881
Unmas Denpasar
ANALISIS RASIO KEUANGAN YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN SISA HASIL USAHA (SHU) DI KSP SARI APUAN DENPASAR Ni Kadek Ari Padmautami, I Nyoman Kusuma AMP.SE,MM, I Putu Edy Arizona.SE,M.Si
Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar (
[email protected])
ABSTRAK Sisa Hasil Usaha (SHU) merupakan keuntungan yang didapatkan oleh sebuah koperasi, SHU yang tinggi akan mendorong para anggota koperasi untuk ikut aktif dalam berperan mengembangan usaha koperasi, untuk mengetahui pertumbuhan sisa hasil usaha maka digunakan analisi rasio keuangan yaitu rasio lancar (current ratio), rasio utang (debt ratio), rasio laba bersih (net profit margin) dan rasio perputaran aktiva (total asset turnover). Penelitian ini bertujuan unutuk mengetahui pengaruh analisa rasio keuangan terhadap pertumbuhan sisa hasil usaha (SHU) pada koperasi sari apuan di denpasar. Sampel dalam penelitian ini adalah KSP Sari Apuan Denpasar untuk periode bulanan mulai dari tahun 20122015. Penentuan sampel menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel rasio lancar berpengaruh positif terhadap pertumbuhan SHU yang ditunjukan dengan nilai signifikansi 0,000. Variabel rasio utang dan rasio laba bersih juga berpengaruh terhadap pertumbuhan sisa hasil usaha yang ditunjukan dengan nilai signifikansi masing-masing 0,000 dan 0,028. Meskipun demikian, variabel rasio perputaran aktiva tidak memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan sisa hasil usaha yang ditunjukan dengan nilai signifikansi sebesar 0,068. Kata kunci: CR, DR, NPM, TAT, Pertumbuhan SHU ABSTRACT Time Results of Operations (SHU) is a benefit gained by a cooperative, SHU will encourage cooperative members to actively participate in contributing to developing the cooperative effort, to determine the growth of net income of the used analysis of financial ratios, namely current ratio, debt ratio, net profit margin and total asset turnover. Research aims to determine the effect of financial ratio analysis to the growth of net income (SHU) at the cooperative sari Apuan in Denpasar. The sample in this research is KSP Sari Apuan Denpasar for monthly periods ranging from years 2012 to 2015. Determination of the sample using purposive sampling method. The analysis technique used is multiple linear regression analysis. The research results showed that the current ratio variable positive effect on the growth of SHU shown by the significant value of 0.000. Variable debt ratio and the ratio of net profit also affect the growth of net income indicated by the significant value respectively 0.000 and 0.028. Nonetheless, asset turnover ratio variable has no effect on the growth of net income is shown with a significance value of 0.068. Keywords: CR, DR, NPM, TAT, Pertumbuhan SHU
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
882
Unmas Denpasar
PENDAHULUAN Analisis rasio merupakan suatu angka yang menunjukkan hubungan antara unsur-unsur dalam laporan keuangan, Sugiono dan Untung (2008:56). Santoso (2009:491) menyatakan bahwa analisis rasio dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisis tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan, terutama apabila angka tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar. Harahap (2010:1) menyatakan bahwa menganalisis laporan keuangan berarti menggali lebih banyak informasi yang terkandung dalam suatu laporan keuangan koperasi. Analisis rasio tersebut dapat digunakan untuk mengetahui kinerja keuangan dari koperasi tersebut, khususnya mengenai likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas dari koperasi tersebut. Koperasi merupakan salah satu kekuatan ekonomi yang tumbuh dikalangan masyarakat sebagai pendorong tumbuhnya perekonomian nasional. Koperasi ikut serta membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangkaian mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur. Koperasi sekaligus juga sebagai soko guru perekonomian di Indonesia. Koperasi mempunyai keunggulan untuk melaksanaka dengan meminimalisir pola hubungan atas bawah dalam struktur organisasinya. Anggota koperasi dapat mandiri dan lebih berkembang secara individu maupun secara bersama-sama, sehubungan dengan aktifnya partisipasi menyeluruh dari anggotanya. Keadaan ini mengembangkan koperasi menjadi badan usaha yang mandiri, tangguh dan efisien sehingga mampu menghadapi berbagi masalah ekonomi. Sumbangan koperasi harus ditingkatkan agar pemerataan pendapatan dan pengetasan kemiskinan dapat terwujud. Perolahan sisa hasil usaha setiap tahun bagi koperasi menjadi sangat penting, karena sebagian dari SHU tersebut disisihkan sebagai cadangan yang akan memperkuat koperasi itu sendiri. Partisipasi yang aktif dari semua anggota koperasi terhadap semua kegiatan koperasi diharapkan dapat memperoleh sisa hasil usaha yang dari tahun ke tahun terus meningkat. Sisa hasil usaha yang diperoleh koperasi merupakan salah satu daya tarik bagi seseorang untuk menjadi anggota koperasi tersebut dan mendorong anggota yang berpartisipasi pasif menjadi anggota yang aktif. Hal itu disebabkan anggota yang berpartisipasi aktif akan mendapatkan jasa yang lebih dari pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi tersebut. Beberapa penelitian untuk menguji kemampuan rasio keuangan dalam memprediksi laba yaitu Setyani (2005), Juliana dan Sulardi (2003). Penelitian tersebut menyatakan bahwa Current Rasio (CR) berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba, dengan menggunakan sampel perusahaan Food dan Beverage yang terdaftar di BEJ. sedangkan penelitian yang menyatakan tidak berpengaruh adalah Juliana dan sulardi (2003), dengan sampel perusahaan manufaktur di BEJ. Penelitian Asyik dan Soelistyo (2000) menunjukkan bahwa TAT berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan penelitian yang dilakukan Suwarno (2004), Takarini dan Ekawati (2003), Juliana dan Sulardi (2003) serta Meythi (2005) menunjukkan bahwa TAT tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Asyik dan Soelistyo (2000) dan Suwarno (2004) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa NPM berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba satu tahun ke depan. Akan tetapi hasil penelitian Meythi (2005),
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
883
Unmas Denpasar
Takarini dan Ekawati (2003) dan Juliana dan Sulardi (2003) menunjukkan bahwa NPM tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba satu tahun ke depan. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan tersebut dan pertentangan antar penelitianpenelitian terdahulu (research gap) dengan fenomena yang ada, maka akan diteliti kembali pengaruh analisis rasio keuangan untuk menelaah kembali pengaruh rasio-rasio keuangan (CR, DR, TAT, dan NPM) terhadap pertumbuhan SHU pada KSP Sari Apuan Denpasar Periode 2012 sampai dengan 2015, karena dari penelitian sebelumnya tidak diperoleh hasil yang konsisten sehingga perlu pengujian kembali. Maka dari itu penelitian ini akan membahas: “Analisis Rasio Keuangan yang mempengaruhi Pertumbuhan Sisa Hasil Usaha (SHU) di KSP Sari Apuan Denpasar”.
METODE PENELITIAN Sampel Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan KSP Sari Apuan di Denpasar. Sampel penelitian ini adalah data laporan keuangan bulanan dari tahun 2012 – 2015.Data berupa laporan keuangan bulanan dari tahun 2012 hingga 2015. Pengambilan data dilakukan secara time series. Data bersumber dari bagian keuangan pada KSP Sari Apuan. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metodedokumentasi yaitu pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data sekunderdari laporan keuangan bulanan KSP Sari Apuan. Definisi Operasional Variabel 1. Rasio Lancar (X1) Rasio lancar (CR) merupakan salah satu rasio Likuiditas. Rasio ini digunakan untuk mengukur perbandingan antara asset lancar dengan kewajiban lancar. Adapun rumus dari rasio lancar (CR) adalah sebagai berikut (tatang, 2011): x100% …………………….(1)
Rasio Lancar (CR) =
2. Rasio Utang (X2) Rasio Utang (DR) merupakan salah satu rasio Solvabilitas yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam membayar utang-utangnya. Adapun rumus dari rasio utang (DR) adalah (Tatang, 2011): x100% ………………………...(2)
Rasio Utang (DR) =
3. Rasio Laba Bersih (X3) Rasio Laba Bersih (NPM) merupakan keuntungan neto yang dihasilkan dari setiap rupiah volume usaha. NPM memperlihatkan proporsi antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih dari suatu perusahaan. NPM dapat dirumuskan sebagai berikut (Tatang, 2011): Rasio Laba Bersih (NPM) =
x100% ……...(3)
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
884
Unmas Denpasar
4. Rasio Perputaran Aktiva (X4) Rasio Perputaran Aktiva (TAT) merupakan kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan revenue. TAT memperlihatkan proporsi antara penjualan bersih dengan seluruh kekayaan yang dimiliki. TAT dapat dirumuskan sebagai berikut (Tatang, 2011): Rasio Perputaran aktiva (TAT) =
x100% ……….(4)
5. Pertumbuhan SHU (Y) Pertumbuhan SHU diperoleh dengan membandingkan kondisi SHU antar bulan pada laporan keuangan laba rugi periode penelitian. Pertumbuhan SHU dihitung dengan rumus : ΔEit =
…………………………………………………..(5)
Keterangan : ΔEit = perubahan SHU untuk bulan t Eit = SHU absolute pada periode bulan ke-t Eit-1 = SHU absolute pada periode satu bulan sebelumnya i = data observasi ke-i Teknik Analisis Data Metode analisis data merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana variabel yang mempengaruhi variabel lain agar data yang dikumpulkan tersebut dapat bermanfaat maka harus diolah atau dianalisis terlebih dahulu sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam pengambilankeputusan. Analisis yang digunakan dalam penelitian adalah Analisis Regresi Linier Berganda. Statistik Deskriftif Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan variabel-variabelyang ada di dalam penelitian ini. Pengukuran yang digunakan mencakup nilai rata-rata (mean), minimum, maksimum, dan standart deviasi yang disajikan dalam tabel numerik yang dihasilkan dari pengolahan data dengan menggunakan program SPSS. Variabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah Current Ratio, Debt Ratio, Net Profit Margin dan Total Assets Turnover sebagai variable independen, dan Pertumbuhan SHU sebagai variabel dependen. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Asumsi Klasik yang pertama diuji adalah normalitas yang bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal. Pengujian normalitas data dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Residual berdistribusi normal bila tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,05. 2. Uji Multikolonearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
885
Unmas Denpasar
tolerance atau variance inflation factor (VIF). Jika ada tolerance lebih dari 10% atau VIF kurang dari 10 maka dikatakan tidak ada multikolinearitas. 3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji Glejser. Jika tidak ada satupun variabel bebas yang berpengaruh signifikan pada absolute residual, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Hal ini terlihat dari profitabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5%. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas. 4. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi, maka digunakan metode Durbin Watson (Dw Test). Jika nilai Dw Test sudah ada, maka nilai tersebut : a. Bila dU
(4-dt), maka terjadi autokorelaso negative. d. Bila d1
886
Unmas Denpasar
dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang (crossection) relative rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi (Ghozali, 2016: 95). 2. Uji Statistik F Uji statistic F pada dasarnya menunjukan apakah semua variable independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variable dependen/terikat. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol atau H0 : CR = DR = NPM = TAT = 0Atau HA : CR ≠ DR ≠ NPM ≠ TAT ≠ 0 Adapun kriterianya adalah (1) Quck look: bila nilai F lebih besar dari 4 maka H0 dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%, dengan kata lain menerima hipotesis alternative, yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen. (2) membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut table. Bila nilai F hitung lebih besar daripada F table, maka H0 ditolak dan menerima HA (Ghozali, 2016: 96). 3. Uji Statistik t Uji statistic t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan nol atau H0 : bi = 0. Cara melakukan uji t adalah (1) Quick look: bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih, dan derajat kepercayaan sebesar 5%, maka (H) yang menyatakan bi = 0 dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2 (dalam nilai absolute). Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternative, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen. (2) membandingkan nilai statistic t dengan titik kritis menurut tabel. Apabila nilai statistic t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan nilai t tabel, kita menerima hipotesis alternative yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individu mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2016:97).
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif akan memberikan deskripsi suatu data yang dilihat dari dari nilai minimum, maksimum, mean, dan standar deviasi. Pengukuran rata-rata (mean) merupakan cara yang paling umum digunakan untuk mengukur nilai sentral dari suatu distribusi data, sedangkan standar deviasi merupakan perbedaan nilai data yang diteliti dengan nilai rata-ratanya. Uji statistik deskriptif menggunakan program SPSS 22 for windows. Hasil statistik deskriptif menerangkan bahwa SHU memiliki nilai minimum paling kecil yaitu -92,31 dan SHU memiliki nilai maksimum paling besar yaitu sebesar 302,99, sedangkan rata-rata paling tinggi yaitu rasio lancar sebesar 129,3896 dan yang paling kecil Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
887
Unmas Denpasar
yaitu TAT sebesar 10,4792. Dan nilai standar devisiasi yang paling tinggi yaitu SHU sebesar 59,57609 dan yang paling rendah yaitu DR sebesar 3,96991. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji data statistic dengan model Kolmogorov-Smirnov dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi residual sudah terdistribusi normal atau tidak. Ghozali (2016) memberikan pedoman pengambilan keputusan rentang data mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat dari nilai sig. berdasarkan lampiran dapat dilihat bahwa nilai kolmogorov-Smirnov adalah 1,166 dan signifikansi pada 0,132. Nilai signifikansi lebih besar dari nilai 0,05 maka data berdistribusi normal. 2. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance atau Variance Inflation factor (VIF). Jika ada tolerance lebih dari 10% atau VIF kurang dari 10 maka dikatakan tidak ada multikolinearitas. Berdasarkan hasil analisis pada lampiran, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas antara variabel bebas. Hal ini terlihat pada perhitungan nilai tolerance lebih dari 10% dan VIF kurang dari 10. 3. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Hasil uji Glejser pada lampiran menunjukan bahwa tidak ada satupun variabel bebas yang signifikan secara statistic mempengaruhi nilai absolute residual yang dapat dilihat dari probabilitas signifikansi > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas. 4. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu periode t-1 atau sebelumnya. Berdasarkan hasil analisis pada lampiran nilai Durbin Watson (DW) sebesar 1,988 berada diantara du dan 4-du (du
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
888
Unmas Denpasar
Uji Kelayakan Model 1. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Berdasarkan hasil analisis pada lampiran bahwa nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0,461 atau 46,1%. Hal ini berarti 46,1% variabel pertumbuhan SHU dipengaruhi oleh Current Ratio, Debt Ratio, Net Profit Margin dan Total Asset Turnover, sedangkan sisanya 53,9 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi. 2. Uji Statistik F Pengujian ini pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil analisis pada lampiran dapat diketahui bahwa seluruh variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yang ditunjukan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. 3. Uji Statistik t Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Berdasarkan hasil analisis pada lampiran dapat diketahui bahwa rasio lancar, rasio utang, dan rasio laba bersih berpengaruh positif terhadap pertumbuhan SHU dengan nilai sig masingmasing 0,00, 0,00, 0,28. Dan rasio perputaran aktiva tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan SHU dengan nilai sig sebesar 0,68. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pengaruh Rasio Lancar terhadap Pertumbuhan SHU Hipotesis pertama diterima yaitu rasio lancar berpengaruh positif terhadap pertumbuhan sisa hasil usaha. Apabila nilai rasio lancar dari suatu koperasi semakin tinggi, maka kemampuan koperasi untuk membayar kewajiban jangka pendeknya akan semakin mudah. Rasio Lancar yang tinggi juga dapat memberikan jaminan ketersediaan modal kerja guna mendukung aktivitas operasional KSP Sari Apuan, sehingga Sisa Hasil Usaha yang diingikan bisa diperoleh dengan baik. 2. Pengaruh Rasio Utang terhadap Pertumbuhan SHU Hipotesis kedua ditolak, hal ini menunjukan bahwa Rasio Hutang berpengaruh positif terhadap pertumbuhan Sisa Hasil Usaha, dimana semakin tinggi dana pihak ketiga maka semakin tinggi Sisa Hasil Usaha yang didapatkan oleh KSP Sari Apuan.Nilai rasio utang KSP Sari Apuan yang tinggi diharapkan mampu menambah Sisa Hasil Usaha. Dimana dari nilai rasio utang yang tinggi KSP Sari Apuan mampu menyalurkan kredit jangka pendek kepada anggota. Kredit yang beredar akan menambah pendapatan bunga kredit, administrasi dan provisi kredit, sehingga sisa hasil usaha akan bertambah, walaupun KSP membayar bunga dana pihak ketiga banyak, namun karena banyaknya kredit yang beradar jadi hal ini tidak mengurangi pendapatan KSP Sari Apuan. 3. Pengaruh Rasio Laba Bersih terhadap Pertumbuhan SHU Hipotesis ketiga diterima yaitu rasio laba bersih berpengaruh positif terhadap pertumbuhan sisa hasil usaha. Net Profit margin yang tinggi akan menghasilkan laba Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
889
Unmas Denpasar
yang tinggi, karena semakin tinggi laba bersih koperasi maka pertumbuhan SHU akan semakin tinggi. KSP Sari Apuan memiliki nilai NPM yang bagus, hal ini berarti bahwa KSP Sari Apuan mampu mengendalikan dan menekankan biaya dan beban operasional Koperasi, namun tidak mengganggu operasional kantor KSP Sari Apuan. 4. Pengaruh Rasio Perputaran Aktiva terhadap Pertumbuhan SHU Hipotesis keempat yaitu TAT berpengaruh positif terhadap pertumbuhan SHU tidak dapat diterima. Karena hasil analisis menyatakan TAT tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan SHU. Adanya kredit yang kurang lancar dan macet dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2015 mengakibatkan perputaran aktiva KSP Sari Apuan menjadi kurang bagus, dikarenakan bunga kredit yang seharusnya diperoleh menjadi tidak didapatkan, sehingga rasio TAT tidak mempengaruhi pertumbuhan Sisa Hasil Usaha.
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui pengujian statistik serta pembahasan seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa: 1) Rasio Lancar (current ratio) berpengaruh positif terhadap pertumbuhan Sisa hasil usaha. Hal ini menunjukan semakin tinggi rasio lancar maka semakin tinggi perusahaan dapat memperoleh sisa hasil usaha. Karena adanya perputaran kas yang baik untuk meningkatkan keuntungan. 2) Rasio utang (debt Ratio) berpengaruh positif terhadap pertumbuhan sisa hasil usaha. Tingginya rasio utang, maka semakin tinggi perusahaan memperoleh dana dari pihak luar. Ini berarti koperasi dapat menyalurkan kredit lebih banyak kepada anggotanya. 3) Rasio laba bersih (net profit margin) berpengaruh positif terhadap pertumbuhan sisa hasi usaha. Semakin tinggi laba bersih maka semakin tinggi sisa hasil usaha koperasi. Sisa hasil usaha yang didapat koperasi merupakan laba koperasi yang telah dipotong biaya dan beban-beban lainnya dimana laba ini disebut laba bersih. 4) Rasio perputaran aktiva (total asset turnover) tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan sisa hasil usaha. Hal ini bahwa perputaran aktiva baik yang tinggi maupun yang rendah tidak mempengaruhi pertumbuhan sisa hasil usaha. UCAPAN TERIMA KASIH Kepada semua pihak yang telah membantu (Dosen Pembimbing, Managemen Koperasi, Keluarga, Sahabat dll) dalam pengerjaan skripsi ini. Sehingga skripsi ini dapat teralisasi dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA A Helfert, Erich, D.D.A. Analisis Laporan Keuangan. Edisi KetujuhPenerbit Erlangga. Ang,Robert, 2005, Buku pintar: Pasar Modal Indonesia, Mediasoft Indonesia Anoraga, Pandji & Djoko Sudantoko. 2002 : 1927. Koperasi, Kewirausahaan danUsaha Kecil. Jakarta: Rineka Cipta. ------. 2003. Dinamika Koperasi. Jakarta: RinekaCipta. Asyik, Nur fadjrih dan Soelistyo. 2000. Kemampuan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Laba. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol.15, No. 3. Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
890
Unmas Denpasar
Bekti, Sri Nur. 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi PertumbuhanModal Sendiri pada Sektor Properti dan real Estate Tahun 1999-2003.Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia. Brigham, E.F., dan Houston, J.F. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta:Salemba Empat. Budi, Raharjo. 2007. Keuangan dan Akuntansi: Untuk Manager Non Keuangan.Edisi Pertama Cetakan Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu. Cahyanigrum, Ndaruhesti, 2012. Analisis Manfaat Rasio keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba, Universitas Diponegoro, Semarang. Danar, Muhammad Hadi, 2013. Analisis Rasio Keuangan yang MempengaruhiPertumbuhan Sisa Hasil Usaha (SHU) KPRI Dewantara di Kabupaten Jember.Jurnal. Jember : Fakultas Ekonomi. Universitas Jember. Dinas Koperasi. 2008. Sosialisasi Produk-Produk Hukum Perkoperasian. Jakarta:Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah. Ediningsih,Sri Isworo. 2004. Rasio Keuangan dan Prediksi Pertumbuhan Laba: StudiEmpiris pada Perusahaan Manufaktur di BEJ. Wahana Vol.7 No.1Februari 2004.Edisi Pertama. Jakarta: Mitra Wacana Usaha. Firdaus,Muhammad. 2004. Ekonometrika Suatu Pendekatan Aplikatif. Jakarta: BumiAksara. Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. BadanPenerbit: Universitas Diponegoro. Gujarati, Damodar. 1999. Basic Econometrics. Mc Graw Hill Inc: New York Hapsari,Epri Ayu. 2007. Analisis Rasio Keuangan untuk Memprediksi PertumbuhanLaba.Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro. Harahap, Sofyan Safri. 2006. Teori akuntansi. Jakarta: PT. RajaGrafinfindo Persada. ------. 2010. AnalisisKritis atas Laporan Keuangan.Jakarta: Grasindo. http://eprints.umk.ac.id/764/1/HAL._DEPAN.pdf [5 Maret 2013] http://eprints.undip.ac.id/17412/1/Epri_Ayu_Hapsari.pdf [5 Maret 2013] http://www.docstoc.com/?doc id=83056704&download=1[5 Maret 2013] https://id.wikipedia.org/wiki/Laporan_keuangan Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Penerbit Salemba Empat, Jakarta. ------. 2012. Standar Akuntansi Keuangan. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Indarti, Iin. 2002. Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan LabaEmiten di BEJ Tahun 1997-1999. ASSETS. Jurnal Ekonomi dan BisnisIndonesia.Vol. 4, no. 2, Juni 2002. Juliana, Roma Uly. dan Sulardi. 2003. Manfaat Rasio Keuangan Dalam laba Perusahaan Manufaktur. Jurnal Bisnis & Manajemen, Vol. 3. No. 2. Hal:108-126. Jumingan. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara Kartasapoetra, G. 2007. Koperasi Indonesia. Jakarta; Erlangga. Kasmir, 2009. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Pertama. PT. Rajagrafindo Persada: Jakarta. Kristiani, Novarina. 2004. Analisis Rasio Aktiva Produktif dan Rentabilitas untukMemprediksi Perubahan Laba pada Bank Umum Swasta NasionalDevisa dan Non Devisa. Jember. Universitas Jember. Skripsi (TidakDipublikasikan). Meriewaty dan Setyani. 2005. Analisis Rasio Keuangan terhadap Perubahan Kinerja pada Perusahaan Di Industri Food and Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Skripsi. Jakarta: Universitas Pembagunan Nasional.
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
891
Unmas Denpasar
Meythi. 2007. Rasio Keuangan Yang Paling Baik Untuk Memprediksi RetrunSaham: Suatu Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar DiBursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 9,No. 1, April. Pp47-65. Moeljadi. 2006. Manajemen Keuangan, Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif. Edisi Pertama. Malang: Bayumedia Publishing. Munawir, S. 2004.Analisis laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty. ------. 2010. Analisa Laporan Keuangan Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty. Robert Libby, Patricia A. Libby, dan Daniel G. Short. 2008. Akuntansi Keuangan.Edisi 1. Yogyakarta: ANDI Santoso, Iman. 2009. Akuntansi Keuangan Menengah (Intermediate Accounting) – Buku Dua. Bandung: PT Refika Aditama Saputra, Mokhamad Kamal. 2012. Faktor Internal yang Mempengaruhi ProfitabilitasEkuitas Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) di KotaJepara.Skripsi. Jepara: Universitas Muria Kudus. Sholeha, Neneng Roisatus. 2006. Analisis Pengaruh rasio Keuangan Terhadap SisaHasil Usaha (SHU) pada Koperasi Unit Desa (KUD) di Banyuwangi.Jember. Universitas Jember. Skripsi(Tidak Dipublikasikan). Sudana, I Made. 2011.Manajemen Keuangan Perusahaan: Teori dan Praktek,Penerbit Erlangga, Jakarta Sugiono, Arief dan Untung, Edi. 2008.Panduan Prakatis Dasar Analisa Laporan Keuangan:Pengetahuan Dasar bagiMahasiswa dan PraktisiPerbankan. Jakarta: Grasindo. Suprihatmi dan Wahyuddin. 2003. Pengaruh Rasio Keuangan TerhadapKemampuan Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan-PerusahaanManufaktur Yang Terdaftar di PT Bursa Efek Jakarta. Jurnal ManajemenDaya saing, Vol.4, No.2. Suwarno, Agus Endro. 2004. Manfaat Informasi Rasio Keuangan dalamMemprediksi Perubahan Laba. Jurnal Akuntansi dan Keuangan.Vol.3, no.2,September 2004. Syamsudin, Lukman. 2009. Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi Baru.Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Takarini, Nurjanti dan Erni Ekawati, 2003, Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perusahaan Laba Pada Perusahaan Manufaktur di Pasar Modal Indonesia. Tatang, Ary Gumanti. 2011. Manajemen Investasi : Konsep, Teori, Dan Aplikasi. Undang-Undang Republik IndonesiaNomor 25 Tahun 1992 tentangPerkoperasian. 2007. Surabaya: Media Center. Van Horne, James, C. And John, M. Wachowicz 2005. Prinsip-prinsip ManajemenKeuangan Buku Satu Edisi 12 (Ahli Bahasa: Dewi Fitriasari & Deny Arnos).Jakarta: Salemba Empat. Warsidi, dan Pramuka, Bambang Agus. 2003. Evaluasi Kegunaan Rasio KeuanganDalam Memprediksi Perubahan Laba di Masa yang akan Datangpada Perusahaan yang Terdaftar di BEJ. Jurnal Akuntansi,Manajemen, dan Ekonomi Vol.2 No.1. Weston, J Freed dan Eugene Brigman. 2001. Dasar – Dasar Manajement keuangan Edisi 9. Jakarta: Erlangga. Widiyanti & Sunindhia. 1998. Koperasi dan Perekonomian Indonesia. Jakarta:Rineka Cipta.
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016