Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.9 (2012)
ANALISIS RASIO AKTIVITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN YANG DIUKUR DENGAN METODE TOBIN’S Q PADA PERUSAHAAN KERTAS YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA Eko Siswoyo
[email protected]
Hening Widi Oetomo Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT The purpose of this research is to examine the influence of activity (Total Asset Turnover / TATO, Inventory Turnover / ITO and Working Capital Turnover / WCTO) both altogether or individual toward the company’s value (tobin’s Q) on papers companies in the Indonesia Stock Exchange (BEI). The samples, which are used in this research, are 7 companies. The multiple regression analysis is the technique of analysis which is used in this research The result of the simultaneous examination which has been conducted by the writer shows that the activity ratio which is evaluated by TATO, ITO, and WCTO both altogether or individual toward the company’s value (tobin’s Q) on papers companies in the BEI, which is indicated by the achievement of signification value is still under α = 5%. The simultaneous achievement of the determination of coefficient level as much as 55.6% which shows the contribution of the independent variable toward the company’s value (tobin’s Q) on the paper companies in the BEI is quite high. The result of the partial test partially shows that WCTO variable has a significant influence toward company’s value (tobin’s Q) on the paper companies in the BEI which is indicated by signification value which is resulted by this variable is smaller than α = 5% level. While, ITO and TATO has signification value above α = 5%. Key words: Activity Ratio, Company’s Value, Simultaneous Influence, Partial Influence, Determination Coefficient INTISARI Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh rasio aktivitas (Total Asset Turnover / TATO, Inventory Turnover / ITO dan Working Capital Turnover / WCTO baik secara bersama-sama maupun individu terhadap nilai perusahaan (tobin‟s Q) pada perusahaan kertas di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel yang digunakan dalam peneltian sebanyak 7 perusahaan. Teknik analisa yang digunakan adalah analisa regresi berganda. Hasil pengujian secara simultan yang telah dilakukan menunjukkan rasio aktivitas yang diukur dengan TATO, ITO, dan WCTO baik secara bersama-sama maupun individu terhadap nilai perusahaan (tobin‟s Q) pada perusahaan kertas di BEI, yang diindikasikan dengan perolehan nilai signifikansi masih dibawah α = 5%. Dengan perolehan tingkat koefesien determinasi simultan sebesar 55.6% yang menunjukkan sumbangan atau kontribusi dari variabel bebas terhadap nilai perusahaan (tobin‟s Q) pada perusahaan kertas di BEI adalah cukup besar. Hasil parsial uji secara parsial menunjukkan variabel WCTO mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan (tobin‟s Q) pada perusahaan kertas di BEI yang diindikasikan dengan nilai signifikansi yang dihasilkan variabel tersebut lebih kecil dari dari tingkat α = 5%. Sedangkan variabel ITO dan TATO mempunyai nilai signifikansi diatas α = 5%. Kata Kunci: Rasio Aktifitas, Nilai Perusahaan, Pengaruh Simultan, Pengaruh Parsial, Koefesien Determinasi
1
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.9 (2012) 2
PENDAHULUAN Tujuan mendirikan sebuah perusahaan pada umumnya adalah yang pertam, untuk mencapai keuntungan maksimal. Kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham. Dan yang ketiga adalah memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya. Ketiga tujuan perusahaan tersebut sebenarnya secara substansial tidak banyak berbeda. Hanya saja penekanan yang ingin dicapai oleh masingmasing perusahaan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya (Harjito dan Martono, 2005). Wahyudi, Nurlela dan Ishaluddin (2008) dalam Kusumadilaga, (2010) menyebutkan bahwa nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli jika perusahaan tersebut dijual. Nilai perusahaan merupakan cerminan dari penambahan dari jumlah ekuitas perusahaan dengan hutang perusahaan. Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham meningkat. Semakin tinggi harga saham sebuah perusahaan, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham. Firm value (nilai perusahaan) merupakan konsep penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar menilai perusahaan secara keseluruhan (Nurlela dan Ishaluddin 2008 dalam Kusumadilaga, 2010). Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat oleh calon investor untuk menentukan investasi saham. Bagi sebuah perusahaan, menjaga dan meningkatkan kinerja keuangan adalah suatu keharusan. Hal tersebut diupayakan agar saham tersebut tetap eksis dan tetap diminati oleh investor. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan merupakan cerminan dari kinerja keuangan perusahaan. Laporan keuangan adalah akhir dari proses akuntansi dengan tujuan untuk memberikan infomasi keuangan yang dapat menjelaskan kondisi perusahaan dalam suatu periode tertentu. Informasi keuangan tersebut mempunyai fungsi sebagai sarana informasi, alat pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik perusahaan, penggambaran terhadap indikator keberhasilan perusahaan dan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan (Harahap, 2004). Suatu laporan keuangan perusahaan dikatakan memiliki kandungan informasi apabila hasil publikasi dari laporan keuangan tersebut menimbulkan reaksi pasar atau memicu adanya transaksi oleh investor (menjual atau membeli saham) sebagai tanggapan atas keputusan penting emiten yang disampaikan ke pasar. Reaksi pasar ini akan ditunjukkan dengan adanya perubahan dari harga sekuritas yang bersangkutan (Husnan, 2002). Nainggolan (2004) dalam Christiani (2010) menyatakan bahwa kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu aspek penilaian yang fundamental mengenai kondisi keuangan perusahaan yang dapat dilakukan berdasarkan analisis terhadap rasio-rasio keuangan perusahaan, antara lain: rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu. Dalam riset ini akan menggunakan analisis rasio aktivitas pada perusahaan kertas yang telah go-public. Dan rasio–rasio yang digunakan adalah total asset turnover,inventory turnover, dan working capital turnover. Dengan tingkat aktivitas maupun bahan baku yang tinggi dalam proses produksinya, perusahaan kertas dituntut memiliki modal yang tinggi untuk memenuhi tingkat persediaannya. Modal yang besar mendorong penyediaan mesin-mesin dan peralatanperalatan yang dibutuhkan. Dengan mendeteksi dampak terhadap nilai perusahaan dari pengaruh tingkat perputaran persediaan (inventory turnover), modal (working capital turnover), serta total asset (total asset turnover) yang menjadi bagian yang vital bagi perusahaan kertas, diharap mampu memberi acuan bagi investor dalam membuat keputusan bisnis.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.9 (2012) 3
Riset ini akan menguji pengaruh kinerja keuangan dalam bentuk rasio aktivitas sebagai variabel independen terhadap nilai perusahaan (diukur dengan metode Tobin‟s Q) sebagai variabel dependennya terhadap perusahaan kertas yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2008-2011. TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Nilai Perusahaan Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Bringham Gapensi, 1996). Semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Nilai perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya. Harga pasar dari saham perusahaan yang terbentuk antara pembeli dan penjual disaat terjadi transaksi disebut nilai pasar perusahaan, karena harga pasar saham dianggap cerminan dari nilai aset perusahaan sesungguhnya. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Adanya peluang investasi dapat memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan (Untung, dkk, 2006). Samuel (2000); Nurlela dan Ishaluddin (2008) dalam Kusumadilaga (2010) menjelaskan bahwa enterprise value (EV) atau dikenal juga sebagai firm value (nilai perusahaan) merupakan konsep penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar menilai perusahaan secara keseluruhan. Wahyudo (2005); Nurlela dan Ishaluddin (2008) dalam Kusumadilaga (2010) menyebutkan bahwa nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia di bayar oleh calon pembeli andai perusahaan tersebut dijual. Menurut Suharli (2006), ada beberapa pendekatan yang biasa dilakukan untuk menilai perusahaan, di antaranya: a. Pendekatan laba antara lain metode Price Earning Ratio. b. Pendekatan arus kas antara lain metode diskonto arus kas. c. Pendekatan dividen antara lain metode pertumbuhan dividen. d. Pendekatan aktiva antara lain metode penilaian aktiva. e. Pendekatan harga saham. f. Pendekatan Economic Value Added (EVA) Penelitian mencoba meneliti nilai perusahaan dengan pendekatan harga saham dengan menggunakan rasio Tobin‟s Q. Alasan memilih rasio Tobin‟q dalam penelitian ini untuk mengukur nilai perusahaan adalah karena penghitungan rasio Tobin‟s Q lebih rasional mengingat unsur-unsur kewajiban dan toal aset juga dimasukkan sebagai dasar penghitungan. Nilai perusahaan dalam beberapa literatur yang dihitung berdasarkan harga saham disebut dengan beberapa istilah di antaranya: 1. Price to Book Value (PBV) yaitu perbandingan antara harga saham dengan nilai buku saham. 2. Market to Book Ratio (MBR) yaitu perbandingan antara harga pasar saham dengan nilai buku saham.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.9 (2012) 4
3. Market to Book Assets Ratio yaitu ekpektasi pasar tentang nilai dari peluang investasi dan pertumbuhan perusahaan yaitu perbandingan antara nilai pasar aset dengan nilai buku aset. 4. Market Value of Equity yaitu nilai pasar ekuitas perusahaan menurut penilaian para pelaku pasar. Nilai pasar ekuitas adalah jumlah ekuitas (saham beredar) dikali dengan harga per lembar ekuitas. 5. Enterprise value (EV) yaitu nilai kapitalisasi market yang dihitung sebagai nilai kapitalisasi pasar ditambah total kewajiban ditambah minority interest dan saham preferen dikurangi total kas dan ekuivalen kas. 6. Price EarningsRatio (PER) yaitu harga yang bersedia dibayar oleh pembeli apabila perusahaan itu dijual. PER dapat dirumuskan sebagai PER = Price per Share / Earnings per Share. 7. Tobin‟s Q yaitu nilai pasar dari suatu perusahaan dengan membandingkan nilai pasar suatu perusahaan yang terdaftar di pasar keuangan dengan nilai penggantian aset (asset replacement value) perusahaan. Kinerja Keuangan Secara implisit definisi kinerja mengandung suatu pengertian adanya suatu efisiensi yang dapat diartikan secara umum sebagai rasio atau perbandingan antara masukan dan keluaran. Kinerja perusahaan sebagai emiten di pasar modal merupakan prestasi yang dicapai perusahaan yang menerbitkan saham yang mencerminkan kondisi keuangan dan hasil operasi (operating result) perusahaan tersebut dan biasanya diukur dalam rasio-rasio keuangan (Siregar, 2010). Kinerja suatu perusahaan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang secara umum dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu faktor internal dan faktor eksternal perusahaan. Faktor internal merupakan faktor-faktor yang berada dalam kendali pihak manajemen perusahaan, sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang berada di luar kendali manajemen perusahaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan adalah (Fabozzi, 1999): Faktor Internal a. Manajemen Personalia Berkaitan dengan sumber daya manusia agar dapat didayagunakan seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan perusahaan secara manusiawi. b. Manajemen Pemasaran Berkaitan dengan program-program yang ditujukan untuk mencapai tujuan perusahaan. c. Manajemen Produksi Berkaitan dengan faktor-faktor produksi agar barang dan jasa sesuai dengan yang diharapkan. d. Manajemen Keuangan Berkaitan dengan perencanaan, mencari, dan memanfaatkan dana untuk memaksimumkan efisiensi perusahaan. Faktor Eksternal a. Kondisi perekonomian Kondisi yang dipengaruhi kebijakan pemerintah, keadaan dan stabilitas politik, ekonomi, sosial, dan lain-lain. b. Kondisi Industri Meliputi tingkat persaingan, jumlah perusahaan, dan lain-lain.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.9 (2012) 5
Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan data yang dapat memberikan gambaran tentang keuangan perusahaan untuk itu perlu dilakukan suatu interpretasi terhadap data keuangan perusahaan pada suatu perusahaan. Dengan interpretasi terhadap laporan keuangan tersebut maka diharapkan laporan keuangan dapat memberikan manfaat bagi pemakainya. (Raharjo, 2005). Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan posisi keuangan, catatan-catatan dan bagian integral dari laporan keuangan. (IAI, 1994 dalam Raharjo, 2005). Laporan keuangan merupakan data yang dapat memberikan gambaran tentang keuangan perusahaan untuk itu perlu dilakukan suatu interpretasi terhadap data keuangan perusahaan pada suatu perusahaan. Dengan interpretasi terhadap laporan keuangan tersebut maka diharapkan laporan keuangan dapat memberikan manfaat bagi pemakainya. Adanya analis data keuangan pada periode tertentu memberikan informasi tentang hasilhasil yang telah dicapai dan perbaikan-perbaikan yang diperlukan (Raharjo, 2005). Harmanto (1992) dalam Raharjo (2005) melalui laporan keuangan dapat diperoleh informasi-informasi yang penting suatu perusahaan yaitu berupa: a. Informasi tentang sumber-sumber ekonomi dan kewajiban serta modal perusahaan. b. Informasi mengenai sumber-sumber ekonomi, harta atau kekayaan bersih yang timbul dalam aktivitas perusahaan dalam rangka memperoleh laba. c. Informasi mengenai hasil usaha perusahaan yang dapat dipakai sebagai dasar untuk menilai dan membuat estimasi tentang kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. d. Informasi mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi dan kewajiban yang disebabkan oleh aktivitas pembelanjaan dan investasi. e. Informasi penting lainnya yang berhubungan dengan laporan keuangan seperti kebijakan akuntansi yang diterapkan di perusahaan. Rasio Keuangan Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempuyai hubungan yang relevan dan signifikan. Rasio keuangan hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya, ( Harahap, 2004). Adapun rasio - rasio keuangan yang populer dan sering digunakan dalam bisnis adalah : Pertama, rasio likuiditas, menggambarkan kemampuan perusahaan menyelesaikan semua kebutuhan jangka pendek. Kedua, rasio Solvabilitas/leverage, kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Ketiga, rasio rentabilitas/pofitabilitas, kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui sumber yang ada, penjualan dan kegiatan lainya. Keempat, rasio aktivitas, mengetahui aktivitas perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam penjualan dan kegiatan lainnya. Kelima, rasio pasar, mengukur pengakuan pasar terhadap kondisi keuangan yang dicapai oleh perusahaan. Keenam, rasio pertumbuhan, menggambarkan persentasi pertumbuhan perusahaan dari tahun ke tahun.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.9 (2012) 6
Hubungan rasio aktivitas dengan nilai perusahaan Rasio aktivitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan serta efisiensi perusahaan dalam menghasilkan penjualan dengan kemampuan aktiva yang dimiliki. Rasio aktivitas menggambarkan hubungan antara tingkat operasi perusaan (sales) dengan asset yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan operasi perusahaan. Rasio aktivitas juga digunakan untuk memprediksi modal yang dibutuhkan perusahaan (baik untuk kegiatan operasi maupun jangka panjang). Misalnya untuk meningkatkan penjualan akan membutuhkan asset. Dengan rasio aktivitas mampu menduga kebutuhan ini serta menilai kemampuan perusahaan untuk mendapatkan asset yang dibutuhkan untuk mempertahankan tingkat pertumbuhannya. Prediksi modal akan sangat berpengaruh dalam keputusan pendanaan serta serta menilai kemampuan perusahaan (perusahaan kertas di BEI) untuk mempertahankan tingkat pertumbuhannya. Jika perusahaan mampu menentukan tingkat modal yang efisien maka akan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Perumusan Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penelitian ini hipotesis yang dikemukakan adalah sebagai berikut: H1 : Total Asset Turnoversecara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan H2 : Inventory Turnover secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. H3 : Working capital turnover secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. H4 : Total Asset Turnover, Inventory Turnover, dan Working capital turnover secara simultan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan
METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan kertas yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2011. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut: (1) Perusahaan kertas yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2011, (2) Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan tahunan untuk periode 31 desember 2008-2011 yang dinyatakan dalam rupiah. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Independen a. Rasio Perputaran Total Aset (Total Asset TurnoverRatio) Perputaran total aktiva merupakan kemampuan perusahaan memanfaatkan aktiva yang dimiliki dalam mendapatkan keuntungan. Indikator yang digunakan untuk mengukur rasio perputaran total aset adalah rasio total penjualan terhadap total aktiva:
TATO =
Penjualan ----------------Total Aktiva
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.9 (2012) 7
b. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio) Rasio Perputaran Persediaan adalah untuk mengetahui berapa kali jumlah persediaan barang dagangan diganti atau dijual dalam satu tahun. Indikator yang digunakan untuk mengukur rasio perputaran persediaan adalah rasio dari harga pokok penjualan atau total penjualan terhadap persediaan rata-rata: Harga pokok penjualan ITO = -------------------------------Persediaan rata-rata c. Rasio Perputaran Modal Kerja (Working capital turnover Ratio) Rasio Perputaran Modal Kerja adalah kemampuan memanfaatkan modal kerja dalam mencapai penjualan. Indikator yang digunakan untuk mengukur rasio perputaran modal kerja adalah rasio antara jumlah penjualan dengan rata-rata modal kerja: Jumlah penjualan WCTO = ----------------------------Rata-rata modal kerja Variabel Dependen Nilai Perusahaan Nilai perusahaan diproksikan dengan nilai Tobin‟s Q yang diberi simbol Q, dihitung dengan menggunakan rasio Tobin‟s Q dengam rumus sebagai berikut : ((CP * JS) + TL) – CA Q = -------------------------------TA dalam hal ini: Q = Nilai perusahaan CP = Closing Price (harga penutupan saham akhir tahun) JS = Jumlah saham yang beredar pada akhir tahun TL = Total kewajiban CA = Curent Assets TA = Total Aktiva
Jika rasio-q diatas satu, ini menunjukkan bahwa investasi dalam aktiva menghasilkan laba yang memberikan nilai yang lebih tinggi daripada pengeluaran investasi, hal ini akan meransang investasi baru. Jika rasio-q dibawah satu, investasi dalam aktiva tidaklah menarik. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor yang digunakan dalam model penelitian yaitu rasio aktivitas yang diproksi melalui total asset turnover, inventory turnover dan working capital turnover terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan metode tobin‟s Q secara linier.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.9 (2012) 8
Untuk mengetahui persamaan yang menyatakan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dapat dirumuskan sebagai berikut: Y = a + b1.X1+ b2.X2 + b3X3 Keterangan: Y = a = b1...3 = X1 = X2 = X3 =
Nilai perusahaan (Tobin‟s Q) Konstanta Koefisien Regresi Total Asset Turn Over Inventory Turn Over Working Capital Turn Over
Data yang diperoleh dari hasil perhitungan rasio yang telah disajikan diatas diolah menggunakan alat bantu komputer dengan program SPSS.12.0. dengan hasil sebagai berikut: Tabel 1 a Coefficients Model 1 (Constantant) Total Asset Turnover Inventory Turnover Working Capital Turnover a. Dependent Variable: Tobin’s Q
Unstandardized Coeffecients B Std. Error 69,024 26,889 ,973 59,372 ,115 ,409 45,827 15,838
Standardized Coeffecients Beta ,004 ,059 ,234
t 2,567 0,16 ,281 2,894
Sig. ,017 ,987 ,781 ,004
Correlation Zero-order Partial ,129 ,023 ,222
,003 ,057 ,179
Part ,003 ,056 ,178
Collinearity Statistics Tolerance VIF ,535 ,902 ,576
Dari data tabel di atas persamaan regresi yang didapat adalah: Y = 69,024 + 0,973X1 + 0,115X2 + 45,827X3 Dari persamaan regresi di atas dapat diuraikan Besarnya nilai konstanta adalah intersep Y jika X = 0, hal ini menunjukkan bahwa jika variabel dependen yang digunakan dalam model penelitian sebesar konstanta tersebut. Besarnya nilai konstanta (a) adalah 69,024 menunjukkan bahwa jika variabel independen yang terdiri dari total asset turnover, inventory turnover dan working capital turnover = 0, maka variabel nilai perusahaan (Tobin‟s Q) sebesar 69,024. Besarnya nilai b1 adalah 0,973 yang menunjukkan arah hubungan positif (berbanding lurus) antara Total Asset Turnoverdengan nilai perusahaan (Tobin‟s Q). Kondisi ini mencerminkan jika variabel Total Asset Turnover naik sebesar satu satuan maka nilai perusahaan (Tobin‟s Q) akan naik sebesar b1 yaitu 0,973 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. Besarnya nilai b2 adalah 0,115 yang menunjukkan arah hubungan positif (berbanding lurus) antara inventory turnover dengan nilai perusahaan (Tobin‟s Q). Kondisi ini mencerminkan jika variabel inventory turnover naik sebesar satu satuan maka nilai perusahaan (Tobin‟s Q) akan naik sebesar b2 yaitu 0,115 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. Besarnya nilai b3 adalah 45,827 yang menunjukkan arah hubungan positif (berbanding lurus) antara working capital turnover dengan nilai perusahaan (Tobin‟s Q). Kondisi ini mencerminkan jika variabel working capital turnover naik sebesar satu satuan maka nilai perusahaan (Tobin‟s Q) akan naik sebesar b3 yaitu 45,827 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas. Semua variabel bebas yang terdiri dari total asset turnover, inventory turnover dan working capital turnover terlihat tidak ada yang memiliki nilai VIF yang melebihi 10. Hal ini mengindikasikan bahwa antar variabel bebas tersebut dapat disimpulkan model analisis tidak terjadi gangguan multikolinieritas..
1,870 1,109 1,735
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.9 (2012) 9
b. Uji Autokorelasi. Dalam analisis diperoleh nilai Durbin Watson sebesar 1,861 dengan N = 28 dan „k = 3, taraf signifikansi yang digunakan ( α ) adalah 5% diperoleh „dL = 1,181 dan „dU = 1,650 serta 4–„dU = 2,350 dan 4–„dL = 2,839. Distribusi nilai test durbinWatson dan kurva pengujian auto korelasi Durbin-Watson dapat disimpulkan bahwa nilai test durbin-Watson berada pada daerah non-autokorelasi. c. Uji Heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat pola grafik scatterplot. Hasil dari grafik scatterplot terlihat sebaran titik-titik berada diatas dan dibawah sumbu Y dan tidak membentuk pola yang jelas, maka dapat disimpulkan bahwa model penelitian tidak terjadi gangguan heteroskedastisitas. d. Uji Normalitas. Hasil uji normal probably plot diketahui bahwa besarnya nilai Asymp sig (2-tailed) sebesar 0,307 > 0,050, hal ini sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan maka dapat disimpulkan bahwa model analisis tersebut terhindar dari gangguan asumsi klasik normalitas. Uji Hipotesis Pengujian Hipotesis Uji F / Model F Uji F digunakan untuk menguji secara simultan pengaruh total asset turnover, inventory turnover dan working capital turnover terhadap variabel nilai perusahaan (tobin‟s Q) pada perusahaan kertas di Bursa efek Indonesia dengan taraf signifikan 5% Adapun prosedur pengujian yang digunakan, sebagai berikut : a. Jika nilai signifikansi Uji F > 0.05, maka H0 tidak berhasil ditolak yang menunjukkan variable bebas terdiri dari total asset turnover, inventory turnover dan working capital turnover secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (tobin‟s Q) pada perusahaan kertas di Bursa efek Indonesia. b. Jika nilai signifikansi Uji F < 0.05, maka H0 berhasil ditolak yang menunjukkan variable bebas terdiri dari total asset turnover, inventory turnover dan working capital turnover secara simultan berpengaruh singifikan terhadap nilai perusahaan (tobin‟s Q) pada perusahaan kertas di Bursa efek Indonesia. Hasil analisa dengan software SPSS 12.0. sebagai berikut. Tabel 2
Model 1
Regression Residual Total
a. b.
Sum of Squares 48036,709
ANOVAb df
Mean Square 3
16012,236
70582,930
24
2940,955
118619,639
27
F 5,445
Sig. ,023
a
Predictors : (Constant), Working Capital Turnover, Inventory Turnover, Total Asset Turnover Dependent Variable: Tobin’s Q
Dari tabel di atas dapat diketahui taraf signifikan pengujian (Sig. F Change) sebesar 0,023 atau 2,3% dibawah 0,05 (5%), kondisi ini menunjukkan variabel bebas terdiri dari total asset turnover, inventory turnover dan working capital turnover secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan (tobin‟s Q) pada perusahaan kertas di Bursa efek Indonesia. Persamaan regresi 1 digunakan untuk menjawab hipotesis 1,2,3 dan 4, serta untuk mengetahui apakah variabel kontrol berpengaruh terhadap kualitas laba.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.9 (2012) 10
Analisis Pengujian Hipotesis Uji t Uji hipotesis yang kedua adalah uji t yaitu menguji koefisien regresi secara parsial untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas yang terdiri dari tingkat total asset turnover, inventory turnover dan working capital turnover mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen yaitu nilai perusahaan (tobin‟s Q) pada perusahaan kertas di Bursa efek Indonesia. Adapun prosedur pengujian yang digunakan, sebagai berikut : a. Jika nilai signifikansi Uji t > 0.05, maka H0 tidak berhasil ditolak dan H1 tidak terdukung, yang berarti variabel bebas yang terdiri dari total asset turnover, inventory turnover dan working capital turnover secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (tobin‟s Q) pada perusahaan kertas di Bursa efek Indonesia. b. Jika nilai signifikansi Uji t < 0.05, maka H0 berhasil ditolak dan H1 terdukung, yang berarti 10able10le bebas yang terdiri dari total asset turnover, inventory turnover dan working capital turnover secara parsial berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (tobin‟s Q) pada perusahaan kertas di Bursa efek Indonesia Hasil analisa menggunakan software SPSS seri 12.0 adalah tampak dalam 10able berikut. Tabel 3 Hasil Uji t dan Tingkat Signifikan Variabel Bebas
thitung
Sig.
Keterangan
Total Asset Turnover
0,016
0,987
Tidak Signifikan
Inventory Turnover
0,281
0,781
Tidak Signifikan
Working Capital Turnover
2,894
0,004
Signifikan
Uji Parsial Pengaruh Variabel Total Asset Turnover Terhadap nilai perusahaan (tobin‟s Q). Dengan menggunakan uji 2 sisi dan tingkat signifikasi = 5% dapat dilihat hasil perhitungan program SPSS 12.0 diperoleh tingkat sig untuk total asset turnover sebesar = 0,987 (lebih besar dari = 0,05). Dengan demikian pengaruh total asset turnover terhadap nilai perusahaan (tobin‟s Q) secara parsial adalah tidak signifikan. Uji Parsial Pengaruh Variabel Inventory Turnover Terhadap nilai perusahaan (tobin‟s Q). Dengan menggunakan uji 2 sisi dan tingkat signifikasi = 5% dapat dilihat hasil perhitungan program SPSS 12.0 diperoleh tingkat sig untuk inventory turnover sebesar = 0,781 (lebih besar dari = 0,05). Dengan demikian pengaruh inventory turnover terhadap nilai perusahaan (tobin‟s Q) secara parsial adalah tidak signifikan. Uji Parsial Pengaruh Variabel Working Capital Turnover Terhadap nilai perusahaan (tobin‟s Q). Dengan menggunakan uji 2 sisi dan tingkat signifikasi = 5% dapat dilihat hasil perhitungan program SPSS 12.0 diperoleh tingkat sig untuk working capital turnover sebesar = 0,004 (lebih besar dari = 0,05). Dengan demikian pengaruh working capital turnover terhadap nilai perusahaan (tobin‟s Q) secara parsial adalah signifikan. Koefisien Determinasi Partial Koefisien determinasi parsial ini digunakan untuk mengetahui faktor manakah yang paling berpengaruh dari variabel bebas yang terdiri atas total asset turnover, inventory turnover dan working capital turnover terhadap nilai perusahaan (tobin‟s Q) pada perusahaan kertas di Bursa efek Indonesia.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.9 (2012) 11
Tingkat koefisien determinasi masing-masing variabel tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 4 Koefisien Korelasi dan Determinasi Parsial Variabel
Nilai r
r2
Total Asset Turnover
0,003
0,00001
Inventory Turnover
0,057
0,00325
Working Capital Turnover
0,179
0,03204
Sumber: Printout Analisis SPSS 12.0, diolah. Dari korelasi parsial diatas maka dapat diperoleh koefisien determinasi parsial dan pengertiannya sebagai berikut: Koefisien determinasi parsial variabel Total Asset Turnover = 0,00001 hal ini berarti sekitar 0,001 % yang menunjukkan besarnya kontribusi variabel total asset turnover terhadap nilai perusahaan (tobin‟s Q) pada perusahaan kertas di Bursa efek Indonesia. Koefisien determinasi parsial variabel Inventory Turnover = 0,00325 hal ini berarti sekitar 0,325 % yang menunjukkan besarnya kontribusi variabel inventory turnover terhadap nilai perusahaan (tobin‟s Q) pada perusahaan kertas di Bursa efek Indonesia. Koefisien determinasi parsial variabel Working Capital Turnover = 0,03204 hal ini berarti sekitar 3,204 % yang menunjukkan besarnya kontribusi variabel working capital turnover terhadap nilai perusahaan (tobin‟s Q) pada perusahaan kertas di Bursa efek Indonesia. Dari hasil tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa variabel yang mempunyai pengaruh yang dominan adalah working capital turnover karena mempunyai koefisien determinasi partialnya paling besar. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui prosentase kontribusi variabel total asset turnover, inventory turnover dan working capital turnover secara bersama-sama terhadap nilai perusahaan (tobin‟s Q) pada perusahaan kertas di Bursa efek Indonesia. Dari perhitungan dengan menggunakan SPSS 12.0 diperoleh output untuk koefisien determinasi berganda sebagai berikut : Tabel 5 b
Model 1
Model Summary Adjusted R R Square Square
R a
a. b.
Std. Arror of the Estimate
,636 ,405 ,331 ,23058 Predictors : (Constant), Working Capital Turnover, Inventory Turnover, Total Asset Turnover Dependent Variable: Tobin’s Q
Durbin-Watson 1,861
Melihat hasil output SPSS 12.0 tersebut di atas diketahui R square (R2) sebesar 0,405 atau 40,5% yang menunjukkan sumbangan atau kontribusi dari variabel bebas yang terdiri atas total asset turnover, inventory turnover dan working capital turnover secara bersama-sama terhadap variabel nilai perusahaan (tobin‟s Q) pada perusahaan kertas di Bursa efek Indonesia adalah cukup besar. Sedangkan sisanya (100 % - 40,5 % = 59,5 %) dikontribusi oleh faktor lainnya.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.9 (2012) 12
Koefisien Korelasi Berganda Koefisien korelasi berganda digunakan untuk mengukur keeratan hubungan secara simultan antara variabel bebas yang terdiri total asset turnover, inventory turnover dan working capital turnover secara bersama-sama terhadap variabel nilai perusahaan (tobin‟s Q) pada perusahaan kertas di Bursa efek Indonesia. Koefisien korelasi berganda ditunjukkan dengan (R) sebesar 0,636 atau 63,6 % yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara variabel bebas terhadap nilai perusahaan (tobin‟s Q) pada perusahaan kertas di Bursa efek Indonesia secara bersama-sama memiliki hubungan yang kuat. Pembahasan Hasil pengujian secara simultan menunjukkan variabel bebas terdiri dari total asset turnover, inventory turnover dan working capital turnover secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan (tobin‟s Q) pada perusahaan kertas di Bursa efek Indonesia. Hasil ini mengindikasikan bahwa naik turunnya nilai perusahaan yang diukur melalui tobin‟s Q tergantung oleh naik turunnya tingkat aktivitas yang dimiliki oleh perusahaan. Hasil ini didukung dengan perolehan koefisien korelasi secara simultan sebesar 63,6 % yang menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara variabel bebas tersebut terhadap variabel nilai perusahaan (tobin‟s Q) pada perusahaan kertas di Bursa efek Indonesia secara bersama-sama memiliki hubungan yang kuat. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan pengaruh total asset turnover terhadap nilai perusahaan (tobin‟s Q) secara parsial adalah tidak signifikan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mahaitin Hasonoan Sinaga (2011) yang mengungkapkan perputaran asset berpengaruh signifikan dan positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini memberi gambaran bahwa dengan semakin tinggi tingkat total asset turnover menunjukkan semakin efektif perusahaan dalam menggunakan seluruh kekayaannya untuk meningkatkan penjualan. Namun jika perusahaan tidak dapat menekan biaya-biaya selama operasional akan mengurangi laba yang diperoleh oleh perusahaan. Kondisi ini tentu tidak disukai oleh para investor yang umumnya menginginkan gain. Hasil pengujian menunjukkan pengaruh inventory turnover terhadap nilai perusahaan (tobin‟s Q) secara parsial adalah tidak signifikan dan positif yang diindikasikan dengan gambaran bahwa tingkat inventory turnover perusahaan tidak dapat memberikan gambaran bahwa perusahaan tersebut meraih keuntungan. Karena meskipun tingkat inventory turnover atau kemampuan perusahaan dalam mengelola tingkat persediannya untuk menciptakan penjualan semakin tinggi, jika tidak dapat menekan biaya-biaya yang ada maka laba perusahaan yang dihasilkan juga tidak terlalu besar, sehingga tingkat pertumbuhan perusahaan mendapat ganjalan. Hal ini tentu saja tidak dapat memenuhi ekspektasi para investor yang menginginkan keuntungan (gain) sehingga nilai pasar perusahaan tidak dapat ditingkatkan. Hasil pengujian parsial selanjutnya menunjukkan pengaruh working capital turnover terhadap nilai perusahaan (tobin‟s Q) secara parsial adalah signifikan positif. Working Capital Turnover adalah perbandingan antara jumlah penjualan perusahaan dengan modal kerja (aktiva lancar) yang bekerja di dalamnya. Bila modal kerja di pandang sebagai modal kerja bersih, maka pembaginya adalah aktiva lancar sesudah dikurangi dengan hutang lancar. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Elfianto (2011) yang menyatakan perputaran modal kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat profitabilitas perusahaan yang biasa digunakan sebagai nilai atau ukuran perusahaan.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.9 (2012) 13
Besar kecilnya kepemilikan modal kerja sangat menentukan keberhasilan perusahaan, karena modal kerja dapat dijadikan ukuran kekayaan perusahaan. Semakin tinggi perputaran modal kerja maka akan baik dan mempunyai dampak terhadap penjualan perusahaan. Penjualan yang semakin meningkat akan mempertinggi laba yang dihasilkan Hasil penelitian menunjukkan Working Capital Turnover menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan tobin‟s Q. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi perputaran modal kerja berdampak baik terhadap penjualan perusahaan. Hal ini dikarenakan naik turunnya laba yang diperoleh perusahaan juga ditentukan oleh biaya-biaya ditimbulkan dalam kegiatan operasional perusahaan. Semakin tinggi biaya yang ditimbulkan maka akan memperkecil laba yang diperoleh oleh perusahaan. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Isnaeni Ken Zuraidah (2010) yang mengungkapkan besar kecilnya kepemilikan modal kerja sangat menentukan keberhasilan perusahaan, karena modal kerja dapat dijadikan ukuran kekayaan perusahaan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut : (1) Dari hasil output uji F didapat tingkat signifikan sebesar 0,023 dibawah 0,05 (5%), kondisi ini menunjukkan variabel bebas terdiri dari total asset turnover, inventory turnover dan working capital turnover secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan (tobin‟s Q) pada perusahaan kertas di Bursa efek Indonesia. (2) Hasil koefisien determinasi diperoleh sebesar 40,5% yang menunjukkan sumbangan atau kontribusi dari variabel bebas yang terdiri atas total asset turnover, inventory turnover dan working capital turnover secara bersama-sama terhadap variabel nilai perusahaan (tobin‟s Q) pada perusahaan kertas di Bursa efek Indonesia adalah cukup besar. (3) Hasil pengujian secara parsial menunjukkan dari variabel bebas total asset turnover, inventory turnover dan working capital turnover yang digunakan model analisis diketahui hanya variable working capital turnover dan yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (tobin‟s Q) pada perusahaan kertas di Bursa efek Indonesia. Hal ini diindikasikan dengan tingkat signifikansi yang diperoleh dari variabel working capital turnover sebesar 0,004 lebih kecil dari α = 5 %. (4) Melihat dari hasil koefisien determinasi parsial dapat disimpulkan bahwa variabel yang mempunyai pengaruh yang dominan adalah working capital turnover, dikarenakan variabel tersebut memiliki nilai koefisien determinasi paling besar dibanding variabel total asset turnover dan inventory turnover. Saran Dari hasil analisis tersebut di atas dan kesimpulan yang diperoleh, maka saran-saran yang dapat dikemukakan sebagai berikut : (1) Penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan referensi penelitian berikutnya. Hendaknya dalam penelitian selanjutnya perlu ditambahkan instrument berupa variabel-variabel lain seperti variabel likuiditas, profitabilitas maupun Sales Growth. Selanjuntya penelitian juga lebih diperbanyak jumlah sampel, periode serta pengamatan untuk lebih diperpanjang. (2) Dalam penelitian lebih lanjut disarankan memperhitungkan kondisi ekonomi makro, internal non finansial, situasi politik dan kondisi umum regional serta internasional. (3) Untuk lebih meningkatkan kinerja keuangan guna mengukur nilai perusahaan, lebih baik pihak perusahaan melakukan pengevaluasian secara periodik terhadap laporan keuangan perusahaan khususnya dengan menggunakan analisis rasio keuangan. Hal ini dilakukan agar manajemen perusahaan dapat mengetahui lebih awal kekurangan atau kendala yang dihadapi sehingga dapat diperbaiki dengan cepat, dengan demikian kinerja keuangan perusahaan dapat ditingkatkan.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.9 (2012) 14
DAFTAR PUSTAKA Candrawati , Rosalina Cristy. 2010. Pengaruh Laverage Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Pada PT. Telkom Indonesia Tbk, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia, Bandung. Christiani. S, Devi. 2010. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan dan Kinerja Saham Sebelum dan Sesudah Seasoned Equity Offerings Pada perusahaan Manufaktur di BEI, Tesis, Program Magister Manajemen UNUD Ghozali, Imam. 2006. Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi ke 4. Badan Penerbit Universitas Diponegoro : Semarang. Gujarati, Damodar. N. (2007). Dasar-dasar ekonometrika. Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga. Harahap, S. S. 2004. Analisis Kritis atas laporan Keuangan. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada. Harjito, A dan Martono. 2005. Manajemen Keuangan. Yogyakarta. Horne, V. 2005. Analisis kinerja Perusahaan yang melakukan Right Issue di Indonesia, Simposium Nasional akuntansi IV. Husnan, S dan Pudjiastuti, E. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi Kelima. Yogyakarta : UPP AMP YKPN Husnan, Suad. 2002. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi Ketiga. Yogyakarta : UPP AMP YKPN. Kusumadilaga, Rimba. 2010. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating, Skripsi, Fakultas Ekonomi Diponegoro Semarang. Mahendra, Alfredo. DJ.2011. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan (Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderating) Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, Tesis, Program Pascasarjana Universitas Udayana,Denpasar. Nata Wirawan. 2002. Cara Mudah Memahami Statistik 2 (Statistik Inferensia). Edisi kedua. Denpasar : Keraras Emas. Nugroho, Elfianto. 2011. Analisis Pengaruh Likuiditas, Pertumbuhan Penjualan, perputaran Modal Kerja, Ukuran Perusahaan Dan Leverage Terhadap Profitabilitas Perusahaan, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang. Nurlela dan Islahuddin. 2008. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Peusahaan dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen sebagai Variabel Moderating. Simposium Nasional Akuntansi XI Raharjo, Susilo. 2005. Analisa Penfaruh Kinerja keuangan Terhadap Return Saham pada Perusaahn LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia, Skripsi, Fakultas ekonomi Universitas Islam Indonesia. Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE. Santoso, Singgih, 2006, SPSS Statistik Parametrik. Penerbit PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Sinaga, Mahaitin Hasohan.2011. Pengaruh Perputaran Aset Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Mediating Pada Perusahaan Industri Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia,Tesis, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan Siregar, Sheila Ramadhani. 2010. Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Harga Saham dengan Menggunakan Rasio Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan. Susanti, Rika. 2010. Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.9 (2012) 15
Susilo, Agus. 2009. Pengaruh Pergerakan Rasio Profitabilitas Emiten Terhadap Perubahan Harga Saham (studi Kasus Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2007), Universitas Muhammadiyah Surakarta, Fakultas Ekonomi Manajemen. (online), (http://etd.eprints.ums.ac.id/5310/) Zuraedah, Isnaeni Ken.2010. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate social Responsibility Sebagai Variabel Pemoderasi, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”, Jakarta.
●●●