Beberapa Faktor yang Mempengaruhi SHU
BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA (SHU) DI KPRI “BINA KARYA” BALONGPANGGANG-GRESIK Titi Wahyuning Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRACT This research purpose how the influence of their own capital, loan capital and business volume terhad of net income and to determine which variables are the most dominant influence of the remaining businesses in KPRI "Bina Karya" Balongpanggang-Gresik. This research is quantitative descriptive study using multiple regression analysis. The dependent variable in this study is of net income, while the independent variable is the financial aspect of the cooperative which includes equity capital, loan capital and business volume. Regression results indicate that the variable capital alone significantly influence business revenue, while variable capital loans and business volume had no significant effect on the rest of the results of operations. Of the three variables, capital is the most dominant variable affecting the rest of the results of operations in KPRI "Bina Karya" Balongpanggang-Gresik years 1999-2012. Large effect on equity of net income amounted to 84.11%. While the R2 value of 97.75 percent means the ability of the independent variables can affect the dependent variable as the number, the remaining 2.25 percent is influenced by other variables. Keyword : Equity, Loan Capital, Business Volume and Net Profit Margin
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh faktor modal sendiri, modal pinjaman dan volume usaha terhad sisa hasil usaha dan untuk mengetahui variabel yang paling dominan mempengaruhi sisa hasil usaha di KPRI “Bina Karya” Balongpanggang-Gresik. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptis kuantitatif dengan menggunakan metode analisis regresi berganda. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sisa hasil usaha, sedangkan variabel bebasnya yaitu aspek keuangan koperasi yang meliputi modal sendiri, modal pinjaman dan volume usaha. Hasil regresi menunjukkan bahwa variabel modal sendiri berpengaruh signifikan terhadap sisa hasil usaha, sedangkan variabel modal pinjaman dan volume usaha tidak berpengaruh signifikan terhadap sisa hasil usaha. Dari ketiga variabel tersebut, modal sendiri merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi sisa hasil usaha di KPRI “Bina Karya” BalongpanggangGresik tahun 1999-2012. Besar pengaruh modal sendiri terhadap sisa hasil usaha sebesar 84,11%. Sedangkan nilai R2 sebesar 97,75 persen artinya kemampuan variabel independen dapat mempengaruhi variabel dependen sebesar angka tersebut, sisanya sebesar 2,25 persen dipengaruhi oleh variabel lain. Kata Kunci : Modal sendiri, Modal pinjaman, Volume usaha dan SHU
1
Jurnal Ekonomi Bisnis. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, 0 - 88
“koperasi
Permasalahan ekonomi merupakan
adalah
badan
usaha
yang
masalah krusial bagi semua negara, setiap
beranggotakan orang-orang atau badan
negara akan berusaha demi terciptanya
hukum
pembangunan ekonomi yang maju dan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
berhasil.
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
Keberhasilan
suatu
negara
koperasi
dengan
melandaskan
yang berdasarkan atas asas kekeluargaan”.
terutama di Indonesia dapat dilihat dari tiga pelaku ekonomi yang terdiri dari pelaku
Dalam tata perekonomian nasional
negara, pelaku swasta dan pelaku koperasi.
Indonesia,
Jika
menempati tempat dan posisi yang penting.
ketiga
berhasil,
pelaku
maka
ekonomi akan
tersebut
mewujudkan
koperasi
Koperasi
diharapkan
Indonesia
memiliki
dapat
dasar
masyarakat yang adil dan makmur dan
konstitusional yang kuat, yaitu UUD 1945
pembangunan di segala bidang lebih cepat.
pasal
Pembangunan
yang
33
ayat
“Perekonomian
sedang
dilaksanakan oleh pemerintah di segala
bersama
bidang tidak terlepas dari peran masyarakat
kekeluargaan”.
khususnya disektor perekonomian, sebab keikutsertaan
masyarakat
1
yang
disusun
berbunyi,
sebagai
berdasarkan
atas
Sebagai badan usaha,
dalam
usaha asas
koperasi
adalah sebuah perusahaan yang harus
pembangunan merupakan bagian yang tidak
mampu
dapat
pembangunan
kegiatan usahanya untuk memperoleh laba.
upaya
untuk
Laba dalam koperasi dikenal dengan istilah
mewujudkan masyarakat yang adil dan
Sisa Hasil Usaha (SHU). Pada setiap akhir
makmur baik material maupun spiritual
periode operasinya, koperasi diharapkan
yang mencakup seluruh lapisan masyarakat.
dapat menghasilkan SHU yang layak.
Di samping itu negara Indonesia yang
Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Pasal
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 telah
45 Ayat 1 :
menempatkan
“Sisa
terpisahkan
nasional
yaitu
dari
sebagai
ekonomi
nasionalnya
berdiri
Hasil
sendiri
Usaha
menjalankan
merupakan
berdasarkan prinsip kekeluargaan. Sebagai
pendapatan koperasi yang diperoleh
perwujudannya
dalam
adalah
dengan
adanya
waktu
satu
tahun
buku
gerakan ekonomi koperasi di kalangan
dikurangi dengan biaya, penyusutan,
masyarakat Indonesia.
dan kewajiban lainnya, termasuk
Koperasi merupakan salah satu kekuatan
ekonomi
tumbuhnya
yang
pajak
tahun
nasional.
bertujuan
untuk
1992
kesejahteraan
para
1
tentang
yang
Pada dasarnya koperasi dikelola
Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun pasal
buku
bersangkutan”.
mendorong
perekonomian
dalam
perkoperasian,
2
meningkatkan anggota
secara
Beberapa Faktor yang Mempengaruhi SHU
khususnya
dan
masyarakat
umumnya.
Sekalipun
secara
segi
volume
modal
mengutamakan keuntungan, usaha-usaha
koperasi
menyebabkan
yang
mengembangkan
oleh
koperasi
tidak
dari
Terbatasnya
dikelola
koperasi
muncul
harus
yang
diharapkan
mampu
koperasi
kesejahteraan
anggotanya.
dapat
mempertahankan
ada
dalam sulitnya
unit-unit
memperoleh SHU yang layak sehingga
usaha.
usaha
yang
meningkatkan Selain
itu,
kelangsungan hidupnya dan meningkatkan
pemanfaatan modal yang kurang baik juga
kemampuan usaha. Peningkatan sisa hasil
dapat menghambat peningkatan volume
usaha dari suatu koperasi sangat tergantung
usaha dalam koperasi.
pada kegiatan yang dijalankannya, dari segi
Salah satu koperasi yang berdiri di
aspek keuangan pendapatan (SHU) akan
Kecamatan Balongpanggang, KPRI “Bina
terlaksana apabila pada koperasi tersebut
Karya” merupakan salah satu koperasi yang
tersedia modal sendiri yang mencukupi
sukses
dimana yang berasal dari simpanan pokok,
koperasi lainnya. Koperasi ini memiliki 3
simpanan wajib, cadangan dan hibah.
unit usaha yang terdiri dari unit simpan
Disamping itu juga tambahan modal yang
pinjam, unit pertokoan dan unit penyaluran
diperoleh dari luar (hutang) yang dapat
barang. Hasil dari observasi dan wawancara
berasal dari anggota, koperasi lainnya atau
di KPRI “Bina Karya” menunjukkan bahwa
anggotanya, Bank dan lembaga keuangan
SHU
lainnya, penerbitan obligasi dan surat utang
peningkatan setiap tahunnya seperti yang
lainnya, sumber lain yang sah (UU No.25
terlihat di tabel 1.1.
tahun 1992 pasal 41), serta volume usaha
Tabel 1.1 Perkembangan SHU KPRI
yang berasal dari penjualan barang atau jasa
„Bina Karya‟ Balongpanggang - Gresik
pada koperasi tersebut. Untuk
No
mewujudkan
hal
itu,
1
kendala. Pertama, masalah yang muncul dari segi modal usaha. Pertumbuhan modal dalam koperasi berjalan lambat. Hal ini disebabkan kurangnya partisispasi anggota terhadap penanaman modal dalam koperasi, sehingga koperasi masih sangat tergantung pada pinjaman dari pihak luar meskipun biayanya mahal dengan beban bunga yang dibayar.
Kedua,
masalah
Kabupaten
di
Tahun
koperasi
gresik
ini
SHU
1999 27.316.614 2 2000 43.386.996 3 2001 55.672.912 4 2002 67.427.850 5 2003 78.305.944 6 2004 98.627.654 7 2005 109.685.835 8 2006 140.820.733 9 2007 195.865.052 10 2008 205.827.739 11 2009 252.251.252 12 2010 340.762.907 13 2011 487.636.680 14 2012 600.189.538 Sumber : Data yang diolah KPRI
seringkali koperasi menghadapi beberapa
harus
di
yang
3
diantara
mengalami
Perkembang an % 0% 59% 28% 21% 16% 26% 11% 28% 39% 5% 23% 35% 43% 23%
Jurnal Ekonomi Bisnis. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, 0 - 88
Berdasarkan tabel diatas
dapat
Dalam UU No. 25 tahun 1992 pasal
disimpulkan bahwa secara nominal, SHU di
1 ayat 1 tentang perkoperasian menyatakan
KPRI ”Bina Karya” Balongpanggang terus
bahwa koperasi adalah:
mengalami peningkatan disetiap tahunnya.
“Badan
Sedangkan secara persentase, kenaikan
beranggotakan orang seorang atau
SHU mengalami fluktuasi. Kenaikan SHU
badan
terbesar terjadi di tahun 2011 sebesar 43%.
dalam menjalankan kegiatannya
Dari kenaikan SHU diatas, seharusnya ada
berdasarkan
suatu
sekaligus
aspek
lain
yang
mendukung
usaha
hukum
yang
koperasi,
prinsip
yang
koperasi
sebagai
gerakan
peningkatan keuangan di KPRI “Bina
ekonomi rakyat yang berdasarkan
Karya” yang akhirnya akan berpengaruh
atas azas kekeluargaan”.
pada besarnya SHU yang diperoleh setiap
Landasan, azas dan tujuan koperasi
tahunnya.
Landasan
Berdasarkan latar belakang masalah
koperasi
Indonesia
merupakan pedoman dalam menentukan
di atas maka masalah yang akan di bahas
arah,
dan dicari jawabannya dalam penelitian ini
koperasi terhadap pelaku – pelaku ekonomi
adalah
lainnya.
(1) Bagaimana pengaruh antara
tujuan,
peran
serta
kedudukan
modal sendiri, modal pinjaman dan volume
Menurut UU RI No. 25 tahun 1992
usaha terhadap sisa hasil usaha di KPRI
tentang perkoperasian menyebutkan bahwa
“Bina Karya”Balongpanggang-Gresik (2)
landasan
koperasi
Diantara
Pancasila
dan
faktor
modal
sendir,
modal
pinajamn dan sisa hasil usaha, manakah usaha
di
KPR
“Bina
UUD
1945
atas
atas asas
kekeluargaan.
yang paling dominan mempengaruhi sisa hasil
berdasarkan
Koperasi di Indonesia mempunyai
Karya”
landasan sebagai berikut:
Balongpanggang-Gresik.
Landasan Idiil Sesuai dengan Bab II UU No. 25 tahun1992,
Pengertian Koperasi Secara umum pengertian koperasi adalah
suatu
beranggotakan dijalankan kekeluargaan
badan orang
berdasarkan dan
landasan
Koperasi
Indonesia adalah Pancasila yang dalam hal
usaha
yang
ini
seorang
yang
ideologi bangsa Indonesia.
atas
azas
Landasan Struktural
bertujuan
Idiil
merupakan
pandangan
hidup
dan
untuk
Sesuai dengan Bab II UU No. 25 tahun
mensejahterakan anggota pada khususnya
1992, landasan struktural koperasi adalah
dan masyarakat pada umumnya.
Undang – Undang Dasar 1945. Dalam Undang – Undang Dasar 1945 terdapat
4
Beberapa Faktor yang Mempengaruhi SHU
berbagai ketentuan yang mengatur berbagai
anggotanya,
aspek kehidupan bangsa Indonesia dalam
kesejahteraan masyarakat dan turut serta
bernegara.
membangun tata perekonomian nasional.
Seperti yang tercantum dalam UU No
untuk
memajukan
Fungsi dan Peran Koperasi
tentang
Dalam Undang – Undang Republik
perkoperasian menetapkan kekeluargaan
Indonesia No. 25 Tahun 1992 Pasal 4 dan 5
sebagai
tentang
25.
Tahun
1992
asas
pasal
koperasi
2,
sesuai
dengan
perkoperasian
telah
diuraikan
kodratnya manusia adalah makhluk sosial
tentang fungsi dan peran koperasi sebagai
yang
berikut :
selalu
membutuhkan
orang
lain.dengan kenyataan ini timbul kesadaran yang
mengarah
kekeluargaan diharapkan
pada
dalam dapat
1)
semangat
suatu
mendorong
koperasi anggota
koperasi untuk saling bekerja sama dalam mencapai tujuan koperasi. Letak perbedaan
2)
koperasi dengan perusahaan lain adalah pada azas kekeluargaan ini, semangat kekeluargaan merupakan ciri khas yang 3)
dimiliki oleh koperasi. Menurut UU No. 25 Tahun 1992 Pasal 3, tujuan koperasi Indonesia adalah sebagai berikut :
4)
“Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang Undang Dasar 19945”.
Menurut penjelasan fungsi dan peran koperasi berdasarkan UU No. 25 Tahun
Berdasarkan UU No. 25 Tahun
pasal
bahwa
4
dan
koperasi
5
diatas,
dijadikan
sebagai penguat perekonomian nasional
secara garis besar tujuan dari koperasi
pada umumnya, serta berusaha untuk
Indonesia meliputi tiga hal, yaitu bertujuan memajukan
1992
ditekankan
1992 Pasal 3 diatas, dapat dijelaskan bahwa
untuk
Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi para anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat dalam berbangsa dan bernegara. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi yang sesuai dengan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia.
kesejahteraan
5
Jurnal Ekonomi Bisnis. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, 0 - 88
meningkatkan kemampuan ekonomi pada
mengartikan modal sebagai bagian dari
anggotanya.
nilai kekayaan yang dapat mendatangkan penghasilan.
Susanto,
Di dalam koperasi, terdapat dua
Indonesia Koperasi Pegawai Republik Indonesia
sebuah
dan
2004:70)
Pengertian Koperasi Pegawai Republik
merupakan
(Firdaus
golongan
koperasi
fungsional,
yang
didirikan
macam sumber modal, yaitu modal dari
yaitu
dalam koperasi yang berupa modal ekuitas
oleh
(modal sendiri) dan modal dari luar
pegawai negeri dalam lingkungan kantor.
koperasi yang berupa modal pinjaman.
Menurut Anoraga dan Widiyanti (1998:36-
Menurut UU No.25 Tahun 1992
37) “ Koperasi Pegawai Republik Indoneia
tentang Perkoperasian pasal 41 dinyatakan
adalah koperasi yang menyelenggarakan
bahwa modal koperasi terdiri dari :
usaha lebih dari satu macam kebutuhan
Modal Sendiri
ekonomi para anggotanya dan memiliki
Menurut Undang-undang tentang
kesamaan kepentingan ekonomi.”
Perkoperasian No.25 Tahun 1992 Pasal 41 Ayat (2), modal sendiri adalah modal yang menanggung resiko atau disebut ekuiti.
Permodalan KPRI Modal adalah sejumlah uang yang
Modal sendiri bersumber dari :
digunakan oleh koperasi untuk menjalankan
a)
Simpanan Pokok
kegiatan usahanya. Modal merupakan hal
Simpanan uang
pokok
adalah
yang
wajib
yang sangat penting bagi perkembangan
sejumlah
koperasi karena modal merupakan roda
dibayarkan pada saat masuk menjadi
penggerak kegiatan – kegiatan koperasi.
anggota koperasi, yang besarnya
bukan
untuk masing – masing anggota
merupakan perkumpulan modal, namun
adalah sama. Simpanan pokok ini
sebagai
didalam
tidak bisa diambil oleh anggota
koperasi
selama
Meskipun
badan
menjalankan
koperasi
usaha
maka
usahanya
masih
menjadi
anggota
memerlukan modal. Tetapi pengaruh modal
koperasi. Mengenai besarnya jumlah
dan penggunaanya dalam koperasi tidak
simpanan
boleh mengaburkan dan mengurangi makna
dibayarkan oleh anggota tergantung
koperasi yang lebih menekankan pada
pada AD/ART koperasi yang telah
kepentingan
ditetapkan.
kemanusiaan
dari
pada
kepentingan kebendaan.
b)
Menurut Adam Smith dalam buku
pokok
harus
Simpanan Wajib Simpanan
yang berjudul “The Wealth Of Nations”
yang
wajib
adalah
sejumlah simpanan tertentu yang
6
Beberapa Faktor yang Mempengaruhi SHU
besarnya tidak harus sama yang
a)
Anggota
wajib di bayar oleh anggota kepada koperasi
dalam
waktu
dan
anggota
suatu
pinjaman
yang
kesempatan tertentu. Simpanan wajib
diperoleh dari anggota, termasuk
tidak dapat diambil kembali selama
calon anggota
yang bersangkutan masih menjadi
syarat. b)
Pinjaman dari koperasi lain
Dana
cadangan
boleh
dibagikan
anggota
koperasi
meskipun
pembubaran
koperasi.
atau
oleh
pembubaran
dari
terjadi
koperasi. c)
Bank
dan
lembaga
keuangan
lainnya
penyelesai
menyelesaikan
didasari
dengan perjanjian kerja sama antar
Dana
dipakai
anggotanya
kepada
cadangan pada saat pembubaran koperasi,
yang memenuhi
Koperasi lain atau anggotanya
Dana Cadangan
tidak
Pinjaman dari bank dan
untuk
lembaga
hutang-hutang
keuangan
lainnya
dilakukan berdasarkan ketentuan
koperasi, kerugian-kerugian koperasi,
peraturan
biaya-biaya
yang berlaku. Jika tidak terdapat
penyelesaian,
dan
sebagainya. d)
dari
adalah
anggota. c)
Pinjaman
ketentuan khusus, koperasi sebagai
Hibah atau Donasi Hibah pemberian
debitur dari bank atau lembaga adalah
suatu
atau
dariseseorang Modal
semasa
donasiini
keuangan
hidupnya.
mengenai persyaratan pemberian
merupakan
dan pengembalian kredit maupun prosedur kredit.
digunakan
d)
untuk
Penerbitan obligasi dan hutang lainnya
operasional koperasi yang tidakbisa
Dalam
dipindah tangankan.
pengembangan
rangka
mencari
tambahan modal, koperasi dapat
Modal Pinjaman atau Modal Luar Untuk
diperlakukan
sama dengan debitur lain, baik
perjanjian atau syarat apapun,dan ini
lainnya
hadiah
bantuan yang diberikan tanpa ada
modal
perundang-undangan
mengeluarkan
kegiatan
obligasi
(surat
pernyataan hutang) yang dapat
usahanya, koperasi dapat menggunakan
dijual
modal pinjaman dengan memperhatikan
konsekuensinya
kelayakan dan kelangsungan usahanya.
diharuskan membayar bunga atau
Modal pinjaman dapat berasal dari :
pinjaman yang diterima (nilai dari
7
ke
masyarakat. maka
Sebagai koperasi
Jurnal Ekonomi Bisnis. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, 0 - 88
obligasi yang dijual) secara tetap,
tertentu dengan syarat ringan dan
baik
tingkat bunga yang rendah.
besar
Penerbitan
maupun obligasi
hutang
waktunya. dan
lainnya
surat
dilakukan
Volume Usaha KPRI
berdasarkan ketentuan perundang-
e)
Volume usaha adalah total nilai
undangan yang berlaku
penjualan atau penerimaan dari barang dan
Sumber lain yang sah
jasa pada suatu periode atau tahun buku
Sumber adalah anggota
lain
pinjaman yang
yang dari
sah
yang bersangkutan (Sitio dan Tamba,
bukan
dilakukan
2001:141).
tidak
Dengan demikian volume usaha
melalui penawaran secara hukum
koperasi adalah akumulasi nilai penerimaan
(Subandi, 2010 : 83-84)
barang dan jasa sejak awal tahun buku (Januari) sampai dengan akhir tahun buku
Kegiatan Usaha KPRI Untuk mencapai tujuannya, maka
(Desember).
KPRI perlu melakukan serangkaian usaha yang dapat memberikan manfaat yang
Sisa Hasil Usaha
sebesar-besarnya bagi para anggotanya.
Menurut
Sitio
dan
Tamba
Menurut Anoraga dan Widiyanti (1998:20),
(2001:87), ditinjau dari aspek ekonomi
unit-unit usaha yang perlu di buka oleh
manajerial, SHU koperasi adalah selisih
KPRI adalah:
dari seluruh pemasukan atau penerimaan
1) Unit usaha pertokoan (konsumsi)
salah
total (total revenue [TR]) dengan biaya-
Unit usaha ini merupakan
biaya atau biaya total (total cost [TC])
satu
dalam
perwujudan
kerjasama
satu
tahun
dalam pembelian barang-barang yang
legalistik,
dibutuhkan
Undang-undang
oleh
anggota
pada
buku.
pengertian
Dari
SHU
tentang
aspek
menurut
Perkoperasian
khususnya dan masyarakat sekitar pada
No.25 Tahun 1992 Pasal 45 adalah sebagai
umumnya.
berikut:
2) Unit usaha simpan pinjam Secara
umum
Sisa hasil usaha koperasi merupakan tujuan
pendapatan koperasi yang diperoleh dalam
dibukanya unit usaha ini adalah untuk
satu tahun buku dikurangi dengan biaya,
membantu para anggotanya dalam hal
penyusutan,
keuangan yaitu dengan memberikan
termasuk pajak dalam tahun buku yang
pinjaman berupa utang meupun dalam
bersangkutan.
bentuk kredit barang guna memenuhi
dan
kewajiban
lainnya
Sisa hasil usaha setelah dikurangi dana
kebutuhan para anggotanya pada saat
cadangan,
8
dibagikan
kepada
anggota
Beberapa Faktor yang Mempengaruhi SHU
sebanding
dengan
jasa
usaha
yang
dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan lain koperasi, sesuai dengan
b.
keputusan Rapat Anggota. Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota. c.
Faktor – faktor yang mempengaruhi Sisa Hasil Usaha (SHU) dari aspek keuangan Menurut Atmadji (2007:217-232) faktor-faktor yang menentukan besarnya Sisa Hasil Usaha koperasi dapat dilihat dari dua aspek yaitu aspek keuangan dan non keuangan. Dilihat dari aspek indikator keuangan faktor yang mempengaruhi sisa
d.
hasil usaha (SHU) koperasi meliputi: Modal sendiri, yaitu modal yang menanggung
resiko
(equity)
atau
merupakan kumulatif dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah. Modal pinjaman, yaitu modal yang dipinjam
koperasi
anggota,
koperasi
yang lainnya,
berasal
dari
bank
atau
e.
lembaga keuangan, penerbitan obligasi atau surat berharga dan sumber-sumber lainnya. f.
Volume usaha, yaitu total nilai penjualan atau pendapatan barang dan jasa pada tahun buku yang bersangkutan.
Para anggota koperasi harus berpartisipasi dalam kegiatan koperasi karena tanpa adanya peran anggota maka koperasi tidak akan berjalan lancar. Jumlah Modal Sendiri SHU anggota yang diperoleh sebagian dari modal sendiri yaitu dari simpanan wajib, simpanan pokok, dana cadangan dan hibah. Kinerja Pengurus Kinerja pengurus sangat diperlukan dalam semua kegiatan yang dilakukan oleh koperasi, dengan adanya kinerja yang baik dan sesuai dengan persyaratan dalam Anggaran Dasar serta UU Perkoperasian maka hasil yang dicapaipun juga akan baik. Jumlah Unit Usaha yang dimiliki Setiap koperasi pasti memiliki unit usaha. Hal ini juga menentukan seberapa besar volume usaha yang dijalankan dalam kegiatan usaha tersebut. Kinerja Manajer Kinerja manajer menentukan jlannya semua kegiatan yang dilakukan oleh koperasi dan memiliki wewenang atas semua hal – hal yang bersifat intern. Kinerja Karyawan Merupakan kemampuanseorang karyawan dalam menjadi anggota koperasi.
Menurut Pactha (2005 : 56), “faktor 2) Faktor dari Luar yaitu : a. Modal Pinjaman dari luar Modal yang berasal dari luar perusahaan sifatnya sementara bekerja didalam perusahaan dan bagi persahaan meruapakn
– faktor yang mempengaruhi SHU terdiri dari 2 faktor yaitu Faktor Dalam dan Faktor Luar”. 1) Faktor dari Dalam yaitu : a. Partisipasi Anggota
9
Jurnal Ekonomi Bisnis. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, 0 - 88
usaha yang mempengaruhi SHU Koperasi
utang yang pada saatnya harus dibayar kembali agar tidak menderita kerugian. b. Para konsumen dari luar selain anggota koperasi. c. Pemerintah
di Provinsi Daerah Yogyakarta. Menurut
Adityaputra
(2009)
dengan penelitian yang berjudul “Analisis Modal
Kekayaan koperasi yang merupakan pemberian bantuan kepada pihak koperasi secara sukarela baik berwujud uang maupun barang biasanya berasal dari pemerintah dan merupakan hibah.
Sendiri
Pengaruhnya
Terhadap
Perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) pada Koperasi Keluarga Pegawai ITB Kota Bandung”. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa modal sendiri tidak berpengaruh signifikan terhadap SHU.
Penelitian Terdahulu Menurut penelitian yang dilakukan
Metode Penlitian
Atmadji (2007) dengan judul “faktor –
Penelitian
faktor yang Menentukan Besarnya SHU
teknik dokumentasi.
modal sendiri, modal asing, volume usaha,
analisis
jumlah unit koperasi, jumlah tenaga kerja
analisis
secara
normalitas,
signifikan terhadap perolehan SHU.
uji
multikolinieritas,
uji
penelitian ini digunakan alat uji statistik, dengan uji F dan uji t. Formula regresi
Volume Usaha Pada Sisa Hasil Usaha
berganda yang digunakan dalam penelitian
Koperasi di Provinsi Daerah Istimewa penelitian
uji
linierilitas. Untuk menguji hipotesis pada
judul
“Pengaruh Modal Sendiri, Modal Luar dan
Dari
analisis
heteroskedastisitas, uji autokorelasi, uji
Menurut penelitian yang dilakukan
Yogyakarta”.
kalsik,
Uji asumsi klasik meliputi uji
variabel modal asing yang berpengaruh
dengan
asumsi
signifikansi, analisis regresi.
signifikan, namun secara uji parsial hanya
(2009)
analisis
dengan beberapa tahapan, antara lain
Dimana secara bersama – sama ke empat
Sari
menggunakan
Analisis statistik dapat dilakukan
yang signifikan terhadap sisa hasil usaha.
Rusiana
data
Sedangkan teknik
deskriptif kuantitatif dan analisis statistik.
dan jumlah anggota memiliki pengaruh
berpengaruh
jenis
pengumpulan data yang digunakan adalah
Dari penelitian tersebuat dijelaskan bahwa
tersebut
merupakan
penelitian deskriptif kuantitatif. Teknik
dari Aspek Keuangan dan non Keuangan”.
variabel
ini
ini adalah sebagai berikut :
tersebut
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + ei
dijelaskan bahwa secara bersama – sama,
Keterangan :
modal sendiri, modal luar dan volume
Y
= SHU
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
X1
= Modal Sendiri
Sedangkan secara parsial hanya volume
X2
= Modal Pinjaman
usaha mempengaruhi SHU Koperasi di
10
Beberapa Faktor yang Mempengaruhi SHU
X3
= Volume Usaha
regresi pada penelitian ini tidak terdapat
a
= Konstanta
autokorelasi karena nilai Durbin-Watson
b1 b2 b3 = Koefisien regresi ei
1,996 berada diantara 1,54 dan 2,46.
= Faktor pengganggu
hasil uji linieritas dengan Ramsey reset
menunjukkan
nilai
signifikansi
Hasil Penelitian Dan Pembahsan
sebesar 0,2356 > 0.05 yang berarti data
Analisis Statistik
lolos uji linearitas.
Uji Asumsi Klasik Setelah dilakukan pengolahan data
Uji Hipotesis
melalui program eviews 7 menunjukkan
Berdasarkan hasil analisis regresi
2
nilai Prob.Obs,R sebesar 0,083 > α (5%).
pengujian hipotesis yang meliputi uji t, uji
Dengan
nilai
F menunjukkan bahwa hasil uji t untuk
probabilitasnya sebesar 0,083 > α (5%),
variabel modal sendiri diperoleh nilai
maka disimpulkan bahwa data berdistrubusi
signifikansi 0,0037
secara normal.
nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05
demikian,
Dari
uji
karena
pada α=5%. Karena
multikolinieritas
(0.0037 < 0.05), maka Ha diterima yang
menunjukkan bahwa koefisien korelasi
berarti ada pengaruh yang signifikan antara
antara X1 dengan X2 adalah sebesar
modal sendiri terhadap SHU
0,714177, koefisien korelasi antara X1
Hasil uji t untuk variabel modal
dengan X3 sebesar 0,843674, koefisien
pinjaman diperoleh nilai signifikansi 0.0990
korelasi antara X2 dengan X3 sebesar
pada α=5%. Karena nilai signifikansi lebih
0,732880. Karena tidak ada koefisien
besar dari 0.05 (0,0990 > 0.05), maka Ho
korelasi antara variabel bebas yang lebih
diterima yang berarti tidak ada pengaruh
besar dari 0,85 maka dapat dikatakan pada
yang signifikan antara modal pinjaman
penelitian ini tidak terdapat adanya gejala
terhadap SHU.
multikolinieritas. Hasil
Hasil uji t untuk variabel volume uji
heteroskedastisitas
usaha diperoleh nilai signifikansi sebesar
diketahui nilai probabilitas Obs*R-squared
0.2740 pada α = 5%. Oleh karena nilai
sebesar 0.3761, jika digunakan tingkat
signifikansi lebih besar dari 0.05 (sig >
kepercayaan 95% (α 5%), maka nilai α =
0.05), maka Ho diterima yang berarti tidak
0,05 < probabilitas (0.3761) hal ini dapat
ada
dikatakan data bersifat homoskedastisitas.
volume usaha terhadap SHU.
Hasil uji autokorelasi didapatkan
pengaruh
yang
signifikan
antara
.
nilai Durbin-watson Test sebesar 1,999,
Sedangkan
maka dapat disimpulkan bahwa model
nilai probabilitas F
statistik pada penelitian ini adalah sebesar
11
Jurnal Ekonomi Bisnis. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, 0 - 88
0.000000. Dengan kata lain probabilitas F
SHU KPRI “Bina Karya” Balongpanggang
sebesar 0.00000< α (0,05) maka maka dari
akan naik sebesar Rp 7.118,00..
ketiga variabel dependen yaitu modal
Nilai
koefisien
regresi
pada
sendiri, modal pinjaman dan volume usaha
variabel volume usaha 0,14840 artinya jika
secara
volume
bersama-sama
berpengaruh
usaha
bertambah
sebesar
Rp
signifikan terhadap sisa hasil usaha di KPRI
1.000.000 sedangkan variabel modal sendiri
“Bina Karya” Balongpanggang.
dan modal pinjaman tetap maka SHU KPRI “Bina Karya” Balongpanggang akan naik sebesar Rp 148.400,00.
Analisis Regresi Setelah data diolah menggunakan
Koefisien Determinasi
bantuan program eviews 7 diperoleh hasil
Berdasarkan hasil estimasi seperti
sebagai berikut :
yang disajikan dalam tabel Hasil Analisis
LNSHU= 3.39911053258+0.841177980607
Regresi
dapat
diketahui
bahwa
nilai
*LNMS+0.0711873672241*LNM
koefisien R2 adalah sebesar 0.923550 yang
P+0.1484003824LNVU
berarti pengaruh variabel bebas (modal
Berdasarkan persamaan tersebut,
sendiri, modal pinjaman dan volume usaha)
dapat dijelaskan bahwa nilai konstanta
terhadap variabel terikat (sisa hasil usaha)
sebesar =˗ 3.39911053258 dapat diartikan
adalah sebesar 97,75%. Sedangkan sisanya
apabila variabel modal sendiri, modal
sebesar 2,25% dipengaruhi oleh variabel
pinjaman dan volume usaha adalah nol (0)
lain yang tidak termasuk dalam penelitian
maka
SHU
KPRI
“Bina
Karya”
ini.
Balongpanggang adalah Rp -3.399.110, Nilai
koefisien
regresi
pada
Pembahasan
variabel modal sendiri 0,84117 artinya jika modal
sendiri
berusaha
untuk
memperoleh gambaran pengaruh modal
modal
sendiri, modal pinjaman dan volum usaha
pinjaman dan volume usaha tetap maka
terhadap sisa hasil usaha di KPRI “Bina
SHU KPRI “Bina Karya” Balongpanggang
Karya”
akan naik sebesar Rp 841.177,00
1998-2012. Setelah melalui proses analisis,
Nilai
sedangkan
koefisien
sebesar
ini
Rp
1.000.000
bertambah
Penelitian
variabel
regresi
pada
tahun
diperoleh beberapa kesimpulan yang akan
variabel modal pinjaman 0,07118 artinya jika variabel modal pinjaman
Balongpanggang-Gresik
dibahas pada bab pembahasan ini.
bertambah
Melihat dari hasil analisis regresi
sebesar Rp 1.000.000 sedangkan variabel
berganda
modal sendiri dan volume usaha tetap maka
menggunakan
12
(multiple
regressio)
program
dengan
Eviews
7
Beberapa Faktor yang Mempengaruhi SHU
didapatkan
beberapa
temuan
sebagai
yang menyimpulkan bahwa modal sendiri
berikut :
tidak berpengaruh signifikan terhadap sisa
Pengaruh
Modal
Sendiri,
hasil
Modal
Hasil
Usaha
Di KPRI “Bina
(2001:79)
Karya”Balongpanggang-Gresik
modal
sendiri
oleh
Sitio
semakin
teori dan
tinggi
yang Tamba
partisipasi
anggota maka idealnya semakin tinggi
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
Berdasarkan
dikemukakan
Pinjaman dan Volume Usaha Terhadap Sisa
usaha.
manfaat yang diterima anggota. Partisipasi
berpengaruh
anggota adalah partisipasi modal berupa
signifikan terhadap SHU di KPRI “Bina
modal sendiri dan transaksi yang dilakukan
Karya “Balongpanggang-Gresik. Hal ini
anggota. Apabila
terbukti
yang
sendiri yang disetor, untuk meningkatkan
menunjukkan nilai signifikansi sebesar
volume usahanya sehingga hal ini tentunya
0,0037 < α (0,05).
akan
dengan
melihat
uji
t
semakin besar modal
meningkatkan
SHU
yang
dapat
Melihat tingkat signifikansi sebesar
diperoleh. Maka sebaiknya KPRI “Bina
0,0037 < α (0,05) maka penelitian ini
Karya” terus memusatkan perhatian untuk
menunjukkan
lebih banyak memupuk modal sendiri
bahwa
modal
sendiri
berpengaruh terhadap sisa hasil usaha.
dengan
Dengan demikian peranan modal sendiri
simpanan wajib bagi anggota.
sangat penting untuk kelancaran kegiatan usaha
di
“Bina
KPRI
cara
meningkatkan
Sedangkan
Karya”
pinjaman
untuk
dilihat
jumlah
variabel
dari
hasil
modal
penelitian
Balongpanggang-Gresik. Modal sendiri ini
menunjukkan bahwa modal pinjaman tidak
bersumber dari simpanan pokok, simpanan
berpengaruh signifikan terhadap SHU di
wajib,
KPRI “Bina
dana
cadangan
umum,
dana
Karya “Balongpanggang-
cadangan khusus, hibah dan SHU setelah
Gresik. Hal ini terbukti dengan melihat uji t
pajak.
yang
Kesimpulannya berpengaruh
signifikan
modal terhadap
menunjukkan
nilai
signifikansi
sebesar 0,0990 α > (0,05).
sendiri SHU
Melihat tingkat signifikansi sebesar
karena modal sendiri yang dihimpun dari
0,0990 > α (0,05) maka temuan penelitian
anggota tidak dibebani bunga dimana
ini menunjukkan bahwa modal pinjaman
dengan meningkatkan modal sendiri dalam
tidak berpengaruh signifikan terhadap sisa
menjalankan usaha maka sisa hasil usaha
hasil
yang diperoleh KPRI “Bina Karya” juga
Balongpanggang-Gresik. Dengan demikian
akan mengalami peningkatan. Penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa kontribusi modal
berbanding terbalik dengan hasil penelitian
pinjaman jauh lebih kecil daripada modal
yang dilakukan oleh Irfan Dwi Adityaputra
sendiri
13
usaha
di
KPRI
meskipun
“Bina
secara
Karya”
nominal
Jurnal Ekonomi Bisnis. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, 0 - 88
penggunaan modal pinjaman di KPRI “Bina
Atmadji yang menyimpulkan bahwa modal
Karya” lebih besar daripada penggunaan
asing
modal sendiri. Modal pinjaman di KPRI
Berdasarkan ILO recommendation Nomor
“Bina
Balongpanggang-Gresik
127 Pasal 12 (1) yang menyimpulkan
bersumber dari hutang jangka pendek dan
bahwa seharusnya modal yang dihimpun
hutang jangka panjang.
koperasi lebih besar pada modal sendiri
Karya”
Modal Karya”
pinjaman
di
KPRI “Bina
Blongpanggang-Gresik
berpengaruh
terhadap
SHU.
daripada modal pinjaman karena dengan
tidak
alasan bahwa modal pinjaman adalah modal
SHU
yang dibebani bunga, sehingga rata-rata
karena adannya beban bunga yang harus
pengembalian modal pinjaman lebih besar
dibayar
Karya”
dari pinjaman semula. Untuk itu KPRI
Balongpanggang-Gresik sebesar 1% tiap
“Bina Karya” Balongpanggang sebaiknya
bulan. Disamping itu pinjaman KPRI
menekan
kepada pihak luar setiap tahunnya selalu
pinjaman agar SHU yang didapatkan
bertambah karena jumlah modal sendiri
nantinya akan lebih besar.
berpengaruh
signifikan
oleh
KPRI
terhadap “Bina
jumlah
penggunaan
modal
belum mampu memenuhi kebutuhan para Untuk variabel volume usaha dilihat
anggotanya. Penggunaan modal pinjaman
dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
ini untuk mengembangkan unit usaha yang
volume usaha tidak berpengaruh signifikan
ada di KPRI “Bina Karya” Balongpanggang
terhadap SHU di KPRI “Bina
agar dengan berkembangnya unit usaha
“Balongpanggang-Gresik. Hal ini terbukti
kebutuhan para anggota dapat terpenuhi.
dengan melihat uji t yang menunjukkan
Penggunaan modal pinjaman yang lebih
nilai signifikansi sebesar 0,2740 α > (0,05).
besar ini akan berdampak buruk pada
Melihat tingkat signifikansi sebesar
kesehatan keuangan KPRI karena beban
0,2740 > α (0,05) maka temuan penelitian
bunga dan angsuran hutang yang harus dibayar
diambilkan
dari
Karya
ini menunjukkan bahwa volume usaha tidak
pendapatan
berpengaruh signifikan terhadap sisa hasil
sehingga akan berdampak negatif pada
usaha
SHU. Meskipun SHU KPRI “Bina Karya”
di
KPRI
“Bina
Karya”
Balongpanggang-Gresik.. Dengan demikian
setiap tahunnya selalu meningkat, namun
dapat
jika penggunaan modal pinjaman tidak
disimpulkan
bahwa
penggunaan
modal pinjaman yang lebih besar dari
lebih besar dari modal sendirinya, maka
modal
tentunya SHU yang akan diperoleh akan
sendiri
ini
digunakan
untuk
mengembangkan unit usaha yang ada di
lebih banyak dari sebelumnya.
KPRI
Hasil penelitian ini berbanding terbalik
“Bina
Karya”Balongpanggang.
Sehingga penggunaan modal pinjaman ini
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
akan
14
lebih
bermanfaat
untuk
Beberapa Faktor yang Mempengaruhi SHU
mengembangkan usaha dan pendapatan
KPRI “Bina Karya” Balongpanggang-
atau keuntungan yang didapat tidak begitu
Gresik
besar.
Dari hasil analisis data dapat diketahui
Volum usaha pada KPRI “Bina Karya”
bahwa variabel modal sendiri merupakan
Blongpanggang-Gresik ini terdiri dari tiga
variabel
unit yaitu Unit Simpan Pinjam, Unit
mempengaruhi sisa hasil usaha di KPRI
Penyaluran
atau
“Bina Karya” Balongpanggang. Hal ini
Pertokoan dan Unit Penyaluran Barang
terlihat dari besar prosentase modal sendiri
(UPB). Namun dari data yang diperoleh,
sebesar 84,11% yang lebih besar dari
hanya
prosentase variabel modal pinjaman dan
Barang
Unit
Konsumsi
Simpan
Pinjam
yang
memberikan kontribusi besar bagi volume
atau
Pertokoandan
paling
dominan
volume usaha
usaha. Untuk Unit Penyaluran Barang Konsumsi
yang
Sebagai bukti bahwa modal sendiri
Unit
memberikan pengaruh yang paling besar
Penyaluran Barang kurang memberikan
terhadap sisa hasil usaha (SHU) di KPRI
masukan bagi koperasi“Bina Karya”.
“Bina
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan
Praningrum
Karya”
Balongpanggang-Gresik
yaitu dengan menggunakan modal sendiri
yang
untuk
mengembangkan
usaha,
maka
menyimpulkan bahwa dari variabel modal
keuntungan yang diperoleh juga akan
usaha, jumlah anggota dan volume usaha,
semakin besar karena modal sendiri tidak
yang memiliki pengaruh paling dominan
dikenakan bunga. Sehinggan jika KPRI
yaitu volume usaha, karena kegiatan usaha
“Bina
yang dilakukan koperasi sangat baik dan
banyak menggunakan modal sendiri, maka
efektif. Sehingga akan berpengaruh dengan
sisa hasil usaha yang akan diperoleh lebih
besarnya volume usaha yang didapat.
besar daripada sebelumnya.
Volume usaha inilah yang nantinya yang
Karya”
Balongpanggang
lebih
Penelitian ini sejalan dengan penelitian
nantinya akan berpengaruh pada perolehan
yang
SHU
ini
mengatakan bahwa modal sendiri memiliki
berbanding terbalik dengan penelitian yang
kontribusi pengaruh yang besar terhadap
dilakukan
yang
SHU. enggunaan modal sendiri untuk
menyimpulkan bahwa dari ketiga variabel
mengembangkan usaha lebih dianjurkan
yaitu modal sendiri, modal asing dan
karena tidak dibebani bunga sehingga
volume usaha yang memiliki pengaruh
keuntungan yang akan diperoleh akan lebih
paling dominan yaitu volume usaha.
besar dari sebelumnya. Namun penelitian
Variabel
ini berbanding terbalik dengan penelitian
koperasi.
oleh
Namun
Retno
Yang
penelitian
Septiasih
Paling
Dominan
yang
Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha Di
15
dilakukan
dilakukan
oleh
Abidin
Rusianasari
yang
yang
Jurnal Ekonomi Bisnis. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, 0 - 88
mengatakan bahwa diantara variabel modal
Variabel
volume
usaha
tidak
sendiri, modal pinjaman dan volume usaha
berpengaruh secara signifikan terhadap
yang
SHU
memiliki
kontribusi
besar
di
KPRI
“Bina
Karya”
mempengaruhi SHU adalah volume usaha,
Balongpanggang-Gresik. Hal ini berarti
jika keuntungan unit usaha
meningkat
bahwa peningkatan volume usaha belum
sangat
terjadinya
tentu
memungkinkan
berdampak
pada
peningkatan
keuntungan. Karena KPRI “Bina Karya”
peningkatan SHU koperasi.
Blongpanggang-Gresk masih belum bisa Simpulan Dan Saran
mengembangkan unit usaha yang dimiliki
Simpulan
dengan menggunakan modal sendiri yang
Berdasarkan
analisis
dan
dimiliki
koperasi,
melainkan
masih
pembahasan dapat diambil kesimpulan
membutuhkan modal luar yang dibebani
bahwa
bunga tiap tahunnya.
modal
sendiri
berpengaruh
signifikan terhadap sisa hasil usaha di KPRI
Dari hasil analisis regresi berganda
“Bina Karya” Balongpanggang-Gresik. Hal
(multiple
ini membuktikan bahwa semakin tinggi
variabel
modal sendiri yang dihimpun dari anggota
mempengaruhi SHU di KPRI “Bina Karya”
maka akan mempengaruhi sisa hasil usaha.
Balongpanggang-Gresik
Karena modal sendiri tidak dibebani bunga.
modal sendiri karena nilai prosenstase
Sedangkan untuk modal pinjaman
regression) yang
pengaruhnya
terlihat
paling
terhadap
bahwa dominan
adalah
variabel
SHU
sebesar
tidak berpengaruh signifikan terhadap sisa
84,11%, dimana nilai prosentase modal
hasil
sendiri paling besar diantara variabel modal
usaha
di
KPRI
“Bina
Balongpanggang-Gresik.
Hal
Karya” ini
pinjaman
dan
volume
usaha
dalam
dikarenakan beban bunga yang harus di
penelitian ini. Dengan demikian modal
tanggung oleh KPRI lumayan besar yaitu
sendiri yang telah dihimpun dari anggota
sebesar 1% untuk setiap bulannya, sehingga
KPRI
untuk membayar beban bunga itu harus
Gresik memiliki kontribusi besar untuk
diambilkan dari pendapatan atau sisa hasil
menjalankan
usaha sehingga secara langsung SHU yang
diperoleh
didapat akan lebih sedikit, selain itu
sebelumnya.
pinjaman KPRI pada pihak luar juga terus
Saran
bertambah karena jumlah modal sendiri belum
mampu
memenuhi
“Bina
Karya”
usaha akan
Kepada
Balongpanggang-
agar
lebih
para
SHU
yang
banyak
dari
peneliti
yang
kebutuhan
bermaksud mengadakan penelitian yang
anggota terutama untuk kegiatan usaha
sejenis, maka hendaknya menambahkan
simpan pinjam.
variabel non keuangan sebagai variabel
16
Beberapa Faktor yang Mempengaruhi SHU
yang
mempengaruhi
Variabel
non
SHU
koperasi.
keuangan
koperasi
Atmadji.2007.Faktor-Faktor Yang Menentukan Besarnya Sisa Hasil Usaha Koperasi Dari Aspek Keuangan dan Non Keuangan, Jurna Bisnis dan Manajemen,(Online),Vol.7,No.2,(H ttp://www.Jurnalbisnisdanmanajem en.com,diakses tanggal 13 November 2012)
diantaranya yaitu jumlah anggota, jumlah pengurus, jumlah unit koperasi dan lain sebagainya. Kepada para pengurus KPRI “Bina Karya” Balongpanggang-Gresik agar dalam mengembangkan usahanya lebih banyak menggunakan modal sendiri agar pendapatan SHU
Firdaus,Muhammad dan Agus Endi Susanto.2004.Perkoperasian Sejarah, Teori dan Praktek.Bogor:Ghalia Indonesia
yang diperoleh lebih
besar dari sebelumnya. DAFTAR RUJUKAN
Hendrojogi.2000.Koperasi Asas-asas, Teori dan Praktek.Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada
Abidin,Jainul dan Abdul Malik.2009.Pengaruh Modal Usaha dan Jumlah Manajer Terhadap Sisa Hasil Usaha Koperasi di Indonesia,Jurnal Prospek,(online),Vol.2,No.1,(Http:/ /www.JurnalProspek.com,diakses tanggal 13November 2012)
Partomo, Sartika dan Rachman Soejoedono.2004.Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan Koperasi.Bogor:Ghalia Indonesia Praningrum.2002.Pengaruh Modal Usaha, Anggota dan Volume Usaha Terhadap Sisa Hasil Usaha Pada Koperasi Manunggal Karsa.Jurnal ekonomi, (online), (Http://www.jurnal ekonomi.com, diakses tanggal 3 desember 2012)
Adityaputra, Irfan Dwi.2009.Analisis Modal Sendiri Pengaruhnya Terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) Pada Koperasi Keluarga Pegawai ITB Kota Bandung, Jurnal Ilmiah, (online), Vol.1, No.1, (Http://www.jurnal ilmiah.com, diakses tanggal 2 desember 2012)
Rusiana, Agustin dan Beny Susanti.2009.Pengaruh Modal Sendiri, Modal Luar dan Volume Usaha Pada Sisa Hasil Usaha Koperasi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.Jurnal Ekonomi, (online), Vol.1, No.2, (http://www.jurnal ekonomi.com, diakses tanggal 3 januari 2013)
Adityaputra,Irfan Dwi.2009.Analisis Modal Sendiri dan PengaruhnyaTerhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) Pada Koperasi Keluarga Pegawai ITB Kota Bandung,Jurnal ilmiah,(online),Vol.1,No.1,(Http:// www.JurnalIlmiah.com,diakses tanggal 2 Desember 2012) Anoraga, Panji Widiyanti.2000.Dinamika Koperasi.Jakarta:Rineka Cipta
Septiasih, Retno.2009.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha Pada KPRI Di Kabupaten Rembang.Jurnal ekonomi, (Online), (Http://www.jurnal ekonomi.com, diakses tanggal 26 desember 2012)
dan
17
Jurnal Ekonomi Bisnis. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, 0 - 88
Sitio,
Widarjono, Agus. 2005. Ekonometrika: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonisia
Arifin dan Halomoan Tamba.2001.Koperasi:Teori dan Praktek.Jakarta:Erlangga
Yuliadi Imamudin.2009. Ekonometrika Terapan. Yogyakarta: UPFE-UMY
Subandi.2010.Ekonomi Koperasi Teori dan Praktek.Bandung:Alfabeta Sugiono.2007.Statistika Penelitian.Bandung:Alfabeta
Untuk
Tim
Penyusun.2006.Panduan Penulisan dan Penilaian Skripsi Universitas Negeri Surabaya. Surabaya: Unesa University Press Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992:Tentang Perkoperasian Indonesia
.
18
Beberapa Faktor yang Mempengaruhi SHU
19