Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 5 (2013)
PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA Zainal Abidin
[email protected] Nur Fadjrih Asyik Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT Profit growth is the information that gives an overview of the results of operations and prospects of the company's financial condition in the future. To know good or bad financial condition of a company can use financial ratio analysis. The sample in this study are 9 manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange. Financial ratios used are current ratio, debt to equity, total asset turnover, return on equity, return on assets and gross profit margin. The analysis technique used is multiple linear regression analysis, F test and t test. From the results of linear regression model known the existing of influence of current ratio, debt to equity, total asset turnover, return on equity, return on assets and gross profit margin due to changes of earnings because coefficient of regression ≠ 0. Based on the results of the F test is known that the sig <0.05 so that the conclusion can be drawn that the financial ratios consists of current ratio, debt to equity, total asset turnover, return on equity, return on assets and gross profit margins simultaneously have influence to the change of earning. From the t test results known that the current ratio, return on equity, and return on assets partially have influence to the changes of earning in the value of sig <0.05. While the independent variable debt to equity, total asset turnover and gross profit margin partially have no influence to the changes of earning in the value of sig > 0.05. Keywords : changes of earnings, financial report, financial ratios ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh current ratio, debt to equity ratio, total asset turnover, return on equity, return on asset, dan groos profit margin baik secara simultan maupun parsial terhadap perubahaan laba perusahaan manufaktur jenis makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel penelitian ini adalah 9 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Rasio keuangan yang digunakan adalah current ratio, debt to equity, total asset turn over, return on equity, return on asset, dan gross profit margin. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Dari hasil perhitungan regresi linier berganda diketahui adanya pengaruh current ratio, debt to equity, total asset turn over, return on equity, return on asset dan gross profit margin terhadap perubahan laba karena koefisien regresi ≠ 0. Berdasarkan hasil uji F diketahui bahwa nilai sig < 0,05 sehingga dapat diambil simpulan bahwa rasio keuangan yang terdiri atas current ratio, debt to equity, total asset turn over, return on equity, return on asset, dan gross profit margin secara simultan berpengaruh terhadap perubahan laba. Dari hasil uji t diketahui bahwa variabel bebas current ratio, return on equity, dan return on asset secara parsial berpengaruh terhadap perubahan laba karena nilai sig < 0,05. Sedangkan variabel bebas debt to equity, total asset turn over, dan gross profit margin secara parsial tidak berpengaruh terhadap perubahan laba karena nilai sig > 0,05. Kata kunci: perubahan laba, laporan keuangan, rasio keuangan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 5 (2013)
2
PENDAHULUAN Laporan keuangan yang di terbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan, yang sangat berguna untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat (Amalia dan Kristijadi, 2003:183). Para pelaku bisnis baik pihak internal maupun eksternal perusahaan serta pemerintah membutuhkan informasi tersebut dalam pengambilan keputusan ekonomi. Penilaian kinerja perusahaan penting dilakukan baik oleh manajemen, pemegang saham, pemerintah maupun stakeholder. Kinerja perusahaan salah satunya dapat dinilai melalui pertumbuhan laba. Apabila kinerja perusahaan baik maka pertumbuhan laba meningkat, dan sebaliknya kinerja perusahaan yang tidak baik berdampak pada pertumbuhan laba menurun. Laba merupakan indikator penting dari laporan keuangan yang memiliki berbagai kegunaan. Laba pada umumnya dipandang sebagai suatu dasar pengambilan keputusan investasi dan prediksi meramalkan pertumbuhan laba yang akan datang. Investor mengharapkan dana yang diinvestasikan ke dalam perusahaan akan memperoleh tingkat return yang tinggi sehingga laba yang diperoleh tinggi pula. Laba menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2009) adalah kenaikan manfaat ekonomi salah satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan dan penambahan aset atau penurunan liabilitas yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Pertumbuhan laba di masa mendatang merupakan informasi yang memberi gambaran atas prospek hasil usaha dan keadaan keuangan perusahaan di masa yang akan datang. Investor, calon investor, dan kreditur mengharap laba yang akan datang lebih baik atau lebih meningkat dibandingkan dengan laba tahun sebelumnya. Pertumbuhan laba akan berpengaruh terhadap keputusan investasi para investor dan kreditur yang akan memberi pinjaman kepada perusahaan. Dalam laporan keuangan tersedia informasi akuntansi yang berguna untuk mengambil keputusan ekonomis baik pihak intern maupun ekstern. Walaupun demikian, kegunaan informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan ekonomis tergantung pada jenis keputusan yang dibuat, metode pengambilan keputusan yang digunakan, kelengkapan informasi penunjang dari sumber lain, dan kepastian pengambilan keputusan dalam memproses informasi akuntansi. Husnan (2001:330) menyatakan bahwa untuk mencapai prestasi dan posisi keuangan, suatu perusahaan memerlukan ukuran tertentu. Ukuran yang sering kali digunakan adalah rasio atau indeks yang menunjukkan hubungan antara dua data keuangan. Dengan kata lain, sumber utama indikator sebagai dasar penilaian kinerja perusahaan adalah laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan, maka dilakukan analisis terhadap kinerja perusahaan yaitu dengan menggunakan rasio keuangan. Rasio-rasio keuangan yang lazim digunakan sebagai dasar penilaian kinerja perusahaan dapat dikelompokkan kedalam beberapa bagian yaitu likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas. Menurut Riyanto (2001:330), untuk melakukan analisis rasio keuangan, diperlukan perhutungan rasio-rasio keuangan yang mencerminkan aspek-aspek tertentu. Rasio-rasio keuangan dihitung berdasarkan angkaangka yang ada di neraca, dalam laporan laba rugi, atau pada neraca dan laporan laba rugi secara bersamaan. Setiap analisis keuangan bisa saja merumuskan rasio tertentu yang dianggap mencerminkan aspek tertentu. Di pasar saham, perusahaan go public dikelompokkan dalam beberapa sektor industri. Alasan dipilihnya perusahaan go public yang termasuk dalam industri makanan dan minuman sebagai sempel penelitian karena industri makanan dan minuman merupakan bidang yang menjanjikan untuk berkembang di Indonesia melihat potensi jumlah penduduk yang besar. Analisis rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, pihak pemerintah, dan para pemakai laporan keuangan lainya menilai kondisi keuangan suatu perusahaan tidak terkecuali perusahaan makanan dan minuman dalam memprediksi perubahan laba
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 5 (2013)
3
perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan makanan dan minuman di Indonesia dihadapkan pada suatu keputusan penting untuk meningkatkan kinerja melalui pengelolahan sumber daya serta keputusan pendanaan untuk memperoleh sumberdaya tersebut. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian lebih lanjut temuan-temuan empiris mengenai rasio keuangan, terutama yang berkaitan dengan manfaatnya memprediksi perubahan laba di masa yang akan datang. Mengacu pada latar belakang masalah maka rumusan masalah yang disampaikan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah current ratio(CR), debt to equity ratio(DER), total asset turnover (TATO), return on equity (ROE), return on asset (ROA), dan groos profit margin (GPM) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap perubahaan laba perusahaan manufaktur jenis makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah current ratio(CR), debt to equity ratio(DER), total asset turnover (TATO), return on equity (ROE), return on asset (ROA), dan groos profit margin (GPM) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur jenis makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? Berdasarkan rumusan masalah yang ditetapkan maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk menguji pengaruh current ratio(CR), debt to equity ratio(DER), total asset turnover (TATO), return on equity (ROE), return on asset (ROA), dan groos profit margin (GPM) secara simultan terhadap perubahaan laba perusahaan manufaktur jenis makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Untuk menguji pengaruh current ratio(CR), debt to equity ratio(DER), total asset turnover (TATO), return on equity (ROE), return on asset (ROA), dan groos profit margin (GPM) secara parsial terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur jenis makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. TINJAUAN TEORETIS Laporan keuangan Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan, yang sangat berguna untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat (Amalia dan Kristijadi, 2003:183). IAI (2009:9), mendefinisi laporan keuangan sebagai gambaran dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasi dalam beberapa kelompok besar menurut transaksi ekonominya. Kelompok besar ini merupakan unsur dari laporan keuangan, dan unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset, liabilitas, dan ekuitas. Sedang unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan keuangan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Tujuan laporan keuangan adalah: 1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. 2. Untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan menyediakan informasi non keuangan. Menurut Djarwanto (2004:2), laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang didapat sebagai alat untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan kondisi dari hasil operasi perusahaan. Menurut Harahap (2007:105), laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada aset tertentu, yang terdiri atas neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 5 (2013)
4
perubahan posisi keuangan. Sedangkan menurut Baridwan (2001:17), laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama satu tahun buku yang bersangkutan. Jadi laporan keuangan merupakan sumber informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi keuangan perusahaan, misalnya investor sekarang, investor potensial, karyawan, kreditor,pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaga lainya, dan masyarakat. Namun informasi yang terdapat dalam laporan keuangan hanya bersifat umum, tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi setiap pemakai. Analisis Laporan keuangan Analisis laporan keuangan menggunakan data dari laporan keuangan yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi. Akuntansi keuangan biasanya digunakan untuk melihat lebih jauh permasalahan yang terjadi dalam suatu perusahaan. Menurut Prastowo dan Juliaty (2008:56), analisis laporan keuangan merupakan suatu proses untuk membedah laporan keuangan kedalam unsur-unsurnya, menelaah masing-masing unsur tersebut, dan menelaah hubungan di antara unsur-unsur tersebut, dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri. Harahap (2007:189) menyatakan bahwa analisis laporan keuangan adalah merugikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungan yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. Teknik analisis yang bisa digunakan dalam analisis laporan keungan menurut Munawir (2004:36) adalah sebagai berikut: 1. Analisis perbandingan laporan keuangan adalah metode dan teknik analisa dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih. 2. Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam prosentase (trend proncetage analysis) adalah suatu metode atau analisis untuk mengetahui tendisi dari pada keadaan keuangan, apakah menunjukan tendisi tetap, naik atau bahkan turun. 3. Laporan dengan prosentase per komponen atau common size statement adalah suatu metode analisa untuk mengetahui prosentase investasi pada masing-masing aset terhadap total aset, juga untuk mengetahui struktur pemodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya. 4. Analisis sumber dan penggunaan modal kerja adalah suatu analisa untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu. 5. Analisis sumber dan penggunaan kas (cash flow statement analysis) adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah. 6. Uang kas untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu. 7. Analisis rasio adalah metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laba rugi secara individu atau kedua laporan tersebut. 8. Analisis perubahan laba kotor adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perubahan dari periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba dibudgetkan untuk periode tertentu. 9. AnalisisBreak Event adalah suatu analisis untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan tersebut tidak menderita kerugian tetapi juga belum memperoleh keuntungan.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 5 (2013)
5
Analisis Rasio Keuangan Menurut Munawir (2004:238), analisis rasio adalah rasio yang menggambarkan suatu hubungan atau perbandingan antara suatu pos atau kelompok pos dengan pos atau kelompok pos yang lain, baik yang tercantum dalam neraca maupun dalam laporan laba rugi. Riyanto (2001:18) analisis rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba rugi terhadap satu dengan lainnya yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap keadaan suatu prusahaan. Sedangkan menurut Harahap (2007:297), menyatakan bahwa analisis rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Teknik Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan dapat dilakukan dengan dua macam cara perbandingan (Riyanto, 2001:329), yaitu: 1. Membandigkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio waktu yang lama (rasio historis) dan yang akan datang dari perusahaan yang sama. Dengan perbandingkan tersebut akan dapat diketahui perubahan-perubahan dari rasio tersebut dari tahun ke tahun. 2. Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan (company ration) dengan rasio-rasio semacam dari perusahaan lain yang sejenis atau industri (rasio industri/rasio standar) untuk waktu-waktu yang sama. Dengan membandingkan rasio perusahaan dengan rasio standar akan dapat diketahui apakah perusahaan yang bersangkutan dalam aspek keuangan tertentu berada diatas standar atau dibawah standar. Keunggulan Analisis Rasio Keuangan Menurut Harahap (2007:298), analisis rasio memiliki keunggulan di bandingkan teknik lainya. Keunggulan tersebut adalah: 1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan. 2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rutin. 3. Mengetahui posisi keuangan perusahaan di tengah industri lain. 4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model dalam pengambilan keputusan dan model prediksi. 5. Menstandarisasi size perusahaan. 6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik. 7. Mebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang. Macam-Macam Rasio Keuangan Pada dasarnya macam rasio keuangan itu banyak sekali. Berdasarkan sumber datanya maka rasio keuangan dapat dibedakan menjadi beberapa (Djarwanto, 2004:146): 1. Rasio-rasio neraca (balance sheet ratios) yang tergolong dalam kategori ini adalah semua rasio yang datanya diambil atau bersumber pada neraca seperti, current ratio, quick ratio, dan lain-lain. 2. Rasio-rasio laba rugi (income statement ratios) yaitu angka-angka rasio yang dalam penyusunannya semua data diambil dari laporan laba rugi misalnya, gross profit margin, netoperating margin, operating ratio.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 5 (2013)
6
3. Rasio-rasio antar laporan (inter statement ratios) yaitu semua angka rasio yang penyusunan datanya berasal dari laporan neraca dan data lainya dari laporan laba rugi, seperti, inventory turn over, dan accounl receivable turnover. Menurut Hanafi dan Halim (1995:77), pada dasarnya rasio-rasio keuangan dapat diklasifikasikan menjadi lima macam, yaitu: 1. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajibankewajinan yang segera harus dipenuhi. Kewajiban yang segera harus dipenuhi adalah liabilitas jangka pendek, oleh karena itu rasio ini bisa digunakan untuk mengukur tingkat keamanan kreditur jangka pendek, serta mengukur apakah operasi perusahaan tidak akan tergangu bila liabilitas jangka pendek ini segera ditagih. Rasio likuiditas terdiri atas rasio lancar (current ratio), rasio kas (cash ratio), dan rasio cepat (quick ratio). 2. Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas menunjukan kapasitas atau kemampuan perusahaan dalam memenuhi liabilitas jangka panjang. Perusahaan yang tidak solvabel adalah perusahaan yang jumlah liabilitasnya lebih besar daripada total aset yang dimiliki. Rasio solvabilitas terdiri atastotal debt total asset ratio, total debt to equity ratio, long-tern debt to equity ratio, dan times intrest earned. 3. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas operasi perusahaan dalam memanfaatkan sumber-sumber dana yang ada. Rasio aktivitas terdiri atas rasio perputaran piutang, rata-rata umur piutang, perputaran persediaan, ratarata umur persediaan, perputaran total aset, perputaran modal kerja, perputaran aset tetap. Dalam perhitungan rasio aktivitas melibatkan beberapa rekening yang ada di neraca dan laporan laba rugi seperti penjualan, persediaan, piutang, dan total aset. 4. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham t Laporan keuangan ertentu. Rasio produktivitas terdiri dari net profit margin, gross profit margin, operating profit margin, return on asset dan return on equity. Dalam rasio profitabilitas mencakup seluruh pendapatan dan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sebagai akibat dari penggunaan aset dan kewajiban yang ada dalam satu periode. 5. Rasio Pasar Rasio pasar adalah rasio yangmengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku. Sudut pandang rasio ini lebih banyan berdasar pada sudut investor atau calon investor, meskipun pihak manajemen juga berkepentingan terhadap rasio-rasio ini. Rasio pasar melipuri price earning ratio, dividend yield, dan dividend payout ratio. Perubahan Laba Laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang direaliasasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Sedangkan pengertian laba menurut IAI dalam Chariri dan Ghozali (2003:213) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atau penurunan liabilitas yang mrngakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi peranan modal. Sementara pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah laba akuntansi yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan sangat bergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya. Menurut Harahap (2007:263) laba merupakan angka yang penting dalam laporan keuangan karena berbagai alasan antara lain: laba merupakan dasar dalam perhitungan pajak, pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan, dasar dalam peramalan laba
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 5 (2013)
7
maupun kejadian ekonomi perusahaan lainya di masa yang akan datang, dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi dalam menjalankan perusahaan, serta sebagai dasar dalam penilaian prestasi atau kinerja perusahaan. Belkaoui dalam Chariri dan Ghozali (2003:214) menyebutkan bahwa laba memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut: 1. Laba didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi. 2. Laba didasarkan pada postulat periodisasi, artinya merupakan prestasi perusahaan pada periode tertentu. 3. Laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran, dan pengakuan pendapatan. 4. Laba memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapat pendapatan tertentu. 5. Laba didasarkan pada prinsip penandingan (matching) antara pendapatan dan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut. Perbandingan yang tepat atas pendapatan dan biaya tergambar dalam laporan laba rugi. Penyajian laba melalui laporan tersebut merupakan fokus kinerja perusahaan yang penting. Kinerja perusahaan merupakan hasil dari serangkaian proses dengan mengorbankan berbagai sumber daya. Adapun salah satu parameter penilaian kinerja perusahaan tersebut adalah pertumbuhan laba. Pertumbuhan laba dihitung dengan cara mengurangkan laba periode sekarang dengan laba periode sebelumnya kemudian dibagi dengan lapa pada periode sebelumnya (Warsidi dan Pramuka, 2000). Pengukuran laba oleh perusahaan mempunyai fungsi sebagai berikut (Nugroho, 2003): 1. Laba Sebagai Pengukuran Efisien Operasi yang efisien dari perusahaan akan mempengaruhi arus dividen maupun penggunaan model yang diinvestasikan untuk menghasilkan arus dividen di masa yang akan datang. 2. Laba Sebagai Alat Ramal FASB dalam Statement of Financial Concepts No.1 menyatakan bahwa para investor, kreditor dan pihak lainya ingin menilai prospek arus masuk kas bersih perusahaan. Nilai berjalan perusahaan dan nilai saham perusahaan tergantung pada arus distribusi mendatang yang diharapkan bagi pemegang saham. Berdasarkan hal ini, pemegang saham yang sekarang dapat memutuskan untuk menjual saham atau terus memiliki. Hanafi dan Halim (1995:239), menyatakan bahwa pertumbuhan laba dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: 1. Besarnya perusahaan Semakin besar suatu perusahaan, maka ketepatan pertumbuhan laba yang diharapkan semakin tinggi. 2. Umur perusahaan Perusahaan yang baru berdiri kurang memiliki pengalaman dalam meningkatkan laba,sehingga ketepatannya masih rendah. 3. Tingkat leverage Bila perusahaan memiliki tingkat liabilitas yang tinggi, maka manajer cenderung memanipulasi laba sehingga dapat mengurangi ketepatan pertumbuhan laba. 4. Tingkat penjualan Tingkat penjualan masa lalu yang tinggi, semakin tinggi tigkat penjualan dimasa di masa yang akan datang sehingga pertumbuhan laba semakin tinggi. 5. Perubahan laba masa lalu Semakin besar perubahan laba masa lalu, semakin tidak pasti laba yang akan diperoleh di masa mendatang.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 5 (2013)
8
Teknik Analisis Pertumbuhan Laba Ada dua macam analisis untuk menentukan pertumbuhan laba menurut Anogara dan Piji (2001:108) yaitu: 1. Analisis Fundemental Analisis fundamental merupakan analisis yang berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Dengan analisis fundamental diharapkan calon investor akan mengetahui bagaimana operasional dari perusahaan yang nantinya menjadi milik investor, apakah sehat atau tidak, apakah menguntungkan atau tidak dan sebagainya. Hal ini penting karena nantinya akan berhubungan dengan hasil yang akan diproleh dari investasi dan risiko yang harus ditanggung. 2. Analisis Teknikal Analisis teknikal sering digunakan oleh investor, dan biasanya data atau catatan pasar yang digunakan berupa grafik. Analisis ini berupaya untuk memprediksiksn pertumbuhan laba dimasa yang akan datang dengan mengamati perubahan laba di masa lalu. Teknik ini mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan. Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Untuk dapat menginterprentasi informasi yang relevan dengan tujuan dan kepentingan pemakainya dikembangkan seperangkat teknik analisis yang didasarkan pada laporan keuangan yang dipublikasikan. Selain satu teknik yang populer diaplikasikan dalam praktek bisnis khususnya dalam memprediksi laba adalah analisis rasio keuangan. Menurut Helfert (dalam Warsidi dan Pramuka, 2000) makna dan kegunaan rasio keuangan dalam praktik bisnis pada kenyataannya bersifat subyektif tergantung kepada, untuk apa suatu analisis dilakukan dan dalam konteks apa analisis tersebut diaplikasikan. Menurut Husnan (2001) untuk melakukan analisis rasio keuangan diperlukan perhitungan rasio-rasio keuangan yang mencerminkan aspek-aspek tertentu yang mungkin dihitung berdasarkan atas angka-angka yang ada dalam neraca saja, dalam laporan laba rugi saja, atau pada neraca dan laporan laba laba rugi. Selain bersifat future oriented rasio-rasio keuangan tersebut dapat digunakan untuk menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik buruknya keadaan atau kondisi keuangan suatu perusahaan (Munawir, 2004:64), dengan mengetahui informasi tersebut kita dapat mengetahui tingkat laba yang dicapai perusahaan dimasa yang akan datang. Analisis rasio keuangan bukan hanya dapat menentukan tingkat keuntungan yang diperoleh tapi juga dapat menentukan tingkat likuiditas, solvabilitas, keefektifan operasi perusahaan. 1. Prediksi Perubahan laba dengan Current ratio Cerrent ratio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi liabilitas jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancarnya. Rasio ini dihitung dengan membagi aset lancar dan liabilitas lancar. Rasio ini sering disebut rasio model kerja yang menunjukkan jumlah aset lancar yang tersedia yang dimiliki oleh perusahaan untuk merespon kebutuhan-kebutuhan bisnis dan meneruskan kegiatan bisnis harian. Rasio yang rendah menunjukkan likuiditas yang tinggi. Pengaruh current ratio terdapat perubahan laba adalah semakin tinggi nilai current ratio maka laba bersih yang dihasilkan perusahaan semakin sedikit. Rasio lancar yang tinggi menunjukan adanya kelebihan aset lancar karena aset lancar banyak yang menganggur atau tidak digunakan dalam kegiatan operasi perusahaan yang menghasilkan laba sehingga berakibat pada rendahnya profitabilitas perusahaan. 2. Prediksi Perubahan Laba Dengan Debt To Equity Ratio Rasio ini mengambarkan perbandingan liabilitas dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh liabilitas. Rasio ini adalah perbandingan antara kekayaan bersih dan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 5 (2013)
9
jumlah seluruh liabilitas perusahaan. Rasio ini diperoleh dengan membagi kekayaan bersih terhadap seluruh liabilitas baik yang sedang berjalan maupun liabilitas jangka panjang. Semakin besar debt to equity ratio menunjukkan bahwa struktur modal lebih banyak memanfaatkan liabilitas dibandingkan dengan ekuitas. Artinya, semakin besar debt to equity ratio mencerminkan solvabilitas perusahaan semakin rendah sehingga kemampuan perusahaan untuk membayar liabilitas rendah. Besarya liabilitas yang terdapat dalam struktur modal perusahaan sangat penting untuk memahami perimbangan antara resiko dan laba yang didapat. Labilitas membawa resiko karena setiap liabilitas pada umumnya akan menimbulkan keterikatan yang tetap bagi perusahaan berupa kewajiban untuk membayar beban bungn berserta cicilan kewajiban pokoknya (principal) secara periodik. Pengaruh debt to equity ratio terhadap perubahan laba adalah semakin tinggi nilai debt to equity ratio maka laba bersih yang dihasilkan perusahaan semakin sedikit. Rasio debt to equity yang tinggi menunjukan besarnya tingkat ketergantungan perusahaan terhadap pihak kreditur atas pendanaan eksternalnya yang berupa liabilitas lancar maupun liabilitas jangka panjang yang berdampak pula pada semakin besarnya liabilitas untuk membayar beban bunga beserta cicilan pokoknya (principal) secara periodik dan pada akhirnya akan mengurangi laba yang dihasilkan selama periode tertentu. 3. Prediksi Perubahan Laba dengan Total Asset Turn Over (TATO) Rasio perputaran total aset mengukur aktivitas dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan melalui penggunaan aset yang dimiliki. Rasio ini juga dapat digunakan untuk mengukur seberapa efisien aset tersebut telah dimanfaatkan untuk memperoleh penghasilan sehingga rasio ini dapat digunakan untuk memprediksi laba yang akan datang. Pengaruh rasio total asset turn over terhadap perubahan laba bersih perusahaan adalah semakin cepat tingkat perputaran aktiva maka laba bersih yang dihasilkan akan semakin meningkat, karena perusahaan sudah dapat memanfaatkan aset tersebut untuk meningkatkan penjualan yang berpengaruh terhadap pendapatan. Kenaikan pendapatan dapat menaikan laba bersih perusahaan. 4. Prediksi Perubahan Laba dengan Return on Equity (ROE) Rasio return on equity dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas dari perspektif pemegang saham biasa. Imbalan bagi para pemegang saham biasa adalah laba bersih perusahaan. Rasio ini menunjukan seberapa banyak rupiah yang diperoleh dari laba bersih untuk setiap rupiah yang diinvestasikan oleh para pemengang saham (pemilik perusahaan). Rasio ini dapat dihitung dengan membagi laba bersih dengan modal pemegang saham. Kemampuan perusahaan dalam menentukan jenis investasi yang tepat juga dapat berpengaruh terhadap besarnya laba yang diperoleh. Pengaruh rasio return on equity terhadap perubahan laba bersih perusahaan adalah semakin tinggi nilai rasio ini maka semakin tinggi pula tingkat laba yang dihasilkan karena penambahan modal kerja digunakan untuk membiayai oprasi perusahaan yang akhirnya dapat menghasilkan laba. 5. Prediksi Perubahan Laba dengan Return on asset (ROA) Return on asset adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan total aset yang dimiliki. ROA merupakan rasio antara laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) terhadap total aset. Aset adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan baik dalam wujud aset lancar maupun aset tidak lancar. Pengaruh return on asset terhadap perubahan laba bersih adalah semakin besar return on asset menunjukan semakin baiknya kinerja perusahaan memanfaatkan total aset yang dimiliki dalam melakukan kegiatan operasional untuk menghasilkan pendapatan.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 5 (2013)
10
Sehingga pendapatan perusahaan semakin meningkat dan pada akhirnya juga meningkatkan profitabilitas perusahaan. 6. Prediksi Perubahan Laba denga Gross profit margin (GPM) Rasio gross profit margin dapat digunakan mengukur efisiensi produksi, penentuan harga jual dan keuntungan yang diperoleh setelah produk tersebut dijual. Perubahan harga jual atau harga pokok dapat mempengaruhi laba perusahaan yang diperoleh. Dalam keadaan kondisi normal gross profit margin harus bernilai positif karena menunjukkan perusahaan tersebut dapat menjual produknya diatas harga pokoknya sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian. Pengaruh gross profit margin terhadap perubahan laba bersih perusahaan adalah semakin tinggi nilai rasio ini maka laba bersih yang dihasilkan akan semakin menikgkat. Hal tersebut menandakan bahwa laba kotor yang dihasilkan dapat menutup biaya yang bervariasi yang digunakan untuk melakukan perbuatan penjualan. Perumusan Hipotesis Berdasarkan tinjauan peneliatian terdahulu dari landasan teori yang telah dipaparkan diatas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: H1 : Variabel-variabel Current Ratio (CR), debt to equity ratio (DER), Total Asset Turn Over (TATO), Return on asset (ROA), dan Return on Equity (ROE), danGross profit margin (GPM) secara simultan berpengaruh terhadap perubahan laba. H2a : Current Ratio (CR) berpengaruh terhadap perubahan laba. H2b : Debt to equity ratio (DER) berpengaruh terhadap perubahan laba. H2c : Total Asset Turn Over (TATO) berpengaruh terhadap perubahan laba. H2d : Return on Equity (ROE) berpengaruh terhadap perubahan laba. H2e : Return on Asset (ROA) berpengaruh terhadap perubahan laba. H2f : Gross Profit Margin (GPM) berpengaruh terhadap perubahan laba. METODA PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran Obyek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis, data yang digunakan harus terukur, dan akan menghasilkan simpulan yang dapat digeneralisasi. Populasi adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Teknik Pengambilan Sampel Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Yaitu pemilihan sampel perusahaan selama periode penelitian berdasarkan kriteria tertentu. Adapun tujuan dari metode ini untuk mendapat sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Beberapa kriteria yang ditetapkan untuk memperoleh sampel sebagai berikut: 1. Perusahaan manufaktur jenis makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian yaitu tahun 2008 sampai dengan 2011. 2. Perusahaan makanan dan minuman menghasilkan laba positif selama periode 2007 hingga 2011. Alasan pengunaan periode 2007 untuk perhitungan perubahan laba perusahaan tahun 2011. Perusahaan manufaktur yang terpilih menjadi sampel penelitian sebanyak 9 perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel dan Definisi Operasional Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel yaitu variabel bebas (indepandent variable) dan variabel terikat(depandent variable). Variabel dependen dalam
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 5 (2013)
11
penelitian adalah perubahan laba, dan variabel indepanden adalah Current Ratio, debt to equity ratio, Total Asset Turn Over, Return on asset, Return on Equity, dan Gross profit margin. 1. Perubahan Laba (PL) Perubahan laba dalam penelitian ini adalah perubahan laba relatif. Perubahan laba relatif dihitung dengan cara:
2. Current Ratio (CR) Current Ratio menunjukan tingkat keamanan kreditur jangka pendek atau kemampuan perusahaan untuk membayar liabilitas. Jika Current Ratio relatif tinggi hal ini menunjukkan jaminan yang lebih baik atas liabilitas jangka pendek, tetapi bila terlalu tinggi efeknya terhadap earning power kurang baik. Current Ratio (CR) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
3. Debt to Equity Ratio (DER) Debt to equity ratio menunjukkan perbandingan antara liabilitas yang diberikan oleh para kreditur dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan. Debt to equity ratio (DER) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
4. Total Asset Turn Over (TATO) Dalam total asset turn over perputaran yang lambat dari aset menunjukan adanya hambatan. Diharapkan perputaran total asset akan semakin naik, yang berarti pemakaian lebih efisien. Kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aset berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuh menghasilkan revenue. Total asset turn over (TATO) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
5. Return on Equity (ROE) Return on Equity (membandingkan laba bersih setelah pajak (EAT) dengan total modal sendiri (equity). Return on Equity dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
6. Return on Asset (ROA) Return on Asset mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aset untuk menghasilkan keuntungan. Return on asset dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
7. Gross Profit Margin (GPM) Gross Profit Margin mengukur efisiensi produksi dan penentuan harga jual. Laba kotor didefinisi sebagai selisih antara penjualan dan harga pokok penjualan. Gross profit margin dapat dihitung dengan rumus sebagai berukut:
Teknik Analisa Data Langkah-langkah analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menghitung variabel dependen dan independen
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 5 (2013)
2. 3. 4. 5.
12
Analisis Regresi linear berganda. Uji Asumsi Klasik Analisis Koefisien Determinasi Multiple (R2) Pengujian Hipotesis a. Uji Simultan (Uji F) b. Uji Parsial (Uji t)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Perhitungan Variabel 1. Perubahan Laba (PL) Perubahan laba dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Laba sekarang – Laba tahun lalu Perubahan laba = Laba tahun lalu Perbandingan perubahan laba kesembilan perusahaan dapat dijelaskan pada tabel berikut: Tabel 1 Perbandingan Perubahan Laba Tahun 2008 – 2011 Perubahan Laba Pertahun Rata-Rata Kode 2008 2009 2010 2011 Perubahan Laba CEKA 0,129 0,776 -0,403 2,258 0,690 DLTA 0,770 0,510 0,103 0,039 0,356 INDF 0,055 1,007 0,422 0,042 0,382 MYOR 0,386 0,897 0,301 -0,027 0,389 MLBI 1,634 0,531 0,301 0,146 0,653 SKLT -0,256 1,998 -0,622 0,236 0,339 STTP -0,691 7,528 0,038 0,001 1,719 AISA 0,820 0,317 1,007 0,673 0,704 ULTJ 9,018 -0,799 0,752 -0,054 2,229 2. Current Ratio (CR) Current ratio dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Aset Lancar Current Ratio = Liabilitas Lancar Perbandingan current ratio perusahaan makanan dan minuman dari tahun 2008 sampai 2011 adalah sebagai berikut: Tabel 2 Perbandingan Current Ratio Tahun 2008 – 2011 Current Ratio (CR) Rata-Rata Kode 2008 2009 2010 2011 CR CEKA 7,347 4,799 1,672 1,687 3,876 DLTA 3,789 4,531 6,331 6,009 5,165 INDF 0,881 1,163 2,036 1,910 1,497 MYOR 2,189 2,290 2,581 2,219 2,320 MLBI 0,935 0,659 0,945 0,994 0,883 SKLT 1,705 1,890 1,925 1,697 1,804 STTP 1,226 1,688 1,709 1,035 1,415 AISA 0,873 1,203 1,285 1,894 1,314 ULTJ 1,805 2,116 2,001 1,521 1,861
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 5 (2013)
13
3. Debt to Equity Ratio (DER) Debt to equity ratio dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Debt to Equity Ratio =
Total Liabilitas Total Ekuitasi
Perbandingan debt to equity ratio perusahaan makanan dan minuman pada tahun 2008 sampai 2011 dapat dijelaskan pada tabel sebagai berikut: Tabel 3 Perbandingan Debt To Equity Ratio Tahun 2008 - 2011 Debt to Equity Ratio (DER) Rata-Rata Kode 2008 2009 2010 2011 DER CEKA 1,577 0,886 1,755 1,033 1,312 DLTA 0,335 0,272 0,199 0,222 0,257 INDF 3,084 2,451 1,336 1,133 2,001 MYOR 1,323 1,026 0,118 1,767 1,059 MLBI 1,735 8,441 1,413 1,302 3,223 SKLT 0,997 0,729 0,685 0,743 0,789 STTP 0,725 0,357 0,452 0,908 0,610 AISA 1,602 1,461 2,339 0,990 1,598 ULTJ 0,532 0,452 0,544 0,555 0,521 4. Total Asset Turn Over (TATO) Total Asset Turn Over dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Penjualan Total Asset Turn Over = Total Aset Perbandingan total assets turnover ratio dapat dijelaskan pada tabel sebagai berikut: Tabel 4 Perbandingan Total Assets Turnover Tahun 2008 – 2011 Total Assets Turnover (TATO) Rata-Rata Kode 2008 2009 2010 2011 TATO CEKA 3,237 2,101 0,844 1,504 1,922 DLTA 0,965 0,974 0,773 0,810 0,881 INDF 0,980 0,926 0,812 0,846 0,891 MYOR 1,337 1,471 16,422 1,432 5,166 MLBI 1,408 1,627 1,574 1,523 1,533 SKLT 1,558 1,408 1,576 0,163 1,176 STTP 0,996 1,143 1,175 1,099 1,103 AISA 0,481 0,340 0,364 0,488 0,418 ULTJ 0,793 0,931 0,937 0,965 0,906 5. Return on Equity (ROE) Return on Equity dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Laba bersih setelah pajak Return on Equity = Total ekuitas Perbandingan Return on Equity dapat dijelaskan pada tabel sebagai berikut:
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 5 (2013)
Tabel 5 Perbandingan Return on Equity Tahun 2008 – 2011 Return on Equity (ROE) Rata-Rata Kode 2008 2009 2010 2011 ROE CEKA 0,119 0,164 0,096 0,238 0,154 DLTA 0,161 0,214 0,242 0,262 0,220 INDF 0,121 0,204 0,176 0,159 0,165 MYOR 0,158 0,235 0,243 0,199 0,209 MLBI 0,646 3,236 0,940 0,957 1,445 SKLT 0,042 0,113 0,041 0,049 0,061 STTP 0,013 0,102 0,095 0,087 0,074 AISA 0,073 0,060 0,132 0,072 0,084 ULTJ 0,268 0,051 0,083 0,072 0,118 6. Return on Asset (ROA) Return on Asset dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Laba bersih sebelum bunga dan pajak Return on Asset = Total aset Perbandingan Return on Asset dapat dijelaskan pada tabel sebagai berikut: Tabel 6 Perbandingan Return on Equity Tahun 2008 – 2011 Return on Asset (ROA) Rata-Rata Kode 2008 2009 2010 2011 ROA CEKA 0,070 0,123 0,047 0,158 0,100 DLTA 0,169 0,234 0,272 0,294 0,242 INDF 0,066 0,101 0,115 0,119 0,100 MYOR 0,094 0,155 1,497 0,095 0,460 MLBI 0,334 0,476 0,523 0,557 0,472 SKLT 0,037 0,063 0,031 0,037 0,042 STTP 0,006 0,073 0,069 0,065 0,053 AISA 0,052 0,031 0,049 0,052 0,046 ULTJ 0,156 0,057 0,101 0,072 0,097 7. Gross Profit Margin (GPM) Gross Profit Margin dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Laba bruto Gross Profit Margin = Penjualan Perbandingan Gross Profit Margin dapat dijelaskan pada tabel sebagai berikut:
14
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 5 (2013)
15
Tabel 7 Perbandingan Gross Profit Margin Tahun 2008 – 2011 Gross Profit Margin (GPM) Rata-Rata Kode 2008 2009 2010 2011 GPM CEKA 0,120 0,116 0,116 0,159 0,128 DLTA 0,422 0,458 0,657 0,697 0,558 INDF 0,231 0,279 0,325 0,278 0,278 MYOR 0,193 0,237 0,236 0,175 0,210 MLBI 0,482 0,525 0,574 0,581 0,541 SKLT 0,182 0,190 0,198 2,070 0,660 STTP 0,145 0,163 0,174 0,173 0,164 AISA 0,313 0,287 0,261 0,241 0,275 ULTJ 0,191 0,261 0,315 0,298 0,266 Analisis Regresi Linear Berganda Regresi linier berganda merupakan suatu persamaan yang menggambarkan hubungan antara lebih dari satu variabel bebas dengan satu variabel terikat. Regresi linier berganda diterapkan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara variabel bebas current ratio (CR), debt to equity (DER), total asset turn over (TATO), return on equity (ROE), return on asset (ROA), dan gross profit margin (GPM) terhadap variabel terikat perubahan laba (PL), serta mengetahui besar pengaruhnya. Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan Program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 8 Koefisien Regresi a Coefficients
Unstandardized Coefficients Model 1
(Constant) CR
B 2,405
Std. Error ,987
Standardized Coefficients Beta
Collinearity Statistics t 2,436
Sig. ,021
Tolerance
VIF
,433
,232
,174
2,491
,037
,844
1,185
DER TATO
-,906
,616
-,652
-1,471
,152
,157
6,351
,069
,399
,092
,172
,864
,109
9,179
ROE
,939
1,920
,433
2,171
,045
,106
9,445
ROA
,975
4,576
,282
3,455
,012
,180
8,424
GPM
-,953
1,135
-,163
-,840
,408
,819
1,221
a. Dependent Variable: PL
Tabel tersebut menunjukkan persamaan regresi yang dapat menjelaskan hubungan antara variabel bebas current ratio, debt to equity, total asset turn over, return on equity, return on asset, dan gross profit margin terhadap variabel terikat perubahan laba. Dari tabel, diperoleh model regresi linier berganda yaitu: PL = 2,405 + 0,433 CR - 0,906 DER + 0,069 TATO + 0,939 ROE + 0,975 ROA –0,953 GPM Berdasarkan model regresi di atas dapat dijelaskan bahwa: 1. Nilai a sebesar 2,405 Menunjukkan bahwa jika current ratio (CR), debt to equity (DER), total asset turn over (TATO), return on equity (ROE), return on asset (ROA) dan gross profit margin (GPM), maka perubahan laba (PL) akan konstan sebesar 2,405.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 5 (2013)
16
2. Nilai b1 sebesar - 0,210 Menunjukkan jika current ratio (CR) meningkat satu satuan, maka akan dapat menurunkan perubahan laba (PL) sebesar 0,210 satuan dengan asumsi variabel bebas yang lain konstan. 3. Nilai b2 sebesar - 0,906 Menunjukkan jika debt to equity (DER) meningkat satu satuan, maka akan dapat menurunkan perubahan laba (PL) sebesar 0,906 satuan dengan asumsi variabel bebas yang lain konstan. 4. Nilai b3 sebesar 0,069 Menunjukkan jika total asset turn over (TATO) meningkat satu satuan, maka akan dapat menaikkan perubahan laba (PL) sebesar 0,069 satuan dengan asumsi variabel bebas yang lain konstan. 5. Nilai b4 sebesar 0,939 Menunjukkan jika return on equity (ROE) meningkat satu satuan, maka akan dapat menaikkan perubahan laba (PL) sebesar 0,939 satuan dengan asumsi variabel bebas yang lain konstan. 6. Nilai b5 sebesar 0,975 Menunjukkan jika return on asset (ROA) meningkat satu satuan, maka akan dapat meningkatkan perubahan laba (PL) sebesar 0,975 satuan dengan asumsi variabel bebas yang lain konstan. 7. Nilai b6 sebesar -0,953 Menunjukkan jika gross profit margin (GPM) meningkat satu satuan, maka akan dapat menurunkan perubahan laba (PL) sebesar 0,953 satuan dengan asumsi variabel bebas yang lain konstan. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Modal regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal (Santoso, 2001:212). Untuk mendeteksi normalitas adalah dengan melihat penyebaran data/titik pada sumbu diagonal dari grafik, dasar pengambilan keputusan adalah: a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Jika data menyebar jauh garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: PL 1,0
Expected Cum Prob
,8
,5
,3
0,0 0,0
,3
,5
Observed Cum Prob
,8
1,0
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 5 (2013)
17
Dari grafik di atas diketahui bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal. Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas. Dimana uji ini dihitung dengan menggunakan alat bantu ukur program SPSS. 2. Analisis Autokorelasi Uji autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linear berganda ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka diidentifikasi terjadi masalah Autokorelasi. Regresi yang baik adalah regresi yang tidak terjadi Autokorelasi di dalamnya. Tabel 9 Nilai Durbin Watson Model Durbin Watson 1 2,128 Untuk mendeteksi autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut: a. 1,65 < DW< 2,35 maka tidak ada autokorelasi. b. 1,21 < DW< 1,65 atau 2,35< DW< 2,79 maka tidak dapat disimpulkan c. DW < 1,21 atau DW >2,79 maka terjadi autokorelasi. Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa model regresi yang terbentuk tidak terjadi autokorelasi karena mempunyai angka Durbin Watson di antara 1,65 < DW< 2,35 sebesar yaitu 2,128. 3. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas dimaksudkan untuk mengidentifikasi hubungan antar variabel independen (bebas). Regresi yang baik adalah regresi yang variabel bebasnya tidak memiliki hubungan yang erat atau dengan kata lain tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independennya. Ketentuan dalam pengujian ini adalah: a. Jika nilai tolerance < 0,10 dan VIF > 10, maka terdapat korelasi yang terlalu besar di antara salah satu variabel bebas dengan variabel-variabel bebas yang lain (terjadi multikolinearitas). b. Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinearitas. Dari hasil pengolahan data dengan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 10 Nilai Tolerance Dan VIF No.
Variabel
Toleransi
VIF
1
Current ratio
0,844
1,185
2
Debt to equity
0,157
6,351
3
Total asset turn over
0,109
9,179
4
Return on equity
0,106
9,445
5
Return on asset
0,180
8,424
6
Gross profit margin
0,819
1,221
Dari 6 variabel bebas yang ada diketahui bahwa keenam variabel bebas yaitu CR, DER, TATO, ROE, ROA, dan GPM memiliki nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10, maka keenam variabel bebas ini bebas dari Multikolinearitas.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 5 (2013)
18
4. Uji Heteroskedastisitas Uji terhadap adanya heteroskedastisitas adalah bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian residual dari pengamatan satu ke pengamatan yang lain. Jika varians dari pengamatan yang satu ke pengamatan yang lain tetap, maka ini disebut homoskesdastisitas. Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Santoso (2001:210) mengatakan bahwa jika sebaran titik-titik berada di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak membentuk pola yang jelas, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Scatterplot Dependent Variable: PL 4
Regression Studentized Residual
3
2
1
0
-1 -2 -3
-2
-1
0
1
2
Regression Standardized Predicted Value
Gambar 2 Uji Heteroskedastisitas Dari grafik di atas diketahui bahwa titik-titik data tersebar di daerah antara 0 – Y dan tidak membentuk pola tertentu, maka model regresi yang terbentuk diidentifikasi tidak terjadi heteroskedastisitas. Karena data yang diolah sudah tidak mengandung heteroskedastisitas, maka persamaan regresi linear berganda yang diperoleh dapat dipergunakan untuk penelitian. Analisis Koefisien Determinasi Multiple (R2) Analisis koefisien determinasi multiple merupakan alat ukur untuk melihat kadar keterikatan antara variabel bebas dan terikat secara simultan. Analisis koefisien determinasi berganda menunjukkan persentase hubungan dari variasi turun naiknya variabel bebas yang mempengaruhi variabel terikat. Tabel 11 Koefisien Determinasi Multiple Model Summaryb
Model 1
R ,621 a
R Square ,386
Adjusted R Square ,283
Std. Error of the Estimate 2,03400
Durbin-W atson 2,128
a. Predictors: (Constant), GPM, DER, ROA, CR, TATO, ROE b. Dependent Variable: PL
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa koefisien determinasi multiple (R2) atau R Square adalah sebesar 0,368 atau 36,8%, ini berarti bahwa current ratio (CR), debt to equity (DER), total asset turn over (TATO), return on equity (ROE), return on asset (ROA) dan gross profit margin (GPM) secara bersama-sama mampu menjelaskan turun naiknya
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 5 (2013)
19
perubahan laba (PL) sebesar 36,8%, sedangkan sisanya sebesar 63,2% dipengaruhi faktor lain di luar penelitian ini. Uji Simultan dengan Uji F Uji signifikansi dengan uji F digunakan untuk mengetahui apakah model regresi linier berganda yang telah didapat telah signifikan (telah sesuai untuk menggambarkan pengaruh simultan variabel bebas terhadap variabel terikat). Uji signifikansi model ini dapat dilihat pada nilai F hitung yang telah diperoleh dari program SPSS sebagai berikut: Tabel 4.11 Analisis of Varians ANOVAb Model 1
Regression
Sum of Squares 13,776
df 6
Mean Square 2,296 4,136
Residual
119,956
29
Total
133,731
35
F 15,555
Sig. ,001 a
a. Predictors: (Constant), GPM, DER, ROA, CR, TATO, ROE b. Dependent Variable: PL
Untuk mengetahui variabel-variabel independen berpengaruh secara simultan (bersama) terhadap variabel dependen digunakan uji F dengan tingkat signifikansi α = 0,05. Jika hasil statistik F pada taraf signifikansi ≤ 0,05 berarti variabel-variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap variabel terikat dan sebaliknya. Karena nilai sig < 0,05 yaitu 0,001 < 0,05, maka Ha diterima dan H0 ditolak, sehingga dapat diambil simpulan bahwa keseluruhan variabel bebas current ratio, debt to equity, total asset turn over, return on equity, return on asset, dan gross profit margin secara simultan berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Hasil uji F ini berarti mendukung hipotesis bahwa current ratio (CR), debt to equity (DER), total asset turn over (TATO), return on equity (ROE), return on asset (ROA) dan gross profit margin (GPM) secara simultan berpengaruh terhadap perubahan laba (PL). Adanya pengaruh yang signifikan ini menunjukkan bahwa rasio keuangan bisa digunakan sebagai prediksi atau bersifat future oriented, yaitu rasio-rasio keuangan dapat digunakan untuk menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik buruknya keadaan atau kondisi keuangan suatu perusahaan (Munawir, 2004:64). Dengan mengetahui informasi yang dicerminkan oleh kinerja keuangan, seorang analis dapat mengetahui tingkat laba yang dicapai perusahaan di masa yang akan datang. Rasio likuiditas yang dicerminkan oleh current ratio menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek selain itu menunjukkan modal usaha yang bisa digunakan untuk menambah kemampuan usaha, sehingga makin meningkat rasio likuiditas dapat meningkatkan laba perusahaan. Rasio solvabilitas yang dicerminkan oleh debt to equity menunjukkan ketergantungan perusahaan terhadap pihak kreditur atas pendanaan eksternalnya untuk membiayai usaha yang berdampak pula pada semakin besarnya liabilitas untuk membayar beban bunga beserta cicilan pokoknya (principal) secara periodik dan pada akhirnya akan mengurangi laba yang dihasilkan selama periode tertentu. Rasio aktivitas yang dicerminkan oleh total asset turn over menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memutar modal kerja, semakin cepat tingkat perputaran aset maka laba yang dihasilkan akan semakin meningkat pula. Demikian pula dengan rasio profitabilitas yang dicerminkan oleh GPM, ROA, dan ROE menunjukkan bila perusahaan semakin mampu dalam mengelola modal usahanya maka makin meningkat pendapatannya, dan makin meningkat pendapatannya akan makin meningkat pula labanya.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 5 (2013)
20
Uji Pengaruh Parsial dengan Uji t Uji parsial (uji t) digunakan untuk mengetahui apakah model persamaan regresi telah signifikan untuk digunakan mengukur pengaruh secara parsial variabel bebas current ratio, debt to equity, total asset turn over, return on equity, return on asset, dan gross profit margin terhadap perubahan laba. Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan Program SPSS diperoleh hasil output t hitung sebagai berikut: Tabel 12 Uji Parsial (Uji t) a Coefficients
Unstandardized Coefficients Model 1
(Constant)
B 2,405
Std. Error ,987
Standardized Coefficients Beta
Collinearity Statistics t 2,436
Sig. ,021
Tolerance
VIF
CR
,433
,232
,174
2,491
,037
,844
1,185
DER
-,906 ,069
,616 ,399
-,652 ,092
-1,471 ,172
,152 ,864
,157 ,109
6,351 9,179
ROA
,939 ,975
1,920 4,576
,433 ,282
2,171 3,455
,045 ,012
,106 ,180
9,445 8,424
GPM
-,953
1,135
-,163
-,840
,408
,819
1,221
TATO ROE
a. Dependent Variable: PL
Prosedur pengujian menggunakan uji t dua sisi (α = 0,05/2) dengan tingkat signifikansi 0,025. 1. Uji parsial antara variabel bebas current ratio (CR) terhadap perubahan laba (PL), dengan nilai sig = 0,037. Karena nilai sig 0,037 < 0,05 maka H0 ditolak, sehingga dapat diambil simpulan bahwa variabel bebas current ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Hasil uji t ini berarti mendukung hipotesis bahwa current ratio berpengaruh terhadap perubahan laba. 2. Uji parsial antara variabel bebas debt to equity (DER) terhadap perubahan laba (PL), dengan nilai sig = 0,152. Karena nilai sig 0,152 > 0,05 maka H0 tidak berhasil ditolak, sehingga dapat diambil simpulan bahwa variabel bebas debt to equity secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Hasil uji t ini berarti tidak mendukung hipotesis bahwa debt to equity berpengaruh terhadap perubahan laba. 3. Uji parsial antara variabel bebas total asset turn over (TATO) terhadap perubahan laba (PL), dengan nilai sig = 0,864. Karena nilai sig 0,864 > 0,05 maka H0 tidak berhasil ditolak, sehingga dapat diambil simpulan bahwa variabel bebas total asset turn over secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Hasil uji t ini berarti tidak mendukung hipotesis bahwa total asset turn over berpengaruh terhadap perubahan laba. 4. Uji parsial antara variabel bebas return on equity (ROE) terhadap perubahan laba (PL), dengan nilai sig = 0,045. Karena nilai sig 0,045 < 0,05 maka H0 ditolak, sehingga dapat diambil simpulan bahwa variabel bebas return on equity secara parsial berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Hasil uji t ini berarti mendukung hipotesis bahwa return on equity berpengaruh terhadap perubahan laba. 5. Uji parsial antara variabel bebas return on asset (ROA) terhadap perubahan laba (PL), dengan nilai sig = 0,012.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 5 (2013)
21
Karena nilai sig 0,012 < 0,05 maka H0 ditolak, sehingga dapat diambil simpulan bahwa variabel bebas return on asset secara parsial berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Hasil uji t ini berarti mendukung hipotesis bahwa return on asset berpengaruh terhadap perubahan laba. 6. Uji parsial antara variabel bebas gross profit margin (GPM) terhadap perubahan laba (PL), dengan nilai sig = 0,408. Karena nilai sig 0,408 > 0,05 maka H0 tidak berhasil ditolak, sehingga dapat diambil simpulan bahwa variabel bebas gross profit margin (GPM) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Hasil uji t ini berarti tidak mendukung hipotesis bahwa gross profit margin berpengaruh terhadap perubahan laba. Dari hasil uji t diketahui bahwa semua variabel bebas current ratio, debt to equity, total asset turn over, return on equity, return on asset, dan gross profit margin secara parsial tidak berpengaruh terhadap perubahan laba karena nilai sig > 0,05. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil beberapa simpulan yang nantinya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan, yaitu: 1. Dari hasil perhitungan didapatkan model regresi : PL = 2,405 + 0,433 CR - 0,906 DER + 0,069 TATO + 0,939 ROE + 0,975 ROA –0,953 GPM. Dari model tersebut diketahui adanya pengaruh current ratio (CR), debt to equity (DER), total asset turn over (TATO), return on equity (ROE), return on asset (ROA) dan gross profit margin (GPM) terhadap perubahan laba (PL) yang dilihat dari koefisien regresi ≠ 0, namun pengaruh tersebut harus diuji lagi dengan uji F dan uji t. 2. Berdasarkan hasil uji F diketahui bahwa nilai sig < 0,05 yaitu 0,001 < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat diambil simpulan bahwa rasio keuangan yang terdiri dari current ratio, debt to equity, total asset turn over, return on equity, return on asset dan gross profit margin secara simultan berpengaruh terhadap perubahan laba. 3. Dari hasil uji t diketahui bahwa variabel bebas current ratio secara parsial berpengaruh terhadap perubahan laba karena nilai sig < 0,05, yaitu 0,037. Hal ini karena current ratio (CR) yang lancar menyebabkan ketersediaan modal yang digunakan untuk membiayai usaha dalam jangka pendek cukup tersedia sehingga dapat meningkatkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. 4. Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa variabel bebas return on equity secara parsial berpengaruh terhadap perubahan laba karena nilai sig < 0,05, yaitu 0,045. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan rasio return on equity menunjukkan bahwa modal saham yang dimiliki oleh perusahaan makin meningkat, sehingga dapat digunakan untuk modal kerja guna meningkatkan pendapatan dan laba. 5. Dari hasil uji t diketahui bahwa variabel bebas return on asset secara parsial berpengaruh terhadap perubahan laba karena nilai sig < 0,05, yaitu 0,012. hal ini menunjukkan bahwa semakin besar return on asset semakin baik kinerja perusahaan memanfaatkan total aset yang dimiliki dalam melakukan kegiatan operasional untuk menghasilkan pendapatan dan menghasilkan laba. 6. Hasil uji t juga menunjukkan bahwa variabel bebas debt to equity secara parsial tidak berpengaruh terhadap perubahan laba karena nilai sig > 0,05, yaitu 0,152. Tidak adanya pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap perubahan laba menunjukkan bahwa kewajiban yang ditimbulkan dari penggunaan modal saham tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap perubahan laba perusahaan. 7. Berdasarkan hasil uji t menunjukkan bahwa variabel bebas total asset turn over secara parsial tidak berpengaruh terhadap perubahan laba karena nilai sig > 0,05, yaitu 0,864.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 5 (2013)
22
Adanya pengaruh yang tidak signifikan menunjukkan bahwa penghasilan (revenue) yang dihasilkan tak mempengaruhi perubahan laba perusahaan. 8. Hasil uji t menunjukkan bahwa variabel bebas gross profit margin secara parsial tidak berpengaruh terhadap perubahan laba karena nilai sig > 0,05, yaitu 0,408. Hal ini disebabkan karena laba kotor yang dihasilkan tidak mempengaruhi perubahan laba perusahaan. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah diambil maka saran-saran yang dapat penulis ajukan yang berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Disarankan kepada peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian berkaitan dengan penelitian ini hendaknya menambah jumlah variabel dalam penelitian. 2. Disarankan kepada peneliti selanjutnya hendaknya menambah periode pengamatan yang lebih banyak daripada penelitian ini. 3. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk menambah jumlah sampel yang lebih banyak daripada penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Alwi, S. 2001. Alat-Alat Analisis dalam pembelajaran. Andi offset. Yogyakarta. Amalia, L.S. dan Kristijadi. 2003. Analisis rasio keuangan untuk memprediksi kondisi Financial Distress perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, Vol. 7, No. 2 (Desember): 183-209. Anogara, P. dan P. Piji. 2001. Pengantar Pasar Modal. PT Rineka Cipta. Jakarta. Baridwan, Z. 2001. Intermediate Accounting. Edisi Ketuju. BPFE. Yogyakarta. Chariri, A. dan I. Ghozali. 2003. Teori Akuntansi. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Djarwanto. 2004. Pokok-Pokok Analisis laporan Keuangan. Edisi 2. BPFE. Yogyakarta. Hanafi, M.M; dan A.Halim. 1995. Analisis Laporan Keuangan. UPP AMP YKPN. Yogyakarta. Harahap, S.S. 2007. Analisis kritis Laporan Keuangan. Edisi Pertama. PT Raja Grafindo Perkasa. Jakarta. Husnan, S. 2001. Manajemen Keuangan: Teori dan Penerapan. Edisi ke-3 Yogyakarta: BPFE. Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan No 1: Penyajian Laporan Keuangan. Salemba Empat. Jakarta. Munawir, S. 2004. Analisis Lapora Keuangan. Edisi Keempat. Liberty. Yogyakarta. Nugroho, A.H. 2003. Evaluasi Terhadap Alternatif-Alternatif Penilaian Kinerja Perusahaan. Antisipasi Vol. 7, No. 2. Prastowo, D dan R. Juliaty. 2008. Analisis Laporan Keuangan: Konsep dan Aplikasi. Edisi Kedua. UPP STIM YKPN. Yogyakarta. Riyanto, B. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE. Yogyakarta. Santoso, S. 2001. Buku Latihan SPSS Statistik Parametik. PT Alex Media Komputindo. Jakarta. Warsidi dan B.A Pramuka. 2000. Evaluasi Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan di Masa yang Akan Datang Suatu Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di BEJ. Jurnal Akuntasi, Manajemen dan Ekonomi Vol. 2, No. 1: 1-11.