ANALISIS RUANG KELAS DAN LABORATORIUM FISIKA SEBAGAI LINGKUNGAN BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA Hasdin Mamonto, Muhammad Yusuf, Raghel Yunginger Jurusan Fisika, Program Studi Pendidikan Fisika F.MIPA Universitas Negeri Gorontalo Email:
[email protected] ABSTRAK Hasdin Mamonto. 2013. “Analisis Ruang Kelas Dan Laboratorium Fisika sebagai Lingkungan Belajar Siswa dalam Pembelajaran Fisika. penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang dilaksanakan di MAN Model Gorontalo, yang bertujuan untuk mengetahui kriteria ruang kelas dan laboratorium fisika sebagai lingkungan belajar siswa dalam pembelajaran fisika. Sampel diambil dengan menggunakan teknik random sampel pada kelas yang ada, yaitu dengan mengambil satu kelas dari subjek yang ada.Pengambilan data menggunakan lembar pengamatan dalam bentuk cek list pada ruang kelas dan ruang laboratorium fisika. Ruang kelas berisi 2 item yaitu item perabot dan perlengkapan lain, dan ruang laboratorium fisika berisi 4 item yaitu item perabot, peralatan pendidikan, alat percobaan dan perlengkapan lain. Teknik pengumpulan data observasi dan dokumentasi.Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan perhitungan sederhana, kemudian disajikan dalam bentuk tabel, persentase dan diagram. Hasil penelitian memberikan gambaran bahwa lingkungan belajar pada ruang kelas menunjukkan kategori baik dan sangat baik dengan persentase sebesar 87,5%. Sedangkan untuk lingkungan belajar pada laboratorium fisika menunjukkan kategori baik dan sangat baik dengan persentase sebesar 70,27%. Kata kunci: Lingkungan Belajar PENDAHULUAN Latar Belakang
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan prilaku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran atau pelatihan. Oleh karena itu, pendidikan sangatlah penting. Pendidikan juga harus sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi saat ini. Untuk meningkatkan mutu pendidikan yang sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman tersebut, maka diperlukan peningkatan di segala bidang misalnya terpenuhinya semua fasilitas-fasilitas penunjang pendidikan. Salah satu fasilitas penunjang pendidikan yang sangat penting adalah adanya laboratorium di sekolah. Tujuan pengadaan laboratorium di sekolah tersebut adalah meningkatkan kemampuan praktek siswa di laboratorium. Laboratorium sekolah haruslah memenuhi standar pembelajaran di sekolah dengan kata lain harus memperhatikan kualitas maupun kwantitas di bidang fisik dan material baik itu berupa sarana gedung, desain gedung, peralatan maupun bahan-bahan praktek, dan tenaga laboratorium yang kesemuanya merupakan komponen penunjang mutu pendidikan. 1
Ilmu pengetahuan alam khususnya fisika mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.Kajian fisika mampu menciptakan suatu teori-teori klasik maupun teori modern, sehingga munculnya teori fisika klasik tentang hukum Newton, teori atom dan pada fisika modern munculnya teori relativitas Einstein.Ilmuilmu tersebut sangat membantu dalam perkembangan hasil teknologi, misalnya pada teori atom dengan penemuan ion positif dan ion negatif. Dalam proses belajar Ilmu Pengetahuan Alam khususnya fisika, belajar seharusnya lebih dari sekedar menerima informasi, mengingat dan menghafal. Bagi siswa benar-benar mengerti dan dapat menerapkan ilmu pengetahuan, mereka harus bekerja untuk memecahkan masalah dan menemukan ide-ide.Salah satu aspek yang turut menentukan dalam mencapai tujuan pendidikan adalah kualitas proses belajar mengajar, dimana dalam melaksanakannya melibatkan guru dan siswa. Dalam setiap pembelajaran diorientasikan pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dan menitikberatkan pada penguasan materi dengan baik dan tepat. Agar hal tersebut dapat terwujud, guru harus dapat mengupayakan banyak hal diantaranya adalah melihat kondisi lingkungan belajar siswa yang baik, menyenangkan, membangkitkan antusiasme siswa dan mendorong siswa agar siswa tidak merasa bosan dalam proses belajar. Dengan adanya kondisi lingkungan belajar siswa yang baik dapat mendukung proses pembelajaran sehingga kegiatan belajar mengajar (KBM) khususnya pembelajaran fisika dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Terlebih lagi dewasa ini semakin dirasakan betapa pentingnya peranan lingkungan yang baik dalam pembelajaran agar tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Lingkungan belajar merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran yaitu ruang kelas dan ruang laboratorium fisika. Lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dalam proses pembelajaran baik itu pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat luas ketiganya disebut dengan lingkungan belajar, yang mana sering juga dikatakan tripusat pendidikan yang akan mempengaruhi manusia secara bervariasi. TINJAUAN PUSTAKA Menurut Syah (2011:63) menyatakan bahwa belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.
2
Menurut De Porter dan Hernacki (1999:66) salah satu yang ditekankan dalam paradigma quantum learning adalah penciptaan lingkungan belajar yang dapat membuat siswa senang dalam belajar. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik yang terdiri dari penataan ruang, kursi, meja, papan dan alat bantu lain yang berada di kelas, ataupun yang berada di luar kelas.serta lingkungan emisional berupa interaksi antara pendidik-siswa dan siswa-siswa. Rahmat dalam De Porter dan Hernacki (1999) mengungkapkan bahwa dengan mengendalikan lingkungan, dapat berarti kita telah melakukan langkah efektif pertama untuk mengendalikan seluruh pengalaman belajar yang kita miliki. Menurut Majid (2006:167) Dalam mewujudkan lingkungan belajar yang baik, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya di antaranya kondisi fisik, lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil pembelajaran. Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat minimal mendukung meningkatnya intensitas proses pembelajaran dan mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. Dalam implementasi kurikulum 2004 (Husain:2011:43) para ahli menyarankan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan akademik, baik secara fisik maupun non fisik. Adapun kedua lingkungan tersebut yaitu: 1)
Lingkungan fisik Merupakan kondisi dan lingkungan yang perlu menjadi perhatian dan kepedulian dalam menunjang terciptanya pembelajaran serta merupakan kondisi belajar yang harus didukung oleh berbagai sarana dan prasarana seperti ruang belajar, ruang laboratorium dan media lain.
2)
Lingkungan nonfisik Memiliki peran yang besar juga dalam mempengaruhi kondisi belajar, terutama pengaturan lingkungan belajar, penampilan, sikap guru, hubungan harmonis antara guru dan peserta didik, peserta didik dengan guru, dan sesama peserta didik itu sendiri, serta organisasi dan bahan pembelajaran secara tepat, sesuai dengan kemampuan dan perkembangan peserta didik. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (2008) bahwa dalam rangka pelaksanaan
ketentuan pasal 48 peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang sarana dan prasarana untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), yakni:
3
1) Lingkungan Belajar Pada Ruang Kelas Tabel 1. Lingkungan belajar pada Ruang Kelas No. 1. 1.1
1.2
1.3 1.4 2. 2.1
2.2
2.3 2.4
Jenis
Rasio
Deskripsi
Perabot Kursi peserta 1 buah/peserta Kuat, stabil, aman, dan mudahdipindahkan.Ukuran didik didik memadai untuk duduk dengannyaman.Desain dudukan dan sandaran membuatpeserta didik nyaman belajar. Meja peserta 1 buah/peserta Kuat, stabil, aman, dilengkapi denganlaci, mudah didik Didik dipindahkan.Ukuran memadai untuk belajar dengan nyaman.Desain memungkinkan kaki pesertadidik masuk dengan leluasa ke bawahmeja. Kursi guru 1 buah/guru Kuat, stabil, aman, dan mudahdipindahkan. Ukuran memadai untuk duduk dengannyaman. Meja guru 1 buah/guru Kuat, stabil dan mudah dipindahkan. Ukuran memadai untuk bekerja dengannyaman. Perlengkapan Lain Papan tulis 1 buah/ruang Kuat, stabil, dan aman.Ditempatkan pada posisi yang memungkinkan seluruh peserta didikmelihatnya dengan jelas. Kotak kontak 1 buah/ruang Ditempatkan di dinding depan ruangkelas untuk mengoperasikan mediapendidikan yang memerlukan dayalistrik Jam dinding 1 buah/ruang Tempat 1 buah/ruang sampah 2) Lingkungan Belajar Pada Ruang Laboratorium Fisika Tabel 2.Lingkungan Belajar Pada Laboratorium Fisika
No.
Jenis
Rasio
1. 1.1
Perabot Kursi
1.2
Meja kerja
1.3
Meja demonstrasi didemonstras ikan. Meja persiapan
1 buah/lab Kuat dan stabil.
Lemari alat
1 buah/lab
1.4
1.5
1 buah/peserta didik, ditambah 1 buah/guru 1 buah/7 peserta didik
1 buah/lab
Deskripsi Kuat, stabil, dan mudahdipindahkan.
Kuat dan stabil. Ukuran memadai untuk menampung kegiatan peserta didik secara berkelompok maksimum 7 orang. Luas meja memungkinkanuntuk melakukan demonstrasi dan menampung peralatan dan bahan yang diperlukan.Tinggi meja memungkinkanseluruh peserta didik dapatmengamati percobaan yang Kuat dan stabil.Ukuran memadai untukmenyiapkan materi percobaan. Tertutup dan dapat dikunci.Ukuran memadai untuk 4
1.6
Lemari bahan
1.7
Bak cuci
1 buah/lab
menampung semua alat. Tertutup dan dapat dikunci.Ukuran memadai untuk menampung semua bahan dan tidak mudah berkarat. Tersedia air bersih dalamjumlah memadai.
2.1
1 buah/2 kelompok, ditambah 1 buah di ruang persiapan. Peralatan Pendidikan Bahan dan Alat Ukur Dasar: Mistar 6 buah/lab
2.2
Rolmeter
Panjang minimum 10 m,skala terkecil 1 mm
2.3
Jangka 6 buah/lab sorong Mikrometer 6 buah/lab Kubus massa 6 set/lab sama
Ketelitian 0,1 mm.
2.6
Silinder massa sama
6 set/lab
Massa 100 g (2%),4 jenis bahan.
2.7
Plat
6 set/lab
Terdapat kail penggantung,bahan logam 4 jenis.
2.8
Beban bercelah
10 buah/lab
Massa antara 5-20 g, minimum 2 nilai massa,terdapat fasilitas pengait.
2.9 2.10
Neraca Pegas
1 buah/lab 6 buah/lab
Ketelitian 10 mg. Bahan baja pegas,minimum 3 jenis.
2.11
Dinamometr (pegas presisi)
6 buah/lab
Ketelitian 0,1 N/cm.
2.12
Gelas ukur
6 buah/lab
Bahan borosilikat.Volume antara 100-1000 ml.
2.13 2.14
Stopwatch Termometer
6 buah/lab 6 buah/lab
Ketelitian 0,2 detik. Tersedia benang penggantung.Batas ukur 10-110 0C.
2.15
Gelas Beaker
6 buah/lab
2.16
Garputala Bahan baja.
6 buah/lab
Bahan borosilikat.Volume antara 100-1000 ml, terdapat tiga variasi volume. Minimum 3 variasi frekuensi.
2.17
Multimeter
6 buah/lab
Dapat mengukur tegangan, arus dan hambatan. Batas
2.
2.4 2.5
6 buah/lab
Panjang minimum 50 cm,skala terkecil 1 mm
Ketelitian 0,01 mm. Massa 100 g (2%),4 jenis bahan.
5
AC/DC 10 kilo ohm/volt
ukur arus minimum 100 mA-5 A. Batas minimum ukur tegangan untuk DC 100 mV-50 V. Batas minimum ukur tegangan untuk AC 0-250 V.
2.18
Kotak potensiometr
6 buah/lab
Disipasi maksimum 5 watt. Ukuran hambatan 50 Ohm.
2.19
Osiloskop
1 set/lab
Batas ukur 20 MHz, dua kanal, beroperasi X-Y, tegangan masukan 220 volt,dilengkapi probe intensitas,tersedia buku petunjuk.
2.20
Generator frekuensi
6 buah/lab
Frekuensi luaran dapat diaturdalam rentang audio. Minimum 4 jenis bentukgelombang dengan catu daya220 volt.Mampu menggerakkan speaker daya 10 watt.
2.21
Pengeras suara Kabel penghubung
6 buah/lab
2.23
Komponen elektronika
1 set/lab
2.24
Catu daya
6 buah/lab
2.25
Transformatr
6 buah/lab
Tegangan masukan 220 volt,daya maksimum keluaran10 watt. Panjang minimum 50 cm,dilengkapi plug diameter 4 mm.Terdapat 3 jenis warna: hitam, merah dan putih, masing-masing 12 buah. Hambatan tetap antara1 Ohm - 1 M Ohm, disipasi 0,5 watt masing-masing 30 buah, mencakup LDR, NTC, LED, transistor dan lampu neon masingmasing minimum 3 macam. Tegangan masukan 220 V,dilengkapi pengaman, tegangan keluaran antara3-12 V, minimum ada 3 variasi tegangan keluaran. Teras inti dapat dibuka.Banyak lilitan antara 100-1000.Banyak lilitan minimum ada 2 nilai.
2.26 3. 3.1
Magnet U 6 buah/lab Alat Percobaan: Percobaan 6 set/lab AtwoodPerc obaan Kereta dan Pewaktu ketik Percobaan 6 set/lab Papan Luncur
2.22
3.2
3.3
Percobaan Ayunan Sederhana
1 set/lab
6 set/lab
Mampu menunjukkan fenomena dan memberikan data GLB dan GLBB.Minimum dengan 3 kombinasi nilai massa beban.Percobaan Kereta dan Pewaktu ketik 6 set/lab Mampu menunjukkan fenomena dan memberikan data GLB dan GLBB. Mampu menunjukkan fenomena dan memberikan data gerak benda pada bidang miring. Kemiringan papan dapat diubah, lengkap dengan katrol dan balok minimum dengan tiga nilaikoefisien gesekan. Mampu menunjukkan fenomena ayunan dan memberikan data pada pengukuran percepatan gravitasi.Minimum dengan tiga nilaipanjang ayunan dan tiga nilaimassa beban.
6
6 set/lab
Mampu menunjukkan fenomena getaran dan memberikan data pada pengukuran percepatan gravitasi.Minimum dengan tiga nilaikonstanta pegas dan tiga nilaimassa beban. Mampu memberikan data untuk membuktikan hukum Hooke dan menentukan minimum 3 nilai konstanta pegas. Mampu memberikan data untuk membuktikan hukum kekekalan energi panas serta menentukan kapasitas panas kalorimeter dan kalor jenis minimum tiga jenis logam.Lengkap dengan pemanas,bejana dan kaki tiga, jaketisolator, pengaduk dantermometer. Mampu memberikan data untuk membuktikan hukum fluida statik dan dinamik.
3.4
Percobaan Hooke
6 set/lab
3.5
Percobaan Kalorimetri
6 set/lab
3.6
Percobaan Bejana Berhubungan Percobaan Optik
6 set/lab
Percobaan Resonansi Bunyi atau Percobaan Sonometer
6 set/lab
Percobaan Hukum Ohm Manual percobaan
6 set/lab
3.7
3.8
3.9 3.10
6 set/lab
6 set/lab
6buah/percoba an
4. 4.1
Papan tulis
1 buah/lab
4.2
Soket listrik
1 9 buah/lab
4.3
Alat pemadam kebakaran Peralatan P3K Tempat sampah Jam dinding
1 buah/lab
4.4 5.4 5.5
Mampu menunjukkan fenomena sifat bayangan dan memberikan data tentang keteraturan hubungan antara jarak benda, jarak bayangan dan jarak fokus cermin cekung, cermin cembung, lensa cekung, dan lensa cembung. Masing-masing minimum dengan tiga nilai jarak fokus. Mampu menunjukkan fenomena resonansi dan memberikan data kuantisasi panjang gelombang, minimum untuk tiga nilai frekuensi. Mampu memberikan datahubungan antara frekuensi bunyi suatu dawai dengantegangannya, minimum untuktiga jenis dawai dan tiga nilaitegangan. Mampu memberikan dataketeraturan hubungan antaraarus dan tegangan minimumuntuk tiga nilai
1 buah/lab
Perlengkapan Lain Ukuran minimum 90 cm x 200 cm. Ditempatkan pada posisi yang memungkinkan seluruh peserta didik melihatnya dengan jelas. soket di tiap meja pesertadidik, 2 soket di meja demo,2 soket di ruang persiapan. Mudah dioperasikan
1 buah/lab
Terdiri dari kotak P3K danisinya tidak kadaluarsa termasuk obat P3K untuk luka bakar dan luka terbuka. -
1 buah/lab
-
7
METODE PENELITIAN Penelitian ini akan dilaksanakan di MAN ModelGorontalo, Provinsi Gorontalo. Tahun ajaran 2012/2013. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksud untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian (Arikunto, 2010:3).Pengamatan atau observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengamatan langsung, yaitu peneliti meneliti secara langsung lingkungan belajar siswa pada ruang kelas dan ruang laboratorium fisika sesuai permendiknas untuk dianalisis dan disesuaikan dengan lembar observasi. Adapun lingkungan belajar siswa pada ruang kelas berdasarkan permendiknas yaitu: 1. Perabot yang terdiri dari, kursi peserta didik, meja peserta didik, kursi guru,
dan meja
guru. 2. Perlengkapan lain, terdiri dari papan tulis, kotak kontak, jam dinding, dan tempat sampah. Sedangkan untuk ruang laboratorium fisika sesuai permendiknas yaitu: 1. Perabot, terdiri dari kursi, meja kerja, meja demonstrasi, meja persiapan, lemari alat, lemari bahan, dan bak cuci. 2.Peralatan pendidikan (bahan dan alat ukur dasar), terdiri dari mistar, rolmeter, jangka sorong, micrometer, kubus massa sama, plat, beban bercela, neraca, pegas, dynamometer (pegas presisi), gelas ukur, stopwatch, thermometer, gelas beaker, garputala bahan baja, multimeter AC/DC 10 kilo ohm/volt, kotak potensiometer, osiloskop, generator frekuensi, pengeras suara, kabel penghubung, komponen elektronika, catu daya, transformator, dan magnet U. 3.Alat percobaan, terdiri dari percobaan atwood percobaan kereta dan pewaktu ketik, percobaan papan luncur, percobaan ayunan sederhana atau percobaan getaran pada pegas, percobaan hooke, percobaan kalorimetri, percobaan bejana berhubungan, percobaan optic, percobaan resonansi bunyi atau percobaan sonometer, percobaan hokum ohm, dan manual percobaan. 4. Perlengkapan lain, terdiri dari papan tulis, soket listrik, alat pemadam kebakaran, peralatan P3K, tempat sampah dan jam dinding. Untuk melengkapi data penelitian maka peneliti melengkapi dengan dokumen catatan fasilitas ruang kelas dan ruang laboratorium fisika yang terdapat di sekolah tersebut.Dalam penelitian ini, data di analisis dengan menggunakan perhitungan sederhana.Kemudian disajikan dalam bentuk tabel, persentase dan diagram.
8
X X
X
100% n
= Presentase dari skor check list pengamatan
X = Jawaban pengamatan pada check list = Jumlah keseluruhan check list
n
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tabel 4.
Hasil analisis lingkungan belajar pada ruang kelas dan ruang laboratorium fisika.
a. Ruang Kelas Kategori Penilaian Sangat Baik
Ruang Kelas Jumlah Kriteria % 2 25
Baik
5
62,5
Cukup 1 Kurang 0 b. Ruang Laboratorium Fisika Kategori Penilaian
Aspek Pengamatan
12,5 0
Ruang Laboratorium Fisika Jumlah Kriteria %
Sangat Baik
12
32,43
Baik
14
37,84
Cukup
8
21,62
Kurang
3
8,11
Meja peserta didik, Kotak kontak. Kursi peserta didik, Kursi guru, Meja guru, Papan tulis, Jam dinding. Tempat sampah. -
Aspek Pengamatan Meja persiapan, Lemari alat, Lemari bahan, Bak cuci, Mistar, Bahan bercela. Pegas, Gelas beker, Garputala, Komponen elektronika, Percobaan atwood, Papan tulis. Kursi/stool, Micrometer, Kubus massa sama, Plat, Neraca, Kotak potensiometer. Osiloskop, Generator frekuensi, Catu daya, Percobaan papan luncur, Percobaan ayunan sederhana, Percobaan hooke, Percobaan optic, Percobaan hokum ohm. Meja kerja, Jangka sorong, Silinder massa sama, Gelas ukur, Thermometer, Kabel penghubung, Percobaan bejana berhubungan, Kotak kontak. Stopwatch, Peralatan P3K, dan Jam dinding.
Berdasarkan Tabel 4 nampak bahwa secara umum lingkungan belajar pada ruang kelas dari 8 kriteria, ada 2 kriteria (25 %) yang memperoleh kategori sangat baik yaitu meja peserta didik dan kotak kontak; 5 kriteria (62,5 %) yang memperoleh kategori baik yaitu kursi peserta didik, kursi guru, meja guru, papan tulis, dan jam dinding; 1 kriteria (12,5%) yang 9
memperoleh kategori cukup yaitu papan tuliis: dan tidak ada kriteria yang memperoleh kategori kurang. Hal ini bahwa sebagian besar kriteria pada ruang kelas menunjukkan kategori baik. Sedangkan untuk hasil lingkungan belajar pada ruang laboratorium fisika pada kriteria perabot, peralatan pendidikan, alat percobaan dan perlengkapan lain secara umum dari 37 kriteria; 12 kriteria (32,43 %) yang memperoleh kategori sangat baik yaitu Meja persiapan, lemari alat, lemari bahan, bak cuci, mistar, bahan bercela, pegas, gelas beker, garputala, komponen elektronika, percobaan atwood dan papan tulis; 14 kriteria (37,84%) yang memperoleh kategori baik yaitu Kursi/stool, micrometer, kubus massa sama, plat, neraca, kotak potensiometer, osiloskop. generator frekuensi, catu daya, percobaan papan luncur, percobaan ayunan sederhana, percobaan hooke, percobaan optic, percobaan hokum ohm; 8 kriteria (21,62%) yang memperoleh kategori cukup yaitu meja kerja, jangka sorong, silinder massa sama, gelas ukur, thermometer, kabel penghubung, percobaan bejana berhubungan, kotak kontak., dan 3 kriteria (8,11%) yang memperoleh kategori kurang yaitu stopwatch, peralatan P3K, dan jam dinding.. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar kriteria lingkungan belajar pada ruang laboratorium fisika pada kriteria perabot, peralatan pendidikan, alat percobaan dan perlengkapan lain yang mendominasi adalah kategori baik. Lebih jelasnya sebaran data berdasarkan pada tabel 4 di atas disajikan dalam bentuk diagram berikut: 70
62,5
Presentase (%)
60 50 40 30
37,84
32,43 25
ruang kelas
21,62
20
ruang laboratorium fisika
12,5
10
8,11 0
0 sangat baik
baik
cukup
kurang
kategori penilaian Gambar 1. Diagram persentase lingkungan belajar padaruang kelas dan laboratorium fisika.
10
Berdasarkan tabel dan diagram di atas, dapat digambarkan bahwa lingkungan belajar pada ruang kelas kriteria perabot dan perlengkapan lain secara umum menunjukkan kategori baik dan sangat baik dengan persentasi sebesar 62,5% dan 25 %, sedangkan untuk hasil pada ruang laboratorium fisika kriteria perabot, peralatan pendidikan, alat percobaan dan perlengkapan lain menunjukkan kategori baik dan sangat baik dengan persentasi sebesar 37,84% dan 32,43%. 4.1.2 Hasil Analisis Lingkungan Belajar Pada Ruang Kelas 4.1.2.1 Persentase Ruang Kelas Pada Item Perabot. Persentase (%)
75 80 60 40
25
20
0
Item perabot
0
0 sangat baik
baik
cukup
kurang
kategori penilaian
Gambar 1. Diagram persentase ruang kelas pada item perabot Berdasarkan diagram di atas, dapat di lihat data lingkungan belajar pada ruang kelas khususnya item perabot melalui observasi terdapat kategori sangat baik 1 kriteria (25%) yaitu meja peserta didik; baik 3 kriteria (75%) yaitu kursi peserta didik, kursi guru dan meja guru; cukup 0 kriteria (0%) dan kurang 0 kriteria (0%). Sehingga dapat digambarkan bahwa lingkungan belajar yang baik pada ruang kelas di kategorikan baik dengan persentasi sebesar 75%. 4.1.2.2 Persentase Ruang Kelas Pada Item Perlengkapan Lain Persentase (%)
50 50 40 30 20 10 0
25
25 0
sangat baik
baik
cukup
Item perlengkapan lain
kurang
kategori penilaian
Gambar 2. Diagram persentase ruang kelas pada item perlengkapan lain. Berdasarkan diagram di atas, dapat di lihat data lingkungan belajar pada ruang kelas khususnya item perlengkapan lain melalui observasi terdapat kategori sangat baik 1 kriteria 11
(25%) yaitu kotak kontak; baik 2 kriteria (50%) yaitu papan tulis dan jam dinding; cukup 1 kriteria (25%) yaitu tempat sampah dan kurang 0 kriteria (0%). Sehingga dapat digambarkan bahwa lingkungan belajar yang baik pada ruang kelas di kategorikan baik dengan persentasi sebesar 50%. 4.1.3 Hasil Analisis Lingkungan Belajar Pada Ruang Laboratorium Fisika.
Persentase (%)
4.1.3.1 Persentase Ruang Laboratorium Fisika Pada Item Perabot. 80
66,66
60 40
16,67
16,67
20
Item perabot 0
0 sangat baik
baik
cukup
kurang
kategori penilaian
Gambar 3. Diagram persentase ruang laboratorium pada item perabot Berdasarkan diagram di atas, dapat di lihat data lingkungan belajar pada ruang laboratorium fisika khususnya item perabot melalui observasi terdapat kategori sangat baik 4 kriteria (66,66%) yaitu meja persiapan, lemari alat, lemari bahan, dan bak cuci; baik 1 kriteria (16,67%) yaitu kursi/stool; cukup 1 kriteria (16,67%) yaitu meja persiapan dan kurang 0 kriteria (0%). Sehingga dapat digambarkan bahwa lingkungan belajar yang baik pada ruang laboratorium fisika di kategorikan sangat baik dengan persentasi sebesar 66,66%.
Persentase (%)
4.1.3.2 Persentase Ruang Laboratorium Fisika Pada Item Peralatan Pendidikan 40 40 30 20 10 0
30
25 5
sangat baik
baik
Item Peralatan Pendidikan
cukup kurang
kategori penilaian
Gambar 4.Diagram persentase ruang laboratorium pada item peralatan pendidikan. Berdasarkan diagram di atas, dapat di lihat data lingkungan belajar pada ruang laboratorium fisika khususnya item peralatan pendidikan melalui observasi terdapat kategori sangat baik 6 kriteria (30%) yaitu mistar, beban bercela, pegas, gelas beker, garputala, dan komponen elektronika; baik 8 kriteria (40%) yaitu micrometer, kubus massa sama, plat, 12
neraca, kotak potensiometer, osiloskop, generasi frekuensi, dan catu daya; cukup 5 kriteria (25%) yaitu jangka sorong, silinder massa sama, gelas ukur, thermometer, dan kabel penghubung; sedangkan kategori kurang terdapat 1 kriteria (5%) yaitu stopwatch. Sehingga dapat digambarkan bahwa lingkungan belajar yang baik pada ruang laboratorium fisika di kategorikan baik dengan persentasi sebesar 40%.
Persentase (%)
4.1.3.3 Persentase Ruang Laboratorium Fisika Pada Item Alat Percobaan 80 60 40 20 0
71,42
14,29
14,29
Item Alat Percobaan
0 sangat baik
baik
cukup kurang
Gambar 5.Diagram persentase ruang laboratorium pada item alat percobaan. Berdasarkan diagram di atas, dapat di lihat data lingkungan belajar pada ruang laboratorium fisika khususnya item peralatan pendidikan melalui observasi terdapat kategori sangat baik 1 kriteria (14,29%) yaitu percobaan atwood; baik 5 kriteria (71,42%) yaitu percobaan papan luncur, percobaan ayunan sederhana, percobaan hooke, percobaan optic dan percobaan hokum ohm; cukup 1 kriteria (14,29%) yaitu percobaan bejana berhubungan dan kurang 0 kriteria (0%). Sehingga dapat digambarkan bahwa lingkungan belajar yang baik pada ruang laboratorium fisika di kategorikan baik dengan persentasi sebesar 71,42%. 4.1.3.4 Persentase Ruang Laboratorium Pada Fisika Item Perlengkapan Lain Persentase (%)
50 50 40 30 20 10 0
25
25 Item Perlengkapan Lain 0
sangat baik
baik
cukup kurang
Gambar 6. Diagram persentase ruang laboratorium pada item perlengkapan lain. Berdasarkan diagram di atas, dapat di lihat data lingkungan belajar pada ruang laboratorium fisika khususnya item perlengkapan lain melalui observasi terdapat kategori sangat baik 1 kriteria (25%) yaitu papan tulis; baik 0 kriteria (0%); cukup 1 kriteria (25%) yaitu kotak kontak; dan kurang 2 kriteria (50%) yaitu peralatan P3K dan jam dinding. Sehingga dapat digambarkan bahwa lingkungan belajar yang baik pada ruang laboratorium fisika di kategorikan kurang dengan persentasi sebesar 50%. 13
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan secara umum bahwa lingkungan belajar pada ruang kelas untuk 14riteria perabot dan perlengkapan lain mencapai kategori baik dan sangat baik dengan persentase sebesar 87,5%. Sedangkan untuk lingkungan belajar pada ruang laboratorium fisika untuk 14riteria perabot, peralatan pendidikan, alat percobaan dan perlengkapan lain mencapai kategori baik dan sangat baik dengan persentase sebesar 70,27% 2. Saran Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai lingkungan belajar siswa agar proses pembelajaran lebih efektif dan dapat membuat siswa senang dalam belajar. 2. Guru sebaiknya bisa menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan akademik, baik secara fisik maupun nonfisik. 3. Memanfaatkan secara optimal lingkungan belajar dalam proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA Deporter, Bobbi dan Hernacki, Mike. 1999. Quantum Learning, Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan.Alih bahasa Alwiyah Abdurahman. Bandung: Kaifa. Dalyono, M. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka cipta. Husain, Sapia. 2011. Kreatifitas Guru Dalam Merancang Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Pada Mata Pelajaran Produktif Di SMK Gorontalo.Dinas Pendidikan Kota Gorontalo. Jurnal Penelitian dan Pendidikan, Volume 8 Nomor1.(Online),(http://jurnal.djulas.com/jurnal/sapia%20husain%fix.pdf),diakses 25 Desember 2012). Halimah, Lely. 2008. Pemberdayaan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar dalam Upaya Meningkatkan Kompetensi Berbahasa Indonesia Laboratorium UPI Kampus Cibiru. Jurnal Pendidikan Dasar, Nomor 10. (Online), (http://file.upi.edu/Direktori/JURNAL/PENDIDIKAN/DASAR/Nomor10.pdf,diakses 25 Desember 2012). Majid, Abdul. 2006. Perencanaan Pembelajaran(Mengembangkan Standar Kompetensi Guru). Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Purwanto, Ngalim. M. 2007. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional.2008. Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Satori, Djam’an. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Syah, Muhibbin. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sudjana, Nana. 1987. Metode Statistika. Bandung: Taristo Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta. 14
Wiyono, B. Bambang. 2003. Hubungan Lingkungan Belajar, Kebiasaan Belajar, dan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa. FORUM PENELITIAN. TH. 15, No. 1. (Online), (http ://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/1510303.pdf), diakses 13 januari 2013.
15