TESIS – RC 142501
ANALISIS RISIKO PERUSAHAAN KONSTRUKSI DI SURABAYA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN M. AWALLUTFI ANDHIKA PUTRA 3113203010 DOSEN PEMBIMBING Ir. I PUTU ARTAMA WIGUNA, MT, Ph.D PROGRAM MAGISTER BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2017
i
TESIS – RC 142501 HALAMAN JUDUL
ANALISIS RISIKO PERUSAHAAN KONSTRUKSI DI SURABAYA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN M. AWALLUTFI ANDHIKA PUTRA 3113203010 DOSEN PEMBIMBING Ir. I PUTU ARTAMA WIGUNA, MT, Ph.D PROGRAM MAGISTER BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2017
i
ii
THESIS – RC 142501 HALAMAN JUDUL
RISK ANALYSIS ON SURABAYA BASED CONTRACTORS TO ENCOUNTER ASEAN ECONOMIC COMMUNITY M. AWALLUTFI ANDHIKA PUTRA 3113203010 SUPERVISOR Ir. I PUTU ARTAMA WIGUNA, MT, Ph.D MAGISTER PROGRAMME CONSTRUCTION PROJECT MANAGEMENT DEPARTMENT OF CIVIL ENGINEERING FACULTY OF CIVIL ENGINEERING AND PLANNING INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2017
iii
iv
“ Halaman ini sengaja dikosongkan “
vi
ANALISIS RISIKO PERUSAHAAN KONSTRUKSI DI SURABAYA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN Nama Mahasiswa NRP Dosen pembimbing
: M. Awallutfi Andhika Putra : 3113203010 : Ir. Putu Artama Wiguna, MT. Ph.D ABSTRAK
Di tahun 2015 negara-negara di Asia Tenggara dihadapkan dengan Masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) yang bertujuan untuk mendapatkan perekonomian ASEAN yang stabil, menguntungkan dan berdaya saing tinggi. Penerapan MEA sendiri memungkinkan munculnya risiko yang dapat menjadi peluang maupun ancaman bagi perusahaan. Maka perlu dilakukan identifikasi dan analisa risiko, peluang dan ancaman yang mungkin terjadi sehingga perusahaan dapat memiliki daya saing dan keunggulan pada saat penerapan MEA. Identifikasi risiko dimulai dari studi literature untuk mengetahui variabel yang terkait dengan pasar bebas dan konstruksi internasional, kemudian dilakukan survey pendahuluan kepada beberapa responden terpilih untuk mengetahui variabel-variabel yang relevan dan mengelompokan antara peluang dan ancaman. Langkah selanjutnya adalah survey utama untuk mengetahui tingkat risiko yang akan terjadi pada kontraktor dan hasilnya di analisa menggunakan metode Double Probability Impact Matrix. Langkah terkahir adalah menentukan respon risiko dengan survey wawancara ke beberapa responden terpilih. Populasi responden yang ditentukan adalah kontraktor berkategori B2 dan B1 di Surabaya. Penelitian ini menghasilkan empat peluang tertinggi yaitu memanfaatkan teknologi konstruksi terbaru dan teknologi informasi; memenuhi kualifikasi nonteknis dalam melakukan penawaran, baik dari kualifikasi manajemen perusahaan, sumber pendanaan hingga kualifikasi personil perusahaan dan memiliki kemampuan negosiasi pra tender maupun pasca tender; memiliki standar kompetensi yang menjamin kualitas pekerja; dan mampu bernegosiasi dalam mengatasi dan mengerti budaya kerja di negara tujuan ekspansi. Sedangkan 4 ancaman tertinggi antara lain bunga pinjaman modal yang cenderung meningkat dan tidak stabil, baik dari sumber dana lokal maupun asing; terkena hambatan tarif dan non tarif yang berlaku di negara tujuan ekspansi; terjadi fluktuasi inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara ASEAN; dan belum mengerti tentang aturan dari serikat ketenagakerjaan di negara-negara ASEAN. Peluang tertinggi direspon dengan memanfaatkan (exploit) peluang tersebut sebaikbaiknya sehingga menghasilkan manfaat bagi perusahaan dan ancaman direspon dengan mengurangi (mitigation) besarnya risiko sehingga kerugian terhadap perusahaan berkurang. Kata kunci: Risiko, Peluang, Ancaman, Konstruksi, ASEAN
vii
“ Halaman ini sengaja dikosongkan “
viii
RISK ANALYSIS ON SURABAYA BASED CONTRACTORS TO ENCOUNTER ASEAN ECONOMIC COMMUNITY Student Name : M. Awallutfi Andhika Putra Student Registration Number : 3113203010 Under Supervisor : Ir. Putu Artama Wiguna, MT. Ph.D ABSTRACT ASEAN Economic Community (AEC) is a form of economic integration among ASEAN countries in order to gain economic stability, profitable and highly competitive. On the other hand the lack of knowledge of the MEA resulted contractor in Indonesia lost in competition, both from fellow contractors in Indonesia and other countries within ASEAN. Application of MEA itself allows the emergence of risks that can be both opportunities and threats for the company. It is necessary to identify and analyze the risks, opportunities and threats that may occur so that the company can have competitiveness and excellence in the application of MEA. Risk identification starting from literature study to determine which variables are associated with free markets and international construction, then a preliminary survey conducted to several selected respondent to determine a relevant variables and separating between opportunities and threats. The next step is a major survey to determine the level of risk that will occur at the contractor and the results will be analyze using Double Probability Impact Matrix. The last step is to determine the risk response with interview to some selected respondents. This research resulted in four highest opportunity such as capable of utilizing latest construction and information technology, qualified non-technical in the offering, both qualification on management of the company, sources of funding, up to qualified personnel of the company and have the ability to negotiate pre-tender and post-tender, has the competency standards that ensure the quality of workers, able to negotiate to overcome and understand the work culture for expansion in the destinated country. While the 4 highest threats include capital interest of loans are likely to increase and unstable, both local and foreign funding sources, affected by tariff barriers and non-tariff that applied in the destined expansion country, inflation fluctuation of rupiah exchange rate occurred against other ASEAN currencies, and have not understand about the rules of union labor in the ASEAN countries. Oportunities responded by exploiting these opportunities to the fullest and generate benefits for the company, and the threat responded by reducing (mitigate) the magnitude of the risk, so that the company's losses can be reduced. Keyword:Risk, Opportunities, Threats Construction, ASEAN
ix
“ Halaman ini sengaja dikosongkan “
x
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hanya berkat kasih karunia, anugerah dan pertolongan-Nya saja sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tesis dengan judul “ANALISIS RISIKO PERUSAHAAN KONSTRUKSI DI SURABAYA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN”. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan Tesis ini penulis tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada : 1. Ayah penulis M. Dhina Santoso, Ibu Penulis Any Suryani, dan Adik Penulis S.A. Andhini Putri atas segala dukungan, semangat, waktu yang di korbankan dan motivasi yang tidak terbatas. 2. Bapak I Putu Artama Wiguna yang tidak henti-hentinya memberikan bimbingan, pengarahan, dukungan, motivasi, dan ilmu yang tidak ternilai harganya dan menjadikan penulis sebagai pribadi yang lebih baik. 3. Bapak Tri Joko Wahyu Adi, yang selalu memberikan nasihat dalam segala hal selama masa studi penulis, dosen-dosen Teknik Sipil ITS atas semua ilmu yang telah diberikan dan tidak lelah mendidik penulis sebagai mahasiswa Teknik Sipil ITS. 4. Pak Agung, Faza, Andri, Raflis, Mas Gerry, Mas eko, Fitria Wahyuni Gunawan, Dedy, Budi, Yacub, Mila, Yina, Reksa, Murby, Ryan, Adit, Muty, Rini, Puput, Sinta, Dinar, Nindy, Yossi, Wawan, Satrio, Kardian, Evin atas dorongan, bantuan, semangat dan motivasi sebagai teman, inspirasi dan keluarga penulis selama penulisan Tesis ini. 5. Bapak Dicky Rismawan yang sangat membantu dalam pengumpulan data yang diperlukan untuk Tugas Akhir ini. Teman-teman seperjuangan S-51 (2008), Semanggi Rally Team, Team Sipil (Reksa, Ramdhan, dan Al), Team Tretes (Aya, Bunda, Copi, Fate, Salsa, Qhisti), Iponkerz (Mas Iponk, Mas Tandur, Adit, Gober, Kacong, Pak yit), Osela Community, VR46 Vanguard (Mincok CF, Zulmi, Rita, Tedy, Mbak Nunik, Mbak Ani, Isna, Enu, Kak Wita, Irud, Tata, Mbak Rossi, Mbak Phie, DKV, dll) yang selalu bisa meghibur penulis di kala sedang jenuh dan semua rekan mahasiswa Magister Manajemen Proyek Konstruksi Teknik Sipil ITS lainnya. 6. Baiq Tyra Delita Firgayanti atas motivasi yang besar yang dan dukungan yang tidak henti-hentinya, yang selalu menjadi penyemangat bagi penulis dikala sedang membutuhkan dukungan dan semangat. Penulis menyadari bahwa Tesis ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan Tesis ini. Akhir kata semoga Tesis ini bermanfaat. Surabaya, 30 Januari 2017
Penulis xi
“ Halaman ini sengaja dikosongkan “
xii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................v ABSTRAK ........................................................................................................... vii ABSTRACT .......................................................................................................... ix KATA PENGANTAR .......................................................................................... xi DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ................................................................................................xv DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xix BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1 1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1 1.2 Perumusan Masalah...................................................................................4 1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................4 1.4 Batasan Masalah ........................................................................................4 1.5 Manfaat Penelitian.....................................................................................5 1.6 Sistematika Penulisan ................................................................................5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................7 2.1 Konsep Risiko, Peluang, dan Ancaman ....................................................7 2.1.1. Risiko .................................................................................................7 2.1.2. Peluang dan Ancaman pada Risiko....................................................7 2.1.3. Risiko Perusahaan ..............................................................................8 2.1.4. Manajemen Risiko .............................................................................9 2.2 Proses Manajemen Risiko .........................................................................9 2.2.1. Identifikasi Risiko ............................................................................10 2.2.2. Analisa Risiko ..................................................................................10 2.2.3. Analisa Risiko Kualitatif..................................................................10 2.2.4. Analisa Risiko Kuantitatif................................................................11 2.3 Respon Risiko .........................................................................................12 2.4 Penilaian Resiko dengan Double Probability Impact Analysis ...............13 2.5 Masyarakat Ekonomi ASEAN ................................................................16 2.5.1. Arus Bebas Barang ..........................................................................16 2.5.2. Arus Bebas Jasa ...............................................................................19 2.5.3. Arus Bebas Investasi ........................................................................20 2.5.4. Arus Bebas Modal ............................................................................20 2.5.5. Arus Bebas Tenaga Kerja Terampil .................................................21 2.6 Penelitian Terdahulu ...............................................................................22 2.7 Posisi Penelitian ......................................................................................25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN .........................................................27 3.1 Konsep Penelitian ....................................................................................27 3.2 Identifikasi Variabel ................................................................................27 3.3 Pengumpulan data ...................................................................................29 3.4 Rancangan kuisioner ...............................................................................31 3.5 Analisa Data ............................................................................................32 3.5.1. Identifikasi Risiko yang Relevan dan Jenis Risiko ..........................32 3.5.2. Analisa Tingkat Risiko ....................................................................32 3.6 Langkah Penelitian ..................................................................................35
xiii
BAB IV DATA DAN ANALISA........................................................................ 37 4.1 Pendahuluan ............................................................................................ 37 4.1.1 Profil Responden ............................................................................. 37 4.2 Analisa Risiko ......................................................................................... 39 4.2.1 Identifikasi risiko yang relevan ....................................................... 39 4.2.2 Analisa Nilai Probabilitas Risiko Pada Kontraktor ......................... 42 4.2.3 Analisa Nilai Impact Risiko pada Kontraktor ................................. 49 4.2.4 Analisa Risiko Peluang dan Ancaman Menggunakan Matrix ......... 55 4.3 Hasil analisa dan pembahasan ................................................................ 60 4.3.1 Risiko dengan nilai tertinggi............................................................ 60 4.3.2 Respon risiko ................................................................................... 64 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 71 5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 71 5.2 Saran ....................................................................................................... 72 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 73 LAMPIRAN ......................................................................................................... 75 BIOGRAFI PENULIS ....................................................................................... 103
xiv
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Skala probabilitas ...................................................................................14 Tabel 2. 2 Nilai risiko ............................................................................................15 Tabel 2.3 Variabel hasil studi literatur dan penelitian terdahulu ...........................24 Tabel 3.1 Variabel Kuisioner.................................................................................27 Tabel 4.1 Hasil Identifikasi Risiko yang Relevan..................................................40 Tabel 4.2 Nilai rata-rata probabilitas ancaman ......................................................44 Tabel 4.3 Nilai rata-rata probabilitas peluang........................................................45 Tabel 4.4 Nilai rata-rata impact ancaman ..............................................................49 Tabel 4.5 Nilai rata-rata impact peluang................................................................51 Tabel 4.6 Kategori Risiko Peluang ........................................................................56 Tabel 4.7 Kategori Risiko ancaman .......................................................................58 Tabel 4.8 Risiko dengan nilai tertinggi ..................................................................60 Tabel 4.9 Respon Risiko ........................................................................................65
xv
“ Halaman ini sengaja dikosongkan “
xvi
DAFTAR GAMBAR Gambar 2. 1 Matriks Probabiitas dan dampak .......................................................15 Gambar 3. 1 Matriks Probabilitas dan Dampak ....................................................33 Gambar 4.1 Lama keterlibatan responden dalam perusahaan................................38 Gambar 4.2 Peran responden dalam perusahaan ...................................................38 Gambar 4.3 Latar belakang pendidikan responden………………………………39 Gambar 4.4 Skala pembobotan Matrix ..................................................................43 Gambar 4.5 Contoh Ploting Matriks Probabilitas dan Dampak ............................56 Gambar 4.6 Hasil Ploting Matrix Probabilitas dan Dampak .................................60
xvii
“ Halaman ini sengaja dikosongkan “
xviii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 .............................................................................................................75 Lampiran 2 .............................................................................................................81 Lampiran 3 .............................................................................................................87 Lampiran 4 .............................................................................................................91 Lampiran 5 .............................................................................................................95 Lampiran 6 .............................................................................................................99 Lampiran 7 ...........................................................................................................101
xix
“ Halaman ini sengaja dikosongkan “
xx
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN, kontraktor di Indonesia
harus menyiapkan strategi-strategi dalam segala hal, strategi-strategi diharapkan dapat memberikan keuntungan untuk kontraktor di Indonesia. Namun dalam penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN di indonesia tidak bisa lepas dari berbagai risiko. Di sisi lain kurangnya pengetahuan tentang Masyarakat Ekonomi ASEAN mengakibatkan kontraktor Indonesia kalah menghadapi persaingan baik dari sesama kontraktor di indonesia dan juga kontraktor dari negara lain dalam ruang lingkup ASEAN. Hal ini bisa dikatakan sebagai risiko yang mungkin dapat mengakibatkan kerugian. Selain risiko tersebut masih terdapat risiko-risiko lain yang mungkin terjadi penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN bagi para kontraktor di Indonesia. Proses penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN juga cukup rumit karena melibatkan banyak aspek dan berbagai negara sehingga dapat menimbulkan ketidakpastian yang pada akhirnya akan memunculkan risiko. Risiko adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tujuan, sehingga terjadi dampak yang tidak diinginkan. Di tahun 2015, negara-negara di ASEAN akan mengalami perubahan fase perekonomian dengan memiliki pasar tunggal dan basis produksi yang dinamai ASEAN Economic Community (AEC) atau dapat disebut juga dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Apabila AEC tercapai, maka ASEAN akan menjadi pasar tunggal dan berbasis produksi tunggal dimana terjadi arus barang, jasa, investasi, dan tenaga terampil yang bebas, serta arus modal yang lebih bebas diantara negara anggota ASEAN. Dengan terbentuknya pasar tunggal yang bebas tersebut maka akan terbuka peluang bagi kontraktor Indonesia untuk meningkatkan pangsa pasarnya di kawasan ASEAN. Hal ini merupakan risiko yang tidak diprediksi sebelumnya yang dapat mengakibatkan kerugian. Selain risiko tersebut masih terdapat risiko-risiko lain yang mungkin terjadi disisa waktu pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN.
1
Tidak hanya dalam perdagangan, namun Indonesia juga diharapkan mampu juga bersaing terutama dalam bidang jasa konstruksi. Kontraktorkontraktor di indonesia menghadapi banyak tantangan dan harus bisa memetakan kekuatan internal perusahaan, kekuatan pesaing, pangsa pasar di kawasan ASEAN dan mengetahui peraturan di bidang konstruksi yang berkaitan dengan AEC untuk tetap dapat mempin persaingan konstruksi baik dalam maupun luar negeri setelah diberlakukannya AEC di tahun 2015 MEA merupakan bentuk integrasi ekonomi diantara negara-negara ASEAN dalam rangka untuk mendapatkan perekonomian ASEAN yang stabil, menguntungkan dan berdaya saing tinggi. Singkatnya, MEA merupakan kawasan bebas perdagangan di Asia Tenggara yang berdasarkan empat pilar yaitu, pasar tunggal dan basis produksi, kawasan yang berdaya saing tinggi dalam perekonomian, perkembangan ekonomi yang merata, dan integrasi penuh dalam ekonomi secara global. Sebagai tambahan, akan ada penghapusan tarif untuk mendapatkan aliran barang/jasa/investasi/modal yang bebas diantara negaranegara di kawasan ASEAN. Implementasi dari pasar tunggal dan basis produksi akan mengarahkan negara-negara di kawasan ASEAN pada lima elemen utama yaitu, Aliran bebas barang, Aliran bebas jasa, Aliran bebas investasi, Aliran bebas modal, dan Aliran bebas tenaga kerja terampil. Hal-hal tersebut akan membawa kepada transformasi pada perilaku bisnis di kawasan ASEAN, oleh karena itu perlu adanya perhatian khusus dari pelaku bisnis untuk memperhatikan setiap prinsip-prinsip yang akan diterapkan MEA sehingga kemungkinan perubahan yang terjadi dapat diantisipasi terutama untuk sektor-sektor ekonomi yang strategis di Indonesia. (Rynhart & Chang, 2014) Salah satu wujud dari upaya pemerintah untuk melindungi industri dalam negeri adalah adanya aturan mengenai tingkat komponen dalam negeri (TKDN). Melalui Keputusan Presiden RI No. 80 Tahun 2003 beserta perubahannya telah mewajibkan para pengguna barang/jasa untuk mengutamakan penggunaan produk dalam negeri dalam setiap kegiatan pengadaan barang dan jasa di lingkungan instansi/lembaga
pemerintah,
BUMN,
dan
(http://www.ilmea.depperin.go.id/tkdn/regulasi.php, 15 April 2008). 2
BUMD
Kedua, kelemahan mencolok yang dihadapi Indonesia saat ini adalah lemahnya daya saing produk Indonesia dalam persaingan global, khususnya AFTA. Kelemahan ini cukup riskan mengingat daya saing produk merupakan modal bagi Indonesia untuk menjadi pemain unggulan dalam pasar AFTA. Adapun tiga faktor yang dapat mempengaruhi daya saing produksi suatu negara adalah akses pasar, kualitas produk, infrastruktur hukum dan kebijakan dalam negeri (Dwisaputra dan Aryaji, 2007). Pertama, pada sisi akses pasar, Indonesia sebenarnya telah memiliki pasar ASEAN yang tidak kecil. Setidaknya 550 juta penduduk ASEAN merupakan pasar yang amat potensial bagi produk Indonesia. Namun, komoditi dagang yang relatif sama antarnegara ASEAN menjadikan pasar ini begitu banyak pesaing. Kedua, di samping persaingan pasar, ternyata kualitas daya saing produk Indonesia juga tertinggal dibanding negara ASEAN-5 yang memiliki kelebihan pada inovasi dan teknologinya. Ekspor Indonesia pada produk dengan dasar sumber daya alam memiliki nilai tertinggi dibanding negara ASEAN-5 dengan nilai mencapai 75,20 persen pada tahun 1985, 38,80 persen tahun 1998, dan 33,70 persen pada tahun 2000. Namun, pada produk dengan basis teknologi tinggi, Indonesia memiliki nilai terendah yakni hanya 3 persen pada tahun 1985, 9,70 persen tahun 1998, serta 17,40 persen pada tahun 2000. Jika dibandingkan dengan Singapura, maka Indonesia tertinggal jauh dengan nilai ekspor Singapura yang mencapai 61,20 persen pada tahun 2000 (Nurhemi, 2007). Aspek yang menjadi tantangan dalam pelaksanaan AEC blueprint adalah penyatuan visi
antar departemen dan
fasilitasi
perdagangan.
Fasilitasi
perdagangan menjadi salah satu fokus yang diprioritaskan oleh pemerintah dalam memperlancar arus perdagangan. Berdasarkan kajian Wilson, Mann, dan Otsuki, perbaikan pada empat sektor utama yang menunjang sektor perdagangan akan dapat meningkatkan perdagangan internasional. Empat sektor itu adalah pelabuhan, kepabeanan, peraturan, dan jasa infrastruktur (Wilson et al, 2006). Berdasarkan latar belakang di atas perlu dilakukan identifikasi dan analisa risiko penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN pada konstruktor serta peluang dan ancamannya. Penelitian ini menggunakan metode analisa Double Probabilty Impact Matrix yang bertujuan untuk mengetahui tingkat risiko dalam penerapan 3
Masyarakat Ekonomi ASEAN. Dari analisa tersebut juga dapat memprediksi risiko-risiko yang mungkin terjadi di waktu penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN berdasarkan pada risiko-risiko yang telah terjadi dan juga faktor-faktor risiko lainnya. Posisi daya saing Perusahaan juga dapat diketahui menggunakan Double Probability Impact Matrix berdasarkan Peluang dan Ancaman hasil analisa. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, permasalahan yang dikemukakan dalam Penelitian ini adalah : 1. Risiko, peluang, dan ancaman apa saja yang akan terjadi pada waktu pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN yang akan di tentukan oleh kontraktor? 2. Berapa besar tingkat risiko yang terjadi pada kontraktor yang akan di tentukan ? 3. Bagaimana penanganan respon risiko untuk risiko yang berdampak signifikan pada kontraktor di Indonesia ? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi peluang dan ancaman pada kontraktor. 2. Mengetahui peluang dan ancaman yang berdampak signifikan pada kontraktor dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN. 3. Mengetahui respon risiko dari peluang dan ancaman yang berdampak signifikan yang terjadi pada kontraktor di Indonesia. 1.4 Batasan Masalah Agar pembahasaan dalam penulisan nanti bisa terarah dan sistematis, maka pembahasan dalam penulisan dibatasi sebagai berikut: 1. Obyek yang dilakukan penelitian adalah perusahaan kontraktor klasifikasi B1 dan B2 berdasarkan LPJK di Surabaya. 2. Risiko yang diteliti adalah risiko sisi peluang dan ancaman dari sudut pandang kontraktor. 3. Analisa dilakukan terhadap risiko yang paling sering terjadi dan level kategori risikonya paling tinggi.
4
1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu mendapatkan manfaat, antara lain : 1. Dapat mengetahui risiko dan peluang serta ancaman yang akan terjadi, sehingga dapat mengetahui cara mengatasi risiko tersebut pada waktu pelaksaanaan Masyarakat ekonomi ASEAN. 2. Dapat mengurangi kerugian yang nantinya akan dialami oleh perusahaan jika risiko yang terjadi direspon dengan baik. 3. Dapat menentukan respon risiko yang akan digunakan dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN berdasarkan risiko yang telah di ketahui. 1.6 Sistematika Penulisan Beberapa hal yang akan dibahas dalam penelitian ini beserta sistematikan penulisannya dapat dijelaskan sebagai berikut: Bab I PENDAHULUAN, berisi latar belakang penelitian dan alasan dilakukan Analisa Risiko Kontraktor Di Surabaya Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. Selain itu pada bab ini akan dibahas mengenai perumusan masalah yang dikaji pada penelitian ini beserta batasannya. Pada bab ini juga akan diuraikan mengenai manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini. Bab II TINJAUAN PUSTAKA, membahas tentang teori-teori pendukung yang dapat digunakan dalam penyusunan penelitian ini. Dalam hal ini membahas mengenai dasar-dasar teori dalam konsep, manejemen, analisa risiko dan responnya metode Double Probability Impact Matrix, serta teori tentang ASEAN Economic Community. Bab III METODOLOGI, membahas metodologi penelitian secara lengkap yaitu rancangan penelitian yang menjelaskan metode yang akan digunakan dalam proses analisa risiko pda perusahaan kontraktor di Surabaya dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN. Selain itu pada bab ini juga akan dibahas mengenai data penelitian yang meliputi sumber data yang digunakan sebagai dasar penelitian dan metode penelitian yang akan dilakukan dalam mengidentifikasi dan mengkategorikan risiko. BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN, membahas mengenai analisa dari data yang telah didapatkan untuk mendapatkan hasil berupa hasil perhitungan
5
probabilitas dan dampak risiko. Dengan metode Double Probabibilty Impact Matrix diharapkan risiko peluang dan ancaman yang berpengaruh signifikan sehingga dapat ditentukan respon risiko dalam menghadpai peluang dan ancman tersebut. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, membahas tentang kesimpulan dari hasil analisa data yang berupa risiko peluang dan ancaman yang signifikan dan responnya dan saran yang dapat diusulkan demi kesempurnaan penelitian mengenai hal yang serupa.
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Risiko, Peluang, dan Ancaman 2.1.1. Risiko Risiko adalah suatu kejadian atau kondisi yang tidak pasti, yang apabila terjadi dapat berdampak pada tujuan proyek yang mencangkup ruang lingkup, jadwal, biaya dan kualitas. (PMBOK, 2004) Sedangkan menurut Djojosoedarso (1993) risiko merupakan kejadian yang selalu dihubungkan dengan kemingkinan terjadinya sesuatu kerugian yang tidak diduga atau tidak diinginkan. Kondisi yang menyebakan timbulnya risiko adalah kondisi dimana adanya ketidakpastian. Santosa (2009) mengatakan bahwa risiko proyek adalah suatu peristiwa atau kondisi yang tidak pasti, jika terjadi mempunyai pengaruh positif maupun ancaman pada tujuan proyek. Suatu risiko mrmpunyai penyebab, dan jika terjadi, membawa konsekuensi atau impak. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa risiko adalah suatu kondisi atau kejaadian yang timbul karena ketidakpastian dengan peluang kejadian tertentu yang jika terjadi akan menimbulkan konsekuensi tidak menguntungkan atau merugikan yang tidak diinginkan. 2.1.2. Peluang dan Ancaman pada Risiko Hillson (2004) menyatakan bahwa peluang dan ancaman adalah bersifat tak berbeda secara kualitatif, karena keduanya melibatkan ketidakpastian, yang memiliki potensi untuk mempengaruhi tujuan. Peluang dapat didefinisikan sebagai suatu peristiwa yang tidak pasti atau suatu kondisi yang mana jika terjadi, akan menguntungkan proyek atau bisnis. Demikian pula, kita mungkin mendefinisikan ancaman sebagai suatu peristiwa yang tidak pasti dan perlu diketahui bahwa risiko itu sendiri secara umum diartikan sebagai ancaman, karena banyak yang mengasumsikan risiko secara negatif, karena ada faktor ketidak pastian di dalamnya atau yang mana jika terjadi, akan membahayakan proyek atau bisnis. Kedua definisi tersebut adalah sama, terlepas dari tujuan yang ingin
7
dicapai. Akibatnya, lumrah untuk menggabungkan peluang dan ancaman dalam definisi yang hampir sama yang menggabungkan unsur ketidakpastian dengan potensi untuk mempengaruhi tujuan, dan definisi risiko pun sangat terkait dengan itu. Akibatnya, keduanya dapat ditangani oleh proses yang sama, meskipun beberapa penyesuaian mungkin diperlukan untuk pendekatan manajemen risiko standar untuk memungkinkan untuk menangani peluang secara efektif. (Hillson, 2004) 2.1.3. Risiko Perusahaan Scott (2003) menyatakan bahwa risiko perusahaan dapat diartikan sebagai risiko dimana ada faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi perusahaan tertentu yang menyebabkan harga sahamnya berubah dengan cara yang berbeda dari saham secara keseluruhan. Misalnya, keuntungan dan harga saham dari perusahaan yang menjual porsi luar biasa besar dari output nya ke pelanggan asing dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu, seperti perubahan kurs valuta asing, yang kurang penting untuk perusahaan lain. Risiko seperti ini dapat di golongkan menjadi jenis risiko non-sistematis. Stulz (1996) menyatakan bahwa tujuan utama dari manajemen risiko perusahaan tidak untuk meredam gejolak arus kas atau nilai perusahaan, melainkan untuk memberikan perlindungan terhadap kemungkinan hasil yang dibawah ekspektasi dan berbiaya besar yang akan menyebabkan kesulitan keuangan atau membuat perusahaan tidak dapat melaksanakan strategi investasinya. Sehingga, dengan menghilangkan risiko yang merugikan dan mengurangi biaya yang kemungkinan didapatkan dari kesulitan keuangan, manajemen risiko juga dapat membantu perusahaan untuk mencapai struktur modal yang optimal dan struktur kepemilikan yang optimal. Sebab, selain meningkatkan kapasitas utang perusahaan, pengurangan risiko merugikan juga mendorong saham ekuitas yang lebih besar dengan melindungi investasi dari hal yang tidak dapat dikontrol.
8
2.1.4. Manajemen Risiko Santosa (2009) menjelaskan bahwa mamajemen risiko adalah proses mengidentifikasi, mengukur dan memastikan risiko serta mengembangkan strategi untuk mengelola risiko tersebut. Manajemen risiko akan melibatkan proses, metode dan teknik yang membantu manajer proyek memaksimalkan probabilitas dan konsekuensi dari kejadian positif dan meminimalkan probabilitas dan konsekuensi dari kejadian ancaman. Sedangkan dalam manajemen proyek, yang dimaksud manajemen risiko proyek adalah seni dan ilmu untuk mengidentifikasi, menganalisis dan merespon risiko selama umur proyek dan tetap menjamin tercapainya tujuan proyek. Menurut Djojosoedarso (1993), secara sederhana pengertian manajemen risiko adalah pelaksanaan fungsi manajemen dalam penanggulangan risiko. Proses kegiatan manajemen risiko mencakup kegiatan merencanakan, mengorganisir, menyusun dan mengawasi program penanggulangan risiko. 2.2 Proses Manajemen Risiko Risiko pada dasarnya akan mengakibatkan kerugian, Jika risiko tersebut menimpa suatu proyek, maka proyek tersebut bisa mengalami kerugian yang signifikan. Maka perlu adanya pengelolaan risiko tersebut. Dalam pengelolaan risiko ada proses yang harus dilalui (Santosa, 2009) yaitu: a. Perencanaan manajemen risiko Langkah memutuskan bagaimana merencanakan kegiatan manajemen risiko untuk proyek. b. Indentifikasi risiko Menentukan risiko yang mungkin mempengaruhi proyek c. Analisis risiko Proses memahami signifikansi dari akibat yang akan ditimbulkan suatu risiko d. Perencanaan Respon Risiko Proses yang dilakukan untuk meminimalisasi tingkat risiko yang dihadapi e. Pengendalian dan monitoring risiko
9
Proses mengawasi risiko yang sudah diidentifikasi, memonitor risiko yang tersisa, mengidentifikasi risiko baru, dan mengevaluasi kefektifannya dalam mengurangi risiko 2.2.1. Identifikasi Risiko Identifikasi risiko adalah rangkaian proses pengenalan terhadap risiko dan komponen risiko yang terjadi pada suatu aktivitas yang diarahkan kepada proses pengukuran serta pengelolaan yang tepat.(Santosa, 2009). Menurut Husein (2011) identifikasi risiko dilakukan agar variable risiko yang dinilai dan dievaluasi dapat diketahui, diidentifikasi dan ditangani. Dalam identifikasi risiko ada beberapa teknik pengumpulan informasi yang bisa digunakan (Santosa, 2009) : 1.
Brainstorming
2.
Interviewing
3.
Delphi technicque
4.
checklist
2.2.2. Analisa Risiko Analisa risiko adalah rangkaian proses yang dilakukan dengan tujuan untuk memahami signifikansi dari akibat yang akan ditimbulkan suatu risiko terhadap kelangsungan proyek.(Santosa, 2009) 2.2.3. Analisa Risiko Kualitatif Analisis kualitatif dalam manajemen risiko adalah proses menilai dampak dan kemungkinan dari risiko yang sudah di identifikasi. Proses ini dilakukan dengan menyusun risiko berdasarkan efeknya terhadap tujuan proyek, analisa ini merupakan salah satu cara menentukan bagaimana pentingnya memperhatikan risiko-risiko tertentu dan bagaimana respon yang akan diberikan.(Santosa, 2009) Analisa risiko dengan menggunakan teknik kualitatif terdiri dari beberapa cara (PMI,2008), yaitu : 1. Kemungkinan risiko dan dampak yang terjadi Memperkirakan risiko yang mungkin saja dapat terjadi dilakukan dengan menyelidiki masing-masing risiko, secara spesifik, yang mungkin saja dapat
10
terjadi. Memperkirakan dampak dari risiko dilakukan dengan menyelidiki dampak-dampak potensial apa daja yang mungkin saja terjadi. Setiap risiko yang sudah teridentifikasi harus ditaksir kira-kira bagaimana kemungkinan terjadinya dan bagaimana dampak yang akan ditimbulkan jika risiko tersebut terjadi. Risiko dapat diperkirakan dengan cara wawancara atau diadakan rapat dengan peserta yang terpilih yang berkaitan langsung dengan kategori risiko yang akan dibahas. 2. Matriks kemungkinan dan dampak Informasi risiko dengan prioritas tinggi, sedang, ataupun rendah dapat juga dituangkan dalam bentuk matriks. Kategori-kategori tersebut dapat dibedakan juga dengan warna masing-masing. 3. Risk data quality assessment Analisa risiko dengan teknik kualitatif membutuhkan data yang akurat dan tidak memihak (objektif) jika ingin mencapai hasil yang dapat dipercaya. Analisa dari data kualitas risiko adalah teknik untuk mengevaluasi seberapa perlukah data risiko tersebut untuk manajemen risiko. 4. Kategorisasi risiko (Risk categorization) Risiko dalam proyek bisa digolongkan berdasarkan dokumen-dokumen asli risiko, daerah mana saja didalam proyek yang berpengaruh, atau ktegori yang berguna lainnya untuk membatasi bagian proyek mana saja yang berdampak akibat dari ketidakpastian. 2.2.4. Analisa Risiko Kuantitatif Analisa kuantitatif adalah proses menganalisa secara numerik probabilitas dari setiap risiko dan kosekuensinya terhadap tujuan proyek.(Santosa, 2009). Proses analisa kuantitatif
bertujuan untuk menganalisa secara numerik
probabilitas dari setiap risiko dan akibat terhadap proyek. (PMI, 2008). Cara-cara yang dapat digunakan dalam analisa risiko dengan teknik kuantitatif, yaitu :(PMI, 2008) 1. Interviewing (Wawancara) 2. Probability distributions (Distribusi kemungkinana) 3. Expert judgement (Putusan dari para ahli).
11
2.3
Respon Risiko Respon Risiko adalah proses menentukan tindakan untuk meningkatkan
peluang dan mengurangi ancaman terhadap tujuan proyek.(PMI, 2008) Menurut Santosa (2009) respon risiko merupakan proses yang dilakukan untuk meminimalisasi tingkat risiko yang dihadapi sampai batas yang dapat diterima. Secara umum teknik yang diterapkan untuk menangani risiko dikelompokan dalam beberapa kategori (Santosa, 2009), yaitu : 1. Menghindari risiko Cara ini dilakukan dengan cara tidak melakukan aktivitas yang mendatangkan risiko. Pada proyek bisa dilakukan dengan cara merubah rencana proyek untuk menghilangkan risiko. 2. Reduksi risiko (mitigasi) Melakukan tindakan awal untuk mengurangi peluang terjadinya risiko pada proyek. Hal ini lebih efektif dari pada memperbaiki setelah suatu kejadian berisiko terjadi. 3. Menerima risiko Menerima kerugian bila terjadi kejadian yang berisiko tinggi. Biasanya risiko yang ditimbulkan kecil atau tidak ada cara lain untuk menanganinya. 4. Transfer risiko Mengalihkan risiko kepihak lain. Cara umum yang biasa dilakukan adalah membeli asuransi. Hilson (2002), menyatakan bahwa selain respon risiko yang umum diketahui, terdapat pula respon yang diterapkan untuk merespon risiko positif berupa peluang yang muncul dari risiko yang ada, yaitu: 1. Memanfaatkan (Exploit) Serupa dengan respon risiko "menghindari", dimana pendekatan utamanya adalah menghilangkan ketidak-pastian. Namun untuk risiko positif atau peluang, direspon dengan memanfaatkan risiko ditujukan agar peluang yang ada dapat diwujudkan sehingga dapat memberi manfaat dan keuntungan bagi perusahaan. 2. Membagi (Share) 12
Serupa dengan respon risiko "transfer", namun di fokuskan untuk mendapatkan potensi manfaat dan keuntungan bersama dengan pihak lain. 3. Memperbanyak (Enhance) Merupakan kebalikan dari respon "mitigasi", dimana tindakan yang dilakukan adalah untuk memperbanyak atau memperbesar terjadinya peluang. 4. Menerima (Ignore) Serupa dengan respon risiko "menerima", yaitu dengan tidak melakukan sesuatu respon yang signifikan atau tidak sama sekali dikarenakan peluang terjadi dan manfaat yang ditimbulkan tidak terlalu signifikan. 2.4
Penilaian Resiko dengan Double Probability Impact Analysis Husein (2011) pada bukunya menjelaskan nilai probabilitas adalah nilai
dari kemungkinan akan terjadinya risiko, sedangkan nilai dampak adalah nilai dari kompensasi terjadinya risiko. Williams (1993), menyatakn sebuah pendekatan yang dikembangkan menggunakan dua kriteria yang penting untuk mengukur risiko, yaitu: 1. Kemungkinan (Probability), adalah kemungkinan dari suatu kejadian yang tidak diinginkan. 2. Dampak (Impact), adalah tingkat pengaruh atau ukuran dampak pada aktivitas lain, jika aktivitas yang tidak diinginkan terjadi. Tingkat risiko merupakan perkalian dari skor Probability dan Impact yang di dapat dari responden (Well-Stam et al, 2004). Nilai risiko dan peluang merupakan perkalian dari skor probabilitas (Probability) dan skor konsekuensi (consequences), konsekuensi ancaman untuk negatif (threat) atau
positif untuk peluang (oppoturnity) yang di dapat dari
responden (Hillson, 2002) Untuk mengukur risiko, menggunakan rumus: R=PxI Dimana: R = tingkat risiko P = probablitas terjadinya risiko
13
I = Tingkat dampak (impact) dari risiko yang terjadi Sebelum melakukan analisa nilai risiko, nilai probabilitas dan dampak yang didapat sebelumnya dikonversikan dalam skala angka penilaian. Skala yang digunakan dalam mengukur nilai probabilitas dan dampak dapat menggunakan skala dengan rentang 1 sampai dengan 5 (PRAM Guide, 1997) dan rincian bobot seperti seperti pada penjelasan berikut : 1. Probabilitas Sangat Rendah (SR)
=1
Rendah
(R)
=2
Cukup
(C)
=3
Tinggi
(T)
=4
Sangat Tinggi
(ST)
=5
Sangat Kecil
(SK)
=1
Kecil
(K)
=2
Cukup
(C)
=3
Besar
(B)
=4
Sangat Besar
(SB)
=5
2. Dampak
Sedangkan Garvey (2001) menyatakan bahwa pembobotan tiap nilai probabilitas memiliki skala seperti yang di tunjukan pada tabel 2.1 Tabel 2.1 Skala probabilitas Risk Event Probability > 0 - <= 0.05 > 0.05 - <= 0.15 > 0.15 - <= 0.25 > 0.25 - <= 0.35 > 0.35 - <= 0.45 > 0.45 - <= 0.55 > 0.55 - <= 0.65 > 0.65 - <= 0.75 > 0.75 - <= 0.85 > 0.85 - <= 0.95 > 0.95 - < 1
Interpretation Extremely sure not to occur Almost sure not to occur Not likely to occur Not very likely to occur Somewhat less than an even chance An even chance to occur Somewhat greater than an even chance Likely to occur Very likely to occur Almost sure to occur Extremely sure to occur
Sumber: Garvey (2001)
14
Rating Low Low Low Low Medium Medium Medium High High High High
Setelah didapat nilai probabilitas dan dampak maka dilakukan analisa nilai risiko. Nilai risiko didapatkan dengan melakukan pengeplotan nilai kedalam matriks probabilitas dan dampak. Nilai risiko dikategorikan seperti tabel 2.2 berikut ini: Tabel 2. 2 Nilai risiko Skor 1-5 >5-10 >10-15 >15-20 >20-25 Sumber: PMBOK (2008)
Risiko Very Low Low Medium High Very High
Pada beberapa literatur, matriks yang dihasilkan untuk menampilkan posisi risiko dalam kategori rendah, moderat dan tinggi adalah berbeda-beda, beberapa peneliti menggunakan 3 atau 4 grid, namun pada peneltitian ini menggunakan 5 grid dengan double probabililty impact Matrix untuk mengetahui ancaman dan kemungkinan yang dapat terjadi. Dan kategori dari probabilitas dan dampak terdapat tiga kategori yaitu Rendah, Sedang, dan Tinggi. Dapat dilihat pada gambar 2.1 (Hilson, 2002):
Keterangan : = Rendah = Sedang = Tinggi Gambar 2. 1 Matriks Probabiitas dan dampak (Hilson, 2002)
15
2.5
Masyarakat Ekonomi ASEAN Di Indonesia pada tahun 2003, negara ASEAN menyepakati membentuk
ASEAN Community dalam bidang keamanan Politik (ASEAN Political-Security Community), Ekonomi (ASEAN Economic Community) dan Sosial Budaya (ASEAN Socio-Culture Community) dikenal dengan Bali Concord II. Untuk pembentukan ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015, ASEAN menyepakati pewujudannya diarahkan pada integrasi ekonomi kawasan yang implementasinya mengacu pada AEC Blueprint. AEC Blueprint merupakan pedoman bagi negara anggota ASEAN dalam mewujudkan AEC 2015. AEC blueprint memuat empat pilar utama (Departemen Perdagangan Republik Indonesia, 2010) yaitu: a) ASEAN sebagai pasar tunggal dan berbasis produksi tunggal yang didukung dengan elemen aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik dan aliran modal yang lebih bebas. b) ASEAN sebagai kawasan dengan daya saing ekonomi tinggi, dengan elemen peraturan kompetisi, perlindungan konsumen, hak atas kekayaan intelektual, pengembangan infrastruktur, perpajakan, dan e-commerse. c) ASEAN sebagai kawasan dengan pengembangan ekonomi yang merata dengan elemen pengembangan usaha kecil dan menengah, dan prakarsa integrasi ASEAN untuk negara negara CMLV (Cambodia, Myanmar, Laos, Vietnam). d) ASEAN sebagai kawasan yang terintegrasi secara penuh dengan perekonomian global dengan elemen pendekatan yang koheren dalam hubungan ekonomi di luar kawasan, dan meningkatkan peran serta dalam jejaring produksi global. 2.5.1. Arus Bebas Barang Didalam AEC blueprint dikatakan bahwa dengan mekanisme arus barang yang bebas di kawasan ASEAN diharapkan jaringan produksi regional ASEAN akan terbentuk dengan sendirinya. Komponen arus perdagangan bebas barang tersebut meliputi penurunan dan penghapusan tarif secara signifikan maupun penghapusan hambatan non tarif sesuai skema AFTA. Perlu ditingkatkan fasilitas perdagangan yang diharapkan dapat memperlancar arus perdagangan ASEAN seperti prosedur kepabeanan.
16
Untuk mewujudkan hal tesebut, negara anggota ASEAN menyepakati ASEAN Trade in Goods Agreement (ATIGA). ATIGA bertujuan untuk (Departemen Perdagangan Republik Indonesia, 2010) : a) Mewujudkan kawasan arus barang yang bebas sebagai salah satu prinsip untuk membentuk pasar tunggal dan basis produksi dalam AEC b) Meminimalkan hambatan dan memperkuat kerjasama diantara negara anggota ASEAN c) Menurunkan biaya usaha d) Meningkatkan perdagangan dan investasi dan efisiensi ekonomi e) Menciptakan pasar yang lebih besar dengan kesempatan dan skala ekonomi yang lebih besar untuk para pengusaha di negara negara anggota ASEAN f) Menciptakan kawasan investasi yang kompetitif Komitmen utama dalam ATIGA (Departemen Perdagangan Republik Indonesia, 2010) : a) Penurunan dan penghapusan Tarif b) Rules of Origin Fasilitas yang diberikan dalam kerangka CEPT (Common Effective Preferential Tariff) hanya dapat dinikmati oleh produk produk yang berasal dari negara anggota ASEAN yang dibuktikan dengan certificate rules of origin. Disamping itu ROO juga bermanfaat untuk : • Implementasi kebijakan “anti-dumping” dan “safeguard” • Statistik perdagangan • Penerapan persyaratan “labelling” dan “marking” • Pengadaan barang oleh pemerintah c) Penghapusan Non Tariff Barriers (NTBs) Dalam rangka penghapusan non-tarif, masing masing anggota diminta untuk : • Meningkatkan transparansi dengan mematuhi ASEAN protocol of notification procedure • Menetapkan ASEAN Surveillance Mechanism yang efektif • Tetap pada komitmen untuk standstill and roll-back • Menghapus hambatan non-tarif • Meningkatkan transparansi non-tariff measures (NTMs) 17
• Konsisten dengan internasional best practices d) Trade Facilitation Dalam rangka meningkatkan daya saing ekspor dan mendorong integrasi ekonomi ASEAN menuju pasar tunggal untuk barang, jasa, investasi serta berbasis produksi tunggal ASEAN, diperlukan mekanisme perdagangan dan kepabeanan, proses, prosedur dan arus informasi terkait yang simpel, harmonis, dan terstandar sehingga tercipta lingkungan yang konsisten, transparan dan dapat diprediksi bagi transaksi perdagangan internasional e) Customs Integration (Integrasi Kepabeanan) Rencana strategis kepabeanan difokuskan pada : • Pengintegrasian struktur kepabeanan • Modernisasi klasifikasi tarif, penilaian kepabeanan dan penentuan asal barang serta mengembangkan ASEAN e-customs • Kelancaran proses kepabeanan • Penguatan kemampuan sumber daya manusia • Peningkatan kerjasama dengan organisasi internasional terkait • Pengurangan perbedaan sistem dalam kepabeanan diantara negara negara ASEAN • Penerapan teknik pengelolaan risiko dan kontrol berbasis audit untuk trade facilitation f) ASEAN Single Window National Single Window (NSW) merupakan sistem elektronik yang akan mengintegrasikan informasi berkaitan dengan proses penanganan dokumen kepabeanan serta memadukan alur dan proses informasi antar sistem internal secara
otomatis
yang
meliputi
sistem
kepabeanan,
perijinan,
kepelabuhan/kebandarudaraan dan sistem lain yang terkait dengan proses penanganan dokumen kepabeanan dan pengeluaran barang. Melalui sistem ini penyelesaian prosedur ekspor-impor dan kepabeanan dapat dilakukan secara tunggal. g) Standard, Technical Regulation and Conformity Assessment Procedures Setiap negara diharapkan dapat menetapkan dan menerapkan ketentuan ketentuan mengenai standar, peraturan teknis dan prosedur penilaian dan 18
mengharmonisasikannya
dengan
standar
internasional
dan
kerjasama
kepabeanan h) Sanitary and Phytosanitary Measures Untuk memfasilitasi perdagangan dengan melindungi kehidupan dan kesehatan manusia, hewan atau tumbuhan sesuai dengan prinsip yang ada i) Trade Remedies Setiap negara diberikan hak dan kewajiban untuk menerapkan kebijakan pemulihan perdagangan antara lain berupa anti-dumping, bea imbalan, dan safeguard 2.5.2. Arus Bebas Jasa Arus bebas juga merupakan salah satu elemen paling penting dalam pembentukan ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi (AEC blueprint). Liberisasi jasa bertujuan untuk menghiangkan hambatan penyediaan jasa di antara negara negara ASEAN yang dilakukan melalui mekanisme yang diatur dalam ASEAN Framework Agreement on Service (AFAS) bertujuan untuk (Departemen Perdagangan Republik Indonesia, 2010): a) Meningkatkan kerjasama diantara negara anggota ASEAN di bidang jasa dalam rangka meningkatkan efisiensi dan daya saing, diversifikasi kapasitas produksi dan pasokan serta distribusi jasa dari para pemasok jasa masing masing negara anggota baik didalam maupun luar ASEAN b) Menghapuskan secara ignifikan hambatan hambatan perdagangan jasa diantara negara anggota c) Meliberalisasikan perdagangan jasa dengan memperdalam tingat dan cakupan liberalisasi melebihi liberialisasi jasa dalam GATS dalam mewujudkan perdagangan bebas di bidang jasa Secara umum tindakan tindakan yang harus dilakukan dalam rangka liberalisasi bidang jasa antara lain : a) Menghilangkan secara nyata hambatan perdagangan jasa untuk 4 sektor jasa prioritas yaitu transportasi udara, e-ASEAN, kesehatan dan pariwisaata pada tahun 2010, dan tahun 2015 untuk seluruh sektor jasa lainnya b) Melaksanakan liberalisasi setiap putaran perundingan
19
c) Menjadwalkan jumlah minimum sub-sektor baru yang akan diliberalisasikan untuk setiap putaran perundingan d) Menjadwalkan paket paket komitmen 2.5.3. Arus Bebas Investasi Sebagai inisiatif investasi yang bertujuan untuk menark dan meningkatkan arus PMA (penanaman modal asing) dari luar maupun dalam kawasan maka dibentuk ASEAN Comperhensive Investment Agreement (ACIA) dengan 4 pilar pembaharuan baru (Departemen Perdagangan Republik Indonesia, 2010): a) Perlindungan investasi, bertujuan untuk menyediakan perlindungan kepada semua investor dan investasi yang dicakup dalam perjanjian tersebut b) Fasilitasi dan kerjasama, bertujuan untuk menyediakan peraturan, ketentuan, kebijakan dan prosedur investasi yang transparan, konsisten dan dapat diprediksi c) Promosi dan awareness, bertujuan untuk mempromosikan ASEAN sebagai kawasan investasi terpadu dan jejaring produksi d) Liberalisasi, bertujuan untuk mendorong liberalisasi investasi secara progresif 2.5.4. Arus Bebas Modal Keterbukaan yang sangat bebas atau arus modal, akan berpotensi menimbulkan resiko yang mengancam kestabilan kondisi perekonomian suatu negara. Pada sisi yang berbeda, pembatasan atas aliran modal, akan membuat suatu negara mengalami keterbatasan ketersediaan kapital yang diperlukan untuk mendorong peningkatan arus perdagangan dan pengembangan pasar uang. Atas pertimbagan tersebut maka ASEAN memutuskan hanya akan membuat arus modal menjadi lebih beabs. Konteks ‘lebih bebas’ dalam hal ini secara umum dapat diterjemahkan dengan pengurangan (relaxing) atas restriksi-restriksi dalam arus modal (Departemen Perdagangan Republik Indonesia, 2010). Arus modal yang lebih bebas dalam mencapai AEC 2015 adalah untuk mendukung transaksi keuangan yang lebih efisien, sebagai salah satu sumber pembiayaan pembangunan, memfasilitasi perdagangan internasional, mendukung
20
pengembangan sektor keuangan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi (Departemen Perdagangan Republik Indonesia, 2010). Terkait
dengan
arus
modal
yang
lebih
bebas,
AEC
Blueprint
mengelompokkan dua inisiatif utama bagi negara ASEAN, yaitu : 1. Memperkuat pengembangan dan integrasi pasar modal ASEAN 2. Meningkatkan arus modal di kawasan melalui proses liberalisasi Lebih lanjut untuk mengembangkan dan meningkatkan integrasi pasar modal ASEAN maka ditetapkan lima program utama (Departemen Perdagangan Republik Indonesia, 2010) yaitu : 1. Harmonisasi berbagai standar di pasar modal ASEAN, khususnya dalam hal ketentuan penawaran harga (initial public offering) 2. Memfasilitasi adanya mutual recognition agreement (MRA) untuk pekerja profesional di pasar modal 3. Adaya fleksibilitas dalam ketentuan hukum untuk penerbitan sekuritas 4. Memfasilitasi berbagai usaha yang bersifat market driven untuk membentuk hubungan antar pasar saham dan pasar obligasi 5. Memperkuat basis investasi bagi penerbitan surat ulang di ASEAN Dalam upaya memfasilitasi pergerakan modal yang lebih besar, liberalisasi pergerakan modal mengacu pada prinsip berikut (Departemen Perdagangan Republik Indonesia, 2010): 1. Memastikan suatu liberalisasi capital account yang konsisten dengan agenda nasional kesiapan ekonomi negara anggota 2. Memperbolehkan penggunaan instrumen pengamanan terhadap potensi resiko instabilitas dan sistemik makroekonomi yang mungkin muncul dari proses liberalisasi, termasuk hak memberlakukan kebijakan yang dirasa perlu untuk stabilitas makroekonomi 3. Memastikan manfaat liberalisasi yang akan diperoleh oleh seluruh Negara ASEAN 2.5.5. Arus Bebas Tenaga Kerja Terampil Apabila AEC terwujud pada tahun 2015, maka dipastikan akan terbuka kesempatan kerja seluas luasnya bagi warga negara ASEAN. Para warga negara
21
dapat keluar masuk dari satu negara ke negara lain mendapatkan pekerjaan tanpa adanya hambatan di negara yang dituju. Pembahasan tenaga kerja dalam AEC Blueprint tersebut dibatasi pada pengaturan khusus tenaga kerja terampil (skilled labour) dan tidak terdapat pembahasan mengenai tenaga kerja tidak terampil (unskilled labour). Walaupun definisi skilled labour belum jelas, namun dapat diartikan sebagai pekerja yang mempunyai keterampilan khusus, pengetahuan atau kemampuan di bidangnya, yang bisa berasal dari lulusan perguruan tinggi, akademisi atau sekolam teknik ataupun dari pengalaman kerja. Dalam perkembagannya arus bebas tenaga kerja sebenarnya juga bisa masuk dalam kerangka AFAS dalam mode 4 untuk memfasilitasi pergerakan tenaga kerja yang didasarkan pada suatu kontrak/perjanjian untuk mendukung kegiatan perdagangan dan investasi di sektor jasa. Salah satu upaya mendukung hal tersebut adalah dengan disusunnya Mutual Recognition Arrangement (MRA) MRA dapat diartikan diakuinya dan diterimanya semua aspek hasil penilaian seperti hasil tes atau berupa sertifikat (Departemen Perdagangan Republik Indonesia, 2010). 2.6 Penelitian Terdahulu Untuk menunjang keberhasilan penelitian ini perlu untuk melihat penelitian terdahulu yang terkait dengan manajemen risiko dan perusahaan konstruksi khususya kontraktor dan pasar konstruksi internasional. Risiko dapat dibedakan dengan berbagai macam, menurut Enshassi, Mohamed dan Mosa (2008) dalam penelitiannya tentang manajemen risiko pada proyek konstruksi di Palestina dari sudut pandang kontraktor diketahui bahwa risiko dapat dibagi kedalam beberapa hal, yaitu Risiko fisik, Risiko lingkungan, Risiko desain, Risiko logistik, Risiko finansial, Risiko perijinan, Risiko konstruksi, Risiko manajemen. Dari dua penelitian yang dilakukan Mahendrawati et al (2014) dan Gunham &Arditi (2005), diketahui bahwa dunia konstruksi internasional memiliki risiko yang lebih tinggi dan variabel yang lebih kompleks, juga memiliki peluang dan ancaman pada pasar yang dituju, dan kesadaran perusahaan kontraktor terhadap diberlakukannya MEA dapat diketahui dengan menilai kewaspadaan dan
22
pengetahuan perusahaan terhadap MEA dan juga menilai pengetahuan perusahaan terhadap peluang dan ancaman yang mungkin muncul dan dihadapi perusahaan ketika diberlakukannya MEA. Bertinus (2009) dan Sudarto (2007) memberikan gambaran bahwa untuk dapat berkompetisi di pasar global perusahaan harus menyesuaikan keahliannya dengan meningkatkan efektivitas dan efesiensi kinerjanya, mengadopsi sistem teknologi informasi dalam rangka perubahan cara pandan, cara kerja yang berkualitas dan mempunyai standar yang baku, dan menyediakan sumber daya manusia yang mumpuni. Zain & Kasim (2012) mengatakan bahwa kesiapan suatu perusahaan dalam memasuki pasar internasional dipengaruhi oleh kesadaran mereka terhadap peluang dan ancaman yang muncul akibat dorongan globalisasi. Pada penelitian yang di lakukan oleh Hamidizadeh dan Zargaranyazd (2014) ada tiga aspek yang dinilai pada perusahaan dalam memasuki pasar internasional untuk menganalisa kesiapan perusahaan dalam memasuki pasar internasional yaitu pemasaran/operasional, fungsional dan komitmen dari manajemen perusahaan. Prasetyo (2015) mengatakan bahwa 3 faktor kesadaran perusahaan yang mendapatkan persepsi tinggi oleh perusahaan kontraktor di Surabaya dalam menghadapi MEA yaitu kesadaran perusahaan terhadap latar belakang diberlakukannya MEA, dampak negatif MEA bagi perusahaan, dan target pasar tujuan di ASEAN. Sedangkan faktor kesadaran yang mendapatkan persepsi rendah oleh perusahaan adalah kesadaran perusahaan terhadap dampak positif MEA bagi perusahaan dan kesadaran terhadap elemen-elemen regulasi MEA. Untuk faktor kesiapan didapatkan 14 faktor yang mendapatkan persepsi tinggi oleh perusahaan kontraktor di Surabaya
yaitu kesiapan menghadirkan
dokumentasi proyek dan pelaksanaan tanggung jawab sosial pada proyek sebelumnya, pemanfaatan kemajuan teknologi IT, kesepakatan keanggotaan tenaga enjiniring ASEAN, rasio keuntungan yang bersaing, SDM yang beretika baik, kemampuan menerima resiko atas penggunaan ilmu dan teknologi konstruksi, penggunaan teknologi konstruksi terbaru, jumlah bisnis utama, strategi menghadapi keterbukaan pasar, kualifikasi non teknis dalam penawaran, 23
perbaikan kekuatan perusahaan dan mengetahui kekuatan kompetitor. Sedangkan faktor kesiapan perusahaan yang paling tidak siap untuk ditanggapi berdasarkan persepsi perusahaan adalah kesiapan perusahaan untuk menghadirkan tenaga kerja asing didalam perusahaan. Variabel yang didapatkan dari hasil studi literatur dan penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut. Tabel 2.3 Variabel hasil studi literatur dan penelitian terdahulu Risiko Faktor risiko Sumber Perkembangan teknologi Gunhan and Arditi (2005), Risiko Prasetyo (2015) Pasar/ Operasional Fasilitas perdagangan Departemen perdagangan RI, Prasetyo (2015) Meningkatnya kebutuhan Gunhan and Arditi (2005) infrastruktur Perbedaan budaya kerja Chan and Tse (2003), Zhang Risiko (2011), Prasetyo (2015) Fungsional Perubahan tingkat kompetisi Han et al (2010), Prasetyo dalam pasar konstruksi secara (2015) global Kriteria pemilihan dalam pasar Han et al (2010) konstruksi secara global Manajemen perusahaan dalam Han et al (2010) pasar konstruksi secara global Peraturan dan perundangan Prasetyo (2015) kompetisi usaha Reputasi perusahaan Jin et al (2013) Tanggung jawab sosial Jin et al (2013) Kepuasan pekerja Jin et al (2013) Jumlah tenaga kerja berubah-ubah Enshaassi et al (2008) kenaikan upah tenaga kerja Enshaassi et al (2008) kekurangan pekerja yang terampil Shen et al (2001) Tenaga kerja kurang berkualitas Zavadskas et al (2009) Kurangnya ketersediaan sumber Zavadskas et al (2009) daya manusia Jumlah bisnis utama Jin et al (2013) Tingginya hambatan tarif dan non- Jin et al (2013), Gunhan et Risiko al (2005) Manajemen tarif Sumber dana Jin et al (2013), Gunhan et al (2005) Fluktuasi inflasi dan nilai tukar Jin et al (2013), Lu et al uang (2009), Gunhan et al (2005) Meningkatnya bunga pinjaman Gunhan et al (2005) Tingkat pendapatan rata-rata Jin et al (2013)
24
Lanjutan tabel 2.3 Variabel hasil studi literatur dan penelitian terdahulu Risiko Faktor risiko Sumber Tingkat penjualan Jin et al (2013) Risiko Manajemen Rasio keuntungan Jin et al (2013) Suap di negara penyelenggara Zhang (2011) Kehilangan tenaga ahli Zhang (2011) Kesepakatan tentang jasa ASEAN Mutual enjiniring Recognition Arrangements Benturan bahasa dan budaya Zhang (2011) Risiko pengaduan oleh tenaga Zhang (2011) kerja Kompetisi SDM berkemampuan Lu et al (2009) yang sangat ketat Terjadi perubahan kebijakan Dey, K.P, 2002 Risiko Kontraktual pemerintah Kesulitan mendapatkan perijinan Enshaassi dan Mohamed dan Mosa, 2008 ketidakjelasan peraturan Enshaassi dan Mohamed perundang-undangan kerja dan Mosa, 2008 Pengetahuan Terhadap MEA Prasetyo (2015) Risiko Kesiapan & Peluang dan Ancaman Mahendrawati et al (2014) Kesadaran Kontraktor Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2016) 2.7
Posisi Penelitian Penelitian ini menggunakan kolaborasi beberapa penelitian terdahulu,
metode yang digunakan sama dengan metode yang pernah dilakukan Dewanta yaitu menggunakan metode survey yang berupa kuisioner yang ditujukan kepada pihak responden yang terpilih sebelumnya. Dari penelitian yang dilakukan oleh Hamidizadeh & Zargaranyazd (2014), Enshassi et al (2008), Dey (2002), Prasetyo (2015) dan Shen et al (2001), Variabel dan Kategori risiko yang digunakan dalam penerapan masyarakat ekonomi ASEAN pada kontraktor secara garis besar telah dididentifikasi sebelumnya dari penelitian terdahulu (Prasetyo, 2015) dapat dibagi menjadi risiko pasar dan operasional, risiko fungsional, risiko manajemen, risiko kontraktual, dan risiko kesiapan & kesadaran kontraktor, dan beberapa literatur dan penelitian lainnya untuk mendapatkan variabel. Perbedaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian ini yaitu, penelitian terdahulu yang telah dilakukan hanya sebatas analisis aspek-aspek dan faktor
25
persepsi kesiapan dan kesadaran perusahaan dalam menghadapi pasar internasional dan risiko-risiko yang terjadi pada proyek internasional saja, belum ada proses identifikasi dan respon risiko yang dapat memberi gambaran risiko serta antisipasi risiko yang akan terjadi. Dapat disimpulkan bahwa penelitian ini merupakan pengembangan dari ide peneltitian terdahulu, sehingga identifikasi risiko dapat dilakukan dan risiko yang terjadi dapat di respon.
26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1
Konsep Penelitian Penelitian ini bersifat kualitatif dengan survey untuk mengidentifikasi dan
menganalisa risiko penerapan MEA pada kontraktor di Surabaya. Penelitian yang dilakukan adalah mengidentifikasi dan menganalisa risiko yang berdampak signifikan. Penelitian yang dilakukan berupa survei dengan cara mengupulkan data tentang pendapat dan sikap responden mengenai faktor-faktor risiko yang mempengaruhi dalam pelaksanaan penerapan MEA dan bentuk-bentuk respon yang di lakukan untuk mengantisipasi risiko yang terjadi. Responden yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Kontraktor proyek kontruksi berklasifikasi B1 dan B2 berdasarkan LPJK di Surabaya. 3.2
Identifikasi Variabel Faktor-faktor risiko yang didapatkan dari studi literatur dan penelitian
terdahulu pada bab 2 kemudian diterjemahkan menjadi 44 variabel yang nantinya relevansinya akan diketahui setelah melalui survey pendahuluan dan di kelompokan menjadi peluang dan ancaman. Variabel yang akan di digunakan untuk mengidentifikasi risiko akan yang terjadi pada saat penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN pada kontrakor ditunjukan pada tabel 3.1 berikut:
1
Tabel 3.1 Variabel Kuisioner Variabel Risiko Pada Kontraktor Risiko Pasar/Operasional Kemampuaan memanfaatkan teknologi konstruksi terbaru dan teknologi informasi
2
Pengetahuan regulasi ekspor impor, kepabeanan, prosedur dan sistem yang harus sudah diantisipasi perusahaan terkait Masyarakat Ekonomi ASEAN
3
Kemampuan memenuhi kebutuhan produk konstruksi infrastruktur dan teknologi perusahaan dalam mengerjakan proyek infrastruktur Risiko Fungsional Kemampuan bernegosiasi dalam mengatasi dan mengerti budaya kerja di negara tujuan ekspansi
4 5
Perusahaan memperbaiki kekuatan perusahaan dalam rangka meningkatkan daya saing dengan kompetitor lokal maupun asing
27
Lanjutan Tabel 3.1 Variabel Kuisioner
6
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23 24 25
26
Variabel Risiko Pada Kontraktor Risiko Fungsional Perusahaan memenuhi kualifikasi non-teknis dalam melakukan penawaran, baik dari kualifikasi manajemen perusahaan, sumber pendanaan hingga kualifikasi personil perusahaan dan memiliki kemampuan negosiasi pra tender maupun pasca tender Perusahaan memiliki personil manajemen yang multinasional (lintas negara) Perusahaan mampu memberi kepuasan dalam hal pemberian tanggung jawab, peluang, jenjang karir dan insentif sesuai harapan dari para pekerja Perusahaan memiliki tingkat kedisiplinan pekerja di tiap negara yang tidak sama dan kurang pengawasan Kesiapan perusahaan menghadapi kenaikan upah dikarenakan penambahan jam kerja, mauapun keadaan ekonomi suatu negara Perusahaan memiliki jumlah tenaga kerja bersertifikat yang cukup dikarenakan perbedaan standar kompetensi tenaga kerja Perusahaan memiliki standar kompetensi yang menjamin kualitas pekerja Perusahaan memliki proses rekrutmen SDM yang menjaring kebutuhan akan tenaga kerja Perusahaan mampu melaksanakan tanggung jawab sosial terhadap lingkungan sekitar proyek dengan baik Perusahaan memahami dan mengerti peraturan dan perundangan kompetisi usaha di negara negara ASEAN Perusahaan memiliki reputasi perusahaan yang baik secara nasional maupun internasional Risiko Manajemen Menentukan bisnis utama dan jumlah bisnis yang dijalankan ketika memasuki pasar konstruksi internasional Terkena Hambatan tarif dan non tarif yang berlaku di negara tujuan ekspansi Perusahaan mampu mendanai proyek dengan nilai yang besar dalam mengerjakan proyek infrastruktur Kemampuan perusahaan dalam Menginisiasi proyek dengan tipe BuildOperate-Transfer Terjadi Fluktuasi inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara ASEAN Memiliki SDM perusahaan berasal dari institusi yang terakreditasi baik dari negara asal maupun negara penyelenggara Perusahaan memiliki SDM yang memiliki kemampuan komunikasi berbahasa asing yang baik Perusahaan mengerti tentang aturan dari serikat ketenagakerjaan di negaranegara ASEAN Perusahaan memiliki tenaga ahli yang memiliki pengalaman seminimnya 7 tahun setelah lulus dari perguruan tinggi dan setidaknya 2 tahun pengalaman dalam pekerjaan enjiniring tertentu Perusahaan memiliki tingkat penjualan yang cukup bersaing dengan kompetitornya
28
Lanjutan Tabel 3.1 Variabel Kuisioner
27 28 29 30 31
32 33 34
35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
Variabel Risiko Pada Kontraktor Risiko Manajemen Perusahaan memiliki rasio keuntungan yang cukup bersaing dengan kompetitornya Memiliki SDM yang beretika baik dalam proyek terutama apabila berhadapan dengan perilaku suap di negara penyelenggara proyek Memiliki Sistem pembinaan SDM yang baik sehingga mengurangi turn over SDM Bunga pinjaman modal yang cenderung meningkat dan tidak stabil, baik dari sumber dana lokal maupun asing Perusahaan memiliki tingkat pendapatan rata-rata yang cukup bersaing dengan kompetitornya Risiko Kontraktual Terjadi revisi aturan yang menjadi dasar kontrak Perusahaan sudah memiliki pengetahuan tentang perbedaan sistem birokrasi di tiap negara Perusahaan sudah mengetahui peraturan perundang-undangan yang berbeda di tiap negara Risiko Kesiapan dan Kesadaran Kontraktor Perusahaan mengetahui kapan MEA mulai diberlakukan Perusahaan mengetahui latar belakang dan tujuan diterapkannya MEA Perusahaan mengetahui regulasi-regulasi yang diterapkan MEA Perusahaan mengetahui dampak positif bagi perusahaan akibat diterapkannya MEA Perusahaan mengetahui dampak ancaman bagi perusahaan akibat diterapkannya MEA Perusahaan mengetahui elemen-elemen regulasi MEA Perusahaan mengetahui target pasar yang akan dituju perusahaan saat MEA diberlakukan Perusahaan mempersiapkan strategi untuk menghadapi MEA Perusahaan mengetahui resiko yang akan muncul ketika memasuki pasar konstruksi internasional Perusahaan mengerti budaya bisnis di negara-negara ASEAN
Sumber: Prasetyo (2015)
3.3
Pengumpulan data Proses pengumpulan data dan informasi direncanakan dengan melakukan
wawancara dan penyebaran kuisioner kepada para responden. Populasi objek penelitian ditentukan dengan menggunakan sampling frame dengan kriteria perusahaan-perusahaan sesuai Peraturan Menteri Nomor 08/PRT/M/2011 tentang Pembagian Subklasifikasi Perencanaan dan Pengawasan Konstruksi, yaitu kontraktor yang memiliki kualifikasi B2 dan B1, yaitu yang dapat mengerjakan 29
pekerjaan dengan nilai 0 sampai 250 milyar Rupiah untuk klasifikasi B1, dan 0 rupiah sampai tidak terbatas untuk klasifikasi B2, yang berdomisili di Surabaya. Perusahaan-perusahaan ini dipilih memiliki karena proyek internasional di identikan dengan risiko tinggi, teknologi tinggi (kompleks), dan biaya yang besar, sehingga sesuai dengan ketentuan dari peraturan menteri. Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 4 tahun 2015 tentang perubahan keempat atas peraturan presiden nomor 54 tahun 2010 tentang pengadaan barang/jasa pemerintah, yang dimaksud dengan pekerjaan kompleks adalah pekerjaan kompleks adalah pekerjaan yang memerlukan teknologi tinggi, mempunyai risiko tinggi, menggunakan peralatan yang didesain khusus dan/atau pekerjaan yang bernilai diatas Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) sehingga kualifikasi yang dipilih sangat relevan. Proyek berskala internasional juga memungkinkan untuk badan usaha jasa konstruksi asing ikut terlibat dan bersaing, namun harus melalui penyetaraan dan hanya boleh mengerjakan pekerjaan kompleks dan berskala besar sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2011 Tentang Pedoman Persyaratan Pemberian Izin Perwakilan Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing. Badan usaha konstruksi asing juga harus mendirikan perwakilan di Indonesia dan berbadan hukum, juga dilakukan penyetaran klasifikasi sesuai peraturan LPJK Nomor 10 tahun 2013 pasal 1/23 tentang registrasi usaha jasa pelaksana konstruksi melalui Unit Sertifikasi Badan Usaha Tingkat Nasional (USBU Nasional) yaitu unit kerja yang dibentuk oleh LPJK Nasional untuk melakukan proses sertifikasi Badan usaha kualifikasi besar dan penyetaran Badan usaha asing. Sehingga kontraktor asing yang akan mengerjakan proyek di Indonesia harus memenuhi persyaratan kerja dan penyetaraan klasifikasi dan hanya dapat mengerjakan proyek dengan kategori kompleks, maka pemilihan klasifikasi kontraktor B1 dan B2 sudah cukup mewakili sampel yang memiliki kemampuan mengerjakan proyek berskala besar dan internasional. Tahapan awal dalam penentuan responden yaitu mencari populasi objek penelitian dengan membuat sampling frame. pemilihan Sampling frame dilakukan berdasarkan metode snowball sampling melalui LPJK.
30
Dari populasi obyek penelitian, didapatkan beberapa perusahaan kontraktor yang dijadikan sampling frame, kemudian dipilih untuk dijadikan sampel obyek penelitian dengan teknik judgement sampling yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu. Pertimbangan pemilihan sampel adalah perusahaan yang dipilih adalah perusahaan yang berdomisili Surabaya dan memiliki kualifikasi B2 dan B1, ditujukan kepada pimpinan perusahaan setingkat manajer atau lebih yang memahami internal dan strategi perusahaan, dampak yang dialami akan perusahaan dengan kategori terpilih lebih besar, dan ada kesempatan untuk ekspansi. 3.4
Rancangan kuisioner Halaman pertama pada lembar kuisioner berisi pengantar kuisioner, abstrak
penelitian, nama dan nomor telepon peneliti yang bisa dihubungi. Halaman selanjutnya adalah lembar kuisioner yang diisi oleh responden. Kuisioner ini terdiri dari beberapa bagian. Bagian pertama adalah responden menuliskan identitasnya responden beserta nomor telepon responden. Bagian kedua menjelaskan tentang latar belakang responden, mulai dari latar belakang bidang keahlian responden, jabatan dalam perusahaan dan lama bekerja di perusahaan. Bagian ketiga adalah inti kuisioner yang perlu diisi oleh responden risiko dalam menghadapi MEA. Semua responden mendapatkan kuisioner yang sama. Ada 3 kuisioner yang digunakan, yaitu:
Kuesioner Pendahuluan
Pengisian risiko dan jenis risiko yang dianggap relevan pada kontraktor. Risiko yang relevan merupakan risiko yang sudah terjadi pada kontraktor atau risiko yang mungkin terjadi pada kontraktor. Jenis Risiko untuk mengetahui apakah risiko yang muncul merupakan risiko positif atau ancaman.
Kuesioner Utama
Pada kuisioner utama, responden diberi pertanyaan mengenai probabilitas dan dampak yang terjadi pada suatu risiko menurut pandangan responden. Pertanyaanpertanyaan yang diberikan merupakan probabilitas dan dampak terjadinya risikorisiko yang relevan pada kontraktor. Skala yang digunakan adalah skala dengan
31
rentang nilai dari 1 sampai 5 yang dapat mewakili tingkat probabilitas dan dampak yang ditimbulkan dari variabel risiko tersebut.
Kuesioner Respon Pada kuisioner respon, responden diberi pertanyaan mengenai respon risiko
yang dilakukan pada variabel risiko yang mempunyai dampak dan probabilitas yang signifikan terjadi pada kontraktor. 3.5
Analisa Data
3.5.1. Identifikasi Risiko yang Relevan dan Jenis Risiko Risiko yang relevan merupakan risiko yang terjadi pada proyek. Identifikasi ini dilakukan berdasarkan hasil survey pendahuluan. Selain dari hasil survey pendahuluan, risiko yang relevan juga bisa didapat dari penambahan yang dilakukan oleh responden. Penambahan tersebut dilakukan jika risiko tidak terdapat pada survey pendahuluan. Jenis risiko juga di identifikasi melalui survey pendahuluan, sehingga nantinya risiko yang telah teridentifikasi dapat dikelompokan menjadi Risiko positif yang dapat menghasilkan peluang, dan risiko ancaman yang dapat menghasilkan ancaman. Dalam penentuan variabel risiko dan jenis risiko yang relevan, responden hanya mengisi bidangnya masing-masing. 3.5.2. Analisa Tingkat Risiko 1. Langkah awal dalam menganalisa tingkat risiko adalah melakukan analisa untuk mendapatkan nilai tingkat probabilitas risiko dan dampak risiko terlebih dahulu. Analisa ini dilakukan dengan cara menentukan skala dari tingkat probabilitas risiko dan dampak risiko. Dampak risiko yang diperhitungkan adalah pengaruh/dampak risiko terhadap kemungkinan intervensi perusahaan asing terhadap kontraktor di Surabaya. Para responden menjawab dengan memberikan nilai skala yang digunakan dalam mengukur nilai probabilitas dan dampak yaitu dengan rentang 1 sampai dengan 5 (PRAM Guide, 1997) dengan menggabungkan dengan rentang pembobotan seperti yang telah di jelaskan
32
Garvey (2001) mengakomodasi angka desimal dari hasil nilai rata-rata dari probabilitas dan dampak. Lima skala yang ditentukan sebagai berikut : Probabilitas Sangat Rendah (SR)
= 1 (0-1,5)
Rendah
(R)
= 2 (1,5-2,5)
Cukup
(C)
= 3 (2,5-3,5)
Tinggi
(T)
= 4 (3,5-4,5)
Sangat Tinggi
(ST)
= 5 (4,5-5)
Sangat Kecil
(SK)
= 1 (0-1,5)
Kecil
(K)
= 2 (0-1,5)
Cukup
(C)
= 3 (2,5-3,5)
Besar
(B)
= 4 (3,5-4,5)
Sangat Besar
(SB)
= 5 (4,5-5)
Dampak
Setelah mendapatkan nilai dari tingkat probabilitas dan dampak dilanjutkan dengan menganalisa tingkat risiko peluang dan ancaman. Tingkat risiko dianalisa dengan cara mengeplot nilai dari probabilitas dengan nilai dampak pada diagram matrik. Tingkat risiko yang didapat dari hasil analisa dapat dijadikan acuan untuk mengetahui risiko-risiko mana saja yang kemungkinan terjadinya besar dan menimbulkan dampak yang signifikan. Matrix dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut. Very High
sangat seringsangat rendah
sangat seringrendah
sangat sangat sering- seringsedang tinggi
sangat seringsangat tinggi
sangat sangat seringsangat seringsangat tinggi sering-tinggi sedang
sangat seringrendah
sangat seringsangat rendah
Very High
High
seringsangat rendah
seringrendah
seringsering-sedang tinggi
seringsangat tinggi
seringseringsangat tinggi sering-tinggi sedang
seringrendah
seringsangat rendah
High
Low
sedangsangat rendah jarangsangat jarang sangat
Very Low
jarangsangat rendah
Medium
sedangrendah
sedangsedang
jarangjarang
jarang-sangat rendahjarang tinggi
sedangsangat tinggi jarangsangat tinggi sangat
sangat jarangrendah
sangat jarangsangat jarangrendah tinggi
jarangsangat tinggi
Medium
Very high Very high high
Very Low Low
sedangtinggi
high
sedangsedangsangat tinggi tinggi jarangrendahsangat tinggi tinggi
sedangsedang jarangsangat jarang sangat
sangat jarangjarangsangat sangat tinggi jarang-tinggi rendah
jarangjarang
sedangsangat rendah jarangsangat jarang sangat
sangat jarangrendah
jarangsangat rendah
sedangrendah
Medium Low
Medium Low Very Low
Very Low
POSITIVE RISK (OPPOTURNITY)
NEGATIVE RISK (THREATS)
Gambar 3. 1 Matriks Probabilitas dan Dampak (Hilson, 2002)
33
Dari ploting matriks dapat diketahui variabel yang menjadi fokus pada peneltian ini yaitu variabel dengan nilai ploting matriks paling tinggi yang ditunjukan oleh matriks berwarna merah. Dengan dilakukan plotting pada matrix ini, harapannya dapat mengetahui, bagaimana tingkat risiko pada perusahaan kontraktor di Surabaya menghadapi MEA. Dengan mengetahui sebaran pada matrix, diharapkan dapat membantu perusahaan memetakan tingkat risiko perusahaan mereka dibandingkan dengan kondisi perusahaan kontraktor di Surabaya secara keseluruhan, dan dapat mengetahui jenis risiko yang dapat menjadi peluang serta ancaman pada saat penerapan MEA dan bisa segera memunculkan solusi terkait hasil temuan yang didapat nanti. 2. Nilai risiko peluang dan ancaman merupakan perkalian dari skor probabilitas dan skor konsekuensi, konsekuensi ancaman untuk ancaman (threats) yang didapat dari responden (Hillson, 2002). Untuk mengukur nilai risiko menggukanan rumus: R=PxI Dimana: R = tingkat risiko P = probablitas terjadinya risiko I = Tingkat dampak (impact) dari risiko yang terjadi Dari Hasil perhitungan nilai risiko akan diambil 10 besar variabel yang memiliki peringkat tertinggi untuk di analisis secara deskriptif. Kemudian dengan variabel pertanyaan yang sama dlihat kombinasi hasil perhitungan risiko yang dianalisis secara deskriptif. 3. Risiko yang direspon hanya pada risiko pada kategori tinggi, yang merupakan risiko yang kemungkinan terjadinya paling tinggi dan berdampak signifikan. Metode
analisisnya
adalah
dengan
cara
analisa
statistik
deskriptif.
Mendeskripsikan terlebih dahulu persepsi masing-masing responden, lalu setelah mengambil kesimpulan dari persepsi masing-masing responden didapat penanganan yang sesuai dengan risiko tersebut. Bentuk penanganan (respon) risiko digunakan parameter sebagai berikut: Di terima (Risk Acceptance), Di kurangi (Risk Mitigation), Di alihkan (Risk Transfer), Di Hindari (Risk
34
Avoidance),
Diterima
(Ignore),
Dimanfaatkan
(Exploit),
Dibagikan
(Transferred), Diperbanyak (Enhance). 3.6
Langkah Penelitian Berikut ini langkah-langkah penelitian ini:
1.
Identifikasi risiko awal
Dilakukan berdasarkan pengkajian studi literatur dan penelitian-penelitian sebelumnya. Hasil dari pengkajian tersebut berupa risiko-risko yang biasanya terjadi pada proyek. Hasil dari pengkajian dapat dijadikan sebagai identifikasi risiko awal pada kuisioner. 2.
Survey pendahuluan
Dilakukan dengan menggunakan kuisioner yang disebarkan kepada para responden terpilih. Kuisioner berupa tabel identifikasi risiko awal yang didapat dari studi literatur. 3.
Identifikasi risiko yang relevan
Risiko yang relevan merupakan risiko yang terjadi dan yang mungkin terjadi pada proyek. Identifikasi ini dilakukan berdasarkan hasil survey pendahuluan.. 4.
Survey utama
Dilakukan menggunakan kuisioner yang disebar kepada responden terpilih. Kuisioner ini berisi penilaian probabilitas dan dampak terhadap risiko-risiko yang relevan. 5.
Analisa data
Dilakukan analisa untuk mengetahui tingkat probabilitas dan dampaknya terhadap kontraktor. Selain itu untuk mengetahui tingkat risiko yang terjadi pada kontaktor. 6.
Survey respon risiko
Untuk mengetahui bagaimana respon yang ditentukan pada suatu risiko dilakukan survey terhadap beberapa responden yang telah dipilih sebelumnya mengenai respon risiko terhadap risiko-risiko yang telah didapatkan dari analisa risiko sebelumnya. Survey yang dilakukan berupa kuisioner kepada responden terpilih. 7.
Kesimpulan dan saran
Membuat kesimpulan dan saran berdasarkan respon dari responden terhadap risiko yang terjadi.
35
Tahapan penelitian digambarkan dalam diagram alir pada gambar 3.2 Latar Belakang 1. ASEAN akan mengalami perubahan fase perekonomian dengan memiliki pasar tunggal dan basis produksi yang disebut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). 2. Kontraktor-kontraktor di indonesia diharapkan mampu juga bersaing terutama dalam bidang jasa konstruksi.
Rumusan Masalah 1. Resiko apa saja yang terjadi pada waktu pelaksanaan MEA 2. Berapa besar tingkat risiko yang terjadi pada kontraktor 3. Bagaimana respon risiko untuk risiko yang paling dominan pada kontraktor
Studi Literatur
Identifikasi Risiko Awal (berasal dari Studi Literatur)
Survey Pendahuluan (melalui penyebaran kuisioner pendahuluan)
Identifikasi Risiko yang Relevan (analisis hasil survey pendahuluan)
Survey Utama (melalui penyebaran kuisioner)
Analisa Data 1. Analisa tingkat probabilitas 2. Analisa tingkat dampak 3. Analisa tingkat risiko dengan cara pengalian probabilitas dan dampak menggunakan Probability Impact Matrix
Survey Respon Resiko (melalui kuisioner respon)
Gambar 3.2 Langkah Penelitian 36
BAB IV DATA DAN ANALISA 4.1
Pendahuluan Data penelitian diperoleh melalui kuisioner dan wawancara kepada para
responden yang sudah ditentukan. Responden dalam penelitian ini adalah pemilik perusahaan, Manager, dan atau staf yang setara. Data yang didapat dari kuisioner adalah data mengenai risiko-risiko yang relevan pada penerapan masyarakat ekonomi ASEAN, probabilitas risiko terjadi serta dampak risiko tersebut terhadap peluamg dan dan ancaman pada kontraktor. Data yang didapat dari hasil wawancara adalah data mengenai profil responden, profil perusahaan, dan respon risiko terhadap risiko-risiko yang dominan. Perusahaan kontraktor yang menjadi responden adalah perusahaanperusahaan di Surabaya yang sesuai Peraturan Menteri Nomor 08/PRT/M/2011 tentang Pembagian Subklasifikasi Perencanaan dan Pengawasan Konstruksi, yaitu kontraktor yang memiliki kualifikasi B2 dan B1, yaitu yang dapat mengerjakan pekerjaan dengan nilai 0 sampai 250 milyar Rupiah untuk klasifikasi B1, dan 0 rupiah sampai tidak terbatas untuk klasifikasi B2, yang berdomisili di Surabaya dan daftar kontraktor dengan kualifikasi yang ditentukan didapatkan dari LPJK. Dari total 40 kuisioner yang dibagikan, hanya 18 kuisioner yang kembali. Untuk menutupi kekurangan jumlah data ini, digunakan kuisoner online agar jumlah data memenuhi kebutuhan minimal untuk dilakukan analisis deskriptif, total kuisioner yang berhasil didapat sebanyak 16 kuisioner sehingga total kuisioner yang berhasil didapat adalah sebanyak 34 kuisioner. 4.1.1
Profil Responden Responden dalam penelitian ini dirincikan berdasarkan lama keterlibatan
dalam perusahaan, peran dalam perusahaan, dan latar belakang pendidikan. Dalam penelitian ini sebanyak 21 responden (61,76%) telah memiliki peran dalam perusahaan dalam jangka waktu 5 tahun, 9 responden (26,47%) selama 5-10 tahun, 2 responden (5,88%) selama 10-15 tahun, dan 2 responden (5,88%) telah lebih dari 15 tahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.1.
37
Gambar 4.1 Lama keterlibatan responden dalam perusahaan ( Hasil olahan peneliti, 2016) Dari hasil survey responden, diketahui bahwa sebanyak 9 responden (26,74%) merupakan pemilik perusahaan, 6 responden (17,65%) merupakan jabatan setingkat manajer, dan 19 responden (55,88%) memiliki peran selain pemilik dan manajer perusahaan. Peran Responden dalam perusahaan dapat dilihat pada gambar 4.2.
Gambar 4.2 Peran responden dalam perusahaan ( Hasil olahan peneliti, 2016) Untuk hal latar belakang pendidikan, sebanyak 27 responden (79,41%) memiliki latar belakang pendidikan setingkat sarjana (S1) dan sebanyak 7
38
responden (20,95%) telah memiliki latar belakang pendidikan setingkat master (S2). Latar belakang pendidikan responden juga mempengaruhi persepsi responden terhadap pemahaman risiko yang akan terjadi, semakin tinggi latar belakang pendidikan responden maka akan semakin luas pemahamannya tentang Masyarakat Ekonomi ASEAN. Latar belakang pendidikan responden tidak memiliki hubungan langsung dengan jabatan yang di emban dalam perusahaan. Namun responden yang memiliki jabatan yang lebih tinggi memiliki pengenalan yang baik atas kondisi perusahaan dan apa yang dibutuhkan agar dapat menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. Latar belakang pendidikan responden ditunjukan pada gambar 4.3.
Gambar 4.3 Latar belakang pendidikan responden ( Hasil olahan peneliti, 2016) 4.2
Analisa Risiko
4.2.1
Identifikasi risiko yang relevan Langkah pertama yang dilakukan dalam identifikasi risiko adalah studi
literatur. Hal ini dilakukan untuk mengetahui risiko-risiko apa saja yang banyak terjadi pada penerapan pasar tunggal seperti pada penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN. Data tersebut diajukan kepada beberapa responden yang telah terpilih untuk memberikan informasi tentang risiko-risiko apa saja yang terjadi pada perusahaan.
39
Proses identifikasi selanjutnya dilakukan dengan memberikan kuisioner pendahuluan kepada para responden. Kuisioner pendahuluan yang diberikan kepada para responden terdapat pada lampiran pertama. Para responden menjawab dengan memberikan tanda centang ( √ ) pada kolom relevan jika risiko-risiko tersebut terjadi atau mungkin terjadi dan memberikan tanda pada kolom tidak relevan jika risiko-risko tersebut tidak terjadi atau tidak mungkin terjadi pada penerapan MEA. Kemudian, responden juga memberi tanda centang untuk memilih mana dari risiko-risiko tersebut yang merupakan risiko positif yang dapat menjadi peluang dan risiko negative yang dapat menjadi ancaman. Pada studi literatur yang telah dilakukan didapatkan 39 variabel risiko yang terjadi pada penerapan MEA. Setelah dilakukannya survey kuisioner pendahuluan, para responden menentukan bahwa ada 25 variabel yang dianggap negative yang dapat menjadi ancaman dan 14 variabel positive yang dapat di anggap sebagai peluang pada penerapan MEA. Variabel tersebut didapat setelah mengeliminasi variabel-variabel risiko yang tidak relevan atau tidak terjadi pada penerapan Masyarakat Ekonomi Asean. Penentuan relevan atau tidaknya suatu variabel dilihat dari jumlah responden yang memilih salah satu diantara piilihan tersebut, jika dalam satu variabel ada 3 dari 5 responden yang menyatakan tidak relevan maka variabel tersebut dieliminasi. Rekapitulasi hasil survey pendahuluan juga telah dilampirkan lampiran 4. Dimana variabel risiko yang relevan dan telah dikelompokan berdapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini : Tabel 4.1 Hasil Identifikasi Risiko yang Relevan Risiko Pasar/Operasional Risiko negative (ancaman) Perusahaan belum mengetahui target pasar yang akan dituju perusahaan saat MEA diberlakukan Tidak mampu memenuhi kebutuhan produk konstruksi infrastruktur dan teknologi dalam mengerjakan proyek infrastruktur Perusahaan belum mengetahui latar belakang dan tujuan diterapkannya MEA Risiko positive (peluang) Perusahaan mampu memanfaatkan teknologi konstruksi terbaru dan teknologi informasi Mengetahui regulasi ekspor impor, kepabeanan, prosedur dan sistem yang harus sudah diantisipasi perusahaan terkait MEA Perusahaan mengerti budaya bisnis di negara-negara ASEAN
40
Ko de R1 R2 R3 R4 R5 R6
Lanjutan Tabel 4.1 Hasil Identifikasi Risiko yang Relevan Risiko Fungsional Risiko negative (ancaman) Perusahaan belum memiliki personil manajemen yang multinasional Tidak memiliki tingkat kedisiplinan pekerja di tiap negara yang tidak sama dan kurang pengawasan Perusahaan belum siap menghadapi kenaikan upah dikarenakan penambahan jam kerja, mauapun keadaan ekonomi suatu negara Risiko positive (peluang) Perusahaan mampu bernegosiasi dalam mengatasi dan mengerti budaya kerja di negara tujuan ekspansi Telah memperbaiki kekuatan perusahaan dalam rangka meningkatkan daya saing dengan kompetitor lokal maupun asing Memenuhi kualifikasi non-teknis dalam melakukan penawaran, baik dari kualifikasi manajemen perusahaan, sumber pendanaan hingga kualifikasi personil perusahaan dan memiliki kemampuan negosiasi pra tender maupun pasca tender Memberi kepuasan dalam hal pemberian tanggung jawab, peluang, jenjang karir dan insentif sesuai harapan dari para pekerja Perusahaan memiliki jumlah tenaga kerja bersertifikat yang cukup dikarenakan perbedaan standar kompetensi tenaga kerja Perusahaan memiliki standar kompetensi yang menjamin kualitas pekerja Perusahaan memliki proses rekrutmen SDM yang menjaring kebutuhan akan tenaga kerja Perusahaan mampu melaksanakan tanggung jawab sosial terhadap lingkungan sekitar proyek dengan baik Perusahaan memahami dan mengerti peraturan dan perundangan kompetisi usaha di negara negara ASEAN Perusahaan memiliki reputasi perusahaan yang baik secara nasional maupun internasional Risiko Manajemen Risiko negative (ancaman) Terkena Hambatan tarif dan non tarif yang berlaku di negara tujuan ekspansi Perusahaan belum mampu mendanai proyek dengan nilai yang besar dalam mengerjakan proyek infrastruktur Terjadi Fluktuasi inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara ASEAN Perusahaan belum mengerti tentang aturan dari serikat ketenagakerjaan di negara-negara ASEAN
Ko de R7 R8 R9
R10 R11 R12
R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19
R20 R21 R22 R23
Belum memiliki SDM yang beretika baik dalam proyek terutama R24 berhadapan dengan perilaku suap di negara penyelenggara proyek
41
Lanjutan Tabel 4.1 Hasil Identifikasi Risiko yang Relevan Risiko Manajemen Risiko negative (ancaman) Perusahaan belum memiliki tingkat pendapatan rata-rata yang cukup bersaing dengan kompetitornya Risiko positive (peluang) Menentukan bisnis utama dan jumlah bisnis yang dijalankan ketika memasuki pasar konstruksi internasional Kemampuan perusahaan dalam Menginisiasi proyek dengan tipe BuildOperate-Transfer Memiliki SDM perusahaan berasal dari institusi yang terakreditasi baik dari negara asal maupun negara penyelenggara Memiliki SDM yang berkemampuan komunikasi berbahasa asing yang baik Perusahaan memiliki tenaga ahli yang memiliki pengalaman seminimnya 7 tahun setelah lulus dari perguruan tinggi dan setidaknya 2 tahun pengalaman dalam pekerjaan enjiniring tertentu Perusahaan memiliki tingkat penjualan yang cukup bersaing dengan kompetitornya Perusahaan memiliki rasio keuntungan yang cukup bersaing dengan kompetitornya Telah Memiliki Sistem pembinaan SDM yang baik sehingga mengurangi turn over SDM Risiko Kontraktual Risiko negative (ancaman) Terjadi revisi aturan yang menjadi dasar kontrak Risiko positive (peluang) Perusahaan sudah memiliki pengetahuan tentang perbedaan sistem birokrasi di tiap negara Perusahaan sudah mengetahui peraturan perundang-undangan yang berbeda di tiap negara Perusahaan mengetahui regulasi-regulasi yang diterapkan MEA Perusahaan mengetahui elemen-elemen regulasi MEA Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2016) 4.2.2
Ko de R26
R27 R28 R29 R30 R31
R32 R33 R34
R35 R36 R37 R38 R39
Analisa Nilai Probabilitas Risiko Pada Kontraktor Analisa selanjutnya adalah analisa probabilitas dan dampak dari risiko-
risiko yang didapat dari identifikasi risiko. Proses analisa tingkat risiko dilakukan dengan memberikan kuisioner utama kepada para responden-responden yang terpilih sebelumnya tentang probabilitas risiko-risiko dan dampak risiko yang
42
dialami oleh pihak kontraktor terhadap peluang maupun terhadap ancaman. Kuisioner yang diajukan telah terlampir pada lampiran 2 pada halaman lampiran. Kuisioner utama tersebut berfungsi untuk mengetahui kemungkinan terjadinya risiko pada kontraktor. Para responden menjawab dengan memberikan nilai skala yang digunakan dalam mengukur nilai probabilitas dan dampak yaitu dengan rentang 1 sampai dengan 5 (PRAM Guide, 1997) dengan menggabungkan dengan rentang pembobotan seperti yang telah di jelaskan Garvey (2001) seperti yang telah di jelaskan pada bab 2 untuk mengakomodasi angka desimal dari nilai rata-rata dari probabilitas, dan dari hasil survey utama yang dilakukan kepada 34 responden didapatkan nilai rata-rata probabilitas. Adapun contoh cara perhitungan skor probabilitas adalah dari data yang didapat dari kuisioner, didapat penilaian responden terhadap probabilitas terjadinya variable risiko tentang Perusahaan belum mengetahui target pasar yang akan dituju perusahaan saat MEA diberlakukan (R1) yaitu dari 34 responden, 1 responden menyatakan bahwa probabilitas terjadinya sangat rendah (skala 1), 10 responden menyatakan bahwa probabilitas terjadinya rendah (skala 2), 13 responden menyatakan bahwa probabilitas terjadinya cukup (skala 3), 8 responden menyatakan bahwa probabilitas terjadinya tinggi (skala 4) dan 2 responden menyatakan bahwa probabilitas terjadinya sangat tinggi (skala 5). Kemudian dihitung rata-rata probabilitas =((1x1)+(10x2)+(13x3)+(8x4)+(2x5)): 34 = 3,00. Jadi diperoleh nilai skor probabilitas 3,00. Rentang pembobotan yang telah dijelaskan oleh Garvey (2001) dapat dideskripsikan menggunakan skala yang digunakan pada saat pengeplotan nilai probabilitas maupun impact di dalam matrix, perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5 dan dapat diinterpretasikan menjadi skala pada gambar 4.4 sebagai berikut: Sangat rendah 1
Rendah
1,5
Sedang
2,5
Tinggi
3,5
Sangat tinggi 4,5
5
Gambar 4. 4 Skala pembobotan Matrix (Hasil Olahan Peneliti, 2016)
.
43
Variabel risiko pada survey utama ini telah di kelompokan menjadi variabel risiko positif yang dapat diartikan sebagai peluang dan risiko negative sebagai ancaman, pengelompokan risiko tersebut dilalukan sesuai dengan survey pendahuluan yang telah dilakukan sebelum suvey utama. Rekapitulasi nilai ratarata seperti yang ditunjukan pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Nilai rata-rata probabilitas ancaman Probabilitas Ancaman Kode Res Total Nilai pon Skor Risiko Pasar/Operasional den 34 102 Perusahaan belum mengetahui target R1 3.00 pasar yang akan dituju perusahaan saat MEA diberlakukan 34 94 Tidak mampu memenuhi kebutuhan R2 2.76 produk konstruksi infrastruktur dan teknologi dalam mengerjakan proyek infrastruktur 34 105 Perusahaan belum mengetahui latar R3 3.09 belakang dan tujuan diterapkannya MEA Risiko Fungsional 124 Perusahaan belum memiliki personil R7 34 3.65 manajemen yang multinasional 34 106 Memiliki tingkat kedisiplinan pekerja R8 3.12 di tiap negara yang tidak sama dan kurang pengawasan 34 102 belum siap menghadapi kenaikan R9 3.00 upah dikarenakan penambahan jam kerja, mauapun keadaan ekonomi suatu negara 34 109 Terkena Hambatan tarif dan non tarif R20 3.21 yang berlaku di negara tujuan ekspansi Risiko Manajemen 34 106 belum mampu mendanai proyek R21 3.12 dengan nilai yang besar dalam mengerjakan proyek infrastruktur 34 108 Terjadi Fluktuasi inflasi dan nilai R22 3.18 tukar rupiah terhadap mata uang negara ASEAN
44
Kategori
Cukup
Cukup
Cukup
Tinggi Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Lanjutan Tabel 4.2 Nilai rata-rata probabilitas ancaman Probabilitas Ancaman Kode Respon Total Nilai den Skor Risiko Manajemen 34 114 Perusahaan belum mengerti tentang R23 3.35 aturan dari serikat ketenagakerjaan di negara-negara ASEAN 34 114 SDM yang beretika baik terutama R24 3.35 berhadapan dengan perilaku suap di negara penyelenggara proyek 34 123 Bunga pinjaman modal yang R25 3.62 cenderung meningkat dan tidak stabil, baik dari sumber dana lokal maupun asing 34 117 Perusahaan belum memiliki tingkat R26 3.44 pendapatan rata-rata yang cukup bersaing dengan kompetitornya Risiko Kontraktual 109 Terjadi revisi aturan yang menjadi R35 34 3.21 dasar kontrak
Kategori Cukup
Cukup
Tinggi
Cukup
Cukup
Dari hasil survey utama juga didapatkan nilai rata-rata probabilitas peluang, rekapitulasi nilai rata-rata probabilitas peluang ditunjukan pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Nilai rata-rata probabilitas peluang Probabilitas Peluang Risiko Pasar/Operasional Perusahaan mampu memanfaatkan teknologi konstruksi terbaru dan teknologi informasi
Kode
Nilai Kategori
R4
Respon Total den Skor 34 116
3.41
Cukup
Mengetahui regulasi ekspor impor, kepabeanan, prosedur dan sistem yang harus sudah diantisipasi perusahaan terkait MEA
R5
34
116
3.41
Cukup
Perusahaan mengerti budaya bisnis di negara-negara ASEAN
R6
34
115
3.38
Cukup
R10
34
82
2.41
Rendah
Risiko Fungsional Perusahaan mampu bernegosiasi dalam mengatasi dan mengerti budaya kerja di negara tujuan ekspansi
45
Lanjutan Tabel 4.3 Nilai rata-rata probabilitas peluang Probabilitas Peluang Kode Respon Total Nilai den Skor Risiko Fungsional 110 Telah memperbaiki kekuatan R11 34 3.24 perusahaan dalam rangka meningkatkan daya saing dengan kompetitor lokal maupun asing 117 Memenuhi kualifikasi non-teknis R12 34 3.44 dalam melakukan penawaran, baik dari kualifikasi manajemen perusahaan, sumber pendanaan hingga kualifikasi personil perusahaan dan memiliki kemampuan negosiasi pra tender maupun pasca tender 34 108 Memberi kepuasan dalam hal R13 3.18 pemberian tanggung jawab, peluang, jenjang karir dan insentif sesuai harapan dari para pekerja
Kategori Cukup
Cukup
Cukup
Perusahaan memiliki jumlah tenaga kerja bersertifikat yang cukup dikarenakan perbedaan standar kompetensi tenaga kerja
R14
34
117
3.44
Cukup
Perusahaan memiliki standar kompetensi yang menjamin kualitas pekerja
R15
34
116
3.41
Cukup
Perusahaan memliki proses rekrutmen SDM yang menjaring kebutuhan akan tenaga kerja Perusahaan mampu melaksanakan tanggung jawab sosial terhadap lingkungan sekitar proyek dengan baik Perusahaan memahami dan mengerti peraturan dan perundangan kompetisi usaha di negara negara ASEAN Perusahaan memiliki reputasi perusahaan yang baik secara nasional maupun internasional
R16
34
109
3.21
Cukup
R17
34
120
3.53
Tinggi
R18
34
109
3.21
Cukup
R19
34
111
3.26
Cukup
46
Lanjutan Tabel 4.3 Nilai rata-rata probabilitas peluang Probabilitas Peluang Kode Respon Total Nilai den Skor Risiko Manajemen 34 109 Menentukan bisnis utama dan R27 3.21 jumlah bisnis yang dijalankan ketika memasuki pasar konstruksi internasional 34 108 Kemampuan perusahaan dalam R28 3.18 Menginisiasi proyek dengan tipe Build-Operate-Transfer 34 110 Memiliki SDM perusahaan berasal R29 3.24 dari institusi yang terakreditasi baik dari negara asal maupun negara penyelenggara Variabel Risiko Peluang Kode Jumlah Total Nilai Risiko Manajemen 34 112 Memiliki SDM yang R30 3.29 berkemampuan komunikasi berbahasa asing yang baik 34 115 Perusahaan memiliki tenaga ahli R31 3.38 yang memiliki pengalaman seminimnya 7 tahun setelah lulus dari perguruan tinggi dan setidaknya 2 tahun pengalaman dalam pekerjaan enjiniring tertentu 34 115 Perusahaan memiliki tingkat R32 3.38 penjualan yang cukup bersaing dengan kompetitornya 34 114 Perusahaan memiliki rasio R33 3.35 keuntungan yang cukup bersaing dengan kompetitornya 34 110 Telah Memiliki Sistem pembinaan R34 3.24 SDM yang baik sehingga mengurangi turn over SDM Risiko Kontraktual 34 109 Perusahaan sudah memiliki R36 3.21 pengetahuan tentang perbedaan sistem birokrasi di tiap negara 34 105 Perusahaan sudah mengetahui R37 3.09 peraturan perundang-undangan yang berbeda di tiap negara
47
Kategori Cukup
Cukup
Cukup
Kategori Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Lanjutan Tabel 4.3 Nilai rata-rata probabilitas peluang Probabilitas Peluang Kode Respon Total Nilai Kategori den Skor Risiko Kontraktual 34 109 Perusahaan mengetahui regulasiR38 3.21 Cukup regulasi yang diterapkan MEA 34 101 Perusahaan mengetahui elemenR39 2.97 Cukup elemen regulasi MEA Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2016) Dari hasil penilaian tingkat probabilitas diketahui bahwa variable ancaman R7, R25, dan variable peluang R17 memiliki nilai probabilitas paling tinggi atau dapat diartikan bahwa menurut hasil survey variabel-variabel tersebut memiliki kemungkinan terjadi paling tinggi dan variabel ancaman mendominasi jumlah variabel ancaman yang memeiliki nilai tinggi lebih banyak dari pada variabel peluang. Dari hasil analisa penilaian probabilitas didapatkan bahwa probabilitas peluang yang mungkin muncul adalah faktor tanggung jawab sosial terhadap lingkungan sekitar proyek dengan baik juga ikut berpengaruh terhadap peluang perusahaan dalam menghadapi MEA ditunjukan dengan nilai probabilitas yang tinggi pada hasil penilaian probabilitas. Dari hasil analisa penilaian probabilitas didapatkan bahwa ancaman yang mungkin muncul antara lain Perusahaan belum memiliki personil manajemen yang multinasional (lintas negara) dan bunga pinjaman modal yang cenderung meningkat dan tidak stabil, baik dari sumber dana lokal maupun asing. Kedua variabel tersebut merupakan variabel yang memiliki nilai probabilitas tertinggi dan juga dapat menjadi ancaman pada saat MEA di berlakukan. Setelah mendapat nilai dari probabilitas dilanjutkan mencari nilai dari dampak. Nilai dari dampak kejadian didapat dari mengukur besarnya nilai dampak yang terjadi pada resiko-resiko yang relevan sehingga dapat diketahui langkah perusahaan dalam menghadapi ancaman maupun peluang pasar bebas. Kriteria penetapan kategori dampak ancaman ini berdasarkan analisa peneliti dari survey pendahuluan yang telah diberikan oleh responden.
48
4.2.3
Analisa Nilai Impact Risiko pada Kontraktor Proses analisa tingkat dampak juga dilakukan pada survey utama kepada
para responden. Kuisioner utama tersebut juga berfungsi untuk mengetahui tingkat dampak terjadinya risiko pada kontraktor. Para responden menjawab dengan memberikan nilai skala yang digunakan dalam mengukur nilai probabilitas dan dampak yaitu dengan rentang 1 sampai dengan 5 (PRAM Guide, 1997) dengan menggabungkan dengan rentang pembobotan seperti yang telah di jelaskan Garvey (2001) sesuai yang telah di jelaskan pada bab 2. Pembobotan dengan cara yang sama dengan probabilitas juga dilakukan untuk mengetahui kategori impact. Dari survey utama didapatkan juga nilai rata-rata impact. Adapun contoh cara perhitungan skor impact adalah dari data yang didapat dari kuisioner, didapat penilaian responden terhadap probabilitas terjadinya variable risiko tentang Perusahaan belum mengetahui target pasar yang akan dituju perusahaan saat MEA diberlakukan (R1) yaitu dari 34 responden, tidak ada responden menyatakan bahwa nilai impactnya sangat rendah (skala 1), 9 responden menyatakan bahwa nilai impactnya rendah (skala 2), 12 responden menyatakan bahwa nilai impactnya cukup (skala 3), 8 responden menyatakan bahwa nilai impactnya tinggi (skala 4), dan 5 responden menyatakan bahwa probabilitas terjadinya sangat sering (skala 5). Kemudian dihitung rata-rata probabilitas = ((0x1) + (9x2) + (12x3) + (8x4) + (5x5)) / 34 = 3,26. Jadi diperoleh nilai skor probabilitas 3,26. Variabel risiko pada survey utama ini juga telah di kelompokan menjadi variabel peluang dan ancaman, pengelompokan risiko tersebut dilalukan sesuai dengan survey pendahuluan yang telah dilakukan sebelum suvey utama. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5 dan nilai rata-rata seperti yang ditunjukan pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Nilai rata-rata impact ancaman Impact Ancaman Kode Respon Total Nilai den Skor Risiko Pasar/Operasional 111 Perusahaan belum mengetahui R1 34 3.26 target pasar yang akan dituju perusahaan saat MEA diberlakukan
49
Kategori Cukup
Lanjutan Tabel 4.4 Nilai rata-rata impact ancaman Impact Ancaman Kode Respon Total Nilai den Skor Risiko Pasar/Operasional 34 103 Tidak mampu memenuhi R2 3.03 kebutuhan produk konstruksi infrastruktur dan teknologi dalam mengerjakan proyek infrastruktur
Kategori Cukup
Perusahaan belum mengetahui latar belakang dan tujuan diterapkannya MEA Risiko Fungsional Perusahaan belum memiliki personil manajemen yang multinasional (lintas negara) Tidak memiliki tingkat kedisiplinan pekerja di tiap negara yang tidak sama dan kurang pengawasan Perusahaan belum siap menghadapi kenaikan upah dikarenakan penambahan jam kerja, mauapun keadaan ekonomi suatu negara Risiko Manajemen Terkena Hambatan tarif dan non tarif yang berlaku di negara tujuan ekspansi Perusahaan belum mampu mendanai proyek dengan nilai yang besar dalam mengerjakan proyek infrastruktur Terjadi Fluktuasi inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara ASEAN
R3
34
114
3.35
Cukup
R7
34
124
3.65
Tinggi
R8
34
109
3.21
Cukup
R9
34
110
3.24
Cukup
R20
34
111
3.26
Cukup
R21
34
108
3.18
Cukup
R22
34
126
3.71
Tinggi
Perusahaan belum mengerti tentang aturan dari serikat ketenagakerjaan di negaranegara ASEAN
R23
34
120
3.53
Tinggi
50
Lanjutan Tabel 4.4 Nilai rata-rata impact ancaman Impact Ancaman Kode Respon Total Nilai den Skor Risiko Manajemen 34 119 Belum memiliki SDM yang R24 3.50 beretika baik dalam proyek terutama berhadapan dengan perilaku suap di negara penyelenggara proyek Bunga pinjaman modal yang cenderung meningkat dan tidak stabil, baik dari sumber dana lokal maupun asing Perusahaan belum memiliki tingkat pendapatan rata-rata yang cukup bersaing dengan kompetitornya Risiko Kontraktual Terjadi revisi aturan yang menjadi dasar kontrak
Kategori Tinggi
R25
34
127
3.74
Tinggi
R26
34
115
3.38
Cukup
R35
34
115
3.38
Cukup
Dari hasil survey utama juga didapatkan nilai rata-rata probabilitas peluang, rekapitulasi nilai rata-rata probabilitas peluang ditunjukan pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Nilai rata-rata impact peluang Impact Peluang Ko Respon Total Nilai de den Skor Risiko Pasar/Operasional 119 Perusahaan mampu R4 34 3.50 memanfaatkan teknologi konstruksi terbaru dan teknologi informasi 116 Mengetahui regulasi ekspor R5 34 3.41 impor, kepabeanan, prosedur dan sistem yang harus sudah diantisipasi perusahaan terkait MEA 117 Perusahaan mengerti budaya R6 34 3.44 bisnis di negara-negara ASEAN Risiko Fungsional 112 mampu bernegosiasi dalam R10 34 3.29 mengatasi dan mengerti budaya kerja di negara tujuan ekspansi
51
Kategori Tinggi
Cukup
Cukup
Cukup
Lanjutan Tabel 4.5 Nilai rata-rata impact peluang Impact Peluang Kode Respon Total Nilai den Skor Risiko Fungsional 34 120 Telah memperbaiki kekuatan R11 3.53 perusahaan dalam rangka meningkatkan daya saing dengan kompetitor lokal maupun asing 34 125 Memenuhi kualifikasi non-teknis R12 3.68 dalam melakukan penawaran, baik dari kualifikasi manajemen perusahaan, sumber pendanaan hingga kualifikasi personil perusahaan dan memiliki kemampuan negosiasi pra tender maupun pasca tender 34 115 Memberi kepuasan dalam hal R13 3.38 pemberian tanggung jawab, peluang, jenjang karir dan insentif sesuai harapan dari para pekerja 34 120 Perusahaan memiliki jumlah R14 3.53 tenaga kerja bersertifikat yang cukup dikarenakan perbedaan standar kompetensi tenaga kerja 34 120 Perusahaan memiliki standar R15 3.53 kompetensi yang menjamin kualitas pekerja 34 117 Perusahaan memliki proses R16 3.44 rekrutmen SDM yang menjaring kebutuhan akan tenaga kerja 34 127 Perusahaan mampu R17 3.74 melaksanakan tanggung jawab sosial terhadap lingkungan sekitar proyek dengan baik 34 114 Perusahaan memahami dan R18 3.35 mengerti peraturan dan perundangan kompetisi usaha di negara negara ASEAN 34 119 Perusahaan memiliki reputasi R19 3.50 perusahaan yang baik secara nasional maupun internasional
52
Kategori Tinggi
Tinggi
Cukup
Tinggi
Tinggi
Cukup
Tinggi
Cukup
Tinggi
Lanjutan Tabel 4.5 Nilai rata-rata impact peluang Impact Peluang Kode Respon Total Nilai den Skor Risiko Manajemen 110 Menentukan bisnis utama dan R27 34 3.24 jumlah bisnis yang dijalankan ketika memasuki pasar konstruksi internasional 34 113 Kemampuan perusahaan dalam R28 3.32 Menginisiasi proyek dengan tipe Build-Operate-Transfer
Kategori Cukup
Cukup
Memiliki SDM perusahaan R29 berasal dari institusi yang terakreditasi baik dari negara asal maupun negara penyelenggara Memiliki SDM yang R30 berkemampuan komunikasi berbahasa asing yang baik Perusahaan memiliki tenaga R31 ahli yang memiliki pengalaman seminimnya 7 tahun setelah lulus dari perguruan tinggi dan setidaknya 2 tahun pengalaman dalam pekerjaan enjiniring tertentu
34
115
3.38
Cukup
34
114
3.35
Cukup
34
117
3.44
Cukup
Perusahaan memiliki tingkat penjualan yang cukup bersaing dengan kompetitornya
R32
34
118
3.47
Cukup
Perusahaan memiliki rasio R33 keuntungan yang cukup bersaing dengan kompetitornya Telah Memiliki Sistem R34 pembinaan SDM yang baik sehingga mengurangi turn over SDM Risiko Kontraktual Perusahaan sudah memiliki R36 pengetahuan tentang perbedaan sistem birokrasi di tiap negara
34
117
3.44
Cukup
34
119
3.50
Tinggi
34
118
3.47
Cukup
53
Lanjutan Tabel 4.5 Nilai rata-rata impact peluang Impact Peluang Kode Responden Total Nilai Skor Risiko Kontraktual 34 114 Perusahaan sudah mengetahui R37 3.35 peraturan perundangundangan yang berbeda di tiap negara 34 115 Perusahaan mengetahui R38 3.38 regulasi-regulasi yang diterapkan MEA 34 111 Perusahaan mengetahui R39 3.26 elemen-elemen regulasi MEA Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2016)
Kategori Cukup
Cukup
Cukup
Dari hasil penilaian tingkat probailitas diketahui bahwa variable ancaman R7, R22, R23, R24, R25 dan variable peluang R4, R11, R12, R14, R15, R17, R19, R34 memiliki nilai impact paling tinggi atau dapat diartikan bahwa menurut hasil survey variabel-variabel memiliki dampak paling besar dan variabel peluang mendominasi karena variabel yang memiliki nilai tinggi lebih banyak dari pada variael ancaman. Risiko perusahaan mampu memanfaatkan teknologi konstruksi terbaru dan teknologi informasi, telah memperbaiki kekuatan perusahaan dalam rangka meningkatkan daya saing dengan kompetitor lokal maupun asing, dan memenuhi kualifikasi non-teknis dalam melakukan penawaran, baik dari kualifikasi manajemen perusahaan, sumber pendanaan hingga kualifikasi personil perusahaan dan memiliki kemampuan negosiasi pra tender maupun pasca tender mempunyai skala dampak terhadap peluang paling besar karena berkat risiko tersebut perusahaan mampu bersaing di dalam pasar konstruksi internasional dan ditunjang risiko-risiko lainnya yang termasuk dalam skala yang tinggi. Risiko belum memiliki personil manajemen yang multinasional (lintas negara), mempunyai dampak ancaman paling besar karena berkat risiko tersebut perusahaan tidak akan mampu bersaing di dalam pasar konstruksi internasional. Terjadi fluktuasi inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara ASEAN, perusahaan belum mengerti tentang aturan dari serikat ketenagakerjaan di negara-negara ASEAN, belum memiliki SDM yang beretika baik dalam proyek
54
terutama berhadapan dengan perilaku suap di negara penyelenggara proyek, bunga pinjaman modal yang cenderung meningkat dan tidak stabil, baik dari sumber dana lokal maupun asing juga dapat menghambat peluang perusahaan untuk bersaing di pasar bebas dikarenakan faktor-faktor ini juga memiliki dampak yang besar. 4.2.4
Analisa Risiko Peluang dan Ancaman Menggunakan Matrix Setelah mengetahui risiko-risiko yang telah terjadi pada pelaksanaan MEA
dilanjutkan dengan analisa risiko yang dilakukan dengan membuat tabel Probability x Impact (PxI). Terlebih dahulu dilakukan pengeplotan nilai risiko rata-rata yang didapatkan dari seluruh responden kedalam salah satu matriks probabilitas dan dampak. Proses Pembuatan tabel Probability x Impact (PxI) dengan cara menghitung nilai probabilitas kejadian menggunakan nilai variable probabilitas peluang yang telah diketahui. Setelah itu juga menghitung nilai dampak terhadap peluang kontrakor menggunakan nilai variable impact peluang yang telah diketahui. Hasil perhitungan probability x Impact (PxI) dapat dilihat di lembar lampiran. Pengklasifikasian risiko dikategorikan menjadi lima bagian, yaitu Very Low (VL), Low (L), moderate (M), High (H) atau Very High (VH) menurut PMI 2008. Misal didapat nilai probabilitas dari variabel memiliki SDM yang berkemampuan komunikasi berbahasa asing yang baik adalah 3.24 sedangkan dampaknya terhadap adalah 3.38. Setelah dilakukan pengeplotan terhadap matrik probabilitas dan dampak variabel risiko memiliki SDM yang berkemampuan komunikasi berbahasa asing yang baik terletak pada warna kuning yang merupakan kategori medium. Proses Pembuatan tabel Probability x Impact (PxI) juga dilakukan untuk risiko-risiko kategori ancaman. Dari proses ini diharapkan didapatkan gambaran ancaman yang akan terjadi ketika MEA diberlakukan. Gambar 4.5 adalah contoh pengeplotan nilai probabilitas dan dampak ke dalam matriks, misal didapat nilai probabilitas dari variabel terjadi revisi aturan yang menjadi dasar kontrak adalah 3.24 sedangkan dampaknya terhadap adalah 3.50.
55
Almost Certain (5)
Almost Certain (5)
Likely (4)
Likely (4)
Moderate (3)
Moderate (3)
Unlikely (2)
Unlikely (2)
Rare (1)
Rare (1)
Probability
insignifican Minor (2) Moderat Major t (1) e (4) Impact
Catastrophic Catastro Major (4) Moderat Minor phic (5) e (3) (2) (5) Impact
Probabili ty
insignific ant (1)
Keterangan Kategori Risiko :
= Low = Medium = High Gambar 4. 5 Contoh Ploting Matriks Probabilitas dan Dampak (Hasil olahan peneliti, 2016) Setelah dilakukan pengeplotan terhadap matrik probabilitas dan dampak variabel risiko terjadi revisi aturan yang menjadi dasar kontrak pada warna kuning yang merupakan kategori medium. Rincian perhitungan level risiko menggunakan ploting pada matrix telah dilampirkan pada lampiran 5 di halaman lampiran dan hasil ploting kategori risiko peluang sesuai matriks probabilitas dan dampak yang dilakukan di gambar 4.6 dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini: Tabel 4.6 Kategori Risiko Peluang Peluang Pada Kontraktor Perusahaan mampu memanfaatkan teknologi konstruksi terbaru dan teknologi informasi
Kategori Risiko High
Mengetahui regulasi ekspor impor, kepabeanan, prosedur dan sistem yang harus sudah diantisipasi perusahaan terkait MEA
Medium
Perusahaan mengerti budaya bisnis di negara-negara ASEAN
Medium
Perusahaan mampu bernegosiasi dalam mengatasi dan mengerti budaya kerja di negara tujuan ekspansi Telah memperbaiki kekuatan perusahaan dalam rangka meningkatkan daya saing dengan kompetitor lokal maupun asing
High
56
Medium
Lanjutan Tabel 4.6 Kategori Risiko Peluang Peluang Pada Kontraktor Memenuhi kualifikasi non-teknis dalam melakukan penawaran, baik dari kualifikasi manajemen perusahaan, sumber pendanaan hingga kualifikasi personil perusahaan dan memiliki kemampuan negosiasi pra tender maupun pasca tender Memberi kepuasan dalam hal pemberian tanggung jawab, peluang, jenjang karir dan insentif sesuai harapan dari para pekerja Perusahaan memiliki jumlah tenaga kerja bersertifikat yang cukup dikarenakan perbedaan standar kompetensi tenaga kerja Perusahaan memiliki standar kompetensi yang menjamin kualitas pekerja Perusahaan memliki proses rekrutmen SDM yang menjaring kebutuhan akan tenaga kerja Perusahaan mampu melaksanakan tanggung jawab sosial terhadap lingkungan sekitar proyek dengan baik Perusahaan memahami dan mengerti peraturan dan perundangan kompetisi usaha di negara negara ASEAN Perusahaan memiliki reputasi perusahaan yang baik secara nasional maupun internasional Menentukan bisnis utama dan jumlah bisnis yang dijalankan ketika memasuki pasar konstruksi internasional Kemampuan perusahaan dalam Menginisiasi proyek dengan tipe Build-Operate-Transfer Memiliki SDM perusahaan berasal dari institusi yang terakreditasi baik dari negara asal maupun negara penyelenggara Memiliki SDM yang berkemampuan komunikasi berbahasa asing yang baik Perusahaan memiliki tenaga ahli yang memiliki pengalaman seminimnya 7 tahun setelah lulus dari perguruan tinggi dan setidaknya 2 tahun pengalaman dalam pekerjaan enjiniring tertentu Perusahaan memiliki tingkat penjualan yang cukup bersaing dengan kompetitornya Perusahaan memiliki rasio keuntungan yang cukup bersaing dengan kompetitornya Telah Memiliki Sistem pembinaan SDM yang baik sehingga mengurangi turn over SDM Perusahaan sudah memiliki pengetahuan tentang perbedaan sistem birokrasi di tiap negara
57
Kategori Risiko High
Medium Medium High Medium Medium Low Medium Medium Medium Medium Medium Medium
Medium Medium Medium Medium
Lanjutan Tabel 4.6 Kategori Risiko Peluang Peluang Pada Kontraktor Perusahaan sudah mengetahui peraturan perundang-undangan yang berbeda di tiap negara Perusahaan mengetahui regulasi-regulasi yang diterapkan MEA Perusahaan mengetahui elemen-elemen regulasi MEA Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2016)
Kategori Risiko Medium Medium Medium
Dari hasil pengeplotan nilai probabilitas dan nilai dampak didapatkan kategori risiko. Risiko peluang yang berdampak pada peluang adalah perusahaan mampu memanfaatkan teknologi konstruksi terbaru dan teknologi informasi, perusahaan mampu bernegosiasi dalam mengatasi dan mengerti budaya kerja di negara tujuan ekspansi, memenuhi kualifikasi non-teknis dalam melakukan penawaran, baik dari kualifikasi manajemen perusahaan, sumber pendanaan hingga kualifikasi personil perusahaan dan memiliki kemampuan negosiasi pra tender maupun pasca tender, dan perusahaan memiliki standar kompetensi yang menjamin kualitas pekerja termasuk kedalam kategori risiko high. Kategori high didapat setelah pengeplotan antara nilai probabilitas dan dampak berada pada wilayah warna merah yang merupakan wilayah kategori high. Proses Pembuatan tabel Probability x Impact (PxI) juga dilakukan untuk risiko-risiko kategori ancaman. Dari proses ini diharapkan didapatkan gambaran ancaman yang akan terjadi ketika MEA diberlakukan. Perhitungan kategori risiko ancaman dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini: Tabel 4.7 Kategori Risiko ancaman Ancaman Pada Kontraktor
Kategori risiko Perusahaan belum mengetahui target pasar yang akan dituju Medium perusahaan saat MEA diberlakukan Tidak mampu memenuhi kebutuhan produk konstruksi infrastruktur Medium dan teknologi dalam mengerjakan proyek infrastruktur Perusahaan belum mengetahui latar belakang dan tujuan Medium diterapkannya MEA Perusahaan belum memiliki personil manajemen yang multinasional Medium (lintas negara) Tidak memiliki tingkat kedisiplinan pekerja di tiap negara yang Medium tidak sama dan kurang pengawasan
58
Lanjutan Tabel 4.7 Kategori Risiko Ancaman Ancaman Pada Kontraktor
Kategori risiko Perusahaan belum siap menghadapi kenaikan upah dikarenakan Medium penambahan jam kerja, mauapun keadaan ekonomi suatu negara Terkena Hambatan tarif dan non tarif yang berlaku di negara tujuan High ekspansi Perusahaan belum mampu mendanai proyek dengan nilai yang besar dalam mengerjakan proyek infrastruktur Terjadi Fluktuasi inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara ASEAN Perusahaan belum mengerti tentang aturan dari serikat ketenagakerjaan di negara-negara ASEAN Belum memiliki SDM yang beretika baik dalam proyek terutama berhadapan dengan perilaku suap di negara penyelenggara proyek Bunga pinjaman modal yang cenderung meningkat dan tidak stabil, baik dari sumber dana lokal maupun asing Perusahaan belum memiliki tingkat pendapatan rata-rata yang cukup bersaing dengan kompetitornya Terjadi revisi aturan yang menjadi dasar kontrak Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2016)
Medium High High Medium High Medium Medium
Dari hasil pengeplotan nilai probabilitas dan nilai dampak didapatkan kategori risiko. Risiko ancaman yang berdampak pada ancaman antara lain terkena hambatan tarif dan non tarif yang berlaku di negara tujuan ekspansi, terjadi Fluktuasi inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara ASEAN, perusahaan belum mengerti tentang aturan dari serikat ketenagakerjaan di negaranegara ASEAN, bunga pinjaman modal yang cenderung meningkat dan tidak stabil, baik dari sumber dana lokal maupun asing termasuk kedalam kategori risiko high. Kategori very high didapat setelah pengeplotan antara nilai probabilitas dan dampak berada pada wilayah warna merah yang merupakan wilayah kategori high. Risiko belum mampu mendanai proyek dengan nilai yang besar dalam mengerjakan proyek infrastruktur adalah salah satu risiko ancaman yang termasuk kedalam kategori risiko sedang-tinggi. Kategori sedang-tinggi didapat setelah pengeplotan antara nilai probabilitas dan dampak berada pada wilayah warna kuning yang merupakan wilayah kategori medium. 59
4.3
Hasil analisa dan pembahasan
4.3.1
Risiko dengan nilai tertinggi Proses pengeplotan dan pengkategorian risiko yang memiliki level risiko
tertinggi telah di lampirkan pada lampiran 6 dan hasil pengeplotan semua variabel-variabel risiko yang dapat terjadi pada penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN ditunjukan pada gambar 4.6 berikut ini:
R12
R4 R25
R15
R10
R22
R23
R20
Keterangan Kategori Risiko :
= Low = Medium = High Gambar 4. 6 Hasil Ploting Matrix Probabilitas dan Dampak (Hasil Olahan Peneliti, 2016) Dari tabel perhitungan pada lampiran 6 dan ploting matriks pada gambar 4.6 kategori risiko didapatkan 4 risiko peluang dan 4 risiko ancaman yang mempunyai nilai cukup besar dibandingkan dengan risiko-risiko yang lainnya. Risiko yang mempunyai nilai besar ini yang memiliki kemungkinan terjadinya paling besar dan menimbulkan dampak yang signifikan dibanding dengan risiko yang lain. Pada tabel dibawah ini adalah risiko-risiko yang mempunyai nilai besar yang berada pada kategori high. Tabel 4.8 Risiko dengan nilai tertinggi Variabel Peluang 1 Perusahaan mampu memanfaatkan teknologi konstruksi terbaru dan teknologi informasi
60
Kode R4
2
3 4
1 2 3 4
Lanjutan Tabel 4.8 Risiko dengan nilai tertinggi Variabel Peluang Memenuhi kualifikasi non-teknis dalam melakukan penawaran, baik dari kualifikasi manajemen perusahaan, sumber pendanaan hingga kualifikasi personil perusahaan dan memiliki kemampuan negosiasi pra tender maupun pasca tender Perusahaan memiliki standar kompetensi yang menjamin kualitas pekerja Perusahaan mampu bernegosiasi dalam mengatasi dan mengerti budaya kerja di negara tujuan ekspansi Variabel Ancaman Bunga pinjaman modal yang cenderung meningkat dan tidak stabil, baik dari sumber dana lokal maupun asing Terkena Hambatan tarif dan non tarif yang berlaku di negara tujuan ekspansi Terjadi Fluktuasi inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara ASEAN Perusahaan belum mengerti tentang aturan dari serikat ketenagakerjaan di negara-negara ASEAN Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2016)
Kode R12
R15 R10
R25 R20 R22 R23
Dari analisa risiko yang telah dilakukan, didapatkan 4 risiko yang kemungkinan terjadinya cukup besar dan menimbulkan dampak yang signifikan terhadap peluang. Penyebab dan akibat pada risiko risiko ini didapatkan berdasarkan kajian dari litelatur tentang variabel-variabel terkait. Risiko yang kemungkinan terjadinya cukup besar dan menimbulkan dampak yang signifikan terhadap peluang yang pertama adalah perusahaan mampu memanfaatkan teknologi konstruksi terbaru dan teknologi informasi. Pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi dapat memperlancar kegiatan perusahaan kontraktor dalam memasuki pasar konstruksi internasional. Jin et al (2013)
menjelaskan
bahwa
pemanfaatan
kemajuan
teknologi
informasi
merupakan salah satu indikator penilaian performa perusahaan internasional. Menurut Han et al (2010) dengan banyaknya ditemukan proyek-proyek infrastruktur dan fasilitas industri, proyek-proyek infrastruktur dan fasilitas industri tentunya berbeda dengan jenis proyek lainnya. Tentunya akan adanya tuntutan pengggunaan teknologi konstruksi yang relevan dan terbaru dari
61
penyelenggara proyek, dimana tidak semua perusahaan kontraktor memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk menyediakan teknologi konstruksi terbaru tersebut yang dapat menjadi peluang bagi perusahaan-perusahaan yang telah siap untuk menerapkan teknologi-teknologi terbaru tersebut. Variabel risiko yang kedua adalah kualifikasi non-teknis dalam melakukan penawaran, baik dari kualifikasi manajemen perusahaan, sumber pendanaan hingga kualifikasi personil perusahaan dan memiliki kemampuan negosiasi pra tender maupun pasca tender. Menurut Han et al (2010), lingkungan pasar yang baru tentu berhubungan dengan adanya perubahan sistem dan peraturan. Pada sistem pemilihan kontraktor tradisional, umumnya menggunakan kriteria penawar harga terendah. Sedangkan pada pasar konstruksi internasional, kriteria pemilihan kontraktor tidak hanya melihat dari harga terendah, tetapi melihat kualifikasi non teknis seperti kondisi manajemen perusahaan, sumber pendanaan, personil perusahaan dan lain-lain. Risiko yang ketiga adalah perusahaan memiliki standar kompetensi yang menjamin kualitas pekerja. Ketika MEA diberlakukan dan perusahaan ingin memasuki pasar konstruksi internasional yang lebih luas, perusahaan harus memiliki SDM enjiniring yang bersertifikat internasional atau dengan standar ASEAN apabila ingin secara bebas berpartisipasi mengerjakan proyek-proyek di negara ASEAN. (ASEAN, 2005). Aturan ini tertuang di dalam perjanjian pengaturan tenaga kerja enjiniring ASEAN yaitu Mutual Recognition Arangement for Engineering Service. Risiko yang terakhir adalah perusahaan mampu bernegosiasi dalam mengatasi dan mengerti budaya kerja di negara tujuan ekspansi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Chan & Tse (2003), perbedaan budaya kerja di negara ASEAN sangat mempengaruhi performa dalam proyek internasional. Adanya perbedaan budaya kerja sangat bisa dipastikan dapat memunculkan perselisihan dengan penduduk asli negara penyelenggara proyek. Masalah yang harus sangat diperhatikan terutama adalah cara bernegosiasi dengan budaya kerja di negara penyelenggara proyek, tanpa adanya pengetahuan dari perusahaan tentang budaya negosiasi di negara lain, perusahaan akan mengalami kesulitan dalam keberlangsungan proyek untuk kedepannya. 62
Dari analisa risiko yang telah dilakukan juga didapatkan risiko-risiko yang kemungkinan terjadinya cukup besar dan menimbulkan ancaman bagi perusahaan dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. Yang pertama adalah bunga pinjaman modal yang cenderung meningkat dan tidak stabil, baik dari sumber dana lokal maupun asing. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Gunhan & Arditi (2005), Fluktuasi nilai tukar uang harus menjadi perhatiaan khusus dari perusahaan, terutama jika berhadapan dengan kontrak pekerjaan yang melibatkan mata uang asing. Perubahan suku bunga di negara proyek juga sangat berpengaruh dan dapat mengakibatkan kerugian dari sisi pemodalan jika
sewaktu-waktu terjadi perubahan suku bunga. Risiko yang kedua adalah terkena hambatan tarif dan non tarif yang berlaku di negara tujuan ekspansi. Sesuai dengan ASEAN Trade in Goods Agreement (ATIGA) bahwa ASEAN menjadi kawasan arus barang yang bebas sebagai salah satu prinsip untuk membentuk pasar tunggal dan basis produksi dalam AEC, meminimalkan hambatan dan memperkuat kerjasama diantara negara anggota ASEAN,dan juga demi menurunkan biaya usaha. Namun dalam penerapannya masih mungkin ditemukan hambatan tariff dan non tariff dikarenakan pengimplementasian yang berbeda di tiap negara.
Risiko yang ketiga adalah terjadi fluktuasi inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara ASEAN. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Gunhan & Arditi (2005). Fluktuasi nilai tukar uang harus menjadi perhatiaan khusus dari perusahaan, terutama jika berhadapan dengan kontrak pekerjaan yang melibatkan mata uang asing. Apabila perusahaan tidak memperhatikan fluktuasi nilai tukar mata uang, akan mempersulit perusahaan untuk melakukan perhitungan keuntungan, kemungkinan adanya perubahan harga material dan upah pekerja. Selain itu, fluktuasi nilai tukar uang juga dapat berpengaruh pada biaya pengembalian uang pinjaman dan bunga yang diterapkan oleh penyedia dana.
Risiko yang terakhir adalah perusahaan belum mengerti tentang aturan dari serikat ketenagakerjaan di negara-negara ASEAN. Zhang (2011), menyatakan bahwa risiko sosial yang muncul ketika suatu perusahaan kontraktor mengerjakan proyek diluar negeri adalah adanya perbedaan budaya kerja antara kontraktor dari negara lain dengan negara penyelenggara proyek. Hal ini berkaitan dengan
63
peraturan tersebut yang mengatur nilai upah pekerja konstruksi, tanggung jawab yang harus dipenuhi perusahaan apabila akan menggunakan tenaga kerja dari negara penyelenggara proyek, dan beberapa permasalahan tentang budaya kerja di negara penyelenggara proyek. 4.3.2
Respon risiko Respon dilakukan hanya pada risiko yang berkategori tinggi. Hal ini
karena risiko tersebut mempunyai tingkat kejadian yang cukup besar dan juga dapat menimbulkan dampak yang besar pada perusahaan. Respon tersebut didapat dari survey disertai wawancara terakhir terhadap beberapa responden. Pada kuisioner yang di bagikan para responden mengisi pilihan respon baik itu peluang dan ancaman dengan memberikan tanda centang ( √ ) pada kolom kategori respon risiko telah di tentukan sebelumnya melalui kajian literatur, dimana respon risiko untuk ancaman adalah diterima (Ignore), dikurangi (Mitigation), dialihkan (Transferred), dan dihindari (Avoidance) (Santoso, 2009), dan respon risiko untuk peluang adalah diterima (Acceptance), dimanfaatkan (Exploit), dibagikan (Transferred), dan diperbanyak (Enhance) (Hilson, 2002), responden dapat memilih lebih dari satu respon. Untuk mendetailkan respon risiko untuk variabel yang sudah ditentukan maka respon dibandingkan kembali dengan penyebab dan akibat risiko itu terjadi, kemudian responden juga menjelaskan bagaimana respon nyata yang dapat dilakukan sehingga didapatkan respon risiko yang sesuai untuk perusahaan-perusahaan kontraktor yang akan menghadapi pasar bebas. Setelah dilakukan survey lanjutan untuk respon risiko yang berkategori tinggi. Untuk kategori peluang diketahui bahwa sebanyak 21 responden memilih respon risiko dimanfaatkan (Exploit) pada peluang kemampuan perusahaan memanfaatkan teknologi konstruksi terbaru dan teknologi informasi, 23 reponden memilih respon risiko memanfaatkan (Exploit) peluang kemampuan bernegosiasi dalam mengerti budaya kerja di negara tujuan ekspansi, 16 reponden memanfaatkan (Exploit) peluang memenuhi kualifikasi non-teknis dalam melakukan penawaran, baik dari kualifikasi manajemen perusahaan, sumber pendanaan hingga kualifikasi personil perusahaan dan memiliki kemampuan
64
negosiasi pra maupun pasca tender, dan 16 reponden memilih memanfaatkan (Exploit) peluang memiliki standar kompetensi yang menjamin kualitas pekerja. Pada kategori ancaman diketahui bahwa sebanyak 15 reponden memilih untuk mengurangi (Mitigation) ancaman hambatan tariff dan non-tarif yang berlaku di negara tujuan ekspansi, 14 responden memilih untuk mengurangi (Mitigation) ancaman terjadi fluktuasi inflasi pada nilai tukar rupiah terhadapa mata uang negara ASEAN, 14 responden memilih untuk mengurangi (Mitigation) ancaman belum mengerti tentang aturan dari serikat ketenagakerjaan di negaranegara ASEAN, dan 13 responden memilih untuk mengurangi (Mitigation) ancaman bunga pinjaman modal yang cenderung meningkat dan tidak stabil baik dari sumber dana lokal maupun asing. Respon risiko yang telah didapatkan kemudian dicoba dibandingkan dengan literatur yang menjadi sumber variabel risiko tersebut seperti yang dilakukan pada saat mendeskripsikan risiko risiko yang berdampak signifikan pada sub-bab sebelumnya, sehingga dapat dideskripsikan sesuai respon risiko yang telah didapatkan dari responden. Responden kemudian memberi deskripsi respon berdasarkan pilihan respon yang telah di sediakan. Hasil respon kontraktor di tunjukan pada tabel 4.9. Tabel 4.9 Respon Risiko Penyebab respon
Risiko Peluang 1 Perkembangan Kemajuan teknologi Teknologi komunikasi dan informasi dalam dunia konstruksi. (Jin et al, 2013) (Han et al, 2010) 2 Kriteria perubahan sistem, pemilihan peraturan, dan dalam pasar kebutuhan (Han et konstruksi al, 2010) global
65
Memanfaatkan teknologi baru diadaptasikan agar sesuai dengan pola kerja selama ini dan diharapkan bisa menjadi lebih efisien
Menyesuaikan dengan Kualifikasi non-teknis dalam melakukan penawaran, baik dari kualifikasi manajemen perusahaan, sumber pendanaan hingga kualifikasi personil perusahaan dan memiliki kemampuan negosiasi pra tender maupun pasca tender standar di ASEAN sehingga memiliki efisiensi dalam hal pelaksanan tender dan juga dapat diakui sebagai perusahaan yang mampu melaksanakan semua pekerjaan
Lanjutan Tabel 4.9 Respon Risiko Risiko Peluang Penyebab respon 3 Tenaga kerja Mutual Recognition Menerapkan standar baku yang harus dimiliki oleh semua pekerja kurang berkualitas Arangement in sehingga dapat pula menjamin Engineering Services kualitas dari pekerjaan yang (MRA) (ASEAN, 2005) dilaksanakan Mengikutsertakan tenaga ahli perusahaan dalam sertifikasi bertaraf internasional 4 Perbedaan budaya Perbedaan budaya kerja Menyesuaikan dan mengerti budaya di kerja di negara ASEAN negara tujuan sehingga mampu (Chan & Tse, 2003) bernegosiasi di negara tujuan ekspansi diharapkan akan membuka peluang kerja di negara tujuan ekspansi Risiko Ancaman Penyebab Respon 1 Meningkatnya Perubahan Suku bunga Mengubah manajemen pembiayaan suku bunga baik di negara sendiri agar tidak tergantung pada pinjaman, maupun negara tujuan. melakukan pinjaman modal dengan (Gunhan & Arditi, perhitungan yang kuat untuk asumsi 2005) pelaksanaan yang baik dan menguntungkan 2 Tingginya Implementasi aturan Pemahaman peraturan yang berlaku terkait sebagai dasar perhitungan hambatan tarif dan yang berbeda di tiap dalam proses perencanaan non tarif negara (Departemen pekerjaan sehingga pekerjaan masih perdagangan republik bisa dilaksanakan dan Indonesia, 2010) menguntungkan Mengurangi penggunanaan material import (menggunakan material dari negara tempat proyek berlangsung) 3 Fluktuasi inflasi Keadaan ekonomi tiap Selalu memantau informasi terkait dan nilai tukar negara yang berbedahal-hal diluar ilmu sipil (keadaan uang beda (Gunhan & Arditi, ekonomi) sehingga kemungkinan 2005) terjadi nya inflasi sudah dapat diprediksi dan tidak terlalu mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan 4 Pengaduan oleh Perbedaan aturan dan Mengikuti seminar atau pelatihan tenaga kerja pengetahuan yang untuk menjelaskan pemahaman dan minim serikat perbedaan aturan dari Negara-negara ketenagakerjaan tiap ASEAN dan tata cara pemenuhan negara (Zhang, 2011) aturan tersebut Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2016)
66
Risiko yang pertama adalah peluang perusahaan mampu memanfaatkan teknologi konstruksi terbaru dan teknologi informasi dapat memperlancar kegiatan perusahaan kontraktor dalam memasuki pasar konstruksi internasional. Dengan adanya kesiapan dari pihak kontraktor untuk melaksanakan proyekproyek infrastruktur dan fasilitas industri tentunya akan menjadi kekuatan tersendiri bagi perusahaan dalam bersaing memperebutkan proyek di pasar internasional.
Sebagai peluang untuk meningkatkan kemampuan kontraktor
dengan teknologi baru untuk diadaptasikan agar sesuai dengan pola kerja selama ini dan diharapkan bisa menjadi lebih efisien dan perusahaan perlu untuk mengekplorasi, memanfaatkan, mengumpulkan teknologi komunikasi dan informasi terbaru dalam dunia konstruksi untuk dapat bersaing pada pasar ASEAN. Risiko yang kedua adalah memanfaatkan atau mengekploitasi peluang kualifikasi non-teknis dalam melakukan penawaran, baik dari kualifikasi manajemen perusahaan, sumber pendanaan hingga kualifikasi personil perusahaan dan memiliki kemampuan negosiasi pra tender maupun pasca tender. Hal ini akan sering diterapkan di pasar konstruksi internasional agar dapat disesuaikan dengan kondisi kontrak yang akan diajukan. Dengan pemanfaatan hal tersebut diharapkan tercapainya kontraktor yang baik sesuai dengan standar di ASEAN sehingga memiliki efisiensi dalam hal pelaksanan tender dan juga dapat diakui sebagai perusahaan yang mampu melaksanakan semua pekerjaan. Selain itu juga kondisi kualifikasi non teknis juga disesuaikan dengan jenis proyek yang di lelang dan perusahaan dapat memiliki nilai lebih untuk bersaing dengan memanfaatkan peluang risiko ini. Risiko yang ketiga adalah memiliki standar kompetensi yang menjamin kualitas pekerja. Ketika MEA diberlakukan, perusahaan dihadapkan oleh aturan yang tertuang di dalam perjanjian pengaturan tenaga kerja enjiniring ASEAN yaitu Mutual Recognition Arangement for Engineering Service. Dalam perjanjian tersebut ada persyaratan khusus untuk menjadi penyedia jasa yang dapat melakukan pemenuhan kebutuhan konsumen di semua kawasan ASEAN. Tenaga kerja yang memasuki kualifikasi tersebut adalah tenaga kerja yang memiliki
67
pengalaman tidak kurang 7 tahun di bidang enjiniring dan setidaknya 2 tahun pengalaman mengemban tanggung jawab pekerjaan enjiniring tertentu setelah lulus dari perguruan tinggi yang terakreditasi baik dari negara asal maupun negara penyelenggara proyek, selain itu tenaga kerja harus terdaftar dan memiliki sertifikat yang lisensinya dikeluarkan oleh suatu badan di negara asal yang diakui komite monitor ASEAN. Perusahaan harus merespon peluang ini dengan mengaplikasikannya pada tenaga kerja yang akan direkrut maupun tenaga kerja yang sudah dimiliki sehingga dapat menjamin standar kompetensi pekerja dan mengikutsertakan tenaga ahli perusahaan dalam sertifikasi bertaraf internasional. Risiko yang terakhir adalah perusahaan mampu bernegosiasi dalam mengatasi dan mengerti budaya kerja di negara tujuan ekspansi. Dengan mengetahui budaya dan mampu bernegosiasi diharapkan akan membuka peluang kerja di Negara tujuan ekspansi. Perusahaan dapat memanfaatkan risiko ini dengan mempelajari dan menyesuaikan dengan budaya dan cara negosiasi dengan negara tujuan ekspansi, hal ini dapat menjadi keunggulan tersendiri bagi suatu perusahaan ketika akan mengerjakan suatu proyek di negara ASEAN lainnya. Ancaman yang telah direspon juga dicoba untuk di bandingkan sehingga dapat dihasilkan deskripsi respon risiko yang sesuai dengan respon risiko yang telah didapatkan dari responden. Yang pertama adalah bunga pinjaman modal yang cenderung meningkat dan tidak stabil, baik dari sumber dana lokal maupun asing. Responden merespon ancaman ini dengan mengurangi pengaruh ancaman sehingga kerugian akibat dr ancaman ini dapat di tekan. Mengubah manajemen terkait pembiayaan agar tidak selalu tergantung pada pinjaman, walaupun melakukan pinjaman modal sudah harus mempunyai perhitungan yang kuat untuk asumsi pelaksanaan yang baik dan menguntungkan. Risiko yang kedua adalah terkena hambatan tarif dan non tarif yang berlaku di negara tujuan ekspansi. Perusahaan dapat mengatasi ancaman tersebut dengan memperkaya informasi dan pengetahuan tentang hambatan tariff dan nontarif
negara-negara ASEAN serta mengacu pada ATIGA sehingga dampak
ancaman dapat dikurangi sesuai dengan respon yang telah dipilih oleh responden.
68
Risiko yang ketiga adalah terjadi fluktuasi inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara ASEAN. Repon risiko yang dapat di lakukan untuk mengurangi dampak ancaman ini adalah mendetilkan perhitungan keuntungan dan finansial serta adanya upaya dari perusahaan untuk melakukan dan mempelajari informasi keuangan perusahaan dan perusahaan kompetitor di negara lain untuk mengetahui fluktuasi nilai tukar uang dan inflasi agar nantinya dapat memudahkan perusahaan dalam melakukan perhitungan biaya operasional proyek, keuntungan proyek, metode pengajuan penawaran dan keputusan untuk melakukan pemesanan material. Risiko yang terakhir adalah perusahaan belum mengerti tentang aturan dari serikat ketenagakerjaan di negara-negara ASEAN. Respon risiko yang sesuai adalah dengan memperkaya pengetahuan dengan mencari dan mempelajari informasi aturan serikat kerja dan mengaplikasikannya ketika mengerjakan proyek pada negara tujuan ekspansi.
69
“ Halaman ini sengaja dikosongkan “
70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1
Kesimpulan Hasil akhir dari penelitian adalah merupakan jawaban dari awal
permasalahan yang ada pada bab awal penelitian ini, yaitu: 1. Dari hasil survey pendahuluan didapatkan 39 variabel risiko yang relevan pada penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN yang terdiri dari 25 variabel peluang dan 14 variabel ancaman. 2.
Berdasarkan analisa risiko didapat 4 yang bernilai tinggi yang dapat menjadi peluang dan 4 risiko yang menjadi ancaman kontraktor menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN yang mempunyai nilai risiko dalam kategori tinggi, peluang tersebut adalah mampu memanfaatkan teknologi konstruksi terbaru dan teknologi informasi, memenuhi kualifikasi non-teknis dalam melakukan penawaran, baik dari kualifikasi manajemen perusahaan, sumber pendanaan hingga kualifikasi personil perusahaan dan memiliki kemampuan negosiasi pra tender maupun pasca tender, memiliki standar kompetensi yang menjamin kualitas pekerja, mampu bernegosiasi dalam mengatasi dan mengerti budaya kerja di negara tujuan ekspansi. Sedangkan ancaman yang akan terjadi adalah Bunga pinjaman modal yang cenderung meningkat dan tidak stabil, baik dari sumber dana lokal maupun asing, terkena hambatan tarif dan non tarif yang berlaku di negara tujuan ekspansi, terjadi Fluktuasi inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara ASEAN, dan belum mengerti tentang aturan dari serikat ketenagakerjaan di negara-negara ASEAN.
3. Respon yang dilakukan kontraktor terhadap empat variabel peluang yang berdampak signifikan adalah dengan memanfaatkan (exploit) peluang tersebut sebaik-baiknya sehingga menghasilkan manfaat bagi perusahaan. Sedangkan respon risiko yang dilakukan terhadap empat variabel ancaman yang berdampak signifikan terhadap kontraktor adalah dengan mengurangi (mitigation) besarnya risiko sehingga kerugian terhadap perusahaan berkurang.
71
5.2
Saran Tentunya penelitian ini masih belum sempurna. Untuk penelitian-
penilitian sejenis selanjutnya disarankan analisa risiko yang dilakukan tidak hanya pada factor peluang dan ancaman namun dapat dimasukan juga faktor strategi. Analisa risiko dari sisi strategi bisa menjadi acuan bagi para kontraktor apabila akan melakukan eskpansi ke pasar internasional dan dapat mengtahui kekuatan dan kelemahan perusahaannya.
72
DAFTAR PUSTAKA ASEAN. (2005). ASEAN Mutual Recognition in Engineering Service. Diambil kembali dari www.asean.org. Association of Project Management. (1997), Project Risk Analysis and Management (PRAM) Guide, APM Group. High Wycombe, UK. Bertinus, S. (2009). Faktor-Faktor Internal Kontraktor Indonesia Yang Mempengaruhi Kesiapan Dalam Menghadapi Era Globalisasi. Jurnal Teknik Sipil, Universitas Tama Jagakarsa, Jakarta. Chan, E. H., & Tse, R. T. (2003). Cultural Consideration in International Construction Contract. Journal Of Construction Engineering And Management, ASCE, 129 :375-381. Departemen Perdagangan Republik Indonesia. (2010). Menuju ASEAN Economic Community 2015. Departemen Perdagangan Republik Indonesia. Dewanta, R. (2011). Analisa Risiko Konstruksi Pada Proyek Pembangunan Rusunami Kebagusan City Jakarta. Dey, P.K. (2002). Project Risk Management : Acombined Analytic Hierarchy Process and Decision tree Aproach. International journal. Dwisaputra, R. dan Aryaji, 2007. Kerjasama Perdagangan Internasional: Peluang dan Tantangan bagi Indonesia. PT Elex Media Komputindo., Jakarta. Enshassi, A., Mohamed, S., Mosa, J.A. (2008). Risk Management Building Project in Palestine: Contructors Perspective. Emirates Journal Engineering Research. Garvey, P. R. (2001) "Implementing a Risk Management Process for a Large Scale Information System Upgrade - A Case Study", INCOSE Insight, May 2001, p.5. Gunhan, S., & Arditi, D. (2005). Factors Affecting International Construction. Journal Of Construction Engineering And Management, ASCE 131:273282. Gunhan, S., & Arditi, D. (2005). International Expansion Decision for Construction Companies. Journal Of Construction Engineering And Management, ASCE, 131:928-937. Hamidizadeh, M., & Zargaranyazd, M. (2014). Analyzing International Readiness of Small and Medium-Sized Entreprises. Central Business Review Volume 3, Number 4. Han, S. H., Kim, D. Y., Jang, H. S., & Choi, S. (2010). Strategies for Contractor to Sustain Growth in The Global Construction Market. Habitat International 34 (2010), Elsevier, 1–10. Hillson, D. A. (2002). The Risk Breakdown Structure (RBS) as an Aid to Effective Risk Management. 5th European Project Management Conference. Hillson, D. A. (2004) Effective opportunity management for projects: Exploiting positive risk. Marcel Dekker., New York. Husein, A. (2011). Manajemen Proyek. Andi Offset., Yogyakarta
73
Jin, Z., Deng, F., Li, H., & Skitmore, M. (2013). Practical Framework for Measuring Performance of International Construction Firms. Journal Of Construction Engineering And Management, ASCE, 2013.139:1154-1167. Lu, W., Li, H., Shen, L., & Huang, T. (2009). Strength, Weakness, Opportunities, and Threats Analysis of Chinese Construction Companies in The Global Market. Journal Of Management In Engineering, ASCE, 2009.25:166-176. Mahendrawathi, H, A., & Astuti, H. M. (2014). Readiness of Indonesia Companies for ASEAN Economic Community - Preliminary Findings from Automotive and Garment Industry. International Conference on Industrial Engineering and Operations Management. Bali. Nurhemi, (2007). Kerjasama Perdagangan Internasional: Peluang dan Tantangan dalam Kerjasama Perdagangan Internasional. PT.Elex Media Komputindo., Jakarta PMI. (2008). A Guide to the Project Management Of Body Knowledge (PMBOK Guide). Pennsylvania. USA. Prasetyo, R. F. (2015). Analisis Faktor Persepsi Kesiapan dan Kesadaran Kontraktor Di Surabaya dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN, Tesis Master., Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Rynhart, G., & Chang, J.-H. (2014). ROAD TO ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 HANDBOOK. Bureau for Employers’ Activities (ACT/EMP) working paper; No 7, ISBN: 978-92-2-128765-0. Santosa, B. 2009. Manajemen Proyek, Graha Ilmu., Yogyakarta. Shen, L.Y., Wu, W.C., Catherine, S. (2001). Risk Assessment For Construction Joint Ventures In China. Journal Of Construction Engineering and Management. Scott, D. L. (2003), Wall Street Words: An A to Z Guide to Investment Terms for Today's Investor. Houghton Mifflin Company., Massachusetts. Stulz, R. M. (1996), Rethinking Risk Management. Journal of Applied Corporate Finance, 9: 8–25. doi:10.1111/j.1745-6622.1996.tb00295.x Well-Stam, V, D., Lindenaar, F., Kinderen, V, S., & van den Bunt, B.P. (2004). Project Risk Management: an Essential Tool for Managing and Controlling Projects, Kogan Page., London. Williams, T.M. (1993). Risk Management Infrastructures. International Journal of Project Management. Wilson, J, S., Mann, C, L., Otsuki, T., (2006). Trade Facilitation and Economic Development: Measuring the Impact. World Bank Policy Research 2988. dalam Damuri, Y.R., 2006. Fasilitasi Perdagangan dalam WTO dan Relevansinya bagi Indonesia, Analisis CSIS, 35: 240. Zain, M., & Kasim, N. M. (2012). Strategies of Family Business in a Newly Globalized Developing Economy. Journal of Family Business Management Vol. 2 Iss: 2, 147 - 165. Zhang, X. (2011). Social Risks for International Playes in the Construction Market : A China Study. Habitat International 35 , Elsevier, (2011) 514519, . Zavadskas, E.K., Turskis, Z., Tamosoitiene, J. (2009). Risk Assessment of Contruction Projects. Journal of Civil Engineering and Management.
74
LAMPIRAN
Lampiran 1
KUISIONER PENDAHULUAN Magister Manajemen Proyek Konstruksi Program Pascasarjana Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Kepada Yth. Bapak/ Ibu Di Tempat Dengan hormat, berikut saya sampaikan kuisioner sebagai alat survey untuk membantu penelitian : ANALISA RISIKO PERUSAHAAN KONTRAKTOR DI SURABAYA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN. Tujuan dari penelitian ini adalah dengan mengetahui risiko yang akan terjadi pada kontraktor dalam menghadapi MEA,sehingga bisa diketahui langkah strategi respon risiko-risiko apa yang diambil perusahaan dalam menghadapi MEA nanti. Maka dari itu besar harapan saya agar Bapak/Ibu bisa bekerja sama dalam pengisian kuisioner untuk membantu penelitian ini. Hasil dari penelitian ini dapat memberi manfaat untuk pengembangan penelitian tentang MEA selanjutnya dan juga dapat mengembangkan penelitian untuk pemilihan strategi apa yang perlu diterapkan perusahaan dalam mengembangkan bisnisnya di pasar konstruksi internasional. Atas perhatian dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih. Hormat saya, M. Awallutfi Andhika Putra, ST Mahasiswa S2 Program Magister Manajemen Proyek Konstruksi ITS No. Telp : 081333170911/0818368842 Email :
[email protected] I. Informasi Responden Tuliskan biodata anda pada kolom dan beri tanda √ pada kotak yang tersedia dibawah ini : Nama Responden
.......................................................................
No.Telp/E-mail
.......................................................................
Nama Perusahaan
........................................................................
Lama Keterlibatan dalam perusahaan Peran Dalam Perusahaan Latar Belakang Keilmuan
.............................................................Tahun Pemilik Manajer Perusahaan S1
S2
75
S3
Lain-Lain (..................)
II. Keterangan Pengisian 1. Beri tanda √ pada kotak yang tersedia berdasarkan persepsi dan pengetahuan dari bapak/ibu tentang relevansi atas variabel kuisisoner, "setuju" jika jenis risiko tersebut merupakan sumber risiko pada kontraktor, "tidak setuju" jika jenis risiko tersebut BUKAN merupakan risiko pada kontraktor. 2. Beri tanda √ pada kotak yang tersedia berdasarkan persepsi dan pengetahuan dari bapak/ibu tentang jenis risiko variabel kuisisoner, "Peluang" jika jenis risiko tersebut merupakan sumber risiko yang dapat memunculkan PELUANG untuk keuntungan perusahaan, "Negatif" jika jenis risiko tersebut merupakan ANCAMAN bagi perusahaan kontraktor. 3. Pada kolom yang dikosongkan tuliskan contoh risiko yang mungkin ditemui namun belum dijabarkan pada kuisioner ini, kemudian berilah tanda √ pada kotak yang tersedia sesuai dengan poin 1 & 2 di atas. Variabel Risiko Pada Kontraktor
Relevansi Risiko
Risiko Pasar/Operasional
Setuju
Kemampuaan memanfaatkan teknologi konstruksi terbaru dan teknologi informasi Pengetahuan regulasi ekspor impor, kepabeanan, prosedur dan sistem yang harus sudah diantisipasi perusahaan terkait Masyarakat Ekonomi ASEAN Kemampuan memenuhi kebutuhan produk konstruksi infrastruktur dan teknologi perusahaan dalam mengerjakan proyek infrastruktur
Risiko Fungsional Kemampuan bernegosiasi dalam mengatasi dan mengerti budaya kerja di negara tujuan ekspansi Perusahaan memperbaiki kekuatan perusahaan dalam rangka meningkatkan daya saing dengan kompetitor lokal maupun asing Perusahaan memenuhi kualifikasi non-teknis dalam melakukan penawaran, baik dari kualifikasi manajemen perusahaan, sumber pendanaan hingga kualifikasi personil perusahaan dan memiliki kemampuan negosiasi pra tender maupun pasca tender Perusahaan memiliki personil manajemen yang multinasional (lintas negara)
76
Tidak Setuju
Jenis Risiko Positif (Peluang)
Negatif (Negatif)
Variabel Risiko Pada Kontraktor
Relevansi Risisko
Risiko Fungsional
Setuju
Perusahaan mampu memberi kepuasan dalam hal pemberian tanggung jawab, peluang, jenjang karir dan insentif sesuai harapan dari para pekerja Perusahaan memiliki tingkat kedisiplinan pekerja di tiap negara yang tidak sama dan kurang pengawasan Kesiapan perusahaan menghadapi kenaikan upah dikarenakan penambahan jam kerja, mauapun keadaan ekonomi suatu negara Perusahaan memiliki jumlah tenaga kerja bersertifikat yang cukup dikarenakan perbedaan standar kompetensi tenaga kerja Perusahaan memiliki standar kompetensi yang menjamin kualitas pekerja Perusahaan memliki proses rekrutmen SDM yang menjaring kebutuhan akan tenaga kerja Perusahaan mampu melaksanakan tanggung jawab sosial terhadap lingkungan sekitar proyek dengan baik Perusahaan memahami dan mengerti peraturan dan perundangan kompetisi usaha di negara negara ASEAN Perusahaan memiliki reputasi perusahaan yang baik secara nasional maupun internasional
Risiko Manajemen Menentukan bisnis utama dan jumlah bisnis yang dijalankan ketika memasuki pasar konstruksi internasional Terkena Hambatan tarif dan non tarif yang berlaku di negara tujuan ekspansi Perusahaan mampu mendanai proyek dengan nilai yang besar dalam mengerjakan proyek infrastruktur Kemampuan perusahaan dalam Menginisiasi proyek dengan tipe Build-Operate-Transfer Terjadi Fluktuasi inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara ASEAN
77
Tidak Setuju
Jenis Risiko Positif (Peluang)
Negatif (Ancaman)
Variabel Risiko Pada Kontraktor
Relevansi Risisko Tidak Setuju Setuju
Risiko Manajemen Memiliki SDM perusahaan berasal dari institusi yang terakreditasi baik dari negara asal maupun negara penyelenggara Perusahaan memiliki SDM yang memiliki kemampuan komunikasi berbahasa asing yang baik Perusahaan mengerti tentang aturan dari serikat ketenagakerjaan di negara-negara ASEAN Perusahaan memiliki tenaga ahli yang memiliki pengalaman seminimnya 7 tahun setelah lulus dari perguruan tinggi dan setidaknya 2 tahun pengalaman dalam pekerjaan enjiniring tertentu Perusahaan memiliki tingkat penjualan yang cukup bersaing dengan kompetitornya Perusahaan memiliki rasio keuntungan yang cukup bersaing dengan kompetitornya Memiliki SDM yang beretika baik dalam proyek terutama apabila berhadapan dengan perilaku suap di negara penyelenggara proyek Memiliki Sistem pembinaan SDM yang baik sehingga mengurangi turn over SDM Bunga pinjaman modal yang cenderung meningkat dan tidak stabil, baik dari sumber dana lokal maupun asing Perusahaan memiliki tingkat pendapatan ratarata yang cukup bersaing dengan kompetitornya
Risiko Kontraktual Terjadi revisi aturan yang menjadi dasar kontrak Perusahaan sudah memiliki pengetahuan tentang perbedaan sistem birokrasi di tiap negara Perusahaan sudah mengetahui peraturan perundang-undangan yang berbeda di tiap negara
78
Jenis Risiko Positif Negatif (Peluang) (Ancaman)
Variabel Risiko Pada Kontraktor Risiko Kesiapan dan Kesadaran Kontraktor Perusahaan mengetahui kapan MEA mulai diberlakukan Perusahaan mengetahui latar belakang dan tujuan diterapkannya MEA Perusahaan mengetahui regulasi-regulasi yang diterapkan MEA Perusahaan mengetahui dampak positif bagi perusahaan akibat diterapkannya MEA Perusahaan mengetahui dampak ancaman bagi perusahaan akibat diterapkannya MEA Perusahaan mengetahui elemen-elemen regulasi MEA Perusahaan mengetahui target pasar yang akan dituju perusahaan saat MEA diberlakukan Perusahaan mempersiapkan strategi untuk menghadapi MEA Perusahaan mengetahui resiko yang akan muncul ketika memasuki pasar konstruksi internasional Perusahaan mengerti budaya bisnis di negaranegara ASEAN
79
Relevansi Risisko Tidak Setuju Setuju
Jenis Risiko Positif Negatif (Peluang) (Ancaman)
80
Lampiran 2
KUISIONER UTAMA Magister Manajemen Proyek Konstruksi Program Pascasarjana Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Kepada Yth. Bapak/ Ibu Di Tempat Dengan hormat, berikut saya sampaikan kuisioner sebagai alat survey untuk membantu penelitian : ANALISA RISIKO PERUSAHAAN KONTRAKTOR DI SURABAYA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN. Tujuan dari penelitian ini adalah dengan mengetahui risiko yang akan terjadi pada kontraktor dalam menghadapi MEA,sehingga bisa diketahui langkah strategi respon risiko-risiko apa yang diambil perusahaan dalam menghadapi MEA nanti. Maka dari itu besar harapan saya agar Bapak/Ibu bisa bekerja sama dalam pengisian kuisioner untuk membantu penelitian ini. Hasil dari penelitian ini dapat memberi manfaat untuk pengembangan penelitian tentang MEA selanjutnya dan juga dapat mengembangkan penelitian untuk pemilihan strategi apa yang perlu diterapkan perusahaan dalam mengembangkan bisnisnya di pasar konstruksi internasional. Atas perhatian dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih. Hormat saya, M. Awallutfi Andhika Putra, ST Mahasiswa S2 Program Magister Manajemen Proyek Konstruksi ITS No. Telp : 081333170911/0818368842 Email :
[email protected] I. Informasi Responden Tuliskan biodata anda pada kolom dan beri tanda √ pada kotak yang tersedia dibawah ini : Nama Responden No.Telp/E-mail
....................................................................... .......................................................................
Nama Perusahaan
........................................................................
Lama Keterlibatan dalam perusahaan Peran Dalam Perusahaan Latar Belakang Keilmuan
.............................................................Tahun Pemilik Manajer Perusahaan S1
S2
81
S3
Lain-Lain (..................)
II. Keterangan Pengisian Beri nilai 1-5 pada kotak yang tersedia berdasarkan persepsi dan pengetahuan dari bapak/ibu tentang seberapa besar risiko akan terjadi dan tingkat pengaruh/dampak risiko terhadap kemungkinan intervensi perusahaan asing terhadap kontraktor di Surabaya. Likelyhood (kemungkinan terjadinya risiko pada kontraktor) Sangat Rendah/Kecil (SR) = 1 Rendah/Kecil (R) =2 Cukup/Sedang (C) =3 Tinggi/Besar (T) =4 Sangat Tinggi/Besar (ST) = 5 Impact (tingkat pengaruh/dampak risiko pada kontraktor) Sangat Rendah/Kecil (SR) = 1 Rendah/Kecil (R) =2 Cukup/Sedang (C) =3 Tinggi/Besar (T) =4 Sangat Tinggi/Besar (ST) = 5 Probabilty (frekuensi Impact (tingkat Variabel Risiko Pada Kontraktor terjadinya risiko pengaruh/dampak risiko pada kontraktor) pada kontraktor) 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Risiko Pasar/Operasional Risiko negative (ancaman) Perusahaan belum mengetahui target pasar yang akan dituju perusahaan saat MEA diberlakukan Tidak mampu memenuhi kebutuhan produk konstruksi infrastruktur dan teknologi dalam mengerjakan proyek infrastruktur Perusahaan belum mengetahui latar belakang dan tujuan diterapkannya MEA Risiko positive (peluang) Perusahaan mampu memanfaatkan teknologi konstruksi terbaru dan teknologi informasi Mengetahui regulasi ekspor impor, kepabeanan, prosedur dan sistem yang harus sudah diantisipasi perusahaan terkait MEA Perusahaan mengerti budaya bisnis di negara-negara ASEAN
82
Variabel Risiko Pada Kontraktor
Probabilty (frekuensi terjadinya risiko pada kontraktor) 1 2 3 4 5
Risiko Fungsional Risiko negative (ancaman) Perusahaan belum memiliki personil manajemen yang multinasional (lintas negara) Tidak memiliki tingkat kedisiplinan pekerja di tiap negara yang tidak sama dan kurang pengawasan Perusahaan belum siap menghadapi kenaikan upah dikarenakan penambahan jam kerja, mauapun keadaan ekonomi suatu negara Risiko positive (peluang) Perusahaan mampu bernegosiasi dalam mengatasi dan mengerti budaya kerja di negara tujuan ekspansi Telah memperbaiki kekuatan perusahaan dalam rangka meningkatkan daya saing dengan kompetitor lokal maupun asing Memenuhi kualifikasi non-teknis dalam melakukan penawaran, baik dari kualifikasi manajemen perusahaan, sumber pendanaan hingga kualifikasi personil perusahaan dan memiliki kemampuan negosiasi pra tender maupun pasca tender Memberi kepuasan dalam hal pemberian tanggung jawab, peluang, jenjang karir dan insentif sesuai harapan dari para pekerja Perusahaan memiliki jumlah tenaga kerja bersertifikat yang cukup dikarenakan perbedaan standar kompetensi tenaga kerja
83
Impact (tingkat pengaruh/dampak risiko pada kontraktor) 1 2 3 4 5
Variabel Risiko Pada Kontraktor
Probabilty (frekuensi terjadinya risiko pada kontraktor) 1 2 3 4 5
Risiko Fungsional Risiko positive (peluang) Perusahaan memiliki standar kompetensi yang menjamin kualitas pekerja Perusahaan memliki proses rekrutmen SDM yang menjaring kebutuhan akan tenaga kerja Perusahaan mampu melaksanakan tanggung jawab sosial terhadap lingkungan sekitar proyek dengan baik Perusahaan memahami dan mengerti peraturan dan perundangan kompetisi usaha di negara negara ASEAN Perusahaan memiliki reputasi perusahaan yang baik secara nasional maupun internasional Risiko Manajemen Risiko negative (ancaman) Terkena Hambatan tarif dan non tarif yang berlaku di negara tujuan ekspansi Perusahaan belum mampu mendanai proyek dengan nilai yang besar dalam mengerjakan proyek infrastruktur Terjadi Fluktuasi inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara ASEAN Perusahaan belum mengerti tentang aturan dari serikat ketenagakerjaan di negara-negara ASEAN Belum memiliki SDM yang beretika baik dalam proyek terutama berhadapan dengan perilaku suap di negara penyelenggara proyek
84
Impact (tingkat pengaruh/dampak risiko pada kontraktor) 1 2 3 4 5
Variabel Risiko Pada Kontraktor
Probabilty (frekuensi terjadinya risiko pada kontraktor) 1 2 3 4 5
Risiko Manajemen Risiko negative (ancaman) Bunga pinjaman modal yang cenderung meningkat dan tidak stabil, baik dari sumber dana lokal maupun asing Perusahaan belum memiliki tingkat pendapatan rata-rata yang cukup bersaing dengan kompetitornya Risiko positive (peluang) Menentukan bisnis utama dan jumlah bisnis yang dijalankan ketika memasuki pasar konstruksi internasional Kemampuan perusahaan dalam Menginisiasi proyek dengan tipe Build-Operate-Transfer Memiliki SDM perusahaan berasal dari institusi yang terakreditasi baik dari negara asal maupun negara penyelenggara Memiliki SDM yang berkemampuan komunikasi berbahasa asing yang baik Perusahaan memiliki tenaga ahli yang memiliki pengalaman seminimnya 7 tahun setelah lulus dari perguruan tinggi dan setidaknya 2 tahun pengalaman dalam pekerjaan enjiniring tertentu Perusahaan memiliki tingkat penjualan yang cukup bersaing dengan kompetitornya Perusahaan memiliki rasio keuntungan yang cukup bersaing dengan kompetitornya Telah Memiliki Sistem pembinaan SDM yang baik sehingga mengurangi turn over SDM
85
Impact (tingkat pengaruh/dampak risiko pada kontraktor) 1 2 3 4 5
Variabel Risiko Pada Kontraktor
Probabilty (frekuensi terjadinya risiko pada kontraktor) 1 2 3 4 5
Risiko Kontraktual Risiko negative (ancaman) Terjadi revisi aturan yang menjadi dasar kontrak Risiko positive (peluang) Perusahaan sudah memiliki pengetahuan tentang perbedaan sistem birokrasi di tiap negara Perusahaan sudah mengetahui peraturan perundang-undangan yang berbeda di tiap negara Perusahaan mengetahui regulasiregulasi yang diterapkan MEA Perusahaan mengetahui elemenelemen regulasi MEA
86
Impact (tingkat pengaruh/dampak risiko pada kontraktor) 1 2 3 4 5
Lampiran 3
KUISIONER RESPON Magister Manajemen Proyek Konstruksi Program Pascasarjana Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Kepada Yth. Bapak/ Ibu Di Tempat Dengan hormat, berikut saya sampaikan kuisioner sebagai alat survey untuk membantu penelitian : ANALISA RISIKO PERUSAHAAN KONTRAKTOR DI SURABAYA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN. Tujuan dari penelitian ini adalah dengan mengetahui risiko yang akan terjadi pada kontraktor dalam menghadapi MEA,sehingga bisa diketahui langkah strategi respon risiko-risiko apa yang diambil perusahaan dalam menghadapi MEA nanti. Maka dari itu besar harapan saya agar Bapak/Ibu bisa bekerja sama dalam pengisian kuisioner untuk membantu penelitian ini. Hasil dari penelitian ini dapat memberi manfaat untuk pengembangan penelitian tentang MEA selanjutnya dan juga dapat mengembangkan penelitian untuk pemilihan strategi apa yang perlu diterapkan perusahaan dalam mengembangkan bisnisnya di pasar konstruksi internasional. Atas perhatian dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih. Hormat saya, M. Awallutfi Andhika Putra, ST Mahasiswa S2 Program Magister Manajemen Proyek Konstruksi ITS No. Telp : 081333170911/0818368842 Email :
[email protected] I. Informasi Responden Tuliskan biodata anda pada kolom dan beri tanda √ pada kotak yang tersedia dibawah ini : Nama Responden
.......................................................................
No.Telp/E-mail
.......................................................................
Nama Perusahaan
........................................................................
Lama Keterlibatan dalam perusahaan Peran Dalam Perusahaan Latar Belakang Keilmuan
.............................................................Tahun Pemilik Manajer Perusahaan S1
S2
87
S3
Lain-Lain (..................)
III. Keterangan Pengisian Beri tanda √ pada kotak yang tersedia berdasarkan persepsi dan pengetahuan dari bapak/ibu, terdapat 4 alternatif jawaban berdasarkan penanganan risiko menurut pengalaman bapak/ibu/saudara dari tiap kejadian tersebut, yaitu: Jika Risiko NEGATIF atau memunculkan ANCAMAN, Maka: 1. Diterima (acceptance) Apabila risiko diterima dengan konsekuensi kerugian yang akan diterima 2. Dikurangi (mitigation) Apabila risiko yang akan terjadi dikurangi besarnya sehingga kerugian berkurang 3. Dialihkan (transferred) Apabila risiko dialihkan ke pihak lain 4. Dihindari (avoidance) apabila menolak untuk menerima risiko dengan cara tidak melakukan suatu kegiatan karena tidak mau menanggung risiko akibat kegiatan tersebut. Jika Risiko POSITIF atau memunculkan PELUANG, Maka: 1. Diterima (Ignore) Apabila risiko diterima dikarenakan peluangnya kecil sehingga tidak diperlukan tindakan signifikan untuk memanfaatkan peluang tersebut. 2. Dimanfaatkan (Exploit) Apabila risiko yang akan terjadi peluangnya dimanfaatkan sebaik-baiknya dan risiko ketidakpastiannya dihilangkan sehingga menghasilkan manfaat bagi perusahaan. 3. Dibagikan (transferred) Apabila risiko dialihkan ke pihak lain sehingga dapat memaksimalkan peluang dan meningkatkan potensi manfaat. 4. Diperbanyak (Enhance) Dimana peluang yang dapat terjadi jumlahnya di perbanyak atau di perbesar kemungkinan dan dampaknya
88
Variabel Risiko Pada Kontraktor
Respon Resiko Negatif (Ancaman) Terima
Terkena Hambatan tarif dan non tarif yang berlaku di negara tujuan ekspansi Terjadi Fluktuasi inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara ASEAN Perusahaan belum mengerti tentang aturan dari serikat ketenagakerjaan di negara-negara ASEAN Bunga pinjaman modal yang cenderung meningkat dan tidak stabil, baik dari sumber dana lokal maupun asing
89
Kurangi
Alihkan Hindari
Variabel Risiko Pada Kontraktor Risiko Pasar/Operasional
Respon Resiko Positif (Peluang) Terima
Perusahaan mampu memanfaatkan teknologi konstruksi terbaru dan teknologi informasi Perusahaan mampu bernegosiasi dalam mengatasi dan mengerti budaya kerja di negara tujuan ekspansi Memenuhi kualifikasi non-teknis dalam melakukan penawaran, baik dari kualifikasi manajemen perusahaan, sumber pendanaan hingga kualifikasi personil perusahaan dan memiliki kemampuan negosiasi pra tender maupun pasca tender Perusahaan memiliki standar kompetensi yang menjamin kualitas pekerja
90
Manfaatkan
Bagikan Perbanyak
Lampiran 4 Hasil tabulasi survey pendahuluan
Variabel Risiko
Kode R1
setuju tidak Positif setuju (Peluang) 5 0 2
Negatif (Ancaman) 3
Jumlah Responden 5
Perusahaan mengetahui target pasar yang akan dituju perusahaan saat MEA diberlakukan Kemampuaan memanfaatkan teknologi konstruksi terbaru dan teknologi informasi
R2
3
2
4
1
5
Pengetahuan regulasi ekspor impor, kepabeanan, prosedur dan sistem yang harus sudah diantisipasi perusahaan terkait Masyarakat Ekonomi ASEAN Kemampuan memenuhi kebutuhan produk konstruksi infrastruktur dan teknologi perusahaan dalam mengerjakan proyek infrastruktur Perusahaan mengerti budaya bisnis di negara-negara ASEAN Perusahaan mengetahui latar belakang dan tujuan diterapkannya MEA Risiko Fungsional Kemampuan bernegosiasi dalam mengatasi dan mengerti budaya kerja di negara tujuan ekspansi Perusahaan memperbaiki kekuatan perusahaan dalam rangka meningkatkan daya saing dengan kompetitor lokal maupun asing Perusahaan memenuhi kualifikasi non-teknis dalam melakukan penawaran, baik dari kualifikasi manajemen perusahaan, sumber pendanaan hingga kualifikasi personil perusahaan dan memiliki kemampuan negosiasi pra tender maupun pasca tender
R3
3
2
3
2
5
R4
5
0
2
3
5
R5 R6
3 3
2 2
4 3
1 3
5 5
5
0
3
2
5
R7
3
2
4
1
5
R8
4
1
3
2
5
Perusahaan memiliki personil manajemen yang multinasional (lintas negara) Perusahaan mampu memberi kepuasan dalam hal pemberian tanggung jawab, peluang, jenjang karir dan insentif sesuai harapan dari para pekerja
R9
4 4
1 1
2 3
3 2
5 5
Perusahaan memiliki tingkat kedisiplinan pekerja di tiap negara yang tidak sama dan kurang pengawasan Kesiapan perusahaan menghadapi kenaikan upah dikarenakan penambahan jam kerja, mauapun keadaan ekonomi suatu negara
R10
5
0
2
3
5
R11
4
1
0
5
5
Perusahaan memiliki jumlah tenaga kerja bersertifikat yang cukup dikarenakan perbedaan standar kompetensi tenaga kerja Perusahaan memiliki standar kompetensi yang menjamin kualitas pekerja Perusahaan memliki proses rekrutmen SDM yang menjaring kebutuhan akan tenaga kerja
R12
4
1
3
2
5
R13 R14
3 3
2 2
3 3
2 2
5 5
91
Perusahaan mampu melaksanakan tanggung jawab sosial terhadap lingkungan sekitar proyek dengan baik Perusahaan memahami dan mengerti peraturan dan perundangan kompetisi usaha di negara negara ASEAN Perusahaan memiliki reputasi perusahaan yang baik secara nasional maupun internasional Risiko Manajemen Menentukan bisnis utama dan jumlah bisnis yang dijalankan ketika memasuki pasar konstruksi internasional Terkena Hambatan tarif dan non tarif yang berlaku di negara tujuan ekspansi Perusahaan mampu mendanai proyek dengan nilai yang besar dalam mengerjakan proyek infrastruktur Kemampuan perusahaan dalam Menginisiasi proyek dengan tipe Build-OperateTransfer Terjadi Fluktuasi inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara ASEAN Memiliki SDM perusahaan berasal dari institusi yang terakreditasi baik dari negara asal maupun negara penyelenggara Perusahaan memiliki SDM yang memiliki kemampuan komunikasi berbahasa asing yang baik Perusahaan mengerti tentang aturan dari serikat ketenagakerjaan di negara-negara ASEAN Perusahaan memiliki tenaga ahli yang memiliki pengalaman seminimnya 7 tahun setelah lulus dari perguruan tinggi dan setidaknya 2 tahun pengalaman dalam pekerjaan enjiniring tertentu Perusahaan memiliki tingkat penjualan yang cukup bersaing dengan kompetitornya Perusahaan memiliki rasio keuntungan yang cukup bersaing dengan kompetitornya
R15
4
1
4
2
5
R16
5
0
4
2
5
R17
4
1
4
2
5
R18 R19
5
0
5
0
5
R20 R21
4 5
1 0
0 1
5 4
5 5
R22
4
1
3
2
5
R23 R24
5 4
0 1
0 3
5 2
5 5
R25
4
1
3
2
5
R26
4
1
2
3
5
R27
3
2
4
1
5
R28 R29
4 3
1 2
3 4
2 1
5 5
Memiliki SDM yang beretika baik dalam proyek terutama apabila berhadapan dengan perilaku suap di negara penyelenggara proyek
R30
5
0
2
3
5
Memiliki Sistem pembinaan SDM yang baik sehingga mengurangi turn over SDM Bunga pinjaman modal yang cenderung meningkat dan tidak stabil, baik dari sumber dana lokal maupun asing Perusahaan memiliki tingkat pendapatan rata-rata yang cukup bersaing dengan kompetitornya
R31 R32
3 4
2 1
3 1
2 4
5 5
R33
4
1
3
3
5
92
Risiko Kontraktual Terjadi revisi aturan yang menjadi dasar kontrak Perusahaan sudah memiliki pengetahuan tentang perbedaan sistem birokrasi di tiap negara Perusahaan sudah mengetahui peraturan perundang-undangan yang berbeda di tiap negara Perusahaan mengetahui regulasi-regulasi yang diterapkan MEA Perusahaan mengetahui elemen-elemen regulasi MEA
93
R34 R35 R36
5 4
0 1
1 3
4 2
5 5
R37
4
1
3
2
5
R38 R39
5 5
0 0
4 3
2 2
5 5
“ Halaman ini sengaja dikosongkan “
94
Lampiran 5 Rekapitulasi survey utama (probability dan impact) Variabel Risiko Ancaman
Probability (P) Kode
Impact (I) Total
I1
Ratarata 3.26
Level risiko PxI
111
9.79
34
Total
Kode
102
Jumlah responden 34
Perusahaan belum mengetahui target pasar yang akan dituju perusahaan saat MEA diberlakukan Tidak mampu memenuhi kebutuhan produk konstruksi infrastruktur dan teknologi dalam mengerjakan proyek infrastruktur Perusahaan belum mengetahui latar belakang dan tujuan diterapkannya MEA Perusahaan belum memiliki personil manajemen yang multinasional (lintas negara) Tidak memiliki tingkat kedisiplinan pekerja di tiap negara yang tidak sama dan kurang pengawasan Perusahaan belum siap menghadapi kenaikan upah dikarenakan penambahan jam kerja, mauapun keadaan ekonomi suatu negara Terkena Hambatan tarif dan non tarif yang berlaku di negara tujuan ekspansi Perusahaan belum mampu mendanai proyek dengan nilai yang besar dalam mengerjakan proyek infrastruktur Terjadi Fluktuasi inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara ASEAN Perusahaan belum mengerti tentang aturan dari serikat ketenagakerjaan di negaranegara ASEAN Belum memiliki SDM yang beretika baik dalam proyek terutama berhadapan dengan perilaku suap di negara penyelenggara proyek
P1
Rata -rata 3.00
P2
2.76
94
I2
3.03
103
8.38
34
P3 P7
3.09 3.65
105 124
I3 I7
3.35 3.65
114 124
10.35 13.30
34 34
P8
3.12
106
I8
3.21
109
9.99
34
P9
3.00
102
I9
3.24
110
9.71
34
P20 P21
3.21 3.12
109 106
I20 I21
3.26 3.18
111 108
10.47 9.90
34 34
P22 P23
3.18 3.35
108 114
I22 I23
3.71 3.53
126 120
11.77 11.83
34 34
P24
3.35
114
I24
3.50
119
11.74
34
Bunga pinjaman modal yang cenderung meningkat dan tidak stabil, baik dari sumber dana lokal maupun asing Perusahaan belum memiliki tingkat pendapatan rata-rata yang cukup bersaing dengan kompetitornya Terjadi revisi aturan yang menjadi dasar kontrak Variabel Risiko Positif Perusahaan mampu memanfaatkan teknologi konstruksi terbaru dan teknologi informasi Mengetahui regulasi ekspor impor, kepabeanan, prosedur dan sistem yang harus
P25
3.62
123
I25
3.74
127
13.51
34
P26
3.44
117
I26
3.38
115
11.64
34
P35
3.21
109
I35
3.38
115
10.84
P4
3.41
116
I4
3.50
119
11.94
34 34 34
P5
3.41
116
I5
3.41
116
11.64
34
95
sudah diantisipasi perusahaan terkait MEA Perusahaan mengerti budaya bisnis di negara-negara ASEAN Perusahaan mampu bernegosiasi dalam mengatasi dan mengerti budaya kerja di negara tujuan ekspansi Telah memperbaiki kekuatan perusahaan dalam rangka meningkatkan daya saing dengan kompetitor lokal maupun asing Memenuhi kualifikasi non-teknis dalam melakukan penawaran, baik dari kualifikasi manajemen perusahaan, sumber pendanaan hingga kualifikasi personil perusahaan dan memiliki kemampuan negosiasi pra tender maupun pasca tender Memberi kepuasan dalam hal pemberian tanggung jawab, peluang, jenjang karir dan insentif sesuai harapan dari para pekerja Perusahaan memiliki jumlah tenaga kerja bersertifikat yang cukup dikarenakan perbedaan standar kompetensi tenaga kerja Perusahaan memiliki standar kompetensi yang menjamin kualitas pekerja Perusahaan memliki proses rekrutmen SDM yang menjaring kebutuhan akan tenaga kerja Perusahaan mampu melaksanakan tanggung jawab sosial terhadap lingkungan sekitar proyek dengan baik Perusahaan memahami dan mengerti peraturan dan perundangan kompetisi usaha di negara negara ASEAN Perusahaan memiliki reputasi perusahaan yang baik secara nasional maupun internasional Menentukan bisnis utama dan jumlah bisnis yang dijalankan ketika memasuki pasar konstruksi internasional Kemampuan perusahaan dalam Menginisiasi proyek dengan tipe Build-OperateTransfer Memiliki SDM perusahaan berasal dari institusi yang terakreditasi baik dari negara asal maupun negara penyelenggara Memiliki SDM yang berkemampuan komunikasi berbahasa asing yang baik Perusahaan memiliki tenaga ahli yang memiliki pengalaman seminimnya 7 tahun setelah lulus dari perguruan tinggi dan setidaknya 2 tahun pengalaman dalam pekerjaan enjiniring tertentu Perusahaan memiliki tingkat penjualan yang cukup bersaing dengan kompetitornya 96
P6 P10
3.38 2.41
115 82
I6 I10
3.44 3.29
117 112
11.64 7.94
34 34
P11
3.24
110
I11
3.53
120
11.42
34
P12
3.44
117
I12
3.68
125
12.65
34
P13
3.18
108
I13
3.38
115
10.74
34
P14
3.44
117
I14
3.53
120
12.15
34
P15 P16
3.41 3.21
116 109
I15 I16
3.53 3.44
120 117
12.04 11.03
34 34
P17
3.53
120
I17
3.74
127
13.18
34
P18
3.21
109
I18
3.35
114
10.75
34
P19
3.26
111
I19
3.50
119
11.43
34
P27
3.21
109
I27
3.24
110
10.37
34
P28
3.18
108
I28
3.32
113
10.56
34
P29
3.24
110
I29
3.38
115
10.94
34
P30 P31
3.29 3.38
112 115
I30 I31
3.35 3.44
114 117
11.04 11.64
34 34
P32
3.38
115
I32
3.47
118
11.74
34
Perusahaan memiliki rasio keuntungan yang cukup bersaing dengan kompetitornya Telah Memiliki Sistem pembinaan SDM yang baik sehingga mengurangi turn over SDM Perusahaan sudah memiliki pengetahuan tentang perbedaan sistem birokrasi di tiap negara Perusahaan sudah mengetahui peraturan perundang-undangan yang berbeda di tiap negara Perusahaan mengetahui regulasi-regulasi yang diterapkan MEA Perusahaan mengetahui elemen-elemen regulasi MEA
97
P33
3.35
114
I33
3.44
117
11.54
34
P34
3.24
110
I34
3.50
119
11.32
34
P36
3.21
109
I36
3.47
118
11.13
34
P37
3.09
105
I37
3.35
114
10.35
34
P38 P39
3.21 2.97
109 101
I38 I39
3.38 3.26
115 111
10.84 9.70
34 34
“ Halaman ini sengaja dikosongkan “
98
Lampiran 6 Hasil pengeplotan dan rating risiko tertinggi No
RISK FACTOR POSITIVE
PROBABILITY
IMPACT RISK RATING+ (125)
No
VARIABEL
PROBABILITY
IMPACT RISK RATING+ (125)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
R4 R5 R6 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R27 R28 R29 R30 R31 R32 R33 R34 R36 R37 R38 R39
3.65 3.12 3.00 3.35 3.35 3.62 3.44 3.21 3.41 3.41 3.38 2.41 3.24 3.26 3.21 3.18 3.24 3.29 3.38 3.38 3.35 3.21 3.09 3.21 2.97
3.65 3.21 3.24 3.53 3.50 3.74 3.38 3.38 3.50 3.41 3.44 3.29 3.53 3.50 3.24 3.32 3.38 3.35 3.44 3.47 3.44 3.47 3.35 3.38 3.26
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
R12 R4 R15 R10 R33 R11 R16 R13 R17 R32 R34 R27 R19 R36 R31 R30 R14 R38 R29 R28 R37 R5 R6 R39 R18
3.62 3.65 3.41 3.35 3.38 3.35 3.41 3.44 3.38 3.38 3.35 3.26 3.24 3.21 3.29 3.24 3.21 3.21 3.18 3.21 3.09 3.12 3.00 2.97 2.41
3.74 3.65 3.50 3.53 3.47 3.50 3.41 3.38 3.44 3.44 3.44 3.50 3.53 3.47 3.35 3.38 3.38 3.38 3.32 3.24 3.35 3.21 3.24 3.26 3.29
No
VARIABEL
PROBABILITY
IMPACT RISK RATING- (125)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
R25 R20 R22 R23 R9 R35 R24 R26 R21 R7 R3 R8 R1 R2
3.53 3.44 3.44 3.41 3.18 3.24 3.21 3.21 3.18 3.21 3.09 3.12 3.00 2.76
3.74 3.68 3.53 3.53 3.71 3.50 3.44 3.35 3.38 3.26 3.35 3.18 3.26 3.03
No
RISK FACTOR NEGATIVE
PROBABILITY
IMPACT RISK RATING- (125)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
R1 R2 R3 R7 R8 R9 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R35
3.00 2.76 3.09 3.21 3.12 3.18 3.44 3.18 3.44 3.41 3.21 3.53 3.21 3.24
3.26 3.03 3.35 3.26 3.18 3.71 3.68 3.38 3.53 3.53 3.44 3.74 3.35 3.50
9.79 8.38 10.35 10.47 9.90 11.77 12.65 10.74 12.15 12.04 11.03 13.18 10.75 11.32
POSITIVE RISK
NEGATIVE RISK 5
5
5
5
4.5
4.5
44
4
4
3.5
3.5
3
3
3
3
2.5 2
2.5 2
2
2
1
1
1.5
1.5
1 1
1
1.5
2
2
2.5
33
3.5
4
4
5 4.5
5
5
5 4.5
IMPACT
44
3.5
3
3
IMPACT
99
2.5
2
2
1
1
1.5
1
PROBABILITY
PROBABILITY
13.30 9.99 9.71 11.83 11.74 13.51 11.64 10.84 11.94 11.64 11.64 7.94 11.42 11.43 10.37 10.56 10.94 11.04 11.64 11.74 11.54 11.13 10.35 10.84 9.70
13.51 13.30 11.94 11.83 11.74 11.74 11.64 11.64 11.64 11.64 11.54 11.43 11.42 11.13 11.04 10.94 10.84 10.84 10.56 10.37 10.35 9.99 9.71 9.70 7.94
13.18 12.65 12.15 12.04 11.77 11.32 11.03 10.75 10.74 10.47 10.35 9.90 9.79 8.38
“ Halaman ini sengaja dikosongkan “
100
Lampiran 7 Hasil respon risiko Kode Risiko Peluang R4 Perusahaan mampu memanfaatkan teknologi konstruksi terbaru dan teknologi informasi R10 Perusahaan mampu bernegosiasi dalam mengatasi dan mengerti budaya kerja di negara tujuan ekspansi R12 Memenuhi kualifikasi non-teknis dalam melakukan penawaran, baik dari kualifikasi manajemen perusahaan, sumber pendanaan hingga kualifikasi personil perusahaan dan memiliki kemampuan negosiasi pra tender maupun pasca tender R15 Perusahaan memiliki standar kompetensi yang menjamin kualitas pekerja Kode risiko ancaman R20 Terkena Hambatan tarif dan non tarif yang berlaku di negara tujuan ekspansi R22 Terjadi Fluktuasi inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara ASEAN R23 Perusahaan belum mengerti tentang aturan dari serikat ketenagakerjaan di negara-negara ASEAN R25 Bunga pinjaman modal yang cenderung meningkat dan tidak stabil, baik dari sumber dana lokal maupun asing
101
Terima Manfaatkan 10 21
Bagikan Perbanyak Respon 4 0 Manfaatkan
8
23
1
6
Manfaatkan
11
16
3
10
Manfaatkan
9
16
3
11
Manfaatkan
Terima Kurangi 7 15
Alihkan 6
Hindari 6
Respon Kurangi
11
14
6
3
Kurangi
8
14
7
5
Kurangi
7
13
9
5
Kurangi
“ Halaman ini sengaja dikosongkan “
102
BIOGRAFI PENULIS M. Awallutfi Andhika Putra dilahirkan di Mataram, 4 Mei 1990. Penulis telah menempuh pendidikan formal di SDN 45 Cakranegara dan lulus pada tahun 2002, SMPN 2 Mataram dan lulus pada tahun 2005, dan SMAN 1 Mataram dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008 penulis mengikuti PMDK (Penulusuran Minat dan Kemampuan) Mandiri ITS dan diterima di Jurusan Teknik Sipil FTSPITS, terdaftar dengan NRP 3108100052. Di jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITS, pada semester tujuh penulis mengambil bidang minat manajemen Konstruksi dengan judul penelitian Tugas Akhir “Analisa Pembiayaan Investasi Proyek Apartemen Puncak Kertajaya Surabaya”. Setelah lulus dari perkuliahan S1 Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, penulis berencana untuk melanjutkan studinya kejenjang lebih tinggi dengan mendaftarkan diri sebagai Mahasiswa Pascasarjana Teknik Sipil ITS melalui jalur dan diterima dengan nomor NRP 3113203010. Pada studi S2 ini penulis mengambil bidang Manajemen Proyek Konstruksi dan sekali lagi menyelesaikan Tesis dengan judul Penelitian “Analisis Risiko Perusahaan Konstruksi di Surabaya Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN” yang memperoleh hasil sangat memuaskan. Penulis sempat aktif di beberapa kegiatan seminar maupun kemahasiswaan yang diselenggarakan oleh Jurusan maupun Himpunan Mahasiswa Sipil ITS. Selain itu, pada semester lima penulis sempat menjadi salah satu staff Departemen Pengembangan Minat dan Bakat (PMB) di HMS-ITS kepengurusan 2010-2011. e-mail:
[email protected].
103