ANALISIS SEGMENTASI PASAR WANA WISATA CURUG CILEMBER, KABUPATEN BOGOR
Oleh: ZULFA HENDRI A 14104694
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
RINGKASAN ZULFA HENDRI. Analisis Segmentasi Pasar Wana Wisata Curug Cilember, Kabupaten Bogor. Di bawah bimbingan NETTI TINAPRILLA. Bentangan alam dan kekayaan hayati yang dimiliki Indonesia menjadi modal dasar pengembangan pariwisata di Indonesia. Upaya pemanfaatan dan pendayagunaan sumberdaya alam hayati dan non hayati sebagai objek wisata merupakan langkah strategis dalam memberikan kontribusi yang besar untuk peningkatan perekonomian negara. Perhutani menyadari sepenuhnya potensi bisnis dari wisata alam dan membentuk suatu kawasan wisata yang disebut wana wisata. Salah satu wana wisata milik Perhutani adalah Wana Wisata Curug Cilember. Perubahan pengelolaan Wana Wisata Curug Cilember dari Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor kepada Kesatuan Bisnis Mandiri Wisata, Benih dan Usaha Lain Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten (KBM WBU III), bertujuan untuk lebih mengoptimalkan pendapatan perhutani dari sektor jasa wisata alam. Diharapkan setelah pengeloaan Wana Wisata Curug Cilember ditangani oleh kesatuan bisnis khusus yang menangani pemasaran maka akan ada peningkatan pendapatan dari sektor wisata alam ini. Pengunjung Wana Wisata Curug Cilember merupakan pasar yang memiliki keinginan dan kebutuhan yang beraneka ragam (heterogen) sehingga sulit bagi pengelola Wana Wisata Curug Cilember untuk memahami kebutuhan dan keinginan seluruh pengunjung. Permasalahan keanekaragaman kebutuhan pengunjung salah satunya dapat diatasi dengan menemukan dan membatasi sasaran pada pengunjung potensial. Menemukan sasaran dapat dicapai dengan melakukan segmentasi pasar di mana pengelola akan dapat mengidentifikasi sebuah pasar dengan keinginan, daya beli, lokasi geografis, perilaku pembelian, dan kebiasaan pembelian yang serupa. Pemasaran sasaran membedakan segmensegmen pasar utama, membidik satu atau dua segmen itu dan mengembangkan produk serta program pemasaran yang dirancang khusus bagi masing-masing segmen. Pada pemasaran sasaran, pengelola Wana Wisata Curug Cilember dapat memusatkan perhatian pada pengunjung yang paling mungkin dapat dipuaskan. Penelitian ini bertujuan menganalisis segmentasi pengunjung Wana Wisata Curug Cilember serta mengkaji segmen yang bisa dijadikan target pasar oleh pengelola Wana Wisata Curug Cilember. Penelitian dilakukan di Kabupaten Bogor dengan metode convinience sampling dengan jumlah responden sebanyak 200 orang. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data yang terhimpun kemudian diolah secara manual untuk mempermudah penginputan data pada paket aplikasi komputer. Pengidentifikasian karakteristik responden Wana Wisata Curug Cilember dilakukan dengan analisis statistik deskriptif, sedangkan untuk menganalisis segmentasi pasar digunakan analisis CHAID (Chi-squared Automatic Interaction Detector). CHAID membentuk segmentasi berdasarkan keterkaitan antara variabel dependen dengan variabel independen. Variabel dependen yang digunakan berdasarkan teori loyalitas, yaitu: Loyalitas Pengunjung ke Wana Wisata Curug Cilember. Variabel independen yang digunakan berdasarkan teori segmentasi Kotler (2002) dan Engel et al (1995) mengenai basis segmentasi, yaitu: geografis demografis, psikografis, dan
perilaku. Proses pengolahan data menggunakan software statistik SPSS 13.0 for Windows. Hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah pria (63,5 %), sedangkan responden wanita sebanyak 36,5 %. Usia responden 17-26 tahun (62,5 %) merupakan yang paling banyak berkunjung dan kebanyakan berasal dari luar Bogor (77,5 %). Berdasarkan tingkat pendidikan, pengunjung terbesar berpendidikan tingkat SMU (49 %). Berdasarkan pekerjaan, pengunjung yang paling banyak adalah karyawan swasta (55 %). Sedangkan dari segi penghasilan, pengunjung yang terbanyak berpenghasilan Rp.500.000 – Rp.1500.000 (53%). Segmentasi Pengunjung Wana Wisata Curug Cilember (WWCC) yang dihasilkan dengan variabel dependen Loyalitas Pengunjung ke Wana Wisata Curug Cilember terdiri dari lima segmen, yaitu:: Segmen pertama memiliki karakterisrik sebagai berikut: Pengunjung Wana Wisata Curug Cilember yang menginginkan bentuk pengenalan fungsi hutan berupa penjelajahan hutan sambil diterangkan fungsi-fungsi hutan oleh pengelola Wana Wisata Curug Cilember dan seminar di alam terbuka. Kemudian pengunjung pada segmen pertama ini berminat melakukan foto prapernikahan di Wana Wisata Curug Cilember dan berumur di bawah 34 tahun. Segmen kedua memiliki karekteristik pengunjung Wana Wisata Curug Cilember yang menginginkan bentuk pengenalan fungsi hutan berupa penjelajahan hutan sambil diterangkan fungsi-fungsi hutan oleh pengelola WWCC dan seminar di alam terbuka. Pengunjung pada segmen pertama ini juga berminat melakukan foto prapernikahan di WWCC dan berumur di atas 34 tahun. Segmen ketiga memiliki karakteristik pengunjung Wana Wisata Curug Cilember yang menginginkan bentuk pengenalan fungsi hutan berupa penjelajahan hutan sambil diterangkan fungsi-fungsi hutan oleh pengelola WWCC dan seminar di alam terbuka. Pengunjung pada segmen ini tidak berminat melakukan foto prapernikahan di Wana Wisata Curug Cilember. Karakteristik segmen keempat adalah pengunjung Wana Wisata Curug Cilember yang menginginkan bentuk pengenalan fungsi hutan berupa seminar diruangan dan dalam mendapatkan bacaan pengunjung pada segmen ini meminjam atau berlangganan. Segmen kelima memiliki karakteristik pengunjung Wana Wisata Curug Cilember yang menginginkan bentuk pengenalan fungsi hutan berupa seminar diruangan dan dalam mendapatkan bacaan pengunjung pada segmen ini melakukan pembelian eceran. Pemilihan target pasar untuk hasil Segmentasi Pengunjung Wana Wisata Curug Cilember (WWCC) yang dihasilkan dengan variabel dependen Loyalitas Pengunjung ke Wana Wisata Curug Cilember adalah pada segmen pertama. Karakteristik pengunjung pada segmen ini memperlihatkan orang-orang yang menyukai tantangan dan hiburan di alam bebas, ini terlihat dari ciri pengunjung yang menginginkan bentuk pengenalan fungsi hutan oleh pengelola Wana Wisata Curug Cilember berupa penjelajahan di hutan dan seminar di alam terbuka. Kemudian pengunjung pada segmen ini menyukai tren yang sedang terjadi seperti melakukan foto prapernikahan, ini diperlihatkan oleh ciri pengunjung yang berminat untuk melakukan foto prapernikahan di Wana Wisata Curug Cilember. Karakteristik menyukai petualangan, kegiatan di alam bebas, dan cenderung
mengikuti tren yang sedang terjadi diperkuat lagi oleh ciri segmen pertama ini yang terdiri dari orang-orang muda yang berumur di bawah 34 tahun. Berdasarkan hasil penelitian, saran yang direkomendasikan kepada pengelola Wana Wisata Curug Cilember adalah: Pengelola Wana Wisata Curug Cilember harus mulai membuat perencanaan, apakah akan melayani seluruh pengunjung dengan hanya mendapatkan keuntungan dari penjualan tiket (pemasaran masal) atau memulai melakukan diversifikasi pelayanan kepada kelompok pengunjung yang berbeda sehingga ketika pelayanan yang diberikan berbeda maka harga yang harus dibayar pengunjung juga harus berbeda (pemasaran sasaran). Pengelola Wana Wisata Curug Cilember bisa mengadakan acara yang dapat memperkenalkan fungsi-fungsi hutan kepada pengunjung, sebab dari hasil penelitian sebagian besar pengunjung berminat untuk mengikuti acara tersebut. Apalagi wisata alam juga berfungsi menambah ilmu pengetahuan, yaitu: mengenalkan fungsi-fungsi alam itu sendiri kepada pengunjung. Pengelola Wana Wisata Curug Cilember diharapkan lebih memfokuskan kegiatan pemasaran kepada kelompok muda (di bawah 34 tahun) yang menyukai kegiatan alam bebas seperti hiking dan penjelajahan hutan, sebab pengunjung terbesar menurut hasil penelitian berumur 17-26 tahun dan yang kedua terbesar adalah usia 27-34 tahun. Pengelola Wana Wisata Curug Cilember bisa membentuk suatu tim yang secara profesional dan setiap saat bisa menjadi pemandu ketika ada pengunjung yang ingin berkunjung ke curug yang lebih tinggi seperti curug empat, tiga, dua, dan satu. Apabila Pengelola Wana Wisata Curug Cilember memiliki tim seperti ini diharapkan tidak ada lagi pengunjung yang naik ke curug yang lebih tinggi tanpa sepengetahuan pengelola. Selain itu, jika tim ini ada maka setiap pengunjung yang akan naik ke curug yang lebih tinggi dapat dikenai biaya tambahan. Kelebihan Wana Wisata Curug Cilember dari segi fotografi prapernikahan adalah adanya pemandangan yang lengkap, di mana ada air terjun dan ada pemandangan pepohonan sehingga kalau digabung untuk latar foto prapernikahan akan terlihat lebih indah. Untuk itu, pengelola Wana Wisata Curug Cilember diharapkan mulai memikirkan suatu perencanaan untuk membuat studio foto lapang sendiri sehingga ketika ada pengunjung yang berminat untuk melakukan foto prapernikahan di Wana Wisata Curug Cilember, pengelola sudah siap untuk melayani kebutuhan pengunjung tersebut.
ANALISIS SEGMENTASI PASAR WANA WISATA CURUG CILEMBER, KABUPATEN BOGOR
Oleh: ZULFA HENDRI A 14104694
SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
Judul
:
Analisis Segmentasi Pasar Wana Wisata Curug Cilember, Kabupaten Bogor
Nama
:
ZULFA HENDRI
NRP
:
A 14104694
Menyetujui: Dosen Pembimbing
Ir. Netti Tinaprilla, MM NIP. 132 133 965
Mengetahui: Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr NIP. 131 124 019
Tanggal Lulus Ujian : 15 Desember 2008
LEMBAR PERNYATAAN
SAYA YANG BERTANDA TANGAN DI BAWAH INI MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL ANALISIS SEGMENTASI PASAR WANA WISATA CURUG CILEMBER, KABUPATEN BOGOR ADALAH HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG DIBUAT DENGAN SEBENARBENARNYA DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN
Bogor, Desember 2008
Zulfa Hendri A 14104694
ii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bukittinggi, Propinsi Sumatera Barat pada tanggal 20 September 1982 sebagai putra bungsu dari empat bersaudara keluarga Bapak Djasbinar Malin Marajo dan Ibu Anelda. Penulis memulai jenjang pendidikan di TK Jeruk Manis, Gaduik, Kecamatan Tilatang Kamang pada tahun 1987. Kemudian penulis melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri 16 PSB, Gaduik, Kecamatan Tilatang Kamang pada tahun 1988 dan menamatkan pada tahun 1994. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke Madrasah Tsanawiyah Negeri I Bukittinggi dan menamatkan pada tahun 1997. Penulis menyelesaikan pendidikan menengah di Sekolah Menengah Umum Negeri 3 Bukittinggi pada tahun 2000. Penulis diterima sebagai mahasiswa DIII Program Studi Perlindungan Hutan, Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor pada tahun 2000 dan menamatkan pada tahun 2003. Pada tahun 2004 penulis melanjutkan studi di Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi dan Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Semesta Alam, Tuhanku dan Tuhan kamu sekalian. Shalawat selalu tertuju kepada Nabi akhir zaman Muhammad SAW. Berkat rahmat Allah SWT skripsi ini dapat selesai dengan segala kekurangannya. Skripsi dengan judul ”Analisis Segmentasi Pasar Wana Wisata Curug Cilember, Kabupaten Bogor” ini merupakan syarat dalam meraih gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini memuat analisis CHAID yang memungkinkan diketahuinya segmentasi pasar yang terbentuk dan rancangan target pasar di Wana Wisata Cutug Cilember, Kabupaten Bogor. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan informasi dan masukan bagi berbagai pihak yang berkepentingan, terutama bagi pengelola Wana Wisata Curug Cilember sebagai referensi dalam menentukan tindakan pemasaran yang akan diambil untuk meningkatkan keuntungan perusahaan. Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat sebagai rujukan serta informasi dalam melakukan studi lanjutan.
Bogor, Desember 2008
Zulfa Hendri A 14104694
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Alhamdulillaah atas rahmat Allah SWT skripsi ini dapat penuliskan selesaikan, shalawat selalu tercurah untuk Nabi Muhammad SAW. Penulis menyadari bahwa karya kecil ini dapat terwujud berkat bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ama, Ayah, Nina, Da Katik, Dadang, Ni Yesi, Da Mul, Ita, Ante, Angah, Mak Etek, Da Iman, dan seluruh keluarga besar penulis. Terima kasih atas segala doa, dukungan, dan harapan yang menjadikan penulis tetap tegar menghadapi tantangan. 2. Ir. Netti Tinaprilla, MM selaku dosen pembimbing. Terima kasih atas keramahan yang Ibu berikan selama membimbing penulis. 3. Ir. Popong Nurhayati, MM selaku dosen evaluator kolokium dengan segala kritik dan masukan yang berharga. 4. Dr. Ir. Ratna Winandi yang telah bersedia menjadi dosen penguji dan memberikan banyak masukan. 5. Ir. Harmini, MS selaku dosen penguji komisi akademik. 6. Dr. Muhamad Firdaus SP. M, Si dan Bapak Farid M. Afendi, SSi, MSi yang telah memberikan masukan yang berharga. 7. Bapak Liyus selaku Manajer Distrik I KBM WBU III Jawa Barat dan Banten, Pak Ade, Pak Yusuf dan semua pengelola Wana Wisata Curug Cilember. 8. Semua pemilik warung wisata di Wana Wisata Curug Cilember yang telah bersedia membantu penulis dalam pengambilan data.
v
9. Anita, Anggi yang telah membantu penulis menyiapkan kolokium. Kiki yang sudah banyak membantu penulis dalam menyiapkan seminar dan sidang. Dewi Sartika S. yang sudah menjadi rekan yang bersahabat selama bimbingan. 10. Abah Apip, Wahyu, Yusal, Gus Dori, Weli, Wachidzin, Inda, Tyas, Pak Guru Aziz, Mas Priyo”Ihsan”, Yayan, dan semua teman-teman ekstensi MAB. Terima kasih banyak untuk semua bantuan, masukan, dan perdebatan yang membangun. 11. Mba Fitri, S. Hut, Jeumpa, Anjar, S. Hut, Ajenk, S. Hut, Erlinda, S. Hut, Cudel, S. Hut, Adihom, S. Hut, dan semua anggota Rimpala (Rimbawan Pecinta Alam, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor) yang telah memberikan dukungan selama penulis melakukan penelitian. Penulis mendoakan semoga segala bentuk bantuan yang telah disumbangkan dalam penyusunan skripsi ini dibalas oleh Sang Maha Mengetahui Allah SWT berlipat ganda baik di dunia maupun di akhirat.
Bogor, Desember 2008
Zulfa Hendri A 14104694
vi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
vii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1.2 Perumusan Masalah ...................................................................... 1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................ 1.5 Batasan Penelitian.........................................................................
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jasa ............................................................................................... 2.1.1 Karakteristik Jasa................................................................. 2.1.2 Pemasaran Jasa .................................................................... 2.2 Pariwisata ..................................................................................... 2.3 Pariwisata Alam............................................................................ 2.3.1 Kebijaksanaan Pengembangan Pariwisata Alam................... 2.3.2 Model Pariwisata Alam........................................................ 2.4 Studi Terdahulu ............................................................................ 2.4.1 Studi Terdahulu Tentang Curug Cilember ............................ 2.4.2 Studi Terdahulu Tentang Segmentasi Pasar.......................... 2.4.3 Studi Terdahulu Tentang Penggunaan Metode CHAID......... 2.5 Keterkaitan dengan Studi Terdahulu.............................................. III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis......................................................... 3.1.1 Perilaku Konsumen.............................................................. 3.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen............................................................................ 3.1.3 Perilaku Pascapembelian...................................................... 3.1.4 Loyalitas Konsumen ............................................................ 3.1.5 Tingkatan Loyalitas Konsumen............................................ 3.1.6 Segmentasi Pasar ................................................................. 3.1.6.1 Tingkat Segmentasi Pasar ........................................... 3.1.6.2 Prosedur Segmentasi Pasar.......................................... 3.1.6.3 Dasar Segmentasi Pasar Konsumen............................. 3.1.6.4 Segmentasi yang Efektif ............................................. 3.1.7 Penetapan Pasar Sasaran ...................................................... 3.1.7.1 Mengevaluasi Segmen Pasar ....................................... 3.1.7.2 Memilih Segmen Pasar ............................................... 3.1.7.3 Strategi Pemasaran pada Pasar Sasaran .......................
vii
1 4 6 6 7 8 8 9 11 12 12 13 14 14 14 15 17 19 19 19 20 21 22 23 24 26 26 28 28 29 29 31
3.1.8 Segmentasi Pasar dengan Metode CHAID............................ 3.1.8.1 Analisis CHAID.......................................................... 3.1.8.2 Variabel-variabel dalam Analisis CHAID.................... 3.1.8.3 Deskripsi Matematis Analisis CHAID ......................... 3.1.8.4 Bagian-bagian Utama dari Analisi CHAID .................. Kerangka Pemikiran Operasional ..................................................
31 32 34 34 36 40
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Pengambilan Data............................ 4.2 Jenis dan Sumber Data .................................................................. 4.3 Perancangan Sampel dan Pengumpulan Data ................................ 4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data .......................................... 4.4.1 Data Penelitian ..................................................................... 4.4.2 Variabel-variabel Penelitian ................................................. 4.4.3 Langkah-langkah Analisis Data ............................................
44 44 44 45 46 46 49
3.2
V
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................................. 5.1.1 Pengelolaan .......................................................................... 5.1.2 Kondisi Geografis dan Iklim................................................. 5.1.3 Daya Tarik dan Aksesibilitas ................................................ 5.2 Karakteristik Responden ............................................................... 5.2.1 Sebaran Responden Menurut Jenis Kelamin ......................... 5.2.2 Sebaran Responden Menurut Usia ........................................ 5.2.3 Sebaran Responden Menurut Pendidikan.............................. 5.2.4 Sebaran Responden Menurut Pekerjaan ................................ 5.2.5 Sebaran Responden Menurut Penghasilan per Bulan............. 5.2.6 Sebaran Responden Menurut Tempat Tinggal ......................
51 51 52 53 54 54 55 56 57 58 59
VI SEGMENTASI PASAR WANA WISATA CURUG CILEMBER 6.1 Hasil Analisis CHAID ................................................................... 6.2. Segmentasi Pasar yang Terbentuk ................................................. 6.2.1 Segmen Pertama................................................................... 6.2.2 Segmen Kedua ..................................................................... 6.2.3 Segmen Ketiga ..................................................................... 6.2.4 Segmen Keempat.................................................................. 6.2.5 Segmen Kelima .................................................................... 6.3 Kajian Target Pasar.......................................................................
60 66 66 67 69 70 71 72
VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan................................................................................... 7.2 Saran.............................................................................................
74 76
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
No. 1 2 3
Halaman Kontingensi Pembentukan Variabel Dependen Loyalitas Pengunjung ke Wana Wisata Curug Cilember....................................................... Nilai P-value dan Chi-square Variabel Independen dalam Diagram Pohon................................................................................................ Tabulasi Jumlah Pengunjung setiap Segmen yang Dikategorikan Loyal dan Tidak Loyal ke Wana Wisata Curug Cilember ..................
ix
47 65 72
DAFTAR GAMBAR
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Halaman Tiga Jenis Pemasaran dalam Industri Jasa ............................................. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen.......................... Diagram Pohon dalam Analisis CHAID............................................. Kerangka Pemikiran Operasional ...................................................... Struktur Organisasi Pengelolaan Wana Wisata Curug Cilember ........ Persentase Responden Menurut Jenis Kelamin .................................. Persentase Responden Menurut Usia ................................................. Persentase Responden Menurut Pendidikan ....................................... Persentase Responden Menurut Pekerjaan ......................................... Persentase Responden Menurut Penghasilan per Bulan...................... Persentase Responden Menurut Tempat Tinggal................................ Dendogram Hasil Analisis CHAID dengan Loyalitas Pengunjung ke Wana Wisata Curug Cilember sebagai Variabel Dependen................ Segmen Pertama................................................................................ Segmen Kedua .................................................................................. Segmen Ketiga .................................................................................. Segmen Keempat .............................................................................. Segmen Kelima .................................................................................
x
11 20 39 43 52 55 56 57 58 58 59
61 67 68 69 70 71
DAFTAR LAMPIRAN
No. 1 2 3
Halaman Penerimaan Devisa Pariwisata Dibandingkan dengan Komoditi Ekspor Lainnya ................................................................................. Kusioner Penelitian ........................................................................... Output Analisis CHAID.....................................................................
xi
81 82 85
I PENDAHULUAN
1. 1
Latar Belakang Indonesia terletak di daerah tropis yang memiliki karakteristik ekosistem
yang khas dan tidak dimiliki oleh daerah lain di dunia. Secara biogeografik Indonesia memiliki karakteristik Asia di sebelah barat (Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Bali) dan karakteristik Australia pada kepulauan Maluku dan Irian. Sementara Sulawesi dan sebagian Nusa Tenggara memiliki karakteristik daerah peralihan. Kenekaragaman jenis flora dan fauna serta ekosistem menjadikan Indonesia sebagai salah satu mega biodiversity country. Misalnya, 10 % kekayaan flora dunia berada di Indonesia, selain itu Indonesia memiliki 1600 jenis burung dan 500 mamalia yang melebihi jumlah yang ada di Afrika. Terhampar di hutan hujan tropis di Sumatera dan Kalimantan, hutan mangrove di Irian, hutan sagu di Maluku hingga pegunungan es Jaya Wijaya1. Bentangan alam dan kekayaan hayati yang luar biasa ini menjadi modal dasar pengembangan pariwisata di Indonesia. Upaya pemanfaatan dan pendayagunaan sumberdaya alam hayati dan non hayati sebagai objek wisata merupakan langkah strategis dalam memberikan kontribusi yang besar unntuk peningkatan perekonomian negara. Berdasarkan data Kementerian Budaya dan Pariwisata Republik Indonesia tahun 2008 (Lampiran 1) menunjukkan bahwa sektor pariwisata Indonesia dari tahun 2004 sampai 2007 menempati peringkat enam besar sebagai penyumbang devisa negara.
1 Gatot Sudarto.1999. Ekowisata: Wahana Pelestarian Alam, Pengembangan Ekonomi Berkelanjutan, dan Pemberdayaan Masyarakat. Yayasan Kalpataru Bahari bekerjasama dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia. Jakarta. Hal. 21
World Tourism Organization (WTO) juga melaporkan bahwa saat ini terdapat kecenderungan semakin besarnya minat dan preferensi masyarakat baik global, regional, maupun nasional untuk dapat mengkonsumsi barang dan jasa yang bersifat alami2. Fenomena ini berkembang sejalan dengan terus meningkatnya kesadaran dan penghargaan masyarakat terhadap alam dan lingkungan sebagai unsur penyangga kehidupan. Kecenderungan tersebut sekaligus memberikan indikasi bahwa pengembangan obyek-obyek wisata sekarang ini harus lebih menekankan pada pemanfaatan dan pendayagunaan potensi sumber daya alam hayati dan non hayati. Prospek pariwisata ke depan sangat menjanjikan dan memberikan peluang besar untuk penambahan devisa negara. World Tourism Organization (WTO) memperkirakan jumlah wisatawan internasional 1,046 milyar orang (tahun 2010) dan 1,602 milyar orang (tahun 2020), diantaranya masing-masing 231 juta dan 438 juta orang berada di kawasan Asia Timur dan Pasifik. Perkiraan WTO menyebutkan jumlah ini akan menciptakan pendapatan dunia sebesar USD 2 triliun pada tahun 2020. Berdasarkan angka perkiraan tersebut maka, para pelaku pariwisata Indonesia seyogyanya melakukan perencanaan yang matang dan terarah untuk menjawab tantangan sekaligus menangkap peluang pertumbuhan jumlah wisatawan mancanegara ini. Pemanfaatan peluang harus dilakukan melalui pembenahan kembali keberadaan masing-masing kegiatan pariwisata dimulai dari sejak investasi, promosi, pembuatan produk pariwisata, penyiapan jaringan pemasaran internasional, dan penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas3.
2 Direktorat Bina Kawasan Alam. 1998. Buku Petunjuk (Guide Book) Pariwisata Alam di Hutan Lindung, Taman Buru, Suaka Margasatwa. Dirjen PHPA. Dephut. Bogor. Hal. 1 3 Setyanto P. Santosa. 2002. Pengembangan Pariwisata Indonesia http://kolom.pacific.net.id/ ind/setyanto_p_santosa/pengembangan_pariwisata_indonesia.html Tanggal akses 06 Juli 2008
2
Pariwisata merupakan bagian dari kegiatan ekonomi, sedangkan ilmu ekonomi menekankan setiap kegiatan harus dapat dikuantitatifkan sehingga digunakan alat-alat statistik untuk dapat mencerminkan keadaan sesungguhnya dari pencapaian suatu kegiatan yang direncanakan. Hasil kuantifikasi secara statistik ini dapat dimengerti secara universal oleh masyarakat yang tidak langsung bergerak di kegiatan pariwisata. WTO pada tahun 1991 dalam International Conference on Travel and Tourism Statistics di Ottawa, merekomendasikan diterapkannya ukuran baru tentang sumbangan pariwisata terhadap perekonomian yang dikenal dengan Tourism Satellite Account (TSA) atau NESPARNAS (Neraca Satelit Pariwisata Nasional). Standar statistik ini sesungguhnya mengacu kepada United Nation System of National Accounts yang menampilkan definisi dan klasifikasi yang dipergunakan untuk: survai sesuai standar internasional, sumbangan terhadap perekonomian dan keterkaitannya dengan berbagai sektor ekonomi lainnya, dan konsumsi yang dilakukan oleh wisatawan baik untuk sektor pariwisata maupun sektor lainnya4. Perhutani sebagai pengelola utama kawasan hutan di pulau Jawa menyadari potensi bisnis dari wisata alam ini dan membentuk suatu kawasan wisata yang disebut wana wisata. Wana wisata merupakan suatu kawasan hutan yang karena keindahan ataupun keunikan alam dapat dijadikan tempat untuk kegiatan wisata. Wana wisata sendiri merupakan salah satu sumber pendapatan Perhutani dari sektor non kayu. Direktur Pemasaran Perhutani menjelaskan bahwa hasil hutan non kayu tersebut memiliki posisi strategis yang patut untuk dikembangkan sehingga diversifikasi pemanfaatan sumberdaya hutan non kayu
4
Loc. cit
3
penting dilakukan. Perum Perhutani sebagai BUMN telah melakukan berbagai terobosan dalam memanfaatkan sumberdaya hutan non kayu, di antaranya membentuk Kesatuan Bisnis Mandiri khusus menangani wisata, penjualan bibit, dan usaha-usaha lain. Harapan Perum Perhutani dengan berbagai terobosan yang dilakukan adalah peningkatan berkesinambungan peran hasil hutan non kayu. Program restrukturisasi organisasi perusahaan yang dilakukan oleh Direksi Perum Perhutani, memberikan ruang dan peluang bagi pengembangan usaha di bidang pariwisata. Berdasarkan ketetapan Direksi No. 554/Kpts/Dir/2005 bulan Nop 2005 pengelolaan wisata Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten terhitung mulai 2 Januari 2006 dilaksanakan oleh Kesatuan Bisnis Mandiri Wisata, Benih, dan Usaha Lain5. Saat ini terdapat 70 obyek wisata yang dikelola Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Wisata, Benih dan Usaha Lain (WBU) Perum Perhutani Unit III (III). Objek-objek wisata tersebut, perlu dikelola secara profesional dengan sentuhan investasi yang memadai agar bisa menciptakan iklim usaha yang menguntungkan, terjaganya kelestarian sumberdaya hutan, dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat6. 1. 2
Perumusan Masalah Salah satu wana wisata yang dikelola KBM WBU III adalah Wana Wisata
Curug Cilember yang terletak di Desa Jogjogan, Kecamatan Cisarua. Wana Wisata Curug Cilember pada awalnya dikelola oleh Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat berdasarkan surat Kepala Perum Perhutani Unit III Jawa Barat No. 287/043.7/Prod/III tanggal 8 Juli 5
http://www.tourismwestjava.com/index.php/Profil/ Tanggal akses 26 April 2008 Sekilas Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. http://www. unit3. perumperhutani.com/ home/index. php. Tanggal akses 26 April 2008 6
4
1997. Kemudian berdasarkan Ketetapan Direksi No. 554/Kpts/Dir/2005 bulan Nopember 2005 pengelolaan Wana Wisata Curug Cilember dilakukan oleh Kesatuan Bisnis Mandiri Wisata, Benih, dan Usaha lain Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten (KBM WBU III). Perubahan pengelola Wana Wisata Curug Cilember kepada KBM WBU III ini bertujuan mengoptimalkan kegiatan pemasaran di bidang jasa wisata alam. Diharapkan setelah pengeloaan Wana Wisata Curug Cilember ditangani oleh kesatuan bisnis khusus yang menangani pemasaran maka akan ada peningkatan pendapatan dari sektor wisata alam ini. Pengelola Wana Wisata Curug Cilember adalah penyedia jasa di bidang wisata sehingga harus bisa mengidentifikasi siapa saja pelanggan potensial sehingga bisa membuat jasa wisata yang ditawarkan dapat memuaskan pelanggan. Menurut Engel, dkk (1994) mengadaptasi motivasi dan perilaku konsumen bukanlah pilihan, keduanya adalah kebutuhan mutlak untuk kelangsungan hidup kompetitif. Menurut Arif (2007) pelenggan juga berperan sebagai penilai kualitas jasa sehingga pelanggan akan memberikan penilaian tersendiri mengenai pelayanan yang mereka terima. Pengunjung Wana Wisata Curug Cilember merupakan pasar yang memiliki keinginan dan kebutuhan yang beraneka ragam (heterogen) sehingga sulit bagi pengelola Wana Wisata Curug Cilember untuk memahami kebutuhan dan keinginan seluruh pengunjung. Untuk itu, pengelola Wana Wisata Curug Cilember harus berusaha menemukan dan membatasi sasaran pada pengunjung dapat dilayani secara paling efektif dan menguntungkan. Menemukan sasaran dapat dicapai dengan melakukan segmentasi pengunjung Wana Wisata Curug Cilember.
5
Segmentasi pengunjung Wana Wisata Curug Cilember dapat membantu pengelola mengidentifikasi sebuah pasar dengan keinginan, daya beli, lokasi geografis, perilaku pembelian, dan kebiasaan pembelian yang serupa. Pemasaran sasaran membedakan segmen-segmen pasar utama, membidik satu atau dua segmen itu dan mengembangkan produk serta program pemasaran yang dirancang khusus bagi masing-masing segmen. Pada pemasaran sasaran, pengelola Wana Wisata Curug Cilember dapat memusatkan perhatian pada pengunjung yang paling mungkin dapat dipuaskan. Permasalahan-permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana profil pengunjung Wana Wisata Curug Cilember? 2. Bagaimana segmentasi dan target pasar Wana Wisata Curug Cilember? 1. 3
Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi profil pengunjung Wana Wisata Curug Cilember. 2. Menganalisis segmentasi dan target pasar Wana Wisata Curug Cilember 1. 4
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan yang
berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak pengelola Wana Wisata Curug Cilember bisa menjadikan penelitian ini sebagai salah satu referensi dalam memahami pengunjung dan merencanakan strategi pemasaran untuk mencapai kepuasan pengunjung yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan. Penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai rujukan, informasi, serta bahan referensi dalam melakukan penelitian lanjutan.
6
1. 5
Batasan Penelitian Penelitian ini hanya menganalisis pembentukan segmentasi berdasarkan
loyalitas pengunjung dengan melihat kesediaan pengunjung untuk datang ke Wana Wisata Curug Cilember jika ada promosi gratis serta kesediaan merekomendasikan Wana Wisata Curug Cilember kepada orang lain. Pemilihan variabel-variabel segmentasi yang dianggap mempengaruhi loyalitas dilakukan berdasarkan pendekatan geografis, demografis, psikografis, dan perilaku.
7
II TINJAUAN PUSTAKA
2. 1
Jasa Kotler (2002) menyatakan bahwa jasa adalah setiap kegiatan atau tindakan
yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik. Menurut Arif (2007), jasa merupakan aktifitas ekonomi yang tidak menghasilkan produk dalam bentuk fisik atau konstruksi, jasa dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan memberikan nilai tambah, seperti: kenyamanan, hiburan, kesenangan, kesehatan, atau pemecahan masalah yang dihadapi konsumen. Sementara itu, perusahaan yang memberikan operasi jasa adalah mereka yang memberikan konsumen produk jasa baik berwujud maupun tidak berwujud, seperti: transportasi, hiburan, restoran, dan pendidikan. Jadi, tampak bahwa didalam jasa selalu ada aspek interaksi antara pihak konsumen dan pemberi jasa, meskipun pihak-pihak yang terlibat tidak selalu menyadari. 2. 1. 1 Karakteristik Jasa Jasa memiliki empat karakteristik utama yang sangat mempengaruhi pemasarannya (Kotler, 2002): 1. Tidak berwujud (intangibility) Jasa bersifat tidak berwujud, berbeda dengan produk fisik jasa tidak bisa dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli. Pembeli dalam mengurangi ketidakpastian akan mencari tanda atau bukti mutu jasa dari tempat, orang, peralatan, alat komunikasi, simbol, dan harga yang mereka lihat.
Oleh karena itu, pemasar jasa ditantang untuk menempatkan bukti fisik dan gambaran pada tawaran abstrak mereka. Pemasar jasa juga harus mampu mentransformasi jasa tak berwujud menjadi manfaat yang konkrit. 2. Tidak terpisahkan (inseparability) Jasa dihasilkan dan dikonsumsi dalam waktu bersamaan, tidak seperti barang fisik yang diproduksi, disimpan dalam persediaan, didistribusikan melewati berbagai penjual, dan kemudian baru dikonsumsi. Penyedia sekaligus memberikan pelayanan karena klien juga hadir pada saat jasa itu dilakukan, interaksi penyediaklien merupakan ciri khusus pemasaran jasa. Penyedia dan klien sama-sama mempengaruhi hasil jasa. 3. Bervariasi (variability) Jasa sangat bervariasi karena tergantung kepada siapa yang menyediakan dan di mana jasa itu diberikan. Pembeli jasa biasanya mencari informasi dari orang lain sebelum memilih penyedia jasa. Perusahaan jasa dapat melakukan tiga langkah dalam pengendalian mutu. Pertama adalah melakukan investasi untuk menciptakan prosedur perekrutan dan pelatihan yang baik. Langkah kedua adalah menstandarisasi proses pelaksanaan jasa di seluruh organisasi. Langkah ketiga adalah memantau kepuasan pelanggan melalui sistem saran dan keluhan, survei pelanggan, dan melakukan belanja perbandingan. 4. Mudah lenyap (perishability) Jasa tidak bisa disimpan dan ada hanya pada saat itu, contoh jasa dokter. 2. 1. 2 Pemasaran Jasa Pemasaran jasa memiliki perbedaan yang cukup mendasar dengan pemasaran barang, di mana produsen dan konsumen berinteraksi langsung pada
9
pemasaran jasa sehingga produksi dan konsumsi terjadi pada saat bersamaaan. Menurut Booms dan Bitner dalam Kotler (2002) pendekatan pemasaran 4p (product, price, place, promotion) sering berhasil untuk barang, tetapi berbagai elemen tambahan perlu diperhatikan dalam bisnis jasa, yaitu 3p: orang (people), bukti fisik (physical evidence), dan proses (process). Sebagian besar jasa diberikan oleh orang, sehinggga seleksi, pelatihan, dan motivasi pegawai dapat memberikan perbedaan yang besar dalam kepuasan pelanggan. Idealnya, penyedia jasa harus memperlihatkan kompetensi, sikap memperhatikan, responsif, inisiatif, kemampuan memecahkan masalah, dan niat baik. Gronroos dalam Kotler (2002) menyatakan bahwa pemasaran jasa tidak hanya membutuhkan pemasaran eksternal tetapi juga pemasaran internal dan interaktif/ informasi dua arah. Pemasaran eksternal menggambarkan pekerjaan normal yang dilakukan oleh perusahaan untuk menyiapkan, memberi harga, mendistribusikan, dan mempromosikan jasa itu kepada konsumen. Pemasaran internal menjelaskan pekerjaan yang dilakukan oleh perusahaan untuk melatih dan memotivasi pegawai agar melayani pelanggan dengan baik. Terakhir, pemasaran interaktif menggambarkan keahlian pegawai dalam melayani klien. Aspek pemasaran jasa ini diringkas oleh Arif (2007) dalam tiga poin: 1. Janji perusahaan mengenai jasa yang akan disampaikan kepada pelanggan 2. Kemampuan perusahaan untuk membuat karyawan mampu memenuhi janji tersebut 3. Kemampuan karyawan untuk menyampaikan janji tersebut kepada pelanggan Tiga jenis pemasaran dalam industri jasa dapat dilihat pada Gambar 1.
10
Perusahaan
Pemasaran Internal
Pemasaran Eksternal
Pegawai
Pemasaran Interaktif
Pelanggan
Gambar 1. Tiga Jenis Pemasaran dalam Industri Jasa (Philip Kotler, 2002) 2. 2
Pariwisata Undang-undang
Nomor
9
Tahun
1990
tentang
Kepariwisataan
menyebutkan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. Menurut Suyitno (2001), karakteristik yang membedakan perjalanan wisata dengan perjalanan pada umumnya adalah sebagai berikut: 1. Bersifat sementara, dimana dalam jangka waktu pendek pelaku wisata akan kembali ke tempat asal. 2. Melibatkan beberapa komponen wisata, misalnya: sarana transportasi, akomodasi, restoran, obyek wisata, toko cindera mataa, dan lain-lain. 3. Umumnya dilakukan dengan mengunjungi objek dan dan atraksi wisata, daerah atau bahkan negara secara berkesinambungan.. 4. Memiliki tujuan tertentu yang intinya untuk mendapatkan kesenangan. 5. Tidak untuk mencari nafkah di tempat tujuan, bahkan keberadaan pelaku wisata dapat memberikan kontribusi pendapatn bagi masyarakat atau daerah yang dikunjungi.
11
2. 3
Pariwisata Alam Jasa wisata alam merupakan bagian komoditi non migas yang sejak Pelita
VI menjadi andalan pemerintah dalam menghasilkan devisa. Sektor kehutanan selain sebagai sumber devisa negara melalui produksi kayu dan hasil hutan lainnya, juga dapat memberikan devisa melalui pengembangan pariwisata alam di kawasan hutan non produksi atau kawasan konservasi, baik di kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam, taman buru, dan hutan lindung (Direktorat Bina Kawasan Alam., 1998). Peluang untuk menempatkan kepariwisataan sebagai sektor pembangunan andalan terbuka seluas-luasnya. Tapi, hal ini tergantung kepada kemampuan para pelaku bisnis pariwisata dalam mengembangkan obyek-obyek wisata yang sesuai dengan tuntutan pasar. 2. 3. 1 Kebijaksanaan Pengembangan Pariwisata Alam Pengembangan
pariwisata
alam
mempunyai
maksud
dan tujuan
(Direktorat Bina Kawasan Alam, 1998): 1. Konservasi: artinya perlindungan terhadap keanekaragaman hayati dan ekositemnya, serta nilai kekhasan dan keasliannya. 2. Rekreasi: dalam hal ini adalah penyediaan jasa wisata alam melalui pemanfaatan/ pendayagunaan potensi kawasan baik yang berupa alam hayati maupun non hayati. 3. Sosial ekonomi: dengan pengertian pemanfaatan sumber daya alam dilakukan secara optimal sehingga memberikan manfaat bagi peningkatan penerimaan devisa, penyediaan lapangan kerja, dan kesempatan berusaha bagi masyarakat.
12
2. 3. 2 Model Pariwisata Alam Berikut ini adalah beberapa model-model pariwisata alam di Indonesia. 1. Ekowisata. Ekowisata merupakan perjalanan wisata yang dilakukan secara bertanggung jawab di daerah yang masih alami atau di daerah-daerah yang dikelola dengan kaidah alam. Tujuan ekowisata adalah menikmati keindahan dan peningkatan pendapatan masyarakat setempat sekitar daerah tujuan ekowisata. Kegiatan ekowisata melibatkan unsur pendidikan, pemahaman, dan dukungan terhadap usaha-usaha konservasi alam (Sudarto, 1999). 2. Wana Wisata Berdasarkan Surat Direksi Perhutani No. 034.7/Dir tanggal 15 Nopember 1980 wana wisata didefinisikan sebagai obyek-obtek wisata alam yang dibangun dan dikembangkan oleh Perum Perhutani di dalam kawasan hutan produksi dan lindung secara terbatas dengan tidak mengubah fungsi pokok. Wana wisata merupakan suatu kawasan hutan yang karena keindahannya ataupun keunikan alamnya dapat dijadikan tempat untuk kegiatan wisata yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan tanpa mengurangi fungsi kawasan hutan tersebut 3. Taman Wisata Alam Menurut Undang-undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Taman Wisata Alam adalah kawasan pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam. Pasal 31 menyebutkan bahwa dalam taman wisata alam dapat dilakukan kegiatan untuk kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya dan wisata alam.
13
2. 4
Studi Terdahulu
2. 4. 1 Studi Terdahulu Tentang Curug Cilember Gunarya (2004) melakukan penelitian berjudul Manajemen Pengunjung Di Wana Wisata Curug Cilember, KPH Bogor. Penelitian ini bertujuan menyusun suatu perencanaan manajemen pengunjung di Wana Wisata Curug Cilember menggunakan metode analisis deskriptif berdasarkan tabulasi hasil kuisioner, grafik dan matrik hasil. Hasil dari penelitian ini menunjukkan kegiatan perencanaan dan pengembangan manajemen pengunjung Wana Wisata Curug Cilember meliputi beberapa aspek, yaitu: penyebaran pengunjung, pelayanan informasi, pelayanan interpretasi, dan keselamatan pengunjung. 2. 4. 2 Studi Terdahulu Tentang Segmentasi Pasar Kurnia (2005) melakukan analisis segmentasi Rumah Sakit Karya Bhakti (RSKB) Bogor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis cluster, analisis deskriptif dan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar konsumen RSKB berasal dari Kecamatan Bogor Barat dan Kabupaten Bogor dengan berbagai macam usia, jenis kelamin, dan status perkawinan. Konsumen terbanyak bekerja di perusahaan swasta dengan tingkat pendidikan yang cukup tinggi (SLTA sampai S1). RSKB pada saat ini melayani konsumen dari berbagai tingkat pendapatan (<500.000 sampai >4000.000). Konsumen RSKB terbagi dalam tiga kelompok gaya hidup berdasarkan gaya kepedulian kesehatan. Pertama, kelompok sangat peduli kesehatan berjumlah 50%. Kedua, kelompok kurang peduli kesehatan berjumlah 32%. Ketiga, kelompok tidak peduli kesehatan berjumlah 18%. Variabel jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan tidak memiliki hubungan terhadap
14
pembentukan cluster, sedangkan variabel status pernikahan dan jenis pekerjaan memiliki hubungan terhadap pembentukan cluster. Alatas (2005) dalam penelitiannya mengidentifikasi gaya keputusan pembelian Tas Tajur, menganalisis segmentasi konsumen berdasarkan gaya keputusan pembelian, dan menganalisis profil segmen konsumen Tas Tajur. Penelitian ini menggunakan analisis faktor dan analisis gerombol. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah cakupan konsumen Tas Tajur berasal dari beragam daerah, mayoritas berdomisili di Jakarta (50,9%) dan Bogor (21,8%). Mayoritas konsumen adalah pegawai swasta (44,5%) dan ibu rumah tangga (22,7%) dengan level pendapatan per bulan sebanyak 750 ribu sampai 4 juta. Konsumen adalah orang-orang yang memiliki kebiasaan membaca majalah mode (60%), mengikuti perkembangan mode (70%), dan menyesuaikan tas dengan busana yang dikenakan (82,7%). Sebagian besar pengunjung menyatakan pernah membeli tas impor (70,9%) dan ada 56,4% konsumen lebih menyukai tas impor, sementara 32,1% konsumen lebih menyukai tas lokal. Segmentasi yang dilakukan berdasarkan gaya keputusan pembelian menghasilkan tiga segmen konsumen, yaitu : konsumen loyal (31%), konsumen trendi dan memperhatikan mutu (47%), dan konsumen perfectionist yang peka terhadap harga (22%). 2. 4. 3 Studi Terdahulu Tentang Penggunaan Metode CHAID Prianto (2004) melakukan penelitian berjudul Segmentasi Pembaca Koran Tempo Menggunakan Metode CHAID. Penelitian ini menunjukkan berdasarkan intensitas pembelian, pembaca koran Tempo dapat dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu konsumen yang berlangganan dan konsumen yang membeli secara eceran. Peubah pertama yang berperan dalam membedakan intensitas pembelian
15
adalah perlakuan responden terhadap koran Tempo. Responden yang menjadikan Tempo sebagai koran utama cenderung membeli secara berlangganan. Responden yang menjadikan Tempo bukan sebagai koran utama cenderung membeli secara eceran. Peubah-peubah lain yang perlu diperhatikan dan berpengaruh dalam membedakan intensitas pembelian adalah: pengeluaran per bulan, penggunaan jasa asuransi, kepemilikan kendaraan, kepemiliikan hand phone, dan pendidikan. Asosiasi antar peubah terjadi antara peubah pengeluaran per bulan dengan peubah penggunaan jasa asuransi, pendidikan, kepemilikan kendaraan, dan kepemilikan hand phone. Interaksi antar peubah terjadi antara peubah status perlakuan terhadap koran Tempo dengan peubah pengeluaran per bulan. Segmen dengan karakteristik memiliki pengeluaran antara Rp. 1.000.000 sampai Rp. 5.000.000 per bulan dan tidak menggunakan jasa asuransi merupaka segmen yang cukup potensial untuk dijadikan konsumen yang berlangganan. Mulyani (2004) melakukan penelitian yang bertujuan mengetahui karakteristik cepat lambatnya inisiasi Air Susu Ibu (ASI) pada ibu menyusui berdasarkan kelompok faktor-faktor yang berhubungan dengan inisiasi ASI. Penelitian ini menunjukkan usia ayah merupakan peubah pertama yang nyata dalam mengelompokkan
karakteristik cepat
lambatnya
inisiasi ASI di
Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor. Kontribusi terbesar dalam memberikan gambaran umum karakteristik ini dijelaskan oleh kelompok usia ayah yang tergolong produktif. Usia ibu, jenis kelamin bayi, dan keikutsertaan ibu dalam program Keluarga Berencana (KB) merupakan hal lain yang perlu diperhatikan dan memiliki keterkaitan dalam menggambarkan karakteristik cepat lambatnya inisiasi ASI. Asosiasi tampak pada usia ayah 20-35 tahun dengan
16
usia ibu, usia ibu kurang dari 20 tahun pada kelompok usia ayah 20-35 tahun dengan jenis kelamin bayi. Usia ayah lebih dari 35 tahun dengan jenis kelamin bayi serta bayi laki-laki pada kelompok usia ayah lebih dari 35 tahun dengan keikutsertaan ibu terhadap program KB. Keterlambatan inisiasi ASI lebih banyak digambarkan oleh kelompok usia ayah lebih dari 35 tahun yang memiliki bayi perempuan dan kelompok usia ibu kurang dari 20 tahun dan memiliki bayi lakilaki pada kelompok usia ayah 20-35 tahun. Ketidakikutsertaan ibu terhadap program KB merupakan peubah terakhir yang menggambarkan lambatnya pemberian ASI. 2. 5
Keterkaitan dengan Studi Terdahulu Penelitian ini menganalisis segmentasi pengunjung di Wana Wisata Curug
Cilember
menggunakan
metode
CHAID.
Sementara
penelitian-penelitian
sebelumnya tentang segmentasi pasar menggunakan alat analisis Cluster Penelitian ini diharapkan dapat membantu pengelola Wana Wisata Curug Cilember menentukan target pasar dan merancang strategi pemasaran berdasarkan segmentasi pengunjung yang diperoleh dari hasil penelitian ini. Metode CHAID (Chi-Square Automatic Interaction Detection) dapat menangani pengelompokan data berdasarkan karakteristik peubah penjelas, interaksi peubah-peubah penjelas, atau peubah respon yang berskala ordinal atau nominal yang tidak dapat dilakukan dengan metode analisis Cluster. Metode CHAID merupakan salah satu alternatif metode eksploratif untuk melihat dan memilih faktor-faktor yang berpengaruh signifikan antara peubah respon dengan peubah-peubah penjelas. Kelebihan lain metode ini adalah tampilan grafis berupa dendogram yang menjelaskan hubungan terstruktur peubah respon dengan peubah
17
penjelas sehingga mudah untuk diinterpretasikan. Riset-riset pemasaran sering menggunakan metode ini untuk melakukan segmentasi pasar. Dibandingkan
dengan
penelitian-penelitian
sebelumnya
yang
menggunakan metode CHAID, penelitian yang dilakukan berbeda dari segi obyek, dimana obyek penelitian adalah pengunjung Wana Wisata Curug Cilember, sedangkan obyek penelitian sebelumnya adalah pembaca koran dan ibu menyusui.
18
III KERANGKA PEMIKIRAN
3. 1
Kerangka Pemikiran Teoritis
3. 1. 1 Perilaku Konsumen Menurut (Engel et al, 1995) perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan barang dan jasa, termasuk proses keputusan sebelum dan sesudah tindakan dilakukan. Perilaku konsumen menurut Kotler (2002) merupakan cara individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, memakai, serta memanfaatkan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan akan barang dan jasa. Selanjutnya Umar (2000) menyatakan bahwa perilaku konsumen terbagi menjadi perilaku yang tampak dan perilaku yang tidak tampak. Variabel-variabel perilaku yang tampak antara lain jumlah pembelian, waktu pembelian, karena siapa, dengan siapa, dan bagaimana konsumen melakukan pembelian. Variabel perilaku yang tidak tampak adalah persepsi, ingatan terhadap informasi dan perasaan kepemilikan konsumen. 3. 1. 2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Kotler (2002) menyatakan bahwa perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Faktor-faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling dalam. Menurut (Engel et al, 1995) Pengambilan keputusan oleh konsumen ditentukan oleh tiga determinan yaitu: (1) pengaruh lingkungan; (2) perbedaan individu; dan (3) proses psikologis. Pengambilan keputusan oleh konsumen ini akan berdampak pada jenis dan bentuk bauran pemasaran yang dipilih oleh pemasar. Hal ini diperlihatkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen (Engel et al, 1995) 3. 1. 3 Perilaku Pascapembelian Kotler (2002) menyatakan bahwa tugas pemasar tidak berhenti setelah penjualan terjadi melainkan berlanjut pada tahap pemantauan perilaku konsumen pascapembelian. Menurut Engel et al (1995) pembeli akan melakukan evaluasi alternatif seperti halnya sebelum pembelian. Keadaan setelah pembelian ini akan menimbulkan dampak apakah pembeli bersangkutan puas atau tidak puas terhadap transaksi yang telah dilakukan. Kepuasan pembeli merupakan fungsi dari seberapa dekat harapan pembeli atas suatu produk dengan kinerja yang dirasakan pembeli atas produk tersebut. Pelanggan akan merasa kecewa jika kinerja produk lebih rendah dari harapan, pelanggan akan merasa puas jika kinerja produk sesuai harapan, bahkan jika kinerja produk melebihi harapan maka pelanggan akan merasa sangat puas. Perasaan-perasaan itu akan membedakan apakah pembeli akan membeli kembali produk tersebut dan membicarakan hal-hal yang menguntungkan atau tidak
20
menguntungkan tentang produk tersebut kepada orang lain. Konsumen membentuk harapan berdasarkan pesan yang diterima dari penjual, teman, dan sumber-sumber informasi yang lain. Semakin besar kesenjangan antara harapan kosumen dengan kinerja suatu produk maka semakin besar pula ketidakpuasan konsumen (Kotler, 2002). Kepuasan
berfungsi
mengukuhkan
loyalitas
pembeli,
sementara
ketidakpuasan dapat menyebabkan keluhan, komunikasi lisan yang negatif, dan upaya untuk menuntut ganti rugi. Ini berarti bahwa upaya mempertahankan pelanggan menjadi bagian yang sangat penting dalam strategi pemasaran. Pemasar dapat melakukan beberapa taktik, seperti: menciptakan harapan yang realistis, memastikan bahwa kualitas barang dan jasa memenuhi harapan, memberikan garansi, dan menanggapi ketidakpuasan pelanggan secara langsung dengan respons yang cepat dan tepat (Engel et al, 1995). 3. 1. 4 Loyalitas Konsumen Pemasar berharap konsumen akan melakukan pembelian ulang jika merasa puas terhadap suatu produk. Kepuasan terhadap suatu produk akan menuntun konsumen ke arah loyalitas terhadap suatu produk atau merek. Pelanggan yang loyal akan menguntungkan pemasar dalam berbagai aspek pemasaran. Menurut Griffin (1995) loyalitas konsumen merupakan komitmen yang kuat dari konsumen sehingga bersedia melakukan pembelian ulang terhadap barang dan jasa yang disukai secara konsisten dalam jangka panjang serta tidak terpengaruh oleh situasi dan pemasaran produk-produk lain yang berusaha mengalihkan konsumen untuk membeli produk-produk lain tersebut. Sedang menurut Durianto et al (2003) loyalitas merek merupakan suatu ukuran
21
keterkaitan pelanggan terhadap sebuah merek yang dapat memberikan gambaran tentang tentang kemungkinan seorang pelanggan beralih ke merek lain. Apabila loyalitas pelanggan terhadap suatu merek meningkat maka pelanggan tersebut akan melanjutkan pembelian merek yang bersangkutan. 3. 1. 5 Tingkatan Loyalitas Konsumen Menutur Durianto et al (2003) loyalitas merek memiliki beberapa tingkatan, di mana pada masing-masing tingkatan menunjukkan tantangan yang harus dihadapi pemasar sekaligus aset yang dapat dimanfaatkan. 1. Switcher (Pembeli yang berpindah-pindah) Pelanggan pada tingkatan ini sangat mudah memindahkan pembeliannya dari suatu merek ke merek lain. Ciri utama pelanggan ini adalah mereka melakukan pembelian karena harga murah. 2. Habitual Buyer (Pembeli yang bersifat kebiasaan) Pembeli pada tingkatan ini dikategorikan sebagai pembeli yang puas dengan produk yang mereka konsumsi atau setidaknya pembeli tidak mengalami ketidakpuasan terhadap produk tersebut. Ciri konsumen pada tingkatan ini adalah menbeli produk hanya berdasarkan kebiasan pembelian selama ini. 3. Satisfied Buyer (Pembeli yang puas dengan biaya peralihan) Pelanggan pada tingkatan ini merasa puas dengan suatu produk tapi bisa saja memindahkan pembeliannya pada produk lain dengan menanggung biaya peralihan (switching cost). Pemindahan ini berkaitan dengan waktu, uang, atau risiko kinerja yang melekat dengan tindakan pelanggan beralih merek. 4. Likes the Brand (Pembeli yang menyukai merek) Pembeli yang masuk pada tingkatan loyalitas ini benar-benar menyukai suatu merek dan dijumpai perasaan yang emosional terhadap merek tersebut. Rasa
22
suka pembeli bisa didasari oleh rangkaian pengalaman dalam penggunaan produk yang bersangkutan. 5. Commited Buyer (Pembeli yang komit) Pelanggan pada tahap ini merupakan pelanggan setia yang memiliki kebanggaan sebagai pengguna suatu merek. Merek tersebut bisa sangat penting bagi pelanggan baik dari segi fungsi maupun sebagai suatu ungkapan ekspresi diri. Salah satu ciri pelanggan pada tingkatan ini merekomendasikan dan mempromosikan merek tersebut kepada orang lain. 3. 1. 6 Segmentasi Pasar Kotler (2002) menyatakan bahwa segmen pasar terdiri dari kelompok besar yang dapat diidentifikasi dalam sebuah pasar dengan keinginan, daya beli, lokasi geografis, perilaku pembelian, dan kebiasaan pembelian yang serupa. Kasali (1998) mendefinisikan segmentasi pasar sebagai proses mengkotakkotakkan pasar yang heterogen ke dalam kelompok-kelompok konsumen potensial yang memiliki kesamaan kebutuhan dan/atau kesamaan karakter yang memiliki respons yang sama dalam membelanjakan uang. Menurut Engel et al (1995) segmentasi pasar merupakan prosedur di mana sebuah pasar dibagi menjadi kelompok atau himpunan bagian bermakna yang pantas mendapatkan pendekatan pemasaran yang terpisah. Menurut Kotler (2002), perusahaan sekarang lebih banyak memanfaatkan pemasaran sasaran yang mengharuskan pemasar melakukan tiga langkah utama: 1. Mengidentifikasi dan memilah kelompok pembeli ( segmentasi pasar) 2. Memilih satu atau lebih segmen pasar untuk dimasuki (pembidikan pasar) 3. Membentuk dan mengkomunikasikan manfaat utama yang membedakan produk perusahaan dengan produk lain di pasar (penetapan pasar)
23
Kasali (1998) menyebutkan bahwa keuntungan yang dapat diperoleh dengan melakukan segmentasi pasar adalah sebagai berikut: 1. Mendesain produk-produk yang lebih responsif terhadap perubahan pasar. 2. Menganalisis pasar. 3. Menentukan peluang. 4. Menguasai posisi yang superior dan kompetitif. 5. Menentukan strategi komunikasi yang efektif dan efisien. 3. 1. 6. 1 Tingkat Segmentasi Pasar Segmentasi pasar merupakan suatu usaha untuk meningkatkan ketepatan pemasaran perusahaan. Titik awal dari pembahasan segmentasi adalah pemasaran masal. Peningkatan jumlah media iklan dan saluran distribusi menyebabkan kesulitan untuk mempraktekkan pemasaran masal sehingga menyebabkan perusahaan beralih dari pemasaran masal ke pemasaran mikro pada satu dari empat tingkat berikut ini (Kotler, 2002): 1. Pemasaran Segmen Pemasaran segmen membuat perusahaan dapat menciptakan penawaran produk atau jasa yang lebih selaras dan mengenakan harga yang pantas bagi kelompok sasaran tertentu. Pemilihan saluran distribusi dan saluran komunikasi menjadi jauh lebih mudah dan mungkin menghadapi pesaing yang lebih sedikit dalam segmentasi tertentu. 2. Pemasaran Relung Relung (niche) adalah kelompok yang didefinisikan secara lebih spesifik, khususnya pasar kecil yang kebutuhannya tidak dilayani dengan baik. Pemasar biasanya mengidentifikasi relung dengan membagi-bagi sebuah segmen menjadi
24
sub-segmen atau dengan mendefinisikan sebuah kelompok yang mencari gabungan manfaat khusus yang berbeda dengan yang dicari oleh kelompok lain. Contohnya, segmen perokok berat mencakup mereka yang berusaha untuk berhenti merokok dan mereka yang tidak peduli. Relung yang menarik memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Pelanggan di relung itu memiliki kumpulan kebutuhan yang benar-benar berbeda; mereka bersedia membayar harga tambahan kepada perusahaan yang paling memuaskan kebutuhan mereka; relung itu tidak mungkin menarik pesaing lain; perusahaan pengisi relung mendapatkan penghematan tertentu melalui spesialisasi; dan relung memiliki ukuran, laba, serta potensi pertumbuhan yang memadai. 3. Pemasaran Lokal Pemasaran sasaran menghasilkan program pemasaran yang disesuaikan dengan
kebutuhan dan keinginan
kelompok pelanggan
lokal (wilayah
perdagangan, lingkungan sekitar, bahkan toko individual). 4. Pemasaran Individual Tingkat segmentasi tertinggi mengarah pada segmen tunggal, pemasaran sesuai pesanan (customized marketing), atau pemasaran satu lawan satu. Selama berabad-abad konsumen dilayani sebagai individu. Tukang jahit membuat pakaian, tukang sepatu merancang sepatu untuk perseorangan. Kebanyakan pemasaran bisnis ke bisnis saat ini dibuat sesuai pesanan, di mana perusahaan manufaktur akan menyesuaikan penawaran, logistik, dan persyaratan keuangan bagi masing-masing pelanggan. Teknologi baru memungkinkan perusahaan mempertimbangkan untuk kembali ke pemasaran sesuai pesanan, atau apa yang dinamakan pembuatan pesanan masal (mass customization).
25
3. 1. 6. 2 Prosedur Segmentasi Pasar Tiga langkah untuk mengidentifikasi segmen pasar: survei, analisis, dan pembentukan profil (Kotler, 2002) 1. Tahap Survei Periset melakukan wawancara untuk mencari penjelasan dan membentuk kelompok fokus agar didapatkan pemahaman atas motivasi, sikap dan perilaku konsumen.
Selanjutnya,
periset
menyiapkan
kuesioner
resmi
untuk
mengumpulkan data mengenai atribut dan peringkat kepentingan atribut tersebut; kesadaran merek dan peringkat merek; pola-pola pemakaian produk; sikap terhadap kategori produk; kondisi demografis, geografis, psikografis, dan mediagrafis responden. 2. Tahap Analisis Periset menerapkan analisis faktor terhadap data tersebut untuk membuang variabel-variabel yang berkorelasi tinggi, kemudian periset menerapkan analisis kelompok untuk menghasilkan jumlah segmen yang berbeda scara maksimum. 3. Tahap Pembentukan Masing-masing kelompok dibentuk berdasarkan perbedaan sikap, perilaku, demografis, psikografis, dan pola media. 3. 1. 6. 3 Dasar Segmentasi Pasar Konsumen Dasar (basis) segmentasi pasar yang digunakan oleh para pemasar adalah sebagai berikut: 1. Segmentasi Geografis Segmentasi geografis mengharuskan pembagian pasar menjadi unit-unit geografis yang berbeda seperti negara, wilayah, propinsi, kota, atau lingkungan
26
rumah tangga. Perusahaan dapat memutuskan untuk beroperasi dalam satu atau sedikit wilayah geografis atau beroperasi dalam seluruh wilayah tetapi memberikan perhatian pada variasi lokal (Kotler, 2002). 2. Segmentasi Demografis Segmentasi demografis membagi pasar menjadi kelompok-kelompok berdasarkan variabel-variabel demografis seperti usia, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, jenis kelamin, penghasilan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi, kewarganegaraan, dan kelas sosial. Variabel-variabel demografis merupakan dasar yang paling populer untuk membedakan kelompok-kelompok pelanggan. Satu alasan adalah bahwa keinginan, preferensi, dan tingkat pemakaian konsumen sering sangat berhubungan dengan variabel-variabel demografis. Alasan lain adalah bahwa variabel-variabel demografis lebih mudah diukur dibandingkan sebagian besar variabel lain(Kotler, 2002). 3. Segmentasi Psikografis Menurut Kotler (2002) segmentasi psikografis membagi kelompok pembeli menjadi kelompok yang berbeda berdasarkan gaya hidup atau kepribadian akan nilai. Gaya hidup merupakan pola hidup seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opini serta menggambarkan bagaimana seseorang berinteraksi dengan lingkungan. Orang-orang yang dalam kelompok demografis yang sama dapat menunjukkan gambaran psikografis yang berbeda. Sedangkan Engel et al (1995) menyatakan bahwa psikografi adalah teknik utama yang digunakan oeh peneliti konsumen sebagai ukuran operasional dari gaya hidup dan sering disinonimkan sebagai pengukuran AIO (Activities atau Aktivitas, Interest atau Minat, dan Opinion atau Pendapat)
27
4. Segmentasi Perilaku Pembeli
dalam
segmentasi
perilaku
dikelompokkan
berdasarkan
pengetahuan, sikap, pemakaian, atau tanggapan terhadap suatu produk. Banyak pemasar yakin bahwa variabel perilaku, seperti : kejadian, manfaat, status pemakai, tingkat pemakaian, status kesetiaan, tahap kesiapan pembeli, dan sikap merupakan titik awal terbaik dalam membentuk segmen pasar (Kotler, 2002). 3. 1. 6. 4 Segmentasi yang Efektif Kotler (2002) menyatakan bahwa segmentasi yang berguna haruslah: §
Dapat diukur: Daya beli dan profil segmen dapat diukur.
§
Besar: Suatu segmen harus merupakan kelompok homogen terbesar dalam artian besar pasarnya sehingga menjamin kontinuitas produksi sesuai harga yang bersedia dibayar konsumen.
§
Dapat diakses: Segmen dapat dijangkau dan dilayani secara efektif baik secara fisik (distribusi) maupun nonfisik (komunikasi, promosi).
§
Dapat dibedakan: Segmen-segmen secara konseptual dapat dipisah-pisahkan dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemen dan program bauran pemasaran yang berbeda.
§
Dapat diambil tindakan: Sejauh mana program-program yang efektif dapat dirumuskan untuk menarik dan melayani segmen-segmen tersebut.
3. 1. 7 Penetapan Pasar Sasaran Identifikasi perusahaan terhadap peluang-peluang segmen pasar yang ada, mengharuskan perusahaan
tersebut
mengevaluasi
beragam
segmen
memutuskan berapa banyak serta segmen mana saja yang akan dibidik.
28
dan
3. 1. 7. 1 Mengevaluasi Segmen Pasar Perusahaan harus memperhatikan dua faktor dalam mengevaluasi segmen pasar yang berbeda. Pertama, karakteristik yang membuat suatu segmen potensial terlihat menarik sehingga perlu dipertanyakan dalam hal ukuran, pertumbuhan, profitabilitas, skala ekonomis, dan risiko yang rendah. Kedua, pertimbangan investasi perusahaan di segmen tersebut harus diselaraskan dengan tujuan dan sumber daya perusahaan sehingga hasilnya bisa menguntungkan (Kotler, 2002). 3. 1. 7. 2 Memilih Segmen Pasar Kotler (2002) menyatakan ada lima pola pemilihan pasar sasaran yang dapat dipertimbangkan perusahaan: 1. Konsentrasi Segmen Tunggal Perusahaan bisa memilih sebuah segmen tunggal, kemudian berusaha mendapatkan pengetahuan yang kuat tentang kebutuhan segmen dan meraih posisi pasar yang kuat di segmen tersebut. Perusahaan menikmati operasi yang ekonomis melalui spesialisasi produk, distribusi, dan promosi. Tingkat pengembalian investasi yang tinggi juga dihasilkan perusahaan jika menjadi pemimpin pasar di segmen tersebut. 2. Spesialisasi Selektif Perusahaan memilih sejumlah segmen yang secara obyektif menarik dan memadai. Segmen-segmen tersebut bisa saja sedikit atau tidak saling bersinergi satu sama lain, namun masing-masing segmen berpotensi sebagai penghasil uang. Strategi cakupan multi-segmen dapat diterapkan untuk menarik segmen-segmen tersebut.
29
3. Spesialisasi Produk Perusahaan berkonsentrasi dalam menghasilkan produk tertentu yang dijual ke beberapa segmen. Contoh, perusahaan manufaktur mikroskop menjual mikroskop yang berbeda ke laboratorium universitas, laboratorium pemerintah, dan laboratorium komersil, tapi tidak meproduksi produk lain yang berhubungan dengan laboratorium. Melalui strategi spesialisai produk, perusahaan membangun reputasi yang kuat di bidang produk tertentu. Risiko yang tidak menguntungkan adalah produk yang dibuat perusahaan mungkin digantikan oleh teknologi yang benar-benar baru. 4. Spesialisasi Pasar Perusahaan berkonsentrasi untuk melayani berbagai kebutuhan dari suatu kelompok pelanggan tertentu. Contoh, perusahaan yang menjual bermacammacam produk ke laboratorium universitas yang terdiri dari mikroskop, pembakar bunsen, labu kimia, dan lain-lain. Perusahaan mendapatkan reputasi yang kuat dengan mengkhususkan diri dalam melayani kelompok pelanggan tertentu dan menjadi saluran pemasaran bagi semua produk baru yang mungkin digunakan oleh kelompok pelanggan tersebut. Risiko yang tidak menguntungkan adalah mungkin kelompok pelanggan tersebut harus memotong anggaran mereka. 5. Cakupan Seluruh Pasar Perusahaan yang memilih cakupan seluruh pasar akan berusaha melayani berbagai kebutuhan dari semua kelompok pelanggan. Pemenuhan kebutuhan semua segmen di suatu pasar akan membutuhkan sumber daya yang sangat besar sehigga hanya perusahaan besar yang dapat melaksanakan strategi cakupan seluruh pasar.
30
3. 1. 7. 3 Strategi Pemasaran pada Pasar Sasaran Pemasar dapat melakukan tiga pemasaran setelah segmentasi pasar dilakukan (Kotler, 2002): 1. Pemasaran Terkonsentrasi Fokus utama dalam pemasaran terkonsentrasi adalah melayani satu segmen. Tapi, risiko yang dihadapi di pemasaran terkonsentrasi juga tinggi, bisa saja kebutuhan segmen tiba-tiba berubah atau ada pesaing yang ikut berkompetisi dalam melayani segmen tersebut. Dengan alasan itu, banyak perusahaan beroperasi di lebih dari satu segmen. 2. Pemasaran Terdiferensiasi Pemasaran yang terdiferensiasi beroperasi di beberapa segmen pasar dan merancang program yang berbeda bagi masing-masing segmen. 3. Pemasaran yang Tidak Terdiferensiasi Pemasaran yang tidak terdiferensiasi mengabaikan perbedaan segmen pasar dan meraih seluruh pasar dengan satu tawaran pasar. 3. 1. 8 Segmentasi Pasar dengan Metode CHAID Kasali (1998) menyebutkan bahwa secara garis besar ada dua metode yang lazim dipakai dalam riset-riset segmentasi, yaitu metode interdependensi dan metode dependensi. Dalam metode interdependensi, segmentasi dibentuk oleh variabel-variabel bebas yang tidak dikaitkan dengan variabel terikat yang harus dijelaskan atau diprediksikan. Tujuan metode ini adalah menemukan kelompokkelompok konsumen (segmen-segmen) yang memiliki kesamaan respons terhadap variabel-variabel bebas tertentu. Metode kedua adalah metode dependensi. Pada metode ini segmen-segmen dihasilkan karena ada hubungan antara variabel terikat
31
(dependent variable) dengan sejumlah variabel bebas (independent variable). Teknik yang dibutuhkan pada metode dependensi adalah sebuah pendekatan yang dapat menunjukkan variabel-variabel bebas yang memiliki pengaruh
kuat
terhadap variabel terikat, kemudin mengidentifikasi segmen-segmen yang paling berbeda menurut variabel-variabel tersebut. Salah satu metode dependensi yang dapat digunakan adalah analisis CHAID (Chi-squared Automatic Interaction Detector). Dalam analisis CHAID, klasifikasi dilakukan berdasarkan pada hubungan yang ada antara variabel terikat (dependen) dan variabel bebas (independen), oleh karena itu CHAID termasuk dalam metode dependensi dalam menentukan segmentasi. CHAID digunakan untuk membentuk segmentasi yang membagi sebuah sampel menjadi dua atau lebih kelompok yang berbeda berdasarkan sebuah kriteria tertentu. Hal ini kemudian diteruskan dengan membagi kelompokkelompok tersebut menjadi kelompok yang lebih kecil berdasarkan variabelvariabel independen yang lain. Proses berlanjut sampai tidak ditemukan lagi variabel independen–variabel independen yang signifikan secara statistik. Segmen-segmen yang dihasilkan akan bersifat saling lepas yang secara statistik akan memenuhi kriteria pokok segmentasi dasar (Bagozzi, 1994 dalam Kunto dan Hasana, 2006). 3. 1. 8. 1 Analisis CHAID CHAID adalah singkatan dari Chi-squared Automatic Interaction Detector. CHAID pertama kali diperkenalkan dalam
sebuah artikel berjudul
“An Exploratory Technique for Investigating Large Quantities of Categorical Data” oleh Dr. G.V. Kass tahun 1980. CHAID secara keseluruhan bekerja untuk
32
menduga sebuah variabel tunggal, disebut sebagai variabel dependen, yang didasarkan pada sejumlah variabel-variabel yang lain, disebut sebagai variabelvariabel independen. CHAID merupakan suatu teknik iteratif yang menguji satupersatu variabel independen yang digunakan dalam klasifikasi, kemudian menyusun variabel independen tersebut berdasarkan pada tingkat signifikansi statistik chi-square terhadap variabel dependen (Gallagher, 2000). CHAID memilih variabel-variabel independen atas dasar uji chi-square antara kategori variabel-variabel yang tersedia dengan kategori-kategori variabel dependen. Uji chi-square sendiri merupakan uji non parametrik yang sesuai untuk menguji hubungan antar variabel yang berbentuk kategori (Myers, 1996 dalam Kunto dan Hasana, 2006). Menurut Lehmann dan Eherler (2001) dapat disimpulkan bahwa CHAID adalah sebuah metode untuk mengklasifikasikan data kategori yang bertujuan untuk membagi rangkaian data menjadi subgrup-subgrup berdasarkan pada variabel dependen. Hasil analisis CHAID juga akan memberikan peringkat pada variabel yang merupakan variabel independen
paling
signifikan sampai yang
tidak signifikan. Menurut Baron dan Phillips (Sharp et al., 1998), analisis CHAID dapat diringkas menjadi 3 elemen kunci, yaitu: 1. Uji signifikan chi-square, uji ini dilakukan untuk mengidentifikasi variabel independen yang paling signifikan dalam data. 2. Koreksi Bonferroni. 3. Sebuah algoritma yang digunakan untuk menggabungkan kategori-kategori variabel.
33
3. 1. 8. 2 Variabel-Variabel dalam Analisis CHAID Menurut Gallagher (2000), CHAID akan membedakan variabel-variabel independen menjadi tiga bentuk, yaitu: 1. Monotonik: kategori-kategori pada variabel ini dapat dikombinasikan atau digabungkan oleh CHAID hanya jika keduanya berdekatan satu sama lain, yaitu variabel-variabel yang kategorinya mengikuti urutan aslinya (data ordinal), contohnya: usia atau pendapatan. 2. Bebas: kategori-kategori pada variabel ini dapat dikombinasikan atau digabungkan walaupun keduanya berdekatan atau tidak satu sama lain (data nominal), contohnya: pekerjaan, kelompok etnik, dan area geografis. 3. Mengambang (floating): kategori-kategori pada variabel ini akan diperlakukan seperti monotonik kecuali untuk kategori yang terakhir (yaitu missing value), yang dapat berkombinasi dengan kategori manapun. 3. 1. 8. 3 Deskripsi Matematis Analisis CHAID Menurut Gallagher (2000), CHAID pada dasarnya merupakan sebuah proses 4 langkah yang iteratif: 1. Pemeriksaan tiap variabel independen menggunakan uji chi-square untuk menentukan kategori mana yang signifikan untuk menunjukkan perbedaan dalam variabel dependen dan mengumpulkan pula semua kategori yang tidak signifikan 2. Penentuan variabel independen paling signifikan yang terbaik untuk digunakan dalam membedakan variabel dependen berdasarkan nilai kesignifikanan hasil uji yang dilakukan.
34
3. Pembagian
data
menggunakan
kategori
variabel independen tersebut
dengan peringkat yang paling signifikan. 4. Untuk setiap tingkatan selanjutnya: – Pemeriksaan kategori variabel-variabel independen yang tersisa untuk menentukan peringkat yang paling signifikan dalam penentuan perbedaan variabel dependen selanjutnya, dan memisahkannya dengan yang tidak signifikan. – Penentuan variabel independen yang paling signifikan, dan kemudian diteruskan lagi dengan pembagian data menggunakan variabel ini. 5. Pengulangan langkah ke-4 untuk semua subgrup sampai teridentifikasi semua pembagian yang secara statistik telah signifikan. Langkah-langkah analisis CHAID dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu penggabungan (merging), pemisahan (splitting) dan penghentian (stopping, evaluasi untuk masuk iterasi berikutnya). Tahap-tahap dalam analisis CHAID dapat dijabarkan pada algoritma berikut (Kass, 1980): Penggabungan (merging) Tahap penggabungan terdiri dari beberapa langkah, yaitu: 1. Untuk masing-masing variabel independen, dibuat tabulasi silang antara kategori-kategori variabel independen dengan variabel dependen. 2. Cari pasangan kategori variabel independen yang memiliki sub tabel 2xd (d adalah banyaknya kategori variabel dependen) dengan beda nyata terkecil. Jika signifikansi tidak mencapai taraf nyata, kedua kategori digabung dan dianggap sebagai kategori gabungan.
35
3. Pada setiap kategori gabungan yang terdiri dari tiga atau lebih kategori asal, dicari pembagian biner yang paling signifikan. Jika signifikansi melebihi taraf nyata dilakukan pembagian, jika tidak kembali ke langkah dua. Pemisahan (splitting) Tahap pemisahan hanya terdiri dari satu langkah, yaitu setiap variabel independen yang telah digabungkan secara optimal dipilih yang paling signifikan. Jika sigfinikansi lebih dari dari taraf nyata, data dibagi menjadi sub-sub kelompok menurut kategori yang telah digabungkan dari variabel independen yang terpilih. Penghentian (stopping) Tahapan penghentian atau evaluasi untuk masuk iterasi berikutnya juga terdiri dari satu langkah, yaitu kembali ke langkah satu untuk menganalisis sub kelompok berikutnya. Analisis berhenti apabila semua sub kelompok telah dianalisis atau individu pada sub kelompok tersebut terlalu sedikit. 3. 1. 8. 4 Bagian-Bagian Utama dari Analisis CHAID 1. Uji Chi-Square (Khi-kuadrat,
2
)
Teknik uji ini memungkinkan kita untuk mengetahui independensi antara dua variabel pada tiap kategori dan variabel kedua memiliki c kategori maka nij adalah pengamatan pada variabel pertama di level i dan variabel kedua di level j. Statistik uji chi-square adalah sebagai berikut: r c (nij − Eij )2 χ 2 = ∑∑ Eij i =1 j =1
Eij =
ni• n• j n
dimana nij = banyaknya pengamatan pada baris ke-i dan kolom ke-j Eij = nilai harapan pengamatan pada baris ke-i dan kolom ke-j
36
ni• = total banyaknya pengamatan pada baris ke-i n•j = total banyaknya pengamatan pada baris ke-j n = total banyaknya responden Keputusan yang diambil dari uji chi-square ini adalah H0 ditolak jika nilai χ 2 hitung > χ 2 tabel atau ρ − value < α CHAID menggunakan statistik chi-square dalam dua cara. Pertama, statistik chi-square digunakan untuk menentukan apakah kategori- kategori dalam sebuah variabel independen bersifat seragam dan bisa digabungkan menjadi satu. Kedua, ketika semua
variabel
independen
sudah diringkas
menjadi bentuk yang signifikan dan tidak mungkin digabung lagi, kemudian statistik chi-square digunakan untuk menentukan variabel independen mana yang paling signifikan untuk membagi atau membedakan kategori-kategori dalam variabel dependen (Gallagher, 2000). 2. Koreksi Bonferroni (Bonferroni Correction) Ketika terdapat sebanyak M uji perbandingan yang sudah dikatakan bebas satu sama lain, peluang untuk melakukan kesalahan tipe 1 atau
(dalam
satu atau lebih uji-uji tersebut), akan sama dengan 1 dikurangi peluang untuk tidak melakukan kesalahan tipe 1 dalam uji-uji tersebut, di mana nilainya akan lebih besar dari
yang telah ditentukan. Secara umum, hal tersebut dapat
dirumuskan sebagai berikut (Bagozzi, 1994 dalam Kunto dan Hasana, 2006 ): 1 − (1 − α ) > α Μ
di mana M = pengali Bonferroni = salah tipe 1
37
Gallagher (2000) menyebutkan bahwa pengali Bonferroni untuk masingmasing jenis variabel-variabel independen adalah berbeda, yaitu: 1. Variabel Independen Monotonik
c −1 Μ = r −1 2. Variabel Independen Bebas r −1
Μ = ∑ (− 1) i =0
i
(r − i )c i!(r − i )!
3. Variabel Independen Mengambang (floating)
c −2 c−2 Μ = + r r − 2 r −1 di mana M = pengali Bonferroni c = kategori variabel dependen r = kategori variabel independen 3. Diagram Pohon (Tree Diagram) Hasil pembentukan segmen dalam CHAID akan ditampilkan
dalam
sebuah diagram pohon seperti terlihat pada Gambar 3. Diagram pohon CHAID mengikuti aturan “dari atas ke bawah” (Top-down stopping rule), di mana diagram pohon disusun mulai dari kelompok induk, berlanjut dibawahnya sub kelompok yang berturut-turut dari hasil pembagian kelompok induk berdasarkan kriteria tertentu (Myers, 1996 dalam Kunto dan Hasana, 2006). Diagram pohon ini menghasilkan node (sub kelompok dari sampel yang diteliti), di mana setiap node akan berisi keseluruhan sampel dan frekuensi absolut ni untuk setiap kategori yang disusun di atasnya. Pada pohon
38
klasifikasi CHAID terdapat istilah kedalaman (depth) yang menunjukkan banyaknya tingkatan node-node dari teratas sampai ke node-node terakhir. .
Gambar 3. Diagram Pohon dalam Analisis CHAID Terlihat pada kedalaman pertama, sampel variabel dependen Y dibagi oleh X1 sebagai variabel independen terbaik berdasarkan uji chi- square. Setiap node berisi informasi
tentang
frekuensi variabel Y (variabel dependen) yang
merupakan bagian dari sub kelompok yang dihasilkan berdasarkan kategori yang disebutkan (X1). Pada kedalaman kedua (variabel independen X2 dan X3) merupakan pembagian dari X1 (untuk node ke-1 dan ke-3). Dengan cara yang sama, sampel selanjutnya dibagi oleh variabel penjelas yang lain, yaitu X2 dan X3, dan selanjutnya menjadi sub kelompok pada node ke-4, 5, 6, dan 7 (Lehmann dan Eherler, 2001). Secara ringkas, diagram
pohon yang
merupakan
inti
CHAID akan berisi (Bagozzi, 1994 dalam Kunto dan Hasana, 2006):
39
dari analisis
1. Simbol yang menerangkan tentang kategori tertentu atau kategori-kategori yang telah digabungkan. 2. Sebuah ringkasan data dari variabel dependen dalam kelompok tersebut (misalnya persentase respons). 3. Ukuran sampel untuk kelompok tersebut, biasa dilambangkan dengan “n”. 3. 2
Kerangka Pemikiran Operasional Teori dan praktek pemasaran pada mulanya berkembang dari penjualan
produk fisik, tetapi salah satu kecenderungan besar (megatrend) yang utama pada tahun-tahun terkini adalah petumbuhan sektor jasa (Kotler, 2002). Pengelola Wana Wisata Curug Cilember adalah penyedia jasa di bidang wisata alam sehingga harus menyampaikan secara konsiten layanan yang bermutu. Pengunjung akan berusaha menilai jasa wisata alam yang diterima berdasarkan pengalaman masa lalu, pembicaraan dari mulut ke mulut, dan iklan perusahaan jasa. Jika pengunjung merasa jasa wisata alam yang diterima dari pengelola Wana Wisata Curug Cilember memuaskan, maka pengunjung akan datang lagi ke Wana Wisata Curug Cilember. Dari keterangan di atas dapat dilihat bahwa jasa wisata alam yang ditawarkan oleh pengelola Wana Wisata Curug Cilember berbasis kepada pengunjung, semakin puas pengunjung dengan jasa wisata alam yang ditawarkan pengelola maka pengunjung akan semakin banyak dan pendapatan Wana Wisata Curug Cilember akan terus meningkat. Pencapaian terhadap kepuasan pengunjung dapat dimulai oleh Pengelola Wana Wisata Curug Cilember dengan memahami pengunjung Wana Wisata Curug Cilember. Tetapi, permasalahan yang dihadapi Pengelola Wana Wisata Curug Cilember adalah pengunjung yang heterogen (beraneka ragam) sehingga
40
pengelola juga kesulitan memahami keinginan dan kebutuhan masing- masing pengunjung Wana Wisata Curug Cilember. Untuk memecahkan masalah keanekaragaman pengunjung ini, pengelola dapat membagi-bagi pengunjung ke dalam kelompok-kelompok yang memiliki kesamaan dalam hal demografis, geografis, psikografis, dan perilaku. Dengan kata lain jika pengunjung dikelompokkan maka pengelola akan lebih mudah melayani masing-masing kelompok
pengunjung
tersebut.
Teknik
yang
dapat
digunakan
untuk
mengelompokkan pengunjung ini disebut segmentasi pasar. Segmentasi pasar ini akan menghasilkan kelompok-kelompok pengunjung yang dapat dipilih oleh pengelola menjadi target yang akan dilayani. Setelah target pasar ditentukan oleh pengelola, maka dapat dirancang suatu rencana strategis untuk melayani kelompok pengunjung yang dijadikan target pasar tersebut. Dari keterangan di atas dapat dikatakan bahwa segmentasi pasar merupakan langkah awal sebelum pengelola membuat suatu rencana strategis tentang pengelolaan Wana Wisata Curug Cilember. Metode yang digunakan dalam pengolahan data adalah dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis CHAID. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui profil pengunjung Wana Wisata Curug Cilember. Analisis
CHAID
digunakan
untuk
mengidentifikasi
kelompok-kelompok
pengunjung (segmentasi pasar) yang datang ke Wana Wisata Curug Cilember. Pemilihan pengunjung potensial (target pasar) bisa dirancang dari segmentasi yang terbentuk. CHAID membentuk segmentasi berdasarkan keterkaitan antara variabel dependen (terikat) dengan variabel independen (bebas). Variabel dependen dalam
41
penelitian ini dibentuk berdasarkan teori loyalitas konsumen dengan pertanyaan mengenai kesediaan berkunjung ke Wana Wisata Curug Cilember jika ada promosi gratis dan kesediaan merekomendasikan Wana Wisata Curug Cilember kepada orang lain. Kedua pertanyaan ini masing-masing mewakili tingkatan switcher dan habitual buyer dalam tingkatan loyalitas konsumen. Penulis memasukkan pertanyaan mengenai kesediaan merekomendasikan Wana Wisata Curug Cilember kepada orang lain ke dalam tingkatan habitual buyer karena dari hasil penelitian ternyata sebagian besar responden baru pertama kali datang ke Wana Wisata Curug Cilember sehingga tidak mungkin dimasukkan ke dalam tingkatan commited buyer. Kedua pertanyaan di atas akan digabung menjadi satu pernyataan tunggal, yaitu: loyalitas pengunjung ke Wana Wisata Curug Cilember. Variabel independen yang dirancang untuk mempengaruhi variabel dependen dalam membentuk segmen berjumlah 62 variabel. Penentuan variabel independen dalam penelitian ini didasarkan kepada teori Kotler (2002) dan Engel et al (1995) mengenai basis segmentasi, yaitu geografis, demografis, psikografis, dan perilaku. Dalam menjabarkan variabel-variabel apa saja yang masuk ke dalam basis segmentasi di atas, penulis juga melihat penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Roufurrohim (2003), Prianto (2004), Alatas ( 2005), dan Kurnia (2005). Variabel demografis yang digunakan meliputi: jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, biaya pendidikan per bulan, penghasilan per bulan, ukuran keluarga, dan siklus hidup keluarga. Variabel psikografis meliputi AIO (Activities atau aktivitas, Interest atau minat, dan Opinion atau pendapat). Variabel perilaku meliputi: pengetahuan, sikap, pemakaian, atau tanggapan terhadap suatu produk.
42
Terakhir variabel geografis dibentuk berdasarkan tempat tinggal. Penjabaran selengkapnya dapat dilihat pada bab metode penelitian.
Keterangan
--------------: Batasan penelitian Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional
43
IV METODE PENELITIAN
4. 1
Lokasi Penelitian dan Waktu Pengambilan Data Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Agustus 2008 di lokasi Wana
Wisata Curug Cilember (WWCC), Desa Jogjogan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Wana Wisata Curug Cilember dikelola oleh Distrik I, Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Wisata, Benih, dan Usaha lain (WBU), Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. 4. 2
Jenis dan Sumber Data Data yang dikumpulkan untuk kepentingan penelitian terdiri dari data
primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara langsung dengan responden melalui bantuan paket kuisioner yang telah disediakan. Pengambilan data sekunder diperoleh dan dikumpulkan dari penelusuran pustaka seperti perpustakaan Institut Pertanian Bogor, Badan Pusat Statistika, pengelola Wana Wisata Curug Cilember, penelusuran informasi dari internet, dan lain-lain. 4. 3
Perancangan Sampel dan Pengumpulan Data Perancangan sampel merupakan salah satu alat yang penting dalam
melakukan riset pemasaran yang berkaitan dengan pengumpulan, analisis, dan interpretasi data yang dikumpulkan. Perancangan sampel menyangkut studi yang dilakukan secara rinci terhadap sejumlah informasi yang relatif kecil (sampel) yang diambil dari suatu kelompok yang lebih besar (populasi) (Santoso dan Fandy, 2001).
Metode non-probability sampling digunakan dalam penelitian ini karena kurangnya kelengkapan data populasi objek penelitian yang tersedia sehingga tidak dapat ditentukan kerangka sampling (sampling frame). Penggunaan metode ini menyebabkan setiap unsur dalam populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Prosedur pencarian responden dilakukan dengan teknik convinience sampling, yaitu penarikan sampel berdasarkan kesediaan pengunjung Wana Wisata Curug Cilember dalam merespons kuisioner yang diberikan oleh peneliti. 4. 4
Metode Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh dari lapang kemudian diolah secara manual untuk
mempermudah penginputan data pada paket aplikasi komputer. Data yang digunakan bersumber dari data statistik yang diperoleh dari hasil survei yang kemudian diringkas dengan baik dan teratur, baik dalam bentuk tabel atau presentasi grafis. Pengidentifikasian karakteristik responden dilakukan dengan tabulasi silang pada analisis statistik deskriptif. Analisis CHAID (Chi-squared Automatic Interaction Detector) digunakan untuk menganalisis segmentasi pasar Wana Wisata Curug Cilember. CHAID membagi rangkaian data menjadi subgrup-subgrup berdasarkan pada variabel dependen. Hal ini kemudian diteruskan dengan membagi kelompok-kelompok tersebut menjadi kelompok yang lebih kecil berdasarkan variabel-variabel independen yang lain. Proses pengolahan data dilakukan dengan software SPSS 13.0 for Windows.
45
4. 4. 1 Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer hasil
wawancara dengan pengunjung WWCC. Jumlah data yang dikumpulkan adalah 200 responden, di mana dalam analisis CHAID data yang dianalisis harus berjumlah lebih dari 150 sampel. Hal ini berkaitan dengan pemunculan dendogram (diagram pohon) dalam analisis CHAID, jika di bawah 150 diagram pohon yang merupakan hasil dari analisis CHAID tidak akan muncul. Selain itu, ukuran sampel 200 responden ini juga melihat kepada penelitian terdahulu dari Roufurrahim yang juga mengumpulkan data primer untuk dianalisis dengan metode CHAID. Malhotra (2005) menyatakan bahwa pendekatan non statistik bisa digunakan untuk menentukan ukuran sampel, di mana pendekatan ini lebih menekankan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam menentukan besarnya sampel. Sudman dan Blair (1998) dalam Istijanto (2005) menyatakan penentuan ukuran sampel pada pendekatan non statistik didasarkan pada: •
Riset sejenis yang sudah pernah dilakukan sebelumnya
•
Mengikuti kebiasaan yang dilakukan oleh periset-periset yang lain (follow the crowd)
•
Berkonsultasi dengan ahli (akademisi)
4. 4. 2 Variabel-variabel Penelitian Variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen (Y) dan variabel independen (X). Variabel dependen merupakan variabel yang dijadikan acuan dalam melakukan klasifikasi oleh analisis CHAID. Variabel independen merupakan variabel yang akan membagi variabel dependen dalam
46
bentuk diagram pohon CHAID. Segmentasi yang dihasilkan dalam CHAID merupakan hasil dari keterkaitan yang paling signifikan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Variabel Dependen Pembentukan variabel dependen berdasarkan teori loyalitas dengan pernyataan loyalitas pengunjung ke WWCC. Pembentukan pernyataan ini didasarkan kepada dua pertanyaan di bawah ini : § Kesediaan berkunjung ke WWCC jika promosi gratis 1. Bersedia 0. Tidak bersedia § Kesediaan merekomendasikan WWCC kepada orang lain 1. Bersedia 0. Tidak bersedia Kontingensi pembentukan loyalitas pengunjung ke Wana Wisata Curug Cilember dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Kontingensi Pembentukan Variabel Dependen Loyalitas Pengunjung ke Wana Wisata Curug Cilember
Keterangan: A = Kesediaan berkunjung ke WWCC jika promosi gratis B = Kesediaan merekomendasikan WWCC kepada orang lain 1 = Bersedia 0 = Tidak bersedia
47
Variabel dependen Loyalitas Pengunjung ke Wana Wisata Curug Cilember di atas akan diuji dengan variabel independen untuk melihat segmentasi yang terbentuk sebagai hasil analisis CHAID. Variabel Independen Variabel independen pada penelitian ini berdasarkan atas teori basis segmentasi Kotler (2002) dan Engel et al (1995), yaitu geografis, demografis, psikografis, dan perilaku. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8
A. Variabel Demografis Jenis kelamin Usia Pendidikan terakhir Biaya pendidikan per bulan Pekerjaan Penghasilan per bulan Ukuran keluarga Siklus hidup keluarga
X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 X25 X26 X27 X28 X29
B. Variabel Psikografis Menabung/menggunakan jasa bank Bank yang digunakan Menggunakan jasa asuransi Jasa asuransi Penyedia jasa asuransi Menggunakan kartu kredit Penyedia jasa kartu kredit Merek hand phone Harga hand phone Hobi bertualang Kegiatan petualangan yang pernah dilakukan Acara petualangan yang diketahui di televisi Tempat wisata yang dikunjungi sebulan terakhir Kepemilikan kendaraan Jenis kendaraan Jumlah kendaraan Merek kendaraan Penggunakan internet Kegiatan yang sering dilakukan dengan internet Mengetahui situs resmi WWCC-www.tourismwestjava.com Mendukung kelestarian hutan
48
X30 X31 X32 X33 X34 X35 X36 X37 X38 X39 X40 X41 X42
Kegiatan yang pernah dilakukan untuk mendukung kelestarian hutan Kesediaan mengikuti kegiatan memperkenalkan fungsi-fungsi hutan Bentuk kegiatan yang diinginkan dalam pengenalan fungsi hutan WWCC menjadi salah satu prioritas utama Anggapan terhadap WWCC Minat untuk melakukan foto pra pernikahan (pre-wedding) di WWCC Alasan foto pra pernikahan (pre-wedding) dilakukan di WWCC WWCC perlu memiliki slogan Tema yang tepat untuk slogan WWCC Kedatangan ke WWCC Rombongan datang ke WWCC Cara datang ke WWCC Anggaran berwisata per bulan
X43 X44 X45 X46 X47 X48 X49 X50 X51 X52 X53 X54 X55 X56 X57 X58 X59 X60 X61
C. Variabel Perilaku Kesukaan membaca Koran yang dibaca Majalah yang dibaca Buku fiksi yang dibaca Buku non fiksi yang dibaca Topik bacaan yang digemari Cara mendapatkan bacaan Televisi yang ditonton satu bulan terakhir Informasi pertama kali tentang WWCC Jumlah kedatangan ke WWCC Faktor penentu keputusan berkunjung ke tempat wisata Pengambil keputusan berkunjung ke WWCC Waktu yang dibutuhkan berwisata di WWCC Fasilitas yang digunakan di WWCC Jalan menuju WWCC Tempat parkir Teman berkunjung ke WWCC Keamanan di WWCC Kesediaan datang kembali ke WWCC
D. Variabel Geografis X62 Tempat Tinggal
4. 4. 3 Langkah-langkah Analisis Data Langkah-langkah analisis CHAID adalah sebagai berikut: 1. Memasukkan semua data berdasarkan kategori yang ditentukan. 2. Menentukan terlebih dahulu semua skala variabel yang akan digunakan dengan tepat dan benar.
49
3. Menentukan kategori target dari kategori-kategori variabel dependen. Hal ini dilakukan untuk memunculkan beberapa grafik lain sebagai informasi lebih lanjut dalam data yang ada. Kategori target yang dipergunakan bisa salah satu atau semua kategori yang ada pada variabel dependen. 4. Selanjutnya akan dilanjutkan dengan proses matematis analisis CHAID sesuai prosedur. Proses ini akan menerapkan tiga langkah analisis CHAID, yaitu langkah penggabungan, pemisahan, dan pemberhentian. Dalam langkah penggabungan akan mulai diterapkan uji chi-square dan pengali Bonferroni sebagai pengoreksinya. Pada langkah penggabungan sebagian besar proses akan menggunakan uji chi-square saja. Kemudian dilakukan iterasi pada kedua langkah tersebut, dan proses iterasi akan berhenti apabila sudah tidak ada lagi variabel independen yang tersisa untuk diuji hubungannya dengan variabel dependen, atau juga apabila terbentuknya node pada diagram pohon telah memenuhi batasan yang ditentukan oleh peneliti. Proses ini disebut dengan proses pemberhentian (Kunto dan Hasana, 2006). 5. Menentukan segmentasi pengunjung Wana Wisata Curug Cilember (WWCC) dengan menginterpretasikan diagram pohon CHAID 6. Menentukan target pasar berdasarkan hasil segmentasi pengunjung Wana Wisata Curug Cilember (WWCC) yang sudah terbentuk.
50
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN
5. 1
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
5. 1. 1 Pengelolaan Wana Wisata Curug Cilember dikelola oleh Distrik I, Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Wisata, Benih, dan Usaha lain (WBU), Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten berdasarkan ketetapan Direksi No. 554/Kpts/Dir/2005. Sebelum dikelola oleh Distrik I, KBM WBU III, Wana Wisata Curug Cilember dikelola oleh Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Cipayung, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. KBM WBU ini dibentuk oleh Perum Perhutani untuk lebih mengefisienkan pemasaran produk jasa wisata alam, benih, dan usaha lain. Program restrukturisasi organisasi perusahaan ini bertujuan memberikan ruang dan peluang bagi pengembangan usaha di bidang pariwisata. Diharapkan dengan kesatuan pemasaran tersendiri maka peningkatan pendapatan dari sektor wisata akan lebih baik lagi. Wana Wisata Curug Cilember dipimpin oleh seorang Manajer Distrik I yang membawahi seorang Kepala Tata Usaha Distrik I dan enam orang petugas pengelola harian. Manajer Distrik I ini juga membawahi sembilan kawasan lain selain Curug Cilember, yaitu: Curug Nangka, Gunung Bunder, Suka Mantri, Cangkuang, Situ Gunung, Curug Sawer, Mandala Wangi, Goa Buni Ayu, dan Penangkaran Rusa Cariu. Struktur organisasi pengelolaan Wana Wisata Curug Cilember dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 5. Struktur Organisasi Pengelolaan Wana Wisata Curug Cilember 5. 1. 2 Kondisi Geografis dan Iklim Wana Wisata Curug Cilember terletak di Desa Jogjogan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor dengan ketinggian 700-780 m dari permukaan laut. Secara geografis Wana Wisata Curug Cilember berada pada 92056’30” sampai dengan 92 057’ Bujur Timur dan 7 039’30” sampai dengan 7 040’ Lintang Selatan. Wana Wisata Curug Cilember merupakan zona hutan produksi berkelas Lahan Dengan Tujuan Istimewa (LDTI) seluas 25 Ha dengan peruntukan untuk wana wisata seluas 5, 9 Ha. Suhu harian maksimum per hari mencapai 24,70 C dan minimum mencapai 17 0 C. Amplitudo suhu di kawasan ini mencapai 10 0 C, berarti perbedaan suhu yang terjadi tidak terlalu besar dan masih dalam keadaan normal. Kelembaban
52
nisbi rata-rata mencapai 91%. Keadaan iklim seperti ini membuat kawasan Wana Wisata Curug Cilember berhawa sejuk, suhu normal dengan kelembaban tinggi. 5. 1. 3 Daya Tarik dan Aksesibilitas Wana Wisata Curug Cilember merupakan obyek wisata berupa panorama hutan alam yang ditumbuhi dengan berbagai jenis tumbuhan hutan tropis dan hutan tanaman Pinus merkusii. Selain itu dapat juga dilihat dominasi kaliandra di bukit sebelah kanan pintu masuk sampai ke belakang pondok wisata dekat curug tujuh. Jenis paku-pakuan juga dapat dijumpai pada ketinggian sekitar 750 mdpl. Tujuh tingkat air terjun (curug) yang menjadi obyek utama Wana Wisata Curug Cilember berada pada level ketinggian yang berbeda. Urutan air terjun ini dihitung dari curug satu sampai curug tujuh, di mana curug satu merupakan sumber mata air dan berada pada tingkat tertinggi, sedangkan curug tujuh berada pada tingkat terbawah dan paling sering dikunjungi wisatawan. Wana wisata ini juga diperkaya dengan berbagai jenis fauna asli yang kadang dijumpai oleh pengunjung, seperti: tupai, kadal, ular, monyet berekor panjang (macaca), surili, lutung, musang, babi hutan, burung, kupu-kupu, dan lain-lain. Tapi yang paling sering dijumpa pengunjung adalah monyet ekor panjang yang suka turun di dekat warung untuk mencari makanan. Fasilitas pendukung juga dibangun untuk menunjang Wana Wisata Curug Cilember sebagai kawasan wisata alam, yaitu: §
Jogging track yang dimulai dari loket karcis.
§
Taman keluarga yang dilengkapi warung, toko suvenir, shelter, dan taman bunga.
53
§
Taman kupu-kupu dengan beberapa jenis kupu-kupu dan beberapa jenis bunga sebagai pakan kupu-kupu.
§
Jembatan gantung yang terletak di dekat taman keluarga.
§
Lokasi berkemah (camping ground).
§
Pondok wisata (guest house) yang berada di sekitar curug tujuh.
§
Aula yang juga berada di dekat curug tujuh. Akses menuju Wana Wisata Curug Cilember tergolong mudah, lokasi
kawasan ini berada di sebelah kiri jalur Ciawi–Puncak dan cukup strategis tepatnya di Cisarua ± 15 km dari pintu tol Gadog (Jagorawi). Dari jalan utama Wana Wisata Curug Cilember dapat diakses dari dua titik, yaitu gerbang Kopo di dekat kantor Kecamatan Cisarua dan dari gerbang Cilember yang berada sebelum kantor Kecamatan Cisarua. Masalah yang sering dikeluhkan pengunjung menuju lokasi adalah kemacetan yang terjadi pada hari tertentu di jalur Ciawi–Puncak. 5. 2
Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan sejumlah ciri konsumen yang sedang
melakukan kunjungan ke Wana Wisata Curug Cilember yang dirangkum berdasarkan hasil survei. Dasar pertimbangan karakteristik responden ini adalah kondisi demografis dan geografis dari pengunjung Wana Wisata Curug Cilember. 5. 2. 1 Sebaran Responden Menurut Jenis Kelamin Berdasarkan hasil survei, persentase jumlah pengunjung pria lebih banyak dari pengunjung wanita. Persentase pengunjung pria adalah 63,5 % sedangkan persentase pengunjung wanita adalah 36,5 %. Gambar 6 memperlihatkan persentase tersebut.
54
Gambar 6. Persentase Pengunjung Berdasarkan Jenis Kelamin Jumlah pengunjung pria yang lebih banyak dari pengunjung wanita ini mungkin karena kedatangan ke Wana Wisata Curug Cilember didominasi oleh rombongan (Gambar 6), baik rombongan komunitas atau rombongan keluarga. Selama melakukan penelitian, peneliti melihat dalam setiap rombongan komunitas yang datang ke Wana Wisata Curug Cilember dominasi jumlah pengunjung pria terlihat jelas. Hal ini mungkin disebabkan pengunjung wanita lebih merasa aman berkunjung bersama rombongan yang lebih banyak jumlah pria dari pada wanita. Sedangkan untuk rombongan keluarga, peneliti melihat jumlah pengunjung wanita lebih banyak dibanding pengunjung pria, hal ini disebabkan pengunjung wanita berkunjung bersama suami dan bersama rombongan keluarga ini ikut pula anggota keluarga lainnya seperti ibu, bibi, saudara perempuan, dan lain-lain. 5. 2. 2 Sebaran Responden Menurut Usia Usia pengunjung Wana Wisata Curug Cilember sangat bervariasi, usia terendah adalah 17 tahun dan tertinggi adalah 60 tahun. Penggolongan usia ini dibagi menjadi lima kelompok usia yang dilakukan dengan cara membagi usia tertinggi dikurangi dengan usia terendah kemudian dibagi kelompok yang diinginkan. Berdasarkan pembagian tersebut, maka usia dikelompokan menjadi
55
kelompok usia 17-26 tahun, >26-34 tahun, >34-43 tahun, >43-51 tahun dan >5160 tahun. Persentase kedua kelompok responden disajikan pada Gambar 7.
Gambar7. Persentase Pengunjung Berdasarkan Usia 5. 2. 3 Sebaran Responden Menurut Pendidikan Pengelompokan pendidikan pengunjung Wana Wisata Curug Cilember dibagi menjadi lima jenjang seperti yang ditunjukan pada Gambar 8. Kelompok SMU/ sederajat merupakan kelompok yang terbesar yaitu sebanyak 49 persen, sedangkan kelompok kedua terbesar adalah pendidikan Sarjana (S1/S2/S3) sebesar 32,5 persen. Kemudian beturut-turut kelompok pendidikan: Diploma 13,5 persen, SMP 4,5 persen, dan kelompok yang paling sedikit adalah tingkat pendidikan SD sebesar 0,5 persen. Pertanyaan mengenai tingkat pendidikan pengunjung diarahkan pada tingkat pendidikan saat ini bagi pengunjung yang masih berstatus pelajar atau mahasiswa. Sedangkan untuk pengunjung yang bukan pelajar atau mahasiswa merupakan pertanyaan mengenai tingkat pendidikan terakhir/ latar belakang pendidikan. Jumlah pengunjung yang tingkat pendidikannya SMU cukup besar (49%), hal ini terjadi karena selama dilakukan penelitian, pengunjung yang datang
56
bersama komunitas kebanyakan adalah karyawan swasta yang bekerja setelah lulus SMU/ sederajat. Kelompok pengunjung yang tingkat pendidikannya Sarjana dan Diploma ada yang berstatus karyawan swasta, mahasiswa, dan dosen.
Gambar 8. Persentase Pengunjung Berdasarkan Pendidikan 5. 2. 4 Sebaran Responden Menurut Pekerjaan Terdapat sembilan kategori pekerjaan pengunjung Wana Wisata Curug Cilember seperti yang terlihat pada Gambar 9. Karyawan swasta adalah pekerjaan dominan dari pengunjung, yaitu sebesar 55 persen. Kemudian diikuti oleh mahasiswa/ pelajar sebesar 21 persen dan wiraswasta 11,5 persen. Dominasi kunjungan karyawan swasta dan mahasiswa/ pelajar ini bisa disebabkan oleh kebutuhan akan penyegaran diri (refreshing) setelah rutinitas sehari-hari yang mungkin sedikit monoton. Banyaknya kunjungan karyawan swasta yang berkunjung ke Wana Wisata Curug Cilember juga disebabkan oleh kebijakan perusahaan tempat mereka bekerja yang mengadakan acara di vila sekitar Wana Wisata Curug Cilember
57
Gambar 9. Persentase Pengunjung Berdasarkan Pekerjaan 5. 2. 5 Sebaran Responden Menurut Penghasilan per Bulan Penggolongan responden menurut penghasilan dibedakan menjadi lima kelompok. Berdasarkan data responden diketahui bahwa penghasilan tertinggi responden adalah sekitar 5000.000 rupiah ke atas dan terendah adalah kecil dari 500.000 rupiah (Gambar 10). Penghasilan terbanyak responden adalah >500.0001500.000, yaitu mencapai 53%
Gambar 10. Persentase Pengunjung Berdasarkan Penghasilan per Bulan
58
5. 2. 6 Sebaran Responden Menurut Tempat Tinggal Pengunjung yang datang selama penelitian dilakukan kebanyakan berasal dari luar Bogor, yaitu sebesar 77,5 % sedangkan dari Bogor (kota maupun kabupaten) sebesar 22,5 %. Sebaran responden dapat dilihat pada gambar berikut
Gambar 11. Persentase Pengunjung Berdasarkan Tempat Tinggal Jumlah pengunjung yang lebih banyak dari luar Bogor dibandingkan dari Bogor sendiri, mungkin disebabkan oleh kecenderungan masyarakat luar Bogor mencari pemandangan yang alami atau tempat yang lebih segar adalah ke Bogor.
59
VI SEGMENTASI PASAR WANA WISATA CURUG CILEMBER
6. 1
Hasil Analisis CHAID Analisis CHAID yang dilakukan pada penelitian ini menghasilkan
dendogram (diagram pohon) klasifikasi yang merupakan keterkaitan antara variabel dependen loyalitas pengunjung ke Wana Wisata Curug Cilember dengan variabel independen-variabel independen. Klasifikasi yang dihasilkan oleh analisis CHAID pada pengunjung Wana Wisata Curug Cilember (WWCC) dapat dilihat pada Gambar 12 Diagram pohon CHAID (Gambar 12) menerangkan bahwa pada node teratas diketahui jumlah total pengunjung berdasarkan loyalitas pengunjung ke Wana Wisata Curug Cilember adalah 200 orang. Jumlah tersebut terdiri dari 176 orang (88%) pengunjung yang dikategorikan loyal ke Wana Wisata Curug Cilember dan 24 orang (22,5%) merupakan pengunjung yang dikategorikan tidak loyal ke Wana Wisata Curug Cilember. Jadi kategori pengunjung yang loyal ke Wana Wisata Curug Cilember lebih banyak dari pada kategori yang tidak loyal. Penggabungan pertama dalam analisis CHAID ini terjadi pada variabel bentuk kegiatan pengenalan fungsi-fungsi hutan yang diinginkan pengunjung jika pengelola Wana Wisata Curug Cilember (WWCC) mengadakan kegiatan pengenalan fungsi-fungsi hutan, variabel ini terbagi menjadi tiga kategori, yaitu: §
Seminar di ruangan
§
Seminar di alam terbuka
§
Menjelajahi hutan sambil diterangkan fungsi-fungsi hutan oleh pemandu Wana Wisata Curug Cilember (WWCC)
Gambar 12. Dendogram Hasil Analisis CHAID dengan Loyalitas Pengunjung ke Wana Wisata Curug Cilember sebagai Variabel Dependen
61
Variabel ini kemudian diringkas oleh analisis CHAID menjadi dua kategori seperti yang terlihat pada diagram pohon kedalaman pertama, yaitu: 1. Kategori menjelajahi hutan sembari diterangkan fungsi-fungsi hutan oleh pemandu Wana Wisata Curug Cilember (WWCC) digabung dengan kategori seminar di alam terbuka. 2. Seminar di ruangan menjadi kategori tersendiri Kategori menjelajahi hutan sembari diterangkan fungsi-fungsi hutan oleh pemandu WWCC dan kategori seminar di alam terbuka sudah memenuhi syarat kesignifikanan chi-square untuk digabung menjadi satu kategori tunggal. Sedangkan kategori seminar di ruangan juga menjadi satu kategori tunggal berdasarkan analisis CHAID yang ada. Penggabungan kedua dalam analisis CHAID terjadi pada variabel usia yang dibagi menjadi lima kategori, yaitu •
17-26
•
>26-34
•
>34-43
•
>43-51
•
>51-60
Kategori-kategori pada variabel usia ini diringkas oleh analisis CHAID menjadi dua kategori seperti yang terlihat pada diagram pohon kedalaman ketiga, yaitu: 1. Kategori usia 17-26 tahun digabung dengan usia >26-34 tahun 2. Kategori usia >34-51 tahun digabung dengan usia >51-60 tahun Penggabungan ini berarti bahwa kategori usia 17-26 tahun dan usia >26-34 tahun memenuhi syarat kesignifikanan chi-square untuk digabung menjadi satu kategori
62
tunggal. Begitu pula dengan kategori usia >34-51 tahun digabung dengan usia >51-60 tahun menjadi satu kategori tunggal berdasarkan analisis CHAID. Penggabungan ketiga terjadi pada variabel cara mendapatkan bacaan, empat kategori dari variabel cara mendapatkan bacaan ini adalah sebagai berikut: •
Berlangganan
•
Membeli eceran
•
Meminjam
•
Internet
Analisis CHAID kemudian meringkas variabel ini menjadi dua kategori seperti yang terlihat pada diagram pohon kedalaman kedua, yaitu: 1. Kategori meminjam digabung dengan kategori berlangganan. 2. Kategori membeli eceran menjadi kategori tersendiri. Peringkasan kategori ini menunjukkan bahwa kategori meminjam dan kategori berlangganan memenuhi syarat kesignifikanan chi-square untuk digabung menjadi satu kategori tunggal. Begitu pula dengan kategori membeli eceran menjadi satu kategori tunggal berdasarkan analisis CHAID yang ada. Sedangkan kategori internet tidak muncul dalam diagram pohon berarti tidak memenuhi syarat kesignifikanan chi-square untuk digabung atau menjadi satu kategori tunggal Hasil analisis dengan CHAID untuk variabel dependen (terikat) loyalitas pengunjung ke Wana Wisata Curug Cilember menunjukkan bahwa ada empat variabel independen (bebas) yang signifikan terhadap variabel terikat, yaitu: variabel bentuk kegiatan pengenalan fungsi hutan yang diinginkan pengunjung,
63
variabel minat untuk melakukan foto pra pernikahan di Wana Wisata Curug Cilember, variabel cara mendapatkan bacaan, dan variabel usia. Diagram pohon pada Gambar 12 memperlihatkan ada delapan node (sub kelompok dari sampel yang diteliti), di mana setiap node akan berisi keseluruhan sampel dan frekuensi absolut untuk setiap kategori yang disusun. Pada pohon klasifikasi CHAID terdapat istilah kedalaman (depth) yang menunjukkan menunjukkan jumlah node dari tingkatan teratas sampai terakhir. Hasil diagram pohon CHAID pada Gambar 12 memperlihatkan bahwa terdapat tiga kedalaman (depth) yang dihasilkan. Variabel independen bentuk kegiatan pengenalan fungsi hutan yang diinginkan pengunjung membagi variabel dependen loyalitas pengunjung ke Wana Wisata Curug Cilember menjadi kedalaman pertama. Kemudian variabel minat untuk melakukan foto pra pernikahan di Wana Wisata Curug Cilember membagi kategori menjelajahi hutan sambil diterangkan fungsi-fungsi hutan oleh pemandu Wana Wisata Curug Cilember dan kategori seminar di alam terbuka pada kedalaman kedua. Variabel cara mendapatkan bacaan membagi kategori seminar diruangan juga pada kedalaman kedua, dan terakhir variabel usia membagi kategori berminat pada variabel minat untuk melakukan foto pra pernikahan di Wana Wisata Curug Cilember di kedalaman ketiga. Nilai p-value dan chi-square dari masing-masing variabel independen yang dianggap mempunyai hubungan dengan variabel dependen dapat dilihat pada Tabel 2. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa apabila dilakukan pengambilan keputusan berdasarkan nilai p-value , di mana keempat nilai tersebut kurang dari = 0,05, yaitu: 0,000; 0,000; 0,006; dan 0,028, maka dapat ditarik kesimpulan
64
bahwa keputusan chi-square adalah tolak H0. Ini berarti terdapat hubungan antara keempat variabel independen dengan variabel dependen loyalitas pengunjung ke Wana Wisata Curug Cilember Tabel 2. Nilai P-value dan Chi-square Variabel Independen dalam Diagram Pohon
Hasil analisis CHAID memberikan peringkat pada variabel yang merupakan variabel independen paling signifikan sampai yang tidak signifikan. Pada Gambar 12 dapat dilihat bahwa variabel bentuk kegiatan pengenalan fungsi hutan yang diinginkan pengunjung adalah variabel independen terbaik yang digunakan untuk membagi dan menerangkan variabel loyalitas pengunjung ke Wana Wisata Curug Cilember variabel dependen. Kemudian variabel minat untuk melakukan foto prapernikahan di Wana Wisata Curug Cilember merupakan variabel yang signifikan untuk membagi kategori pada node kesatu (kategori menjelajahi hutan sambil diterangkan fungsi-fungsi hutan oleh pemandu Wana Wisata Curug Cilember dan kategori seminar di alam terbuka) pada variabel bentuk kegiatan pengenalan fungsi hutan yang diinginkan pengunjung. Kemudian variabel cara mendapatkan bacaan merupakan variabel independen yang signifikan membagi kategori pada node kedua (kategori seminar diruangan) pada variabel bentuk kegiatan pengenalan fungsi hutan yang diinginkan pengunjung. Terakhir, variabel usia merupakan variabel independen yang signifikan membagi
65
kategori pada node ketiga (kategori berminat) pada variabel minat untuk melakukan foto prapernikahan di Wana Wisata Curug Cilember. 6. 2
Segmentasi Pasar yang Terbentuk Segmentasi yang dibentuk oleh analisis CHAID merupakan pembagian
sebuah sampel menjadi dua atau lebih kelompok yang berbeda berdasarkan sebuah kriteria tertentu. Kemudian CHAID membagi kelompok-kelompok tersebut menjadi kelompok yang lebih kecil berdasarkan variabel-variabel independen yang lain. Proses berlanjut sampai tidak ditemukan lagi variabel independen–variabel independen yang signifikan secara statistik. Penelusuran karakteristik segmen yang terbentuk dilakukan dengan aturan dari atas ke bawah (Top-down stopping rule). Penelusuran dimulai dari kelompok induk kemudian berlanjut ke sub kelompok berikut yang berturut-turut merupakan hasil pembagian kelompok induk berdasarkan kriteria tertentu. Pembentukan segmen dalam CHAID seperti terlihat pada diagram pohon Gambar 12 adalah sebanyak lima segmen. Masing-masing segmen tersebut adalah sebagai berikut: 6. 2. 1 Segmen Pertama Segmen pertama yang terbentuk seperti terlihat pada Gambar 13 memiliki karakteristik sebagai berikut: Pengunjung Wana Wisata Curug Cilember yang menginginkan bentuk pengenalan fungsi hutan berupa penjelajahan hutan sambil diterangkan fungsi-fungsi hutan oleh pengelola Wana Wisata Curug Cilember dan seminar di alam terbuka. Kemudian pengunjung pada segmen pertama ini berminat melakukan foto prapernikahan di Wana Wisata Curug Cilember dan berumur di bawah 34 tahun.
66
Total pengunjung pada segmen ini adalah 116 orang (58 %). Hal ini dapat dilihat pada node tujuh dari diagram pohon CHAID (Gambar 13). Jumlah tersebut terdiri dari 114 orang yang dikategorikan loyal ke Wana Wisata Curug Cilember dan dua orang yang dikategorikan tidak loyal ke Wana Wisata Curug Cilember.
Gambar 13. Segmen Pertama 6. 2. 2 Segmen Kedua Segmen kedua seperti terlihat pada Gambar 14 memiliki karekteristik pengunjung Wana Wisata Curug Cilember yang menginginkan bentuk pengenalan
67
fungsi hutan berupa penjelajahan hutan sambil diterangkan fungsi-fungsi hutan oleh pengelola Wana Wisata Curug Cilember (WWCC) dan seminar di alam terbuka. Kemudian pengunjung pada segmen pertama ini juga berminat melakukan foto prapernikahan di WWCC tapi berumur di atas 34 tahun. Jumlah total pengunjung pada segmen ini seperti terlihat pada node delapan dari diagram pohon (Gambar 14) adalah 13 orang. Dari jumlah tersebut, pengunjung yang dikategorikan loyal berjumlah 11 orang dan pengunjung yang dikategorikan tidak loyal berjumlah dua orang.
Gambar 14. Segmen Kedua
68
6. 2. 3 Segmen Ketiga
Gambar 15. Segmen Ketiga Karakteristik segmen ketiga seperti terlihat pada Gambar 15 adalah pengunjung Wana Wisata Curug Cilember yang menginginkan bentuk pengenalan fungsi hutan berupa penjelajahan hutan sambil diterangkan fungsi-fungsi hutan oleh pengelola Wana Wisata Curug Cilember (WWCC) dan seminar di alam terbuka. Pengunjung pada segmen ini tidak berminat melakukan foto prapernikahan di Wana Wisata Curug Cilember.
69
Jumlah total pengunjung pada segmen ini seperti terlihat pada node empat dari diagram pohon adalah 46 orang. Dari jumlah tersebut, pengunjung yang dikategorikan loyal ke Wana Wisata Curug Cilember berjumlah 36 orang dan pengunjung yang dikategorikan tidak loyal berjumlah 10 orang. 6. 2. 4 Segmen Keempat
Gambar 16. Segmen Keempat Karakteristik segmen keempat seperti terlihat pada Gambar 16 adalah pengunjung Wana Wisata Curug Cilember yang menginginkan bentuk pengenalan fungsi hutan berupa seminar diruangan dan dalam mendapatkan bacaan
70
pengunjung pada segmen ini meminjam atau berlangganan. Total pengunjung pada segmen keempat ini seperti terlihat pada node lima dari diagram pohon (Gambar 16) adalah 12 orang. Dari jumlah tersebut, pengunjung yang dikategorikan loyal Wana Wisata Curug Cilember berjumlah 11 orang dan pengunjung yang dikategorikan tidak loyal berjumlah satu orang. 6. 2. 5 Segmen Kelima
Gambar 17. Segmen Kelima Segmen kelima seperti terlihat pada Gambar 17 memiliki karakteristik pengunjung Wana Wisata Curug Cilember yang menginginkan bentuk pengenalan fungsi hutan berupa seminar diruangan dan dalam mendapatkan bacaan
71
pengunjung pada segmen ini melakukan pembelian eceran. Segmen ini memiliki jumlah total pengunjung seperti terlihat pada node enam dari diagram pohon pada Gambar 17 adalah 13 orang. Dari jumlah tersebut, pengunjung yang dikategorikan loyal ke Wana Wisata Curug Cilember berjumlah empat orang dan pengunjung yang dikategorikan tidak loyal berjumlah sembilan orang. Tabel 3. Tabulasi Jumlah Pengunjung setiap Segmen yang Dikategorikan Loyal dan Tidak Loyal keWana Wisata Curug Cilember
6. 3
Kajian Target Pasar Penulis mencoba merumuskan pemilihan target pasar atau segmen yang
menguntungkan untuk dilayani ataupun diambil tindakan pemasaran oleh pengelola WWCC. Segmen pertama (Gambar 13) dapat dipilih sebagai target pasar untuk variabel dependen loyalitas pengunjung ke Wana Wisata Curug Cilember. Segmen pertama ini memiliki karakteristik sebagai berikut: Pengunjung Wana Wisata Curug Cilember yang menginginkan bentuk pengenalan fungsi hutan berupa penjelajahan hutan sembari diterangkan fungsi-fungsi hutan oleh pengelola Wana Wisata Curug Cilember dan seminar di alam terbuka. Kemudian pengunjung pada segmen pertama ini berminat melakukan foto prapernikahan di Wana Wisata Curug Cilember dan berumur di bawah 34 tahun. Dendogram hasil analisis CHAID (Gambar 13) menunjukkan bahwa segmen pertama ini memiliki
72
jumlah pengunjung terbanyak untuk kategori loyal ke
Wana Wisata Curug
Cilember, yaitu sebanyak 114 orang. Diharapkan jika banyak pengunjung yang loyal ke Wana Wisata Curug Cilember maka pengunjung akan kembali berkunjung dan bagi pengelola akan menambah pendapatan dan lebih mudah dalam menerapkan pragram pemasaran yang direncanakan. Karakteristik pengunjung pada segmen ini merupakan orang yang menyukai tantangan dan hiburan di alam bebas, ini terlihat dari ciri pengunjung yang menginginkan bentuk pengenalan fungsi hutan oleh pengelola Wana Wisata Curug Cilember berupa penjelajahan di hutan dan seminar di alam terbuka. Kemudian pengunjung pada segmen ini menyukai tren yang sedang terjadi seperti melakukan foto prapernikahan, ini diperlihatkan oleh ciri pengunjung yang berminat untuk melakukan foto prapernikahan di Wana Wisata Curug Cilember. Karakteristik menyukai petualangan, kegiatan di alam bebas, dan cenderung mengikuti tren yang sedang terjadi diperkuat lagi oleh ciri segmen pertama ini yang terdiri dari orang-orang muda yang berumur di bawah 34 tahun. Dari hasil survei diketahui bahwa pengunjung terbanyak adalah yang berusia 17-26 tahun dan yang kedua adalah 27-34 tahun. Pada usia ini, manusia berada pada kondisi produktif dan aktif dalam melakukan berbagai kegiatan dalam hidup. Tingginya jumlah pengunjung yang dikategorikan loyal pada segmen ini dapat dipahami, mungkin bagi pengunjung pada segmen ini Wana Wisata Curug Cilember bisa dijadikan salah satu prioritas utama. Pengunjung pada segmen ini masih muda, mengikuti tren dan menyukai tantangan serta kegiatan alam bebas. Suatu kondisi yang dengan sumber daya dan perencanaan pengelolaan yang baik bisa dimanfaatkan sekaligus oleh pengelola untuk meningkatkan pendapatan.
73
VII KESIMPULAN DAN SARAN
7. 1
Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut: 1. Hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah pria (63,5 %), sedangkan responden wanita sebanyak 36,5 %. Usia responden 17-26 tahun (62,5 %) merupakan yang paling banyak berkunjung dan kebanyakan berasal dari luar Bogor (77,5 %). Berdasarkan tingkat pendidikan, pengunjung terbesar berpendidikan tingkat SMU (49 %). Berdasarkan pekerjaan, pengunjung yang paling banyak adalah karyawan swasta (55 %). Sedangkan dari segi penghasilan, pengunjung yang terbanyak berpenghasilan Rp.500.000 – Rp.1500.000 (53%). 2. Segmentasi Pengunjung Wana Wisata Curug Cilember (WWCC) yang dihasilkan dengan variabel dependen Loyalitas Pengunjung ke Wana Wisata Curug Cilember terdiri dari lima segmen, yaitu:: §
Segmen pertama memiliki karakterisrik sebagai berikut: Pengunjung Wana Wisata Curug Cilember yang menginginkan bentuk pengenalan fungsi hutan berupa penjelajahan hutan sambil diterangkan fungsi-fungsi hutan oleh pengelola Wana Wisata Curug Cilember dan seminar di alam terbuka. Kemudian pengunjung pada segmen pertama ini berminat melakukan foto prapernikahan di Wana Wisata Curug Cilember dan berumur di bawah 34 tahun.
§
Segmen kedua memiliki karekteristik pengunjung Wana Wisata Curug Cilember yang menginginkan bentuk pengenalan fungsi hutan berupa penjelajahan hutan sambil diterangkan fungsi-fungsi hutan oleh pengelola WWCC dan seminar di alam terbuka. Pengunjung pada segmen pertama ini juga berminat melakukan foto prapernikahan di WWCC dan berumur di atas 34 tahun.
§
Segmen ketiga memiliki karakteristik pengunjung Wana Wisata Curug Cilember yang menginginkan bentuk pengenalan fungsi hutan berupa penjelajahan hutan sambil diterangkan fungsi-fungsi hutan oleh pengelola WWCC dan seminar di alam terbuka. Pengunjung pada segmen ini tidak berminat melakukan foto prapernikahan di Wana Wisata Curug Cilember.
§
Karakteristik segmen keempat adalah pengunjung Wana Wisata Curug Cilember yang menginginkan bentuk pengenalan fungsi hutan berupa seminar diruangan dan dalam mendapatkan bacaan pengunjung pada segmen ini meminjam atau berlangganan.
§
Segmen kelima memiliki karakteristik pengunjung Wana Wisata Curug Cilember yang menginginkan bentuk pengenalan fungsi hutan berupa seminar diruangan dan dalam mendapatkan bacaan pengunjung pada segmen ini melakukan pembelian eceran.
3. Pemilihan target pasar untuk hasil Segmentasi Pengunjung Wana Wisata Curug Cilember (WWCC) yang dihasilkan dengan variabel dependen Loyalitas Pengunjung ke Wana Wisata Curug Cilember adalah pada segmen pertama. Karakteristik pengunjung pada segmen ini memperlihatkan orangorang yang menyukai tantangan dan hiburan di alam bebas, ini terlihat dari
75
ciri pengunjung yang menginginkan bentuk pengenalan fungsi hutan oleh pengelola Wana Wisata Curug Cilember berupa penjelajahan di hutan dan seminar di alam terbuka. Kemudian pengunjung pada segmen ini menyukai tren yang sedang terjadi seperti melakukan foto prapernikahan, ini diperlihatkan oleh ciri pengunjung yang berminat untuk melakukan foto prapernikahan di Wana Wisata Curug Cilember. Karakteristik menyukai petualangan, kegiatan di alam bebas, dan cenderung mengikuti tren yang sedang terjadi diperkuat lagi oleh ciri segmen pertama ini yang terdiri dari orang-orang muda yang berumur di bawah 34 tahun. 7. 2
Saran Berdasarkan hasil penelitian, saran yang direkomendasikan kepada
pengelola Wana Wisata Curug Cilember adalah: 1. Pengelola Wana Wisata Curug Cilember harus mulai membuat perencanaan, apakah akan melayani seluruh pengunjung dengan hanya mendapatkan keuntungan dari penjualan tiket (pemasaran masal) atau memulai melakukan diversifikasi pelayanan kepada kelompok pengunjung yang berbeda sehingga ketika pelayanan yang diberikan berbeda maka harga yang harus dibayar pengunjung juga harus berbeda (pemasaran sasaran). 2. Pengelola Wana Wisata Curug Cilember bisa mengadakan acara yang dapat memperkenalkan fungsi-fungsi hutan kepada pengunjung, sebab dari hasil penelitian sebagian besar pengunjung berminat untuk mengikuti acara tersebut. Apalagi wisata alam juga berfungsi menambah ilmu pengetahuan, yaitu: mengenalkan fungsi-fungsi alam itu sendiri kepada pengunjung.
76
3. Pengelola Wana Wisata Curug Cilember diharapkan lebih memfokuskan kegiatan pemasaran kepada kelompok muda (di bawah 34 tahun) yang menyukai kegiatan alam bebas seperti hiking dan penjelajahan hutan, sebab pengunjung terbesar menurut hasil penelitian berumur 17-26 tahun dan yang kedua terbesar adalah usia 27-34 tahun. Pengelola Wana Wisata Curug Cilember bisa membentuk suatu tim yang secara profesional dan setiap saat bisa menjadi pemandu ketika ada pengunjung yang ingin berkunjung ke curug yang lebih tinggi seperti curug empat, tiga, dua, dan satu. Apabila Pengelola Wana Wisata Curug Cilember memiliki tim seperti ini diharapkan tidak ada lagi pengunjung yang naik ke curug yang lebih tinggi tanpa sepengetahuan pengelola. Selain itu, jika tim ini ada maka setiap pengunjung yang akan naik ke curug yang lebih tinggi dapat dikenai biaya tambahan. 4. Kelebihan Wana Wisata Curug Cilember dari segi fotografi prapernikahan adalah adanya pemandangan yang lengkap, di mana ada air terjun dan ada pemandangan pepohonan sehingga kalau digabung untuk latar foto prapernikahan akan terlihat lebih indah. Untuk itu, pengelola Wana Wisata Curug Cilember diharapkan mulai memikirkan suatu perencanaan untuk membuat studio foto lapang sendiri sehingga ketika ada pengunjung yang berminat untuk melakukan foto prapernikahan di Wana Wisata Curug Cilember, pengelola sudah siap untuk melayani kebutuhan pengunjung tersebut.
77
DAFTAR PUSTAKA
Alatas, Hilda. 2005. Segmentasi Konsumen Tas Tajur Berdasrkan Konsep Gaya Keputusan Pembelian. Departemen Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Arif, Mts. 2007. Pemasaran Jasa dan Kualitas Pelayanan (Bagaimana Mengelola Kualitas Pelayanan agar Memuaskan Pelanggan). Bayumedia Publishing. Malang. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi V. PT Rineka Putra. Jakarta. Bell, Judith. 2006. Melakukan Proyek Penelitian secara Mandiri. Penuntun bagi para peneliti pemula dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan ilmu sosial. PT. Indeks. Jakarta. Direktorat Bina Kawasan Alam. 1998. Buku Petunjuk (Guide Book) Pariwisata Alam di Hutan Lindung, Taman Buru, Suaka Margasatwa. Dirjen Pelestarian Hutan dan Pelesteraian Alam. Departemen Kehutanan. Bogor. Durianto, D. et. al. 2003. Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset dan Ekuitas Perilaku Merek. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Engel, J. F., R. D. Blackwell dan P. W. Miniard. 1995. Perilaku Konsumen. Edisi Keenam. Jilid 1 & 2. Binarupa Aksara. Jakarta. Fachrodji, Achmad. Direktur Pemasaran Perum Perhutani: Diversifikasi Pemanfaatan Sumberdaya Alam Kawasan Hutan dalam Perspektif Ekonomi. http://121.101.184.21/berita/75. Tanggal akses 26 April 2008 Firdaus, M & Afendi, M. Farid. 2007. Modul Pelatihan Analisis Kuantitatif Untuk Bidang Manajemen (CONJOINT, AHP, CHAID, SEM). Institut Pertanian Bogor. Bogor Gallagher, C. A. 2000. An Iterative Approach to Classification Analysis. www.casact.org/library/ratemaking/90dp237.pdf. Tanggal akses: 22 April 2008 Griffin, Jill. 1995. Customer Loyalty. Lexington Books. USA Gunarya. 2004. Manajemen Pengunjung Di Wana Wisata Curug Cilember KPH Bogor. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan. Fakultas kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Handadhari, Transtoto. Direktur Utama Perum Perhutani: Kami Telah Memotong Mafia-Mafia Kayu. www.kontanonline.com. Tanggal akses 26 April 2008 Huba, G. J. 2001. CHAID. http://www. Themeasurementgroup.com/defenitions/ chaid.htm. Tanggal akses: 22 April 2008
Istijanto. 2005. Aplikasi Praktis Riset Pemasaran. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Kasali, R. 2001. Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi, Targeting dan Positioning. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Kass, GV. 1980. An exploratory Technique for Investigating Large Quantities of Categorical Data. Applied Statistic 29:119-127 Kesatuan Pemangkuan Hutan Bogor. 2000. Rencana Induk Pengusahaan Wana Wisata Curug Cilember. Perum Perhutani Unit III Jawa Barat. Bogor Kotler, P. 2002. Manajemen Pemasaran Edisi Milenium Jilid 1&2. PT Prenhallindo. Jakarta. Kunto, Yohanes Sondang dan Hasana, Siti Nurul. 2006. Analisis CHAID sebagai Alat Bantu Statistika untuk Segmentasi Pasar (Studi Kasuspada Kopersi Syari’ah Al Hidayah).Jurnal Manajemen Pemasaran. Vol. 1. No. 2. Hal 88-98. http://puslit.petra.ac.id/~puslit/ journals/dir.php?DepartementID=MAR. Tanggal akses 22 April 2008 Kurnia, Nia. 2005. Analisis Segmentasi Rumah Sakit (Studi Pada Rumah Sakit Karya Bakti Bogor). Departemen Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Lehmann, Thomas dan Eherler, Dietrich. 2001. http://www.informatik.unifreiburg.de~mlecmlpkddWS-Proceedingsw10lehmann.pdf. Tgl akses: 22 April 2008 Malhotra, Naresh K. 2005. Riset Pemasaran. Pendekatan Terapan. PT Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta Manurung, dkk. 2005. Ekonometrika. Teori dan Aplikasi. PT Elex Media Komputindo (Kelompok Gramedia). Jakarta Mulyani, Iin. 2004. Penelusuran Karakteristik Cepat Lambatnya Inisiasi ASI Pada Ibu Menyusui Dengan Metode Chaid (Studi Kasus Pada Ibu Menyusui Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor) Nasution, M. Nur. 2005. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Mangement). Edisi Kedua. Ghalia Indonesia. Bogor. Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. Perum Perhutani. 2008. Profil KBM III Perum Perhutani Jawa Barat dan Banten. http://www.tourismwestjava.com/index.php/Profil/ Tanggal akses: 26 April 2008 Perum Perhutani. 2008. Sekilas Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. http://www.unit3.perumperhutani.com/home/index.php. Tanggal akses 26 April 2008 Perum Perhutani Unit III. 2000. Rencana Induk Pengusahaan Wana Wisata Curug Cilember. KPH Bogor. Perum Perhutani Unit III Jawa Barat.
79
Prianto, Didik. 2004. Segmentasi Pembaca Koran Tempo Menggunakan Metode Chaid. Departemen Statistika. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Pusat Data dan Informasi. 2007. Statistik Kebudayaan dan Pariwisata 2007. Pusat Data dan Informasi. Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata. www.budpar.go.id. Tanggal Akses 22 April 2008 Rangkuti, F. 2002. Measuring Customer Satisfaction: Gaining Customer Relationship Strategy. PT Gramedia. Jakarta. Roufurrohim, Uuf. 2003. Kajian Segmentasi Pasar Chicken Nugget Merek “X”. Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan. Jurusan Sosisal Ekonomi Industri Peternakan. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Santosa, Setyanto P. 2002. Pengembangan Pariwisata Indonesia. http://kolom. pacific.net.id/ind/setyanto_p_santosa/pengembangan_pariwisata_indone sia.html Tanggal akses 06 Juli 2008 Santoso, S. dan Fandy T. 2001. Riset Pemasaran: Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta. Santoso, S. 2003. Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS Versi 11.5. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta Sharp,
A. J. Romaniuk dan S. Cierpicki. 1998. The Performance Of Segmentation Variables: A Comparative Study. http://smib.vuw.ac. nz8081/www/ANZMAC98/Sharp222.html.pdf. Tanggal akses: 12 Juli 2008
Soemarno. 2008. Wisata Alam Berbasis Hutan. http://soemarno.multiply.com/?& preview=&item_id=74&page_star=80 Tanggal akses 14 April 2008 Sudarto, Gatot. 1999. Ekowisata: Wahana Pelestarian Alam, Pengembangan Ekonomi Berkelanjutan, dan Pemberdayaan Masyarakat. Yayasan Kalpataru Bahari bekerjasama dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia. Jakarta. Suharyadi dan K, S. Purwanto. 2004. Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Penerbit Salemba Empat (PT Salemba Emban Patria). Jakarta Suyitno. 2001. Perencanaan Wisata (Tour Planning). Kanisisus. Yogyakarta. Umar, Husein. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. PT Gramedia Pustaka Utama dengan Jakarta Business Research Center. Jakarta Wonnacott, Thomas H. Dan Wonnacot, Ronald J. 1990. Introductory Statistics for Businsess and Economics. Jhon Wiley & Sons. Singapore Yusalina. 2006. Teknik Penulisan Ilmiah. Hand Out Mata Kuliah Metodologi Penelitian. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor
80
Lampiran 1 (Penerimaan Devisa Pariwisata Dibandingkan dengan Komoditi Ekspor Lainnya, Tahun 2004-2007) Rank
2004
2005
2006
2007*)
Jenis Komoditi
Nilai (Juta US$)
Jenis Komoditi
Nilai (Juta US$)
Jenis Komoditi
Nilai (Juta US$)
Jenis Komoditi
Nilai (Juta US$)
1
Minyak & Gas Bumi
15.587,50
Minyak & Gas Bumi
19.231,59
Minyak & Gas Bumi
21.209,50
Minyak & Gas Bumi
17.464,52
2
Pariwisata
4.797,88
Pakaian Jadi
4.966,91
Pakaian Jadi
5.608,16
Minyak Kelapa Sawit
5.997,75
3
Pakaian Jadi
4.271,65
Pariwisata
4.966,91
Karet Olahan
5.465,14
Pariwisata
5.345,98
4
Alat Listrik
3.406,91
Alat Listrik
4.364,11
Minyak Kelapa Sawit
4.817,64
Pakaian Jadi
4.739,74
5
Tekstil
3.301,55
Minyak Kelapa Sawit
3.756,28
Alat Listrik
4.448,74
Karet Olahan
5.008,69
6
Minyak Kelapa Sawit
3.233,22
Tekstil
3.703,95
Pariwisata
4.447,97
Alat Listrik
3.947,72
7
Kayu Olahan
3.136,69
Karet Olahan
3.545,68
Tekstil
3.908,76
Tekstil
3.474,75
8
Karet Olahan
2.853,52
Kayu Olahan
3.086,16
Kayu Olahan
3.321,97
Bahan Kimia
3.031,23
9
Kertas & Brg dr Kertas
2.227,53
Kertas & Brg dr Kertas
2.324,77
Kertas & Brg dr Kertas
2.859,22
Kertas & Brg dr Kertas
2.742,11
10
Bahan Kimia
1.799,56
Bahan Kimia
2.079,91
Bahan Kimia
2.697,56
Makanan Olahan
1.818,41
11
Makanan Olahan
1.407,17
Makanan Olahan
1.806,31
Makanan Olahan
1.965,56
Kayu Olahan
1.157,20
Keterangan Sumber
: *) Data Jan-Okt 2007 : Buku Saku Statistik Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2007 www.budpar.go.id
81
Lampiran 2. (Kuisioner Penelitian) 1.
2. 3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12. 13.
(Jenis kelamin) 1. Laki-laki 2. Perempuan (Usia Anda sekarang ) Silahkan sebutkan............tahun (Pendidikan terakhir) 1. SD 2. SMP/sederajat 3. SMU/sederajat 4. Diploma 5. S1/S2/S3 (Status sekolah/ perguruan tinggi tempat Anda mengenyam pendidikan) 1. Negeri 2. Swasta (Pekerjaan) 1. Mahasiswa/pelajar 2. Pegawai Negeri 3. Karyawan Swasta 4. Karyawan BUMN 5. Wiraswasta 6. Guru/Dosen 7. Ibu Rumah Tangga 8. Lainnya, Sebutkan…………… (Biaya yang Anda keluarkan untuk pendidikan, untuk diri sendiri/ yang dikeluarkan untuk anggota keluarga, atau bagi Anda yang masih sekolah/ kuliah biaya yang diterima dari orang tua/ wali) Silahkan sebutkan Rp.......................per bulan Silahkan sebutkan Rp.......................per semester (Penghasilan rata-rata/ bulan baik keluarga atau kalau belum bekeluarga, penghasilan rata-rata sendiri, atau bagi yang masih sekolah/ kuliah yang diterima dari orang tua/ wali) Silahkan sebutkan Rp....................... (Ukuran keluarga) 1. Satu-dua orang 2. Tiga-empat orang 3. Lima orang atau lebih (Siklus hidup keluarga, Muda=15-35 tahun, tua=35 tahun keatas) 1. Muda, lajang 2. Muda, menikah, tidak mempunyai anak 3. Muda, menikah, mempunyai anak bawah lima tahun (balita) atau lebih tua 4. Tua, menikah, mempunyai anak 5. Tua, menikah, tidak mempunyai anak di bawah 18 tahun 6. Tua, lajang 7. Lain-lain, silahkan sebutkan............... (Menabung/menggunakan jasa bank) 1. Menggunakan jasa bank 0. Tidak menggunakan jasa bank (Bank yang digunakan, contoh BNI, BRI, dan lain-lain) Silahkan sebutkan............ (Menggunakan jasa asuransi) 1. Menggunakan jasa asuransi 0. Tidak menggunakan jasa asuransi (Jasa asuransi yang digunakan, contoh asuransi jiwa, asuransi mobil, dan lain-lain) Silahkan sebutkan............
14. (Penyedia jasa asuransi yang digunakan, contoh Bumi Putera, Jiwas Raya, dan lain-lain) Silahkan sebutkan............ 15. (Menggunakan kartu kredit) 1. Ya 0. Tidak 16. (Jika ya, Bank yang mengeluarkan kartu kredit yang Anda gunakan) Silahkan sebutkan............ 17. (Merek hand phone (hp) yang dimiliki 1. Nokia 2. Sony Ericcson 3. Motorola 4. Samsung 5. LG 6. Philips 7. Merek lain, silahkan sebutkan..................... 18. (Harga hand phone (hp) yang dimiliki) Silahkan sebutkan Rp....................... 19. (Apakah Anda suka membaca) 1. Ya 0. Tidak 20. (Jenis bacaan yang Anda baca) 1. Koran (misal:Kompas, Tempo, Sindo, dll), silahkan sebutkan.......... 2. Majalah (misal; National Geographic, PC Media, dll), silahkan sebutkan.......... 3. Buku fiksi (misal; novel, komik, dll), silahkan sebutkan.......... 4. Buku non fiksi (misal buku pelajaran, agama, dll), silahkan sebutkan.......... 5. Lain-lain, silahkan sebutkan.......... 21. (Topik bacaan yang menarik minat Anda) 1. Politik 2. Sosial budaya 3. Ekonomi bisnis 4. Iptek 5. Hiburan/hobi (wisata, naik gunung, dll) 6. Lingkungan 7. Lain-lain, silahkan sebutkan.......... 22. (Cara mendapatkan bacaan yang Anda baca) 1. Berlangganan 2. Membeli eceran 3. Meminjam 4. Lain-lain, silahkan sebutkan.......... 23. (Apakah Anda menggunakan internet) 1. Ya 0. Tidak 24. (Kegiatan yang sering Anda lakukan dengan internet) 1. E-mail 2. Browsing web site 3. Chatting 4. Download 5. Lain-lain, silahkan sebutkan.......... 25. (Apakah Anda tahu mengenai situs resmi WWCC-www.tourismwestjava.com) 1. Tahu 0. Tidak tahu 26. (Jika tahu, pernahkah Anda membuka situs tersebut) 1. Pernah 0. Tidak pernah
82
Lampiran 2. (lanjutan) 27. (Jika pernah, dari segi tampilan halaman situs, baik tulisan, warna, gambar, komposisi huruf, dll bagaimana menurut Anda situs tersebut) 1. Sangat menarik 2. Menarik 3. Kurang menarik 4. Tidak menarik 5. Jelek 28. (Apakah situs tersebut memenuhi kebutuhan informasi Anda mengenai WWCC) 1. Memenuhi 0. Tidak memenuhi 29. (Televisi yang ditonton satu bulan terakhir) 1. Trans TV 2. TPI 3. Indosiar 4. RCTI 5. SCTV 6. ANTV 7. Trans 7 8. Global TV 9. Metro TV 10. TV One 11. Jack TV 12. O Channel 13. TVRI 14. Lain-lain, silahkan sebutkan.......... 30. (Apakah Anda hobi bertualang) 1. Ya 0. Tidak 31. (Kegiatan petualangan yang pernah Anda lakukan) 1. Hiking (jalan-jalan di alam bebas) 2. Naik gunung 3. Panjat tebing 4. Arung jeram 5. Lain-lain, silahkan sebutkan.......... 32. (Acara petualangan yang Anda ketahui di televisi) Silahkan sebutkan nama acara..................... Televisi yang menyiarkan................................ 33. (Apakah Anda mendukung kelestarian hutan) 1. Ya 0. Tidak 34. (Jika ya, Apa yang pernah Anda lakukan untuk mendukung kelestarian hutan) 1. Ikut dalam kegiatan penanaman pohon 2. Menjadi anggota organisasi pecinta alam 3. Ikut mengkampanyekan pelestarian hutan 4. Lain-lain, silahkan sebutkan..................... 35. (Jika tidak mendukung, kenapa?) 1. Tidak tahu untuk apa melestarikan hutan 2. Belum mengerti seberapa besar fungsifungsi hutan berguna untuk kehidupan 3. Tidak peduli terhadap kondisi hutan 4. Lain-lain, silahkan sebutkan.......... 36. (Jika WWCC mengadakan kegiatan untuk memperkenalkan kegunaan fungsi-fungsi hutan untuk kehidupan, bersediakah Anda mengikutinya) 1. Ya 0. Tidak 37. (Menurut pendapat Anda kegiatan tersebut sebaiknya seperti apa) 1. Seminar di ruangan
2. 3.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47. 48.
83
Seminar di alam terbuka Menjelajahi hutan sembari diterangkan fungsi-fungsi hutan oleh pemandu WWCC 4. Lain-lain, silahkan sebutkan..................... (Wisata ke alam terbuka sebagai prioritas utama) 1. Ya 0. Tidak (Anggapan terhadap WWCC) 1. Tempat refreshing 2. Tempat rekreasi keluarga 3. Tempat bertualang 4. Tempat melakukan pekerjaan (mengerjakan foto pre-wedding misalnya) 5. Tempat menambah pengetahuan (Minat untuk melakukan foto pra pernikahan (pre-wedding) di WWCC) 1. Berminat 0. Tidak berminat (Kenapa Anda berminat melakukan foto pra pernikahan (pre-wedding) di WWCC baik untuk diri sendiri/keluarga/teman) 1. Tempatnya indah 2. Tiket masuk murah dibanding tempat wisata alam lain jika ingin melakukan foto pra pernikahan 3. Lain-lain, silahkan sebutkan..................... (Informasi pertama kali tentang WWCC) 1. Teman/keluarga 2. Media cetak (koran, majalah, dan lain-lain) 3. Media elektronik (televisi, radio) 4. Internet 5. Lain-lain, silahkan sebutkan.......... (Ini kedatangan Anda yang keberapa kali ke WWCC) 1. Pertama kali 2. Kedua kali 3. Ketiga kali 4. Keempat kali 5. Lain-lain, silahkan sebutkan.......... (Faktor yang menentukan keputusan untuk datang ke tempat wisata) 1. Keindahan alam 2. Harga tiket masuk yang murah 3. Kelengkapan fasilitas 4. Kemudahan akses 5. Lain-lain, silahkan sebutkan............... (Pengambil keputusan untuk datang ke WWCC) 1. Diri sendiri 2. Ibu 3. Ayah 4. Anggota keluarga yang lain (kakak, adik, paman, dan lain2) 5. Teman 6. Lain-lain, silahkan sebutkan............... (Rata-rata pengeluaran untuk berwisata per bulan) Silahkan sebutkan Rp....................... (Rata-rata pengeluaran untuk setiap kedatangan ke tempat wisata) Silahkan sebutkan Rp....................... (Perlukah menurut Anda WWCC memiliki slogan) 1. Ya 0. Tidak
Lampiran 2. (lanjutan) 49. (Kalau ya, menurut Anda tema apa yang tepat untuk slogan WWCC) 1. Keindahan alam (misal: Alam yang indah? Ya WWCC) 2. Kelengkapan fasilitas 3. Kemudahan akses 4. Lain-lain, silahkan sebutkan............... 50. (Tempat wisata yang Anda kunjungi sebulan terakhir, misal Taman Safari, Bogor) Silahkan sebutkan...............
57. (Tempat parkir) 1. Memadai (Anda bisa leluasa parkir di lokasi WWCC) 2. Tidak memadai (Anda tidak bisa leluasa parkir di lokasi WWCC) 58. (Apakah Anda memiliki kendaraan) 1. Ya 0. Tidak 59. (Kalau Ya, apa jenis kendaraan Anda (jawaban boleh lebih dari satu) 1. Motor, jumlah........ 2. Mobil, jumlah......... 3. Sepeda, jumlah....... 4. Lain-lain, silahkan sebutkan.......... 60. (Merek kendaraan Anda) 1. Motor, silahkan sebutkan.......... 2. Mobil, silahkan sebutkan.......... 3. Sepeda, silahkan sebutkan.......... 4. Lain-lain, silahkan sebutkan.......... 61. (Siapa yang menemani Anda berkunjung ke WWCC) 1. Tidak ada 2. Teman 3. Keluarga 4. Lain-lain, silahkan sebutkan.......... 62. (Keamanan di lokasi WWCC) 1. Aman (Anda tidak mengalami tindakan kejahatan di WWCC) 0. Tidak aman (Anda mengalami tindakan kejahatan atau merasa terancam di WWCC) 63. (Bersediakah Anda datang kembali ke WWCC) 1. Bersedia 0. Tidak bersedia 64. (Bersediakah Anda merekomendasikan WWCC kepada orang lain) 2. Bersedia 1. Tidak bersedia 65. (Bersediakah Anda ke WWCC jika ada promosi gratis) 3. Bersedia 2. Tidak bersedia 66. (Tempat Tinggal) 1. Bogor (kota dan kabupaten) 2. Luar Bogor
51. (Kedatangan ke WWCC) 1. Rombongan (lebih dari dua orang misal: bersama keluarga, bersama teman-teman sekelas, dan lain-lain) 2. Sendiri 52. (Jika Anda datang ke WWCC dengan rombongan) 1. Rombongan keluarga 2. Rombongan pengajian 3. Rombongan komunitas/ organisasi tertentu 4. Lain-lain, silahkan sebutkan............... 53. (Cara Anda untuk datang ke WWCC) 1. Mengendarai Motor 2. Mengendarai Mobil 3. Mengendarai Sepeda 4. Jalan kaki 54. (Waktu yang Anda butuhkan untuk berwisata di WWCC) 1. Satu hari 2. Dua hari 3. Tiga hari atau lebih 55. (Fasilitas yang Anda gunakan di WWCC) 1. Guest House 2. Aula 3. Taman Jupu-kupu 4. Tidak menggunakan 56. (Jalan menuju WWCC) 1. Layak (mulus tidak berlubang-lubang) 2. Tidak layak (berlubang-lubang)
84
Lampiran 3 (Pengolahan Analisis CHAID)
Classification Tree Notes Output Created Comments Input
Missing Value Handling
19-DEC-2008 21:36:26 Data
Filter Weight Split File N of Rows in Working Data File Cases Used
D:\AAA ZULFA Final Assigment Action S1 mab\Olahan Skripsi\Data riset SPSS 1709 n 311008\SPSS 2 tes 311008.sav <none> <none> <none> 204 Only cases with valid data for the dependent variable and some or all independent variables are used in computing any statistics.
MISSING: Handling of user-defined missing values of nominal independent variables depends on the growing method. Syntax
TREE X69 [n] BY X1 [n] X2 [o] X3 [o] X4 [n] X5 [n] X6 [o] X7 [o] X8 [o] X9 [n] X10 [n] X11 [n] X12 [n] X13 [n] X14 [n] X15 [n] X16 [n] X17 [n] X18 [o] X19 [n] X20 [n] X21 [n] X22 [n] X23 [n] X24 [n] X25 [n] X26 [n] X27 [n] X28 [n] X29 [n] X30 [n] X31 [n] X32 [n] X33 [n] X34 [n] X35 [n] X36 [n] X39 [n] X40 [n] X41 [n] X42 [n] X43 [n] X45 [n] X46 [n] X47 [o] X48 [o] X49 [n] X50 [n] X51 [n] X52 [n] X53 [n] X54 [n] X55 [n] X56 [n] X57 [n] X58 [n] X59 [n] X60 [n] X61 [n] X62 [n] X63 [n] X64 [n] X65 [n] X67 [n] /TREE DISPLAY=TOPDOWN NODES=STATISTICS BRANCHSTATISTICS=YES NODEDEFS=YES SCALE=AUTO /DEPCATEGORIES USEVALUES=[0 1] /PRINT MODELSUMMARY CLASSIFICATION RISK /METHOD TYPE=CHAID /GROWTHLIMIT MAXDEPTH=AUTO MINPARENTSIZE=25 MINCHILDSIZE=12 /VALIDATION TYPE=NONE OUTPUT=BOTHSAMPLES /CHAID ALPHASPLIT=0.05 ALPHAMERGE=0.05 SPLITMERGED=NO CHISQUARE=PEARSON CONVERGE=0.001 MAXITERATIONS=
85
Lampiran 3 (lanjutan)
Warnings Gain summary Tables are not displayed because profits are undefined. Target category gains tables are not displayed because target categories are undefined.
Model Summary Specifications
Growing Method Dependent Variable Independent Variables
Validation Maximum Tree Depth
CHAID Loyalitas pengunjung ke WWCC Jenis kelamin, Usia, Pendidikan terakhir, Status sekolah/ perguruan tinggi, Pekerjaan, Biaya pendidikan per bulan, Penghasilan, Ukuran keluarga, Siklus hidup keluarga, Menabung/menggunakan jasa bank, Bank yang digunakan, Menggunakan jasa asuransi, Jasa asuransi , Penyedia jasa asuransi , Menggunakan kartu kredit, Penyedia jasa kartu kredit, Merek hand phone, Harga hand phone , Kesukaan membaca, Koran yang dibaca, Majalah yang dibaca, Buku fiksi yang dibaca, Buku non fiksi yang dibaca, Topik bacaan yang digemari, Cara mendapatkan bacaan, Penggunakan internet, Kegiatan yang sering dilakukan dengan internet, Mengetahui situs resmi WWCC-www.tourismwestjava.com, Televisi yang ditonton satu bulan terakhir, Hobi bertualang, Kegiatan petualangan yang pernah dilakukan, Acara petualangan yang diketahui di televisi), Mendukung kelestarian hutan, Kegiatan yang pernah dilakukan untuk mendukung kelestarian hutan, Kesediaan mengikuti kegiatan untuk memperkenalkan kegunaan fungsi-fungsi hutan oleh pengelola WWCC, Bentuk kegiatan , Anggapan terhadap WWCC, Minat untuk melakukan foto pra pernikahan (prewedding) di WWCC, Alasan foto pra pernikahan (prewedding) dilakukan di WWCC, Informasi pertama kali tentang WWCC, Jumlah kedatangan ke WWCC, Faktor penentu keputusan berkunjung ke tempat wisata, Pengambil keputusan berkunjung ke WWCC, Anggaran berwisata per bulan, Pengeluaran per kedatangan ke tempat wisata), WWCC perlu memiliki slogan, Tema yang tepat untuk slogan WWCC, Tempat wisata yang dikunjungi sebulan terakhir, Kedatangan ke WWCC, Rombongan datang ke WWCC , Cara datang ke WWCC, Waktu yang dibutuhkan berwisata di WWCC, Fasilitas yang digunakan di WWCC, Jalan menuju WWCC, Tempat parkir, Kepemilikan kendaraan, Jenis kendaraan, Jumlah kendaraan, Merek kendaraan , Teman berkunjung ke WWCC, Keamanan di WWCC, Kesediaan datang kembali ke WWCC, Tempat tinggal NONE 3
86
Lampiran 3 (lanjutan)
Risk Estimate .095
Std. Error .021
Growing Method: CHAID Dependent Variable: Loyalitas pengunjung ke WWCC
Classification
Observed
Predicted
Percent Tidak Loyal Loyal Correct Tidak Loyal 9 15 37.5% Loyal 4 172 97.7% Overall Percentage 6.5% 93.5% 90.5% Growing Method: CHAID Dependent Variable: Loyalitas pengunjung ke WWCC
87