Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
ANALISIS RISIKO PROYEK PEMBANGUNAN DERMAGA MULTIPURPOSE TELUK LAMONG SURABAYA DARI PERSEPSI KONTRAKTOR RISK ANALYSIS ON CONSTRUCTION PROJECT OF MULTIPURPOSED PORT IN TELUK LAMONG SURABAYA FROM CONTRACTOR PERCEPTION Siswanto1) dan Putu Artama Wiguna2) 1,2 )Manajemen Proyek, Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia e-mail:
[email protected]) ABSTRAK Proyek pembangunan Dermaga Multipurpose Teluk Lamong Surabaya yang saat ini dalam tahap masa konstruksi, direncanakan menjadi fasilitas pelabuhan internasional di Surabaya. Dengan kedalaman desain -14 mLWS, data tanah yang sangat bervariasi, dan lokasi proyek yang berdekatan dengan alur pelayaran yang sangat padat lalu lintasnya maka proyek ini berpotensi mempunyai risiko tinggi dalam masa konstruksinya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan level risiko dan respon terhadap risiko yang berpotensi mempunyai risiko tinggi. Metode penelitian yang dilakukan meliputi identifikasi risiko dengan cara dokumen review, survey pendahuluan dan focus group discussion (FGD), sedangkan data penilaian probabilitas dan dampak risiko di peroleh dengan cara kuisioner. Penentuan level risiko dilakukan dengan metode probabiliy impact grid. Responden kuisioner adalah tim inti proyek dari kontraktor pelaksana proyek Dermaga Multipurpose Teluk Lamong. Respon terhadap risiko yang mempunyai level risiko tinggi dilakukan melalui forum FGD. Hasil akhir penelitian menunjukkan terdapat 10 risiko yang mempunyai level risiko tinggi yang perlu mendapatkan perhatian adalah (1) cuaca ekstrim (hujan lebat, arus kuat, angin kencang, petir), (2) penyelesaian pekerjaan (sub kontraktor) tidak tepat waktu, (3) iklim ekstrim menggangu produktifitas, (4) data penyelidikan tanah tidak lengkap / tidak sesuai lapangan, (5) permasalahan yang tidak terlihat /unforseen (batuan di dalam tanah, ranjau, jaringan utilitas), (6) kapal pihak lain menabrak konstruksi, (7) ponton barge dan tug boat tabrakan dengan kapal lain saat operasi, (8) denda akibat keterlambatan (9) kondisi kerja berbeda dengan kontrak, (10) perubahan skope kontrak (pek. kurang). Usulan respon risiko yang terbanyak adalah dengan cara mengurangi risiko (mitigation) dan sebagian memindahkan risiko ( transference) kepada pihak lain. Kata kunci : analisis risiko, level risiko, probability impact grid, respon risiko ABSTRACT Construction project of Multi-purposed Port in Teluk Lamong Surabaya which is still progressing has been planned to be an international port facility in Surabaya. The fact that the project is designed 14 mLWS in depth, extremelly diverse soil data and located close to crowded shipping route has made it potential to have high risk during its construction. The purpose of this research is to determine the risk level and the ISBN : 978-602-97491-4-4 B-2-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
response the high risk. Research methodology that was applied to identify the risk were documentation review, initial survey and focus group discussion (FGD), while probability assessment and risk impact data were obtained with a questionnaire. Risk level was determined by using probability impact grid. The respondens of the questionnaire were the main project team from the contractor of Multi-purposed Port project in Teluk Lamong. The response toward the risk which has high risk level was done through FGD forum. The final result of the research showed that there were 10 high level risks such as (1) extreme weather (heavy rain, strong water current, powerful wind, lightening), (2) delay work accomplishment by sub-contractor,(3) productivity disturbance by extreme climate, (4) different and incomplete soil investigation data, (5) unforseen site conditions (under ground rocks, mine, utility network), (6) ship crashing on to the construction, (7) the collision of the tug boat’s ponton barge with other ships on the operational basis, (8) penalty due to delay,(9) different working condition to the contract and (10) the changes of the contract scope (work quantity). Most of the respondents used risk mitigation and risk transfer in order to response project risk Key words : risk analysis, risk level, probability impact grid, risk response.
PENDAHULUAN Industri konstruksi mempunyai faktor risiko (risk) dan ketidakpastian (uncertainty) yang lebih tinggi daripada kebanyakan indutri yang lain (Flanagan and Norman, 1993). Salah satu jenis konstruksi yang mempunyai faktor risiko dan ketidakpastian yang tinggi adalah pembangunan sebuah dermaga. Dermaga merupakan salah satu fasilitas pelabuhan berupa konstruksi yang berada ditepi laut atau yang menjorok kelaut yang didesain mempunyai kedalaman tertentu untuk tempat bersandarnya kapal (Peraturan Pemerintah RI no. 69, 2001). Dengan lokasinya di laut tersebut maka pada masa konstruksinya dermaga mempunyai potensi risiko yang sangat tinggi, hal ini karena dipengaruhi oleh faktor lingkungannya seperti faktor gelombang, arus, angin dan cuaca ektrim. Proyek Dermaga Multipupose Teluk Lamong Surabaya dengan desain kedalaman -14 mLWS, data tanah yang sangat bervariasi, lokasi dermaga sejauh 3 km dari daratan, dan lokasi proyek yang berdekatan dengan alur pelayaran yang sangat padat lalu lintasnya maka secara otomatis menimbulkan potensi risiko yang tinggi dalam masa konstruksinya. Dengan mengacu kriteria Cooper et al, 2005 maka proyek Dermaga Multipupose Teluk Lamong Surabaya termasuk dalam kategori high risk karena memenuhi kriteria sebagai berikut : nilai kontraknya lebih dari USD 5 juta, waktu pelaksanaan lebih dari 12 bulan, skope kerja yang cukup kompleks, potensi dampaknya cukup besar pada kualitas dan produksi serta dampak health, safey and environmental (HSE) cukup signifikan Penggunaan analisa risiko secara formal di proyek jasa konstruksi secara umum masih sangat rendah (Akintoye dan MacLeod, 1997). Dengan lemahnya penggunaan analisa risiko dapat berpotensi mengancam sasaran proyek yang telah ditetapkan. Alokasi risiko yang terbesar pada saat masa konstruksi berada di tangan kontraktor (Kartam and Kartam, 2001). Hal inilah yang mendasari diperlukannya sebuah analisa risiko dalam pelaksanaan proyek konstruksi bagi kontraktor, khususnya proyek yang mempunyai risiko tinggi.
ISBN : 978-602-97491-4-4 B-2-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
Penelitian ini bertujuan melakukan identifikasi risiko pada masa konstruksi proyek dermaga yang menjadi obyek penelitian dan mengelompokkan risiko tersebut kedalam kategori tertentu, menentukan tingkat risiko dari risiko yang teridentifikasi dan menentukan respon risiko terhadap risiko yang mempunyai risiko tinggi. Manfaat penelitian ini berguna bagi pelaku usaha di industri konstruksi khususnya bagi penyedia jasa / kontraktor yang melaksanakan pekerjaan sejenis dengan obyek penelitian ini yakni mengetahui lebih awal risiko apa yang mempunyai tingkat risiko tinggi pada dermaga, dengan mengetahui risiko yang mempunyai tingkat risiko high risk, maka kontraktor dapat melakukan mitigasi untuk memperkecil probability (kemungkinan) dan impact (dampak) terhadap risiko yang ada hingga pada tingkat yang dapat diterima (acceptable) yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi pada proyek akan ditanganinya. Selain itu analisa ini juga bermanfaat bagi para peneliti yang tertarik dalam analisa risiko untuk dapat dijadikan referensi dalam hal identifikasi risiko untuk mengembangkan penelitian lanjutan terutama di bidang yang sejenis. METODE Jenis penelitian yang dilakukan ini adalah studi kasus, yang meneliti suatu obyek studi secara mendalam yang hasilnya dapat digunakan sebagai referensi untuk menangani kasus yang sejenis. Tahapan penelitian yang dilakukan seperti pada gambar 1. Tahap pertama yang dilakukan adalah melakukan survey pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui variabel penelitian yang relevan dengan proyek yang sejenis. Variabel penelitian ini adalah faktor-faktor risiko yang berpotensi terjadi pada obyek penelitian. Faktor risiko awal sebagai variabel awal penelitian diperoleh dari beberapa penelitian terdahulu ( Santoso et.al, 2003; Kartam NA dan Kartam SA, 2001; Rahman MM dan Kumaraswamy, 2002). Terdapat 124 faktor risiko dan 8 kategori yang menjadi variabel dalam survey pendahulauan. Responden survey pendahuluan ini adalah para project manager yang pernah melaksanakan pekerjaan sejenis dengan obyek penelitian ini.
Proyek A
Proyek B Survey Pendahuluan
Draft Variabel Penelitian
Focus Group Discussion (FGD)
Proyek C
Proyek D
A
Variabel Penelitian
Survey Utama
Analisa Resiko
Gambar 1. Tahapan Penelitian
ISBN : 978-602-97491-4-4 B-2-3
Respon Resiko
A
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
Berdasarkan hasil rekapitulasi survey pendahuluan didapatkan hasil bahwa dari 124 variabel risiko tersebut sebanyak 104 variabel mempunyai relevansi dengan proyek dermaga dan 20 variabel tidak mempunyai relevansi. Responden juga memberi masukan 3 tambahan variabel risiko sehingga hasil akhir survey pendahuluan menunjukkan terdapat 107 variabel risiko yang relevan dengan proyek dermaga yang sejenis dengan obyek penelitian ini. Dari 8 kategori risiko dan 107 variabel risiko hasil survey pendahuluan, melalui forum FGD diperoleh kesepakatan menjadi 8 kategori risiko dan 40 variabel risiko yang dianggap sesuai dengan obyek penelitian ini. Hasil penetapan variabel penelitian dalam FGD seperti pada tabel 1. Tabel 1 Varibel Penelitian No.
Variabel Penelitian
Risiko Alam dan Situasi Ekstrim (hujan lebat, arus kuat, angin kencang, petir) - Force Majeur (Perang, huru-hara, gempa bumi, pemogokan, wabah) 2 Resiko Sumber Daya Manusia 2.1 Permasalahan tenaga kerja - Permasalahan tenaga kerja (keahlian, fluktuasi jumlah, perselisihan dll ) 2.2 Subkontraktor - Kekurangan dana untuk melaksanakan pekerjaan - Penyelesaian pekerjaan tidak tepat waktu - Kualitas pekerjaan rendah 2.3 Staf Kontraktor - Kompetensi staf kurang (pengetahuan, pengalaman, tanggung jawab dan disiplin)
Kode
1
- Cuaca
No 2.4
Variabel Penelitian Konsultan Lambat dalam memutuskan persetujuan (gambar dan material) - Masalah komunikasi dan koordinasi -
R-1 R-2 2.5
R-4
Variabel Penelitian mobilisasi alat ke site
- Terlambat
3.3
Risiko Teknik (Material, Peralatan, Pelaksanaan, Lokasi Proyek dan Kondisi Bawah Tanah) 3.1 Material Utama - Harga material lebih mahal dari BoQ
R-11
3
R-5
-
Pengajuan material tidak disetujui
R-12
R-6
-
Kedatangan material terlambat Material rusak pada saat transportasi Peralatan Utama
R-13 R-14
R-7
setelah kontrak - Iklim ekstrim mengganggu produktifitas - Keterlambatan pihak ketiga 3.4 Lokasi Proyek - Pemasalahan jalan akses - Tidak ada Bench Mark dilokasi proyek - Peraturan kepelabuhanan yang menghambat 3.5
Kode R-16
Proses Konstruksi - Kesalahan pelaksanaan - Terlambat serah terima lahan
R-17 R-18
3.2
penyelidikan tanah tidak
Produktifitas dan efisiensi rendah No Variabel Penelitian - Ponton barge dan tug boat tabrakan dengan kapal lain saat operasi 5 Desain - penyebab resiko - Kemungkinan perubahan desain 6
R-20 R-21 R-22 R-23
R-24
ISBN : 978-602-97491-4-4 B-2-4
7
R-15 Kode R-29
R-30
Financial Risk -
R-19
Kondisi bawah tanah - Data
R-9
R-10
-
No.
R-8
Pemilik Proyek Minta kualitas diatas spesifikasi
-
R-3
Kode
Keterlambatan Pembayaran oleh pemilik karena perselisihan - Denda akibat keterlambatan - Biaya upah lebih tinggi dari perkiraan Resiko Kontraktual - Kondisi kerja berbeda dengan kontrak
R-31
-
R-35
Keterlambatan penyelesaian perselisihan - Pemilihan sub kontraktor yang kompeten - Perubahan skope pekerjaan (pekerjaan
R-32 R-33 R-34
R-36 R-37
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012 No.
Variabel Penelitian lengkap / tidak sesuai dengan lapangan - Permasalahan yang tidak terlihat / unforseen (batuan dalam tanah, ranjau, jaringan utilitas)
Safety - Resiko kecelakaan ada / sulit membatasi area kerja - Kapal pihak lain menabrak konstuksi - Timbul gelombang besar akibat kapal besar lewat saat pemancangan Sumber : Hasil Kesepakatan FGD
Kode
Variabel Penelitian
Kode
kurang) -
R-25
4
- Tidak
No
8 R-26 R-27
Konflik antar dokumen (gambar, spesifikasi teknis, dan perhitungan teknis)
Peraturan lingkungan Proses konstruksi menimbulkan polusi dan pencemaran lingkungan - Proses konstruksi berdampak negatif bagi masyarakat sekitar proyek -
R-38
R-39 R-40
R-28
Pengukuran variabel untuk menetapkan besaran dampak dan probablitas menggunakan cara kualitatif. Setiap risiko diberi nilai 1 sampai dengan 5 untuk mewakili probabilitas atau dampak dari sangat rendah sampai dengan sangat tinggi terhadap besarnya kemungkinan terjadi atau besaran dampak yang ditimbulkan. Kriteria probabilitas di berikan dalam bentuk nilai prosentase kemungkinan risiko itu akan terjadi. Pengukuran nilai dampak disesuaikan dengan besaran nilai proyek yang menjadi obyek penelitian. Penentuan akhir kriteria penilaian probabilitas dan dampak ditetapkan dalam focus Group Discussion (FGD). Survey utama merupakan cara untuk mendapatkan nilai probabilitas dan dampak dari masing-masing variabel risiko kepada para responden. Responden yang mengisi survey ini adalah persosnil tim inti proyek kontraktor yang melaksanakan proyek yang menjadi obyek penelitian ini. Berdasarkan hasil survey utama, selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan metode nilai rata-rata. Hasil nilai rata-rata tentunya tidak mendapatkan nilai bulat, sementara dalam menentukan level tingkat risiko dengan menggunakan probability impact grid nilai dampak maupun nilai kemungkinan merupakan nilai bulat. Pendekatan nilai pembulatan mengacu level persetujuan dan evaluasi untuk analisa indeks rata-rata (Abd. Majid M.Z. and Ronald Mc Caffer, 1997). HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil survey utama terhadap nilai probablitas dan dampak dapat ditentukan level risiko dari masing-masing variabel. Level resiko merupakan cara menggolongkan kategori resiko sesuai level yang kita tetapkan. Dalam penelitian ini terdapat 3 level risiko sebagai kategorinya yakni, Low (dengan kode L) merupakan risiko kategori rendah, M (dengan kode M) merupakan risiko kategori sedang, H (dengan kode H) merupakan risiko kategori tinggi. Penentuan level risiko dalam penelitian ini menggunakan probability impact grid. Apabila hasil analisa diplot kedalam probability impact grid maka akan tampak seperti pada gambar 2. Berdasarkan gambar 2 tersebut maka terdapat 10 variabel risiko berada pada level tinggi atau intolerable yang artinya risiko tersebut tidak dapat diterima, 22 variabel risiko berada di level medium yang artinya risiko masih dapat diterima namun perlu pengurangan tingkat risikonya dan 8 variabel risiko berada dalam level rendah atau acceptable yang artinya variabel tersebut dapat diterima tanpa dilakukan langkah mitigasi.
ISBN : 978-602-97491-4-4 B-2-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
Dampak Kemungkinan
Insignificant
Minor
Moderate
Major
Catastrophic
1
2
3
4
5
R1.R19.R24.R37
R25.R27
R29
A (sangat tinggi) B (tinggi) C (sedang)
R4. R9. R26. R30
R6.R8.R10.R15.R 16.R20.R23.R28. R31.R35.R36.R38
R5.R32.R34
R17. R18. R22. R33
R11
D (rendah)
R3
R7. R12. R13. R14. R39
E (sangat rendah)
R21
R40
Legenda :
risiko rendah
risiko sedang
R2
risiko tinggi
Gambar 2 Ploting Variabel Risiko dalam Probability Impact Grid
Untuk risiko dengan level intolerable maka harus dilakukan respon yang dapat memperkecil level risiko hingga risiko tersebut dapat diterima yaitu minimal sampai level As Low As Reasonable Practicable (ALARP), sedangkan pada level ALARP perlu dilakukan respon atau mitigasi hingga dapat menurunkan levelnya menjadi acceptable, namun dengan kriteria biaya mitigasi harus lebih kecil dari manfaat yang diperolehnya. Dalam melaksanakan respon terhadap risiko tinggi, Forum FGD bermufakat bahwa sebelum menentukan respon apa yang digunakan telah sepakat menentukan urutan prioritas respon risiko adalah sebagai berikut : (1) Mengurangi risiko (mitigation) yakni melakukan upaya untuk mengurangi dampak yang terjadi atau menurunkan probabilitas atau kedua-duanya (2) Memindahkan risiko (transference), apabila langkah mitigasi yang dilakukan dirasa masih menyisakan dampak yang besar maupun probablitas yang tinggi maka perlu dilakukan langkah transfer risiko (3) Menerima Risiko (acceptance), apabila langkah 1 dan 2 yang dilakukan dirasakan masih menyisakan potensi risiko maka perlu dilakukan menerima risiko, yaitu dengan menyiapkan cadangan yang diperlukan termasuk biaya, waktu dan sumber daya yang lain untuk risiko tersebut, (4) Menghindari risiko (avoidance), apabila langkah 1, 2 dan 3 dirasakan tidak dapat mengurangi dampak maupun probabilitasnya, atau biaya yang dikeluarkan untuk menurunkan dampak dan probabilitas melebihi dari potensial loss maka langkah terakhir yang dilakukan adalah menghindari risiko Hasil akhir pembahasan menunjukkan bahwa respon yang paling banyak dilakukan adalah melakukan mitigasi dan selanjutnya adalah transfer risiko, sedangkan menghindari dan menerima risiko tidak dilakukan. Dalam melakukan mitigasi risiko yang perlu diperhatikan adalah kemudahan dalam melaksanakan mitigasinya dan biaya yang dikeluarkan mempunyai hasil yang lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan. Respon risiko lain yang dilakukan adalah transfer risiko dalam hal ini melakukan asuransi terhadap risiko yang sulit dilakukan mitigasi ataupun melakukan pengamanan walaupun sudah dilakukan mitigasi.
ISBN : 978-602-97491-4-4 B-2-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
KESIMPULAN DAN SARAN 1.
2.
3.
Variabel risiko pada masa konstruksi pembangunan dermaga multipurpose di Teluk Lamong (paket A) sebanyak 40 variabel, yang terbagi dalam 8 kategori risiko. Kategori risiko alam dan situasi terdapat 2 risiko, kategori risiko sumber daya manusia terdapat 5 sub kategori dengan 8 risiko, kategori risiko teknik terdapat 5 sub kategori risiko dengan 15 risiko, kategori safety – resiko kecelakaan terdapat 4 risiko, kategori desain terdapat 1 risiko, kategori keuangan terdapat 3 risiko, kategori kontraktual terdapat 5 risiko, kategori lingkungan terdapat 2 risiko. Terdapat 10 risiko yang mempunyai level risiko tinggi yang perlu mendapatkan perhatian dan penanganan risikonya yaitu (1) cuaca ekstrim (hujan lebat, arus kuat, angin kencang, petir), (2) penyelesaian pekerjaan (sub kontraktor) tidak tepat waktu, (3) iklim ekstrim menggangu produktifitas, (4) data penyelidikan tanah tidak lengkap / tidak sesuai lapangan, (5) permasalahan yang tidak terlihat /unforseen (batuan di dalam tanah, ranjau, jaringan utilitas), (6) kapal pihak lain menabrak konstruksi, (7) ponton barge dan tug boat tabrakan dengan kapal lain saat operasi, (8) denda akibat keterlambatan (9) kondisi kerja berbeda dengan kontrak, (10) perubahan skope kontrak (pek. kurang). Penanganan terhadap risiko tinggi dilakukan dengan cara mengurangi risiko (mitigasi) baik dari sisi probabilitas maupun dampaknya dan tranfer risiko terhadap risiko yang sulit dilakukan mitigasi atau risiko masih berpotensi besar dampaknya meskipun sudah dilakukan mitigasi.
DAFTAR PUSTAKA Abd. Majid M.Z. and Ronald Mc Caffer. (1997), “Factors of Non Excusable Delays That Influence Contractor's Performance”, Journal of Construction Engineering and Management, Vol. 14, No. 3, hal. 42 – 60. Akintoye and MacLeod, M.J. (1997), “Risk analysis and Managemen ini Construction”, International Journal of Project Management, Vol. 15, No. 1, hal. 31 – 38. Al-Bahar, JF and Crandall, KC (1990), “Systematic Risk Management Approach for Construction Projects”, Journal of Construction Engineering and Management, Vol. 116, No. 3, hal. 553-546. APM (1997), Project Risk Analysis and Management, APM Group Limited, Norwich Norfolk AS/NZS (1999b), Guidelines for Managing Risk : In the Australian and New Zealand Public Sector, Standards Association of Australia. Chapman, RJ (1998), “The controlling influences on effective risk identification and assesment for construction desaign management”, International Journal of Project Management, Vol. 16 No. 6, hal 333-343 Cooper, D , Grey, S and Raymond, G (2005), Project Risk Management Guidelines : Managing Risk in Large Projects and Complex Procurement, John Wiley & Sons Ltd, England
ISBN : 978-602-97491-4-4 B-2-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
Flanagan, R and Norman, G (1993), Risk Management and Construction, Blackwell Science, Australia ICE and FIA (1998), RAMP : Risk Analysis and Management for Project, Thomas Telford, London Kartam, NA and Kartam, SA (2001) “Risk and its Management in the Kuwait Construction Industry : A Contractor Perspective”, International Journal of Project Management, Vol. 19 No. 6, hal 325-335 Mustafa, MA and Al-Bahar, JF (1991), “Project Risk Management using the Analytic Hierarchy Process” , IEEE Transactions on Engineering and Managemet, Vol. 38, No. 1. PMI (2008), A Guide to The Project Management Body of Knowledge, Project Management Institute, Pennsylvania. Presiden Republik Indonesia (2001) , Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan, Sekretaris Negara RI, Jakarta. Rahman, MM and Kumaraswamy, MM (2002) Risk Management Trends in The Construction Industry : Moving Toward Joint Risk Management, Engineering, Construction and Architectural Management, Vol. 9, No. 2, hal. 131-151 Santoso, DS, Ogunlana, SO and Minato, T (2003) “Assesment of Risk in High Risk Building Construction in Jakarta”, Engineering, Construction and Architectural Management, Vol. 10, No. 1, hal. 43-55
ISBN : 978-602-97491-4-4 B-2-8