ANALISIS SEKTOR UNGGULAN YANG BERDAYA SAING EKSPOR (Studi Kasus Di Kota Bandung Tahun 2008)
Adriana Gumbira 093401010 Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang keterkaitan struktur antar sektor-sektor ekonomi di Kota Bandung, mengidentifikasi sektor-sektor potensial atau sektor-sektor unggulan yang ada pada perekonomian Kota Bandung serta menganalisis apakah sektor unggulan tersebut berdaya saing ekspor dan memberikan masukan bagi kebijakan pembangunan Kota Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode analisis input output. Tabel Input-Output Kota Bandung tahun 2008 dianalisis untuk mengetahui tingkat keterkaitan langsung antar sektor-sektor perekonomian baik kedepan maupun ke belakang, derajat kepekaan, derajat penyebaran serta dapat dilihat kontribusinya dan diketahui pula analisis dampak pengganda: Output multiplier, Income multiplier. Analisis RCA (revealed komparatif advantage) digunakan untuk melihat daya saing ekspor sektor unggulan. Perangkat lunak yang digunakan dalam mengolah data InputOutput ini adalah Microsoft Excel. Dari hasil olahan data tabel input-output Kota Bandung tahun 2008, keterkaitan antar sektor ekonomi di Kota Bandung menunjukan ada 4 sektor unggulan di Kota Bandung, yaitu sektor jasa perorangan dan rumah tangga, sektor jasa angkutan jalan, sektor perdagangan komoditi lainnya dan sektor jasa angkutan udara. Berdasarkan analisis daya saing ekspor (Revealed Comparative Advantage) menunjukan bahwa sektor unggulan di Kota Bandung tidak memiliki daya saing ekspor.
Kata Kunci : Input-Output, Sektor Unggulan, Daya Saing Ekspor 1
PENDAHULUAN
Pembangunan ekonomi secara nasional
tidak
bisa
terlepas
Pembangunan
perekonomian
dari
tidak bisa dipisahkan dari peranan
pembangunan ekonomi secara regional.
sektor-sektor perekonomian yang pada
Pada hakekatnya pembangunan regional
hakekatnya merupakan penggambaran
merupakan
dari
dari adanya saling keterkaitan diantara
pembangunan nasional pada wilayah
sektor-sektor tersebut. Setiap sektor
tertentu
dalam perekonomian daerah dituntut
pelaksanaan
yang
kemampuan
disesuaikan
fisik,
sosial
dengan ekonomi
untuk
memberikan
kontribusinya
regional tersebut, serta harus tunduk
terhadap kenaikan pendapatan domestik
pada
regional
peraturan
keberhasilan regional
tertentu.
pembangunan
itulah,
maka
Demi
menunjukkan
Kenaikan
PDRB dari tahun ke tahun pada
pemerintah
dasarnya merupakan gambaran tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai
Pembangunan ekonomi adalah satu
(PDRB).
ekonomi
memberlakukan otonomi daerah.
salah
bruto
suatu daerah.
tolak
ukur
untuk
Kondisi geografis dapat menjadi
adanya
pembangunan
salah satu faktor yang menentukan
ekonomi suatu daerah, dengan kata lain
keberhasilan
pertumbuhan
wilayah. Berikut ini akan dipaparkan
ekonomi
dapat
perekonomian
suatu
memperlihatkan adanya pembangunan
fenomena-fenomana
ekonomi (Sadono Sukirno : 2006 : 423).
terjadi di sekitar wilayah bandung raya
Namun, pembangunan tidak sekedar
yaitu
ditunjukkan oleh prestasi pertumbuhan
Cimahi, Kabupaten Bandung Barat dan
ekonomi
Kota Bandung.
yang
dicapai
oleh
suatu
Kabupaten
ekonomi
Bandung,
yang
Kota
negara, akan tetapi lebih dari itu
Ada tujuh komoditi unggulan di
pembangunan mempunyai perspektif
Kabupaten Bandung yang selama ini
yang lebih luas. Dimensi sosial yang
diminati luar negeri, diantaranya tekstil,
sering diabaikan dalam pendekatan
pakaian jadi, kaos kaki, keset, sarung
pertumbuhan ekonomi justru mendapat
tangan, karpet dan cokelat. Sektor
tempat
industri
yang
strategis
dalam
pembangunan.
di
Kabupaten
Bandung
mempunyai kontribusi besar terhadap 2
PDRB Kabupaten Bandung, terutama
berpotensi
indutstri olahan. Tekstil dan produk
unggulan di Kabupaten Bandung Barat
tekstil (TPT) memberikan kontribusi
sudah terlihat. Sektor pertanian, industri
terbesar
ekspor
pengolahan non migas, dan sektor
7,%.
perdagangan masih menjadi sektor-
Sementara itu untuk industri cokelat
sektor lapangan usaha yang paling
hanya berkontribusi sebesar 10%, sama
berkembang di Kabupaten Bandung
halnya dengan ekspor sepatu yang
Barat.
terhadap
Kabupaten
total
Bandung
sebesar
hanya 10% ditambah dengan produk
sektor-sektor
Kota Bandung sebagai daerah
lain-lain sebesar 5%. Secara
sebagai
ibukota Provinsi Jawa Barat merupakan
umum
perekonomian
wilayah yang sangat strategis dan
Kota Cimahi dalam periode 2001-2008
diperlukan kajian mengenai sektor-
didominasi
industri
sektor yang kontribusinya sangat besar
pengolahan dan perdagangan, hotel dan
terhadap PDRB Kota Bandung Provinsi
restoran. Kontribusi dua sektor ini
Jawa Barat. Sejalan dengan usaha untuk
mencapai sekitar 80 persen dari total
meningkatkan
PDRB Kota Cimahi. Dominasi dua
wilayahnya, maka pemerintah daerah
sektor ini dalam perekonomian Kota
Kota Bandung diharuskan memiliki
Cimahi konsisten selama periode 2001-
kemampuan
2008.
mengembangkan
oleh
sektor
Sektor-sektor
utilitas
seperti
perekonomian
untuk
dapat
potensi-potensi
listrik, gas dan air bersih dan konstruksi
ekonomi
yang dimiliki
wilayahnya
menyumbang sekitar 10-11 persen,
secara lebih efektif dan efisien.
sedang kontribusi sektor jasa mencapai
Oleh karena itu perlu diadakan
6 persen, sisanya merupakan kontribusi
suatu penelitian untuk mengidentifikasi
sektor keuangan, pengangkutan dan
sektor-sektor
komunikasi, dan tentu saja sektor
unggulan
kemudian
pertanian meskipun dengan kontribusi
seberapa
besar
relatif kecil.
diidentifikasi
Perkembangan Kabupaten sejauh
Bandung ini
Pengembangan
sudah
perekonomian Barat
menjadi
sektor
dikaji
tentang
kontribusinya
serta
sektor-sektor unggulan
yang dapat berkembang lebih tinggi
sampai
karena memiliki daya saing ekspor.
menggeliat.
sektor-sektor
yang
yang 3
Tinjauan Pustaka
C = pengeluaran konsumsi rumah
Pendapatan Regional
tangga konsumen
Pendapatan
regional
I = pengeluaran rumah tangga produsen
adalah
G
tingkat pendapatan masyarakat pada suatu
wilayah
analisis.
pendapatan
wilayah
pengeluaran
rumah
tangga
pemerintah
Tingkat
X = ekspor
pendapatan regional dapat diukur dari total
=
M
ataupun
= impor
pendapatan rata-rata masyarakat pada 2. Pendekatan Pendapatan
wilayah tersebut (Tarigan, 2005 :13).
Perhitungan pendapatan regional
Ada tiga pendekatan untuk menghitung pendapatan menggunakan
regional
dengan
metode
langsung
dihitung dengan cara menjumlahkan pendapatan faktor-faktor produksi yang digunakan dalam memproduksi barang-
(Tarigan, 2005 : 24), yaitu:
barang dan jasa-jasa yaitu upah dan
1. Pendekatan Pengeluaran
gaji, surplus usaha, penyusutan, dan
Pendekatan pengeluaran adalah
pajak tidak langsung neto. Pada sektor
cara penentuan pendapatan regional
pemerintahan dan usaha yang sifatnya
dengan cara menjumlahkan seluruh nilai
mencari untung, surplus usaha tidak
penggunaan akhir dari barang dan jasa
diperhitungkan. Surplus usaha meliputi
yang diproduksi di dalam negeri. Kalau
bunga yang dibayarkan neto, sewa
dilihat dari segi penggunaan maka total
tanah, dan keuntungan.
penyediaan atau produksi barang dan
Y=r+w+i+p
jasa itu digunakan untuk : konsumsi rumah
tangga,
konsumsi
Keterangan :
lembaga
Y = pendapatan nasional
swasta yang tidak mencari untung, konsumsi
pemerintah,
R = rent (sewa)
pembentukan
W = wage (upah/gaji)
modal tetap bruto (investasi), perubahan
I = interest (bunga modal)
stok dan ekspor neto (total ekspor
P = profit (laba pengusaha)
dikurangi dengan total impor). Y = C + I + G (X - M)
3. Pendekatan Produksi
Keterangan : Y = pendapatan nasional 4
Perhitungan
pendapatan
regional
berdasarkan
pendekatan
produksi
dilakukan dengan cara menjumlahkan
6. Perdagangan,
nilai produksi yang diciptakan oleh tiap-
Restoran
tiap sektor produksi yang ada dalam
8. Lembaga
ଽ
Bruto
Model Pendapatan Inter-Regional
adalah
(Nilai
Nilai
Model pendapatan regional ini
Output)
dapat
sedangkan NIA adalah Nilai Input
regional.
nilai sektor tersebut berdasarkan nilai (termasuk
pajak
maka
Karena
pengeluaran
model
tersebutpun
dapat
dipergunakan untuk menjajaki akibat-
input dalam proses produksi lebih lanjut
akibat
untuk menghasilkan barang dan jasa,
yang
ditimbulkan
perubahan-perubahan
baik untuk sektor produksi yang sama
pengeluaran
atau untuk sektor produksi yang lain.
oleh tingkat
pemerintah
keseluruhan
dan/atau persebarannya secara regional.
Menurut ISIC (International Standard
Model
sektor
tersebut
disempurnakan
lapangan usaha dikelompokan menjdi 9
dapat untuk
juga
mencakup
struktur pajak yang lebih kompleks, dan
sektor, yaitu :
tingkat pengeluaran pemerintah dapat
1. Pertanian
dikaitkan dengan penerimaan pajak total
2. Pertambangan
dan
(Airov,
Penggalian 3. Industri
untuk
variabel-variabel pengeluaran otonom,
sektor produksi yang digunakan sebagai
Classification),
dipergunakan
pemerintah adalah salah satu dari
tidak
langsung). NIA adalah output suatu
Industrial
juga
menganalisa kebijaksanaan stabilisasi
Antara. NPB suatu sektor merupakan
produsen
Jasa
9. Jasa-jasa lainnya
PDB = NTB NPB
dan
Perusahaan
ଽ
ୀଵ
Keuangan,
Persewaan,
NTB = [NPB − NIA]
Produksi
dan
Komunikasi
jika didefinisikan:
ୀଵ
dan
7. Pengangkutan
perekonomian dikurangi input antara,
Dimana
Hotel
Pengolahan
1967
;
Engerman,
1965,
Peacock. 1965) atau
Kebaikan
Manufaktur
dari
tipe
model
pendapatan inter-regional ini adalah
4. Listrik, gas dan air bersih
bahwa
5. Bangunan 5
ia
menjelaskan
mengapa
pemerintah mungkin harus mengurangi
keseluruhan. Sambodo (dalam Achmad
pengeluarannya di beberapa daerah
Firman, 2007 : 9), ciri-ciri sektor yang
guna menaikkan tingkat pendapatan di
memiliki keunggulan adalah sebagai
semua
berikut:
daerah.
Pada
khususnya,
penggunaan model seperti itu dapat
1. Sektor tersebut memiliki laju
membantu menselaraskan kepentingan
pertumbuhan ekonomi yang
regional
nasional
tinggi
kepada
2. Sektor
bahwa
angka
dan
dengan
kepentingan
memperlihatkan
penduduk
daerah
tertentu
pengurangan pengeluaran pemerintah di
sebagai
oleh akibat
pengeluaran
perluasan dari
pemerintah
memiliki
penyebaran
yang
relatif besar
daerah mereka demi efisiensi dapat diimbangi
tersebut
3. Sektor
tersebut
memiliki
ekspor
keterkaitan antar sektor yang
bertambahnya
tinggi baik keterkaitan depan
di
daerah-
ataupun kebelakang
daerah lain.
4. Sektor
tersebut
mampu
menciptakan nilai tambah yang tinggi.
Sektor Unggulan Sektor unggulan adalah sektor yang mampu mendorong pertumbuhan
Konsep Daya Saing
atau perkembangan bagi sektor-sektor
Daya saing ekspor adalah suatu
lainnya, baik sektor yang mensuplai
kemampuan suatu sektor yang menurut
inputnya
perbandingan
maupun
sektor
yang
lebih
memanfaatkan outputnya sebagai input
bagi
dalam proses produksinya (Tri Widodo,
dibandingkan
2006 : 185). Sektor unggulan sebagai
daerah lainnya dalam suatu kawasan
sektor yang sangat penting dalam
yang lebih luas karena mempunyai
pembangunan ekonomi suatu wilayah
kemampuan mengekspor yang lebih
tidak hanya mengacu pada lokasi secara
tinggi dibandingkan rata-rata ekspor
geografis saja melainkan merupakan
yang sama dari daerah lain (Dikdik,
suatu sektor yang menyebar dalam
2007 : 12). Dalam mengkaji daya saing
berbagai saluran ekonomi sehingga
mengacu pada teori-teori terjadinya
mampu menggerakkan ekonomi secara
perdagangan internasional. 6
pengembangan
menguntungkan suatu
pembagian
daerah rata-rata
dengan
METODE PENELITIAN Pengumpulan
data
dalam
Keterkaitan Antar Sektor (Backward
yang dilakukan dengan menggunakan
and Forward Linkage)
metode dokumentasi atau metode studi
Analisis keterkaitan antar sektor
kepustakaan. Dalam penelitian ini data
terbagi menjadi kaitan ke belakang
diperoleh dari Badan Pusat Statistik
(backward linkage) dan kaitan ke depan
Kota Bandung Propinsi Jawa Barat,
(forward likages). Kedua keterkaitan
Bappeda Kota Bandung Propinsi Jawa
perpustakaan
dari
merupakan alat analisis yang digunakan
internet,
Fakultas
untuk mengetahui tingkat keterkaitan
Ekonomi
suatu sektor terhadap sektor-sektor yang
Universitas Siliwangi dan berbagai
lain dalam perekonomian. Kaitan ke
sumber yang relevan. Prosedur dalam
pengumpulan
penelitian
dilakukan
adalah
ini
belakang merupakan alat analisis untuk data
yang
akan
mencari
dan
mengetahui derajat keterkaitan suatu sektor terhadap sektor-sektor lain yang menyumbang
mengumpulkan sumber dan jenis data, yang
sesuai
dengan
analisis
kajian
(Mudrajat
dengan
sumber
artikel-artikel
dianggap
penelitian melengkapi
yang teori
yang
:
407).
xj
Dimana :
dengan
dilakukan
2003
Lbj = ∑ୀଵ ݆ܺ݅ = ∑ୀଵ ݆ܽ݅
yang
relevan
Kuncoro;
sektor dapat dinyatakan sebagai berikut:
dipublikasi dan penelitian sebelumnya yang
derajat
Formula kaitan ke belakang dari suatu
bacaan
seperti buku-buku ilmiah, jurnal-jurnal ekonomi,
mengetahui
sebagai input bagi sektor-sektor lain
Kota Bandung tahun 2008. Selain itu
melakukan
untuk
menghasilkan output, untuk digunakan
adalah data dari tabel input-output
pustaka
kepadanya.
keterkaitan antara suatu sektor yang
data kualitatif. Data yang digunakan
studi
input
Kaitannya ke depan merupakan alat
pendekatan
analisis baik data kuantitatif maupun
dilakukan
dan
Teknik Analisis Data
memperoleh bahan pengumpulan data
data-data
pustaka
pemecahan masalah.
penelitian ilmiah ini dimaksudkan untuk
Barat,
tinjauan
untuk
berkaitan
Lbj
: Indeks keterkaitan ke belakang
Xj
: Nilai produk ke-j
Xij
: Nilai input “ i ” yang
disediakan untuk memproduksi “ j ” 7
aij
:
Koefisien
input-output
Rassmusen disebut juga sebagai metode
Leontief
perhitungan derajat kepekaan.
Koefisien yang ditunjukkan oleh Lbj sebagai pengaruh tingkat keterkaitan ke
belakang
linkages)
Analisis ini digunakan untuk
apabila > 1 menunjukkan bahwa satu
melihat seberapa besar peranan nilai
unit
sektor
tambah bruto terhadap pembentukan
tersebut akan menciptakan perubahan
output di suatu sektor (Desi, 2009 :
diatas
134).
dari
(backward
Analisis Kontribusi
permintaan
rata-rata
akhir
pada
aktivitas
perekonomian secara keseluruhan.
Primary Input Share sektor ke-i =ܲ݅ ܺ݅
Jenis keterkaitan ke dua antar sektor dalam
perekonomian
adalah
dimana :
keterkaitan ke depan (forward linkage).
Pi = jumlah nilai tambah bruto sektor
Keterkaitan ke depan diperoleh dari
ke-i
invers kaitan ke belakang, formulasi
Xi = jumlah output sektor ke-i
matematisnya
yaitu
:
(Kuncoro,
Mudrajad; 2003 : 407).
Analisis Pengganda
Ldj = ∑ ݆ܽ݅− 1
Angka Pengganda Output
Untuk mengembangkan analisis
Angka pengganda output sektor
nilai keterkaitan diatas, maka digunakan
j adalah nilai total dari output atau
model Rassmusen. Pengukuran dengan
produksi
metode ini untuk mengetahui tinggi
perekonomian untuk memenuhi (atau
rendahnya
atau
akibat) adanya perubahan satu unit uang
multiplier produksi. Dalam beberapa
permintaan akhir sektor j tersebut. Hal
analisis
model
tersebut terjadi karena peningkatan
input-output metode Rassmusen ini juga
permintaan akhir di sektor j tidak hanya
disebut dengan metode perhitungan
akan
daya
perhitungan
produksi sektor j tersebut, tetapi juga
belakang.
akan meningkatkan output sektor-sektor
nilai
yang
menggunakan
penyebaran
pengaruh Sementara keterkaitan
keterkaitan
pada
keterkaitan itu ke
pada
ke
perhitungan
depan,
dihasilkan
meningkatkan
lain
metode
yang
di
output
perekonomian.
oleh
sektor
Angka
pengganda output untuk sektor ke-j didalam 8
suatu
perekonomian
sama
dengan penjumlahan kolom ke-j dari
melalui angka pengganda output akan
matriks
meningkatkan
kebalikan
perekonomian
Leontief
yang
untuk
permintaan
terhadap
bersangkutan.
tenaga kerja, hal ini akan meningkatkan
Angka pengganda output biasa dihitung
balas jasa terhadap rumah tangga yang
dengan menggunakan matriks kebalikan
memiliki tenaga kerja tersebut. Matriks
Leontief (I-A)-1. Adapun rumusnya
angka pengganda pendapatan rumah
adalah sebagai berikut :
tangga untuk masing-masing sektor :
Oj = ∑ୀଵ ݆ܽ݅
Dengan :
=݆ ܪ
ୀଵ
Dengan :
ܽ݊ + ݆' ݆݆ܽ݅
Oj = nilai total dari output yang
Hj = angka pengganda pendapatan
dihasilkan oleh perekonomian akibat
rumah tangga.
adanya perubahan satu unit permintaan
αij = elemen matriks kebalikan Leontief
akhir
(I-A)-1 sektor j.
αij = elemen matriks kebalikan Leontief (I-A)
Revealed
Comparative
(RCA) Metode
Angka Pengganda Pendapatan
tangga
menunjukkan
RCA
(Revealed
Comparative Advantage) merupakan
Angka pengganda pendapatan rumah
Advantage
-1
metode untuk mengetahui sektor atau
suatu
sektor
komoditi yang memiliki keunggulan
perubahan
jumlah
atau yang memiliki prestasi ekspor
pendapatan yang diterima oleh rumah
suatu
tangga yang tercipta akibat adanya
Comparative
tambahan satu unit uang permintaan
dengan cara berikut (Tambunan, 2005 :
akhir pada suatu sektor. Jalur pengaruh
107)
dampak
perubahan
daerah.
permintaan
dijelaskan
peningkatan
dengan
permintaan
Advantage)
(Revealed dihitung
C = XLi/XLw
peningkatan pendapatan rumah tangga dapat
RCA
Xi
/Xw
kasus
Dimana :
akhir.
C = angka RCA (Revealed Comparative
Peningkatan permintaan akhir sektoral
Advantage)
akan meningkatkan sektoral dan total
XLi
perekonomian. Hal ini dapat diukur
Kota Bandung 9
= nilai ekspor sektor unggulan
XLw = nilai total ekspor (sektor
bahwa pangsa sektor unggulan di Kota
unggulan dan lainnya) Kota Bandung
Bandung lebih besar dari pangsa rata-
Xi
rata
= nilai ekspor sektor unggulan di
komoditas
yang
bersangkutan
Jawa Barat
dalam ekspor Jawa Barat, artinya bahwa
Xw = nilai total ekspor di Jawa Barat
Kota
Dengan Perhitungan ini dapat
di
Kota
Bandung
relatif
lebih
berspesialisasi pada komoditas yang
diketahui keunggulan komparatif sektor unggulan
Bandung
bersangkutan.
yang
diekspor. Nilai RCA>1, menunjukan
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1 Keterkaitan Ke Belakang dan Indeks Kepekaan
Ranking
Sektor
Backward
Indeks Kepekaan Kebelakang
1
Ind. Pakaian jd Kecuali utk Alas Kaki
3,27793
1,36617
2
Perdagangan Bahan Konstruksi
3,07773
1,28273
3
Perd. Tekstil,Pakaian jd dan Alas Kaki
2,97101
1,23825
4
Hotel Bintang
2,96553
1,23596
5
Jasa Perorangan dan Rumah Tangga
2,86819
1,19540
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2010 diolah
terhadap perkembangan sektor-sektor Sektor yang mempunyai kaitan ke
belakang
apabila
pasar input sebesar 3,27 dan nilai indeks
indeksnya lebih besar dari 1, dan
kepekaan ke belakangnya 1,36 yang
ranking terbaik dalam indeks kepekaan
artinya
ke belakang ini adalah sektor Industri
Pakaian Jadi Kecuali Untuk Alas Kaki
Pakaian Jadi Kecuali Untuk Alas Kaki
ini untuk meningkatkan pertumbuhan
yaitu nilai backwardnya 3,27 yang
industri hulunya sebesar 1,36.
artinya
yang
distribusi
tinggi
lainnya melalui mekanisme transaksi
manfaat
kemampuan
sektor
Industri
dari
Perdagangan Bahan Konstruksi
pengembangan sektor Industri Pakaian
merupakan sektor terbaik kedua dengan
Jadi Kecuali Untuk Alas Kaki ini
nilai backwardnya 3,07 yang artinya 10
distribusi manfaat dari pengembangan
Hotel Bintang merupakan sektor
sektor Perdagangan Bahan Konstruksi
terbaik
ini
backwardnya
terhadap
sektor
perkembangan
lainnya
empat 2,96
dengan yang
nilai artinya
mekanisme
distribusi manfaat dari pengembangan
transaksi pasar input sebesar 3,07 dan
sektor Hotel Bintang ini terhadap
indeks kepekaan ke belakang sebesar
perkembangan
1,28 yang artinya kemampuan sektor
melalui
Perdagangan
ini
input sebesar 2,96 dan indeks kepekaan
pertumbuhan
ke belakang sebesar 1,23 yang artinya
untuk
melalui
sektor-
ke
Bahan
Konstruksi
meningkatkan
industri hulunya sebesar 1,28.
sektor-sektor
mekanisme transaksi
lainnya pasar
kemampuan sektor Hotel Bintang ini
Selanjutnya sektor Perdagangan
untuk
Tekstil, Pakaian Jadi dan Alas Kaki
meningkatkan
pertumbuhan
industri hulunya sebesar 1,23.
adalah sektor terbaik ketiga dengan nilai
Dan yang terakhir sektor Jasa
backwardnya sebesar 2,97 yang artinya
Perorangan dan Rumah Tangga adalah
distribusi manfaat dari pengembangan
sektor terbaik kelima dengan nilai
sektor Perdagangan Tekstil, Pakaian
backwardnya
Jadi dan Alas Kaki ini terhadap
distribusi manfaat dari pengembangan
perkembangan
lainnya
sektor Jasa Perorangan dan Rumah
pasar
Tangga ini terhadap perkembangan
melalui
sektor-sektor
mekanisme transaksi
input sebesar 2,97 dan indeks kepekaan
sektor-sektor
ke
mekanisme
belakang
kemampuan
1,23
yang
sektor
artinya
Perdagangan
2,86
yang
lainnya transaksi
artinya
melalui pasar
input
sebesar 2,86 dan indeks kepekaan ke
Tekstil, Pakaian Jadi dan Alas Kaki ini
belakangnya
untuk
kemampuan sektor Hotel Bintang ini
meningkatkan
pertumbuhan
industri hulunya sebesar 1,23.
untuk industri
Ranking 1
1,19
meningkatkan hulunya
yang
pertumbuhan sebesar
Tabel 2 Keterkaitan Ke Depan dan Indeks Penyebaran Indeks Penyebaran Sektor Forward Kedepan Perdagangan Komoditi Lainnya 11
41,04350
artinya
17,10600
1,19.
2
Perdagangan Hasil Pertanian
6,75507
2,81536
3
Jasa Angkutan Jalan
4,49385
1,87293
4
Jasa Perorangan dan Rumah Tangga
3,20365
1,33521
5
Listrik
3,00145
1,25094
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2010 diolah
tingkat kepekaan sektor Perdagangan Dalam hal konsep keterkaitan ke
Hasil Pertanian terhadap sektor-sektor
depan ini tidak berbeda jauh dengan
lainnya melalui mekanisme pasar output
konsep keterkaitan ke belakang, namun
sebesar 6,75 dan indeks kepekaan ke
sebagai
depan
pembedanya
yaitu
dampak
sebesar
2,81
yang
artinya
penyebarannya yang memiliki daya
kemampuan sektor Perdagangan Hasil
dorong yang cukup kuat dibandingkan
Pertanian
untuk
sektor
pertumbuhan
produksi
lainnya,
serta
mempunyai
mendorong sektor-sektor
kepekaan yang tinggi apabila nilai
lain yang memakai input dari sektor
indeksnya lebih besar dari 1. Sektor
Perdagangan Hasil Pertanian ini sebesar
yang
2,81.
mempunyai
rangking
terbaik
adalah sektor Perdagangan Komoditi Lainnya
dengan
nilai
Selanjutnya
sektor
Jasa
forwardnya
Angkutan Jalan adalah sektor terbaik
sebesar 41,04 yang artinya tingkat
ketiga dengan nilai forwardnya sebesar
kepekaan sektor Perdagangan Komoditi
4,49 yang artinya tingkat kepekaan
Lainnya terhadap sektor-sektor lainnya
sektor Jasa Angkutan Jalan terhadap
melalui mekanisme pasar output sebesar
sektor-sektor
41,04 dan indeks penyebaran ke depan
mekanisme pasar output sebesar 4,49
17,10 yang artinya kemampuan sektor
dan indeks kepekaan ke depan 1,87
Perdagangan Komoditi Lainnya untuk
yang artinya kemampuan sektor Jasa
mendorong
Angkutan
pertumbuhan
produksi
lainnya
Jalan
untuk
mendorong
sektor-sektor lain yang memakai input
pertumbuhan
dari
lain yang memakai input dari sektor
sektor
Perdagangan
Komoditi
Lainnya ini sebesar 17,10. Perdagangan
Hasil
produksi
melalui
sektor-sektor
Jasa Angkutan Jalan ini sebesar 1,87. Pertanian
Jasa Perorangan dan Rumah
merupakan sektor terbaik kedua dengan
Tangga merupakan sektor terbaik ke
nilai forwardnya 6,75 yang artinya
empat dengan nilai forwardnya 3,20 12
yang artinya tingkat kepekaan sektor
Dan yang terakhir sektor Listrik
Jasa Perorangan dan Rumah Tangga
adalah sektor terbaik kelima dengan
terhadap sektor-sektor lainnya melalui
nilai forwardnya 3,00 yang artinya
mekanisme pasar output sebesar 3,20
tingkat kepekaan sektor Listrik terhadap
dan indeks kepekaan ke depan sebesar
sektor-sektor
1,33 yang artinya kemampuan sektor
mekanisme pasar output sebesar 3,00
Jasa Perorangan dan Rumah Tangga
dan indeks kepekaan ke depannya 1,25
untuk
yang artinya kemampuan sektor Listrik
mendorong
pertumbuhan
produksi
sektor-sektor
memakai
input
dari
lain
yang
untuk
sektor
Jasa
produksi
lainnya
mendorong
melalui
pertumbuhan
sektor-sektor
lain
yang
Perorangan dan Rumah Tangga ini
memakai input dari sektor Listrik ini
sebesar 1,33.
sebesar 1,25.
Tabel 3 Kontribusi Ranking
Nilai Kontribusi 0,90861
Sektor
1
Jasa Pendidikan Pemerintah
2
Jasa Pemerintahan Umum
0,85985
3
Jasa Komunikasi
080788
4
Jasa Bank
0,76168
5
Industri Barang-Barang Dari Plastik Kecuali Furniture
0,55575
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2010 diolah
kontribusi Berikut ini dipaparkan mengenai
sebesar
0,90
terhadap
perekonomian Kota Bandung .
5 sektor yang mempunyai kontribusi
Jasa
Pemerintahan
Umum
tertinggi dalam perekonomian Kota
merupakan sektor terbaik kedua dengan
Bandung.
nilai kontribusinya sebesar 0,85 yang
Sektor
Jasa
Pendidikan
Pemerintah merupakan sektor yang
artinya
memiliki
Umum memberikan kontribusi sebesar
kontribusi
tertinggi
yaitu
Sektor
sebesar 0,90 yang artinya Sektor Jasa
0,85
Pendidikan
Bandung.
Pemerintah
memberikan
13
terhadap
Jasa
Pemerintahan
perekonomian
Kota
Selanjutnya
sektor
Jasa
yang artinya Sektor Jasa Komunikasi
Komunikasi adalah sektor terbaik ketiga
memberikan kontribusi sebesar 0,80
dengan nilai kontribusinya sebesar 0,80
terhadap
perekonomian
Kota Bandung.
Kecuali Furniture adalah sektor terbaik
Jasa Bank merupakan sektor
kelima
dengan
sebesar
0,55
terbaik
ke
empat
dengan
nilai
nilai yang
kontribusinya artinya
Sektor
kontribusinya sebesar 0,76 yang artinya
Industri Barang-Barang Dari Plastik
Sektor Bank memberikan kontribusi
Kecuali
Furniture
sebesar 0,76 terhadap perekonomian
kontribusi
sebesar
Kota Bandung.
perekonomian
Dan
yang
terakhir
memberikan 0,55
Kota
terhadap Bandung.
sektor
Industri Barang-Barang Dari Plastik
Tabel 4 Pengganda Output Sederhana Ranking
Sektor
Pengganda Output Sederhana 3,277931
1
Industri Pakaian Jadi Kecuali Untuk Alas Kaki
2
Perdagangan Bahan Konstruksi
3,077731
3
Perdagangan Tekstil, Pakaian Jadi dan Alas Kaki
2,971014
4
Hotel Bintang
2,965525
5
Jasa Perorangan dan Rumah Tangga
2,868193
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2010 diolah
sebesar 3,27 yang artinya kenaikan atau Lima sektor yang mempunyai rangking
terbaik
dalam
penurunan output sebesar satu unit
pengganda
satuan moneter berubah menjadi sebesar
output sederhana adalah sektor industri
3,27 kali.
pakaian jadi kecuali untuk alas kaki
Perdagangan Bahan Konstruksi
penurunan output sebesar satu unit
merupakan sektor terbaik kedua dengan
satuan moneter berubah menjadi sebesar
nilai
3,07 kali.
pengganda
output
sederhana
sebesar 3,07 yang artinya kenaikan atau 14
Selanjutnya sektor Perdagangan
penurunan output sebesar satu unit
Tekstil, Pakaian Jadi dan Alas Kaki
satuan moneter berubah menjadi sebesar
adalah sektor terbaik ketiga dengan nilai
2,96 kali.
pengganda output sederhana sebesar 2,97
yang
artinya
kenaikan
Dan yang terakhir sektor Jasa
atau
Perorangan dan Rumah Tangga adalah
penurunan output sebesar satu unit
sektor terbaik kelima dengan nilai
satuan moneter berubah menjadi sebesar
pengganda output sederhana sebesar
2,97 kali.
2,86
Hotel Bintang merupakan sektor terbaik
ke
empat
dengan
yang
artinya
kenaikan
artinya
kenaikan
atau
penurunan output sebesar satu unit
nilai
satuan moneter berubah menjadi sebesar
pengganda output sederhana sebesar 2,96
yang
2,86 kali.
atau
Tabel 5 Pengganda Output Total Ranking
Pengganda Output Total 3,34564
Sektor
1
Industri Pakaian Jadi Kecuali Untuk Alas Kaki
2
Perdagangan Bahan Konstruksi
3,19749
3
Hotel Bintang
3,08574
4
Perdagangan Tekstil, Pakaian Jadi dan Alas Kaki
3,03862
5
Jasa Angkutan Jalan
2,93428
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2010 diolah
dari Dari hasil analisis 50 dan 51
sektor
Kecuali
Industri
Untuk
Pakaian
Jadi
Kaki
yang
Alas
sektor yang ada dalam tabel input
disebabkan karena adanya peningkatan
output, didapatkan lima sektor terbaik
penjualan dari sektor Industri Pakaian
dan sektor yang mempunyai rangking
Jadi Kecuali Untuk Alas Kaki sebesar
terbaik dalam pengganda output total
satu
adalah sektor Industri Pakaian Jadi
menjadi sebesar 3,34 kali.
unit
satuan
moneter berubah
Kecuali Untuk Alas Kaki sebesar 3,34
Perdagangan Bahan Konstruksi
yang menunjukan total pembelian input
merupakan sektor terbaik kedua dengan
baik tidak langsung maupun langsung
nilai pengganda output total sebesar 15
3,19 yang menunjukan total pembelian
terbaik
input baik tidak langsung maupun
pengganda output total sebesar 3,03
langsung
Perdagangan
yang menunjukan total pembelian input
Bahan Konstruksi yang disebabkan
baik tidak langsung maupun langsung
karena adanya peningkatan penjualan
dari
dari
Bahan
Pakaian Jadi dan Alas Kaki yang
Konstruksi sebesar satu unit satuan
disebabkan karena adanya peningkatan
moneter berubah menjadi sebesar 3,19
penjualan
kali.
Tekstil, Pakaian Jadi dan Alas Kaki
dari
sektor
sektor
Perdagangan
Selanjutnya
sektor
Hotel
ke
sektor
sebesar
Bintang adalah sektor terbaik ketiga
empat
Perdagangan
dari
satu
dengan
sektor
unit
nilai
Tekstil,
Perdagangan
satuan
moneter
berubah menjadi sebesar 3,03 kali.
dengan nilai pengganda output total
Dan yang terakhir sektor Jasa
sebesar 3,08 yang menunjukan total
Angkutan Jalan adalah sektor terbaik
pembelian input baik tidak langsung
kelima dengan nilai pengganda output
maupun langsung dari sektor Hotel
total sebesar 2,93 yang menunjukan
Bintang yang disebabkan karena adanya
total
peningkatan penjualan dari sektor Hotel
langsung maupun langsung dari sektor
Bintang
satuan
Jasa Angkutan Jalan yang disebabkan
moneter berubah menjadi sebesar 3,08
karena adanya peningkatan penjualan
kali.
dari sektor Jasa Angkutan Jalan sebesar
sebesar
satu
unit
Perdagangan Tekstil, Pakaian
satu
Jadi dan Alas Kaki merupakan sektor
pembelian
unit
satuan
input
menjadi sebesar 2,93 kali.
Sektor
Pengganda Pendapatan Tipe 1 0,23523
1
Jasa Angkutan Kereta Api
2
Jasa Angkutan Udara
0,12904
3
Hotel Bintang
0,12022
4
Perdagangan Bahan Konstruksi
0,11976
5
Industri Barang Galian Bukan Logam
0,11660
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2010 diolah
16
tidak
moneter berubah
Tabel 6 Pengganda Pendapatan Type 1 Ranking
baik
Selain
multiplier
bahwa setiap penambahan permintaan
output, disini juga akan dipaparkan
akhir output dari sektor Hotel Bintang
mengenai multiplier pendapatan. Lima
sebesar satu satuan akan meningkatkan
sektor
pendapatan rumah tangga yang bekerja
yang
mengenai
mempunyai
rangking
terbaik untuk pengganda pendapatan
di sektor tersebut sebesar 0,120 kali.
type 1 adalah sektor Jasa Angkutan
Perdagangan Bahan Konstruksi
Kereta Api sebesar 0,235 menunjukan
merupakan sektor terbaik ke empat
bahwa setiap penambahan permintaan
dengan nilai pengganda pendapatan
akhir output dari sektor Jasa Angkutan
type 1 sebesar 0,119 menunjukan
Kereta Api sebesar satu satuan akan
bahwa setiap penambahan permintaan
meningkatkan pendapatan rumah tangga
akhir output dari sektor Perdagangan
yang bekerja di sektor tersebut sebesar
Bahan Konstruksi sebesar satu satuan
0,235 kali.
akan meningkatkan pendapatan rumah
Jasa
Angkutan
Udara
tangga yang bekerja di sektor tersebut
merupakan sektor terbaik kedua dengan
sebesar 0,119 kali.
nilai pengganda pendapatan type 1
Dan
yang
terakhir
sektor
sebesar 0,129 menunjukan bahwa setiap
Industri Barang Galian Bukan Logam
penambahan permintaan akhir output
adalah sektor terbaik kelima dengan
dari
Udara
nilai pengganda pendapatan type 1
sebesar satu satuan akan meningkatkan
sebesar 0,116 menunjukan bahwa setiap
pendapatan rumah tangga yang bekerja
penambahan permintaan akhir output
di sektor tersebut sebesar 0,129 kali.
dari sektor Industri Barang Galian
sektor
Jasa
Selanjutnya
Angkutan
sektor
Hotel
Bukan Logam sebesar satu satuan akan
Bintang adalah sektor terbaik ketiga
meningkatkan pendapatan rumah tangga
dengan nilai pengganda pendapatan
yang bekerja di sektor tersebut sebesar
type 1 sebesar 0,120 menunjukan
0,116 kali.
Tabel 7 Pengganda Pendapatan Type 2 Ranking 1
Sektor
Industri Logam Dasar dan Barang Dari Logam, 17
Pengganda Pendapatan Tipe 2 6,6949
Kecuali Mesin & Peralatannya 2
Perdagangan Tekstil, Pakaian Jadi dan Alas Kaki
6,3203
3
Real Estate Dan Usaha Persewaan
5,9959
Industri Mesin dan Peralatannya Termasuk 4
Perlengkapannya
5,2919
5
Jasa Sosial Kemasyarakatan Swasta Lainnya
4,7701
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2010 diolah
Perdagangan Tekstil, Pakaian Jadi dan Dari hasil analisis 50 dan 51
Alas Kaki sebesar satu satuan rupiah
sektor yang ada dalam tabel input
akan meningkatkan pendapatan rumah
output, didapatkan lima sektor terbaik
tangga di sektor Perdagangan Tekstil,
dan sektor yang mempunyai rangking
Pakaian Jadi dan Alas Kaki sebesar 6,32
terbaik untuk pengganda pendapatan
kali.
type 2 adalah sektor Industri Logam
Selanjutnya sektor Real Estate
Dasar Dan Barang Dari Logam, Kecuali
Dan Usaha Persewaan adalah sektor
Mesin Dan Peralatannya sebesar 6,69
terbaik ketiga dengan nilai pengganda
adalah
setiap
pendapatan type 2 sebesar 5,99 adalah
penambahan permintaan akhir output
menunjukan bahwa setiap penambahan
dari sektor Industri Logam Dasar Dan
permintaan akhir output dari sektor Real
Barang Dari Logam, Kecuali Mesin
Estate Dan Usaha Persewaan sebesar
Dan Peralatannya sebesar satu satuan
satu satuan rupiah akan meningkatkan
rupiah akan meningkatkan pendapatan
pendapatan rumah tangga di sektor Real
rumah tangga di sektor Industri Logam
Estate Dan Usaha Persewaan sebesar
Dasar Dan Barang Dari Logam, Kecuali
5,99 kali.
menunjukan
bahwa
Mesin Dan Peralatannya sebesar 6,69
Industri Mesin dan Peralatannya
kali.
Termasuk Perlengkapannya merupakan Perdagangan Tekstil, Pakaian
sektor terbaik ke empat dengan nilai
Jadi dan Alas Kaki merupakan sektor
pengganda pendapatan type 2 sebesar
terbaik kedua dengan nilai pengganda
5,29 adalah menunjukan bahwa setiap
pendapatan type 2 sebesar 6,32 adalah
penambahan permintaan akhir output
menunjukan bahwa setiap penambahan
dari
permintaan akhir output dari sektor
Peralatannya 18
sektor
Industri
Mesin
dan
Termasuk
Perlengkapannya sebesar satu satuan
sebesar 4,77 adalah menunjukan bahwa
rupiah akan meningkatkan pendapatan
setiap penambahan permintaan akhir
rumah tangga di sektor Industri Mesin
output
dan
Kemasyarakatan
Peralatannya
Termasuk
Perlengkapannya sebesar 5,29 kali.
dari
sebesar
sektor
satu
Jasa
Swasta satuan
Sosial Lainnya
rupiah
akan
Dan yang terakhir sektor Jasa
meningkatkan pendapatan rumah tangga
Sosial Kemasyarakatan Swasta Lainnya
di sektor Jasa Sosial Kemasyarakatan
adalah sektor terbaik kelima dengan
Swasta Lainnya sebesar 4,77 kali.
nilai pengganda pendapatan type 2
Tabel 8 Daya Saing Ekspor Nama Sektor
Kode 50
Jasa Perorangan dan Rumah Tangga
Nilai Ekspor -
Nilai RCA
35
Jasa Angkutan Jalan
108.827
0,001
30
Perdagangan Komoditi Lainnya
-
-
36
Jasa Angkutan Udara
583.199
0,543
-
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2010 diolah
analisis RCA, kedua sektor unggulan Berdasarkan
hasil
analisis
tersebut tidak mempunyai daya saing
diketahui sektor-sektor yang menjadi
ekspor karena hanya memiliki nilai
sektor unggulan di Kota Bandung. Dari
RCA
hasil
sektor
Sedangkan kriteria sektor unggulan
perekonomian di Kota Bandung, sektor
yang berdaya saing ekspor semestinya
yang menjadi sektor unggulan di Kota
nilai RCA tersebut lebih besar dari 1.
perhitungan
50
Bandung adalah perdagangan komoditi lainnya,
jasa
angkutan
jalan,
sebesar
0,001
dan
0,543.
Berdasarkan Nilai RCA tersebut
jasa
menunjukan
bahwa
angkutan udara dan jasa perorangan dan
unggulan
Kota
rumah tangga. Dari ke empat sektor
memiliki daya saing ekspor. Hal ini
unggulan tersebut hanya 2 sektor yang
menjadi bahan masukan yang penting
memiliki nilai ekspor, yaitu sektor Jasa
dalam menentukan kompetensi daerah
Angkutan Jalan dan sektor sektor Jasa
mengenai
Angkutan Udara. Namun dari hasil
mempunyai 19
di
sektor daya
sektor-sektor Bandung
unggulan saing
tidak
yang ekspor.
Sehingga pemerintah Kota Bandung
perdagangan komoditi lainnya,
memiliki prioritas untuk pengembangan
sektor
sektor unggulan ini sehingga mampu
pertanian, sektor jasa angkutan
mendorong perkembangan sektor-sektor
jalan, sektor jasa perorangan dan
ekonomi
rumah tangga dan sektor listrik.
dan
pertumbuhan
berdampak ekonomi
terhadap di
Kota
perdagangan
Sedangkan
Bandung.
sektor
hasil
unggulan
yang berkontribusi ke belakang adalah sektor industri pakaian
PENUTUP
jadi kecuali untuk alas kaki,
Kesimpulan
sektor
Penelitian untuk
mengkaji
ini
tekstil, pakaian jadi dan alas
yang
kaki, sektor hotel bintang dan
menjadi sektor unggulan berdasarkan analisis
keterkaitan,
menganalisis
kontribusi
sektor
unggulan,
menganalisis
dampak
(multiplier)
baik
output
sektor rumah
tangga.
dan
Hal
bahwa
ini Kota
unggulan yang sangat banyak baik
yang
memberikan
kontribusi ke depan maupun ke
saing ekspor dalam perekonomian Kota
belakang dan berperan penting
Bandung. Berdasarkan hasil analisis
dalam
data yang telah dilakukan pada bab IV,
pengembangan
perekonomian di Jawa Barat.
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
2. Hasil analisis kontribusi (share)
berikut: analisis
diketahui bahwa sektor yang
keterkaitan
memberikan kontribusi tertinggi
menunjukan sektor-sektor yang
adalah sektor jasa pendidikan
menjadi sektor unggulan dalam
pemerintah, kedua adalah sektor
perekonomian Kota Bandung.
jasa pemerintahan umum, ketiga
Berdasarkan Tabel input-output
adalah sektor jasa komunikasi,
ada dua jenis sektor unggulan,
depan
perorangan
Bandung memiliki sektor-sektor
maupun
sektor unggulan yang memiliki daya
yaitu
jasa
menunjukan
pengganda
pendapatan, kemudian mengidentifikasi
1. Hasil
bahan
konstruksi, sektor perdagangan
dimaksudkan
sektor-sektor
perdagangan
yang berkontribusi adalah
selanjutnya
ke
yang
ke
empat
adalah sektor jasa bank dan yang
sektor 20
terakhir adalah sektor industri
pengganda, dan daya saing ekspor yang
barang-barang
lebih tinggi.
dari
plastik
kecuali furniture. 3. Hasil
analisis
Dengan multiplier
diketahuinya
sektor-
sektor unggulan yang tidak memiliki
diketahui bahwa sektor industri
daya
logam dasar dan barang dari
perekonomian Kota Bandung, maka
logam,
diharapkan
kecuali
peralatannya
mesin
memiliki
dan angka
saing ekspor dalam
adanya
struktur
usaha
dari
pemerintah daerah untuk mengarahkan
penganda pendapatan yang besar
kebijakannya
yaitu 6,69 kali, sedangkan sektor
mengembangkan/mendorong
industri pakaian jadi kecuali
sektor unggulan tersebut dan lebih
untuk alas kaki memiliki angka
diprioritaskan sehingga nantinya bisa
pengganda output terbesar yaitu
memiliki daya saing ekspor dan dapat
3,34 kali.
lebih memacu pertumbuhan ekonomi
4. Berdasarkan analisis daya saing
untuk sektor-
yang lebih baik lagi.
ekspor (Revealed Comparative Advantage) menunjukan sektor
Saran
unggulan di Kota Bandung tidak
Berdasarkan hasil penelitian yang
memiliki daya saing ekspor.
dilakukan oleh penulis, berikut ini
Nilai RCA tersebut menunjukan
dikemukakan beberapa saran antara
bahwa sektor-sektor unggulan
lain:
tersebut tidak berdaya saing
1. Saran Bagi Pemerintah :
ekspor. Kelemahan
dan
Diharapkan adanya usaha dari
kekurangan
pemerintah
yang ditemukan setelah analisis dan
mengarahkan
interpretasi dalam penelitian ini adalah
bisa
keterkaitan saja sehingga tidak dapat
untuk
memberikan
kepekaan
dan
penyebaran yang tinggi bagi sektor-
menjelaskan sektor-sektor yang bukan unggulan
kebijakannya
sektor unggulan tersebut sehingga
sektor unggulan berdasarkan analisis
sektor
untuk
mengembangkan/mendorong sektor-
penelitian hanya terbatas pada sektor-
merupakan
daerah
sektor lainnya dan juga memberikan
yang
kontribusi
mungkin memiliki kontribusi, angka
yang
perekonomian 21
besar
terhadap
serta
dapat
memberikan efek pengganda baik
melakukan
bagi output maupun pendapatannya.
daerah-daerah
Selain
kota/kabupaten
itu,
unggulan
diharapkan tersebut
sektor
pengamatan
pada
lainnya,
baik
maupun
provinsi
lebih
yang lainnya, sehingga dapat terlihat
diprioritaskan sehingga nantinya bisa
secara jelas potensi yang dimiliki
memiliki daya saing ekspor dan
oleh
dapat lebih memacu pertumbuhan
bagaimana kontribusi dari setiap
ekonomi Kota Bandung yang lebih
sektor perekonomian pada wilayah
baik lagi.
yang bersangkutan.
daerah
tersebut
serta
2. Bagi Penelitian Selanjutnya : Bagi tentang
penelitian tema
selanjutnya,
sejenis
dapat
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Firman. 2007. Analisis dampak Investasi Sektor Peternakan Terhadap Perekonomian di Jawa Tengah. http://www.Pustaka.Unpad.ac.id. Ahmad, S. dan Darwanto. 2012. Kontribusi Dan Daya Saing Ekspor Sektor Unggulan Dalam Perekonomian Jawa Tengah. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012. Amstrong, Harvey. And Jim Taylor. 1993. Regional Economics and Policy. Second Edition. British : Harvester Wheatsheaf. Arsyad, Lincoln. 1999. Ekonomi Pembangunan. Edisi keempat. Yogyakarta :
STIE
YKPN. Badan Pusat Statistik, 2005-2010. Data Pendapatan Daerah regional Bruto. Jawa Barat. Badan Pusat Statistik, 2009. Ekspor Impor Jawa Barat. Jawa Barat. Badan Pusat Statistik, 2010. Tabel Input Output Kota Bandung Tahun 2008. Jawa Barat. 22
Badan Pusat Statistik, 2001. Tabel Input Output Provinsi Jawa Barat Tahun 2000. Jawa Barat. Boediono, 1999. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE. Dewinta, Stanny. 2009. Analisis Peranan Sektor Industri Pengolahan Terhadap Perekonomian Provinsi Jawa Barat (Analisis Input Output). Jurnal Ekonomi Institut Pertanian Bogor. Didit, P. dan Devi, I. 2008. Analisis Peranan Sektor Industri terhadap Perekonomian Jawa Tengah Tahun 2000 dan Tahun 2004 (Analisis Input-Output). Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 9, No, 2, hal 137-155. Dikdik, K. dan Candra, W. 2007. Analisis Daya Saing Ekspor Sektor Unggulan di Jawa Barat. Jurnal Trikonomika Fakultas Ekonomi Unpas, Vol. 6, No.1. Firmansyah. 2006. Operasi Matrix dan Analisis Input-Output (I-O) untuk Ekonomi. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hidayat, A. dan Singgih, R. 2005. Analisis Sektor Unggulan Untuk Evaluasi Kebijakan Pembangunan Jawa Timur Menggunakan Tabel Input-Output 1994 dan 2000. Jurnal Keuangan dan Moneter- Depatermen Keuangan RI, edisi Desember 2005. Natsir, M. 2007. Kajian Empiris Peranan Sektor Kunci (Key Sektor) dalam Perekonomian Sulawesi Tenggara berdasarkan Tabel Input-Output tahun 2007. http://www.jurnal.unhalu.ac.id. Nina, Herninawati. 2012. Sektor Pertanian Unggulan Di Kabupaten Bandung Selama Tahun 2001 – 2011. Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi. Novita, Desi dkk. 2009. Dampak Investasi Sektor Pertanian terhadap Perekonomian Sumatera Utara. WAHANA HIJAU Jurnal Perencanaan & Pengembangan Wilayah, Vol.4, No.3 edisi April 2009. Prayoga, Nanang G. 2008. Analisis Sektor Unggulan dalam Struktur Perekonomian Jawa Tengah tahun 2000 dan 2004. Skripsi. Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Muhamadiyah Surakarta. http://www.scribd.com . 23
Richardson, Harry W. 1969. Regional Economics. New York : Praeger Publisher. Richardson, Harry W. 1997. Dasar-Dasar Ilmu Ekonomi Regional. Edisi Kedua. Jakarta : Lembaga Penerbit FEUI Sukirno, Sadono. 2008. Teori Pengantar Makroekonomi. Edisi Ketiga. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada. Tarigan, R. 2005. Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Wawan, Hermawan. 2006. Analisis Input Output Jawa Barat. Majalah Ilmiah Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan. Yuzdi, Muhammad G. 2011. Analisis Perubahan Sektor Unggulan Jawa Tengah Periode 2000-2008 berdasarkan Tabel Input Output ( Studi Kasus BPS Jawa Tengah). Skripsi. Jurusan Matematika Fakultas MIPA UNDIP.
24