teguh pada Al-qur’an. Warna putih pada teks potongan ayat dari Al-qur’an surah As-Sajdah ayat 24 melambangkan kedamaian, kesucian, kesempurnaan serta kebersihan. Simbol
Dalam ikon dan tanda verbal yang ada terkandung pesan bahwa ke lima orang panitia tersebut memiliki semangat yang tinggi dalam bekerja, kompak dan bertanggung jawab pada tugasnya masing-masing sehingga tidak merugikan tim. Teks potongan ayat dari Al-qur’an surah As-Sajdah ayat 24 diatas menunjukan adanya pemberian informasi terhadap penonton tentang betapa pentingnya seorang pemimpin berpegang teguh pada Al-Qur’an.
49
50
Simbol
Pada bagian gambar bumi bulat diatas dengan background matahari di belakangnya yangmenjadikan bumi memiliki dua sisi yang berbeda, bagian kiri terlihat terang dan di bagian kanan bumi terlihat gelap, menandakan bahwa bumi berputar pada porosnya. Akibat dari perputaran bumi tersebut terjadilah pergantian waktu siang menuju malam dan malam berganti siang.
5. Scene lima, 2 menit 38-41 detik. Teks Qs Ali Imronl: 26 Visualisasi
Ikon
Pada gambar ini terlihat beberapa orang yang sedang melaksanakan ibadah sholat di musholla, semuanya berdiri menghadap satu arah ke arah kiblat. Pada gambar tersebut terdapat teks potongan ayat AlQur’an surah Al-Imran ayat 26 yang ditulis dengan menggunakan tulisan berwarna putih.
Indeks
Backgroundpada gambar tersebut terlihat ruangan kecil
51
tepat di depan orang-orang yang sedang melaksanakan ibadah sholat, ruangan tersebut tempat berdirinya imam ketika waktu sholat berjamaah dimulai. Warna teks pada potongan Ayat Al-Qur’an surah AlImran ayat 26 melambangkan kedamaian, kebersihan serta kesucian. Simbol
Dari ikon dan tanda verbal yang ada bahwa semua orang yang sedang melaksanakan ibadah sholat di sebuah musholla dan berdiri satu arah ke arah kiblat menandakan adanya kesamaan tujuan. Bersyukur atas kehidupan yang Allah berikan ini merupakan salah satu tujuan dari ibadah sholat. Teks potongan ayat Al-Qur’an surah Al-Imran ayat 26 disini menandakan adanya tujuan mengingatkan kepada masyarakat bahwa kesenangan apapun yang kita dapatkan di dunia ini, baik itu berupa jabatan, kekuasaan ataupun harta semua semata hanya pemberian dari Allah swt, atas kehendak-Nya segala sesuatu bisa terjadi, karena bagi Allah semua mudah.
52
53
Simbol
Dalam ikon dan tanda verbal yang ada terdapat pesan bahwa waktu tak pernah berhenti berputar, hari berganti hari, siang berubah malam. Semua tidak akan terlepas dari pengawasan Allah swt dan setiap waktu yang kita lalui akan dipertanggung jawabkan kelak diakhirat nanti.
C. Makna Tayangan Adzan magrib tvOne 1. Footage pertama Pada Footage pertama diatas merepresentasikan sistem tanda yaitu tanda kekuasaan Allah dengan gambaran penciptaan bumi yang bulat berwarna hijau dan indah, seakan memberi penjelasan kepada semua manusia bahwa hanya Allah lah yang mempunyai kekuatan menciptakan segala sesuatu apapun yang Allah kehendaki.Teks: “kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah kami, dan telah kami wahyukan kepada mereka untuk senantiasa mengerjakan kebajikan, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan hanya kepada kamilah mereka selalu mengabdi. (Qs.Al-Anbiya : 73)”. Menyatakan bahwa Allah telah menjadikan mereka yang disebut nama-namanya itu sebagai imam-imam, yakni teladan-teladan yang memberi petunjuk kepada masyarakatnya serta mengantar mereka menuju kebahagiaan dan kesejahteraan hidup berdasar perintah Allah. Allah juga telah wahyukan kepada mereka aktivitas kebajikan terutama menyangkut shalat dan zakat shingga mereka dapat melaksanakannya dengan sempurna.2 2
Quraish Shihab, Al-Lubab: Surah Yusuf 12-Surah Asy-syu’ara 26, (Tangerang: Lentera hati, 2012).hal, 460
54
Ayat ini merepresentasikan tataran ideal tentang sosok pemimpin yang akan memberikan dampak kebaikan dalam kehidupan rakyat secara keseluruhan, seperti yang ada pada diri para nabi manusia pilihan Allah. Karena secara korelatif, ayat-ayat sebelum dan sesudah ayat ini dalam konteks menggambarkan para nabiyang memberikan contoh keteladanan dalam membimbing umat ke jalan yang mensejahterakan umat lahir dan bathin. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa ayat ini merupakann landasan prinsip dalam mencari figur pemimpin ideal yang akan memberi kebaikan dan keberkahan bagi bangsa dimanapun dan kapanpun. Hasil wawancara: simbol keislaman dan keagungan yang maha kuasa, seperti gambar bumi sebagai bentuk kekuasaan allah SWT. Kemudian arti dari ayat-ayat alquran yang menjelaskan tentang kepemimpinan adalah simbol inti pada tayangan adzan ini, yaitu: Qs Al-Anbiya ayat 73, Qs alan’am ayat 165, Qs As-Sajdah ayat 24, Qs Ali Imron ayat 26, dan terakhir Qs Al-Qiyamah ayat 36.3 2. Footage kedua Footage kedua mengangkat tema tentang PEMILU dalam perspektif islam ditunjukan dengan warga negara yang baik yang mengikuti pemilihan umum, dengan mengikuti pemilu itu sama dengan kita membantu memperjuangkan negara untuk menjadi lebihbaik lagi. Pemilu merupakan alat demokrasi. Sesuai dengan dasar negara kita yang berlandaskan demokrasi, pemilu merupakan suatu cara yang kompetitif untuk menentukan siapakah yang akan memimpin serta menjadi wakil yang dapat menampung aspirasi rakyat.Teks: “Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi ini dan dia meninggikan derajat
3
Wawancara peneliti dengan Anggie Riesya Djamair sebagai produser, tayangan adzan Magrib TvOne, Jakarta, 2 April 2015
55
sebagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberpa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia maha pengampun
lagi
maha
penyayang”(QS.
Al-An’am
ayat
165).Mengingatkan bahwa Dia yang maha kuasa itu, di samping sebagai Tuhan pemelihara segala sesuatu, Dia juga yang menjadikan manusia khalifah-khalifah di bumi, yakni pengganti umat-umat yang lalu dalam memelihara dan mengembangkannya. Dia meninggikan derajat, ilmu, harta, kedudukan sosial, kekuatan jasmani, dan lain-lain sebagian manusia atas sebagian yang lain.4 Ayat ini merepresentasikan bahwa apapun yang terjadi di duinia ini semua atas kehendak Allah, Dia lah yang menjadikan seseorang menjadi pemimpin di bumi dan meninggikan sebagian derajat manusia semata hanya untuk mengujinya, karena menjadi seorang pemimpin harus bertanggungjawab atas apa yang dipimpinnya. Dalam konteks hablum min Allah, manusia dituntut untuk mengenali dan mendekatkan diri kepada sang penciptanya. Dengan mensyukuri dan melihat karunia-karunia yang diturunkan oleh-Nya, maka manusia akan lebih mendekatkan diri (beriman). Oleh karena itu, ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh manusia diperlukan pengendali sehingga tidak melenceng dari ajaran-ajaran yang disyariatkan Al-qur’an kepada manusia, dengan kata lain bahwa manusia memerlukan dimensi keimanan (agama)
untuk
menjadi
seorang
pemimpin
yang
amanah
dan
bertanggungjawab. 4
M. Quraish Shihab, Al-Lubab: Surah Al-Fatihah 2-Surah Hud 11, (Tangerang: Lentera hati, 2012).hal, 400
56
Hasil wawancara: “Tujuan tayangan adzan ini selain mengajak kepada masyarakat untuk melaksanakan ibadah sholat, juga memberikan pengetahuan melalui gambar seseorang yang sedang mengikuti pemilihan umum bahwa dengan mengkuti pemilu itu sama dengan kita ikut serta berjuang memperjuangkan bangsa dan negara untuk menjadi lebih baik lagi, dan memberi pengetahuan tentang pemimpin dalam islam dengan ayat-ayat Al-qur’an yang ditampilkan dalam tayangan adzan ini”.5 3. Footage ketiga Pada Footage ini merepresentasikan tentang semangat bekerja, bergotong royong dalam mengerjakan tugas dan kewajiban bersama. Semangat kerja merupakan suatu hal yang amat penting yang harus dimiliki oleh semua pekerja, agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai.Teks: “Dan kami jadikan diantara mereka itu pemimpinpemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat kami. (Qs. As-Sajdah: 24).Ayat ini menjelaskan bahwa Allah menjadikan dari antara bani israil seorang pemimpin yang menjadi teladan, baik sebagai nabi, maupun ulama yang memberi petunjuk kepada masyarakat menuju kebahagiaan dan kesejahteraan hidup berdasar perintah Allah swt. Allah swt menjadikan demikian karena mereka bersabar dan yakin terhadap ayat-ayat Allah swt.6 Ayat ini merepresentasikan tentang keyakinan dan kesabaran, dengan keyakinan hakikat perintah, larangan, pahala dan siksaan bisa diketahui. Dan dengan sabar, kita dapat melaksanakan apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarang. Pembenaran (Tashdiq) bahwa perintah, larangan, pahala dan hukuman adalah dari sisi Allah tidak 5
Wawancara Peneliti dengan Anggie Riesya Djamair sebagai produser, tayangan adzan magrib TvOne, Jakarta, 2 April 2015 6
M. Quraish Shihab, Al-Lubab: Surah An-naml 27-Surah al-fath 48, (Tangerang: Lentera hati, 2012).hal,197-198
57
akan pernah terwujud kecuali dengan adanya keyakinan7. Dan seseorang tidak mungkin
secara
kontinu
dapat
mengerjakan hal-hal
yang
diperintahkan dan menjaga diri dari hal-hal yang dilarang kecuali dengan sabar. Maka sabar menjadi separuh dari iman, dan paruh keduanya adalah syukur dengan mengerjakan apa yang diperintahkan kepadanya dan meninggalkan apa yang dilarang. 4. Footage keempat Dalam tayangan Footage ini menandakan betapa besar kuasaan Allah menciptakan langit dan bumi dengan waktu siang dan malam. Dengan melihat begitu besarnya bumi sebagai ciptaan Allah, setidaknya kita menjadi sadar betapa kecilnya kita sebagai penghuninya.Teks pada gambar tersebut “Sesungguhnya aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia. Ibrahim berkata: (dan saya mohon juga) dari keturunanku. Allah berfirman: janji-ku ini tidak mengenai orang-orang yang zalim”.(Qs. Al-Baqarah: 124) merepresentasikan bahwa
Allah
mengarahkan kita secara khusus kepada kisah nabi Ibrahim yang telah lulus dengan sempurna dari setiap ujian yang Allah berikan kepadanya, sehingga nabi Ibrahim ditunjuk langsung oleh Allah sebagai imam bagi seluruh manusia8. pengangkatan nabi ibrahim sebagai imam oleh Allah merupakansalah satu nilai illahi yang dapat dijadikan contoh bagi kita untuk memilih seorang pemimpin itu harus dilihat dari latar belakang keimanan serta ilmu pengetahuanya.
7
Ibnu Qayyim Al-jauziyah,Sabar Sebagai Perisai Seorang Mukmin, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2002), Hal. 137 8 M. Quraish Shihab, Al-Lubab: Surah Alfatihah 1-surah Hud 11, (Tangerang: Lentera hati, 2012).hal, 39
58
Makna terakhir dari ayat ini dapat difahami bahwa Allah SWT telah mengetahui bahwa diantara keturunan Nabi Ibrahim terdapat orangorang yang dzhalim9. Oleh karena itu, sebagai seorang muslim kita harus berhati-hati dan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai illahi dalam menentukan setiap pilihan. Hanya Al-Qur’an lah satu-satunya pedoman hidup yang tidak akan habis termakan waktu, tidak akan pernah mengalami perubahan, dan tidak berkecenderungan untuk berubah atau mengikuti selera hawa nafsu manusia. 5. Footage kelima Pada Footage ini menggambarkan bahwa manusia semua sama dihadapan Allah swt, yang membedakan adalah amal ibadah serta apa yang telah kita lakukan untuk lingkungan kita. Setinggi apapun jabatan di dunia ini dan sebanyak apapun harta yang dimiliki tidaklah menjadi pembeda dihadapan Allah, semua tetap memiliki kewajiban yang sama yaitu beribadah kepada Allah swt. Teks “Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, engkau berikan kerajaan kepada orang yang engkau kehendaki dan engkau cabut kerajaan dari orang yang engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang engkau kehendaki dan engkau hinakan orang yang engkau kehendaki. Di tangan engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya engkau maha kuasa atas segala sesuatu”. (Qs. Al-imran: 26). Ayat ini memberi perintah untuk mengakui kepemilikan Allah swt. Atas kekuasaan dan kuasa-Nya menganugerahkan dan mencabut kekuasaan dari siapa
9
Syaikh Asy-Syanqithi, Tafsir Adhawa’ul Bayan, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2006). Hal,
201
59
pun.10 Merepresentasikan bahwa segala sesuatu yang kita miliki sesungguhnya hanya milik Allah dan tidak ada kebenaran yang hakiki kecuali dari Allah swt, dan apapun yang terjadi di dunia ini itu semua atas kehendak-Nya. Hasil wawancara: “tayangan adzan ini juga merepresentasikan tentang gambaran pemimpin sesuai dengan islam dalam al-quran. Dan tentang kekuasaan Allah swt yang atas kehendak-Nya lah semua terjadi dan hanya kepada-Nya pula semua akan kembali. Oleh karena itu, tayangan adzan ini diakhir menampilkan beberapa orang yang sedang melaksanakan ibadah sholat tujuannya untuk mengingatkan kepada kita bahwa semua manusia memiliki kewajiban yang sama dihadapan Allah swt dan hanya dengan mendirikan solat lah kita bisa kembali menghadap Allah swt dengan tenang”.11 6. Footage keenam Pada Footage yang keenam ini merepresentasikan bahwa bumi tidak pernah berhenti bergerak berputar, pergerakan bumi itulah yang menyebabkan adanya perubahan waktu siang berganti malam yang ditandai dengan datangnya waktu magrib. Teks: “Apakah manusia mengira,
bahwa
ia
pertanggungjawaban)?”
akan (Qs.
dibiarkan Al-Qiyamah:
begitu 36)
saja
(tanpa
berbicara
tentang
pembuktian keniscayaan hari kiamat. Manusia yang mendustakan dan berpaling serta tidak shalat itu adalah manusia yang benar-benar tidak menyadari tujuan hidupnya. Ia menduga bahwa keberadaannya di pentas bumi ini hanya hidup, mati dan selesai.12
10
M. Quraish Shihab, Al-Lubab: Surah Alfatihah 1-surah Hud 11, (Tangerang: Lentera hati, 2012).hal, 104 11 Wawancara peneliti dengan Anggie Riesya Djamair sebagai produser, tayangan adzan magrib TvOne, Jakarta, 2 April 2015 12 M. Quraish shihab, Tafsir Al-misbah: pesan, kesan dan keserasian Al-Qur’an, (jakarta: Lentera Hati, 2002), hal, 643
60
Ayat ini merepresentasikan bahwa akan adanya kehidupan lagi setelah kehidupan di bumi ini berakhir, yaitu kehidupan di alam akhirat. Di alam akhirat inilah semua manusia harus mempertanggung jawabkan segala amal perbuatannya di dunia dan akan di timbang secara adil.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan data dan pembahasan pada penelitian diatas maka dapat disimpulkan bahwa tayangan Adzan Magrib di tvOne dengan tema pemilu ini mampu membawa dampak positif bagi kalangan masyarakat, selain untuk mengingatkan waktu solat tayangan Adzan Magrib ini juga mengajarkan bagaimana caranya menjadi warga negara yang baik, dan memberi gambaran sosok pemimpin yang baik sesuai dengan yang digambarkan Al-Qur’an. Peneliti juga menemukan gambaran nilai-nilai keislaman dalam tayangan magrib tvOne tema pemilu, yaitu: 1. Banyak sekali dampak positif pada tayangan Adzan Magrib tvOne dengan tema “pemilu” ini. Setiap footage dengan disertai potongan ayat-ayat dari Al-Qur’an yang ditampilkan pun memiliki makna-makna yang positif terhadap masyarakat. Tayangan Adzan ini menggambarkan bahwa selain untuk mengingatkan waktu solat telah tiba, juga mengajarkan kepada kita semua untuk selalu mengingat Allah dan meluangkan waktu untuk mengerjakan ibadah solat. Tayangan adzan ini sangatlah efektif menjadi pengingat waktu sholat bagi siapapun dimanapun. 2. Tayangan Adzan Magrib tema “PEMILU” yang ditayangkan di tvOne ini menggambarkan nilai-nilai keislaman, diantaranya yaitu nilai insani sebagai warga negara yang baik kita wajib mengikuti aturan-aturan yang di tetapkan oleh negara seperti mengikuti pemilihan umum. Selain itu, dalam tayangan adzan ini juga terdapat pesan yang mengandung nilai
61
62
Illahi seperti dalam setiap footage tvOne berusaha mengingatkan kepada kita dengan menampilkan potongan ayat-ayat Al-Qur’an untuk menjadi seorang pemimpin yang bertanggung jawab sesuai dengan syariat islam. 3. Berbagai tanda yang digunakan dalam tayangan Adzan Magrib di tvOne mulai dari ikon, indeks, simbolisasi baik berupa tanda verbal maupun nonverbal merupakan seluruh rangkaian tanda yang memberikan sebuah pemaknaan bahwa hanya Allah SWT yang berkuasa di langit dan di bumi, atas kehendak-Nya manusia di jadikan pemimpin di bumi dan hanya kepada Allah SWT semua akan kembali. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang di peroleh. Maka saran yang diberikan sebagai berikut: 1. Bagi tvOne Dalam tayangan Adzan Magrib tema “PEMILU” ini alur ceritanya mempunyai makna-makna yang positif terhadap masyarakat dan juga bagi para pemimpin di indonesia. Maka sebaiknya tvOne terus mempertahankan keutamaan pesan dan juga mengembangkan ide-ide cerita untuk tayangan Adzan selanjutnya tanpa melupakan nilai-nilai keislaman didalamnya, sehingga mampu memberikan edukasi bagi yang melihatnya. 2. Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian, diharapkan penelitian selanjutnya perlu dilakukan kajian lebih lajut mengenai makna-makna yang terdapat dalam tanyangan Adzan Magrib yang beredar luas dimasyarakat khususnya pada media elektronik televisi dengan menggunakan alat analisis yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
A. Daftar Pustaka Agus S. Madjadikara, Bagaimana Biro Iklan Memproduksi Iklan, (Gramedia Pustaka Utama 2004). Anis Sumaji, Muhammad 125 Masalah Salat, ( Solo : Tiga Serangkai, 2008) Anwar Dan Adang, Yesmil, Pengantar Sosiologi Hukum, (Bandung: Garsindo, 2008) Arikunto, Suharsini, Prosedur Penelitian Dan Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Bhinneka Cipta, 1996) Askurifai Baskin, Jurnalistik Televisi, Teori Dan Praktik, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006) Bakry, Nazar , Tuntunan Praktis Metodologi Penelitian, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1994) Budi Nurani, Mengenal Adzan, (Bandung: PT Sarana Panca Karya Nusa, 2009). Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Kualitatif: Aktualisasi Metodologis Ke Arah Ragam Varian Kontemporer (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004) Benny H. Hoed, Semiotik Dan Dinamika Sosial Budaya, (Jakarta: Komunitas Bambu, 2011)
Chris Barker, Cultural Studies Theory And Practice, (New Delhi: Sage, 2004) Eb. Surbakti, MA. Awas Tayangan Televisi. ( Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2008) Effendi, Heru, Industri Pertelevisian Indonesia, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2008) Onong Uchjana Effendy,MA, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2007) Ghalih, Muhammad, Nilai-Nilai Keislaman Tayangan Adzan Magrib, Semiotika Dalam Tayangan Adzan Magrib Pada Televisi Lokal Duta Tv
Banjarmasin,Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, 2013. Heru effendi, Industri pertelevisian Indonesia, Sebuah kajian (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2008)
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Sabar Sebagai Perisai Seorang Mukmin, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2002) Itha Basyitha Firman, “Representasi Kultur Islam dalam tayangan Adzan Magrib di RCTI” (Skripsi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014)
Kris Budiman, Jejaring Tanda-Tanda Strukturalisme Dan Semiotika Dalam Kritik Kebudayaan, (Magelang: UI. 2004) M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1993) M. Khalilurrahman Al Mahfani, Buku Pintar Shlat, (Jakarta: Wahyu Media, 2007) M. Quraish Shihab, Al-Lubab: Surah Al-Fatihah 2-Surah Hud 11, (Tangerang: Lentera Hati, 2012). _______, Al-Lubab: Surah An-Naml 27-Surah Al-Fath 48, (Tangerang: Lentera Hati, 2012). _______, Al-Lubab: Surah Yusuf 12-Surah Asy-Syu’ara 26, (Tangerang: Lentera Hati, 2012). _______,Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan Dan Keserasian Al-Qur’an, (Jakarta: Lentera Hati, 2002) M. Syukron Maksum, Dahsyatnya Adzan, (Yogyakarta: Pustaka Marwa, 2010). Moleong, Lexi J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006) Morissan, M.A. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio Dan Televisi, (Jakarta, Kencana Prenada Media Group.2008) Muhaimin, Abd. Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, (Bandung : Bumi Aksara, 1991) Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran dan Kepribadian Muslim (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006) Muhammad Anis Sumaji, 125 Masalah Salat, ( Solo : Tiga Serangkai, 2008)
Muhammad Ghalih, “Nilai-Nilai Keislaman Tayangan Adzan Magrib, Semiotika dalam Tayangan Adzan Magrib pada Televisi Lokal Duta Tv Banjarmasin”, (Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 2013) Nazar Bakry, Tuntunan Praktis Metodologi Penelitian, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1994) Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan,(Jakarta: Pustaka Filsafat, 2002)
P.C.S Sutisno, Pedoman Praktis Penulisan Sekenario Televise Dan Video, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia 1993) Puji Santosa, Ancangan Semiotika Dan Pengkajian Susastra (Bandung, Ankasa, 1991) Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2003) Rachmat Kriyantono, Tehnik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2010) RM Soenarto, Program Televisis Dari Penyususnan Sampai Pengaruh Siaran, (Jakarta: FFTV-IKJ Press,2007) Sobur, Alex, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Rosdakarya, 2003) Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,2009) Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, (Yogyakarta: Jalasutra, 2008) Sunandar, Telaah Format Keagamaan Di Televise, Tesismagister Agama (Jakarta:Perpustakaan UIN Syahid,1999) Suparno, Paul, Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan,(Jakarta: Pustaka Filsafat, 2002) Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian dan Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Bhinneka Cipta, 1996),
Syaikh Asy-Syanqithi, Tafsir Adhawa’ul Bayan, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2006) Wawan Kusnadi, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Isi Media Televisi, (Jakarta, PT. Rineka Cipta, 1996) Team pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan (Bandung: PT Imperial Bhakti Utama, 2007)
Yesmil Anwar dan Adang, Pengantar Sosiologi Hukum, (Bandung: Garsindo, 2008)
B. Dari Internet http://ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/komunikasi/1)%20daftar%20stasiun%20t elevisi%20di%20indonesia/tvone/sejarah%20tvone%20%20daftar%20stasiun%20televisi%20-%20wikipedia.org.pdf. diakses pada 5 April 2015 http://library.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2html/201120057mc2/page24.html diakses pada 5 April 2015 http://www.devinisionline.com./2010/10/pengertiantelevisi.html diakses pada 03 Februari 2015 http://titahlangit.wordpress.com/religi/fungsi-adzan/a. diakses pada 8 Januari 2015 http://id.wikipedia.org/wiki/indonesia#cite_note-sp2010-8 diakses tgl 10 Januari 2015
PERTANYAAN WAWANCARA
REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN MAGRIB DI TVONE Narasumber
: Anggie Riesya Djamair
Jabatan
: Produser promo On Air dan program tayangan adzan tvOne
Hari
:2 April 2015
Waktu
: 13.30 – 15.45
Tempat
: Kantor TvOne. Jl. Raya Rawa Terate No. II Kawasan Industri Pulo Gadung, Jaktim.
1. Apa tugas dan kewajiban produser dalam program tayangan adzan TVONE? Jawab: Memimpin dan memikirkan konsep, ide dan teknis dalam membuat tayangan adzan.Lebih luasnya yang pertama kali dilakukan produser dalam tayangan adzan TVONE adalah menentukan tema yang didalamnya membahas tentang ide cerita, alur cerita hingga sampai pada pembuatan naskah. Tayangan adzan magrib tvOne diproduksi sesuai kondisi saat ini.Tematik disesuaikan dengan issue di masyarakat, jika ada yang menarik sesegera mungkin dibuat dan ditayangkan. 2. Apa latar belakang dibuatnya program tayangan adzan magrib TVONE? Jawab: Sama dengan televisi lainnya, adzan magrib menandakan bahwasanya waktu sholat magrib bagi umat muslim di indonesia telah masuk waktu magrib, yang
mayoritas masyarakat indonesia muslim. Namun tidak hanya itu, selain untuk mengingatkan
waktu
sholat
dalam
tayangan
adzan
ini
kita
ingin
menyampaikan kepada masyarakat bagaimana menjadi pemimpin yang bertanggung jawab sesuai dengan syariat islam dalam Al-quran. 3. Ada berapa sience dalam tayangan adzan magrib? Dan berapa lama durasi untuk tayangan adzantersebut? Jawab: Dengan durasi adzan 2 menit 50 detik, visual yang digunakan disesuaikan sehingga terjumlah beberapa scene contoh: ALLAHUAKBAR // scene 1 (2 footage). 4. apa makna dan pesan yang terkandung dalam tayangan adzan magrib TVONE? Jawab: Pesan terhadap kehidupan yang kita alami semua sudah diatur oleh Allah SWT dan petunjuknya ada dalam alquran. Adzan merupakan panggilan atau seruan untuk melaksanakan kewajiban ibadah sholat, yang dalam tayangan adzan ini disatukan dengan footage dan ayat-ayat Al-Qur’an yang bertemakan “PEMILU” tujuannya untuk memberikan pengetahuan tentang pemimpin menurut pandangan islam dalam Al-quran terhadap masyarakat, khususnya calon pemimpin bangsa indonesia selanjutnya. 5. Simbol-simbol apa saja yang terkandung pada tayangan adzan magrib tersebut?
Kami membuat tayangan adzan sesuai dengan isue yang sedang terjadi di masyarakat.Contoh apabila saat ini sedang terjadi bencana maka kami membuat tayangan adzan dengan tema bencana dengan menampilkan gambargambar bencana alam. Sama halnya dengan tayangan adzan magrib tema Pemilu ini, setiap gambar yang kami tampilkan dalam tayangan adzan magrib ini hanya moment pemilu saja, namun secara keseluruhan terdapat simbol keislaman dan keagungan yang maha kuasa, seperti gambar bumi sebagai bentuk kekuasaan allah SWT.Kemudian arti dari ayat-ayat
alquran yang
menjelaskan tentang kepemimpinanadalah simbol inti pada tayangan adzan ini, yaitu: Qs Al-Anbiya ayat 73, Qs al-an’am ayat 165, Qs As-Sajdah ayat 24, Qs Ali Imron ayat 26, dan terakhir Qs Al-Qiyamah ayat 36. 6. Apa yang direpresentasikan oleh TVONE dalam alur cerita pada tayangan adzan magribTVONE? Jawab: Semua di alam bumi ini isi dan keindahan alamnya semua akan kembali lagi kepada pemiliknya. Lebih jelasnya lagi begini selain untuk mengingatkan waktu sholat kepada seluruh masyarakat yang menonton, tayangan adzan ini juga merepresentasikan tentang gambaran pemimpin sesuai dengan islam dalam al-quran. Dan tentang kekuasaan Allah swt yang atas kehendak-Nya lah semua terjadi dan hanya kepada-Nya pula semua akankembali. Oleh karena itu, tayangan adzan ini diakhir menampilkan beberapa orang yang sedang melaksanakan ibadah sholat tujuannya untuk mengingatkan kepada kita bahwa semua manusia memiliki kewajiban yang sama dihadapan Allah swt dan
hanya dengan mendirikan solat lah kita bisa kembali menghadap Allah swt dengan tenang. 7. Apa tujuan tayangan adzan tersebut? Jawab: Tujuannya selain mengajak kepada masyarakat untuk melaksanakan ibadah sholat, juga memberikan pengetahuan melalui gambar seseorang yang sedang mengikuti pemilihan umum bahwa dengan mengkuti pemilu itu sama dengan kita ikut serta berjuang memperjuangkan bangsa dan negara untuk menjadi lebih baik lagi, dan memberi pengetahuan tentang pemimpin dalam islam dengan ayat-ayat Al-qur’an yang ditampilkan dalam tayangan adzan ini. dikemas dengan tampilan yang berbeda namun tetap bersimbolkan nilai-nilai keislaman karena ini adalah tayangan adzan. 8. Bagaimana mekanisme atau langkah-langkah produksi program tayangan adzan dari pembuatan sampai di tayangkan? Jawab: Untuk pembuatan adzan (tematik): konsep, storyline, pemilihan visual dan makna dari visual tersebut dalam ayat-ayat alquran. Secara umum langkah-langkah produksi tayangan tersebut ada 4 langkah:
Ide Cerita
Tema
Didiskusikan Didiskusikan Pembuatan Naskah Naskah Pembuatan Pembuatan Naskah Camera
Pra Produksi
Alat
Pendukung Camera
Budget
udget Sara genser
Share refrensi
Akomodasi
Breafing
Lighting
Admin (Izin & sewa) Style Editing Shooting Casting Wardrob
Breafing Cart
Produksi
Shootting udget Prizinan / Pembayaran Koading Materi Mobile Editor
Editing
Pasca Produksi
Preview Tone Mobile Editor
9. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk produksi tayangan adzan tersebut? Jawab: Standart apabila syuting (seminggu) apabila menggunakan footages yang ada 3-4 hari. 10. Apa tugas dan kewajiban tim kreatif dalam program tayangan adzan TVONE? Jawab: Memikirkan konsep dan bentuk pesan agar pesan tersampaikan.melengkapi kebutuhan seperti breakdown scene, wardrobe, cash, property, breafing artis pada saat syuting dan menemani editor saat pengeditan gambar. 11. Ada berapa bagian yang bergabung dan bekerja sama dengan anda dalam pembuatan tayangan adzan magrib TVONE? Jawab: Departemen promo yang PICnya, dan religi, news serta current affair. 12. Siapa yang membuat alur cerita pada tayangan adzan tersebut? Jawab: Hasil diskusi dengan tim promo dan informasi dari tim religi dan current affair juga news. 13. Tanggal berapa mulai di tayangkan adzan tersebut dan sampai kapan? Jawab: Dilihat dari kondisi saat ini. Apabila tematik sedang ada yang hits, sesegera mungkin dibuat dan ditayangkan. Program tayangan adzan yang bertemakan “pemilu” ini mulai ditayangkan pada tanggal 26 juni 2014 dan berakhir setelah pemilu selesai.
14. Siapa yang menentukan pemilihan model dalam tayangan adzan? Jawab: Divisi (tim) promo. 15. Model dalam iklan siapa? Dan apakan memiliki latar belakang agama islam? Jawab: Kami menggunakan model dari karyawan kami sendiri. Iya sudah pasti disini kita memilih model yang memiliki latar belakang agama islam karena program ini memang bertemakan adzan.
Pewawancara
Narasumber
Enjang Zaki Kh
Anggie Riesya Djamair
`
Foto Bersama Anggie Riesya Djamair Produser Promo On Air dan adzan magrib tvOne setelah wawancara
Foto bersama Ibu Sabrina HRD tvOne